fadil nurhapiz dariansah

advertisement
ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PABRIK TAHU BANDUNG DI
DESA BOJONG RANGKAS KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN
BOGOR
FADIL NURHAPIZ DARIANSAH
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis
Pengembangan Usaha Pabrik Tahu Bandung di Desa Bojong Rangkas Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Fadil Nurhapiz Dariansah
NIM H24090142
ABSTRAK
FADIL NURHAPIZ DARIANSAH. Analisis Pengembangan Usaha Pabrik Tahu
Bandung di Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.
Dibimbing oleh MIMIN AMINAH.
Pabrik tahu Bandung merupakan usaha kecil menengah. Penelitian ini
bertujuan untuk (1) Menganalisis tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung
apabila dilihat dari berbagai aspek non finansial dan (2) Menganalisis tingkat
kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari aspek finansialnya. Data
yang diperoleh yaitu data primer dari hasil wawancara pemilik pabrik dan data
sekunder didapat dari literatur-literatur terkait, informasi dari dinas-dinas terkait,
jurnal, internet, serta dari penelitian terdahulu. Berdasarkan aspek non finansial
usaha pabrik tahu Bandung dikatakan layak secara pasar, layak secara teknis dan
teknologi, layak secara aspek manajemen, serta layak secara sosial ekonomi. Dari
analisis finansialnya, usaha pabrik tahu Bandung yang telah ditentukan umur
proyeknya yaitu selama 10 tahun menghasilkan NPV sebesar Rp. 940.026.679,-,
IRR 22%, Net B/C atau PI adalah 3,57 dan PBP 2,09 tahun. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa usaha tahu Bandung layak untuk dijalankan, baik secara
aspek finansial maupun aspek non finansial. Perhitungan analisis sensitivitas pada
usaha tahu Bandung ini menunjukkan kenaikan harga kedelai lebih sensitif
dibandingkan dengan penurunan jumlah produksi.
Kata kunci : studi kelayakan pengembangan usaha, tahu
ABSTRACT
FADIL NURHAPIZ DARIANSAH. Analysis Business Development Tofu
Factory Bandung in Bojong Rangkas Ciampea District of Bogor Regency. Guided
by AMINAH MIMIN.
Bandung tofu factory is small and medium businesses. This study aims to
(1) analyze the feasibility level of tofu factory Bandung when seen from a variety
of non-financial aspects and (2) to analyze the feasibility level of tofu factory
Bandung when seen from the financial aspect. Data obtained by the primary data
from interviews and secondary data obtained from the relevant literature,
information from relevant agencies, journals, internet, previous research. Based on
the non-financial aspects of business Bandung tofu factory in the market is
feasible, technically feasible and technology, viable aspects of management, as
well as socially and economically. Seen from the financial analysis, business tofu
factory Bandung predetermined age for 10-year project that resulted in NPV of
Rp. 940 026 679, -, IRR 22%, Net B / C or PI is 3.57 and the PBP 2.09 years.
These values demonstrate that the business tofu Bandung eligible to run, both
aspects of the financial and non-financial aspects. Calculation of the sensitivity
analysis in the business knows this Bandung showed a rise in soybean prices is
more sensitive than the decrease in production quantities
Keyword : feasibility study business development, tofu
ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PABRIK TAHU BANDUNG DI
DESA BOJONG RANGKAS KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN
BOGOR
FADIL NURHAPIZ DARIANSAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan bulan Mei 2015 hingga Januarii 2016
ini ialah studi kelayakan usaha, dengan judul Analisis Pengembangan Usaha
Pabrik Tahu Bandung di Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea Kabupaten
Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta, yaitu Agus
Kadarsah dan Nenah Surtinah, serta keluarga yang telah memberikan nasehat,
motivasi, dukungan semangat dan juga doa sehingga penulis berhasil
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen
pembimbing, yaitu Ir. Hj. Mimin Aminah, MM atas kesabarannya dalam
memberikan bimbingan dan masukan-masukan kepada penulis dalam menyusun
skripsi ini. Terima kasih kepada dosen penguji yaitu, Ibu Farida Ratna Dewi, SE,
MM dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.hut, MM yang telah memberikan saran dan
masukkannya dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih kepada seluruh dosen
Departemen Manajemen dan Fakultas Ekonomi Manajemen atas ilmu yang telah
diberikan kepada penulis selama menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih pula kepada seluruh jajaran staf Tata Usaha Departemen Manajemen
atas pelayanan yang diberikan kepada penulis selama belajar di Institut Pertanian
Bogor.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Ade Rahmat selaku
pemilik usaha tahu Bandung yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian pada usahanya serta telah meluangkan waktunya untuk memberikan
informasi dan pengetahuan terkait skripsi yang dilakukan penulis. Terima kasih
kepada teman-teman Rinjani yang telah memberikan nasehat, motivasi, dan doa
selama ini. Terima kasih kepada seluruh sahabat Manajemen 46 atas nasehat,
motivasi dan doa kepada penulis dan terima kasih kepada seluruh pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu atas motivasi dan doa yang telah diberikan
kepada penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2016
Fadil Nurhapiz Dariansah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .............................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... vii
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
Latar Belakang .............................................................................. 1
Perumusan Masalah ...................................................................... 3
Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
Definisi Tahu ................................................................................. 4
Faktor Faktor Penentu Kualitas Tahu ........................................... 4
Studi Kelayakan Bisnis ................................................................. 5
Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ................................................... 6
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis ........ 6
Aspek Aspek Studi Kelayakan Bisnis ........................................... 7
Penelitian Terdahulu ..................................................................... 7
METODE .............................................................................................. 8
Kerangka Pemikiran ...................................................................... 8
Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 10
Jenis Data dan Sumber Data ....................................................... 10
Metode Pengumpulan Data ......................................................... 10
Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 10
Aspek non Finansial .................................................................... 10
Aspek Finansial/Keuangan ......................................................... 12
Asumsi Dasar .............................................................................. 14
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 15
Sejarah Pendirian Usaha Pabrik Tahu Bandung ......................... 15
Aspek Pasar dan pemasaran ........................................................ 15
Aspek Teknik dan Teknologi ...................................................... 20
Aspek Manajemen ....................................................................... 22
Aspek Hukum ............................................................................. 24
Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan .................................... 24
Aspek Finansial ........................................................................... 24
Implikasi Manajerial ................................................................... 26
SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 27
Simpulan ..................................................................................... 27
Saran .......................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 28
LAMPIRAN........................................................................................31
RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 41
DAFTAR TABEL
1. Perbandingan antara kadar protein kedelai dengan beberapa
bahan makanan lain ......................................................................... 1
2. Komposisi kimia tahu tiap 100 gram ................................................ 2
3. Konsumsi rata-rata per kapita beberapa bahan makanan tahun
2009-2013
2
4. Perbandingan harga tahu Bandung dengan merek lainnya ............. 18
5. Bagan pembagian kerja .................................................................. 23
6. Hasil anslisis sentivitas skenario 1 ................................................. 26
7. Hasil analisis sentivitas skenario 2 ................................................. 26
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pemikiran ......................................................................... 9
2. Saluran pemasaran tahu bandung saluran I .................................... 19
3. Saluran pemasaran tahu bandungsaluran II .................................... 19
4. Proses produksi pembuatan tahu Bandung ..................................... 21
5. Tata letak pabrik tahu Bandung ...................................................... 22
DAFTAR LAMPIRAN
1. Asumsi non investasi ...................................................................... 31
2. Investasi .......................................................................................... 32
3. Laba rugi ......................................................................................... 33
4. Cash flow usaha tahu Bandung ...................................................... 34
5. Cash flow analisis sensitivitas penurunan produksi 20% ........... 4437
6. Cash flow analisis sensitivitas harga kedelai meningkat 37,5% .... 39
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tahu merupakan makanan yang berbahan dasar kedelai yang merupakan
salah satu tanaman pangan yang banyak mengandung protein yang dibutuhkan
oleh manusia. Tanaman yang masuk dalam jenis kacang-kacangan ini, memiliki
kandungan gizi yang bagus untuk dikonsumsi. Kedelai mengandung protein
(Glysinin 80%) yang berguna untuk mengurangi kolesterol dan menghambat
tekanan darah tinggi dan antioksidan.
Kedelai mengandung serat yang berguna untuk meredakan gangguan usus
dan meningkatkan metabolisme lemak. Dalam 100 gram kedelai mengandung
34,9 persen protein. Bila dibandingkan dengan daging, jagung, telur ayam, dan
ikan segar, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir
menyamai protein susu skim kering (Cahyadi , 2009). Pada tabel 1 ditnjukkan
perbandingan antara kadar protein kedelai dengan beberapa bahan makanan lain.
Tabel 1 Perbandingan antara kadar protein kedelai dengan beberapa bahan
makanan lain
Bahan Makanan
Susu skim kering
Kedelai
Kacang hijau
Daging
Ikan segar
Telur ayam
Jagung
Beras
Tepung singkong
Sumber: Cahyadi (2009)
Protein (% berat)
36,00
35,00
22,00
19,00
17,00
13,00
9,20
6,80
1,10
Di Indonesia, tahu banyak dijumpai dipenjuru nusantara, selain rasanya
enak dan mengandung nilai gizi yang tinggi, makanan ini memiliki harga jual
yang murah, sehingga dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Di Indonesia
sendiri tahu dikategorikan sebagai salah satu makanan yang menyehatkan, yang
biasa disebut dengan makanan empat sehat lima sempurna. Kandungan gizi pada
tahu yang memberikan nilai gizi tinggi cukup digemari oleh masyarakat Indonesia
dari berbagai kalangan. Berikut kandungan gizi pada tahu :
2
Tabel 2 Komposisi kimia tahu tiap 100 gram
Komponen
Kadar air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Abu
Fosfor
Vitamin B1
Energi
Sumber : Mahmud, dkk. (1990)
Kandungan
82,2 g
10,9 g
4,7 g
0,8 g
223,0 g
1,4 g
183,0 g
0,01 g
80,0 kal
Berdasarkan tabel diatas, maka tidak diragukan lagi mengenai gizi yang
terkandung dalam 100gr tahu. Oleh karena itu, masyarakat sangat gemar
mengkonsumsi tahu, baik dikonsumsi untuk individu, rumah tangga, atau bahkan
untuk kebutuhan bisnis. Tahu dapat dikonsumsi dengan cara dimakan sendiri atau
dicampur dengan sayur dan lauk. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
dari tahun ke tahun yang terjadi di Indonesia, maka jumlah konsumsi kedelai ikut
meningkat, terutama kedelai yang digunakan untuk bahan dasar tahu yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat.
Menurut KOPTI (2013), kebutuhan kedelai tiap bulannya mencapai
3.300.000 kilogram sehingga kebutuhan tiap tahun rata-rata mencapai 39. 600.000
dan relatif stabil. Stok kedelai Kabupaten Bogor selalu tersedia dan relatif aman.
Jika dikaitkan dengan kebutuhan rata-rata dan stok kedelai yang tersedia, maka
permintaan kedelai oleh para pengrajin tahu dapat selalu terpenuhi. Permintaan
akan produk tahu juga dapat dilihat dari konsumsi tahu rata-rata nasional per
kapita. Konsumsi tahu nasional per kapita menunjukkan angka yang cukup tinggi
dibandingkan dengan konsumsi kacang kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa
potensi pasar untuk usaha ini cukup baik. Konsumsi tahu mencapai 6 –7.5
kilogram per tahun per kapita dengan nilai rata-rata pertumbuhan konsumsi relatif
stabil hanya mencapai 0.9 persen.
Tabel 3 Konsumsi rata-rata per kapita beberapa bahan makanan tahun 2009 –2013
Bahan
Satuan
Tahun
RataMakanan unit
rata
2009 2010 2011
2012
2013
pertum
buhan
Kedelai
Kg
0.052 0.052 0.052
0.052 0.052 0.00
Tahu
Kg
7.039 6.987 7.404
6.987 7.039 0.09
Tempe
Kg
7.039 6.935 7.300
7.091 7.091 0.23
Sumber : Deptan (2013)
Dengan melihat tingkat konsumsi yang semakin meningkat, pabrik tahu
Bandung yang berlokasi di desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea,
3
Kabupaten Bogor berusaha meningkatkan jumlah produksi tahu di pabriknya. Hal
ini dilakukan agar dapat menambah jumlah output dan memperoleh keuntungan
yang lebih dari sebelumnya. Namun dengan adanya faktor-faktor lain dalam suatu
usaha, seperti ketidakpastian diwaktu yang akan datang, pasar dan pemasran
produk, dan lain sebagainya yang menyangkut dengan hal-hal terhadap
keberlangsungan suatu usaha, Maka dari itu perlu dilakukan analisis kelayakan
usaha pabrik tahu tersebut agar dapat diketahui layak atau tidaknya, baik layak
secara finansial maupun non finansial.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan suatu analisis untuk
mengkaji apakah langkah yang diambil tepat yaitu, menambah tingkat produksi
dan akan memberikan hasil positif kedepannya atau malah sebaliknya. Maka
diperlukan analisis studi kelayakan yang akan dikaji dalam penelitian ini, antara
lain:
1. Bagaimana tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari
berbagai aspek non finansial, seperti aspek pasar dan pemasaran, aspek hukum,
aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek sosial budaya dan
lingkungan?
2. Bagaimana tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari
aspek finansialnya dengan menganalisis kriteria kelayakan, yaitu Net Present
Value (NPV), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period
(PBP)?
3. Bagaimana sensitivitas kelayakan bisnis terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada harga bahan baku dan penurunan produksi?
Tujuan Penelitian
1. Menganalisis tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari
berbagai aspek non finansial?
2. Menganalisis tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari
aspek finansialnya?
3. Menganalisis sensitivitas kelayakan bisnis terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada bahan baku dan penurunan produksi?
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pemilik Usaha Tahu Bandung
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menambah wawasan mengenai kelayakan usaha pabrik tahu Bandung serta
mampu menjadi bahan pertimbangan dalam keberlangsungan dan pengembangan
usaha.
2. Bagi Akademisi
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya dan mampu
memperbaiki serta menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.
4
3. Bagi Masyarakat
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi masyarakat umum. semoga penelitian ini bermanfaat untuk
dijadikan bahan bacaan dan kajian sebelum memulai usaha.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini, membahas mengenai kelayakan suatu usaha
pabrik tahu Bandung yang dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial.
Penelitian ini dilakukan di daerah Kampung Warung Borong, RT 03/02, Desa
Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Tahu
Tahu merupakan makanan yang populer di masyarakat Indonesia
walaupun asalnya dari Cina. Kepopuleran tahu tidak hanya terbatas karena
rasanya enak, tetapi juga mudah membuatnya dan dapat diolah menjadi berbagai
bentuk masakan serta harganya murah. Selain itu tahu memiliki kandungan gizi
terutama protein yang tinggi, yaitu 10,9 gram per 100 gram tahu (Mahmud,1990).
Kandungan protein tahu yang tinggi ini setara mutunya dengan mutu protein
hewani. Tahu juga mengandung zat gizi yang penting lainnya, seperti lemak,
vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup tinggi.
Tahu mempunyai daya cerna yang sangat tinggi yaitu mendekati 95 %
sehingga dapat dikonsumsi oleh semua golongan umur, termasuk orang yang
mengalami gangguan pencernaan. Kandungan karbohidrat dan kalorinya rendah
menjadikan tahu baik sebagai menu bagi orang yang menjalani diet karbohidrat.
Setiap 200 gram tahu hanya memberikan 7,2 % dari kebutuhan kalori orang
dewasa perhari (Mien, dkk, 1990).
Tingginya kadar protein dan kadar air menyebabkan tahu mudah rusak
karena mudah ditumbuhi mikroba, sehingga tahu hanya mampu bertahan
maksimal 2 hari setelah diproduksi. Dalam memperpanjang masa simpan tahu,
umumnya industri tahu menambahkan pengawet. Bahan pengawet yang
ditambahkan tidak terbatas pada pengawet yang diijinkan, tetapi banyak
pengusaha yang menambahkan formalin sebagai pengawet. Penggunaan formalin
sebagai bahan pengawet sangat murah, mudah, dan praktis, namun hal ini sangat
membahayakan konsumen, karena formalin sama sekali tidak diperuntukkan
sebagai bahan pengawet makanan (Anonymous, 2006).
Faktor-Faktor Penentu Kualitas Tahu
Menurut Suprapti (2005), beberapa hal yang menyebabkan kondisi
(kualitas) tahu berbeda-beda adalah sebagai berikut :
1. Tingkat Kepadatan
Pembuatan tahu padat (dimampatkan) seperti halnya tahu Kediri,
memerlukan bahan (bakal tahu) yang jauh lebih banyak daripada bahan yang
diperlukan dalam pembuatan tahu gembur.
5
2. Adanya Bau Asam
Tahu yang dicetak tidak terlalu padat, umumnya relatif lebih mudah rusak
(karena kadar airnya lebih tinggi). Oleh karena itu, umumnya tahu gembur
dipasarkan atau dijual dalam keadaan direndam air. Selain mengawetkan,
perlakuan ini juga dapat mencegah mengecilnya ukuran tahu karena kandungan
airnya keluar (apabila tidak direndam). Namun, air perendaman tersebut harus
diganti setiap hari. Apabila tidak, tahu akan menjadi berlendir, berbau dan berasa
asam.
3. Penampilan
Penampilan produk tahu menyangkut warna serta keseragaman bentuk dan
ukurannya. Warna yang biasa digunakan untuk tahu adalah kuning, disamping
warna aslinya (putih). Sementara, untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang
sama dapat digunakan cetakan.
4. Cita Rasa Tahu
Cita rasa tahu akan menjadi lebih lezat apabila ke dalam bakal tahu
(sebelum dicetak) ditambahkan bahan-bahan yang dapat berfungsi sebagai
penyedap rasa, seperti garam dan flavour buatan.
Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan bisnis merupakan penelaah atau analisis tentang apakah
suatu kegiatan investasi manfaat atau asil bila dilaksanakan. Studi kelayakan
bisnis telah banyak dikena oleh masyarakat, terutama masyarakat yang bergerak
dalam bidang bisnis. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan
bisnis menuntut adanya penilaian, sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut
dapat memberikan manfaat (benefit) bila bisnis dilakukan.
Umar (2003) menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara studi
kelayakan proyek dan studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan proyek merupakan
penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek dibangun dalam jangka waktu
tertentu. Sedangkan, studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap
rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun,
tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian
keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
Menurut Ibrahm (2009), studi kelayakan yag sering disebut juga feasibility
study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah
menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan.
Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan
saha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam
arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layakya suatu gagasan
usaha/proyek dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam
arti financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.
Sedangkan menurut Suiyanto (2010), studi kelayakan merupakan
penelitian yang bertujuan memutuskan apakah sebuah bisnis layak utuk
dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan
jika ide tersebut dapat mendtangkan manfaat yang lebih besar dari semua pihak
(stakeholder) dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan.
6
Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Johan (2011), adanya studi kelayakan dalam bentuk apapun
terutama dalam sebuah bisnis pastilah memiliki manfaat yang cukup banyak, baik
untuk internal maupun eksternal pihak yang melakukan studi kelayakan bisnis itu
sendiri. Beberapa manfaat studi kelayakan bisnis antara lain yaitu:
1. Manfaat bagi Investor , jika hasil studi kelayakan bisnis tersebut dinilai layak
untuk diaplikasikan dilapangan, maka hasil laporan studi kelayakan bisnis
pun layak untuk ditawarkan kepada calon investor. Sebab investor
berkepentingan secrala langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh
serta jaminan atas keselamatan modal yang akan ditanamkan.
2. Manfaat bagi Kreditor, pihak yang sering kali atau yang paling kita fahami
mana kala ingin memperoleh dana tidak lain adalah bank secara umum. Pihak
kreditor akan memberikan dana atau modal kredit jika usaha yang dijalankan
secara penuh bahkan akan menawarkan diri jika usaha yang akan dijalankan
telah teruji dalan layak.
3. Manfaat bagi Manajemen Perusahaan, bagi sebuh perusahaan sudahlah tentu
banyak memberikan manfaat secara manajemen internal maupun eksternal
perusahaan. Perusahan melakukan studi kelayakan bisnis atau memanfaatkan
studi kelayakan bisnis tidak lain adalah untuk melakukan ekspansi untuk
peningkatan laba perusahaan.
4. Manfaat bagi Pemerintah dan Masyarakat , dalam pelaksanaan studi
kelayakan bisnis harusalah meperhatikan kebijakanp kebijakan yang
ditetapkan pemeirntah karena bagaimana pun pemerintah dapat secara
langsung maupun tidak lansung mempengaruhi kebijakan perusahaan.
Penghematan devisa, dan pemakainan tenaga kerja masal merukapan contohcontoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi.
5. Manfaat bagi Pembangunan Ekonomi , dalam studi kelayakan bisnis untuk
menjadikan usaha tersebut layak untuk dijalankan perlu meperhatikan aspekaspek rencana pembangunan nasional, sehingga memberikan kontribusi demi
tujuan pembangunan ekonomi nasional.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Rangkuti (2012), hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
analisis studi kelayakan bisnis, yaitu :
1. Besarnya dana yang diinvestasikan. Umumnya semakin besar dana jumlah
yang ditanamkan akan semakin mendalam studi yang perlu dilakukan.
2. Tingkat ketidakpastian bisnis. Semakin sulit kita memprediksikan
penghasilan penjualan, biaya, aliran kas, dan lain-lain, semakin berhati-hati
dalam melakukan studi kelayakan. Hal ini misalnya untuk investasi pada
produk-produk baru. Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian
ini, dengan analisis sensitivitas, taksiran konservatif, dan sebagainya.
3. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi bisnis. Faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu bisnis mungkin menjadi sangat kompleks, sehingga
pihak yang melakukan studi kelayakan terhadap bisnis tersebut akan semakin
berhati-hati.
7
Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Sucipto (2011) dalam studi kelayakan bisnis terdapat beberapa
aspek yang harus dianalisis, yaitu :
a. Aspek Hukum, berkaitan dengan legalisasi keberadaan bisnis yang akan
dijalankan baik dari segiperijinan maupun dari segi badan hukumnya.
b. Aspek pasar dan pemasaran, berkaitan dengan potensi pasar produk yang
akan dipasarkan, analisis kekuatan pesaing, estimasi penjualan yang mungkin
bisa diraih (market share).
c. Aspek teknis/operasi dan teknologis, berkaitan dengan pemilihan lokasi
bisnis, pemilihan mesin dan peralatan yang sesuai dengan kapasitas produksi,
penataan layout serta pemilihan teknologi yang sesuai.
d. Aspek manajemen dan organisasi, berkaitan dengan manajemen dalam
pembangunan fisik serta manajemen dalam operasionalnya dan struktur
organisasi.
e. Aspek sosial ekonomi, mencakup pengaruh proyek terhadap kehidupan sosial
dan perekonomian secara makro dan lain sebagainya.
f. Aspek keuangan, berkaitan dengan sumber penggunaan dana serta proyeksi
pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dari masing-masing sumber
dana yang bersangkutan.
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Hadiyanti (2014) yang berjudul Analisis
Kelayakan Usaha Tahu Bandung Kayun-yun Desa Cihideung Ilir, Kecamatan
Ciampea, Kabupaten Bogor. dengan hasil pengolahan data yang dilihat dari aspek
strategi pemasaran, aspek teknis dan teknologi, mancakup kapasitas produksi
ekonomis, mesin, peralatan, rencana investasi, lokasi, tata letak, dan proses
produksi serta quality control. Kriteria kelayakan investasi menghasilkan NPV
usaha bernilai Rp. 293.316.530,-, IRR 39 persen, Net B/C atau PI 3,07 dan PBP
adalah 5,7 tahun. Analisis sensitivitas menunjukkan kenaikan harga kedelai
merupakan variabel yang lebih sensitif dibandingkan dengan penurunan jumlah
produksi.
Penelitian yang dilakukan oleh Kasman Syarif (2011) yang berjudul
Analisis keayakan usaha produk minyak aromatik merk FLOSH (Studi kasus pada
UKM Marun Aromaterapi) dengan hasil pengolahan data yang dilihat dari aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, aspek
lingkungan, dan analisis keuangan. Kriteria kelayakan investasi menghasilkan
NPV usaha bernilai Rp. 659.100.845,-, IRR 79.50 persen, Net B/C atau PI 2.50,
dan PBP adalah 1,25 tahun. Hasil analisis sensitivitas dengan skenario
peningkatan biaya variabel 10 persen menunjukkan usaha ini menjadi tidak layak.
Berbeda dengan skenario penurunan volume penjualan 20 persen menunjukkan
usaha ini masih layak untuk dijalankan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sakina Tiara, (2009) mengenai Analisis
Kelayakan Usaha Srikaya Organik pada Perusahaan Wahana Cory Kecamatan
Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat memiliki hasil analisis terhadap aspek
finansial yang meliputi NPV, Net B/C, IRR dan Payback Period, pengusahaan
srikaya organik oleh Wahana Cory layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat
dari analisis finansial yang menunjukan bahwa NPV>0 yaitu sebesar Rp
8
1.034.057.465,24, Net B/C>1 yaitu sebesar 2,75 dan IRR sebesar 26,86 persen,
dimana ini lebih besar dari tingkat suku bunga (discount rate) sebesar 9 %. Serta
Payback Period yang diperoleh dalam pengusahaan srikaya organik adalah 5
tahun 8 bulan. Jika dilihat dari analisis switching value, penurunan jumlah
produksi pengusahaan srikaya organik adalah hal yang paling berpengaruh
terhadap kelangsungan usaha dibandingkan dengan penurunan biaya operasional.
Analisis Studi Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Distribusi PT.
Aneka Andalan Karya yang dilakukan oleh Afandi, (2008) menghasilkan hasil
perhitungan sebagai berikut: Payback Period menunjukkan bahwa waktu yang
diperlukan untuk menutup investasi adalah 2 tahun 16 hari. Metode ARR
(Average Rate of Return) menunjukkan bahwa tingkat keuntungan rata-rata yang
diperoleh sebesar 215,91%. Metode NPV (Net Present Value) didapat nilai yang
positif sebesar Rp 225.586.113. Dari IRR (Internal Rate of Return) diperoleh
tingkat bunga sebesar 37,77%. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat
pengembalian yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku bunga yang ditentukan
yaitu 14%. Sedangkan PI (Profitability Indeks) menunjukkan hasil yang diperoleh
lebih besar dari 1 yaitu sebesar 1,72. Dari perhitungan tersebut dapat ditunjukkan
bahwa rencana pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya dapat diterima
dan layak dilaksanakan.
Analisis Kelayakan Usaha Mobile Carwash di Kota Bandung yang
dilakukan oleh Fiqhi Lazuardi Reza, Fitria Lisye, Bakar Abu (2014) diperoleh
hasil kelayakan yang berdasarkan kepada: Payback Period untuk usaha Mobile
Carwash ini adalah 2 tahun 11 bulan. Nilai Net Present Value adalah positif
sebesar Rp. 103,817,577-3. Nilai Internal Rate of Return adalah sebesar 21,85%
dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai Minimum Attractive Rate Of Return
(MARR) , yaitu9,71 % Berdasarkan hasil analisis aspek finansial diatas, maka
dapat disimpulkan usaha Mobile Carwash layak untuk dilaksanakan.
METODE
Kerangka Pemikiran
Pabrik tahu Bandung yang didirikan oleh Bapak Ade rahmat dapat
dikatagorikan sebagai usaha skala kecil atau rumahan. Usaha yang bergerak
dibidang produksi tahu ini telah berdiri sejak 2009. Hingga saat ini pabrik tahu
Bandung memiliki 8 orang karyawan yang secara keseluruhan adalah sanak
saudara. Dalam perjalanannya, pabrik tahu Bandung telah mengalami banyak
rintangan dan hambatan, hal tersebut tentu sudah lumrah didalam suatu usaha,
karena adanya ketidakpastian dimasa yang akan datang.
Perkembangan pabrik tahu Bandung milik Bapak Ade Rahmat ini cukup
pesat. Seiring berjalannya waktu, permintaan terhadap tahu Bandung menngkat
dari hari ke hari. Melihat hal tersebut Bapak Ade Rahmat berniat untuk
menambah jumlah produksi tahu di pabriknya. Namun jika hanya melihat dari
banyaknya permintaan saja tentu tidak cukup memberikan keyakinan yang kuat
untuk menganalisis ketidakpastian yang akan datang. Maka dari itu perlu
dilakukannya analisis studi kelayakan yang mengkaji aspek-aspek kriteria
kelayakan suatu usaha.
9
Dewasa ini usaha pabrik pengolahan tahu sudah banyak berdiri dengan
berbagai merek dan cita rasa yang semakin ramai membanjiri pasar. Hal tersebut
disadari akan menimbulkan persaingan yang tentunya harus dihadapi oleh pabrik
tahu Bandung untuk bisa terus menjaga eksistensi produknya dipasaran dan secara
keseluruhan mampu bertahan dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.
Dengan demikian analisis kelayakan usaha terhadap pabrik tahu Bandung perlu
diakukan, untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha pabrik tahu Bandung
dilihat dari aspek non-finansial dan aspek finansialnya.
Studi kelayakan bisnis sangat penting dilakukan dalam memulai suatu usaha
maupun menganalisis usaha yang sudah berjalan, yang bertujuan untuk
mengetahui layak atau tidaknya bisnis tersebut. Studi kealayakan bisnis
membahas mengenai kelayakan dari berbagai aspek kelayakan bisnis yaitu, aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, aspek
hukum, aspek ekonomi sosial dan budaya, serta aspek finansial atau keuangan.
Dengan dilakukannya studi kelayakan bisnis, maka dapat memberi masukan atau
pengetahuan mengenai target ataupun tujuan yang akan dicapai dari suatu bisnis
yang akan dilaksanakan maupun yang sudah berjalan. Kerangka pemikiran dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.
Meningkatnya permintaan
konsumsi tahu di wilayah Bogor
Pabrik Tahu Bandung
Menambah mesin penggiling kedelai
Peningkatan jumlah produksi
Kajian studi kelayakan Usaha
Aspek Finansial :
1. NPV
2. IRR
3. Net B/C
4. PBP
5. Sensitivitas
Layak
Pengembangan usaha
Aspek non Finansial :
1. Pasar dan Pemasaran
2. Teknis dan teknologi
3. Manajemen
4. Hukum
5. Ekonomi, sosisl,dan
lingkungan.
Tidak Layak
Evaluasi
Gambar 1 Kerangka pemikiran
10
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di pabrik tahu Bandung yang akan mengkaji
aspek finansial dan aspek non finansial. Penelitian ini akan dilakukan di daerah
Kampung Warung Borong, RT 03/02, Desa Bojong Rangkas, Kecamatan
Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan pengambilan data pada
penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 - Januari 2016.
Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang terdiri
dari data kualitatif dan kuantitatif. Data primer bersumber dari pemilik pabrik,
staff, dan karyawan atau pegawai. Data sekunder bersumber dari studi pustaka dan
informasi dari beberapa instansi terkait seperti BPS Kabupaten Bogor, Dinas
Pertanian Kabupaten Bogor, BSN (Badan Standarisasi Nasional) dan referensireferensi lainnya berupa makalah, hasil penelitian terdahulu, jurnal dan internet.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :
a. Wawancara, salah satu metode untuk mengumpulkan data dengan
mewawancarai pihak yang terkait. Pihak-pihak yang di wawancarai antara lain
adalah pemilik pabrik, karyawan, dan tenaga pemasaran.
b. Observasi langsung, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melihat
langsung obyek yang akan diteliti, terutama terhadap kelangsungan proyek.
c. Studi literatur, bertujuan untuk dapat menganalisa secara teoritis terhadap
masalah yang berhubungan dengan penulisan dengan cara membaca skripsi dan
studi kepustakaan dilakukan dengan membaca berbagai buku yang terkait dengan
penelitian ini.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis secara kualitatif yaitu degan menganalisis kelayakan usaha pabrik Tahu
Bandung dari aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, aspek manajemen,
aspek hukum dan aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Metode analisis data secara
kuantitatif dilakukan dengan menghitung kelayakan usaha ini dari aspek
finansial. Kemudian hasil analisis tersebut dijelaskan secara deskriptif. Hal yang
dilakukan berkenaan dengan aspek finansial yaitu menghitung Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Pay
Back Period (PBP), dan analisis sensitivitas.
Aspek non finansial
Aspek Pasar dan Pemasaran
Pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap
bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Kata
pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bisa juga diartikan dengan
mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran. Aspek pasar
11
bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan,
dan pangsa pasar dari produk yang bersangkutan.
Dalam aspek pasar dan pemasaran, memiliki bauran pemasaran yang
terdapat alat pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P, yaitu produk, harga, tempat
atau saluran distribusi, dan promosi. Adapun pengertian 4P menrut Kotler dan
Amstrong (2012).
1. Produk
Produk adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan
pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan
mengunbah produ atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil
tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.
2. Harga
Harga adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan
harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi
yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagai
variabel yang bersangkutan.
3. Distribusi
Distribusi, yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai
untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran,
serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan
produk secara fisisk.
4. Promosi
Promosi adalah suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan
membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui
iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasara, maka dapat
disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat
berpengaruh dalam penjualan, karena elemen terdesebut dapat mempengaruhi
minat konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek Teknis dan Teknologi dibutuhkan untuk pemilihan lokasi proyek,
jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi yang
optimal, letak pabrik dan layout-nya dan letak usaha, Rencana pengendalian
persediaan bahan baku dan barang jadi, Pengawasan kualitas produk, baik dalam
bentuk barang maupun jasa. Selain itu teknologi juga membantu untuk
pengembangan suatu produk.
Aspek Manajemen
Aspek manajemen bertujuan untuk mengetahui apakah pembangunan dan
implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan, sehingga
rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Dibawah ini merupakan tiga
bentuk perencanaan :
1. Perencanaan Jangka Panjang. Perencanaan yang menjangkau waktu sekitar
20-30 tahun kedepan.
12
2.
3.
Perencanaan Jangka Menengah. Biasanya akan menjangkau waktu sekitar 35 tahun. Perencanaan jangka panjang akan di pecah-pecah manjadi beberapa
kali pelaksanaan jangka menengah.
Perencanaan Jangka Pendek. Perencanaan waktu ini akan menjangkau
waktu paling lama satu tahun. Perencanaan ini lebih konkret dan rinci.
Aspek Hukum
Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun
yang memilki ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini diperlukan agar suatu
proyek yang akan dijalankan memiliki legalitas dan perizinan, misalnya perizinan
lokasi yang menyangkut sertifikat (akta tanah), bukti pembayaran PBB yang
terakhir, pendirian usaha yang berbentuk akta dari notaris atau berbentuk badan
hukum lainnya.
Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Aspek sosial diperlukan dalam suatu proyek atau bisnis yang akan
dijalankan agar mampu memberikan manfaat-manfaat sosial yang dapat diterima
dan membantu masyarakat. Misalnya membuka lapangan kerja baru,
meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memberikan pengetahuan baru, dan
pengaruh positif lainnya yang membuat taraf hidup masyarakat semakin
meningkat. Secara tidak langsung, hal ini akan mempengaruhi pertumuhan
ekonomi karena meningkatnya pendapatan nasional dan mengurangi angka
pengangguran di Indonesia.
Aspek ekonomi digunakan untuk melihat apakah proyek yang dijalankan
akan memberikan sumbangan atau mempunyai peran positif dalam pembangunan
ekonomi seluruhnya, seperti peningkatan pendapatan per kapita penduduk sekitar
yang akan pula mempengaruhi tingkat pendapatan nasioanal, pendapatan darin
pajak dan mampu menambah aktivitas ekonomi. Selain itu, apakah peranan itu
cukup besar untuk membenarkan penggunaan sumber-sumber langka yang
dibutuhkan. Sudut pandang yang diambil adalah masyarakat secara keseluruhan
(Gittinger, 1986).
Aspek Finansial/Keuangan
Analisis aspek finansial pada studi kelayakan merupakan hal yang penting.
Hal ini bertujuan untuk menentukan layak atau tidaknya usaha yang akan
dijalankan dilihat dari aspek finansialnya.
Menurut Husnan dan Muhammad (2009), aspek finansial mencakup aspek
keuangan yang membahas tentang kebutuhan dana yang dipergunakan dalam
proyek, sumber dana, dan pengalokasian dana.
Analisis pada aspek finansial ini sangat penting untuk menentukan apakah
pabrik tahu Bandung dapat diktakan layak atau tidak apabila dilihat dari aspek
finansialnya, yang terdiri dari :
1. Net Present Value (NPV), merupakan nilai sekarang dari arus tambahan
manfaat bagi pelaksanaan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi,
dihitung berdasarkan tingkat diskonto (Gittinger, 1986). Bisnis yang akan
dijalankan dapat dinyatakan layak jika NPV bernilai positif (NPV>0).
13
Dengan demikian jika NPV yang dihasilkan bernilai negatif (NPV<0), maka
bisnis tersebut dapat dinyatakan tidak layak untuk dijalankan. Menurut
Gittinger (1986) rumus perhitungan NPV adalah :
Keterangan :
NPV = Nilai bersih sekarang (Rp)
Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rp)
Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rp)
i = Discount rate (%)
t = Umur proyek (tahun)
2. Internal Rate of Return (IRR), merupakan tingkat suku bunga yang
menjadikan manfaat bersih sekarang sama dengan nol. Tingkat suku bunga
tersebut merupakan tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar oleh
proyek untuk sumber daya yang digunakan karena proyek membutuhkan dana
kembali untuk biaya-biaya operasi dan investasi dan proyek baru sampai
tingkat pulang modal (Gittiner, 1986). Rumus perhitungan IRR adalah
sebagai berikut :
i1 +
Keterangan :
IRR = Tingkat pengembalian internal (%)
NPV1 = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif (Rp)
NPV2 = Nilai bersih sekarang yang bernilai negatif (Rp)
i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif (%)
i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif (%)
3. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) merupakan rasio antara manfaat bersih yang
bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain,
manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap
satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Suatu keuntungan dari Net B/C rasio
adalah bahwa ukuran tersebut secara langsung dapat mencatat berapa besar
tambahan biaya tanpa mengakibatkan proyek secara ekonomis tidak menarik
(Gittinger, 1986). Rumus perhitungan Net B/C adalah sebagai berikut :
B/C =
Keterangan :
Bt = Manfaat pada tahun ke-t
Ct = Biaya pada tahun ke-t
i = Discount rate (%)
t = Umur proyek (tahun)
4. Pay Back Period (PBP) digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi
dapat kembali. Pengembalian investasi diartikan sebagai waktu yang
dibutuhkan agar jumlah penerimaan sama dengan jumlah investasi atau biaya.
14
Metode Pay Back Period ini merupakan metode pelengkap dalam penilaian
investas.
5. Analisis sensitivitas diperlukan untuk melihat dampak dari suatu keadaan
yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Analisis
sensitivitas ini perlu dilakukan karena dalam analisis sustu usaha ataupun
bisnis perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang
mengandung tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang
(Kadariah, 1986).
Asumsi Dasar
Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis finansial adalah sebagai
berikut :
a. Modal awal investasi usaha pabrik tahu bandung 100% menggunakan
modal sendiri tanpa adanya pinjaman dari bank atau pihak lain.
b. Periode analisis adalah 10 tahun terhitung tahun 2015 hingga 2025 yang
diambil berdasarkan umur ekonomis mesin dan alat-alat produksi
lainnya.
c. Pada tahun ke 1, tahu Bandung hanya memproduksi 2000 potong tahu.
Pada tahun ke 3, produksi tahu Bandung meningkat menjadi 3000
potong tahu. Pada tahun ke 4, Produksi tahu Bandung kembali
meningkat menjadi 4500 potong tahu, lalu pada tahun ke 6 dan pada
akhir tahun produksi, yaitu tahun ke 10 produksi tahu Bandung kembali
meningkat menjadi 8000 potong.
d. Penentuan waktu :
1. 1 hari adalah 16 jam yang dibagi dalam dua shift
2. 1 tahun adalah 12 bulan
3. 1 bulan adalah 28 hari
e. Produk utama yang dihasilkan adalah tahu kuning. Produk lain yang
dihasilkan adalah limbah tahu yaitu ampas tahu dan sirih tahu.
f. Penentuan harga jual produk sesuai dengan harga yang ada dipasaran
dan keuntungan yang didapat telah diperhitungkan dengan biaya
produksi.
g. Penentuan harga:
1. Tahu kuning Rp. 400,- per potong.
2. Ampas tahu Rp. 10.000,- per karung dengan berat rata-rata 40-50kg.
3. Sirih tahu Rp. 500,- per bungkus.
h. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 7 persen, yaitu suku bunga
deposito berjangka rata-rata bank.
i. Faktor-faktor yang akan diteliti dalam analisis sensitivitas adalah
perubahan kenaikan harga bahan baku, penurunan jumlah produksi.
Perubahan harga kenaikan bahan baku dan penurunan jumlah produksi
akan memberikan dampak yang besar dalam perhitungan cash flow.
j. Jangka waktu yang digunakan dalam perhitungan cash flow adalah
pertahun.
k. Inflow dan outflow merupakan proyeksi pada penelitian dan informasi
yang didapat pada saat penelitian.
l. Pajak pendapatan perusahaan dikenakan sebesar 12,5% setiap tahun.
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Pendirian Usaha Pabrik Tahu Bandung
Pabrik Tahu Bandung berdiri pada bulan November tahun 2009. Nama
pendiri sekaligus pemilik pabrik tahu Bandung ini adalah Ade Rahmat. Pabrik
yang berdiri diatas lahan milik pribadi yang memiliki luas 400 m² ini dibangun
dengan modal sendiri tanpa ada pinjaman dari pihak lain atau lembaga keuangan,
sehingga usaha ini tergolong usaha perorangan. Pabrik Tahu Bandung ini
berlokasi di Kp. Warung Borong Rt 03/02 Desa Bojong Rangkas, Kecamatan
Ciampea, Kabupaten Bogor. Pada awal usahanya, pabrik Tahu Bandung memiliki
jumlah karyawan 8 orang, yang sebagian merupakan anggota keluarga, yang
terdiri dari anak dan saudara dari pemilik pabrik dan sebagian lagi merupakan
masyarakat sekitar lingkungan pabrik. Pabrik tahu Bandung memiliki visi untuk
menjadikan pabrik Tahu Bandung sebagai usaha yang mampu menyerap tenaga
kerja dan memajukan taraf hidup masyarakat sekitar, serta membantu
meningkatkan perekonomian nasional melalui usaha kecil menengah (UKM).
Misi yang dijalanakan oleh pabrik Tahu Bandung ini adalah dengan selalu
menjaga kualitas bahan baku tahu agar rasa dan kualitas produk yang dihasikan
tetap terjaga, mampu bersaing dengan produk-produk yang sama agar tetap
bertahan dipasaran, serta menjadikan tahu sebagai makanan sehat dan terjangkau
bagi masyarakat luas.
Pabrik Tahu Bandung awalnya memproduksi tahu dengan jumlah yang
tidak banyak, dikarenakan keterbatasan modal usaha. Pada awal berdirinya Pabrik
Tahu Bandung menjual hasil produksinya pada masyarakat sekitar dan pasar-pasar
tradisonal terdekat. Seiring berjalannya usaha pabarik Tahu Bandung, ternyata
produknya banyak diminati masyarakat. Dari waktu ke waktu banyak permintaan
dari masyarakat untuk mengkonsumsi Tahu Bandung tersebut. Pada pertengan
tahun 2010 usaha ini mulai menaikkan tingkat produksinya dan memperluas
pemasaran produknya bahkan sampai ke restauran.
Pada tahun 2015 pabrik Tahu Bandung menambah mesin penggiling kedelai
dengan membeli mesin baru yang kapasitas produksinya lebih banyak. Hal
tersebut dilakukan untuk menambah jumlah produksi tahunya, karena semakin
banyaknya permintaan pasar. Selain itu pabrik Tahu Bandung selalu menjaga rasa
dan kualitas tahunya agar tetap bertahan dipasaran, karena mengingat banyaknya
persaingan. Pabrik Tahu Bandung mendaftarkan usahanya pada kantor desa
setempat. Dalam menjalankan kegiatan usahanya berasal dari modal sendiri dari
pemilik perusahaan. Keuntungan dari hasil usaha ini pemilik perusahaan
menikmati seluruh keuntungan yang diperoleh, sedngkan kelemahannya adalah
segala bentuk kerugian ditanggung sendiri oleh pemilik perusahaan.
Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran sangat penting untuk diperhatikan dalam suatu
usaha atau bisnis. Hal ini dilakukan agar dapat melihat kondisi pasar yang ada
sehingga dapat diketahui peluang dan pangsa pasar yang ada. Pabrik tahu bandung
juga melakukan strategi pemasaran yang menyangkut bauran pemasaran
(Marketing Mix) yaitu produk, harga, tempat,dan promosi.
16
Segmentasi
Seperti kita ketahui, Tahu merupakan makanan sehat bergizi yang dapat
dikonsumsi oleh semua kalangan. Segmen konsumen yang menjadi target Tahu
Bandung adalah masyarakat wilayah Bogor yang tergolong dalam kalangan
menengah kebawah. Tahu Bandung memiliki harga yang terjangkau, sehingga
segmen pasar yang tergolong dalam masyarakat menengah kebawah mampu
untuk mengkonsumsi tahu yang juga merupakanan makanan bergizi yang mampu
memenuhi sebagian kebutuhan gizi manusia, yang biasa dikenal dengan istilah
“makanan 4 sehat 5 sempurna.
Targeting
Target pasar yang dibidik oleh tahu Bandung adalah pasar-pasar tradisional
yang berada di wilayah Bogor dan sekitarnya yang merupakan bentuk pasar
persaingan sempurna. Selain itu, pelaku usaha rumah makan dan ibu-ibu rumah
tangga termasuk dalam target pasar tahu Bandung. Pabrik tahu Bandung menjual
produknya melalui distributor dan penjualan langsung melalui pasar-pasar
tradisional yang ada di wilayah Bogor, dan pada restoran atau rumah makan.
Selain itu pabrik tahu bandung juga menjual produknya pada masyarakat sekitar
lingkungan pabrik dan pada perumahan-perumahan yang ada disekitar Bogor.
Positioning
Tahu Bandung memposisikan produknya sebagai produk makanan murah
dan sehat untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat secara luas.
Tahu Bandung menempatkan produknya pada pasar persaingan sempurna, yaitu
pasar-pasar tradisional yang ada di sekitar Bogor. Selain itu, Tahu bandung
memasarkan produknya kepada rumah makan dan ibu-ibu rumah tangga, serta
perumahan-perumahan disekitar Bogor.
Tahu Bandung memposisikan produknya kepada masyarakat menengah ke
bawah dengan beragam usia, karena tahu Bandung menawarkan produknya
dengan harga terjangkau. Banyaknya pelaku usaha pabrik tahu didaerah Bogor
menimbulkan banyaknya produk pesaing. Ini merupakan tantangan bagi tahu
Bandung untuk dapat mempertahankan posisi produknya. salah satu cara yang
dilakukan untuk tetap mendapatkan posisi produknya adalah, menawarkan produk
yang memiliki harga terjangkau dan sehat untuk dikonsunsumsi, dengan cara
menjaga kebersihan lingkungan pabrik saat melakukan proses produksi, dan
mempertahan kualitas cita rasa yang selama ini melekat dibenak konsumen.
Analisis Persaingan
Dewasa ini banyak pelaku usaha kecil menengah bermunculan, terutama
produsen pabrik tahu, baik dalam skala kecil maupun menengah. Hal ini tentu
akan mempengaruhi tingkat penjualan pada pabrik Tahu Bandung. Di pasaran
banyak sekali beredar jenis tahu yang menggunakan bahan pengawet yang
menjadikan tahu lebih tahan lama dan tetap terlihat segar.
Pasar-pasar tradisional di wilayah Bogor banyak masuk Tahu dari daerah
lain seperti Bekasi, Depok, dan Tanggerang. Tahu Bandung milik Bapak Ade
17
Rahmat menyadari akan hal ini, maka Pabrik Tahu Bandung mensiasatinya
dengan strategi pemasaran yaitu, produk, harga, tempat, promosi.
Produk
Pabrik tahu Bandung memproduksi tahunya dengan memakai bahan-bahan
yang berkualitas. Sebelum memproduksi Tahunya, Bapak Ade Rahmat memilih
bahan baku yang dibeli dari pemasok yang terpercaya. Hal ini dilakukan untuk
menjaga rasa dan kualitas produk yang dihasilkan. Selain itu, Tahu Bandung
memproduksi tahunya tanpa menggunakan bahan pengawet, maka dari itu Tahu
Bandung Bapak Ade Rahmat lebih lembek dibanding dengan Tahu-tahu yang
menggunakan bahan pengawet. Ini dilakukan agar konsumen yang mengkonsumsi
tahu Bandung benar-benar mengkonsumsi tahu yang menyehatkan. produk yang
dijual oleh pabrik tahu Bandung lebih banyak dikonsumsi oleh kalangan
menengah ke bawah, karena harganya yang terjangkau.
Pabrik Tahu Bandung mengemas produknya dengan kemasan yang masih
sederhana. Ini dilakukan untuk menghemat biaya produksi, mengingat tahu
Bandung masih merupakan pabrik yang berskala kecil menengah. Walau banyak
pesaingnya yang sudah menggunakan kemasan yang menarik, hal ini tidak
menyurutkan optimisme tahu Bandung untuk meraih pangsa pasar dan dapat
sejajar dengan tahu-tahu yang sudah terlebih dahulu beredar dipasaran. Salah satu
pesaingnya yang sudah memiliki logo kemasan adalah tahu Yun-yi.
Selain menjual tahu sebagai produk utamanya, pabrik tahu Bandung
menjual ampas tahu hasil produksinya kepada para peternak sapi. Pemanfaatan
limbah dilakukan untuk menambah pendapatan diluar penjualan produk
utamanya. Tidak hanya ampas tahu, pabrik tahu Bandung juga menjual sirih tahu
dengan kemasan yang sederhana namun memiliki nilai gizi yang baik. Sirih tahu
dijual diwarung-warung sekitar lingkungan pabrik.
Harga
Pabrik Tahu Bandung dalam menjual produknya menetapkan harga yang
tidak jauh berbeda dengan harga Tahu dipasaran. Untuk Tahu yang diproduksi
dipabrik ini Bapak Ade menjualnya dengan harga Rp.400 per potong. Harga
tersebut diperhitungkan sesuai dengan biaya produksi, yang mencakup biaya
bahan baku dan upah tenaga kerja. Sedangkan harga yang ditetapkan oleh
distributor yang mengambil tahu pada pabrik tahu bandung ini berkisar Rp.500600. Harga-harga tersebut tentu telah diperhitungkan dengan keuntungan yang
didapat. Dibawah ini dapat dilihat pada tabel 4 mengenai perbandingan harga tahu
Bandung dengan merek lainnya.
18
Tabel 4 Perbandingan harga tahu Bandung dengan merek lainnya
Penjual/merk
Tahu Yunyi
Tahu
Ashor
Tahu
Bandung
Tahu Merek lain
Jenis Tahu
Tahu
Kuning
Rp. 4.000,-
Tahu
Kuning
Rp. 1000,-
Tahu
Kuning
Rp. 800,-
Tahu Kuning
Harga/gram
Rp. 600,-
Harga
per Rp. 20.000,- Rp. 5000,- Rp. 4500,- Rp. 3000,kemasan
Sumber: Tahu Bandung dan beberapa pabrik tahu lainnya (2015)
Berdasarkan perbandingan harga pada tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa harga tahu Bandung lebih terjangkau dari pada tahu dengan merk lain.
Harga yang ditawarkan tahu merek Yun-yi adalah sebesar Rp. 4000.-/gram,
sedangkan harga per kemasan tahu Yun-yi sebesar Rp.20.000,-. Dengan
memberikan jaminan mutu yang tinggi dan telah memiliki sertifikasi produk dari
berbagai lembaga terkait sehinngga dapat meyakinkan konsumen, harga tersebut
sangat realistis untuk ditetapkan oleh tahu Yun-yi.
Sedangkan harga tahu Bandung lebih murah dibandingkan harga yang
ditawarkan tahu Yun-yi, karena tahu Bandung memiliki segmen pasar menengah
ke bawah. Sedangkan tahu Ashor menetapkan harga Rp. 1000,- per gram tahu dan
Rp.5000,- untuk harga per kemasan. Harga tersebut tidak jauh berbeda dengan
tahu Bandung. Perbedaan harga tersebut dikarenakan tahu Ashor memasarkan
produknya sampai ke daerah Depok dan Jakarta. Hal tersebut tentu berpengaruh
pada biaya oprasional yang sedikit lebih tinggi. Begitu pula dengan tahu merek
lain, yang menawarkan harga Rp. 600,- per garam tahu, dan Rp. 3000,- per
kemasan. Harga tersebut sedikit lebih mahal dari tahu Bandung, mengingat
banyak tahu merek lain yang masuk dari daerah luar Bogor, seperti Bekasi,
Depok, dan Tanggerang, sehingga menyebabkan biaya operasioanal sedkit lebih
tinggi.
Sedangkan untuk harga produk hasil dari limbah produksi, yaitu ampas
tahu dan sirih tahu pabrik tahu bandung juga menetapkan harga yang terjangkau.
Harga untuk ampas tahu yang dijual dipabrik tahu Bandung, yaitu Rp. 10.000,per karung dengan rata-rata berat per karungnya antara 40-50kg. Harga tersebut
tentu terjangkau bagi para peternak yang membeli ampas tahu dipabrik tahu
Bandung. Sedangkan harga untuk sirih tahu, pabrik tahu bandung menjualnya
dengan harga Rp. 500,- perbungkus. Harga tersebut sangat terjangkau dan mampu
bersaing dengan harga makanan-makanan ringan lainnya yang banyak dijual
dipasaran.
Tempat
Kegiatan pemasaran produk tahu Bandung saat ini hanya mencakup daerah
sekitar Bogor. Hal ini dikarenakan penawaran produk tahu belum mampu untuk
melakukan perluasan pasar pada daerah lain, karena memiliki beberapa kendala,
seperti keterbatasan modal dan keterbatasan tenaga kerja, mengingat usaha tahu
Bandung masih tergelong usaha kecil menengah. Terdapat dua saluran utama
yang digunakan oleh usaha tahu Bandung.
19
Saluran I
Produsen Tahu
Pedagang Keliling
Konsumen
Gambar 2 Saluran pemasaran tahu bandung saluran I
Tahu Bandung menjual produknya pada perumahan-perumahan disekitar
pabrik. Pendistribusian dilakukan oleh agen-agen pedagang keliling yang
mengambil langsung dipabrik. Terdapat sembilan pedagang keliling tetap yang
selalu membeli tahu Bandung untuk dipasarkan kembali kepada konsumen yang
ada di wilayah Bogor dan sekitarnya. Agen-agen tersebut berkeliling untuk
memasarkan tahu dengan menggunakan sepeda motor ada pula yang berjalan kaki
mengelilingi pemukiman atau perumahan warga sekitar untuk memasarkan
produknya. Sebagian besar saluran distribusi dilakukan pada pasar-pasar terdekat
dan pada perumahan-perumahan terdekat. Saluran I ini merupakan saluran yang
diprioritaskan bagi pemasaran tahu Bandung. Saluran utama tahu bandung ini
mengutamakan kepada penjulan melalui perantara.
Saluran II
Produsen Tahu
Pasar
Konsumen
Gambar 3 Saluran pemasaran tahu bandung saluran II
Saluran II juga menggunakan perantara untuk memasarkan produk tahu
kepada konsumen. Perantaranya yaitu pasar. Terdapat empat pasar langganan
yang digunakan sebagai tempat untuk berjualan tahu, yaitu Pasar Ciampea, Pasar
Leuwiliang, Pasar Salasa, dan Pasar Bogor. Prioritas utama produsen adalah
saluran I. Bapak Ade Rahmat mengutamakan tahu hasil produksinya untuk dijual
terlebih dahulu kepada sembilan pedagang keliling langganannya. Sebagian besar
pedagang keliling mengambil tahu menjelang subuh agar dapat langsung
dipasarkan ke daerah tujuan, hanya ada beberapa pedagang keliling yang
mengambil tahu pada pagi dan sore hari. Tahu yang sudah jadi dimasukkan dan
dirapikan ke dalam box dan gentong untuk siap diambil oleh para pedagang
keliling keesokan harinya. Setelah pasokan pedagang keliling terpenuhi, barulah
memenuhi permintaan tahu Bandung yang ada di kedua pasar yang telah
ditentukan.
Promosi
Promosi merupakan kegiatan menyampaikan manfaat produk dan
membujuk konsumen untuk membelinya. Banyak cara dalam melakukan kegiatan
promosi. Pabrik Tahu Bandung ini tidak terlalu banyak melakukan promosi yang
spesifik. Promosi awalnya dilakukan dengan cara word of mouth (mulut ke
mulut). Promosi dalam bentuk ini menarik konsumen yang penasaran dan tertarik
pada produk tahu Bandung datang secara langsung untuk membeli produk
tersebut. tidak hanya konsumen, distributor yang tertarik dengan produk tahu
Bandung mengambil langsung produk dipabrik. Selain itu promosi yang
dilakukan oleh tahu Bandung adalah dengan kegiatan seperti pameran, atau
20
penyuluhan. Hal tersebut sangat membantu memperkenalkan produk kepada
konsumen.
Aspek Teknik dan Teknologi
Aspek teknis dan teknologi yang berperan dalam penentuan kelyakan bisnis
antara lain, menyangkut pemilihan lokasi bisnis, penentuan skala usaha/produksi,
pemilihan teknologi yang sesuai, pemilihan alat dan perlengkapan kegiatan bisnis,
dan mengenai proses produksi dan layout kegiatan usaha. Berikut merupakan
penjelasan mengenai studi kelayakan bisnis usaha Tahu Bandung dari aspek
Teknis.
Lokasi Bisnis
Lokasi bisnis terletak di Kp. Warung Borong, RT 03/02, Desa Bojong
Rangkas, Kecamatan Ciampea, Bogor. Dalam memilih tempat produksinya,
Bapak Ade Rahmat tidak memiliki spesifikasi khusus. Tempat produksi yang
sekarang digunakan dipilih berdasarkan intuisi bisnis yang dimiliki Bapak Ade
Rahmat.
Kriteria pemilihan mesin produksi
Usaha tahu Bandung merupakan usaha perorangan skala menengah. Oleh
karena itu, kriteria pemilihan alat produksi lebih menekankan pada jumlah dana
yang dimiliki. Mesin dan peralatan yang digunakan masih terbilang sederhana dan
kebanyakan masih terbuat dari bahan kayu dan plastik. Berbeda dengan pabrik
berskala besar dengan alat-alat produksi yang sudah modern. Namum meskipun
demikian, pabrik tahu Bandung mampu memanfaatkan mesin dan alat-alat yang
terbilang sederhana secara efektif dan efisien.
Proses Produksi
Dalam proses produksi tahu tidak membutuhkan ketrampilan khusus. Proses
pembuatan tahu cukup sederhana, yang terpenting adalah kepekaan dalam
menentukan tekstur dan kekenyalan yang tepat saat pengendapan dan perebusan
tahu, serta kebersihan yang selalu harus diperhatikan agar produk tetap higienis.
Selain itu, pekerja hanya perlu berhati-hati saat mengangkat dan memindahkan
tahu yang memiliki tekstur yang cukup lembek dibandingkan tahu yang
menggunakan formalin. Hal ini dilakukan untuk menekan angka produk yang
cacat pada saat melakukan produksi. Berikut merupakan Proses pembuatan tahu
Bandung.
21
Penyortiran kedelai
Kedelai yang sudah disortir
Air untuk pencucian
Pencucian
Air limbah
Kedelai bersih
Air untuk rendaman
Perendaman
a
Kedelai rendaman
Air limbah
Ditiriskan kemudian digiling dengan ditambah air
Bubur kedelai
Air
Dimasak
Disaring
Ampas tahu
Susu kedelai
Ditambah larutan pengendap sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan
Campuran padatan tahu dan cairan
Pembuangan cairan
Air limbah
Perebusan tahu
Tahap pewarnaan tahu dengan menggunakan kunyit
Pencetakan
Tahu Bandung
Gambar 4 Proses produksi pembuatan tahu Bandung
Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik sangat mempengaruhi tingkat efisiensi proses produksi,
seperti waktu yang dibutuhkan dan jumlah tahu yang dapat dihasilkan dalam
sekali produksi. Berikut ini merupakan Layout Pabrik Tahu Bandung:
22
1
3
4
2
10
9
8
5
6
7
Gambar 5 Tatal letak pabrik tahu Bandung
Keterangan :
1 : Pintu Depan
2 : Tempat Penyimpanan kedelai
3 : Mesin Penggilingan Kedelai
4 : Rak Penyimpanan Tahu
5 : Pintu Belakang
6 : Tong Air
7 : Tungku Pemasak Tahu
8 : Tempat Pengendapan Tahu
9 : Tempat PemotonganTahu
10 : Bahan Bakar
Ketersediaan Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Sarana-Prasarana Pendukung
Di lokasi tersebut, ketersediaan bahan baku dapat diperoleh dari pemasok
kedelai atau agen kedelai yang selama ini telah bekerjasama dan dipercaya oleh
Bapak Ade Rahmat, dengan kisaran harga Rp 8000,- per kilogram. Selain itu
bahan baku yang lainnya, seperti kunyit, garam, dan bahan baku lainnya dibeli di
pasar tradisional pada pedagang yang sudah menjadi mitra Bapak Ade Rahmat.
Lokasi pabrik sangat strategis dengan pasar Ciampea, pasar Salasa, Pasar
Leuwiliang, sehingga tidak sulit untuk memperoleh bahan baku. Di lokasi
produksi, ketersediaan kedelai impor stabil, tetapi berbeda dengan kedelai lokal
yang sangat sulit ditemukan. Harga bahan baku tahu selama beberapa tahun
belakangan ini terus mengalami kenaikan. Bahkan pernah mencapai harga Rp
11000,- per kilogram. Untuk mengatasi kenaikan bahan baku ini, Pabrik Tahu
Bandung lebih memilih untuk memperkecil ukuran tahu daripada menaikan harga
jual.
Dalam mencari atau merekrut tenaga kerja, Bapak Ade Rahmat tidak
mengalami kesulitan karena pekerja di pabriknya merupakan keluarganya sendiri
dan beberapa dari masyarakat sekitar. Dalam hal tenaga kerja tersebut, Pabrik
Tahu Bandung tidak menerapkan aturan khusus selama proses produksi. Yang
lebih ditekankan adalah sikap disiplin dan jujur, serta tanggung jawab dan saling
percaya. Ketrampilan membuat tahu pun dia ajarkan secara sukarela kepada
karyawan baru. Untuk ketersediaan sarana-prasarana pendukung sangatlah baik.
Ketersediaan listrik dan air terjaga sepanjang tahun. Akses transportasi pun
tersedia 24 jam dengan kondisi jalan yang baik.
Aspek Manajemen
Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan tim
manajemen yang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi
23
dan penjualan berlangsung dengan baik. Jika tim manajemennya buruk maka akan
mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti, bahan baku yang terbuang,
pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi
pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar pegawai yang tidak
efektif sehingga banyak keputusan yang terlambat, perekrutan pegawai yang tidak
efektif sehingga banyak pegawai yang keluar masuk dan membuang banyak
waktu dan biaya, pelatihan yang tidak baik sehingga produktivitas pegawai yang
rendah, dan masih banyak lagi permasalahan organisasi. Berikut tabel 5 yang
menunjukkan bagan pembagian kerja
Tabel 5 Bagan Pembagian Kerja
NAMA
JABATAN URAIAN TUGAS
Ade
Rahmat
Pemilik
Ibu Ade
Rahmat
Keuangan
(8 Orang)
Pekerja
Penentu keputusan
dan kebijakan yang
berhubungan dengan
keberlangsungan
pabrik
Controling dan
monitoring
karyawan
Mengontrol proses
produksi
Terkadang terjun
langsung dalam
proses produksi
Mencatat arus kas,
baik penerimaan
maupun pengeluaran
Membagikan upah
karyawan
Melakukan produksi
tahu dan melakukan
penjualan
KOMPENSASI
Keuntungan yang
diperoleh dari
hasil penjualan
setelah dipotong
dengan gaji
karyawan
Gaji per produksi
Gaji per produksi
Sistem manajemen yang diberlakukan dalam usaha tahu ini, masih
terbilang sangat sederhana. Tidak ada bagian-bagian yang khusus dibentuk untuk
menangani suatu masalah. Pengendalian dan pengawasan ditangani langsung oleh
pemilik pabrik. Hal ini dilakukan agar proses produksi dari awal sampai akhir
tetap mengacu pada prinsip efektif dan efisien. Pemasaran ditangani oleh
karyawan yang merupakan anak dari Bapak Ade Rahmat dan Keuangan ditangani
langsung oleh Istri Bapak Ade Rahmat.
Jadwal produksi dibagi menjadi 2 shift pagi dan malam. Untuk shift pagi
dimulai pukul 07.00-17.00 WIB, dan shift malam dimulai pukul 19.00-05.00 WIB
dengan waktu istirahat yang tidak tentu yang dilakukan pada saat jam kerja.
Jumlah pekerja di usaha ini adalah 8 orang. Karyawan direkrut berdasarkan
kekeluargaan dan tidak ada persyaratan tertentu.
24
Aspek Hukum
Aspek hukum merupakan hal yang urgen dalam kegiatan bisnis. Dengan
memperhatikan aspek-aspek hukum dalam kegiatan bisnis problem atau sengketa
bisnis yang rumit dan berlarut-larut akan dapat dihindari, diminimalisir serta
diselesaikan apabila sejak dini aspek hukum telah memperoleh perhatian. Jika
aspek hukum dikesampingkan niscaya biaya atau risiko yang harus dikeluarkan
sehubungan dengan penyelesaian masalah sengketa bisnis yang mungkin timbul
akan jauh sangat besar dan mahal. Bentuk badan usaha dari usaha yang telah
berdiri sejak tahun 2009 ini adalah usaha perorangan. Usaha Tahu Bandung telah
memiliki izin usaha dari desa setempat dengan No. izin 503/11/1/5. Sementara ini
hanya izin tersebut yang dimiliki oleh Usaha Tahu Bandung.
Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan
Dilihat dari aspek sosial, usaha pengolahan tahu Bandung cukup baik dari
lingkungan sosialnya. Hal ini dibuktikan dengan dampak positif yang diberikan
oleh pabrik tahu Bandung mengenai perubahan taraf hidup masyarakat sekitar
lingkungan pabrik. Usaha Tahu Bandung memiliki 8 orang karyawan sehingga
dengan adanya usaha ini dapat mengurangi pengangguran dan dapat
meningkatkan penghasilan Negara. Dengan adanya usaha ini secara tidak
langsung membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar seperti,
mengurangi tingkat penggangguran diwilayah sekitar pabrik dan bermunculanya
para pedagang tahu eceran yang mengambil produknya langsung dari pabrik milik
Bapak Ade Rahmat.
Usaha ini sangat memperhatikan lingkungan sehingga limbah hasil
pengolahan tahu tidak dibuang sembarangan. Tempat pembuangan limbah tahu
sudah dibuat tampungan sendiri yang dialirkan dari tempat produksi
menggunakan pipa paralon ke tempat penampungan yang jaraknya sekitar 100
meter dari tempat produksi sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar. Limbah
ampas tahu masih memiliki nilai jual. Ampas tahu ini biasanya dibeli oleh
peternak sapi dan pembudidaya ikan lele. Selama ini, untuk limbah ampas tahu
tidak memerlukan penanganan khusus. Untuk pengolahan produk yang rusak
biasanya dibeli oleh masyarakat sekitar untuk dibuat pepes tahu.
Aspek Finansial
Aspek finansial atau yang disebut aspek keuangan sangat penting dalam
studi kelayakan suatu usaha atau proyek. Aspek finansial bertujuan untuk
menentukan besarnya modal yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha agar
dapat diketahui layak atau tidaknya usaha yang akan dijalankan. Begitu pula
dengan usaha Pabrik Tahu Bandung. Dilakukannya analisis aspek finansial untuk
mengetahui besarnya modal yang dikeluarkan dan keuntungan yang didapat
setelah dilakukannya produksi dan penjualan.
Berdasarkan data tahun 2015, total investasi yang dikeluarkan oleh pabrik
Tahu Bandung adalah sebesar Rp. 377.540.000,- Total biaya tetap yang
dikeluarkan sebesar Rp. 99.350.000,- Sedangkan biaya variabel yang dikeluarkan
adalah sebesar Rp. 200.600.000,- dan jumlah keuntungan yang didapatkan setelah
pajak Rp. 17.310.583,-.
25
Untuk mengetahui hasil kelayakan usaha Pabrik Tahu Bandung secara aspek
finansialnya, berikut kriteria-kriteria kelayakan finansial yang telah diperoleh dari
hasil analisis aspek finansial, antara lain, NPV, Net B/C, IRR, dan Payback
Period.
NPV (Net Present Value)
Nilai NPV yang merupakan nilai secara keseluruhan arus kas ke nilai
sekarang yang didasarkan pada tingkat diskonto yang dihitung untuk mengetahui
layak atau tidaknya usaha yang dijalankan. Berdasarkan hasil perhitungan yang
dilakukan pada Pabrik Tahu Bandung, diperoleh nilai NPV sebesar Rp.
940.026.679,-. Dari perolehan data tersebut dinyatakan poitif, yaitu NPV>0 yang
artinya nilai tersebut dinyatakan arus kas masuk lebih besar dari pada arus kas
keluar. Dengan demikian usaha Pabrik Tahu Bandung dinyatakan layak untuk
dijalankan dan dikembangkan.
IRR (Internal Return Rate)
IRR merupakan salah satu metode yang digunakan untuk megukur tingkat
kelayakan investasi pada sebuah proyek atau usaha. Berdasarkan hasil
perhitungan IRR pada usaha Pabrik Tahu Bandung, diperoleh hasil IRR sebesar
22%. Nilai ini lebih besar dari nilai tingkat suku bunga deposito sebesar 6%. Hal
ini menunjukan bahwa usaha Pabrik Tahu Bandung dikategorikan layak utuk
dijalankan.
Net B/C (Net Benefit-Cost Ratio)
Net B/C merupakan nilai yang menunjukkan kemampuan menghasilkan
laba per satuan nilai investasi. Dari perhitungan yang dilakukan pada usaha Pabrik
Tahu Bandung diperoleh nilai Net B/C>1 sebesar 3,57 yang menyatakan bahwa
usaha Pabrik Tahu Bandung layak untuk terus dikembangkan.
PBP (Pay Back Period)
PBP merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan
modal usaha. Tingkat pengembalian dihitung dari kas bersih. Hasil yang diperoleh
dari perhitungan PBP pada usaha Pabrik Tahu Bandung menunjukkan bahwa
jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal usaha adalah selama
2,09 tahun. Hasil tersebut menunjukkan usaha Pabrik Tahu Bandung tidak
memerlukan waktu terlalu lama untuk mengembalikan modal usaha tersebut.
Hasil tersebut memenuhi kriteria investasi dan dapat dikatakan layak untuk tetap
dijalankan.
BEP (Break Event Point)
Dalam kriteria investasi, BEP merupakan perhitungan dimana pendapatan
suatu usaha mencapai titik impas, yang artinya tidak mengalami untung maupun
rugi. Berdasarkan hasil perhitungan, usaha Pabrik Tahu Bandung mencapai titik
impas pada Rp. 425.022.968,-. nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha Pabrik
26
Tahu Bandung harus melebihi nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan untuk
mendapatkan keuntungan.
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis yang digunakan untuk
melihat dampak dari suatu keadaan-keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil
suatu analisis kelayakan. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan
analisis sensitivitas untuk mengetahui kepekaan dari usaha pabrik tahu Bandung
dengan mengubah beberapa faktor yang penting. Berikut tabel hasil analisis
sensitivitas pada pabrik tahu Bandung.
a. Terjadi penurunan produksi sebesar 20%
Tabel 6 Hasil analisis sensitivitas skenario 1
Kriteria kelayakan
Kelayakan
Keterangan
NPV (Rp)
IRR %
Net B/C
PBP (tahun)
NPV > 0
IRR > DR
Net B/C > 1
PBP < Jangka waktu
Rp. -109.591.964,-3%
0,74
20,45
Dari hasil perhitungan analisis sensitivitas yang diperoleh menunjukkan bahwa
ketika terjadi penurunan produksi sebesar 30% maka pabrik tahu Bandung
dikatakan tidak layak karena hasil NPV menunjukkan Rp. – 109.591.964,-, IRR 3%, Net B/C 0,74, dan PBP 20,45 tahun. Data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 5.
b. Terjadi Kenaikan harga bahan baku kedelai sebesar 37,5%
Tabel 7 Hasil analisis sensitivitas skenario 2
Kriteria kelayakan
Kelayakan
Keterangan
NPV (Rp)
IRR %
Net B/C
PBP (tahun)
NPV > 0
IRR > DR
Net B/C > 1
PBP < Jangka waktu
Rp. 165.469.666,4%
1,41
6,09
Berdasarkan tabel diatas, ketika terjadi perubahan kenaikan harga baku
kedelai sebesar 37,5% maka pabrik tahu bandung dikategorikan tidak layak
karena hasil NPV Rp. 165.469.666,-, IRR 4 %, Net B/C 1,41, dan PBP 6,09 tahun.
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. Dari dua skenario tersebut,
maka dapat diketahui bahwa pengaruh kenaikan harga bahan baku lebih sensitif
dibandingkan dengan adanya penurunan produksi.
Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan
cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya
yang ada. Hasil perolehan analisis sensitivitas yang telah dibahas sebelumnya
27
menunjukkan hasil sensitivitas yang berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha
tahu Bandung, yaitu kenaikan harga bahan baku kedelai dan penurunan jumlah
produksi. penurunan jumlah produksi menghasilkan nilai NPV yang negativ, IRR
yang dihasilkan dibawah discount rate, Net B/C kurang dari 1, serta payback
period yang melebihi umur usaha, sedangkan kenaikan harga bahan baku kedelai
nilai IRR yang dihasilkan kurang dari discount rate, hal tersebut menghasilkan
kriteria investasi yang tidak layak
Berdasarkan hasil perolehan tersebut, penurunan jumlah produksi dinilai
lebih peka terhadap perubahan dibandingkan dengan kenaikan harga bahan baku
kedelai. Oleh sebab itu, pemilik usaha harus mengambil tindakan agar hal tersebut
dapat diantisipasi guna mempertahankan keberlangsungan usaha, antara lain
dengan cara melakukan riset pasar yang bertujuan untuk memperluas penjualan
produk. Mempertahankan kualitas dan cita rasa produk agar tetap mendapat
tempat dihati konsumen. Pentingnya pemanfaatan sumber daya dan alat produksi
yang dimilki pabrik tahu Bandung agar dapat dipergunakan seacra efektif dan
efisien. Selain itu, membuat pembentukan kelompok pengrajin tahu di daerah
sekitar pabrik, terutama pengrajin tahu yang berada di sekitar daerah Kecamatan
Ciampea. Dengan adanya pembentukan kelompok ini dapat memudahkan para
pengrajin dalam mengambil keputusan terhadap suatu perubahan yang terjadi
yang berpengaruh pada keberlangsungan usaha. Selain itu, kelompok pengrajin
tahu juga dapat dimanfaatkan sebagai wadah dalam bertukar pikiran, pengalaman,
ilmu, maupun informasi yang berguna satu sama lainnya sehingga para pengrajin
menjadi lebih berwawasan dan dapat menentukan sikap maupun strategi untuk
memajukan keberlangsungan usahannya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis kelayakan yang dilakukan pada pabrik tahu
Bandung yang dilihat dari dua aspek, yaitu aspek non-finansial dan aspek
finansial, dapat disimpulkan bahwa pada usaha pabrik tahu Bandung layak untuk
dijalankan. Hal tersebut dapat dilihat dari:
a. Hasil kelayakan yang dikaji pada aspek non finansialnya, yakni aspek pasar
dan pemasaran, aspek hukum, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen,
aspek sosial, budaya, dan lingkungan menunjukkan bahwa usaha pabrik tahu
yang didirikan oleh Bapak Ade Rahmat dikategorikan layak untuk dijalankan
dan dikembangkan.
b. Dari hasil analisis kelayakan finansial yang telah dikaji pada pabrik tahu
Bandung menunjukkan layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Hal ini
dilihat dari perolehan hasil perhitungan beberapa kriteria kelayakan finansial
yaitu NPV = Rp. 940.026.679; IRR = 22%, Net B/C = 3,57, dan tingkat
pengembalian modal diperoleh hasil 2,09 tahun, yang artinya tingkat jangka
waktu pengembalian modal lebih rendah dari umur proyek yang telah
ditentukan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha pabrik tahu Bandung
layak untuk dijalankan dan dikembangkan.
28
c. Hasil analisis sensitivitas yang dilakukan pada dua skenario menunjukkan
tingkat kepekaan usaha pabrik tahu Bandung terhadap adanya perubahan
penurunan produksi sebesar 20% dan kenaikan bahan baku sebesar 37,5%.
Penurunan dan kenaikan harga bahan baku tersebut merupakan batas apabila
usaha tersebut masih ingin dipertahankan kelayakannya, sehingga apabila
perubahan biaya bahan baku dan penurunan permintaan melebihi batas
tersebut, maka usaha tidak layak untuk dijalankan.
Saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka
pabrik tahu bandung disarankan untuk :
a. Pemasaran produk yang dilakukan oleh pabrik tahu Bandung masih terbatas,
yaitu pada pasar-pasar tradisional terdekat. Maka dari itu disarankan adanya
perluasan pasar, seperti pemasaran pada pasar tradisional yang memang
masih jarang terdapat penjual tahu, menambah jaringan distribusi, serta
melalui internet, agar pemsaran dapat mengikuti perkembangan yang ada saat
ini. Selain itu pemasaran pada internet juga dilakukan untuk membantu
kegiatan promosi pada pabrik tahu Bandung.
b. Selain perlunya perluasan pasar, kegiatan promosi juga penting dilakukan.
Seperti melalui iklan, melalui internet dengan menggunkan web khusus,
pencantuman merk, brosur, dan gencar mengikuti kegiatan-kegiatan pameran.
c. Dalam hal perizinan, pabrik tahu bandung hanya mengantongi izin atau
legalitas dari desa setempat. Demi meyakinkan konsumen, ada baiknya pabrik
tahu Bandung menambah izin usahanya dari dinas terkait, agar benar-benar
meyakinkan konsumen dan dapat diakui secara hukum. Hal ini juga dapat
membantu meningkatkan penjualan.
d. Perlunya peremajaan pada mesin agar produksi dapat maksimal, dan
penambahan alat-alat produksi dari yang tradisional menjadi lebih modern,
agar efisiensi dan efektifitas produksi dapat terus terjaga.
e. Berdasarkan hasil analisis finansial, diketahui adanya tingkat kepekaan usaha
terhadap perubahan, seperti penurunan permintaan dan kenaikan bahan baku.
Pabrik tahu Bandung disarankan untuk dapat mengantisipasi hal tersebut agar
uasaha dapat terus berjalan dan berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Bogor dalam Angka [internet]. Bogor (ID):
Badan Pusat Statisik. [di unduh 14 April 2015]. Tersedia pada:
http://www.bps.go.id
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Jumlah Produktivitas Kedelai di Jawa Barat
[internet]. Bandung (ID): Badan Pusat Statisik. [di unduh 14 April 2015].
Tersedia pada: http://www.bps.go.id
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Jumlah Produktivitas Kedelai Nasional
[internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statisik. [di unduh 14 April 2015].
Tersedia pada: http://www.bps.go.id
29
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1998. Syarat mutu tahu menurut SNI 013142-1998 [Internet]. Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional. [diunduh
28 Mei 2015]. Tersedia pada: http://www.bsn.go.id.
[Deptan]
Departemen Pertanian. 2002. Peluang Usaha Pengembangan
Agribisnis. Jakarta (ID): Departemen Pertanian.
Gittinger, J. Price. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Jakarta
(ID) : Universitas Indonesia Press.
Hadiyanti, Feby R. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Tahu Bandung Kayun-yun
Desa Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Husnan, S dan Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta (ID):
UPP AMP YKPN.
Husnan, Suad, Suwarno. 1994. Studi Kelayakan Proyek, Edisi Ketiga, Yogyakarta
(ID): UPPAMP YKP
Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Cetakan Kedua, Jakarta (ID): PT.
Rineka Cipta
Johan, S. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Yogyakarta (ID): Graha
Ilmu.
Kadariah et. al. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jilid I. Jakarta (ID): Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Kotler, P. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID): Gramedia
Nurmalina, Rita, dkk. 2010. Studi Kelayakan Bisnis, Cetakan Pertama, Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti, F. 2012. Studi Kelayakan Bisnis & Investasi : Studi Kasus. Jakarta (ID):
Gramedia Pustaka Utama.
Sakina, Tiara. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Srikaya Organik pada Perusahaan
Wahana Cory, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sucipto, Agus. 2011. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): UIN MALIKIPRESS.
Suratman. 2002.
Studi Kelayakan
Proyek. Jakarta (ID): Departemen
Pendidikan Nasional.
Syarif, Kasman. 2011.yang berjudul Analisis keayakan usaha produk minyak
aromatik merk FLOSH (Studi kasus pada UKM Marun Aromaterapi)
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia.
Komponen
Periode usaha
Hari kerja per bulan
Bulan kerja per tahun
Kebutuhan dan Harga input :
a. Kacang Kedelai
b. Kunyit
c. Garam
d. Kayu Bakar
e. Listrik
f. Biaya Renovasi
Suku Bunga per Tahun (Asumsi suku bunga deposito rata-rata Bank)
Proporsi Modal :
a. Kredit
b. Modal sendiri
Pajak
Lampiran 1 Asumsi non Investasi
%
%
Kwintal (Rp)
Rp/Kg
Rp/Kg
Rp/mobil
Rp
Rp
%
Satuan
tahun
hari
bulan
Nilai/Jumlah
0%
100%
200 000
800 000
5 000
2 000
220 000
480 000
3 000 000
7%
10
28
12
31
Komponen
Investasi
tanah
Bangunan
Kendaraan
Bidamu
Tahang
Cetakan
Tampir
Paratan
Tong
Kancah
Box Tahu
Kain Saringan
Tanggok
Cetok
Pompa air
Sepatu Boot
Selang Air
Bak Limbah
Satuan
m2
m2
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Total
Lampiran 2 Investasi
Jumlah
400
400
2
1
4
15
40
1
4
4
60
10
2
4
1
6
4
1
Biaya Pembuatan
Total Biaya
Satuan (Rp)
(Rp)
120.000.000 120.000.000
150.000.000 150.000.000
10.000.000 20.000.000
11.000.000 11.000.000
3.000.000
12000000
1.500.000
22500000
400.000
16000000
500.000
500.000
500.000
2000000
1.500.000
6000000
70.000
4200000
800.000
8.000.000
200.000
400000
70.000
280000
1.200.000
1200000
120.000
720000
60.000
240000
2.500.000
2500000
377.540.000
176.100.000
600000
5500000
Nilai Sisa
Aset
80.000.000
90.000.000
Daya
Tahan
10
10
10
10
5
3
1
4
1
3
5
1
5
2
5
1
1
10
Nilai
Penyusutan
4000000
6000000
1000000
550000
2400000
7500000
16000000
125000
2000000
2000000
840000
8000000
80000
140000
120000
720000
240000
250000
51.965.000
0
0
0
0
15.000.000
10.500.000
3.600.000
3.000.000
4.500.000
10.500.000
350.000
7.200.000
1.000.000
560.000
6.000.000
1.080.000
540.000
0
63.830.000
Nilai Sisa
32
Total Penerimaan
Pengeluaran:
a. Biaya Variabel
b. Biaya Tetap
c. Depresiasi
Total Pengeluaran
L/R Sebelum Pajak
Pajak (12,5%)
Laba Setelah Pajak
Profit on Sales
Break Even Point
(Rp)
Uraian
Lampiran 3 Laba rugi
286 500
200 600
99 350
63 830
326 870
-40 370
-5 046
-35 323
-12,33%
544 249
200 600
99 350
63 830
677 690
-391 190
-48 898
-342 291
0,00%
-
2
286 500
1
740 647
323 000
120 600
63 830
500 040
-69 940
-8 742
-61 197
-14,23%
430 100
3
535 824
384 200
152 900
63 830
564 420
80 730
10 091
70 638
10,95%
645 150
4
466 166
540 600
179 250
63 830
776 290
353 360
44 170
309 190
27,37%
1 129 650
523 698
540 600
209 250
63 830
792 970
336 680
42 085
294 595
26,08%
1 129 650
Tahun (x Rp. 1000)
5
6
466 166
540 600
179 250
63 830
776 690
352 960
44 120
308 840
27,34%
1 129 650
7
466 166
540 600
179 250
63 830
746 770
382 880
47 860
335 020
29,66%
1 129 650
8
466 166
540 600
179 250
63 830
776 290
353 360
44 170
309 190
27,37%
1 129 650
9
466 166
540 600
179 250
63 830
747 170
382 480
47 810
334 670
29,63%
1 129 650
10
425 022
435 200
157 770
63 830
607 745
19 783
2 472
17 310
2,26%
766 013
Ratarata
33
3 400
Sirih tahu
150 000
20 000
12 000
22 500
16 000
500
2 000
6 000
4 200
8 000
Bangunan
Kendaraan
Mesin penggiling
kedelai
Tahang
Cetakan
Tampir
Paratan
Tong
Kancah
Box tahu
Kain saringan
400
280
Tanggok
Cetok
11 000
120 000
Tanah
Biaya Investasi
Total inflow
285 600
10 200
Nilai sisa
272 000
Ampas tahu
1
Tahu
Inflow
Uraian
2
Lampiran 4 Cash flow tahu Bandung
8 000
2 000
16 000
285 600
3 400
10 200
272 000
3
280
8 000
6 000
2 000
500
16 000
22 500
430 100
5 100
17 000
408 000
4
400
8 000
2 000
16 000
645 150
5 950
27 200
612 000
5
280
8 000
6 000
2 000
500
16 000
22 500
1 129 650
7 650
34 000
1 088 000
8 000
4 200
2 000
16 000
12 000
1 129 650
7 650
34 000
1 088 000
6
Tahun (x Rp.1000,-)
280
400
8 000
6 000
2 000
500
16 000
22 500
1 129 650
7 650
34 000
1 088 000
7
8 000
2 000
16 000
1 129 650
7 650
34 000
1 088 000
8
280
8 000
6 000
2 000
500
16 000
22 500
1 129 650
7 650
34 000
1 088 000
9
400
8 000
2 000
16 000
1 193 480
63 830
7 650
34 000
1 088 000
10
34
6 800
10 200
74 800
Garam
Kunyit
Kayu bakar
IRR
Net benefit
Discount factor
7%
PV net
benefit/tahun
NPV (Rp)
PBB
Total biaya
produksi
Total outflow
0,87
-36 046
0,93
-366 439
22%
940 026
-41 270
326 870
677 690
-392 090
299 950
299 950
4 800
200
4 800
Listrik
12 750
81 600
74 800
10 200
6 800
108 800
26 720
720
200
12 750
Biaya transportasi
Biaya renovasi
81 600
Gaji karyawan
Biaya tetap
108 800
Kedelai
377 540
2 500
240
Bak limbah
Total biaya
investasi
Biaya produksi
720
Selang air
1 200
Sepatu boots
Pompa air
-57 091
0,82
-69 940
500 040
443 600
200
4 800
20 400
95 200
74 800
17 000
13 600
217 600
56 240
240
720
61 588
0,76
80 730
564 420
537 100
200
4 800
25 500
122 400
74 800
20 400
17 000
272 000
27 120
720
251 940
0,71
353 360
776 290
719 850
200
4 800
38 250
136 000
74 800
30 600
27 200
408 000
56 240
240
720
224 344
0,67
336 680
792 970
749 850
200
30 000
4 800
38 250
136 000
74 800
30 600
27 200
408 000
42 920
720
219 805
0,62
352 960
776 690
719 850
200
4 800
38 250
136 000
74 800
30 600
27 200
408 000
56 640
240
720
222 839
0,58
382 880
746 770
719 850
200
4 800
38 250
136 000
74 800
30 600
27 200
408 000
26 720
720
192 204
0,54
353 360
776 290
719 850
200
4 800
38 250
136 000
74 800
30 600
27 200
408 000
56 240
240
720
226 881
0,51
446 310
747 170
719 850
200
4 800
38 250
136 000
74 800
30 600
27 200
408 000
27 120
720
35
PV net benefit
positif
PV net benefit
negatif
NET B/C
PBP (Per Tahun)
3,57
2,09
-423 531
1 399 604
36
Inflow
Tahu
Ampas tahu
Sirih tahu
Nilai sisa
Total inflow
Biaya Investasi
Tanah
Bangunan
Kendaraan
Mesin penggiling
kedelai
Tahang
Cetakan
Tampir
Paratan
Tong
Kancah
Box tahu
Kain saringan
Tanggok
Cetok
Pompa air
Sepatu boots
Uraian
1
11 000
12 000
22 500
16 000
500
2 000
6 000
4 200
8 000
400
280
1 200
720
720
8 000
2 000
16 000
231 200
231 200
120 000
150 000
20 000
217 600
10 200
3 400
217 600
10 200
3 400
2
3
720
280
8 000
22 500
16 000
500
2 000
6 000
348 500
326 400
17 000
5 100
4
720
8 000
400
2 000
16 000
522 750
489 600
27 200
5 950
Lampiran 5 Cash flow sensitivitas penurunan produksi sebesar 20%
5
720
280
8 000
22 500
16 000
500
2 000
6 000
912 050
870 400
34 000
7 650
720
4 200
8 000
2 000
16 000
12 000
912 050
870 400
34 000
7 650
Tahun (x Rp. 1000,-)
6
7
720
8 000
400
280
22 500
16 000
500
2 000
6 000
912 050
870 400
34 000
7 650
8
720
8 000
2 000
16 000
912 050
870 400
34 000
7 650
9
720
280
8 000
22 500
16 000
500
2 000
6 000
912 050
870 400
34 000
7 650
10
720
8 000
400
2000
16 000
870 400
34 000
7 650
63 830
975 880
37
Selang air
Bak limbah
Total biaya investasi
Biaya produksi
Kedelai
Garam
Kunyit
Kayu bakar
Biaya tetap
Gaji karyawan
Biaya transportasi
Listrik
Biaya renovasi
PBB
Total biaya produksi
Total outflow
Net benefit
Discount factor 7%
PV net benefit/tahun
NPV (Rp)
IRR
PV net benefit positif
PV net benefit negatif
NET B/C
PBP (Per Tahun)
26 720
108 800
6 800
10 200
74 800
81 600
12 750
4 800
200
299 950
326 870
-95 670
0, 87
-83 561
240
2 500
377 540
108 800
6 800
10 200
74 800
81 600
12 750
4 800
200
299 950
677 690
-446 490
0,93
-417 280
-109 591
-3%
514 952
-540 982
0,74
20,45
200
443 600
500 040
-151 540
0, 82
-123 701
95 200
20 400
4 800
217 600
13 600
17 000
74 800
56 240
240
200
537 100
564 420
-41 670
0, 76
-31 789
122 400
25 500
4 800
272 000
17 000
20 400
74 800
27 120
200
719 850
776 290
135 760
0, 71
96 795
136 000
38 250
4 800
408 000
27 200
30 600
74 800
56 240
240
136 000
38 250
4 800
30 000
200
749 850
792 970
119 080
0, 67
79 348
408 000
27 200
30 600
74 800
42 920
200
719 850
776 690
135 360
0, 62
84 295
136 000
38 250
4 800
408 000
27 200
30 600
74 800
56 640
240
200
719 850
746 770
165 280
0, 58
96 194
136 000
38 250
4 800
408 000
27 200
30 600
74 800
26 720
200
719 850
776 290
135 760
0, 54
73 844
136 000
38 250
4 800
408 000
27 200
30 600
74 800
56 240
240
200
719 850
747 170
228 710
0, 51
116 264
136 000
38 250
4 800
408 000
27 200
30 600
74 800
27 120
38
Inflow
Tahu
Ampas tahu
Sirih tahu
Nilai sisa
Total inflow
Biaya Investasi
Tanah
Bangunan
Kendaraan
Mesin penggiling kedelai
Tahang
Cetakan
Tampir
Paratan
Tong
Kancah
Box tahu
Kain saringan
Tanggok
Cetok
Pompa air
Sepatu boots
Selang air
Uraian
1
720
8 000
2 000
16 000
285 600
285 600
120 000
150 000
20 000
11 000
12 000
22 500
16 000
500
2 000
6 000
4 200
8 000
400
280
1 200
720
240
272 000
10 200
3 400
272 000
10 200
3 400
2
3
720
240
280
8 000
22 500
16 000
500
2 000
6 000
430 100
408 000
17 000
5 100
4
720
8 000
400
2 000
16 000
645150
612 000
27 200
5 950
Lampiran 6 Cash flow sensitivitas kenaikan harga bahan baku 37,5%
720
240
280
8 000
22 500
16 000
500
2 000
6 000
1129650
1 088 000
34 000
7 650
720
4 200
8 000
2 000
16 000
12 000
1 129 650
1 088 000
34 000
7 650
Tahun (x Rp. 1000,-)
5
6
720
240
8 000
400
280
22 500
16 000
500
2 000
6 000
1 129 650
1 088 000
34 000
7 650
7
720
8 000
2 000
16 000
1 129 650
1 088 000
34 000
7 650
8
720
240
280
8 000
22 500
16 000
500
2 000
6 000
1 129 650
1 088 000
34 000
7 650
9
720
8 000
400
2 000
16 000
1 088 000
34 000
7 650
63 830
1 193 480
10
39
Bak limbah
Total biaya investasi
Biaya produksi
Kedelai
Garam
Kunyit
Kayu bakar
Biaya tetap
Gaji karyawan
Biaya transportasi
Listrik
Biaya renovasi
PBB
Total biaya produksi
Total outflow
Net benefit
Discount factor 7%
PV net benefit/tahun
NPV (Rp)
IRR
PV net benefit positif
PV net benefit negatif
NET B/C
PBP (Per Tahun)
26 720
149 600
6 800
10 200
74 800
81 600
12 750
4 800
200
340 750
367 670
-82 070
0,87
-71 683
2 500
377 540
149 600
6 800
10 200
74 800
81 600
12 750
4 800
200
340 750
718 490
-432 890
0,93
-404 570
165 469
4%
765 424
-528 271
1,41
6,09
-123 701
200
525 200
581 640
-151 540
0,82
95 200
20 400
4 800
299 200
13 600
17 000
74 800
56 240
-16 226
200
639 100
666 420
-21 270
0,76
122 400
25 500
4 800
374 000
17 000
20 400
74 800
27 120
142 853
200
872 850
929 290
200 360
0,71
136 000
38 250
4 800
561 000
27 200
30 600
74 800
56 240
122 393
136 000
38 250
4 800
30 000
200
902 850
945 970
183 680
0,67
561 000
27 200
30 600
74 800
42 920
124 525
200
872 850
929 690
199 960
0,62
136 000
38 250
4 800
561 000
27 200
30 600
74 800
56 640
133 792
200
872 850
899 770
229 880
0,58
136 000
38 250
4 800
561 000
27 200
30 600
74 800
26 720
108 982
200
872 850
929 290
200 360
0,54
136 000
38 250
4 800
561 000
27 200
30 600
74 800
56 240
149 103
200
872 850
900 170
293 310
0,51
136 000
38 250
4 800
561 000
27 200
30 600
74 800
27 120
40
41
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Fadil Nurhapiz Darinsah dilahirkan di Bogor 29
Januari 1992. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari orang
tua Agus Kadarsah dan Nenah Surtinah. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD
Bojong Rangkas 02, SMP N 1 Ciampea dan SMA N 1 Ciampea. Tahun 2009
penulis lolos mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) dengan mayor Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama masa kuliah, penulis tidak terlalu aktif berorganisasi di dalam
kampus. Tetapi penulis pernah mengikuti organisasi didalam kampus, salah
satunya yaitu, penulis pernah menjadi ketua Volly Coast FEM pada periode 20112012. Penulis juga berkontribusi dalam kepanitiaan yang diselenggarakan di
tingkat departemen. Selain itu, penulis juga merintis usaha kecil-kecilan sejak
pertama masuk dan terdaftar sebagai mahasiswa IPB.
Download