ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PABRIK TAHU BANDUNG DI DESA BOJONG RANGKAS KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR FADIL NURHAPIZ DARIANSAH DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengembangan Usaha Pabrik Tahu Bandung di Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2016 Fadil Nurhapiz Dariansah NIM H24090142 ABSTRAK FADIL NURHAPIZ DARIANSAH. Analisis Pengembangan Usaha Pabrik Tahu Bandung di Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh MIMIN AMINAH. Pabrik tahu Bandung merupakan usaha kecil menengah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari berbagai aspek non finansial dan (2) Menganalisis tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari aspek finansialnya. Data yang diperoleh yaitu data primer dari hasil wawancara pemilik pabrik dan data sekunder didapat dari literatur-literatur terkait, informasi dari dinas-dinas terkait, jurnal, internet, serta dari penelitian terdahulu. Berdasarkan aspek non finansial usaha pabrik tahu Bandung dikatakan layak secara pasar, layak secara teknis dan teknologi, layak secara aspek manajemen, serta layak secara sosial ekonomi. Dari analisis finansialnya, usaha pabrik tahu Bandung yang telah ditentukan umur proyeknya yaitu selama 10 tahun menghasilkan NPV sebesar Rp. 940.026.679,-, IRR 22%, Net B/C atau PI adalah 3,57 dan PBP 2,09 tahun. Nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha tahu Bandung layak untuk dijalankan, baik secara aspek finansial maupun aspek non finansial. Perhitungan analisis sensitivitas pada usaha tahu Bandung ini menunjukkan kenaikan harga kedelai lebih sensitif dibandingkan dengan penurunan jumlah produksi. Kata kunci : studi kelayakan pengembangan usaha, tahu ABSTRACT FADIL NURHAPIZ DARIANSAH. Analysis Business Development Tofu Factory Bandung in Bojong Rangkas Ciampea District of Bogor Regency. Guided by AMINAH MIMIN. Bandung tofu factory is small and medium businesses. This study aims to (1) analyze the feasibility level of tofu factory Bandung when seen from a variety of non-financial aspects and (2) to analyze the feasibility level of tofu factory Bandung when seen from the financial aspect. Data obtained by the primary data from interviews and secondary data obtained from the relevant literature, information from relevant agencies, journals, internet, previous research. Based on the non-financial aspects of business Bandung tofu factory in the market is feasible, technically feasible and technology, viable aspects of management, as well as socially and economically. Seen from the financial analysis, business tofu factory Bandung predetermined age for 10-year project that resulted in NPV of Rp. 940 026 679, -, IRR 22%, Net B / C or PI is 3.57 and the PBP 2.09 years. These values demonstrate that the business tofu Bandung eligible to run, both aspects of the financial and non-financial aspects. Calculation of the sensitivity analysis in the business knows this Bandung showed a rise in soybean prices is more sensitive than the decrease in production quantities Keyword : feasibility study business development, tofu ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PABRIK TAHU BANDUNG DI DESA BOJONG RANGKAS KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR FADIL NURHAPIZ DARIANSAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan bulan Mei 2015 hingga Januarii 2016 ini ialah studi kelayakan usaha, dengan judul Analisis Pengembangan Usaha Pabrik Tahu Bandung di Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta, yaitu Agus Kadarsah dan Nenah Surtinah, serta keluarga yang telah memberikan nasehat, motivasi, dukungan semangat dan juga doa sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing, yaitu Ir. Hj. Mimin Aminah, MM atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan masukan-masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih kepada dosen penguji yaitu, Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.hut, MM yang telah memberikan saran dan masukkannya dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih kepada seluruh dosen Departemen Manajemen dan Fakultas Ekonomi Manajemen atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor. Terima kasih pula kepada seluruh jajaran staf Tata Usaha Departemen Manajemen atas pelayanan yang diberikan kepada penulis selama belajar di Institut Pertanian Bogor. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Ade Rahmat selaku pemilik usaha tahu Bandung yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian pada usahanya serta telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi dan pengetahuan terkait skripsi yang dilakukan penulis. Terima kasih kepada teman-teman Rinjani yang telah memberikan nasehat, motivasi, dan doa selama ini. Terima kasih kepada seluruh sahabat Manajemen 46 atas nasehat, motivasi dan doa kepada penulis dan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas motivasi dan doa yang telah diberikan kepada penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Januari 2016 Fadil Nurhapiz Dariansah DAFTAR ISI DAFTAR TABEL .............................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ......................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... vii PENDAHULUAN ................................................................................ 1 Latar Belakang .............................................................................. 1 Perumusan Masalah ...................................................................... 3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3 Manfaat Penelitian ........................................................................ 3 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 4 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4 Definisi Tahu ................................................................................. 4 Faktor Faktor Penentu Kualitas Tahu ........................................... 4 Studi Kelayakan Bisnis ................................................................. 5 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ................................................... 6 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis ........ 6 Aspek Aspek Studi Kelayakan Bisnis ........................................... 7 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 7 METODE .............................................................................................. 8 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 8 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 10 Jenis Data dan Sumber Data ....................................................... 10 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 10 Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 10 Aspek non Finansial .................................................................... 10 Aspek Finansial/Keuangan ......................................................... 12 Asumsi Dasar .............................................................................. 14 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 15 Sejarah Pendirian Usaha Pabrik Tahu Bandung ......................... 15 Aspek Pasar dan pemasaran ........................................................ 15 Aspek Teknik dan Teknologi ...................................................... 20 Aspek Manajemen ....................................................................... 22 Aspek Hukum ............................................................................. 24 Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan .................................... 24 Aspek Finansial ........................................................................... 24 Implikasi Manajerial ................................................................... 26 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 27 Simpulan ..................................................................................... 27 Saran .......................................................................................... 28 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 28 LAMPIRAN........................................................................................31 RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 41 DAFTAR TABEL 1. Perbandingan antara kadar protein kedelai dengan beberapa bahan makanan lain ......................................................................... 1 2. Komposisi kimia tahu tiap 100 gram ................................................ 2 3. Konsumsi rata-rata per kapita beberapa bahan makanan tahun 2009-2013 2 4. Perbandingan harga tahu Bandung dengan merek lainnya ............. 18 5. Bagan pembagian kerja .................................................................. 23 6. Hasil anslisis sentivitas skenario 1 ................................................. 26 7. Hasil analisis sentivitas skenario 2 ................................................. 26 DAFTAR GAMBAR 1. Kerangka pemikiran ......................................................................... 9 2. Saluran pemasaran tahu bandung saluran I .................................... 19 3. Saluran pemasaran tahu bandungsaluran II .................................... 19 4. Proses produksi pembuatan tahu Bandung ..................................... 21 5. Tata letak pabrik tahu Bandung ...................................................... 22 DAFTAR LAMPIRAN 1. Asumsi non investasi ...................................................................... 31 2. Investasi .......................................................................................... 32 3. Laba rugi ......................................................................................... 33 4. Cash flow usaha tahu Bandung ...................................................... 34 5. Cash flow analisis sensitivitas penurunan produksi 20% ........... 4437 6. Cash flow analisis sensitivitas harga kedelai meningkat 37,5% .... 39 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tahu merupakan makanan yang berbahan dasar kedelai yang merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak mengandung protein yang dibutuhkan oleh manusia. Tanaman yang masuk dalam jenis kacang-kacangan ini, memiliki kandungan gizi yang bagus untuk dikonsumsi. Kedelai mengandung protein (Glysinin 80%) yang berguna untuk mengurangi kolesterol dan menghambat tekanan darah tinggi dan antioksidan. Kedelai mengandung serat yang berguna untuk meredakan gangguan usus dan meningkatkan metabolisme lemak. Dalam 100 gram kedelai mengandung 34,9 persen protein. Bila dibandingkan dengan daging, jagung, telur ayam, dan ikan segar, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai protein susu skim kering (Cahyadi , 2009). Pada tabel 1 ditnjukkan perbandingan antara kadar protein kedelai dengan beberapa bahan makanan lain. Tabel 1 Perbandingan antara kadar protein kedelai dengan beberapa bahan makanan lain Bahan Makanan Susu skim kering Kedelai Kacang hijau Daging Ikan segar Telur ayam Jagung Beras Tepung singkong Sumber: Cahyadi (2009) Protein (% berat) 36,00 35,00 22,00 19,00 17,00 13,00 9,20 6,80 1,10 Di Indonesia, tahu banyak dijumpai dipenjuru nusantara, selain rasanya enak dan mengandung nilai gizi yang tinggi, makanan ini memiliki harga jual yang murah, sehingga dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Di Indonesia sendiri tahu dikategorikan sebagai salah satu makanan yang menyehatkan, yang biasa disebut dengan makanan empat sehat lima sempurna. Kandungan gizi pada tahu yang memberikan nilai gizi tinggi cukup digemari oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Berikut kandungan gizi pada tahu : 2 Tabel 2 Komposisi kimia tahu tiap 100 gram Komponen Kadar air Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Abu Fosfor Vitamin B1 Energi Sumber : Mahmud, dkk. (1990) Kandungan 82,2 g 10,9 g 4,7 g 0,8 g 223,0 g 1,4 g 183,0 g 0,01 g 80,0 kal Berdasarkan tabel diatas, maka tidak diragukan lagi mengenai gizi yang terkandung dalam 100gr tahu. Oleh karena itu, masyarakat sangat gemar mengkonsumsi tahu, baik dikonsumsi untuk individu, rumah tangga, atau bahkan untuk kebutuhan bisnis. Tahu dapat dikonsumsi dengan cara dimakan sendiri atau dicampur dengan sayur dan lauk. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun yang terjadi di Indonesia, maka jumlah konsumsi kedelai ikut meningkat, terutama kedelai yang digunakan untuk bahan dasar tahu yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Menurut KOPTI (2013), kebutuhan kedelai tiap bulannya mencapai 3.300.000 kilogram sehingga kebutuhan tiap tahun rata-rata mencapai 39. 600.000 dan relatif stabil. Stok kedelai Kabupaten Bogor selalu tersedia dan relatif aman. Jika dikaitkan dengan kebutuhan rata-rata dan stok kedelai yang tersedia, maka permintaan kedelai oleh para pengrajin tahu dapat selalu terpenuhi. Permintaan akan produk tahu juga dapat dilihat dari konsumsi tahu rata-rata nasional per kapita. Konsumsi tahu nasional per kapita menunjukkan angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan konsumsi kacang kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pasar untuk usaha ini cukup baik. Konsumsi tahu mencapai 6 –7.5 kilogram per tahun per kapita dengan nilai rata-rata pertumbuhan konsumsi relatif stabil hanya mencapai 0.9 persen. Tabel 3 Konsumsi rata-rata per kapita beberapa bahan makanan tahun 2009 –2013 Bahan Satuan Tahun RataMakanan unit rata 2009 2010 2011 2012 2013 pertum buhan Kedelai Kg 0.052 0.052 0.052 0.052 0.052 0.00 Tahu Kg 7.039 6.987 7.404 6.987 7.039 0.09 Tempe Kg 7.039 6.935 7.300 7.091 7.091 0.23 Sumber : Deptan (2013) Dengan melihat tingkat konsumsi yang semakin meningkat, pabrik tahu Bandung yang berlokasi di desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, 3 Kabupaten Bogor berusaha meningkatkan jumlah produksi tahu di pabriknya. Hal ini dilakukan agar dapat menambah jumlah output dan memperoleh keuntungan yang lebih dari sebelumnya. Namun dengan adanya faktor-faktor lain dalam suatu usaha, seperti ketidakpastian diwaktu yang akan datang, pasar dan pemasran produk, dan lain sebagainya yang menyangkut dengan hal-hal terhadap keberlangsungan suatu usaha, Maka dari itu perlu dilakukan analisis kelayakan usaha pabrik tahu tersebut agar dapat diketahui layak atau tidaknya, baik layak secara finansial maupun non finansial. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan suatu analisis untuk mengkaji apakah langkah yang diambil tepat yaitu, menambah tingkat produksi dan akan memberikan hasil positif kedepannya atau malah sebaliknya. Maka diperlukan analisis studi kelayakan yang akan dikaji dalam penelitian ini, antara lain: 1. Bagaimana tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari berbagai aspek non finansial, seperti aspek pasar dan pemasaran, aspek hukum, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek sosial budaya dan lingkungan? 2. Bagaimana tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari aspek finansialnya dengan menganalisis kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NPV), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PBP)? 3. Bagaimana sensitivitas kelayakan bisnis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada harga bahan baku dan penurunan produksi? Tujuan Penelitian 1. Menganalisis tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari berbagai aspek non finansial? 2. Menganalisis tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari aspek finansialnya? 3. Menganalisis sensitivitas kelayakan bisnis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada bahan baku dan penurunan produksi? Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Pemilik Usaha Tahu Bandung Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan mengenai kelayakan usaha pabrik tahu Bandung serta mampu menjadi bahan pertimbangan dalam keberlangsungan dan pengembangan usaha. 2. Bagi Akademisi Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya dan mampu memperbaiki serta menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini. 4 3. Bagi Masyarakat Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi masyarakat umum. semoga penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan bahan bacaan dan kajian sebelum memulai usaha. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini, membahas mengenai kelayakan suatu usaha pabrik tahu Bandung yang dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial. Penelitian ini dilakukan di daerah Kampung Warung Borong, RT 03/02, Desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Tahu Tahu merupakan makanan yang populer di masyarakat Indonesia walaupun asalnya dari Cina. Kepopuleran tahu tidak hanya terbatas karena rasanya enak, tetapi juga mudah membuatnya dan dapat diolah menjadi berbagai bentuk masakan serta harganya murah. Selain itu tahu memiliki kandungan gizi terutama protein yang tinggi, yaitu 10,9 gram per 100 gram tahu (Mahmud,1990). Kandungan protein tahu yang tinggi ini setara mutunya dengan mutu protein hewani. Tahu juga mengandung zat gizi yang penting lainnya, seperti lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup tinggi. Tahu mempunyai daya cerna yang sangat tinggi yaitu mendekati 95 % sehingga dapat dikonsumsi oleh semua golongan umur, termasuk orang yang mengalami gangguan pencernaan. Kandungan karbohidrat dan kalorinya rendah menjadikan tahu baik sebagai menu bagi orang yang menjalani diet karbohidrat. Setiap 200 gram tahu hanya memberikan 7,2 % dari kebutuhan kalori orang dewasa perhari (Mien, dkk, 1990). Tingginya kadar protein dan kadar air menyebabkan tahu mudah rusak karena mudah ditumbuhi mikroba, sehingga tahu hanya mampu bertahan maksimal 2 hari setelah diproduksi. Dalam memperpanjang masa simpan tahu, umumnya industri tahu menambahkan pengawet. Bahan pengawet yang ditambahkan tidak terbatas pada pengawet yang diijinkan, tetapi banyak pengusaha yang menambahkan formalin sebagai pengawet. Penggunaan formalin sebagai bahan pengawet sangat murah, mudah, dan praktis, namun hal ini sangat membahayakan konsumen, karena formalin sama sekali tidak diperuntukkan sebagai bahan pengawet makanan (Anonymous, 2006). Faktor-Faktor Penentu Kualitas Tahu Menurut Suprapti (2005), beberapa hal yang menyebabkan kondisi (kualitas) tahu berbeda-beda adalah sebagai berikut : 1. Tingkat Kepadatan Pembuatan tahu padat (dimampatkan) seperti halnya tahu Kediri, memerlukan bahan (bakal tahu) yang jauh lebih banyak daripada bahan yang diperlukan dalam pembuatan tahu gembur. 5 2. Adanya Bau Asam Tahu yang dicetak tidak terlalu padat, umumnya relatif lebih mudah rusak (karena kadar airnya lebih tinggi). Oleh karena itu, umumnya tahu gembur dipasarkan atau dijual dalam keadaan direndam air. Selain mengawetkan, perlakuan ini juga dapat mencegah mengecilnya ukuran tahu karena kandungan airnya keluar (apabila tidak direndam). Namun, air perendaman tersebut harus diganti setiap hari. Apabila tidak, tahu akan menjadi berlendir, berbau dan berasa asam. 3. Penampilan Penampilan produk tahu menyangkut warna serta keseragaman bentuk dan ukurannya. Warna yang biasa digunakan untuk tahu adalah kuning, disamping warna aslinya (putih). Sementara, untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang sama dapat digunakan cetakan. 4. Cita Rasa Tahu Cita rasa tahu akan menjadi lebih lezat apabila ke dalam bakal tahu (sebelum dicetak) ditambahkan bahan-bahan yang dapat berfungsi sebagai penyedap rasa, seperti garam dan flavour buatan. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelaah atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi manfaat atau asil bila dilaksanakan. Studi kelayakan bisnis telah banyak dikena oleh masyarakat, terutama masyarakat yang bergerak dalam bidang bisnis. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan bisnis menuntut adanya penilaian, sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) bila bisnis dilakukan. Umar (2003) menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara studi kelayakan proyek dan studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan proyek merupakan penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek dibangun dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan, studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Menurut Ibrahm (2009), studi kelayakan yag sering disebut juga feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan saha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layakya suatu gagasan usaha/proyek dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam arti financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan. Sedangkan menurut Suiyanto (2010), studi kelayakan merupakan penelitian yang bertujuan memutuskan apakah sebuah bisnis layak utuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendtangkan manfaat yang lebih besar dari semua pihak (stakeholder) dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan. 6 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Menurut Johan (2011), adanya studi kelayakan dalam bentuk apapun terutama dalam sebuah bisnis pastilah memiliki manfaat yang cukup banyak, baik untuk internal maupun eksternal pihak yang melakukan studi kelayakan bisnis itu sendiri. Beberapa manfaat studi kelayakan bisnis antara lain yaitu: 1. Manfaat bagi Investor , jika hasil studi kelayakan bisnis tersebut dinilai layak untuk diaplikasikan dilapangan, maka hasil laporan studi kelayakan bisnis pun layak untuk ditawarkan kepada calon investor. Sebab investor berkepentingan secrala langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan atas keselamatan modal yang akan ditanamkan. 2. Manfaat bagi Kreditor, pihak yang sering kali atau yang paling kita fahami mana kala ingin memperoleh dana tidak lain adalah bank secara umum. Pihak kreditor akan memberikan dana atau modal kredit jika usaha yang dijalankan secara penuh bahkan akan menawarkan diri jika usaha yang akan dijalankan telah teruji dalan layak. 3. Manfaat bagi Manajemen Perusahaan, bagi sebuh perusahaan sudahlah tentu banyak memberikan manfaat secara manajemen internal maupun eksternal perusahaan. Perusahan melakukan studi kelayakan bisnis atau memanfaatkan studi kelayakan bisnis tidak lain adalah untuk melakukan ekspansi untuk peningkatan laba perusahaan. 4. Manfaat bagi Pemerintah dan Masyarakat , dalam pelaksanaan studi kelayakan bisnis harusalah meperhatikan kebijakanp kebijakan yang ditetapkan pemeirntah karena bagaimana pun pemerintah dapat secara langsung maupun tidak lansung mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa, dan pemakainan tenaga kerja masal merukapan contohcontoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. 5. Manfaat bagi Pembangunan Ekonomi , dalam studi kelayakan bisnis untuk menjadikan usaha tersebut layak untuk dijalankan perlu meperhatikan aspekaspek rencana pembangunan nasional, sehingga memberikan kontribusi demi tujuan pembangunan ekonomi nasional. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis Menurut Rangkuti (2012), hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis studi kelayakan bisnis, yaitu : 1. Besarnya dana yang diinvestasikan. Umumnya semakin besar dana jumlah yang ditanamkan akan semakin mendalam studi yang perlu dilakukan. 2. Tingkat ketidakpastian bisnis. Semakin sulit kita memprediksikan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas, dan lain-lain, semakin berhati-hati dalam melakukan studi kelayakan. Hal ini misalnya untuk investasi pada produk-produk baru. Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian ini, dengan analisis sensitivitas, taksiran konservatif, dan sebagainya. 3. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi bisnis. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu bisnis mungkin menjadi sangat kompleks, sehingga pihak yang melakukan studi kelayakan terhadap bisnis tersebut akan semakin berhati-hati. 7 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis Menurut Sucipto (2011) dalam studi kelayakan bisnis terdapat beberapa aspek yang harus dianalisis, yaitu : a. Aspek Hukum, berkaitan dengan legalisasi keberadaan bisnis yang akan dijalankan baik dari segiperijinan maupun dari segi badan hukumnya. b. Aspek pasar dan pemasaran, berkaitan dengan potensi pasar produk yang akan dipasarkan, analisis kekuatan pesaing, estimasi penjualan yang mungkin bisa diraih (market share). c. Aspek teknis/operasi dan teknologis, berkaitan dengan pemilihan lokasi bisnis, pemilihan mesin dan peralatan yang sesuai dengan kapasitas produksi, penataan layout serta pemilihan teknologi yang sesuai. d. Aspek manajemen dan organisasi, berkaitan dengan manajemen dalam pembangunan fisik serta manajemen dalam operasionalnya dan struktur organisasi. e. Aspek sosial ekonomi, mencakup pengaruh proyek terhadap kehidupan sosial dan perekonomian secara makro dan lain sebagainya. f. Aspek keuangan, berkaitan dengan sumber penggunaan dana serta proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dari masing-masing sumber dana yang bersangkutan. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Hadiyanti (2014) yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Tahu Bandung Kayun-yun Desa Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. dengan hasil pengolahan data yang dilihat dari aspek strategi pemasaran, aspek teknis dan teknologi, mancakup kapasitas produksi ekonomis, mesin, peralatan, rencana investasi, lokasi, tata letak, dan proses produksi serta quality control. Kriteria kelayakan investasi menghasilkan NPV usaha bernilai Rp. 293.316.530,-, IRR 39 persen, Net B/C atau PI 3,07 dan PBP adalah 5,7 tahun. Analisis sensitivitas menunjukkan kenaikan harga kedelai merupakan variabel yang lebih sensitif dibandingkan dengan penurunan jumlah produksi. Penelitian yang dilakukan oleh Kasman Syarif (2011) yang berjudul Analisis keayakan usaha produk minyak aromatik merk FLOSH (Studi kasus pada UKM Marun Aromaterapi) dengan hasil pengolahan data yang dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, aspek lingkungan, dan analisis keuangan. Kriteria kelayakan investasi menghasilkan NPV usaha bernilai Rp. 659.100.845,-, IRR 79.50 persen, Net B/C atau PI 2.50, dan PBP adalah 1,25 tahun. Hasil analisis sensitivitas dengan skenario peningkatan biaya variabel 10 persen menunjukkan usaha ini menjadi tidak layak. Berbeda dengan skenario penurunan volume penjualan 20 persen menunjukkan usaha ini masih layak untuk dijalankan. Penelitian yang dilakukan oleh Sakina Tiara, (2009) mengenai Analisis Kelayakan Usaha Srikaya Organik pada Perusahaan Wahana Cory Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat memiliki hasil analisis terhadap aspek finansial yang meliputi NPV, Net B/C, IRR dan Payback Period, pengusahaan srikaya organik oleh Wahana Cory layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari analisis finansial yang menunjukan bahwa NPV>0 yaitu sebesar Rp 8 1.034.057.465,24, Net B/C>1 yaitu sebesar 2,75 dan IRR sebesar 26,86 persen, dimana ini lebih besar dari tingkat suku bunga (discount rate) sebesar 9 %. Serta Payback Period yang diperoleh dalam pengusahaan srikaya organik adalah 5 tahun 8 bulan. Jika dilihat dari analisis switching value, penurunan jumlah produksi pengusahaan srikaya organik adalah hal yang paling berpengaruh terhadap kelangsungan usaha dibandingkan dengan penurunan biaya operasional. Analisis Studi Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Distribusi PT. Aneka Andalan Karya yang dilakukan oleh Afandi, (2008) menghasilkan hasil perhitungan sebagai berikut: Payback Period menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk menutup investasi adalah 2 tahun 16 hari. Metode ARR (Average Rate of Return) menunjukkan bahwa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar 215,91%. Metode NPV (Net Present Value) didapat nilai yang positif sebesar Rp 225.586.113. Dari IRR (Internal Rate of Return) diperoleh tingkat bunga sebesar 37,77%. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku bunga yang ditentukan yaitu 14%. Sedangkan PI (Profitability Indeks) menunjukkan hasil yang diperoleh lebih besar dari 1 yaitu sebesar 1,72. Dari perhitungan tersebut dapat ditunjukkan bahwa rencana pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya dapat diterima dan layak dilaksanakan. Analisis Kelayakan Usaha Mobile Carwash di Kota Bandung yang dilakukan oleh Fiqhi Lazuardi Reza, Fitria Lisye, Bakar Abu (2014) diperoleh hasil kelayakan yang berdasarkan kepada: Payback Period untuk usaha Mobile Carwash ini adalah 2 tahun 11 bulan. Nilai Net Present Value adalah positif sebesar Rp. 103,817,577-3. Nilai Internal Rate of Return adalah sebesar 21,85% dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai Minimum Attractive Rate Of Return (MARR) , yaitu9,71 % Berdasarkan hasil analisis aspek finansial diatas, maka dapat disimpulkan usaha Mobile Carwash layak untuk dilaksanakan. METODE Kerangka Pemikiran Pabrik tahu Bandung yang didirikan oleh Bapak Ade rahmat dapat dikatagorikan sebagai usaha skala kecil atau rumahan. Usaha yang bergerak dibidang produksi tahu ini telah berdiri sejak 2009. Hingga saat ini pabrik tahu Bandung memiliki 8 orang karyawan yang secara keseluruhan adalah sanak saudara. Dalam perjalanannya, pabrik tahu Bandung telah mengalami banyak rintangan dan hambatan, hal tersebut tentu sudah lumrah didalam suatu usaha, karena adanya ketidakpastian dimasa yang akan datang. Perkembangan pabrik tahu Bandung milik Bapak Ade Rahmat ini cukup pesat. Seiring berjalannya waktu, permintaan terhadap tahu Bandung menngkat dari hari ke hari. Melihat hal tersebut Bapak Ade Rahmat berniat untuk menambah jumlah produksi tahu di pabriknya. Namun jika hanya melihat dari banyaknya permintaan saja tentu tidak cukup memberikan keyakinan yang kuat untuk menganalisis ketidakpastian yang akan datang. Maka dari itu perlu dilakukannya analisis studi kelayakan yang mengkaji aspek-aspek kriteria kelayakan suatu usaha. 9 Dewasa ini usaha pabrik pengolahan tahu sudah banyak berdiri dengan berbagai merek dan cita rasa yang semakin ramai membanjiri pasar. Hal tersebut disadari akan menimbulkan persaingan yang tentunya harus dihadapi oleh pabrik tahu Bandung untuk bisa terus menjaga eksistensi produknya dipasaran dan secara keseluruhan mampu bertahan dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Dengan demikian analisis kelayakan usaha terhadap pabrik tahu Bandung perlu diakukan, untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha pabrik tahu Bandung dilihat dari aspek non-finansial dan aspek finansialnya. Studi kelayakan bisnis sangat penting dilakukan dalam memulai suatu usaha maupun menganalisis usaha yang sudah berjalan, yang bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya bisnis tersebut. Studi kealayakan bisnis membahas mengenai kelayakan dari berbagai aspek kelayakan bisnis yaitu, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, aspek hukum, aspek ekonomi sosial dan budaya, serta aspek finansial atau keuangan. Dengan dilakukannya studi kelayakan bisnis, maka dapat memberi masukan atau pengetahuan mengenai target ataupun tujuan yang akan dicapai dari suatu bisnis yang akan dilaksanakan maupun yang sudah berjalan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1. Meningkatnya permintaan konsumsi tahu di wilayah Bogor Pabrik Tahu Bandung Menambah mesin penggiling kedelai Peningkatan jumlah produksi Kajian studi kelayakan Usaha Aspek Finansial : 1. NPV 2. IRR 3. Net B/C 4. PBP 5. Sensitivitas Layak Pengembangan usaha Aspek non Finansial : 1. Pasar dan Pemasaran 2. Teknis dan teknologi 3. Manajemen 4. Hukum 5. Ekonomi, sosisl,dan lingkungan. Tidak Layak Evaluasi Gambar 1 Kerangka pemikiran 10 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di pabrik tahu Bandung yang akan mengkaji aspek finansial dan aspek non finansial. Penelitian ini akan dilakukan di daerah Kampung Warung Borong, RT 03/02, Desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan pengambilan data pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 - Januari 2016. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data primer bersumber dari pemilik pabrik, staff, dan karyawan atau pegawai. Data sekunder bersumber dari studi pustaka dan informasi dari beberapa instansi terkait seperti BPS Kabupaten Bogor, Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, BSN (Badan Standarisasi Nasional) dan referensireferensi lainnya berupa makalah, hasil penelitian terdahulu, jurnal dan internet. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah : a. Wawancara, salah satu metode untuk mengumpulkan data dengan mewawancarai pihak yang terkait. Pihak-pihak yang di wawancarai antara lain adalah pemilik pabrik, karyawan, dan tenaga pemasaran. b. Observasi langsung, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melihat langsung obyek yang akan diteliti, terutama terhadap kelangsungan proyek. c. Studi literatur, bertujuan untuk dapat menganalisa secara teoritis terhadap masalah yang berhubungan dengan penulisan dengan cara membaca skripsi dan studi kepustakaan dilakukan dengan membaca berbagai buku yang terkait dengan penelitian ini. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif yaitu degan menganalisis kelayakan usaha pabrik Tahu Bandung dari aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Metode analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung kelayakan usaha ini dari aspek finansial. Kemudian hasil analisis tersebut dijelaskan secara deskriptif. Hal yang dilakukan berkenaan dengan aspek finansial yaitu menghitung Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Pay Back Period (PBP), dan analisis sensitivitas. Aspek non finansial Aspek Pasar dan Pemasaran Pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bisa juga diartikan dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran. Aspek pasar 11 bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan pangsa pasar dari produk yang bersangkutan. Dalam aspek pasar dan pemasaran, memiliki bauran pemasaran yang terdapat alat pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P, yaitu produk, harga, tempat atau saluran distribusi, dan promosi. Adapun pengertian 4P menrut Kotler dan Amstrong (2012). 1. Produk Produk adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengunbah produ atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa. 2. Harga Harga adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagai variabel yang bersangkutan. 3. Distribusi Distribusi, yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara fisisk. 4. Promosi Promosi adalah suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi. Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasara, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat berpengaruh dalam penjualan, karena elemen terdesebut dapat mempengaruhi minat konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Aspek Teknis dan Teknologi Aspek Teknis dan Teknologi dibutuhkan untuk pemilihan lokasi proyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi yang optimal, letak pabrik dan layout-nya dan letak usaha, Rencana pengendalian persediaan bahan baku dan barang jadi, Pengawasan kualitas produk, baik dalam bentuk barang maupun jasa. Selain itu teknologi juga membantu untuk pengembangan suatu produk. Aspek Manajemen Aspek manajemen bertujuan untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Dibawah ini merupakan tiga bentuk perencanaan : 1. Perencanaan Jangka Panjang. Perencanaan yang menjangkau waktu sekitar 20-30 tahun kedepan. 12 2. 3. Perencanaan Jangka Menengah. Biasanya akan menjangkau waktu sekitar 35 tahun. Perencanaan jangka panjang akan di pecah-pecah manjadi beberapa kali pelaksanaan jangka menengah. Perencanaan Jangka Pendek. Perencanaan waktu ini akan menjangkau waktu paling lama satu tahun. Perencanaan ini lebih konkret dan rinci. Aspek Hukum Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang memilki ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini diperlukan agar suatu proyek yang akan dijalankan memiliki legalitas dan perizinan, misalnya perizinan lokasi yang menyangkut sertifikat (akta tanah), bukti pembayaran PBB yang terakhir, pendirian usaha yang berbentuk akta dari notaris atau berbentuk badan hukum lainnya. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya Aspek sosial diperlukan dalam suatu proyek atau bisnis yang akan dijalankan agar mampu memberikan manfaat-manfaat sosial yang dapat diterima dan membantu masyarakat. Misalnya membuka lapangan kerja baru, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memberikan pengetahuan baru, dan pengaruh positif lainnya yang membuat taraf hidup masyarakat semakin meningkat. Secara tidak langsung, hal ini akan mempengaruhi pertumuhan ekonomi karena meningkatnya pendapatan nasional dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Aspek ekonomi digunakan untuk melihat apakah proyek yang dijalankan akan memberikan sumbangan atau mempunyai peran positif dalam pembangunan ekonomi seluruhnya, seperti peningkatan pendapatan per kapita penduduk sekitar yang akan pula mempengaruhi tingkat pendapatan nasioanal, pendapatan darin pajak dan mampu menambah aktivitas ekonomi. Selain itu, apakah peranan itu cukup besar untuk membenarkan penggunaan sumber-sumber langka yang dibutuhkan. Sudut pandang yang diambil adalah masyarakat secara keseluruhan (Gittinger, 1986). Aspek Finansial/Keuangan Analisis aspek finansial pada studi kelayakan merupakan hal yang penting. Hal ini bertujuan untuk menentukan layak atau tidaknya usaha yang akan dijalankan dilihat dari aspek finansialnya. Menurut Husnan dan Muhammad (2009), aspek finansial mencakup aspek keuangan yang membahas tentang kebutuhan dana yang dipergunakan dalam proyek, sumber dana, dan pengalokasian dana. Analisis pada aspek finansial ini sangat penting untuk menentukan apakah pabrik tahu Bandung dapat diktakan layak atau tidak apabila dilihat dari aspek finansialnya, yang terdiri dari : 1. Net Present Value (NPV), merupakan nilai sekarang dari arus tambahan manfaat bagi pelaksanaan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi, dihitung berdasarkan tingkat diskonto (Gittinger, 1986). Bisnis yang akan dijalankan dapat dinyatakan layak jika NPV bernilai positif (NPV>0). 13 Dengan demikian jika NPV yang dihasilkan bernilai negatif (NPV<0), maka bisnis tersebut dapat dinyatakan tidak layak untuk dijalankan. Menurut Gittinger (1986) rumus perhitungan NPV adalah : Keterangan : NPV = Nilai bersih sekarang (Rp) Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rp) Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rp) i = Discount rate (%) t = Umur proyek (tahun) 2. Internal Rate of Return (IRR), merupakan tingkat suku bunga yang menjadikan manfaat bersih sekarang sama dengan nol. Tingkat suku bunga tersebut merupakan tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumber daya yang digunakan karena proyek membutuhkan dana kembali untuk biaya-biaya operasi dan investasi dan proyek baru sampai tingkat pulang modal (Gittiner, 1986). Rumus perhitungan IRR adalah sebagai berikut : i1 + Keterangan : IRR = Tingkat pengembalian internal (%) NPV1 = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif (Rp) NPV2 = Nilai bersih sekarang yang bernilai negatif (Rp) i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif (%) i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif (%) 3. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) merupakan rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Suatu keuntungan dari Net B/C rasio adalah bahwa ukuran tersebut secara langsung dapat mencatat berapa besar tambahan biaya tanpa mengakibatkan proyek secara ekonomis tidak menarik (Gittinger, 1986). Rumus perhitungan Net B/C adalah sebagai berikut : B/C = Keterangan : Bt = Manfaat pada tahun ke-t Ct = Biaya pada tahun ke-t i = Discount rate (%) t = Umur proyek (tahun) 4. Pay Back Period (PBP) digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi dapat kembali. Pengembalian investasi diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan agar jumlah penerimaan sama dengan jumlah investasi atau biaya. 14 Metode Pay Back Period ini merupakan metode pelengkap dalam penilaian investas. 5. Analisis sensitivitas diperlukan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan karena dalam analisis sustu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang (Kadariah, 1986). Asumsi Dasar Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis finansial adalah sebagai berikut : a. Modal awal investasi usaha pabrik tahu bandung 100% menggunakan modal sendiri tanpa adanya pinjaman dari bank atau pihak lain. b. Periode analisis adalah 10 tahun terhitung tahun 2015 hingga 2025 yang diambil berdasarkan umur ekonomis mesin dan alat-alat produksi lainnya. c. Pada tahun ke 1, tahu Bandung hanya memproduksi 2000 potong tahu. Pada tahun ke 3, produksi tahu Bandung meningkat menjadi 3000 potong tahu. Pada tahun ke 4, Produksi tahu Bandung kembali meningkat menjadi 4500 potong tahu, lalu pada tahun ke 6 dan pada akhir tahun produksi, yaitu tahun ke 10 produksi tahu Bandung kembali meningkat menjadi 8000 potong. d. Penentuan waktu : 1. 1 hari adalah 16 jam yang dibagi dalam dua shift 2. 1 tahun adalah 12 bulan 3. 1 bulan adalah 28 hari e. Produk utama yang dihasilkan adalah tahu kuning. Produk lain yang dihasilkan adalah limbah tahu yaitu ampas tahu dan sirih tahu. f. Penentuan harga jual produk sesuai dengan harga yang ada dipasaran dan keuntungan yang didapat telah diperhitungkan dengan biaya produksi. g. Penentuan harga: 1. Tahu kuning Rp. 400,- per potong. 2. Ampas tahu Rp. 10.000,- per karung dengan berat rata-rata 40-50kg. 3. Sirih tahu Rp. 500,- per bungkus. h. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 7 persen, yaitu suku bunga deposito berjangka rata-rata bank. i. Faktor-faktor yang akan diteliti dalam analisis sensitivitas adalah perubahan kenaikan harga bahan baku, penurunan jumlah produksi. Perubahan harga kenaikan bahan baku dan penurunan jumlah produksi akan memberikan dampak yang besar dalam perhitungan cash flow. j. Jangka waktu yang digunakan dalam perhitungan cash flow adalah pertahun. k. Inflow dan outflow merupakan proyeksi pada penelitian dan informasi yang didapat pada saat penelitian. l. Pajak pendapatan perusahaan dikenakan sebesar 12,5% setiap tahun. 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Pendirian Usaha Pabrik Tahu Bandung Pabrik Tahu Bandung berdiri pada bulan November tahun 2009. Nama pendiri sekaligus pemilik pabrik tahu Bandung ini adalah Ade Rahmat. Pabrik yang berdiri diatas lahan milik pribadi yang memiliki luas 400 m² ini dibangun dengan modal sendiri tanpa ada pinjaman dari pihak lain atau lembaga keuangan, sehingga usaha ini tergolong usaha perorangan. Pabrik Tahu Bandung ini berlokasi di Kp. Warung Borong Rt 03/02 Desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Pada awal usahanya, pabrik Tahu Bandung memiliki jumlah karyawan 8 orang, yang sebagian merupakan anggota keluarga, yang terdiri dari anak dan saudara dari pemilik pabrik dan sebagian lagi merupakan masyarakat sekitar lingkungan pabrik. Pabrik tahu Bandung memiliki visi untuk menjadikan pabrik Tahu Bandung sebagai usaha yang mampu menyerap tenaga kerja dan memajukan taraf hidup masyarakat sekitar, serta membantu meningkatkan perekonomian nasional melalui usaha kecil menengah (UKM). Misi yang dijalanakan oleh pabrik Tahu Bandung ini adalah dengan selalu menjaga kualitas bahan baku tahu agar rasa dan kualitas produk yang dihasikan tetap terjaga, mampu bersaing dengan produk-produk yang sama agar tetap bertahan dipasaran, serta menjadikan tahu sebagai makanan sehat dan terjangkau bagi masyarakat luas. Pabrik Tahu Bandung awalnya memproduksi tahu dengan jumlah yang tidak banyak, dikarenakan keterbatasan modal usaha. Pada awal berdirinya Pabrik Tahu Bandung menjual hasil produksinya pada masyarakat sekitar dan pasar-pasar tradisonal terdekat. Seiring berjalannya usaha pabarik Tahu Bandung, ternyata produknya banyak diminati masyarakat. Dari waktu ke waktu banyak permintaan dari masyarakat untuk mengkonsumsi Tahu Bandung tersebut. Pada pertengan tahun 2010 usaha ini mulai menaikkan tingkat produksinya dan memperluas pemasaran produknya bahkan sampai ke restauran. Pada tahun 2015 pabrik Tahu Bandung menambah mesin penggiling kedelai dengan membeli mesin baru yang kapasitas produksinya lebih banyak. Hal tersebut dilakukan untuk menambah jumlah produksi tahunya, karena semakin banyaknya permintaan pasar. Selain itu pabrik Tahu Bandung selalu menjaga rasa dan kualitas tahunya agar tetap bertahan dipasaran, karena mengingat banyaknya persaingan. Pabrik Tahu Bandung mendaftarkan usahanya pada kantor desa setempat. Dalam menjalankan kegiatan usahanya berasal dari modal sendiri dari pemilik perusahaan. Keuntungan dari hasil usaha ini pemilik perusahaan menikmati seluruh keuntungan yang diperoleh, sedngkan kelemahannya adalah segala bentuk kerugian ditanggung sendiri oleh pemilik perusahaan. Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek pasar dan pemasaran sangat penting untuk diperhatikan dalam suatu usaha atau bisnis. Hal ini dilakukan agar dapat melihat kondisi pasar yang ada sehingga dapat diketahui peluang dan pangsa pasar yang ada. Pabrik tahu bandung juga melakukan strategi pemasaran yang menyangkut bauran pemasaran (Marketing Mix) yaitu produk, harga, tempat,dan promosi. 16 Segmentasi Seperti kita ketahui, Tahu merupakan makanan sehat bergizi yang dapat dikonsumsi oleh semua kalangan. Segmen konsumen yang menjadi target Tahu Bandung adalah masyarakat wilayah Bogor yang tergolong dalam kalangan menengah kebawah. Tahu Bandung memiliki harga yang terjangkau, sehingga segmen pasar yang tergolong dalam masyarakat menengah kebawah mampu untuk mengkonsumsi tahu yang juga merupakanan makanan bergizi yang mampu memenuhi sebagian kebutuhan gizi manusia, yang biasa dikenal dengan istilah “makanan 4 sehat 5 sempurna. Targeting Target pasar yang dibidik oleh tahu Bandung adalah pasar-pasar tradisional yang berada di wilayah Bogor dan sekitarnya yang merupakan bentuk pasar persaingan sempurna. Selain itu, pelaku usaha rumah makan dan ibu-ibu rumah tangga termasuk dalam target pasar tahu Bandung. Pabrik tahu Bandung menjual produknya melalui distributor dan penjualan langsung melalui pasar-pasar tradisional yang ada di wilayah Bogor, dan pada restoran atau rumah makan. Selain itu pabrik tahu bandung juga menjual produknya pada masyarakat sekitar lingkungan pabrik dan pada perumahan-perumahan yang ada disekitar Bogor. Positioning Tahu Bandung memposisikan produknya sebagai produk makanan murah dan sehat untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat secara luas. Tahu Bandung menempatkan produknya pada pasar persaingan sempurna, yaitu pasar-pasar tradisional yang ada di sekitar Bogor. Selain itu, Tahu bandung memasarkan produknya kepada rumah makan dan ibu-ibu rumah tangga, serta perumahan-perumahan disekitar Bogor. Tahu Bandung memposisikan produknya kepada masyarakat menengah ke bawah dengan beragam usia, karena tahu Bandung menawarkan produknya dengan harga terjangkau. Banyaknya pelaku usaha pabrik tahu didaerah Bogor menimbulkan banyaknya produk pesaing. Ini merupakan tantangan bagi tahu Bandung untuk dapat mempertahankan posisi produknya. salah satu cara yang dilakukan untuk tetap mendapatkan posisi produknya adalah, menawarkan produk yang memiliki harga terjangkau dan sehat untuk dikonsunsumsi, dengan cara menjaga kebersihan lingkungan pabrik saat melakukan proses produksi, dan mempertahan kualitas cita rasa yang selama ini melekat dibenak konsumen. Analisis Persaingan Dewasa ini banyak pelaku usaha kecil menengah bermunculan, terutama produsen pabrik tahu, baik dalam skala kecil maupun menengah. Hal ini tentu akan mempengaruhi tingkat penjualan pada pabrik Tahu Bandung. Di pasaran banyak sekali beredar jenis tahu yang menggunakan bahan pengawet yang menjadikan tahu lebih tahan lama dan tetap terlihat segar. Pasar-pasar tradisional di wilayah Bogor banyak masuk Tahu dari daerah lain seperti Bekasi, Depok, dan Tanggerang. Tahu Bandung milik Bapak Ade 17 Rahmat menyadari akan hal ini, maka Pabrik Tahu Bandung mensiasatinya dengan strategi pemasaran yaitu, produk, harga, tempat, promosi. Produk Pabrik tahu Bandung memproduksi tahunya dengan memakai bahan-bahan yang berkualitas. Sebelum memproduksi Tahunya, Bapak Ade Rahmat memilih bahan baku yang dibeli dari pemasok yang terpercaya. Hal ini dilakukan untuk menjaga rasa dan kualitas produk yang dihasilkan. Selain itu, Tahu Bandung memproduksi tahunya tanpa menggunakan bahan pengawet, maka dari itu Tahu Bandung Bapak Ade Rahmat lebih lembek dibanding dengan Tahu-tahu yang menggunakan bahan pengawet. Ini dilakukan agar konsumen yang mengkonsumsi tahu Bandung benar-benar mengkonsumsi tahu yang menyehatkan. produk yang dijual oleh pabrik tahu Bandung lebih banyak dikonsumsi oleh kalangan menengah ke bawah, karena harganya yang terjangkau. Pabrik Tahu Bandung mengemas produknya dengan kemasan yang masih sederhana. Ini dilakukan untuk menghemat biaya produksi, mengingat tahu Bandung masih merupakan pabrik yang berskala kecil menengah. Walau banyak pesaingnya yang sudah menggunakan kemasan yang menarik, hal ini tidak menyurutkan optimisme tahu Bandung untuk meraih pangsa pasar dan dapat sejajar dengan tahu-tahu yang sudah terlebih dahulu beredar dipasaran. Salah satu pesaingnya yang sudah memiliki logo kemasan adalah tahu Yun-yi. Selain menjual tahu sebagai produk utamanya, pabrik tahu Bandung menjual ampas tahu hasil produksinya kepada para peternak sapi. Pemanfaatan limbah dilakukan untuk menambah pendapatan diluar penjualan produk utamanya. Tidak hanya ampas tahu, pabrik tahu Bandung juga menjual sirih tahu dengan kemasan yang sederhana namun memiliki nilai gizi yang baik. Sirih tahu dijual diwarung-warung sekitar lingkungan pabrik. Harga Pabrik Tahu Bandung dalam menjual produknya menetapkan harga yang tidak jauh berbeda dengan harga Tahu dipasaran. Untuk Tahu yang diproduksi dipabrik ini Bapak Ade menjualnya dengan harga Rp.400 per potong. Harga tersebut diperhitungkan sesuai dengan biaya produksi, yang mencakup biaya bahan baku dan upah tenaga kerja. Sedangkan harga yang ditetapkan oleh distributor yang mengambil tahu pada pabrik tahu bandung ini berkisar Rp.500600. Harga-harga tersebut tentu telah diperhitungkan dengan keuntungan yang didapat. Dibawah ini dapat dilihat pada tabel 4 mengenai perbandingan harga tahu Bandung dengan merek lainnya. 18 Tabel 4 Perbandingan harga tahu Bandung dengan merek lainnya Penjual/merk Tahu Yunyi Tahu Ashor Tahu Bandung Tahu Merek lain Jenis Tahu Tahu Kuning Rp. 4.000,- Tahu Kuning Rp. 1000,- Tahu Kuning Rp. 800,- Tahu Kuning Harga/gram Rp. 600,- Harga per Rp. 20.000,- Rp. 5000,- Rp. 4500,- Rp. 3000,kemasan Sumber: Tahu Bandung dan beberapa pabrik tahu lainnya (2015) Berdasarkan perbandingan harga pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa harga tahu Bandung lebih terjangkau dari pada tahu dengan merk lain. Harga yang ditawarkan tahu merek Yun-yi adalah sebesar Rp. 4000.-/gram, sedangkan harga per kemasan tahu Yun-yi sebesar Rp.20.000,-. Dengan memberikan jaminan mutu yang tinggi dan telah memiliki sertifikasi produk dari berbagai lembaga terkait sehinngga dapat meyakinkan konsumen, harga tersebut sangat realistis untuk ditetapkan oleh tahu Yun-yi. Sedangkan harga tahu Bandung lebih murah dibandingkan harga yang ditawarkan tahu Yun-yi, karena tahu Bandung memiliki segmen pasar menengah ke bawah. Sedangkan tahu Ashor menetapkan harga Rp. 1000,- per gram tahu dan Rp.5000,- untuk harga per kemasan. Harga tersebut tidak jauh berbeda dengan tahu Bandung. Perbedaan harga tersebut dikarenakan tahu Ashor memasarkan produknya sampai ke daerah Depok dan Jakarta. Hal tersebut tentu berpengaruh pada biaya oprasional yang sedikit lebih tinggi. Begitu pula dengan tahu merek lain, yang menawarkan harga Rp. 600,- per garam tahu, dan Rp. 3000,- per kemasan. Harga tersebut sedikit lebih mahal dari tahu Bandung, mengingat banyak tahu merek lain yang masuk dari daerah luar Bogor, seperti Bekasi, Depok, dan Tanggerang, sehingga menyebabkan biaya operasioanal sedkit lebih tinggi. Sedangkan untuk harga produk hasil dari limbah produksi, yaitu ampas tahu dan sirih tahu pabrik tahu bandung juga menetapkan harga yang terjangkau. Harga untuk ampas tahu yang dijual dipabrik tahu Bandung, yaitu Rp. 10.000,per karung dengan rata-rata berat per karungnya antara 40-50kg. Harga tersebut tentu terjangkau bagi para peternak yang membeli ampas tahu dipabrik tahu Bandung. Sedangkan harga untuk sirih tahu, pabrik tahu bandung menjualnya dengan harga Rp. 500,- perbungkus. Harga tersebut sangat terjangkau dan mampu bersaing dengan harga makanan-makanan ringan lainnya yang banyak dijual dipasaran. Tempat Kegiatan pemasaran produk tahu Bandung saat ini hanya mencakup daerah sekitar Bogor. Hal ini dikarenakan penawaran produk tahu belum mampu untuk melakukan perluasan pasar pada daerah lain, karena memiliki beberapa kendala, seperti keterbatasan modal dan keterbatasan tenaga kerja, mengingat usaha tahu Bandung masih tergelong usaha kecil menengah. Terdapat dua saluran utama yang digunakan oleh usaha tahu Bandung. 19 Saluran I Produsen Tahu Pedagang Keliling Konsumen Gambar 2 Saluran pemasaran tahu bandung saluran I Tahu Bandung menjual produknya pada perumahan-perumahan disekitar pabrik. Pendistribusian dilakukan oleh agen-agen pedagang keliling yang mengambil langsung dipabrik. Terdapat sembilan pedagang keliling tetap yang selalu membeli tahu Bandung untuk dipasarkan kembali kepada konsumen yang ada di wilayah Bogor dan sekitarnya. Agen-agen tersebut berkeliling untuk memasarkan tahu dengan menggunakan sepeda motor ada pula yang berjalan kaki mengelilingi pemukiman atau perumahan warga sekitar untuk memasarkan produknya. Sebagian besar saluran distribusi dilakukan pada pasar-pasar terdekat dan pada perumahan-perumahan terdekat. Saluran I ini merupakan saluran yang diprioritaskan bagi pemasaran tahu Bandung. Saluran utama tahu bandung ini mengutamakan kepada penjulan melalui perantara. Saluran II Produsen Tahu Pasar Konsumen Gambar 3 Saluran pemasaran tahu bandung saluran II Saluran II juga menggunakan perantara untuk memasarkan produk tahu kepada konsumen. Perantaranya yaitu pasar. Terdapat empat pasar langganan yang digunakan sebagai tempat untuk berjualan tahu, yaitu Pasar Ciampea, Pasar Leuwiliang, Pasar Salasa, dan Pasar Bogor. Prioritas utama produsen adalah saluran I. Bapak Ade Rahmat mengutamakan tahu hasil produksinya untuk dijual terlebih dahulu kepada sembilan pedagang keliling langganannya. Sebagian besar pedagang keliling mengambil tahu menjelang subuh agar dapat langsung dipasarkan ke daerah tujuan, hanya ada beberapa pedagang keliling yang mengambil tahu pada pagi dan sore hari. Tahu yang sudah jadi dimasukkan dan dirapikan ke dalam box dan gentong untuk siap diambil oleh para pedagang keliling keesokan harinya. Setelah pasokan pedagang keliling terpenuhi, barulah memenuhi permintaan tahu Bandung yang ada di kedua pasar yang telah ditentukan. Promosi Promosi merupakan kegiatan menyampaikan manfaat produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Banyak cara dalam melakukan kegiatan promosi. Pabrik Tahu Bandung ini tidak terlalu banyak melakukan promosi yang spesifik. Promosi awalnya dilakukan dengan cara word of mouth (mulut ke mulut). Promosi dalam bentuk ini menarik konsumen yang penasaran dan tertarik pada produk tahu Bandung datang secara langsung untuk membeli produk tersebut. tidak hanya konsumen, distributor yang tertarik dengan produk tahu Bandung mengambil langsung produk dipabrik. Selain itu promosi yang dilakukan oleh tahu Bandung adalah dengan kegiatan seperti pameran, atau 20 penyuluhan. Hal tersebut sangat membantu memperkenalkan produk kepada konsumen. Aspek Teknik dan Teknologi Aspek teknis dan teknologi yang berperan dalam penentuan kelyakan bisnis antara lain, menyangkut pemilihan lokasi bisnis, penentuan skala usaha/produksi, pemilihan teknologi yang sesuai, pemilihan alat dan perlengkapan kegiatan bisnis, dan mengenai proses produksi dan layout kegiatan usaha. Berikut merupakan penjelasan mengenai studi kelayakan bisnis usaha Tahu Bandung dari aspek Teknis. Lokasi Bisnis Lokasi bisnis terletak di Kp. Warung Borong, RT 03/02, Desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Bogor. Dalam memilih tempat produksinya, Bapak Ade Rahmat tidak memiliki spesifikasi khusus. Tempat produksi yang sekarang digunakan dipilih berdasarkan intuisi bisnis yang dimiliki Bapak Ade Rahmat. Kriteria pemilihan mesin produksi Usaha tahu Bandung merupakan usaha perorangan skala menengah. Oleh karena itu, kriteria pemilihan alat produksi lebih menekankan pada jumlah dana yang dimiliki. Mesin dan peralatan yang digunakan masih terbilang sederhana dan kebanyakan masih terbuat dari bahan kayu dan plastik. Berbeda dengan pabrik berskala besar dengan alat-alat produksi yang sudah modern. Namum meskipun demikian, pabrik tahu Bandung mampu memanfaatkan mesin dan alat-alat yang terbilang sederhana secara efektif dan efisien. Proses Produksi Dalam proses produksi tahu tidak membutuhkan ketrampilan khusus. Proses pembuatan tahu cukup sederhana, yang terpenting adalah kepekaan dalam menentukan tekstur dan kekenyalan yang tepat saat pengendapan dan perebusan tahu, serta kebersihan yang selalu harus diperhatikan agar produk tetap higienis. Selain itu, pekerja hanya perlu berhati-hati saat mengangkat dan memindahkan tahu yang memiliki tekstur yang cukup lembek dibandingkan tahu yang menggunakan formalin. Hal ini dilakukan untuk menekan angka produk yang cacat pada saat melakukan produksi. Berikut merupakan Proses pembuatan tahu Bandung. 21 Penyortiran kedelai Kedelai yang sudah disortir Air untuk pencucian Pencucian Air limbah Kedelai bersih Air untuk rendaman Perendaman a Kedelai rendaman Air limbah Ditiriskan kemudian digiling dengan ditambah air Bubur kedelai Air Dimasak Disaring Ampas tahu Susu kedelai Ditambah larutan pengendap sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan Campuran padatan tahu dan cairan Pembuangan cairan Air limbah Perebusan tahu Tahap pewarnaan tahu dengan menggunakan kunyit Pencetakan Tahu Bandung Gambar 4 Proses produksi pembuatan tahu Bandung Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik sangat mempengaruhi tingkat efisiensi proses produksi, seperti waktu yang dibutuhkan dan jumlah tahu yang dapat dihasilkan dalam sekali produksi. Berikut ini merupakan Layout Pabrik Tahu Bandung: 22 1 3 4 2 10 9 8 5 6 7 Gambar 5 Tatal letak pabrik tahu Bandung Keterangan : 1 : Pintu Depan 2 : Tempat Penyimpanan kedelai 3 : Mesin Penggilingan Kedelai 4 : Rak Penyimpanan Tahu 5 : Pintu Belakang 6 : Tong Air 7 : Tungku Pemasak Tahu 8 : Tempat Pengendapan Tahu 9 : Tempat PemotonganTahu 10 : Bahan Bakar Ketersediaan Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Sarana-Prasarana Pendukung Di lokasi tersebut, ketersediaan bahan baku dapat diperoleh dari pemasok kedelai atau agen kedelai yang selama ini telah bekerjasama dan dipercaya oleh Bapak Ade Rahmat, dengan kisaran harga Rp 8000,- per kilogram. Selain itu bahan baku yang lainnya, seperti kunyit, garam, dan bahan baku lainnya dibeli di pasar tradisional pada pedagang yang sudah menjadi mitra Bapak Ade Rahmat. Lokasi pabrik sangat strategis dengan pasar Ciampea, pasar Salasa, Pasar Leuwiliang, sehingga tidak sulit untuk memperoleh bahan baku. Di lokasi produksi, ketersediaan kedelai impor stabil, tetapi berbeda dengan kedelai lokal yang sangat sulit ditemukan. Harga bahan baku tahu selama beberapa tahun belakangan ini terus mengalami kenaikan. Bahkan pernah mencapai harga Rp 11000,- per kilogram. Untuk mengatasi kenaikan bahan baku ini, Pabrik Tahu Bandung lebih memilih untuk memperkecil ukuran tahu daripada menaikan harga jual. Dalam mencari atau merekrut tenaga kerja, Bapak Ade Rahmat tidak mengalami kesulitan karena pekerja di pabriknya merupakan keluarganya sendiri dan beberapa dari masyarakat sekitar. Dalam hal tenaga kerja tersebut, Pabrik Tahu Bandung tidak menerapkan aturan khusus selama proses produksi. Yang lebih ditekankan adalah sikap disiplin dan jujur, serta tanggung jawab dan saling percaya. Ketrampilan membuat tahu pun dia ajarkan secara sukarela kepada karyawan baru. Untuk ketersediaan sarana-prasarana pendukung sangatlah baik. Ketersediaan listrik dan air terjaga sepanjang tahun. Akses transportasi pun tersedia 24 jam dengan kondisi jalan yang baik. Aspek Manajemen Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan tim manajemen yang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi 23 dan penjualan berlangsung dengan baik. Jika tim manajemennya buruk maka akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti, bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar pegawai yang tidak efektif sehingga banyak keputusan yang terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai yang keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan yang tidak baik sehingga produktivitas pegawai yang rendah, dan masih banyak lagi permasalahan organisasi. Berikut tabel 5 yang menunjukkan bagan pembagian kerja Tabel 5 Bagan Pembagian Kerja NAMA JABATAN URAIAN TUGAS Ade Rahmat Pemilik Ibu Ade Rahmat Keuangan (8 Orang) Pekerja Penentu keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan keberlangsungan pabrik Controling dan monitoring karyawan Mengontrol proses produksi Terkadang terjun langsung dalam proses produksi Mencatat arus kas, baik penerimaan maupun pengeluaran Membagikan upah karyawan Melakukan produksi tahu dan melakukan penjualan KOMPENSASI Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan setelah dipotong dengan gaji karyawan Gaji per produksi Gaji per produksi Sistem manajemen yang diberlakukan dalam usaha tahu ini, masih terbilang sangat sederhana. Tidak ada bagian-bagian yang khusus dibentuk untuk menangani suatu masalah. Pengendalian dan pengawasan ditangani langsung oleh pemilik pabrik. Hal ini dilakukan agar proses produksi dari awal sampai akhir tetap mengacu pada prinsip efektif dan efisien. Pemasaran ditangani oleh karyawan yang merupakan anak dari Bapak Ade Rahmat dan Keuangan ditangani langsung oleh Istri Bapak Ade Rahmat. Jadwal produksi dibagi menjadi 2 shift pagi dan malam. Untuk shift pagi dimulai pukul 07.00-17.00 WIB, dan shift malam dimulai pukul 19.00-05.00 WIB dengan waktu istirahat yang tidak tentu yang dilakukan pada saat jam kerja. Jumlah pekerja di usaha ini adalah 8 orang. Karyawan direkrut berdasarkan kekeluargaan dan tidak ada persyaratan tertentu. 24 Aspek Hukum Aspek hukum merupakan hal yang urgen dalam kegiatan bisnis. Dengan memperhatikan aspek-aspek hukum dalam kegiatan bisnis problem atau sengketa bisnis yang rumit dan berlarut-larut akan dapat dihindari, diminimalisir serta diselesaikan apabila sejak dini aspek hukum telah memperoleh perhatian. Jika aspek hukum dikesampingkan niscaya biaya atau risiko yang harus dikeluarkan sehubungan dengan penyelesaian masalah sengketa bisnis yang mungkin timbul akan jauh sangat besar dan mahal. Bentuk badan usaha dari usaha yang telah berdiri sejak tahun 2009 ini adalah usaha perorangan. Usaha Tahu Bandung telah memiliki izin usaha dari desa setempat dengan No. izin 503/11/1/5. Sementara ini hanya izin tersebut yang dimiliki oleh Usaha Tahu Bandung. Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan Dilihat dari aspek sosial, usaha pengolahan tahu Bandung cukup baik dari lingkungan sosialnya. Hal ini dibuktikan dengan dampak positif yang diberikan oleh pabrik tahu Bandung mengenai perubahan taraf hidup masyarakat sekitar lingkungan pabrik. Usaha Tahu Bandung memiliki 8 orang karyawan sehingga dengan adanya usaha ini dapat mengurangi pengangguran dan dapat meningkatkan penghasilan Negara. Dengan adanya usaha ini secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar seperti, mengurangi tingkat penggangguran diwilayah sekitar pabrik dan bermunculanya para pedagang tahu eceran yang mengambil produknya langsung dari pabrik milik Bapak Ade Rahmat. Usaha ini sangat memperhatikan lingkungan sehingga limbah hasil pengolahan tahu tidak dibuang sembarangan. Tempat pembuangan limbah tahu sudah dibuat tampungan sendiri yang dialirkan dari tempat produksi menggunakan pipa paralon ke tempat penampungan yang jaraknya sekitar 100 meter dari tempat produksi sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar. Limbah ampas tahu masih memiliki nilai jual. Ampas tahu ini biasanya dibeli oleh peternak sapi dan pembudidaya ikan lele. Selama ini, untuk limbah ampas tahu tidak memerlukan penanganan khusus. Untuk pengolahan produk yang rusak biasanya dibeli oleh masyarakat sekitar untuk dibuat pepes tahu. Aspek Finansial Aspek finansial atau yang disebut aspek keuangan sangat penting dalam studi kelayakan suatu usaha atau proyek. Aspek finansial bertujuan untuk menentukan besarnya modal yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha agar dapat diketahui layak atau tidaknya usaha yang akan dijalankan. Begitu pula dengan usaha Pabrik Tahu Bandung. Dilakukannya analisis aspek finansial untuk mengetahui besarnya modal yang dikeluarkan dan keuntungan yang didapat setelah dilakukannya produksi dan penjualan. Berdasarkan data tahun 2015, total investasi yang dikeluarkan oleh pabrik Tahu Bandung adalah sebesar Rp. 377.540.000,- Total biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp. 99.350.000,- Sedangkan biaya variabel yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 200.600.000,- dan jumlah keuntungan yang didapatkan setelah pajak Rp. 17.310.583,-. 25 Untuk mengetahui hasil kelayakan usaha Pabrik Tahu Bandung secara aspek finansialnya, berikut kriteria-kriteria kelayakan finansial yang telah diperoleh dari hasil analisis aspek finansial, antara lain, NPV, Net B/C, IRR, dan Payback Period. NPV (Net Present Value) Nilai NPV yang merupakan nilai secara keseluruhan arus kas ke nilai sekarang yang didasarkan pada tingkat diskonto yang dihitung untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha yang dijalankan. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada Pabrik Tahu Bandung, diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 940.026.679,-. Dari perolehan data tersebut dinyatakan poitif, yaitu NPV>0 yang artinya nilai tersebut dinyatakan arus kas masuk lebih besar dari pada arus kas keluar. Dengan demikian usaha Pabrik Tahu Bandung dinyatakan layak untuk dijalankan dan dikembangkan. IRR (Internal Return Rate) IRR merupakan salah satu metode yang digunakan untuk megukur tingkat kelayakan investasi pada sebuah proyek atau usaha. Berdasarkan hasil perhitungan IRR pada usaha Pabrik Tahu Bandung, diperoleh hasil IRR sebesar 22%. Nilai ini lebih besar dari nilai tingkat suku bunga deposito sebesar 6%. Hal ini menunjukan bahwa usaha Pabrik Tahu Bandung dikategorikan layak utuk dijalankan. Net B/C (Net Benefit-Cost Ratio) Net B/C merupakan nilai yang menunjukkan kemampuan menghasilkan laba per satuan nilai investasi. Dari perhitungan yang dilakukan pada usaha Pabrik Tahu Bandung diperoleh nilai Net B/C>1 sebesar 3,57 yang menyatakan bahwa usaha Pabrik Tahu Bandung layak untuk terus dikembangkan. PBP (Pay Back Period) PBP merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal usaha. Tingkat pengembalian dihitung dari kas bersih. Hasil yang diperoleh dari perhitungan PBP pada usaha Pabrik Tahu Bandung menunjukkan bahwa jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal usaha adalah selama 2,09 tahun. Hasil tersebut menunjukkan usaha Pabrik Tahu Bandung tidak memerlukan waktu terlalu lama untuk mengembalikan modal usaha tersebut. Hasil tersebut memenuhi kriteria investasi dan dapat dikatakan layak untuk tetap dijalankan. BEP (Break Event Point) Dalam kriteria investasi, BEP merupakan perhitungan dimana pendapatan suatu usaha mencapai titik impas, yang artinya tidak mengalami untung maupun rugi. Berdasarkan hasil perhitungan, usaha Pabrik Tahu Bandung mencapai titik impas pada Rp. 425.022.968,-. nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha Pabrik 26 Tahu Bandung harus melebihi nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan untuk mendapatkan keuntungan. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis yang digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan-keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui kepekaan dari usaha pabrik tahu Bandung dengan mengubah beberapa faktor yang penting. Berikut tabel hasil analisis sensitivitas pada pabrik tahu Bandung. a. Terjadi penurunan produksi sebesar 20% Tabel 6 Hasil analisis sensitivitas skenario 1 Kriteria kelayakan Kelayakan Keterangan NPV (Rp) IRR % Net B/C PBP (tahun) NPV > 0 IRR > DR Net B/C > 1 PBP < Jangka waktu Rp. -109.591.964,-3% 0,74 20,45 Dari hasil perhitungan analisis sensitivitas yang diperoleh menunjukkan bahwa ketika terjadi penurunan produksi sebesar 30% maka pabrik tahu Bandung dikatakan tidak layak karena hasil NPV menunjukkan Rp. – 109.591.964,-, IRR 3%, Net B/C 0,74, dan PBP 20,45 tahun. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. b. Terjadi Kenaikan harga bahan baku kedelai sebesar 37,5% Tabel 7 Hasil analisis sensitivitas skenario 2 Kriteria kelayakan Kelayakan Keterangan NPV (Rp) IRR % Net B/C PBP (tahun) NPV > 0 IRR > DR Net B/C > 1 PBP < Jangka waktu Rp. 165.469.666,4% 1,41 6,09 Berdasarkan tabel diatas, ketika terjadi perubahan kenaikan harga baku kedelai sebesar 37,5% maka pabrik tahu bandung dikategorikan tidak layak karena hasil NPV Rp. 165.469.666,-, IRR 4 %, Net B/C 1,41, dan PBP 6,09 tahun. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. Dari dua skenario tersebut, maka dapat diketahui bahwa pengaruh kenaikan harga bahan baku lebih sensitif dibandingkan dengan adanya penurunan produksi. Implikasi Manajerial Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. Hasil perolehan analisis sensitivitas yang telah dibahas sebelumnya 27 menunjukkan hasil sensitivitas yang berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha tahu Bandung, yaitu kenaikan harga bahan baku kedelai dan penurunan jumlah produksi. penurunan jumlah produksi menghasilkan nilai NPV yang negativ, IRR yang dihasilkan dibawah discount rate, Net B/C kurang dari 1, serta payback period yang melebihi umur usaha, sedangkan kenaikan harga bahan baku kedelai nilai IRR yang dihasilkan kurang dari discount rate, hal tersebut menghasilkan kriteria investasi yang tidak layak Berdasarkan hasil perolehan tersebut, penurunan jumlah produksi dinilai lebih peka terhadap perubahan dibandingkan dengan kenaikan harga bahan baku kedelai. Oleh sebab itu, pemilik usaha harus mengambil tindakan agar hal tersebut dapat diantisipasi guna mempertahankan keberlangsungan usaha, antara lain dengan cara melakukan riset pasar yang bertujuan untuk memperluas penjualan produk. Mempertahankan kualitas dan cita rasa produk agar tetap mendapat tempat dihati konsumen. Pentingnya pemanfaatan sumber daya dan alat produksi yang dimilki pabrik tahu Bandung agar dapat dipergunakan seacra efektif dan efisien. Selain itu, membuat pembentukan kelompok pengrajin tahu di daerah sekitar pabrik, terutama pengrajin tahu yang berada di sekitar daerah Kecamatan Ciampea. Dengan adanya pembentukan kelompok ini dapat memudahkan para pengrajin dalam mengambil keputusan terhadap suatu perubahan yang terjadi yang berpengaruh pada keberlangsungan usaha. Selain itu, kelompok pengrajin tahu juga dapat dimanfaatkan sebagai wadah dalam bertukar pikiran, pengalaman, ilmu, maupun informasi yang berguna satu sama lainnya sehingga para pengrajin menjadi lebih berwawasan dan dapat menentukan sikap maupun strategi untuk memajukan keberlangsungan usahannya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis kelayakan yang dilakukan pada pabrik tahu Bandung yang dilihat dari dua aspek, yaitu aspek non-finansial dan aspek finansial, dapat disimpulkan bahwa pada usaha pabrik tahu Bandung layak untuk dijalankan. Hal tersebut dapat dilihat dari: a. Hasil kelayakan yang dikaji pada aspek non finansialnya, yakni aspek pasar dan pemasaran, aspek hukum, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, aspek sosial, budaya, dan lingkungan menunjukkan bahwa usaha pabrik tahu yang didirikan oleh Bapak Ade Rahmat dikategorikan layak untuk dijalankan dan dikembangkan. b. Dari hasil analisis kelayakan finansial yang telah dikaji pada pabrik tahu Bandung menunjukkan layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Hal ini dilihat dari perolehan hasil perhitungan beberapa kriteria kelayakan finansial yaitu NPV = Rp. 940.026.679; IRR = 22%, Net B/C = 3,57, dan tingkat pengembalian modal diperoleh hasil 2,09 tahun, yang artinya tingkat jangka waktu pengembalian modal lebih rendah dari umur proyek yang telah ditentukan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha pabrik tahu Bandung layak untuk dijalankan dan dikembangkan. 28 c. Hasil analisis sensitivitas yang dilakukan pada dua skenario menunjukkan tingkat kepekaan usaha pabrik tahu Bandung terhadap adanya perubahan penurunan produksi sebesar 20% dan kenaikan bahan baku sebesar 37,5%. Penurunan dan kenaikan harga bahan baku tersebut merupakan batas apabila usaha tersebut masih ingin dipertahankan kelayakannya, sehingga apabila perubahan biaya bahan baku dan penurunan permintaan melebihi batas tersebut, maka usaha tidak layak untuk dijalankan. Saran Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka pabrik tahu bandung disarankan untuk : a. Pemasaran produk yang dilakukan oleh pabrik tahu Bandung masih terbatas, yaitu pada pasar-pasar tradisional terdekat. Maka dari itu disarankan adanya perluasan pasar, seperti pemasaran pada pasar tradisional yang memang masih jarang terdapat penjual tahu, menambah jaringan distribusi, serta melalui internet, agar pemsaran dapat mengikuti perkembangan yang ada saat ini. Selain itu pemasaran pada internet juga dilakukan untuk membantu kegiatan promosi pada pabrik tahu Bandung. b. Selain perlunya perluasan pasar, kegiatan promosi juga penting dilakukan. Seperti melalui iklan, melalui internet dengan menggunkan web khusus, pencantuman merk, brosur, dan gencar mengikuti kegiatan-kegiatan pameran. c. Dalam hal perizinan, pabrik tahu bandung hanya mengantongi izin atau legalitas dari desa setempat. Demi meyakinkan konsumen, ada baiknya pabrik tahu Bandung menambah izin usahanya dari dinas terkait, agar benar-benar meyakinkan konsumen dan dapat diakui secara hukum. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan penjualan. d. Perlunya peremajaan pada mesin agar produksi dapat maksimal, dan penambahan alat-alat produksi dari yang tradisional menjadi lebih modern, agar efisiensi dan efektifitas produksi dapat terus terjaga. e. Berdasarkan hasil analisis finansial, diketahui adanya tingkat kepekaan usaha terhadap perubahan, seperti penurunan permintaan dan kenaikan bahan baku. Pabrik tahu Bandung disarankan untuk dapat mengantisipasi hal tersebut agar uasaha dapat terus berjalan dan berkembang. DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Bogor dalam Angka [internet]. Bogor (ID): Badan Pusat Statisik. [di unduh 14 April 2015]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id [BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Jumlah Produktivitas Kedelai di Jawa Barat [internet]. Bandung (ID): Badan Pusat Statisik. [di unduh 14 April 2015]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id [BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Jumlah Produktivitas Kedelai Nasional [internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statisik. [di unduh 14 April 2015]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id 29 [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1998. Syarat mutu tahu menurut SNI 013142-1998 [Internet]. Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional. [diunduh 28 Mei 2015]. Tersedia pada: http://www.bsn.go.id. [Deptan] Departemen Pertanian. 2002. Peluang Usaha Pengembangan Agribisnis. Jakarta (ID): Departemen Pertanian. Gittinger, J. Price. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Jakarta (ID) : Universitas Indonesia Press. Hadiyanti, Feby R. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Tahu Bandung Kayun-yun Desa Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Husnan, S dan Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta (ID): UPP AMP YKPN. Husnan, Suad, Suwarno. 1994. Studi Kelayakan Proyek, Edisi Ketiga, Yogyakarta (ID): UPPAMP YKP Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Cetakan Kedua, Jakarta (ID): PT. Rineka Cipta Johan, S. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. Kadariah et. al. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jilid I. Jakarta (ID): Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kotler, P. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID): Gramedia Nurmalina, Rita, dkk. 2010. Studi Kelayakan Bisnis, Cetakan Pertama, Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Rangkuti, F. 2012. Studi Kelayakan Bisnis & Investasi : Studi Kasus. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Sakina, Tiara. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Srikaya Organik pada Perusahaan Wahana Cory, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sucipto, Agus. 2011. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): UIN MALIKIPRESS. Suratman. 2002. Studi Kelayakan Proyek. Jakarta (ID): Departemen Pendidikan Nasional. Syarif, Kasman. 2011.yang berjudul Analisis keayakan usaha produk minyak aromatik merk FLOSH (Studi kasus pada UKM Marun Aromaterapi) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia. Komponen Periode usaha Hari kerja per bulan Bulan kerja per tahun Kebutuhan dan Harga input : a. Kacang Kedelai b. Kunyit c. Garam d. Kayu Bakar e. Listrik f. Biaya Renovasi Suku Bunga per Tahun (Asumsi suku bunga deposito rata-rata Bank) Proporsi Modal : a. Kredit b. Modal sendiri Pajak Lampiran 1 Asumsi non Investasi % % Kwintal (Rp) Rp/Kg Rp/Kg Rp/mobil Rp Rp % Satuan tahun hari bulan Nilai/Jumlah 0% 100% 200 000 800 000 5 000 2 000 220 000 480 000 3 000 000 7% 10 28 12 31 Komponen Investasi tanah Bangunan Kendaraan Bidamu Tahang Cetakan Tampir Paratan Tong Kancah Box Tahu Kain Saringan Tanggok Cetok Pompa air Sepatu Boot Selang Air Bak Limbah Satuan m2 m2 Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Total Lampiran 2 Investasi Jumlah 400 400 2 1 4 15 40 1 4 4 60 10 2 4 1 6 4 1 Biaya Pembuatan Total Biaya Satuan (Rp) (Rp) 120.000.000 120.000.000 150.000.000 150.000.000 10.000.000 20.000.000 11.000.000 11.000.000 3.000.000 12000000 1.500.000 22500000 400.000 16000000 500.000 500.000 500.000 2000000 1.500.000 6000000 70.000 4200000 800.000 8.000.000 200.000 400000 70.000 280000 1.200.000 1200000 120.000 720000 60.000 240000 2.500.000 2500000 377.540.000 176.100.000 600000 5500000 Nilai Sisa Aset 80.000.000 90.000.000 Daya Tahan 10 10 10 10 5 3 1 4 1 3 5 1 5 2 5 1 1 10 Nilai Penyusutan 4000000 6000000 1000000 550000 2400000 7500000 16000000 125000 2000000 2000000 840000 8000000 80000 140000 120000 720000 240000 250000 51.965.000 0 0 0 0 15.000.000 10.500.000 3.600.000 3.000.000 4.500.000 10.500.000 350.000 7.200.000 1.000.000 560.000 6.000.000 1.080.000 540.000 0 63.830.000 Nilai Sisa 32 Total Penerimaan Pengeluaran: a. Biaya Variabel b. Biaya Tetap c. Depresiasi Total Pengeluaran L/R Sebelum Pajak Pajak (12,5%) Laba Setelah Pajak Profit on Sales Break Even Point (Rp) Uraian Lampiran 3 Laba rugi 286 500 200 600 99 350 63 830 326 870 -40 370 -5 046 -35 323 -12,33% 544 249 200 600 99 350 63 830 677 690 -391 190 -48 898 -342 291 0,00% - 2 286 500 1 740 647 323 000 120 600 63 830 500 040 -69 940 -8 742 -61 197 -14,23% 430 100 3 535 824 384 200 152 900 63 830 564 420 80 730 10 091 70 638 10,95% 645 150 4 466 166 540 600 179 250 63 830 776 290 353 360 44 170 309 190 27,37% 1 129 650 523 698 540 600 209 250 63 830 792 970 336 680 42 085 294 595 26,08% 1 129 650 Tahun (x Rp. 1000) 5 6 466 166 540 600 179 250 63 830 776 690 352 960 44 120 308 840 27,34% 1 129 650 7 466 166 540 600 179 250 63 830 746 770 382 880 47 860 335 020 29,66% 1 129 650 8 466 166 540 600 179 250 63 830 776 290 353 360 44 170 309 190 27,37% 1 129 650 9 466 166 540 600 179 250 63 830 747 170 382 480 47 810 334 670 29,63% 1 129 650 10 425 022 435 200 157 770 63 830 607 745 19 783 2 472 17 310 2,26% 766 013 Ratarata 33 3 400 Sirih tahu 150 000 20 000 12 000 22 500 16 000 500 2 000 6 000 4 200 8 000 Bangunan Kendaraan Mesin penggiling kedelai Tahang Cetakan Tampir Paratan Tong Kancah Box tahu Kain saringan 400 280 Tanggok Cetok 11 000 120 000 Tanah Biaya Investasi Total inflow 285 600 10 200 Nilai sisa 272 000 Ampas tahu 1 Tahu Inflow Uraian 2 Lampiran 4 Cash flow tahu Bandung 8 000 2 000 16 000 285 600 3 400 10 200 272 000 3 280 8 000 6 000 2 000 500 16 000 22 500 430 100 5 100 17 000 408 000 4 400 8 000 2 000 16 000 645 150 5 950 27 200 612 000 5 280 8 000 6 000 2 000 500 16 000 22 500 1 129 650 7 650 34 000 1 088 000 8 000 4 200 2 000 16 000 12 000 1 129 650 7 650 34 000 1 088 000 6 Tahun (x Rp.1000,-) 280 400 8 000 6 000 2 000 500 16 000 22 500 1 129 650 7 650 34 000 1 088 000 7 8 000 2 000 16 000 1 129 650 7 650 34 000 1 088 000 8 280 8 000 6 000 2 000 500 16 000 22 500 1 129 650 7 650 34 000 1 088 000 9 400 8 000 2 000 16 000 1 193 480 63 830 7 650 34 000 1 088 000 10 34 6 800 10 200 74 800 Garam Kunyit Kayu bakar IRR Net benefit Discount factor 7% PV net benefit/tahun NPV (Rp) PBB Total biaya produksi Total outflow 0,87 -36 046 0,93 -366 439 22% 940 026 -41 270 326 870 677 690 -392 090 299 950 299 950 4 800 200 4 800 Listrik 12 750 81 600 74 800 10 200 6 800 108 800 26 720 720 200 12 750 Biaya transportasi Biaya renovasi 81 600 Gaji karyawan Biaya tetap 108 800 Kedelai 377 540 2 500 240 Bak limbah Total biaya investasi Biaya produksi 720 Selang air 1 200 Sepatu boots Pompa air -57 091 0,82 -69 940 500 040 443 600 200 4 800 20 400 95 200 74 800 17 000 13 600 217 600 56 240 240 720 61 588 0,76 80 730 564 420 537 100 200 4 800 25 500 122 400 74 800 20 400 17 000 272 000 27 120 720 251 940 0,71 353 360 776 290 719 850 200 4 800 38 250 136 000 74 800 30 600 27 200 408 000 56 240 240 720 224 344 0,67 336 680 792 970 749 850 200 30 000 4 800 38 250 136 000 74 800 30 600 27 200 408 000 42 920 720 219 805 0,62 352 960 776 690 719 850 200 4 800 38 250 136 000 74 800 30 600 27 200 408 000 56 640 240 720 222 839 0,58 382 880 746 770 719 850 200 4 800 38 250 136 000 74 800 30 600 27 200 408 000 26 720 720 192 204 0,54 353 360 776 290 719 850 200 4 800 38 250 136 000 74 800 30 600 27 200 408 000 56 240 240 720 226 881 0,51 446 310 747 170 719 850 200 4 800 38 250 136 000 74 800 30 600 27 200 408 000 27 120 720 35 PV net benefit positif PV net benefit negatif NET B/C PBP (Per Tahun) 3,57 2,09 -423 531 1 399 604 36 Inflow Tahu Ampas tahu Sirih tahu Nilai sisa Total inflow Biaya Investasi Tanah Bangunan Kendaraan Mesin penggiling kedelai Tahang Cetakan Tampir Paratan Tong Kancah Box tahu Kain saringan Tanggok Cetok Pompa air Sepatu boots Uraian 1 11 000 12 000 22 500 16 000 500 2 000 6 000 4 200 8 000 400 280 1 200 720 720 8 000 2 000 16 000 231 200 231 200 120 000 150 000 20 000 217 600 10 200 3 400 217 600 10 200 3 400 2 3 720 280 8 000 22 500 16 000 500 2 000 6 000 348 500 326 400 17 000 5 100 4 720 8 000 400 2 000 16 000 522 750 489 600 27 200 5 950 Lampiran 5 Cash flow sensitivitas penurunan produksi sebesar 20% 5 720 280 8 000 22 500 16 000 500 2 000 6 000 912 050 870 400 34 000 7 650 720 4 200 8 000 2 000 16 000 12 000 912 050 870 400 34 000 7 650 Tahun (x Rp. 1000,-) 6 7 720 8 000 400 280 22 500 16 000 500 2 000 6 000 912 050 870 400 34 000 7 650 8 720 8 000 2 000 16 000 912 050 870 400 34 000 7 650 9 720 280 8 000 22 500 16 000 500 2 000 6 000 912 050 870 400 34 000 7 650 10 720 8 000 400 2000 16 000 870 400 34 000 7 650 63 830 975 880 37 Selang air Bak limbah Total biaya investasi Biaya produksi Kedelai Garam Kunyit Kayu bakar Biaya tetap Gaji karyawan Biaya transportasi Listrik Biaya renovasi PBB Total biaya produksi Total outflow Net benefit Discount factor 7% PV net benefit/tahun NPV (Rp) IRR PV net benefit positif PV net benefit negatif NET B/C PBP (Per Tahun) 26 720 108 800 6 800 10 200 74 800 81 600 12 750 4 800 200 299 950 326 870 -95 670 0, 87 -83 561 240 2 500 377 540 108 800 6 800 10 200 74 800 81 600 12 750 4 800 200 299 950 677 690 -446 490 0,93 -417 280 -109 591 -3% 514 952 -540 982 0,74 20,45 200 443 600 500 040 -151 540 0, 82 -123 701 95 200 20 400 4 800 217 600 13 600 17 000 74 800 56 240 240 200 537 100 564 420 -41 670 0, 76 -31 789 122 400 25 500 4 800 272 000 17 000 20 400 74 800 27 120 200 719 850 776 290 135 760 0, 71 96 795 136 000 38 250 4 800 408 000 27 200 30 600 74 800 56 240 240 136 000 38 250 4 800 30 000 200 749 850 792 970 119 080 0, 67 79 348 408 000 27 200 30 600 74 800 42 920 200 719 850 776 690 135 360 0, 62 84 295 136 000 38 250 4 800 408 000 27 200 30 600 74 800 56 640 240 200 719 850 746 770 165 280 0, 58 96 194 136 000 38 250 4 800 408 000 27 200 30 600 74 800 26 720 200 719 850 776 290 135 760 0, 54 73 844 136 000 38 250 4 800 408 000 27 200 30 600 74 800 56 240 240 200 719 850 747 170 228 710 0, 51 116 264 136 000 38 250 4 800 408 000 27 200 30 600 74 800 27 120 38 Inflow Tahu Ampas tahu Sirih tahu Nilai sisa Total inflow Biaya Investasi Tanah Bangunan Kendaraan Mesin penggiling kedelai Tahang Cetakan Tampir Paratan Tong Kancah Box tahu Kain saringan Tanggok Cetok Pompa air Sepatu boots Selang air Uraian 1 720 8 000 2 000 16 000 285 600 285 600 120 000 150 000 20 000 11 000 12 000 22 500 16 000 500 2 000 6 000 4 200 8 000 400 280 1 200 720 240 272 000 10 200 3 400 272 000 10 200 3 400 2 3 720 240 280 8 000 22 500 16 000 500 2 000 6 000 430 100 408 000 17 000 5 100 4 720 8 000 400 2 000 16 000 645150 612 000 27 200 5 950 Lampiran 6 Cash flow sensitivitas kenaikan harga bahan baku 37,5% 720 240 280 8 000 22 500 16 000 500 2 000 6 000 1129650 1 088 000 34 000 7 650 720 4 200 8 000 2 000 16 000 12 000 1 129 650 1 088 000 34 000 7 650 Tahun (x Rp. 1000,-) 5 6 720 240 8 000 400 280 22 500 16 000 500 2 000 6 000 1 129 650 1 088 000 34 000 7 650 7 720 8 000 2 000 16 000 1 129 650 1 088 000 34 000 7 650 8 720 240 280 8 000 22 500 16 000 500 2 000 6 000 1 129 650 1 088 000 34 000 7 650 9 720 8 000 400 2 000 16 000 1 088 000 34 000 7 650 63 830 1 193 480 10 39 Bak limbah Total biaya investasi Biaya produksi Kedelai Garam Kunyit Kayu bakar Biaya tetap Gaji karyawan Biaya transportasi Listrik Biaya renovasi PBB Total biaya produksi Total outflow Net benefit Discount factor 7% PV net benefit/tahun NPV (Rp) IRR PV net benefit positif PV net benefit negatif NET B/C PBP (Per Tahun) 26 720 149 600 6 800 10 200 74 800 81 600 12 750 4 800 200 340 750 367 670 -82 070 0,87 -71 683 2 500 377 540 149 600 6 800 10 200 74 800 81 600 12 750 4 800 200 340 750 718 490 -432 890 0,93 -404 570 165 469 4% 765 424 -528 271 1,41 6,09 -123 701 200 525 200 581 640 -151 540 0,82 95 200 20 400 4 800 299 200 13 600 17 000 74 800 56 240 -16 226 200 639 100 666 420 -21 270 0,76 122 400 25 500 4 800 374 000 17 000 20 400 74 800 27 120 142 853 200 872 850 929 290 200 360 0,71 136 000 38 250 4 800 561 000 27 200 30 600 74 800 56 240 122 393 136 000 38 250 4 800 30 000 200 902 850 945 970 183 680 0,67 561 000 27 200 30 600 74 800 42 920 124 525 200 872 850 929 690 199 960 0,62 136 000 38 250 4 800 561 000 27 200 30 600 74 800 56 640 133 792 200 872 850 899 770 229 880 0,58 136 000 38 250 4 800 561 000 27 200 30 600 74 800 26 720 108 982 200 872 850 929 290 200 360 0,54 136 000 38 250 4 800 561 000 27 200 30 600 74 800 56 240 149 103 200 872 850 900 170 293 310 0,51 136 000 38 250 4 800 561 000 27 200 30 600 74 800 27 120 40 41 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Fadil Nurhapiz Darinsah dilahirkan di Bogor 29 Januari 1992. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari orang tua Agus Kadarsah dan Nenah Surtinah. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Bojong Rangkas 02, SMP N 1 Ciampea dan SMA N 1 Ciampea. Tahun 2009 penulis lolos mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan mayor Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama masa kuliah, penulis tidak terlalu aktif berorganisasi di dalam kampus. Tetapi penulis pernah mengikuti organisasi didalam kampus, salah satunya yaitu, penulis pernah menjadi ketua Volly Coast FEM pada periode 20112012. Penulis juga berkontribusi dalam kepanitiaan yang diselenggarakan di tingkat departemen. Selain itu, penulis juga merintis usaha kecil-kecilan sejak pertama masuk dan terdaftar sebagai mahasiswa IPB.