as PDF - Achmad Farajallah

advertisement
Achmad Farajallah | <!--:en-->Dogania Gray, 1844<!--:-->
Copyright Achmad Farajallah [email protected]
http://achamad.staff.ipb.ac.id/dogania-gray-1844/
Dogania Gray, 1844
Anggota genus ini hanya satu, yaitu D. subplana (Geoffroy, 1809)
Pengenalan
Karapas yang lonjong dan tipis (bisa 35 cm) berwarna hitam sampai kehijauan atau gelap kecoklatan dengan garis medial
hitam dan 2 atau 3 pasang bulatan hitam, bintik-bintik bertepi agak kekuningan. Corak ini memudar sesuai umur. Terdapat
beberapa jejeran tuberkel longitudinal di atas karapas, jika ada, di tepi anterior karapas di atas leher tuberkel tumpul. Neural
tunggal terdapat di antara pasangan pertama tulang kostal. Pasangan kostal ke-8 berkembang dengan baik tetapi seperti 7
pasangan sebelumnya, dipisahkan oleh tulang neural. Pada kebanyakan kura-kura berkarapas lunak, pasangan costal terakhir
saling bersinggunagan di garis median. Tulang kostal dan neural kasar dengan granul-granul rapuh dan pori-pori kecil.
Plastron berwarna keputihan sampai krem atau abu-abu, dan membawa 4 kalosit yang kurang berkembang (hyo-hypoplastral,
xiphiplastral). Seringkali hanya kalosit xiphiplastral yang dapat dibedakan. Lengan preplastral panjang dan membulat dan
anteriornya hampir menyentuh epiplastra. Epiplastra mempunyai penjuluran yang panjang yang mana membentuk sudut
tumpul atau tajam terhadap midline plastron. Tengkorak besar dengan tulang moncong setidaknya sama panjang dengan
diameter orbit dan simfisis mandibular lebih sempit dibanding diameter orbit; tengkorak kehilangan tonjolan memanjang
(ridge) median. Permukaan penggerus dari rahang atas juga tidak mempunyai rigi median. Kepala berwarna coklat sampai
kehiajauan atau hitam dengan beberapa spot kuning atau hitam. Garis medial hitam berjalan di sepanjang atas moncong dan
di antara orbit, garis yang lain berjalan di sisi mulau ujung moncong sampai orbit, dan garis hitam kecil secara diagonal
berjalan dari orbit ke arah belakang. Pada hewan muda, bulatan (blotch) kemerahan terdapat di belakang mata dan menutupi
timpanum di setiap sisi kepala. corak ini menghilang pada hewan dewasa. Bawah rahang vermikulat hitam, leher dan bagian
luar anggota tubuh kehijauan sampai kehitaman dengan spot-spot kecil kuning.
D. subplana ini adalah yang paling kecil di antara kura-kura berkarapas lunak. Jantan mempunyai ekor panjang dan tebal;
betina mempuyai ekor pendek.
Penyebaran
D. subplana menyebar dari Birma bagian Selatan dan Thailand ke arah Selatan melalui Malaya sampai ke Jawa, Sumatera,
dan Pulau-pulau kecil seperti Kepulauan Mergui, Tenasserim, Singkep di Kepulauan Riau, Kalimantan dan Filipina. Dari
beberapa laporan penyebarannya di Pulau Jawa, D subplana dengan mudah ditemukan di sungai-sungai yang banyak
mengalir di daerah Bogor sampai ke Puncak dan Gunung Salak, dan di sekitar Malang, Jawa Timur.
Habitat
Smith (1931) melaporkan bahwa D. subplana lebih menyenangi aliran air deras yang bersih dibanding sungai yang mengalir
pelan dan berlumpur. Dia sering bersembunyi di bawah batu-batuan, yang dimungkinkan oleh cangkangnya yang tipis.
Spesies ini cenderung tidak bisa besar, aliran sungai yang pelan biasanya dihuni oleh hewan yang relatif besar, menyukai
aliran sungai di pegunungan, seringkali dia bersembunyi di bawah batu-batuan atau batu yang datar.
page 1 / 1
Download