Willy Loman dalam Death of a Salesman : Suatu kajian tentang

advertisement
Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)
Willy Loman dalam Death of a Salesman : Suatu kajian tentang aspek
kehidupan manusia biasa Amerika Serikat
Yusuf Santoso
Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=83061&lokasi=lokal
-----------------------------------------------------------------------------------------Abstrak
Selama studi di Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, bidang Kajian Wilayah Amerika, saya
banyak berkenalan dengan karya-karya pengarang Amerika. Di antaranya pengarang-pengarang ini Arthur
Miller merupakan salah seorang yang karya-karyanya saya gemari.
<br />
<br />
Saya pertama kali berkenalan dengan Arthur Miller melalui karyanya yang berjudul Crucible (1953).
Selanjutnya berturut-turut saya membaca Death of a Salesman (1949), All Sons (1947), A Memory of Two
Mondays, (1955) , dan A View From the Bridge (1955). Arthur Miller adalah seorang dramawan yang
terkenal dan sangat produktif dalam menulis. la seorang dramawan sosial Amerika yang cukup berhasil.
Apalagi dengan karyanya Math of a Salesman yang memenangkan Pulitzer Prize dan New York Drama
Critics Circle Award, kemudian disusul dengan karya-karyanya yang lain seperti The Misfits (1964), The
Price (1968), The Creation of the World and other Business dan The Archbishop's Ceiling (1977), maka di
samping membuktikan bahwa ia memang seorang penulis yang kreatif, ia juga sebagai dramawan yang
dianggap panting saat ini. Weales misalnya mengatakan:
<br />
<br />
Arthur Miller adalah salah satu dari dramawandramawan seperti Thornton Wilder yang reputasinya terletak
pada karya lakonnya yang sedikit. Kualitas reputasi tersebut berubah dari tahun ke tahun, dari kritikus ke
kritikus tetapi kini lima tahun setelah karyanya yang terbaru (Revisi dari A View From the ridge), secara
umum diakui, bahkan oleh mereka yang tetap kukuh tidak mengagumi karyanya, bahwa Miller adalah salah
satu dari dua dramawan Amerika pada masa sesudah perang yang patut dianggap sebagai dramawan penting
(Weales, 1962 : 3).
<br />
<br />
Kritik-kritik terhadap karya Miller tidak pernah berhenti karena setiap kritikus hanya menilai dari satu sudut
saja. Dan begitupun juga, saya masih melihat adanya kemungkinan untuk membahas karya Miller dari sudut
pandang yang lain. Dari semua karyanya yang telah saya sebutkan di atas, saya memilih Death of a
Salesman untuk dianalisis dalam tesis ini. Pilihan ini berdasarkan anggapan bahwa lakon I ini, di samping
merupakan karya Miller yang paling balk, juga paling tepat untuk mendukung tulisan saga, yaitu karena
karya tersebut menggambarkan tragedi kehidupan manusia biasa, bukan lagi kehidupan prang besar atau
bangsawan seperti dalam lakon-lakon masa lalu.
<br />
<br />
Berbeda dengan tragedi klasik yang menokohkan prang besar atau bangsawan, maka Miller menyatakan
bahwa tokoh utama dalarn suatu lakon tragedi dapat saja diambil dari manusia biasa. Tragedi bukan lagi
hanya milik orang bangsawan tetapi menurut Miller adalah akibat dari keharusan seseorang supaya
mengevaluasi dirinya dengan adil dan kalau perlu, siap mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan
harga dirinya dean kedudukannya dalam masyarakat.
<br />
<br />
Kesan utama saya setelah membaca Death of a Salesman adalah bahwa Miller menokohkan manusia biasa.
Ia menggambarkan dengan jelas kehidupan manusia biasa, dalam konteks ini adalah orang yang lemah
kedudukannya dalam ekonomi dan politik, dengan'segala masalah hidupnya dalam proses mempertahankan
eksistensinya di masyarakat. Perhatian saya tertuju pada sang tokoh yang bernama Willy Leman, dan
melalui tokoh ini Arthur Miller mencoba untuk melihat dan menyelidiki kehidupan manusia biasa dalam
masyarakat dan sampai di mana masyarakat itu mempengaruhi dirinya. Pengaruh ini bisa kita rasakan
dengan nyata jika kita menyelidiki pribadi seseorang.
<br />
Download