2/4/2014 Jakarta, 20 OKTOBER 2013 FOUNDING FATHERS HOUSE FFH “DI ANTARA SURVEI KREDIBEL DAN ABAL-ABAL: BAGAIMANA PERAN MEDIA MASSA?” THE FOUNDING FATHERS (FFH) 1 2/4/2014 JENIS SURVEI Survei Snapshot survey Untuk memotret perilaku pemilih, keinginan dan harapan publik, tingkat pengenalan dan tingkat dukungan terhadap seorang kandidat kepala daerah, menangkap isu-isu lokal dan nasional, serta untuk mengetahui individu dan kelompok-kelompok acuan, dalam sekali survei saja. Kelemahan survei ini tidak bisa memotret perilaku pemilih yang berubah dari waktu ke waktu. Hanya memberikan gambaran atau peta popularitas dan elektabilitas bagi seorang kandidat kepala daerah hanya pada periode survei dilakukan. Tracking Survey Survei ini dimaksudkan untuk memotret perkembangan perilaku pemilih, tingkat popularitas dan elektabilitas, serta perubahan isu-isu lokal dan nasional dari periode ke periode. Selain untuk merumuskan program pemenangan secara makro, hasil survei sekaligus bisa dimanfaatkan untuk bahan evaluasi terhadap kegiatan sosialisasi dan mobilisasi dukungan pada setiap periode waktu tertentu. MENGAPA SURVEI? Import dari Amerika Serikat Gallup, SWS, Merdeka Center Liberalisasi dan modernisasi sistem politik Survei menjadi trend dalam peta politik Tradisi baru “Menggiurkan?” 500an pilkada Jumlah peneliti belum banyak Praktik seolah-olah paham THE FOUNDING FATHERS (FFH) 2 2/4/2014 KREDIBEL ATAU ABAL-ABAL? Metodologi yang digunakan Jumlah sampel Tingkat kepercayaan 90%, 95%, atau 99% Margin of Error ± %? (Bukan kurang lebih) Jika menggunakan 3% Elektabilitas Roy Suryo 3,7 % = 6,7% atau 1,7% Tingkat reabilitas STUDI KASUS PROXIMITY 13 Agustus 2013 Tidak mencantumkan teknik metodologi apa yang digunakan untuk meraih responden, serta tidak menyebutkan tingkat kepercayaan atau level of confidence. Padahal level of confidence, jumlah sampel atau responden, dan margin of error saling berkaitan. Ketiganya merupakan pisau analisis Proximity menyebutkan jumlah responden 1.200 dengan margin of error (MoE) 3 persen. Level of confidence 95 persen untuk jumlah sampel 1.200, margin of error adalah 2.83 persen. Level of confidence 99 persen untuk jumlah sampel 1.200, maka margin of error adalah 3.71 persen. Ini membingungkan. Angka margin of error dan jumlah responden tidak nyambung THE FOUNDING FATHERS (FFH) 3 2/4/2014 STUDI KASUS FSI 2 Agustus 2013 Focus Survey Indonesia (FSI) tentang calon presiden dan partai politik. Mereka hanya mencantumkan jumlah sampel mereka sebanyak 10.000 di 5.000 desa dari 21 provinsi. Untuk unit analisis survei nasional adalah provinsi, bukan desa Survei tersebut juga tidak bisa dimasukkan ke kategori survei nasional lantaran hanya 21 provinsi FSI tidak mencantumkan level of confidence dan margin of error Penggunaan sampel yang mencapai 10.000 dengan rentang waktu pelaksanaan survei 18 hari FFH yang menggunakan 1.070 dan 2.000 sampel saja perlu waktu satu bulan lebih. Tes instrumen, perizinan, spot check, analisis data, dan lainnya. FSI menolak mengungkapkan metodologi yang digunakan. Segala perangkat pendukung kegiatan survei wajib diungkapan kepada publik. Kewajiban itu jelas di dalam kode etik WAPOR (World Association for Public Opinion Research). STUDI KASUS INES 16 – 30 Agustus 2013 Sampel sebanyak 8.280 orang di 33 provinsi. Penarikan sampel menggunakan stratified random sampling atas dasar provinsi, proporsi desa/kota, penghasilan, dan jenis kelamin. Margin of error survei 1,1 persen. Level of confidence 95 persen untuk jumlah sampel 7.937, margin of error adalah 1.1 persen. Level of confidence 99 persen untuk jumlah sampel 13.752, maka margin of error adalah 1.1 persen. Penggunaan sampel jumlah besar tidak menjamin tingkat akurasi Waktu yang digunakan Tidak mencantumkan level confidence. 95 % atau 99 persen? THE FOUNDING FATHERS (FFH) 4