PENERAPAN OUTSOURCING IT PADA TRANSACTION PROCESSING SYSTEM (KASUS : MANDIRI E-FX) OLEH : Basyir Ahmad - P056131982.46E Dosen: Dr. Ir. Arief Imam Suroso, MSc PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS PASCASARJANA INSTITUTE PERTANIAN BOGOR 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami peserta Program MB IPB Eksekutif 46, dapat menyelesaikan tugas individu untuk mata kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM), dengan judul “ Penerapan Outsourcing IT pada Transaction Processing System (kasus : Mandiri E-FX)”. Secara umum paper ini akan menjelaskan mengapa dilakukan outsourcing pada salah satu kegiatan bisnis di Bank Mandiri yang secara khusus mengambil contoh penerapan aplikasi e-fx saat ini. Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan serta pengajaran yang telah diberikan oleh Bapak Dr. Ir. Arief Imam Suroso, MSc, sehingga paper ini dapat diselesaikan. Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab itu, kami berharap masukan yang dapat menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh pihak yang membutuhkan. Jakarta, Februari 2014 Penulis Basyir Ahmad-P056131982.46E i DAFTAR ISI halaman Daftar Isi ................................................................. i Kata Pengantar …………………………………………… ii BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………… 1 I.1 Latar Belakang …………………………………………… 1 I.2 Perumusan Masalah …………………………………………… 2 I.3 Tujuan Penulisan 2 I.4 Deskripsi Perusahaan …………………………………………… …………………………………………… BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………… 5 II.1 Sistem Informasi …………………………………………… 5 II.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan SIM …………………………………………… 6 BAB III. PEMBAHASAN …………………………………………… 8 III.I Visi, Misi dan Organisasi …………………………………………… 8 III.2 Core Competency …………………………………………… 9 III.3 Transaction Processing System …………………………………………… 10 III.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan IT Outsourcing …………………………………………… 13 BAB IV. PENUTUP …………………………………………… 15 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 16 Gambar 1. Pengguna sistem internet …………………………………………… 1 Gambar 2. Tipe-tipe Sistem Informasi …………………………………………… 5 Gambar 3. Struktur Organisasi …………………………………………… 9 Gambar 4. Skema Proses Mandiri E-FX ……………………………………………. 10 Gambar 5. Arsitektur Mandiri E-FX ……………………………………………. 11 Gambar 6. Tampilan Mandiri E-FX ……………………………………………. 11 2 Daftar Gambar 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen dalam mengambil keputusan dan juga untuk menjalankan operasional perusahaan, dimana system tersebut merupakan kombinasi dari orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang tergorganisasi. Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis Internet, memainkan peranan penting dan makin luas dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis meningkatakan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka, pengambilan keputusan manajerial, dan kerja sama kelompok kerja, hingga dapat memperkuat posisi kompetitif mereka dalam pasar yang cepat sekali berubah. Hal ini berlaku ketika teknologi informasi digunakan untuk mendukung tim pengembangan produk, proses dukungan untuk pelanggan, transaksi e- commerce, atau dalam aktivitas bisnis lainnya.Teknologi dan sistem informasi berbasis Internet dalam waktu singkat menjadi bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis di lingkungan global yang dinamis saat ini. Saat ini kebutuhan di bidang networking sudah merupakan hal yang umum di tengah perkembangan teknologi informasi, termasuk bagi perusahaan. Penggunaan internetworking dapat berupa internet, intranet ataupun ekstranet. Trend penggunaan internet telah mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Berdasarkan Gambar 1 di bawah, pada tahun 2012, pengguna internet di dunia telah mencapai 35,6% dari seluruh total penduduk dunia, demikian juga di Indonesia sekitar 15,4% dari seluruh penduduk Indonesia merupakan pengguna internet. Gambar 1. Pengguna Internet (per 100 penduduk) Sumber:Bank Dunia, Indikator Pembangunan Dunia 1 Persaingan bisnis saat ini semakin ketat, oleh sebab itu sistim informasi telah menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan dalam menghadapi competitor dalam persaingan dengan perusahaan lain dalam bisnis yang sama. Sistem informasi dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan strategi bisnis, proses bisnis, serta mendukung proses pengambilan keputusan yang efektif sehingga dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang bergerak dalam mengelola jasa manajemen keuangan masyarakat. Kecepatan, kemudahan, kenyamanan dan keamanan merupakan salah satu bentuk layanan yang harus mampu diberikan oleh lembaga perbankan kepada para nasabahnya. Untuk itu, sangat diperlukan Manajemen sistem informasi dan penerapan teknologi yang canggih dan memadai agar mampu memberikan layanan yang sesuai dengan harapan dan keinginan para nasabahnya serta agar mampu tetap bersaing dengan lembaga keuangan atau bank yang lainnya. Sebagai Bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri berambisi untuk masuk dalam jajaran Top 5 Bank di ASEAN pada tahun 2014. Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri menargetkan untuk masuk dalam jajaran Top 3 Bank di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain utama di regional. Untuk mewujudkan target ambisi tersebut, salah satu fungsi bisnis yang dijalankan oleh Bank Mandiri adalah memberikan solusi perbankan dalam memberikan layanan on – line atas transaksi nasabah khususnya nasabah segmen corporate dan commercial. Solusi tersebut adalah layanan Mandiri E-FX. Mandiri E-FX merupakan sarana internet banking real-time online yang ditujukan untuk segmen bisnis, memberikan akses dan control dalam transaksi foreign exchange bagi nasabah dengan aman, cepat dan mudah. Pengembangan Mandiri E-FX ini dilakukan secara outsourcing. I.2. Perumusan Masalah Dilatarbelakangi hal tersebut di atas, maka dalam kajian kali ini, kami akan mencoba untuk menjawab beberapa permasalahan, sebagai berikut: 1. 2. 3. Apa tujuan penggunaan IT Outsourcing di Bank Mandiri.. Apa benefit dan risk atas penggunaan IT Outsourcing di Bank Mandiri. Bagaimana future development atas IT Outsourcing di Bank Mandiri. I.3. Tujuan 2. Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penulisan makalah ini adalah : Untuk mengetahui mengapa dilakukan IT outsourcing dalam pengembangan Mandiri E-FX. Untuk mengetahui pro dan kons penggunaan IT Outsourcing. I.4. Deskripsi Perusahaan 1. Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia -- dilebur menjadi Bank 2 Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia. Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, Bank Mandiri menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri diimplementasikan ke semua jaringan dan seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Salah satu prestasi Bank Mandiri yang paling signifikan adalah dengan mengganti platform teknologinya secara menyeluruh. Bank Mandiri mewarisi total 9 core banking system yang berbeda dari 4 bank pendahulunya. Bank Mandiri segera berinvestasi untuk mengkonsolidasikan sistem-sistem dari platform yang terkuat. Dibutuhkan tiga tahun dan dana sebesar US$ 200 Juta demi mengembangkan program untuk menggantikan core banking platform sebelumnya agar sesuai dengan standar perbankan ritel. Kini infrastruktur IT Bank Mandiri telah menyediakan system pengolahan data straigth-through dan interface yang seragam bagi pelanggannya. Bank Mandiri memasuki segmen bisnis yang menguntungkan dan memiliki prospek tumbuh, sekaligus berperan sebagai institusi perbankan yang komprehensif. Untuk itu, Bank Mandiri berfokus pada segmen korporasi, komersial, mikro & ritel, serta pembiayaan konsumen dengan strategi yang berbeda di setiap bisnisnya dan bersinergi dengan seluruh segmen pasar yang ada. Kehadiran Bank Mandiri sebagai Bank Domestik Multispesialis di Indonesia dapat diterjemahkan ke dalam langkah-langkah khusus dengan menumbuhkan pangsa pasar dominan di segmen yang difokuskan. Selain itu, Bank Mandiri juga memiliki visi untuk menjadi bank terdepan di Indonesia. Sebagai bank publik, visi Bank Mandiri untuk menjadi bank blue chip publik di Asia Tenggara ini akan diukur berdasarkan kapitalisasi pasar. Di tahun 2005, Bank Mandiri berkomitmen untuk menjalankan program transformasi selama 5 tahun untuk bertransformasi menjadi Bank Multispesialis yang dominan, dengan empat tema transformasi sebagai syarat utama: budaya, penjualan, aliansi dan kontrol NPL. Bank Mandiri melakukan Program Transformasi dalam tiga tahap, yaitu: 1. Tahap 1 (2006-2007) Back on Track: dengan fokus utama merekonstruksi ulang fondasi Bank Mandiri untuk pertumbuhan di masa depan. 2. Tahap 2 (2008-2009) Outperform the Market: dengan fokus utama ekspansi bisnis untuk menjamin pertumbuhan yang signifikan di berbagai segmen dan mencapai level profit yang mampu melampaui target rata-rata pasar. 3. Tahap 3 (2010) Shaping the End Game : Di tahap ini, Bank Mandiri menargetkan diri untuk menjadi bank regional terdepan melalui konsolidasi dari bisnis jasa keuangan dan lebih mengutamakan peluang strategi pertumbuhan non-organik, termasuk memperkuat kinerja anak perusahaan dan akuisisi bank atau perusahaan keuangan lainnya yang dapat memberikan nilai tambah bagi Bank Mandiri. Saat ini Bank Mandiri tengah melaksanakan tahap transformasi lanjutan tahun 2010 - 2014, dimanaBank Mandiri telah melakukan revitalisasi visi, yaitu "Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang Paling Dikagumi dan Selalu Progresif". Sejalan 3 dengan visi tersebut, Bank Mandiri juga ditargetkan mampu mencapai nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, yaitu di atas Rp 225 Triliun dengan pangsa pasar pendapatan mendekati 16%, ROA mencapai kisaran 2,5% dan ROE mendekati 25%, namun tetap menjaga kualitas asset yang direfleksikan dari rasio NPL gross di bawah 4%. Bank Mandiri juga berambisi untuk masuk dalam jajaran Top 5 Bank di ASEAN pada tahun akhir 2014. Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri menargetkan untuk masuk dalam jajaran Top 3 Bank di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain utama di regional. Bank Mandiri juga didukung oleh beberapa perusahaan anak untuk meningkatkan performa unit-unit bisnis strategisnya, diantaranya Corporate Banking, Commercial Business Banking, Micro & Retail Banking, Treasury & International Banking serta Consumer Finance. Bank Mandiri senantiasa mencari peluang bisnis yang saling menguntungkan guna menciptakan sinergi, membangun aliansi sekaligus memperkuat bisnis pendukungnya melalui perusahaan anak Bank Mandiri, diantaranya Mandiri Sekuritas yang bergerak di bidang investment banking, Mandiri AXA Financial Service yang bergerak di bidang asuransi, Bank Syariah Mandiri yang bergerak di bidang perbankan syariah, Bank Sinar Harapan Bali yang bergerak di bidang perbankan mikro dan Mandiri Tunas Finance yang bergerak di bidang multi-finance. Di tahun 2011, Bank Mandiri berhasil mengakuisisi Mandiri AXA General Insurance (MAGI), yaitu perusahaan hasil kerjasama antara Bank Mandiri dan AXA Societe Anonyme, untuk memperkuat penetrasi Bank Mandiri di bisnis asuransi umum. Dengan memiliki berbagai perusahaan anak yang mendukung bisnis, Bank Mandiri kini memegang peranan sebagai institusi financial holding terkuat di Indonesia. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Sistem Informasi Sistem informasi merupakan tatanan yang terorganisasi dalam pengaturan sumber daya yang ada (manusia, hardware, software, data dan jaringan) yang meliputi pengumpulan data lalu mengolahnya sehingga bisa dengan mudah untuk dikonsumsi dan lebih mudah dalam hal penyebarannya (O’Brien, 2002). Sistem Informasi menyediakan informasi untuk medukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan pada organisasi. Setidaknya terdapat enam fungsi dari sistem informasi, yaitu : a. Mendukung kesuksesan berbagai fungsi utama bisnis seperti akuntansi, finance, manajemen sumber daya manusia, menajemen operasi dan pemasaran. b. Kontributor utama dalam mendukung efisiensi kegiatan operasional, produktivitas dan moral SDM, pemberian layanan prima pada kustomer dan kepuasan kustomer. c. Sumber informasi utama bagi manajer dalam mendukung proses pengambilan keputusan yang efektif. d. Bagian yang penting dari upaya pengembangan produk dan jasa yang kompetitif, sehingga dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi dalam persaingan global e. Bagian utama dari sumberdaya organisasi dan biayanya dalam menjalankan bisnis, sehingga memerlukan pengelolaan sumberdaya yang prima f. Kesempatan pengembangan karier yang dinamis dan menantang bagi masyarakat. Lebih jauh, sistem informasi manajemen mempunyai berbagai tipe yang secara umum terdiri dari Operation Support System dan Management Support System. Masingmasing sub sistem tersebut terbagi atas empat (4) sub sistem lainnya sebagaimana tercantum dalam bagam berikut ini. Gambar 2. Tipe-tipe Sistem Informasi 5 II. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mempengaruhi IT Outsourcing IT outsourcing adalah keputusan untuk mendelegasikan atau menyerahkan sebagian atau semua kegiatan IT yang terkait proses keputusan, proses bisnis, aktivitas internal, layanan kepada pihak eksternal dimana pelaksana IT tersebut melakukan pengembangan dan pengadministrasian kegiatan sesuai dengan hasil, kinerja, output yang telah diperjanjikan sebelumnya. (Dhar, Gangunde & Sridar, 2004). Dalam banyak perusahaan besar, pemakaian IT outsourcing dilakukan dengan pertimbangan untuk mengurangi cost. (Dhar, Balakrishnan, 2006). Bahkan apabila memakai vendor yang sangat berpengalaman dan berkualitas sangat baik maka perusahaan akan mendapatkan dukungan keahlian yang sangat berharga guna meningkatkan kemampuan IT perusahaan. (Tesler. B, 2014) Gluck memberikan penjelasan benefit dan risiko atas penggunaan IT outsourcing antara lain sebagai berikut: a. Benefit Mengurangi biaya Dengan IT Oursourcing maka user/perusahaan tidak perlu membuat biaya yang besar untuk membiayai riset dan pengembangan IT yang akan digunakan pada layanan atau produk perusahaan. Perusahaan IT outsourcing telah mempunyai dan mengembangkan sistem tersendiri yang akan di-tailored made sesuai dengan kepentingan customer /perusahaan. Hal ini akan mengurangi biaya investasi perusahaan. Kontrol biaya Dalam hal, perusahaan memerlukan IT system guna mendukung layanan atau produk maka user/perusahaan dapat mengontrol biaya investasi IT mengingat user/ perusahaan dapat mengetahui dari pasar tentang biaya pengembangan IT. User/perusahaan dapat mengukur biaya investasi IT untuk diperhitungan dalam analisa cost & benefit atas suatu rancangan layanan atau produk baru. Fokus pada Core Operations Perusahaan dapat mengalokasikan resources yang dimiliki untuk melakukan aktivitas yang mendukung core operations. Hal ini akan mempermudah pencapaian target perusahaan mengingat perusahaan tidak perlu memikirkan hal-hal diluar core compentencies-nya. b. Risiko Risiko adalah sesuatu kejadian yang tidak diinginkan (Levine & Schneider, 1997). Dalam penerapan IT Outsoucing juga terdapat beberapa potensi risiko antara lain: It’s usually difficult to avoid the inherent problems of communication. Penyelarasan kegiatan Perusahaan IT Outsourcing mempunyai target penyelesaian proyek yang terkadang tidak sesuai ritme atau jadwal kegiatan perusahaan. Sehingga dalam kegiatan development dan promote IT system akan mengganggu kegiatan perusahaan yang pada akhirnya berpotensi inefisiensi waktu dan biaya operasional perusahaan. 6 Kehilangan personal touch Perusahaan IT Outsourcing telah mempunyai system standar yang dapat di-tailored made sesuai dengan perusahaan. Namun demikian, terkadang perusahaan menginginkan ciri khas tertentu dalam IT system untuk menjaga image-nya. Apabila perusahaan ingin menggunakan IT system yang bukan hanya berguna secara fungsional tetapi juga mencerminkan image perusahaan maka diperlukan biaya yang sangat besar. Untuk itu, penggunaan IT outsourcing terkadang tidak mencerminkan taste dari user/perusahaan. Hasil tidak selalu sesuai harapan Dalam prakteknya, terkadang output IT yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan user/perusahaan. Hal ini disebabkan oleh komunikasi yang tidak sempurna antara user/perusahaan dengan perusahaan IT outsourcing. Dalam hal ini perlu persamaan persepsi tentang ukuran kinerja dan standard yang diinginkan sebagaimana tertuang dalam perjanjian diantara mereka. 7 BAB III PEMBAHASAN III.1. Visi, Misi dan Organisasi Bank Mandiri mempunyai visi yaitu “Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif “ dan misi yaitu “Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar, Mengembangkan sumber daya manusia professional, Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder, Melaksanakan manajemen terbuka serta Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.” Sebagai Bank terbesar di Indonesia saat ini, Bank Mandiri mempunyai total asset diatas Rp 600 trilyun. Bank ini memiliki 21 ribu karyawan yang tersebar pada 1000 kantor dalam negeri dan 6 kantor dan perwakilan luar negeri Bank Mandiri serta 56 group. Jaringan distribusi Bank Mandiri terdiri atas 3,186 ATM, 7,051 ATM in the LINK Network dan 12,663 ATM Bersama Networks, Electronic Data Capture (EDC) kurang lebih 25,254 di seluruh Indonesia. Bank Mandiri mempunyai 8.3 juta pemegang kartu ATM dan 3.2 juta pengguna SMS Banking, 783,356 pengguna internet banking dan 822,937 pengguna Call Mandiri dan lebih dari 1 juta pemegang kartu kredit Visa. Mempertimbangkan besarnya asset yang dimiliki dan visi dan misi tersebut., maka Bank Mandiri memandang perlu mengembangkan sistem informasi manajemen yang tepat. Hal ini diharapkan dapat membuat perusahaan tetap leading dalam industri perbankan nasional dan meningkatkan daya saing perusahaan pada tingkat Asia Tenggara. Dalam penerapan sistem informasi manajemen yang tepat maka aspek sumberdaya manusia merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu dalam pengelolaan SIM, Bank Mandiri telah mempunyai struktur organisasi yang khusus menanganinya. Organisasi tersebut terus berubah mengikuti perkembangan binis dan organisasi Bank. Pada saat ini, Bank Mandiri mempunyai direktur bidang tersendiri yang didukung oleh 4 (empat) IT groups yaitu IT Strategic Business Solutions, IT Aplication Services, IT Operations dan IT Strategy, Architecture & Planning. Setiap group IT tersebut mempunyai tugas dan fungsi masing-masing sendiri. Mempertimbangkan rentang aktivitas bisnis yang harus ditangani oleh IT Group baik di dalam negeri maupun di luar negeri maka pengembangan IT Bank Mandiri dilakukan secara outsourcing. Untuk memastikan IT Outsourcing berjalan dengan baik, maka IT groups tersebut memastikan output dan proses IT berjalan sesuai dengan keinginan Bank Mandiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa Bank Mandiri telah secara komprehensif menerapkan IT system yang tepat dimana telah dibuat struktur organisasi khusus IT yang antara lain bertugas memastikan IT Outsourcing berjalan dengan baik. 8 Gambar 3. Struktur Organisasi III.2. Core Competency Bank Mandiri berambisi untuk masuk dalam jajaran Top 5 Bank di ASEAN pada akhir tahun 2014. Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri menargetkan untuk masuk dalam jajaran Top 3 Bank di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain utama di regional. Bank Mandiri mempunyai berbagai core competencies di bidang perbankan yaitu: Wholesale transaction Bank Mandiri memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan didukung oleh system IT yang memadai untuk menjalankan kegiatan wholesale transaction. Bank ini dengan menawarkan solusi transaksi keuangan yang komprehensif dan membangun hubungan yang holistik melayani institusi khususnya corporate & commercial di Indonesia. Retail deposit & payment Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk menjadi bank pilihan nasabah di bidang retail deposit dengan menyediakan pengalaman perbankan yang unik dan unggul bagi para nasabahnya. 9 Retail Financing Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk meraih posisi nomor 1 atau 2 dalam segmen pembiayaan ritel, terutama untuk memenangkan persaingan di bisnis kredit perumahan, personal loan, dan kartu kredit serta menjadi salah satu pemain utama di micro banking. III.3. Transaction Processing System Salah satu bentuk dari transaction processing system di Bank Mandiri adalah E-FX atau Mandiri E-FX yang merupakan sarana bagi nasabah dan cabang untuk melakukan deal transaksi valuta asing, melalui platform electronic banking. Fitur-fitur yang tersedia antara lain: 1. Kuotasi berbagai mata uang 2. Kurs special untuk berbagai mata uang Sebelum layanan ini diterapkan maka nasabah yang akan membeli/menjual FX harus melakukan telepon kepada Bank Mandiri (Pusat/Daerah) untuk mendapatkan kurs. Setelah itu, nasabah datang ke cabang untuk melakukan settlement FX. Dalam layanan Mandiri E-FX yang berbasis web base maka nasabah dapat langsung mengetahui harga FX terkini yang dapat segera berubah mengikuti perkembangan harga pasar FX. Harga pasar FX didasarkan atas harga yang terjadi pada data Reuters. Apabila nasabah telah mendapatkan harga yang sesuai keinginan, maka nasabah langsung dapat melakukan transaksi dan dana pada rekening nasabah akan langsung berubah. Existing Flow Menjadi : Gambar 4. Skema pelayanan Mandiri E-FX 10 Pengembangan Mandiri E-FX dilakukan oleh Thomson Reuters yang menggunakan platform system yang bernama RET (Reuters Electronic Trading) ver 3.5. Untuk mengetahui lebih dalam layanan tersebut, kami sampaikan arsitektur Mandiri E-FX sebagai berikut: Gambar 5. Arsitektur Mandiri E-FX Berdasarkan arsitektur diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Engine dari Reuters bertindak sebagai penyedian price kepada web yang dapat diakses oleh nasabah/perusahaan. 2. Nasabah dapat melihat price yang ada jika sesuai keinginan maka akan menyetujui transaksi (via klik di web) 3. Data transaksi nasabah baik jual/beli akan diteruskan kepada sytem OPICS yang link dengan core banking system untuk melihat ketersediaan dana jika dana mencukupi maka langsung dilakukan settlement jika tidak mencukupi maka transaksi batal. Selain itu, terlampir kami sampaikan juga gambar web page yang dipakai nasabah dalam melakukan transaksi yaitu: 11 Gambar 6. Tampilan Transaksi Mandiri E-FX Mengingat nilai transaksi yang cukup besar maka diperlukan sistem keamanan tertentu dalam Mandiri E-FX, yaitu: 1. Koneksi langsung dengan secure line ke sistem Bank Mandiri 2. 2 (dua) faktor authentification yang akan digunakan; 3. Encryption yang akan digunakan; 4. Password (kriteria numeric alphanumeric, panjang password). 5. Digunakan anti virus Trend Micro Penerapan Mandiri E-FX akan mendatangkan benefit bagi nasabah dan Bank Mandiri. Benefit Nasabah : 1. Mendapatkan kuotasi harga FX terkini dan berita terkait via via online system 2. Mempermudah transaksi FX tanpa menelpon dealing room 3. Mempermudah proses settlement atas transaksi FX tanpa harus pergi ke cabang 12 Benefit bagi Bank Mandiri : 1. Mempercepat pemberian informasi koutasi harga FX terkini kepada nasabah. 2. Memperkuat aspek kontrol dimana transaksi FX dilaksanakan tanpa intervensi dealer 3. Mempermudah dan mempercepat rekonsiliasi ketersediaan dana pada rekening nasabah dengan transaki FX yang dilakukan 4. Mempercepat adanya informasi posisi jual/beli FX bank kepada nasabah yang akan segera dikelola Bank. 5. Meningkatkan Corporate Image III.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunan IT Outsourcing Penerapan IT Outsourcing dalam produk Mandiri E-FX lebih banyak memberikan benefit antara lain sebagai berikut: a. Proven System Thomson Reuters merupakan salah satu provider financial support servicer yang terkenal di dunia. Salah satu produk yang dipakai dan menjadi standar di dunia adalah RMDS (Reuters Monitoring Dealing System) yaitu suatu system informasi dan transaksi foreign exchange. Mengingat dalam produk Mandiri E-FX ini terkait dengan harga foreign exchange di provide oleh RMDS maka pemakaian RET telah sesuai. Selain itu, tidak ada kendala interface mengingat antara core system Bank Mandiri yaitu eMAS, Treasury System yang dipakai yaitu OPICS dan RMDS telah terkoneksi dengan baik sebelumnya. Proven sytem ini akan mempermudah dan mempercepat penerapan Mandiri E-FX. b. Fokus pada core operations Terdapatnya proven system menyebabkan Bank Mandiri lebih fokus untuk memberikan pricing dan layanan foreign exchange yang terbaik kepada nasabah. Dealer Bank Mandiri tidak khawatir terjadinya gangguan system sehingga bisa lebih berkonsentrasi melakukan aktivitas marketing, saling dan dealing foreign exchange. c. Kontrol biaya Dalam penerapan Mandiri E-FX ini, Bank Mandiri telah dapat memperhitungkan berapa besar biaya yang diperlukan yang digunakan dalam analisa cost & benefit. Dalam jangka panjang, walaupun biaya investasi tersebut cukup besar namun tetap akan menguntungkan Bank Mandiri mengingat adanya peningkatan volume dan frekuensi transaksi foreign exchange yang sangat signifikan. Namun demikian, penggunaan IT Outsourcing di Bank Mandiri akan menghadapi berbagai tantangan antara lain sebagai berikut: a. Sinkronisasi Untuk kasus Mandiri E-FX tidak ada isu tentang sinkronisasi sistem, namun demikian tidak semua sistem bisa cepat sinkron dengan sistem lainnya, misalnya produkproduk retail dimana terdapat berbagai sistem tersendiri yang berpotensi menyebabkan diperlukan interface yang rumit. Semakin banyak IT system tersendiri maka semakin banyak diperlukan interface yang pada akhirnya menimbulkan permasalahan tersendiri. Hal ini diakibatkan oleh perusahaan IT outsourcing telah mempunyai platform tersendiri yang belum tentu dapat langsung terkoneksi dengan IT system lain di Bank Mandiri. 13 b. Capacity system Banyaknya berbagai IT system tersebut sebagaimana telah disebutkan sebelumnya akan menimbulkan permasalahan interface. Semakin banyak interface yang digunakan maka capacity system termasuk storage data system menjadi berkurang. Mengingat Bank Mandiri mempunyai banyak IT system maka dengan berjalannya waktu penggunaan core system yang ada perlu dievaluasi lagi agar dapat menyokong proses bisnia yang ada. Untuk mengatasi tantangan tersebut, maka diperlukan langkah-langkah antara lain: a. Selective IT outsourcing provider Dalam menentukan IT provider lebih baik menunjuk IT provider yang telah terbukti kehadalannya serta beberapa produknya telah dipakai atau terintergrasi dengan baik dengan IT system yang ada. Hal ini akan mengurangi kegagalan output IT yang diinginkan serta tidak menimbulkan permasalahan interface. Sehingga penggunaan IT outsourcing menjadi tepat sasaran dan mengakibatkan efisiensi biaya secara keseluruhan. b. Selective IT initiative Tidak semua kegiatan perlu didukung dengan IT yang canggih sehingga perlu kajian yang sangat mendalam terkait analisa cost & benefit produk, dampak terhadap core system dan dampak terhadap business disaster center. Sehingga setiap rencana pengembangan IT harus secara sangat selektif diputuskan guna memastikan bahwa pengembangan tersebut memang sangat dibutuhkan bagi organisasi bukan untuk memperlihatkan kecanggihan IT system yang ada. 14 BAB IV PENUTUP Berdasarkan kajian diatas maka dapat disimpulkan hal-hal antara lain sebagai berikut: 1. IT outsourcing adalah keputusan untuk mendelegasikan atau menyerahkan sebagian atau semua kegiatan IT yang terkait proses keputusan, proses bisnis, aktivitas internal, layanan kepada pihak eksternal dimana pelaksana IT tersebut melakukan pengembangan dan pengadministrasian kegiatan sesuai dengan hasil, kinerja, output yang telah diperjanjikan sebelumnya. 2. Terdapat benefit dan risiko tertentu dalam menerapkan IT resourcing, sehingga penerapannya harus memperhatikan kondisi perusahaan. 3. Mempertimbangkan rentang aktivitas bisnis Bank baik di dalam negeri maupun di luar negeri, Bank Mandiri melakukan IT outsourcing yang salah satu diantaranya adalah Mandiri E-FX. 4. Penerapan IT Outsourcing dalam Mandiri E-FX dilakukan dengan pertimbangan antara lain: proven system, focus pada core operations dan control biaya. 5. Tantangan IT outsourcing ke depan adalah sinkronisasi dan capacity system yang berkurang. Untuk itu perlu diambil langkah-langkah yaitu selective IT outsourcing provider dan selective IT initiative. 15 DAFTAR PUSTAKA 1. Dhar,S., Gangurde, R & Sridar, R (2004). “Global Information Technology Outsourcing: From a Risk Management Perpective”. In Procdings of the 5th Annual Information Technology World Conference, San Diego. 2. Dhar,S & Balakrishnan, B (2006). “Risk, Benefits, and Challenges in Global IT Outsourcing: Perpectives and Practices”. Journal of Global Information Management, vol 14 issue 3. 3. Gluck, S (2014). “Benefits Vs Risk of Outsourcing IT Services”. Hearst Newspapers LLC, Houston Chronicle. 4. O’Brien, James A. “Management Information Systems: Managing Information Technology in the Internetworked Enterprise.” 1999. International Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. 5. Tesler, B. (2014). “Outsourcing IT Development: Advantages and Disadvantages.” http://www.technologyexecutivesclub.com 6. Materi internal Mandiri E-FX, 2013. 16