pengaruh kepercayaan, intensitas promosi, kualitas pelayanan dan

advertisement
1
PENGARUH KEPERCAYAAN, INTENSITAS PROMOSI, KUALITAS
PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI PADA REZA WISATA
TOUR & TRAVEL
Mochamad Reza Saptadi
B11.2011.02378
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepercayaan,
intensitas promosi, kualitas pelayanan dan harga terhadap minat beli pada Reza Wisata
Tour & Travel
Adapun yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh pelanggan. sampel yang
diambil dalam penelitian diperoleh sebesar 100. alat analisis yang digunakan adalah
regfresi linier berganda. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Purposive sampling yaitu teknik sampling berdasarkan kriteria.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada pengaruh antara kepercayaan terhadap
minat beli, artinya apabila kepercayaan tersebut meningkat maka hal itu akan
meningkatkan minat beli ulang. Ada pengaruh antara intensitas promosi terhadap minat
beli, artinya apabila intensitas promosi
tersebut meningkat maka hal itu akan
meningkatkan minat beli. Ada pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap minat beli,
artinya apabila harga tersebut meningkat maka hal itu akan meningkatkan minat beli.
Ada pengaruh antara harga terhadap minat beli, artinya apabila harga tersebut meningkat
maka hal itu akan meningkatkan minat beli
Kata kunci : kualitas pelayanan, Intensitas Promosi, kualitas pelayanan Dan Harga dan
Minat beli
ABSTRACT
The purpose of this research was to determine the effect of trust, promotion intensity,
quality of service and price to purchase interest in Reza Travel Tour & Travel
As for which is used as is the entire customer population. samples taken in the study
obtained at 100. The analysis tool used is multiple linear regfresi. The sampling
technique used in this research is purposive sampling is a sampling technique based on
the criteria.
The results showed that There is influence between confidence in buying interest,
meaning that if the trust has increased and it will increase the buying interest. There is
the influence of the intensity of the promotion of buying interest, meaning that if the
promotion intensity increases, it will increase the buying interest. There is influence
between quality of service to the buying interest, meaning that if the price increases, it
will increase the buying interest. There is the influence of price on buying interest,
meaning that if the price increases, it will increase interest in buying
Keywords: quality of service, promotion intensity, quality of service and price and
buying interest
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industry terbesar
dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Sektor pariwisata akan menjadi
pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah satu industri
yang mengglobal. Berdasarkan laporan The World Travel & Tourism Council (WWTC),
Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata paling bagus di antara
negara-negara anggota G20. WWTC memperkirakan pada 2015 Indonesia berpeluang
mencapai pertumbuhan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 14,2 persen dan
wisatawan nusantara (wisnus) sebesar 6,3 persen. Kontribusi sector pariwisata terhadap
perekonomian diperkirakan bisa mencapai 8,1 persen (Kompas, 1 April 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Kristyatmoko dan Andjarwati (2013) mengenai
Pengaruh Persepsi Kualitas Dan Harga Terhadap Minat Beli Tablet Samsung Galaxy
Tab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas dan harga terhadap minat beli tablet
Samung Galaxy Tab di jurusan Manajemen Universitas Negeri Surabaya. Sehingga
variable-variabel tersebut layak untuk dijadikan penelitian selanjutnya.
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian”Pengaruh Kualitas Produk,
Intensitas Promosi, kualitas pelayanan Dan Harga Terhadap Minat beli Pada Reza
Wisata Tour & Travel”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Kepercayaan terhadap minat beli Pada Reza Wisata Tour &
Travel?
2. Bagaimana pengaruh intensitas promosi terhadap proses minat beli Pada Reza
Wisata Tour & Travel?
3. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap proses minat beli Pada Reza
Wisata Tour & Travel?
4. Bagaimana pengaruh harga terhadap proses minat beli Pada Reza Wisata Tour &
Travel?
TINJAUAN PUSTAKA
Minat beli
Posisi pasar suatu produk terbentuk karena adanya konsumen yang mau membeli
produk tersebut dan sebagian besar konsumen tersebut kemudian membeli lagi produk
tersebut. Pembelian produk baru selalu dimulai dengan pembelian pertama, yaitu
kemauan untuk melakukan pembelian pertama kali dengan niat mencoba produk baru
tersebut. Minat beli merupakan minat pembelian yang didasarkan atas pengalaman
pembelian yang telah dilakukan dimasa lalu. Minat beli yang tinggi mencerminkan
tingkat kepuasan yang tinggi dari konsumen ketika memutuskan untuk mengadopsi
suatu produk. Tingginya minat beli ini akan membawa dampak yang positif terhadap
keberhasilan produk di pasar. Minat beli pada dasarnya adalah perilaku pelanggan
dimana pelanggan merespons positif terhadap kepercayaan / jasa dari suatu perusahaan
3
dan berniat mengkonsumsi kembali produk tesebut. Menurut Hennig - Thurau, Gwinner
dan Gremier, Perilaku pembelian ulang atas produk, jasa atau merek yang sama ulang
terjadi akibat aktivitas pemasar. Sedangkan Mowen and Minor menyatakan bahwa
Perilaku Pembelian Ulang adalah konsumen yang seringkali membeli secara berulang
produk yang sama.
Kepercayaan
Lau dan Lee (1999) mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan individu
untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan resiko tertentu. Kesediaan ini
mencul karena adanya pemahaman individu tentang pihak lain yang didasarkan pada
masa lalunya, adanya harapan piha lain akan memberikan sumbangan yang positif
(walaupun ada juga kemungkinan pihak lain memberikan sumbangan yang negatif).
Literatur kepercayaan di identifikasi dari berbagai dimensi. Dari dimensi ini rasa
kejujuran (kredibilitas) mengindikasikan kepastian konsumen dalam bisnis, ketulusan,
kenyataan, dan janji (Gundlach dan Murphy, 1993). Gefen (2002) mendefinisikan
kepercayaan sebagai kesediaan untuk membuat dirinya peka kedalam tindakan yang
diambil oleh pihak yang dipercaya yang didasarkan pada keyakinan. Kepercayaan suatu
multidimensi yang kompleks dan spesifik (McKnight dan Chervany, 2002). Sebagai
tambahan manfaat untuk bisnis secara umum, kepercayaan telah ditunjukan untuk
mempunyai arti penting. Sebagai contoh kepercayaan adalah stau faktor kritis dalam
stimulant transaksi secara online.
Intensitas promosi
Menurut Kotler (2012) intensitas promosi penjualan adalah insentif jangka
pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa
sedangkan menurut William j Stanton intensitas promosi merupakan periklanan,
penjualan personal dan lain-lain cara penjualan tujuan intensitas promosi penjualan
menurut Kotler (2012) adalah untuk menarik konsumen agar mau mencoba produk baru,
memancing konsumen agar meninggalkan produk pesaing, atau untuk membuat
konsumen meninggalkan produk yang sudah matang, atau menahan atau member
penghargaan pada konsumen yang loyal.
Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah setiap tindakan
atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain. Pada dasarnya
jasa tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa
mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak. Rangkuti (2002) berpendapat bahwa
pelayanan merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari suatu
pihak kepihak lain. Pada dasarnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan,
dimana interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa
tersebut.
Harga
Harga adalah jumlah rupiah yang bisa dibayar oleh pasar. (Colin, 2003). Dari sudut
pandang pemasaran merupakan satuan moneter atau ukuran lainya (barang dan jasa)
yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau
jasa. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para
pembeli yaitu peranan alokasi dan peranan informasi. Tjiptono (2001) Harga (price)
4
adalah jumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk atau jasa.
Dengan kata lain harga merupakan sebuah nilai yang harus ditukarkan dengan produk
yang dikehendaki konsumen. (Swasta, 2008 )
Kerangka Pemikiran
Pada era globalisasi, dunia perdagangan dewasa ini terjadi persaingan didalam
memasarkan produk atau jasa. Kegiatan pemasaran memiliki peran yang sangat penting
dalam dunia usaha, mengingat orientasinya terhadap masyarakat (konsumen). Keadaan
dunia usaha berubah dinamis seiring dengan perubahan selera konsumen dan perubahan
yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. Kebutuhan konsumen yang terus meningkat,
menjadi peluang bisnis. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran para pelaku usaha untuk
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen sehingga tidak berpaling ke
pesaing meski terjadi perubahan.
Kepercayaan
Intensitas
Promosi
H1
H2
Minat beli (Y)
H3
Kualitas
pelayanan
Harga
Hipotesis
Pengaruh Kepercayaan terhadap Minat beli
Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2012). Di dalam mengembangkan sebuah produk,
5
produsen harus menentukan mutu yang akan mendukung posisi produk itu di pasaran.
Mutu dapat didefinisikan sebagai memberikan yang lebih besar atau lebih unggul dalam
suatu produk sebagai pembanding dengan alternatif bersaing dari pandangan pasar
(Garvin, 1998; Zeithaml, 1988 dalam Sethi, 2000).
Mutu juga merupakan konsep sentral dalam strategi pemasaran karena dapat
membangun kepuasan konsumen. Beberapa beranggapan bahwa mutu merupakan faktor
penting yang mempengaruhi kinerja jangka panjang suatu unit bisnis (Buzzel dan Gale,
1987 dalam Budiyono, 2004). Menurut Chang dan Wildt (1996) dalam Perlusz, Gattiker,
dan Pedersen (2000), mutu merupakan konsep multidimensi yang kompleks dan dapat
berupa elemen material dan non material yang tidak dapat secara mudah dievaluasi oleh
konsumen.
Menurut Kurniawan (2014) dan Vina Herawati (2014) menyatakan bahwa
Kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli .
H1 = Kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli
Pengaruh Intensitas Promosi terhadap Minat beli
Promosi adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif
yang dapat diukur untuk merangsang pembelian produk dengan daya tarik ,jangkauan
serta frekuensi promosi (Sethi, 2001). Bauran promosi yang dilakukan perusahaan akan
menciptakan suatu penilaian tersendiri pada pikiran konsumen sehingga penilaian
konsumen terhadap promosi produk secara langsung maupun tidak langsung akan
menciptakan image terhadap suatu produk.
Aktivitas promosi merupakan usaha pemasaran yang memberikan berbagai
upaya intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu
produk atau jasa (Kotler 2012). Seluruh kegiatan promosi bertujuan untuk
mempengaruhi perilaku pembelian, tetapi tujuan promosi yang utama adalah
memberitahukan, membujuk dan mengingatkan. Dalam penelitian Kopalle dan Lehman
(1995) tentang pengaruh promosi terhadap kesuksesan produk baru, dinyatakan bahwa
pengaruh promosi dapat menarik minat beli konsumen dan pembelian ulang dari
konsumen.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dkk (2014) menyatakan bahwa
intensitas promosi berpengfariuh positif dan signifikan terhadap minat beli . Adapun
hipotesis yang diajukan adalah :
H2 = intensitas promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli .
Pengaruh Kualitas pelayanan terhadap Minat Beli
Menurut Parasuraman (dalam Karsono, 2005) semakin tinggi tingkat kualitas
pelayanan yang dipersepsikan, semakin meningkatnya kepuasan konsumen. Pernyataan
tersebut menegaskan adanya hubungan yang erat antara kualitas pelayanan dengan
kepuasan konsumen. Ukuran kualitas pelayanan yang diterima adalah tingkat
perbandingan dari apa yang diharapkan oleh konsumen dengan pelayanan yang diterima.
Sedangkan ukuran kepuasan adalah evaluasi konsumen terhadap pelayanan yang
diterima konsumen. Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan.
Kualitas pelayanan memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin
ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini
memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta
6
kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang
menyenangkan dan meminimkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang
menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan pelanggan (konsumen) dapat menciptakan
kesetiaan atau loyalitas dengan kepuasan pelanggan. Suatu survey dari penelitian yang
telah dilakukan oleh Purwanto (2002:26) memperkuat bukti bahwa kualitas pelayanan
mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepuasan pelanggan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dkk (2014) menyatakan bahwa
kualitas pelayanan berpengfariuh positif dan signifikan terhadap minat beli . Adapun
hipotesis yang diajukan adalah :
H3 = kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli .
Pengaruh Harga terhadap Minat Beli
Hipotesis harga adalah semakin menarik harga yang ditawarkan oleh
Minimarket Indomaret di Kota Semarang dalam pembelian produk maka akan semakin
dapat meningkatkan keputusan konsumen untuk membeli produk.. Menurut Marwan
Asri, 2001 penilaian harga dapat memberikan pengaruh yang besar bagi konsumen
untuk memilih produk tertentu maupun toko atau penjual tertentu. Semakin tinggi
manfaat yang dirasakan seseorang dari produk tersebut maka semakin tinggi nilai tukar
produk tersebut dimatanya dan semakin besar pula alat penukar yang bersedia
dikorbankan.
Berdasarkan harga yang ditetapkan, konsumen akan mengambil
keputusan apakah akan membeli produk tersebut atau tidak.
Selanjutnya menurut Kotler (2001) menyatakan bahwa terdapat enam usaha
utama yang dapat diraih suatu perusahaan melalui harga yaitu bertahan hidup,
maksimalisasi laba jangka pendek, maksimalisasi pendapatan jangka pendek, unggul
dalam pangsa pasar dan unggul dalam mutu produk.
Harga merupakan faktor yang diyakini para peneliti mempengaruhi kepuasan
pelanggan (Johnson & Gustafsson, 2000 ; Morgan, 1996 ; Zeithaml & Bitner, 1996 ;
Hill, 1996 ; Dutka, 1995, Naumann & Giel, 1995). Konsumen cenderung menggunakan
harga sebagai sebuah indikator dari kualitas (Mowen, 1993). Harga adalah service as a
signal of quality (Hawkins, Best & Coney, 1995 ; Schiffman & Kanuk, 1994). Faktor
terpenting dari harga sebenarnya bukan harga itu sendiri (objective price), akan tetapi
harga subyektif, yaitu harga yang dipersepsikan oleh konsumen. Apabila konsumen
mempersepsikan produk A harganya tinggi/mahal, maka hal ini akan berpengaruh
positif terhadap perceived quality dan perceived sacrifice . Artinya, konsumen mungkin
memandang produk adalah produk berkualitas, oleh karena itu wajar bila memerlukan
pengorbanan uang yang lebih mahal.
Harga merupakan faktor penentu utama permintaan pasar dan juga merupakan
pendorong dalam mempengaruhi posisi persaingan. Pentingnya harga tergantung pada
sifat pembeli. Semakin tinggi tingkat kesesuaian harga produk yang ditawarkan
perusahaan menurut pelanggan , maka semakin tinggi loyalitas pelanggan . Sebaliknya,
semakin rendah tingkat kesesuaian harga produk yang ditawarkan perusahaan menurut
pelanggan , maka semakin rendah loyalitas pelanggan .
Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang
ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan
7
untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta berusaha
memenuhi harapan pelanggan dengan cara memberikan pelayanan yang lebih
memuaskan daripada yang dilakukan oleh pesaing. Dengan demikian, hanya perusahaan
yang menjual produk yang berkualitas yang dapat bersaing dan menguasai pasar.
Persepsi harga merupakan faktor ekstrinsik sebagai fungsi pengganti kualitas
ketika pelanggan tidak memiliki informasi yang cukup mengenai atribut intrinsik
sehingga pelanggan menggunakan persepsi harga untuk menduga kualitas ketika hanya
persepsi harga lah yang diketahui. Namun ketika lokasi secara intrinsik diketahui maka
dugaan ini kurang meyakinkan.
Harga yang dimaksud bukanlah persepsi harga dalam bentuk nominal namun
lebih cenderung diarahkan pada elemen-elemen program pemasaran seperti persepsi
harga jual produk, diskon dan system pembayaran yang diterapkan kepada pengguna
produk. Bagi pelanggan persepsi harga merupakan hal yang penting karena mampu
membuat pelanggan dari pasar industri memperoleh keuntungan. Biong (1993) dalam
Nurulaili (2013) mengutarakan bahwa produk yang mampu memberikan keuntungan,
persepsi harga jual yang kompetitif dan skema pembayaran yang lunak akan
memungkinkan pengguna memperoleh margin keuntungan yang lebih tinggi.
Perceived price yaitu sesuatu yang dikorbankan oleh konsumen untuk
mendapatkan suatu produk (Zeithmal, 1988). Seringkali beberapa konsumen mengetahui
secara tepat harga dari suatu produk, sedangkan yang lainnya hanya mampu
memperkirakan harga berdasarkan pembelian pada masa lampau. Pada penelitian Dodds
(1991) menyatakan bahwa konsumen akan membeli suatu produk bermerek jika
harganya dipandang layak oleh mereka.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dkk (2014) dan Fitria Engla
Sagita (2014) menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli.
H4 = Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah salah satu operasional yang diberikan pada suatu
variabel atau dengan cara memberikan arti kegiatan ataupun membenarkan suatu
operasional yang perlu mengukur variabel tersebut (Umar, 2008). Definisi operasinal
meliputi :
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel
Definisi Operasional Indikator
Sumber
Minat beli
Minat beli
adalah a) Keinginan
untuk (Lupiyoadi,
sikap yang mendukung
menggunakan
jasa 2008)
secara lebih kepada
tersebut kembali
sebuah merek yang b) Keinginan
untuk
telah
dibandingkan
merekomendasikan
dengan
beberapa
kepada orang lain
alternative yang lain c) Tidak ada keinginan
8
dan
berlangganan
ulang
kepercayaan Dimensi kepercayaan
adalah
kemampuan,
integritas
dan
kebajikan.
Intensitas
Intensitas
Promosi
promosi
merupakan
suatu
bentuk
komunikasi
pemasaran
yang
dilakukan oleh bagian
marketing
Kualitas
Kualitas
layanan
pelayanan
menurut Kotler dan
Amstrong
(2001)
adalah setiap tindakan
atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh
satu pihak kepada
pihak
lain.
(Parasuraman,2008)
Indikator
yang
digunakan adalah :
(Utama, 2007)
Harga
untuk berpindah tempat
Dimensi kepercayaan adalah (Lupiyoadi,
kemampuan, integritas dan 2008)
kebajikan.
a) Pemberian
potongan (Assaury, 2004)
harga (diskon)
b) Iklan
c) Pemberian hadiah,bonus
dan kupon
a) Tangibles
yaitu
kenyamanan
kantor
adalah rasa nyaman yang
dirasakan
pelanggan
terhadap perusahaan
b) Reliability
yaitu
kenyamanan pelayanan
adalah rasa nyaman
pelanggan
terhadap
pelayanan karyawan
c) Responsiveness
yaitu
pelayanan cepat dan
tanggap
adalah
pelayanan
yang
diberikan
kepada
pelanggan cepat dan
tanggap
d) Assurance yaitu rasa
aman adalah perasaan
aman
melakukan
transasksi
dengan
perusahaan
e) Empathy
yaitu
kepedulian
terhadap
pelanggan
adalah
kepedulian
karyawan
terhadap kebutuhan dan
keinginan pelanggan
Harga (price) adalah a) Harga yang sesuai
(Rangkuti,
jumlah uang yang b) Harga terjangkau
2004).
dibebankan
atau c) Perbandingan
harga
9
dikenakan atas sebuah
produk atau jasa
dengan harga pesaing
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah jumlah dari semua objek atau individu yang akan
diteliti, dimana objek tersebut memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap
(Setiawan, 2005). Adapun yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh
pelanggan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Karena dalam
penelitian ini sulit untuk mengetahui jumlah populasi yang menjadi pelanggan,
maka menurut Djarwanto (2000) dasar pengambilan sampel yang digunakan
adalah :
Z
n=
1
/2 
.
2
E
Keterangan :
N
= banyaknya sampel yang diperlukan
Z 1/2 α = distribusi normal
E
= besarnya kesalahan yang dapat diterima

= standar deviasi
Dalam penelitian ini Z1/2 α yang diperoleh dari tabel distribusi normal
adalah sebesar 1,96 besarnya kesalahan yang dapat diterima (E) sebesar 1 %
dan standar deviasi () yang digunakan adalah 0,05 sehingga diperoleh
perhitungan sebagai berikut :
2
1,96 x 0,05
n=
n = 96,04  100
0,01
Berdasarkan perhitungan diatas, sampel yang diambil dalam penelitian
diperoleh sebesar 100.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Purposive sampling yaitu teknik sampling berdasarkan kriteria. Kriteria dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Pelanggan sudah melakukan dua kali transaksi.
2) Responden berusia 17 tahun keatas
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk Analisis Regresi Linier Berganda
Berikut hasil perhitungan regresi linier berganda antara variabel minat beli
kepercayaan , intensitas promosi, harga . Melalui proses perhitungan SPSS dapat
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11
Hasil Pengolahan Data Regresi linier berganda
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
kepercayaan
promos i
pelayanan
Harga
Unstandardiz ed
Coefficients
B
Std. Error
-.074
.713
.258
.049
.127
.057
.332
.042
.119
.050
Standardized
Coefficients
Beta
.289
.145
.520
.162
t
-.103
5.230
2.211
7.888
2.380
Sig.
.918
.000
.029
.000
.019
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.767
.545
.541
.508
1.305
1.835
1.850
1.968
a. Dependent Variable: Minat beli
Sumber : Data olahan SPSS, 2016
Sehingga dari persamaan rumus regresi linier berganda dapat
diperoleh hasil sebagai berikut :
Y = 0,289 kepercayaan + 0,145promosi + 0,520 Pelayanan + 0,162 harga
Hasil persamaan regresi berganda tersebut diatas memberikan pengertian
bahwa :
a) b1 nilai koefisien regresi kepercayaan sebesar 0,289 mempunyai arti
bahwa jika kepercayaan lebih ditingkatkan maka minat beli akan lebih
tinggi . Begitu juga sebaliknya jika kepercayaan menurun maka minat
beli juga akan mengalami penurunan
b) b2 nilai koefisien regresi promosi sebesar 0,145 mempunyai arti bahwa
jika promosi lebih ditingkatkan maka minat beli
akan lebih tinggi .
Begitu juga sebaliknya jika promosi menurun maka minat beli juga akan
mengalami penurunan.
c) b3 nilai koefisien regresi pelayanan sebesar 0,520 mempunyai arti bahwa
jika kualitas pelayanan meningkat maka minat beli akan lebih tinggi.
Begitu juga sebaliknya jika harga tidak terjangkau maka minat beli juga
akan mengalami penurunan
d) b4 nilai koefisien regresi harga sebesar 0,162 mempunyai arti bahwa jika
harga lebih ditingkatkan maka minat beli akan lebih tinggi. Begitu juga
sebaliknya jika harga
terjangkau maka minat beli
juga akan
mengalami penurunan
11
4.10 Pembahasan
4.10.1 Pengaruh Kepercayaan terhadap Minat beli
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh terhadap minat
beli ulang. Morgan dan Hunt (Ananto, 2003) mendefinisikan kepercayaan adalah suatu
rasa percaya kepada mitra dimana seseorang berhubungan. Sementara itu Indarjo (2002)
mendefinisikan kepercayaan sebagai suatu kerelaan untuk bergantung kepada partner
dalam suatu hubungan transaksi dimana dalam diri partner itulah diletakkan keyakinan.
Kepercayaan timbul dari suatu proses yang lama. Apabila kepercayaan sudah
timbul antara pelanggan dan perusahaan, maka usaha untuk membina hubungan
kerjasama akan lebih mudah. Kepercayaan timbul ditunjukkan oleh suatu kredibilitas
yang diperoleh dari pihak lain karena memiliki keahlian yang dikehendaki untuk
melakukan suatu tugas. Kepercayaan juga dapat diperoleh karena melakukan sesuatu hal
yang terbaik kepada pihak lain melalui suatu hubungan. (Hermawan, 2004) Tingkat
kepercayaan dapat diukur melalui beberapa faktor antara lain kejujuran dalam
bertransaksi, tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen dan masih banyak lagi.
Kepercayaan adalah apabila salah satu pihak mempunyai keyakinan dalam keandalan
dan integritas partner kerjasama.
4.10.2 Pengaruh Intensitas promosi terhadap Minat beli
Promosi adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif
yang dapat diukur untuk merangsang pembelian produk dengan daya tarik ,jangkauan
serta frekuensi promosi (Sethi, 2001). Bauran promosi yang dilakukan perusahaan akan
menciptakan suatu penilaian tersendiri pada pikiran konsumen sehingga penilaian
konsumen terhadap promosi produk secara langsung maupun tidak langsung akan
menciptakan image terhadap suatu produk.
Aktivitas promosi merupakan usaha pemasaran yang memberikan berbagai
upaya intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu
produk atau jasa (Kotler 2006). Seluruh kegiatan promosi bertujuan untuk
mempengaruhi perilaku pembelian, tetapi tujuan promosi yang utama adalah
memberitahukan, membujuk dan mengingatkan. Dalam penelitian Kopalle dan Lehman
(1995) tentang pengaruh promosi terhadap kesuksesan produk baru, dinyatakan bahwa
pengaruh promosi dapat menarik minat beli konsumen dan pembelian ulang dari
konsumen.
Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner, secara
keseluruhan memiliki persepsi yang tinggi mengenai kepercayaan , tercermin pada
besarnya nilai rata-rata total sebesar 3,82 (interval 3,41 – 4,20) yang berkategori tinggi.
Hal ini dapat diartikan bahwa promosi yang dimiliki perusahaan sesuai dengan harapan
pelanggan.
4.10.3 Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Minat Beli
Menurut Parasuraman (dalam Karsono, 2005) semakin tinggi tingkat kualitas
pelayanan yang dipersepsikan, semakin meningkatnya kepuasan konsumen. Pernyataan
tersebut menegaskan adanya hubungan yang erat antara kualitas pelayanan dengan
kepuasan konsumen. Ukuran kualitas pelayanan yang diterima adalah tingkat
perbandingan dari apa yang diharapkan oleh konsumen dengan pelayanan yang diterima.
12
Sedangkan ukuran kepuasan adalah evaluasi konsumen terhadap pelayanan yang
diterima konsumen.
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas
pelayanan memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan
hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini
memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta
kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang
menyenangkan dan meminimkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang
menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan pelanggan (konsumen) dapat menciptakan
kesetiaan atau loyalitas dengan kepuasan pelanggan. Suatu survey dari penelitian yang
telah dilakukan oleh Purwanto (2002:26) memperkuat bukti bahwa kualitas pelayanan
mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepuasan pelanggan.
4.10.4 Pengaruh Harga terhadap Minat beli
Harga merupakan faktor yang diyakini para peneliti mempengaruhi kepuasan
pelanggan (Johnson & Gustafsson, 2000 ; Morgan, 1996 ; Zeithaml & Bitner, 1996 ;
Hill, 1996 ; Dutka, 1995, Naumann & Giel, 1995). Konsumen cenderung menggunakan
harga sebagai sebuah indikator dari kualitas (Mowen, 1993). Harga adalah service as a
signal of quality (Hawkins, Best & Coney, 1995 ; Schiffman & Kanuk, 1994). Faktor
terpenting dari harga sebenarnya bukan harga itu sendiri (objective price), akan tetapi
harga subyektif, yaitu harga yang dipersepsikan oleh konsumen. Apabila konsumen
mempersepsikan produk A harganya tinggi/mahal, maka hal ini akan berpengaruh
positif terhadap perceived quality dan perceived sacrifice. Artinya, konsumen mungkin
memandang produk adalah produk berkualitas, oleh karena itu wajar bila memerlukan
pengorbanan uang yang lebih mahal.
Perceived price yaitu sesuatu yang dikorbankan oleh konsumen untuk
mendapatkan suatu produk (Zeithmal, 1988). Seringkali beberapa konsumen mengetahui
secara tepat harga dari suatu produk, sedangkan yang lainnya hanya mampu
memperkirakan harga berdasarkan pembelian pada masa lampau. Pada penelitian Dodds
(1991) menyatakan bahwa konsumen akan membeli suatu produk bermerek jika
harganya dipandang layak oleh mereka.
Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner, secara
keseluruhan memiliki persepsi yang tinggi mengenai harga, tercermin pada besarnya
nilai rata-rata total sebesar 4,12 (interval 3,41 – 4,20) yang berkategori tinggi . Hal ini
dapat diartikan bahwa harga yang ditawarkan sesuai dengan harapan pelanggan.
Harga atau tarif sebagai satuan moneter yang menunjukan ukuran atau nilai dari
suatu barang dan jasa yang dibutuhkan untuk mendapatkan manfaat dan dirasakan
setelah hak kepemilikan atau penggunaan diperoleh. Dengan demikian pada tingkat
harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan
meningkat pula. Sebaliknya nilai suatu barang dan jasa akan meningkat seiring dengan
meningkatnya manfaat yang dirasakan. Penentuan nilai dalam memenuhi kebutuhannya,
konsumen membandingkan kemampuan suatu barang dan jasa dengan kemampuan
barang dan jasa subtitusi.
13
Suatu perusahaan pertama kali menetapkan harga ketika perusahaan tersebut
mengembangkan produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan ke saluran distribusi
atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan melakukan kontrak kerja baru. Perusahaan
harus memutuskan dimana akan memposisikan produknya berdasarkan kualitas dan
harga, hal ini akan menunjukan permintaan serta persepsi konsumen terhadap nilai
barang dan jasa.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh antara kepercayaan terhadap minat beli, artinya apabila kepercayaan
tersebut meningkat maka hal itu akan meningkatkan minat beli ulang.
2. Ada pengaruh antara intensitas promosi terhadap minat beli, artinya apabila intensitas
promosi tersebut meningkat maka hal itu akan meningkatkan minat beli
3. Ada pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap minat beli, artinya apabila harga
tersebut meningkat maka hal itu akan meningkatkan minat beli
4. Ada pengaruh antara harga terhadap minat beli, artinya apabila harga tersebut
meningkat maka hal itu akan meningkatkan minat beli
5.2 Saran
1. Sebaiknya meningkatkan pelayanan dengan memperbaiki kemampuan
karyawan dalam memberikan pelayanan,tata krama karyawan dalam
memberikan pelayanan,tanggap terhadap keluhan pelanggan dengan tepat dan
memberikan informasi dengan jelas sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner,
diketahui bahwa kepercayaan pelanggan sudah sesuai dengan keputusan
pembelian. Diharapkan karyawan mampu menjada kejujuran dan tangung
jawab dalam menjalin hubungan yang alami antara karyawan dan pelanggan,
sehingga menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pelanggan.
3. Harga yang ditetapkan sudah terjangkau, namun sebaiknya disesuaikan lagi
dengan kualitas yang diterima pelanggan. Harga-harga hendaknya selalu
kompetitif dengan pesaing lainnya tidak memiliki harga yang jauh lebih tinggi
dibanding harga-harga yang ditawarkan perusahaan pesaing.
14
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swasta dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty : Yogyakarta.
Buchari Alma. 2011. Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa.Bandung:CV. Alfabeta
Djarwanto, 2000, Statistik Induktif. BPFE : Yogyakarta,
Fandy.Tjiptono, 2004. Manajemen Jasa. Penerbit Andi Edisi Kedua : Yogyakarta
Harini. 2008. MakroekonomiPengantar. PT GramediaPustakaUtama: Jakarta.
Heryus. 2001. Strategi pemasaran dalam persaingan bisnis . Program Studi Ilmu
Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2012.Manajemen Pemasaran. Edisi 12 Jilid1dan
2. Terjemahan: Benyamin Molan.Jakarta: PT. Indeks
Kotler, Philip, 2012. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, Philip, Gery Amstrong. 2011. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan,
Implementasi, dan Pengendalian. Jilid I dan II, Edisi Kedelapan. Salemba Empat.
Jakarta
Lidyawatie. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty : Yogyakarta.
Lupiyoadi, Rambat, 2008. Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat :Jakarta
Mamuaya, Nova Christian Immanuel.2008. Pengaruh Variabel-variabel Retail mix
terhadapKeputusan PembelianKonsumen di SupermarketKota Manado.Jurnal
Formas.Vol. 2 No. 1. Desember 2008. (diakses 25 April 2012).
Mardhatillah Shanti.2015 pengaruh brand image, kualitas produk, dan reference group
terhadap minat beli produk kosmetik lipstik wardah Di kota malang . Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Marghaniyata, Nela. (2012). Peran Reference Group dalam Purchase Decision. Skripsi .
Program Studi Ilmu Komunikasi – Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora. Uin
Sunan Kalijaga Yogyakarta
15
Morrisan. 2010. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Tangerang:Ramdina
Prakasa.
Mouren 2004, Pengantar Bisnis ,Edisi 2000 yang diperbaruhi, Alih Bahasa Fadriansyah
Anwar, Erlangga, 2000.
Oldhy, Andi. Yogyakarta. 2008
Rorlen 2007. “Peran Kelompok Acuan dan Keluarga Terhadap ProsesKeputusan Untuk
Membeli”. Business & Management Journal BundaMulia, Vol: 3, No. 2,
September. Hal 12-18.
Sujoko, 2007. Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKeputusan Pemakaian Jasa Warnet Di
Kota Jember,Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 2, No. 1, April, Universitas
Kristen Petra, Surabaya
Sukmawati, 2006. Metodologi Penelitian. Cetakan 4. Jakarta : Penerbit : Ghalia
Indonesia.
Sutisna. 2001, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, Cetakan I.
Swasta dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty : Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2008. Manajemen Jasa. Penerbit Andi Edisi Kedua : Yogyakarta
Trisnawati, dkk. 2012,Analisis Faktor-Faktor Kunci dari Niat Pembelian Kembali
Secara Online (Study Kasus Pada Konsumen Fress Shop). Jurnal Bisnis dan
Ekonomi (JBE). Vol.19,No.2
Umar, Husein, 2010, Metode Riset, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Zeithaml Valarie A., Leonard L Berry, & A. Parasuraman, 2009, The Behavioral
Conseque nces of Service Quality.” Journal of Marketing, Vol. 60 (April
1996), 31‐46.
Download