1 PENGARUH KEPERCAYAAN, INTENSITAS PROMOSI, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI PADA REZA WISATA TOUR & TRAVEL Mochamad Reza Saptadi B11.2011.02378 ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepercayaan, intensitas promosi, kualitas pelayanan dan harga terhadap minat beli pada Reza Wisata Tour & Travel Adapun yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh pelanggan. sampel yang diambil dalam penelitian diperoleh sebesar 100. alat analisis yang digunakan adalah regfresi linier berganda. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling yaitu teknik sampling berdasarkan kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada pengaruh antara kepercayaan terhadap minat beli, artinya apabila kepercayaan tersebut meningkat maka hal itu akan meningkatkan minat beli ulang. Ada pengaruh antara intensitas promosi terhadap minat beli, artinya apabila intensitas promosi tersebut meningkat maka hal itu akan meningkatkan minat beli. Ada pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap minat beli, artinya apabila harga tersebut meningkat maka hal itu akan meningkatkan minat beli. Ada pengaruh antara harga terhadap minat beli, artinya apabila harga tersebut meningkat maka hal itu akan meningkatkan minat beli Kata kunci : kualitas pelayanan, Intensitas Promosi, kualitas pelayanan Dan Harga dan Minat beli ABSTRACT The purpose of this research was to determine the effect of trust, promotion intensity, quality of service and price to purchase interest in Reza Travel Tour & Travel As for which is used as is the entire customer population. samples taken in the study obtained at 100. The analysis tool used is multiple linear regfresi. The sampling technique used in this research is purposive sampling is a sampling technique based on the criteria. The results showed that There is influence between confidence in buying interest, meaning that if the trust has increased and it will increase the buying interest. There is the influence of the intensity of the promotion of buying interest, meaning that if the promotion intensity increases, it will increase the buying interest. There is influence between quality of service to the buying interest, meaning that if the price increases, it will increase the buying interest. There is the influence of price on buying interest, meaning that if the price increases, it will increase interest in buying Keywords: quality of service, promotion intensity, quality of service and price and buying interest 2 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industry terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Sektor pariwisata akan menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah satu industri yang mengglobal. Berdasarkan laporan The World Travel & Tourism Council (WWTC), Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata paling bagus di antara negara-negara anggota G20. WWTC memperkirakan pada 2015 Indonesia berpeluang mencapai pertumbuhan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 14,2 persen dan wisatawan nusantara (wisnus) sebesar 6,3 persen. Kontribusi sector pariwisata terhadap perekonomian diperkirakan bisa mencapai 8,1 persen (Kompas, 1 April 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Kristyatmoko dan Andjarwati (2013) mengenai Pengaruh Persepsi Kualitas Dan Harga Terhadap Minat Beli Tablet Samsung Galaxy Tab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas dan harga terhadap minat beli tablet Samung Galaxy Tab di jurusan Manajemen Universitas Negeri Surabaya. Sehingga variable-variabel tersebut layak untuk dijadikan penelitian selanjutnya. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian”Pengaruh Kualitas Produk, Intensitas Promosi, kualitas pelayanan Dan Harga Terhadap Minat beli Pada Reza Wisata Tour & Travel”. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh Kepercayaan terhadap minat beli Pada Reza Wisata Tour & Travel? 2. Bagaimana pengaruh intensitas promosi terhadap proses minat beli Pada Reza Wisata Tour & Travel? 3. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap proses minat beli Pada Reza Wisata Tour & Travel? 4. Bagaimana pengaruh harga terhadap proses minat beli Pada Reza Wisata Tour & Travel? TINJAUAN PUSTAKA Minat beli Posisi pasar suatu produk terbentuk karena adanya konsumen yang mau membeli produk tersebut dan sebagian besar konsumen tersebut kemudian membeli lagi produk tersebut. Pembelian produk baru selalu dimulai dengan pembelian pertama, yaitu kemauan untuk melakukan pembelian pertama kali dengan niat mencoba produk baru tersebut. Minat beli merupakan minat pembelian yang didasarkan atas pengalaman pembelian yang telah dilakukan dimasa lalu. Minat beli yang tinggi mencerminkan tingkat kepuasan yang tinggi dari konsumen ketika memutuskan untuk mengadopsi suatu produk. Tingginya minat beli ini akan membawa dampak yang positif terhadap keberhasilan produk di pasar. Minat beli pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespons positif terhadap kepercayaan / jasa dari suatu perusahaan 3 dan berniat mengkonsumsi kembali produk tesebut. Menurut Hennig - Thurau, Gwinner dan Gremier, Perilaku pembelian ulang atas produk, jasa atau merek yang sama ulang terjadi akibat aktivitas pemasar. Sedangkan Mowen and Minor menyatakan bahwa Perilaku Pembelian Ulang adalah konsumen yang seringkali membeli secara berulang produk yang sama. Kepercayaan Lau dan Lee (1999) mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan resiko tertentu. Kesediaan ini mencul karena adanya pemahaman individu tentang pihak lain yang didasarkan pada masa lalunya, adanya harapan piha lain akan memberikan sumbangan yang positif (walaupun ada juga kemungkinan pihak lain memberikan sumbangan yang negatif). Literatur kepercayaan di identifikasi dari berbagai dimensi. Dari dimensi ini rasa kejujuran (kredibilitas) mengindikasikan kepastian konsumen dalam bisnis, ketulusan, kenyataan, dan janji (Gundlach dan Murphy, 1993). Gefen (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan untuk membuat dirinya peka kedalam tindakan yang diambil oleh pihak yang dipercaya yang didasarkan pada keyakinan. Kepercayaan suatu multidimensi yang kompleks dan spesifik (McKnight dan Chervany, 2002). Sebagai tambahan manfaat untuk bisnis secara umum, kepercayaan telah ditunjukan untuk mempunyai arti penting. Sebagai contoh kepercayaan adalah stau faktor kritis dalam stimulant transaksi secara online. Intensitas promosi Menurut Kotler (2012) intensitas promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa sedangkan menurut William j Stanton intensitas promosi merupakan periklanan, penjualan personal dan lain-lain cara penjualan tujuan intensitas promosi penjualan menurut Kotler (2012) adalah untuk menarik konsumen agar mau mencoba produk baru, memancing konsumen agar meninggalkan produk pesaing, atau untuk membuat konsumen meninggalkan produk yang sudah matang, atau menahan atau member penghargaan pada konsumen yang loyal. Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain. Pada dasarnya jasa tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak. Rangkuti (2002) berpendapat bahwa pelayanan merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari suatu pihak kepihak lain. Pada dasarnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut. Harga Harga adalah jumlah rupiah yang bisa dibayar oleh pasar. (Colin, 2003). Dari sudut pandang pemasaran merupakan satuan moneter atau ukuran lainya (barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu peranan alokasi dan peranan informasi. Tjiptono (2001) Harga (price) 4 adalah jumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk atau jasa. Dengan kata lain harga merupakan sebuah nilai yang harus ditukarkan dengan produk yang dikehendaki konsumen. (Swasta, 2008 ) Kerangka Pemikiran Pada era globalisasi, dunia perdagangan dewasa ini terjadi persaingan didalam memasarkan produk atau jasa. Kegiatan pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam dunia usaha, mengingat orientasinya terhadap masyarakat (konsumen). Keadaan dunia usaha berubah dinamis seiring dengan perubahan selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. Kebutuhan konsumen yang terus meningkat, menjadi peluang bisnis. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran para pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen sehingga tidak berpaling ke pesaing meski terjadi perubahan. Kepercayaan Intensitas Promosi H1 H2 Minat beli (Y) H3 Kualitas pelayanan Harga Hipotesis Pengaruh Kepercayaan terhadap Minat beli Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2012). Di dalam mengembangkan sebuah produk, 5 produsen harus menentukan mutu yang akan mendukung posisi produk itu di pasaran. Mutu dapat didefinisikan sebagai memberikan yang lebih besar atau lebih unggul dalam suatu produk sebagai pembanding dengan alternatif bersaing dari pandangan pasar (Garvin, 1998; Zeithaml, 1988 dalam Sethi, 2000). Mutu juga merupakan konsep sentral dalam strategi pemasaran karena dapat membangun kepuasan konsumen. Beberapa beranggapan bahwa mutu merupakan faktor penting yang mempengaruhi kinerja jangka panjang suatu unit bisnis (Buzzel dan Gale, 1987 dalam Budiyono, 2004). Menurut Chang dan Wildt (1996) dalam Perlusz, Gattiker, dan Pedersen (2000), mutu merupakan konsep multidimensi yang kompleks dan dapat berupa elemen material dan non material yang tidak dapat secara mudah dievaluasi oleh konsumen. Menurut Kurniawan (2014) dan Vina Herawati (2014) menyatakan bahwa Kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli . H1 = Kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli Pengaruh Intensitas Promosi terhadap Minat beli Promosi adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diukur untuk merangsang pembelian produk dengan daya tarik ,jangkauan serta frekuensi promosi (Sethi, 2001). Bauran promosi yang dilakukan perusahaan akan menciptakan suatu penilaian tersendiri pada pikiran konsumen sehingga penilaian konsumen terhadap promosi produk secara langsung maupun tidak langsung akan menciptakan image terhadap suatu produk. Aktivitas promosi merupakan usaha pemasaran yang memberikan berbagai upaya intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa (Kotler 2012). Seluruh kegiatan promosi bertujuan untuk mempengaruhi perilaku pembelian, tetapi tujuan promosi yang utama adalah memberitahukan, membujuk dan mengingatkan. Dalam penelitian Kopalle dan Lehman (1995) tentang pengaruh promosi terhadap kesuksesan produk baru, dinyatakan bahwa pengaruh promosi dapat menarik minat beli konsumen dan pembelian ulang dari konsumen. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dkk (2014) menyatakan bahwa intensitas promosi berpengfariuh positif dan signifikan terhadap minat beli . Adapun hipotesis yang diajukan adalah : H2 = intensitas promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli . Pengaruh Kualitas pelayanan terhadap Minat Beli Menurut Parasuraman (dalam Karsono, 2005) semakin tinggi tingkat kualitas pelayanan yang dipersepsikan, semakin meningkatnya kepuasan konsumen. Pernyataan tersebut menegaskan adanya hubungan yang erat antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen. Ukuran kualitas pelayanan yang diterima adalah tingkat perbandingan dari apa yang diharapkan oleh konsumen dengan pelayanan yang diterima. Sedangkan ukuran kepuasan adalah evaluasi konsumen terhadap pelayanan yang diterima konsumen. Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta 6 kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan pelanggan (konsumen) dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas dengan kepuasan pelanggan. Suatu survey dari penelitian yang telah dilakukan oleh Purwanto (2002:26) memperkuat bukti bahwa kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepuasan pelanggan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dkk (2014) menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengfariuh positif dan signifikan terhadap minat beli . Adapun hipotesis yang diajukan adalah : H3 = kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli . Pengaruh Harga terhadap Minat Beli Hipotesis harga adalah semakin menarik harga yang ditawarkan oleh Minimarket Indomaret di Kota Semarang dalam pembelian produk maka akan semakin dapat meningkatkan keputusan konsumen untuk membeli produk.. Menurut Marwan Asri, 2001 penilaian harga dapat memberikan pengaruh yang besar bagi konsumen untuk memilih produk tertentu maupun toko atau penjual tertentu. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari produk tersebut maka semakin tinggi nilai tukar produk tersebut dimatanya dan semakin besar pula alat penukar yang bersedia dikorbankan. Berdasarkan harga yang ditetapkan, konsumen akan mengambil keputusan apakah akan membeli produk tersebut atau tidak. Selanjutnya menurut Kotler (2001) menyatakan bahwa terdapat enam usaha utama yang dapat diraih suatu perusahaan melalui harga yaitu bertahan hidup, maksimalisasi laba jangka pendek, maksimalisasi pendapatan jangka pendek, unggul dalam pangsa pasar dan unggul dalam mutu produk. Harga merupakan faktor yang diyakini para peneliti mempengaruhi kepuasan pelanggan (Johnson & Gustafsson, 2000 ; Morgan, 1996 ; Zeithaml & Bitner, 1996 ; Hill, 1996 ; Dutka, 1995, Naumann & Giel, 1995). Konsumen cenderung menggunakan harga sebagai sebuah indikator dari kualitas (Mowen, 1993). Harga adalah service as a signal of quality (Hawkins, Best & Coney, 1995 ; Schiffman & Kanuk, 1994). Faktor terpenting dari harga sebenarnya bukan harga itu sendiri (objective price), akan tetapi harga subyektif, yaitu harga yang dipersepsikan oleh konsumen. Apabila konsumen mempersepsikan produk A harganya tinggi/mahal, maka hal ini akan berpengaruh positif terhadap perceived quality dan perceived sacrifice . Artinya, konsumen mungkin memandang produk adalah produk berkualitas, oleh karena itu wajar bila memerlukan pengorbanan uang yang lebih mahal. Harga merupakan faktor penentu utama permintaan pasar dan juga merupakan pendorong dalam mempengaruhi posisi persaingan. Pentingnya harga tergantung pada sifat pembeli. Semakin tinggi tingkat kesesuaian harga produk yang ditawarkan perusahaan menurut pelanggan , maka semakin tinggi loyalitas pelanggan . Sebaliknya, semakin rendah tingkat kesesuaian harga produk yang ditawarkan perusahaan menurut pelanggan , maka semakin rendah loyalitas pelanggan . Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan 7 untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta berusaha memenuhi harapan pelanggan dengan cara memberikan pelayanan yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan oleh pesaing. Dengan demikian, hanya perusahaan yang menjual produk yang berkualitas yang dapat bersaing dan menguasai pasar. Persepsi harga merupakan faktor ekstrinsik sebagai fungsi pengganti kualitas ketika pelanggan tidak memiliki informasi yang cukup mengenai atribut intrinsik sehingga pelanggan menggunakan persepsi harga untuk menduga kualitas ketika hanya persepsi harga lah yang diketahui. Namun ketika lokasi secara intrinsik diketahui maka dugaan ini kurang meyakinkan. Harga yang dimaksud bukanlah persepsi harga dalam bentuk nominal namun lebih cenderung diarahkan pada elemen-elemen program pemasaran seperti persepsi harga jual produk, diskon dan system pembayaran yang diterapkan kepada pengguna produk. Bagi pelanggan persepsi harga merupakan hal yang penting karena mampu membuat pelanggan dari pasar industri memperoleh keuntungan. Biong (1993) dalam Nurulaili (2013) mengutarakan bahwa produk yang mampu memberikan keuntungan, persepsi harga jual yang kompetitif dan skema pembayaran yang lunak akan memungkinkan pengguna memperoleh margin keuntungan yang lebih tinggi. Perceived price yaitu sesuatu yang dikorbankan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk (Zeithmal, 1988). Seringkali beberapa konsumen mengetahui secara tepat harga dari suatu produk, sedangkan yang lainnya hanya mampu memperkirakan harga berdasarkan pembelian pada masa lampau. Pada penelitian Dodds (1991) menyatakan bahwa konsumen akan membeli suatu produk bermerek jika harganya dipandang layak oleh mereka. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dkk (2014) dan Fitria Engla Sagita (2014) menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. H4 = Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional adalah salah satu operasional yang diberikan pada suatu variabel atau dengan cara memberikan arti kegiatan ataupun membenarkan suatu operasional yang perlu mengukur variabel tersebut (Umar, 2008). Definisi operasinal meliputi : Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Definisi Operasional Indikator Sumber Minat beli Minat beli adalah a) Keinginan untuk (Lupiyoadi, sikap yang mendukung menggunakan jasa 2008) secara lebih kepada tersebut kembali sebuah merek yang b) Keinginan untuk telah dibandingkan merekomendasikan dengan beberapa kepada orang lain alternative yang lain c) Tidak ada keinginan 8 dan berlangganan ulang kepercayaan Dimensi kepercayaan adalah kemampuan, integritas dan kebajikan. Intensitas Intensitas Promosi promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh bagian marketing Kualitas Kualitas layanan pelayanan menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain. (Parasuraman,2008) Indikator yang digunakan adalah : (Utama, 2007) Harga untuk berpindah tempat Dimensi kepercayaan adalah (Lupiyoadi, kemampuan, integritas dan 2008) kebajikan. a) Pemberian potongan (Assaury, 2004) harga (diskon) b) Iklan c) Pemberian hadiah,bonus dan kupon a) Tangibles yaitu kenyamanan kantor adalah rasa nyaman yang dirasakan pelanggan terhadap perusahaan b) Reliability yaitu kenyamanan pelayanan adalah rasa nyaman pelanggan terhadap pelayanan karyawan c) Responsiveness yaitu pelayanan cepat dan tanggap adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan cepat dan tanggap d) Assurance yaitu rasa aman adalah perasaan aman melakukan transasksi dengan perusahaan e) Empathy yaitu kepedulian terhadap pelanggan adalah kepedulian karyawan terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan Harga (price) adalah a) Harga yang sesuai (Rangkuti, jumlah uang yang b) Harga terjangkau 2004). dibebankan atau c) Perbandingan harga 9 dikenakan atas sebuah produk atau jasa dengan harga pesaing Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah jumlah dari semua objek atau individu yang akan diteliti, dimana objek tersebut memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap (Setiawan, 2005). Adapun yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh pelanggan. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Karena dalam penelitian ini sulit untuk mengetahui jumlah populasi yang menjadi pelanggan, maka menurut Djarwanto (2000) dasar pengambilan sampel yang digunakan adalah : Z n= 1 /2 . 2 E Keterangan : N = banyaknya sampel yang diperlukan Z 1/2 α = distribusi normal E = besarnya kesalahan yang dapat diterima = standar deviasi Dalam penelitian ini Z1/2 α yang diperoleh dari tabel distribusi normal adalah sebesar 1,96 besarnya kesalahan yang dapat diterima (E) sebesar 1 % dan standar deviasi () yang digunakan adalah 0,05 sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut : 2 1,96 x 0,05 n= n = 96,04 100 0,01 Berdasarkan perhitungan diatas, sampel yang diambil dalam penelitian diperoleh sebesar 100. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling yaitu teknik sampling berdasarkan kriteria. Kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Pelanggan sudah melakukan dua kali transaksi. 2) Responden berusia 17 tahun keatas 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk Analisis Regresi Linier Berganda Berikut hasil perhitungan regresi linier berganda antara variabel minat beli kepercayaan , intensitas promosi, harga . Melalui proses perhitungan SPSS dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.11 Hasil Pengolahan Data Regresi linier berganda Coefficientsa Model 1 (Constant) kepercayaan promos i pelayanan Harga Unstandardiz ed Coefficients B Std. Error -.074 .713 .258 .049 .127 .057 .332 .042 .119 .050 Standardized Coefficients Beta .289 .145 .520 .162 t -.103 5.230 2.211 7.888 2.380 Sig. .918 .000 .029 .000 .019 Collinearity Statistics Tolerance VIF .767 .545 .541 .508 1.305 1.835 1.850 1.968 a. Dependent Variable: Minat beli Sumber : Data olahan SPSS, 2016 Sehingga dari persamaan rumus regresi linier berganda dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Y = 0,289 kepercayaan + 0,145promosi + 0,520 Pelayanan + 0,162 harga Hasil persamaan regresi berganda tersebut diatas memberikan pengertian bahwa : a) b1 nilai koefisien regresi kepercayaan sebesar 0,289 mempunyai arti bahwa jika kepercayaan lebih ditingkatkan maka minat beli akan lebih tinggi . Begitu juga sebaliknya jika kepercayaan menurun maka minat beli juga akan mengalami penurunan b) b2 nilai koefisien regresi promosi sebesar 0,145 mempunyai arti bahwa jika promosi lebih ditingkatkan maka minat beli akan lebih tinggi . Begitu juga sebaliknya jika promosi menurun maka minat beli juga akan mengalami penurunan. c) b3 nilai koefisien regresi pelayanan sebesar 0,520 mempunyai arti bahwa jika kualitas pelayanan meningkat maka minat beli akan lebih tinggi. Begitu juga sebaliknya jika harga tidak terjangkau maka minat beli juga akan mengalami penurunan d) b4 nilai koefisien regresi harga sebesar 0,162 mempunyai arti bahwa jika harga lebih ditingkatkan maka minat beli akan lebih tinggi. Begitu juga sebaliknya jika harga terjangkau maka minat beli juga akan mengalami penurunan 11 4.10 Pembahasan 4.10.1 Pengaruh Kepercayaan terhadap Minat beli Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh terhadap minat beli ulang. Morgan dan Hunt (Ananto, 2003) mendefinisikan kepercayaan adalah suatu rasa percaya kepada mitra dimana seseorang berhubungan. Sementara itu Indarjo (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai suatu kerelaan untuk bergantung kepada partner dalam suatu hubungan transaksi dimana dalam diri partner itulah diletakkan keyakinan. Kepercayaan timbul dari suatu proses yang lama. Apabila kepercayaan sudah timbul antara pelanggan dan perusahaan, maka usaha untuk membina hubungan kerjasama akan lebih mudah. Kepercayaan timbul ditunjukkan oleh suatu kredibilitas yang diperoleh dari pihak lain karena memiliki keahlian yang dikehendaki untuk melakukan suatu tugas. Kepercayaan juga dapat diperoleh karena melakukan sesuatu hal yang terbaik kepada pihak lain melalui suatu hubungan. (Hermawan, 2004) Tingkat kepercayaan dapat diukur melalui beberapa faktor antara lain kejujuran dalam bertransaksi, tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen dan masih banyak lagi. Kepercayaan adalah apabila salah satu pihak mempunyai keyakinan dalam keandalan dan integritas partner kerjasama. 4.10.2 Pengaruh Intensitas promosi terhadap Minat beli Promosi adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diukur untuk merangsang pembelian produk dengan daya tarik ,jangkauan serta frekuensi promosi (Sethi, 2001). Bauran promosi yang dilakukan perusahaan akan menciptakan suatu penilaian tersendiri pada pikiran konsumen sehingga penilaian konsumen terhadap promosi produk secara langsung maupun tidak langsung akan menciptakan image terhadap suatu produk. Aktivitas promosi merupakan usaha pemasaran yang memberikan berbagai upaya intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa (Kotler 2006). Seluruh kegiatan promosi bertujuan untuk mempengaruhi perilaku pembelian, tetapi tujuan promosi yang utama adalah memberitahukan, membujuk dan mengingatkan. Dalam penelitian Kopalle dan Lehman (1995) tentang pengaruh promosi terhadap kesuksesan produk baru, dinyatakan bahwa pengaruh promosi dapat menarik minat beli konsumen dan pembelian ulang dari konsumen. Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner, secara keseluruhan memiliki persepsi yang tinggi mengenai kepercayaan , tercermin pada besarnya nilai rata-rata total sebesar 3,82 (interval 3,41 – 4,20) yang berkategori tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa promosi yang dimiliki perusahaan sesuai dengan harapan pelanggan. 4.10.3 Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Minat Beli Menurut Parasuraman (dalam Karsono, 2005) semakin tinggi tingkat kualitas pelayanan yang dipersepsikan, semakin meningkatnya kepuasan konsumen. Pernyataan tersebut menegaskan adanya hubungan yang erat antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen. Ukuran kualitas pelayanan yang diterima adalah tingkat perbandingan dari apa yang diharapkan oleh konsumen dengan pelayanan yang diterima. 12 Sedangkan ukuran kepuasan adalah evaluasi konsumen terhadap pelayanan yang diterima konsumen. Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan pelanggan (konsumen) dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas dengan kepuasan pelanggan. Suatu survey dari penelitian yang telah dilakukan oleh Purwanto (2002:26) memperkuat bukti bahwa kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepuasan pelanggan. 4.10.4 Pengaruh Harga terhadap Minat beli Harga merupakan faktor yang diyakini para peneliti mempengaruhi kepuasan pelanggan (Johnson & Gustafsson, 2000 ; Morgan, 1996 ; Zeithaml & Bitner, 1996 ; Hill, 1996 ; Dutka, 1995, Naumann & Giel, 1995). Konsumen cenderung menggunakan harga sebagai sebuah indikator dari kualitas (Mowen, 1993). Harga adalah service as a signal of quality (Hawkins, Best & Coney, 1995 ; Schiffman & Kanuk, 1994). Faktor terpenting dari harga sebenarnya bukan harga itu sendiri (objective price), akan tetapi harga subyektif, yaitu harga yang dipersepsikan oleh konsumen. Apabila konsumen mempersepsikan produk A harganya tinggi/mahal, maka hal ini akan berpengaruh positif terhadap perceived quality dan perceived sacrifice. Artinya, konsumen mungkin memandang produk adalah produk berkualitas, oleh karena itu wajar bila memerlukan pengorbanan uang yang lebih mahal. Perceived price yaitu sesuatu yang dikorbankan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk (Zeithmal, 1988). Seringkali beberapa konsumen mengetahui secara tepat harga dari suatu produk, sedangkan yang lainnya hanya mampu memperkirakan harga berdasarkan pembelian pada masa lampau. Pada penelitian Dodds (1991) menyatakan bahwa konsumen akan membeli suatu produk bermerek jika harganya dipandang layak oleh mereka. Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner, secara keseluruhan memiliki persepsi yang tinggi mengenai harga, tercermin pada besarnya nilai rata-rata total sebesar 4,12 (interval 3,41 – 4,20) yang berkategori tinggi . Hal ini dapat diartikan bahwa harga yang ditawarkan sesuai dengan harapan pelanggan. Harga atau tarif sebagai satuan moneter yang menunjukan ukuran atau nilai dari suatu barang dan jasa yang dibutuhkan untuk mendapatkan manfaat dan dirasakan setelah hak kepemilikan atau penggunaan diperoleh. Dengan demikian pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Sebaliknya nilai suatu barang dan jasa akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan. Penentuan nilai dalam memenuhi kebutuhannya, konsumen membandingkan kemampuan suatu barang dan jasa dengan kemampuan barang dan jasa subtitusi. 13 Suatu perusahaan pertama kali menetapkan harga ketika perusahaan tersebut mengembangkan produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan ke saluran distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan melakukan kontrak kerja baru. Perusahaan harus memutuskan dimana akan memposisikan produknya berdasarkan kualitas dan harga, hal ini akan menunjukan permintaan serta persepsi konsumen terhadap nilai barang dan jasa. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada pengaruh antara kepercayaan terhadap minat beli, artinya apabila kepercayaan tersebut meningkat maka hal itu akan meningkatkan minat beli ulang. 2. Ada pengaruh antara intensitas promosi terhadap minat beli, artinya apabila intensitas promosi tersebut meningkat maka hal itu akan meningkatkan minat beli 3. Ada pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap minat beli, artinya apabila harga tersebut meningkat maka hal itu akan meningkatkan minat beli 4. Ada pengaruh antara harga terhadap minat beli, artinya apabila harga tersebut meningkat maka hal itu akan meningkatkan minat beli 5.2 Saran 1. Sebaiknya meningkatkan pelayanan dengan memperbaiki kemampuan karyawan dalam memberikan pelayanan,tata krama karyawan dalam memberikan pelayanan,tanggap terhadap keluhan pelanggan dengan tepat dan memberikan informasi dengan jelas sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 2. Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner, diketahui bahwa kepercayaan pelanggan sudah sesuai dengan keputusan pembelian. Diharapkan karyawan mampu menjada kejujuran dan tangung jawab dalam menjalin hubungan yang alami antara karyawan dan pelanggan, sehingga menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pelanggan. 3. Harga yang ditetapkan sudah terjangkau, namun sebaiknya disesuaikan lagi dengan kualitas yang diterima pelanggan. Harga-harga hendaknya selalu kompetitif dengan pesaing lainnya tidak memiliki harga yang jauh lebih tinggi dibanding harga-harga yang ditawarkan perusahaan pesaing. 14 DAFTAR PUSTAKA Basu Swasta dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty : Yogyakarta. Buchari Alma. 2011. Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa.Bandung:CV. Alfabeta Djarwanto, 2000, Statistik Induktif. BPFE : Yogyakarta, Fandy.Tjiptono, 2004. Manajemen Jasa. Penerbit Andi Edisi Kedua : Yogyakarta Harini. 2008. MakroekonomiPengantar. PT GramediaPustakaUtama: Jakarta. Heryus. 2001. Strategi pemasaran dalam persaingan bisnis . Program Studi Ilmu Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2012.Manajemen Pemasaran. Edisi 12 Jilid1dan 2. Terjemahan: Benyamin Molan.Jakarta: PT. Indeks Kotler, Philip, 2012. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, Prenhallindo, Jakarta. Kotler, Philip, Gery Amstrong. 2011. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Jilid I dan II, Edisi Kedelapan. Salemba Empat. Jakarta Lidyawatie. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty : Yogyakarta. Lupiyoadi, Rambat, 2008. Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat :Jakarta Mamuaya, Nova Christian Immanuel.2008. Pengaruh Variabel-variabel Retail mix terhadapKeputusan PembelianKonsumen di SupermarketKota Manado.Jurnal Formas.Vol. 2 No. 1. Desember 2008. (diakses 25 April 2012). Mardhatillah Shanti.2015 pengaruh brand image, kualitas produk, dan reference group terhadap minat beli produk kosmetik lipstik wardah Di kota malang . Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Marghaniyata, Nela. (2012). Peran Reference Group dalam Purchase Decision. Skripsi . Program Studi Ilmu Komunikasi – Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora. Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta 15 Morrisan. 2010. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Tangerang:Ramdina Prakasa. Mouren 2004, Pengantar Bisnis ,Edisi 2000 yang diperbaruhi, Alih Bahasa Fadriansyah Anwar, Erlangga, 2000. Oldhy, Andi. Yogyakarta. 2008 Rorlen 2007. “Peran Kelompok Acuan dan Keluarga Terhadap ProsesKeputusan Untuk Membeli”. Business & Management Journal BundaMulia, Vol: 3, No. 2, September. Hal 12-18. Sujoko, 2007. Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKeputusan Pemakaian Jasa Warnet Di Kota Jember,Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 2, No. 1, April, Universitas Kristen Petra, Surabaya Sukmawati, 2006. Metodologi Penelitian. Cetakan 4. Jakarta : Penerbit : Ghalia Indonesia. Sutisna. 2001, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Cetakan I. Swasta dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty : Yogyakarta. Tjiptono, Fandy. 2008. Manajemen Jasa. Penerbit Andi Edisi Kedua : Yogyakarta Trisnawati, dkk. 2012,Analisis Faktor-Faktor Kunci dari Niat Pembelian Kembali Secara Online (Study Kasus Pada Konsumen Fress Shop). Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE). Vol.19,No.2 Umar, Husein, 2010, Metode Riset, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Zeithaml Valarie A., Leonard L Berry, & A. Parasuraman, 2009, The Behavioral Conseque nces of Service Quality.” Journal of Marketing, Vol. 60 (April 1996), 31‐46.