This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah Export date: Thu Nov 2 16:00:11 2017 / +0000 GMT ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN BLADER NEOPLASMA LINK DOWNLOAD ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN BLADER NEOPLASMA ? Sebagian besar tumbuh dalam lumen kandung kemih. ? Cancer tersering pada saluran kemih. ? Jumlah 3 % dari semua kematian karena kanker ? Sering pada usia 50 ? 70 tahun ? Laki-laki 2 ? 3 kali dari wanita FAKTOR RESIKO ? Paparan dari sigaret rokok (mayor) ? Radiasi pelvis, penggunaan siclophosphamide, Kronik sistitis, batu buli-buli PENGKAJIAN ? Tanyakan klien tentang perubahan dalam urinase, catat adanya perubahan warna, frekuensi dan jumlah urine ? Hematuri disertai nyeri merupakan tanda pertama kanker blader, biasanya intermittent yang mana sering menyebabkan hambatan dalam mencari pelayanan diagnostik. ? Akibat perkembangan penyakit klien mengalami iritable blader dengan disuria. Akhirnya gross hematuria, obstruksi atau vistula mendorong klien mencari pengobatan. PENGKAJIAN DIAGNOSTIK ? Urinalisis menunjukkan adanya darah dalam urine. ? Sistoscopy dikerjakan untuk melihat tumor secara langsung dan untuk biopsi. ? Sitologi. ? IVP mengevaluasi kandung kemih, uriter dan ginjal. NURSING INTERVENSI 1. Resiko tinggi injury berhubungan dengan radiasi terapi dan kemoterapi . Kriteria: Klien tidak berkembang dengan masalah yang berhubungan dengan terapi radiasi dan kemoterapi yang ditandai dengan tidakadanya sistitis hemoragik Intervensi : ? Pemberian anti spasmodik ? Peningkatan asupan cairan klien ? Pemberian antiseptik traktus urinarius untuk sistitis. ? Klien dengan proctitis memerlukan diet rendah serat dan agen untuk menurunkan motilitas usus 2. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan pemeriksaan diagnostik, pembedahan dan diversi urine Kriteria: Klien mengerti tentang pemeriksaan diagnostik, pembedahan dan perawatan diversi urine ditandai dengan pernyataan klien dan kemampuan demonstrasi terhadap perawatannya. Intervensi : ? Persiapan preop klien yang mengalami diversi urine. ? Pendidikan mengenai diversi urine. ? Mendorong penerimaan terhadap fakta dan hasil eliminasi urine melalui kulit rektum atau stoma khusus. ? Persiapan fisik dan emosi secara umum. ? Perlu perhatikan saluran cerna : non residu diet untuk beberapa hari, sterilisasi usus, enema atau katartic. ? Seleksi klien sebelum pemasangan stoma ? Sarankan klien untuk mencegah kontak urine dengan kulit, untuk mencegah iritasi kulit akibat diversi urine. ? Bersihkan stoma dengan sabun, air lalu dikeringkan pada setiap penggantian kantong urine. 3. Gangguan eliminasi urine (disuria ) berhubungan dengan adanya tumor. Kriteria: Klien akan terdiagnosis dini untuk mengeliminasi dysuria. Intervensi : Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 1/2 | This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah Export date: Thu Nov 2 16:00:11 2017 / +0000 GMT ? pemasangan indwelling kateter. ? CBI untuk mencegah blood clot ? Intervensi pada TUR ? P (intek cairan, analgesik dan antispasmodik seperlunya) 4. Gangguan harga diri dan body image Perubahan route aliran dan miksi akan merubah self image meliputi perubahan emosi, Psikososial dan reaksi persepsi Kreteria : Klien akan mempunyai konsep diri, body image dan self esteem yang normal setelah Diversi urine. Intervensi : ? Konseling preoperasi : perubahan anatomi fisiologi dan kemungkinan afeknya Pada klien ? Konseling cara mempertahankan gaya hidup ? Bantu klien mencari stoma dan menerimanya sebagai bagian hidupnya 5. INJURI, HIGH RISK bd. Komplikasi post op (perdarahan, paralitik illeus, iskemic stoma, bloking kateter urethral Kriteria : Klien tak akan mengalami komplikasi post op ditandai tanda vital normal, suara bising usus aktif dalam 3 ? 4 jam post operasi, stoma merah muda, produksi urine 30 - 60 ml / jam. Intervensi : ? Monetor rurin tanda vital ? Inspeksi insisi ? Hubungan nefrostomi tube pada bed side drainage ? Jaga sistem drainage tertutup ? Jaga patensi tube drainage untuk mencegah obstruksi Intervensi postop diversi secara umum ? Ukur output urine setiap jam / 24 jam pertama, selanjutnya setiap 8 jam ? Check kebocoran ostomy back dan kulit terhadap iritasi tiap 4 jam, kemudian 8 jam ? Inspeksi stoma tiap jam / 24 jam post op ? Catat ukuran stoma, bentuk dan warna. Warna sianotic stoma, insufisiensi supply darah ? Penyebab insufisiensi : tehnik pembedahan, pemasangan plate yang terlalu kecil ? Periksa tanda peritonitis akibat kebocoran anastomis ? Observasi perdarahan 6. Skin integrity, High Risk impaired b.d iritasi periostomal. Kriteria : Klien tidak akan berkembang pada gangguan integritas kulit, atau iritasi periotomal yang ditandai kulit intact dan bersih Intervensi : ? Check pH urin ? Check kantong urine terhadap kebocoran dan apakan kulit sensitif terhadap bahan tersebut ? Ganti kantong selama tidak bocor (terlalu sering diganti menyebabkan iritasi) ? Selama kantong diganti biarkan kontak dengan udara sebanyak mungkit ? Berikan nystatin pada sekitar stoma Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 2/2 |