DAMPAK PENURUNAN BI RATE BAGI KELUARGA Pak Devie, saya banyak membaca informasi tentang trend turunnya suku bunga bank Indonesia (BI rate) sepanjang tahun 2009 akan membawa angin segar terhadap perekonomian negara kita. Mohon dijelaskan pengaruh BI rate terhadap perkembangan ekonomi, sehingga membantu keluarga dalam menyikapi penurunan BI rate tersebut. Terimakasih, Febi Ardiani, Surabaya Wah, anda sudah memenuhi sebagian syarat menjadi Investor karena senantiasa memperbaharuhi informasi keuangan. Memang benar informasi tentang trend penurunan BI rate, dengan mempertimbangkan dua hal. Pertama, makin turunnya angka inflasi di penghujung tahun tikus tanah dan diharapkan akan berlanjut terus sepanjang tahun kerbau. Dan Kedua, optimisme pemerintah tentang penurunan resiko berinvestasi (country risk) sepanjang tahun kerbau di negara Indonesia. Bank Indonesia menggunakan BI rate sebagai senjata dalam menggerakan roda ekonomi diantaranya untuk menjinakan nilai tukar rupiah dengan dollar, menentukan bunga acuan baik berupa bunga deposito dan bunga kredit, menjaga likuiditas perbankan, dan sebagainya. Oleh karena itu, Bank Indonesia sangat berhati-hati dalam menurunkan BI rate dengan cara menurunkannya secara bertahap, seperti penurunan BI rate 50 basis poin atau 0.5% menjadi 8.75% dari 9,25% pada januari 2009. Penurunan BI rate tidak boleh dilakukan dengan drastis karena harus mempertimbangkan penurunan inflasi bersamaan dengan penurunan resiko berinvestasi. Apabila penurunan BI rate drastis, sementara resiko berinvestasi masih tinggi akan menyebabkan iklim investasi di Indonesia kurang menarik bagi orang yang punya duit. Uang tidak mengenal kewarganegaraan, sehingga banyak dana lari ke luar negeri (capital outflow) tidak dapat dihindari, dollar menjadi menggeliat kembali, inflasi memuncak kembali karena peningkatan biaya (cost pull inflation), ujung-ujungnya BI rate ditinjau untuk dinaikkan kembali. Bagi Investor, BI rate merupakan acuan tingkat pengembalian terendah ketika berinvestasi di negara Indonesia, karena angka BI rate cenderung sedikit diatas angka inflasi yang ditargetkan. Biasanya produk keuangan yang menawarkan hasil mendekati angka BI rate adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Deposito. Walaupun demikian, SBI dan Deposito merupakan produk keuangan yang memiliki resiko sangat kecil bahkan dianggap tanpa resiko. Oleh karena itu, Investor menganggap tingkat bunga SBI atau deposito (asal sesuai garansi Lembaga Penjaminan Simpanan) sebagai tingkat hasil bebas resiko (risk free rate), sehingga apapun tawaran investasi yang dipertimbangkan Investor harus melebihi suku bunga deposito atau SBI. Sementara itu bagi pengusaha dan masyarakat dengan menurunnya BI rate akan menyebabkan rendahnya biaya dana di Indonesia, sehingga pengusaha dan masyarakat akan memacu kembali aktivitas ekonominya. Keluarga dapat menyikapi penurunan BI rate dari sisi investasi dan sisi pendanaan agar tidak tertinggal dengan terpacunya kembali aktivitas ekonomi. Dari sisi investasi, penurunan BI rate menyebabkan beberapa produk keuangan mengalami peningkatan harga pasar terutama produk Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Reksadana pendapatan tetap. Tetapi keluarga harus mencermati akan terjadi trend penurunan suku bunga deposito. Oleh karena itu keluarga mulai menata kembali rencana portfolio investasi di tahun 2009. Dari sisi pendanaan, penurunan BI rate menyebabkan bunga kredit kembali menjadi lebih murah, yang berujung pada rendahnya angsuran pinjaman, sehingga keluarga dapat bernafas lega dari jeratan bunga tinggi. Penurunan BI rate juga bermakna bangkitnya aktivitas ekonomi yang menyebabkan sebagian keluarga terhindar dari penurunan daya beli dan sebagian keluarga lain mulai berani ambil kredit kembali. Dampak penurunan BI rate dalam ekonomi membutuhkan jeda waktu (time lag) sepanjang tahun 2009. Hendaknya keluarga dapat menentukan waktu (timing) bersikap yang tepat dalam berinvestasi dan berutang sehingga dapat meleverage kebahagiaan keluarga dan bukan sebaliknya. Selamat mencoba. Devie., CFP®