BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam dunia usaha. Pada kondisi usaha seperti sekarang ini, pemasaran merupakan pendorong untuk meningkatkan penjualan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengetahuan mengenai pemasaran menjadi penting bagi perusahaan pada saat dihadapkan pada beberapa permasalahan, seperti menurunnya pendapatan perusahaan yang disebabkan oleh menurunnya daya beli konsumen terhadap suatu produk sehingga mengakibatkan melambatnya pertumbuhan perusahan.Sehubungan dengan permasalahan di atas, terkait dengan pemasaran, diperlukan suatu kemampuan untuk berpandangan ke depan dalam mengarahkan dan mengambil tindakan pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Itu adalah hal yang sulit dicapai oleh perusahaan. Oleh sebab itu, dalam hal ini dibutuhkan kesadaran dan inisiatif yang tinggi dalam mempelajari serta menguasai hal-hal yang berkaitan dengan pengertian dan pentingnya kegiatan pemasaran. Istilah marketing berasal dari kata market yang artinya pasar. Pasar dapat diartikan sebagai suatu tempat di mana terjadi kontrak antara penawaran dan permintaan yang dapat terjadi di mana saja, dan tidak dibatasi oleh waktu. 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 Beberapa ahli mengemukakan tentang pemasaran yang berbeda-beda, namun pada dasarnya memiliki makna yang sama. Berikut ini akan diuraikan mengenai pengertian pemasaran menurut para ahli : “ Pemasaran dirancang untuk adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan “ Saladin (2007) Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa proses pemasaran itu terjadi atau dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi. Keputusankeputusan dalam pemasaran itu harus dibuat untuk menentukan produk serta pasarnya, penentuan harga, dan kegiatan promosi. Kegiatan pemasaran tidak hanya berupa pertukaran berupa uang, tapi mencakup distribusi sejumlah ide maupun jasa yang dapat memberikan kebutuhan dan kepuasan kepada individu dan organisasi sehingga segala usaha perusahaan dapat terus berjalan dan mendapat pandangan yang baik dari konsumen terhadap perusahaan. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler (2005: 10) mengemukakan bahwa : ”pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain ”. Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka pemasaran merupakan suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang beroperasi dalam suatu lingkungan yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan maupun konsentrasi sosial dari perusahaan yang berusaha menghasilkan laba dari hasil penjualan yang dicapai. Jadi tugas seorang manajer pemasaran adalah memilih dan melaksanakan kegiatan dalam pemasaran yang dapat membantu dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. 2.2 Manajemen Pemasaran 2.2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Pride & Ferrell (2010) adalah “proses perencanaan, pengorganisasian, implementasi, dan mengatur aktivitas pemasaran untuk memfasilitasi pertukaran yang efektif dan efisien”. Pengertian manajemen pemasaran menurut Kotler and Keller (2009) adalah “Seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”. Melakukan manajemen pemasaran terjadi jauh sebelum proses dari suatu produksi barang itu dilakukan. Karenanya kita memandang manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran untuk meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan. 2.2.2 Konsep Pemasaran Menurut Kotler and Keller(2009) konsep pemasaran adalah “Sebagai kunci untuk mencapai tujuan organisasi dengan lebih efektif daripada pesaing http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 dalam menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang lebih baik kepada pasar sasaran yang dipilih”. Menurut Pride & Ferrell(2010) konsep pemasaran adalah “Sebuah filosofi dari suatu organisasi yang harus berusaha untuk menyediakan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan melalui koordinasi serangkaian kegiatan yang memungkinkan juga organisasi untuk mencapai tujuan”. Konsep-konsep pemasaran diterapkan dengan berbagai cara: 1. Temukan keinginan pasar dan penuhilah. 2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat. 3. Cintailah pelanggan, bukan produk anda. 4. Lakukanlah menurut cara anda. 5. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang syarat dengan nilai, mutu, dan kepuasan. Konsep-konsep yang telah dibuat menjadi landasan manajemen pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. 2.2.3 Strategi Pemasaran Menurut Kotler and keller(2009) strategi pemasaran dibuat berdasarkan STP, yaitu segmentasi, target, dan posisi perusahaan. Dalam strategi perusahaan, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi pemasaran yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 1. Daur Hidup Produk Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup produk, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap kemunduran. 2. Posisi Persaingan Perusahaan Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin,menantang, mengikut, atau hanya mengambil sebagian kecil. 3. Situasi Ekonomi Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau laju inflasi sedang tinggi. Strategi pemasaran yang tepat tergantung pada daya tarik relatif industri dan kekuatan kompetitif perusahaan. Ada berbagai macam strategi pemasaran diantarnya adalah: 1. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai dan meningkatkan jumlah pembeli. 2. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang ada, memelihara kepuasan pelanggan, mempermudah proses pembelian, mengurangi daya tarik, atau jelang beralih merek. 3. Merangsang kebutuhan selektif dengan menjaring pelanggan baru. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 2.3 Persepsi Konsumen 2.3.1 Pengertian Persepsi Dalam kegiatan memilih atau membeli, setiap konsumen pasti dipengaruhi oleh persepsi. Di dalam kehidupan sehari-hari persepsi dapat dikatakan sebagai suatu sudut pandang atau suatu tanggapan yang harus dipertimbangkan konsumen tehadap suatu yang dilihat atau dirasakan. Menurut Pride & Ferrell (2010) persepsi adalah “Proses seleksi, peengorganisasian, dan menafsirkan masukan informasi untuk menghasilkan makna.” Menurut Kotler & keller (2009) persepsi adalah “Proses di mana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti”. Persepsi sebagai proses di mana dalam proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna. Suatu proses persepsi akan diawali oleh suatu stimuli yang mengenai indera kita. Stimuli yang menimbulkan persepsi bisa bermacam-macam bentuknya, stimuli tersebut bisa merupakan sesuatu yang langsung mengenai indera kita, seperti segala sesuatu yang bisa dicium, segala sesuatu yang bisa dilihat, segala sesuatu yang bisa didengar, segala sesuatu yang bisa diraba. Stimuli ini akan mengenai organ (organ manusia yang menerima input stimuli atau indera). Persepsi pada hakekatnya merupakan proses psikologis yang kompleks yang juga melibatkan aspek psikologis. Proses psikologis penting yang terlibat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 dimulai dari adanya aktivitas memilih, mengorganisasi dan mengintepretasikan sehingga konsumen dapat memberikan makna atas suatu obyek. Usaha apapun yang dilakukan oleh pemasar tidak akan punya arti kalau konsumen tidak mempersepsikan secara tepat seperti yang dikehendaki oleh pemasar. 2.3.2 Pengelompokan Persepsi Menurut Schiffman and Kanuk (2008:151) prinsip-prinsip pengelompokan dibagi tiga diantara yang mengenai persepsi adalah: 1. Figur dan Dasar Sebagaimana diterapkan sebelumnya, stimuli kontras dengan lingkungannya cenderung lebih besar untuk diperhatikan. Suara harus lebih keras atau lebih lunak warna lebih cemerlang atau lebih pucat. Ilustrasi visual yang paling sederhana yang terdiri dari suatu figur atau dasar (yaitu, latar belakang). Figur tersebut dianggap lebih jelas karena berbeda dengan dasarnya, kelihatan dapat dilihat dengan baik, solid dan menjadi latar depan. 2. Pengelompokan Individu cenderung mengelompokkan stimuli sehingga stimuli tersebut membentuk gambar atau kesan yang menyatu. Persepsi mengenai stimuli sebagai kelompok-kelompok atau potongan-potongan informasi, dari pada kepingan-kepingan kecil informasi yang berlainan, mempermudah ingatan mereka maupun untuk mengingatnya kembali. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Pengelompokkan dapat digunakan secara tidak langsung arti-arti tertentu yang diinginkan dalam dukungan dengan produk-produk mereka. 3. Penyelesaian Para individu penyelesaian mereka mempunyai kebutuhan menyatakan untuk kebutuhan memperoleh ini dengan mengorganisasikan persepsinya sehingga mereka membentuk gambar yang lengkap. Walaupun pola stimuli yang mereka terima tidak lengkap, namun mereka cenderung merasakannya sebagai lengkap yaitu mereka secara sadar atau bawah sadar mengisi potongan-potongan yang hilang. Jadi sebuah lingkaran yang bagian pinggirnya selalu akan dirasakan sebagai sebuah lingkaran. 2.3.3 Proses Persepsi Persepsi merupakan proses yang terdiri dari seleksi, organisasi dan interprestasi terhadap stimulus. Menurut Setiadi (2003 : 171) Proses persepsi terdiri dari : 1. Seleksi Perseptual Seleksi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychological set yang dimiliki. Psychological set yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari konsumen. Oleh http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 karena itu, dua proses yang termasuk ke dalam definisi seleksi adalah: a. Perhatian (attention) Perhatian yang dilakukan oleh konsumen dapat terjadi secara disengaja maupun tidak disengaja. Perhatian yang dilakukan secara segaja sebagai (voluntary attention) yaitu terjadi ketika konsumen secara aktif mencari informasi yang mempunyai relevansi pribadi. Selain konsumen melakukan perhatian secara sengaja, konsumen juga melakukan perhatian secara tidak sengaja (involuntary attention). Involuntary attention terjadi ketika kepada konsumen dipaparkan sesuatu yang menarik, mengejutkan, menantang atau sesuatu yang tidak diperkirakan, yang tidak ada relevansinya dengan tujuan atau kepentingan konsumen. Stimuli dengan ciri-ciri di atas akan secara otomatis mendapat tanggapan konsumen. b. Persepsi selektif persepsi selektif terjadi ketika konsumen melakukan voluntary attention. Ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap suatu produk, maka pada saat itu konsumen bisa disebut melakukan proses perhatian selektif (selectif attention). Proses perhatian selektif terjadi karena dengan mempunyai keterlibatan http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang tinggi 16 terhadap suatu merek produk, berarti konsumen telah secara aktif mencari informasi mengenai produk itu dari berbagai sumber. Dengan demikian, perhatian selektif hanya terjadi pada produk-produk yang dibeli berdasarkan keterlibatan yang tinggi. Jika dihubungkan dengan teori pembelajaran, perhatian selektif ini identik dengan active learning. 2. Organisasi Persepsi Organisasi persepsi (Perceptual Organization) berarti bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah penyatuan yang berarti bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian yang terintegrasi terhadap stimulus. Prinsip integrasi persepsi didasarkan pada psikolog Gestalt yang menghipotesiskan bahwa orangorang mengorganisasikan persepsi untuk membentuk gambaran lengkap dari suatu proyek. Prinsip-prinsip penting dalam integrasi persepsi yaitu: a. penutupan (closure) prinsip closure paling cocok dipakai untuk merek produk yang cukupdikenal oleh para konsumen. Prinsip closure cocok untuk mengetes apakah konsumen masih mengingat merek produk atau sudah lupa dengan merek http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 produknya. Pemakaian prinsip clusure dalam iklan didasarkan bahwa konsumen cenderung mengisi elemen yang kosong ketika stimulus tidak lengkap. Walaupun demikian prinsip closure juga bisa digunakan untuk iklan merek produk baru. Dengan menggunakan prinsip closure, merek yang diiklankan diharapkan lebih cepat diingat dan bertahan lama, karena ketika melihat iklan konsumen membutuhkan perhatian khusus (mencoba mengisi huruf yang hilang dan menggabungkannya dengan huruf yang ada menjadi satu kata yanitu nama merek produk). b. Pengelompokkan pengelompokkan informasi (information grouping) memungkinkan konsumen untuk mengevaluasi merek berdasarkan atribut yang berbeda, sesuai dengan set psikologis yang dimiliki. c. Konteks (context) stimuli yang diterima oleh konsumen akan cenderung dihubungkan dengan konteks atau situasi yang melingkupi konsumen. Oleh karena itu, setting dari iklan akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk. Prinsip yang paling penting dari konteks adalah gambar dan dasar/latar (figure & ground). Dengan menggunakan prinsip ini, hendaknya pengiklanan bisa memastikan bahwa produk adalah gambar (sesuatu yang menonjol ke depan) dan settingnya adalah latar atau ground. Hal ini dimaksudkan agar konsumen tidak mempunyai persepsi yang salah terhadap maksud iklan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 3. Interpretasi Perseptual Proses terakhir dari persepsi adalah memberikam interpretasi atas stimuli yang diterima oleh konsumen. Setiap stimuli yang menarik perhatian konsumen baik disadari atan tidak disadari, akan diinterpretasikan oleh konsumen. Dalam proses interpretasi konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan dalam waktu yang lama (long term memory) yang berhubungan dengan stimulus yang diterima. Informasi dalam long term memory akan membentuk konsumen untuk menginterpretasikan stimulus. Interpretasi itu didasarkan pengalaman penggunaan pada masa lalu, dan pengalaman itu tersimpan dalam memori jangka panjang konsumen. Satu masalah yang dihadapi oleh pemasar dari persepsi konsumen itu adalah konsumen menginterpretasikan stimulus yang sama secara berbeda. 2.4. Pengertian Merek Suksesnya suatu bisnis atau produk konsumen tergantung pada kemampuan target pasar dalam membedakan satu produk dengan produk yang lainnya. Merek adalah alat utama yang digunakan oleh pemasar dalam membedakan produk mereka dengan pesaing. Adapun definisi merek menurut para ahli adalah sebagai berikut : ”merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau disain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing.” Saladin (2007) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Menurut Kotler (2005) merek adalah sebagai berikut: “merek adalah suatu nama, istilah, tanda, symbol atau rancangan atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesain”. 2.4.1 Manfaat Merek Menurut Keller (dalam Tjiptono, 2005:20), merek berperan penting sebagai: 1. Sarana identifikasi untuk mempermudah proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi. 2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar (registered trade marks), proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta (copyrights) dan desain. Hak– hak properti intelektual ini memberikan jaminan bahwa perusahaan dapat berinvestasi dengan aman dalam merek yang dikembangkannya dalam meraup manfaat dari riset bernilai tersebut. 3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi dilain waktu. Loyalitas merek seperti ini menghasilkan predictability dan security permintaan bagi perusahaan dan menciptakan hambatan masuk yang menyulitkan perusahaan lain untuk memasuki pasar. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing. 5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik untuk yang terbentuk dalam benak konsumen. 6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang. Dari manfaat-manfaat merek tersebut dapat disimpulkan bahwa merek merupakan sarana identifikasi bagi konsumen untuk membedakan produk yang dimiliki perusahaan dengan produk pesaing, sehingga hal tersebut dapat mempermudah konsumen dalam mengingat produk tersebut. 2.4.2 Enam Tingkat Pengertian Merek Menurut Fandy Tjiptono (2005:2) merek memiliki enam tingkat pengertian merek, yaitu: 1. Atribut Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang terkandung dalam suatu merek. 2. Manfaat Selain dari atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Produsen harus dapat menerjemahkan atribut menjadi manfaat funsional maupun manfaat emosional. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 3. Nilai Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat menggambarkan siapa pengguna merek tersebut. 4. Budaya Merek juga mewakili suatu budaya tertentu. Misalnya, mercedes mewakili budaya Jerman yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien, dan selalu menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi. 5. Kepribadian Merek juga mewakili kepribadian, yaitu kepribadian bagi para penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian sipengguna akan tercermin dengen merek yang ia gunakan. 6. Pemakai Merek yang menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal. 2.5 Citra Merek (Brand Image) 2.5.1 Definisi Citra Merek (Brand Image) Konsumen cenderung untuk membentuk citra terhadap merek, toko, dan perusahaan didasarkan pada referensi mereka yang diperoleh dari penelitian pemasaran dan lingkungan. Dengan adanya citra dalam suatu merek dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 perusahaan maka perusahaan tersebut sudah berhasil dalam memperkenalkan produk tersebut kepada konsumen. Menurut Suprapto dan Limakrisna (2007) adalah sebagai berikut: “citra merek adalah apa yang konsumen pikir dan rasakan ketika mereka mendengar atau melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang konsumen pelajari tentang merek.” Sedangkan menurut Kotler(2007:346) citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. 2.6 Keputusan Pembelian 2.6.1 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Riset pemasaran telah mengembangkan model tingkat proses keputusan pembelian konsumen. Tahapan-tahapan dalam proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:184-190) dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” adalah sebagai berikut: a. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Lalu mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 b. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan.Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang ini mungkin mulai aktif mencari informasi antara lain dengan mencari bahan bacaan, menelpon, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. c. Penilaian (Evaluasi) Alternatif Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. d. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merekmerek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk memilih merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen mengambil lima sub keputusan yaitu merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Model pengambilan keputusan konsumen terdiri dari dua macam aktivitas setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat yaitu perilaku pembelian dan evaluasi setelah pembelian. Jika konsumen puas maka ia http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 mungkin mengulang pembelian. Pembelian ulang biasanya menandakan penerimaan akan produk. Bagi produk yang relatif tahan lama seperti komputer, pembelian yang dilakukan mungkin sekali menandakan produk tersebut diterima dengan baik oleh konsumen. 1) Pembelian Percobaan Ketika konsumen membeli suatu produk untuk pertama kalinya dengan jumlah yang lebih sedikit dari biasanya, pembelian ini akan dianggap suatu percobaan. Jadi, pembelian percobaan merupakan tahap perilaku pembelian yang bersifat penjajakan dimana konsumen berusaha menilai produk melalui pemakaian langsung. 2) Pembelian Ulang Jika suatu merek baru dalam kategori produk yang sudah mapan berdasarkan pembelian percobaan dirasakan lebih memuaskan daripada merekmerek lain, maka konsumen mungkin melakukan pembelian. Pembelian ulang biasanya menandakan bahwa produk memenuhi persetujuan konsumen dan bahwa ia bersedia memakainya lagi dalam jumlah yang lebih besar. e. Perilaku Pasca Pembelian Tingkat evaluasi setelah pembelian yang dilakukan para konsumen tergantung pada pentingnya keputusan produk dan pengalaman yang diperoleh dalam memakai produk tersebut. Jika produk tersebut berfungsi sesuai dengan harapan, konsumen mungkin akan membelinya lagi. Tetapi jika kinerja produk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 mengecewakan atau tidak memenuhi harapan, konsumen akan mencari berbagai alternatif yang lebih sesuai. Jadi, dalam evaluasi setelah pembelian, konsumen memberikan umpan balik seperti pengalaman terhadap psikologis dan membantu mempengaruhi keputusan yang berkaitan di waktu yang akan datang. Dalam tahap keputusan pembelian, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk memilih merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan keputusan pembelian, konsumen mengambil enam sub keputusan yaitu produk, pilihan merek, pilihan penyalur, jumlah pembelian, waktu pembelian dan metode pembayaran (Kotler dan Keller 2009:178) Psikologi Konsumen Konsumen Rangsangan Pemasaran Produk&jasa Rangsangan lainLain Ekonomi Harga Teknologi Distribusi Politik Komunikator Budaya Motivasi Proses Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian Pengenalan masalah Pilihan produk Pencarian informasi Pilihan merek Penilaian alternative Pilihan dealer Keputusan pembelian Jumlah pembelian Perilaku pasca-pembelian Saat yang tepat melakukan pembelian Persepsi Pembelajaran memori Karakteristik Konsumen Teknologi Budaya Politik Sosial Budaya Personal Metode pembayaran Gambar 2.1: Model Perilaku Konsumen (Kotler dan Keller, 2009:178) Tujuan promosi adalah memberikan yang memperkuat kesadaran dan pengetahuan tentang produk yang dipasarkan, untuk mendorong terjadinya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 peningkatan permintaan akan suatu produk dari konsumen,menambah keuntungan bagi perusahaan karena produk disukai konsumen sehingga volume penjualan meningkat, perusahaan dapat melakukan diferensiasi produk karena keuntungan meningkat, dapat menstabilkan volume penjualan. Selain itu, promosi juga berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan kesukaan konsumen dalam memilih produk suatu perusahaan, serta untuk memotivasi konsumen untuk mengambil tindakan positif yaitu melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. 2.7 Penelitian Terdahulu Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rina Nurhanifah. (2010) dengan judul Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Konsumen untuk Membeli Produk (Studi Pada Nivea Intensive Body Lotion Di FISIP Universitas Brawijaya). Hasil penelitian menunjukkan variabel Persepsi Konsumen (X) dan Keputusan Pembelian (Y) terdapat pengaruh yang signifikan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rr Anita Anggraeni (2012) dengan judul Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas dan Citra Merek Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Dampaknya Pada Pembelian Ulang (Studi Kasus: Pelanggan Majalah MIX di Jakarta Selatan). Hasil penelitian menunjukkan Citra Merek tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang menjadi citra dari Majalah Mix tidak dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 2.8 Rerangka Pemikiran Rerangka pemikiran dari pola hubungan variabel dapat digambarkan sebagai berikut: Model Penelitian Hubungan Antar Variabel Persepsi Konsumen (X1) Keputusan Pembelian (Y) Citra Merek (X2) Variabel Independen Variabel Dependen http://digilib.mercubuana.ac.id/