BAB 4 ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1. Analisa Kebutuhan Manajemen Pengetahuan Dengan Menggunakan TOWS Matrik. Untuk mengetahui apakah manajemen pengetahuan merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh PT. MLTP, analisa TOWS Matrik merupakan suatu alat yang dipakai untuk menyelidiki segala strategi yang dapat dipakai untuk mengatasi permasalahan yang ada. TOWS digunakan untuk menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang ada dalam PT. MLTP. TOWS matrik ini diharapkan akan dapat memberikan gambaran bahwa kelemahan dan kekuatan yang ada dapat dibentuk suatu strategi untuk dapat bersaing dalam berbisnis. Pada analisa TOWS ini dilakukan wawancara dengan direktur atau manajer serta melakukan observasi langsung di lapangan, untuk dapat lebih mengetahui apa kelemahan, kekuatan, peluang dan hambatan yang ada. Dengan interview dan observasi ini, maka ditemukan kekuatan dan kelemahan yang ada dalam PT. MLTP serta peluang dan hambatan yang dihadapi PT. MLTP. Dari hasil yang diperoleh, dapat dituliskan dalam TOWS matrik pada tabel 4.1. Kekuatan Kelemahan 1. Informasi mengenai jenis barang yang cukup lengkap 2. Memiliki human resource yang handal (Pemilik yang cukup disegani) 3. Berani mencarikan / supply barang yang sulit dicari oleh supplier lain Strategi SO Peluang 1. Pangsa pasar yang 1. Lebih meningkatkan pema-saran untuk masih luas mengambil pangsa 2. Masih banyak merek pasar yang ada. (S2, S3, yang belum memiliki O1, O4) keagenan di Indonesia 3. Dibukanya hubungan 2. Mencari barang-barang bu-atan Cina yang dapat dagang dengan Cina ber-saing di dalam 4. Banyak pabrik yang negeri (S1, O3) baru buka 3. Membuat suatu sumber in-formasi yang dapat dengan cepat dan mudah diakses (S1, O2, O3) Strategi ST Hambatan 1. Nilai tukar dollar yang 1. Mencari produk kelas “dua” yang lebih murah tinggi dan dapat diterima (S1, 2. Keadaan keamanan S3, T1) yang ti-dak stabil 3. Munculnya pesaing- 2. Merangkul para pemain baru untuk bekerja pesaing baru sama (S2, T3) 1. LTO yang tinggi 2. Hubungan antar personal kurang baik 3. Pemilik sebagai sumber in-formasi tidak berada di perusahaan (alasan kesehat-an) 4. Tidak memiliki suatu kea-genan 5. Informasi yang tersebar 6. Lambannya pelayanan Strategi WO 1. Membuat suatu manajemen pengetahuan untuk merebut pangsa pasar (W1, W2, W3, W5, W6, O1) 2. Mencari dan membuat per-janjian dengan merek ter-tentu untuk memperoleh kea-genan (W4, O2) 3. Memperbaiki workflow / ja-lur pelayanan terhadap pe-langgan (W6, O1) Strategi WT 1. Membentuk joint venture un-tuk mendapatkan ke-agenan (W4, T3) Tabel 4.1 TOWS Matrik pada bagian pemasaran PT. MLTP Dari hasil analisa dengan TOWS Matrik ini, maka telah ditemukan salah satu strategi yang akan dijalankan yaitu membuat suatu manajemen pengetahuan merebut pangsa pasar. untuk 4.2. Analisa Permasalahan Manajemen Pengetahuan Dengan Soft System Methodology (SSM). Setelah diketahui dan diambil keputusan bahwa akan ditempuh strategi untuk membentuk suatu manajemen pengetahuan agar dapat merebut pangsa pasar, maka dengan menggunakan Soft System Methodology (SSM) dapat menggambarkan lebih jelas permasalahan yang ada dan memberikan suatu konsep model baru untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Permasalahan yang timbul tidak hanya berasal dari sistem teknologi komputer saja, akan tetapi dapat timbul dari kultur perusahaan. Untuk itu dengan analisa SSM diharapkan dapat menganalisa seluruh permasalahan baik dari segi teknologi maupun sisi manajerial. 4.2.1. Tahap 1 dan 2 : Menemukan dan Menggali Permasalahan 4.2.1.1. Latar Belakang Perusahaan. Berawal dari sebuah toko keluarga kecil, kemudian menjadi CV.MA yang bergerak hanya dibidang kimia analisa sejak tahun 1983 dan pada tahun1988 membentuk PT yang dikenal dengan nama PT.VPP. Perusahaan ini bergerak dalam bidang kimia analisa ditambah dengan gelas laboratorium. Dengan adanya kemajuan usaha dan banyaknya jenis alat laboratorium lain yang belum dikembangkan, maka sebagian dari personalnya membuka sebuah PT baru pada tahun1998 yang jenis usahanya mirip, ditambah dengan beberapa jenis peralatan laboratorium baru. Perusahaan ini disebut dengan PT. MLTP. Perusahaan keluarga ini bergerak dalam bidang kimia. Produk yang dijual oleh PT. MLTP ini berupa bahan-bahan kimia baik bahan baku maupun peralatan yang digunakan untuk laboratorium. Produk-produk tersebut disupply baik dari dalam negeri maupun langsung dari luar negeri. Saat ini PT. MLTP terdiri dari beberapa divisi yang dapat digambar dengan gambar 4.1 Direktur Manajer Finacial Pemasaran Sistem Informasi Gudang Gambar 4.1. Susunan organisasi pada PT. MLTP 4.2.1.2. Permasalahan Yang Ada Pada Bagian Pemasaran. Mulai berdirinya hingga sekarang, PT. MLTP masih dapat hidup karena keahlian dari Direktur dan manajer. Keahlian tersebut adalah mengetahui banyak mengenai aneka ragam produk yang berhubungan dengan kimia dan laboratorium. Direktur PT. MLTP merupakan salah satu pendiri CV. MA, yang mana merupakan perusahaan awal sebelum PT. MLTP. Sejak 1 tahun belakangan ini, direktur sudah tidak aktif lagi dalam menjalankan perusahaan sehingga aset pengetahuan yang ada hilang terbawa olehnya. Kini perannya digantikan seorang manajer yang sudah cukup berpengalaman dalam bidang kimia, dimana sudah menjadi bawahan direktur ini sejak di PT. VPP. Permasalahan yang ada juga timbul dari human resource yang dimiliki PT. MLTP pada bagian pemasaran ini. Banyak pegawai yang belum memiliki pengetahuan yang mencukupi mengenai produk-produk yang dijual PT. MLTP. Disamping produknya yang beraneka macam, PT. MLTP selalu berusaha untuk memuaskan para pelanggannya dengan membantu mencarikan barang yang sulit dicari meskipun mereka tidak mengetahui jenis barang tersebut. PT. MLTP juga mengalami kesulitan dalam mencari orang yang cocok untuk menjadi sales atau pekerja pada bagian pemasaran. Sebab kultur dalam menjual yang berkembang saat ini bukanlah menjual barang yang ada / disimpan oleh perusahaan, tetapi barang-barang yang tidak disimpan oleh perusahaan. Sehingga diperlukan orang yang sudah berpengalaman dalam bidang ini. Selain sulit ditemukan orang yang cocok, perusahaan juga mengalami LTO (Labour Turn Offer) yang cukup tinggi. Kultur pelanggan yang dihadapi oleh perusahaan berbeda dengan perusahaan yang lainnya. Untuk melakukan suatu transaksi pembelian, pelanggan harus dapat dilayani / dipenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan, bila salah satu jenis barang saja seorang sales tidak mengetahuinya, maka transaksi pembelian tidak akan dilakukan oleh pelanggan. 4.2.1.3. Rich Picture Bagian Pemasaran Pada PT. MLTP. Pesan / Tanya barang ( harus melalui sales B ) Pelanggan B Member i Member i Tanya Informasi Kompute Cari Sales Tanya Informasi Sales Pesan / Tanya barang ( harus melalui sales Catalog Membe ri Catalog Membe ri Tanya Informasi Cari Komput Manaje Memberi penjelasa Internet Pelanggan A Tanya Informasi Membe ri Cari Komput Direktur Gambar 4.2. Situasi permasalahan pada bagian pemasaran PT. MLTP 4.2.2. Tahap 3 : Mendefinisikan “Root Definition” dari Sistem Yang Relevan Melihat permasalahan yang ada, maka dapat diambil “root definition”. Adapun “root definition” dari permasalahan yang ada : “Suatu sistem yang dapat membantu bagian pemasaran dan dapat menyimpan dan menyebarkan pengetahuan mengenai jenis-jenis produk guna memberikan pelayanan yang lebih cepat dan efektif kepada pelanggan” Dari “root definition” diatas, maka dapat ditentukan CATWOE : • Customer : para staf pemasaran dan pelanggan • Actor : para staf pemasaran • Transformation process : Pelayanan yang kurang baik dan lamaÆ Pelayanan yang lebih baik dan cepat kepada pelanggan • Weltanschauung : Pembuatan sistem yang baru dapat meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. • Owner : Direktur • Environmental constraints : Kultur para staf pemasaran 4.2.3. Tahap 4 : Membuat Konsep Model. Dari hasil yang diperoleh pada tahap sebelumnya, maka dapat digambarkan konsep model dari suatu sistem yang diinginkan. Konsep model yang dikembangkan memiliki beberapa modul : • Pengumpulan pengetahuan • Penyimpanan pengetahuan • Menyebarkan pengetahuan • Pencarian informasi • Pengelolaan dokumen • Berbagi pengetahuan Konsep model tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3. Tacit Knowledge Eksplicit Pengum -pulan pengeta h Pengelolaan Dokum Penyim -panan pengeta h Penyebaran pengeta h Berbagi pengetahuan Pencari an Informa i Mencari informasi Memperoleh Informasi yang Gambar 4.3 Konsep model yang diharapkan 4.2.4. Tahap 5 : Membandingkan Model Dengan Kenyataan. Tahap ini merupakan suatu tahap dimana model yang telah dikembangkan dibandingkan dengan kenyataan yang ada. Dengan cara melakukan pertanyaan, maka dibuat suatu matriks perbandingan antara konsep model yang diinginkan dengan kenyataan yang ada. Matrik perbandingan antara model dengan kenyataan dapat dituliskan pada tabel 4.2. 4.2.5. Tahap 6 : Tentukan Perubahan Yang Diinginkan. Melihat perbandingan antara konsep model yang ada dengan kenyataannya, perlu adanya beberapa perubahan yang harus dilakukan oleh PT. MLTP untuk bagian pemasaran. Beberapa perubahan tersebut berupa : - Merubah kebiasaan para staf pemasaran untuk dapat mandiri mencari pengetahuan mengenai suatu jenis barang baik yang diperoleh dari eksternal knowledge maupun internal knowledge. - Membuat manajemen dokumen yang terpusat sehingga terbentuk basis pengetahuan untuk bagian pemasaran. - Merubah paradigma manajer dan direktur bahwa aset pengetahuan yang dimilikinya bukan miliknya sendiri melainkan menjadi aset perusahaan. 4.2.6. Tahap 7 : Lakukan Tindakan Untuk Memperbaiki Sistem. Pada tahap ini, melakukan tindakan untuk memperbaiki sistem yang telah dirancang. Konsep model yang telah direncanakan dengan baik dijalankan / diimplementasikan oleh staf pemasaran. Siapa yang Bagaimana melakukan dijalankan aktifitas pada sistem tersebut ? yang berjalan ? Direktur dan Pengumpulan Ada. Hanya Dengan pengetahuan dilakukan oleh mencari data ma-nager internet direktur dan ma- dari dan meminta nager bro-sur dan katalog dari supplier Aktifitas Apakah ada pada sistem yang berjalan ? Bila berupa - Masingmasing doku-men maka disim- personil pan oleh pema-saran masing-masing - Manajer personil. Pengetahuan juga disimpan pada ke-pala masing-masing personil pe-masaran bila be-rupa informasi yang diperoleh melalui pembica-raan.. Tidak secara pengetahuan disenga-ja. yang diketahui --tidak disebarkan secara sengaja ke seluruh staf pemasaran. Penyimpanan Ada. Tetapi masih pengetahuan tersebar dan dimiliki secara perorangan Penyebaran pengetahuan Berbagi informasi --- --- --- Komentar Seharusnya pengetahuan dikum-pulkan oleh seseorang dari bagian pemasaran yang telah ditugaskan Penyimpanan pengetahuan seharusnya dilakukan secara terpusat agar tidak terjadi penduplikasian dokumen. Penyebaran pe-ngetahuan sebaik-nya dilakukan setiap ada informasi baru, sehingga seluruh staf siap menghadapi per-tanyaan atau ma-salah yang ada. Budaya untuk berbagi pengeta-huan Pencarian informasi Ada. Pengelolaan dokumen Tidak ada. harus lebih diterapkan. staf Dengan sistem Masih secara Seluruh manajemen pepe-masaran manual. ngetahuan Mencari pada dan ma-nager dapat mencari dokumen yang suatu interdapat pa-da formasi masing-masing dengan cepat. tempat penyimpa-nan dokumen. ----Banyak dokumen yang terduplikasi dan hilang. Tabel 4.2 Tabel perbandingan konsep model dengan sistem yang berjalan 4.3. Analisa Manajemen Pengetahuan Dengan Kerangka Manajemen Pengetahuan. Melihat kerangka manajemen pengetahuan, kita dapat mengidentifikasi pengetahuan apa saja yang akan menjadi basis pengetahuan pada bagian sales PT. MLTP ini. Untuk itu, dengan mengikuti kerangka manajemen pengetahuan yang biasa dipakai oleh Van der Spek dan de Hoog maka dapat mengidentifikasikan pengetahuan dan apa kegunaannya bagi perusahaan. Kerangka manajemen pengetahuan ini mencakup hingga sistem manajemen pengetahuan berjalan dalam perusahaan. Sebab pada tahapan akhir dilakukan analisa apakah manajemen pengetahuan yang telah berjalan tersebut benar-benar memberikan nilai tambah untuk perusahaan. 4.3.1. Konseptual. Aset pengetahuan yang berharga dalam membangun suatu manajemen pengetahuan perlu diidentifikasi secara jelas. Sehingga perusahaan tahu seberapa besar aset pengetahuan yang dimilikinya. Ada 5 isu penting dalam mengidentifikasikan aset pengetahuan: 1. Letak aset pengetahuan. Letak pengetahuan yang dimiliki oleh bagian sales PT. MLTP saat ini masih berada pada : - Dokumen, berupa brosur, katalog, buku manual, dll. - Personal, maksudnya pengetahuan yang ada pada para pekerja yang berhubungan dengan bagian sales seperti manajer, salesman dan staf pemasaran. - Internet - Program software. 2. Isi dari pengetahuan Isi dari pengetahuan tersebut dapat bermacam-macam. Pengetahuan tersebut dapat berupa : - Bentuk persamaan nama yang cukup bervariasi. - Dimana cara mendapatkan suatu barang apabila barang tersebut tidak siap tersedia oleh perusahaan - Fungsi dari suatu jenis barang - Cara penggunaan suatu jenis barang - Cara membuat suatu campuran bahan kimia. 3. Pemakaian pengetahuan Pemakaian pengetahuan tersebut digunakan untuk membantu para sales menjelaskan atau memakai suatu jenis barang. Selain kegunaan tersebut, pengetahuan yang ada juga berfungsi untuk memberikan pengetahuan kepada bagian pemasaran mengenai persamaan nama suatu barang dan tempat dimana barang tersebut diperoleh. 4. Bentuk pengetahuan tersebut Dari kegiatan yang dilakukan bagian pemasaran, pengetahuan yang ada masih tersebar pada masing-masing personal atau bagian. Bentuk dari pengetahuan tersebut adalah : - Dokumen, berupa kertas file, buku katalog, buku manual, file komputer, internet, dll. - Pemikiran, maksudnya masih berbentuk suatu pemikiran pada masing-masing personil dalam bagian sales PT. MLTP. 5. Pengaksesan Saat ini cara pengaksesan kedalam pengetahuan yang ada masih secara manual dengan mencari kedalam buku yang cukup menyita waktu. Selain itu, pengetahuan yang terdapat dalam kepala manajer diakses dengan cara bertukar pikiran apabila terdapat suatu kesulitan. Ironisnya hubungan dengan manajer lebih sering dilakukan karena terdapat suatu budaya, dimana lebih cepat berkonsultasi dengan manajer daripada mencari dalam dokumen yang sangat banyak dan tidak tahu harus memulai dari mana. Menyelesaikan masalah dengan berkonsultasi pada manajer lebih efektif dari pada mencari dalam dokumen yang ada. Tetapi disini terlihat bahwa kesibukan manajer bukan lebih terfokus pada strategi perusahaan tetapi masih mengurus secara langsung pekerjaan yang seharusnya dapat dilakukan oleh bagian sales. 4.3.2. Reflect (mencerminkan). Dalam analisa pengetahuan yang sesuai dengan kerangka manajemen pengetahuan Van der Spek dan de Hoog, memberikan analisa bagaimana peluang yang akan diperoleh bila menggunakan aset pengetahuan. Beberapa keuntungan yang akan diperoleh oleh PT. MLTP dengan menggunakan aset pengetahuan, antar lain : - Manajer dapat lebih terfokus pekerjaannya untuk menangani manajerial bukan membantu untuk mencarikan barang pada katalog atau internet. - Workflow untuk mencari tahu suatu jenis barang lebih cepat sehingga pelanggan tidak perlu menunggu terlalu lama. - Pengetahuan yang ada pada pegawai akan tersimpan dalam database pengetahuan sehingga apabila pegawai tersebut mengundurkan diri maka pengetahuan yang diketahui tidak akan hilang. - Pelanggan dapat dilayani oleh beberapa sales dengan melihat riwayat hubungan pelanggan. Dalam menggunakan pengetahuan ini, selain PT. MLTP memperoleh beberapa keuntungan PT. MLTP juga akan menghadapi rintangan. Rintangan-rintangan tersebut berupa : - Adanya suatu kebiasaan yang selalu bertanya kepada manajer sehingga sistem yang akan dirancang ada kemungkinan tidak akan berjalan. - Kesibukan yang dialami masing-masing personal sehingga tidak sempat untuk melakukan update pada dokumen. - Adanya kultur bahwa pengetahuan yang ada merupakan aset perusahaan, tetapi bukan aset para staf perusahaan, sehingga manajer maupun direktur takut untuk berbagi pengetahuan kepada para staf pemasaran. Melihat keuntungan dan hambatan yang akan dihadapi maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pengetahuan akan sangat bermanfaat untuk membantu penyebaran, pengaturan, dan penyimpanan pengetahuan agar dapat digunakan dalam mendukung bagian sales. 4.3.3. Tindakan. Dalam merencanakan pembuatan suatu sistem manajemen pengetahuan, perlu adanya rencana untuk melakukan tindakan agar mencapai keberhasilan. Melihat permasalahan yang ada, perlu direncanakan beberapa tindakan yang akan dilakukan, antara lain : - Memberikan penjelasan kepada para staf pemasaran mengenai pentingnya manajemen pengetahuan dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. - Mengumpulkan pengetahuan yang ada, baik yang berada dalam bentuk dokumen, brosur, dan katalog maupun yang berada dalam file komputer dan internet. Setelah merencanakan tindakan yang akan dilakukan, selanjutnya perlu adanya rencana bagaimana menggunakan aset pengetahuan tersebut. Aset pengetahuan tersebut akan dipakai untuk melayani kebutuhan informasi dari pelanggan maupun sesama staf. Selain itu sistem ini digunakan untuk saling berkolaborasi agar dapat melayani pelanggan tanpa harus berhubungan “satu-satu” (Satu pelanggan dilayani hanya oleh satu sales). Tindakan berikut yang harus dilakukan adalah merencanakan cara memonitor tindakan yang dilakukan dalam menggunakan aset pengetahuan. Pengetahuan yang telah dikumpulkan dari beberapa sumber, tidak seluruhnya harus diketahui oleh bagian pemasaran. Untuk itu perlu dilakukan kategori / pengelompokan untuk pengetahuan yang boleh atau tidak diakses oleh sales. Selain itu, untuk lebih meningkatkan pemakaian dan penyebaran pengetahuan, manajer sebaiknya melemparkan beberapa permasalahan untuk didiskusikan. Sehingga target untuk menyebarkan pengetahuan dan meningkatkan pengetahuan para sales diharapkan dapat tercapai. Tindakan lainnya untuk meningkatkan pemakaian aset pengetahuan ini, dapat dilakukan dengan memberikan bonus untuk para staf pemasaran yang aktif menggunakan sistem manajemen pengetahuan. 4.4. Perancangan Sistem Manajemen Pengetahuan. Dalam melakukan perancangan sistem dilakukan tahapan SDLC. Tahapan tersebut meliputi : perencanaan, analisa dan design. Perancangan sistem ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai sistem yang akan dijalankan. 4.4.1. Perencanaan. Pada tahap perencanaan, permasalahan yang ada digali hingga menjadi jelas permasalahan apa yang dihadapi. Dengan cara Interview dan observasi maka ditemukan permasalahan yang jelas. Dilihat dari permasalah yang dihadapi oleh bagian pemasaran pada PT. MLTP maka direncanakan untuk membuat suatu sistem yang dapat membantu dalam kegiatan pemasaran. Pada perencanaan ini, digunakan analisa TOWS untuk menemukan dan merencanakan strategi apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Setelah melihat hasil analisa dari TOWS matrik, maka diambil kesimpulan bahwa salah satu strategi yang dapat diambil untuk menyelesaikan permasalahan yang ada adalah membuat suatu manajemen pengetahuan. 4.4.2. Analisa. Setelah diambil keputusan bahwa akan dibuat suatu manajemen pengetahuan, maka selanjutnya menganalisa permasalahan. Untuk menganalisa permasalahan yang ada, digunakan metode SSM dan kerangka manajemen pengetahuan Van der Spek dan De Hoog. Dengan analisa SSM dapat diperoleh konsep model dari sistem yang diharapkan. Sedangkan dengan kerangka manajemen pengetahuan dapat dianalisa mengenai aset pengetahuan, dampak yang terjadi jika memakai manajemen pengetahuan, dan melakukan tindakan yang perlu untuk membangun suatu manajemen pengetahuan. Dari hasil analisa SSM dan kerangka manajemen pengetahuan, maka diperoleh bahwa PT. MLTP membutuhkan sebuah sistem manajemen pengetahuan. Selain sistem manajemen pengetahuan, PT. MLTP juga membutuhkan beberapa perubahan dalam segi kultur untuk menunjang sistem agar dapat bejalan. Untuk membuat sistem manajemen pengetahuan ini, dapat digunakan progam groupware seperti produk microsoft maupun lotus notes yang dapat menunjang sistem manajemen pengetahuan. Perubahan-perubahan kultural ini dapat didorong dengan inisiatif dari manajer. Tindakan yang dapat dilakukan untuk merubah kultur para staf pemasaran antara lain, dengan memberikan bonus kepada para pegawai yang aktif menggunakan sistem manajemen pengetahuan tersebut. 4.4.3. Design. Melihat hasil analisa yang diperoleh bahwa bagian pemasaran PT. MLTP membutuhkan suatu manajemen pengetahuan. Manajemen pengetahuan dapat membantu dalam proses pemasaran dan penyebaran pengetahuan. Perancangan manajemen pengetahuan tersebut merupakan suatu rancangan dengan digital dashboard. Rancangan digital dashboard dapat dilihat pada gambar 4.4. Dengan rancangan digital dashboard dapat dilihat bahwa terdapat 5 menu utama, yaitu : • Basis pengetahuan (Knowledge base) • Ruang diskusi • Pencarian • Kolaborasi • Sejarah jual-beli Peraturan Pemerintah Internet Buku Manual Brosur Katalog Perusahaan Eksternal Knowledge Internal Knowledge Knowledge Base Katalog Supplier Yellow Pages Sejarah penjualan barang Ruang Diskusi Digital D hb d Sejarah pelanggan Data pelanggan Komentar Sejarah Jual - Beli Pencarian Sejarah supplier Kolaborasi Komentar Personal Email outbox Email Inbox Email Email Perusahaan Inbox Email outbox Email Gambar 4.4 Rancangan digital dashboard Sejarah pembelian barang Data supplier 4.4.3.1. Knowledge Base. Pada menu knowledge base, merupakan suatu fasilitas untuk menyimpan, mengoreksi maupun mencari dokumen. Dokumen yang tersimpan terbagi atas 2 yaitu: - Internal knowledge : Dokumen yang menjadi pengetahuan yang dimiliki perusahaan. - External knowledge : Pengetahuan yang berasal dari luar yang perlu diketahui oleh perusahaan. Dokumen yang telah dimiliki oleh perusahaan akan disimpan kedalam knowledge base, diberi kategori dan dikelompokkan menjadi 1 directory. Seluruh internal dapat diakses oleh semua staf tetapi tidak dapat merubah atau menghapus. Tugas pembuatan dokumen yang berupa buku menjadi dokumen elektronik dilakukan oleh seorang staff yang khusus. Dengan menggunakan word processor seperti MS-Word, Dokumen diketik kemudian disimpan. Selain menggunakan word processor, dokumen juga dapat di-scan untuk mempercepat pekerjaan. Tetapi hasil dari scan biasanya tidak baik, perlu dilakukan editing agar menjadi baik. Hasil dari pembuatan dokumen diperiksa oleh manajer, kemudian disimpan kedalam knowledge base. Gambar 4.5 Tampilan layar internal knowledge base Untuk external knowledge, pengetahuan dapat diperoleh dengan bantuan internet. Pada dunia internet, banyak informasi yang dapat diperoleh dan sangat bermanfaat untuk menjadi aset pengetahuan. Fasilitas untuk memperoleh external knowledge, hanya dapat dijalankan oleh manajer. Selain menghindari pemakaian internet yang tidak diinginkan, manajer bertugas untuk mengumpulkan pengetahuan yang berasal dari luar untuk dijadikan aset pengetahuan. Gambar 4.6 Tampilan layar external knowledge base 4.4.3.2. Ruang Diskusi. Fasilitas ruang diskusi disediakan agar para staf dan manajer dapat saling bertukar pikiran. Dengan fasilitas ini, diskusi dapat terjadi tanpa ditentukan waktu. Maksudnya adalah kapan saja para staf dapat saling bertanya atau berhubungan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pada ruang diskusi ini terdapat fasilitas untuk menambah topik diskusi ataupun menanggapi suatu topik diskusi. Disamping itu juga ada fasilitas search untuk mencari suatu topik diskusi yang dibutuhkan. Gambar 4.7 Tampilan layar Ruang Diskusi Gambar 4.8 Tampilan layar untuk search topik diskusi 4.4.3.3. Pencarian. Gambar 4.9 Tampilan Layar untuk Pencarian Modul pencarian ini merupakan fasilitas pencarian yang lebih kompleks untuk mencari segala topik yang berhubungan dengan kata yang dicari. Dengan fasilitas ini, pencarian dilakukan pada setiap modul yang ada. Maksudnya bahwa dengan memasukan kata yang hendak dicari, pencarian akan pada email, dokumen, history, dan ruang diskusi. 4.4.3.4. Kolaborasi. Dengan fasilitas kolaborasi ini, digunakan untuk pada staf agar dapat saling berhubungan satu dengan lainnya. Melalui e-mail, mereka dapat saling mengirim pesan yang kira-kira perlu diketahui oleh orang yang bersangkutan. Fasilitas ini hanya untuk internal perusahaan saja. Sehingga kolaborasi hanya dapat dilakukan antar staf saja. Pada modul kolaborasi ini, terdapat email perusahaan. Fasilitas ini digunakan oleh manajer untuk memesan barang ataupun berkorespondensi dengan perusahaan lain. Korespondensi antar perusahaan ini dipisahkan dari personal e-mail bertujuan agar tidak ada staf yang dapat memesan barang secara pribadi dengan menggunakan fasilitas perusahaan. Gambar 4.10 Tampilan Layar Kolaborasi 4.4.3.5. Sejarah Jual-Beli. Pada modul sejarah, Terbagi atas 2 kelompok yaitu sejarah pelanggan dan sejarah supplier. Kedua modul tersebut hampir sama, hanya perbedaannya antara jual dan beli. Untuk pelanggan berarti seluruh data merupakan data penjualan perusahaan kepada pelanggan. Sedangkan untuk supplier, data tersebut merupakan data pembeliaan. Layar tampilan dapat dilihat pada gambar 4.10 dan 4.11. Gambar 4.10 Tampilan Layar Sejarah Penjualan Gambar 4.11 Tampilan Layar Sejarah Pembelian Pada modul sejarah ini, baik pelanggan maupun supplier, terdapat 4 fungsi yaitu : - Ranking barang, berfungsi untuk memberitahukan kebiasaan pelanggan membeli barang kepada perusahaan atau kebiasaan perusahaan membeli barang kepada supplier. - Data pelanggan, digunakan untuk mencari nama pelanggan serta menampilkan data yang dimilikinya seperti alamat, nomor telepon, berhubungan dengan, dll. - Komentar, Fungsi ini bertujuan untuk memberikan komentar mengenai pelanggan atau supplier tersebut. Selain itu juga dapat menuliskan mengenai kegiatan terakhir, diskon, dll. - Statistik, Fungsi ini menampilkan diagram harian, bulanan atau tahunan dimana telah disepakati mengenai interval waktunya. Misalnya bila dipilih harian, maka ditampilkan diagram dengan data penjualan 30 hari sebelumnya hingga hari ini. Atau dengan bulanan menampilkan 6 bulan sebelumnya.