EL-VIVO Vol.1, No.1, 2013 (hal 45 – 54), September 2013 ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id STUDI MORFOLOGI DAN ANATOMI PADA TANAMAN Capsicum annuum L. TERINFEKSI VIRUS DI DAERAH EKS KARESIDENAN SURAKARTA Liss Dyah Dewi Arini 1, Suranto 2, Edwi Mahajoeno 3 1 2 3 Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS Dosen Pembimbing I Program Studi Biosain Pascasarjana UNS Dosen Pembimbing II Program Studi Biosain Pascasarjana UNS ( e-mail: [email protected] ) ABSTRAK - Cabai besar atau Capsicum annuum L. merupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. C.annuum L. tumbuh baik di tempat berkelembaban sedang sampai tinggi dan bersuhu 18-300C dengan curah hujan tahunan 600-1.250 mm dan membutuhkan sinar matahari penuh. Tujuan penelitian ini adalah menguji ada tidaknya perbedaan ciri morfologi, anatomi dan pola pita isozim pada tanaman C.annuum L. yang terinfeksi virus di wilayah eks-karesidenan Surakarta, yang meliputi 6 kabupaten, yaitu Karanganyar, Sukoharjo, Sragen, Boyolali, Klaten dan Wonogiri. Metode yang digunakan untuk menguji ciri morfologi dengan pengamatan organ tanaman yang meliputi batang, daun, bunga, buah dan biji, sedangkan uji anatomi menggunakan metode parafin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa C.annuum L. mempunyai perbedaan baik ciri morfologi maupun anatomi antara tanaman sehat dan yang terinfeksi virus. Ciri morfologi pada daun dan buah, daun sehat berwarna hijau tua dan berukuran besar, sedangkan daun terinfeksi virus berwarna kuning dan berukuran kecil serta buah sehat berukuran besar dengan warna merah, sedangkan buah terinfeksi virus berukuran kecil dan warna merah kecokelatan; untuk organ lain perbedaan terletak pada ukuran. Perbedaan karakter anatomi pucuk batang sehat dan terinfeksi virus terletak pada susunan sel dan pewarnaan safranin, dimana sel tanaman sehat berukuran besar-besar, longgar dengan intensitas pewarnaan lebih lemah, sedangkan tanaman sakit sel-selnya berukuran kecil-kecil, rapat dan pewarnaan lebih tebal. Indeks similaritas pada tanaman terinfeksi virus lebih kecil dibandingkan dengan tanaman sehat. Kata Kunci : C.annuum L., virus, morfologi, anatomi PENDAHULUAN RI, 2011). Luas panen cabai pada tahun C.annuum L. (cabai besar) merupakan 2009 jenis produktivitas sayuran yang ekonomi tinggi. Indonesia pada mempunyai Produksi tahun nilai cabai 2006 di adalah 233.904 sebesar ha dengan 5.89 ton/ha, sedangkan luas panen cabai pada tahun sebesar 2010 adalah 237.105 ha dengan 1.185.057 ton, namun pada tahun 2007 produktivitas sebesar 5,60 ton/ha. Ini terjadi berarti terjadi penurunan produktivitas penurunan produksi menjadi 1.128.792 ton. Produksi cabai kemudian sebesar meningkat pada tahun 2008 dan 2009, Menurut Purwati et al (2000), potensi yaitu 1.153.060 dan 1.378 727 ton, tetapi produktivitas mengalami mencapai 12 ton/ha. Hal ini menunjuk- penurunan kembali pada tahun 2010 menjadi 1.328.864 ton (BPS 45 0,29 ton/ha (BPS RI, 2011). tanaman cabai dapat EL-VIVO Vol.1, No.1, 2013 (hal 45 – 54), September 2013 ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id kan bahwa produktivitas cabai nasional menganalisa masih belum optimal. mengelompokkan tumbuhan tidak hanya Salah satu kendala utama rendahnya produktivitas cabai nasional keragaman dan berdasarkan karakter morfologi tetapi tersebut juga diperkuat dengan karakter non disebabkan oleh infeksi virus tanaman. morfologi, seperti karakter genetik atau Penyakit mosaik yang disebabkan oleh molekuler seperti pola pita isozim. virus merupakan salah satu faktor Pada studi tentang morfologi, pembatas penting dalam budidaya cabai. anatomi dan pola pita isozim tanaman Beberapa macam virus telah dilaporkan cabai khusus-nya terinfeksi di wilayah dapat menyerang berbagai kultivar cabai eks karesidenan Surakarta belum pernah di 1994; dilakukan, oleh karena itu makalah ini Suryaningsih dkk., 1996). Dari sekian dapat memberikan informasi keragaman banyak virus yang menyerang tanaman tanaman sekaligus sebagai sumber data cabai, empat virus penting di antaranya yang berguna untuk kepentingan pe- yaitu cucumber mosaic virus (CMV), chilli muliaan tanaman dan koleksi plasma veinal mottle virus (ChiVMV), potato virus nutfah Y (PVY) dan tobaco mosaic virus (TMV) manusia. Indonesia dapat (Duriat menyebabkan et al., timbulnya bagi pemenuhan kebutuhan gejala mosaik Gejala penyakit pada tanaman BAHAN DAN METODE cabai berupa bercak kuning di sekitar A. Alat dan Bahan tulang daun, tulang daun menebal dan Alat dalam penelitian ini adalah buku helai daun menggulung ke atas (cupping). Morfologi Tumbuhan Gejala Gembong Tjitrosoepomo lanjut menunjukan daun-daun karangan (2006) muda menjadi kecil-kecil, helai daun sebagai buku penunjang, alat tulis, berwarna kuning cerah atau hijau muda penggaris, berseling plastik, kertas label, silet/pinset, pisau dengan warna kuning dan pisau, kamera, cerah, akhirnya tanaman kerdil (Sulandari mikrotom, et al., 2004). binokuler, pipet tetes, gelas benda, Di eks karesidenan Surakarta dan sekitarnya seperti gelas Kabupaten dan Wonogiri ada penutup, tissue, mikroskop kertas dan bolpoin. Karanganyar, Sukoharjo, Sragen, Klaten, Boyolali bejana, kantong Bahan, yang digunakan adalah banyak tanaman C.annuum L. meliputi batang, varietas cabai lokal yang ditanam oleh daun, bunga, buah dan biji; sayatan petani. Varietas lokal tersebut mem- penampang punyai keragaman morfologi berbeda- meliputi (PL) pucuk batang dan daun, beda. Damayanti et al (2005) menyebut- safranin 1%, gliserin, aquades. kan pendekatan taksonomi modern yang 46 melintang anatomi EL-VIVO Vol.1, No.1, 2013 (hal 45 – 54), September 2013 B. Pengambilan Sampel Pengambilan dengan didapatkan ditulis pada tabel yang sampel mengambil ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id morfologi, batang, telah dibuat. daun, bunga, buah dan biji C.annuum L. 2. Pengamatan anatomi Pembuatan preparat anatomi dengan Dilaksanakan mengambil bagian pucuk batang dan Biologi FMIPA UNS dengan meng- daun. Pengamatan pola pita isozim gunakan sampel yang berumur 3-4 dengan bulan. mengambil bagian C.annuum L. Sampel daerah eks meliputi: daun diambil karesidenan Karanganyar, dari di laboratorium a. Pembuatan preparat irisan me- Surakarta, lintang Sukoharjo, Pembuatan Sragen, Boyolali, Klaten dan Wonogiri. gunakan preparat metode meng- embedding (paraffin). b. Pembuatan preparat stomata Pembuatan preparat stomata dengan membuat sayatan permukaan daun sisi abaksial. Permukaan abaksial diolesi cat kuku pada luasan 1 cm2. Setelah ditunggu 5 menit, selotip di- kelupas. Selotip dan cat kuku Gambar 1. Peta lokasi pengambilan sampel yang menempel diberikan pada tanaman cabai terinfeksi virus di daerah eks gelas karesidenan Surakarta benda dan diamati. indeks stomata Keterangan : 1. Sragen; 2. Karanganyar; 3. Perhitungan Wonogiri; 4. Sukoharjo; 5. Klaten; 6. menurut Sass (1958) dihitung Boyolali dengan rumus: S/E + S x 100 (Sass, 1958). C. Penelitian di Laboratorium Dimana, jumlah epidermis (E) 1. Pengamatan morfologi dan stomata (S). Sampel yang digunakan berumur 34 bulan, meliputi batang, daun, buah, bunga dan biji, c. Pengamatan preparat diamati Parameter struktur anatomi langsung sebanyak 5 kali ulangan, pucuk batang meliputi bentuk lalu dirata-rata. Sampel diambil di 6 dasar kabupaten dan diambil gambarnya hypodermis dan tipe pembuluh; dengan kamera digital. Data yang sedangkan pada daun meliputi batang, epidermis, pola ikatan pembuluh, epidermis, 47 EL-VIVO Vol.1, No.1, 2013 (hal 45 – 54), September 2013 jaringan palisade dan ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id tipe stomata. D. Analisa Data 1. Data Morfologi: analisa morfologi ditabulasikan untuk menghasilkan data kualitatif dan kuantitatif berdasarkan variabel. Data yang diperoleh diberi tanda (ciri morfologi yang terobservasi). Gambar 3. Hasil perbandingan observasi lapangan helaian daun C.annuum L. sehat (atas) dan terinfeksi virus (bawah) dari daerah eks karesidenan Surakarta (a) Karanganyar, (b) Sukoharjo, (c) Sragen, (d) Boyolali, (e) Klaten, (f) Wonogiri 2. Data anatomi: pengamatan anatomi pucuk batang dan daun, preparat difoto secara mikroskopis, kemudian disajikan dalam bentuk Hasil gambar dan hasilnya dibandingkan. pengamatan karakter morfologi C.annuum L. sehat dan sakit di eks karesidenan Surakarta terdapat HASIL DAN PEMBAHASAN perbedaan yang nyata. Adapun per- A. Karakter morfologi Ke enam bedaan tanaman sehat dan sakit yang C.annuum L. dari eks meliputi batang, daun, bunga, buah karesidenan Surakarta yang diteliti (Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo, Klaten dan dan biji disajikan pada tabel 1. Sragen, Tabel 1. Hasil perbandingan uji morfologi di lapangan pada C.annuum L. sehat dan sakit yang meliputi batang, daun, bunga, buah dan biji Wonogiri) memiliki habitus berbeda walaupun No Karakter Hasil morfologi Sehat Sakit ada persamaannya. 1 Diameter 1,10 0,50 Cm/gr 0,60 Cm/gr batang 1,20 Kra Sh Sk Skh Sh Sk Sh Lokasi sampel Srg Byl Sk Sh Sk Lebar daun Sk Wgr Sh Sk 1,30 2 Klt Sh 2,40 1,00 2,80 1,20 3,00 1,30 1,50 1,60 3 (a) (b) Gambar 2 (a) C.annuum L. sehat (b) C.annuum L. terinfeksi virus 4 5 8,50 6,30 8,60 6,40 8,70 6,50 9,00 6,60 Panjang tangkai daun 2,30 0,30 2,50 0,40 Panjang tangkai bunga 0,90 0,10 1,10 0,15 Panjang daun 7 8 48 Panjang kelopak bunga Panjang mahkota bunga Warna tangkai bunga 1,20 0,30 0,50 0,40 0,60 0,50 0,70 0,60 0,80 0,70 1,00 0.80 1,10 Hijau muda Hijau tua 3,00 1,50 6 EL-VIVO Vol.1, No.1, 2013 (hal 45 – 54), September 2013 9 Ukuran buah 1,90 0,70 2,09 0,80 2,70 0,90 3,10 1,00 Panjang biji 11 Lebarbiji 0,30 0,30 0,40 0,40 0,10 0,30 0,20 0,004 0,004 Berat biji 0,006 0,006 kan ini menunjukkan Karakter anatomi mempunyai lebih hijau tua berubah berwarna dengan kuning/hijau dibandingkan Sifat karena ini dengan tidak adanya sifat banyak perbedaan tempat hidup (Simpson, 2006). PL Pucuk Batang Keseluruhan Sehat Sakit panjang 8-9 cm, sedangkan pada daun sakit stabil morfologi. bahwa berbeda, pada daun dan buah. Daun berwarna kerusakan B. Karakter Anatomi morfologi C.annuum L. sehat dan sakit sehat tingkat meskipun seluruhnya berkisar 50%. Keterangan : = karakter morfologi yang terobservasi Kra : Karanganyar, Skh : Sukoharjo Srg : Sragen, Byl : Boyolali Klt : Klaten, Wgr : Wonogiri sh : sehat, sk: sakit Hasil bahwa C.annuum L. paling parah pada Klaten, 0,010 0007 0,013 47,92%; 0,005 0,005 Sragen Wonogiri 49,99%. Jadi dapat disimpul- 0,20 50,73%; Boyolali 51,03%; Klaten 61,89% dan 0,50 12 Sukoharjo 3,80 10 didapatkan DI, Karanganyar 52,73%; ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id PL Pucuk Batang Bagian Tepi Sehat Sakit muda dengan panjang ±6cm. Buah sehat berwarna merah dan besar, sedangkan buah sakit berwarna merah (a) (a) (a) (a) (b) (b) (b) (b) (c) (c) (c) (c) (d) (d) (d) (d) (e) (e) (e) (e) (f) (f) (f) (f) ke- cokelatan dan kecil-kecil. Pada umumnya tanaman sehat tumbuh ± 1 tahun dan tumbuh besar dan dapat dipanen ±20 kali, sedangkan tanaman sakit umurnya pendek, tumbuh kerdil, dan produksi menurun (gagal panen). Oleh karena itu jika ditemukan tanaman sakit sebaiknya langsung di-buang karena kemungkinan akan menulari Gambar 4. Penampang melintang pucuk batang C. annuum L. Sehat dan sakit Keterangan : A : Karanganyar; B : Sukoharjo; C : Sragen; D : Boyolali; E : Klaten; F : Wonogiri tanaman sekitarnya sangat besar. Dari hasil observasi di lapangan, didapatkan hasil dari perhitungan Insidence Indeks (DI), yaitu tingkat keparahan tanaman terinfeksi virus Hasil dibandingkan dengan jumlah seluruh pengamatan karakter anatomi C.annuum L. sehat dan ter- tanaman. Tanaman yang terobservasi infeksi 49 virus terdapat adanya EL-VIVO Vol.1, No.1, 2013 (hal 45 – 54), September 2013 keragaman. C.annuum bagian Adapun L. sehat pucuk keragaman yang batang Struktur anatomi C.annuum L. sehat meliputi dan dan sakit terdapat persamaan bentuk daun dasar batang, keberadaan epidermis, disajikan pada tabel 2, 3 dan 4. hypodermis, tipe pembuluh, bentuk parenkim dan tipe stele. Kristal pada Tabel 2. Perbedaan anatomi pucuk batang sehat dan sakit C.annuum L. di eks karesidenan Surakarta Karakter jaringan pada Pucuk batang Sehat Sakit besar-besar kecil-kecil longgar rapat lemah kuat Ukuran sel pada jaringan Susunan sel Hasil pewarnaan safranin Kra Skh Srg Byl Klt Segi enam Segi enam Segi enam Segienam Segi enam Segi enam Epidermis batang Ada Ada Ada Ada Ada Ada Hypodermis Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tipe pembuluh Bikolateral Ada Bikolateral Bikolateral Bikolateral Bikolateral Bikolateral Bentuk parenkim Polyhedral Polyhedral Polyhedral Polyhedral Polyhedral Polyhedral Keberadaan kristal Ada Ada Ada Ada Ada Ada Eustele Eustele Eustele Eustele dalam parenkim Tipe stele Eustele bagian Bentuk dasar batang Segi enam Epidermis Hipodermis Ada Ada ada Tidak Skh Srg Byl sama-sama Tipe bikolateral di sebelah dalam). Bentuk parenkim tanaman sehat dan sakit polyhedral dan tipe stele tanaman sehat dan sakit adalah eustele. Karakter anatomi uji digunakan sebagai karakter pokok untuk identifikasi kelompok tanaman secara umum (Singh,1999). Tabel 4. Hasil pengamatan karakter anatomi pucuk batang spesies C.annuum L. terinfeksi virus di eks karesidenan Surakarta Kra sehat. bagian floem di sebelah luar dan satu Keterangan : Kra : Karanganyar Skh : Sukoharjo dalam parenkim Srg : Sragen Byl : Boyolali Klt : Klaten Wgr : Wonogiri Karakter L. terdapat bagian xylem di tengah serta satu Pancar Eustele C.annuum hanya (berkas pengangkut terdiri atas satu Wgr Bentuk dasar parenkim pembuluh Tabel 3. Hasil pengamatan karakter anatomi pucuk batang spesies C.annuum L. sehat di eks karesidenan Surakarta Karakter ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id Klt Karakter lain yang diamati adalah daun. Daun merupakan bagian penting Wgr Segi enam Segi enam Segi enam Segi enam Segi enam Ada Ada Ada Ada Ada tumbuhan terdapat dimana didalamnya struktur anatomi yang digunakan sebagai dasar Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tipe pembuluh Bikolateral Bikolateral Bikolateral Bikolateral Bikolateral Bikolateral Bentuk parenkim Polyhedral Polyhedral Polyhedral Polyhedral Polyhedral Polyhedral Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada klasifikasi. Secara morfologi bentuk Eustele Eustele Eustele Eustele Eustele Eustele daun Keberadaan kristal banyak dalam parenkim Tipe stele dalam parenkim Keterangan : Kra : Karanganyar Skh : Sukoharjo Srg : Sragen Byl : Boyolali Klt : Klaten Wgr : Wonogiri hampir Perbedaan sama yang adalah pada ukuran. Pucuk batang sehat C.annuum L. memiliki ukuran sel pada jaringan yang lebih besar dan tersusun rapat serta hasil pewarnaan pada safranin lebih lemah daripada pucuk batang yang terinfeksi virus (ukuran sel kecilkecil dan tersusun rapat) serta hasil pewarnaan pada safranin lebih kuat. 50 yaitu cukup lanset. mencolok EL-VIVO Vol.1, No.1, 2013 (hal 45 – 54), September 2013 Sehat ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id bentuk Sakit dan kepadatan stomata (Gambar 6). (a) (a) (b) (e) Tabel 5. Perbedaan anatomi daun sehat dan sakit C.annuum L. di eks karesidenan Surakarta Karakter Pucuk batang Sehat Sakit tersusun longgar tersusun rapat tebal dan besar tipis dan kecil (lemah kuat Jaringan palisade Mesofil (c) (c) (d) (d) (e) (e) (f) Hasil pewarnaan safranin Tabel 6. Ringkasan pengamatan karakter anatomi daun sehat C. annuum L. di eks karisidenan Surakarta (f) Gambar 5. Penampang melintang daun C. annuum L. sehat dan sakit Karakter Kra Skh Srg Epidermis berkutikula, berpapila berkutikula berpapila Berkutikula Berkutikula berpapila berpapila Byl Klt berkutikula berkutikula berpapila berpapila Wgr Jaringan palisade longgar longgar longgar longgar longgar longgar Jaringan bunga karang tidak berongga tidak berongga tidak berongga tidak berongga tidak berongga tidak berongga Tipe stomata anisositik anisositik anisositik anisositik anisositik anisositik Keterangan : Kra: Karanganyar; Skh: Sukoharjo; Srg: Sragen; Byl: Boyolali; Klt: Klaten; Wgr: Wonogiri Keterangan : (a) Karanganyar; (b) Sukoharjo; (c) Sragen; (d) Boyolali; (e) Klaten; f) Wonogiri Tabel 7. Ringkasan pengamatan karakter anatomi daun terinfeksi virus C. annuum L. di eks karisidenan Surakarta Dari gambar 4 terlihat bahwa daun Karakter Kra Skh Srg Klt Wgr sehat C.annuum L. jaringan palisade- Epidermis berkutikula, berpapila berkutukula berpapila Berkutiku berkutikula, la berpapila berpapila berkutikula, berpapila berkutikula berpapila nya tersusun longgar, mesofilnya tebal Jaringan palisade rapat rapat rapat rapat rapat rapat Jaringan bunga karang tidak berongga tidak berongga tidak berongga tidak berongga tidak berongga tidak berongga Tipe stomata anisositik anisositik anisositik anisositik anisositik anisositik dan hasil pewarnaan safranin tampak lebih muda (lemah) Keterangan : Kra: Karanganyar; Skh: Sukoharjo; Srg: Sragen; Byl: Boyolali; Klt: Klaten; Wgr: Wonogiri dibandingkan dengan daun yang sakit, yaitu jaringan palisadenya tersusun rapat, mesofil- Daun nya lebih tipis dan hasil pewarnaan hasil dimana pucuk pada pucuk sehat C.annuum L. hasil pewarnaan safranin tampak lebih lemah safranin lebih kuat. Hal ini serupa dengan Byl (merah muda) dibandingkan dengan batang daun yang sakit (kuat). Hal ini serupa hasil dengan hasil pada pucuk batang dimana pewarnaan safraninnya lebih muda pucuk batang sehat hasil pewarnaan (lemah) dibandingkan dengan pucuk safraninnya lebih lemah dibandingkan batang sakit (lebih kuat). dengan pucuk batang sakit. Tanaman batang sehat Hasil pengamatan anatomi daun sakit sel-selnya terlihat menyempit dan C.annuum L. sehat dan terinfeksi virus kecil-kecil karena aktivitas membelah disajikan pada tabel 4, 5 dan 6. Selain berlebih, pembentangan sel terganggu penampang lintang daun, juga diamati dan metabolismenya juga terganggu. Tumbuhan yang terkena infeksi virus mengalami gangguan di dalam 51 EL-VIVO Vol.1, No.1, 2013 (hal 45 – 54), September 2013 ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id produksi metabolitnya, salah satunya Dias, et al dan Wahua, C., et al diketahui diakibatkan bahwa karena produksi klorofil genus Capsicum memiliki yang menurun. Jaringan daun tanaman jaringan mesofil yang tebal, besar dan tersusun atas jaringan epidermis atas tersusun dan bawah, jaringan mesofil (daging menyerap warna pada saat pewarnaan daun) yang tersusun atas palisade dan sel bersifat lemah (warna muda). Hasil bunga penelitian G.B. Dias dan Wahua, C., ini karang. Epidermis permukaan atas dilanjutkan ke dan menutupi bawah epidermis daun utama fotosintesis. tempat Lapisan Hasil pengamatan pucuk batang dan terjadinya daun cabai sehat dan sakit menunjukkan me- respon yang berbeda. Perbedaan ini rupakan bagian dari daun yang paling menunjukkan banyak dan mempertahankan ber- fisiologis mengandung merupakan bagian kloroplas, yang paling kemampuan C.annuum L. pada penelitian ini. batang, palisade serta sama persis dengan hasil anatomi daun sedangkan lapisan mesofil merupakan daerah longgar reaksi tanaman tanaman dalam keseimbangan terhadap tekanan pengaruh terhadap produk fotosintesis yang diberikan oleh lingkungan. Akan (Siregar, 2005). Penelitian anatomi pucuk tetapi tidak ditemukan kelainan srtuktur batang dan daun yang terinfeksi virus anatomi antara tanaman sakit dengan belum pernah dilakukan, tetapi mirip kontrol (sehat). dengan penelitian dari Roziaty (2009) Pada beberapa penelitian, indeks tentang struktur anatomi daun Angsana stomata digunakan sebagai pembeda yang terpolusi udara, yang hasilnya pada tingkat spesies (Hidayat, 2009). Indeks irisan melintang daun Angsana yang stomata daun adalah jumlah stomata terkena paparan asap pabrik menunjuk- total dibandingkan dengan jumlah sel kan jaringan penyusun daun mengalami epidermis perbedaan (jaringan mesofilnya rusak), jumlah stomata. yaitu terjadi penurunan daun ditambah ketebalan jaringan palisade dan bunga karang. Sehat Sakit (a) (a) (b) (b) (c) (c) (d) (d) (e) (e) Siregar (2005) mengemukakan bahwa kerusakan tanaman umumnya terjadi pada jaringan mesofil. Penelitian luar negeri yang terkait dengan penelitian anatomi daun C.annuum L. adalah penelitian (Dias, et al, 2013) tentang karakterisasi spesies Capsicum menggunakan data anatomi di Brazil dan (Wahua, C., et al, 2013) tentang anatomi daun C.annuum L. dan C.frutescens di Nigeria. Dari penelitian 52 dengan EL-VIVO Vol.1, No.1, 2013 (hal 45 – 54), September 2013 ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan (f) (f) 1. Berdasarkan Gambar 6. Stomata daun sehat dan sakit variasi morfologi C.annuum L. sehat dan sakit dari Capsicum annuum L. daerah Keterangan : (a) Karanganyar (b) Sukoharjo (c) Sragen (d) Boyolali (e) Klaten (f) Wonogiri eks karesidenan Surakarta terdapat perbedan pada daun dan buah, untuk bagian lain perbedaan Tabel.8. Indeks stomata daun sehat pada spesies C. annuum L. No 1 2 3 4 5 6 Spesies pada ukuran. 2. Berdasarkan analisis karakter anatomi Indeks Stomata sehat (%) sakit 33,75 29,16 34,61 21,42 38,46 26,66 40,42 28,57 45,23 16,00 44,44 30,00 C.annuum Karanganyar C.annuum Sukoharjo C.annuum Sragen C.annuum Boyolali C.annuum Klaten C.annuum Wonogiri pada pucuk batang serta daun sehat dan sakit terdapat perbedaan pada ukuran dan susunan sel pada jaringan serta pewarnaan safranin, dimana sel Hasil perhitungan dari presentase pada tanaman sehat berukuran besar- indeks stomata (Tabel 8), menunjukkan besar, bahwa pada C.annuum L. sehat memiliki banyak tanaman tanaman dikarenakan normal, sehat lebih dan pewarnaan lebih tebal. Indeks lebih stomata tanaman sakit lebih kecil pertumbuhan sedangkan pewarnaan sel-selnya berukuran kecil-kecil, rapat kan tanaman sakit, hal ini berarti jumlah pada dan muda, sedangkan pada tanaman sakit indeks stomata lebih besar dibandingstomata rapat dibandingkan dengan tanaman sehat. pada tanaman sakit jumlah stomatanya lebih Saran sedikit karena infeksi virus menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu 1. Perlu dilakukan penelitian morfologi sehingga produksi metabolitnya juga lebih lanjut guna mendukung data terganggu. Hasil pengelompokan ber- morfologi. 2. Perlu dilakukan penelitian anatomi dasarkan indeks stomata pada penelitian ini mempunyai persamaan lebih dengan lanjut dengan menggunakan penelitian anatomi Angsana yang ter- bagian lain. Pengamatan anatomi perlu papar polusi udara yang dilakukan oleh ketelitian lebih tinggi karena sedikit Roziaty kesalahan dalam pembuatan sediaan (2009), yang menunjukkan bahwa stomata yang terpapar polusi berpengaruh pada hasil pengamatan. jumlahnya lebih sedikit dibandingkan stomata tanaman normal. 53 EL-VIVO Vol.1, No.1, 2013 (hal 45 – 54), September 2013 DAFTAR PUSTAKA Artlip, T.S., and E.A.Funkhouser. 1995. Protein Synthetic Responses to Enviromental Stresses. In M. Pessarakli (Ed). Handbook of Plant and Crop Physiology. Marcel Dekker, Inc., New York. Hal : 627644 Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia. 2011. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Cabai, 2009-2010. Jakarta. Damayanti, S.D., A. Purwantoro, dan E. Sulistyaningsih. 2005. Analisis Kariotipe Beberapa Kultivar Aglonema. Agrosains, 18 (4): 395408. Dias, V.M. Comes dan T.M.S. Maes. 2013. Characterization of Capsicum Spesies using Anatomical and Molecular Data. Genetics and Molecular Research. ISSN: 16765680. Duriat, A.S dan S. Sastrosiswojo. 1994. Makalah Pada Seminar Agribisnis Cabai, Jakarta 27-28 Juli 1994: Pengendalian Hama Penyakit Terpadu Pada Agribisnis Cabai. Bali Penelitian Hortikultura Lembang. Bandung Hidayat T, Kusdianti, 2009. Stomata Diversification and Phylogenenetic Analysis of 13 Species of Family Euphorbiaceae sensu lato.Biodiversitas.10(1): 22. Purwati, E., Jaya B., dan Duriat A.S. 2000. Penampilan beberapa varietas cabai dan uji resistensi terhadap penyakit virus kerupuk. J .Hort 10 (2) : 88-94. Roziaty, E. 2009. Kandungan Klorofil, Struktur Daun Angsana (Pterocarpus indicus) dan Kualitas Udara Ambien di Sekitar Industri PT. PUSRI di Palembang. Bogor: Program Pascasarjana Institut Teknik Bogor. Htm (Juni 2013). Sass, E. 1958. Botanical Microtechnique. Lowa State Collage Press. Ames, Lowa : USA. Simpson, Michael G. 2006. Plant Syatematic. Elsevier Science Publisher: Amsterdam. Singh G. 1999. Plant Systematics. USA: Science Publishers Inc. ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id Siregar, EBM. 2005. Pencemaran Udara Respon Tanaman Dan Pengaruhnya Pada Manusia (tesis). Medan : Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Http://www.pascausu.ac.id. Htm (Juni 2013). Steenis, C.G.G.J. van. 2006. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Cetakan Kedua Belas. (diterjemahkan oleh Moeso Surjowinoto, dkk). Pradnya Paramita, Jakarta. Sulandari, S. 2004. Karakterisasi Biologi, Serologi dan Analisis Sidik Jari DNA Virus Penyebab Penyakit Daun Keriting Kuning Cabai. Desertasi. IPB, Bogor. Suryaningsih, E., R. Sutarya, dan A.S. Duriat. 1996. Penyakit Tanaman Cabai Merah dan Pengendaliannya. P: 65–83. Dalam A.S. Duriat, A.W.W. Hadigunda, T.A. Soetiarso, dam L. Prabaningrum (ed.). Teknologi Produksi Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. LembangBandung. Tjitrosoepomo, G. 1998. Taksonomi Umum: Dasar-dasar Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Wahua, C., Okoli, B.E dan Sam, S.M. 2005. Comparative Morphological, Anatomical, Cytological and Phytochemical Studies on Capsicum frutescens Linn. and Capsicum annuum Linn. (Solanaceae). International Journal of Scientific and Engineering Research. Volume 4, Issue 1. 54