BAB V - Widyatama Repository

advertisement
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
1. Analisis laporan keuangan pada perusahaan PT. Kimia Farma Tbk, PT. Kalbe
Farma Tbk, dan PT. Schering-Plough Indonesia Tbk,
telah dilaksanakan
secara efektif.
Hal ini terlihat dari perusahaan industri farmasi dalam menganalisis laporan
keuangannya menggunakan metode analisis horizontal (dinamis) yaitu metode
analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk
beberapa
periode,
sehingga
dapat
diketahui
perkembangan
dan
kecenderungannya.
2. Untuk mengetahui kondisi kinerja perusahaan industri farmasi maka analisis
yang digunakan adalah:
a. Analisis Likuiditas
Analisis likuiditas meliputi current ratio, quick ratio, dan cash ratio.
Analisis likuiditas untuk PT. Kimia Farma Tbk, dari tahun 2003 sampai
dengan tahun 2005 cukup baik. Tahun 2003 sampai dengan tahun 2005
current ratio perusahaan selalu mencapai diatas 100%, ini berarti pada
tahun tersebut aktiva lancar dapat menjamin hutang lancarnya. Quick ratio
perusahaan pada tahun 2003 tidak mencapai 100%, ini berarti aktiva
lancar setelah dikurangi persediaan tidak dapat menjamin hutang
lancarnya. Tapi pada tahun 2004 dan 2005 quick ratio dapat ditingkatkan
sehingga mencapai di atas 100%. Untuk cash ratio, pada tahun 2003
sampai dengan tahun 2005 tidak mencapai 100%, artinya perusahaan tidak
mampu menjamin atau melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan
kas dan setara kas.
Untuk PT. Kalbe Farma Tbk, mempunyai analisis likuiditas yang baik.
Pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 current ratio dan quick
rationya selalu diatas 100%, artinya perusahaan mampu membayar atau
melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar dan aktiva
88
lancar setelah dikurangi persediaan. Cash ratio perusahaan untuk tahun
2003 masih di bawah 100% yang artinya kas dan setara kas setalah
ditambah marketable securities tidak dapat menjamin atau melunasi
hutang lancarnya, namun pada tahu 2004 dan 2005 cash ratio dapat
ditingkatkan sehingga mencapai di atas 100%.
PT. Schering-Plough Indonesia Tbk, analisis likuiditasnya sangat buruk,
karena current ratio, quick ratio, dan cash rationya dari tahun 2003
sampai dengan tahun 2005 tidak mencapai 100%. Artinya perusahaan
tidak mampu menjamin atau melunasi hutang lancarnya dengan
menggunakan aktiva lancar, aktiva lancar setelah dikurangi persediaan,
dan kas dan setara kas.
b. Analisis Leverage
PT. Kimia Farma Tbk, memiliki analisis leverage yakni debt ratio, Debt
to Equity Ratio (DER), dan Time Interest Earned (TIE) yang baik. Hal ini
dapat dilihat dari debt ratio dan DER yang persentasenya di bawah 100%,
artinya perusahaan ini mampu mambayar seluruh hutangnya dengan
menggunakan total aktiva dan modalnya. Perusahaan juga memiliki TIE
yang baik karena selalu berada di atas 2 kali, artinya biaya bunga dapat
dibayar dari laba usaha.
PT. Kalbe Farma Tbk, memiliki debt ratio dan Time Interest Earned (TIE)
yang baik. Hal ini terlihat dari presentase debt ratio di bawah 100% yang
tiap tahun selalu mengalami penurunan dan TIE yang berada di atas dua
kali. Artinya seluruh hutangnya dapat dibayar atau dijamin dengan total
aktivanya dan biaya bunga dapat dibayar dari laba usaha. Untuk DER pada
tahun 2003 dan tahun 2004 persentasenya selalu di atas 100% sehingga
modal (equity) tidak dapat membayar atau menjamin hutangnya. Namun
pada tahun 2005 DERnya menjadi dibawah 100%, artinya perusahaan
sudah dapat menjamin atau melunasi seluruh hutangnya dari modal
(equity).
Analisis Leverage PT. Schering-Plough Indonesia Tbk tidak terlalu baik.
Untuk debt ratio meskipun persentasenya di bawah 100%, tetapi
89
persentasenya terus meningkat mendekati 100%. Debt to Equity Ratio
(DER) perusahaan ini persentasenya jauh diatas 100%, artinya perusahaan
tidak dapat melunasi atau menjamin hutangnya dengan modal (equity).
Sedangkan untuk TIE, pada tahun 2003 perusahaan memiliki TIE di atas
dua, tetapi pada tahun 2004 dan tahun 2005 mengalami penurunan
mencapai kurang dari dua kali.
c. Analisis Profitabilitas
Analisis profitabilitas meliputi gross profit margin, net profit margin,
basic earning power, Return on Assets (ROA), dan Return on Equity
(ROE). PT. Kimia Farma Tbk, dan PT. Kalbe Farma Tbk, memiliki
analisis
profitabilitas
yang
baik,
karena
perusahaan
ini
selalu
menghasilkan laba dari kegiatan penjualan dan sumber-sumber yang ada
seperti aktiva dan modal.
PT. Schering-Plough Indonesia Tbk, memiliki gross profit margin dan
basic earning power yang baik, karena perusahaan ini mampu
mendapatkan atau menghasilkan laba kotor dari kegiatan penjualan yang
mengidentifikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara
efisiensi dan memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Net profit margin,
ROA, dan ROE pada tahun 2003 masih dapat menghasilkan laba dari
kegiatan penjualan dan sumber-sumber yang ada seperti aktiva dan modal,
namun pada tahun 2004 dan 2005 persentasenya menjadi negatif, karena
pada tahun tersebut perusahaan tidak mampu mendapatkan laba bersih
melainkan mengalami rugi usaha.
d. Analisis Aktivitas
Analisis aktivitas meliputi inventory turnover, average collection period,
working capital turnover, fixed assets turnover, dan total assets turnover.
PT. Kimia Farma Tbk, perputaran persediaan (inventory turnover) sudah
baik dan tiap tahunnya dapat dipercepat. Perputaran modal kerja (working
capital turnover), perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover), dan
perputaran total aktiva (total assets turnover) lambat karena perputarannya
tiap tahunnya mengalami naik turun. Periode pengumpulan piutang
90
(average collection period) perusahaan setiap tahun dari tahun 2003
sampai dengan tahun 2005 mengalami kemunduran.
PT. Kalbe Farma Tbk, perputaran persediaan, perputaran modal kerja,
perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva sangat lambat karena
dalam jangka waktu tiga tahun tersebut terdapat penurunan terhadap
perputaran baik pada inventory turnover, working capital turnover, fixed
assets turnover, maupun pada total assets turnover. Hanya periode
pengumpulan piutang yang dapat dipersingkat tiap tahun.
Periode pengumpulan piutang PT Schering-Plough Indonesia Tbk,
mengalami kemuduran
di setiap tahunnya.
Perusahaan memiliki
perputaran persediaan, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap,
dan perputaran aktiva yang sangat lambat.
Dari keterangan-keterangan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa PT.
Kalbe Farma Tbk, memiliki kinerja yang paling baik dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan industri farmasi lainnya yang penulis teliti.
3. Hasil analisis keuangan sangat bermanfaat untuk membantu manjemen dalam
menilai kinerja perusahaan. Dari hasil analisis keuangan manajemen
perusahaan akan mengetahui apakah kinerja perusahaan untuk tahun sekarang
lebih baik daripada tahun sebelumnya, dan apakah kinerja perusahaan atau
prestasi yang dimiliki perusahaan lebih baik daripada perusahaan-perusahaan
lain yang bergerak dalam industri yang sama.
Jika kinerja perusahaan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dan
prestasi perusahaan lebih buruk dari perusahaan-perusahaan lain yang
bergerak dalam industri yang sama, berarti terdapat kelemahan-kelemahan
dalam perusahaan tersebut.
Manajemen perusahaan harus mencari solusi untuk mengatasi kelemahankelemahan tersebut sehingga untuk tahun-tahun yang akan datang kelemahankelemahan
tersebut
dapat diperbaiki dan
kinerja perusahaan dapat
ditingkatkan. Jika kinerja perusahan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya
dan prestasi perusahaan lebih baik daripada perusahaan yang sejenis yang
91
bergerak dalam industri yang sama, maka untuk tahun-tahun yang akan datang
harus dipertahankan dan ditingkatkan.
5.2
Saran
Dari kesimpulan di atas, penulis mempunyai saran untuk perusahaan-
perusahaan industri farmasi sebagai berikut:
1. Untuk PT. Kimia Farma Tbk
Perusahaan memiliki cash ratio yang terlalu kecil, hal ini menunjukan bahwa
kemampuan melunasi atau menjamin hutang lancarnya dengan kas belum
dapat dilakukan. Karena itu perusahaan sebaiknya melakukan pengelolaan
yang lebih efektif terhadap kas dan setara kas. Periode pengumpulan piutang
(average collection period) perusahaan setiap tahun dari tahun 2003 sampai
dengan tahun 2005 mengalami kemunduran, sebaiknya perusahaan total
penjualan lebih ditingkatkan. Begitu juga dengan perputaran modal kerja,
perputaran aktiva tetap dan perputaran total aktiva sangat lambat, oleh karena
itu perusahaan sebaiknya lebih memanfaatkan modal kerja, aktiva tetap, dan
seluruh aktiva dengan efisien dan efektif.
2. Untuk PT. Kalbe Farma Tbk
Pada tahun 2005 perusahaan memiliki current ratio dan quick ratio yang
terlalu besar, hal ini menunjukan adanya aktiva lancar yang menganggur. Oleh
karena itu perusahaan sebaiknya melakukan pengelolaan yang lebih efektif
terhadap aktiva lancar. Manajemen perusahaan harus mengontrol modal yang
ada pada persediaan, agar perputaran persediaan dapat dipercepat. Working
capital turnover, fixed assets turnover, dan total assets turnover harus
dipercepat dengan cara memanfaatkan modal kerja, aktiva tetap, dan seluruh
aktiva dengan efisien dan efektif.
3. PT. Schering-Plough Indonesia Tbk
Analisis likuiditasnya menunjukan bahwa perusahaan tidak mampu melunasi
hutang lancarnya. Begitu pula dengan debt to equity ratio menunjukan bahwa
modal yang dimiliki perusahaan tidak mampu melunasi atau menjamin
seluruh hutangnya. Oleh karena itu sebaiknya perusahaan berusaha untuk
92
meminimalkan
jumlah
hutangnya.
Kemampuan
perusahaan
untuk
mendapatkan laba dari aktivitas penjualan dan sumber-sumber yang ada
seperti aktiva dan modal sangat kecil, oleh karena itu perusahaan sebaiknya
menekan beban-beban, seperti beban penjualan, beban umum dan beban
administrasi. Perputaran persediaan sangat lambat, sebaiknya manajemen
mengontrol modal yang ada pada persediaan dengan baik. Perputaran aktiva
tetap dan perputaran seluruh aktiva juga sangat lambat, hal ini berarti aktiva
tetap dan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dalam menciptakan
penjualan sangat lambat, oleh karena itu perusahaan harus memanfaatkan
aktiva tetap dan total aktiva dengan efisien dan efektif.
93
Download