Pendekatan Diagnosis Kelumpuhan Setyo Handryastuti Irawan Mangunatmadja Divisi Neurologi Departemen IKA FKUI - RSCM 7/21/2017 1 Susunan Saraf • Upper motor neuron (Susunan Saraf Pusat) – Otak sampai jaras kortiko spinalis • Lower Motor Neuron (Susunan Saraf Tepi) – Dari kornu anterior medula spinalis sampai otot 7/21/2017 2 Upper motor neuron Kelumpuhan susunan saraf tepi • Dari cornu anterior medula spinalis sampai otot 7/21/2017 4 Lower motor neuron Kelumpuhan tipe UMN dan LMN • Susunan Saraf Pusat – Kaku/spastis/hipertoni – Refleks fisiologis meningkat – Refleks patologis positif, klonus +/– Tidak ada pengecilan otot kecuali sudah berlangsung lama – Pada keadaan awal sering flasid 7/21/2017 • Susunan Saraf Tepi (Layuh) – Lemas/ flaksid/hipotoni – Refleks fisiologis menurun atau hilang – Refleks patologis negatif, klonus – Pengecilan otot – Fasikulasi 6 Kelumpuhan upper motor neuron • Tipe kelumpuhan menentukan letak lesi • Tipe : Hemiplegia, Paraplegia, Quadriplegia – Hemiplegia : kelemahan 1 sisi tubuh – Paraplegia : kelemahan ekstremitas bawah – Quadriplegia : kelemahan seluruh ekstremitas • Pemeriksaan fisik sangat penting – Tanda lesi upper motor neuron – Tipe kelumpuhan letak lesi pencitraan yang diperlukan 7/21/2017 7 Kelumpuhan upper motor neuron Tipe Letak lesi Etiologi Pencitraan Hemiplegia Serebri Trauma, tumor, cerebrovascular disease/stroke, infeksi SSP CT-scan/MRI kepala Paraplegia Medula spinalis Tumor, mielitis transversa/autoimun , trauma, spina bifida, infeksi MRI medula spinalis setinggi lesi.(torakolumbo-sacral) Kuadriplegia CerebralMedula spinalis-jaras kortikospinal Cerebral palsy, mielitis transversa, tumor, infeksi SSP MRI kepala/medula spinalis servikal 7/21/2017 8 Kelumpuhan lower motor neuron • Kornu Anterior medula spinalis – Spinal muscular atrophy (SMA) – Poliomielitis – Spondilitis TB (Destruction of corpus vertebra) • Pleksus, saraf perifer – Guillain-Barre Syndrome(GBS), neuropati – Abses Paravertebra – Trauma • Neuromuscular Junction (NMJ) – Myasthenia gravis (MG), Botulism,Lambert-Eaton Myasthenic syndrome • Otot – Duchene/Becker muscular dystrophy (DMD), miositis, periodic paralysis hypo/hyperkalemia, miopati Diagnosis diferensial lesi LMN Etiologi Kelumpuhan Klinis EMG Lain2 SMA Umum simetris Tergantung tipe SMA Giant potential Fasikulasi analisis DNA Polio Asimetris Akut, vaksinasi (-) Giant potential Irreversibel GBS Asending, tetra, bulbar motor, sensor, autonom demielinisasi Disosiasi sito-albumin Neuropati Mono, tetra, paraparesis Hipo/atrofi, Needle EMG polifasik, ampitudo tinggi MG Okular, bulbar,umum Fluktuasi, memberta dengan aktifitas Harvey-Masland test + Prostigmin/ Tensilon test Diferensial diagnosis lesi LMN Etiologi Kelumpuhan Manifestasi klinis EMG DMD/ BMD Umur Perkembangan Normal kemudian menurun, waddling gait Needle EMG, amplitudo kecil Miositis Umum Kelumpuhan disertai nyeri Needle EMG, amplitudo kecil Miopati Umum Kelemahan tanpa nyeri Needle EMG, amplitudo kecil Periodic paralysisi hypo/hype rkalemia Fluktuasi, Relapsremission Trigger factor : exercise, high carbohydrate intake lain2 enzim CK meningkat & analisis DNA Enzim CK meningkat Potassium serum Pemeriksaan kelumpuhan 7/21/2017 12 Derajat kelumpuhan • 0. Tidak dapat bergerak sama sekali • 1. Hanya dapat menggerakkan / kontraksi otot • 2. Tidak dapat mengangkat kaki dari tempat tidur, hanya menggeser saja • 3. Masih dapat mengangkat tungkai, tapi tidak dapat melawan tahanan • 4. Dapat melawan tahanan, tapi tidak maksimal • 5. Normal, dapat melawan tahanan maksimal • Sulit pada bayi/ anak yang belum mengerti instruksi • Obervasi sangat penting 7/21/2017 13 Pelaporan • Kelumpuhan kanan kiri 5555 5555 3333 3333 • Refleks N N 14 Pemeriksaan kelumpuhan dan tonus - bayi 7/21/2017 15 Bayi hipotoni 7/21/2017 16 Bayi hipotoni 7/21/2017 17 7/21/2017 18 7/21/2017 19 Lari, jalan jinjit, jalan tumit 7/21/2017 20 Kelemahan otot • Minta ia duduk di lantai lalu berdiri – Tidak sanggup – Berdiri sambil merambat pada kakinya 7/21/2017 21 7/21/2017 22 7/21/2017 23 Bayi lumpuh layuh • Terlentang di tempat tidur – Posisi seperti katak – Gerakan sedikit – Lutut menyentuh tempat tidur 7/21/2017 24 Klonus 7/21/2017 25 Hipertoni/spastis-Hiperrefleks 7/21/2017 26 CONTOH PENYAKIT LMN 7/21/2017 27 Mielitis transversa • Infeksi virus ke medula spinalis mendadak • Demam, batuk pilek, lumpuh lemas simetris mendadak • Gangguan miksi dan defekasi • Refleks fisiologis / patologis menurun/negatif • Pada keadaan lebih lanjut refleks meningkat • Pungsi lumbal: pleositosis • Pengobatan: kortikosteroid 1 – 2 minggu, Imuno Glob(IG) • Follow up:layuh - lumpuh spastis 7/21/2017 28 Sindrom Guillain Barre • Demam, adanya gangguan motorik dan sensorik • Kelumpuhan simetris, ascending symmetric proximal dari kaki ke atas, sampai lengan atas • Sering menyebabkan kelumpuhan otot pernapasan • Sering disertai gangguan miksi dan defekasi • Pungsi lumbal: peningkatan protein tanpa pleositosis (disosiasi sitoalbuminik) • Pengobatan: IVIG 0,4 g/kgbb/hari selama 5 hari • Follow up: bila bertahan, kelumpuhan tetap layuh 7/21/2017 29 Kelumpuhan Erb’s • Mengenai lengan • Pada bayi baru lahir dengan berat lahir > 4000 gram • Disebabkan trauma persalinan: tarikan pada daerah pleksus Brakhialis • Pengobatan: rehabilitasi – fisioterapi • Follow up: tetap layuh 7/21/2017 30 Miositis akut • Demam (-)/(+), nyeri di otot tungkai yang sakit • Kadang ada dermatitis eritematous, gangguan gastrointestinal, kelemahan otot • Polimiosistis atau dermatomiositis ditandai: kelemahan otot tungkai, peningkatan enzim kreatinin kinase, EMG-miopati, dan biopsi otot – peradangan otot • Pengobatan: kortikosteroid • Follow up: sembuh sempurna 7/21/2017 31 Hipokalemi • Dijumpai pada anak yang mengalami diare atau muntah-muntah • Bayi lemas ke dua tungkai setelah diare, muntah2, laboratorium : hipokalemi • Dapat berulang dan bersifat familial, paralisis periodik hipokalemi pada Renal Tubular Acidosis • Pengobatan: kalium oral, dapat disertai pemberian Natrium bikarbonat • Follow up: lumpuh hilang timbul 7/21/2017 32 Poliomielitis • Virus polio menyerang cornu anterior medula spinalis atau medula oblongata • Penularan melalui orofecal • Masa inkubasi 5 – 35 hari 7/21/2017 33 Poliomielitis……(2) • Manifestasi klinis – lumpuh layuh asimetri – Abortive (5%): panas, lemas, anoreksia, sakit kepala – Non paralytic (1%): kekakuan leher, refleks menurun – Paralytic (0,1%): kelumpuhan asimetris, dapat mengenai saraf otak, otak dan refleks menghilang • Cairan serebrospinal: – Normal atau sel 20 – 300 /mm3 • Diagnosis pasti – Virus di tinja (+) • Tatalaksana : simtomatik dan fisioterapi 7/21/2017 34 7/21/2017 35 7/21/2017 36 Chikungunya • Pasien panas 1 – 2 hari mulai suhu rendah – tinggi • Sakit kepala, sakit di punggung dan atralgia • Bukan kelumpuhan, anak tidak berjalan karena nyeri • Nyeri tulang di kaki atau lutut menyebabkan anak tidak dapat berjalan selama 2 -3 hari • Kadang dijumpai rash, hiperpigmentasi, stomatitis, kaku kuduk, diare atau muntah • Lab: darah – infeksi virus • Pengobatan - simtomatik 7/21/2017 37 Kasus Polio di Serang 7/21/2017 38 TERIMAKASIH 7/21/2017 39