I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan lahan yang sangat luas dan keanekaragaman hayati yang sangat beragam. Di Negara agraris seperti Indonesia, pertanian mempunyai kontribusi penting baik terhadap perekonomian maupun terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Dewasa ini, pertumbuhan teknologi baik itu informasi maupun teknologi lainnya benar-benar sudah tidak terbendung, hal ini juga berimbas pada pertanian termasuk industrinya. Berkembangnya teknologi pada indsutri pertanian ini sedikitnya menciptakan beberapa teknologi yang mampu mempermudah petani dalam melaksanakan usaha taninya. Di era globalisasi, teknologi informasi berperan sangat penting karena dengan kemampuan menguasai teknologi dan informasi tersebut dapat menjadi modal yang cukup untuk menjadi pemenang dalam persaingan global. Di era globalisasi, tidak menguasai teknologi informasi identik dengan buta huruf. Pengaruh era globalisasi saat ini tidak terhindarkan bagi setiap perusahaan, baik dalam perkembangan teknologi yang dimiliki maupun cara memasarkan produk yang dihasilkan begitupun pada perusahaan yang bergelut dibidang pertanian. Persaingan antar produk kini semakin tajam, setiap perusahaan berlomba untuk mengkomunikasikan hasil produksinya melalui berbagai media, caranya pun dapat dilakukan dengan memasang/menayangkan iklan pemasaran produk melalui televisi, radio, majalah, bahkan internet. Hal tersebut pula tak lepas dari perusahaan pertanian yang semakin berlomba memberitahu khalayak tentang hasil produksi mereka. Salah satu bentuk media yang digunakan dalam komunikasi adalah media massa. Media massa adalah media yang digunakan sebagai sarana komunikasi yang melibatkan penerima pesan yang tersebar di mana-mana tanpa diketahui keberadaannya. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, film, radio dan televisi (Cangara, 2011). Dari sekian banyak media massa yang ada, televisi dinilai sebagai media massa yang paling efektif dan paling banyak menarik simpati kalangan masyarakat luas. Hal ini disebabkan oleh sifat audio visualnya yang tidak dimiliki oleh media massa lain, 1 sedangkan penayangannya mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas. Dengan model audio visualnya yang dimiliki, siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesan-pesannya. Iklan (advertising) adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi pembeli potensial dan mempromosikan penjualan suatu produk. Bentuknya dapat berupa tulisan, gambar, film, atau gabungan unsur-unsur tersebut. Sebuah tawaran dan tantangan dengan iming-iming yang ditujukan kepada khalayak agar mau mengikuti apa yang dicantumkan dalam penawaran dan tantangan tersebut (dapat melalui tulisan, visual dan keduanya) itulah yang dinamakan dengan iklan (Aguspriyanto, 2001). Salah satu bentuk komunikasi yang ada di dalam televisi adalah iklan. Iklan bekerja melalui sebuah tanggapan atau reaksi dari pembeli terhadap elemen-elemen yang terkandung dalam iklan. Tanggapan atau reaksi ini dapat terjadi ketika pembeli sedang melihat, mendengar, atau berpikir tentang suatu iklan. Selain sebagai alat penyampaian pesan (informasi) iklan yang dilakukan haruslah mampu bersaing dengan berbagai kegiatan periklanan perusahaan pesaing serupa untuk memenangkan minat konsumen serta mempertahankan image perusahaan itu sendiri. Dari sisi konsumen, iklan sendiri dipandang sebagai suatu media penyedia informasi tentang kemampuan, harga, fungsi produk, maupun atribut lainnya yang berkaitan dengan suatu produk. Sebaik apapun kualitas suatu produk jika tidak diikuti dengan informasi yang aktual tentang keberadaan produk tersebut dipasar, maka peluang produk tersebut untuk dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen akan semakin kecil. Untuk memahami strategi pesan yang ada dalam sebuah iklan diperlukan sebuah analisis semiotika yang meliputi analisis tanda, simbol dan makna. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things) (Sobur, 2009). Untuk mengkaji iklan dalam perspektif semiotika, kajian dapat dilakukan melalui sistem tanda dalam iklan. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang, baik yang verbal maupun yang berupa ikon. Iklan juga menggunakan tiruan indeks, terutama dalam iklan radio, televisi, dan film (Sobur, 2009). Dalam penelitian yang akan dijadikan sebagai objek penelitian adalah iklan alat pertanian Quick versi “Sensus” yang ditayangkan pada stasiun televisi. Dipilihnya iklan 2 alat pertanian Quick versi “Sensus” adalah karena iklan ini merupakan salah satu iklan yang mempresentasikan bidang pertanian. Selain itu, produk unggulan Quick sudah berhasil menguasai kurang lebih 75% pangsa pasar di Indonesia. Dalam iklan alat pertanian Quick versi “Sensus” digambarkan tentang seorang petugas sensus yang ditemani oleh petugas linmas sedang melakukan sensus merek traktor di beberapa ladang pertanian di sebuah pedesaan, karena produk yang diiklankan adalah untuk kalangan petani dan target dari iklan ini adalah para petani. Petugas sensus yang diperankan oleh Butet Kertaradjasa ini menggunakan topi yang bertuliskan “SENSUS” dan sebuah rompi dengan papan nama “SENSUS”, sedangkan petugas linmas menggunakan baju layaknya petugas linmas dengan papan nama “LINMAS”. Petugas sensus yang ditemani petugas linmas melakukan sensus merek traktor yang digunakan oleh para petani dari beberapa ladang yang berbeda yaitu sawah dan tegalan. Dalam iklan tersebut petugas sensus selalu bertanya pada setiap petani yang menggunakan traktor tentang merek traktor yang digunakan, semua petani menjawab dengan jawaban tipe traktor yang digunakan dan petugas sensus mengoreksi pernyataan petani dengan menyebutkan merek traktor yang digunakan yaitu Quick. Selain itu dalam iklan tersebut diperlihatkan pula keunggulan-keunggulan traktor Quick yang bisa digunakan pada lahan basah maupun kering. Pada penutup iklan, petugas sensus melaporkan hasil sensusnya kepada Bapak Camat bahwa semua petani menggunakan traktor merek Quick dan Bapak Camat menegaskan bahwa memang sudah pasti semua petani menggunakan traktor merek Quick karena Orang tua Bapak camat yang juga petani menggunakan traktor dengan merek Quick. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimanakah pemaknaan pesan iklan alat pertanian Quick versi “Sensus” yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi ?”. C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui makna pesan yang terkandung dalam visualisasi iklan alat pertanian Quick versi “Sensus”. 2. Untuk mengetahui signifier (penanda), signified (petanda), dan signification (makna) yang terkandung dalam iklan alat pertanian Quick versi “Sensus”. 3 D. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis, penelitian ini ditujukan untuk memperkaya khasanah penelitian tentang makna dan bahasa visual iklan televisi melalui analisis semiotika, terutama di bidang pertanian. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapakan akan dapat memberikan gambaran tentang makna yang terkandung dalam iklan alat pertanian Quick versi “Sensus” kepada semua pihak yang ingin mengetahui atau terkait dengan iklan, baik pengiklan maupun pemirsa iklan. Selain itu hasil penelitian juga dapat dipakai sebagai referensi bagi para peneliti yang ingin melanjutkan penelitian tentang semiotika. 3. Secara akademis, penelitian ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk memperolah derajat Sarjana (S1) Pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 4