BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Fahmi (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Peningkatan Pendapatan pada PT. Surcoindo Medan”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perusahaan dengan diterapkannya strategi pemasaran berdasarkan syariah terhadap peningkatan pendapatan perusahaan dan juga membuktikan bahwa strategi pemasaran dapat menjadi stimulan dalam pemasaran. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode deduktif. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa strategi pemasaran MLM Syariah (X) yang diterapkan perusahaan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan PT. Surecoindo (Y). Dari data satu tahun terakhir jumlah penjualan produk 156.847 kotak, jumlah mitra niaga 7198 orang dan jumlah penjualan sebesar Rp.4.940.680.500,00. berdasarkan realisasi volume penjualan, jumlah mitra niaga dan tingkat pendapatan perusahaan bahwa prospek MLM Syariah cukup baik dimasa mendatang karena masih terbukanya peluang pasar walaupun tingkat persaingan di antara berbagai perusahaan MLM cukup kuat di pasar. Fhitri (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Peningkatan Volume Penjualan pada PT. Surecoindo Medan”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perusahaan dengan diterapkannya strategi pemasaran berdasarkan syariah terhadap peningkatan pendapatan perusahaan dan juga 12 Universitas Sumatera Utara membuktikan bahwa strategi pemasaran dapat menjadi stimulan dalam pemasaran. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode deduktif. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa strategi pemasaran MLM Syariah (X) yang diterapkan perusahaan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan PT. Surecoindo (Y). Dari data satu tahun terakhir jumlah penjualan produk 156.847 kotak, jumlah mitra niaga 7198 orang dan jumlah penjualan sebesar Rp.4.940.680.500,00. berdasarkan realisasi volume penjualan, jumlah mitra niaga dan tingkat pendapatan perusahaan bahwa prospek MLM Syariah cukup baik dimasa mendatang karena masih terbukanya peluang pasar walaupun tingkat persaingan di antara berbagai perusahaan MLM cukup kuat di pasar. B. Pemasaran Secara umum pengertian manajemen pemasaran adalah sebagai analisis kebutuhan dan keinginan konsumen, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan barang dan jasa, membangun keunggulan dan nilai serta mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pembeli demi mencapai sasaran organisasi. Jadi, manajemen pemasaran termasuk menata olah permintaan yang akhirnya termasuk menata olah hubungan dengan pelanggan. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga Universitas Sumatera Utara produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran. Pemasaran telah didefenisikan dalam berbagai pengertian. Untuk lebih memahami pengertian pemasaran, penulis akan menguraikan pengertian pemasaran yang dikemukakan dalam berbagai cara yang berbeda oleh beberapa ahli pemasaran: Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2001:7) adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Pemasaran menurut Stanton (2000:7) adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan–kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan haraga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. (Lamb, Hair, Mc Daniel : 2001,6) Pemasaran menurut Miller dan Layton dalam Tjiptono (2005:2) adalah sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, Universitas Sumatera Utara mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional. C. Strategi Pemasaran Tjiptono (2003:3) mengatakan bahwa: Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategi (stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jenderal. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada pemahaman akan kekuatan dan penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan, kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati teritorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi. Konsep strategi militer di atas jika diadaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis seperti yang dilakukan oleh Tzu, Hannibal, dan Clausewitz menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi. Sedangkan konsep yang mendasari perencanaan strategi muncul pada tahun 1970-an sebagai tanggapan atas kejutan beruntun yang menghantam industri Amerika Serikat dimana pada waktu itu terjadi krisis, inflasi, stagnasi perekonomian, keunggulan kompetitif perusahaan Jepang, dan deregulasi industriindustri penting. Kolter (2002:74) mengemukakan bahwa: Perencanaan strategis yang berorientasi pasar adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian, dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan perencanaan strategis adalah untuk membentuk serta menyempurnakan Universitas Sumatera Utara usaha bisnis dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Lebih lanjut Kotler (2002:74) mengemukakan bahwa: Perencanaan strategis memerlukan tiga kegiatan kunci. Pertama, pengelolaan unit-unit bisnis perusahaan sebagai portofolio investasi. Kedua, mengevaluasi kekuatan masing-masing unit bisnis secara tepat dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian masing-masing perusahaan dan kegiatan kunci ketiga adalah strategi. Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi serta mengimplementasikan misinya. Untuk itu manajer memiliki peran aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi, strategi ini lebih banyak diterapkan dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pandangan ini lebih cocok diterapkan pada manajer yang bersifat reaktif, yaitu manajer yang hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. Strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis, strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi, bila konsep strategi tidak jelas maka keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat, faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya. Universitas Sumatera Utara D. Multi Level Marketing ( MLM) Clothier dalam Faisol (2003:26) mengemukakan rumusan dasar dari MLM adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas yang memperkenalkan para distributor berikutnya, pendapatan yang dihasilkan terdiri dari laba eceran dan laba grosir ditambah dengan pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan total kelompok yang dibentuk oleh sebuah distributor. Multi level marketing adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk mendistribusikan produk dan jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain termasuk supermarket, toko retail, door to door sales dan lain-lain). Ada beberapa alasan perusahaan memilih MLM untuk mendistribusikan produknya yaitu: 1. Biaya overhead yang rendah Perusahaan MLM tidak seperti perusahaan retail, tidak perlu mengalokasikan dana yang besar dalam advertising untuk menarik customer. Sebagai penggantinya, dana dialihkan untuk memberikan komisi bagi distributor untuk memasarkan produk ke customer. Selain itu, perusahaan hanya perlu memberikan komisi bagi distributor berdasarkan hasil, yaitu dari persentasi dari produk yang terjual. 2. Biaya overhead distribusi yang rendah Typical distribusi melalui retail menggunakan serangkaian regional, negara, kota, dan retailer lokal untuk mendistribusikan barang-barang. Masing-masing perlu mendapatkan keuntungan dan melakukan mark up harga dari barang. Jalur distribusi yang tidak menggunakan sistem MLM adalah: manufacturer –> transporter –> wholesaler –> retailer –> advertisers –> customers sedangkan jalur distribusi yang menggunakan sistem MLM adalah: Universitas Sumatera Utara manufacturer –> representative –> customer 3. Tingkat pertumbuhan yang tinggi Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa berkembang dengan tingkat pertumbuhan 20%, 50%, bahkan 100% tiap bulan. 4. Tim sales dan marketing yang termotivasi. Ada banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana marketing yang besar untuk bisa memperoleh tempat di customer. Selain itu banyak produk yang membutuhkan penjelasan yang rinci dibandingkan dengan yang dapat dilakukan di iklan TV selama 30 detik. MLM bagi perorangan bisa memberikan kesempatan untuk mempunyai sumber penghasilan tambahan yang jika disertai dengan kerja keras, bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup signifikan. MLM adalah tentang “banyak orang melakukan bagiannya masing-masing yang sedikit”. Dalam MLM, komisi tidak hanya didapatkan hasil penjualan secara langsung namun juga secara tidak langsung yaitu didapatkan juga dari hasil penjualan orang yang dibawa ke perusahaan. Dengan mendapatkan persentasi hasil dari banyak orang, penghasilan akan berkembang sampai hasil yang sangat besar. Faisol (2003:8) ada beberapa sistem pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan yang menggunakan sistem Multi Level Marketing (MLM). Namun, sistem ini melanggar norma bisnis dan kemanusiaan diantaranya adalah: 1. Skema Piramida dan Investasi Berantai Ciri-ciri khusus dari sistem piramida dan investasi berantai yang mudah dikenali adalah sebagai berikut: a. Pungutan biaya pendaftaran anggota relatif jauh lebih besar dan sebagian dipergunakan untuk memberikan kompensasi (bonus atau komisi) kepada orang- Universitas Sumatera Utara orang yang merekrut anggota baru. Akibatnya, anggota perusahaan yang nenggunakan skema piramida ini lebih sibuk melakukan perekrutan dan melalaikan tanggung jawab untuk melakukan penjualan produk dan memberikan pelayanan kepada pelanggan. b. Setiap anggota diharuskan untuk melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dan dengan potongan harga setinggi mungkin sebelum (sementara harga produk umumnya telah “disesuaikan” secara tidak wajar) menerima pesanan dari pelanggan atau distributor lainnya. c. Ketidakpedulian perusahaan dan distributor independennya terhadap kualitas produk dan kepuasan pelanggan, sehingga konsumen cenderung menjadi korban. Ketidakpedulian ini juga tampak nyata karena banyak distributor yang telah memesan produk dengan syarat menjadi anggota semata, kemudian tidak pernah mengambil produk tersebut dari perusahaan. Sementara perusahaan acap kali kehabisan stock produk tertentu dan lalai untuk menyediakannya dalam kurun waktu yang dijanjikan. d. Tidak adanya perjanjian atau kontrak tertulis antara perusahaan dengan distributornya. e. Tidak adanya pelatihan dan sistem pendidikan yang sistematis dan berkesinambungan untuk para distributor. Perusahaan dan para pemimpin jaringan tidak menunjukkan tanggung jawab moral untuk mengembangkan sumber daya manusianya secara sungguh-sungguh. f. Dilanggarnya prinsip umum MLM yakni semua anggota memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa. Dalam skema piramida, mereka yang mendaftar belakangan kurang ataupun tidak Universitas Sumatera Utara memiliki sama sekali peluang untuk mendapatkan keuntungan. Setiap keberhasilan seseorang harus dibayar dengan kegagalan sejumlah orang lain yang bergabung belakangan. 2. Sistem Binari Sistem binari dapat dikatakan anak kembar dari sistem pemasaran berskema piramida dan investasi berantai yaitu dikembangkan berdasarkan pola perekrutan dua orang (dua kaki) yang diduplikasi terus menerus, termasuk “kreativitas” pengusaha-pengusaha tak bermoral dalam merekayasa sistem MLM. Dengan jelas perusahaan yang menggunakan sistem ini memberikan keuntungan kepada distributornya dari hasil perekrutan semata. Suatu hal yang jelas-jelas melanggar aturan World Federation of Direct Selling Association (WFDSA). E. Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Faisol (2003:61) seorang distributor/peniaga MLM yang menghendaki kesuksesan harus memiliki strategi MLM. Strategi yang bagaimana dan sejauh mana suatu strategi dapat menghantarkan peniaga menuju suatu kesuksesan? Berkenaan dengan strategi tersebut berikut ini berbagai hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Bagaimana membina diri seorang distributor agar menjadi orang yang ahli dalam perniagaan MLM. 2. Tumbuhkan pemahaman dan pengetahuan bahwa seorang distributor adalah pemimpin untuk dirinya sendiri. 3. Bagaimana dan apa saja yang harus direncanakan dalam merancang pembentukan dan pembinaan jaringan. Universitas Sumatera Utara 4. Bagaimana melakukan pembinaan untuk melahirkan pemimpin-pemimpin dalam setiap rangkaian/jaringan/kumpulan. 5. Apa yang harus diupayakan agar pembinaan dapat dilakukan hingga ke rangkaian/jaringan/kumpulan yang terbawah. 6. Bagaimana mengupayakan penjualan secara terencana serta menetapkan sasaran atau target penjualan dari bulan ke bulan. Setelah memahami pemaparan di atas, berikut ini sekurang-kurangnya terdapat empat langkah kongkret yang harus direalisasikan sebagai strategi pemasaran MLM: a. Membangun jaringan (network) b. Melakukan pembinaan pada setiap distributor c. Melakukan langkah-langkah pembangunan dan pembinaan jaringan (kelompok) dalam jaringan d. Presentasi a. Membangun jaringan (network) Membangun jaringan dapat diwujudkan dengan proses penggandaan/duplikasi yang pelaksanaannya dapat melalui dua cara atau bentuk yaitu: 1. Mendalam 2. Melebar Membangun jaringan secara mendalam apabila proses penggandaan/duplikasi dilakukan secara mendalam (ke bawah). Jaringan yang terbentuk dengan cara ini bonus yang diterima hanya sekedar royalti. Sedangkan untuk memperoleh hasil maksimal, selain cara mendalam tadi, juga dilakukan melalui cara atau bentuk melebar. Melebar merupakan prestasi murni, dimana semakin besar omset penjualan Universitas Sumatera Utara maka semakin besar komisi yang diterima. Sebab komisi ini diambil dari keuntungan produk, bukan dari uang pendaftaran. b. Melakukan pembinaan pada setiap distributor Ibarat suatu tanaman, agar tumbuh dengan subur dan cepat berbuah perlu dipupuk dan menyiangi rumput liar yang dapat mengganggu proses pertumbuhannnya. Begitupun dengan jaringan yang dibangun, mereka adalah orangorang yang perlu terus dibina agar mereka “tumbuh dan berbuah.” Kuatnya hubungan diantara mereka menjadi modal dasar kemitraan yang saling menguntungkan serta menjadi salah satu ciri keberhasilan dalam menjalankan bisnis ini. Pembinaan ini dapat dilakukan melalui berbagai cara diantaranya: 1. Melakukan hubungan atau komunikasi secara terus-menerus, menanyakan kendala yang dihadapi dan memberikan solusinya, serta menawarkan bantuan yang sekiranya diperlukan dan memungkinkan. 2. Monitoring, yaitu melakukan pengamatan, penilaian, evaluasi, dan memberikan suntikan motivasi. 3. Reward, atau menunjukkan penghargaan terhadap keberadaan mereka serta hasil atau upaya yang telah mereka lakukan. Seorang distributor dalam melakukan pembinaan tentunya perlu menunjukkan sikap kepemimpinan. Sedikitnya ada sembilan sikap yang harus dimiliki: 1. Bersikap positif 2. Senantiasa memiliki semangat yang berkobar 3. Memiliki rasa percaya diri dan optimisme 4. Berani menghadapi kendala dan rintangan 5. Kooperatif atau senang diajak kerjasama Universitas Sumatera Utara 6. Mampu memberikan solusi bagi jaringannya 7. Kreatif dan inovatif 8. Mampu memotivasi 9. Simpatik, berwibawa dan bisa dipercaya c. Melakukan langkah-langkah pembangunan dan pembinaan jaringan (kelompok) dalam jaringan. Langkah-langkah pembangunan jaringan dalam jaringan dan pembinaan adalah hal yang sangat menentukan keberhasilan seorang distributor dalam bisnis ini terutama sekali dikaitkan dengan keberhasilannya dalam mencapai peringkat dan tentunya bonus yang akan diterimanya. d. Presentasi Presentasi dalam dunia bisnis MLM merupakan salah satu bagian dari strategi MLM. Setiap distributor yang ingin membangun, membina dan terus mengembangkan jaringannya, maka pada gilirannya ia dituntut untuk mampu melakukan presentasi. Secara umum hal yang sangat mendasar untuk menjadi seorang presenter bisnis MLM yang berhasil dalam melakukan presentasinya sekurang-kurangnya meliputi: 1. Memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan menerapkan teknik komunikasi yang baik dan benar. 2. Menguasai persoalan bisnis MLM secara umum dan bisnis MLM yang dipresentasikan (yang dimasuki) 3. Tidak kaku dan tegang serta sesekali menunjukkan sikap humoris 4. Memahami siapa saja audiens. Universitas Sumatera Utara 5. Mengetahui kondisi ruangan atau tempat dimana presentasi diadakan 6. Mengetahui alat bantu apa saja tyang dibutuhkan 7. Menunjukkan sikap yang menarik dan simpati F. Pendapatan Pengertian pendapatan menurut Simanora (2000 : 24) adalah kenaikan aktiva perusahaan atau penurunan kewajiban perusahaan (atau kombinasi antara keduanya) selama periode tertentu yang berasal dari pengiriman barang-barang, penyerahan jasa, atau kegiatan-kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan sentral perusahaan. Pada intinya pendapatan merupakan arus masuk sumberdaya yang berasal dari kegiatankegiatan usaha perusahaan dan umumnya diakibatkan oleh penyelesaian pertukaran ekonomi, manakala sebuah perusahaan menjualprodukproduknya atau menyerahkan suatu jasa kepada pihak lainnya, perusahaan menerima aktiva. Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul dari penyerahan jasa / barang atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode. Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas penjualan barang atau penyerahan jasa yang dilakukan (Soemarso,1999 : 274). Sedangkan menurut Sugiri (2002 : 90) pendapatan adalah tiap-tiap tambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang timbul karena usaha perusahaan, baik berupa penyerahan jasa-jasa maupun penjualan barang. Pendapatan adalah uang yang diterima oleh segenap orang yang merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi (Kaslan A. Tohir, 1982:236). Biro pusat statistik (BPS), merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut: 1. Pendapatan berupa uang yaitu pendapatan : Universitas Sumatera Utara a. Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang. b. Dari hasil usaha sendiri berupa hasil bersih dari usaha sendiri dan penjualan dari kerajinan rumah. c. Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. d. Dari keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial. 2. Pendapatan berupa barang yaitu pendapatan berupa : a. Bagian pembayaran upah dan gaji yang berbentuk beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi. b. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi dirumah dan sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati. Menurut BPS hasil survei tahun 1990 menggolongkan pendapatan penduduk dalam 4 golongan, yaitu : a. Golongan berpendapatan rendah, bila rata-rata pendapatannya kurang dari Rp 150.000,00 perbulan b. Golongan berpendapatan sedang, bila rata-rata pendapatannya Rp 150.000,00 sampai Rp 450.000,00 perbulan c. Golongan yang berpendapatan menengah, bila rata-rata pendapatannya Rp 450.000,00 sampai Rp 900.000,00 perbulan d. Golongan berpendapatan tinggi, bila rata-rata pendapatannya lebih dari Rp 900.000,00 perbulan (BPS, 1990:181). Universitas Sumatera Utara Penggolongan pendapatan dalam masyarakat ada tiga, yaitu: a. Pendapatan pokok diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh dari upah sebagai kerja pokok. b. Pendapatan tambahan yaitu pendapatan yang diperoleh selain dari pendapatan pokok. c. Pendapatan lain-lain yaitu pendapatan yang diperoleh selain dari pendapatan pokok dan pendapatan sambilan. Pendapatan masyarakat pada umumnya tidak hanya berasal dari satu sumber saja, melainkan dari beberapa sumber. Adapun sumber-sumber pendapatan masyarakat itu dapat dikelompokkan menjadi : a. Penghasilan dari pekerjaan yaitu penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti penghasilan dari praktek dokter atau guru. b. Penghasilan dari kegiatan usaha melalui sarana perusahaan. c. Penghasilan dari modal yaitu penghasilan yang dikerjakan sendiri, misal dari penghasilan yang diperoleh dari pengerjaan tanah. Universitas Sumatera Utara