BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat dan semakin banyak tuntutan yang dihadapi oleh perusahaan. Perusahaan dituntut memiliki kinerja yang baik, ditandai dengan produktivitas yang tinggi serta sistem kerja yang efektif dan efisien. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan, salah satunya adalah performa pekerja. Pengklasifikasian kemampuan kerja dapat digunakan untuk mengukur performa sebuah pekerjaan. Pengklasifikasian tersebut termasuk kemampuan kognitif dan motorik (Furnham et al., 2009). Beberapa pekerjaan menekankan pada performa kognitif yang meliputi proses persepsi, berpikir dan mengingat. Salah satu pengukuran performa kognitif dapat dilakukan dengan Tes Pauli. Dan beberapa pekerjaan lainnya mengutamakan keterampilan fisik sehingga performa motorik perlu diperhatikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur performa motorik adalah perakitan. Secara fisik manusia berinteraksi dengan pekerjaannya melalui panca indera. Salah satu dari kelima indera tersebut adalah mata yang memegang peran visualisasi atau penglihatan. Untuk dapat melihat visual dari suatu objek, mata harus mendapat bantuan dari pencahayaan. Cahaya yang cukup akan membantu indera penglihatan untuk mampu menangkap kontras yang akan membedakan tekstur setiap objek sehingga timbul persepsi terhadap objek tersebut. Illuminance atau intensitas cahaya memiliki dampak terhadap performa dan tingkat kenyamanan dari respon manusia terhadap lingkungan (Sanders and McCormick, 1987). Beberapa penelitian menyatakan bahwa peningkatan produktivitas dapat terjadi ketika intensitas pencahayaan ditingkatkan. Namun pada kenyataannya intensitas pencahayaan yang tinggi dapat meningkatkan kesilauan yang bisa menutupi detail visual yang penting. Ketika intensitas pencahayaan tidak mencukupi, penambahannya mungkin dapat meningkatkan performa, namun 1 2 dampak lain di samping segi visual seperti motivasi, fatigue dan keterampilan menjadi penting pula untuk dipertimbangkan (Kroemer and Grandjean, 1997). Dengan demikian, intensitas pencahayaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mendesain sebuah pekerjaan. Kenyamanan (comfort) merupakan salah satu faktor penting pada pekerjaan. Preferensi intensitas pencahayaan dapat berbeda antara satu orang dengan orang lainnya, sebagian orang hanya menyukai tingkat pencahayaan yang tinggi, sebagian orang hanya menyukai tingkat pencahayaan yang rendah dan sebagian lainnya menyukai pencahayaan yang bervariasi. Pemberian kontrol terhadap pencahayaan memberikan kesan bahwa sebuah pekerjaan penting (Juslen et al., 2007a). Dengan memiliki kendali terhadap pencahayaan memberikan perasaan autonomi, yang meningkatkan kepuasan (job satisfaction) yang dapat mempengaruhi performa secara positif. Berdasarkan hasil penelitian Judge et al. (2001), job satisfaction berkorelasi positif dengan performa kerja. Beberapa penelitian yang dilakukan pada lingkungan kantor menyebutkan bahwa pekerja menyukai ketika diberikan kesempatan untuk mengendalikan pencahayaan (Maniccia et al., 1999; Boyce et al., 2000; Escuyer and Fontoynont, 2001; Moore et al., 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi intensitas pencahayaan yang optimal untuk pekerjaan yang memerlukan keterampilan kognitif dan motorik dengan mengevaluasi performa kognitif dan motorik yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan. Selain itu juga mengetahui apakah terdapat perbedaan antara intensitas cahaya yang menghasilkan performa optimal dengan intensitas cahaya yang diinginkan oleh pekerja. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat penelitian ini akan difokuskan untuk mengetahui intensitas cahaya yang dapat menghasilkan performa kognitif dan motorik optimal dibandingkan dengan standar yang ada serta pengaruh pemberian individual controlled lighting terhadap preferensi intensitas cahaya dan performa kerja subjek. 3 1.3. Asumsi dan Batasan Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Subjek penelitian memiliki kondisi penglihatan yang normal atau telah dinormalkan dengan penggunaan kaca mata dan tidak terindikasi memiliki glaukoma. 2. Unsur learnability tidak diperhitungkan karena sebelum pengujian dilakukan subjek diberikan sesi pelatihan terlebih dahulu baik untuk tes Pauli maupun perakitan mobil mini 4WD. 3. Glare (silau) dan reflectance (pantulan) diasumsikan tidak menjadi gangguan dalam penelitian. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perlakuan kondisi pencahayaan menggunakan lampu incandescent dengan intensitas cahaya paling rendah 100 lx dan paling tinggi 1600 lx dengan interval 300 lx. 2. Pencahayaan menggunakan general-localized lighting dengan menggunakan localized lighting berupa adjustable desk lamp untuk mengontrol atau mengubah intensitas pencahayaan. 3. Subjek penelitian berprofesi sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. 4. Penelitian dilakukan di dalam ruang penelitian Laboratorium Ergonomika Universitas Gadjah Mada dengan tingkat kebisingan 42-50 dB, temperatur ruangan 24,1-26,6°C dan tingkat kelembaban 53,7-58,5 %. 5. Tes Pauli hanya digunakan sebagai indikator performa kognitif terkait kecepatan berpikir, ketelitian berpikir dan kestabilan berpikir subjek, tidak menurut kaidah psikologi 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap performa kognitif terkait kecepatan berpikir, ketelitian berpikir dan kestabilan berpikir. 4 a. Kecepatan berpikir diindikasikan dengan total penjumlahan yang berhasil dilakukan dalam pengerjaan Tes Pauli. b. Ketelitian berpikir diindikasikan dengan persentase total penjumlahan yang benar dalam pengerjaan Tes Pauli. c. Kestabilan berpikir diindikasikan dengan standar deviasi dari total pengerjaan pada masing-masing interval dalam Tes Pauli. 2. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap performa motorik terkait keterampilan seseorang melakukan pekerjaan fisik. 3. Membandingkan intensitas pencahayaan yang menghasilkan performa optimal dan intensitas pencahayaan yang diinginkan oleh subjek. 4. Mengetahui pengaruh penambahan individual controlled lighting terdahap performa kognitif dan motorik dan perbandingannya dengan performa pada specified lighting. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan gambaran hubungan antara intensitas cahaya dengan performansi kognitif dan motorik manusia. 2. Memberikan masukan mengenai intensitas pencahayaan yang baik guna meningkatkan produktivitas serta menurunkan tingkat kesalahan dalam pekerjaan. 3. Dapat menjadi pertimbangan mengenai intensitas pencahayaan yang diinginkan oleh pekerja (preferred illuminance level) untuk mengurangi stress kerja dan kelelahan visual.