BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menghadapi kondisi globalisasi pasar saat ini, banyak perusahaan baik yang berskala besar maupun kecil akan menaruh perhatian pada masalah masalah pendanaan atau financing di samping masalah-masalah lainnya seperti produksi, pemasaran dan personalia, dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Salah satu keputusan penting yang dihadapi manajer keuangan dalam kaitannya dengan operasi perusahaan adalah keputusan atas struktur modal, yaitu keputusan keuangan berkaitan dengan perimbangan atau perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri (Daulay, 2009). Oleh karena itu, para manajer keuangan dengan tetap memperhatikan cost of capital perlu menentukan struktur modal dalam upaya menetapkan apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri ataukah dipenuhi dengan modal asing. Jika dana yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri terbatas jumlahnya sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya, maka mau tak mau perusahaan harus berusaha mencari tambahan dana yang berasal dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada para kreditur (perbankan) ataupun melalui pasar modal. Begitu pula halnya fenomena keuangan seperti tingginya tingkat hutang pada perusahaan-perusahaan di indonesia merupakan hal yang cukup menarik untuk dikaji, karena pada umumnya penelitian-penelitian terdahulu 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 dilakukan pada negara maju. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keputusan pendanaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa mempertimbangkan Efek Indonesia. berbagai faktor Perusahaan-perusahaan dalam memutuskan tersebut sumber pendanaannya, serta memperhatikan manfaat dan biaya dari sumber pendanaan yang ditentukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keputusan yang diambil oleh perusahaan dalam memenuhi sumber pendanaannya, apakah cenderung dengan menggunakan hutang atau modal sendiri, karena hal ini sangat mempengaruhi oleh biaya dan manfaat dari pendanaan yang akan diambil. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah pengaruhnya disebabkan oleh perubahan berbagai faktor penentu keputusan pendanaan perusahaan (struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan). Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang diminati oleh para investor, alasannya adalah sektor ini merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia, karena pendirian perusahaan makanan dan minuman yang semakin banyak diharapkan dapat memberikan prospek yang menguntungkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (Yovin dan Putu, 2012 :2). Penulis lebih memilih untuk meneliti perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dibandingkan memilih perusahaan-perusahaan yang ada di LQ45, karena http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 penulis ingin menunjukan ke investor bahwa saham-saham yang diluar dari LQ45 khusunya di sektor makanan dan minuman ini merupakan saham yang bagus untuk investor dapat menanamkan modalnya, sehingga dapat membantu perusahaan-perusahaan tersebut bisa bertahan dan masuk dalam daftar saham LQ45. Pada penelitian ini, ada 9 (sembilan) perusahaan makanan dan minuman yang diambil datanya dari Bursa Efek Indonesia. Alasan mengapa hanya mengambil 9 (sembilan) perusahaan makanan dan minuman dari sekian banyak perusahaan yang ada adalah karena data pada 9 (sembilan) perusahaan tersebut termasuk lengkap dan memenuhi kriteria faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Struktur modal dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Berikut ini akan disajikan DER di beberapa perusahaan-perusahaan manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2014. Tabel 1.1 Rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan manufaktur makanan dan minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode tahun 2010-2014 DER No Nama Perusahaan Kode 2010 2011 2012 2013 2014 1 PT. Akasha Wira ADES 0,71 0,67 0,86 1,51 2,25 Internasional Tbk 2 PT. Tiga Pilar Sejahtera AISA 2,28 0,96 0,90 1,13 1,05 Food Tbk 3 PT. Cahaya Kalbar Tbk CEKA 1,75 1,03 1,22 1,02 1,39 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Prashida Aneka Niaga Tbk PT. Sekar Laut Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk INDF 0,90 0,70 0,74 1,08 1,05 MYOR PSDN 1,16 1,72 1,71 1,49 1,51 1,15 1,04 0,67 0,63 0,64 SKLT STTP ULTJ 0,68 0,45 0,74 0,91 0,93 1,16 1,16 1,12 1,12 1,08 0,64 0,61 0,44 0,39 0,28 9,72 8,38 8,63 9,53 10,37 1,08 0,93 0,96 Rata-rata Sumber : Indonesia Capital Market Directory & www.idx.co.id 1,06 1,15 5 6 7 8 9 Jumlah Berdasarkan Tabel 1.1 Dilihat bahwa dari masing-masing perusahaan ternyata beberapa perusahaan memiliki DER diatas satu dan diatas dua. Perusahaan Cahaya Kalbar Tbk dan Mayora Indah Tbk pada tahun 2010 sampai tahun 2014 tidak ada yang berada dibawah satu. Akasha Wira Internasional Tbk di tahun 2013 sebesar 1,51; di tahun 2014 sebesar 2,25. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2010 sebesar 2,28; di tahun 2013 sebesar 1,13 dan tahun 2014 sebesar 1,05. Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2013 sebesar 1,08 dan tahun 2014 sebesar 1,05. Prashida Aneka Niaga Tbk pada tahun 2010 sebesar 1,15 dan tahun 2011 sebesar 1,04. Sekar Laut Tbk pada tahun 2013 sebesar 1,16 dan tahun 2014 sebesar 1,12. Siantar Top Tbk pada tahun 2012 sebesar 1,16; tahun 2013 sebesar 1,12 dan tahun 2014 sebesar 1,08. Dapat dilihat juga bahwa besarnya nilai rata-rata debt to equity (DER) pertahun dari tahun 2010-2014 perusahaan manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di BEI berada dibawah satu dan diatas satu. Rata-rata http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 DER dapat kita lihat bahwa struktur modal perusahaan makanan dan minuman mengalami fluktuasi dari tahun 2010-2014. Yaitu pada tahun 2010 sebesar 108%, pada tahun 2011 turun menjadi 93%, pada tahun 2012 mengalami kenaikan 3% menjadi 96%, pada tahun 2013 mengalami kenaikan 10% manjadi 106%, dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan 9% menjadi 115%. Setiap tahun rata-rata struktur modal perusahaan mengalami naik turun. Nilai DER dibawah 100% atau yang berada dibawah satu berarti perusahaan memiliki jumlah modal sendiri yang lebih besar daripada hutang dan hal ini sesuai dengan teori struktur modal yang optimal dimana jumlah hutang perusahaan tidak boleh lebih besar daripada modal sendiri. Karena kebanyakan investor lebih tertarik menanamkan modalnya ke dalam bentuk investasi pada perusahaan yang mempunyai nilai DER kurang dari satu. Namun apabila perusahaan tersebut memiliki DER diatas 100% atau yang berada diatas satu, berarti perusahaan memiliki utang lebih besar daripada modalnya. Karena jika DER lebih besar dari satu berarti risiko yang ditanggung oleh investor menjadi meningkat. Naik turunnya DER pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman sebagaimana pada Tabel 1.1 kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pengaruh tersebut dapat dilakukan dengan melihat rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi Struktur Modal adalah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 Struktur Aktiva (FAR), Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan (SIZE), Pertumbuhan Penjualan (GROWTH). Paragraf berikutnya akan menjelaskan selengkapnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Faktor pertama pada Struktur aktiva (FAR) merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan yang dapat menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva. Perusahaan dengan struktur aktiva tinggi cenderung memilih menggunakan dana dari pihak luar atau hutang untuk mendanai kebutuhan modalnya. Struktur Aktiva mempunyai pengaruh terhadap sumber-sumber pembiayaan. Apabila perusahaan mempunyai struktur aktiva yang semakin tinggi maka struktur modal juga tinggi, sebaliknya semakin rendah kemampuan perusahaan maka akan semakin rendah kemampuan perusahaan untuk menjamin utangnya. Kebanyakan perusahaan industri sebagian besar modalnya tertanam dalam aset tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modalnya yang permanen yaitu modal sendiri sedangkan hutang sifatnya hanya sebagai pelengkap. Jadi dapat dikatakan bahwa struktur aset mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Dengan demikian semakin tinggi struktur aset (yang berarti semakin besar aset tetap). penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi (modal asing semakin sedikit) dengan kata lain struktur modalnya semakin rendah (Prabansari dan Kusuma, 2006). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 Hasil penelitian yang dilakukan Hossain dan Ali (2012) menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal, namun pada penelitian yang dilakukan oleh Kesuma (2009), Hadianto dan Tayana (2010) mengatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Selanjutnya faktor kedua yang mempengaruhinya adalah Rasio profitabilitas (ROA) dimana menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Pengukuran yang dilakuan untuk memperoleh laba adalah Return On Assets (ROA). Hubungan antara struktur modal dengan profitabilitas yaitu semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin rendah tingkat penggunaan utang dalam struktur modal (Setiawan, 2006:139). Tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung memilih laba ditahan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Dapat disimpulkan, semakin tinggi ROA, maka semakin kecil proporsi utang di dalam struktur modal perusahaan. Penelitian terdahulu yang menghubungkan profitabilitas terhadap struktur modal yang dilakukan oleh Yusrianti (2013), Kartika (2009) dan Purwoko (2009) menunjukkan bahwa profitabiliatas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 Isnurhadi (2013), Handayani (2011) dan Putri (2012) menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Kemudian untuk faktor ketiga pada Ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan besarnya total aset yang dimiliki perusahaan. Dimana ukuran perusahaan di ukur dengan nilai logaritma natural dari total asset (natural logarithm of asset). Logaritma dari total assets dijadikan indikator dari ukuran perusahaan karena jika semakin besar ukuran perusahaan maka asset tetap yang dibutuhkan juga akan semakin besar. Besarnya ukuran perusahaan mempengaruhi keputusan manajemen dalam memutuskan pendanaan yang akan dipakai untuk operasional perusahaannya. Karena semakin besar perusahaan, semakin besar dana yang dimiliki atau diperlukan perusahaan tersebut. Semakin besar perusahaan, semakin mudah akses untuk mendapatkan dana dari luar (ekstern), hal tersebut karena besaran aset yang dimiliki perusahaan tersebut memberikan kepercayaan dari kreditur untuk mengalirkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan demikian ukuran perusahaan akan memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Menurut Halim (2007 : 93), semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 Penelitian yang dilakukan oleh Yuliati (2011) yang mendapatkan hasil positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil berbeda ditemukan oleh Khalid (2011), Khalid menyatakan bahwa ukuran perusahaan berkolerasi negatif dan signifikan dengan struktur modal. Terakhir, pada faktor keempat Pertumbuhan penjualan (GROWTH) adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Pengukuran dilakukan dengan selisih antara jumlah penjualan periode ini dengan periode sebelumnya dibandingkan dengan penjualan periode sebelumnya. Bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, kecenderungan penggunaan hutang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah (Halim, 2007:92). Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi namun tidak meningkatkan penggunaaan utang jangka panjang disebabkan karena dengan meningkatnya penjualan, maka akan meningkat juga keuntungan yang akan didapatkan perusahaan, sehingga perusahaan lebih cenderung menggunakan modal sendiri (laba ditahan) untuk membiayai operasional perusahaan dibanding dengan menggunakan utang jangka panjang. Selain itu semakin besar penggunaan utang jangka panjang juga akan mengakibatkan peningkatan biaya bunga yang dapat mengurangi laba, perusahaan yang mengambil utang jangka panjang dalam jumlah besar maka akan mengakibatkan struktur modal tidak optimal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 Penelitian dilakukan oleh Santika (2011) menyatakan hasil pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian yang berbeda dilakukan Kesuma (2009), Kesuma menyatakan pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Penulis memilih untuk meneliti struktur modal dan variabel yang mempengaruhinya, karena dilihat dari jumlah dan rata – rata perkembangan Strutur Modal (DER) pada tahun 2010 – 2014 mengalami penurunan dan kenaikan. Adapun Ketidak konsistenan hasil penelitian sebelumnya dimana seperti hasil penelitian Nurrohim (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan dan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manuaktur di Indonesia”. Hasil menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Penelitian ini memiliki hasil yang berbeda dengan apa yang dikemukakan Seftianne dan Ratih Handayani (2011), yang menyatakan bahwa profitabilitas dan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Pada penelitian terdahulu diatas, terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian penulis sendiri yaitu pada sektor industrinya penulis menggunakan sektor industri dan makanan dan minuman, tahun penelitian pada 2010-2014, dan ada variabel independen yang ditambahkan. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mencoba melakukan penelitian terhadap pengaruh struktur http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan pada perusahaan manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Dari hal tersebut penulis timbul pertanyaan mengapa bisa terjadi ketidak konsistenan dari hasil penelitian sebelumnya? dan diduga apakah dari faktor-faktor yang mempengaruhinya (struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan) menjadi penyebab rata-rata DER fluktuatif dari tahun 2010-2014?. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap struktur modal dan variabel-variabel yang mempengaruhinya. Dari faktor-faktor yang dijelaskan diatas dalam penelitian ini, penulis menggunakan empat faktor yang mempengaruhi struktur modal untuk dilakukan penelitian. Faktor-faktor tersebut antara lain struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan. Hal ini yang membuat penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan penjualan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014”. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 1. Apakah struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal? 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal? 4. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal? C. Batasan Masalah Penelitian Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu, Jenis industri yang diteliti adalah industri manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Adapun 9 (sembilan) perusahaan dipilih untuk diteliti berdasarkan alasan bahwa masing-masing industri memiliki kebijakan yang berbeda terhadap kebijakan struktur. Faktor-faktor yang menentukan struktur modal, diantaranya stabilitas penjualan, struktur aktiva, ukuran perusahaan, resiko bisnis, leverage operasi, likuiditas, pertumbuhan penjulan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Dari beberapa faktor tersebut dalam penelitian ini, penulis menggunakan empat faktor yang mempengaruhi struktur modal. Faktor-faktor tersebut antara lain struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 D. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal pada Perusahaan Manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Serta membantu saham-saham yang diluar dari LQ45, yang lebih berfokus pada sahamsaham perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman, agar investor dapat melihat saham-saham tersebut dan tertarik untuk menanamkan modalnya. 2. Kontribusi Penelitian Penelitian yang lebih mendalam tentang struktur modal dan pertumbuhan perusahaan dalam memprediksi nilai perusahaan untuk jangka panjang dan mencegah terjadinya kerugian dengan melakukan penelitian pengujian hipotesis melalui faktor-faktor, seperti struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan. Penelitian ini berkontribusi penting bagi : 1. Investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran dan bahan pertimbangan unuk mengambil keputusan dalam berinvestasi pada sebuah perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 2. Perusahaan, hasil penelitian dapat digunakan manajemen perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan modal sendiri atau modal pinjaman serta mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, setelah itu manajer keuangan dapat mengambil kebijakan yang dianggap perlu guna menyeimbangkan penggunaan modal. 3. Akademik, Sebagai tambahan pengetahuan dan bahan referensi bagi para akademisi dalam bidang keuangan khususnya tentang struktur modal. http://digilib.mercubuana.ac.id/