BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara di Asia yang mengalami kemajuan pesat dalam hal pengurangan kematian balita. Namun hingga kini,angka kematian bayi baru lahir dan bayi masih tetap memperlambat keseluruhan kemajuan Indonesia dalam mengurangi angka kematian balita,sehingga diperlukan akselerasi perawatan bagi bayi baru lahir. Tahun 2008,angka kematian bayi atau infant mortality rate(IMR)di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 31,04/1000 kelahiran hidup artinya terdapat 3104 bayi meninggal setiap 1000 kelahiran.Salah satu metode yang efektif adalah kontak kulit ke kulit dan inisiasi menyusui dini bagi bayi baru lahir dalam masa satu jam pertama sejak bayi dilahirkan.sebuah studi yang dipublikasikan di pediatrics tahun 2006 menunjukkan bahwa praktik ini dapat mengurangi kematian bayi baru lahir dari infeksi,diare,hipotermia dan masalah pernapasan. (sardjunani.N.2010) Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun dan mencegah anak kurang gizi. Bayi yang baru lahir sangat rentan terhadap kematian akibat hipotermia. Namun 16 persen kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada sejak hari pertama dilahirkan. Angka ini naik menjadi 22 persen jika pemberian ASI dimulai satu jam setelah kelahiran atau dikenal dengan istilah inisiasi menyusui dini (IMD). (Asep Candra, 2010). Angka menyusui dini di Indonesia masih rendah; survey terakhir(SDKI 2007) menemukan bahwa bayi yang diberi ASI ekskusif hanya terjadi pada 32 persen dan total keseluruhan bayi yang dilahirkan,hal ini lebih rendah dibandingkan hasil survey serupa (SDKI 2002/03), yaitu 40 persen.dengan demikian,promosi pemberian asi ekslusif bisa menjadi kebijakan yang penting dalam menurunkan angka kematian bayi baru lahir,dan informasi tentang ini harus ditujukan kepada para pembuat kebijakan, penyedia layanan dan masyarakat luas. (Sardjunani.N.2010) Bayi yang baru lahir sangat rentan terhadap kematian akibat hipotermia. Namun 16 persen kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada sejak hari pertama dilahirkan. Angka ini naik menjadi 22 persen jika pemberian ASI dimulai satu jam setelah kelahiran atau dikenal dengan istilah inisiasi menyusui dini (IMD) ( Asep Candra, 2010). Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebagai tindakan penyelamat kehidupan karena IMD dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan (Din.Kes, 2010).Pelaksanaan IMD di luar negeri sudah di mulai sejak tahun 1987,Penelitian Karen M. Edmon, dkk (Pediatric, March 2006) di Ghana membuktikan bahwa 16% kematian neonatus dapat dicegah bila bayi mendapat ASI dihari pertamanya. Angka tersebut meningkat menjadi 22% bila bayi melakukan IMD dalam satu jam pertama setelah lahir Sedangkan dinegeri kita sendiri Indonesia pelaksanaan IMD ini baru disadari sejak tahun 2006. Menyusu secara baik dan benar dapat mencegah kematian bayi serta gangguan perkembangan bayi. Kebanyakan ibu tidak tahu bahwa membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah kelahiran atau lebih dikenal dengan IMD sangat bermanfaat. Proses yang hanya memakan waktu satu jam tersebut berpengaruh pada sang bayi seumur hidup. Setiap 1000 kelahiran hidup, 35 bayi di antaranya meninggal. JIka di kalikan dalam setahun, sedikitnya 175.000 bayi meninggal sebelum usia mencapai satu tahun. Hal serupa di laporkan World Health Report tahun 2005. Tiap 6 menit, satu bayi meninggal, sedangkan tiap 2,5 menit satu balita meninggal. Bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling berperan dalam melaksanakan IMD karena ibu tidak dapat melakukan IMD tanpa bantuan dan fasilitasi dari bidan. Misalnya untuk mendukung ASI eksklusif 6 bulan, penelitian yg dilakukan terhadap kelompok ibu yang ASI eksklusif dan ASI tidak eksklusif menunjukkan bahwa sebagian besar informan ASI eksklusif difasilitasi IMD oleh bidan sedangkan sebagian besar informan ASI tidak eksklusif tidak difasilitasi IMD. Dalam penelitian tersebut dari 7 informan yang tidak IMD, hanya 3 informan yang alasannya karena hal yang sulit dihindari, yaitu ibu sakit sehabis operasi caesar, bayi harus langsung masuk inkubator, dan ibu mengalami perdarahan. Sedangkan 4 informan lainnya tidak IMD karena alasan yang sebenarnya bisa dihindari yaitu bayi akan dibersihkan dan dibedong terlebih dahulu (Fika & Syafiq, 2009). Berdasarkan penelitian Edmond K., di Ghana terhadap 10.947 bayi dan di terbitkan dalam jurnal ilmiah pediatrics, 22% kematian bayi baru lahir (dalam satu bulan pertama) dapat di cegah dengan bayi menyusu ibunya dalam satu jam pertama kelahiran. Sedangkan menyusu pada hari pertama lahir dapat menekan angka kematian bayi hingga 16%. Mengacu penelitian itu, di perkirakan program inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 30.000 bayi di Indonesia dalam bulan pertama kelahiran. Program Inisiasi Menyusu Dini mempunyai manfaat yang sangat besar untuk bayi maupun ibu yang baru melahirkan.Tetapi dalam penerapan inisiasi menyusu dini itu sendiri belum tersosialisasikan di beberapa rumah sakit, maupun di klinik praktek bidan, sehingga penerapannya masih perlu di kembangkan (Nover A, 2011). Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik dan berminat untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Peran Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: Gambaran Peran Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012 C.Tujuan penelitian Untuk mengetahui Gambaran Peran Bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Mendapat pengalaman berharga dalam melaksanakan penelitian dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang peran Bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini 2. Bagi puskesmas Sebagai bahan masukan atau informasi tentang peran bidan dalam pelaksaan Inisiasi Menyusui Dini 3. Bagi D4 Bidan Pendidik Sebagai bahan informasi tambahan untuk penelitian lebih lanjut khususnya yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan.