Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559 PENGARUH EKUITAS MEREK BERBASIS PELANGGAN TELKOMNET INSTAN TERHADAP MINAT PEMBELIAN TELKOMNET SPEEDY Epy Ponco Istiyono1 Ely Sapto Utomo2 Emmy Indrayani3 1 Manager e-Solution Divisi Multimedia PT. Telkom 2 Dosen Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424 [email protected] 3 Dosen Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424 [email protected] ABSTRACT This research aims to measure the effects of brand equity TELKOMNet-Instan to wish to subscribe TELKOM-Speedy Brand. This research is based on Netemeyer’s model called Customer-Based Brand Equity (CBBE) which consists of three variables : Brand Quality Impression (PQ), Value to Cost Impression (PVC) and the Unique of Brand (U). The CBBE has direct effects to the intervene variable The wish To Pay the Premium Price (Y), which is an antecedent has effect to dependent variable Wish to Buy or subscribe the Brand (Z). The research method used is a survey method to TELKOMNet-Instant customer in Makassar by implementing systematic sampling. The collected data were analyzed to path analysis. The validty test implemented Pearson correlation and reliability test using Spearman-Brown formula. The research revealed the following result : (1) CBBE TELKOMNet-Instan (which the variables PVC, U dan PVC) have simultaneous effect to the wish to subscribe TELKOMSpeedy (Z) which moderate effect (26.9%). (2) The PVC is the most dominant variable affecting the dependent variabel Z Keywords : Brand, wish to buy, Customer-based Brand Equity,CBBE PENDAHULUAN Produk dan Merek Internet di TELKOM Pertumbuhan akses Internet di Indonesia sangat pesat. Diawali dengan masuknya Internet sekitar tahun 1994, saat ini pemakai Internet di Indonesia sudah mencapai 16 juta, meningkat 8 kali lipat dari hanya sekitar 2 juta di tahun 2000. (www.apjii.or.id, Januari 2005). Dari data pertumbuhan tersebut, terlihat bahwa industri Internet di Indonesia tumbuh dengan pesat. TELKOM memiliki 4 Portofolio produk, yaitu (1) Fixed Phone (TELKOM Phone), (2) Mobile Phone, (3) Network & Interconnection (TELKOM Intercarier), (4) Data & Internet dan (5) Fixed Wireless Access (TELKOM Flexi). Produk-produk ini dioperasikan oleh berbagai divisi dan dijual oleh Distribution Channel yang terdiri dari Divisi Regional untuk pelanggan personal, Divisi Enterprise Center (ESC) untuk pelanggan korporasi dan CISC untuk Pemegang Lisensi Operator (Other License Operator / OLO). Secara umum, TELKOM mengembangkan stategi Multibrand dan Source Brand atau Parent Brand (Induk Merek) dengan induk mereknya adalah TELKOM. Tabel 1. menunjukkan beberapa merek yang dipasarkan TELKOM untuk menjual produk-produknya. Berdasarkan tabel 1, TELKOM memilih menggunakan strategi multi-merek dan beberapa merek yang kuat menggunakan strategi Induk Merek dan dikombinasikan dengan multi merek. TELKOM memilih untuk mengkomunikasikan kepada pelanggannya secara selektif, sesuai dengan tingkat ketertarikan pasarnya. Salah satu produk unggulan TELKOM di industri Internet adalah TELKOMNet-Instan, dan produk baru TELKOMSPEEDY. Gambar 1. Pertumbuhan Pemakai Internet di Indonesia A182 Pengaruh Ekuitas Merek Berbasis… … Istiyono Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 No 1 TELKOM Phone 2 2 3 Mobile Phone FLEXI E-Business 4 Internet Dial-Up 5 6 6 Internet dedicated Internet Broadband Virtual Private Networks Solusi Network Content & Aplication MEREK TELKOMNet-Instan TELKOMNet-Flexi ASTINET TELKOMSPEEDY Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559 Tabel 1. Produk dan Merek TELKOM Produk dan Merek TELKOM Free (0.800), TELKOM International Call 007, TELKOM Lokal,TELKOM SLJJ, TELKOM Teleconference, TELKOM Unicall (0807) Dioperasikan oleh anak perusahaan TELKOMSEL FLEXI Classy, Flexi Combo, Flexi Home, Flexi Trendy e-Business (i-deal), e-Business (i-manage), e-Business (i-manage), e-Business (i-Settle), e-Business (iXchange), e-Business (TELKOMWeb Kiostron), eBusiness (TELKOMWeb Plazatron), Solusi Enterprise – INFONET, Solusi Enterprise - IP Virtual Network TELKOMNet-Instan, TELKOMNET Whole Sale (VPN DIAL), TELKOM ISDN BRA, TELKOM ISDN PRA, TELKOMNet ASTINET TELKOMSpeedy TELKOMLink DINAccess, Solusi Enterprise – INFONET, Solusi Enterprise - IP Virtual Network DID, TELKOM Satelit – sewa transponder, TELKOMPhone VSAT FlexiLand, FlexiTone, i-VAS, Ventus Tabel 2. Merek-merek Internet dari TELKOM DESKRIPSI PRODUK Akses Internet termudah, cepat dan ada dimana-mana. Akses Internet ini menggunakan jaringan telepon dengan cara dial-up ke nomor 0809 8 9999, username : telkomnet@instan password telkom. Akses Internet mobile melalui TELKOMFlexi dengan sistem Packet Data Networks (PDN). Nomor akses #777 dengan username : telkomnet@flexi password : telkom Akses Internet berlangganan bulanan (tetap) dengan kecepatan akses n x 64 Kbps (simetris) Akses Internet broadband dengan teknologi ADSL yang diberikan oleh TELKOM. Tujuan dari pengembangan produk ini adalah untuk mengantisipasi maturity dan Declining dari produk TELKOMNet-Instan dengan meluncurkan produk-produk baru yang diharapkan nanti akan menjadi pemimpin pasar baru pada masanya. Di sisi lain, perkembangan teknologi akses Internet juga sangat cepat. Sampai tahun 2002, akses Internet via Dial Up tumbuh dengan pesat. Namun sejak tahun 2003 s/d 2004 TELKOMNet-Instan sudah mengalami masa maturity yang ditandai dengan pertumbuhan pemakaian di bawah 20% setahun. TELKOMSpeedy masuk komersial mulai tanggal 15 Desember 2005. Dengan masuknya produk baru ini, TELKOM perlu mengkaji brand equity merek TELKOMNet-Instan sebagai bahan Pengaruh Ekuitas Merek Berbasis… … Istiyono untuk Strategi Harga dan Strategi Pemasaran bagi produk-produk baru yang menyandang merek TELKOM. Apalagi produk baru TELKOMSpeedy merupakan Induk merek sendiri terpisah dari TELKOMNet, merek yang sudah dikenal luas masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah Kesan Kualitas Merek (Perceived Brand Quality), Kesan Nilai Merek untuk biaya (Perceived Brand Value for the Cost) dan Keunikan Merek (Brand Uniqueness) TELKOMNet-Instan berpengaruh terhadap minat pembelian merek TELKOMSPEEDY. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah Untuk mengetahui dan menganalisis A183 Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 pengaruh customer base brand equity TELKOMNet-Instan terhadap minat pembelian TELKOMSpeedy serta untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan dalam penentuan minat TELKOMSpeedy. TINJAUAN PUSTAKA Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh berbagai faktor yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai baigaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara khusus pemasar harus mengidentifikasi siapa yang Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559 membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian dan langkah-langkah dalam proses pembelian (Kottler, 2000). Pengambilan keputusan konsumen berbedabeda, tergantung pada jenis keputusan pembelian. Pembelian yang rumit dan mahal mungkin melibatkan lebih banyak pertimbangan pembeli dan lebih banyak perserta. Assael membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek (Henry Assael, 1987). Tabel 3. Empat Jenis Perilaku Pembelian Menurut Assael Keterlibatan Tinggi Keterlibatan Rendah Perbedaan Besar Perilaku pembelian yang Perilaku pembelian yang Antar Merek rumit mencari variasi Perilaku pembelian yang Perbedaan Kecil Perilaku pembelian yang mengurangi Antar Merek rutin/biasa ketidaknyamanan Keterlibatan juga dapat dibedakan menjadi keterlibatan situasional dan keterlibatan abadi (Marsha Richins & Peter H. Bloch, 1986). Keterlibatan situasional (situational involvement) terjadi selama waktu yang pendek dan diasosiasikan dengan situasi yang spesifik, seperti kebutuhan untuk mengganti sebuah produk yang telah rusak. Sebaliknya, keterlibatan abadi (enduring involvement) ketika konsumen menunjukkan minat yang tinggi dan konsisten terhadap sebuah produk dan seringkali menghabiskan waktunya untuk memikirkan tentang produk tersebut. Di antara keterlibatan situasional dan keterlibatan abadi, terdapatlah tanggapan keterlibatan (involvement response) dari konsumen (Marsha Richins, Peter H. Bloch dan Edward F. McQuarrie, 1992), yaitu kompleksitas pemrosesan informasi dan tingkat pengambilan keputusan oleh konsumen. Ketika keterlibatan konsumen meningkat, sejalan dengan itu konsumen akan memproses informasi lebih mendalam. Kenaikan pemrosesan informasi ini umumnya juga akan meningkatkan tingkat rangsangan. Konsumen mungkin akan berpikir lebih keras tentang keputusan yang dilakukan pada situasi keterlibatan tinggi (Richard E. Petty, John T. Cacioppo dan David Schumann, 1983). Mereka juga lebih suka melakukan keputusan yang ekstensif dan bergerak melalui setiap tahap keputusan secara lebih berhati-hati. Beberapa penulis telah menyatakan bahwa proses keputusan akan sangat berbeda antara situasi dengan A184 keterlibatan tinggi dan rendah, sehingga dapat dikatakan ada dua kategori pengambilan keputusan: pengambilan keputusan terbatas pada situasi dengan keterlibatan rendah dan pengambilan keputusan yang diperluas pada situasi dengan keterlibatan tinggi (Herbert Krugman, 1983). Karena para konsumen lebih banyak memberikan pertimbangan pada informasi yang mereka terima secara bersamaan dengan peningkatan keterlibatan pembelian prospektif, maka para pengiklan harus mengembangkan pesan-pesan yang lebih kompleks (John C. Mowen & Michael Minor, 2001). Di sini dapat disimpulkan bahwa konsep keterlibatan harus dipahami bukan hanya dalam pemrosesan informasi, tetapi juga dalam variasi dari topiktopik konsumen lainnya. Sebagai contoh, tingkat keterlibatan konsumen memiliki implikasi yang penting dalam proses memori, proses pengambilan keputusan, perumusan sikap dan perubahan dan komunikasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth communication) (Jong-Won Park dan Manoj Hastak, 1994) Kesan Harga Bagaimana konsumen mempersepsikan sebuah harga – sebagai mahal, murah atau wajar – memiliki pengaruh kuat dalam keinginan membeli dan kepuasan dalam pembelian. Persepsi ”harga yang tidak wajar” akan berdampak pada nilai produk, dan seluruh toko atau layanan. Pengaruh Ekuitas Merek Berbasis… … Istiyono Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 Kesan Kualitas Konsumen sering menghakimi suatu kualitas produk atau layanan berdasarkan beragam informasi isyarat yang diasosiasikan dengan produk. Beberapa isyarat bersifat intrinsic ke produk ataua layanan, lainnya extrinsic. Salah satu isyarat adalah dasar persepsi dari suatu produk dan kualitas layanannya. Hubungan Harga-Kualitas Perceived product value digambarkan sebagai pengurangan antara perceived benefit (atau kualitas) atas produk dengan perceived dari pengorbanan – baik pengorbanan moneter maupun non-moneter – untuk mendapatkan produk / jasa tersebut (William Dodds, Kent Monroe & Dhruv Grewal, 1994). Sejumlah penelitian mendukung penggunaan harga sebagai indikator kualitas produk. Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumen mengidentifikasi atribut kualitas yang berbeda jika produk diberi label harga yang berbeda pula. Konsep Merek Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan ataupun kombinasinya dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kottler, 2000). Definisi lain, merek didefinisikan sebagai kombinasi dari atribut-atribut, dikomunikasikan melalui nama atau simbol yang dapat mempengaruhi proses pemilihan suatu produk / layanan di benak konsumen (Giribaldi, 2003). Pada hakikatnya, merek mengidentifikasikan penjual atau pembuat. Merek dapat berupa nama, merek dagang, logo atau simbol lain. Berdasarkan UU merek dagang penjual diberikan hak ekslusif untuk menggunakan mereknya selamanya. Merek merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah trade mark yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat. Saat ini merek sudah menjadi konsep yang kompleks dengan sejumlah ratifikasi teknis dan psikologis (Durianto, Et al, 2001:1). Aaker (Simamora, 2001) mengemukakan setidaknya terdapat sedikitnya tiga nilai yang diberikan oleh merek, yaitu nilai fungsional, nilai emosional dan nilai ekspresi diri. Nilai fungsional diperoleh dari atribut-atribut produk. Nilai fungsional bersifat relatif. Sedangkan nilai emosional menyangkut perasaan positif saat Pengaruh Ekuitas Merek Berbasis… … Istiyono Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559 konsumen membeli, menggunakan, menikmati atau mengkonsumsi merek tertentu. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu. Akan tetapi, merek lebih dari sekadar simbol (Jeniffer Al Aaker, 1997). Merek dapat memiliki enam level pengertian (Rangkuti, 2002:3) : Atribut. Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang terkandung dalam suatu merek. Contohnya BMW seri 7 merupakan merek mobil yang dirancang dengan kualitas tinggi, selalu menjaga keamanan, bergengsi, berharga jual mahjal serta dipakai oleh para senior eksekutif perusahaan multinasional. Manfaat. Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Produsen harus dapat menterjemahkan atribut menjadi manfaat fungsional maupun manfaat emosional. Atribut ”aman” dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional, yaitu tidak perlu mengganti berbagai fungsi rem serta balon pelindung baik dari depan maupun dari samping kiri dan kanan. Manfaat fungsional ini dapat juga diterjemahkan ke dalam manfaat emosional, yaitu ”selama saya mengendarai BMW seri 7, saya merasa aman dan menyenangkan.” selain itu atribut-atribut lain juga harus dapat diterjemahkan menjadi manfaat yang dapat langsung dirasakan oleh konsumen. Nilai. Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut. Budaya. Merek juga mewakili budaya tertentu. Misalnya Mercedes mewakili budaya Jerman yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien dan selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Kepribadian. Merek juga mencerminkan kepribadian, yaitu kepribadian bagi para penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna akan tercermin bersamaan dengan merek yang ia gunakan. Pemakai. Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Itulah sebabnya para pemasaran selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal untuk penggunaan mereka. Misalnya untuk menggambarkan orang yang sukses selalu menggunakan BMW seri 7. A185 Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 Aaker mengajukan beberapa pengukuran untuk menangkap semua aspek yang relevant dari Brand Equity. Loyalty (price premium, satisfaction / loyalty) Perceived quality / leadership measures (perceived quality, leadership / popularity). Association/differentiation (perceived value, brand personality, organizational associations) Awareness (brand awareness) Kekuatan suatu merek tergantung pada seberapa jauh merek tersebut dapat menjamin future cash flow earning. Dengan kata lain, merek yang kuat juga harus sehat secara finansial (Soehadi,2005:4). Lebih lanjut, Moore (2000) menyatakan bahwa merek dikatakan kuat dan sehat jika dapat berkontribusi terhadap tiga faktor: meningkatkan cash flow yang masuk (higher), mempercepat cash flow yang masuk (faster) dan memperpanjang waktu cash flow yang masuk (longer). Dalam studi yang dilakukan oleh Netemeyer bersama 7 rekannya (2004:210), pengukuran terhadap 16 merek berbeda di enam kategori produk menunjukkan bahwa aspek- Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559 aspek primer/inti CBBE dan menguji hubungannya dengan variabel asosiasi merek terkait dan respon merek. Kesimpulannya adalah bahwa perceived quality, perceived value for the cost dan brand uniqueness merupakan anteseden langsung potensial bagi kesediaan untuk membayar harga premium bagi merek spesifik, dan kesediaan membayar harga premium tersebut merupakan anteseden langsung potensial bagi perilaku pembelian merek. Sedangkan asosiasi merek terkait berpengaruh tidak sekuat aspek primer / inti customer-based brand equity (CBBE) yan ditunjukkan dalam garis putus-putus. Customer-based brand equity adalah pengaruh diferensial yang dimiliki oleh suatu ekuaitas merek akibat kesesuaiannya dengan nilai yang dimiliki pelanggan sehingga merek tersebut dapat memberikan superior customer value. Satu merek memiliki customer-based brand equity yang positip apabila ia diidentifikasikan sebagai merek yang memiliki nilai lebih dibandingkan pesaingnya. Akibatnya adalah pelanggan lebih mudah menerima new brand extension serta tidak sensitif terhadap kenaikan harga (Rangkuti, 2004:xii). Gambar 3. Model Konseptual CBBE menurut Netemeyer, et al. Model pengaruh benefit Brand terhadap value di pelanggan diperkuat oleh Roger J. Best, (2004) yang menyatakan bahwa Benefit yang dilihat oleh pelanggan terdiri dari Brand Benefits, Service Benefits dan Product Benefits. Gabungan ketiga benefit ini akan dikomparasikan oleh pelanggan dengan Transaction Cost dan Price. Selisih antara keduanya merupakan Customer Value yang diterima pelanggan. METODE PENELITIAN A186 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada pelanggan TELKOMNet-Instan di area MAKASSAR dengan nomor akses telepon 0411, meliputi pelanggan yang mengakses TELKOMNet-Instan (0809 8 9999) pada bulan yang ditentukan. Pelanggan tidak dibatasi pada frekwensi dan durasinya, namun dibatasi oleh besarnya tagihan TELKOMNet-Instan pada bulan tersebut, yaitu haruslah Rp 200.000 ke atas, dan telah Pengaruh Ekuitas Merek Berbasis… … Istiyono Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 menggunakan TELKOMNet-Instan 3 (tiga) bulan ke atas. Penentuan pelanggan dilakukan dengan mengambil data dari mesin authentication username dan password saat pelanggan akses ke TELKOMNet-Instan, dengan mengambil nomor telepon pelanggan yang terdapat di mesin authentication tersebut. Pelanggan sengaja dipilih di Makassar, karena pelanggan TELKOMNet-Instan memiliki pilihan untuk menggunakan ISP lain. Dengan demikian brand equity yang dimiliki pelanggan adalah brand equity sesungguhnya, karena responden di Makassar memang berkesempatan untuk menggunakan ISP lain. Pertimbangan penulis dalam menyeleksi responden adalah sebagai berikut: pertama, planggan TELKOMNet-Instan merupakan responden yang telah menggunakan TELKOMNet-Instan 3 (tiga) bulan ke atas, sehingga sudah cukup memiliki pengalaman dengan TELKOMNet-Instan dan dianggap sudah Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559 dapat mengetahui Perceived Brand Quality, Perceived Brand Value for the Cost dan Brand Uniqueness dari TELKOMNet-Instan. Kedua, planggan TELKOMNet-Instan yang memiliki tagihan Internet sebesar Rp 200.000 ke atas merupakan pelanggan yang cocok untuk migrasi ke TELKOMSpeedy. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara, teknik ini merupakan alat pengumpulan data untuk memperoleh informasi melalui cara berkomunikasi secara langsung dengan responden. Dalam hal ini wawancara dilakukan melalui telepon. Identifikasi Variable Penelitian Parameter variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel Indikator Perceived Brand Quality • Kualitas Merek • Merek terbaik • Konsistensi merek Perceived Brand Value for • Merek sebanding biaya the Cost • Merek adalah pilihan terbaik • Good value for the money • Biaya yg keluar adalah layak Brand Uniqueness • Merek berbeda dg merek lain • Merek benar-benar menonjol • Merek berbeda dari yang lain • Merek unik dibanding yang lain Kesediaan membayar • Jika harga merek naik besar, baru akan beralih harga premium • Kesediaan membayar harga lebih mahal • Kesediaan membayar x% lebih mahal • Kesediaan membayar dibanding merek2 lain Minat Pembelian Merek • Minat pembelian merek dalam TELKOMSpeedy Hipotesis Z = 0.1438 Y + 0.0901 PVC + 0.0946 U + 0.0862 U + ε H1 : Kesan kualitas merek, Kesan Nilai Merek dan Kesan Keunikan Merek dari TELKOMNet-Instan secara bersama-sama mempengaruhi kesediaan Minat Pembelian Merek pada produk TELKOM SPEEDY. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis jalur, maka dapat dibuat persamaan Minat Pembelian Merek TELKOMSpeedy sebagai berikut : Pengaruh Ekuitas Merek Berbasis… … Istiyono Keterangan: Z = Minat pembelian Merek TELKOMSpeedy Y = Kesediaan membayar harga premium PQ = Kesan Kualitas Merek (Perceived Brand Quality) PVC = Kesan Nilai untuk harga (Perceived Value for the cost) U = Keunikan Merek (Brand Uniqueness) ε = Faktor di luar model (error) A187 Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 Dengan menggunakan model pengaruh Netemeyer (Netemeyer, 2004) diketahui bahwa variabel Kesan Kualitas Merek (PQ), Kesan Nilai untuk harga (PVC), Keunikan Merek (U) dan variabel antara Kesediaan membayar harga premium (Y) secara bersama-sama memiliki pengaruh positif terhadap variabel Minat Pembelian Merek (Z) sebesar 40.47%. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan secara menyeluruh dari hasil penelitian, bahwa Ekuitas Merek dari basis pelanggan (Customer Base Brand Equity) TELKOMNet-Instan memiliki pengaruh positip kepada Minat Pembelian Merek TELKOMSpeedy, dengan pengaruh sebesar total sebesar 40.47%. Pengaruh terbesar diperoleh dari variabel antara Kesediaan Membayar Harga Premium sebesar 14.49%. Sedangkan pengaruh tidak langsung kepada Minat Pembelian TELKOMSpeedy adalah dari vaiabel Kensan Nilai terhadap Harga (PVC) signifikan sebesar 9.01%, Kesan Keunikan Merek TELKOMNetInstan (U) signifikan sebesar 8.46%. Sedangkan pengaruh variabel Kesan Kualitas Merek (PQ) berpengaruh tidak signifikan sebesar 8.62% DAFTAR PUSTAKA Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), 2006, Statistik Internet di Indonesia ( www.apjii.or.id, diakses 24 Januari 2006). Cisco System, 2006, MPLS (www.cisco.com diakses pada 24 Januari 2006) Chandon, Pierre, 2004, How to Measure Brand Awareness, Brand Image, Brand Equity and Brand Value, INSEAD. Dahlan, Zainuddin, 2005, Analisis Tingkat Kesesuaian Antara Harapan Dengan Persepsi Pelanggan Terhadap Differensiasi Layanan Akses Internet Melalui Telkomnet Instan di Kota Makassar, Thesis MM – UNHAS. Hitt, Michael A. dan R. Duane Ireland, Robert E. Hoskisson, 1997, Manajemen Strategis, Menyongsong era persaingan dan globalisasi, Penerbit Erlangga Hunger, David 1996, Strategic Management Business Policy, Edisi Indonesia, Penerbit ANDI OFFSET. Kertajaya, Hermawan, 2004, On Becoming A Customer-Centric Company, Transformasi TELKOM Menjadi A188 Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559 Perusahaan Berbasis Pelanggan, Penerbit Gramedia. Mowen, John C. dan Michael Minor, 2002, Perilaku Konsumen, Penerbit Airlangga, Edisi Bahasa Indonesia. Garson, David, 2006 : Path Analysis, (www.ncsu.edu diakses Mei 2006) Netemeyer, R.G., et al, 2004, Developing and validating measures of facets of customer-based brand equity, Journal of Business Research, VOL. 57 (August), p. 209 – 224 Kertajaya, Hermawan (2004), To Become a Consumer Centric Company, Penerbit Gramedia Kotler, Philip, 2002, Marketing Management, Edisi Milenium, Pearson Education Asia, Pte, Ltd. & PT Prenhallindo Jakarta Porter, Michael E., 1985, Competitive Advantage : Creating and Sustaining Superior Performance, Free Press. Porter, Michael E. & Hendry Mitzberg, 2003, Impelementasi Manajemen Stratejik, Kebijakan dan Proses, Penerbit Amara Books. Roger J. Best, 2004, Market-Based Management, Strategies for Growing Customer Value and Profitability, Prentice Hall, Third Edition. Rangkuti, Freddy, 2004, The Power of Brands : Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek, Gramedia Pustaka Utama. Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk, 2003, Consumer Behavior, Prentice Hall International, Inc, 7th Edition. Simamora, Bilson, 2003, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Gramedia Pustaka Utama. Simamora, Bilson, 2004, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Gramedia Pustaka Utama. Simon, Hermann & Bilstein, Frank F & Luby, Frank (2006), Manage For Profit Not for Market Share : A Guide to Greater Profits in Highly Contested Markets, Harvard Business School Press Soehadi, Agus W. Ph.D, Prof., 2005, Effective Branding, Penerbit Quantum Bisnis & Managemen. Tjiptono, Fandy, 2005, Brand Management & Strategy, Edisi 1, Andi Offset Yogyakarta. Thompson, Arthur Jr. & A. J. Strickland, STRATEGIC MANAGEMENT: Concepts and Cases, TELKOMNet-Instan situs web, 2006, Informasi produk TELKOMNet-Instan, (www.telkomnetinstan.com , diakses April 2006) Pengaruh Ekuitas Merek Berbasis… … Istiyono Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 TELKOMSPEEDY situs web, 2006, Informasi produk TELKOMSPEEDY (www.telkomspeedy.com, diakses April 2006). --------------- (2004), Keputusan Direksi TELKOM nomor : KD 40/PS150/CTG-10/2004 Pengaruh Ekuitas Merek Berbasis… … Istiyono Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559 tanggal 18 Agustus 2004 Perihal Penyelarasan Organisasi Divisi Multimedia --------------- (2004), Survey Perilaku Pelanggan TELKOMNet-Instan tahun 2003 A189