PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk

advertisement
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN KEUANGAN/
FINANCIAL STATEMENTS
PADA TANGGAL DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2012 DAN 2011/
AS OF AND FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2012 AND 2011
DAN/AND
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/
INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
FINANCIAL STATEMENTS
AS OF AND FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2012 AND 2011
DAFTAR ISI
CONTENTS
Pernyataan Direksi
Directors’ Statement
Ekshibit/
Exhibit
Laporan Auditor Independen
Independent Auditors’ Report
Laporan Keuangan
Financial Statements
Laporan Posisi Keuangan
A
Statements of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif
B
Statements of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas
C
Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas
D
Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan
E
Notes to Financial Statements
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit A
Exhibit A
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2012
2011
ASET
ASSETS
KAS DAN SETARA KAS
2c,d,e,3,24a
DEPOSITO BERJANGKA
2e,4
INVESTASI NETO SEWA
PEMBIAYAAN
Piutang sewa pembiayaan – setelah
dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai sebesar Rp 25.903
dan Rp 10.362 pada tahun
2012 dan 2011
PIUTANG PEMBIAYAAN
KONSUMEN
Piutang pembiayaan konsumen - setelah
dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai sebesar Rp 47.830
dan Rp 50.432 pada tahun 2012 dan 2011
Pihak ketiga
Pihak berelasi
ASET PAJAK TANGGUHAN - Bersih
168.897
-
166.696
CASH AND CASH EQUIVALENTS
64.000
TIME DEPOSIT
NET INVESTMENTS IN FINANCE
LEASE
2e,f,5
1.940.966
1.084.706
Finance lease receivables – net of
allowance for impairment losses of
Rp 25,903 and Rp 10,362
in 2012 and 2011
CONSUMER FINANCING
RECEIVABLES
2e,g,6
2d,24b
3.999.218
-
3.648.429
17.434
Consumer financing receivables – net of
allowance for impairment losses of
Rp 47,830 and Rp 50,432 in 2012 and 2011
Third parties
Related parties
2s,12c
5.489
4.403
DEFERRED TAX ASSETS – Net
304.985
204.196
PROPERTY AND EQUIPMENT – net of
accumulated depreciation of
Rp 91,605 and Rp 87,381
in 2012 and 2011
68.722
39.975
DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS – Net
82.219
74.938
OTHER ASSETS – net of allowance
for impairment losses
of Rp 8,992 and Rp 5,996
in 2012 and 2011
6.570.496
5.304.777
TOTAL ASSETS
ASET TETAP – setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 91.605 dan Rp 87.381
pada tahun 2012 dan 2011
2j,7
ASET KEUANGAN DERIVATIF - Bersih
2e,o,p,8
ASET LAIN-LAIN - setelah dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai
sebesar Rp 8.992 dan Rp 5.996
pada tahun 2012 dan 2011
2c,d,e,h,i,p,
9,24c
JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E
which are an integral part of
the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit A/2
Exhibit A/2
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan)
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued)
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2012
2011
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Pinjaman yang diterima
Utang pajak
Beban yang masih harus dibayar
Imbalan pasca-kerja
Efek utang yang diterbitkan
– setelah dikurangi biaya emisi efek
utang yang belum diamortisasi sebesar
Rp 5.463 dan Rp 3.369 pada
tahun 2012 dan 2011
Utang lain-lain
LIABILITIES AND EQUITY
2e,k,p,10
12a
2e,p,13
2m,23
2e,l,11
2e,p
JUMLAH LIABILITAS
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal
Rp 250 (nilai penuh) per saham dan
Rp 500 (nilai penuh) per saham
pada tahun 2012 dan 2011
Modal dasar - 2.000.000.000 saham
dan 1.000.000.000 saham pada
tahun 2012 dan 2011
Modal ditempatkan dan disetor
penuh – 1.520.678.562 saham dan
760.339.281 saham pada
tahun 2012 dan 2011
Tambahan modal disetor - bersih
Cadangan saham program kompensasi
manajemen dan karyawan berbasis saham
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
2.316.065
20.629
64.195
11.208
LIABILITIES
Fund borrowings
Taxes payable
Accrued expenses
Post-employment benefits
1.124.537
61.905
481.631
44.817
Debt securities issued – net of
unamortized debt securities issuance
cost of Rp 5,463 and Rp 3,369
in 2012 and 2011
Other payables
3.708.642
2.938.545
TOTAL LIABILITIES
2.406.204
31.142
70.228
14.626
9.000
2.109.428
6.000
1.622.156
EQUITY
Share capital – par value of
Rp 250 (full amount) per share and
Rp 500 (full amount) per share in
2012 and 2011,
Authorized capital – 2,000,000,000
shares and 1,000,000,000 shares in
2012 and 2011
Issued and fully paid-up capital 1,520,678,562 shares and
760,339,281 shares in
2012 and 2011
Paid-in capital in excess of par value - net
Management and employee stock
options program share reserve
Retained earnings
Appropriated
Unappropriated
JUMLAH EKUITAS
2.861.854
2.366.232
TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
6.570.496
5.304.777
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
14
2r,15
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
380.170
357.906
5.350
380.170
357.906
-
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E
which are an integral part of
the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit B
Exhibit B
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME
FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
PENDAPATAN
Pembiayaan konsumen
Sewa pembiayaan
Keuangan
Lain-lain
2012
2d,e,g,n,16,24d
2e,f,n,17
2e,n,18
2e,j,n,21
Jumlah Pendapatan
BEBAN
Umum dan administrasi
Keuangan
Pemasaran
Kerugian penurunan nilai atas:
Investasi neto sewa pembiayaan
Piutang pembiayaan konsumen
Agunan yang diambil alih
Rugi selisih kurs - bersih
Keuntungan dari perubahan
nilai wajar instrumen
keuangan derivatif - bersih
2d,i,j,m,n,15,20,24e
2e,k,l,n,19
2n
2e,n,5,6,9
2p
2e,o
2011
961.068
305.785
4.782
279.183
849.514
149.736
10.465
238.631
INCOME
Consumer financing
Finance lease
Finance
Others
1.550.818
1.248.346
Total Income
481.720
360.186
19.066
382.942
282.661
24.382
23.747
49.313
2.996
5
6.918
16.185
5.908
1
(
90 ) (
126 )
EXPENSES
General and administrative
Finance cost
Marketing
Impairment losses of:
Net investments in finance lease
Consumer financing receivables
Repossessed collaterals
Loss on foreign exchange – net
Gain on changes in fair
value of derivative financial
instruments – net
Jumlah Beban
936.943
718.871
Total Expenses
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
613.875
529.475
PROFIT BEFORE INCOME TAX
124.689
1.086 )
102.159
1.934
INCOME TAX
Current
Deferred
Pajak Penghasilan - Bersih
123.603
104.093
Income Tax - Net
LABA TAHUN BERJALAN
490.272
425.382
PROFIT FOR THE YEAR
PAJAK PENGHASILAN
Kini
Tangguhan
2s
12b
12c
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
-
JUMLAH PENDAPATAN
KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
LABA PER SAHAM DASAR
(nilai penuh)
LABA PER SAHAM DILUSIAN
(nilai penuh)
(
-
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
490.272
425.382
322
280
321
280
2t,27
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
FOR THE YEAR
BASIC EARNINGS PER SHARE
(full amount)
DILUTED EARNINGS PER SHARE
(full amount)
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E
which are an integral part of
the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit C
Exhibit C
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
Tambahan
modal disetor
- bersih/
Paid-in
capital in
Modal saham/
excess of
Share capital par value - net
Cadangan saham
kompensasi
manajemen
dan karyawan
berbasis saham/
Management
and employee stock
options program
share reserve
Saldo pada tanggal
31 Desember 2010
380.170
357.906
-
Jumlah pendapatan
komprehensif tahun
berjalan
-
-
-
Saldo pada tanggal
31 Desember 2011
380.170
357.906
-
Penambahan cadangan saham
kompensasi manajemen
dan karyawan berbasis
saham
15
-
-
Penggunaan saldo laba
untuk cadangan umum
22
-
-
-
-
-
-
Jumlah pendapatan
komprehensif tahun
berjalan
Saldo pada tanggal
31 Desember 2012
380.170
Catatan 14/
Note 14
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
6.000
6.000
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
-
1.940.850
Balance as of 31 December
2010
425.382
425.382
Total comprehensive income
for the year
1.622.156
2.366.232
Balance as of 31 December
2011
5.350
Addition in management and
employee stock options program
share reserve
3.000 (
5.350
Jumlah
ekuitas/
Total
equity
1.196.774
-
5.350
357.906
Saldo laba/ Retained earnings
Telah
Belum
ditentukan
ditentukan
penggunaannya/
penggunaannya/
Appropriated
Unappropriated
9.000
3.000)
-
Appropriation of retained
earning for general reserve
490.272
490.272
Total comprehensive income
for the year
2.109.428
2.861.854
Balance as of 31 December
2012
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E
which are an integral part of
the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit D
Exhibit D
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari transaksi pembiayaan
Penerimaan dari pendapatan keuangan
Penerimaan bersih dari aktivitas operasi lainnya
Pembayaran atas beban keuangan dan beban
administrasi bank
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
STATEMENTS OF CASH FLOWS
FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2012
2011
6.332.715
5.763
368.565
4.810.149
10.250
279.546
(348.002) (
276.904)
Pembayaran beban umum dan administrasi
Pembayaran untuk transaksi pembiayaan baru
(454.480) (
(6.992.682) (
405.010)
5.741.758)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Proceeds from financing transactions
Proceeds from finance income
Net proceeds from other operating activities
Payments of finance cost and bank
administration charges
Payment of general and administrative
expenses
Payment of new financing transactions
Arus kas untuk aktivitas operasi sebelum
pembayaran pajak penghasilan
Pembayaran pajak penghasilan
(1.088.121) (
(116.733) (
1.323.727)
100.920)
Cash flows for operating activities before
payment of income tax
Payment of income tax
Arus kas bersih untuk aktivitas operasi
(1.204.854) (
1.424.647)
Net cash flows for operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pencairan deposito berjangka
Penempatan pada deposito berjangka
Penerimaan dari penjualan aset tetap
Perolehan aset tetap
64.000
-
(
5.161
(131.654) (
Arus kas bersih untuk aktivitas investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari:
Pinjaman yang diterima
Pembiayaan bersama
Efek utang yang diterbitkan - bersih
Penerusan pinjaman (channelling) dan jual
beli piutang
Pembayaran atas:
Pinjaman yang diterima
Pembiayaan bersama
Penerusan pinjaman (channelling) dan jual
beli piutang
Pelunasan pokok obligasi
-
(62.493) (
10
26
11a,b
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Withdrawal of time deposit
64.000)
Placement in time deposit
5.935 Proceeds from sale of property and equipment
82.688)
Acquisitions of property and equipment
140.753)
1.591.789
1.265.932
794.643
1.822.211
522.958
415.804
55.321
232.773
26
10
26
(1.539.994) (
(545.992) (
1.127.014)
119.754)
26
11a
(197.151) (
(155.000) (
254.361)
95.000)
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
1.269.548
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN
SETARA KAS
1.397.617
2.201 (
167.783)
Net cash flows for investing activities
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Proceeds from:
Fund borrowings
Joint financing
Debts securities issued
Channeling and receivables sales and
purchase
Payments of:
Fund borrowings
Joint financing
Channeling and receivables sales and
purchase
Repayment of bonds principal
Net cash flows from financing activities
NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND
CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
166.696
334.479
CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
168.897
166.696
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END
OF YEAR
136.887
32.010
92.078
74.618
CASH AND CASH EQUIVALENTS CONSIST OF:
Cash on hand and in banks
Time deposits
168.897
166.696
KAS DAN SETARA KAS TERDIRI DARI:
Kas dan bank
Deposito berjangka
3
3
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E
which are an integral part of
the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E
Exhibit E
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM
a. Pendirian Perusahaan
1. GENERAL
a. Establishment of the Company
PT BFI Finance Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan
pada tanggal 7 April 1982 berdasarkan Akta notaris
No. 57 yang dibuat dihadapan Kartini Muljadi, SH.,
Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah
memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman
(sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia)
Republik
Indonesia
melalui
Surat
Keputusan
No. C2-2091-HT.01.01.TH.82 tanggal 28 Oktober 1982
dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara
No. 102 tanggal 21 Desember 1982, Tambahan
No. 1390. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan, salah satunya berdasarkan
Akta No. 116 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H.,
pengganti dari Sutjipto, SH., Notaris di Jakarta tanggal
27 Juni 2001, sehubungan dengan perubahan nama
Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk
menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Perubahan
tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan No. C-03668.HT.01.04.TH.2001
tanggal 24 Juli 2001 dan telah diumumkan dalam
Lembaran Berita Negara No. 35 tanggal 30 April 2002,
Tambahan No. 4195.
PT BFI Finance Indonesia Tbk (the Company) was
established on 7 April 1982 based on Notarial deed
No. 57 of Kartini Muljadi, S.H, Notary in Jakarta. The
deed of establishment was approved by the Minister of
Justice (recently known as the Minister of Law and
Human Rights) of the Republic of Indonesia by virtue of
his decree No. C2-2091- HT.01.01.TH.82 dated
28 October 1982 and was published in the State Gazette
No. 102, dated 21 December 1982, Supplement No. 1390.
The Company’s Articles of Association had been amended
several times, which one of the amendments was based
on Notarial deed No. 116 dated 27 June 2001 of Aulia
Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in
Jakarta, concerning the change in the name of the
Company from PT Bunas Finance Indonesia Tbk to become
PT BFI Finance Indonesia Tbk. This amendment was
approved by the Minister of Law and Human Rights of the
Republic of Indonesia by virtue of his decree
No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001 and
was published in the State Gazette No. 35 dated 30 April
2002, Supplement No. 4195.
Berdasarkan Akta notaris No. 65 tanggal 21 Juni 2012,
dari Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai
perubahan nilai nominal saham Perusahaan (pemecahan
saham) dari sebesar Rp 500 (nilai penuh) per saham
menjadi sebesar Rp 250 (nilai penuh) per saham,
sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah saham
beredar Perusahaan dari semula sebanyak 760.339.281
saham menjadi sebanyak 1.520.678.562 saham.
Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat di dalam
database
Sistem
Administrasi
Badan
Hukum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Keputusan No. AHU-AH-01-1025617 tanggal 13 Juli 2012.
Based on Notarial deed No. 65 dated 21 June 2012 of
Fathiah Helmi, S.H., Notary in Jakarta, concerning the
changes in par value of the Company’s shares (stock
split) from Rp 500 (full amount) per share to Rp 250 (full
amount) per share, thus resulting in the increase of the
Company’s shares outstanding from 760,339,281 shares
to
1,520,678,562
shares.
The amendment
was
acknowledged and recorded in the Legal Entity
Administration System database of the Minister of Law
and Human Rights of the Republic of Indonesia by virtue
of his decree No. AHU-AH-01-10-25617 dated 13 July
2012.
Perusahaan memperoleh izin usaha dalam bidang
usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan
Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No. KEP-038/KM.11/1982 tanggal 12 Agustus 1982, yang
telah diperbaharui berdasarkan Surat Keputusan
No. 493/ KMK.013/ 1990 tanggal 23 April 1990.
The Company obtained its license to operate as a
financing company from the Minister of Finance by virtue
of his decree No. KEP-038/KM.11/ 1982 dated
12
August
1982
as
amended
by
Decree
No. 493/KMK.013/1990 dated 23 April 1990.
Pada tanggal 20 Februari 2006, Menteri Keuangan
Republik Indonesia telah mengamandemen ijin usaha
Perusahaan melalui Keputusan Menteri Keuangan
No. KEP-038/KM.5/2006. Melalui amandemen ini, ijin
usaha yang sebelumnya diberikan kepada PT Bunas
Finance Indonesia Tbk berlaku surut sejak adanya
persetujuan perubahan nama Perusahaan dari
PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance
Indonesia Tbk dari Instansi yang Berwenang melalui
Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. C-03668.HT.01.04. TH.2001
tanggal 24 Juli 2001.
On 20 February 2006, the Minister of Finance of the
Republic of Indonesia amended the Company’s license by
virtue of his Decree No. KEP-038/KM.5/2006. Through
this amendment, the previous license granted to
PT Bunas Finance Indonesia Tbk was applied for
retroactively since the approval of the change in the
name of the Company from PT Bunas Finance Indonesia
Tbk to PT BFI Finance Indonesia Tbk from the Regulatory
Authority by virtue of decree of Minister of Law and
Human Rights of the Republic of Indonesia
No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/2
Exhibit E/2
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
a. Pendirian Perusahaan (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued)
a. Establishment of the Company (Continued)
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah
menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana atau barang modal meliputi bidang
sebagai berikut:
According to Article 3 of the Company’s Articles of
Association, the scope of activities of the Company is
mainly enganged in financing activities through the
provision of financing or capital goods comprising the
followings:
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
Sewa pembiayaan
Pembiayaan konsumen
Anjak piutang
Usaha kartu kredit
Finance lease
Consumer financing
Factoring of accounts receivable
Credit card
Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun
1982. Saat ini, Perusahaan menjalankan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk sewa pembiayaan dan
pembiayaan konsumen. Kantor pusat Perusahaan
terletak di MNC Tower (dahulu Menara Kebon Sirih),
Lantai 25, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta Pusat.
The Company started its commercial operations in 1982.
Currently, the Company mainly engages in finance lease
and consumer financing activities. The Company’s
registered office is located at the 25th Floor, MNC Tower
(formerly Menara Kebon Sirih), Jl. Kebon Sirih No. 17-19,
Central Jakarta.
Perusahaan mempunyai masing-masing 124 kantor
cabang dan 61 gerai pada tanggal 31 Desember 2012,
dan 110 kantor cabang dan 59 gerai pada tanggal
31 Desember 2011 yang berlokasi, antara lain, di
Palembang,
Banjarmasin,
Surabaya,
Samarinda,
Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar dan
Tangerang.
The Company has 124 branches and 61 kiosks as of
31 December 2012, and 110 branches and 59 kiosks as of
31 December 2011, which are located in, among others,
Palembang, Banjarmasin, Surabaya, Samarinda, Bandung,
Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar and Tangerang.
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang
Mempengaruhi Efek Perusahaan
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions
Affecting Share Capital
Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran
umum perdana atas 2.125.000 sahamnya dengan nilai
nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham melalui bursa
efek di Indonesia dengan harga penawaran sejumlah
Rp 5.750 (nilai penuh) per saham. Pada tahun 1993,
Perusahaan melakukan penawaran tambahan sebanyak
8.500.000 saham dengan nilai nominal per saham yang
sama melalui bursa efek di Indonesia.
In 1990, the Company conducted an initial public offering
of its 2,125,000 shares with a par value of Rp 1,000 (full
amount) per share through the stock exchanges in
Indonesia at an offering price of Rp 5,750 (full amount)
per share. In 1993, the Company offered an additional of
8,500,000 shares at the same par value per share through
a stock exchange in Indonesia.
Pada tanggal 8 April 1993, para pemegang saham
Perusahaan menyetujui untuk membagikan dividen
saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 10
(sepuluh) saham yang dimiliki, sebanyak 1.062.500
saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per
saham. Pada tanggal yang sama, para pemegang saham
Perusahaan juga menyetujui untuk menerbitkan saham
bonus dengan dasar 17 (tujuh belas) saham baru untuk
setiap 20 (dua puluh) saham yang dimiliki, sebanyak
9.934.668 saham dengan nilai nominal yang sama. Pada
tanggal 22 Januari 1994, para pemegang saham
Perusahaan menyetujui untuk membagikan dividen
saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 3 (tiga)
saham yang dimiliki, sebanyak 7.207.390 saham dengan
nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham.
On 8 April 1993, the shareholders of the Company
resolved to distribute share dividends on the basis of 1
(one) new share for every 10 (ten) shares held totaling
1,062,500 shares with a par value of Rp 1,000 (full
amount) per share. On the same date, the shareholders
of the Company also resolved to issue bonus shares on
the basis of 17 (seventeen) new shares for every 20
(twenty) shares held totaling 9,934,668 shares at the
same par value. On 22 January 1994, the shareholders of
the Company resolved to distribute share dividends on
the basis of 1 (one) new share for every 3 (three) shares
held totaling 7,207,390 shares at a par value of Rp 1,000
(full amount) per share.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/3
Exhibit E/3
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang
Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions
Affecting Share Capital (Continued)
Pada tanggal 18 April 1994, Perusahaan memperoleh
surat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar
Modal (kemudian berubah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan/ BAPEPAM-LK dan
terakhir dikenal sebagai Otoritas Jasa Keuangan/ OJK)
(BAPEPAM) melalui surat No. S-639/PM/1994 dalam
rangka penawaran umum terbatas pertama (I)
Perusahaan sebanyak 28.829.558 saham dengan harga
penawaran sejumlah Rp 1.500 (nilai penuh) per saham
dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas
1 (satu) saham baru. Selanjutnya, pada tanggal
17 Januari 1997, Perusahaan memperoleh surat
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat
No. S-71/PM/1997 dalam rangka penawaran umum
terbatas kedua Perusahaan sebanyak 115.318.232
saham dengan harga penawaran Rp 1.000 (nilai penuh)
per saham dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki
berhak atas 2 (dua) saham baru.
On 18 April 1994, the Company received effective
statement from the Capital Market Supervisory Board
(was then changed to Capital Market and Financial
Institutions
Supervisory
Agency/ BAPEPAM-LK
and
recently known as the Financial Services Authority/ OJK)
(BAPEPAM) through letter No. S-639/PM/1994 to conduct
the first rights issue of the Company’s shares on a
1 (one) for 1 (one) basis totaling 28,829,558 shares
at an offering price of Rp 1,500 (full amount) per share.
Moreover, on 17 January 1997, the Company received
effective statement from the BAPEPAM-LK through letter
No. S-71/PM/1997 to conduct the second rights issue of
the Company’s shares on the basis of 2 (two) new shares
for every 1 (one) shares held totaling 115,318,232 shares
at an offering price of Rp 1,000 (full amount) per share.
Pada tanggal 17 Juni 1997, para pemegang saham
Perusahaan menyetujui pemecahan nilai nominal saham
dari Rp 1.000 (nilai penuh) per saham menjadi Rp 500
(nilai penuh) per saham, sehingga mengakibatkan
peningkatan jumlah saham beredar Perusahaan dari
sebanyak 172.977.348 saham menjadi sebanyak
345.954.696 saham.
On 17 June 1997, the shareholders of the Company
resolved a stock split, resulting in a change in par value
per share from Rp 1,000 (full amount) to Rp 500 (full
amount), thus resulting in the increase in number of the
Company’s shares outstanding from 172,977,348 shares
to 345,954,696 shares.
Dalam rangka restrukturisasi utang, para pemegang
saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Para Pemegang Saham tanggal
27 Januari 2000 menyetujui penerbitan Mandatory
Convertible Bonds atau Obligasi Wajib Konversi (MCB)
yang
wajib
dikonversikan
menjadi
sebanyak
414.384.585 saham Perusahaan.
In respect with the debt restructuring, the Company’s
shareholders through Extraordinary General Meeting of
Shareholders convened on 27 January 2000 resolved to
issue the Mandatory Convertible Bonds (MCB) which
should be converted into 414,384,585 shares of the
Company.
Pada bulan Mei 2006, seluruh MCB telah dikonversi
menjadi sebanyak 414.384.585 saham biasa sehingga
jumlah saham beredar Perusahaan menjadi sebanyak
760.339.281 saham pada tanggal 31 Desember 2006
(Catatan 14).
In May 2006, all of the MCB had been converted into
ordinary shares totaling 414,384,585 shares, thus
resulting in a total outstanding number of the Company’s
shares of 760,339,281 shares as of 31 December 2006
(Note 14).
Pada tanggal 7 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat
No. S-3960/BL/2007 dalam rangka Penawaran Umum
Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan
Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok
sebesar Rp 200.000 dengan jangka waktu 24 (dua puluh
empat) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal
20 Agustus 2007, Obligasi tersebut dicatatkan pada
Bursa Efek Surabaya (BES) (telah bergabung dengan
Bursa Efek Jakarta dan saat ini dikenal sebagai Bursa
Efek Indonesia dengan harga emisi final sebesar
Rp 200.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga)
bulan sejak tanggal 16 November 2007.
On 7 August 2007, the Company obtained effective
statement from the BAPEPAM-LK through letter
No. S-3960/BL/2007 to conduct the Public Offering of
Obligasi BFI Finance Indonesia tahun 2007 dengan Tingkat
Bunga Tetap, with a total principal offering of
Rp 200,000 with a maturity of 24 (twenty four) months
from the date of issuance. On 20 August 2007, the bond
was listed on the Surabaya Stock Exchange (BES) (was
merged with Jakarta Stock Exchange and is currently
known as Indonesia Stock Exchange with a final issuance
price of Rp 200,000. Interest on such bond was paid on a
quarterly basis starting from 16 November 2007.
Pada tanggal 16 Agustus 2009, Perusahaan telah
melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance
Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap yang
jatuh tempo pada tanggal tersebut.
On 16 August 2009, the Company had fully repaid the
outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia
Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap which matured
on the date.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/4
Exhibit E/4
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang
Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions
Affecting Share Capital (Continued)
Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat
No. S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan
Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok
sebesar Rp 200.000 dengan jangka waktu 24 (dua puluh
empat) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal
18 Januari 2010, Obligasi tersebut dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga emisi final
sebesar Rp 160.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap
3 (tiga) bulan sejak tanggal 15 April 2010.
On 8 January 2010, the Company obtained effective
statement from the BAPEPAM-LK through letter
No. S-94/BL/2010 to conduct the Public Offering of
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan
Tingkat Bunga Tetap, with a total principal offering of
Rp 200,000 with a maturity of 24 (twenty four) months
from the date of issuance. On 18 January 2010, the
bonds were listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI)
with a final issuance price of Rp 160,000. Interest on
such bond was paid on a quarterly basis starting from
15 April 2010.
Pada tanggal 28 Juni 2011, Perusahaan memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat
No. S-7248/BL/2011 dalam rangka Penawaran Umum
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan
Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok
sebesar Rp 450.000 dengan jangka waktu 36 (tiga puluh
enam) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 11 Juli
2011, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia dengan
harga emisi final sebesar
Rp 420.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga)
bulan sejak tanggal 8 Oktober 2011.
On 28 June 2011, the Company obtained effective
statement from the BAPEPAM-LK through letter No. S7248/BL/2011 to conduct the Public Offering of Obligasi
BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat
Bunga Tetap, with a total principal offering of
Rp 450,000 with a maturity of 36 (thirty six) months
from the date of issuance. On 11 July 2011, the bonds
were listed on the Indonesia Stock Exchange with a final
issuance price of Rp 420,000. Interest on such bond was
paid on a quarterly basis starting from 8 October 2011.
Pada tanggal 15 Januari 2012, Perusahaan telah
melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance
Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap
yang jatuh tempo pada tanggal tersebut.
On 15 January 2012, the Company had fully repaid the
outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia II
Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap which matured
on the date.
Pada tanggal 25 Januari 2012, Perusahaan menerbitkan
Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012
(MTN I) yang terdiri dari MTN I Seri A dengan nilai
nominal sebesar Rp 25.000 dengan tingkat bunga tetap
sebesar Rp 9,50% per tahun dan MTN I Seri B dengan
nilai nominal sebesar Rp 200.000 dengan tingkat bunga
tetap sebesar 10,50% per tahun.
On 25 January 2012, the Company issued BFI Finance
Indonesia Medium Term Notes I of Year 2012 (MTN I)
which consists of MTN I A Series with a nominal value of
Rp 25,000 bearing fixed interest rate of 9.50% per annum
and MTN I B Series with a nominal value of Rp 200,000
bearing fixed interest rate of 10.50% per annum.
Bunga MTN I dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sesuai
dengan tanggal pembayaran bunga MTN tersebut.
Pembayaran Bunga MTN I terakhir yang sekaligus jatuh
tempo dengan masing-masing pada tanggal 25 Januari
2014 untuk Seri A dan 25 Januari 2015 untuk Seri B.
Interests on the MTN I are paid on a quarterly basis
according to the interest payment schedule of the MTN.
The final interest payment on the MTN I as well as the
principal will mature on 25 January 2014 for A Series and
25 January 2015 for B Series, respectively.
Pada tanggal 4 Juni 2012, Perusahaan memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat
No. S-6878/BL/2012 dalam rangka Penawaran Umum
Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I
Tahun 2012 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I) dengan
jumlah nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 575.000.
Obligasi Berkelanjutan I Tahap I ini terbagi menjadi
tiga seri, yaitu Seri A dengan nilai nominal sebesar
Rp 195.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,00%
per tahun, Seri B dengan nilai nominal sebesar
Rp 110.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,00%
per tahun, dan Seri C dengan nilai nominal sebesar
Rp 270.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,50%
per tahun. Pada tanggal 13 Juni 2012, Obligasi tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan harga
emisi final sebesar Rp 575.000. Bunga obligasi
dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal
12 September 2012.
On 4 June 2012, the Company obtained effective
statement
from
BAPEPAM-LK
through
letter
No. S-6878/BL/2012 to conduct the Public Offering of
Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I
Tahun 2012 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I) with a
total principal offering of Rp 575,000. The Obligasi
Berkelanjutan I Tahap I consist of three series, i.e.
A Series with a nominal value of Rp 195,000 bearing
fixed interest rate of 7.00% per annum, B Series with a
nominal value of Rp 110,000 bearing fixed interest of
8.00% per annum, and C Series with a nominal value of
Rp 270,000 bearing fixed interest rate of 8.50% per
annum. On 13 June 2012, the bonds were listed on the
Indonesia Stock Exchange with a final issuance price of
Rp 575,000. Interest on such bond was paid on a
quarterly basis starting from 12 September 2012.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/5
Exhibit E/5
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang
Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions
Affecting Share Capital (Continued)
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan yang diaktakan dengan
Akta notaris No. 65 tanggal 21 Juni 2012 dari Fathiah
Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham
menyetujui perubahan Pasal 4 ayat 1 dan 2 Anggaran
Dasar Perusahaan mengenai perubahan nilai nominal
saham Perusahaan (pemecahan saham) dari sebesar
Rp 500 (nilai penuh) per saham menjadi sebesar Rp 250
(nilai penuh) per saham, sehingga mengakibatkan
peningkatan jumlah saham beredar Perusahaan dari
semula sebanyak 760.339.281 saham menjadi sebanyak
1.520.678.562 saham, dan menyetujui untuk mengubah
Pasal 15 ayat 3b mengenai Tugas dan Wewenang
Direksi. Pemecahan saham tersebut telah memperoleh
persetujuan
dari
BEI
melalui
surat
No. S-05439/BEI.PPJ/07-2012 tertanggal 31 Juli 2012.
Based on the resolution of the Extraordinary General
Meeting of Shareholders (EGM) of the Company as
covered by Notarial deed No. 65 dated 21 June 2012 of
Fathiah Helmi, S.H., Notary in Jakarta, the shareholders
resolved to approve the amendment to Paragraphs 1 and
2 of Article 4 of the Articles of Association concerning
the changes in par value of the Company’s share (stock
split) from Rp 500 (full amount) to Rp 250 (full amount),
thus resulting in the increase in number of the
Company’s shares outstanding from 760,339,281 shares
to 1,520,678,562 shares, and Paragraph 3b of Article 15,
concerning the Duties and Authorities of the Directors.
The stock split was approved by the BEI through letter
No. S-05439/BEI.PPJ/07-2012 dated 31 July 2012.
RUPSLB tersebut juga telah menyetujui penerbitan
saham untuk pelaksanaan program Management &
Employee Stock Option Program (MESOP) untuk Tahap I
sebanyak 60.826.400 saham dengan nilai nominal
sebesar Rp 250 per saham untuk periode sampai dengan
tanggal 20 Juni 2014. BEI melalui suratnya
No. S-04847/BEI.PPJ/07-2012 tertanggal 6 Juli 2012
telah menyetujui pencatatan saham Perusahaan hasil
pelaksanaan Program MESOP untuk tahap I tersebut
secara pra pencatatan di BEI.
The EGM had also resolved to approve the issuance of
shares for the implementation of the Phase 1 of the
Management & Employee Stock Option Program (MESOP),
totaling 60,826,400 shares with par value of Rp 250 per
shares, up to 20 June 2014. BEI through its letter
No. S-04847/BEI.PPJ/07-2012 dated 6 July 2012 had
approved the Company’s pre-listing of its MESOP on the
Stock Exchange for the implementation of phase I.
c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris
Perusahaan dan Karyawan
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit,
Corporate Secretary and Employees
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (RUPST) Perusahaan, yang diaktakan dengan
akta No. 80 Tanggal 15 Juni 2011 juncto Akta
Pernyataan Keputusan Rapat No. 82 masing-masing
tertanggal 15 Juni 2011 yang dibuat dihadapan Aulia
Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di
Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi
Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
adalah sebagai berikut:
Based on the resolution of the Annual General Meeting of
Shareholders (AGM), as covered by the deed No. 80 dated
15 June 2011 in conjunction with the Deed of Resolutions
No. 82, each dated 15 June 2011, of Aulia Taufani, S.H.,
a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, the
composition of the Board of Commissioners and Directors
of the Company as of 31 December 2012 and 2011 was as
follows:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
Komisaris (Independen)
Komisaris (Independen)
Komisaris (Independen)
Komisaris
:
:
:
:
:
Kusmayanto Kadiman
Johanes Sutrisno
Alfonso Napitupulu
Emmy Yuhassarie
Richard Andrew Deitz
:
:
:
:
:
Board of Commissioners
President Commissioner
Commissioner (Independent)
Commissioner (Independent)
Commissioner (Independent)
Commissioner
Direksi
Presiden Direktur
Direktur
Direktur
:
:
:
Francis Lay Sioe Ho
Yan Peter Wangkar
Cornellius Henry Kho
:
:
:
Directors
President Director
Director
Director
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/6
Exhibit E/6
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued)
c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris
Perusahaan dan Karyawan (Lanjutan)
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit,
Corporate Secretary and Employees (Continued)
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The composition of the Audit Committee of the Company
as of 31 December 2012 and 2011, are as follows:
Komite Audit
Ketua
Anggota
:
:
:
:
:
:
Johanes Sutrisno
Kusmayanto Kadiman
Dominic Picone
Fendi Santoso
Stefanus Ginting
Rudy Capelle
:
:
:
:
:
:
Audit Committee
Chairman
Member
Gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Dewan
Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan
2011 masing-masing berjumlah keseluruhan sebesar
Rp 26.928 dan Rp 28.179.
Salaries and benefits provided to the Board of
Commissioners and the Directors for the years ended
31 December 2012 and 2011 amounted to Rp 26,928 and
Rp 28,179, respectively.
Internal Audit
Internal Audit
Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.7 tentang
Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit
Audit Internal, Perusahaan telah menyusun Piagam
Internal Audit sejak tanggal 1 Maret 2009 atau telah
membentuk Divisi Internal Audit sejak tanggal 31 Maret
2010, berdasarkan Surat Penunjukkan Anggota Audit
Internal Perusahaan. Kepala Unit Internal Audit
Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
adalah Perri Gustovandani.
Based on the regulation issued by the BAPEPAM-LK
No. IX.I.7 concerning the Forming and Charter’s
Compilation Guidance of Internal Audit Unit,
the Company had established an Internal Audit Charter
since 1 March 2009 and had formed an Internal Audit
Division since 31 March 2010, based on the Letter of
Assignment of Internal Audit Members. The Head of
Internal Audit Unit of the Company as of 31 December
2012 and 2011 is Perri Gustovandani.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan
No. Corp/CH/L/VII/07-0115 tanggal 9 Juli 2007,
Perusahaan menunjuk Cornellius Henry Kho sebagai
Sekretaris Perusahaan.
Based on the virtue of the Board of Directors of
the Company No. Corp/CH/L/VII/07-0115 dated 9 July
2007, the Company appointed Cornellius Henry Kho as its
Corporate Secretary.
Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.4 tentang
Pembentukan Sekretaris Perusahaan, Perusahaan
diwajibkan untuk membentuk fungsi Sekretaris
Perusahaan yang antara lain bertugas:
Based on the regulation issued by the BAPEPAM-LK No.
IX.I.4 concerning the Formation of the Corporate
Secretary, the Company is required to establish a
Corporate Secretary which functions comprise the
followings:
(1) Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya
peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar
modal;
(2) Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas
setiap informasi yang dibutuhkan pemberi modal
yang berkaitan dengan kondisi Perusahaan;
(3) Memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan
untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan
pelaksanaannya;
(4) Sebagai penghubung atau contact person antara
Emiten atau Perusahaan Publik dengan BAPEPAMLK dan masyarakat;
(5) Fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dirangkap oleh
Direktur Perusahaan.
(1) Keep informed with respect to Capital Market
developments,
especially
Capital
Market
regulations;
(2) Provide the public with all information needed by
investors regarding the condition of the Issuer or
Public Company;
(3) Make recommendations to the Issuer or Public
Company’s board of directors with respect to
compliance with Law No. 8, 1995 concerning the
Capital Market and its implementing regulations;
(4) Act as the Issuer’s or Public Company’s contact
person with BAPEPAM-LK and the public; and
(5) The functions of Corporate Secretary may be
concurrently performed by a director of the Issuer
or Public Company.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/7
Exhibit E/7
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued)
c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris
Perusahaan dan Karyawan (Lanjutan)
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit,
Corporate Secretary and Employees (Continued)
Jumlah
karyawan
Perusahaan
pada
tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut
(tidak diaudit):
The total number of the Company’s employees as of
31 December 2012 and 2011 was as follows (unaudited):
2012
Karyawan tetap
Karyawan tidak tetap
2.
2011
3.274
2.122
2.560
2.075
5.396
4.635
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Permanent employees
Non-permanent employees
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Kebijakan akuntansi pokok yang diterapkan secara konsisten
dalam penyusunan laporan keuangan kecuali untuk
penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang
telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari
2012 adalah sebagai berikut:
The following are the significant accounting policies that
were applied consistently in the preparation of the financial
statements except for the adoption of revised and new
Statements of Finance Accounting Standards (SFAS) and
Interpretations of Financial Accounting Standards (IFAS)
effective 1 January 2012:
a.
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Basis of Preparation of Financial Statements
Laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan
2011 disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia
(IAI)
dan
Peraturan
Bapepam-LK
No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan
Ketua
Bapepam
No.
KEP-06/PM/2000
tanggal
13 Maret 2000 dan perubahannya, Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni
2012.
The financial statements as of and for the years ended
31 December 2012 and 2011 are prepared in accordance
with Indonesian Financial Accounting Standards as
issued by the Indonesian Institute of Accountants and
the Bapepam-LK Regulation No. VIII.G.7 regarding
“Financial Statements Presentation Guidelines” as
included in the Appendix of the Decision Decree of the
Chairman of Bapepam No. KEP-06/PM/2000 dated
13 March 2000 and its amendment, the Decision Decree
of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012
dated 25 June 2012.
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep nilai
historis dan atas akrual, kecuali untuk akun-akun
tertentu yang disusun dengan menggunakan dasar
pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam
kebijakan akuntansi akun tersebut.
The financial statements were prepared under the
historical costs concept and on the accrual basis, except
for certain accounts that were prepared using
measurements as described in their respective
accounting policies.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode
langsung dan menyajikan sumber dan penggunaan kas
dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas atas
dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
The statements of cash flows were prepared using the
direct method and present the sources and uses of cash
and cash equivalents according to operating, investing
and financing activities.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan
menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang
terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus.
Figures in the financial statements are rounded to and
expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/8
Exhibit E/8
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
a.
SIGNIFICANT
Basis of Preparation
(Continued)
ACCOUNTING
of
Financial
POLICIES
Statements
Standar akuntansi baru dan revisi
New and revised accounting standards
Perubahan atas standar berikut telah berlaku efektif
untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari
2012.
The following amendments to standards have became
effective
for
the
financial
year
starting
1 January 2012.
- PSAK No. 24 (Revisi 2010) : Imbalan Kerja
- SFAS No. 24 (Revised 2010) : Employee Benefits
Yang menggantikan PSAK 24 (Revisi 2004), "Imbalan
Kerja," mensyaratkan pengungkapan tambahan yang
dibuat memberikan informasi tentang tren dalam
aset dan liabilitas dalam rencana imbalan pasti dan
asumsi yang mendasari komponen dari biaya imbalan
pasti. Perubahan ini mengakibatkan pengungkapan
tambahan tetapi tidak memiliki dampak pengakuan
atau pengukuran, Perusahaan memilih untuk tidak
menerapkan opsi baru yang ditawarkan untuk
mengakui keuntungan dan kerugian aktuarial sebagai
pendapatan komprehensif lainnya. Pengungkapan
baru ini disajikan dalam Catatan 23 - Imbalan PascaKerja.
- PSAK No. 30 (Revisi 2011) : Sewa
Which supersedes SFAS 24 (Revised 2004), “Employee
Benefits,” requires additional disclosures are made
providing information about trends in the assets and
liabilities in the defined benefit plans and the
assumptions underlying the components of the
defined benefit cost. This change has resulted in
additional disclosures but has not had any recognition
or measurement impact, as the Company chose not to
apply the new option offered to recognize actuarial
gains and losses in other comprehensive income.
These new disclosures are shown in Note 23 – PostEmployment Benefits.
- SFAS No. 30 (Revised 2011) : Leases
Memberikan panduan tambahan bagi unsur tanah dan
bangunan di dalam perjanjian sewa yang
diklasifikasikan terpisah sebagai sewa pembiayaan
atau sewa operasi, dengan mempertimbangkan
bahwa tanah memiliki umur ekonomis yang tidak
terbatas.
Provides additional guidance for land and building
elements of a lease agreement which are to be
classified as finance leases or operating leases
separately, taking into account the nature of the land
has an indefinite economic life.
- PSAK No. 46 (Revisi 2010) : Akuntansi Pajak
Penghasilan
- SFAS No. 46 (Revised 2010) : Accounting for Income
Taxes
Mengatur
perlakuan
akuntansi
untuk
pajak
penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak
kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian)
jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang
diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksitransaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode
kini yang diakui pada laporan keuangan.
Prescribe the accounting treatment for income taxes
to account for the current and future tax
consequences of the future recovery (settlement) of
the carrying amount of assets (liabilities) that are
recognized in statements of financial position; and
transactions and other events of the current period
that are recognized in the financial statements.
- PSAK No. 50 (Revisi 2010) : Instrumen Keuangan:
Penyajian
- SFAS No. 50 (Revised 2010) : Financial Instruments:
Presentation
Menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan
sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset
keuangan dan liabilitas keuangan.
Establish
principles
for
presenting
financial
instruments as liabilities or equity and for offsetting
financial assets and financial liabilities.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/9
Exhibit E/9
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
a.
SIGNIFICANT
Basis of Preparation
(Continued)
ACCOUNTING
of
Financial
POLICIES
Statements
Perubahan atas standar berikut telah berlaku efektif
untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari
2012. (Lanjutan)
The following amendments to standards have became
effective
for
the
financial
year
starting
1 January 2012. (Continued)
- PSAK No. 55 (Revisi 2010) : Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran
- SFAS No. 55 (Revised 2010) : Financial Instruments:
Recognition and Measurement
Mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan
pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan
kontrak
pembelian atau penjualan item nonkeuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumen
keuangan diatur dalam PSAK No. 50 (Revisi 2010):
Instrumen
Keuangan:
Penyajian.
Persyaratan
pengungkapan informasi instrumen keuangan diatur
dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
Establishes principles for recognising and measuring
financial assets, financial liabilities and some
contracts to buy or sell non-financial items.
Requirements for presenting information about
financial instruments are in SFAS No. 50 (Revised
2010):
Financial
Instruments:
Presentation.
Requirements for disclosing information about
financial instruments are in SFAS 60: Financial
Instruments: Disclosures.
- PSAK No. 56 (Revisi 2011) : Laba per Saham
- SFAS No. 56 (Revised 2011) : Earning per Share
Menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba
per saham, sehingga meningkatkan daya banding
kinerja antar entitas berbeda pada periode pelaporan
sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk
entitas yang sama.
Prescribed principles for the determination and
presentation of earnings per share, so as to improve
performance comparisons between different entities
in the same period and between different reporting
periods for the same entity.
- PSAK No. 60 (Revisi 2011) : Instrumen Keuangan:
Pengungkapan
- SFAS No. 60 (Revised 2011) : Financial Instruments:
Disclosures
Mensyaratkan pengungkapan yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan konsolidasian untuk
mengevaluasi signifikansi instrument keuangankami
dan sifat serta luas risiko yang timbul dari instrumeninstrumen
keuangan
tersebut.
Pengungkapanpengungkapan baru tersebut termasuk di dalam
laporan keuangan konsolidasian. Standar ini
diterapkan
secara
prospektif
sesuai
dengan
ketentuan. Oleh karena itu, Entitas tidak perlu
menyajikan
informasi
komparatif
untuk
pengungkapan yang disyaratkan oleh standar ini.
Requires disclosures that enable users of the
consolidated financial statements to evaluate the
significance of our financial instruments and the
nature and extent of risks arising from those financial
instruments. The new disclosures are included
throughout the consolidated financial statements.
This standard is applied prospectively in accordance
with its transitional provisions. Accordingly, the
Company does not need to present comparative
information for the disclosures required by this
standard.
Perusahaan telah mengungkapkan informasi terkait
dengan perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan
seperti disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi
dalam masing-masing standar dan interpretasi
The Company has disclosed information related with the
changes in accounting policies of the Company as
required, in accordance with transitional provision in
the respective standards and interpretations.
Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar
dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk
pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai
1 Januari 2012, namun tidak relevan atau tidak
berdampak material terhadap Perusahaan:
The following new standards, amendments to standards
and interpretations are mandatory for the first time for
the financial year beginning 1 January 2012, but are not
relevant or did not have material impact for the
Company:
-
PSAK No. 10 (Revisi 2010) :
-
PSAK No. 16 (Revisi 2011) :
PSAK No. 18 (Revisi 2010) :
-
PSAK No. 53 (Revisi 2010) :
ISAK No. 13
:
-
ISAK No. 15
:
-
ISAK No. 20
:
-
ISAK No. 23
Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing/
The Effects of Changes in Foreign Exchanges Rate
Aset Tetap/ Property, Plant and Equipment
Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans
Pembayaran Berbasis Saham/ Share-based Payment
Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar
Negeri/ Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation
PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan
Pendanaan Minimum dan Interaksinya/ SFAS No. 24 - The
Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding
Requirements and their Interaction
Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas
atau Para Pemegang Saham/ Income Taxes-Changes in the
Tax Status of an Entity or its Shareholders
Sewa Operasi-Insentif/ Operating Leases-Incentives
:
SFAS No. 10 (Revised 2010) -
:
:
SFAS No. 16 (Revised 2011) SFAS No. 18 (Revised 2010) -
:
:
SFAS No. 53 (Revised 2010) IFAS No. 13 -
:
IFAS No. 15 -
:
IFAS No.20 IFAS No. 23 -
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/10
Exhibit E/10
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
a.
Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar
dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk
pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai
1 Januari 2012, namun tidak relevan atau tidak
berdampak material terhadap Perusahaan: (Lanjutan)
-
ISAK No. 24
-
ISAK No. 25
SIGNIFICANT
Basis of Preparation
(Continued)
of
Financial
POLICIES
Statements
The following new standards, amendments to standards
and interpretations are mandatory for the first time for
the financial year beginning 1 January 2012, but are not
relevant or did not have material impact for the
Company: (Continued)
Evaluasi Substansi beberapa Transaksi yang Melibatkan suatu
Bentuk Legal Sewa/ Evaluating the Substance of Transactions
Involving the Legal Form of a Lease
Hak atas Tanah/ Land Rights
b. Penyertaan Saham
ACCOUNTING
b.
IFAS No. 24 IFAS No. 25 -
Investment in Shares
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan
PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas
Asosiasi”. PSAK revisi ini diterapkan secara retrospektif
dan mengatur akuntansi investasi dalam entitas asosiasi
dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode
akuntansi yang harus diterapkan, penurunan nilai
investasi dan laporan keuangan tersendiri. Penerapan
PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh
yang berarti terhadap laporan keuangan.
Effective 1 January 2011, the Company applied SFAS
No. 15 (Revised 2009), “Investments in Associated
Companies”. The revised SFAS is applied retrospectively
and prescribes the accounting for investments in
associated companies as to determination of significant
influence, accounting method to be applied, impairment
in value of investments and separate financial
statements. The adoption of the said revised SFAS has
no significant impact on the financial statements.
Investasi Perusahaan pada entitas asosiasi diukur
dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi
adalah suatu entitas di mana Perusahaan mempunyai
pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas,
nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang
dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih,
dan penerimaan dividen dari investee sejak tanggal
perolehan.
The Company’s investment in its associated company is
accounted for using the equity method. An associated
company is an entity in which the Company has
significant influence. Under the equity method, the cost
of investment is increased or decreased by the
Company’s share in net earnings or losses of, and
dividends received from the investee since the date of
acquisition.
Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian
atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat
perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari
entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas
perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika
dapat dipakai, dalam laporan perubahan ekuitas. Laba
atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari
transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan entitas
asosiasi dieliminasi dengan jumlah sesuai dengan
kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi.
The statements of comprehensive income reflects the
share of the results of operations of the associate.
Where there has been a change recognized directly in
the equity of the associate, the Company recognizes its
share of any such changes and discloses this, when
applicable, in the statement of changes in equity.
Unrealized gains and losses resulting from transactions
between the Company and the associate are eliminated
to the extent of the Company’s interest in the
associate.
Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk
mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi
Perusahaan dalam entitas asosiasi. Perusahaan
menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah
terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan
bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami
penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung
jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara
jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi
dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan
laba rugi komprehensif.
The Company determines whether it is necessary to
recognize an additional impairment loss on the
Company’s investment in its associate. The Company
determines at each reporting date whether there is any
objective evidence that the investment in the associate
is impaired. If this is the case, the Company calculates
the amount of impairment as the difference between
the recoverable amount of the investment in associate
and its carrying value, and recognizes the amount in the
statements of comprehensive income.
Jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi
sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka
investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya diakui
oleh investor apabila telah timbul liabilitas atau
investor melakukan pembayaran liabilitas perusahaan
asosiasi yang dijaminnya. Jika perusahaan asosiasi
selanjutnya memperoleh laba, investor akan mengakui
penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba
menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum
diakui.
If an investor’s share of losses in an associate equals or
exceeds the carrying value of the investment, the
investment shall be reported at zero value. Subsequent
losses will be accrued by the investor if a liability has
arisen or the investor pays the associate’s liabilities
guaranteed by the investor. If the associate
subsequently reports profit, the investor will recognize
profit only after its share of the profit equals the share
of net losses that had not been recognized.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/11
Exhibit E/11
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
b. Penyertaan Saham (Lanjutan)
c.
2. SUMMARY
OF
(Continued)
b.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Investment in Shares (Continued)
Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang
pada perusahaan non-publik.
Investment in shares represents a long-term investment
in a non-public company.
Penyertaan saham merupakan penyertaan saham
Perusahaan pada PT Bunas Multi Finance (BMF) dengan
persentase kepemilikan sebesar 20%. Berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa,
yang diaktakan dengan akta notaris No. 115 tanggal
27 Juni 2001 dari Aulia Taufani, S.H., Notaris pengganti
Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang
saham Perusahaan telah memberikan persetujuan untuk
melakukan divestasi penyertaan Perusahaan pada BMF.
Namun demikian, divestasi belum dapat dilaksanakan
karena belum memperoleh persetujuan dari pemegang
saham mayoritas BMF.
Investment in shares represents the cost of the
Company’s 20% - equity investment in PT Bunas Multi
Finance (BMF). Based on the resolutions of the
Extraordinary General Meeting of Shareholders
as covered by Notarial deed No. 115 dated
27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of
Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, the shareholders
resolved to approve the divestment of the Company’s
investment in BMF. However, the divestment was not
executable as it had not yet been approved by the
majority shareholders of BMF.
Sejak tahun 1998, karena bagian Perusahaan atas rugi
bersih
BMF
telah
melebihi
jumlah
tercatat
penyertaannya, oleh karenanya investasi diakui sebesar
jumlah tercatat sebesar nihil dan sejak itu Perusahaan
tidak lagi mengharapkan adanya pemulihan dari
penyertaan tersebut.
Since 1998, the Company’s share in the net losses of BMF
had exceeded its carrying value of the related
investments, thus the investment was written down to
nil, and since then, the Company does not expect any
recoveries from the said investment.
Pada tanggal 15 Februari 2006, Menteri Keuangan
Republik Indonesia berdasarkan Surat Pengumuman
No. Peng-197/MK.5/2006 telah membekukan seluruh
kegiatan
operasional
BMF.
Namun
demikian,
Perusahaan tidak lagi mempunyai hubungan usaha
maupun memberikan garansi apapun terhadap BMF.
On 15 February 2006, the Minister of Finance of Republic
of
Indonesia
through
announcement
letter
No. Peng-197/MK.5/2006, had suspended the entire
operational activity of BMF. Nevertheless, the Company
has no more business linkage nor made any guarantee
for the suspended company.
Kas dan Setara Kas
c.
Kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan
deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu
tiga bulan atau kurang, dan tidak digunakan sebagai
jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.
d. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi
Cash and Cash Equivalents
Cash and cash equivalents are cash on hand, cash in
banks and time deposits with a maturity period of three
months or less at the time of placement and which are
not used as collateral or are not restricted.
d.
Related Party Transactions
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang
terkait dengan entitas pelapor:
Related party represents a person or an entity who is
related to the reporting entity:
(1) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai
(1) A person or a close member of the person’s family
relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
(a) memiliki pengendalian atau pengendalian
bersama atas entitas pelapor;
(b) memiliki pengaruh signifikan atas entitas
pelapor; atau
(c) personil manajemen kunci entitas pelapor
atau entitas induk entitas pelapor
is related to a reporting entity if that person:
(a) has control or joint control over the reporting
entity;
(b) has significant influence over the reporting
entity; or
(c) is a member of the key management personnel
of the reporting entity or of a parent of the
reporting entity.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/12
Exhibit E/12
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
d. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
d.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Related Party Transactions (Continued)
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang
terkait dengan entitas pelapor: (Lanjutan)
Related party represents a person or an entity who is
related to the reporting entity: (Continued)
(2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika
(2) An entity is related to a reporting entity if any of
memenuhi salah satu hal berikut:
(a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota
dari kelompok usaha yang sama (artinya
entitas induk, entitas anak, dan entitas anak
berikutnya terkait dengan entitas lain).
(b) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau
ventura bersama dari entitas lain (atau entitas
asosiasi atau ventura bersama yang merupakan
anggota suatu kelompok usaha, yang mana
entitas lain tersebut adalah anggotanya).
(c) Kedua entitas tersebut adalah ventura
bersama dari pihak ketiga yang sama.
(d) Satu entitas adalah ventura bersama dari
entitas ketiga dan entitas yang lain adalah
entitas asosiasi dari entitas ketiga.
(e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan
pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah
satu entitas pelapor atau entitas yang terkait
dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor
adalah
entitas
yang
menyelenggarakan
program tersebut, maka entitas sponsor juga
berelasi dengan entitas pelapor.
(f) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan
bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam
huruf (1).
(g) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (1)(a)
memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
personil manajemen kunci entitas (atau
entitas induk dari entitas).
e. Aset dan Liabilitas Keuangan
the following conditions applies:
(a) The entity and the reporting entity are
members of the same group (which means that
each parent, subsidiary and fellow subsidiary is
related to the others).
(b) One entity is an associate or joint venture of
the other entity (or an associate or joint
venture of a member of a group of which the
other entity is a member).
(c)
(d)
(e)
Both entities are joint ventures of the same
third party.
One entity is a joint venture of a third entity
and the other entity is an associate of the
third entity.
The entity is a post-employment benefit plan
for the benefit of employees of either the
reporting entity or an entity related to the
reporting entity. If the reporting entity is
itself such a plan, the sponsoring employers
are also related to the reporting entity.
(f)
The entity is controlled or jointly controlled by
a person identified in (1).
(g)
A person identified in (1)(a) has significant
influence over the entity or is a member of the
key management personnel of the entity (or of
a parent of the entity).
e. Financial Assets and Liabilities
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan
PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan:
Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK
No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
Effective 1 January 2012, the Company applied SFAS
No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments:
Presentation”, SFAS No. 55 (Revised 2011), “Financial
Instruments: Recognition and Measurement” and SFAS
No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”.
PSAK No. 50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian
dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan
informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan
pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen
keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset
keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas;
pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga,
dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana
aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling
hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara
lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi
jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa
datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen
keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan
untuk instrumen tersebut.
SFAS No. 50 (Revised 2010) contains the requirements for
the presentation of financial instruments and identifies
the information that should be disclosed. The
presentation requirements apply to the classification of
financial instruments, from the perspective of the issuer,
into financial assets, financial liabilities and equity
instruments; the classification of related interest,
dividends, losses and gains; and the circumstances in
which financial assets and financial liabilities should be
offset. This SFAS requires the disclosure of, among others,
information about factors that affect the amount, timing
and certainty of an entity’s future cash flows relating to
financial instruments and the accounting policies applied
to those instruments.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/13
Exhibit E/13
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
e. Financial Assets and Liabilities (Continued)
PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip
pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitias
keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau
penjualan item nonkeuangan. PSAK ini, antara lain,
menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori
instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran,
akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung
nilai.
SFAS No. 55 (Revised 2011) establishes the principles for
recognizing and measuring financial assets, financial
liabilities and some contracts to buy or sell non-financial
items. This SFAS provides the definitions and
characteristics of derivatives, the categories of financial
instruments, recognition and measurement, hedge
accounting and determination of hedging relationships,
among others.
PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi
instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja;
beserta sifat dan tingkat yang timbul dari risiko keuangan
Perusahaan yang terekspos selama periode berjalan dan
pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas
mengelola risiko mereka.
SFAS No. 60 requires disclosures of the significance of
financial instruments for financial position and
performance; and the nature and extent of risks arising
from financial instruments to which the Company is
exposed during the period and at the end of the reporting
period, and how the entity manages those risks.
(i)
(i)
Aset keuangan
Financial assets
Aset keuangan Perusahaan, terdiri dari kas dan
setara kas, deposito berjangka, investasi neto
sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen,
aset keuangan derivatif dan pinjaman kepada
karyawan (dicatat sebagai bagian dari aset lainlain).
The Company's financial assets, consist of cash and
cash equivalents, time deposit, net investments in
finance lease, consumer financing receivables,
derivative financial assets and loans to employees
(recorded as part of other assets).
(1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi
(1)
Financial assets at fair value through
profit or loss
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset
keuangan
yang
diklasifikasikan
dalam
kelompok diperdagangkan dan aset keuangan
yang pada saat pengakuan awal telah
ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
This category comprises two sub-categories:
financial assets classified as held for trading,
and financial assets designated by the
Company as at fair value through profit and
loss upon initial recognition.
Aset
keuangan
diklasifikasikan
dalam
kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau
dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau
dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika
merupakan bagian dari portofolio instrumen
keuangan tertentu yang dikelola bersama
dan terdapat bukti mengenai pola ambil
untung dalam jangka pendek (short term
profit taking) yang terkini. Derivatif juga
dikategorikan
dalam
kelompok
diperdagangkan, kecuali derivatif yang
ditetapkan dan efektif sebagai instrumen
lindung nilai.
A financial asset is classified as held for
trading if it is acquired or incurred
principally for the purpose of selling or
repurchasing it in the near term or if it is
part of a portfolio of identified financial
instruments that are managed together and
for which there is evidence of a recent
actual pattern of short-term profit-taking.
Derivatives are also categorized as held for
trading unless they are designated and
effective as hedging instruments.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke
dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya
pada saat pengakuan awal; biaya transaksi
diakui secara langsung ke dalam laporan laba
rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian
yang timbul dari perubahan nilai wajar dan
penjualan instrumen keuangan diakui dalam
laporan laba rugi dan dicatat sebagai
“Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai
wajar instrumen keuangan derivatif”.
Financial instruments included in this
category are recognized initially at fair
value; transaction costs are taken directly to
the statement of comprehensive income.
Gains and losses arising from changes in fair
value are included directly in the profit or
loss and are reported respectively as “Gains/
(losses) from changes in fair value of
derivative financial instruments”.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/14
Exhibit E/14
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
(i) Aset keuangan (Lanjutan)
(2)
Pinjaman yang diberikan dan piutang
2. SUMMARY
OF
(Continued)
e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued)
(i) Financial assets (Continued)
(2)
Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah
aset
keuangan
non-derivatif
dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan
tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif,
kecuali:
(a) yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk
dijual
dalam
waktu
dekat,
yang
diklasifikasikan
dalam
kelompok
diperdagangkan, serta yang pada saat
pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi;
(b) yang
pada
saat
pengakuan
awal
ditetapkan dalam kelompok tersedia
untuk dijual;
(c) dalam hal pemilik mungkin tidak akan
memperoleh kembali investasi awal
secara
substansial
kecuali
yang
disebabkan oleh penurunan kualitas
pinjaman yang diberikan dan piutang.
Loans and receivables are non-derivative
financial assets with fixed or determinable
payments that are not quoted in an active
market, other than:
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang
diberikan dan piutang diakui pada nilai
wajarnya ditambah atau dikurangi biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung dan selanjutnya diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif.
At initial recognition, the Company’s loans
and receivables are measured at fair values
plus or minus directly attributable
transaction
costs
and
subsequently
measured at amortized cost using the
effective interest rate method.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya
yang dapat diatribusikan secara langsung
untuk pemberian suatu pinjaman maupun
perolehan piutang dan merupakan biaya
tambahan yang tidak akan terjadi apabila
pinjaman maupun piutang tersebut tidak
diperoleh. Pendapatan dari aset keuangan
dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan
piutang diakui dalam laporan laba rugi dan
dicatat sebagai bagian dari ‘pendapatan
pembiayaan konsumen’ atau ‘pendapatan
sewa pembiayaan’. Pendapatan dari aset
keuangan dalam kelompok pinjaman yang
diberikan dan piutang dicatat di dalam
laporan laba rugi.
Transaction costs include only those costs
that are directly attributable to the
acquisition of loans or receivables and they
are incremental costs that would not have
been incurred if the loan or receivables had
not been acquired or issued. Income on
financial assets classified as loan and
receivables is recognized in the profit or
loss and recorded as part of ‘consumer
financing income’ or ‘finance lease income’.
Interest income on financial assets classified
as loans and receivables is included in the
profit or loss.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian
penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang
dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam
kelompok pinjaman yang diberikan dan
piutang, dan diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif sebagai “Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai”.
In the case of impairment, the impairment
loss is reported as a deduction from the
carrying value of the financial assets
classified as loan and receivables recognized
in the statement of comprehensive income
as “Allowance for Impairment Losses”.
(a) those that the Company intends to sell
immediately or in the short term, which
are classified as held for trading, and
those that the entity upon initial
recognition designates as at fair value
through profit and loss;
(b) those that the Company upon initial
recognition designates as available for
sale; or
(c) those for which the holder may not
recover substantially all of its initial
investment, other than because of credit
deterioration.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/15
Exhibit E/15
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
(ii) Liabilitas keuangan
2. SUMMARY
OF
(Continued)
e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued)
(ii) Financial liabilities
Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari
pinjaman yang diterima, beban yang masih harus
dibayar, efek utang yang diterbitkan dan utang
lain-lain.
The Company's financial liabilities consist of fund
borrowings, accrued expenses, debt securities
issued and other payables.
Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan
sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi.
The Company classified its financial liabilities as
financial liabilities measured at amortized cost.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan
yang diukur pada biaya perolehan yang
diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah
biaya transaksi. Setelah pengakuan awal,
Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang
dapat diatribusikan secara langsung untuk
pengakuan suatu pinjaman yang diterima, dan
merupakan biaya tambahan yang tidak akan
terjadi apabila pinjaman yang diterima tidak
diakui. Beban atas kewajiban keuangan yang
diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dibebankan dalam laporan laba rugi dan dicatat
sebagai bagian dari ‘beban keuangan’.
Financial liabilities measured at amortized cost are
initially recognized at fair value plus transaction
costs. After initial recognition, the Company
measures all financial liabilities at amortized cost
using effective interest rates method. Transaction
costs include only those costs that are directly
attributable to the recognition of loan received and
they are incremental costs that would not have
been incurred if the loan has not been recognized.
Expenses on financial liabilities measured at
amortized cost is charged in the profit or loss and
recorded as part of ‘finance cost’.
(iii) Penentuan nilai wajar
(iii) Fair value estimation
PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu
yang mensyaratkan klasifikasi aset dan liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai wajar dengan
menggunakan
hirarki
nilai
wajar
yang
mencerminkan signifikansi input yang digunakan di
dalam melakukan pengukuran nilai wajar. Hirarki
nilai wajar memiliki tingkatan sebagai berikut:
SFAS No. 60 requires certain disclosures which
require the classification of financial and financial
liabilities measured at fair value using a fair value
hierarchy that reflects the significance of the
inputs used in making the fair value measurement.
The fair value hierarchy has the following levels:
a. harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar
aktif untuk aset atau liabilitas yang identik
(tingkat 1);
b. input selain harga kuotasi yang termasuk di
dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk
aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya,
harga) maupun tidak langsung (misalnya,
derivasi dari harga) (tingkat 2); dan
c. input untuk aset dan liabilitas yang bukan
berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi
(input
yang
tidak
dapat
diobservasi)
(tingkat 3).
a. quoted prices (unadjusted) in active markets for
identical assets or liabilities (level 1);
Tingkatan di dalam hirarki nilai wajar di mana aset
keuangan atau liabilitas keuangan dikategorikan
penetapnya pada basis tingkatan input paling
rendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai
wajar. Aset keuangan dan liabilitas keuangan
diklasifikasikan di dalam keseluruhan hanya ke
dalam salah satu dari ketiga tingkatan tersebut.
The level in the fair value hierarchy within which
the financial asset or financial liability is
categorised is determined on the basis of the
lowest level input that is significant to the fair
value measurement. Financial assets and financial
liabilities are classified in their entirety into only
one of the three levels.
b. inputs other than quoted prices included within
Level 1 that are observable for the asset or
liability, either directly (i.e. as prices) or
indirectly (i.e. derived from prices) (level 2);
and
c. inputs for the asset or liability that are not
based on observable market data (unobservable
inputs) (level 3).
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/16
Exhibit E/16
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
(iii) Penentuan nilai wajar (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued)
(iii) Fair value estimation (Continued)
Aset keuangan Perusahaan yang diukur dan diakui
pada nilai wajar (tingkat 2) adalah aset keuangan
derivatif.
The Company’s financial asset that are measured
and recognised at fair value (level 2) are derivative
financial assets.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang
diperdagangkan di pasar aktif ditentukan
berdasarkan kuotasi nilai pasar pada tanggal
pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan
Perusahaan untuk aset keuangan adalah harga
penawaran (bid price), sedangkan untuk liabilitas
keuangan menggunakan harga jual (ask price).
Instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 1.
The fair value of financial instruments traded in
active markets is based on quoted market prices at
the reporting date. The quoted market price used
for financial assets held by the Company is the
current bid price, while financial liabilities use ask
price. These instruments are included in level 1.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak
diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan
menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik
tersebut menggunakan data pasar yang dapat
diobservasi sepanjang tersedia, dan seminimal
mungkin mengacu pada estimasi. Apabila seluruh
input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi,
instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 2.
The fair value of financial instruments that are not
traded in an active market is determined using
valuation techniques. These valuation techniques
maximise the use of observable market data where
it is available and rely as little as possible on
estimates. If all significant inputs required to fair
value an instrument are observable, the instrument
is included in level 2.
Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak
berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi,
maka instrumen tersebut masuk ke dalam
tingkat 3.
If one or more of the significant inputs is not based
on observable market data, the instrument is
included in level 3.
Teknik penilaian tertentu digunakan untuk
menentukan nilai instrumen keuangan mencakup:
Specific valuation techniques used to value financial
instruments include:
 penggunaan harga yang diperoleh dari bursa
atau pedagang efek untuk instrumen sejenis
dan;
 teknik lain seperti analisis arus kas yang
didiskonto digunakan untuk menentukan nilai
instrumen keuangan lainnya.
 the use of quoted market prices or dealer quotes
for similar instruments and;
(iv) Penghentian pengakuan
Perusahaan
menghentikan
pengakuan
aset
keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas
yang berasal dari aset keuangan tersebut
kadaluarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh
hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset
keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan
secara substansial telah mentransfer seluruh risiko
dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang
ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset
keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang
masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset
atau liabilitas secara terpisah.
 other techniques, such as discounted cashflows
analysis, are used to determine fair value for the
remaining financial instruments.
(iv) Derecognition
Financial assets are derecognized when the
contractual rights to receive the cash flows from
these assets have ceased to exist, or the assets have
been transferred and substantially all the risks and
rewards have been transferred. Any rights or
obligations on the transferred financial assets that
arise or are still owned by the company are
recognized as assets or liabilities separately.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/17
Exhibit E/17
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
(iv) Penghentian pengakuan (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued)
(iv) Derecognition (Continued)
Perusahaan menghentikan pengakuan piutang
pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa
pembiayaan pada saat dilakukannya penarikan
jaminan kendaraan. Selain itu, penghentian
pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas
yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau
dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company derecognize consumer financing
receivables and net investments in finance lease at
the time when the collateral vehicle has been taken
out. In addition, derecognition of financial
liabilities when they have been redeemed or
otherwise extinguished.
Dalam transaksi di mana Perusahaan secara
subtansial tidak memiliki atau tidak mentransfer
seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset
keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan
aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki
pengendalian atas aset tersebut. Hak dan liabilitas
yang timbul atau yang masih dimiliki dalam
transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai
aset atau liabilitas. Dalam transfer di mana
pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan
tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut
sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana
tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang
ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset
yang ditransfer.
In a transaction where the Company has
substantially no or did not transfer all the risks and
rewards of ownership of financial assets,
the Company terminate the recognition of such
assets, if the company no longer has control over
those assets. The rights and obligations arising or
that still exists in the transfer are recognized
separately as assets or liabilities. In transfers
where control over the assets still owned, the
Company continued to recognize the transferred
assets in the amount of involvement that is
sustainable, where the level of sustainability of the
Company in the transferred assets amounted to
changes in the value of the transferred assets.
Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang
pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa
pembiayaan, dan cadangan kerugian penurunan
nilai terkait, pada saat Perusahaan menentukan
bahwa piutang pembiayaan konsumen dan
investasi neto sewa pembiayaan tersebut tidak
dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah
mempertimbangkan
informasi
seperti
telah
terjadinya perubahan signifikan pada kemampuan
keuangan konsumen sehingga konsumen tidak lagi
dapat melunasi liabilitasnya, atau konsumen atau
unit yang dibiayai tidak dapat ditemukan atau
dikuasai oleh pihak ketiga atau hasil penjualan
agunan diperkirakan tidak akan cukup untuk
melunasi seluruh ekposur piutang pembiayaan
konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan.
Companies write off any outstanding consumer
financing receivables and net investments in
finance lease, and reserves related to impairment
losses, when the Company determines that the
consumer financing receivables and net investments
in finance lease cannot be collectible. This decision
was taken after consideration of information such
as the occurrence of significant changes to the
financial ability of consumers so that consumers can
no longer pay the loan, or consumer or units being
financed cannot be found or is controlled by third
party or the sale of collateral is not expected to be
sufficient to pay the entire exposure for the
consumer financing receivables and net investments
in finance lease.
(v) Saling hapus instrumen keuangan
(v) Offsetting financial instrument
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling
hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan
posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan
memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk
melakukan saling hapus atas jumlah yang telah
diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan
liabilitas secara simultan.
Financial assets and liabilities are offset and the
net amount is presented in the statement of
financial positions when, and only when, the
Company has the legal right to set off the amounts
and intends either to settle on a net basis or realize
the asset and settle the liabilities simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah
bersih hanya jika diperkenankan oleh standar
akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis
only when permitted by accounting standards.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/18
Exhibit E/18
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan
2. SUMMARY
OF
(Continued)
e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued)
(vi) Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal pelaporan Perusahaan
mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif
bahwa aset keuangan atau kelompok aset
keuangan mengalami penurunan nilai.
The Company assesses at each reporting date
whether there is objective evidence that a financial
asset or group of financial assets is impaired.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan
diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai
telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang
obyektif mengenai penurunan nilai tersebut
sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang
terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut
(peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang
merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus
kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok
aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
A financial asset or a group of financial assets is
impaired and impairment losses are incurred only if
there is objective evidence of impairment as a
result of one or more events that occurred after
the initial recognition of the asset (a ‘loss event’)
and that loss event (or events) has an impact on the
estimated future cash flows of the financial asset
or group of financial assets that can be reliably
estimated.
Kriteria yang digunakan oleh Perusahaan untuk
menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai
adalah sebagai berikut:
(a) kesulitan keuangan signifikan yang dialami
konsumen;
(b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya
wanprestasi atau tunggakan pembayaran
pokok atau bunga;
(c) Perusahaan, dengan alasan ekonomi atau
hukum
sehubungan
dengan
kesulitan
keuangan
yang
dialami
konsumen,
memberikan keringanan (konsesi) pada
konsumen yang tidak mungkin diberikan jika
konsumen tidak memiliki kesulitan tersebut;
(d) terdapat kemungkinan bahwa konsumen
akan dinyatakan pailit atau melakukan
reorganisasi keuangan lainnya;
(e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan
akibat kesulitan keuangan, atau
The criteria that the Company uses to determine
that there is objective evidence of an impairment
loss include:
(a) significant financial difficulty of the consumer;
(f)
data yang dapat diobservasi mengindikasikan
adanya penurunan yang dapat diukur atas
estimasi arus kas masa datang dari kelompok
aset keuangan sejak pengakuan awal aset
dimaksud, meskipun penurunannya belum
dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan
secara individual dalam kelompok aset
tersebut, termasuk:
(1) memburuknya
status
pembayaran
konsumen dalam kelompok tersebut; dan
(2) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang
berkorelasi dengan wanprestasi atas aset
dalam kelompok tersebut.
(b) a breach of contract, such as a default or
delinquency in interest or principal payments;
(c)
the Company, for economic or legal reasons
relating to the consumer’s financial difficulty,
granting to the consumer a concession that the
lender would not otherwise consider;
(d) it becomes probable that the consumer will
enter
bankruptcy
or
other
financial
reorganization;
(e) the disappearance of an active market for that
financial asset because of financial difficulties;
or
(f) observable data indicating that there is a
measurable decrease in the estimated future
cash flows from a portfolio of financial assets
since the initial recognition of those assets,
although the decrease cannot yet be identified
with the individual financial assets in the
portfolio, including:
(1)
(2)
adverse changes in the payment status
of consumers in the portfolio; and
national or local economic conditions
that correlate with defaults on the
assets in the portfolio.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/19
Exhibit E/19
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued)
(vi) Impairment of financial assets (Continued)
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan
teridentifikasinya
kerugian
ditentukan
oleh
manajemen
untuk
setiap
portfolio
yang
diidentifikasi.
The estimated period between a loss occurring and
its identification is determined by the management
for each identified portfolio.
Perusahaan pertama kali menentukan apakah
terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara
individual atas aset keuangan yang signifikan
secara individual, dan secara individual atau
kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan
secara individual.
The Company firstly assesses whether objective
evidence of impairment exists individually for
financial assets that are individually significant,
and individually or collectively for financial assets
that are not individually significant.
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti
obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan
yang dinilai secara individual, terlepas aset
keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka
Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam
kelompok
aset
keuangan
yang
memiliki
karekteristik risiko kredit yang serupa dan menilai
penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.
Aset yang penurunan nilainya dinilai secara
individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai
diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam
penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determines that no objective
evidence of impairment exists for an individually
assessed financial asset, whether significant or not,
it includes the asset in a group of financial assets
with similar credit risk characteristics and
collectively assesses them for impairment. Assets
that are individually assessed for impairment and
for which an impairment loss is or continues to be
recognized are not included in a collective
assessment of impairment.
Jumlah
kerugian
penurunan
nilai
diukur
berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset
keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas
masa datang yang didiskontokan menggunakan
tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan
tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi
melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai
dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi
komprehensif. Jika aset keuangan yang diukur
pada biaya perolehan diamortisasi memiliki suku
bunga variabel, maka tingkat diskonto yang
digunakan untuk mengukur setiap kerugian
penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang
berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
The amount of the loss is measured as the
difference between the asset’s carrying amount and
the present value of estimated future cash flows
discounted at the financial asset’s original effective
interest rate. The carrying amount of the asset is
reduced through the use of an allowance account
and the amount of the loss is recognized in the
statement of comprehensive income. If a loan or
held-to-maturity investment has a variable interest
rate, the discount rate for measuring any
impairment loss is the current effective interest
rate determined under the contract.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa
datang atas aset keuangan dengan agunan
(collateralized financial asset) mencerminkan arus
kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan
agunan dikurangi beban-beban untuk memperoleh
dan
menjual
agunan,
terlepas
apakah
pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau
tidak.
The calculation of the present value of the
estimated future cash flows of a collateralized
financial asset reflects the cash flows that may
result from foreclosure less costs for obtaining and
selling the collateral, whether or not foreclosure is
probable.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara
kolektif,
aset
keuangan
dikelompokkan
berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit.
Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan
estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset
tersebut yang mengindikasikan kemampuan
debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh
tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang
dievaluasi.
For the purposes of a collective evaluation of
impairment, financial assets are grouped on the
basis of similar credit risk characteristics. Those
characteristics are relevant to the estimation of
future cash flows for groups of such assets which
indicate the debtors’ ability to pay all amounts due
according to the contractual terms of the assets
being evaluated.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/20
Exhibit E/20
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
e.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (Lanjutan)
f.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued)
(vi) Impairment of financial assets (Continued)
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan
yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif,
diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas
aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian
historis yang pernah dialami atas aset-aset yang
memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa
dengan karakteristik risiko kredit kelompok
tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami
kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini
yang dapat diobservasi untuk mencerminkan
kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada
periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan
untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada
pada periode historis namun sudah tidak ada lagi
pada saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that
are collectively evaluated for impairment are
estimated on the basis of the contractual cash flows
of the assets in the group and historical loss
experience for assets with credit risk characteristics
similar to those in the group. Historical loss
experience is adjusted on the basis of current
observable data to reflect the effects of current
conditions that did not affect the period on which
the historical loss experience is based and to
remove the effects of conditions in the historical
period that do not currently exist.
Ketika piutang pembiayaan konsumen dan investasi
neto sewa pembiayaan tidak tertagih, piutang
tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik
cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang
tersebut dapat dihapus buku setelah semua
prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan
jumlah kerugian telah ditentukan. Beban
penurunan nilai yang terkait dengan piutang
pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa
pembiayaan tidak tertagih diklasifikasikan ke
dalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
When a consumer financing receivable or net
investment
in
finance
lease
account
is
uncollectible, such receivable is written off against
the related allowance for impairment losses. Such
receivable is written off after all necessary
procedures have been completed and the amount of
the loss has been determined. Impairment expense
related to consumer financing receivables and net
investments in finance lease are classified into
"Allowance for Impairment Losses".
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian
penurunan nilai berkurang dan pengurangan
tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada
peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai
diakui, maka kerugian penurunan nilai yang
sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan
menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan
aset keuangan diakui pada laporan laba rugi
komprehensif.
If, in a subsequent period, the amount of the
impairment loss decreases and the decrease can be
related objectively to an event occurring after the
impairment
was
recognised
(such
as
an
improvement in the debtor’s credit rating), the
previously recognized impairment loss is reversed
by adjusting the allowance for impairment losses.
The amount of the reversal is recognized in the
statement of comprehensive income.
Penerimaan kemudian atas aset keuangan yang
telah dihapus-bukukan sebelumnya, diakui sebagai
pendapatan lain-lain.
Subsequent recoveries of financial assets writtenoff in the previous period are recognized as other
income.
Akuntansi untuk Sewa
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan
PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. Penentuan apakah
suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau
perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas
substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan
apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada
penggunaan suatu aset hak untuk menggunakan aset
tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan
secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang
terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan
sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa
diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak
mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
f.
Accounting for Leases
Effective 1 January 2012, the Company implemented
SFAS No. 30 (Revised 2011), “Leases”. The determination
of whether an arrangement is, or contains a lease is
based on the substance of arrangement at inception
date and whether the fulfillment of the arrangement is
dependent on the use of a specific asset and the
arrangement conveys a right to use the asset. Under this
SFAS, leases that transfer substantially to the lessee all
the risks and rewards incidental to ownership of the
leased item are classified as finance leases. Moreover,
leases which do not transfer substantially all the risks
and rewards incidental to ownership of the leased item
are classified as operating leases.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/21
Exhibit E/21
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
f.
g.
Akuntansi untuk Sewa (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
f.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Accounting for Leases (Continued)
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan pada awalnya
diakui sebesar nilai wajar dikurangi pendapatan
administrasi dan ditambah biaya-biaya transaksi (jika
ada) yang dapat diatribusikan secara langsung dan
selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode tingkat bunga efektif.
The net investments in finance lease are recognised
initially at fair value, deducted by administration
income and plus directly attributable transactions costs
(if any) and subsequently measured at amortised cost
using the effective interest rate method.
Pada saat pengakuan awal, nilai wajar investasi bersih
dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang
sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan
diterima oleh perusahaan sewa pada akhir masa sewa
pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa
pembiayaan yang ditangguhkan dan simpanan jaminan.
Selisih antara nilai piutang bruto dan nilai kini piutang
diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan yang
belum diakui. Pendapatan sewa pembiayaan yang
belum diakui dialokasikan sebagai pendapatan tahun
berjalan menggunakan metode tingkat suku bunga
efektif. Investasi bersih dalam sewa pembiayaan
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi
atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
At initial recognition, the fair value of net investments
in finance lease represents lease financing receivables
plus the residual value at the end of the lease period
deducted by unearned lease income and security
deposits. The difference between the gross lease
receivables and the present value of the lease
receivables is recognised as unearned lease income.
Unearned lease income is allocated to the current year
statement of income using the effective interest rate.
Net investments in finance lease are classified as loans
and receivables. See Note 2e for the accounting policy of
loans and receivables.
Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen
g.
Accounting for Consumer Financing
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah
piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan
bersama di mana risiko kredit ditanggung pemberi
pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without
recourse), pendapatan pembiayaan konsumen yang
belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Consumer financing receivables are stated net of joint
financing receivables where joint financing providers
bear credit risk in accordance with its portion (without
recourse), unearned consumer financing income and
allowance for impairment losses.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan
konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan
kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang
terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan
pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination of a contract is treated as a
cancellation of an existing contract and the resulting
gain or loss is credited or charged to the current year’s
profit or loss at the date of transaction.
Pembiayaan Bersama
Joint Financing
Pembiayaan bersama terdiri atas pembiayaan konsumen
tanpa jaminan (without recourse) dan pembiayaan
bersama konsumen dengan jaminan (with recourse).
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama
pihak-pihak lain di mana masing-masing pihak
menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya
(without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan
secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan
beban keuangan yang terkait dengan pembiayaan
bersama (without recourse) disajikan secara bersih di
laporan laba rugi. Piutang pembiayaan konsumen yang
dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana Perusahaan
menanggung risiko kredit (with recourse) disajikan di
laporan posisi keuangan secara bruto, sedangkan kredit
yang disalurkan oleh penyedia dana dicatat sebagai
liabilitas (pendekatan bruto). Pendapatan pembiayaan
konsumen dan beban keuangan yang terkait dengan
pembiayaan bersama with recourse tersebut disajikan
secara bruto di laporan laba rugi.
Joint financing consist of with and witout recourse joint
financing to end-user consumers. The consumer
financing receivables under joint financing where each
party assumes the credit risk according to the risk
portion (without recourse) are stated at net amount in
the statement of financial positions. Consumer financing
income and finance cost related to without recourse
joint financing are stated at net amount in the profit or
loss. Consumer financing receivable under joint
financing where the Company assume the credit risk
(with recourse) are stated at gross amount in the
statement of financial positions, while the credit that
are distributed by the fund provider are recorded as
liability (gross approach). The consumer financing
income and finance cost related to with recourse joint
financing are stated at gross amount in the profit or
loss.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/22
Exhibit E/22
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
g.
Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen (Lanjutan)
g.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Accounting for Consumer Financing (Continued)
Dalam pembiayaan bersama without recourse,
Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang
lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang
ditetapkan
dalam
perjanjian
dengan
pemberi
pembiayaan
bersama.
Selisihnya
merupakan
pendapatan dan disajikan sebagai bagian dari
“Pendapatan Keuangan”.
For joint financing without recourse, the Company
reserves the right to charge greater interest rates to
customers than those stated in the joint financing
agreements with joint financing providers. The
difference is recognized as revenue and disclosed as
“Finance Income”.
Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai
pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e
untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang
diberikan dan piutang.
Consumer financing receivables are classified as loans
and receivables. See Note 2e for the accounting policy of
loans and receivables.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui,
yang merupakan selisih antara jumlah pembayaran
angsuran yang akan diterima dari pelanggan dengan
jumlah pokok pembiayaan, akan diakui sebagai
pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian
pembiayaan konsumen pada tingkat pengembalian
berkala yang tetap dari piutang pembiayaan konsumen.
Unearned income on consumer financing, which is the
excess of aggregate installment payments collectible
from the customers over the cost of the financed assets,
is recognized as income over the terms of the respective
agreements at a constant periodic rate of return on the
consumer financing receivables.
h. Agunan yang Diambil Alih
i.
2. SUMMARY
OF
(Continued)
h.
Repossessed Collateral
Agunan yang diambil alih sehubungan dengan
penyelesaian piutang pembiayaan konsumen dan
invetasi neto sewa pembiayaan dinyatakan sebesar nilai
bersih yang dapat direalisasikan, dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai. Nilai bersih yang dapat
direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih
setelah dikurangi estimasi beban pelepasan. Selisih
lebih antara saldo piutang pembiayaan konsumen dan
investasi neto sewa pembiayaan yang tidak dapat
ditagih dengan nilai bersih agunan diambil alih yang
dapat direalisasi tersebut dibebankan pada cadangan
kerugian penurunan nilai.
Repossessed collateral acquired in conjunction with
settlement of consumer financing receivables and net
investments in finance lease are stated at their net
realizable value, less allowance for impairment losses.
Net realizable value is the fair value of the repossessed
collateral after deducting the estimated costs of
disposal. The excess between uncollectible consumer
financing receivables and net investments in finance
lease balance and net realizable value of the
repossessed collateral is charged to allowance for
impairment losses.
Jaminan yang diambil alih merupakan bagian dari aset
lain-lain.
Collateral that is taken over will become part of other
assets.
Beban-beban sehubungan dengan perolehan dan
pemeliharaan aset tersebut dibebankan pada saat
terjadinya.
Expenses in relation with the acquisition and
maintenance of those assets are charged as incurred.
Selisih antara nilai tercatat dan hasil penjualan dari
agunan diambil alih diakui sebagai laba atau rugi pada
saat penjualan agunan diambil alih, dan diakui sebagai
“pendapatan lain-lain” dalam laporan laba rugi tahun
yang bersangkutan.
The difference between the carrying value and the
proceeds from the sale of repossessed collateral is
recognized as gain or loss at the time of sale, and
recognized as “other revenues” in the profit or loss.
Beban Dibayar di Muka
Beban dibayar di muka diamortisasi sesuai masa
manfaat masing-masing beban yang bersangkutan
dengan menggunakan metode garis lurus.
i.
Prepaid Expenses
Prepaid expenses are amortized over the beneficial
periods using the straight-line method.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/23
Exhibit E/23
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
j.
2. SUMMARY
OF
(Continued)
Aset Tetap
j.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Property and Equipment
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan
PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, yang
berdampak pada pengakuan aset, penentuan jumlah
tercatat dan biaya penyusutan dan kerugian atas
penurunan nilai harus diakui dalam kaitannya dengan
aset tersebut.
Effective 1 January 2012, the Company implemented
SFAS No. 16 (Revised 2011), “Property, Plant and
Equipment”, which impacts recognition of the assets, the
determination of their carrying amounts and
depreciation charges and impairment losses to be
recognized in relation to them.
Perusahaan menggunakan model biaya sebagai
kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
The Company uses the cost model for its property and
equipment measurement.
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan,
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai, jika ada.
Property and equipment are stated at cost, less
accumulated depreciation and any impairment value, if
any.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga
perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian
yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang
dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan
tujuan penggunaan yang ditetapkan.
The initial cost of property and equipment consists of its
purchase price, including import duties and taxes and
any directly attributable costs in bringing the property
and equipment to its working condition and location for
its intended use.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan,
seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan
ke laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Apabila
beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan
manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset
tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya,
maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai
tambahan biaya perolehan aset tetap.
Expenditures incurred after the property and equipment
have been put into operations, such as repairs and
maintenance costs, are normally charged to operations
in the year such costs are incurred. In situations where
it can be clearly demonstrated that the expenditures
have resulted in an increase in the future economic
benefits expected to be obtained from the use of the
property and equipment beyond its originally assessed
standard of performance, the expenditures are
capitalized as additional costs of property and
equipment.
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus
(straight-line method) selama masa manfaat aset tetap
sebagai berikut:
Depreciation is computed on a straight-line basis over
the property and equipment’s useful lives as follows:
Masa manfaat/
Useful lives
Bangunan
Peralatan kantor
Kendaraan
Perabot dan perlengkapan kantor
Rehabilitasi gedung kantor
20 tahun/year
5
5
5
5
Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak
disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak
legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biayabiaya tersebut tidak didepresiasikan. Biaya terkait
dengan pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset
tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum
hak.
Building
Office equipment
Vehicle
Furniture and fixtures
Leasehold improvements
Land is stated at cost and not depreciated. Initial legal
costs incurred to obtain legal rights are recognised as
part of the acquisition cost of the land, and these costs
are not depreciated. Costs related to renewal of land
rights are recognised as intangible assets and amortised
during the period of the land rights.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/24
Exhibit E/24
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
j.
k.
Aset Tetap (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
j.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Property and Equipment (Continued)
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya
(derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada
manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual
atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap
berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi
penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap
tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan
antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan
jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui
dalam laba rugi tahun berjalan pada tahun terjadinya
penghentian pengakuan.
An item of property and equipment is derecognized upon
disposal or when no future economic benefits are
expected from its use or disposal. When assets are sold
or retired, the cost and related accumulated
depreciation and any impairment loss are removed from
the accounts. Any gains or loss arising from
derecognition of property and equipment (calculated as
the difference between the net disposal proceeds and
the carrying amount of the item) is included in the
current year profit or loss in the year the item is
derecognized.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan
ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian
apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi
sebelumnya.
The asset’s residual values, useful lives and depreciation
method are reviewed and adjusted if appropriate, at
each financial year end.
Aset dalam penyelesaian dan perangkat lunak dalam
pengembangan dinyatakan sebesar biaya perolehan dan
disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi
biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing
akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset
tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Asset in progress and software under development are
stated at cost and presented as part of the property and
equipment. The accumulated cost will be reclassified to
the appropriate property and equipment account when
the installation is substantially completed and the asset
is ready for its intended use.
Penurunan nilai aset non-keuangan
Impairment of non-financial assets
PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedurprosedur yang diterapkan Perusahaan agar aset dicatat
tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset
dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah
tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui
penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian,
aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini
mensyaratkan Perusahaan mengakui rugi penurunan
nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan
entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan
pengungkapan yang diperlukan.
SFAS No. 48 (Revised 2009) prescribes the procedures to
be employed by the Company to ensure that its assets
are carried at no more than their recoverable amount.
An asset is carried at more than its recoverable amount
if its carrying amount exceeds the amount to be
recovered through use or sale of the asset. If this is the
case, the asset is described as impaired and this revised
SFAS requires the Company to recognise an impairment
loss. This revised SFAS also specifies when an entity
should reverse an impairment loss and prescribes
disclosures.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan
menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami
penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau
pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan,
maka Perusahaan membuat estimasi formal jumlah
terpulihkan aset tersebut.
The Company assesses at each reporting date whether
there is an indication that an asset may be impaired. If
any such indication exists, or when annual impairment
testing for an asset is required, the Company makes an
estimation of the asset’s recoverable amount.
Pinjaman yang Diterima
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima
dari berbagai bank dan institusi keuangan, termasuk
fasilitas joint financing with recourse. Fasilitas joint
financing with recourse disajikan secara gross, yaitu
sebanyak pinjaman yang diberikan kepada konsumen
dan pinjaman yang diterima dari bank dicatat dalam
nilai penuh dengan kewajiban pembayaran kembali
sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
k.
Fund Borrowings
Borrowings represent funds received from various banks
and financial institutions, including with recourse joint
financing facilities. With recourse joint financing
facilities are presented gross, i.e loans granted to
customers and borrowings received from banks are
recorded at their full amount with repayment
obligations in accordance with the terms of the
agreement.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/25
Exhibit E/25
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
k.
Pinjaman yang Diterima (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
k.
Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan
secara
langsung
dengan
perolehan
pinjaman
dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima. Lihat
Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas
keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi.
l.
Efek Utang yang Diterbitkan
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Fund Borrowings (Continued)
Borrowings are classified as financial liabilities
measured at amortized cost. Additional costs that are
directly attributable to the acquisition of loans are
deducted from total borrowings. See Note 2e for the
accounting policy on financial liabilities measured at
amortized cost.
l.
Debt Securities Issued
Efek utang yang diterbitkan meliputi utang obligasi dan
medium term notes.
Debt securities issued consist of bonds payable and
medium term notes.
Efek utang yang diterbitkan dicatat sebesar nilai
nominal dikurangi saldo diskonto yang belum
diamortisasi. Beban emisi efek utang yang diterbitkan
sehubungan dengan penerbitan efek utang yang
diterbitkan diakui sebagai diskonto dan dikurangkan
langsung dari hasil emisi efek utang yang diterbitkan
untuk menentukan hasil emisi bersih efek utang yang
diterbitkan tersebut.
Debt securities issued are presented at nominal value
net of unamortized discounts. Debt securities issuance
costs are recognized as discounts and directly deducted
from the proceeds of debt securities issuance to
determine the net proceeds of the debt securities
issued.
Efek utang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif
setelah pengakuan awalnya. Diskonto diamortisasi
selama jangka waktu efek utang yang diterbitkan
tersebut dengan menggunakan metode suku bunga
efektif (Catatan 2e).
Debt securities are measured at amortized cost using
effective interest method after initial recognition. The
discounts are amortized over the period of the debt
securities using the effective interest method (Note 2e).
m. Imbalan Pasca-Kerja
m.
Post-Employment Benefits
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan
PSAK No. 24 (Revisi 2010) yang memberikan panduan
dalam perhitungan dan pengungkapan imbalan kerja.
PSAK No. 24 (Revisi 2010) memberikan opsi tambahan
dalam pengakuan keuntungan/kerugian aktuarial
imbalan pasca-kerja dimana keuntungan/kerugian
aktuarial dapat diakui seluruhnya melalui pendapatan
komprehensif lainnya. Perusahaan telah memilih untuk
tetap mengakui keuntungan atau kerugian aktuarial
dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diperkirakan
ikut dalam program.
Effective 1 January 2012, the Company adopts SFAS
No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits” which
regulates the accounting and disclosure for employee
benefits. SFAS No. 24 (Revised 2010) add another option
for recognition of actuarial gain/loss from postemployment benefits which is full recognition through
other comprehensive income. The Company has elected
to recognized actuarial gains or loss on a straight line
basis over the expected average remaining service years
of the employees.
Penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2010) tidak memiliki
dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan
Perusahaan.
The implementation of SFAS No. 24 (Revised 2010) does
not have significant impact to the financial statements
of the Company.
Imbalan pasca-kerja seperti pensiun, uang pisah dan
uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan
Undang-Undang
Ketenagakerjaan
No.
13/2003
(”UU No. 13/2003”).
Post-employment benefits such as retirement, severance
and service payments are calculated based on Manpower
Law No. 13/2003 (“Law No. 13/2003”).
Sesuai dengan UU No. 13/2003, Perusahaan
berkewajiban menutupi kekurangan pembayaran
pensiun bila program yang ada sekarang belum cukup
untuk menutupi kewajiban sesuai UU No. 13/2003.
In accordance with Law No. 13/2003, the Company has
further payment obligations if the benefits provided by
the existing plan do not adequately cover the
obligations under Law No. 13/2003.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/26
Exhibit E/26
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
m. Imbalan Pasca-Kerja (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
m.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Post-Employment Benefits (Continued)
Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan adalah
nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan
posisi keuangan sesuai dengan UU No. 13/2003 atau
Peraturan Perusahaan (mana yang lebih tinggi),
dikurangi dengan nilai wajar aset program pensiun
Perusahaan dan penyesuaian atas keuntungan atau
kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum
diakui.
The liabilities recognized in the statement of financial
positions are the present values of the defined benefit
obligations as of the statement of financial position
date in accordance with Law No. 13/2003 or the
Company’s regulations (whichever is higher), less the
fair value of Company pension plan assets, together
with adjustments for unrecognized actuarial gains or
losses and past service costs.
Liabilitas imbalan pasti dihitung oleh aktuaris
independen dengan menggunakan metode Projected
Unit Credit. Dalam menghitung imbalan pasca-kerja,
aktuaris independen telah memperhitungkan juga
kontribusi yang telah dilakukan oleh Perusahaan kepada
PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
The defined benefit obligation is calculated by an
independent actuary using the Projected Unit Credit
method. In calculating post-employment benefits, the
independent actuary has considered the contribution
paid by the Company to PT Asuransi Jiwa Manulife
Indonesia.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan
mendiskontokan estimasi arus kas masa depan dengan
menggunakan tingkat bunga Obligasi Pemerintah
(dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif
untuk Obligasi korporasi berkualitas tinggi) dalam mata
uang Rupiah, sama dengan mata uang di mana imbalan
tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka
waktu yang mendekati jangka waktu liabilitas imbalan
pensiun yang bersangkutan.
The present value of the defined benefit obligation is
determined by discounting the estimated future cash
outflows using the interest rates of Government Bonds
(considering currently there is no deep market for highquality corporate Bonds) that are denominated in
Rupiah, in which the benefits will be paid, and that
have terms to maturity approximating to the terms of
the related pension liability.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari
penyesuaian, perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial
dan perubahan dalam program pensiun yang jumlahnya
melebihi jumlah yang lebih besar antara 10% dari nilai
wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan
pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun
berjalan selama rata-rata sisa masa kerja yang
diharapkan dari karyawan tersebut.
Actuarial gains and losses arising from experience
adjustments, changes in actuarial assumptions and
amendments to pension plans in excess of 10% of the fair
value of plan assets or 10% of the present value of the
defined benefit obligations are charged or credited to
current year profit or loss over the employees’ expected
average remaining service lives.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laba rugi tahun
berjalan, kecuali perubahan terhadap program pensiun
tersebut mengharuskan karyawan tersebut tetap
bekerja selama periode waktu
tertentu untuk
mendapatkan hak tersebut (periode vesting). Dalam hal
ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus
sepanjang periode vesting.
Past-service costs are recognized immediately in the
current year profit or loss, unless the changes to the
pension plan are conditional on the employees
remaining in service for a specified time period (the
vesting period). In this case, the past-service costs are
amortised on a straight-line basis over the vesting
period.
Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada tahun
berjalan.
The current service cost is recognized as expense in the
current year.
Sebelum tanggal 1 Januari 2012, berdasarkan PSAK No.
24 (Revisi 2004), perhitungan liabilitas imbalan kerja
karyawan ditentukan dengan menggunakan metode
penilaian aktuaria projected unit credit. Keuntungan
dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau
beban ketika akumulasi keuntungan atau kerugian
aktuarial neto yang belum diakui pada periode
pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai tertinggi
antara nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aset
program pada tanggal tersebut. Keuntungan dan
kerugian ini diakui dengan menggunakan metode garis
lurus berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan
yang diperkirakan ikut dalam program.
Prior 1 January 2012, based on SFAS No. 24 (Revised
2004), the calculation of liability for employee benefits
is determined using the projected unit credit method.
Actuarial gains or losses are recognized as income or
expense when the net cumulative unrecognized actuarial
gains or losses at the end of the previous reporting
period exceed 10% of the present value of the defined
benefit obligation at that date. These gains or losses are
recognized on a straight-line basis over the expected
average remaining service years of the employees.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/27
Exhibit E/27
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
m. Imbalan Pasca-Kerja (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
m.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Post-Employment Benefits (Continued)
Lebih lanjut, biaya jasa lalu atas pengenalan program
manfaat pasti atau perubahan utang imbalan dari
program yang ada diamortisasi dengan metode garis
lurus sepanjang periode sampai imbalan tersebut
menjadi hak atau vested.
Moreover, past service costs arising from the
introduction of a defined benefit plan or changes in the
benefit payable of an existing plan are required to be
amortized using the straight-line method over the
period until the benefits concerned become vested.
Kurtailmen terjadi apabila salah satu dari kondisi
berikut terpenuhi:
A curtailment occurs when an entity either:
(i)
(i)
(ii)
Menunjukkan komitmennya untuk mengurangi
secara
signifikan
jumlah
pekerja
yang
ditanggung oleh program; atau,
Mengubah ketentuan dalam program imbalan
pasti yang menyebabkan bagian yang material
dari jasa masa depan pekerja tidak lagi
memberikan imbalan atau memberikan imbalan
yang lebih rendah.
(ii)
Penyelesaian program terjadi ketika melakukan
transaksi yang menghapuskan semua kewajiban hukum
atau konstruktif atas sebagian atau seluruh imbalan
dalam program imbalan pasti.
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Is demonstrably committed to make a significant
reduction in the number of employees covered by
a plan; or
Amends the terms of a defined benefit plan so
that a significant element of future service by
current employees will no longer qualify for
benefits, or will qualify only for reduced benefits.
A settlement occurs when the Company enters into a
transaction that eliminates all further legal or
constructive obligation for part or all of the benefits
provided under a defined benefit plan.
n.
Revenue and Expenses Recognition
Pendapatan dari sewa pembiayaan (Catatan 2f) dan
pembiayaan konsumen (Catatan 2g) diakui sesuai
dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku
bunga efektif.
Income from finance lease (Note 2f) and consumer
financing (Note 2g) are recognised over the term of the
contract based on the effective interest method.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang
digunakan untuk menghitung
biaya
perolehan
diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan
dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga
atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku
bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan
kas di masa mendatang selama perkiraan umur dari
instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan
periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai
tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas
keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif,
entitas
mengestimasi
arus
kas
dengan
mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual
dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan
dipercepat, opsi beli (call option) dan opsi serupa
lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian
kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup
seluruh biaya transaksi yang dibayarkan atau diterima
oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian
tak terpisahkan dari suku bunga efektif, dan seluruh
premi atau diskon lainnya.
The effective interest method is a method of calculating
the amortised cost of a financial asset or a financial
liability and of allocating the interest income or interest
expense over the relevant period. The effective interest
rate is the rate that exactly discounts estimated future
cash payments or receipts through the expected life of
the financial instrument or, when appropriate, a shorter
period to the net carrying amount of the financial asset
or financial liability. When calculating the effective
interest rate, the Company estimates cash flow
considering all contractual term of the financial
instrument (for example, prepayment options, call
option and other similar options) but does not consider
future credit losses. The calculation includes all fees,
commissions and other fees paid or received between
parties to the contract that are an integral part of the
effective interest rate, transaction costs and all other
premiums discounts.
Biaya transaksi merupakan biaya tambahan yang dapat
diatribusikan secara langsung untuk perolehan,
penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau liabilitas
keuangan.
Transaction costs are additional charges that are
directly attributable to the acquisition, issuance or
disposal of financial assets or financial liabilities.
Biaya tambahan merupakan biaya yang tidak akan
terjadi apabila Perusahaan tidak memperoleh,
menerbitkan atau melepaskan instrumen keuangan.
Additional costs are costs that would not occur if the
Company does not obtain, publish or otherwise dispose
of financial instruments.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/28
Exhibit E/28
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)
o.
2. SUMMARY
OF
(Continued)
n.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Revenue and Expenses Recognition (Continued)
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan
serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat
kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang
diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga
yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa
datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Once a financial asset or a group of similar financial
assets has been written down as a result of an
impairment loss, interest income is recognised using the
rate of interest used to discount the future cash flows
for the purpose of measuring the impairment loss.
Pendapatan
pembiayaan
konsumen
Perusahaan
disajikan bersih setelah dikurangi dengan bagian
pendapatan milik bank atau pihak lain sehubungan
dengan transaksi-transaksi
penerusan
pinjaman,
pembiayaan bersama, anjak piutang dan penunjukan
selaku pengelola piutang.
The Company’s consumer financing income is presented
net of with consumer financing income belongs to the
bank in relation with channeling transactions, joint
financing cooperations, factoring, and the appointment
as manager of accounts receivable.
Pendapatan selisih premi asuransi dan selisih atas
beban komisi dan subsidi dealer diakui sebagai
penyesuaian atas suku bunga efektif atas pinjaman
yang diberikan dan piutang (Catatan 2e).
Income from excess of insurance premiums and excess of
commission expenses and subsidy to dealer are
recognised as an adjustment to the effective interest
rate of the loan and receivables (Note 2e).
Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung
Nilai
o.
Accounting for Derivative Instruments and Hedging
Activities
Perusahaan melakukan transaksi/kontrak nilai tukar
dan swap dalam mata uang asing untuk tujuan
mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing
yang berasal dari utang Perusahaan dalam mata uang
asing.
The Company enters into and engages in currency swap
and foreign exchange contracts/transactions for the
purpose of managing its foreign exchange rate exposures
resulting from the Company’s loans in foreign
currencies.
Setiap instrumen derivatif (termasuk instrumen
derivatif melekat), diakui sebagai aset atau liabilitas
berdasarkan nilai wajar setiap kontrak. Berdasarkan
kriteria khusus untuk akuntansi lindung nilai, semua
instrumen derivatif yang ada pada Perusahaan tidak
memenuhi persyaratan tersebut dan oleh karena itu
tidak dikategorikan sebagai lindung nilai yang efektif
untuk tujuan akuntansi. Aset keuangan tersebut
dikategorikan kedalam nilai wajar melalui laporan laba
rugi (Catatan 2e).
Each derivative instrument (including embedded
derivatives) are recognized as either asset or liability
based on the fair value of each contract. Based on the
specific requirements for hedge accounting, the said
instruments do not qualify and are not designated as
hedge activities for accounting purposes. This financial
assets is categorized under fair value through profit and
loss (Note 2e).
p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan
PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai
Tukar Mata Uang Asing”, yang menggambarkan
bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan
kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan
entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam
mata uang penyajian. Perusahaan mempertimbangkan
indikator utama dan indikator lainnya dalam
menentukan mata uang fungsionalnya. Jika ada
indikator yang tercampur dan mata uang fungsional
tidak jelas, manajemen menggunakan penilaian untuk
menentukan mata uang fungsional yang paling tepat
menggambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi,
kejadian dan kondisi yang mendasarinya.
p.
Foreign Currency Transactions and Balances
Effective 1 January 2012, the Company applied SFAS
No. 10 (Revised 2010), “The Effects of Changes in
Foreign Exchange Rates”, which describes how to include
foreign currency transactions and foreign operations in
the financial statements of an entity and translate
financial statements into a presentation currency. The
Company considers the primary indicators and other
indicators in determining its functional currency. If
indicators are mixed and the functional currency is not
obvious, management uses its judgments to determine
the functional currency that most faithfully represents
the economic effects of the underlying transactions,
events and conditions.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/29
Exhibit E/29
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (Lanjutan)
p.
SIGNIFICANT
Foreign Currency
(Continued)
ACCOUNTING
Transactions
and
POLICIES
Balances
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, yang
merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan mata
uang penyajian Perusahaan. Transaksi dalam mata uang
asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs
tengah yang berlaku pada saat transaksi dilakukan.
Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan
liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke
dalam rupiah berdasarkan kurs pada tanggal terakhir
transaksi perbankan pada periode yang bersangkutan.
Laba atau rugi selisih kurs yang timbul dikreditkan atau
dibebankan pada operasi periode berjalan.
The financial statements are presented in Rupiah, which
is the Company’s functional currency and the Company’s
presentation currency. Transactions involving foreign
currencies are recorded in Rupiah at the middle rates of
exchange prevailing at the time the transactions are
made. At statement of financial position date, monetary
assets and liabilities denominated in foreign currencies
are adjusted to reflect the rates of exchange quoted at
the closing of the last banking day of the period. The
resulting gains or losses are credited or charged to
current operations.
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang
asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut (Rupiah
penuh) :
The exchange rates used against the Rupiah are as
follows (amounts in full Rupiah) :
2012
(nilai penuh)/
(full amount)
Dolar Amerika Serikat (USD 1)
9.670,00
q. Pelaporan Segmen
r.
2. SUMMARY
OF
(Continued)
2011
(nilai penuh)/
(full amount)
9.068,00
q.
United States Dollar (1 USD) 1
Segment Reporting
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
(1) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana
memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban
(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan
transaksi dengan komponen lain dari entitas yang
sama);
(2) hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh
pengambil keputusan operasional untuk membuat
keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan
pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
(3) tersedia
informasi
keuangan
yang
dapat
dipisahkan.
An operating segment is a component of entity which:
(1)
involves with business activities to generate
income and expenses (include income and
expenses relating to the transactions with other
components with the same entity);
Perusahaan menyajikan segmen operasi berdasarkan
laporan internal Perusahaan yang disajikan kepada
pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan
operasional Perusahaan adalah Direksi.
The Company presents operating segments based on the
information that internally is provided to the chief
operating decision maker. The Company’s chief
operating decision-maker is Board of Directors.
Segmen operasi Perusahaan disajikan berdasarkan
segmen primer dibagi ke dalam segmen-segmen usaha
berikut: sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen,
sedangkan segmen sekunder dibagi ke dalam segmen
geografis berikut: Jawa, Kalimantan, Sumatera dan
Sulawesi (Catatan 25).
Operating segments presented by the primary segments
are divided into the following business segments:
finance leases and consumer financing, while the
secondary segments are divided into the following
geographic segments: Java, Kalimantan, Sumatera and
Sulawesi (Note 25).
Program Opsi Saham Karyawan
Karyawan (termasuk eksekutif senior) Perusahaan
menerima remunerasi dalam bentuk pembayaran
berbasis saham, dimana karyawan memberikan jasa
sebagai pertimbangan untuk instrumen ekuitas (‘equitysettled transactions’). Karyawan yang bekerja di
Perusahaan diberikan hak apresiasi atas saham, yang
hanya dapat diselesaikan secara tunai (‘cash-settled
transactions’).
(2)
(3)
r.
operations result is observed regularly by chief
decision maker to make decisions regarding the
allocation of resources and to evaluate the
works; and
separate financial information is available.
Employees Stock Option Program
Employees (including senior executives) of the Company
receive remuneration in the form of share-based
payment transactions, whereby employees render
services as consideration for equity instruments (‘equitysettled transactions’). Employees working in the
Company are granted share appreciation rights, which
can only be settled in cash (‘cash-settled transactions’).
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/30
Exhibit E/30
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
r.
Program Opsi Saham Karyawan (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
r.
Dalam situasi di mana instrumen ekuitas yang
diterbitkan dan beberapa atau seluruh barang atau jasa
yang diterima oleh entitas sebagai pertimbangan tidak
dapat diidentifikasi secara khusus, barang yang tidak
dapat diidentifikasi atau jasa yang diterima (atau yang
akan diterima) diukur sebagai selisih antara nilai wajar
pembayaran berbasis saham dan nilai wajar dari barang
atau jasa yang diidentifikasi pada tanggal pemberian
hak. Hal ini kemudian dikapitalisasi atau dibebankan
secara tepat.
s.
Pajak Penghasilan
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Employees Stock Option Program (Continued)
In situations where equity instruments are issued and
some or all of the goods or services received by the
entity as consideration cannot be specifically identified,
the unidentified goods or services received (or to be
received) are measured as the difference between the
fair value of the share-based payment transaction and
the fair value of any identifiable goods or services
received at the grant date. This is then capitalised or
expensed as appropriate.
s.
Income Tax
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan
PSAK No. 46 (Revisi 2010), yang mensyaratkan
Perusahaan untuk memperhitungkan konsekuensi pajak
kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian)
jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui
dalam laporan posisi keuangan, dan transaksi dan
kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam
laporan keuangan.
Effective 1 January 2012, the Company applied SFAS
No. 46 (Revised 2010), which requires the Company to
account for the current and future tax consequences of
the future recovery (settlement) of the carrying amount
of assets (liabilities) that are recognized in the
statement of financial position, and transactions and
other events of the current period that are recognized in
the financial statements.
PSAK No. 46 (Revisi 2010) juga mensyaratkan
Perusahaan mencatat tambahan pajak penghasilan yang
berasal dari periode lalu yang ditetapkan dengan Surat
Ketetapan Pajak (SKP), jika ada, sebagai bagian dari
“Beban Pajak Penghasilan - Neto” dalam laporan laba
rugi komprehensif.
SFAS No. 46 (Revised 2010) also requires the Company to
present additional tax of prior year through a Tax
Assessment Letter (SKP), if any, as part of “Income Tax
Expense - Net” in the statements of comprehensive
income.
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba
kena pajak untuk periode yang bersangkutan. Aset dan
liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan
temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan
komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal
pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti
saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui apabila
besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat
direalisasikan.
Current tax expense is provided based on the estimated
taxable income for the period. Deferred tax assets and
liabilities are recognized for temporary differences
between the financial and the tax bases of assets and
liabilities at each reporting date. Future tax benefits,
such as the carry-forward of unused tax losses, are also
recognized to the extent that realization of such
benefits is probable.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif
pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun
ketika aset direalisasi atau liabilitas dilunasi
berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan)
yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan
pada tanggal laporan posisi keuangan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the
tax rates that are expected to be applied to the year
when the assets are realized or the liabilities are
settled, based on tax rates (and tax laws) that have been
enacted or substantively enacted at the statement of
financial position date.
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak
tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak
dibebankan atau dikreditkan pada operasi berjalan,
kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya
telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Changes in the carrying amount of deferred tax assets
and liabilities due to a change in tax rates are charged
or credited to current operations, except to the extent
that they relate to items previously charged or credited
to equity.
Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang
ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) diakui
sebagai pendapatan atau beban dalam operasi periode
berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian
selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda
yang
ditetapkan
dengan
SKP
ditangguhkan
pembebanannya
sepanjang
memenuhi
kriteria
pengakuan aset.
The amounts of additional tax and penalty imposed
through a Tax Assessment Letter (SKP) are recognized as
income or expense in current operations, unless further
settlement is submitted. The amounts of tax and
penalty imposed through an SKP are deferred as long as
they meet the asset recognition criteria.
Pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan
akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa
aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah bersih oleh
Perusahaan.
The tax effects of temporary differences and tax loss
carryover, which individually are either assets or
liabilities, are shown at the applicable net amounts by
the Company.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/31
Exhibit E/31
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
t.
u.
Laba per Saham
2. SUMMARY
OF
(Continued)
t.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Earning per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi
laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan
rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada
tahun yang berjalan.
Earning per share is calculated by dividing net profit
available to shareholders by the weighted average
common shares outstanding during current year.
Laba per saham dilusian dihitung dengan cara membagi
laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan
jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah
disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi
saham biasa yang dilutif.
Dilluted earning per share is calculated by dividing net
profit available to shareholders by the weighted average
number of shares outstanding as adjusted for the effect
of all dilutive potential ordinary shares.
Jika jumlah saham yang beredar meningkat akibat dari
pemisahan saham (stock split), maka perhitungan laba
per saham dasar untuk seluruh periode penyajian harus
disesuaikan secara retrospektif.
If the outstanding number of shares increase as result of
stock split, the computation of basic earnings per share
for all presentation periods is adjusted retrospectively.
Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan
Asumsi
u.
Significant Accounting Judgements, Estimates and
Assumptions
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia, mengharuskan
manajemen membuat pertimbangan, estimasi dan
asumsi yang mempengaruhi aset, liabilitas, komitmen
dan kontinjensi yang dilaporkan. Karena adanya unsur
ketidakpastian melekat dalam melakukan estimasi
sehingga dapat menyebabkan jumlah sesungguhnya
yang dilaporkan pada periode yang akan datang
berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.
The preparation of the Company’s financial statements,
in conformity with Indonesian Financial Accounting
Standards requires management to make judgements,
estimates and assumptions that affect the reported
amounts of assets, liabilities, commitments and
contingent liabilities which are reported. Due to
inherent uncertainty in the estimates thus can lead to
actual results reported in future periods differ from
those estimates.
I. Penggunaan Pertimbangan
I. Use of Judgements
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen
dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi
Perusahaan yang memiliki pengaruh paling
signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan
keuangan:
The following judgments are made by management
in the process of applying the Company’s accounting
policies that have the most significant effects on the
amounts recognized in the financial statements:
(i)
(i)
Penentuan mata uang fungsional
Mata uang fungsional dari Perusahaan adalah
mata uang dari lingkungan ekonomi primer
dimana Perusahaan beroperasi. Mata uang
tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi
pendapatan dan beban.
(ii) Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Perusahaan menetapkan kategori atas aset dan
liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan
liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan
definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi
2006) dipenuhi. Dengan
demikian, aset
keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai
dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti
diungkapkan pada Catatan 2e.
Determination of functional currency
The functional currency of the Company is the
currency of the primary economic environment
in which the Company operates. It is the
currency that mainly influences the revenue and
cost.
(ii) Classification of
financial liabilities
financial
assets
and
The Company determines the category of
certain assets and liabilities as financial assets
and financial liabilities by judging if they meet
the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised
2006). Accordingly, the financial assets and
financial liabilities are accounted for in
accordance with the Company’s accounting
policies as disclosed in Note 2e.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/32
Exhibit E/32
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
u. Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan
Asumsi (Lanjutan)
I. Penggunaan Pertimbangan (Lanjutan)
2. SUMMARY
OF
(Continued)
u.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and
Assumptions (Continued)
I. Use of Judgements (Continued)
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen
dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi
Perusahaan yang memiliki pengaruh paling
signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan
keuangan: (Lanjutan)
The following judgments are made by management
in the process of applying the Company’s accounting
policies that have the most significant effects on the
amounts recognized in the financial statements:
(Continued)
(iii) Cadangan atas kerugian penurunan nilai aset
keuangan
(iii) Allowance for Impairment of financial assets
Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang
diketahui bahwa para pelanggannya tidak
dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam
hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan,
berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia,
termasuk namun tidak terbatas pada jangka
waktu, hubungan dengan pelanggan dan status
piutang dari pelanggan berdasarkan catatan
piutang pihak ketiga yang tersedia dan faktor
pasar yang telah diketahui, untuk mencatat
cadangan spesifik atas pelanggan terhadap
jumlah terutang guna mengurangi jumlah
piutang yang diharapkan dapat diterima oleh
Perusahaan.
The Company evaluate specific accounts where
it has information that certain customers are
unable to meet their financial obligations. In
these cases, the Company uses judgment, based
on available facts and circumstances, including
but not limited to, the length of its relationship
with the customer and the customer’s current
receivables status based on any available third
party receivables reports and known market
factors, to record specific allowance for
customers against amounts due to reduce its
receivable amounts that the Company expected
to collect.
Cadangan spesifik ini dievaluasi kembali dan
disesuaikan jika tambahan informasi yang
diterima mempengaruhi jumlah cadangan
kerugian penurunan nilai investasi neto
pembiayaan dan cadangan piutang pembiayaan
konsumen. Nilai tercatat dari investasi neto
sewa pembiayaan sebelum cadangan kerugian
penurunan nilai pada tanggal 31 Desember
2012 dan 2011 masing-masing sebesar
Rp 1.966.869 dan Rp 1.095.068. Penjelasan
lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5. Nilai
tercatat dari piutang pembiayaan konsumen
Perusahaan sebelum cadangan kerugian
penurunan nilai pada tanggal 31 Desember
2012 dan 2011 masing-masing sebesar
Rp 4.047.048 dan Rp 3.716.295. Penjelasan
lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 6.
These specific allowances are re-evaluated and
adjusted as additional information received
affects the amounts of allowance for
impairment of net investments in finance lease
and consumer financing receivables. The
carrying amount of the Company’s net
investments in finance lease before allowance
for impairment losses as of 31 December 2012
and 2011 were amounted to Rp 1,966,869 and
Rp 1,095,068, respectively. Further details are
shown in Note 5. The carrying amount of the
Company’s consumer financing receivables
before allowance for impairment losses as of
31 December 2012 and 2011 were amounting to
Rp 4,047,048 and Rp 3,716,295, respectively.
Further details are shown in Note 6.
II. Estimasi dan Asumsi
Asumsi utama masa depan dan sumber utama
estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode
pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi
penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat
aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya,
diungkapkan dibawah ini. Perusahaan mendasarkan
asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia
pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan
situasi mengenai perkembangan masa depan,
mungkin berubah akibat perubahan pasar atau
situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan
tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada
saat terjadinya.
II. Estimates and Assumptions
The key assumptions concerning the future and other
key sources of estimation uncertainty at the
reporting date that have a significant risk of causing
a material adjustment to the carrying amounts of
assets and liabilities within the next financial
year/period are disclosed below. The Company based
its assumptions and estimates on parameters
available when the financial statements were
prepared. Existing assumptions and circumstances
about future developments may change due to
market changes or circumstances arising beyond the
control of the Company. Such changes reflected in
the assumptions as they occur.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/33
Exhibit E/33
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
2. SUMMARY
OF
(Continued)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
u. Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan
Asumsi (Lanjutan)
II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)
(i)
Nilai wajar atas instrumen keuangan
u.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and
Assumptions (Continued)
II. Estimates and Assumptions (Continued)
(i)
Fair value of financial instruments
Nilai wajar instrumen keuangan yang secara
aktif diperdagangkan di pasar keuangan
ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga
pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada
akhir tahun pelaporan. Untuk instrumen
keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar
aktif,
nilai
wajar
ditentukan
dengan
menggunakan
teknik
penilaian.
Teknik
penilaian tersebut meliputi penggunaan
transaksi pasar terkini yang dilakukan secara
wajar (arm’s length market transactions),
referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen
lain yang secara substantial sama, analisis arus
kas yang didiskonto, atau model penilaian
lainnya.
The fair value of financial instruments that are
actively traded in organized financial markets
is determined by reference to quoted market
bid prices at the close of business at the end of
the reporting year. For financial instruments
where there is no active market, fair value is
determined using valuation techniques. Such
techniques may include using recent arm’s
length market transaction, reference to the
current fair value of another instrument that is
substantially the same, discounted cash flow
analysis, or other valuation models.
(ii) Cadangan kerugian penurunan nilai aset
keuangan
(ii) Allowance for impairment losses of financial
assets
Perusahaan telah menelaah pinjaman yang
diberikan dan piutang pada setiap tanggal
laporan posisi keuangan untuk menilai apakah
penurunan nilai harus diakui dalam laporan
laba rugi. Secara khusus, justifikasi oleh
manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah
dan waktu arus kas di masa mendatang ketika
menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi
arus kas ini, Perusahaan membuat justifikasi
tentang situasi keuangan debitur dan nilai
realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi ini
didasarkan
pada
asumsi-asumsi
tentang
sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin
berbeda, yang tercermin dalam perubahan
cadangan perubahan kerugian penurunan nilai
tersebut di masa mendatang.
The Company has reviewed loans and
receivables at each statements of financial
positions date to assess whether impairment
should be recognized in the profit or loss or not.
In particular, justification by management is
required to estimate the amount and timing of
future
cash
flows
when
determining
impairment. In the estimation of cash flows,
the Company makes the justification of the
financial condition of debtors and net realizable
value of collateral. These estimates are based
on assumptions about a number of factors and
actual results may differ, as reflected in
changes in reserves of changes in these
impairment losses in the future.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai
secara kolektif mencakup kerugian kredit yang
melekat pada portofolio piutang pembiayaan
dengan karakteristik risiko kredit yang sejenis
ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah
terjadi penurunan nilai piutang dalam
portofolio tersebut. Dalam menentukan
perlunya untuk membentuk cadangan kerugian
penurunan nilai secara kolektif, manajemen
mempertimbangkan
faktor-faktor
seperti
kualitas
kredit,
besarnya
portofolio,
konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi.
Dalam
mengestimasi
cadangan
yang
dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk
menentukan model kerugian bawaan dan untuk
menentukan parameter input yang diperlukan,
berdasarkan pengalaman historis dan keadaan
ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini
bergantung pada asumsi model dan parameter
yang digunakan dalam penentuan cadangan
kolektif. Penjelasan lebih rinci diungkapkan
dalam Catatan 5 dan 6.
Allowance
for
impairment
losses
that
collectively assessed includes inherent credit
losses in financing receivables portfolios with
similar credit risk characteristics when
objective evidence of impairment exist for
those portfolios. In assessing the need for
collective allowances for impairment losses,
management considers factors such as credit
quality, portfolio size, credit concentrations
and economic factors. In order to estimate the
required allowance, assumptions are made to
define the way inherent losses are modeled and
to determine the required input parameters,
based on historical experience and current
economic conditions. The accuracy of the
allowances depends on the model assumptions
and parameters used in determining collective
allowances. Further details are shown in Notes
5 and 6.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/34
Exhibit E/34
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
2. SUMMARY
OF
(Continued)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
u. Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan
Asumsi (Lanjutan)
II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)
(iii) Estimasi umur manfaat aset tetap
Perusahaan melakukan penelahaan berkala
atas masa manfaat ekonomis aset tetap
berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi
teknis dan perkembangan teknologi di masa
depan. Hasil operasi di masa depan akan
dipengaruhi secara material atas perubahan
estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan
faktor yang telah disebutkan di atas. Lihat
Catatan 7 untuk jumlah tercatat aset tetap.
(iv) Imbalan pasca-kerja
u.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and
Assumptions (Continued)
II. Estimates and Assumptions (Continued)
(iii) Useful life
equipment
estimate
for
property
and
The Company reviews periodically the
estimated useful lives of property and
equipment based on factors such as technical
specification
and
future
technological
developments. Future results of operations
could be materially affected by changes in
these estimates brought about by changes in
the factors mentioned. See Note 7 for the
carrying amount of property and equipment.
(iv) Post-employment benefits
Nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja
tergantung pada beberapa faktor yang
ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan
beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk
menentukan biaya (penghasilan) pensiun neto
mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi
ini akan mempengaruhi jumlah tercatat
imbalan pasca-kerja.
The present value of the post-employment
benefits obligations depends on a number of
factors that are determined on an actuarial
basis using a number of assumptions. The
assumptions used in determining the net cost
(income) for pensions include the discount rate.
Any changes in these assumptions will impact
the carrying amount of post-employment
benefits obligations.
Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang
sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni
tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk
menentukan nilai kini arus kas keluar masa
depan estimasian yang diharapkan untuk
menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan
tingkat suku bunga yang sesuai, Perusahaan
mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi
pemerintah yang didenominasikan dalam mata
uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka
waktu yang serupa dengan jangka waktu
liabilitas yang terkait.
The Company determines the appropriate
discount rate at the end of each reporting
period. This is the interest rate that should be
used to determine the present value of
estimated future cash outflows expected to be
required to settle the obligations. In
determining the appropriate discount rate, the
Company considers the interest rates of
government bonds that are denominated in the
currency in which the benefits will be paid and
that have terms to maturity approximating the
terms of the related post-employment benefit
obligation.
Asumsi kunci liabilitas imbalan pasca-kerja
lainnya sebagian ditentukan berdasarkan
kondisi pasar saat ini. Penjelasan lebih rinci
diungkapkan dalam Catatan 23.
Other key assumptions for post-employment
benefit obligations are based in part on current
market conditions. Further details are shown in
Note 23.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/35
Exhibit E/35
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
2. SUMMARY
OF
(Continued)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
u. Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan
Asumsi (Lanjutan)
II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)
(v) Program opsi saham karyawan
Perusahaan mengukur biaya equity-settled
transactions karyawan dengan mengacu pada
nilai wajar instrumen ekuitas pada tanggal
diberikan.
Estimasi
nilai
wajar
untuk
pembayaran berbasis saham untuk menentukan
model penilaian yang paling sesuai, tergantung
pada persyaratan dan kondisi pemberian.
Estimasi ini juga mengharuskan menentukan
input yang paling tepat untuk valuasi model
termasuk masa manfaat yang diharapkan dari
opsi saham, volatilitas dan dividend yield dan
membuat asumsi yang digunakan. Asumsi dan
model yang digunakan untuk mengestimasi
nilai wajar untuk pembayaran berbasis saham
diungkapkan dalam Catatan 15.
(vi) Pajak penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam
menentukan provisi atas pajak penghasilan
badan. Terdapat transaksi dan perhitungan
tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah
tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.
Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak
penghasilan badan berdasarkan estimasi
apakah terdapat tambahan pajak penghasilan
badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan
dalam Catatan 12b.
(vii) Aset pajak tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh
perbedaan temporer yang dapat dikurangkan,
sepanjang besar kemungkinannya bahwa
penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga
perbedaan temporer tersebut dapat digunakan.
Estimasi
signifikan
oleh
manajemen
disyaratkan dalam menentukan jumlah aset
pajak
tangguhan
yang
dapat
diakui,
berdasarkan saat penggunaan dan tingkat
penghasilan kena pajak serta strategi
perencanaan pajak masa depan. Penjelasan
lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 12c.
u.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and
Assumptions (Continued)
II. Estimates and Assumptions (Continued)
(v)
Employees stock option program
The Company measures the cost of equitysettled transactions with employees by
reference to the fair value of the equity
instruments at the date at which they are
granted. Estimating fair value for share-based
payment transactions requires determining the
most appropriate valuation model, which is
dependent on the terms and conditions of the
grant. This estimate also requires determining
the most appropriate inputs to the valuation
model including the expected life of the share
option, volatility and dividend yield and making
assumptions about them. The assumptions and
models used for estimating fair value for sharebased payment transactions are disclosed in
Note 15.
(vi) Income tax
Significant judgement is involved in determining
provision for corporate income tax. There are
certain transaction and computation for which
the ultimate tax determination is uncertain
during the ordinary course of business. The
Company recognizes liabilities for expected
corporate income tax issues based on estimates
of whether additional corporate income tax will
be due. Further details are shown in Note 12b.
(vii) Deferred tax assets
Deferred tax assets are recognized for all
deductible temporary differences, to the extent
that it is probable that taxable profit will be
available against which the deductible
temporary differences. Significant management
estimates are required to determine the
amount of deferred tax assets that can be
recognized, based upon the likely timing and
the level of the future taxable profits together
with future tax planning strategies. Further
details are shown in Note 12c.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/36
Exhibit E/36
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
3. CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas terdiri dari:
Cash and cash equivalents consist of the followings:
2012
Kas
Bank
Pihak ketiga
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Lain-lain
(Saldo di bawah Rp 1.000)
29.718
17.891
36.612
31.667
11.722
7.877
6.899
4.798
1.786
1.605
1.089
37.084
3.233
9.669
8.785
5.418
978
2.129
2.384
2.202
2.670
106.725
2.073
73.955
Pihak berelasi
Rupiah
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Cash on hand
Cash in banks
Third parties
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Others
(Balances below Rp 1,000)
Related party
Rupiah
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
444
232
Jumlah bank
107.169
74.187
Total cash in banks
Jumlah kas dan bank
136.887
92.078
Total cash on hand and in banks
Setara kas
Deposito berjangka
Pihak ketiga
Rupiah
PT Bank Victoria International Tbk
PT Bank Mutiara Tbk
PT Bank ICB Bumiputera Tbk
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat &
Banten Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
Pihak berelasi
Rupiah
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Jumlah setara kas
Jumlah kas dan setara kas
12.010
15.000
5.000
32.010
-
29.618
15.000
44.618
Cash equivalents
Time deposits
Third parties
Rupiah
PT Bank Victoria International Tbk
PT Bank Mutiara Tbk
PT Bank ICB Bumiputera Tbk
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat &
Banten Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
30.000
Related party
Rupiah
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
32.010
74.618
Total cash equivalents
168.897
166.696
Total cash and cash equivalents
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak
menempatkan kas dan setara kasnya pada pihak berelasi.
As of 31 December 2012 and 2011, the Company had no cash
and cash equivalents placed at any related party.
Kisaran suku bunga dari deposito berjangka diatas adalah
sebagai berikut:
The range of interests earned from the above time deposits
is as follows:
2012
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun
Rupiah
4.
2011
2011
3,75%-9,00% 4,90%-10,00%
DEPOSITO BERJANGKA
Pada tanggal 31 Desember 2011, akun ini merupakan
deposito berjangka yang ditempatkan pada PT Bank Victoria
International Tbk, pihak ketiga dengan jatuh tempo lebih
dari 3 (tiga) bulan dengan tingkat suku bunga yang berkisar
antara 7,5% sampai dengan 8,25% per tahun.
Time deposit interest rate per annum
Rupiah
4. TIME DEPOSIT
As of 31 December 2011, this account represents time
deposits placed at PT Bank Victoria International Tbk, third
party with maturity of over 3 (three) months, earning
interest of rate ranging from 7.5% to 8.25% per annum.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/37
Exhibit E/37
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN
Rincian investasi neto sewa pembiayaan adalah sebagai
berikut:
2012
Piutang sewa pembiayaan
Nilai sisa yang terjamin
Pendapatan sewa pembiayaan yang
belum diakui
Biaya transaksi yang belum diamortisasi
Simpanan jaminan
2.381.283
1.050.181
(
399.743) (
(
14.671) (
( 1.050.181) (
Jumlah
Dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai
1.966.869
(
Bersih
25.903) (
1.940.966
Angsuran investasi neto sewa pembiayaan - bruto yang akan
diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh
temponya adalah sebagai berikut:
2012
The details of net investments in finance lease are as
follows:
2011
1.339.444
591.643
Finance lease contract receivables
Guaranteed residual value
234.182)
10.194)
591.643)
Unearned finance lease income
Unamortized transaction costs
Security deposits
1.095.068
Total
10.362)
Less allowance for impairment losses
1.084.706
Net
The installments of net investments in finance lease - gross,
which will be collected from consumers in accordance with
the due dates are as follows:
2011
Telah jatuh tempo
2012
2013
2014
2015 dan sesudahnya
66.718
1.224.526
789.241
300.798
28.894
708.197
443.672
158.681
-
Past due
2012
2013
2014
2015 and thereafter
Jumlah
2.381.283
1.339.444
Total
Piutang sewa pembiayaan yang akan diterima berdasarkan
sisa waktu dari tanggal laporan posisi keuangan sampai
dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:
2012
The installment of financing lease receivables, based on
remaining period from financial position date to maturity
date are as follows:
2011
Jangka waktu
2 (dua) tahun
3 (tiga) tahun
Lebih dari 3 (tiga) tahun
181.429
1.712.464
72.976
121.363
969.884
3.821
Term of period
2 (two) years
3 (three) years
More than 3 (three) years
Jumlah
1.966.869
1.095.068
Total
Jangka waktu kontrak sewa pembiayaan yang dibiayai oleh
Perusahaan atas barang modal selama 2 (dua) tahun atau
lebih.
The term of finance lease contracts financed by the Company
on capital goods are 2 (two) years or more.
Pengelompokan investasi neto sewa pembiayaan - bruto
menurut jumlah hari tunggakan adalah sebagai berikut:
The classification of net investments in finance lease - gross
based on days overdue is as follows:
2012
Rp
2011
Rp
2012
%
2011
%
Belum jatuh tempo
Lewat jatuh tempo:
1-30 hari
31-60 hari
61-90 hari
Macet
2.314.565
1.310.550
97,20
97,84
24.804
7.628
2.516
31.770
6.320
1.006
295
21.273
1,04
0,32
0,11
1,33
0,47
0,08
0,02
1,59
Current
Past due:
1-30 days
31-60 days
61-90 days
Non-performing
Jumlah
2.381.283
1.339.444
100,00
100,00
Total
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/38
Exhibit E/38
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE (Continued)
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai investasi neto
sewa pembiayaan berdasarkan penilaian secara individual
dan kolektif adalah sebagai berikut:
2012
Kolektif/
Collective
Individual/
Individual
Investasi sewa
pembiayaan - bruto
Saldo awal
Penambahan cadangan
tahun berjalan – bersih
Penghapusan
1.363.605
1.017.678
2.381.283
9.767
595
10.362
(
17.320
5.561) (
6.427
2.645) (
23.747
8.206)
21.526
4.377
25.903
2011
Kolektif/
Collective
Individual/
Individual
Investasi sewa pembiayaan - bruto
Saldo akhir
Jumlah/
Total
selama
Saldo akhir
Saldo awal
Penambahan
cadangan
tahun berjalan – bersih
Penghapusan
The movements in the allowance for impairment losses of
net investments in finance lease based on individual and
collective assessments are as follows:
829.725
-
6.323
5.710)
-
9.767
Ending balance
1.339.444
Investment in finance lease - gross
9.154
Beginning balance
Addition of allowance during the
year- net
Write-off
selama
(
Beginning balance
Addition of allowance during the
year- net
Write-off
Jumlah/
Total
509.719
9.154
Investment in finance lease
- gross
595
(
595
6.918
5.710)
10.362
Ending balance
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap
jumlah investasi neto sewa pembiayaan sebesar 1,32% dan
0,95% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan
2011.
Percentage of the allowance for impairment losses to net
investments in finance lease is 1.32% and 0.95% as of
31 December 2012 and 2011, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian
penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup
kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya
investasi neto sewa pembiayaan tersebut.
The management believes that the allowance for impairment
losses was sufficient to cover possible losses arising from
uncollectible net investments in finance lease.
Seluruh transaksi sewa pembiayaan dilakukan dengan pihak
ketiga.
All of the Company’s finance lease transactions were carried
out with third parties.
Rincian bunga kontraktual setahun untuk investasi neto
sewa pembiayaan adalah sebagai berikut:
The detail of contractual interest rates per annum on net
investments in finance lease is as follows:
Suku bunga rata-rata
Suku bunga efektif (kisaran)
2012
%
2011
%
18,95
16,00 – 22,00
19,94
16,00 – 24,00
Sebagai jaminan atas investasi neto sewa pembiayaan yang
diberikan, Perusahaan menerima jaminan dari konsumen
berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) atas
kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan. Jumlah
keseluruhan nilai wajar jaminan tersebut sebesar
Rp 3.062.752 pada tanggal 31 Desember 2012.
Average interest rates
Effective interest rates (range)
As the collateral to the net investments in finance lease, the
Company receives the Certificate of Vehicle Ownership
(BPKB) of the motor vehicles financed by the Company. The
fair value of the entire collateral amounted to
Rp 3,062,752 as of 31 December 2012.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/39
Exhibit E/39
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE (Continued)
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)
Rincian investasi neto sewa pembiayaan yang digunakan
sebagai jaminan atas efek utang yang diterbitkan dan
pinjaman yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012
Mata uang asing
Term loan – dalam negeri
Term loan – luar negeri
Rupiah
Term loan – dalam negeri
Term loan – luar negeri
Pinjaman debt market
Pinjaman money market
Pinjaman lainnya
Jumlah
6.
2011
82.187
52.655
84.431
85.815
531.237
1.381
668.328
14.963
-
114.462
1.703
178.777
32.577
Foreign currencies
Term loan – domestic
Term loan – foreign
Rupiah
Term loan – domestic
Term loan – foreign
Loan of debt market
Loan of money market
Other loan
1.350.751
497.765
Total
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
Akun ini merupakan piutang dalam Rupiah yang dikenakan
bunga, yang timbul dari kegiatan pembiayaan dalam bentuk
kendaraan kepada pemakai akhir dengan pembayaran
angsuran secara berkala.
2012
Piutang pembiayaan konsumen – bruto:
Pembiayaan sendiri:
Pihak ketiga
Pihak berelasi (Catatan 24b)
Jumlah pembiayaan sendiri
Pembiayaan yang dibiayai bersama
pihak-pihak lain (without recourse):
Pihak ketiga
Jumlah piutang pembiayaan
konsumen – bruto
Pendapatan pembiayaan yang
belum diakui:
Pembiayaan sendiri:
Pihak ketiga
Pihak berelasi (Catatan 24)
Details of net investment in finance lease pledged as
collateral for debt securities issued and fund borrowings as
of 31 December 2012 and 2011 are as follows:
This account represents interest bearing receivables
denominated in Rupiah arising from financing activities in
the form of provision of vehicle to end users with periodic
installment payment schedule.
2011
Consumer financing receivables – gross:
Self–financing:
Third parties
Related parties (Note 24b)
4.838.732
-
4.533.097
19.373
4.838.732
4.552.470
Total self-financing
139.634
42.786
Joint financing (without recourse)
Third parties
4.978.366
4.595.256
Total consumer financing
receivables – gross
Unearned interest income:
Self–financing:
Third parties
Related parties (Note 24)
(
879.535) (
(
837.667)
1.939)
Jumlah pembiayaan sendiri
(
879.535) (
839.606)
Total self-financing
Pembiayaan yang dibiayai bersama
pihak-pihak lain (without recourse):
Pihak ketiga
(
24.184) (
7.814)
Joint financing (without recourse)
Third parties
(
903.719) (
847.420)
(
27.599) (
31.541)
Jumlah pendapatan pembiayaan yang
belum diakui
Biaya transaksi yang belum diamortisasi
Jumlah
Dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai
Bersih
4.047.048
(
47.830) (
3.999.218
3.716.295
50.432)
3.665.863
Total unearned interest income
Unamortized transaction cost
Total
Less allowance for impairment losses
Net
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/40
Exhibit E/40
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
6.
6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
Angsuran piutang pembiayaan konsumen - bruto yang akan
diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh
temponya adalah sebagai berikut:
The installments of consumer financing receivables - gross,
which will be collected from customer in accordance with
the due dates are as follows:
2012
2011
Telah jatuh tempo
2012
2013
2014
2015
2016 dan sesudahnya
86.975
2.842.027
1.350.638
564.760
133.966
73.542
2.600.482
1.256.826
532.280
132.126
-
Past due
2012
2013
2014
2015
2016 and thereafter
Jumlah
4.978.366
4.595.256
Total
Pengelompokan piutang pembiayaan konsumen - bruto
menurut jumlah hari tunggakan adalah sebagai berikut:
The classification of consumer financing receivables - gross
based on days overdue is as follows:
2012
Rp
2011
Rp
2012
%
2011
%
Belum jatuh tempo
Lewat jatuh tempo:
1-30 hari
31-60 hari
61-90 hari
Macet
4.891.391
4.521.714
98,25
98,40
32.941
6.774
1.704
45.556
24.329
3.694
879
44.640
0,66
0,14
0,03
0,92
0,53
0,08
0,02
0,97
Current
Past due:
1-30 days
31-60 days
61-90 days
Non performing
Jumlah
4.978.366
4.595.256
100,00
100,00
Total
Jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen yang
disalurkan oleh Perusahaan atas kendaraan bermotor
berkisar antara 6 (enam) sampai dengan 48 (empat puluh
delapan) bulan.
The term of consumer financing contracts financed by the
Company on vehicles are ranging between 6 (six) to 48 (forty
eight) months.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang
pembiayaan konsumen berdasarkan penilaian secara
individual dan kolektif adalah sebagai berikut:
The movements in the allowance for impairment losses of
consumer financing receivables based on individual and
collective assessments are as follows:
2012
Kolektif/
Collective
Individual/
Individual
Piutang pembiayaan
konsumen - bruto
-
Saldo awal
(Pemulihan) penambahan cadangan
selama tahun berjalan – bersih
(
Penghapusan
(
Saldo akhir
4.978.366
4.978.366
382
50.050
50.432
289)
93) (
49.602
51.822) (
49.313
51.915)
47.830
47.830
-
2011
Kolektif/
Collective
Individual/
Individual
Piutang pembiayaan
konsumen - bruto
Saldo awal
Penambahan cadangan selama tahun
berjalan – bersih
Penghapusan
Reklasifikasi ke cadangan penurunan
nilai agunan yang diambil alih
Saldo akhir
Jumlah/
Total
276.900
382
-
(
382
Consumer financing
receivables – gross
Beginning balance
(Recovery) addition of allowance during
the year- net
Write-off
Ending balance
Jumlah/
Total
4.318.356
4.595.256
64.115
64.115
15.803
30.730) (
16.185
30.730)
Consumer financing
receivables – gross
862
862
Beginning balance
Addition of allowance during the
year- net
Write-off
Reclassification to allowance for
impairment of repossessed ollateral
50.050
50.432
Ending balance
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/41
Exhibit E/41
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
6.
6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap
jumlah piutang pembiayaan konsumen masing-masing
sebesar 1,18% dan 1,36% pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2011.
Percentage of the allowance for impairment losses
to consumer financing receivables is 1.18% and 1.36% as of
31 December 2012 and 2011, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian
penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup
kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya
piutang pembiayaan konsumen tersebut.
The management believes that the allowance for impairment
losses was sufficient to cover possible losses arising from
uncollectible consumer financing receivables.
Suku bunga kontraktual setahun
konsumen adalah sebagai berikut:
The detail of contractual interest rates per annum on
consumer financing is as follows:
Kendaraan bermotor
untuk
pembiayaan
2012
%
2011
%
15,00 – 25,00
15,00 – 30,00
Vehicles
Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang
diberikan, Perusahaan menerima jaminan dari konsumen
berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) atas
kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan. Jumlah
keseluruhan nilai wajar jaminan tersebut sebesar
Rp 9.421.559 pada tanggal 31 Desember 2012.
As the collateral to the consumer financing receivables, the
Company receives the Certificate of Vehicle Ownership
(BPKB) of the motor vehicles financed by the Company. The
fair value of the entire collateral amounted to Rp 9,421,559
as of 31 December 2012.
Rincian piutang pembiayaan konsumen yang digunakan
sebagai jaminan atas efek utang yang diterbitkan dan
pinjaman yang diterima pada tanggal 31 Desember 2012 dan
2011 adalah sebagai berikut:
Details of consumer financing receivables
pledged as
collateral for debt securities issued and fund borrowings as
of 31 December 2012 and 2011 are as follows:
2012
2011
Mata uang asing
Term loan – dalam negeri
Term loan – luar negeri
Rupiah
Term loan – dalam negeri
Term loan – luar negeri
Pinjaman debt market
Pinjaman money market
206.448
244.048
345.943
327.124
1.216.886
23.768
379.676
15.037
1.432.461
43.578
354.723
-
Foreign currencies
Term loan – domestic
Term loan – foreign
Rupiah
Term loan – domestic
Term loan – foreign
Loan of debt market
Loan of money market
Jumlah
2.085.863
2.503.829
Total
Perusahaan bekerja sama dengan beberapa perusahaan
asuransi dalam menutup asuransi kendaraan bermotor
konsumen yang dibiayai Perusahaan, terutama dengan
PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi
Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi
Pan Pasific, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi
Sinarmas, PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Umum
Mega dan PT Asuransi Wahana Tata. Seluruh perusahaan
asuransi yang bekerja sama tersebut tidak berelasi dengan
Perusahaan.
The Company engages several insurance companies, in
covering the insurance on the consumers vehicles that
financed by the Company, mainly with PT Asuransi Asoka
Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bina Dana Arta
Tbk, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Pan Pasific,
PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Sinarmas,
PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Umum Mega and
PT Asuransi Wahana Tata. All insurance companies that the
engaged by the Company are third parties.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/42
Exhibit E/42
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7.
7. PROPERTY AND EQUIPMENT
ASET TETAP
Saldo awal/
Beginning
balance
Biaya perolehan
Tanah
Bangunan
Peralatan kantor
Kendaraan
Perabot dan perlengkapan
kantor
Rehabilitasi gedung kantor
Penambahan/
Additions
77.896
26.725
69.297
30.458
1.910
1.282 (
29.034 (
10.748 (
3.681
50.270
617 (
3.329 (
Aset dalam penyelesaian
258.327
33.250
46.920 (
84.734
Jumlah Biaya Perolehan
291.577
131.654 (
Akumulasi penyusutan
Bangunan
Peralatan kantor
Kendaraan
Perabot dan perlengkapan
kantor
Rehabilitasi gedung kantor
Jumlah Akumulasi
Penyusutan
Jumlah Tercatat
5.338
41.632
10.944
507
12.751 (
6.280 (
2.362
27.105
499 (
7.584 (
87.381
27.621 (
Penambahan/
Additions
67.853
18.839
59.506
21.994
2.107
403
6.438 (
10.796 (
2.861
37.578
670 (
5.420 (
Aset dalam penyelesaian
208.631
8.667
25.834 (
56.854
Jumlah Biaya Perolehan
217.298
82.688 (
Akumulasi penyusutan
Bangunan
Peralatan kantor
Kendaraan
Perabot dan perlengkapan
kantor
Rehabilitasi gedung kantor
Jumlah Akumulasi
Penyusutan
Jumlah Tercatat
Reklasifikasi/
Reclassifications
Saldo akhir/
Ending
balance
18.607
4.452
1.144
488
98.413
30.298
94.018
38.515
2.161)
5.457)
3.179)
137)
15.707)
-
26.641)
-
6.958
31.649
31.649)
(
26.641)
5.276)
2.329)
-
126) (
15.666) (
23.397)
396.590
Total at Cost
3.096
11
8.941
49.118
14.895
Accumulated
depreciation
Building
Office equipment
Vehicles
58 )
3.049 )
2.677
Furniture and fixtures
15.974 Leasehold improvements
-
2011
A
Pengurangan/
Deductions
3.902
34.923
11.536
1.436
(
7.867 (
5.096 (
1.890
20.075
475 (
7.030
72.326
21.904 (
144.972
91.605
Total Accumulated
Depreciation
304.985
Carrying Amount
Reklasifikasi/
Reclassifications
Saldo akhir/
Ending
balance
1.305 )
6.950 )
7.936
7.483
4.658
4.618
77.896
26.725
69.297
30.458
At cost
Land
Building
Office equipment
Vehicles
11 )
143 )
161
7.415
3.681
50.270
Furniture and fixtures
Leasehold improvements
32.271
32.271 )
258.327
33.250
Asset in progress
291.577
Total at Cost
-
5.338
41.632
10.944
Accumulated
depreciation
Building
Office equipment
Vehicles
-
2.362
27.105
Furniture and fixtures
Leasehold improvements
-
87.381
Total Accumulated
Depreciation
204.196
Carrying Amount
-
8.409 )
-
(
8.409 )
-
1.158 )
5.688 )
-
4.161
Furniture and fixtures
44.850 Leasehold improvements
Asset in progress
-
-
At cost
Land
Building
Office equipment
Vehicles
310.255
86.335
204.196
Saldo awal/
Beginning
balance
Biaya perolehan
Tanah
Bangunan
Peralatan kantor
Kendaraan
Perabot dan perlengkapan
kantor
Rehabilitasi gedung kantor
2012
A
Pengurangan/
Deductions
3)
6.849 )
)
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/43
Exhibit E/43
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7.
7. PROPERTY AND EQUIPMENT (Continued)
ASET TETAP (Lanjutan)
Jumlah penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah
sejumlah Rp 27.621 dan Rp 21.904 masing-masing untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember
2012 dan 2011 (Catatan 20).
Depreciation
charged
to operations
amounted
to
Rp 27,621 and Rp 21,904 for the years ended 31 December
2012 and 2011, respectively (Note 20).
Pengurangan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 terdiri dari
penghabusbukuan peralatan kantor dan rehabilitiasi gedung
kantor, serta penjualan aset tetap kendaraan dan peralatan
kantor dengan rincian keuntungan bersih yang diperoleh
sebagai berikut:
Deductions of property and equipment for the years ended
31 December 2012 and 2011 consisted of writen off office
equipment and leasehold improvement, and sales of property
and equipment - motor vehicles and office equipment with
details of net gain on sales as follows:
2012
Hasil penjualan
Jumlah tercatat
Keuntungan bersih atas penjualan
aset tetap
(
2011
5.161
3.244 ) (
5.935
1.561)
1.917
4.374
Proceeds
Carrying amount
Net gains on sale of equipment
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan status
Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang memiliki masa manfaat
yang akan berakhir antara tahun 2014 sampai tahun 2042.
Manajemen Perusahaan beryakinan bahwa tidak akan
terdapat kesulitan dalam memperpanjang hak atas tanah
karena tanah tersebut diperoleh secara sah dan dilengkapi
dengan bukti kepemilikan yang sah.
The Company owns several plots of land with “Hak Guna
Bangunan” titles (“Building-Use Titles” or “HGB”) with
remaining useful lives that will expire in the various years
between 2014 and 2042. The management of the Company
believes that there will be no difficulty in extending the land
rights as the land was acquired legally and this is supported
by sufficient evidence of ownership.
Aset tetap berupa kendaraan sebesar Rp 5.528 dan Rp 9.423
masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
dijadikan jaminan atas utang pembiayaan kendaraan yang
diperoleh dari PT BCA Finance (Catatan 10c).
Property and equipment in the form of vehicles amounting to
Rp 5,528 and Rp 9,423 as of 31 December 2012 and 2011,
respectively, were pledged as collateral for the vehicles
financed by PT BCA Finance (Note 10c).
Seluruh aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan
kepada PT Asuransi Sinarmas, pihak ketiga, terhadap risiko
kerugian kebakaran, banjir dan risiko kerugian lainnya (all
risks) dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing
sebesar Rp 121.373 dan Rp 105.276 pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011. Manajemen berkeyakinan
bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk
menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap terhadap
risiko-risiko yang dipertanggungkan.
All property and equipment, except for land, are covered by
insurance to PT Sinarmas Insurance, third party, against
losses from fire, flood and other risks (all risks) with a total
sum insured amounting to Rp 121,373 and Rp 105,276 as of
31 December 2012 and 2011, respectively. The management
believes that the sum insured is sufficient to cover the
possible losses that may arise from the said insured risks.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat
kondisi atau peristiwa yang menimbulkan indikasi
penurunan nilai atas jumlah tercatat aset tetap, sehingga
tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk
aset tetap.
The Management of the Company believes that there were
no conditions or event that indicate impairment in the
carrying amount of its property and equipment, and
therefore an allowance for impairment losses of property
and equipment was not considered necessary.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada
perbedaan secara signifikan antara nilai wajar aset tetap
dengan jumlah tercatat.
The Management of the Company believes that there is no
significant difference between the fair value and the
carrying amount of property and equipment.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/44
Exhibit E/44
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8.
8. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS
ASET KEUANGAN DERIVATIF
Ikhtisar transaksi derivatif berdasarkan lawan transaksi,
jenis dan underlying pada tanggal 31 Desember 2012 dan
2011 adalah sebagai berikut:
A summary of derivative transactions by counterparty, type
and underlying as of 31 December 2012 and 2011 are as
follows:
2012
Lawan transaksi
Standard Chartered Bank, Jakarta
Branch
Kontrak Valuta Berjangka pertukaran
mata uang asing (Catatan 10a)
Dolar Amerika Serikat
PT ANZ Panin Bank
Kontrak Valuta Berjangka pertukaran
mata uang asing (Catatan 10a)
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Kontrak Valuta Berjangka pertukaran
mata uang asing (Catatan 10a)
Dolar Amerika Serikat
Nilai
nosional
(nilai
penuh)/
Notional
amount
(full amount)
25.200.000
25.200.000
12.152.778
Nilai
wajar/
Fair
values
Aset
keuangan
derivatif/
Derivative
financial
assets
Rp
28.224
12.274
Counterparty
215.460
Standard Chartered Bank, Jakarta
Branch
Foreign currency swap contract
(Note 10a)
United States Dollar
243.684
215.460
PT ANZ Panin Bank
Foreign currency swap contract
(Note 10a)
United States Dollar
117.517
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Foreign currency swap contract
(Note 10a)
105.243
United States Dollar
604.885
536.163
243.684
28.224
Liabilitas
keuangan
derivatif/
Derivative
financial
liabilities
Rp
68.722
2011
Lawan transaksi
Standard Chartered Bank, Jakarta
Branch
Kontrak Valuta Berjangka pertukaran
mata uang asing (Catatan 10a)
Dolar Amerika Serikat
PT ANZ Panin Bank
Kontrak Valuta Berjangka pertukaran
mata uang asing (Catatan 10a)
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Kontrak Valuta Berjangka pertukaran
mata uang asing (Catatan 10a)
Dolar Amerika Serikat
Nilai
nosional
(nilai
penuh)/
Notional
amount
(full amount)
39.250.000
30.000.000
20.486.111
Nilai
wajar/
Fair
values
16.077
15.540
8.358
Aset
keuangan
derivatif/
Derivative
financial
assets
Rp
Liabilitas
keuangan
derivatif/
Derivative
financial
liabilities
Rp
Counterparty
339.842
Standard Chartered Bank, Jakarta
Branch
Foreign currency swap contract
(Note 10a)
United States Dollar
272.040
256.500
PT ANZ Panin Bank
Foreign currency swap contract
(Note 10a)
United States Dollar
185.768
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Foreign currency swap contract
(Note 10a)
177.410
United States Dollar
813.727
773.752
355.919
39.975
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/45
Exhibit E/45
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8.
8. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS (Continued)
ASET KEUANGAN DERIVATIF (Lanjutan)
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Pada tanggal 19 Juni 2008, Perusahaan mengadakan
perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang
asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard
Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan
Perusahaan berkewajiban untuk membayar sebesar
Rp 158.500 dan memiliki hak untuk menerima masingmasing sebesar USD 7.000.000 (nilai penuh) dan
JPY 1.080.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak
tanggal 19 Juni 2008 sampai dengan 19 Juni 2011. Pada
tanggal 19 Juni 2011, kontrak derivatif tersebut telah
diselesaikan.
On 19 June 2008, the Company entered into a foreign
currency swap contract with Standard Chartered Bank,
Jakarta Branch, whereby the Company obliged to pay
Rp 158,500 and had the right to receive USD 7,000,000 (full
amount) and JPY 1,080,000,000 (full amount), respectively.
This contract was valid since 19 June 2008 until 19 June
2011. On 19 June 2011, the derivative contracts was due and
settled.
Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan mengadakan
perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang
asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard
Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan
Perusahaan berkewajiban untuk membayar sebesar
Rp 333.370 dan memiliki hak untuk menerima sebesar
USD 37.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak
tanggal 22 September 2010 sampai dengan 22 Maret 2012.
Pada tanggal 31 Desember 2011 nilai utang derivatif atas
perjanjian tersebut sebesar Rp 83.342 serta piutang
derivatif sebesar USD 9.250.000 (nilai penuh) setara dengan
Rp 83.879. Pada tanggal 22 Maret 2012, kontrak derivatif
tersebut telah diselesaikan.
On 27 August 2010, the Company entered into a foreign
currency swap contract with Standard Chartered Bank,
Jakarta Branch, whereby the Company obliged to pay
Rp 333,370 and had the right to receive USD 37,000,000 (full
amount). This contract was valid since 22 September 2010
until 22 March 2012. As of 31 December 2011, derivative
payable arising from the contract amounted to
Rp 83,342 and derivative receivable arising from the contract
amounted to USD 9,250,000 (full amount) or equivalent to
Rp 83,879. On 22 March 2012, the derivative contracts was
due and settled.
Pada tanggal 27 Juli 2011, Perusahaan mengadakan
perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang
asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard
Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan
Perusahaan berkewajiban untuk membayar sebesar
Rp 256.500 dan memiliki hak untuk menerima sebesar
USD 30.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak
tanggal 22 September 2011 sampai dengan 15 September
2014. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 nilai utang
derivatif atas perjanjian tersebut masing-masing sebesar
Rp 215.460 dan Rp 339.842, serta piutang derivatif masingmasing sebesar USD 25.200.000 (nilai penuh) atau setara
dengan Rp 243.684 dan USD 30.000.000 (nilai penuh) atau
setara dengan Rp 355.919.
On 27 July 2011, the Company entered into a foreign
currency swap contract with Standard Chartered Bank,
Jakarta Branch, whereby the Company obliged to pay
Rp 256,500 and had the right to receive USD 30,000,000 (full
amount). This contract was valid since 22 September 2011
until 15 September 2014. As of 31 December 2012 and 2011,
derivative payable arising from the contract amounted to
Rp 215,460 and Rp 339,842, respectively, and derivative
receivable arising from the contract amounted to
USD 25,200,000 (full amount) or equivalent to Rp 243,684
and USD 30,000,000 (full amount) or equivalent to
Rp 355,919, respectively.
PT ANZ Panin Bank
PT ANZ Panin Bank
Pada tanggal 2 Agustus 2011, Perusahaan mengadakan
perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang
asing (foreign currency swap transaction) dengan PT ANZ
Panin Bank, dengan ketentuan Perusahaan berkewajiban
untuk membayar sebesar Rp 256.500 dan memiliki hak
untuk menerima sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh).
Kontrak ini berlaku sejak tanggal 15 September 2011 sampai
dengan 15 September 2014. Pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut
masing-masing sebesar Rp 215.460 dan Rp 256.500, serta
piutang derivatif masing-masing sebesar USD 25.200.000
(nilai penuh) atau setara dengan Rp 243.684 dan
USD 30.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan
Rp 272.040.
On 2 August 2011, the Company entered into a foreign
currency swap contract with PT ANZ Panin Bank, whereby the
Company obliged to pay Rp 256,500 and had the right to
receive USD 30,000,000 (full amount). This contract was valid
since 15 September 2011 until 15 September 2014. As of
31 December 2012 and 2011, derivative payable arising from
the contract amounted to Rp 215,460 and Rp 256,500,
respectively, and derivative receivable arising from the
contract amounted to USD 25,200,000 (full amount) or
equivalent to Rp 243,684 and USD 30,000,000 (full amount)
or equivalent to Rp 272,040, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/46
Exhibit E/46
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8.
8. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS (Continued)
9.
ASET KEUANGAN DERIVATIF (Lanjutan)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Pada tanggal 20 April 2011, Perusahaan mengadakan
perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang
asing (foreign currency swap transaction) dengan PT Bank
Internasional Indonesia Tbk, dengan ketentuan Perusahaan
berkewajiban untuk membayar sebesar Rp 216.500 dan
memiliki hak untuk menerima sebesar USD 25.000.000 (nilai
penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 20 April 2011
sampai dengan 25 Mei dan 15 Juni 2014. Pada tanggal
31 Desember 2012 and 2011 nilai utang derivatif atas
perjanjian tersebut masing-masing sebesar Rp 105.243 dan
Rp 177.410, serta piutang derivatif masing-masing sebesar
USD 12.152.778 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 117.517
dan USD 20.486.111 (nilai penuh) atau setara dengan
Rp 185.768.
On 20 April 2011, the Company entered into a foreign
currency swap contract with PT Bank Internasional Indonesia
Tbk, whereby the Company obliged to pay Rp 216,500 and
had the right to receive USD 25,000,000 (full amount). This
contract was valid since 20 April 2011 until 25 May and
15 June 2014. As of 31 December 2012 and 2011, derivative
payable arising from the contract amounted to
Rp 105,243 and Rp 177,410, respectively, and derivative
receivable arising from the contract amounted to
USD 12,152,778 (full amount) or equivalent to Rp 117,517
and USD 20,486,111 (full amount) or equivalent to
Rp 185,768, respectively.
ASET LAIN-LAIN
9. OTHER ASSETS
2012
Beban dibayar dimuka
Pinjaman kepada karyawan
Pihak berelasi (Catatan 24c)
Pihak ketiga
Lain-lain
Agunan yang diambil alih
Investasi neto sewa pembiayaan
Piutang pembiayaan konsumen
Dikurangi: cadangan kerugian
penurunan nilai
Aset lain-lain – Bersih
(
2011
18.867
12.394
2.360
14.823
5.959
2.989
4.192
15.652
42.009
35.227
10.930
38.272
2.416
43.291
49.202
45.707
8.992) (
5.996)
40.210
39.711
82.219
74.938
Prepaid expenses
Loan to employees
Related parties (Note 24c)
Third parties
Others
Repossessed collaterals
Net investments in finance lease
Consumer financing receivables
Less: allowance for
impairment losses
Other assets –Net
Beban dibayar dimuka terdiri dari beban sewa dibayar
dimuka, beban asuransi dibayar dimuka, dan biaya transaksi
untuk penggunaan dana perjanjian kerjasama penerusan
pinjaman.
Prepaid expenses consist of prepaid rent, prepaid insurance,
and transaction costs attributable to utilization of loan
channeling.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian
penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup
kerugian yang mungkin timbul akibat penjualan agunan yang
diambil alih.
Management believes that the allowance for impairment
losses was sufficient to cover possible losses arising from
sales of repossessed collaterals.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/47
Exhibit E/47
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA
10. FUND BORROWINGS
Pinjaman yang diterima terdiri dari:
Fund borrowings consist of the followings:
2012
Pinjaman bank (Mata uang asing) (a)
Pihak ketiga
Standard Chartered Bank
(2012: USD 50.400.000
2011: USD 60.000.000) (1)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
(2012: USD 12.152.778
2011: USD 20.486.111) (3)
Standard Chartered Bank
(2012: nihil 2011: USD 9.250.000) (2)
Jumlah pinjaman bank
Dikurangi :
Biaya transaksi yang belum diamortisasi
Pinjaman bank - bersih
Pinjaman lainnya (c)
PT BCA Finance (1)
PT IFS Capital Indonesia (2)
Jumlah pinjaman lainnya
Jumlah
(
813.727
Total bank borrowings
(Foreign currency)
544.080
117.517
185.768
604.885
Pinjaman bank (Rupiah) (b)
Pihak ketiga
PT Bank Pan Indonesia Tbk (1)
PT Bank Permata Tbk (2)
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk (3)
PT Bank Commonwealth (4)
PT Bank DKI (5)
PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat & Banten Tbk (6)
PT Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Selatan (7)
Bank of China Limited, Jakarta Branch (8)
PT Bank Hana (9)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (10)
Standard Chartered Bank,
Jakarta Branch (11)
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (12)
PT Bank Victoria International Tbk (13)
PT Bank Sinarmas Tbk (14)
LIM Asia Special Situations Master
Fund Limited (15)
PT Bank Central Asia Tbk (16)
PT Bank CIMB Niaga Tbk (17)
PT ANZ Panin Bank (18)
83.879
Bank borrowings (Foreign currency) (a)
Third parties
Standard Chartered Bank
(2012:USD 50,400,000
2011: USD 60,000,000) (1)
PT Bank International Indonesia Tbk
(2012: USD 12,152,778
USD 20,486,111) (3)
Standard Chartered Bank
(2012: nil 2011: USD 9,250,000) (2)
487.368
-
Jumlah pinjaman bank
(Mata uang asing)
2011
362.500
244.634
231.945
283.442
193.787
170.278
145.059
22.699
-
94.286
93.572
83.333
82.500
80.286
80.040
33.582
171.945
77.778
64.074
63.889
35.992
211.111
162.731
113.889
69.411
22.727
8.333
6.945
-
40.909
25.000
23.611
25.000
Bank borrowings (Rupiah) (b)
Third parties
PT Bank Pan Indonesia Tbk (1)
PT Bank Permata Tbk (2)
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk (3)
PT Bank Commonwealth (4)
PT Bank DKI (5)
PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat & Banten Tbk (6)
PT Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Selatan (7)
Bank of China Limited, Jakarta Branch (8)
PT Bank Hana (9)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (10)
Standard Chartered Bank,
Jakarta Branch (11)
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (12)
PT Bank Victoria International Tbk (13)
PT Bank Sinarmas Tbk (14)
LIM Asia Special Situations Master
Fund Limited (15)
PT Bank Central Asia Tbk (16)
PT Bank CIMB Niaga Tbk (17)
PT ANZ Panin Bank (18)
2.421.326
2.322.574
Total bank borrowings
17.270) (
26.866)
Less :
Unamortized transaction costs
2.404.056
2.295.708
Bank borrowings – net
2.148
5.834
14.523
Other borrowings (c)
PT BCA Finance (1)
PT IFS Capital Indonesia (2)
2.148
20.357
Total other borrowings
2.406.204
2.316.065
Total
-
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/48
Exhibit E/48
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Tingkat bunga tahunan (%)
Mata uang Rupiah
Mata uang asing
10. FUND BORROWINGS (Continued)
2012
2011
7,00-12,75
3,86-4,86
9,48-15,75
3,07–4,91
Angsuran pinjaman yang diterima menurut jatuh temponya
masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
adalah sebagai berikut:
(%) Annual interest rate
Rupiah currency
Foreign currency
Installments of loans received according to the due dates as
of 31 December 2012 and 2011, respectively, are as follows:
2012
2011
< 1 tahun
1 – 3 tahun
> 3 tahun
1.447.493
958.158
553
1.011.236
1.302.847
1.982
< 1 years
1 – 3 years
> 3 years
Jumlah
2.406.204
2.316.065
Total
a. Pinjaman bank (Valuta asing)
a. Bank borrowings (Foreign currency)
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
(1)
Pada tanggal 3 Agustus 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman
Berjangka (Term Loan) sebesar USD 60.000.000
(nilai penuh) dengan sejumlah Bank, antara lain,
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan
Deutsche Bank AG., Singapore Branch yang
bertindak sebagai “Mandated Lead Arrangers”,
Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited
sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch sebagai
Agen Jaminan (the “Security Agent”) untuk
keperluan modal kerja pembiayaan. Fasilitas
pinjaman
tersebut
akan
diangsur
secara
bertahap dalam jangka waktu 24 (dua puluh
empat) bulan terhitung sejak tanggal 15 Agustus
2012 sampai dengan tanggal 15 September 2014.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan
pencairan
pinjaman
tersebut
sebesar
USD 60.000.000 (nilai penuh). Pinjaman tersebut
dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan
dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan
6).
(1) On 3 August 2011, the Company entered into a Term
Loan
Facility
Agreement
amounting
to
USD 60,000,000 (full amount) with several banks,
which among others, Standard Chartered Bank,
Jakarta Branch and Deutsche Bank AG., Singapore
Branch, whose acting as the Mandated Lead
Arrangers, Standard Chartered Bank (Hong Kong)
Limited, whose acting as the Facility Agent and
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch whose
acting as the Security Agent for financing working
capital. The loan facility will be repaid in 24
(twenty four) monthly installments commencing
from 15 August 2012 to 15 September 2014. In 2011,
the Company had drawndown the loan amounting to
USD 60,000,000 (full amount). The loan is secured by
net investments in finance lease and consumer
financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
USD 50.400.000 (nilai penuh) dan USD 60.000.000
(nilai penuh) atau setara dengan Rp 487.368 dan
Rp 544.080.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to USD 50,400,000 (full amount) and
USD 60,000,000 (full amount) or equivalent to
Rp 487,368 and Rp 544,080, respectively.
Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman
Berjangka
diatas,
Perusahaan
melakukan
perjanjian Cross Currency Swap dengan Standard
Chartered Bank, Jakarta Branch dan PT ANZ Panin
Bank dengan tujuan mengelola risiko perubahan
nilai tukar mata uang asing dan suku bunga
(Catatan 2p, 8).
In respect with the above Loan Facility Agreement,
the Company had entered into a Cross Currency
Swap agreement with Standard Chartered Bank,
Jakarta Branch and PT ANZ Panin Bank to cover
risks of foreign exchange and interest rate volatility
(Notes 2p, 8).
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/49
Exhibit E/49
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
a. Pinjaman bank (Valuta asing) (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
a. Bank borrowings (Foreign currency) (Continued)
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (Lanjutan)
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (Continued)
(2)
Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman
Berjangka (Term Loan) sebesar USD 37.000.000
(nilai penuh) dengan sejumlah Bank, antara lain,
Standard Chartered Bank, (Hong Kong) Limited
yang bertindak sebagai Agen
Fasilitas (the
“Facility Agent”) dan Standard Chartered Bank,
Jakarta Branch sebagai Agen Jaminan (the
“Security Agent”) untuk keperluan modal kerja
pembiayaan. Fasilitas pinjaman tersebut akan
diangsur secara bertahap dalam jangka waktu 18
(delapan belas) bulan terhitung sejak tanggal awal
pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin
dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(2) On 27 August 2010, the Company entered into a
Term Loan Facility Agreement amounting to
USD 37,000,000 (full amount) with several banks,
which among others, Standard Chartered Bank,
(Hong Kong) Limited, whose acting as the Facility
Agent and Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
whose acting as the Security Agent for financing
working capital. The loan facility will be repaid in
18 (eighteen) monthly installments commencing from
the drawdown date. The loan is secured by consumer
financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan
pencairan
pinjaman
tersebut
sebesar
USD 37.000.000 (nilai penuh).
In 2010, the Company had drawndown the loan
amounting to USD 37,000,000 (full amount).
Pada tahun 2012, Perusahaan telah melunasi saldo
pinjaman tersebut dan 31 Desember 2011 saldo
pinjaman tersebut sebesar USD 9.250.000 (nilai
penuh) atau setara dengan Rp 83.879.
In 2012, the Company had fully repaid the
outstanding loan and as of 31 December 2011, the
outstanding loan amounted to USD 9,250,000 (full
amount) or equivalent Rp 83,879.
Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman
diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross
Currency Swap dengan Standard Chartered Bank,
Jakarta Branch dengan tujuan mengelola risiko
perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku
bunga (Catatan 2p, 8).
In respect with the above Loan Facility Agreement,
the Company had entered into a Cross Currency
Swap agreement with Standard Chartered Bank,
Jakarta Branch to cover risks of foreign exchange
and interest rate volatility (Notes 2p, 8).
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
(3)
Pada tanggal 18 April 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman
Berjangka (Term Loan) dengan PT Bank
Internasional Indonesia Tbk (BII), berupa tambahan
fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan III
dengan
batas
maksimum
kredit
sebesar
USD 25.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan
Rp 216.500 dan bersifat “non-revolving”, untuk
keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu
pinjaman selama 48 (empat puluh delapan) bulan
sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut
dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan
dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5
dan 6).
(3) On 18 April 2011, the Company entered into a Term
Loan Credit Agreement with PT Bank Internasional
Indonesia Tbk (BII), in the form of additional credit
facility of term loan III with a maximum credit limit
of USD 25,000,000 (full amount) or equivalent to
Rp 216,500 and on a “non-revolving” basis, for
financing working capital. The term of the loan was
48 (forty eight) months from the credit agreement
date. The loan is secured by net investments in
finance lease and consumer financing receivables
(Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan
pencairan
pinjaman
tersebut
sebesar
USD 25.000.000 (nilai penuh).
In 2011, the Company had drawndown the loan
amounting to USD 25,000,000 (full amount).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
pinjaman tersebut sebesar USD 12.152.778 dan
USD 20.486.111 (nilai penuh) atau setara dengan
Rp 117.517 dan Rp 185.768.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan
amounted
to
USD
12,152,778
and
USD 20,486,111 (full amount) or equivalent to
Rp 117,517 and Rp 185,768, respectively.
Sehubungan dengan Perjanjian Pinjaman diatas,
Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency
Swap dengan BII dengan tujuan mengelola risiko
perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku
bunga (Catatan 2p, 8).
In respect with the above Loan Agreement, the
Company had entered into a Cross Currency Swap
agreement with BII to cover the risks of foreign
exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 8).
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/50
Exhibit E/50
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
b. Pinjaman bank (Rupiah)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Bank borrowings (Rupiah)
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Pan Indonesia Tbk
(1)
Pada tanggal 19 Agustus 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman
Berjangka (Term Loan) dengan PT Bank Pan
Indonesia Tbk (Bank Panin) dengan batas
maksimum kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat
“non-revolving”, untuk keperluian modal kerja
pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 36
(tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan
kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi
neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan
konsumen (Catatan 5 dan 6).
(1) On 19 August 2011, the Company entered into a
Term Loan Facility Agreement (Term Loan) with
PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) with a
maximum credit limit of Rp 250,000 and on a “nonrevolving” basis, for financing working capital. The
term of this facility was 36 (thirty-six) months from
the drawdown date. The loan is secured by net
investments in finance lease and consumer financing
receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 250.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 250,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
Rp 148.611 dan Rp 231.945.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 148,611 and Rp 231,945,
respectively.
Pada tanggal 16 April 2012, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Money Market
dengan Bank Panin dengan batas maksimum kredit
sebesar Rp 150.000. Jangka waktu pinjaman
maksimal 2 (dua) bulan sejak tanggal pencairan
kredit. Fasilitas tersebut tidak dijamin oleh
jaminan khusus.
On 16 April 2012, the Company entered into a Credit
Agreement with Bank Panin in the form of Money
Market with a maximum credit limit of Rp 150,000.
The term of the loan was 2 (two) months from the
drawdown date. The facility is not secured by
specific collateral.
Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan
pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 150.000.
In 2012, the Company had drawndown the facility
amounting to Rp 150,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah
melunasi seluruh saldo pinjaman Money Market
tersebut.
As of 31 December 2012, the Company had fully
repaid the entire outstanding Money Market loan.
Pada tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman
Tetap sublimit pinjaman Money Market dengan
Bank Panin dengan batas maksimum kredit sebesar
Rp 250.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk
keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu
pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak
tanggal pencairan kredit. Sedangkan untuk
pinjaman Money Market maksimal 3 (tiga) bulan
sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut
dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan
dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan
6). Sedangkan untuk pinjaman Money Market tidak
dijamin oleh jaminan khusus.
On 31 August 2012, the Company entered into a
Term Loan Facility Agreement (Term Loan) sublimit
to Money Market Facility with Bank Panin with a
maximum credit limit of Rp 250,000 and on a “nonrevolving” basis, for financing working capital. The
term of this facility was 36 (thirty-six) months from
the drawdown date. While for Money Market facility
maximum 3 (three) months from the drawdown date.
The loan is secured by net investments in finance
lease and consumer financing receivables (Notes 5
and 6). While for Money Market facility is not
secured by specific collateral.
Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 225.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 225,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman
tersebut sebesar Rp 213.889.
As of 31 December 2012, the outstanding loan
amounted to Rp 213,889.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/51
Exhibit E/51
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Permata Tbk
(2)
Pada tanggal 15 Oktober 2010, Perusahaan dan
PT
Bank
Permata
Tbk
(Bank
Permata)
menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit,
berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk
fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum
kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “nonrevolving”,
untuk
keperluan
modal
kerja
pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 36
(tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan
fasilitas. Pinjaman tersebut dijamin dengan
investasi neto sewa pembiayaan dan piutang
pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(2) On 15 October 2010, the Company and PT Bank
Permata Tbk (Bank Permata) signed an Amendment
to the Credit Agreement, in the form of additional
credit facility of Term Loan facility II with a
maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “nonrevolving” basis, for financing working capital. The
term of the loan was 36 (thirty-six) months from the
drawdown date. The loan is secured by net
investments in finance lease and consumer financing
receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
Rp 36.364 dan Rp 72.727.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 36,364 and Rp 72,727,
respectively.
Pada tanggal 27 April 2011, Perusahaan dan
Bank
Permata
menandatangani
Perubahan
Perjanjian Kredit, berupa tambahan fasilitas kredit
dalam bentuk fasilitas Term Loan III dengan batas
maksimum kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat
“non-revolving”, untuk keperluan modal kerja
pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut
selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal
pencairan fasilitas. Pinjaman tersebut dijamin
dengan investasi neto sewa pembiayaan dan
piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 27 April 2011, the Company and Bank Permata
signed an Amendment to the Credit Agreement, in
the form of additional credit facility of Term Loan
facility III with a maximum credit limit of Rp 100,000
and on a “non-revolving” basis, for financing working
capital. The term of the loan was 36 (thirty-six)
months from the drawdown date. The loan is
secured by net investments in finance lease and
consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
Rp 54.545 dan Rp 90.909.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 54,545 and Rp 90,909,
respectively.
Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Pemberian Fasilitas
Piutang Pembiayaan Kendaraan dengan Bank
Permata dengan batas maksimum pembiayaan
sebesar Rp 100.000 dan bersifat “revolving”, untuk
keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu
penarikan fasilitas tersebut berlaku sampai dengan
tanggal 31 Maret 2012 dan jangka waktu
pembayaran kembali maksimal 48 (empat puluh
delapan) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas.
Fasilitas tersebut dijamin dengan investasi neto
sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan
konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 31 March 2010, the Company entered into a
Vehicles Financing Receivables Facility Agreement
with Bank Permata with a maximum financing limit
of Rp 100,000 and on a “revolving” basis, for
financing working capital. The drawdown period was
valid until 31 March 2012, and will be due for
repayment in 48 (forty eight) months from the
drawdown date. The facility is secured by net
investments in finance lease and consumer financing
receivables (Notes 5 and 6).
Pada tanggal 12 Mei 2011, Perusahaan dan Bank
Permata menandatangani Perubahan Perjanjian
Pemberian
Fasilitas
Piutang
Pembiayaan
Kendaraan, dimana batas maksimum pembiayaan
ditingkatkan menjadi sebesar Rp 150.000 dan
bersifat “revolving”, untuk keperluan modal kerja
pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 48
(empat puluh delapan) sejak tanggal penarikan
fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan
investasi neto sewa pembiayaan dan piutang
pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 12 May 2011, the Company and Bank Permata
signed an Amendment to the Vehicles Financing
Receivables Facility Agreement, whereby the
maximum financing limit was increased to
Rp 150,000 and on a “revolving” basis, for financing
working capital. The term of the facility was 48
(forty eight) months from the drawdown date. The
facility is secured by net investments in finance
lease and consumer financing receivables (Notes 5
and 6).
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/52
Exhibit E/52
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
PT Bank Permata Tbk (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Permata Tbk (Continued)
Pada tanggal 28 Maret 2012, Perusahaan dan Bank
Permata menandatangani Perubahan Perjanjian
Pemberian
Fasilitas
Piutang
Pembiayaan
Kendaraan, dimana batas maksimum pembiayaan
ditingkatkan menjadi sebesar Rp 250.000. dan
bersifat “revolving”, untuk keperluan modal kerja
pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 48
(empat puluh delapan) sejak tanggal penarikan
fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan
investasi neto sewa pembiayaan dan piutang
pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 28 March 2012, the Company and Bank Permata
signed an Amendment to the Vehicles Financing
Receivables Facility Agreement, whereby the
maximum financing limit was increased to
Rp 250,000 and on a “revolving” basis, for financing
working capital. The term of the facility was 48
(forty eight) months from the drawdown date. The
facility is secured by net investments in finance
lease and consumer financing receivables (Notes 5
and 6).
Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan telah
melakukan pencairan fasilitas tersebut masingmasing sebesar Rp 149.152 dan Rp 114.005.
In 2012 and 2011, the Company had drawndown the
facility amounting to Rp 149,152 and Rp 114,005,
respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011,
saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar
Rp 153.725 dan Rp 119.806.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
facility was
amounting to Rp 153,725 and
Rp 119,806, respectively.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
(3)
Pada tanggal 22 Desember 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit Modal
Kerja dengan PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk (BNI) dengan batas maksimum kredit
sebesar Rp 200.000 Jangka waktu pencairan
pinjaman tersebut selama 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal pencairan awal kredit. Pinjaman
tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan
konsumen (Catatan 6).
(3) On 22 December 2011, the Company entered into a
Working Capital Credit Facility Agreement with
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) with a
maximum credit limit of Rp 200,000 The term of the
loan was 12 (twelve) months from the initial
drawdown date. The loan is secured by consumer
financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan telah
melakukan pencairan pinjaman tersebut masingmasing sebesar Rp 222.638 dan Rp 22.699.
In 2012 and 2011, the Company had drawndown the
loan amounting to Rp 222,638 and Rp 22,699,
respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
Rp 193.787 dan Rp 22.699.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 193,787 and Rp 22,699,
respectively.
PT Bank Commonwealth
PT Bank Commonwealth
(4)
Pada tanggal 20 Maret 2012, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman
Berjangka dengan PT Bank Commonwealth (Bank
Commonwealth) dengan batas maksimum kredit
sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman
tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak
tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut
dijamin piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(4) On 20 March 2012, the Company entered into a Term
Loan
Facility
Agreement
with
PT
Bank
Commonwealth (Bank Commonwealth) with a
maximum credit limit of Rp 100,000. The term of the
loan was 36 (thirty six) months from the loan
drawdown date. The loan is secured by consumer
financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 saldo pinjaman
tersebut sebesar Rp 82.778.
As of 31 December 2012 the outstanding loan
amounted to Rp 82,778.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/53
Exhibit E/53
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
PT Bank Commonwealth (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Commonwealth (Continued)
Pada tanggal 9 November 2012, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman
Berjangka II (Term Loan II) dengan Bank
Commonwealth dengan batas maksimum kredit
sebesar Rp 90.000. Jangka waktu pinjaman
tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak
tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut
dijamin investasi neto sewa pembiayaan dan
piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 9 November 2012, the Company entered into a
Term Loan II Facility Agreement with Bank
Commonwealth with a maximum credit limit of
Rp 90,000. The term of the loan was 36 (thirty six)
months from the loan drawdown date. The loan is
secured by net investments in finance lease and
consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 90.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 90,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 saldo pinjaman
tersebut sebesar Rp 87.500.
As of 31 December 2012 the outstanding loan
amounted to Rp 87,500.
PT Bank DKI
PT Bank DKI
(5)
Pada tanggal 19 Desember 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank
DKI dengan batas maksimum kredit sebesar
Rp 175.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk
keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu
fasilitas tersebut selama 42 (empat puluh dua)
bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman
tersebut dijamin dengan investasi neto sewa
pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen
(Catatan 5 dan 6).
(5) On 19 December 2011, the Company entered into a
Credit Agreement with PT Bank DKI with a maximum
credit limit of Rp 175,000 and on a “non-revolving”
basis, for financing working capital. The term of the
facility was 42 (forty two) months from the credit
agreement date. The loan is secured by net
investments in finance lease and consumer financing
receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan belum melakukan
pencairan fasilitas tersebut. Selama tahun 2012,
Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas
tersebut sebesar Rp 175.000.
In 2011, the Company had not yet utilized the
facility. During 2012, the Company had drawndown
the facility amounting to Rp 175,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman
tersebut sebesar Rp 145.059.
As of 31 December 2012, the outstanding loan
amounted to Rp 145,059.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten
Tbk
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten
Tbk
(6)
Pada tanggal 24 Februari 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja
dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
& Banten Tbk (BPD Jabar Banten) dengan batas
maksimum kredit sebesar Rp 25.000 dan bersifat
“non-revolving”, untuk keperluan modal kerja
pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut
selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal
perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin
dengan investasi neto sewa pembiayaan dan
piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(6) On 24 February 2011, the Company entered into a
Working Capital Credit Agreement with PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (BPD
Jabar Banten) with a maximum credit limit of
Rp 25,000 and on a “non-revolving” basis, for
financing working capital. The term of the loan was
36 (thirty-six) months from the credit agreement
date. The loan is secured by net investments in
finance lease and consumer financing receivables
(Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 25.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 25,000.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/54
Exhibit E/54
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten
Tbk (Lanjutan)
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten
Tbk (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
Rp 10.000 dan Rp 18.572.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 10,000 and Rp 18,572,
respectively.
Pada tanggal 27 Oktober 2011, Perusahaan
menandatangani
Perjanjian
Kredit
dengan
BPD Jabar Banten dengan batas maksimum kredit
sebesar Rp 125.000 dan bersifat “non-revolving”,
untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka
waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh
enam) bulan sejak tanggal perjanjian pinjaman.
Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto
sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan
konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 27 October 2011, the Company entered into a
Credit Agreement with BPD Jabar Banten with a
maximum credit limit of Rp 125,000 and on a “nonrevolving” basis, for financing working capital. The
term of the loan was 36 (thirty-six) months from the
loan agreement date. The loan is secured by net
investments in finance lease and consumer financing
receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan telah
melakukan pencairan pinjaman tersebut masingmasing sebesar Rp 50.000 dan Rp 75.000.
In 2012 and 2011, the Company had drawndown the
loan amounting to Rp 50,000 and Rp 75,000,
respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
Rp 84.286 dan Rp 75.000.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 84,286 and Rp 75,000,
respectively.
PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan
PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan
(7)
Pada tanggal 14 Desember 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Modal Kerja dengan PT
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan
(BPD Kalsel) dengan batas maksimum kredit
sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”,
untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka
waktu pinjaman tersebut selama 42 (empat puluh
dua) bulan sejak tanggal perjanjian kredit.
Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto
sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan
konsumen (Catatan 5 dan 6).
(7) On 14 December 2011, the Company entered into a
Working Capital Agreement with PT Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (BPD
Kalsel) with a maximum credit limit of Rp 100,000
and on a “non-revolving” basis, for financing working
capital. The term of the loan was 42 (forty two)
months from the credit agreement date. The loan is
secured by net investments in finance lease and
consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan belum melakukan
pencairan pinjaman tersebut. Selama tahun 2012,
Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman
tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2011, the Company had not yet utilized the loan.
In 2012, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman
tersebut sebesar Rp 83.333.
As of 31 December 2012, the outstanding loan
amounted to Rp 83,333.
Bank of China Limited, Jakarta Branch
Bank of China Limited, Jakarta Branch
(8)
Pada
tanggal
5
Juli
2012,
Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman
Berjangka dengan Bank of China Limited, Jakarta
Branch (Bank of China) dengan batas maksimum
kredit sebesar Rp 90.000. Jangka waktu pinjaman
tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak
tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut
dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan
dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan
6).
(8) On 5 July 2012, the Company entered into a Term
Loan Facility Agreement with Bank of China Limited,
Jakarta Branch (Bank of China) with a maximum
credit limit of Rp 90,000. The term of the loan was
36 (thirty six) months from the loan drawdown date.
The loan is secured by net investments in finance
lease and consumer financing receivables (Notes 5
and 6).
Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 90.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 90,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 saldo pinjaman
tersebut sebesar Rp 82.500.
As of 31 December 2012 the outstanding loan
amounted to Rp 82,500.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/55
Exhibit E/55
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Hana
PT Bank Hana
(9)
Pada tanggal 30 Maret 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan
Angsuran dengan PT Bank Hana (Bank Hana) dengan
batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka
waktu pinjaman selama 2 (dua) tahun sejak tanggal
pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin
dengan investasi neto sewa pembiayaan dan
piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(9) On 30 March 2011, the Company entered into an
Installment Loan Agreement with PT Bank Hana
(Bank Hana) with a maximum credit limit of
Rp 50,000. The term of the loan was 2 (two) years
from the drawdown date. The loan is secured by net
investments in finance lease and consumer financing
receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut Rp 50.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
Rp 8.009 dan Rp 33.582.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 8,009 and Rp 33,582,
respectively.
Pada tanggal 16 Maret 2012, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Money Market
dengan Bank Hana dengan batas maksimum kredit
sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman
selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pencairan
kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi
neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan
konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 16 March 2012, the Company entered into a
Money Market Facility Agreement with Bank Hana
with a maximum credit limit of Rp 100,000. The
term of the loan was 3 (three) months from the
drawdown date. The loan is secured by net
investments in finance lease and consumer financing
receivables (Notes 5 and 6).
Pada tanggal 12 April 2012, Perusahaan dan Bank
Hana menandatangani penambahan fasilitas Money
Market tersebut sebesar Rp 50.000 sehingga total
batas
maksimum
kredit
menjadi
sebesar
Rp 150.000.
On 12 April 2012, the Company and Bank Hana signed
an additional Credit Facility Agreement for the
Money Market amounting to Rp 50,000 with total
maximum credit limit of Rp 150,000.
Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 150.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 150,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah
melunasi seluruh saldo pinjaman Money Market
tersebut.
As of 31 December 2012, the Company had fully
repaid the entire outstanding Money Market loan.
Pada tanggal 9 Agustus 2012, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan
Angsuran dengan Bank Hana dengan batas
maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu
pinjaman selama 2 (dua) tahun sejak tanggal
pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin
dengan investasi neto sewa pembiayaan dan
piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 9 August 2012, the Company entered into an
Installment Loan Agreement with Bank Hana with a
maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the
loan was 2 (two) years from the drawdown date. The
loan is secured by net investments in finance lease
and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman
tersebut sebesar Rp 42.277.
As of 31 December 2012, the outstanding loan
amounted to Rp 42,277.
Pada tanggal 8 November 2012, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Money Market
dengan Bank Hana dengan batas maksimum kredit
sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman selama
3 (tiga) bulan sejak tanggal pencairan kredit.
Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto
sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan
konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 8 November 2012, the Company entered into a
Money Market Facility Agreement with Bank Hana
with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term
of the loan was 3 (three) months from the drawdown
date. The loan is secured by net investments in
finance lease and consumer financing receivables
(Notes 5 and 6).
Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 30.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 30,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman
tersebut sebesar Rp 30.000.
As of 31 December 2012, the outstanding loan
amounted to Rp 30,000.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/56
Exhibit E/56
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
(10) Pada tanggal 2 September 2010, Perusahaan dan
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
menandatangani Perjanjian Perubahan Akta
Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan),
berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk
fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum
kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat “nonrevolving”,
untuk
keperluan
modal
kerja
pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 43
(empat puluh tiga) bulan sejak tanggal perjanjian
kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi
neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan
konsumen (Catatan 5 dan 6).
(10) On 2 September 2010, the Company and PT Bank
Internasional Indonesia Tbk (BII) signed an
Amendment to the Term Loan Credit Agreement, in
the form of additional credit facility of Term Loan II
with a maximum credit limit of Rp 250,000 and on a
“non-revolving” basis, for financing working capital.
The term of the loan was 43 (forty three) months
from the credit agreement date. The loan is secured
by net investments in finance lease and consumer
financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 250.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 250,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
Rp 73.611 dan Rp 156.945.
As of 31 December 2012 and 2011 the outstanding
loan amounted to Rp 73,611 and Rp 156,945,
respectively.
Pada tanggal 18 November 2011, BII telah
mengambilalih pinjaman Perusahaan kepada
PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) sebesar
Rp 16.428, dengan ketentuan dan persyaratan yang
masih sama dengan yang dilakukan dengan
Maybank sebelumnya.
On 18 November 2011, BII had taken over the
outstanding loan of the Company to PT Bank
Maybank Indocorp (Maybank) amounting to
Rp 16,428, with similar terms and conditions as
previously entered into with Maybank.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 saldo
pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 6.429
dan Rp 15.000.
As of 31 December 2012 and 2011 the outstanding
loan amounted to Rp 6,429 and Rp 15,000,
respectively.
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
(11) Pada tanggal 30 Maret 2010, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman
Berjangka (Term Loan) yang terdiri dari Tranche A
sebesar Rp 200.000 dan Tranche B sebesar
Rp 100.000 dengan Standard Chartered Bank,
Jakarta Branch yang bertindak sebagai Kreditur
Awal, Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan
juga sekaligus sebagai Agen Jaminan (“Security
Agent”), untuk keperluan modal kerja pembiayaan.
Pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu
3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal awal
pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin
dengan objek jaminan fidusia atas piutang dan
rekening giro yang ditempatkan pada Standard
Chartered Bank, Jakarta Branch dan PT Bank
Central Asia Tbk (BCA).
(11) On 30 March 2010, the Company entered into a Term
Loan Facility Agreement comprising Tranche A of
Rp 200,000 and Tranche B of Rp 100,000 with
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, whose
acting as the Originator, the Facility Agent
(the "Facility Agent") as well as the Collateral Agent
(the "Security Agent"), for financing working capital.
The loan will be due for repayment in 3 (three) years
from the drawdown date. The loan is secured by
fiduciary transfer of receivables and current account
placed at Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
and PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 300.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 300,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011,
saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar
Rp 77.778 dan Rp 211.111.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 77,778 and Rp 211,111,
respectively.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/57
Exhibit E/57
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
(12) Pada tanggal 18 Maret 2008, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kredit Angsuran
Berjangka (KAB) dengan PT Bank Danamon
Indonesia Tbk (Bank Danamon) dengan batas
maksimum kredit baru untuk Uncommitted Kredit
Angsuran Berjangka (KAB) sebesar Rp 50.000 dan
bersifat “revolving” dengan jangka waktu fasilitas
maksimal 4 (empat) tahun sejak tanggal pencairan.
Fasilitas ini dijamin dengan piutang pembiayaan
konsumen (Catatan 6).
(12) On 18 March 2008, the Company entered into a Term
Installment Credit Agreement (KAB) with PT Bank
Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) with
maximum credit limit of uncommitted Term
Installment
Credit
(KAB)
amounted
to
Rp 50,000 and on a “revolving” basis, The term of
the facility was 4 (four) years from the drawdown
date. This facility is secured by the consumer
financing receivables (Note 6).
Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB)
tersebut telah diubah dan diperpanjang beberapa
kali.
The Term Installment Credit Agreement (KAB) had
been amended and extended several times.
Pada tanggal 28 Desember 2010, Perusahaan dan
Bank
Danamon
menandatangani
perubahan
Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan
batas maksimum kredit Uncommitted Kredit
Angsuran Berjangka (KAB) ditingkatkan menjadi
sebesar Rp 200.000, dan jangka waktu penarikan
pinjaman diperpanjang dan akan berakhir pada
tanggal 19 November 2012.
On 28 December 2010, the Company and Bank
Danamon signed an amendment of the Term
Installment Credit (KAB) Agreement with the
maximum credit limit of the Uncommitted Term
Installment Credit (KAB) facility was increased to
Rp 200,000, and the loan drawdown period was
extended and will expire on 19 November 2012.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 108.221.
In 2011, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 108,221.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
Rp 58.477 dan Rp 142.049.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 58,477 and Rp 142,049,
respectively.
Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kredit dengan Bank
Danamon berupa fasilitas Uncommitted Kredit
Angsuran Berjangka (KAB) dengan batas maksimum
sebesar Rp 200.000 dan bersifat “revolving”.
Jangka waktu pinjaman tersebut selama 5 (lima)
tahun. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi
neto sewa pembiayaan (Catatan 5).
On 10 October 2006, the Company entered into a
Credit Agreement with Bank Danamon in the form of
uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility
with a maximum credit limit of Rp 200,000 and on a
“revolving” basis. The term of the loan was 5 (five)
years. The loan is secured by net investments in
finance lease (Note 5).
Pada tanggal 11 November 2007, Perusahaan dan
Bank
Danamon
menandatangani
Perubahan
Perjanjian
Kredit
tersebut,
dimana
batas
maksimum kredit yang semula sebesar Rp 200.000
diturunkan menjadi sebesar Rp 113.660.
On 11 November 2007, the Company and Bank
Danamon signed an amendment of the Credit
Agreement, wherein the original maximum credit
limit was decreased from Rp 200,000 to Rp 113,660.
Perjanjian Kredit tersebut telah diubah beberapa
kali.
The Credit Agreement had been amended several
times.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan
Bank
Danamon
menandatangani
perubahan
Perjanjian
Kredit
dimaksud
dimana
batas
maksimum kredit ditetapkan sebesar Rp 40.000,
dan jangka waktu pinjaman diperpanjang sampai
dengan tanggal 19 November 2011.
On 31 December 2010, the Company and Bank
Danamon signed an amendment of the Credit
Agreement where maximum credit limit was set to
Rp 40,000, and the term of the loan was extended
and will expire on 19 November 2011.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 25.017.
In 2011, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 25,017.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
Rp 5.597 dan Rp 20.682.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 5,597 and Rp 20,682,
respectively.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/58
Exhibit E/58
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Victoria International Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
(1)
Pada tanggal 14 Maret 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja
dengan PT Bank Victoria International Tbk (Bank
Victoria) dengan batas maksimum kredit sebesar
Rp 150.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk
keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu
pinjaman tersebut selama 39 (tiga puluh sembilan)
bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi
neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan
konsumen (Catatan 5 dan 6).
(1) On 14 March 2011, the Company entered into a
Working
Capital
Credit
Agreement
with
PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria)
with a maximum credit limit of Rp 150,000 and on a
“non-revolving” basis, for financing working capital.
The term of the loan was 39 (thirty nine) months.
The loan is secured by net investments in finance
lease and consumer financing receivables (Notes 5
and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut Rp 150.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 150,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
Rp 63.889 dan Rp 113.889.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 63,889 and Rp 113,889,
respectively.
PT Bank Sinarmas Tbk
PT Bank Sinarmas Tbk
(2)
Pada
tanggal
9
Juli
2010,
Perusahaan
menandatangani Perjanjian Penambahan Fasilitas
Kredit dengan PT Bank Sinarmas Tbk (Bank
Sinarmas), berupa tambahan fasilitas Term Loan II
dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000
dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan
modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman
tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak
tanggal awal pencairan kredit. Pinjaman tersebut
dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen
(Catatan 6).
(2) On 9 July 2010, the Company entered into an
Additional Credit Facility Agreement with PT Bank
Sinarmas Tbk (Bank Sinarmas), in the form of an
additional Term Loan facility II with a maximum
credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving”
basis, for financing working capital. The term of the
loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown
date. The loan is secured by consumer financing
receivables (Note 6).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
Rp 35.992 dan Rp 69.411.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 35,992 and Rp 69,411,
respectively.
LIM Asia Special Situations Master Fund Limited
LIM Asia Special Situations Master Fund Limited
(3)
Pada tanggal 3 Maret 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman
Berjangka dengan Jaminan dengan LIM Asia Special
Situations Master Fund Limited (LIM) dengan batas
maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu
pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam)
bulan sejak tanggal pencairan awal kredit.
Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto
sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan
konsumen (Catatan 5 dan 6).
(3) On 3 March 2011, the Company entered into a
Secured Term Loan Facility Agreement with LIM Asia
Special Situations Master Fund Limited (LIM) with a
maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the
loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown
date. The loan is secured by net investments in
finance lease and consumer financing receivables
(Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan
pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan
amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011,
saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar
Rp 22.727 dan Rp 40.909.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 22,727 and Rp 40,909,
respectively.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/59
Exhibit E/59
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
(4)
Pada tanggal 10 Juni 2010, Perusahaan
mengadakan Perjanjian Pinjaman Kredit Angsuran
(Installment Loan) dengan PT Bank Central Asia
Tbk (BCA) dengan batas maksimum kredit sebesar
Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama
3 (tiga) tahun sejak tanggal penandatanganan
perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal
10 Juni 2013 dengan jangka waktu penarikan
selama
6
(enam)
bulan
sejak
tanggal
penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman
tersebut dijamin dengan investasi neto sewa
pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen
(Catatan 5 dan 6).
(4) On 10 June 2010, the Company entered into an
Installment Loan Agreement with PT Bank Central
Asia Tbk (BCA) with a maximum credit limit of
Rp 50,000. The term of the loan was
3 (three) years from the signing date of the
agreement and will expire on 10 June 2013 with
drawdown period of 6 (six) months from the signing
date of the agreement. The loan is secured by net
investments in finance lease and consumer financing
receivables (Notes 5 and 6).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011,
saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar
Rp 8.333 dan Rp 25.000.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 8,333 and Rp 25,000,
respectively.
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
(5)
Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Pinjaman Transaksi
Khusus IV dengan PT Bank CIMB Niaga (Bank CIMB
Niaga) dengan batas maksimum kredit sebesar
Rp 50.000 dan bersifat on liquidity basis. Jangka
waktu penarikan pinjaman tersebut selama 39 (tiga
puluh
sembilan)
bulan
sejak
tanggal
penandatanganan perjanjian tersebut dan akan
berakhir pada tanggal 17 Juni 2013. Seluruh jumlah
fasilitas tersebut harus digunakan dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian.
Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang
pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(5) On 15 March 2010, the Company entered into a
Special Transaction Loan facility IV Agreement with
PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) with a
maximum credit limit of Rp 50,000 and on a liquidity
basis. The term of drawndown of the loan was 39
(thirty-nine) months from the signing date of the
agreement and will expire on 17 June 2013. The
entire facilities are required to be utilized within 3
(three) months from the agreement date. The loan is
secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 saldo
pinjaman
tersebut
masing-masing
sebesar
Rp 6.945 dan Rp 23.611.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
loan amounted to Rp 6,945 and Rp 23,611,
respectively.
PT ANZ Panin Bank
PT ANZ Panin Bank
(6)
(6) On 18 November 2009, the Company entered into a
Term Loan Facility Agreement with PT ANZ Panin
Bank (ANZ Panin Bank) with a maximum credit limit
of Rp 100,000. The term of the loan was 30 (thirty)
months from the signing date of the agreement and
drawdown period of 6 (six) months from the signing
date of the agreement. The loan is secured by
consumer financing receivables (Note 6).
Pada tanggal 18 November 2009, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman
Berjangka (Term Loan) dengan PT ANZ Panin Bank
(ANZ Panin Bank) dengan batas maksimum kredit
sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman
tersebut selama 30 (tiga puluh) bulan sejak tanggal
penandatanganan perjanjian tersebut dan jangka
waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak
tanggal penandatanganan perjanjian tersebut.
Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang
pembiayaan konsumen (Catatan 6).
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/60
Exhibit E/60
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
PT ANZ Panin Bank (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT ANZ Panin Bank (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman
tersebut sebesar Rp 25.000.
As of 31 December 2011, the outstanding loan
amounted Rp 25,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah
melunasi seluruh pinjaman tersebut.
As of 31 December 2012, the Company had fully
repaid the entire outstanding loan.
c. Pinjaman lainnya
c. Other borrowings
PT BCA Finance
PT BCA Finance
(1)
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen
dengan PT BCA Finance (BCA Finance), untuk
tujuan pengadaan 43 (empat puluh tiga) kendaraan
untuk keperluan operasional Perusahaan senilai
Rp 3.384. Jangka waktu pembayaran pembiayaan
tersebut selama 3 (tiga) tahun. Fasilitas tersebut
dijamin dengan kendaraan operasional Perusahaan.
(1) On 26 October 2010, the Company entered into a
Consumer Financing Agreement with PT BCA Finance
(BCA Finance), for the acquisition of 43 (forty three)
operational vehicles totaling Rp 3,384. The term of
the facility was 3 (three) years. The facility is
secured by operational vehicles of the Company.
Pada tahun 2010, Perusahaan telah menggunakan
seluruh fasilitas tersebut sebesar Rp 3.384.
In 2010, the Company had fully utilized the facility
amounting to Rp 3,384.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas
tersebut sebesar Rp 2.079.
As of 31 December 2011, the outstanding balance of
the facility amounted to Rp 2,079.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah
melunasi seluruh saldo pinjaman tersebut.
As of 31 December 2012, the Company had fully
repaid the entire outstanding loan.
Pada tanggal 25 Maret 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen
dengan BCA Finance, untuk tujuan pengadaan
24 (dua puluh empat) kendaraan untuk keperluan
operasional Perusahaan senilai Rp 3.274. Jangka
waktu pembayaran pembiayaan tersebut selama
3 (tiga) tahun. Fasilitas tersebut dijamin dengan
kendaraan operasional Perusahaan.
On 25 March 2011, the Company entered into a
Consumer Financing Agreement with BCA Finance,
for the acquisition of 24 (twenty-four) operational
vehicles totaling Rp 3,274. The term of the facility
was 3 (three) years. The facility is secured by
operational vehicles of the Company.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah menggunakan
seluruh fasilitas tersebut sebesar Rp 3.274.
In 2011, the Company had fully utilized the facility
amounting to Rp 3,274.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 1.328
dan Rp 2.349.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
balance of the facility amounted to Rp 1,328 and
Rp 2,349, respectively.
Pada tanggal 25 April 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen
dengan PT BCA Finance. Perusahaan memperoleh
pembiayaan tersebut untuk tujuan pengadaan
13 (tiga belas) kendaraan untuk keperluan
operasional Perusahaan senilai Rp 1.823. Jangka
waktu pembayaran pembiayaan ini adalah selama
3 (tiga) tahun. Fasilitas tersebut dijamin dengan
kendaraan operasional Perusahaan.
On 25 April 2011, the Company entered into a
Consumer Financing Agreement with PT BCA Finance,
for the acquisition of 13 (thirteen) operational
vehicles totaling Rp 1,823. The term of the facility
was 3 (three) years. The facility is secured by
operational vehicles of the Company.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah menggunakan
seluruh fasilitas tersebut sebesar Rp 1.823.
In 2011, the Company had fully utilized the facility
amounting to Rp 1,823.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/61
Exhibit E/61
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
c. Pinjaman lainnya (Lanjutan)
PT BCA Finance (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
c. Other borrowings (Continued)
PT BCA Finance (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo
fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 820
dan Rp 1.406.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
balance of the facility amounted to Rp 820 and
Rp 1,406, respectively.
Seluruh fasilitas pembiayaan tersebut dijamin
dengan kendaraan yang dibiayai (Catatan 7).
All the above-mentioned facilities are secured by
the vehicles financed (Note 7).
PT IFS Capital
PT IFS Capital
(2)
Pada tanggal 29 November 2010, Perusahaan
menandatangani
Perjanjian
Anjak
Piutang
No. BF004D000 with recourse dengan PT IFS Capital
Indonesia dengan batas maksimum sebesar
Rp 50.000 yang terdiri dari batasan untuk masingmasing investasi neto sewa pembiayaan yang
dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80
dan maksimum sebesar Rp 3.000, dan batasan
untuk masing-masing pembiayaan konsumen yang
dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80
dan maksimum sebesar Rp 3.000. Jangka waktu
perjanjian tersebut berlaku sampai dengan tanggal
29 November 2011. Fasilitas tersebut dijamin
dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan
6).
(2) On 29 November 2010, the Company entered into a
With Recourse Domestic Factoring Agreement
No. BF004D000 with PT IFS Capital Indonesia with a
maximum limit of Rp 50,000 comprising the limit on
each of the net investmens in direct finance lease of
Rp 80 at minimum and Rp 3,000 at maximum, and
limit on each of the consumer financing transferred
of Rp 80 at minimum and Rp 3,000 at maximum. The
term of the facility will expire on 29 November 2011.
The facility is secured by consumer financing
receivables (Note 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah menggunakan
fasilitas tersebut sebesar Rp 43.497.
In 2011, the Company had utilized the facility
amounting to Rp 43,497.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas
tersebut sebesar Rp 14.523.
As of 31 December 2011, the outstanding balance of
the facility amounted to Rp 14,523.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah
melunasi seluruh saldo pinjaman tersebut.
As of 31 December 2012, the Company had fully
repaid the entire outstanding loan.
Pembatasan dan Kewajiban
Covenants
Atas pinjaman-pinjaman yang diterima Perusahaan,
umumnya
para
kreditur
mensyaratkan
adanya
pembatasan-pembatasan dan kewajiban tertentu yang
harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya
meliputi:
- Menjaga rasio jumlah pencadangan kerugian
penurunan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku, atau
- Menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah
diaudit kepada Bank selambat-lambatnya 4 (empat)
bulan
sejak
berakhirnya
tahun
buku
yang
bersangkutan dan laporan keuangan kuartalan paling
lambat 60 hari sejak berakhirnya tiap kuartal, atau
- Menjaga rasio pembagian dividen maksimum 50% dari
laba bersih, atau
- Menjaga rasio antara jaminan fasilitas kredit minimal
80%-100% dari outstanding pinjaman, atau
- Menjaga Gearing ratio (rasio antara pinjaman dengan
modal sendiri) tidak lebih besar dari 5 (lima) kali
sampai dengan 10 (sepuluh) kali, atau
On loans received by the Company, the creditors
generally entails restrictions and certain obligation that
should be met by the Company, which generally include
the followings:
-
-
Maintaining the ratio of total allowance for
impairment losses as required by the Accounting
Standard, or
Submitting annual audited financial statements to
the Bank no later than 4 (four) months subsequent
to the year end and quarterly financial statements
no later than 60 (sixty) days subsequent to the
quarterly period end, or
Maintaining the maximum dividend payout ratio of
50% of net profit, or
Maintaining the security margin of at least 80%-100%
of the total outstanding loan, or
Maintaining Gearing ratio (debt to equity ratio) of
not greater than 5 (five) to 10 (ten) times, or
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/62
Exhibit E/62
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
c. Pinjaman lainnya (Lanjutan)
c. Other borrowings (Continued)
Pembatasan dan Kewajiban (Lanjutan)
Covenants (Continued)
Atas pinjaman-pinjaman yang diterima Perusahaan,
umumnya
para
kreditur
mensyaratkan
adanya
pembatasan-pembatasan dan kewajiban tertentu yang
harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya
meliputi: (Lanjutan)
On loans received by the Company, the creditors
generally entails restrictions and certain obligation that
should be met by the Company, which generally include
the followings: (Continued)
- Menjaga Non performing Loan (NPL) tidak melebihi 5%
dari piutang pembiayaan, atau
- Dampak mata uang yang tidak dilindungi secara
keseluruhan maksimum 25% dari jumlah nilai aset
bersih berwujud secara keseluruhan, atau
- Ekuitas diharuskan lebih besar dari Rp 900.000, atau
melakukan pemberitahuan secara tertulis kepada
Bank, salah satunya apabila terdapat perubahan
komposisi pemegang saham mayoritas, perubahan
susunan anggota komisaris dan direksi, perubahan
bidang atau jenis kegiatan usaha Perusahaan, serta
apabila
Perusahaan
melakukan
pembubaran,
penggabungan usaha dan atau peleburan dengan
Perusahaan lain.
-
Maintaining Non Performing Loans (NPL) shall not
exceed 5% of financing receivables, or
The impact of currency risk exposure that are not
being covered/hedged shall not exceed 25% of the
total net tangible assets, or
Total equity should be greater than Rp 900,000, or
provide a written notice to the Bank, should any of
the following condition are met: changes in the
compostion of the majority shareholder, changes in
the composition of the board of commissioners and
directors, one of them if there are changes in the
composition of major shareholders, changes in the
composition of the Commissioners and Directors,
alter the nature of business, change the field or
type of business activities, and enter
into
consolidation, merger, acquisitions.
Pada tahun 2012, pinjaman-pinjaman tersebut di atas
dikenakan tingkat suku bunga per tahun antara
7,00% - 12,75% (2011: 9,48% - 15,75%).
In 2012, the above loans bear interest per annum at rates
ranging from 7.00% - 12.75% per annum (2011: 9.48%15.75%).
Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan
atas fasilitas kredit di atas berkisar antara 100% sampai
110%, atau berkisar antara 100% sampai 110% dari jumlah
outstanding pinjaman dan diikat secara fidusia.
Total consumer financing receivables pledged as collateral
for the above-mentioned credit facilities was ranging from
100% to 110%, or ranging from 100% to 110% of total
outstanding loans and fiduciary transferred.
Perusahaan telah memenuhi batasan-batasan
diwajibkan dalam perjanjian pinjaman.
yang
The Company has complied with covenants on loan
agreement.
Tidak ada pembayaran pokok dan bunga pinjaman yang
telah jatuh tempo namun belum dibayarkan.
There are no principal and interest of loans that have been
due but not yet paid.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/63
Exhibit E/63
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN
a.
11. DEBT SECURITIES ISSUED
Utang Obligasi
Nama obligasi
Obligasi BFI Finance
Indonesia II Tahun
2009 terdiri dari:
Seri A
Seri B
Seri C
Obligasi BFI Finance
Indonesia III Tahun
2011 terdiri dari:
Seri A
Seri B
Seri C
Obligasi Berkelanjutan
I BFI Finance
Indonesia Tahap I
Tahun 2012
terdiri dari:
Seri A
Seri B
Seri C
a.
Tanggal jatuh
tempo/
Maturity date
20 Januari 2011/
20 January 2011
15 Juli 2011/
15 July 2011
15 Januari 2012/
15 January 2012
12 Juli 2012/
12 July 2012
8 Juli 2013/
9 July 2013
8 Juli 2014/
8 July 2014
17 Juni 2013/
17 June 2013
12 Juni 2014/
12 June 2014
12 Juni 2015/
12 June 2015
Bond Payable
Tingkat bunga
per tahun/
Annual interest rate
2012
2011
Nilai nominal/
Nominal value
2012
2011
Name of bonds
Obligasi BFI Finance
Indonesia II Tahun
2009 consist of:
A Series
-
-
-
-
-
-
-
-
B Series
-
13,25%
-
65.000
C Series
-
90.000
Obligasi BFI Finance
Indonesia III Tahun
2011 consist of:
A Series
-
9,00%
10,25%
10,25%
102.000
102.000
B Series
11,00%
11,00%
228.000
228.000
C Series
Obligasi
Berkelanjutan I BFI
Finance Indonesia
Tahap I Tahun 2012
consist of:
A Series
7,00%
-
195.000
-
8,00%
-
110.000
-
B Series
8,50%
-
270.000
-
C Series
905.000
485.000
Jumlah nilai nominal
Dikurangi:
Biaya emisi obligasi
yang belum
diamortisasi
Bersih
Total nominal value
Less:
(
4.514 ) (
900.486
3.369 )
Unamortized bond
issuance cost
481.631
Net
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009
Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat
No. S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan
Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar
Rp 160.000, yang ditawarkan pada nilai nominal
(Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi
berseri yang terdiri dari Obligasi Finance Indonesia II
Tahun 2009 Seri A dengan nilai nominal sebesar
Rp 65.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,00%
per tahun, Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009
Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 30.000 dengan
tingkat bunga tetap sebesar 12,75% per tahun, dan
Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri C dengan
nilai nominal sebesar Rp 65.000 dengan tingkat bunga
tetap sebesar 13,25% per tahun.
On 8 January 2010, the Company obtained an effective
statement from Bapepam-LK through its letter
No. S-94/BL/ 2010 in respect with the Public Offering of
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan
Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp 160,000,
offered at par (Note 1b). These bonds are series bonds
consisting of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009
A Series with a nominal value of Rp 65,000 bearing fixed
interest rate of 12.00% per annum, Obligasi BFI Finance
Indonesia II Tahun 2009 B Series with a nominal value of
Rp 30,000 bearing fixed interest rate of 12.75% per
annum, and Obligasi BFI Finance Indonesia II Bond Tahun
2009 C Series with a nominal value of Rp 65,000 bearing
fixed interest rate of 13.25% per annum.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/64
Exhibit E/64
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)
a.
Utang Obligasi (Lanjutan)
11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued)
a. Bond Payable (Continued)
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009
(Lanjutan)
Obligasi BFI
(Continued)
Finance
Indonesia
II
Tahun
2009
Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan
(3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir
yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri
obligasi telah dibayarkan pada tanggal 20 Januari 2011
untuk Seri A, 15 Juli 2011 untuk Seri B dan 15 Januari
2012 untuk Seri C.
Interests on these Bonds are paid on a quarterly basis
starting from the issuance date. The final interest
payment on the bonds as well as the principal of the
bond will mature on 20 January 2011 for A Series,
15 July 2011 for B Series and 15 January 2012 for
C Series, respectively.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang
jangka panjang sesuai dengan Surat Pefindo
No. 931/PEF-DIR/X/2009 tanggal 17 September 2009
dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Obligasi
tersebut telah mendapat idA- (Single A Minus; Stable
Outlook). Berdasarkan hasil tahunan pemeringkatan
atas obligasi, terakhir dengan Surat No. 1237/PEFDIR/IX/2011 tanggal 27 September 2011 dari Pefindo,
Obligasi tersebut mendapat peringkat idA- (Single A
Minus; Stable Outlook) yang berlaku sampai dengan
15 Januari 2012.
Based on the rating results on long-term debentures
according to Letter No. 931/PEF-DIR/X/2009 dated
17 September 2009 of PT Pemeringkat Efek Indonesia
(Pefindo), these bonds were rated at idA- (Single A
Minus; Stable Outlook). Based on the results of the
annual rating evaluation on Bond, most recently by
Letter No. 1237/PEF-DIR/IX/2011 dated 27 September
2011 of Pefindo, these bonds were rated at idA- (Single
A Minus; Stable Outlook) which valid until 15 January
2012.
Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan
piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto
sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori
lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110% (seratus
sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang
(Catatan 5 dan 6).
These bonds were secured by the fiduciary transfer of
the Company’s consumer financing receivables and net
investments in finance lease to the third parties which
categorized as current totalling 110% of the principal
amount of the bonds payable. (Notes 5 and 6).
Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan
Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance
Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap,
No. 9 tanggal 13 Oktober 2009 beserta perubahanperubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan
PT Bank Mega Tbk, selaku Wali Amanat, terakhir
dengan Akta notaris No. 5 tanggal 15 Januari 2010 dari
Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta.
The issuance of these bonds was carried out under Deed
of Trusteeship Agreement of Obligasi BFI Finance
Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap,
No. 9 dated 13 October 2009 and its respective
amendments thereof entered into by the Company and
PT Bank Mega Tbk, as a Trustee, most recently by
Notarial deed No. 5 dated 15 January 2010, both of
Fathiah Helmi, S.H., notary in Jakarta.
Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy
back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang
diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut
hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak
tanggal emisi.
The Company reserves the rights to buy back a part of or
the entire bonds issued provided that it carried out one
year subsequent to the issuance date.
Pada tanggal 20 Januari 2011 dan 15 Juli 2011,
Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi
BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat
Bunga Tetap seri A dan seri B dengan jumlah nominal
masing-masing sebesar Rp 65.000 dan Rp 30.000.
On 20 January 2011 and 15 July 2011, the Company had
fully repaid the outstanding principal of A Series and B
Series of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009
dengan Tingkat Bunga Tetap amounting to Rp 65,000 and
Rp 30,000, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pokok Obligasi
BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat
Bunga Tetap yang terutang sebesar Rp 65.000.
As of 31 December 2011, the outstanding principal of
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan
Tingkat Bunga Tetap amounted to Rp 65,000.
Pada tanggal 15 Januari 2012, Perusahaan telah
melunasi seluruh saldo pokok Obligasi BFI Finance
Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap
tersebut.
As of 15 January 2012, the Company had fully repaid the
entire outstanding principal of Obligasi BFI Finance
Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/65
Exhibit E/65
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)
a.
Utang Obligasi (Lanjutan)
11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued)
a. Bond Payable (Continued)
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011
Pada tanggal 28 Juni 2011, Perusahaan memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat
No. S-7248/BL/2011 dalam rangka Penawaran Umum
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan
Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar
Rp 450.000, yang ditawarkan pada nilai nominal
(Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi
berseri yang terdiri dari Obligasi Finance Indonesia III
Tahun 2011 Seri A dengan nilai nominal sebesar
Rp 90.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,00%
per tahun, Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011
Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 102.000 dengan
tingkat bunga tetap sebesar 10,25% per tahun, dan
Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri C
dengan nilai nominal sebesar Rp 228.000 dengan
tingkat bunga tetap sebesar 11,00% per tahun.
On 28 June 2011, the Company obtained an effective
statement from Bapepam-LK through its letter
No. S-7248/BL/2011 in respect with the Public Offering
of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan
Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp 450,000,
offered at par (Note 1b). These bonds are series bonds
consisting of Obligasi BFI Finance Indonesia III
Tahun 2011 A Series with a nominal value of Rp 90,000
bearing fixed interest rate of 9.00% per annum, Obligasi
BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 B Series with a
nominal value of Rp 102,000 bearing fixed interest rate
of 10.25% per annum, and Obligasi BFI Finance Indonesia
III Tahun 2011 C Series with a nominal value of
Rp 228,000 bearing fixed interest rate of 11.00% per
annum.
Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan
(3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir
yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri
Obligasi dibayarkan pada tanggal 12 Juli 2012 untuk
Seri A, 8 Juli 2013 untuk Seri B dan 8 Juli 2014 untuk
Seri C.
Interests on these Bonds are paid on a quarterly basis
starting from the issuance date. The final interest
payment on the bonds as well as the principal of the
bond will mature on 12 July 2012 for A Series, 8 July
2013 for B Series and 8 July 2014 for C Series,
respectively.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang
jangka panjang sesuai dengan Surat Fitch Ratings
No. RC47/DIR/VI/2011 tanggal 22 Juni 2011 dari
PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi tersebut
telah mendapat peringkat A(idn) yang berlaku sampai
dengan 22 Juni 2012.
Based on the rating results on long-term debentures
according to Letter No. RC47/DIR/VI/2011 dated
22 June 2011 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”),
these bonds were rated at A(idn) which valid until
22 June 2012.
Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan
piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto
sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori
lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110% (seratus
sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang
(Catatan 5 dan 6).
These bonds were secured by the fiduciary transfers of
the Company’s consumer financing receivables and net
investments in finance lease to the third parties which
categorized as current totalling 110% of the principal
amount of the bonds payable. (Notes 5 and 6).
Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan
Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance
Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap,
No. 1 tanggal 1 April 2011 beserta perubahanperubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan
PT Bank Mega Tbk, selaku Wali Amanat, terakhir
dengan akta notaris No. 83 tanggal 23 Juni 2011 dari
Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta.
The issuance of these bonds is covered in the Deed of
Trusteeship Agreement of Obligasi BFI Finance Indonesia
III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 1 dated
1 April 2011 and its respective amendments thereof
entered into by the Company and PT Bank Mega Tbk, as
a Trustee, most recently by notarial deed No. 83 dated
23 June 2011, both of Fathiah Helmi, S.H., notary in
Jakarta.
Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy
back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang
diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut
hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak
tanggal emisi.
The Company reserves the rights to buy back a part of or
the entire bonds issued provided that it carried out one
year subsequent to the issuance date.
Pada tanggal 12 Juli 2012, Perusahaan telah melunasi
seluruh saldo pokok Obligasi Finance Indonesia III
Tahun 2011 Seri A tersebut.
As of 12 July 2012, the Company had fully repaid the
entire outstanding Obligasi BFI Finance Indonesia III
Tahun 2011 A Series.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pokok
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan
Tingkat Bunga Tetap yang terutang masing-masing
sebesar Rp 330.000 dan Rp 420.000.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding
principal of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011
dengan
Tingkat
Bunga
Tetap
amounted
to
Rp 330,000 and Rp 420,000, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/66
Exhibit E/66
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)
a.
Utang Obligasi (Lanjutan)
11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued)
a. Bond Payable (Continued)
Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia
Tahap I Tahun 2012
Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I
Tahun 2012
Pada tanggal 4 Juni 2012, Perusahaan memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat
No. S-6878/BL/2012 dalam rangka Penawaran Umum
Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I
Tahun 2012 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I) dengan
jumlah nominal sebesar Rp 575.000, yang ditawarkan
pada nilai nominal (Catatan 1b). Obligasi tersebut
merupakan obligasi berseri yang terdiri dari Obligasi
Berkelanjutan I Tahap I Seri A dengan nilai nominal
sebesar Rp 195.000 dengan tingkat bunga tetap
sebesar 7,00% per tahun, Obligasi Berkelanjutan I
Tahap I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 110.000
dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,00% per tahun,
dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri C dengan
nilai nominal sebesar Rp 270.000 dengan tingkat bunga
tetap sebesar 8,50% per tahun.
On 4 June 2012, the Company obtained an effective
statement from Bapepam-LK through its letter
No. S-6878/BL/2012 in respect with the Public Offering
of Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I
Tahun 2012 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I), at a
nominal value of Rp 575,000, offered at par (Note 1b).
These bonds are series bonds consisting of Obligasi
Berkelanjutan I Tahap I A Series with a nominal value of
Rp 195,000 bearing fixed interest rate of 7.00% per
annum, Obligasi Berkelanjutan I Tahap I B Series with a
nominal value of Rp 110,000 bearing fixed interest rate
of 8.00% per annum, and Obligasi Berkelanjutan I Tahap I
C Series with a nominal value of Rp 270,000 bearing
fixed interest rate of 8.50% per annum.
Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3
bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir
yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri
Obligasi dibayarkan pada tanggal 17 Juni 2013 untuk
Seri A, 12 Juni 2014 untuk Seri B dan 12 Juni 2015
untuk Seri C.
Interests on these Bonds are paid on a quarterly basis
starting from the issuance date. The final interest
payment on the bonds as well as the principal of the
bond will mature on 17 June 2013 for A Series, 12 June
2014 for B Series and 12 June 2015 for C Series,
respectively.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang
jangka panjang sesuai dengan Surat Fitch Ratings
No. RC 15/DIR/II/2012 tanggal 17 Februari 2012 dari
PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi tersebut
telah mendapat peringkat A(idn) yang berlaku sampai
dengan 17 Februari 2013.
Based on the rating results on long-term debentures
according to Letter No. RC 15/DIR/II/2012 dated
17 February 2012 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”),
these bonds were rated at A(idn) which valid until
17 February 2013.
Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan
piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto
sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori
lancar yang nilai seluruhnya sebesar 80% (delapan
puluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang
(Catatan 5 dan 6).
The bonds were secured by the fiduciary transfers of the
Company’s consumer financing receivables and net
investments in finance lease to the third parties which
categorized as current totalling 80% of the principal
amount of the bonds payable (Notes 5 and 6).
Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan
Akta
Perjanjian
Perwaliamanatan
Obligasi
Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun
2012 No. 25 tanggal 14 Maret 2012 beserta perubahanperubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan
PT Bank Mega Tbk, selaku wali amanat, terakhir
dengan Akta notaris No. 74 tanggal 25 Mei 2012 dari
Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta.
The issuance of these bonds is based on the Deed of
Trusteeship Agreement of Obligasi Berkelanjutan I BFI
Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 No. 25 dated
14 March 2012 and its respective amendments thereof
entered into by the Company and PT Bank Mega Tbk, as
a Trustee, most recently by Notarial deed No. 74 dated
25 May 2012, both of Fathiah Helmi, S.H., notary in
Jakarta.
Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy
back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang
diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut
hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak
tanggal emisi.
The Company reserves the rights to buy back a part of or
the entire bonds issued provided that it carried out one
year subsequent to the issuance date.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pokok Obligasi
Berkelanjutan I Tahap I yang terutang sebesar
Rp 575.000.
As of 31 December 2012, the outstanding principal of
Obligasi Berkelanjutan I Tahap I amounted to
Rp 575,000.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/67
Exhibit E/67
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)
a.
Utang Obligasi (Lanjutan)
11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued)
a.
Bond Payable (Continued)
Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi mensyaratkan
adanya pembatasan-pembatasan dan kewajiban
tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, antara
lain memberikan jaminan fidusia berupa investasi neto
sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen
sebesar Rp 823.003 dan Rp 533.501 masing-masing
pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Catatan 5
dan 6). Selain itu, berdasarkan perjanjian tersebut,
Perusahaan tidak diperkenankan, antara lain:
The Bonds Trustee Agreements prescribe several
negative covenants to the Company, entails restrictions
and certain obligation that should be met by the
Company, which among others collateral with fiduciary
transfer of net investments in finance lease and
consumer financing receivables amounting to Rp 823,003
and Rp 533,501 as of 31 December 2012 and 2011,
respectively (Notes 5 and 6). Moreover, under the
agreements, the Company is not allowed to, among
others:
a. Melakukan pembayaran kecuali pembagian dividen
kepada pemegang saham pada tahun buku
Perusahaan atau kepada kreditur lainnya yang
utangnya tidak dijamin dengan jaminan khusus
(Kreditur Preferen), selama Perusahaan lalai
dalam melakukan pembayaran jumlah terutang
atau Perusahaan tidak melakukan pembayaran
jumlah terutang berdasarkan ketentuan Perjanjian
Perwaliamanatan dan Pengakuan Utang.
b. Mengalihkan kekayaan atau menjadikan jaminan
utang
harta
kekayaan
Perusahaan,
yang
merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen)
jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu)
transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama
lain maupun tidak, yang terjadi dalam jangka
waktu 1 (satu) tahun buku, kecuali untuk
keperluan dalam rangka pendanaan kegiatan usaha
Perusahaan dan telah mendapat persetujuan dari
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan.
c. Melakukan
penggabungan,
konsolidasi
dan
peleburan dengan perusahaan lain kecuali
sepanjang dilakukan pada bidang usaha yang sama
dan tidak mempunyai dampak negatif terhadap
jalannya
usaha
Perusahaan
serta
tidak
mempengaruhi kemampuan Perusahaan dalam
melakukan Pembayaran pokok dan/atau bunga
obligasi.
d. Melakukan kegiatan usaha selain yang disebutkan
dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
e. Mengadakan
perjanjian
manajemen
atau
perjanjian serupa lainnya yang mengakibatkan
kegiatan usaha Perusahaan dikendalikan oleh pihak
lain yang dapat mengakibatkan dampak negatif
yang
material
terhadap
kegiatan
usaha
Perusahaan.
a. Carries out a payment except of dividend payments
to shareholders during the Company’s financial year
or to any other creditors whose debt are not secured
by specific collateral (preferred creditors), as long as
the Company fails to make payment of the payable
amount or the Company does not make payments of
the payable amount based on a Trustee Agreement
and Acknowledgement of Debt.
b. Transfer asset or pledge the assets as collateral on
debts, which constitute of greater than 50% (fifty
percent) of the Company’s net assets in 1 (one)
transacation or more, whether its related to one
another or not, that occur within 1 (one) financial
year, except for the purposes of financing the
Company’s operational activities and has obtained
approval through the Company’s General Meeting of
Shareholders
c. Carries out a business combination, consolidation
and merger with another company unless provided
that its carried out in a similar industry and have no
negative impact to the course of the Company’s
operational business and does not affect the
Company’s ability to pay the principal
and/or
interes on the bonds.
d. Carries out business activities other than those set
forth in the Articles of Association of the Company.
e. Entered into a management agreement or other
similar agreement that resulted in the Company
operations being controlled by other parties that
may result in a significant negative impact to the
Company’s business operation.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/68
Exhibit E/68
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)
b.
11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued)
Medium Term Notes (MTN)
Nama Medium
Term Notes
Medium Term Notes
BFI Finance
Indonesia I Tahun
2012 terdiri dari:
Seri A
Seri B
b.
Tanggal jatuh
tempo/
Maturity date
Medium Term Notes (MTN)
Tingkat bunga per tahun/
Annual interest rate
2012
25 Januari 2014/
25 January 2014
25 Januari 2015/
25 January 2015
Nilai nominal/
Nominal value
2012
9,50%
25.000
10,50%
200.000
Jumlah nilai nominal
Dikurangi:
Biaya emisi Medium
Term Notes yang
belum diamortisasi
Bersih
Name of Medium
Term Notes
225.000
(
949 )
224.051
Medium Term Notes
BFI Finance
Indonesia I Tahun
2012 consist of:
A Series
B Series
Total nominal value
Less:
Unamortized
Medium Term Notes
issuance cost
Net
Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun
2012
Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun
2012
Pada tanggal 25 Januari 2012, Perusahaan
menerbitkan Medium Term Notes BFI Finance
Indonesia I Tahun 2012 (MTN I) yang terdiri dari MTN I
Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000 dengan
tingkat bunga tetap sebesar 9,50% per tahun dan MTN
I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 200.000
dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,50% per tahun.
On 25 January 2012, the Company issued a Medium Term
Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 (MTN I) which
consist of MTN I A Series with a nominal value of
Rp 25,000 bearing fixed interest rate of 9.50% per annum
and MTN I B Series with a nominal value of Rp 200,000
bearing fixed interest rate of 10.50% per annum.
Bunga MTN I dibayarkan setiap triwulan (3 bulan)
sesuai dengan tanggal pembayaran bunga MTN
tersebut. Pembayaran Bunga MTN I terakhir yang
sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing pada
tanggal 25 Januari 2014 untuk Seri A dan 25 Januari
2015 untuk Seri B.
Interests on the MTN I are paid on a quarterly basis
according to the interest payment schedule of the MTN.
The final interest payment on the MTN I as well as the
principal will mature on 25 January 2014 for A Series and
25 January 2015 for B Series, respectively.
Biaya emisi MTN I yang belum di amortisasi pada
tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 949.
Unamortized MTN I issuance cost on 31 December 2012
amounted to Rp 949.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pokok MTN I
yang terutang sebesar Rp 225.000.
On 31 December 2012, the outstanding principal of MTN I
amounted to Rp 225,000.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/69
Exhibit E/69
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)
b.
Medium Term Notes (MTN) (Lanjutan)
11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued)
b.
Medium Term Notes (MTN) (Continued)
Perjanjian Perwaliamanatan MTN I mensyaratkan
adanya pembatasan-pembatasan dan kewajiban
tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, antara
lain memberikan jaminan fidusia berupa investasi neto
sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen
sebesar Rp 225.001 pada tanggal 31 Desember 2012
(Catatan 5 dan 6). Selain itu, berdasarkan perjanjian
tersebut, Perusahaan tidak diperkenankan, antara
lain:
The MTN I Trustee Agreement prescribes several
negative covenants to the Company, entails restrictions
and certain obligation that should be met by the
Company, which among others, collateral with fiduciary
transfer of net investments in finance lease and
consumer financing receivables amounting to Rp 225,001
as of 31 December 2012 (Notes 5 and 6). Moreover,
under the agreement, the Company is not allowed to,
among others:
a. Melakukan pembayaran kecuali pembagian dividen
kepada pemegang saham pada tahun buku
Perusahaan atau kepada kreditur lainnya yang
utangnya tidak dijamin dengan jaminan khusus
(Kreditur Preferen), selama Perusahaan lalai
dalam melakukan pembayaran jumlah terutang
atau Perusahaan tidak melakukan pembayaran
jumlah terutang berdasarkan ketentuan Perjanjian
Perwaliamanatan dan Pengakuan Utang.
b. Mengalihkan kekayaan atau menjadikan jaminan
utang
harta
kekayaan
Perusahaan,
yang
merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen)
jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu)
transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama
lain maupun tidak, yang terjadi dalam jangka
waktu 1 (satu) tahun buku, kecuali untuk
keperluan dalam rangka pendanaan kegiatan usaha
Perusahaan dan telah mendapat persetujuan dari
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan.
c. Melakukan
penggabungan,
konsolidasi
dan
peleburan dengan perusahaan lain kecuali
sepanjang dilakukan pada bidang usaha yang sama
dan tidak mempunyai dampak negatif terhadap
jalannya
usaha
Perusahaan
serta
tidak
mempengaruhi kemampuan Perusahaan dalam
melakukan Pembayaran pokok dan/atau bunga
MTN I.
d. Melakukan kegiatan usaha selain yang disebutkan
dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
e. Mengadakan
perjanjian
manajemen
atau
perjanjian serupa lainnya yang mengakibatkan
kegiatan usaha Perusahaan dikendalikan oleh pihak
lain yang dapat mengakibatkan dampak negatif
yang
material
terhadap
kegiatan
usaha
Perusahaan.
a. Carries out a payment except of dividend payments
to shareholders during the Company’s financial year
or to any other creditors whose debt are not secured
by specific collateral (preferred creditors), as long as
the Company fails to make payment of the payable
amount or the Company does not make payments of
the payable amount based on a Trustee Agreement
and Acknowledgement of Debt.
b. Transfer asset or pledge the assets as collateral on
debts, which constitute of greater than 50% (fifty
percent) of the Company’s net assets in 1 (one)
transacation or more, whether its related to one
another or not, that occur within 1 (one) financial
year, except for the purposes of financing the
Company’s operational activities and has obtained
approval through the Company’s General Meeting of
Shareholders
c. Carries out a business combination, consolidation
and merger with another company unless provided
that its carried out in a similar industry and have no
negative impact to the course of the Company’s
operational business and does not affect the
Company’s ability to pay the principal
and/or
interes on the MTN I.
d. Carries out business activities other than those set
forth in the Articles of Association of the Company.
e. Entered into a management agreement or other
similar agreement that resulted in the Company
operations being controlled by other parties that
may result in a significant negative impact to the
Company’s business operation.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/70
Exhibit E/70
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. PERPAJAKAN
a.
12. TAXATIONS
Utang pajak
a. Taxes payable
2012
Pajak Penghasilan :
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 4 (2) – Final
Taksiran pajak penghasilan badan
terutang
Jumlah
b.
2011
12.783
335
11.375
288
252
10.576
9
8.877
432
84
6.109
651
31.142
20.629
Pajak penghasilan
2012
Laba sebelum pajak penghasilan
Jumlah beda tetap
Beda temporer:
Gaji dan imbalan pasca-kerja
Cadangan kerugian penurunan nilai
investasi neto sewa pembiayaan,
piutang pembiayaan konsumen
dan agunan yang diambil alih
Penghapusan piutang
Penyusutan aset tetap
Keuntungan bersih atas
penjualan aset tetap
Amortisasi biaya emisi efek utang yang
diterbitkan
Biaya transaksi yang belum
diamortisasi atas pinjaman yang
diterima
Biaya transaksi yang belum
diamortisasi atas piutang
pembiayaan konsumen
Jumlah beda temporer
Taksiran laba kena pajak (Dipindahkan)
Estimated income tax payable
Total
b. Income taxes
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan,
sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensif, dengan taksiran laba kena pajak untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember
2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Beda tetap:
Beban sewa
Pendapatan keuangan yang pajaknya
bersifat final
Beban lain-lain
Income Taxes :
Article 21
Article 23
Article 25
Article 26
Article 4(2) – Final
A reconciliation between profit before income tax, as
presented in the statements of comprehensive income,
and estimated taxable profit for the years ended
31 December 2012 and 2011 are as follows:
2011
613.875
529.475
912
545
Profit before income tax
(
4.782) (
1.320
10.307)
747
Permanent differences:
Rent expenses
Finance income subjected
to final tax
Other expenses
(
2.550) (
9.015)
Total permanent differences
(
(
50.583
46.595) (
10.227) (
32.897
28.180)
3.648)
Temporary differences:
Salaries and post-employment benefits
Allowance for impairment losses
of net investments in finance lease,
consumer financing receivables
and repossessed collaterals
Writen off receivables
Depreciation of property and equipment
(
108) (
737)
Net gain on sale of equipment
(
2.094) (
2.520)
Amortization of debt securities issued cost
9.596 (
26.866)
Unamortized transaction cost on fund
borrowings
536
13.417
10.427
12.118 (
623.443
5.970
9.667)
510.793
Unamortized transaction cost on
consumer financing receivables
Total temporary differences
Estimated taxable income (Brought forward)
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/71
Exhibit E/71
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. PERPAJAKAN (Lanjutan)
b.
12. TAXATIONS (Continued)
Pajak penghasilan (Lanjutan)
b. Income taxes (Continued)
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan,
sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensif, dengan taksiran laba kena pajak untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember
2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: (Lanjutan)
2012
Taksiran laba kena pajak (Pindahan)
623.443
Beban pajak penghasilan
2012
20% x Rp 623.443
2011
20% x Rp 510.793
124.689
Beban pajak penghasilan
Dikurangi: kredit pajak
penghasilan pasal 25
Taksiran pajak penghasilan
badan terutang
A reconciliation between profit before income tax, as
presented in the statements of comprehensive income,
and estimated taxable profit for the years ended
31 December 2012 and 2011 are as follows: (Continued)
2011
510.793
Estimated taxable profit (Carried forward)
102.159
Estimated income tax expense
2012
20% x Rp 623,443
2011
20% x Rp 510,793
124.689
102.159
Estimated income tax expense
118.580
101.508
Less: income tax credit article 25
6.109
651
Estimated corporate income tax payable
-
-
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun 2012
adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk
tujuan akuntansi dan dapat berubah pada saat
Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan PPh Badan.
The corporate income tax calculation for 2012 was a
preliminary estimate made for accounting purposes and
its subject to revision when the Company lodged its
Annual Corporate Income Tax Return.
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun 2011
sesuai dengan SPT Perusahaan.
The calculation of corporate income tax for 2011
conforms with the Company’s Annual Tax Returns.
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku
di Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan dan
membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang
terutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat
menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam
batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya
pajak. Koreksi terhadap kewajiban pajak Perusahaan
diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau
jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat
keputusan atas keberatan Perusahaan tersebut telah
ditetapkan.
Based on the Taxation Laws in Indonesia, the Company
submits tax returns on the basis of self assessment. The
Director General of Tax (DGT) may assess or amend taxes
within 5 (five) years of the time the tax becomes due.
Amendments to tax obligations of the Company are
recorded when an assessment is received or, if appealed
against, when the result of the appeal is determined.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/72
Exhibit E/72
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. PERPAJAKAN (Lanjutan)
c.
12. TAXATIONS (Continued)
Pajak tangguhan
c. Deferred tax
Pengaruh pajak tangguhan atas beda temporer yang
signifikan antara laporan komersial dan laporan fiskal
terdiri dari:
The deferred tax effects of the significant temporary
differences between commercial and fiscal reporting are
as follows:
Dikreditkan
(dibebankan) ke
laporan laba rugi
komprehensif/
Credited (charged)
into statements of
comprehensive
income
31 Desember/
December
2011
31 Desember/
December
2012
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Deferred tax assets (liabilities)
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Imbalan pasca-kerja
Beban yang masih harus dibayar
1.459
2.242
1.244
798
683
65
2.257
2.925
1.309
2.067 ) (
4.909 )
107
8.454
419 ) (
1.093 )
Penyusutan aset tetap
(
Biaya transaksi yang belum
diamortisasi atas investasi neto
sewa pembiayaan dan piutang
pembiayaan konsumen
Biaya emisi efek utang yang
diterbitkan belum diamortisasi (
Biaya transaksi yang belum
diamortisasi atas pinjaman yang
diterima
(
2.842 ) (
5.373 )
1.919 (
3.454 )
Aset pajak tangguhan - Bersih
4.403
1.086
5.489
8.347
674 ) (
Dikreditkan
(dibebankan) ke
laporan laba rugi
komprehensif/
Credited (charged)
into statements of
comprehensive
income
31 Desember/
December
2010
Deferred tax assets (liabilities)
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Imbalan pasca-kerja
Beban yang masih harus dibayar
Aset pajak tangguhan - Bersih
Deferred tax assets – Net
31 Desember/
December
2011
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Penyusutan aset tetap
Biaya transaksi yang belum
diamortisasi atas investasi neto
sewa pembiayaan dan piutang
pembiayaan konsumen
Biaya emisi obligasi yang
belum diamortisasi
Biaya transaksi yang belum
diamortisasi atas pinjaman
yang diterima
Allowance for impairment losses
Post-employment benefits
Accrued expenses
Depreciation of property
and equipment
Unamortized transaction cost on
net investments in finance lease
and consumer financing
receivables
Unamortizated debt securities
issued cost
Unamortized transaction cost on
fund borrowings
(
517
2.046
246
942
196
998
1.459
2.242
1.244
1.965 ) (
877 ) (
2.842 )
5.663
(
-
2.684
8.347
170 ) (
504 ) (
674 )
(
5.373 ) (
5.373 )
1.934 )
4.403
6.337 (
Manajemen berkeyakinan bahwa laba fiskal pada masa
datang akan memadai untuk mengkompensasikan
perbedaan temporer yang dapat dikurangkan.
Allowance for impairment losses
Post-employment benefits
Accrued expenses
Depreciation of property
and equipment
Unamortized transaction cost on
net investments in finance lease
and consumer financing
receivables
Unamortizated bonds
issuance cost
Unamortized transaction cost on
fund borrowings
Deferred tax assets – Net
The management believes that future taxable profit will
be sufficient to be compensated against the deductible of
temporary differences.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/73
Exhibit E/73
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. PERPAJAKAN (Lanjutan)
d.
12. TAXATIONS (Continued)
Beban Pajak Penghasilan
d. Income Tax Expense
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dihitung
dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atas
laba sebelum pajak penghasilan, dengan beban pajak
penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba
rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah
sebagai berikut:
2012
A reconciliation between the income tax expense
calculated by applying the applicable tax rates to the
profit before income tax, and the income tax expense as
presented in the statements of comprehensive income for
the years ended 31 December 2012 and 2011 are as
follows:
2011
Laba sebelum pajak penghasilan
sebagaimana disajikan dalam
laporan laba rugi komprehensif
613.875
529.475
Profit before income tax as presented
in the statements of comprehensive
income
Beban pajak dengan tarif pajak
tunggal yang berlaku
122.775
105.895
Tax expense at the applicable tax rate
Pengaruh pajak penghasilan atas:
beda tetap pada tarif pajak
tunggal yang berlaku
beda temporer pada tarif pajak
tunggal yang berlaku
Beban Pajak Penghasilan
(
510) (
1.338
123.603
e. Administrasi
1.802)
104.093
Tax effects on:
permanent differences at the
applicable single tax rate
temporary differences at the
applicable single tax rate
Income Tax Expense
e. Administration
Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden Republik
Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 81
Tahun 2007 (“PP No. 81/2007”) tentang “Penurunan
Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam
Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka”.
On 28 December 2007, the President of the Republic
Indonesia stipulated the Government Regulation No. 81
Year 2007 (“Gov. Reg. No. 81/2007”) on “Reduction of the
Rate of Income Tax on Resident Corporate Tax Payers in
the Forum of Publicly-listed Companies”.
PP No. 81/2007 ini mengatur perseroan terbuka dalam
negeri di Indonesia dapat memperoleh penurunan tarif
pajak penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif
tertinggi pajak penghasilan sebagaimana diatur dalam
Pasal 17 ayat 1b Undang-undang Pajak Penghasilan,
dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu
perseroan yang saham atau efek bersifat ekuitas
lainnya tercatat di Bursa Efek Indonesia yang jumlah
kepemilikan saham publiknya adalah 40% atau lebih
dari keseluruhan saham yang disetor dan saham
tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak, masingmasing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari
5% dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan
sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroan
terbuka dalam waktu paling singkat enam bulan dalam
jangka waktu satu tahun pajak.
This Gov. Reg. No. 81/2007 provides that resident
publicly-listed companies in Indonesia can obtain the
reduced income tax rate i.e., 5% lower than highest
income tax rate Article 17 paragraph 1b of the Income
Tax Law, provided they meet the prescribed criteria, i.e.,
companies whose shares or other equity instruments are
listed in the Indonesia Stock Exchange, whose shares
owned by the public is 40%, or more of the total paid
shares and such shares are owned by at least 300 parties,
each party owning less than 5% of the total paid up
shares. These requirements should be fulfilled by the
publicly-listed companies for a period of six months in
one tax year.
Perusahaan telah memenuhi persyaratan diatas untuk
mendapatkan penurunan tarif sebesar 5%.
The Company has met the requirements to obtain the
reduced income tax rate of 5%.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/74
Exhibit E/74
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
13. ACCRUED EXPENSES
Akun ini terdiri dari:
This account consists of:
2012
2011
Bonus dan tunjangan
Bunga
Jasa tenaga ahli
Lainnya
29.390
26.559
739
13.540
27.148
27.091
1.274
8.682
Bonus and allowance
Interest
Professional fees
Others
Jumlah
70.228
64.195
Total
14. MODAL SAHAM
14. SHARE CAPITAL
Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan laporan daftar
pemegang saham dari PT Sirca Datapro Perdana, Biro
Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:
The composition of Shareholder of the Company based on
the share register of PT Sirca Datapro Perdana, the share
registrar, as of 31 December 2012 and 2011, are as follow:
2012
Pemegang saham
Jumlah
saham/
Number of
Shares
Trinugraha Capital & CO SCA
The Northern Trust S/A AVFC
The NT TST CO S/A Kuroto Fund, LP
Lainnya (masing-masing di bawah 5%)
683.524.966
148.971.196
79.054.020
609.128.380
170.881
37.243
19.764
152.282
44,95
9,80
5,20
40.05
Trinugraha Capital & CO SCA
The Northern Trust S/A AVFC
The NT TST CO S/A Kuroto Fund, LP
Others (each below 5%)
1.520.678.562
380.170
100,00
Total
Jumlah
Nilai
nominal/
Amount
%
Shareholders
2011
Pemegang saham
Jumlah
saham/
Number of
Shares
Trinugraha Capital & CO SCA
The Northern Trust S/A AVFC
Lainnya (masing-masing di bawah 5%)
341.762.483
75.750.500
342.826.298
170.881
37.876
171.413
44,95
9,96
45,09
Trinugraha Capital & CO SCA
The Northern Trust S/A AVFC
Others (each below 5%)
Jumlah
760.339.281
380.170
100,00
Total
Nilai
nominal/
Amount
%
Shareholders
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/75
Exhibit E/75
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. MODAL SAHAM (Lanjutan)
14. SHARE CAPITAL (Continued)
Jumlah saham yang dimiliki anggota dewan komisaris dan
direksi Perusahaan berdasarkan laporan daftar pemegang
saham dari PT Sirca Datapro Perdana, biro administrasi
efek, adalah sebanyak 8.327.478 dan 4.163.739 saham,
yang merupakan kepemilikan sebesar 0,55% dari jumlah
saham Perusahaan yang beredar pada tanggal 31 Desember
2012 dan 2011 dengan rincian sebagai berikut:
Nama Anggota/ Name of
Members
Francis Lay Sioe Ho
Cornelius Henry Kho
Yan Peter Wangkar
Johanes Sutrisno
The number of shares held by the member of the board of
commissioners and directors of the Company based on the
share register of PT Sirca Datapro Perdana, the share
registrar, was 8,327,478 shares and 4,163,739 shares
representing 0.55% of the total outstanding shares of the
Company as of 31 December 2012 and 2011 with detail as
follows:
Jumlah Saham/ Total
Shares
2012
2011
Jabatan/ Positions
Presiden Direktur/ President
Director
Direktur/ Director
Direktur/ Director
Komisaris/ Commissioner
Jumlah/ Total
%
2012
2011
5.648.232
2.824.116
0,37
0,37
2.461.998
217.000
248
1.230.999
108.500
124
0,16
0,02
0,00
0,16
0,02
0,00
8.327.478
4.163.739
0,55
0,55
15. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN DAN KARYAWAN
BERBASIS SAHAM (MESOP)
15. MANAGEMENT AND EMPLOYEE STOCK OPTIONS PROGRAM
(MESOP)
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa Perusahaan (RUPLSB) pada tanggal 21 Juni 2012,
pemegang saham telah menyetujui penerbitan opsi saham
yang akan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap. Opsi saham
diberikan kepada Direksi dan karyawan pada jenjang
tertentu yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan
dalam Program Opsi Saham Manajemen dan Karyawan
(MESOP). Jumlah keseluruhan saham yang disetujui untuk
diterbitkan adalah maksimum 5% (lima persen) dari jumlah
saham yang ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan
atau sebanyak 76.033.000 saham dengan nilai nominal
sebesar Rp 250 per saham, dalam periode 5 (lima) tahun
tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang
saham lama. Penerbitan opsi tersebut dibagi menjadi dua
tahap, untuk tahap pertama sebesar maksimal 80% dari
jumlah MESOP yang telah disetujui atau sebanyakbanyaknya 60.826.400 saham dengan harga eksekusi
sebesar Rp 2.100 per saham dan berlaku hingga tanggal
20 Juni 2014. Sedangkan tahap kedua adalah maksimal
sebesar 20% dari jumlah MESOP ditambah bagian saham
tahap pertama yang belum dieksekusi, dengan harga
eksekusi yang akan ditentukan kemudian sesuai ketentuan
BEI.
Based on resolutions passed during the Extraordinary General
Meeting of Shareholders (EGM) convened on 21 June 2012,
the shareholders resolved to approve the issuance of stock
options in 2 (two) phases. Stock options will be granted to
Directors and employees at certain levels, who meet certain
criteria as set forth in the Management and Employee Stock
Options Program (MESOP). The number of stock option
granted in the MESOP are 5% (five percent) at maximum of
issued and fully paid-up capital of the Company or equivalent
to 76,033,000 shares with par value of Rp 250 per share,
valid in 5 (five) years period without pre-emptive rights to
the existing shareholders. The option issuance is divided into
2 phases, for phase-1, the maximum shares issuance was 80%
of total approved MESOP or 60,826,400 shares at maximum
with exercise price of Rp 2,100 per share and valid until
20 June 2014. As for phase-2, the maximum shares issuance
will be amounting to 20% of the total MESOP plus unexercised portion in phase-1, where the exercise price will be
determined further following the IDX regulation.
Berikut ini adalah detail dari pemberian MESOP tahap
pertama yang terbagi menjadi dua tahap:
The followings are the details of the MESOP granted in the
phase-1 which divided into two phases:
Jumlah opsi
saham/ Number
of shares
options
Tanggal
pemberian/Grant
date
Tahun eksekusi/
Exercise year
Harga eksekusi
(nilai penuh)/
Exercise price
(full amount)
Nilai wajar
(nilai penuh)/
Fair value (full
amount)
Tahap I/ Phase I
22.809.900
7 Juli 2012/
7 July 2012
2013 – 2014
2.100
880
Tahap II/ Phase II
38.016.500
30 Juni 2013/
30 June 2013
2014
2.100
880
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/76
Exhibit E/76
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN DAN KARYAWAN
BERBASIS SAHAM (MESOP) (Lanjutan)
15. MANAGEMENT AND EMPLOYEE STOCK OPTIONS PROGRAM
(MESOP) (Continued)
Nilai wajar dari opsi yang diberikan oleh penilai independen
menggunakan model penentuan harga opsi Black Scholes
dengan asumsi utama yg digunakan dalam perhitungan nilai
wajar opsi adalah sebagai berikut:
The fair value of the options granted is determined by an
independent valuer using the Black Scholes option-pricing
model with key assumptions used in calculating the fair value
of the options are as follows:
Asumsi/ Assumption
4,60% per tahun/ per annum
Tingkat suku bunga bebas risiko
Periode opsi
Perkiraan ketidakstabilan harga
saham
2 tahun/ years
63,94% per tahun/ per annum
“Beban Gaji dan imbalan kerja” yang diakui sehubungan
dengan MESOP tersebut (Catatan 20) sebesar Rp 5.350
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
16. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
2012
Pendapatan pembiayaan konsumen
Pihak ketiga
Pihak berelasi (Catatan 24d)
Pendapatan pembiayaan konsumen - bersih
Option period
Expected volatility of the share
price
The amount recognized under “Salaries and employee
benefits” (Note 20) amounted to Rp 5,350 for the year ended
31 December 2012.
16. CONSUMER FINANCING INCOME
Rincian pendapatan pembiayaan konsumen yang belum
diakui adalah sebagai berikut:
Dikurangi:
Bagian pendapatan yang dibiayai bank
sehubungan dengan kerjasama
penerusan pinjaman dan pembiayaan
bersama (Catatan 26)
Free risk interest rate
1.060.244
3.451
(
102.627 ) (
961.068
Details of unearned consumer financing income were as
follows:
2011
901.877
3.193
55.556 )
849.514
Consumer financing income
Third parties
Related parties (Note 24d)
Less:
Portion of funds financed by banks in
relation to channeling and joint
financing cooperation (Note 26)
Consumer financing income - net
Pada tahun 2012 dan 2011, pendapatan pembiayaan
konsumen mencakup amortisasi biaya transaksi piutang
pembiayaan konsumen masing-masing sebesar Rp 42.757
dan Rp 48.508.
In 2012 and 2011, consumer financing income includes
amortization of transaction costs of consumer financing
receivables
amounting to Rp 42,757 and Rp 48,508,
respectively.
Pada tahun 2012 dan 2011, tidak terdapat pendapatan
pembiayaan konsumen yang melebihi 10% dari jumlah
pendapatan kepada satu konsumen saja.
In 2012 and 2011, the Company had no consumer financing
income in excess of 10% of total revenues to a single
customer.
17. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN
17. FINANCE LEASE INCOME
Pada tahun 2012 dan 2011, pendapatan sewa pembiayaan
mencakup amortisasi biaya transaksi investasi neto sewa
pembiayaan masing-masing sebesar Rp 15.010 dan
Rp 5.990.
18. PENDAPATAN KEUANGAN
In 2012 and 2011, finance lease income includes amortization
of transaction costs of net investments in finance lease
amounting to Rp 15,010 and Rp 5,990, respectively.
18. FINANCE INCOME
Akun ini merupakan pendapatan keuangan yang diperoleh
dari:
2012
This account represents finance income on the followings:
2011
Deposito berjangka
Jasa giro
4.280
502
10.258
207
Time deposits
Current accounts
Jumlah
4.782
10.465
Total
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/77
Exhibit E/77
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. BEBAN KEUANGAN
19. FINANCING COST
Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut:
The details of financing cost are as follows:
2012
2011
Beban bunga pinjaman
Bunga atas efek utang yang diterbitkan
(Catatan 11)
Kontrak valuta berjangka pertukaran
mata uang asing
Beban administrasi bank
228.552
212.922
90.423
33.805
Interest on borrowings
Interest on debt securities issued
(Note 11)
39.329
1.882
34.431
1.503
Foreign currency swap contract
Bank administration charges
Jumlah
360.186
282.661
Total
Amortisasi biaya emisi obligasi untuk tahun 2012 dan 2011
masing-masing sebesar Rp 2.876 dan Rp 849. Amortisasi
biaya emisi Medium Term Notes untuk tahun 2012 sebesar
Rp 391. Keduanya dicatat sebagai bagian dari beban
keuangan atas efek utang yang diterbitkan.
20. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
20. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai
berikut:
2012
Gaji dan imbalan kerja
Penyusutan aset tetap (Catatan 7)
Perbaikan dan pemeliharaan
Asuransi
Komunikasi
Pendidikan dan pelatihan
Sewa kantor dan gudang
Perjalanan dinas, jamuan dan representasi
Perlengkapan kantor
Program pensiun
Cadangan opsi saham (Catatan 15)
Honorarium tenaga ahli
Iklan
Registrasi saham
Surat kabar dan iuran keanggotaan
Lain-lain
Jumlah
The amortization of bonds issuance costs for the year 2012
and 2011 amounted to Rp 2,876 and Rp 849, respectively.
The amortization of Medium Term Notes issuance costs for
the year 2012 amounted to Rp 391. Both were recorded as
part of finance cost on debt securities issued.
The detail of general and administrative expenses is as
follows:
2011
323.531
256.118
27.621
26.378
20.415
13.097
11.275
9.199
9.079
7.738
6.473
5.350
3.773
574
387
224
16.606
21.904
21.935
24.367
10.201
4.484
7.380
6.887
8.317
4.807
3.182
344
202
232
12.582
Salaries and employee benefits
Depreciation of property and
equipment (Note 7)
Repairs and maintenance
Insurance
Communications
Training and education
Office and warehouse rental
Travel, entertainment and representation
Office supplies
Pension plan
Share option reserve (Note 15)
Professional fees
Advertising
Share registration
Subscriptions and membership fees
Others
481.720
382.942
Total
21. PENDAPATAN LAIN-LAIN
21. OTHER INCOME
Rincian pendapatan lain-lain adalah sebagai berikut:
The details of other income are as follows:
2012
2011
Pendapatan administrasi
Denda keterlambatan
Pendapatan terminasi
Keuntungan bersih atas penjualan
aset tetap (Catatan 7)
Rupa-rupa
130.184
89.948
27.170
113.037
69.826
31.486
Administration income
Late charges
Termination income
1.917
29.964
4.374
19.908
Net gain on sale of equipment (Note 7)
Miscellaneous
Jumlah
279.183
238.631
Total
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/78
Exhibit E/78
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
22. DIVIDEN KAS DAN SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN
PENGGUNAANNYA
22. CASH DIVIDENS
EARNINGS
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan dan Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 21 Juni
2012, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk
tidak membagikan dividen dan menyisihkan sebesar
Rp 3.000 sebagai cadangan dan sisa laba bersih untuk tahun
buku 2011 sebesar Rp 422.382 dibukukan sebagai Saldo
Laba.
23. IMBALAN PASCA-KERJA
AND
APPROPRIATION
OF
RETAINED
Based on the resolution of the Annual and Extraordinary
General Meeting of shareholders dated 21 June 2012, the
shareholders of the Company agreed there were no dividends
declared and set aside Rp 3,000 for the reserve and
remaining balance net profit of year 2011 amounted to
Rp 422,382 was recorded as Retained Earnings.
23. POST-EMPLOYMENT BENEFITS
Imbalan Pasca-Kerja
Post-employment Benefits
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti
untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat yang dikelola
dan diadministrasikan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife
Indonesia. Seluruh iuran yang dibayarkan merupakan
tanggungan dari Perusahaan, dan merupakan bagian dari
program imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003. Besarnya iuran bulanan
adalah sebesar 6% dari gaji pokok karyawan tetap setiap
bulan atau maksimal iuran Rp 667.000 (nilai penuh) per
bulan. Jenis investasi atas dana pensiun yang dibayarkan
Perusahaan
tersebut
sepenuhnya
ditetapkan
oleh
Perusahaan dan penghasilan atas hasil investasi yang
diperoleh ditambahkan sebagai bagian dari cadangan
imbalan pasca-kerja.
The Company has defined contribution retirement plan for
its qualifying permanent employees that defined and
administrated by PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. All of
the contribution paid is borne by the Company and forms
part of the employee benefit program in accordance with
Manpower Law No. 13/2003. The monthly contribution paid
was 6% of the employee’s basic salary or Rp 667,000 (full
amount), whichever the greater. The contribution paid is
placed as investment for which type is at the option of the
Company and the income resulting from the investment will
be added as part of allowance for post-employment benefits.
Imbalan pasca-kerja lainnya meliputi uang jasa, uang pisah,
pesangon dan kompensasi lainnya dihitung oleh PT Prima
Aktuaria,
aktuaris
independen,
dalam
laporannya
bertanggal 21 Januari 2013 dan 24 Januari 2012 masingmasing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011, dengan menggunakan metode
“Projected Unit Credit”. Jumlah karyawan yang berhak
memperoleh imbalan kerja tersebut untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
masing-masing 3.315 dan 2.561 karyawan.
Other post-employment benefits include bonuses, cash
severance, severance and other compensation is calculated
by PT Prima Actuary, an independent actuary, in its report
dated 21 January 2013 and 24 January 2012 for the years
ended 31 December 2012 and 2011, by using the "Projected
Unit Credit". Number of employees entitled for the employee
benefits for the years ended 31 December 2012 and 2011 was
3,315 and 2,561 employees, respectively.
Rincian liabilitas atas imbalan pasca-kerja karyawan adalah
sebagai berikut:
The details of the liability for post-employment benefits are
as follows:
2012
Nilai kini kewajiban imbalan pasti
Nilai wajar aset program
Keuntungan actuarial yang tidak diakui
Biaya jasa lalu yang tidak diakui
Imbalan pasca-kerja
(
(
2011
43.152
17.414) (
11.112) (
(
42.526
14.414)
13.359)
3.545)
14.626
11.208
Present value of defined benefit obligation
Fair value of plan asset
Unrecognized actuarial gain
Unrecognized past service cost
Post-employment benefits
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/79
Exhibit E/79
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)
23. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)
Mutasi nilai kini kewajiban imbalan pasti yang diakui pada
laporan posisi keuangan sebagai berikut:
2012
Nilai kini kewajiban imbalan pasti
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Pembayaran imbalan
Nilai kini kewajiban imbalan pasti
yang diharapkan
(Keuntungan) kerugian aktuarial:
- Deviasi antara yang diasumsikan dengan
yang terjadi
- Perubahan dari asumsi
(
(
Nilai kini kewajiban imbalan pasti
32.054
4.741
2.940
2.658)
Present value of defined benefit obligation
Current service cost
Interest cost
Benefit payment
46.733
37.077
Expected present value of defined benefit
obligation
Actuarial (gain) loss due to:
5.130)
1.549
43.152
2012
(
Nilai wajar aset program
14.626
Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif
adalah sebagai berikut:
2012
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Pengembalian aset program yang diharapkan
Amortisasi atas:
- Keuntungan aktuarial
yang tidak diakui
- Biaya jasa lalu yang tidak diakui
Jumlah beban
(
(
Fair value of plan asset
Expected return on plan asset
Contribution
Actuarial gain on plan asset
Fair value of plan asset
Movements in the liability recognised in the statement of
financial position are as follows:
2011
10.228
6.734
2.658)
3.096)
11.208
Beginning balance as of 1 January
Additional provisions charged to
profit or loss for the year
Benefit payments
Contribution to the plan
Liability recognized in
statements of financial position
The amounts recognised in the statements of comprehensive
income are as follows:
2011
3.937
2.870
973) (
4.741
2.940
1.057)
361) (
3.545
127)
237
9.018
Present value of defined benefit
2011
14.414
9.018
2.600) (
3.000) (
Deviation assumed with realized Changes in ssumption -
Movements in the fair value of plan asset in the statement of
financial position are as follows:
17.414
11.208
Liabilitas yang diakui di laporan
posisi keuangan
42.526
11.318
1.057
3.096
1.057)
2012
(
(
2.750
2.699
14.414
973
3.000
973) (
Mutasi liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan
sebagai berikut:
Saldo awal 1 Januari
Penambahan cadangan yang dibebankan
ke laba rugi tahun berjalan
Pembayaran imbalan
Pembayaran aset program
2011
42.526
3.937
2.870
2.600) (
Mutasi nilai wajar aset program yang diakui pada laporan
posisi keuangan sebagai berikut:
Nilai wajar aset program
Pengembalian aset program yang diharapkan
Kontribusi
Keuntungan aktuarial aset program
Movements in the present value of defined benefit obligation
recognised in the statement of financial position are as
follows:
6.734
Current service cost
Interest cost
Expected return on plan asset
Amortization of:
Unrecognized actuarial gain Unrecognized past service cost Total expenses
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/80
Exhibit E/80
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)
23. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)
Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan di
atas:
Key assumptions used in the above calculation:
2012
Asumsi ekonomi:
- Tingkat diskonto per tahun
- Tingkat kenaikan penghasilan
dasar per tahun
10% per tahun / 10% p.a.
Asumsi lainnya:
- Tingkatan kematian
Annual salary incremental rate Other assumptions:
Mortality table -
Tabel Mortalisasi Indonesia – 2011 /
Indonesian Mortality table – 2011
(TMI – 2011)
- Tingkat cacat
- Tingkat pengunduran diri
peserta
Economic assumptions:
Annual discount rate -
6,75% per tahun/ 6.75% p.a
5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality
Table
Disability rate -
10% per tahun sebelum usia 29 dan terus
menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per
annum before the age of 29 and linearly
decreasing to 0% per annum at age of 55.
- Usia pensiun normal
Resignation rate -
55 tahun / 55 years old
Normal retirement age -
2011
Asumsi ekonomi:
- Tingkat diskonto per tahun
- Tingkat kenaikan penghasilan
dasar per tahun
12% per tahun / 12% p.a.
Asumsi lainnya:
- Tingkatan kematian
Other assumptions:
Mortality table -
5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality
Table
Disability rate -
10% per tahun sebelum usia 29 dan terus
menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per
annum before the age of 29 and linearly
decreasing to 0% per annum at age of 55.
- Usia pensiun normal
Resignation rate -
55 tahun / 55 years old
24. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Normal retirement age -
24. RELATED PARTY TRANSACTIONS
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan
melakukan transaksi-transaksi dengan pihak-pihak berelasi
tertentu sebagai berikut:
Pihak berelasi/
Related parties
Annual salary incremental rate -
Tabel Mortalisasi Indonesia – 1999 /
Indonesian Mortality table – 1999
(TMI – 1999)
- Tingkat cacat
- Tingkat pengunduran diri
peserta
Economic assumptions:
Annual discount rate -
9,34% per tahun / 9.34% p.a.
In carrying out its business activities, the Company enters
into transactions with certain related parties as the
followings:
Sifat hubungan/
Nature of relationship
Karyawan/ Employee
Personil manajemen
kunci/ Key
management personnel
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Pemegang saham utama
yang sama/ Same
ultimate shareholder
Transaksi/
Transactions
Piutang pembiayaan konsumen – bruto/
Consumer financing receivables – gross
Pinjaman kepada karyawan/
Loans to employees
Pendapatan pembiayaan konsumen/
Consumer financing income
Program kompensasi manajemen dan karyawan
berbasis saham/ Management and employee
stock options program
Penerusan pinjaman/ Chanelling
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/81
Exhibit E/81
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan)
24. RELATED PARTY TRANSACTIONS (Continued)
Saldo dan transaksi–transaksi kepada/dari pihak yang
berelasi adalah sebagai berikut:
Balances and transactions to or from a related party are as
follows:
a. Kas dan setara kas
a.
2012
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Bank
Setara kas
Persentase terhadap jumlah aset
Cash and cash equivalents
2011
444
232
30.000
444
30.232
0,01%
0,56%
-
b. Piutang pembiayaan konsumen – bruto
b.
2012
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Cash in banks
Cash equivalents
Percentage to total assets
Consumer financing receivables – gross
2011
Personil manajemen kunci:
Piutang pembiayaan konsumen - bruto
-
19.373
Key management personnel:
Consumer financing receivables – gross
Persentase terhadap jumlah aset
-
0,36%
Percentage to total assets
c. Pinjaman kepada karyawan
c.
2012
Loans from employees
2011
Personil manajemen kunci:
Pinjaman kepada karyawan
2.360
2.989
Key management personnel:
Loans to employee
Persentase terhadap jumlah aset
0,04%
0,06%
Percentage to total assets
d. Pendapatan pembiayaan konsumen
d.
2012
Consumer financing income
2011
Personil manajemen kunci:
Pendapatan pembiayaan konsumen
3.451
3.193
Key management personnel:
Consumer financing income
Persentase terhadap total pendapatan
0,22%
0,26%
Percentage to total income
e. Beban gaji dan imbalan kerja
e.
2012
Salaries and employee benefits
2011
Personil manajemen kunci:
Imbalan kerja jangka-pendek
Pembayaran berbasis saham
Imbalan pasca-kerja
Persentase terhadap jumlah beban
Key management personnel:
35.566
1.843
647
33.536
631
38.056
34.167
4,06%
4,75%
Short-term employee’ benefits
Stock plan compensation
Post-employment benefits
Percentage of total expenses
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/82
Exhibit E/82
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. INFORMASI SEGMEN
25. SEGMENT INFORMATION
Segmen operasi Perusahaan dibagi berdasarkan produk:
pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan. Segmen
operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal yang
disiapkan untuk pengambil keputusan operasional yang
bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya ke
segmen tertentu dan melakukan penilaian atas
performanya.
The Company’s operating segments are divided into products:
consumer financing and finance leases. Operating segments
are reported in accordance with the internal reporting
provided to the chief operating decision maker, which is
responsible for allocating resources to the reportable
segments and assesses its performance.
Ringkasan berikut menjelaskan operasi masing-masing
segmen dalam pelaporan segmen Perusahaan:
The following summary describes the operations in each of
the Company's reportable segments.
- Pembiayaan konsumen
Termasuk dalam pelaporan segmen pembiayaan
konsumen adalah seluruh indikator penilaian segmen
operasi yang secara nyata dapat diatributasikan sebagai
bagian dari pembiayaan konsumen.
- Consumer financing
Included in consumer financing reporting are operating
segments assessment indicators that can actually be
attributed as a part ofconsumer financing.
- Sewa pembiayaan
Termasuk dalam pelaporan segmen sewa pembiayaan
adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang
secara nyata dapat diatributasikan sebagai bagian dari
sewa pembiayaan.
- Finance lease
Included in the finance leases reporting are operating
segments assessment indicators that can actually be
attributed as a part of finance lease.
Informasi mengenai hasil dari masing-masing pelaporan
segmen disajikan di bawah ini sebagaimana dilaporkan
dalam laporan internal manajemen yang direview oleh
Manajemen Perusahaan. Keuntungan segmen digunakan
untuk mengukur kinerja dimana manajemen berkeyakinan
bahwa informasi tersebut paling relevan dalam
mengevaluasi hasil segmen tersebut relatif terhadap entitas
lain yang beroperasi dalam industri tersebut.
Information regarding the results of each reportable segment
is included below as included in the internal management
reports that are reviewed by the Company's Management.
Segment profit is used to measure performance of that
business segment as management believes that such
information is the most relevant in evaluating the results of
those segments relative to other entities that operate within
the industry.
Sewa
pembiayaan/
Finance
lease
Jumlah pendapatan
Hasil
Pendapatan segmen
Beban keuangan
Beban yang tidak dapat
dialokasikan
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Laba selisih kurs – bersih
Laba sebelum pajak penghasilan
Beban pajak penghasilan
Laba bersih
Aset dan Liabilitas
Aset segmen
Liabilitas segmen
2012
Pembiayaan
konsumen/
Tidak dapat
Consumer
dialokasikan/
A
financing
Unallocated
Jumlah/
Total
355.429
1.188.520
6.869
1.550.818
Total revenues
355.429
1.188.520
58.348
6.869
301.838
1.550.818
360.186
Result
Segment income
Finance cost
500.786
500.786
-
23.693
1.953.746
6.805
52.363
4.029.396
31.970
(
-
85) (
123.603
587.354
3.668.530
76.056
85)
613.875
123.603
490.272
6.570.496
3.707.305
Informasi Segmen Lainnya
Pengeluaran modal:
- Aset tetap berwujud
-
-
131.654
131.654
Penyusutan aset tetap
Beban non kas lainnya:
- Gaji dan kesejahteraan
karyawan
-
-
27.621
27.621
-
-
7.096
7.096
Unallocated expenses
Allowance for impairment
losses
Gain on foreign exchange – net
Profit before income tax
Income tax expense
Net profit
Assets and Liabilities
Segment assets
Segment liabilities
Other Segment Information
Capital expenditure:
Tangible property and equipment
Depreciation of property
and equipment
Other non – cash expense:
Salaries and employee
benefits
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/83
Exhibit E/83
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
25. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Sewa
pembiayaan/
Finance
lease
Jumlah pendapatan
Hasil
Pendapatan segmen
Beban keuangan
Beban yang tidak dapat
dialokasikan
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Laba selisih kurs – bersih
Laba sebelum pajak penghasilan
Beban pajak penghasilan
Laba bersih
Aset dan Liabilitas
Aset segmen
Liabilitas segmen
2011
Pembiayaan
konsumen/
Tidak dapat
Consumer
dialokasikan/
A
financing
Unallocated
Jumlah/
Total
178.522
1.054.204
15.620
1.248.346
Total revenues
178.522
1.054.204
-
15.620
282.661
1.248.346
282.661
Result
Segment income
Finance cost
407.325
407.325
-
6.918
-
16.186
-
1.084.706
6.870
(
3.665.862
30.580
5.907
125 ) (
29.011
125 )
529.474
104.092
425.382
104.092
-
554.209
2.901.095
Unallocated expenses
Allowance for impairment
losses
Gain on foreign exchange – net
Profit before income tax
Income tax expense
Net profit
Assets and Liabilities
Segment assets
Segment liabilities
5.304.777
2.938.545
Informasi Segmen Lainnya
Pengeluaran modal:
- Aset tetap berwujud
-
-
82.688
82.688
Penyusutan aset tetap
Beban non kas lainnya:
- Gaji dan kesejahteraan
karyawan
-
-
21.904
21.904
-
-
3.866
3.866
Segmen Geografis
Other Segment Information
Capital expenditure:
Tangible property and –
equipment
Depreciation of property
and equipment
Other non – cash expense:
Salaries and employee
benefits
Geographical Segments
2012
Jawa/
Java
Jumlah Pendapatan
Informasi Segmen
Lainnya
- Aset segmen
Pengeluaran Modal
- Aset tetap
berwujud
520.346
2.399.456
69.093
Kalimantan/ Sumatera/
Borneo
Sumatera
331.020
1.541.568
23.385
Sulawesi/
Celebes
366.099
Tidak dapat
Dialokasikan/
Unallocated
326.559
1.354.966 1.242.667
11.770
27.406
Jumlah/
Total
6.795 1.550.819
Total Revenues
31.839 6.570.496
Other Segment
Information
Segment assets -
131.654
Capital expenditure
Tangible property and equipment
-
2011
Jawa/
Java
Jumlah Pendapatan
Informasi Segmen
Lainnya
- Aset segmen
Pengeluaran Modal
- Aset tetap
berwujud
415.894
1.513.360
39.311
Kalimantan/ Sumatera/
Borneo
Sumatera
175.206
763.202
9.473
265.236
1.165.141
21.642
Sulawesi/
Celebes
Tidak dapat
Dialokasikan/
Unallocated
221.484
896.635
12.262
-
Jumlah/
Total
170.526 1.248.346
Total Revenues
966.439 5.304.777
Other Segment
Information
Segment assets -
82.688
Capital expenditure
Tangible property and equipment
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/84
Exhibit E/84
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT
Dalam kaitan untuk mendukung kebutuhan pendanaan
untuk pengembangan usaha, Perusahaan juga melakukan
berbagai kerjasama dengan perbankan, antara lain dalam
bentuk perjanjian pembiayaan bersama (joint financing),
penerusan pinjaman (chanelling) dan perjanjian jual beli
piutang yang dibukukan secara off balance sheet.
2012
Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang (a)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (1)
PT Bank Mutiara Tbk (2)
PT Bank ICB Bumiputera Tbk (3)
PT Bank Syariah Mandiri (4)
Jumlah Perjanjian Penting dan Komitmen
Dikurangi:
Biaya transaksi yang belum diamortisasi
Perjanjian Penting dan Komitmen - Bersih
(
2011
136.212
51.058
61.383
1.388
Channeling and Receivables Sales and
Purchase (a)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (1)
PT Bank Mutiara Tbk (2)
PT Bank ICB Bumiputera Tbk (3)
PT Bank Syariah Mandiri (4)
841.222
355.640
21.769
13.264
142.108
183.314
68.016
33.959
Joint Financing (b)
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk (1)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2)
PT Bank DKI (3)
PT Bank CIMB Niaga Tbk (4)
1.361.053
677.438
Total Significant Agreements and
Commitments
100.895
14.215
13.783
265
Pembiayaan Bersama (b)
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk (1)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2)
PT Bank DKI (3)
PT Bank CIMB Niaga Tbk (4)
In order to support funding needs for business expansion, the
Company has also initiated cooperation with banking
institutions, in the form of joint financing, chanelling and
receivables sales and purchase agreements which are
accounted for as “off balance sheet” transactions.
2.975 ) (
1.358.078
a. Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang
4.346)
673.092
a.
Less:
Unamortized transaction costs
Significant Agreements and Commitment – net
Channeling and Receivables Sales and Purchase
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
(1) Pada tanggal 17 Februari 2010, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan
Kendaraan Bermotor dengan PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dengan batas
maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dan
bersifat “non-revolving” dengan dasar “without
recourse”.
(1) On 17 February 2010, the Company entered into a
Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement
with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)
with a maximum financing limit of Rp 150,000 and
on a “non-revolving” and “without recourse”
basis.
Berdasarkan perjanjian tersebut, BRI setuju untuk
memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan
bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan
100% dari keseluruhan pembiayaan. Perusahaan
bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan
penagihan,
memelihara
pencatatan
dan
penyimpanan
dokumen-dokumen.
Sebagai
imbalannya, Perusahaan diperbolehkan untuk
membebankan suku bunga tertentu kepada
konsumen melebihi suku bunga yang dibayarkan
Perusahaan kepada BRI. Jangka waktu perjanjian
selama 12 (dua belas) bulan.
Under the agreement, BRI agreed to provide motor
vehicle financing facility with a financing portion
of up to 100% of the total financing. The Company
is responsible for, among others, collection,
administration and custody of documents. As a
compensation, the Company may charge interest
to the consumer exceeding the interest paid by
the Company to BRI. The term of the agreement
was 12 (twelve) months.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, Perusahaan dan BRI
menandatangani Addendum Perjanjian Kerjasama
Pembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut, dimana
dilakukan perubahan dan penambahan beberapa
ketentuan-ketentuan, salah satunya mengubah
jangka waktu fasilitas pembiayaan kendaraan
menjadi maksimal 4 (empat) tahun untuk mobil
bekas jenis penumpang dan kendaraan niaga.
On 13 October 2010, the Company and BRI signed
an Amendment to the Motor Vehicles Financing
Cooperation Agreement to include several changes
and addition of several provisions, which one of
these is to change the term of the vehicles
financing facility to a maximum of 4 (four) years
for the used passenger cars and commercial
vehicles.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/85
Exhibit E/85
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
a. Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang (Lanjutan)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan)
a.
Channeling and Receivables Sales and Purchase
(Continued)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Continued)
Pada tanggal 27 Mei 2011, Perusahaan dan BRI
menandatangani Addendum Perjanjian Kerjasama
Pembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut di atas,
dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan
menjadi sebesar Rp 300.000 dan mengubah jangka
waktu kerja sama menjadi maksimal 24 (dua puluh
empat) bulan sejak tanggal 27 Mei 2011. Jumlah
piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang
dialihkan kepada BRI sebesar Rp 55.321 dan
Rp 105.581 masing-masing untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012
dan 2011.
On 27 May 2011, the Company and BRI signed an
Amendment to the Motor Vehicles Financing
Cooperation Agreement, whereby the maximum
financing limit was increased to Rp 300,000 and to
change the term of the agreements to a maximum
of 24 (twenty-four) months from 27 May 2011. The
total Company’s consumer financing receivables
transfered to BRI amounted to Rp 55,321 and
Rp 105,581 for the years ended 31 December 2012
and 2011, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah
keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BRI
sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut
masing-masing sebesar Rp 100.895 dan Rp 136.212,
sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang
merupakan bagian BRI adalah masing-masing
sebesar Rp 13.814 dan Rp 16.253 untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total
principal amount financed by BRI in respect with
the cooperation agreement amounted to
Rp 100,895 and Rp 136,212, respectively, while
the total consumer financing income of BRI’s
portion amounted to Rp 13,814 and Rp 16,253 for
the years ended 31 December 2012 and 2011,
respectively.
PT Bank Mutiara Tbk
PT Bank Mutiara Tbk
(2) Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan
Kendaraan Bermotor dengan PT Bank Mutiara Tbk
(Bank
Mutiara)
dengan
batas
maksimum
pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat “nonrevolving” dengan dasar “without-recourse”.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank Mutiara
setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan
kredit
kendaraan
bermotor
dengan
porsi
pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan
pembiayaan. Perusahaan bertanggung jawab
untuk, antara lain, melakukan penagihan,
memelihara
pencatatan
dan
penyimpanan
dokumen-dokumen kredit yang dibiayai oleh
Mutiara kepada nasabah. Jangka waktu perjanjian
tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan.
(2) On 15 March 2010, the Company entered into a
Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement
with PT Bank Mutiara Tbk (Bank Mutiara) with a
maximum financing limit of Rp 100,000 and on
“non-revolving” and “without–recourse” basis.
Under the Agreement, Bank Mutiara agreed to
provide motor vehicle financing facility with a
financing portion up to 100% of the total
financing. The Company is responsible for, among
others, collection, administration and custody of
the credit documents financed by Mutiara to the
customers. The term of the agreement was 36
(thirty-six) months.
Pada tahun 2012, Perusahaan tidak mengggunakan
fasilitas pembiayaan bersama tersebut.
In 2012, the Company had not yet utilized the
financing facility.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan
yang dialihkan kepada Bank Mutiara sebesar
Rp 73.768 untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011.
The total Company’s consumer financing
receivables transferred to Bank Mutiara amounted
to Rp 73,768 for the year ended 31 December
2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah
keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank Mutiara
sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut
masing-masing sebesar Rp 14.215 dan Rp 51.058
dan pendapatan pembiayaan konsumen yang
merupakan bagian Bank Mutiara adalah sebesar
Rp 4.080 dan Rp 5.076 untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total
principal amount financed by Bank Mutiara
in respect with the cooperation agreement
amounted to Rp 14,215 and Rp 51,058,
respectively, while the total consumer financing
income of Bank Mutiara’s portion amounted to
Rp 4,080 and Rp 5,076 for the years ended
31 December 2012 and 2011.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/86
Exhibit E/86
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
a. Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang (Lanjutan)
a.
Channeling and Receivables Sales and Purchase
(Continued)
PT Bank ICB Bumiputera Tbk
PT Bank ICB Bumiputera Tbk
(3) Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang
dengan PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bank
Bumiputera), di mana Perusahaan mengalihkan
portofolio piutang pembiayaan konsumen milik
Perusahaan kepada Bank Bumiputera dengan
ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil
alih oleh Bank Bumiputera seluruhnya maksimum
sebesar Rp 510.000 dan bersifat “withoutrecourse” dengan dasar “non-revolving”.
(3) On 10 October 2003, the Company entered into a
Receivables Sales and Purchase Agreement with
PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bank Bumiputera),
whereby the Company transferred its consumer
financing receivables to Bank Bumiputera with
a maximum financing limit of receivables
transferred to Bank Bumiputera of Rp 510,000 and
on a “without recourse” and “non-revolving”
basis.
Pada tanggal 29 September 2006, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang
dengan Bank Bumiputera, di mana Perusahaan
mengalihkan portofolio piutang pembiayaan
konsumen milik Perusahaan kepada Bank
Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet
piutang yang diambil alih oleh Bumiputera
seluruhnya maksimum sebesar Rp 50.000 dan
bersifat “revolving”.
On 29 September 2006, the Company entered into
a Receivables Sales and Purchase Agreement with
Bank Bumiputera, whereby the Company
transferred its consumer financing receivables to
Bank Bumiputera with a maximum financing limit
of receivables transferred to Bank Bumiputera of
Rp 50,000 and on a “revolving” basis.
Pada tanggal 11 Maret 2008, Perusahaan dan Bank
Bumiputera menandatangani Perubahan Perjanjian
Jual Beli Piutang dengan pokok perubahan sebagai
berikut:
On 11 March 2008, the Company and Bank
Bumiputera signed an Amendment to the
Receivables Sales and Purchase Agreement which
includes the following principal changes:
-
Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang
bersifat “non-revolving” tanggal 10 Oktober
2003, jumlah baki debet piutang Perusahaan
yang diambil alih oleh Bank Bumiputera yang
sebelumnya sebesar Rp 510.000 dialokasikan
sebesar Rp 75.000 ke Perjanjian Jual Beli
Piutang “revolving” sehingga jumlah baki
debet tersebut diturunkan menjadi sebesar
Rp 435.000.
-
On the Sales and Purchase Receivables
Agreement dated 10 October 2003 on a “nonrevolving” basis. The previous maximum
financing limit of receivables transferred to
Bank Bumiputera of Rp 510,000 was allocated
by Rp 75,000 to the Receivables Sales and
Purchase Agreement on a “revolving” basis.
Thus,
the maximum financing limit was
decreased to Rp 435,000.
-
Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang
bersifat “revolving” tanggal 29 September
2006, jumlah baki debet piutang Perusahaan
yang diambil alih oleh Bank Bumiputera yang
sebelumnya sebesar Rp 50.000 ditingkatkan
menjadi sebesar Rp 125.000.
-
On the Receivables Sales and Purchase
Agreement dated 29 September 2006 on a
“revolving” basis, the previous maximum
financing limit of receivables transferred to
Bank
Bumiputera
was
increased
from Rp 50,000 to Rp 125,000.
Perjanjian Jual Beli Piutang “non-revolving” dan
“revolving” tersebut telah diubah beberapa kali,
terakhir pada tanggal 21 Mei 2010, di mana jangka
waktu perjanjian telah diperpanjang dan telah
berakhir pada tanggal 21 Mei 2011.
The Receivables Sales and Purchase Agreements on
both “non-revolving” and “revolving” basis had
been amended several times, most recently on
21 May 2010, whereby the term of the agreements
was extended and had expired on 21 May 2011.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan
yang dialihkan kepada Bank Bumiputera masingmasing sebesar nihil dan Rp 52.992 untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember
2012 dan 2011.
The total Company’s consumer financing
receivables transferred to Bank Bumiputera
amounted to nil and Rp 52,992 for the years ended
31 December 2012 and 2011, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah
keseluruhan
piutang
yang
dialihkan
oleh
Perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja
sama tersebut masing-masing sebesar Rp 13.783
dan Rp 61.383, sedangkan pendapatan pembiayaan
konsumen
yang
merupakan
bagian
Bank
Bumiputera sebesar Rp 4.237 dan Rp 13.013
masing-masing untuk tahun yang berakhir yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012
dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total
receivables transferred by the Company in respect
with the Sale and Purchase Agreement amounted
to Rp 13,783 and Rp 61,383, respectively, while
the total consumer financing income of Bank
Bumiputera’s portion amounted to Rp 4,237 and
Rp 13,013 for the years ended 31 December 2012
and 2011, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/87
Exhibit E/87
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
a. Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang (Lanjutan)
a.
Channeling and Receivables Sales and Purchase
(Continued)
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank Syariah Mandiri
(4) Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan
Secara Syariah (Chanelling) dengan PT Bank
Syariah Mandiri (BSM) dengan batas maksimum
pembiayaan sebesar Rp 20.000 dan bersifat “nonrevolving” dengan dasar “without recourse”.
Berdasarkan perjanjian tersebut, BSM setuju untuk
memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan
bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan
100% dari keseluruhan pembiayaan.
(4) On 2 October 2009, the Company entered into a
Financing Cooperation Agreement Under Syariah
Principles (Channeling) with PT Bank Syariah
Mandiri (BSM) with a maximum financing limit of
Rp 20,000 and on “non-revolving” and “without
recourse” basis. Under the agreement, BSM agreed
to provide motor vehicle financing facility with a
financing portion up to 100% of the total
financing.
Kerja sama pembiayaan tersebut dilakukan
berdasarkan Prinsip Syariah dalam bentuk
pembiayaan Murabahah, dimana BSM bertindak
sebagai pemilik dana dan Perusahaan sepenuhnya
bertindak sebagai wakil Bank untuk memasarkan,
mengoperasikan dan menata-usahakan pembiayaan
konsumen syariah yang disalurkan. Jangka waktu
perjanjian selama 4 (empat) tahun dan akan
berakhir pada tanggal 2 Oktober 2013.
The financing cooperation was based on the
Syariah principles in the form of Murabahah
financing, whereby BSM acts as the funder while
the Company fully acts as a representative of the
Bank to market, operate and to administrate the
syariah consumer financing. The term of the
agreement was 4 (four) years and will expire on
2 October 2013.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan
yang dialihkan kepada BSM sebesar nihil dan
Rp 432 untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The total Company’s consumer financing
receivables transferred to BSM amounted to nil
and
Rp
432
for
the
years
ended
31 December 2012 and 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah
keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BSM
sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut
masing-masing sebesar Rp 265 dan Rp 1.388,
sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang
merupakan bagian BSM sebesar Rp 106 dan Rp 303
masing-masing untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total
principal amount financed by BSM in respect with
the cooperation agreement was amounting to
Rp 265 and Rp 1,388, respectively, while the
consumer financing income of BSM’s portion
amounted to Rp 106 and Rp 303 for the years
ended 31 December 2012 and 2011, respectively.
b. Pembiayaan Bersama
b.
Joint Financing
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
(1) Pada tanggal 25 Agustus 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan
Bersama dengan PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk (BTPN) dengan batas maksimum
pembiayaan sebesar Rp 1.000.000 dan bersifat
“revolving” dengan dasar “without-recourse”.
Berdasarkan perjanjian tersebut, BTPN setuju
untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit
dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya
sebesar 90% dari jumlah keseluruhan pembiayaan
kepada nasabah, dan sisanya sebesar 10% dibiayai
oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut
berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu
penarikan selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak
tanggal penandatanganan perjanjian.
(1) On 25 August 2011, the Company entered into
a Joint Financing Cooperation Agreement with
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN)
with a maximum financing limit of Rp 1,000,000
and on “revolving” and “without-recourse” basis.
Under the Agreement, BTPN agreed to provide
financing facility with a financing portion of 90%
of the total financing to the customers and the
remaining 10% will be financed by the Company.
The facility is valid for 3 (three) years with the
drawdown period of 36 (thirty six) months from
the signing date of the agreement.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/88
Exhibit E/88
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
b. Pembiayaan Bersama (Lanjutan)
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (Lanjutan)
b.
Joint Financing (Continued)
PT Bank Tabungan
(Continued)
Pensiunan
Nasional
Tbk
Pada tanggal 8 Agustus 2012, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan
Bersama dan penunjukan pengelola fasilitas
dengan BTPN dengan batas maksimum pembiayaan
sebesar Rp 1.000.000. Berdasarkan perjanjian
tersebut, BTPN setuju untuk membagi plafond ini
untuk keperluan joint financing dan re-financing
dengan batas maksimum masing-masing sebesar
Rp 700.000 dan Rp 300.000. Jangka waktu fasilitas
tersebut berlaku sampai dengan tanggal 25 Agustus
2014.
On 8 August 2012, the Company entered into a
Joint Financing Cooperation and appointment of
stewards Agreement with BTPN with a maximum
financing limit of Rp 1,000,000. Under the
Agreement, BTPN agreed to share the financing
limit for the purpose of joint financing and refinancing with a maximum limit of Rp 700,000 and
Rp 300,000, respectively. The facility was valid
until 25 August 2014.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan
yang dialihkan kepada BTPN sebesar Rp 922.924
dan Rp 146.652 untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The total Company’s consumer financing
receivables financed by BTPN amounted to
Rp 922,924 and Rp 146,652 for the years ended
31 December 2012 and 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah
keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BTPN
sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut
masing-masing sebesar Rp 841.222 dan Rp 142.108
serta pendapatan pembiayaan konsumen yang
merupakan bagian BTPN masing-masing sebesar
Rp 58.348 dan Rp 1.709 untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total
principal amount financed by BTPN in respect with
the cooperation agreement amounted to
Rp 841,222 and Rp 142,108, respectively, while
the total consumer financing income of BTPN’s
portion amounted to Rp 58,348 and Rp 1,709 for
the years ended 31 December 2012 and 2011,
respectively.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(2) Pada tanggal 10 Juni 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam
Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama
dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank
Mandiri) dengan batas maksimum pembiayaan
sebesar Rp 125.000 dan bersifat “revolving”
dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan
perjanjian tersebut, Bank Mandiri setuju untuk
memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan
porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 95%
dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada
nasabah, dan sisanya sebesar 5% dibiayai oleh
Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut
berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu
penarikan selama 18 (delapan belas) bulan sejak
tanggal penandatanganan perjanjian.
(2) On 10 June 2011, the Company entered into a
Cooperation Agreement in respect with the
provision of Joint Financing Facility with PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) with a
maximum financing limit of Rp 125,000 and on
“revolving” and “with-recourse” basis. Under the
agreement, Bank Mandiri agreed to provide
financing facility with a maximum financing
portion of 95% of the total financing to the
customers, and the remaining 5% will be financed
by the Company. The facility is valid for 3 (three)
years with the drawdown period of 18 (eighteen)
months from the signing date of the agreement.
Pada tanggal 22 September 2011, Perusahaan dan
Bank
Mandiri
menandatangani
Addendum
Perjanjian Perjanjian Kerjasama dalam Rangka
Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama tersebut,
dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan
menjadi sebesar Rp 245.000.
On 22 September 2011, the Company and Bank
Mandiri signed an Amendment to the Cooperation
Agreement in respect with the provision of Joint
Financing Facility, whereby the maximum
financing limit was increased to Rp 245,000.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/89
Exhibit E/89
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
b. Pembiayaan Bersama (Lanjutan)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan)
b.
Joint Financing (Continued)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Continued)
Pada tanggal 6 Desember 2012, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam
Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama
dengan Bank Mandiri dengan batas maksimum
pembiayaan sebesar Rp 250.000 dan bersifat
“revolving” dengan dasar “without-recourse”.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank Mandiri
setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan
kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya
sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan
kepada nasabah, dan sisanya sebesar 5% dibiayai
oleh Perusahaan. Jangka waktu penarikan selama
18 (delapan belas) bulan sejak tanggal
penandatanganan perjanjian.
On 6 December 2012, the Company entered into a
Cooperation Agreement in respect with the
provision of Joint Financing Facility with Bank
Mandiri with a maximum financing limit of
Rp 250,000 and on “revolving” and “withrecourse” basis. Under the agreement, Bank
Mandiri agreed to provide financing facility with a
maximum financing portion of 95% of the total
financing to the customers, and the remaining 5%
will be financed by the Company. The drawdown
of the facility is from 18 (eighteen) months from
the signing date of the agreement.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan
yang dialihkan kepada Bank Mandiri masing-masing
sebesar Rp 343.008 dan Rp 223.449 untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember
2012 dan 2011.
The total Company’s consumer financing
receivables transferred to Bank Mandiri amounted
to Rp 343,008 and Rp 223,449 for the years ended
31 December 2012 and 2011, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah
keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank Mandiri
sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut
masing-masing sebesar Rp 355.640 dan Rp 183.314
serta pendapatan pembiayaan konsumen yang
merupakan bagian Bank Mandiri adalah masingmasing sebesar Rp 22.014 dan Rp 7.623 untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total
principal amount financed by Bank Mandiri in
respect with the cooperation agreement amounted
to Rp 355,640 and Rp 183,314, respectively,
while the total consumer financing income of Bank
Mandiri’s portion amounted to Rp 22,014 and
Rp 7,623 for the years ended 31 December 2012
and 2011, respectively.
PT Bank DKI
PT Bank DKI
(3) Pada tanggal 4 April 2011, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam
Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama
dengan PT Bank DKI (Bank DKI) dengan batas
maksimum
pembiayaan
sebesar
Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving” dengan
dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian
tersebut,
Bank
DKI
memberikan
fasilitas
pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan
setinggi-tingginya sebesar 95% dari jumlah
keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan
sisanya sebesar 5% dibiayai oleh Perusahaan.
Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 3
(tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan
selama
6
(enam)
bulan
sejak
tanggal
penandatanganan perjanjian.
(3) On 4 April 2011, the Company entered into a
Cooperation Agreement in respect with the
provision of Joint Financing Facility with PT Bank
DKI (Bank DKI) with a maximum financing limit of
Rp 100,000 and on “non-revolving” and “withoutrecourse” basis. Under the agreement, Bank DKI
agreed to provide financing facility with a
maximum financing portion of 95% of the total
financing to the customers, and the remaining 5%
will be financed by the Company. The facility is
valid for 3 (three) years with the drawdown period
of 6 (six) months from the signing date of the
agreement.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan
yang dialihkan kepada Bank DKI sebesar nihil dan
Rp 99.999 untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The total Company’s consumer financing receivables
transferred to Bank DKI amounted to nil and Rp 99,999
for the years ended 31 December 2012 and 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah
keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank DKI
sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut
masing-masing sebesar Rp 21.769 dan Rp 68.016
serta pendapatan pembiayaan konsumen yang
merupakan bagian PT Bank DKI adalah sebesar
Rp 5.438 dan Rp 6.697 untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total principal
amount financed by Bank DKI in respect with the
cooperation agreement amounted Rp 21,769 and to
Rp 68,016,
respectively, while the total
consumer
financing income of Bank DKI’s portion amounted to
Rp 5,438 and Rp 6,697 for the years ended
31 December 2012 and 2011, recpectively.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/90
Exhibit E/90
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
b. Pembiayaan Bersama (Lanjutan)
b.
Joint Financing (Continued)
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
(4) Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam
Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama
dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga)
dengan batas maksimum pembiayaan sebesar
Rp 50.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar
“without recourse”. Berdasarkan perjanjian
tersebut, Bank CIMB Niaga setuju untuk
memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan
porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 90%
dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada
nasabah, dan sisanya sebesar 10% dibiayai oleh
Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut
berlaku selama 1 (satu) tahun dengan jangka
waktu penarikan selama 12 (dua belas) bulan sejak
tanggal penandatanganan perjanjian.
(4) On 30 September 2010, the Company entered into
a Cooperation Agreement in respect with the
provision of Joint Financing Facility with PT Bank
CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) with a
maximum limit of Rp 50,000 and on “revolving”
and “without recourse” basis. Under the
agreement, Bank CIMB Niaga agreed to provide
financing facility with a maximum financing
portion of 90% of the total joint financing facility
to the customers, and the remaining 10% will be
financed by the Company. The term of the facility
was valid for 1 (one) year with the drawdown
period of 12 (twelve) months from the signing
date of the agreement.
Pada 29 November 2011, Perusahaan dan Bank
CIMB
Niaga menandatangani Addendum
I
Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian
Fasilitas Pembiayaan Bersama, berupa perubahan
batas maksimum pembiayaan menjadi sebesar
Rp 100.000 dan jangka waktu perjanjian telah
diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal
29 November 2012.
On 29 November 2011, the Company and Bank
CIMB Niaga signed an Amendment I to the
Cooperation Agreement in respect with the
provision of Joint Financing Facility, in the form
of change in the maximum financing limit was
increased to Rp 100,000 and the term of
agreement was extended and will expire on
29 November 2012.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan
yang dialihkan kepada Bank CIMB Niaga masingmasing sebesar nihil dan Rp 52.858 untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember
2012 dan 2011.
The total Company’s consumer financing
receivables transferred to Bank CIMB Niaga
amounted to nil and Rp 52,858 for the years ended
31 December 2012 and 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah
keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank CIMB
Niaga sehubungan dengan perjanjian kerja sama
tersebut masing-masing sebesar Rp 13.264 dan
Rp 33.959 dan pendapatan pembiayaan konsumen
yang merupakan bagian Bank CIMB Niaga masingmasing sebesar Rp 2.865 dan Rp 4.609 untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember
2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total
principal amount financed by Bank CIMB Niaga in
respect with the cooperation agreement amounted
to Rp 13,264 and Rp 33,959, respectively, while
the total consumer financing income of Bank CIMB
Niaga’s portion amounted to Rp 2,865 and
Rp 4,609 for the years ended 31 December 2012
and 2011, respectively.
Pada
tanggal
25
Oktober 2011,
Perusahaan
menandatangani Perjanjian Kerjasama Penyaluran
Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor dengan BII dengan
batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dan
bersifat “non-revolving” dengan dasar “without
recourse”.
On 25 October 2011, the Company entered into a
Distribution of Motor Vehicles Credit Facility
Cooperation Agreement with BII with a maximum
financing limit of Rp 150,000 on a “non-revolving” and
“without recourse” basis.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan
belum menggunakan fasilitas tersebut.
As of 31 December 2012 and 2011, the Company had not
yet utilized the facility.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/91
Exhibit E/91
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
Perusahaan mengadakan kerjasama dengan berbagai
dealer (pedagang kendaraan bermotor) di seluruh
Indonesia dalam membiayai kendaraan yang dijual oleh
dealer tersebut kepada konsumen yang persyaratan
kredit dan administratifnya memenuhi ketentuan
Perusahaan. Sifat perjanjian tersebut tidak mengikat
satu sama lain, di mana dealer tidak diwajibkan untuk
memberikan seluruh dan atau sebagian penjualan
kreditnya untuk dibiayai Perusahaan, atau sebaliknya
Perusahaan juga tidak wajib untuk membiayai seluruh
dan atau sebagian aplikasi kredit yang diajukan oleh
dealer tersebut.
The Company entered into cooperation agreements with
various dealerships (dealers of motor vehicles)
throughout Indonesia in financing the vehicles sold by
the dealers to costumers who meet the Company’s
credit
and
administrative
requirements.
The
agreements do not bind one another exclusively,
whereby the dealers are not obliged to exclusively
render the entire or part of the vehicles they sell to be
financed by the Company, and vice versa, the Company
is not obliged to exclusively finance all the credit
application submitted by or through the dealers.
Perusahaan mengadakan kerjasama dengan beberapa
perusahaan asuransi seperti PT Asuransi Asoka Mas,
PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bina Dana Arta
Tbk, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Pan Pasific,
PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Sinarmas,
PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Umum Mega
dan PT Asuransi Wahana Tata untuk menutup risiko
kerugian yang mungkin timbul atas hilangnya kendaraan
yang dibiayai Perusahaan dan atau atas kerusakan
kendaraan sesuai dengan pilihan polis konsumen. Dalam
perjanjian tersebut, Perusahaan bertindak sebagai
penerima ganti rugi yang utama (preferred loss payee).
The Company entered into cooperation agreements with
several insurance companies such as PT Asuransi Asoka
Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bina Dana
Arta Tbk, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Pan
Pasific, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi
Sinarmas, PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Umum
Mega dan PT Asuransi Wahana Tata to cover losses that
may arise from the damage and/or the loss of vehicles
financed by the Company according to type of policies
selected by the costumers. Under these agreements, the
Company acts as the preferred loss payee.
Perusahaan tidak mengadakan kerjasama dengan Agen
Tunggal Pemegang Merk (ATPM).
The Company does not enter into any agreement with
Sole Agents (ATPM).
Fasilitas-fasilitas pembiayaan tersebut dkenakan tingkat
bunga per tahun yang berkisar antara 9,50% sampai
14,50% pada tahun 2012 dan 10,50% sampai 14,50%
pada tahun 2011.
The above-mentioned financing facilities bear annual
interest rates ranging from 9.50% to 14.50% in 2012 and
10.50% to 14.50% in 2011.
Pembatasan dan Kewajiban
Covenants
Atas fasilitas-fasilitas yang diterima Perusahaan, umumnya
para
kreditur
mensyaratkan
adanya
pembatasanpembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi
oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi:
On facilities received by the Company, the creditors
generally entails restrictions and certain obligation that
should be met by the Company, which generally include the
followings:
-
-
-
Menjaga Debt to Equity Ratio (DER) tidak melebihi atau
sama dengan 10 (sepuluh) kali, atau
Menjaga Current Ratio tidak boleh kurang atau sama
dengan 1 (satu) kali, atau
Menjaga persentase total pencadangan kerugian
penurunan tidak boleh kurang dari 0,05% dari jumlah
piutang pembiayaan konsumen.
-
Maintaining a Debt to Equity Ratio (DER) shall not
exceed or equal to 10 (ten) times, or
Maintaining the Current Ratio should no less than or
equal to 1 (one), or
Maintaining percentage of total allowance for
impairment losses should no less than 0.50% of total
consumer financing receivables.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/92
Exhibit E/92
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27. LABA PER SAHAM
27. EARNINGS PER SHARE
Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi laba
bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan ratarata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun
berjalan.
2011
(Disajikan
kembali/
As restated)
2012
Laba bersih untuk perhitungan laba per
saham dasar
Jumlah rata-rata tertimbang saham
sebelum pemisahan saham
Jumlah rata-rata tertimbang saham
setelah pemisahan saham (disajikan kembali)
Jumlah rata-rata tertimbang saham
Laba bersih per saham dasar
Jumlah rata-rata tertimbang saham dilusian
Laba bersih per saham dilusian
Earning per share is calculated by dividing net profit
available to shareholders by the weighted average common
shares outstanding during the year.
490.272
-
760.339.281
-
1.520.678.562
1.520.678.562
-
322
1.526.260.003
321
28. MANAJEMEN RISIKO
Net profit for the computation of basic
earning per shares
Weighted average of shares outstanding
before stock split
Weighted average of shares outstanding
after stock split (as restated)
425.382
The weighted average of shares outstanding
280
Basic earnings per share
The weighted average of dilluted
shares outstanding
280
Dilluted earnings per shares
28. RISK MANAGEMENT
Pendahuluan dan gambaran umum
Introduction and general description
Perkembangan dunia multifinance yang disertai dengan
meningkatnya kompleksitas aktivitas pembiayaan semakin
mempertegas pentingnya tata kelola perusahaan yang sehat
(good corporate governance) dan manajemen risiko yang
dapat diandalkan. Kedua hal tersebut merupakan faktor
penting yang menjadi perhatian para investor dalam
penilaian
pilihan
target
investasinya.
Penerapan
manajemen risiko di Perusahaan pada dasarnya sudah
dilakukan sejak perusahaan berdiri, meskipun dengan cara
yang masih konvensional dan berkembang sesuai dengan
perkembangan kondisi internal dan eksternal.
The development in multifinance industry followed with the
improvement in complexity of financing activity has
emphasized more on the importance of good corporate
governance and a reliable risk management. Such both
matters are important factors, which bring the investors’
attention in assessing their investment targeting. Basically,
the implementation of risk management within the Company
had been carried out since the establishment of the
Company, eventhough the Company was still using a
conventional manner and keep improving in accordance with
the recent development of internal and external
circumstances.
Kerangka manajemen risiko
Framework of risk management
Perusahaan menyadari bahwa risiko merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari operasional Perusahaan dan
dapat dikelola secara praktis dan efektif setiap hari,
dengan empat tipe risiko utama:
1. Risiko kredit
2. Risiko pasar
3. Risiko pendanaan dan likuiditas
4. Risiko operasional
The Company realizes that risk is an integral part of its
operational activity and can be managed practically and
effectively day by day, with the following four particular
risks:
1. Credit risk
2. Market risk
3. Funding and liquidity risk
4. Operational risk
Pengelolaan risiko di Perusahaan mencakup keseluruhan
lingkup aktivitas usaha di Perusahaan, yang didasarkan
pada kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi
operasional bisnis dengan pengelolaan risikonya. Dengan
kebijakan dan manajemen risiko yang berfungsi baik, maka
manajemen risiko akan menjadi strategic partner bagi
bisnis dalam mendapatkan hasil optimal dari operasi
Perusahaan.
Risk management within the Company includes overall scope
of business activity within the Company, which based on the
necessity of balance between business operational function
and its risk management thereof. By means of proper risk
management and policy, thus the risk management will
become a strategic partner to the business in obtaining
optimal outcome from the Company’s course of operation.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/93
Exhibit E/93
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Kerangka manajemen risiko (Lanjutan)
Framework of risk management (Continued)
Dalam rangka pengembangan manajemen risiko yang
sesuai,
Perusahaan
terus
mengembangkan
dan
meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan
struktur pengendalian internal yang terpadu dan
komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi
adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya
mengambil
langkah-langkah
yang
memadai
untuk
meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen risiko
dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batasan transaksi,
kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat
manajemen risiko, yang berlaku di seluruh aktivitas lingkup
usaha. Untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur
tersebut sesuai dengan perkembangan bisnis yang ada,
maka evaluasi selalu dilakukan berkala sesuai dengan
perubahan parameter risikonya.
In the event of development of proper risk management, the
Company keeps developing and improving the integrated and
comprehensive framework of risk management system and
internal control structure, in order that they are able to
provide information as an early warning of any potential risk
and accordingly, take appropriate actions to mitigate the
risk. The framework of risk management is implemented
under the form of policy, procedures, transactional limits,
authorizations, and other rules as well as various risk
management instruments applicable to entire business
activity. In order to ensure that the policy and procedures is
in line with the current business development, evaluation is
frequently carried out in accordance with the change in its
risk parameter.
Dalam penerapan manajemen risiko, Perusahaan menyadari
pentingnya memiliki sebuah mekanisme yang memadai
dalam
mengakomodasi
risiko-risiko
yang
dihadapi
Perusahaan. Perusahaan bertumpu pada 4 (empat) pilar
manajemen risiko sebagai berikut:
In the implementation of risk management, the Company
realizes the importance of having an adequate mechanism to
accommodate the risks faced by the Company. The Company
has a mechanism that is based upon 4 (four) risk
management pillars, in which could be described as follows:
1.
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, yang
mencakup:
- Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan
manajemen risiko secara berkala;
- Menetapkan kebijakan dan strategi Manajemen
Risiko termasuk penetapan otoritas dalam
pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas
portfolio secara berkala;
- Terdapatnya Komite Audit dan Manajemen Risiko
dalam melakukan fungsi pengawasan.
1.
Active supervision by the Board of Commissioners
and Directors, which includes:
- Approving and evaluating risk management policies
on a regular basis;
- Establishing risk management policies and
strategies, which include determining the
authorization in limits and reviewing the quality of
portfolio on a regular basis;
- Presence of Audit Committee and Risk Management
Committee in carrying out their supervisory
functions.
2.
Kebijakan dan penerapan batasan
2.
Policy and implementation limits
Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan manajemen
risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu
disesuaikan dengan kondisi usaha terkini. Kebijakan
tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi
Standar, Ketentuan Umum dan Surat Keputusan Dewan
Direksi, dan disosialisasikan kepada seluruh karyawan
terkait. Perusahaan juga menerapkan batasan
persetujuan atau otorisasi untuk transaksi kredit
maupun yang bukan transaksi kredit.
3.
Identifikasi, pengukuran, pengawasan dan sistem
informasi manajemen
Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi,
mengukur dan mengawasi risiko, terutama risiko kredit
dan operasional melalui mekanisme pelaporan dan
sistem informasi manajemen. Untuk menjamin
ketersediaan data risiko yang terkini dan komprehensif,
Perusahaan telah melakukan mengkonversi sistem
operasi Perusahaan yang ada menjadi centralized
system yang dikenal dengan CONFINS. Selain itu,
Perusahaan juga melakukan implementasi sistem
informasi business intelligence agar data atau informasi
risiko dapat disediakan secara cepat dan akurat kepada
pihak manajemen atau pihak ketiga lainnya.
The Company develops policies related to risk
management, which are assessed periodically and
aligned constantly to fit the most recent business
situation. The policy is translated into Standard
Operating Procedures and Internal Memo, which are
being socialized to all employees. The Company also
has policies concerning the level of authority on
approval or authorization for both credit and noncredit transactions.
3.
Identification,
measurement,
management information system
monitoring,
and
The Company has a set of tools to identify, measure,
and monitor risks, particularly the credit risk and
operational risk through the existing reporting and
management information system mechanism. In order
to ensure the availability of updated and
comprehensive risk data, the Company had converted
the existing operating system into a centralized
system, which known as CONFINS. Moreover, the
Company has also implemented business intelligence
information system in order that data or risk
information could be provided to the management or
other third parties on a prompt and accurate manner.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/94
Exhibit E/94
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Dalam penerapan manajemen risiko, Perusahaan menyadari
pentingnya memiliki sebuah mekanisme yang memadai
dalam
mengakomodasi
risiko-risiko
yang
dihadapi
Perusahaan. Perusahaan bertumpu pada 4 (empat) pilar
manajemen risiko sebagai berikut: (Lanjutan)
In the implementation of risk management, the Company
realizes the importance of having an adequate mechanism to
accommodate the risks faced by the Company. The Company
has a mechanism that is based upon 4 (four) risk
management pillars, in which could be described as follows:
(Continued)
4. Pengendalian internal
4.
Perusahaan memiliki Departemen Audit Internal yang
secara independen melaporkan hasil pemeriksaannya
kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tanggung
jawab dari Departemen Audit Internal mencakup:
Internal control
The Company has the Internal Audit Division in place,
which independently reports on process and results of
assessment to the Board of Commissioners and
Directors. The responsibility of the Internal Audit
Division includes:
-
-
-
-
Menyediakan penilaian atas kecukupan dan
efektifitas dari proses bisnis yang ada di dalam
Perusahaan;
Melakukan pemeriksaan atas kepatuhan terhadap
kebijakan-kebijakan risiko Perusahaan;
Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait
dengan proses pengendalian di dalam Perusahaan
termasuk rekomendasi perbaikan yang potensial
terhadap proses tersebut; dan
Melakukan koordinasi strategis dengan fungsi
pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen
risiko, hukum, sistem dan prosedur, dan audit
eksternal).
-
-
Providing assessment on the adequacy and
effectiveness of the entire existing business process
within the Company;
Conducting examination on compliance to the
Company’s risk policies;
Reporting on significant issues related to the
control activities within the Company, including
potential improvements to these processes; and
Coordinating with other controlling and supervisory
functions (risk management, compliance, legal,
system and procedures, and external auditor)
Proses dan penilaian risiko
Process and risk assessments
Pada dasarnya proses manajemen risiko dilakukan oleh
masing-masing unit mengingat risiko yang dihadapi
merupakan risiko individual yang melekat pada produk,
transaksi maupun proses pada unit yang bersangkutan.
Tugas utama dari Departemen Manajemen Risiko adalah
menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko
serta melakukan serangkaian proses untuk mengumpulkan,
melakukan pengukuran dan pelaporan kepada Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi. Penetapan kebijakan
manajemen risiko dilakukan melalui proses persetujuan
Direksi.
Basically, risk management processes are carried out by each
unit considering that the risk faced represents individual
risks which are embedded into the products, transactions, as
well as process in the related unit. The primary task of Risk
Management Division is to determine policies and procedures
as well as doing a series of processes of collecting,
measuring, and reporting to the Board of Commissioners and
Directors. The determination of risk management policies is
carried out through approval process by the Board of
Directors.
1. Risiko Kredit
1.
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko utama perusahaan, yaitu
risiko yang timbul apabila konsumen tidak dapat
memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan.
Credit risk is the main risk of the Company, that is the
risk arising when the customer are unable to meet its
obligation in accordance with the agreement as agreed
upon between the customer and the Company.
Manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan
adalah sebagai berikut:
 Diversifikasi portofolio menurut wilayah, sektor
ekonomi dan industri, merk dan tipe barang.
 Risk Adjusted Pricing Method, yaitu penetapan
tingkat bunga pembiayaan berdasarkan risiko yang
dihadapi, antara lain dinilai dari tingkat uang muka
yang dibayar konsumen, usia kendaraan yang
dibiayai, jenis penutupan asuransi yang dipilih dan
lain sebagainya.
 Adanya Key Performance Indicators (KPI) sebagai
“early warning system” atas suatu masing-masing
produk pembiayaan maupun kantor cabang.
 Penanganan kontrak bermasalah yang dilakukan
secara disiplin dan proaktif.
 Analisa atas kualitas portofolio secara periodik dan
tindakan preventif dan sanksi bagi cabang-cabang
yang kualitas portofolionya tidak sesuai target.
Risk management that has been applied by the Company
are as follows:
 Diversify the portfolio by region, economic sector
and industry, brand and type of goods.
 Risk Adjusted Pricing Method, namely setting the
interest rate of financing based on the risks faced
by, among others, assessed based on the level of
advances paid by consumers, age of vehicles
financed, type of insurance coverage selected and so
forth.
 The Key Performance Indicators (KPI) as an
“early warning system” of an individual loan
products as well as branch offices.
 Handling of problematic contracts in a discipline and
proactive manner.
 Analysis of portfolio quality through periodic and
preventive actions and sanctions for branches whose
quality of its portfolio is not on target.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/95
Exhibit E/95
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
1. Risiko Kredit (Lanjutan)
1.
Tabel berikut menjelaskan eksposur maksimum sesuai
dengan konsentrasi risiko kredit:
Credit Risk (Continued)
The following table illustrates the Company’s maximum
exposure based on credit risk concentration:
2012
Korporasi/
Corporate
Kas dan setara kas
Investasi neto sewa
pembiayaan
Piutang pembiayaan
konsumen
Aset keuangan derivatif
- bersih
Aset lain-lain
Eksposur
maksimum/
Maximum
exposure
Ritel/
Retail
Lain-lain/
Others
-
-
168.897
1.028.614
938.255
-
1.966.869
2.098
4.044.950
-
4.047.048
17.183
-
68.722
17.183
5.000.388
-
6.268.719
168.897
68.722
-
1.268.331
Cash and cash equivalents
Net investments in finance
lease
Consumer financing
receivables
Derivative financial assets
- net
Other assets
2011
Korporasi/
Corporate
Kas dan setara kas
Deposito berjangka
Investasi neto sewa
pembiayaan
Piutang pembiayaan
konsumen
Aset keuangan derivatif
- bersih
Aset lain-lain
Eksposur
maksimum/
Maximum
exposure
Ritel/
Retail
Lain-lain/
Others
166.696
64.000
-
-
166.696
64.000
634.017
461.051
-
1.095.068
6.341
3.709.954
-
3.716.295
7.181
-
39.975
7.181
4.178.186
-
5.089.215
39.975
911.029
-
Tabel berikut menjelaskan rincian aset keuangan
Perusahaan yang dibedakan antara yang mengalami
penurunan nilai dan yang tidak:
Cash and cash equivalents
Time deposit
Net investments in finance
lease
Consumer financing
receivables
Derivative financial assets
- net
Other assets
The following table illustrates the detail of financial
assets distinguished between those which impaired and
not impaired:
2012
Tidak
mengalami
penurunan
nilai/
Not impaired
Kas dan setara kas
Investasi neto sewa
pembiayaan
Piutang pembiayaan
konsumen
Aset keuangan derivatif
- bersih
Aset lain-lain
Dikurangi:
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Mengalami
penurunan
nilai/
Impaired
Jumlah/
Total
168.897
-
168.897
1.966.869
-
1.966.869
4.047.048
-
4.047.048
68.722
17.183
-
68.722
17.183
6.268.719
-
6.268.719
(
73.733)
6.194.986
Cash and cash equivalents
Net investments in finance
lease
Consumer financing
receivables
Derivative financial assets
- net
Other assets
Less:
Allowance for impairment
losses
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/96
Exhibit E/96
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
1. Risiko Kredit (Lanjutan)
1.
Tabel berikut menjelaskan rincian aset keuangan
Perusahaan yang dibedakan antara yang mengalami
penurunan nilai dan yang tidak: (Lanjutan)
Credit Risk (Continued)
The following table illustrates the detail of financial
assets distinguished between those which impaired and
not impaired: (Continued)
2011
Tidak
mengalami
penurunan
nilai/
Not impaired
Kas dan setara kas
Deposito berjangka
Investasi neto sewa
pembiayaan
Piutang pembiayaan
konsumen
Aset keuangan derivatif
- bersih
Aset lain-lain
Mengalami
penurunan
nilai/
Impaired
Jumlah/
Total
166.696
64.000
-
166.696
64.000
1.095.068
-
1.095.068
3.716.295
-
3.716.295
39.975
7.181
-
39.975
7.181
5.089.215
-
5.089.215
Dikurangi:
Cadangan kerugian
penurunan nilai
(
60.794)
Cash and cash equivalents
Time deposit
Net investments in finance
lease
Consumer financing
receivables
Derivative financial assets
- net
Other assets
Less:
Allowance for impairment
losses
5.028.421
Tabel berikut menjelaskan rincian aset keuangan
Perusahaan yang penilaian penurunan nilainya
dibedakan antara yang dinilai secara individual dan
kolektif.
The following table illustrates the detail of financial
assets distinguished between those assessed individually
and collectively.
2012
Individual/
Individual
Kas dan setara kas
Investasi neto sewa
pembiayaan
Piutang pembiayaan
konsumen
Aset keuangan derivatif
- bersih
Aset lain-lain
168.897
68.722
17.183
Jumlah/
Total
-
1.165.691
1.420.493
Dikurangi:
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Kolektif/
Collective
168.897
801.178
1.966.869
4.047.048
4.047.048
-
68.722
17.183
4.848.226
Cash and cash equivalents
Net investments in finance
lease
Consumer financing
receivables
Derivative financial assets
- net
Other assets
6.268.719
(
73.733)
6.194.986
Less:
Allowance for impairment
losses
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/97
Exhibit E/97
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
1. Risiko Kredit (Lanjutan)
1.
Tabel berikut menjelaskan rincian aset keuangan
Perusahaan yang penilaian penurunan nilainya
dibedakan antara yang dinilai secara individual dan
kolektif. (Lanjutan)
Credit Risk (Continued)
The following table illustrates the detail of financial
assets distinguished between those assessed individually
and collectively. (Continued)
2011
Individual/
Individual
Kas dan setara kas
Deposito berjangka
Investasi neto sewa
pembiayaan
Piutang pembiayaan
konsumen
Aset keuangan derivatif
- bersih
Aset lain-lain
Kolektif/
Collective
166.696
64.000
-
707.396
39.975
7.181
985.248
Jumlah/
Total
166.696
64.000
387.672
1.095.068
3.716.295
3.716.295
-
39.975
7.181
4.103.967
Cash and cash equivalents
Time deposit
Net investments in finance
lease
Consumer financing
receivables
Derivative financial assets
- net
Other assets
5.089.215
Dikurangi:
Cadangan kerugian
penurunan nilai
(
60.794)
Less:
Allowance for impairment
losses
5.028.421
2. Risiko Pasar
2.
Market Risk
Risiko pasar merupakan risiko yang terutama berkaitan
dengan perubahan perubahan nilai suku bunga dan nilai
tukar mata uang yang akan menyebabkan berkurangnya
pendapatan,
atau
bertambahnya
biaya
modal
Perusahaan.
Market risk is the risk primarily due to changes in
interest rates and exchange rates which could resulting
in decrease in revenue, or increase in cost of capital of
the Company.
Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan
saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal.
Perusahaan
tidak
mempunyai
kegiatan
usaha
pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan dalam
bentuk maupun menggunakan mata uang asing,
sementara seluruh utang Perusahaan dalam mata uang
asing telah diproteksi dengan swap dalam jumlah dan
tanggal jatuh tempo yang sama dengan utangnya.
Dalam hal suku bunga, seluruh bunga yang dibebankan
ke konsumen adalah suku bunga tetap (fixed interest
rate), sementara utang yang diperoleh sebagian besar
juga dalam suku bunga tetap dan hanya sebagian kecil
utang dalam bentuk bunga mengambang (floating
interest rate).
With the pattern of business activity currently operated
by the Company, the market risk of the Company is
mitigated to the minimum level. The Company has
neither consumer financing nor finance lease business
activity that denominated in foreign currencies, while
all borrowings of the Company that denominated in
foreign currencies have been protected by entering into
swap transactions at amount and settlement date that
similar to the borrowings thereof. In terms of interest
rate, all interest rate charged to the customer is fixed
interest rate, while most of the borrowings received
bear fixed interest rate, and only a small portion the
borrowings bear floating interest rate.
Manajemen risiko yang telah diterapkan oleh
Perusahaan adalah sebagai berikut:
 Kewajiban untuk mengelola risiko perubahan nilai
tukar mata uang asing.
 Melakukan penelaahan atas tingkat bunga
pembiayaan yang dikaitkan dengan tingkat suku
bunga pinjaman.
 Membatasi eksposur dalam investasi yang memiliki
harga pasar yang fluktuatif.
Risk management that has been applied by the Company
are as follows:
 The requirement to cover risks of foreign exchange.


Performing review over the interest rate on
financing associated with interest rate on
borrowings.
Limiting exposure in the investment that has
fluctuating market prices.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/98
Exhibit E/98
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2.
Market Risk (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2012, jika Rupiah melemah
0,35% terhadap mata uang asing dengan seluruh
variabel lain tetap, maka laba bersih tahun berjalan
lebih rendah Rp 7, terutama yang timbul sebagai akibat
kerugian selisih kurs atas penjabaran aset dan liabilitas
moneter dalam mata uang asing.
As of 31 December 2012, if the Rupiah had weakened by
0.35% against the foreign currency with all other
variables held constant, net profit current year would
have been lower Rp 7, mainly as a result of foreign
exchange losses on translation of monetary assets and
liabilities denominated in foreign currency.
Tabel berikut menjelaskan eksposur Perusahaan atas
risiko nilai tukar mata uang asing pada tanggal
31 Desember 2012. Termasuk didalamnya adalah
instrumen keuangan Perusahaan pada nilai tercatat,
dikategorikan berdasarkan jenis mata uang.
The following table illustrates the Company’s exposure
to foreign currency exchange rate risk as of
31 December 2012. Included in the table are financial
instruments of the Company at carrying amounts,
categorised by currency.
Tahun 2012/ Year 2012
USD
(Nilai penuh)/
Nilai (Rp)/
(Full amount)
Equivalent (Rp)
Liabilitas
Pinjaman yang diterima
Beban yang masih harus dibayar
62.552.778
209.564
604.885
2.027
Liabilities
Fund borrowings
Accrued expenses
Jumlah liabilitas
62.762.342
606.912
Total liabilities
Liabilitas bersih
Kontrak valuta berjangka
pertukaran mata uang asing
Eksposur bersih dalam
mata uang asing
62.762.342
606.912
62.552.778) (
604.885)
Net liabilities
Foreign currency swap
transactions contract
Net exposure in
foreign currency
(
209.564
2.027
Manajemen risiko tingkat suku bunga terhadap limit
perubahan tingkat suku bunga dilengkapi dengan
pemantauan atas sensitivitas aset dan liabilitas
keuangan Perusahaan terhadap beberapa skenario suku
bunga baku maupun non-baku.
The management of interest rate risk against interest
rate gap limits is supplemented by monitoring the
sensitivity of the Company’s financial assets and
liabilities to various standard and non-standard interest
rate scenarios.
Tabel
berikut
menjelaskan
sensitivitas
atas
kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar,
dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap
pendapatan pembiayaan konsumen bersih dan investasi
neto sewa pembiayaan:
The following tabel illustrates the sensitivity to a
reasonably possible change in market interest rates,
with all other variables held constant, of the net
consumer financing income and net investments in
finance lease:
2012
2011
Pendapatan pembiayaan konsumen:
Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point)
Penurunan suku bunga 1% (100 basis point)
(
43.545
37.521
43.545) (
37.521)
Investasi neto sewa pembiayaan:
Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point)
Penurunan suku bunga 1% (100 basis point)
(
15.229
8.078
15.229) (
8.078)
Consumer finance income:
Increase in interest rate by 1% (100 basis
point)
Decrease in interest rate by 1% (100
basis point)
Net investments in finance lease:
Increase in interest rate by 1% (100 basis
point)
Decrease in interest rate by 1% (100
basis point)
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/99
Exhibit E/99
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2.
Tabel berikut menjelaskan rincian aset dan liabilitas
keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut
mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau
tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak
perubahan tingkat suku bunga:
Market Risk (Continued)
The following table illustrates the Company’s financial
assets and liabilities at carrying amounts, categorized by
the earlier of contractual repricing of maturity dates to
analyze the impact of changes in interest rate:
Tahun 2012/ Year 2012
Tingkat bunga
mengambang/
Floating rate
< 3 bulan/
months
3-36 bulan/
months
Tingkat bunga tetap/ Fixed rate
> 3 bulan/
months
3-12 bulan/
months
1-2 tahun/
Years
> 2 tahun/
years
Jumlah
Total
Aset keuangan
Kas dan setara kas
Investasi neto sewa
pembiayaan
Piutang pembiayaan
konsumen
168.897
Jumlah aset keuangan
168.897
Liabilitas keuangan
Pinjaman yang diterima
Efek utang yang
diterbitkan
Jumlah liabilitas
keuangan
Bersih
-
-
-
-
-
168.897
Financial assets
Cash and cash
equivalents
Net investments in
finance lease
Consumer financing
receivables
-
-
321.633
696.453
672.086
276.697
1.966.869
-
-
793.862
1.520.905
1.108.428
623.853
4.047.048
-
1.115.495
2.217.358
1.780.514
900.550
6.182.814 Total financial assets
403.890
810.576
622.619
116.019
2.406.204
295.982
361.027
467.528
1.124.537
Financial liabilities
Fund borrowings
Debt securities
issued
67.830
385.270
-
-
-
67.830
385.270
403.890
1.106.558
983.646
583.547
3.530.741
Total financial
liabilities
101.067 (
385.270 )
711.605
1.110.800
796.868
317.003
2.652.073
Net
Tahun 2011/ Year 2011
Tingkat bunga
mengambang/
Floating rate
< 3 bulan/
months
3-36 bulan/
months
Tingkat bunga tetap/ Fixed rate
> 3 bulan/
months
3-12 bulan/
months
1-2 tahun/
years
> 2 tahun/
years
Jumlah
Total
Aset keuangan
Kas dan setara kas
Deposito berjangka
Investasi neto sewa
pembiayaan
Piutang pembiayaan
konsumen
166.696
-
Jumlah aset keuangan
64.000
-
-
-
-
166.696
64.000
Financial assets
Cash and cash
equivalents
Time deposit
Net investments in
finance lease
Consumer financing
receivables
-
-
173.344
398.464
376.422
146.838
1.095.068
-
-
687.730
1.399.932
1.035.967
592.666
3.716.295
166.696
64.000
861.074
1.798.396
1.412.389
739.504
5.042.059 Total financial assets
254.211
603.575
817.524
361.954
2.316.065
65.000
89.463
101.175
225.993
481.631
Financial liabilities
Fund borrowings
Debt securities
issued
Liabilitas keuangan
Pinjaman yang diterima
Efek utang yang
diterbitkan
39.590
239.211
-
-
Jumlah liabilitas
keuangan
39.590
239.211
319.211
693.038
918.699
587.947
2.797.696
Total financial
liabilities
127.106 (
175.211 )
541.863
1.105.358
493.690
151.557
2.244.363
Net
Bersih
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/100
Exhibit E/100
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2.
Tabel
berikut
menjelaskan
sensitivitas
atas
kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar,
dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap setara
kas dan pinjaman yang diterima:
Market Risk (Continued)
The following tabel illustrates the sensitivity to a
reasonably possible change in market interest rates,
with all other variables held constant, of the cash
equivalents and fund borrowings:
2012
Cash equivalents:
Increase in interest rate by 1% (100 basis
point)
Decrease in interest rate by 1% (100
basis point)
Setara kas:
Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point)
Penurunan suku bunga 1% (100 basis point)
5.021
(
5.021)
Fund borrowings:
Increase in interest rate by 1% (100 basis
point)
Decrease in interest rate by 1% (100
basis point)
Pinjaman yang diterima:
Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point)
Penurunan suku bunga 1% (100 basis point)
21.406
(
21.406)
Rincian kisaran suku bunga efektif atas masing-masing
instrumen keuangan adalah sebagai berikut:
The details of the range of the effective interest rate on
each of the financial instruments are as follows:
2012
2011
Aset keuangan
Kas dan setara kas
Deposito berjangka
Investasi neto sewa pembiayaan
Piutang pembiayaan konsumen
3,75%-9,00%
16,00%-21,90%
15,00%-24,80%
4,90%-10,00%
4,90%-10,00%
16,01%-24,01%
15,02%-30,08%
Financial assets
Cash and cash equivalents
Time deposit
Net investments in finance lease
Consumer financing receivables
Liabilitas keuangan
Pinjaman yang diterima
Efek utang yang diterbitkan
7,00%-14,50%
7,00%-11,00%
6,01%-16,34%
10,06%-13,82%
Financial liabilities
Fund borrowings
Debt securities issued
3. Risiko Likuiditas
3.
Liquidity Risk
Risiko likuiditas merupakan risiko terkait dengan
kemampuan sumber dana Perusahaan untuk memenuhi
liabilitasnya pada jatuh tempo.
Liquidity risk is the risk associated with the ability of
the Company to meet its obligations when they fall due.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan
adalah sebagai berikut:
 Mendapatkan pinjaman dengan skedul pembayaran
kembali pokok dan bunga yang sesuai dengan
periode jatuh tempo piutang, sehingga tidak terjadi
mis-match.
 Menjaga agar posisi kas dan Perusahaan selalu
dalam posisi likuid untuk mendukung aktivitas
pembiayaan selama minimal 7 hari.
 Memonitor posisi kas dan bank Perusahaan secara
periodik, baik tahunan, bulanan, mingguan maupun
harian, guna memastikan agar selalu terdapat
surplus kas yang memadai.
 Menjaga agar jumlah piutang yang jatuh tempo
pada periode tertentu lebih besar dibanding dengan
utang yang jatuh tempo pada periode yang sama.
Risk management that has been applied by the Company
are as follows:
 Obtaining borrowings with principal and interest
repayment schedule that aligns with the original
maturities of receivables, in order to prevent mismatch.
 Maintaining the cash and bank position of the
Company to remain in a liquid position in supporting
the financing activities for at least 7 days.
 Monitoring the cash and bank position of the
Company in a regular basis, whether annualy,
monthly, weekly or daily, to ensure that there is
always sufficient cash surplus.
 Manage to maintain the number of receivables due in
a certain period keeps greater than the debts
maturing in the same period.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/101
Exhibit E/101
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
3. Risiko Likuiditas (Lanjutan)
3.
Tabel berikut menjelaskan profil perbedaan jatuh
tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan
pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:
Liquidity Risk (Continued)
The following table illustrates the maturity gap profile
of the Company’s financial assets and liabilities as of
31 December 2012 and 2011:
2012
Tidak
memiliki
jatuh
tempo/
Don’t
have
maturity
< 1 bulan/
month
1-3 bulan/
months
>3-12 bulan/
months
1-3 tahun/
years
>3 tahun/
years
Jumlah
Total
Aset keuangan
Kas dan setara kas
Investasi neto sewa
pembiayaan
Piutang pembiayaan
konsumen
Aset keuangan derivatif
- bersih
Aset lain-lain
68.722
17.183
2.575.703
144.252
6.268.719
Total financial assets
958.158
828.555
552
Financial liabilities
Fund borrowings
Debt securities issued
-
-
159.691
161.942
696.453
932.006
16.777
1.966.869
-
358.759
435.103
1.520.906
1.607.202
125.078
4.047.048
-
3.389
232
6.779
1.538
30.504
4.571
28.050
8.445
168.897
522.071
605.362
2.252.434
-
202.514
-
269.206
-
975.774
295.982
-
26.559
9.854
-
8.845
587
10
Jumlah liabilitas
keuangan
-
247.772
269.793
1.271.766
1.786.713
552
3.576.596
Total financial
liabilities
Perbedaan jatuh tempo
168.897
274.299
335.569
980.668
788.990
143.700
2.692.123
Difference in maturity
Liabilitas keuangan
Pinjaman yang diterima
Efek utang yang diterbitkan
Beban yang masih harus
dibayar
Utang kepada dealer
Utang premi asuransi
-
2.397
168.897
Jumlah aset keuangan
-
Financial assets
Cash and cash
equivalents
Net investment in
finance lease
Consumer financing
receivables
Derivative financial
assets – net
Other assets
-
-
-
-
168.897
-
-
2.406.204
1.124.537
-
-
26.559
9.854
-
-
9.442
Accrued expenses
Payable to dealers
Insurance premium
payables
2011
Tidak
memiliki
Jatuh
tempo/
Don’t
have
maturity
< 1 bulan/
month
1-3 bulan/
months
>3-12 bulan/
months
1-3 tahun/
Years
>3 tahun/
years
Jumlah
Total
Aset keuangan
Kas dan setara kas
Deposito berjangka
Investasi neto sewa
pembiayaan
Piutang pembiayaan
konsumen
Aset keuangan derivatif
- bersih
Aset lain-lain
Jumlah aset keuangan
Liabilitas keuangan
Pinjaman yang diterima
Efek utang yang diterbitkan
Beban yang masih harus
dibayar
Utang kepada dealer
Utang premi asuransi
92.078
-
-
74.618
-
64.000
1.755
39.975
7.181
Financial assets
Cash and cash
equivalents
Time deposit
Net investment in
finance lease
Consumer financing
receivables
Derivative financial
assets – net
Other assets
2.061.817
125.690
5.089.215
Total financial assets
1.302.847
327.168
1.983
-
2.316.065
481.631
Financial liabilities
Fund borrowings
Debt securities issued
-
27.091
2.184
-
7.112
-
-
166.696
64.000
-
75.602
97.743
398.463
523.240
20
1.095.068
-
290.073
397.657
1.399.931
1.504.719
123.915
3.716.295
-
-
1.386
841
7.523
1.793
31.066
2.792
92.078
365.675
572.245
1.871.710
-
75.729
65.000
218.071
-
717.435
89.463
-
27.091
2.184
-
-
28
-
Accrued expenses
Payable to dealers
Insurance premium
payables
-
6.968
116
Jumlah liabilitas
keuangan
-
176.972
218.187
806.898
1.630.043
1.983
2.834.083
Total financial
liabilities
Perbedaan jatuh tempo
92.078
188.703
354.058
1.064.812
431.774
123.707
2.255.132
Difference in maturity
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/102
Exhibit E/102
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
4. Risiko Operasional
4.
Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko yang berpotensi
menyebabkan kerugian operasional karena kesalahan
karyawan baik yang disengaja maupun tidak; kegagalan
sistem dan proses operasional serta tidak berfungsinya
sistem pengendalian internal dalam operasional
Perusahaan sehari- hari.
Operational risk is the risk that could potentially cause
an operating loss due to employee error whether
intentional or not; system failures and operational
processes as well as the malfunction of the internal
control system in the day-to-day operations.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan
adalah sebagai berikut:
 Menerapkan sistem yang tersentralisasi sehingga
proses bisnis dapat dan terkontrol secara sistem
dan dimonitor dari waktu ke waktu.
 Menyiapkan backup dan Disaster Recovery Plan
yang memadai bila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan atas sistem aplikasi utama Perusahaan,
baik dari sisi hardware dan software.
 Menerapkan
sistem
audit
kepatuhan
yang
berkelanjutan, baik di kantor cabang maupun
kantor pusat.
 Menerapkan aturan kerja yang jelas (SOP) dan
sanksi yang tegas atas penyimpangan yang terjadi,
sesuai dengan tingkat kesalahan yang ditemukan.
 Adanya penanaman nilai-nilai dasar Perusahaan
sejak dini kepada karyawan, sehingga dapat
menghindarkan/
mengurangi
potensi
penyimpangan.
 Adanya penilaian kinerja yang fair dan transparan
serta adanya kesempatan untuk pengembangan
karir.
Risk management that has been applied by the Company
are as follows:
 Implementing a centralized system in order that
business processes can be controlled by the system
and monitored from time to time.
 Preparing backup and Disaster Recovery Plan that is
sufficient whenever unexpected event or condition
occur towards the Company’s major application
systems, both in terms of hardware and software.
 Implementing a sustainable compliance audit system,
both in branch offices or headquarters.
5. Risiko Permodalan



5.
Implementing a clear code of conduct (SOP) and
strict sanctions for irregularities that occurred,
according to level of error identified.
Promoting the Company's core values to employees
since the early stage, in order to avoid/reduce the
potential for irregularities.
Fair and transparent performance appraisal and
opportunities for career development.
Capital Risk
Tujuan Perseroan dalam mengelola permodalannya
adalah menjaga kelangsungan usaha Perseroan untuk
dapat memberikan hasil kepada pemegang saham dan
manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya, dan
memelihara optimalisasi struktur permodalan untuk
mengurangi biaya modal (cost of capital).
The Company’s objectives when managing capital are to
safeguard the Company’s ability to continue as a going
concern in order to provide returns for shareholders and
benefits for other stakeholders and to maintain an
optimal capital structure to reduce the cost of capital.
Dalam rangka memelihara atau menyesuaikan struktur
permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan jumlah
dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham,
imbalan hasil modal kepada pemegang saham atau
menerbitkan saham baru untuk mengurangi pinjaman.
In order to maintain or adjust the capital structure, the
Company may adjust the amount of dividends paid to
shareholders, return capital to shareholders or issue new
shares to reduce debt.
Konsisten dengan pelaku industri lainnya, Perseroan
memonitor permodalan berdasarkan gearing ratio.
Rasio ini dihitung dari nilai bersih pinjaman (termasuk
Obligasi dan Medium Term Notes) dibagi dengan jumlah
modal. Jumlah modal diambil dari ekuitas yang
tercantum dalam laporan posisi keuangan.
Consistent with others in the industry, the Company
monitors capital on the basis of the gearing ratio. This
ratio is calculated as net debt (including Bonds and
Medium Term Notes) divided by total capital. Total
capital is calculated as ‘equity’ as shown in the
statements of financial position.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/103
Exhibit E/103
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
5. Risiko Permodalan (Lanjutan)
5.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tanggal 26 September
2006 tentang Entitas Pembiayaan, jumlah maksimum
gearing ratio adalah sebesar 10 kali dari total modal.
2012
Capital Risk (Continued)
Based on Minister of Finance of the Republic of Indonesia
Regulation No. 84/PMK.012/2006 dated 26 September
2006 concerning Multi Finance Company, the maximum
gearing ratio is 10 times from total capital.
2011
Pinjaman:
Pinjaman yang diterima – bersih
Efek utang yang diterbitkan
2.406.204
1.124.537
2.316.065
481.631
Debt:
Fund borrowings – net
Debt securities issued
Jumlah pinjaman
3.530.741
2.797.696
Total debt
Jumlah ekuitas
2.861.854
2.366.232
Total equity
Gearing ratio
1,2
29. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
1,2
Gearing ratio
29. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan
Fair value of financial assets and financial liabilities
Pada tabel berikut ini, instrumen keuangan telah
dialokasikan
berdasarkan
klasifikasinya.
Kebijakan
akuntansi penting pada Catatan 2e menjelaskan bagaimana
setiap kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan
diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk
keuntungan dan kerugian (perubahan nilai wajar instrumen
keuangan) atas nilai wajar diakui.
Significant accounting policies in Note 2e describes how each
category of financial assets and financial liabilities are
measured and how revenue and expenses, including gains and
losses (changes in fair value of financial instruments) in the
fair value is recognized.
Pengelompokan aset keuangan telah diklasifikasikan
menjadi aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, dan pinjaman yang diberikan dan
piutang. Demikian halnya dengan liabilitas keuangan telah
diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur
pada biaya perolehan diamortisasi.
The classification of financial assets has been classified as
financial assets measured at fair value through profit and
loss, and loans and receivables. So with the financial
liabilities has been classified as financial liabilities measured
at amortized cost.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/104
Exhibit E/104
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)
29. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (Continued)
Tabel berikut merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari
aset keuangan dan liabilitas keuangan Perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:
2012
The following table are the carrying value and fair value of
financial assets and financial liabilities as of 31 December
2012 and 2011:
Nilai tercatat/ Carrying amount
Liabilitas
keuangan yang
diukur pada
biaya
Diukur pada
perolehan
nilai wajar
Pinjaman yang
diamortisasi/
melalui laporan diberikan dan
Financial
Jumlah nilai
laba rugi/ Fair piutang/ Loan
liabilities
tercatat/
value through
and
measured at
Carrying value
profit and loss
receivables
amortized cost
amount
2012
Jumlah nilai
wajar/ Fair
value amount
Aset keuangan
Kas dan setara kas
Investasi neto sewa
pembiayaan
Piutang pembiayaan
konsumen
Aset keuangan
derivatif - bersih
Aset lain-lain
Financial assets
168.897
-
168.897
168.897
-
1.940.966
-
1.940.966
1.940.966
-
3.999.218
-
3.999.218
3.999.218
17.183
-
68.722
17.183
68.722
17.183
Cash and cash
equivalents
Net investments in
finance lease
Consumer financing
receivables
Derivative financial
assets – net
Other assets
6.126.264
-
6.194.986
6.194.986
Total
-
Jumlah
68.722
68.722
-
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Pinjaman yang diterima
Beban yang masih
harus dibayar
Efek utang yang
diterbitkan
Utang lain-lain
-
-
2.406.204
2.406.204
2.406.204
Fund borrowings
-
-
70.228
70.228
70.228
Accrued expenses
-
-
1.124.537
61.905
1.124.537
61.905
1.135.892
61.905
Debt securities issued
Other payables
Jumlah
-
-
3.662.874
3.662.874
3.674.229
Total
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/105
Exhibit E/105
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)
29. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (Continued)
Tabel berikut merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari
aset keuangan dan liabilitas keuangan Perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011: (Lanjutan)
2011
The following table are the carrying value and fair value of
financial assets and financial liabilities as of 31 December
2012 and 2011: (Continued)
Nilai tercatat/ Carrying amount
Liabilitas
keuangan yang
diukur pada
biaya
Diukur pada
perolehan
nilai wajar
Pinjaman yang
diamortisasi/
melalui laporan diberikan dan
Financial
Jumlah nilai
laba rugi/ Fair piutang/ Loan
liabilities
tercatat/
value through
and
measured at
Carrying value
profit and loss
receivables
amortized cost
amount
2011
Jumlah nilai
wajar/ Fair
value amount
Aset keuangan
Kas dan setara kas
Deposito berjangka
Investasi neto sewa
pembiayaan
Piutang pembiayaan
konsumen
Aset keuangan
derivatif - bersih
Aset lain-lain
Financial assets
-
166.696
64.000
-
166.696
64.000
166.696
64.000
-
1.084.706
-
1.084.706
1.084.706
-
3.665.863
-
3.665.863
3.665.863
7.181
-
39.975
7.181
39.975
7.181
Cash and cash
equivalents
Time deposit
Net investments in
finance lease
Consumer financing
receivables
Derivative financial
assets – net
Other assets
4.988.446
-
5.028.421
5.028.421
Total
-
Jumlah
39.975
39.975
-
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Pinjaman yang diterima
Beban yang masih
harus dibayar
Efek utang yang
diterbitkan
Utang lain-lain
-
-
2.316.065
2.316.065
2.316.065
Fund borrowings
-
-
64.195
64.195
64.195
Accrued expenses
-
-
481.631
44.817
481.631
44.817
481.631
44.817
Debt securities issued
Other payables
Jumlah
-
-
2.906.708
2.906.708
2.906.708
Total
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai
wajar adalah sebagai berikut:
The following methods and assumptions are used to estimate
the fair value:

Nilai wajar kas dan setara kas, deposito berjangka,
beban yang masih harus dibayar dan utang lain-lain
mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh
tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.

The fair values of cash and cash equivalents, time
deposit, accrued expenses and other payables
approximate their carrying amounts largerly due to
short-term maturities of these instruments.

Estimasi nilai wajar terhadap pinjaman yang diterima
yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif ditetapkan
berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan
suku bunga hutang baru dengan sisa jatuh tempo yang
serupa. Nilai wajar pinjaman yang diterima dengan
tingkat suku bunga mengambang mendekati nilai
tercatatnya karena tingkat suku bunganya sering
ditinjau ulang.

The estimated fair value of fund borrowings not quoted
in an active market is based on discounted cash flows
using interest rates for new debts with similar
remaining maturity. The fair value of floating rate fund
borrowings approximate their carrying amounts because
the interest rate is repriced frequently.

Investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan
konsumen dan aset lain-lain dinyatakan berdasarkan
jumlah nilai tercatat setelah dikurangi oleh beban
penurunan nilai. Estimasi nilai wajar mencerminkan
jumlah diskonto dari estimasi kini dari arus kas masa
depan yang diharapkan akan diterima. Arus kas yang
diharapkan didiskontokan pada tingkat suku bunga
pasar terkini untuk menentukan nilai wajar.

Net investments in finance lease, consumer financing
receivables and other assets are recorded at carrying
amount net of charges for impairment. The estimated
fair value represents the discounted amount of
estimated future cash flows expected to be received.
Expected cash flows are discounted at current market
rates to determine fair value.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/106
Exhibit E/106
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)
29. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (Continued)
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai
wajar adalah sebagai berikut: (Lanjutan)
The following methods and assumptions are used to estimate
the fair value: (Continued)

Nilai wajar untuk aset keuangan derivatif ditetapkan
menggunakan harga pasar.

The fair value for derivative financial assets is based on
market rates.

Nilai wajar agregat untuk efek utang yang diterbitkan
dihitung berdasarkan harga pasar kuotasi. Jika informasi
ini tidak tersedia, model diskonto arus kas digunakan
berdasarkan kurva yield terkini yang sesuai dengan sisa
periode jatuh temponya.

The aggregate fair values debt securities issued is
calculated based on quoted market prices. For those
notes where quoted market prices are not available, a
discounted cash flow model is used based on a current
yield curve appropriate for the remaining term o
maturity.
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”
mensyaratkan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar
dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut:
SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures” requires
disclosure of fair value measurements by level of the
following fair value measurement hierarchy:
(a)
harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif
untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1)
input selain harga kuotasian yang termasuk dalam
tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau
secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga)
(tingkat 2), dan
input untuk aset atau liabilitas yang bukan
berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input
yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3)
(a) quoted prices (unadjusted) in active markets for
identical assets or liabilities (level 1)
(b) inputs other than quoted prices included within level 1
that are observable for the asset or liability, either
directly (as prices) or indirectly (derived from prices)
(level 2), and
Aset keuangan Perusahaan yang diukur dan diakui pada nilai
wajar (tingkat 2) adalah aset keuangan derivatif.
The Company’s financial asset that are measured and
recognised at fair value (level 2) are derivative financial
assets.
(b)
(c)
30. LITIGASI
(c)
inputs for the asset or liability that are not based on
observable market data (unobservable inputs) (level 3)
30. LITIGATION
Sebagai tindak lanjut dari Restrukturisasi Utang,
Perusahaan telah melakukan eksekusi gadai saham
sebanyak 210.192.912 saham yang sebelumnya dimiliki oleh
PT Aryaputra Teguharta (APT) dan PT Ongko Multicorpora
(OM) sebagai jaminan utang perusahaan-perusahaan Grup
Ongko yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar sesuai
dengan Pledge of Shares Agreement (”Perjanjian Gadai
Saham”). Perusahaan selanjutnya melakukan pengalihan
dan pendistribusian saham-saham tersebut kepada kreditur
dan pihak ketiga lainnya berdasarkan Surat Persetujuan
Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual
Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of
Attorney to Sell Shares), dari APT dan OM, dan persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal
27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 serta Perjanjian
Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 yang telah diratifikasi
oleh
Pengadilan
Niaga
Jakarta
pada
tanggal
19
Desember
2000
berdasarkan
Surat
No. 04/PKPU/ 2000/PN.Niaga.JKT.PST.
Following the Debt Restructuring, the Company had executed
210,192,912 shares that previously held by PT Aryaputra
Teguharta (APT) and PT Ongko Multicorpora (OM) pledged as
collateral of debt of the entities under the Ongko Group that
had fallen due and had not been settled according to the
Pledge of Shares Agreement. The Company was then
transferred and distributed those shares to its creditors and
other third parties based on Consent to Transfer and
Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares, both obtained
from APT and OM, and the resolution of the Extraordinary
General Meetings of Shareholders dated 27 January 2000 and
22 August 2000, and the Settlement Agreement dated
7 December 2000 as ratified by the Jakarta Commercial
Court on 19 December 2000 based on the Letter
No. 04/PKPU/2000/PN.Niaga.JKT.PST.
Selanjutnya, sehubungan dengan pelaksanaan eksekusi dan
pengalihan saham tersebut di atas, APT mengajukan
gugatan perdata kepada Perusahaan, Direksi Perusahaan
dan
beberapa
perusahaan
yang
terlibat
dalam
restrukturisasi pinjaman Perusahaan yaitu The Law
Debenture Trust Corporation Plc, The Chase Manhattan
Bank,
The
Royal
Bank of
Scotland
Plc,
PT Ernst & Young dan Alwi Syahri selaku turut Tergugat ke
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam registrasi perkara
No. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST tanggal 14 April 2004. APT
juga mengajukan permohonan Sita Jaminan (Conservatoir
Beslag) terhadap saham-saham Perusahaan.
Moreover, in respect with the said execution and transfer of
shares, APT filed a lawsuit against the Company, the
Directors of the Company and other several companies
involved in the debt restructuring of the Company i.e. The
Law debenture Trust Corporation Plc, The Chase Manhattan
Bank, The Royal Bank of Scotland Plc, PT Ernst & Young and
Alwi Syahri as the Defendants to the Central Jakarta District
Court
which
filed
under
case
registration
No. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST dated 14 April 2004. APT
also applied for Confiscation (Conservatoir Beslag) of the
shares of the Company.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/107
Exhibit E/107
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. LITIGASI (Lanjutan)
30. LITIGATION (Continued)
Pada April 2003, Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan berdasarkan delegasi dari Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat melakukan Sita Jaminan atas saham-saham
beberapa pemegang saham Perusahaan.
In April 2003, the bailiff of South Jakarta District Court as
delegated by the Central Jakarta District Court confiscated
the shares of a number of shareholders of the Company.
OM juga mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan,
The Law Debenture Trust Corporation Plc, Bapepam
(sekarang Bapepam-LK) dan APT selaku Turut Tergugat
dalam registrasi perkara No. 517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST.
tanggal 9 November 2004.
OM also filed a lawsuit against the Company, The Law
Debenture Trust Corporation Plc, Bapepam (recently known
as the Bapepam-LK) and APT as Co Defendant which filed
under case registration No. 517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST.
dated 9 November 2004.
Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM terhadap
Perusahaan didasarkan pada alasan dan latar belakang yang
sama yaitu sebagai berikut:
1. APT dan OM tidak pernah memberikan persetujuan
sehubungan
dengan
pelaksanaan
gadai
saham
Perusahaan.
2. Bahwa sejak tanggal 1 Desember 2000, jangka waktu
“Pledge of Shares Agreement” antara APT dan OM serta
Perusahaan telah berakhir.
The lawsuit and/or the claim filed by APT and OM against
the Company was based on the following reason and
background:
1. APT and OM had never given a consent in respect with
the execution of the pledged shares of the Company.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, APT dan OM menuntut
pengembalian masing-masing sebanyak 111.804.732 dan
98.388.180
lembar
saham
Perusahaan,
menuntut
pembagian dividen masing-masing sebesar lebih kurang
Rp 150.000 dan juga menuntut kerugian imaterial masingmasing sebesar USD 1 miliar (nilai penuh).
Based on these reasons, APT and the OM demanded the
return of 111,804,732 and 98,388,180 shares of the Company,
respectively, demanding payment of dividend amounting to
approximately Rp 150,000 and also demanded for immaterial
compensation of USD 1 billion (full amount).
APT juga telah melaporkan Direksi Perusahaan kepada
Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes POLRI)
dengan tuduhan melakukan tindak pidana penggelapan
saham pada bulan Juni 2003 dan tuduhan melakukan tindak
pidana pemalsuan surat dan atau penggunaaan surat palsu
pada bulan Februari 2006.
APT also reported the Board of Directors of the Company to
the Headquarter of Indonesian National Police (Mabes POLRI)
on charges of committing a crime of embezzlement of shares
in June 2003 and charges of committing a crime and
falsification or fraudulent use of a letter in February 2006.
Perkembangan Kasus – APT melawan Perusahaan
Case Progress – APT against the Company
Pada tanggal 14 April 2004, Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada
pokoknya mengabulkan sebagian gugatan APT, tetapi
Perusahaan dan beberapa perusahaan yang terlibat
mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
On 14 April 2004, the Central Jakarta District Court had
ruled the litigation case in favour of APT, however the
Company and several other companies whose involved had
also filed an appeal to the Jakarta High Court against such
decision.
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima Banding yang
diajukan oleh Perusahaan melalui putusan No. 302/Pdt/
2004/PT.DKI. jo. No.123/PDT.G/2003/PN.JKT.PST tanggal
1 September 2004 yang isinya antara lain menyatakan
bahwa Pengadilan Tinggi:
1. Menerima permohonan banding yang diajukan oleh
Perusahaan dan beberapa pembanding lainnya.
2. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat tanggal 14 April 2004, No. 123/Pdt.G/2003/
PN.JKT.PST.
The DKI Jakarta High Court accepted the appeal filed by the
Company through Verdict No. 302/Pdt/2004/PT.DKI. jo.
No. 123/PDT.G/2003/PN.JKT.PST dated 1 September 2004
which stating, among others, that the High Court :
2.
1.
2.
That since 1 December 2000, the term of “Pledge of
Shares Agreement” between APT and OM and the
Company had expired.
Accepted the appeal filed by the Company and other
parties involved.
Overturned the Verdict of Central Jakarta District Court
dated 14 April 2004, No. 123/ Pdt.G/2003/ PN.JKT.PST.
Dalam pokok perkara, Pengadilan Tinggi menyatakan:
1. Menolak gugatan APT untuk seluruhnya.
2. Menyatakan sita jaminan yang dilaksanakan jurusita
pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap sahamsaham milik beberapa pemegang saham Perusahaan
tidak sah dan tidak berharga oleh karenanya
diperintahkan untuk diangkat.
In the principal of the case, the High Court stated that:
1. The entire lawsuit filed by APT were rejected.
2. The confiscation executed by the bailiff of the South
Jakarta Disctrict Court over the pledge of shares held by
several shareholders of the company was not legitimate
and, accordingly, it was ordered to be cancelled.
APT mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung Republic
Indonesia (MA) atas Putusan Pengadilan Tinggi tersebut.
APT then filed an appeal to the Supreme Court of the
Republic of Indonesia (MA) against the above Verdict of the
High Court.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/108
Exhibit E/108
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. LITIGASI (Lanjutan)
30. LITIGATION (Continued)
Perkembangan
(Lanjutan)
Kasus
–
APT
melawan
Perusahaan
Case Progress – APT against the Company (Continued)
MA melalui putusan No. 677K/PDT/2005 tertanggal 20 Juli
2005 telah menolak permohonan kasasi APT tersebut
dengan menguatkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004.
MA through Verdict No. 677K/PDT/2005 dated 20 July 2005,
rejected the appeal filed by APT and upheld the Verdict of
the DKI Jakarta High Court No. 302/PDT/2004/ PT.DKI dated
1 September 2004.
Selanjutnya, sebagai pelaksanaan dari Putusan MA
tersebut, maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah membatalkan atau
mengangkat sita jaminan (conservatoir beslag) atas sahamsaham milik beberapa pemegang saham Perusahaan, yang
sebelumnya sita jaminan tersebut telah diletakkan atas
permohonan pihak APT. Dengan adanya pembatalan atau
pengangkatan sita jaminan (conservatoir beslag) tersebut,
maka tidak ada lagi saham-saham Perusahaan yang disita
jaminan sehubungan dengan kasus tersebut di atas.
Moreover, as the implementation of the decision of MA, the
Central Jakarta District Court and the South Jakarta District
Court had cancelled the confiscation over the shares held by
several shareholders of the Company, which previously
applied by APT. Following the cancellation of the
confiscation, there were no shares of the Company that was
confiscated in respect with the above case.
APT mengajukan permohonan Peninjauan Kembali kepada
MA atas putusan MA dalam tingkat Kasasi tertanggal 20 Juli
2005 No. 677K/PDT/2005, yang telah menguatkan Putusan
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI
tanggal 1 September 2004.
APT then requested for a Judicial Review against the Verdict
of MA ruling favouring BFI dated 20 July 2005
No. 677K/PDT/2005 which upheld the Verdict of the DKI
Jakarta High Court No. 302/PDT/2004/PT.DKI
dated
1 September 2004.
MA melalui Putusan No.
20 Februari 2007 menyatakan:
MA through Verdict No. 240PK/PDT/2006 dated 20 February
2007 stated that:
240PK/PDT/2006
tanggal
1. Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali dari
Pemohon Peninjauan Kembali, APT.
2. Membatalkan
putusan
Mahkamah
Agung
RI
No. 677K/Pdt/2005 tanggal 20 Juli 2005 jo. putusan
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/Pdt/2004/PT.DKI
tanggal 1 September 2004 jo. putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat No. 123/ Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst
tanggal 14 April 2004.
1.
2.
Accepted the request for Judicial Review by APT.
Overturned the Verdict of MA No. 677K/Pdt/2005 dated
20 July 2005 jo. the Verdict of the DKI Jakarta High
Court No. 302/Pdt/2004/PT.DKI dated 1 September 2004
jo. the Verdict of the Central Jakarta District Court
No. 123/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst. dated 14 April 2004.
MA mengadili kembali yang pada pokoknya antara lain
menyatakan Perusahaan dan Direksi Perusahaan dihukum
untuk mengembalikan dan menyerahkan saham-saham APT
kepada APT.
MA reopened the trial which decided against the Company
and its Directors and ordered the return of the shares to
APT.
Pada bulan Oktober 2007, APT telah mengajukan
permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
untuk pelaksanaan Putusan PK tersebut di atas (Eksekusi).
Selanjutnya Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah
mengeluarkan Surat Ketetapan No. 079/2007/EKS tanggal
5 Oktober 2007 yang mengabulkan permohonan APT dan
memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
untuk melakukan Sita Eksekusi terhadap Saham-saham APT
di tempat kedudukan Termohon Eksekusi yaitu Perusahaan
dan Direksi Perusahaan.
In October 2007, APT requested the Chief of the Central
Jakarta District Court to execute the verdict of the Judicial
Review. Subsequently the Chief of the Central Jakarta
District Court issued Declaration No. 079/2007/EKS dated
5 October 2007 which granted APT’s request and ordered the
Registrar of the Central Jakarta District Court to take over
the shares of APT at the domicile of the Company and its
Board of Directors.
Sita Eksekusi telah dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat dan Juru Sita Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan, dan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
pada tanggal 10 Oktober 2007 telah mengeluarkan
Penetapan Nomor Daft. No. 079/2007/EKS yang
menetapkan antara lain: menyatakan bahwa pelaksanaan
eksekusi perkara atas putusan Peninjauan Kembali
Mahkamah Agung-RI tanggal 20 Februari 2007 No. 240/PK/
PDT/2006 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat di bawah No. 079/2007/EKS, tidak dapat
dilaksanakan (Non-executable).
The confiscation had been executed by the bailiff of the
Central Jakarta District Court and the bailiff of the South
Jakarta District Court, and the Chief of the Central Jakarta
District Court on 10 October 2007 through Declaration
No. Daft. 079/2007/EKS, stated among others: The re-appeal
on the Verdict of MA No. 240PK/PDT/2006 dated on
20 February 2007 under registration No. 079/2007/EKS at
South Jakarta Distric Court, was Non-executable.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/109
Exhibit E/109
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. LITIGASI (Lanjutan)
30. LITIGATION (Continued)
Perkembangan
(Lanjutan)
Kasus
–
APT
melawan
Perusahaan
Case Progress – APT against the Company (Continued)
Atas Penetapan No. 079/2007/EKS tersebut APT
mengajukan kembali permohonan kepada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat untuk melaksanakan pembatalan
Penetapan No. 079/2007/EKS dan melanjutkan eksekusi
terhadap putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI
No. 240PK/PD/2006 tanggal 20 Februari 2007. Atas
permohonan APT tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
melalui Suratnya No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758
VII.2009.01 tanggal 3 Juli 2009 dan Suratnya
No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 tanggal
15 Juli 2009 berpendapat bahwa tidak ada alasan bagi
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk membatalkan
Penetapan No.079/2007 Eks tentang Non-executable.
Based on the declaration No. 079/2007/EKS, APT refiled the
request to the Central Jakarta District Court to execute the
cancellation of the declaration No. 079/2007/EKS and to
proceed with the execution toward the Verdict of appeal of
the Supreme Court No. 240PK/PD/2006 dated 20 February
2007. Based on the APT appeal, the Central Jakarta District
Court through its Letter No. W10.U1.Ht.079/2007
Eks. 4758 VII.2009.01 dated 3 July 2009 and its Letter
No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 dated
15 July 2009 had opinionated that there was no reason for
the Central Jakarta District Court to cancel the declaration
No.079/2007 Eks regarding the Non-executable.
Terhadap tuduhan tindak pidana penggelapan saham maka
melalui surat No. POL: S.Tap/37a/V/2004 tanggal
14 Mei 2004, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat
Ketetapan Penghentian Penyidikan karena alasan tindak
pidana
penggelapan
dan
penipuan
saham
yang
dipersangkakan
kepada
Direksi
Perusahaan
bukan
merupakan tindak pidana.
Towards the allegation of charges of committing a crime of
embezzlement of shares, Mabes POLRI through the Decision
Letter No. POL: S.Tap/37a/V/2004 dated 14 May 2004,
suspended the investigation on such case vide letter which
involved the Company’s Board of Directors.
Demikian pula dengan tuduhan tindak pidana pemalsuan
surat dan atau penggunaan surat palsu maka
melalui surat No. POL. S.Tap/61a/V/2009 tanggal 5 Mei
2009, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan
Penghentian Penyidikan karena tidak terdapat cukup bukti.
Similarly, towards the allegation of charges of committing a
crime of embezzlement of shares and falsification or
fraudulent use of a letter, Mabes POLRI through letter
No. POL. S.Tap/61a/V/2009 dated 5 May 2009, suspended the
investigation as there was not sufficient evidence.
Perkembangan Kasus – OM melawan Perusahaan
Case Progress – OM against the Company
Pada tanggal 9 November 2004, Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada pokoknya
mengabulkan sebagian gugatan OM dalam Putusan
No. 517/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst.
On 9 November 2004, the Central Jakarta District Court had
ruled the litigation case in favour of OM through Verdict
No. 517/Pdt.G/ 2003/PN.Jkt.Pst.
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima banding yang
diajukan oleh Perusahaan melalui putusan tanggal 23 Maret
2005 No. 60/PDT/2005/PT.DKI.Jo. No. 517/PDT.G/2003/
PN.JKT.PST.
The DKI Jakarta High Court accepted the appeal filed by
the Company through Verdict No. 60/PDT/2005/PT.DKI.Jo.
No.517/PDT.G/2003/PN.JKT.PST dated 23 March 2005.
MA melalui putusan No. 1478K/PDT/2005 tertanggal
27 Oktober 2005 menolak permohonan kasasi OM dengan
menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
No.60/PDT/PT.DKI tanggal 23 Maret 2005.
MA through Verdict No. 1478K/PDT/ 2005 dated 27 October
2005, rejected the appeal filed by OM and upheld the Verdict
of the DKI Jakarta High Court No.60/PDT/PT.DKI dated
23 March 2005.
MA melalui Putusan No. 115PK/PDT/2007 tanggal
19 Juli 2007 menolak permohonan Peninjauan Kembali dari
Pemohon Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan
Kembali OM.
MA through Verdict No. 115PK/PDT/2007 dated 19 July 2007,
rejected the request for Judicial Review by OM.
Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM tersebut
disebabkan oleh eksekusi gadai saham yang dijadikan
jaminan atas utang-utang perusahaan Grup Ongko yang
telah jatuh tempo dan tidak dibayar, serta pengalihan
saham yang dilakukan oleh Perusahaan berdasarkan
“Pledge of Shares Agreement”, Surat Persetujuan
Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual
Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of
Attorney to Sell Shares), persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan
22 Agustus 2000 yang telah disetujui oleh APT dan OM, dan
Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 dalam
rangka restrukturisasi utang Perusahaan yang telah
diratifikasi oleh Pengadilan Niaga pada tanggal
19 Desember 2000. Untuk itu manajemen berpendapat,
perkara tersebut tidak akan mempengaruhi kegiatan
operasional Perusahaan.
The above lawsuit and/or the claim filed by APT and OM was
related to execution of shares pledged as collaterals of debt
of the entities under the Ongko Group that had fallen due
and had not been settled according to the Pledge of Shares
Agreement, Consent to Transfer, Irrevocable Power of
Attorney to Sell Shares, the resolution of the Extraordinary
General Meetings of Shareholders dated 27 January 2000 and
22 August 2000 which had been approved by APT and OM, and
the Settlement Agreement dated 7 December 2000 in respect
with the Company’s debt restructuring as ratified by the
Jakarta Commercial Court on 19 December 2000. As such, the
management is of the opinion that the above cases will have
no impact to the Company’s operational activities.
These Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language
Ekshibit E/110
Exhibit E/110
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
31. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka
panjang
sesuai
dengan
Surat
Fitch
Ratings
No. RC01/DIR/I/2013 tanggal 10 Januari 2013 dari
PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi Berkelanjutan
I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012, Obligasi BFI
Finance Indonesia III Tahun 2011 dan Medium Term-Notes
(MTN) BFI Finance Indonesia I tersebut telah mendapat
peringkat A+(idn) (sebelumnya peringkat A(idn)) yang
berlaku sampai dengan 10 Januari 2014.
Based on the rating results on long-term debentures
according
to
Letter
No.
RC01/DIR/I/2013
dated
10 January 2013 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”),
Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun
2012, BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 and Medium
Term-Notes (MTN) BFI Finance Indonesia I were rated at
A+(idn) (formerly rated at A(idn)) which valid until
10 January 2014.
Perusahaan akan menerbitkan dan menawarkan Obligasi
Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2013
(Obligasi Berkelanjutan I Tahap II) dengan jumlah nominal
sebesar Rp 625.000, yang terdiri dari Obligasi
Berkelanjutan I Tahap II Seri A dengan nilai nominal sebesar
Rp 100.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,50% per
tahun, Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri B dengan nilai
nominal sebesar Rp 370.000 dengan tingkat bunga tetap
sebesar 8,50% per tahun, dan Obligasi Berkelanjutan I
Tahap II Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 155.000
dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,00% per tahun. Bunga
Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak
tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir yang sekaligus jatuh
tempo dengan masing-masing seri Obligasi dibayarkan pada
tanggal 1 Maret 2014 untuk Seri A, 19 Februari 2015 untuk
Seri B dan 19 Februari 2016 untuk Seri C. Obligasi tersebut
akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal
20 Februari 2013.
The Company will issue and offer Obligasi Berkelanjutan I
BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2013 (Obligasi
Berkelanjutan I Tahap II) at a nominal value of Rp 625,000,
consisting of Obligasi Berkelanjutan I Tahap II A Series with a
nominal value of Rp 100,000 bearing fixed interest rate of
7.50% per annum, Obligasi Berkelanjutan I Tahap II B Series
with a nominal value of Rp 370,000 bearing fixed interest
rate of 8.50% per annum, and Obligasi Berkelanjutan I Tahap
II C Series with a nominal value of Rp 155,000 bearing fixed
interest rate of 9.00% per annum. Interests on these Bonds
are paid on a quarterly basis starting from the issuance date.
The final interest payment on the bonds as well as the
principal of the bond will mature on 1 March 2014 for A
Series, 19 February 2015 for B Series and 19 February 2016
for C Series, respectively. These bonds will be listed at the
Indonesian Stock Exchange on 20 February 2013.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka
panjang
sesuai
dengan
Surat
Fitch
Ratings
No. RC02/DIR/I/2013 tanggal 10 Januari 2013 dari
PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi tersebut
telah mendapat peringkat A+(idn) yang berlaku sampai
dengan 10 Januari 2014.
Based on the rating results on long-term debentures
according
to
Letter
No.
RC02/DIR/I/2013
dated
10 January 2013 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”),
these bonds were rated at A+(idn) which valid until
10 January 2014.
32. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
Manajemen
Perusahaan
bertanggung
jawab
atas
penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan pada
tanggal 20 Februari 2013.
32. COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS
The management of the Company is responsible for the
preparation of the financial statements that were completed
on 20 February 2013.
Download