PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN/ FINANCIAL STATEMENTS PADA TANGGAL DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011/ AS OF AND FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 DAN/AND LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN PADA TANGGAL DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk FINANCIAL STATEMENTS AS OF AND FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 DAFTAR ISI CONTENTS Pernyataan Direksi Directors’ Statement Ekshibit/ Exhibit Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report Laporan Keuangan Financial Statements Laporan Posisi Keuangan A Statements of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif B Statements of Comprehensive Income Laporan Perubahan Ekuitas C Statements of Changes in Equity Laporan Arus Kas D Statements of Cash Flows Catatan atas Laporan Keuangan E Notes to Financial Statements These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit A Exhibit A PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2012 2011 ASET ASSETS KAS DAN SETARA KAS 2c,d,e,3,24a DEPOSITO BERJANGKA 2e,4 INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN Piutang sewa pembiayaan – setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 25.903 dan Rp 10.362 pada tahun 2012 dan 2011 PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 47.830 dan Rp 50.432 pada tahun 2012 dan 2011 Pihak ketiga Pihak berelasi ASET PAJAK TANGGUHAN - Bersih 168.897 - 166.696 CASH AND CASH EQUIVALENTS 64.000 TIME DEPOSIT NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE 2e,f,5 1.940.966 1.084.706 Finance lease receivables – net of allowance for impairment losses of Rp 25,903 and Rp 10,362 in 2012 and 2011 CONSUMER FINANCING RECEIVABLES 2e,g,6 2d,24b 3.999.218 - 3.648.429 17.434 Consumer financing receivables – net of allowance for impairment losses of Rp 47,830 and Rp 50,432 in 2012 and 2011 Third parties Related parties 2s,12c 5.489 4.403 DEFERRED TAX ASSETS – Net 304.985 204.196 PROPERTY AND EQUIPMENT – net of accumulated depreciation of Rp 91,605 and Rp 87,381 in 2012 and 2011 68.722 39.975 DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS – Net 82.219 74.938 OTHER ASSETS – net of allowance for impairment losses of Rp 8,992 and Rp 5,996 in 2012 and 2011 6.570.496 5.304.777 TOTAL ASSETS ASET TETAP – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 91.605 dan Rp 87.381 pada tahun 2012 dan 2011 2j,7 ASET KEUANGAN DERIVATIF - Bersih 2e,o,p,8 ASET LAIN-LAIN - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 8.992 dan Rp 5.996 pada tahun 2012 dan 2011 2c,d,e,h,i,p, 9,24c JUMLAH ASET Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit A/2 Exhibit A/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan) 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued) 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2012 2011 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Pinjaman yang diterima Utang pajak Beban yang masih harus dibayar Imbalan pasca-kerja Efek utang yang diterbitkan – setelah dikurangi biaya emisi efek utang yang belum diamortisasi sebesar Rp 5.463 dan Rp 3.369 pada tahun 2012 dan 2011 Utang lain-lain LIABILITIES AND EQUITY 2e,k,p,10 12a 2e,p,13 2m,23 2e,l,11 2e,p JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 250 (nilai penuh) per saham dan Rp 500 (nilai penuh) per saham pada tahun 2012 dan 2011 Modal dasar - 2.000.000.000 saham dan 1.000.000.000 saham pada tahun 2012 dan 2011 Modal ditempatkan dan disetor penuh – 1.520.678.562 saham dan 760.339.281 saham pada tahun 2012 dan 2011 Tambahan modal disetor - bersih Cadangan saham program kompensasi manajemen dan karyawan berbasis saham Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya 2.316.065 20.629 64.195 11.208 LIABILITIES Fund borrowings Taxes payable Accrued expenses Post-employment benefits 1.124.537 61.905 481.631 44.817 Debt securities issued – net of unamortized debt securities issuance cost of Rp 5,463 and Rp 3,369 in 2012 and 2011 Other payables 3.708.642 2.938.545 TOTAL LIABILITIES 2.406.204 31.142 70.228 14.626 9.000 2.109.428 6.000 1.622.156 EQUITY Share capital – par value of Rp 250 (full amount) per share and Rp 500 (full amount) per share in 2012 and 2011, Authorized capital – 2,000,000,000 shares and 1,000,000,000 shares in 2012 and 2011 Issued and fully paid-up capital 1,520,678,562 shares and 760,339,281 shares in 2012 and 2011 Paid-in capital in excess of par value - net Management and employee stock options program share reserve Retained earnings Appropriated Unappropriated JUMLAH EKUITAS 2.861.854 2.366.232 TOTAL EQUITY JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 6.570.496 5.304.777 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY 14 2r,15 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan 380.170 357.906 5.350 380.170 357.906 - See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit B Exhibit B PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Keuangan Lain-lain 2012 2d,e,g,n,16,24d 2e,f,n,17 2e,n,18 2e,j,n,21 Jumlah Pendapatan BEBAN Umum dan administrasi Keuangan Pemasaran Kerugian penurunan nilai atas: Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Agunan yang diambil alih Rugi selisih kurs - bersih Keuntungan dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan derivatif - bersih 2d,i,j,m,n,15,20,24e 2e,k,l,n,19 2n 2e,n,5,6,9 2p 2e,o 2011 961.068 305.785 4.782 279.183 849.514 149.736 10.465 238.631 INCOME Consumer financing Finance lease Finance Others 1.550.818 1.248.346 Total Income 481.720 360.186 19.066 382.942 282.661 24.382 23.747 49.313 2.996 5 6.918 16.185 5.908 1 ( 90 ) ( 126 ) EXPENSES General and administrative Finance cost Marketing Impairment losses of: Net investments in finance lease Consumer financing receivables Repossessed collaterals Loss on foreign exchange – net Gain on changes in fair value of derivative financial instruments – net Jumlah Beban 936.943 718.871 Total Expenses LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 613.875 529.475 PROFIT BEFORE INCOME TAX 124.689 1.086 ) 102.159 1.934 INCOME TAX Current Deferred Pajak Penghasilan - Bersih 123.603 104.093 Income Tax - Net LABA TAHUN BERJALAN 490.272 425.382 PROFIT FOR THE YEAR PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan 2s 12b 12c PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN - JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN LABA PER SAHAM DASAR (nilai penuh) LABA PER SAHAM DILUSIAN (nilai penuh) ( - OTHER COMPREHENSIVE INCOME 490.272 425.382 322 280 321 280 2t,27 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR BASIC EARNINGS PER SHARE (full amount) DILUTED EARNINGS PER SHARE (full amount) See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit C Exhibit C PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes Tambahan modal disetor - bersih/ Paid-in capital in Modal saham/ excess of Share capital par value - net Cadangan saham kompensasi manajemen dan karyawan berbasis saham/ Management and employee stock options program share reserve Saldo pada tanggal 31 Desember 2010 380.170 357.906 - Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan - - - Saldo pada tanggal 31 Desember 2011 380.170 357.906 - Penambahan cadangan saham kompensasi manajemen dan karyawan berbasis saham 15 - - Penggunaan saldo laba untuk cadangan umum 22 - - - - - - Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan Saldo pada tanggal 31 Desember 2012 380.170 Catatan 14/ Note 14 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 6.000 6.000 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan - 1.940.850 Balance as of 31 December 2010 425.382 425.382 Total comprehensive income for the year 1.622.156 2.366.232 Balance as of 31 December 2011 5.350 Addition in management and employee stock options program share reserve 3.000 ( 5.350 Jumlah ekuitas/ Total equity 1.196.774 - 5.350 357.906 Saldo laba/ Retained earnings Telah Belum ditentukan ditentukan penggunaannya/ penggunaannya/ Appropriated Unappropriated 9.000 3.000) - Appropriation of retained earning for general reserve 490.272 490.272 Total comprehensive income for the year 2.109.428 2.861.854 Balance as of 31 December 2012 See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit D Exhibit D PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari transaksi pembiayaan Penerimaan dari pendapatan keuangan Penerimaan bersih dari aktivitas operasi lainnya Pembayaran atas beban keuangan dan beban administrasi bank PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2012 2011 6.332.715 5.763 368.565 4.810.149 10.250 279.546 (348.002) ( 276.904) Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran untuk transaksi pembiayaan baru (454.480) ( (6.992.682) ( 405.010) 5.741.758) CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Proceeds from financing transactions Proceeds from finance income Net proceeds from other operating activities Payments of finance cost and bank administration charges Payment of general and administrative expenses Payment of new financing transactions Arus kas untuk aktivitas operasi sebelum pembayaran pajak penghasilan Pembayaran pajak penghasilan (1.088.121) ( (116.733) ( 1.323.727) 100.920) Cash flows for operating activities before payment of income tax Payment of income tax Arus kas bersih untuk aktivitas operasi (1.204.854) ( 1.424.647) Net cash flows for operating activities ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pencairan deposito berjangka Penempatan pada deposito berjangka Penerimaan dari penjualan aset tetap Perolehan aset tetap 64.000 - ( 5.161 (131.654) ( Arus kas bersih untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari: Pinjaman yang diterima Pembiayaan bersama Efek utang yang diterbitkan - bersih Penerusan pinjaman (channelling) dan jual beli piutang Pembayaran atas: Pinjaman yang diterima Pembiayaan bersama Penerusan pinjaman (channelling) dan jual beli piutang Pelunasan pokok obligasi - (62.493) ( 10 26 11a,b CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Withdrawal of time deposit 64.000) Placement in time deposit 5.935 Proceeds from sale of property and equipment 82.688) Acquisitions of property and equipment 140.753) 1.591.789 1.265.932 794.643 1.822.211 522.958 415.804 55.321 232.773 26 10 26 (1.539.994) ( (545.992) ( 1.127.014) 119.754) 26 11a (197.151) ( (155.000) ( 254.361) 95.000) Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan 1.269.548 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 1.397.617 2.201 ( 167.783) Net cash flows for investing activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from: Fund borrowings Joint financing Debts securities issued Channeling and receivables sales and purchase Payments of: Fund borrowings Joint financing Channeling and receivables sales and purchase Repayment of bonds principal Net cash flows from financing activities NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 166.696 334.479 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 168.897 166.696 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR 136.887 32.010 92.078 74.618 CASH AND CASH EQUIVALENTS CONSIST OF: Cash on hand and in banks Time deposits 168.897 166.696 KAS DAN SETARA KAS TERDIRI DARI: Kas dan bank Deposito berjangka 3 3 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E Exhibit E PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. UMUM a. Pendirian Perusahaan 1. GENERAL a. Establishment of the Company PT BFI Finance Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 April 1982 berdasarkan Akta notaris No. 57 yang dibuat dihadapan Kartini Muljadi, SH., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-2091-HT.01.01.TH.82 tanggal 28 Oktober 1982 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 102 tanggal 21 Desember 1982, Tambahan No. 1390. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, salah satunya berdasarkan Akta No. 116 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, SH., Notaris di Jakarta tanggal 27 Juni 2001, sehubungan dengan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 tanggal 24 Juli 2001 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 35 tanggal 30 April 2002, Tambahan No. 4195. PT BFI Finance Indonesia Tbk (the Company) was established on 7 April 1982 based on Notarial deed No. 57 of Kartini Muljadi, S.H, Notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Law and Human Rights) of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. C2-2091- HT.01.01.TH.82 dated 28 October 1982 and was published in the State Gazette No. 102, dated 21 December 1982, Supplement No. 1390. The Company’s Articles of Association had been amended several times, which one of the amendments was based on Notarial deed No. 116 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, concerning the change in the name of the Company from PT Bunas Finance Indonesia Tbk to become PT BFI Finance Indonesia Tbk. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001 and was published in the State Gazette No. 35 dated 30 April 2002, Supplement No. 4195. Berdasarkan Akta notaris No. 65 tanggal 21 Juni 2012, dari Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan nilai nominal saham Perusahaan (pemecahan saham) dari sebesar Rp 500 (nilai penuh) per saham menjadi sebesar Rp 250 (nilai penuh) per saham, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah saham beredar Perusahaan dari semula sebanyak 760.339.281 saham menjadi sebanyak 1.520.678.562 saham. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. AHU-AH-01-1025617 tanggal 13 Juli 2012. Based on Notarial deed No. 65 dated 21 June 2012 of Fathiah Helmi, S.H., Notary in Jakarta, concerning the changes in par value of the Company’s shares (stock split) from Rp 500 (full amount) per share to Rp 250 (full amount) per share, thus resulting in the increase of the Company’s shares outstanding from 760,339,281 shares to 1,520,678,562 shares. The amendment was acknowledged and recorded in the Legal Entity Administration System database of the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. AHU-AH-01-10-25617 dated 13 July 2012. Perusahaan memperoleh izin usaha dalam bidang usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-038/KM.11/1982 tanggal 12 Agustus 1982, yang telah diperbaharui berdasarkan Surat Keputusan No. 493/ KMK.013/ 1990 tanggal 23 April 1990. The Company obtained its license to operate as a financing company from the Minister of Finance by virtue of his decree No. KEP-038/KM.11/ 1982 dated 12 August 1982 as amended by Decree No. 493/KMK.013/1990 dated 23 April 1990. Pada tanggal 20 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengamandemen ijin usaha Perusahaan melalui Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-038/KM.5/2006. Melalui amandemen ini, ijin usaha yang sebelumnya diberikan kepada PT Bunas Finance Indonesia Tbk berlaku surut sejak adanya persetujuan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk dari Instansi yang Berwenang melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-03668.HT.01.04. TH.2001 tanggal 24 Juli 2001. On 20 February 2006, the Minister of Finance of the Republic of Indonesia amended the Company’s license by virtue of his Decree No. KEP-038/KM.5/2006. Through this amendment, the previous license granted to PT Bunas Finance Indonesia Tbk was applied for retroactively since the approval of the change in the name of the Company from PT Bunas Finance Indonesia Tbk to PT BFI Finance Indonesia Tbk from the Regulatory Authority by virtue of decree of Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/2 Exhibit E/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. UMUM (Lanjutan) a. Pendirian Perusahaan (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) a. Establishment of the Company (Continued) Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal meliputi bidang sebagai berikut: According to Article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of activities of the Company is mainly enganged in financing activities through the provision of financing or capital goods comprising the followings: a. b. c. d. a. b. c. d. Sewa pembiayaan Pembiayaan konsumen Anjak piutang Usaha kartu kredit Finance lease Consumer financing Factoring of accounts receivable Credit card Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1982. Saat ini, Perusahaan menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen. Kantor pusat Perusahaan terletak di MNC Tower (dahulu Menara Kebon Sirih), Lantai 25, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta Pusat. The Company started its commercial operations in 1982. Currently, the Company mainly engages in finance lease and consumer financing activities. The Company’s registered office is located at the 25th Floor, MNC Tower (formerly Menara Kebon Sirih), Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Central Jakarta. Perusahaan mempunyai masing-masing 124 kantor cabang dan 61 gerai pada tanggal 31 Desember 2012, dan 110 kantor cabang dan 59 gerai pada tanggal 31 Desember 2011 yang berlokasi, antara lain, di Palembang, Banjarmasin, Surabaya, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar dan Tangerang. The Company has 124 branches and 61 kiosks as of 31 December 2012, and 110 branches and 59 kiosks as of 31 December 2011, which are located in, among others, Palembang, Banjarmasin, Surabaya, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar and Tangerang. b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana atas 2.125.000 sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham melalui bursa efek di Indonesia dengan harga penawaran sejumlah Rp 5.750 (nilai penuh) per saham. Pada tahun 1993, Perusahaan melakukan penawaran tambahan sebanyak 8.500.000 saham dengan nilai nominal per saham yang sama melalui bursa efek di Indonesia. In 1990, the Company conducted an initial public offering of its 2,125,000 shares with a par value of Rp 1,000 (full amount) per share through the stock exchanges in Indonesia at an offering price of Rp 5,750 (full amount) per share. In 1993, the Company offered an additional of 8,500,000 shares at the same par value per share through a stock exchange in Indonesia. Pada tanggal 8 April 1993, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk membagikan dividen saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 10 (sepuluh) saham yang dimiliki, sebanyak 1.062.500 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham. Pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perusahaan juga menyetujui untuk menerbitkan saham bonus dengan dasar 17 (tujuh belas) saham baru untuk setiap 20 (dua puluh) saham yang dimiliki, sebanyak 9.934.668 saham dengan nilai nominal yang sama. Pada tanggal 22 Januari 1994, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk membagikan dividen saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 3 (tiga) saham yang dimiliki, sebanyak 7.207.390 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham. On 8 April 1993, the shareholders of the Company resolved to distribute share dividends on the basis of 1 (one) new share for every 10 (ten) shares held totaling 1,062,500 shares with a par value of Rp 1,000 (full amount) per share. On the same date, the shareholders of the Company also resolved to issue bonus shares on the basis of 17 (seventeen) new shares for every 20 (twenty) shares held totaling 9,934,668 shares at the same par value. On 22 January 1994, the shareholders of the Company resolved to distribute share dividends on the basis of 1 (one) new share for every 3 (three) shares held totaling 7,207,390 shares at a par value of Rp 1,000 (full amount) per share. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/3 Exhibit E/3 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan) b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued) Pada tanggal 18 April 1994, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (kemudian berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan/ BAPEPAM-LK dan terakhir dikenal sebagai Otoritas Jasa Keuangan/ OJK) (BAPEPAM) melalui surat No. S-639/PM/1994 dalam rangka penawaran umum terbatas pertama (I) Perusahaan sebanyak 28.829.558 saham dengan harga penawaran sejumlah Rp 1.500 (nilai penuh) per saham dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas 1 (satu) saham baru. Selanjutnya, pada tanggal 17 Januari 1997, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-71/PM/1997 dalam rangka penawaran umum terbatas kedua Perusahaan sebanyak 115.318.232 saham dengan harga penawaran Rp 1.000 (nilai penuh) per saham dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas 2 (dua) saham baru. On 18 April 1994, the Company received effective statement from the Capital Market Supervisory Board (was then changed to Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency/ BAPEPAM-LK and recently known as the Financial Services Authority/ OJK) (BAPEPAM) through letter No. S-639/PM/1994 to conduct the first rights issue of the Company’s shares on a 1 (one) for 1 (one) basis totaling 28,829,558 shares at an offering price of Rp 1,500 (full amount) per share. Moreover, on 17 January 1997, the Company received effective statement from the BAPEPAM-LK through letter No. S-71/PM/1997 to conduct the second rights issue of the Company’s shares on the basis of 2 (two) new shares for every 1 (one) shares held totaling 115,318,232 shares at an offering price of Rp 1,000 (full amount) per share. Pada tanggal 17 Juni 1997, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (nilai penuh) per saham menjadi Rp 500 (nilai penuh) per saham, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah saham beredar Perusahaan dari sebanyak 172.977.348 saham menjadi sebanyak 345.954.696 saham. On 17 June 1997, the shareholders of the Company resolved a stock split, resulting in a change in par value per share from Rp 1,000 (full amount) to Rp 500 (full amount), thus resulting in the increase in number of the Company’s shares outstanding from 172,977,348 shares to 345,954,696 shares. Dalam rangka restrukturisasi utang, para pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Para Pemegang Saham tanggal 27 Januari 2000 menyetujui penerbitan Mandatory Convertible Bonds atau Obligasi Wajib Konversi (MCB) yang wajib dikonversikan menjadi sebanyak 414.384.585 saham Perusahaan. In respect with the debt restructuring, the Company’s shareholders through Extraordinary General Meeting of Shareholders convened on 27 January 2000 resolved to issue the Mandatory Convertible Bonds (MCB) which should be converted into 414,384,585 shares of the Company. Pada bulan Mei 2006, seluruh MCB telah dikonversi menjadi sebanyak 414.384.585 saham biasa sehingga jumlah saham beredar Perusahaan menjadi sebanyak 760.339.281 saham pada tanggal 31 Desember 2006 (Catatan 14). In May 2006, all of the MCB had been converted into ordinary shares totaling 414,384,585 shares, thus resulting in a total outstanding number of the Company’s shares of 760,339,281 shares as of 31 December 2006 (Note 14). Pada tanggal 7 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-3960/BL/2007 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebesar Rp 200.000 dengan jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 20 Agustus 2007, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (BES) (telah bergabung dengan Bursa Efek Jakarta dan saat ini dikenal sebagai Bursa Efek Indonesia dengan harga emisi final sebesar Rp 200.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 16 November 2007. On 7 August 2007, the Company obtained effective statement from the BAPEPAM-LK through letter No. S-3960/BL/2007 to conduct the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap, with a total principal offering of Rp 200,000 with a maturity of 24 (twenty four) months from the date of issuance. On 20 August 2007, the bond was listed on the Surabaya Stock Exchange (BES) (was merged with Jakarta Stock Exchange and is currently known as Indonesia Stock Exchange with a final issuance price of Rp 200,000. Interest on such bond was paid on a quarterly basis starting from 16 November 2007. Pada tanggal 16 Agustus 2009, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap yang jatuh tempo pada tanggal tersebut. On 16 August 2009, the Company had fully repaid the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap which matured on the date. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/4 Exhibit E/4 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan) b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued) Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebesar Rp 200.000 dengan jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 18 Januari 2010, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga emisi final sebesar Rp 160.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 15 April 2010. On 8 January 2010, the Company obtained effective statement from the BAPEPAM-LK through letter No. S-94/BL/2010 to conduct the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, with a total principal offering of Rp 200,000 with a maturity of 24 (twenty four) months from the date of issuance. On 18 January 2010, the bonds were listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) with a final issuance price of Rp 160,000. Interest on such bond was paid on a quarterly basis starting from 15 April 2010. Pada tanggal 28 Juni 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-7248/BL/2011 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebesar Rp 450.000 dengan jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 11 Juli 2011, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan harga emisi final sebesar Rp 420.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 8 Oktober 2011. On 28 June 2011, the Company obtained effective statement from the BAPEPAM-LK through letter No. S7248/BL/2011 to conduct the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap, with a total principal offering of Rp 450,000 with a maturity of 36 (thirty six) months from the date of issuance. On 11 July 2011, the bonds were listed on the Indonesia Stock Exchange with a final issuance price of Rp 420,000. Interest on such bond was paid on a quarterly basis starting from 8 October 2011. Pada tanggal 15 Januari 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap yang jatuh tempo pada tanggal tersebut. On 15 January 2012, the Company had fully repaid the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap which matured on the date. Pada tanggal 25 Januari 2012, Perusahaan menerbitkan Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 (MTN I) yang terdiri dari MTN I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp 9,50% per tahun dan MTN I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 200.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,50% per tahun. On 25 January 2012, the Company issued BFI Finance Indonesia Medium Term Notes I of Year 2012 (MTN I) which consists of MTN I A Series with a nominal value of Rp 25,000 bearing fixed interest rate of 9.50% per annum and MTN I B Series with a nominal value of Rp 200,000 bearing fixed interest rate of 10.50% per annum. Bunga MTN I dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sesuai dengan tanggal pembayaran bunga MTN tersebut. Pembayaran Bunga MTN I terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing pada tanggal 25 Januari 2014 untuk Seri A dan 25 Januari 2015 untuk Seri B. Interests on the MTN I are paid on a quarterly basis according to the interest payment schedule of the MTN. The final interest payment on the MTN I as well as the principal will mature on 25 January 2014 for A Series and 25 January 2015 for B Series, respectively. Pada tanggal 4 Juni 2012, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-6878/BL/2012 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I) dengan jumlah nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 575.000. Obligasi Berkelanjutan I Tahap I ini terbagi menjadi tiga seri, yaitu Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 195.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,00% per tahun, Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 110.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,00% per tahun, dan Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 270.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,50% per tahun. Pada tanggal 13 Juni 2012, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan harga emisi final sebesar Rp 575.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 12 September 2012. On 4 June 2012, the Company obtained effective statement from BAPEPAM-LK through letter No. S-6878/BL/2012 to conduct the Public Offering of Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I) with a total principal offering of Rp 575,000. The Obligasi Berkelanjutan I Tahap I consist of three series, i.e. A Series with a nominal value of Rp 195,000 bearing fixed interest rate of 7.00% per annum, B Series with a nominal value of Rp 110,000 bearing fixed interest of 8.00% per annum, and C Series with a nominal value of Rp 270,000 bearing fixed interest rate of 8.50% per annum. On 13 June 2012, the bonds were listed on the Indonesia Stock Exchange with a final issuance price of Rp 575,000. Interest on such bond was paid on a quarterly basis starting from 12 September 2012. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/5 Exhibit E/5 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan) b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued) Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan yang diaktakan dengan Akta notaris No. 65 tanggal 21 Juni 2012 dari Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui perubahan Pasal 4 ayat 1 dan 2 Anggaran Dasar Perusahaan mengenai perubahan nilai nominal saham Perusahaan (pemecahan saham) dari sebesar Rp 500 (nilai penuh) per saham menjadi sebesar Rp 250 (nilai penuh) per saham, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah saham beredar Perusahaan dari semula sebanyak 760.339.281 saham menjadi sebanyak 1.520.678.562 saham, dan menyetujui untuk mengubah Pasal 15 ayat 3b mengenai Tugas dan Wewenang Direksi. Pemecahan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari BEI melalui surat No. S-05439/BEI.PPJ/07-2012 tertanggal 31 Juli 2012. Based on the resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGM) of the Company as covered by Notarial deed No. 65 dated 21 June 2012 of Fathiah Helmi, S.H., Notary in Jakarta, the shareholders resolved to approve the amendment to Paragraphs 1 and 2 of Article 4 of the Articles of Association concerning the changes in par value of the Company’s share (stock split) from Rp 500 (full amount) to Rp 250 (full amount), thus resulting in the increase in number of the Company’s shares outstanding from 760,339,281 shares to 1,520,678,562 shares, and Paragraph 3b of Article 15, concerning the Duties and Authorities of the Directors. The stock split was approved by the BEI through letter No. S-05439/BEI.PPJ/07-2012 dated 31 July 2012. RUPSLB tersebut juga telah menyetujui penerbitan saham untuk pelaksanaan program Management & Employee Stock Option Program (MESOP) untuk Tahap I sebanyak 60.826.400 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 250 per saham untuk periode sampai dengan tanggal 20 Juni 2014. BEI melalui suratnya No. S-04847/BEI.PPJ/07-2012 tertanggal 6 Juli 2012 telah menyetujui pencatatan saham Perusahaan hasil pelaksanaan Program MESOP untuk tahap I tersebut secara pra pencatatan di BEI. The EGM had also resolved to approve the issuance of shares for the implementation of the Phase 1 of the Management & Employee Stock Option Program (MESOP), totaling 60,826,400 shares with par value of Rp 250 per shares, up to 20 June 2014. BEI through its letter No. S-04847/BEI.PPJ/07-2012 dated 6 July 2012 had approved the Company’s pre-listing of its MESOP on the Stock Exchange for the implementation of phase I. c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perusahaan, yang diaktakan dengan akta No. 80 Tanggal 15 Juni 2011 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 82 masing-masing tertanggal 15 Juni 2011 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Based on the resolution of the Annual General Meeting of Shareholders (AGM), as covered by the deed No. 80 dated 15 June 2011 in conjunction with the Deed of Resolutions No. 82, each dated 15 June 2011, of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, the composition of the Board of Commissioners and Directors of the Company as of 31 December 2012 and 2011 was as follows: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris : : : : : Kusmayanto Kadiman Johanes Sutrisno Alfonso Napitupulu Emmy Yuhassarie Richard Andrew Deitz : : : : : Board of Commissioners President Commissioner Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur : : : Francis Lay Sioe Ho Yan Peter Wangkar Cornellius Henry Kho : : : Directors President Director Director Director These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/6 Exhibit E/6 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan (Lanjutan) c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees (Continued) Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: The composition of the Audit Committee of the Company as of 31 December 2012 and 2011, are as follows: Komite Audit Ketua Anggota : : : : : : Johanes Sutrisno Kusmayanto Kadiman Dominic Picone Fendi Santoso Stefanus Ginting Rudy Capelle : : : : : : Audit Committee Chairman Member Gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing berjumlah keseluruhan sebesar Rp 26.928 dan Rp 28.179. Salaries and benefits provided to the Board of Commissioners and the Directors for the years ended 31 December 2012 and 2011 amounted to Rp 26,928 and Rp 28,179, respectively. Internal Audit Internal Audit Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, Perusahaan telah menyusun Piagam Internal Audit sejak tanggal 1 Maret 2009 atau telah membentuk Divisi Internal Audit sejak tanggal 31 Maret 2010, berdasarkan Surat Penunjukkan Anggota Audit Internal Perusahaan. Kepala Unit Internal Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah Perri Gustovandani. Based on the regulation issued by the BAPEPAM-LK No. IX.I.7 concerning the Forming and Charter’s Compilation Guidance of Internal Audit Unit, the Company had established an Internal Audit Charter since 1 March 2009 and had formed an Internal Audit Division since 31 March 2010, based on the Letter of Assignment of Internal Audit Members. The Head of Internal Audit Unit of the Company as of 31 December 2012 and 2011 is Perri Gustovandani. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan No. Corp/CH/L/VII/07-0115 tanggal 9 Juli 2007, Perusahaan menunjuk Cornellius Henry Kho sebagai Sekretaris Perusahaan. Based on the virtue of the Board of Directors of the Company No. Corp/CH/L/VII/07-0115 dated 9 July 2007, the Company appointed Cornellius Henry Kho as its Corporate Secretary. Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, Perusahaan diwajibkan untuk membentuk fungsi Sekretaris Perusahaan yang antara lain bertugas: Based on the regulation issued by the BAPEPAM-LK No. IX.I.4 concerning the Formation of the Corporate Secretary, the Company is required to establish a Corporate Secretary which functions comprise the followings: (1) Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar modal; (2) Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemberi modal yang berkaitan dengan kondisi Perusahaan; (3) Memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya; (4) Sebagai penghubung atau contact person antara Emiten atau Perusahaan Publik dengan BAPEPAMLK dan masyarakat; (5) Fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dirangkap oleh Direktur Perusahaan. (1) Keep informed with respect to Capital Market developments, especially Capital Market regulations; (2) Provide the public with all information needed by investors regarding the condition of the Issuer or Public Company; (3) Make recommendations to the Issuer or Public Company’s board of directors with respect to compliance with Law No. 8, 1995 concerning the Capital Market and its implementing regulations; (4) Act as the Issuer’s or Public Company’s contact person with BAPEPAM-LK and the public; and (5) The functions of Corporate Secretary may be concurrently performed by a director of the Issuer or Public Company. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/7 Exhibit E/7 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. UMUM (Lanjutan) 1. GENERAL (Continued) c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan (Lanjutan) c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees (Continued) Jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut (tidak diaudit): The total number of the Company’s employees as of 31 December 2012 and 2011 was as follows (unaudited): 2012 Karyawan tetap Karyawan tidak tetap 2. 2011 3.274 2.122 2.560 2.075 5.396 4.635 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Permanent employees Non-permanent employees 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Kebijakan akuntansi pokok yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan kecuali untuk penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 adalah sebagai berikut: The following are the significant accounting policies that were applied consistently in the preparation of the financial statements except for the adoption of revised and new Statements of Finance Accounting Standards (SFAS) and Interpretations of Financial Accounting Standards (IFAS) effective 1 January 2012: a. a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Basis of Preparation of Financial Statements Laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan perubahannya, Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. The financial statements as of and for the years ended 31 December 2012 and 2011 are prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards as issued by the Indonesian Institute of Accountants and the Bapepam-LK Regulation No. VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation Guidelines” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000 and its amendment, the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 dated 25 June 2012. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep nilai historis dan atas akrual, kecuali untuk akun-akun tertentu yang disusun dengan menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi akun tersebut. The financial statements were prepared under the historical costs concept and on the accrual basis, except for certain accounts that were prepared using measurements as described in their respective accounting policies. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan sumber dan penggunaan kas dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. The statements of cash flows were prepared using the direct method and present the sources and uses of cash and cash equivalents according to operating, investing and financing activities. Seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus. Figures in the financial statements are rounded to and expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/8 Exhibit E/8 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) a. SIGNIFICANT Basis of Preparation (Continued) ACCOUNTING of Financial POLICIES Statements Standar akuntansi baru dan revisi New and revised accounting standards Perubahan atas standar berikut telah berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2012. The following amendments to standards have became effective for the financial year starting 1 January 2012. - PSAK No. 24 (Revisi 2010) : Imbalan Kerja - SFAS No. 24 (Revised 2010) : Employee Benefits Yang menggantikan PSAK 24 (Revisi 2004), "Imbalan Kerja," mensyaratkan pengungkapan tambahan yang dibuat memberikan informasi tentang tren dalam aset dan liabilitas dalam rencana imbalan pasti dan asumsi yang mendasari komponen dari biaya imbalan pasti. Perubahan ini mengakibatkan pengungkapan tambahan tetapi tidak memiliki dampak pengakuan atau pengukuran, Perusahaan memilih untuk tidak menerapkan opsi baru yang ditawarkan untuk mengakui keuntungan dan kerugian aktuarial sebagai pendapatan komprehensif lainnya. Pengungkapan baru ini disajikan dalam Catatan 23 - Imbalan PascaKerja. - PSAK No. 30 (Revisi 2011) : Sewa Which supersedes SFAS 24 (Revised 2004), “Employee Benefits,” requires additional disclosures are made providing information about trends in the assets and liabilities in the defined benefit plans and the assumptions underlying the components of the defined benefit cost. This change has resulted in additional disclosures but has not had any recognition or measurement impact, as the Company chose not to apply the new option offered to recognize actuarial gains and losses in other comprehensive income. These new disclosures are shown in Note 23 – PostEmployment Benefits. - SFAS No. 30 (Revised 2011) : Leases Memberikan panduan tambahan bagi unsur tanah dan bangunan di dalam perjanjian sewa yang diklasifikasikan terpisah sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi, dengan mempertimbangkan bahwa tanah memiliki umur ekonomis yang tidak terbatas. Provides additional guidance for land and building elements of a lease agreement which are to be classified as finance leases or operating leases separately, taking into account the nature of the land has an indefinite economic life. - PSAK No. 46 (Revisi 2010) : Akuntansi Pajak Penghasilan - SFAS No. 46 (Revised 2010) : Accounting for Income Taxes Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksitransaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan. Prescribe the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in statements of financial position; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements. - PSAK No. 50 (Revisi 2010) : Instrumen Keuangan: Penyajian - SFAS No. 50 (Revised 2010) : Financial Instruments: Presentation Menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. Establish principles for presenting financial instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/9 Exhibit E/9 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) a. SIGNIFICANT Basis of Preparation (Continued) ACCOUNTING of Financial POLICIES Statements Perubahan atas standar berikut telah berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2012. (Lanjutan) The following amendments to standards have became effective for the financial year starting 1 January 2012. (Continued) - PSAK No. 55 (Revisi 2010) : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran - SFAS No. 55 (Revised 2010) : Financial Instruments: Recognition and Measurement Mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK No. 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian. Persyaratan pengungkapan informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Establishes principles for recognising and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. Requirements for presenting information about financial instruments are in SFAS No. 50 (Revised 2010): Financial Instruments: Presentation. Requirements for disclosing information about financial instruments are in SFAS 60: Financial Instruments: Disclosures. - PSAK No. 56 (Revisi 2011) : Laba per Saham - SFAS No. 56 (Revised 2011) : Earning per Share Menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada periode pelaporan sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama. Prescribed principles for the determination and presentation of earnings per share, so as to improve performance comparisons between different entities in the same period and between different reporting periods for the same entity. - PSAK No. 60 (Revisi 2011) : Instrumen Keuangan: Pengungkapan - SFAS No. 60 (Revised 2011) : Financial Instruments: Disclosures Mensyaratkan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan konsolidasian untuk mengevaluasi signifikansi instrument keuangankami dan sifat serta luas risiko yang timbul dari instrumeninstrumen keuangan tersebut. Pengungkapanpengungkapan baru tersebut termasuk di dalam laporan keuangan konsolidasian. Standar ini diterapkan secara prospektif sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu, Entitas tidak perlu menyajikan informasi komparatif untuk pengungkapan yang disyaratkan oleh standar ini. Requires disclosures that enable users of the consolidated financial statements to evaluate the significance of our financial instruments and the nature and extent of risks arising from those financial instruments. The new disclosures are included throughout the consolidated financial statements. This standard is applied prospectively in accordance with its transitional provisions. Accordingly, the Company does not need to present comparative information for the disclosures required by this standard. Perusahaan telah mengungkapkan informasi terkait dengan perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi The Company has disclosed information related with the changes in accounting policies of the Company as required, in accordance with transitional provision in the respective standards and interpretations. Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan: The following new standards, amendments to standards and interpretations are mandatory for the first time for the financial year beginning 1 January 2012, but are not relevant or did not have material impact for the Company: - PSAK No. 10 (Revisi 2010) : - PSAK No. 16 (Revisi 2011) : PSAK No. 18 (Revisi 2010) : - PSAK No. 53 (Revisi 2010) : ISAK No. 13 : - ISAK No. 15 : - ISAK No. 20 : - ISAK No. 23 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing/ The Effects of Changes in Foreign Exchanges Rate Aset Tetap/ Property, Plant and Equipment Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans Pembayaran Berbasis Saham/ Share-based Payment Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri/ Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya/ SFAS No. 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham/ Income Taxes-Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders Sewa Operasi-Insentif/ Operating Leases-Incentives : SFAS No. 10 (Revised 2010) - : : SFAS No. 16 (Revised 2011) SFAS No. 18 (Revised 2010) - : : SFAS No. 53 (Revised 2010) IFAS No. 13 - : IFAS No. 15 - : IFAS No.20 IFAS No. 23 - These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/10 Exhibit E/10 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) a. Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan: (Lanjutan) - ISAK No. 24 - ISAK No. 25 SIGNIFICANT Basis of Preparation (Continued) of Financial POLICIES Statements The following new standards, amendments to standards and interpretations are mandatory for the first time for the financial year beginning 1 January 2012, but are not relevant or did not have material impact for the Company: (Continued) Evaluasi Substansi beberapa Transaksi yang Melibatkan suatu Bentuk Legal Sewa/ Evaluating the Substance of Transactions Involving the Legal Form of a Lease Hak atas Tanah/ Land Rights b. Penyertaan Saham ACCOUNTING b. IFAS No. 24 IFAS No. 25 - Investment in Shares Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi”. PSAK revisi ini diterapkan secara retrospektif dan mengatur akuntansi investasi dalam entitas asosiasi dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode akuntansi yang harus diterapkan, penurunan nilai investasi dan laporan keuangan tersendiri. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan. Effective 1 January 2011, the Company applied SFAS No. 15 (Revised 2009), “Investments in Associated Companies”. The revised SFAS is applied retrospectively and prescribes the accounting for investments in associated companies as to determination of significant influence, accounting method to be applied, impairment in value of investments and separate financial statements. The adoption of the said revised SFAS has no significant impact on the financial statements. Investasi Perusahaan pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih, dan penerimaan dividen dari investee sejak tanggal perolehan. The Company’s investment in its associated company is accounted for using the equity method. An associated company is an entity in which the Company has significant influence. Under the equity method, the cost of investment is increased or decreased by the Company’s share in net earnings or losses of, and dividends received from the investee since the date of acquisition. Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat dipakai, dalam laporan perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan entitas asosiasi dieliminasi dengan jumlah sesuai dengan kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi. The statements of comprehensive income reflects the share of the results of operations of the associate. Where there has been a change recognized directly in the equity of the associate, the Company recognizes its share of any such changes and discloses this, when applicable, in the statement of changes in equity. Unrealized gains and losses resulting from transactions between the Company and the associate are eliminated to the extent of the Company’s interest in the associate. Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perusahaan dalam entitas asosiasi. Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif. The Company determines whether it is necessary to recognize an additional impairment loss on the Company’s investment in its associate. The Company determines at each reporting date whether there is any objective evidence that the investment in the associate is impaired. If this is the case, the Company calculates the amount of impairment as the difference between the recoverable amount of the investment in associate and its carrying value, and recognizes the amount in the statements of comprehensive income. Jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya diakui oleh investor apabila telah timbul liabilitas atau investor melakukan pembayaran liabilitas perusahaan asosiasi yang dijaminnya. Jika perusahaan asosiasi selanjutnya memperoleh laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui. If an investor’s share of losses in an associate equals or exceeds the carrying value of the investment, the investment shall be reported at zero value. Subsequent losses will be accrued by the investor if a liability has arisen or the investor pays the associate’s liabilities guaranteed by the investor. If the associate subsequently reports profit, the investor will recognize profit only after its share of the profit equals the share of net losses that had not been recognized. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/11 Exhibit E/11 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Penyertaan Saham (Lanjutan) c. 2. SUMMARY OF (Continued) b. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Investment in Shares (Continued) Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik. Investment in shares represents a long-term investment in a non-public company. Penyertaan saham merupakan penyertaan saham Perusahaan pada PT Bunas Multi Finance (BMF) dengan persentase kepemilikan sebesar 20%. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yang diaktakan dengan akta notaris No. 115 tanggal 27 Juni 2001 dari Aulia Taufani, S.H., Notaris pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perusahaan telah memberikan persetujuan untuk melakukan divestasi penyertaan Perusahaan pada BMF. Namun demikian, divestasi belum dapat dilaksanakan karena belum memperoleh persetujuan dari pemegang saham mayoritas BMF. Investment in shares represents the cost of the Company’s 20% - equity investment in PT Bunas Multi Finance (BMF). Based on the resolutions of the Extraordinary General Meeting of Shareholders as covered by Notarial deed No. 115 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, the shareholders resolved to approve the divestment of the Company’s investment in BMF. However, the divestment was not executable as it had not yet been approved by the majority shareholders of BMF. Sejak tahun 1998, karena bagian Perusahaan atas rugi bersih BMF telah melebihi jumlah tercatat penyertaannya, oleh karenanya investasi diakui sebesar jumlah tercatat sebesar nihil dan sejak itu Perusahaan tidak lagi mengharapkan adanya pemulihan dari penyertaan tersebut. Since 1998, the Company’s share in the net losses of BMF had exceeded its carrying value of the related investments, thus the investment was written down to nil, and since then, the Company does not expect any recoveries from the said investment. Pada tanggal 15 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Pengumuman No. Peng-197/MK.5/2006 telah membekukan seluruh kegiatan operasional BMF. Namun demikian, Perusahaan tidak lagi mempunyai hubungan usaha maupun memberikan garansi apapun terhadap BMF. On 15 February 2006, the Minister of Finance of Republic of Indonesia through announcement letter No. Peng-197/MK.5/2006, had suspended the entire operational activity of BMF. Nevertheless, the Company has no more business linkage nor made any guarantee for the suspended company. Kas dan Setara Kas c. Kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, dan tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya. d. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi Cash and Cash Equivalents Cash and cash equivalents are cash on hand, cash in banks and time deposits with a maturity period of three months or less at the time of placement and which are not used as collateral or are not restricted. d. Related Party Transactions Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor: Related party represents a person or an entity who is related to the reporting entity: (1) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai (1) A person or a close member of the person’s family relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (a) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (b) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (c) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor is related to a reporting entity if that person: (a) has control or joint control over the reporting entity; (b) has significant influence over the reporting entity; or (c) is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/12 Exhibit E/12 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) d. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Related Party Transactions (Continued) Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor: (Lanjutan) Related party represents a person or an entity who is related to the reporting entity: (Continued) (2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika (2) An entity is related to a reporting entity if any of memenuhi salah satu hal berikut: (a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). (b) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). (c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. (d) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. (e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. (f) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (1). (g) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (1)(a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). e. Aset dan Liabilitas Keuangan the following conditions applies: (a) The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others). (b) One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member). (c) (d) (e) Both entities are joint ventures of the same third party. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity. The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity. (f) The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (1). (g) A person identified in (1)(a) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity). e. Financial Assets and Liabilities Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Effective 1 January 2012, the Company applied SFAS No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”, SFAS No. 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”. PSAK No. 50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. SFAS No. 50 (Revised 2010) contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed. The presentation requirements apply to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial liabilities and equity instruments; the classification of related interest, dividends, losses and gains; and the circumstances in which financial assets and financial liabilities should be offset. This SFAS requires the disclosure of, among others, information about factors that affect the amount, timing and certainty of an entity’s future cash flows relating to financial instruments and the accounting policies applied to those instruments. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/13 Exhibit E/13 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES e. Financial Assets and Liabilities (Continued) PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitias keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. SFAS No. 55 (Revised 2011) establishes the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. This SFAS provides the definitions and characteristics of derivatives, the categories of financial instruments, recognition and measurement, hedge accounting and determination of hedging relationships, among others. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja; beserta sifat dan tingkat yang timbul dari risiko keuangan Perusahaan yang terekspos selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko mereka. SFAS No. 60 requires disclosures of the significance of financial instruments for financial position and performance; and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the Company is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the entity manages those risks. (i) (i) Aset keuangan Financial assets Aset keuangan Perusahaan, terdiri dari kas dan setara kas, deposito berjangka, investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, aset keuangan derivatif dan pinjaman kepada karyawan (dicatat sebagai bagian dari aset lainlain). The Company's financial assets, consist of cash and cash equivalents, time deposit, net investments in finance lease, consumer financing receivables, derivative financial assets and loans to employees (recorded as part of other assets). (1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (1) Financial assets at fair value through profit or loss Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. This category comprises two sub-categories: financial assets classified as held for trading, and financial assets designated by the Company as at fair value through profit and loss upon initial recognition. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit-taking. Derivatives are also categorized as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments. Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi dan dicatat sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan derivatif”. Financial instruments included in this category are recognized initially at fair value; transaction costs are taken directly to the statement of comprehensive income. Gains and losses arising from changes in fair value are included directly in the profit or loss and are reported respectively as “Gains/ (losses) from changes in fair value of derivative financial instruments”. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/14 Exhibit E/14 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (i) Aset keuangan (Lanjutan) (2) Pinjaman yang diberikan dan piutang 2. SUMMARY OF (Continued) e. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued) (2) Loans and receivables Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: (a) yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; (c) dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang. Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than: Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah atau dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. At initial recognition, the Company’s loans and receivables are measured at fair values plus or minus directly attributable transaction costs and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pemberian suatu pinjaman maupun perolehan piutang dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman maupun piutang tersebut tidak diperoleh. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang diakui dalam laporan laba rugi dan dicatat sebagai bagian dari ‘pendapatan pembiayaan konsumen’ atau ‘pendapatan sewa pembiayaan’. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi. Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of loans or receivables and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan or receivables had not been acquired or issued. Income on financial assets classified as loan and receivables is recognized in the profit or loss and recorded as part of ‘consumer financing income’ or ‘finance lease income’. Interest income on financial assets classified as loans and receivables is included in the profit or loss. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”. In the case of impairment, the impairment loss is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statement of comprehensive income as “Allowance for Impairment Losses”. (a) those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit and loss; (b) those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or (c) those for which the holder may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/15 Exhibit E/15 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (ii) Liabilitas keuangan 2. SUMMARY OF (Continued) e. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Financial Assets and Liabilities (Continued) (ii) Financial liabilities Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari pinjaman yang diterima, beban yang masih harus dibayar, efek utang yang diterbitkan dan utang lain-lain. The Company's financial liabilities consist of fund borrowings, accrued expenses, debt securities issued and other payables. Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. The Company classified its financial liabilities as financial liabilities measured at amortized cost. Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pengakuan suatu pinjaman yang diterima, dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman yang diterima tidak diakui. Beban atas kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dibebankan dalam laporan laba rugi dan dicatat sebagai bagian dari ‘beban keuangan’. Financial liabilities measured at amortized cost are initially recognized at fair value plus transaction costs. After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method. Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the recognition of loan received and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan has not been recognized. Expenses on financial liabilities measured at amortized cost is charged in the profit or loss and recorded as part of ‘finance cost’. (iii) Penentuan nilai wajar (iii) Fair value estimation PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang mensyaratkan klasifikasi aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan di dalam melakukan pengukuran nilai wajar. Hirarki nilai wajar memiliki tingkatan sebagai berikut: SFAS No. 60 requires certain disclosures which require the classification of financial and financial liabilities measured at fair value using a fair value hierarchy that reflects the significance of the inputs used in making the fair value measurement. The fair value hierarchy has the following levels: a. harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1); b. input selain harga kuotasi yang termasuk di dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya, harga) maupun tidak langsung (misalnya, derivasi dari harga) (tingkat 2); dan c. input untuk aset dan liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3). a. quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities (level 1); Tingkatan di dalam hirarki nilai wajar di mana aset keuangan atau liabilitas keuangan dikategorikan penetapnya pada basis tingkatan input paling rendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar. Aset keuangan dan liabilitas keuangan diklasifikasikan di dalam keseluruhan hanya ke dalam salah satu dari ketiga tingkatan tersebut. The level in the fair value hierarchy within which the financial asset or financial liability is categorised is determined on the basis of the lowest level input that is significant to the fair value measurement. Financial assets and financial liabilities are classified in their entirety into only one of the three levels. b. inputs other than quoted prices included within Level 1 that are observable for the asset or liability, either directly (i.e. as prices) or indirectly (i.e. derived from prices) (level 2); and c. inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs) (level 3). These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/16 Exhibit E/16 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (iii) Penentuan nilai wajar (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) e. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Financial Assets and Liabilities (Continued) (iii) Fair value estimation (Continued) Aset keuangan Perusahaan yang diukur dan diakui pada nilai wajar (tingkat 2) adalah aset keuangan derivatif. The Company’s financial asset that are measured and recognised at fair value (level 2) are derivative financial assets. Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan Perusahaan untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price), sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (ask price). Instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 1. The fair value of financial instruments traded in active markets is based on quoted market prices at the reporting date. The quoted market price used for financial assets held by the Company is the current bid price, while financial liabilities use ask price. These instruments are included in level 1. Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia, dan seminimal mungkin mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 2. The fair value of financial instruments that are not traded in an active market is determined using valuation techniques. These valuation techniques maximise the use of observable market data where it is available and rely as little as possible on estimates. If all significant inputs required to fair value an instrument are observable, the instrument is included in level 2. Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut masuk ke dalam tingkat 3. If one or more of the significant inputs is not based on observable market data, the instrument is included in level 3. Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan mencakup: Specific valuation techniques used to value financial instruments include: penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis dan; teknik lain seperti analisis arus kas yang didiskonto digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan lainnya. the use of quoted market prices or dealer quotes for similar instruments and; (iv) Penghentian pengakuan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah. other techniques, such as discounted cashflows analysis, are used to determine fair value for the remaining financial instruments. (iv) Derecognition Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist, or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards have been transferred. Any rights or obligations on the transferred financial assets that arise or are still owned by the company are recognized as assets or liabilities separately. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/17 Exhibit E/17 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (iv) Penghentian pengakuan (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) e. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Financial Assets and Liabilities (Continued) (iv) Derecognition (Continued) Perusahaan menghentikan pengakuan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan pada saat dilakukannya penarikan jaminan kendaraan. Selain itu, penghentian pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. The Company derecognize consumer financing receivables and net investments in finance lease at the time when the collateral vehicle has been taken out. In addition, derecognition of financial liabilities when they have been redeemed or otherwise extinguished. Dalam transaksi di mana Perusahaan secara subtansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan liabilitas yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer. In a transaction where the Company has substantially no or did not transfer all the risks and rewards of ownership of financial assets, the Company terminate the recognition of such assets, if the company no longer has control over those assets. The rights and obligations arising or that still exists in the transfer are recognized separately as assets or liabilities. In transfers where control over the assets still owned, the Company continued to recognize the transferred assets in the amount of involvement that is sustainable, where the level of sustainability of the Company in the transferred assets amounted to changes in the value of the transferred assets. Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan, dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Perusahaan menentukan bahwa piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada kemampuan keuangan konsumen sehingga konsumen tidak lagi dapat melunasi liabilitasnya, atau konsumen atau unit yang dibiayai tidak dapat ditemukan atau dikuasai oleh pihak ketiga atau hasil penjualan agunan diperkirakan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan. Companies write off any outstanding consumer financing receivables and net investments in finance lease, and reserves related to impairment losses, when the Company determines that the consumer financing receivables and net investments in finance lease cannot be collectible. This decision was taken after consideration of information such as the occurrence of significant changes to the financial ability of consumers so that consumers can no longer pay the loan, or consumer or units being financed cannot be found or is controlled by third party or the sale of collateral is not expected to be sufficient to pay the entire exposure for the consumer financing receivables and net investments in finance lease. (v) Saling hapus instrumen keuangan (v) Offsetting financial instrument Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan liabilitas secara simultan. Financial assets and liabilities are offset and the net amount is presented in the statement of financial positions when, and only when, the Company has the legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liabilities simultaneously. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/18 Exhibit E/18 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (vi) Penurunan nilai dari aset keuangan 2. SUMMARY OF (Continued) e. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Financial Assets and Liabilities (Continued) (vi) Impairment of financial assets Pada setiap tanggal pelaporan Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a ‘loss event’) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated. Kriteria yang digunakan oleh Perusahaan untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: (a) kesulitan keuangan signifikan yang dialami konsumen; (b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; (c) Perusahaan, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami konsumen, memberikan keringanan (konsesi) pada konsumen yang tidak mungkin diberikan jika konsumen tidak memiliki kesulitan tersebut; (d) terdapat kemungkinan bahwa konsumen akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; (e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau The criteria that the Company uses to determine that there is objective evidence of an impairment loss include: (a) significant financial difficulty of the consumer; (f) data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: (1) memburuknya status pembayaran konsumen dalam kelompok tersebut; dan (2) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. (b) a breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments; (c) the Company, for economic or legal reasons relating to the consumer’s financial difficulty, granting to the consumer a concession that the lender would not otherwise consider; (d) it becomes probable that the consumer will enter bankruptcy or other financial reorganization; (e) the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties; or (f) observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a portfolio of financial assets since the initial recognition of those assets, although the decrease cannot yet be identified with the individual financial assets in the portfolio, including: (1) (2) adverse changes in the payment status of consumers in the portfolio; and national or local economic conditions that correlate with defaults on the assets in the portfolio. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/19 Exhibit E/19 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) e. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Financial Assets and Liabilities (Continued) (vi) Impairment of financial assets (Continued) Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portfolio yang diidentifikasi. The estimated period between a loss occurring and its identification is determined by the management for each identified portfolio. Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. The Company firstly assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, and individually or collectively for financial assets that are not individually significant. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karekteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment. Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. The amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statement of comprehensive income. If a loan or held-to-maturity investment has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi beban-beban untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable. Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi. For the purposes of a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped on the basis of similar credit risk characteristics. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets which indicate the debtors’ ability to pay all amounts due according to the contractual terms of the assets being evaluated. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/20 Exhibit E/20 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) e. (vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (Lanjutan) f. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Financial Assets and Liabilities (Continued) (vi) Impairment of financial assets (Continued) Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini. Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of the contractual cash flows of the assets in the group and historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the group. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist. Ketika piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih diklasifikasikan ke dalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”. When a consumer financing receivable or net investment in finance lease account is uncollectible, such receivable is written off against the related allowance for impairment losses. Such receivable is written off after all necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment expense related to consumer financing receivables and net investments in finance lease are classified into "Allowance for Impairment Losses". Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif. If, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognized impairment loss is reversed by adjusting the allowance for impairment losses. The amount of the reversal is recognized in the statement of comprehensive income. Penerimaan kemudian atas aset keuangan yang telah dihapus-bukukan sebelumnya, diakui sebagai pendapatan lain-lain. Subsequent recoveries of financial assets writtenoff in the previous period are recognized as other income. Akuntansi untuk Sewa Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. f. Accounting for Leases Effective 1 January 2012, the Company implemented SFAS No. 30 (Revised 2011), “Leases”. The determination of whether an arrangement is, or contains a lease is based on the substance of arrangement at inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Under this SFAS, leases that transfer substantially to the lessee all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as finance leases. Moreover, leases which do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as operating leases. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/21 Exhibit E/21 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. g. Akuntansi untuk Sewa (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) f. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Accounting for Leases (Continued) Investasi bersih dalam sewa pembiayaan pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dikurangi pendapatan administrasi dan ditambah biaya-biaya transaksi (jika ada) yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. The net investments in finance lease are recognised initially at fair value, deducted by administration income and plus directly attributable transactions costs (if any) and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method. Pada saat pengakuan awal, nilai wajar investasi bersih dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima oleh perusahaan sewa pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan dan simpanan jaminan. Selisih antara nilai piutang bruto dan nilai kini piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui. Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui dialokasikan sebagai pendapatan tahun berjalan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif. Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. At initial recognition, the fair value of net investments in finance lease represents lease financing receivables plus the residual value at the end of the lease period deducted by unearned lease income and security deposits. The difference between the gross lease receivables and the present value of the lease receivables is recognised as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to the current year statement of income using the effective interest rate. Net investments in finance lease are classified as loans and receivables. See Note 2e for the accounting policy of loans and receivables. Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen g. Accounting for Consumer Financing Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama di mana risiko kredit ditanggung pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai. Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables where joint financing providers bear credit risk in accordance with its portion (without recourse), unearned consumer financing income and allowance for impairment losses. Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi. Early termination of a contract is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year’s profit or loss at the date of transaction. Pembiayaan Bersama Joint Financing Pembiayaan bersama terdiri atas pembiayaan konsumen tanpa jaminan (without recourse) dan pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse). Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban keuangan yang terkait dengan pembiayaan bersama (without recourse) disajikan secara bersih di laporan laba rugi. Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana Perusahaan menanggung risiko kredit (with recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bruto, sedangkan kredit yang disalurkan oleh penyedia dana dicatat sebagai liabilitas (pendekatan bruto). Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban keuangan yang terkait dengan pembiayaan bersama with recourse tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi. Joint financing consist of with and witout recourse joint financing to end-user consumers. The consumer financing receivables under joint financing where each party assumes the credit risk according to the risk portion (without recourse) are stated at net amount in the statement of financial positions. Consumer financing income and finance cost related to without recourse joint financing are stated at net amount in the profit or loss. Consumer financing receivable under joint financing where the Company assume the credit risk (with recourse) are stated at gross amount in the statement of financial positions, while the credit that are distributed by the fund provider are recorded as liability (gross approach). The consumer financing income and finance cost related to with recourse joint financing are stated at gross amount in the profit or loss. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/22 Exhibit E/22 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) g. Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen (Lanjutan) g. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Accounting for Consumer Financing (Continued) Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Keuangan”. For joint financing without recourse, the Company reserves the right to charge greater interest rates to customers than those stated in the joint financing agreements with joint financing providers. The difference is recognized as revenue and disclosed as “Finance Income”. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Consumer financing receivables are classified as loans and receivables. See Note 2e for the accounting policy of loans and receivables. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, yang merupakan selisih antara jumlah pembayaran angsuran yang akan diterima dari pelanggan dengan jumlah pokok pembiayaan, akan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen pada tingkat pengembalian berkala yang tetap dari piutang pembiayaan konsumen. Unearned income on consumer financing, which is the excess of aggregate installment payments collectible from the customers over the cost of the financed assets, is recognized as income over the terms of the respective agreements at a constant periodic rate of return on the consumer financing receivables. h. Agunan yang Diambil Alih i. 2. SUMMARY OF (Continued) h. Repossessed Collateral Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian piutang pembiayaan konsumen dan invetasi neto sewa pembiayaan dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih setelah dikurangi estimasi beban pelepasan. Selisih lebih antara saldo piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan yang tidak dapat ditagih dengan nilai bersih agunan diambil alih yang dapat direalisasi tersebut dibebankan pada cadangan kerugian penurunan nilai. Repossessed collateral acquired in conjunction with settlement of consumer financing receivables and net investments in finance lease are stated at their net realizable value, less allowance for impairment losses. Net realizable value is the fair value of the repossessed collateral after deducting the estimated costs of disposal. The excess between uncollectible consumer financing receivables and net investments in finance lease balance and net realizable value of the repossessed collateral is charged to allowance for impairment losses. Jaminan yang diambil alih merupakan bagian dari aset lain-lain. Collateral that is taken over will become part of other assets. Beban-beban sehubungan dengan perolehan dan pemeliharaan aset tersebut dibebankan pada saat terjadinya. Expenses in relation with the acquisition and maintenance of those assets are charged as incurred. Selisih antara nilai tercatat dan hasil penjualan dari agunan diambil alih diakui sebagai laba atau rugi pada saat penjualan agunan diambil alih, dan diakui sebagai “pendapatan lain-lain” dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. The difference between the carrying value and the proceeds from the sale of repossessed collateral is recognized as gain or loss at the time of sale, and recognized as “other revenues” in the profit or loss. Beban Dibayar di Muka Beban dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat masing-masing beban yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. i. Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over the beneficial periods using the straight-line method. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/23 Exhibit E/23 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) j. 2. SUMMARY OF (Continued) Aset Tetap j. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Property and Equipment Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, yang berdampak pada pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan biaya penyusutan dan kerugian atas penurunan nilai harus diakui dalam kaitannya dengan aset tersebut. Effective 1 January 2012, the Company implemented SFAS No. 16 (Revised 2011), “Property, Plant and Equipment”, which impacts recognition of the assets, the determination of their carrying amounts and depreciation charges and impairment losses to be recognized in relation to them. Perusahaan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. The Company uses the cost model for its property and equipment measurement. Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Property and equipment are stated at cost, less accumulated depreciation and any impairment value, if any. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. The initial cost of property and equipment consists of its purchase price, including import duties and taxes and any directly attributable costs in bringing the property and equipment to its working condition and location for its intended use. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Expenditures incurred after the property and equipment have been put into operations, such as repairs and maintenance costs, are normally charged to operations in the year such costs are incurred. In situations where it can be clearly demonstrated that the expenditures have resulted in an increase in the future economic benefits expected to be obtained from the use of the property and equipment beyond its originally assessed standard of performance, the expenditures are capitalized as additional costs of property and equipment. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut: Depreciation is computed on a straight-line basis over the property and equipment’s useful lives as follows: Masa manfaat/ Useful lives Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor 20 tahun/year 5 5 5 5 Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biayabiaya tersebut tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak. Building Office equipment Vehicle Furniture and fixtures Leasehold improvements Land is stated at cost and not depreciated. Initial legal costs incurred to obtain legal rights are recognised as part of the acquisition cost of the land, and these costs are not depreciated. Costs related to renewal of land rights are recognised as intangible assets and amortised during the period of the land rights. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/24 Exhibit E/24 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) j. k. Aset Tetap (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) j. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Property and Equipment (Continued) Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laba rugi tahun berjalan pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. An item of property and equipment is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. When assets are sold or retired, the cost and related accumulated depreciation and any impairment loss are removed from the accounts. Any gains or loss arising from derecognition of property and equipment (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the item) is included in the current year profit or loss in the year the item is derecognized. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. The asset’s residual values, useful lives and depreciation method are reviewed and adjusted if appropriate, at each financial year end. Aset dalam penyelesaian dan perangkat lunak dalam pengembangan dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. Asset in progress and software under development are stated at cost and presented as part of the property and equipment. The accumulated cost will be reclassified to the appropriate property and equipment account when the installation is substantially completed and the asset is ready for its intended use. Penurunan nilai aset non-keuangan Impairment of non-financial assets PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedurprosedur yang diterapkan Perusahaan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. SFAS No. 48 (Revised 2009) prescribes the procedures to be employed by the Company to ensure that its assets are carried at no more than their recoverable amount. An asset is carried at more than its recoverable amount if its carrying amount exceeds the amount to be recovered through use or sale of the asset. If this is the case, the asset is described as impaired and this revised SFAS requires the Company to recognise an impairment loss. This revised SFAS also specifies when an entity should reverse an impairment loss and prescribes disclosures. Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. The Company assesses at each reporting date whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment testing for an asset is required, the Company makes an estimation of the asset’s recoverable amount. Pinjaman yang Diterima Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari berbagai bank dan institusi keuangan, termasuk fasilitas joint financing with recourse. Fasilitas joint financing with recourse disajikan secara gross, yaitu sebanyak pinjaman yang diberikan kepada konsumen dan pinjaman yang diterima dari bank dicatat dalam nilai penuh dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman. k. Fund Borrowings Borrowings represent funds received from various banks and financial institutions, including with recourse joint financing facilities. With recourse joint financing facilities are presented gross, i.e loans granted to customers and borrowings received from banks are recorded at their full amount with repayment obligations in accordance with the terms of the agreement. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/25 Exhibit E/25 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) k. Pinjaman yang Diterima (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) k. Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. l. Efek Utang yang Diterbitkan SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Fund Borrowings (Continued) Borrowings are classified as financial liabilities measured at amortized cost. Additional costs that are directly attributable to the acquisition of loans are deducted from total borrowings. See Note 2e for the accounting policy on financial liabilities measured at amortized cost. l. Debt Securities Issued Efek utang yang diterbitkan meliputi utang obligasi dan medium term notes. Debt securities issued consist of bonds payable and medium term notes. Efek utang yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Beban emisi efek utang yang diterbitkan sehubungan dengan penerbitan efek utang yang diterbitkan diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi efek utang yang diterbitkan untuk menentukan hasil emisi bersih efek utang yang diterbitkan tersebut. Debt securities issued are presented at nominal value net of unamortized discounts. Debt securities issuance costs are recognized as discounts and directly deducted from the proceeds of debt securities issuance to determine the net proceeds of the debt securities issued. Efek utang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya. Diskonto diamortisasi selama jangka waktu efek utang yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 2e). Debt securities are measured at amortized cost using effective interest method after initial recognition. The discounts are amortized over the period of the debt securities using the effective interest method (Note 2e). m. Imbalan Pasca-Kerja m. Post-Employment Benefits Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010) yang memberikan panduan dalam perhitungan dan pengungkapan imbalan kerja. PSAK No. 24 (Revisi 2010) memberikan opsi tambahan dalam pengakuan keuntungan/kerugian aktuarial imbalan pasca-kerja dimana keuntungan/kerugian aktuarial dapat diakui seluruhnya melalui pendapatan komprehensif lainnya. Perusahaan telah memilih untuk tetap mengakui keuntungan atau kerugian aktuarial dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diperkirakan ikut dalam program. Effective 1 January 2012, the Company adopts SFAS No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits” which regulates the accounting and disclosure for employee benefits. SFAS No. 24 (Revised 2010) add another option for recognition of actuarial gain/loss from postemployment benefits which is full recognition through other comprehensive income. The Company has elected to recognized actuarial gains or loss on a straight line basis over the expected average remaining service years of the employees. Penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2010) tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan. The implementation of SFAS No. 24 (Revised 2010) does not have significant impact to the financial statements of the Company. Imbalan pasca-kerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (”UU No. 13/2003”). Post-employment benefits such as retirement, severance and service payments are calculated based on Manpower Law No. 13/2003 (“Law No. 13/2003”). Sesuai dengan UU No. 13/2003, Perusahaan berkewajiban menutupi kekurangan pembayaran pensiun bila program yang ada sekarang belum cukup untuk menutupi kewajiban sesuai UU No. 13/2003. In accordance with Law No. 13/2003, the Company has further payment obligations if the benefits provided by the existing plan do not adequately cover the obligations under Law No. 13/2003. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/26 Exhibit E/26 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) m. Imbalan Pasca-Kerja (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) m. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Post-Employment Benefits (Continued) Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan sesuai dengan UU No. 13/2003 atau Peraturan Perusahaan (mana yang lebih tinggi), dikurangi dengan nilai wajar aset program pensiun Perusahaan dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. The liabilities recognized in the statement of financial positions are the present values of the defined benefit obligations as of the statement of financial position date in accordance with Law No. 13/2003 or the Company’s regulations (whichever is higher), less the fair value of Company pension plan assets, together with adjustments for unrecognized actuarial gains or losses and past service costs. Liabilitas imbalan pasti dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Dalam menghitung imbalan pasca-kerja, aktuaris independen telah memperhitungkan juga kontribusi yang telah dilakukan oleh Perusahaan kepada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. The defined benefit obligation is calculated by an independent actuary using the Projected Unit Credit method. In calculating post-employment benefits, the independent actuary has considered the contribution paid by the Company to PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan dengan menggunakan tingkat bunga Obligasi Pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk Obligasi korporasi berkualitas tinggi) dalam mata uang Rupiah, sama dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang mendekati jangka waktu liabilitas imbalan pensiun yang bersangkutan. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using the interest rates of Government Bonds (considering currently there is no deep market for highquality corporate Bonds) that are denominated in Rupiah, in which the benefits will be paid, and that have terms to maturity approximating to the terms of the related pension liability. Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian, perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan dalam program pensiun yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari karyawan tersebut. Actuarial gains and losses arising from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to pension plans in excess of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the present value of the defined benefit obligations are charged or credited to current year profit or loss over the employees’ expected average remaining service lives. Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laba rugi tahun berjalan, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut mengharuskan karyawan tersebut tetap bekerja selama periode waktu tertentu untuk mendapatkan hak tersebut (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting. Past-service costs are recognized immediately in the current year profit or loss, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified time period (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortised on a straight-line basis over the vesting period. Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada tahun berjalan. The current service cost is recognized as expense in the current year. Sebelum tanggal 1 Januari 2012, berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), perhitungan liabilitas imbalan kerja karyawan ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuaria projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban ketika akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai tertinggi antara nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diperkirakan ikut dalam program. Prior 1 January 2012, based on SFAS No. 24 (Revised 2004), the calculation of liability for employee benefits is determined using the projected unit credit method. Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceed 10% of the present value of the defined benefit obligation at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining service years of the employees. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/27 Exhibit E/27 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) m. Imbalan Pasca-Kerja (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) m. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Post-Employment Benefits (Continued) Lebih lanjut, biaya jasa lalu atas pengenalan program manfaat pasti atau perubahan utang imbalan dari program yang ada diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang periode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested. Moreover, past service costs arising from the introduction of a defined benefit plan or changes in the benefit payable of an existing plan are required to be amortized using the straight-line method over the period until the benefits concerned become vested. Kurtailmen terjadi apabila salah satu dari kondisi berikut terpenuhi: A curtailment occurs when an entity either: (i) (i) (ii) Menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program; atau, Mengubah ketentuan dalam program imbalan pasti yang menyebabkan bagian yang material dari jasa masa depan pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan yang lebih rendah. (ii) Penyelesaian program terjadi ketika melakukan transaksi yang menghapuskan semua kewajiban hukum atau konstruktif atas sebagian atau seluruh imbalan dalam program imbalan pasti. n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Is demonstrably committed to make a significant reduction in the number of employees covered by a plan; or Amends the terms of a defined benefit plan so that a significant element of future service by current employees will no longer qualify for benefits, or will qualify only for reduced benefits. A settlement occurs when the Company enters into a transaction that eliminates all further legal or constructive obligation for part or all of the benefits provided under a defined benefit plan. n. Revenue and Expenses Recognition Pendapatan dari sewa pembiayaan (Catatan 2f) dan pembiayaan konsumen (Catatan 2g) diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif. Income from finance lease (Note 2f) and consumer financing (Note 2g) are recognised over the term of the contract based on the effective interest method. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa mendatang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, entitas mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat, opsi beli (call option) dan opsi serupa lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh biaya transaksi yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, dan seluruh premi atau diskon lainnya. The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Company estimates cash flow considering all contractual term of the financial instrument (for example, prepayment options, call option and other similar options) but does not consider future credit losses. The calculation includes all fees, commissions and other fees paid or received between parties to the contract that are an integral part of the effective interest rate, transaction costs and all other premiums discounts. Biaya transaksi merupakan biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan, penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau liabilitas keuangan. Transaction costs are additional charges that are directly attributable to the acquisition, issuance or disposal of financial assets or financial liabilities. Biaya tambahan merupakan biaya yang tidak akan terjadi apabila Perusahaan tidak memperoleh, menerbitkan atau melepaskan instrumen keuangan. Additional costs are costs that would not occur if the Company does not obtain, publish or otherwise dispose of financial instruments. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/28 Exhibit E/28 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) n. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan) o. 2. SUMMARY OF (Continued) n. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Revenue and Expenses Recognition (Continued) Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai. Once a financial asset or a group of similar financial assets has been written down as a result of an impairment loss, interest income is recognised using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss. Pendapatan pembiayaan konsumen Perusahaan disajikan bersih setelah dikurangi dengan bagian pendapatan milik bank atau pihak lain sehubungan dengan transaksi-transaksi penerusan pinjaman, pembiayaan bersama, anjak piutang dan penunjukan selaku pengelola piutang. The Company’s consumer financing income is presented net of with consumer financing income belongs to the bank in relation with channeling transactions, joint financing cooperations, factoring, and the appointment as manager of accounts receivable. Pendapatan selisih premi asuransi dan selisih atas beban komisi dan subsidi dealer diakui sebagai penyesuaian atas suku bunga efektif atas pinjaman yang diberikan dan piutang (Catatan 2e). Income from excess of insurance premiums and excess of commission expenses and subsidy to dealer are recognised as an adjustment to the effective interest rate of the loan and receivables (Note 2e). Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai o. Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities Perusahaan melakukan transaksi/kontrak nilai tukar dan swap dalam mata uang asing untuk tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing yang berasal dari utang Perusahaan dalam mata uang asing. The Company enters into and engages in currency swap and foreign exchange contracts/transactions for the purpose of managing its foreign exchange rate exposures resulting from the Company’s loans in foreign currencies. Setiap instrumen derivatif (termasuk instrumen derivatif melekat), diakui sebagai aset atau liabilitas berdasarkan nilai wajar setiap kontrak. Berdasarkan kriteria khusus untuk akuntansi lindung nilai, semua instrumen derivatif yang ada pada Perusahaan tidak memenuhi persyaratan tersebut dan oleh karena itu tidak dikategorikan sebagai lindung nilai yang efektif untuk tujuan akuntansi. Aset keuangan tersebut dikategorikan kedalam nilai wajar melalui laporan laba rugi (Catatan 2e). Each derivative instrument (including embedded derivatives) are recognized as either asset or liability based on the fair value of each contract. Based on the specific requirements for hedge accounting, the said instruments do not qualify and are not designated as hedge activities for accounting purposes. This financial assets is categorized under fair value through profit and loss (Note 2e). p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing”, yang menggambarkan bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian. Perusahaan mempertimbangkan indikator utama dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang fungsionalnya. Jika ada indikator yang tercampur dan mata uang fungsional tidak jelas, manajemen menggunakan penilaian untuk menentukan mata uang fungsional yang paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasarinya. p. Foreign Currency Transactions and Balances Effective 1 January 2012, the Company applied SFAS No. 10 (Revised 2010), “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”, which describes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate financial statements into a presentation currency. The Company considers the primary indicators and other indicators in determining its functional currency. If indicators are mixed and the functional currency is not obvious, management uses its judgments to determine the functional currency that most faithfully represents the economic effects of the underlying transactions, events and conditions. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/29 Exhibit E/29 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (Lanjutan) p. SIGNIFICANT Foreign Currency (Continued) ACCOUNTING Transactions and POLICIES Balances Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan mata uang penyajian Perusahaan. Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam rupiah berdasarkan kurs pada tanggal terakhir transaksi perbankan pada periode yang bersangkutan. Laba atau rugi selisih kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode berjalan. The financial statements are presented in Rupiah, which is the Company’s functional currency and the Company’s presentation currency. Transactions involving foreign currencies are recorded in Rupiah at the middle rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At statement of financial position date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange quoted at the closing of the last banking day of the period. The resulting gains or losses are credited or charged to current operations. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut (Rupiah penuh) : The exchange rates used against the Rupiah are as follows (amounts in full Rupiah) : 2012 (nilai penuh)/ (full amount) Dolar Amerika Serikat (USD 1) 9.670,00 q. Pelaporan Segmen r. 2. SUMMARY OF (Continued) 2011 (nilai penuh)/ (full amount) 9.068,00 q. United States Dollar (1 USD) 1 Segment Reporting Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: (1) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); (2) hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan (3) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. An operating segment is a component of entity which: (1) involves with business activities to generate income and expenses (include income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity); Perusahaan menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal Perusahaan yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perusahaan adalah Direksi. The Company presents operating segments based on the information that internally is provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decision-maker is Board of Directors. Segmen operasi Perusahaan disajikan berdasarkan segmen primer dibagi ke dalam segmen-segmen usaha berikut: sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, sedangkan segmen sekunder dibagi ke dalam segmen geografis berikut: Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi (Catatan 25). Operating segments presented by the primary segments are divided into the following business segments: finance leases and consumer financing, while the secondary segments are divided into the following geographic segments: Java, Kalimantan, Sumatera and Sulawesi (Note 25). Program Opsi Saham Karyawan Karyawan (termasuk eksekutif senior) Perusahaan menerima remunerasi dalam bentuk pembayaran berbasis saham, dimana karyawan memberikan jasa sebagai pertimbangan untuk instrumen ekuitas (‘equitysettled transactions’). Karyawan yang bekerja di Perusahaan diberikan hak apresiasi atas saham, yang hanya dapat diselesaikan secara tunai (‘cash-settled transactions’). (2) (3) r. operations result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and to evaluate the works; and separate financial information is available. Employees Stock Option Program Employees (including senior executives) of the Company receive remuneration in the form of share-based payment transactions, whereby employees render services as consideration for equity instruments (‘equitysettled transactions’). Employees working in the Company are granted share appreciation rights, which can only be settled in cash (‘cash-settled transactions’). These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/30 Exhibit E/30 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) r. Program Opsi Saham Karyawan (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) r. Dalam situasi di mana instrumen ekuitas yang diterbitkan dan beberapa atau seluruh barang atau jasa yang diterima oleh entitas sebagai pertimbangan tidak dapat diidentifikasi secara khusus, barang yang tidak dapat diidentifikasi atau jasa yang diterima (atau yang akan diterima) diukur sebagai selisih antara nilai wajar pembayaran berbasis saham dan nilai wajar dari barang atau jasa yang diidentifikasi pada tanggal pemberian hak. Hal ini kemudian dikapitalisasi atau dibebankan secara tepat. s. Pajak Penghasilan SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Employees Stock Option Program (Continued) In situations where equity instruments are issued and some or all of the goods or services received by the entity as consideration cannot be specifically identified, the unidentified goods or services received (or to be received) are measured as the difference between the fair value of the share-based payment transaction and the fair value of any identifiable goods or services received at the grant date. This is then capitalised or expensed as appropriate. s. Income Tax Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), yang mensyaratkan Perusahaan untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan. Effective 1 January 2012, the Company applied SFAS No. 46 (Revised 2010), which requires the Company to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the statement of financial position, and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements. PSAK No. 46 (Revisi 2010) juga mensyaratkan Perusahaan mencatat tambahan pajak penghasilan yang berasal dari periode lalu yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP), jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Penghasilan - Neto” dalam laporan laba rugi komprehensif. SFAS No. 46 (Revised 2010) also requires the Company to present additional tax of prior year through a Tax Assessment Letter (SKP), if any, as part of “Income Tax Expense - Net” in the statements of comprehensive income. Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak untuk periode yang bersangkutan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan. Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the period. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan. Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to be applied to the year when the assets are realized or the liabilities are settled, based on tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted at the statement of financial position date. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan atau dikreditkan pada operasi berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates are charged or credited to current operations, except to the extent that they relate to items previously charged or credited to equity. Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) diakui sebagai pendapatan atau beban dalam operasi periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset. The amounts of additional tax and penalty imposed through a Tax Assessment Letter (SKP) are recognized as income or expense in current operations, unless further settlement is submitted. The amounts of tax and penalty imposed through an SKP are deferred as long as they meet the asset recognition criteria. Pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah bersih oleh Perusahaan. The tax effects of temporary differences and tax loss carryover, which individually are either assets or liabilities, are shown at the applicable net amounts by the Company. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/31 Exhibit E/31 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) t. u. Laba per Saham 2. SUMMARY OF (Continued) t. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Earning per Share Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang berjalan. Earning per share is calculated by dividing net profit available to shareholders by the weighted average common shares outstanding during current year. Laba per saham dilusian dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. Dilluted earning per share is calculated by dividing net profit available to shareholders by the weighted average number of shares outstanding as adjusted for the effect of all dilutive potential ordinary shares. Jika jumlah saham yang beredar meningkat akibat dari pemisahan saham (stock split), maka perhitungan laba per saham dasar untuk seluruh periode penyajian harus disesuaikan secara retrospektif. If the outstanding number of shares increase as result of stock split, the computation of basic earnings per share for all presentation periods is adjusted retrospectively. Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan Asumsi u. Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, mengharuskan manajemen membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi aset, liabilitas, komitmen dan kontinjensi yang dilaporkan. Karena adanya unsur ketidakpastian melekat dalam melakukan estimasi sehingga dapat menyebabkan jumlah sesungguhnya yang dilaporkan pada periode yang akan datang berbeda dengan jumlah yang diestimasikan. The preparation of the Company’s financial statements, in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make judgements, estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets, liabilities, commitments and contingent liabilities which are reported. Due to inherent uncertainty in the estimates thus can lead to actual results reported in future periods differ from those estimates. I. Penggunaan Pertimbangan I. Use of Judgements Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements: (i) (i) Penentuan mata uang fungsional Mata uang fungsional dari Perusahaan adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana Perusahaan beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban. (ii) Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Perusahaan menetapkan kategori atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2e. Determination of functional currency The functional currency of the Company is the currency of the primary economic environment in which the Company operates. It is the currency that mainly influences the revenue and cost. (ii) Classification of financial liabilities financial assets and The Company determines the category of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2006). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies as disclosed in Note 2e. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/32 Exhibit E/32 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) I. Penggunaan Pertimbangan (Lanjutan) 2. SUMMARY OF (Continued) u. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) I. Use of Judgements (Continued) Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: (Lanjutan) The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements: (Continued) (iii) Cadangan atas kerugian penurunan nilai aset keuangan (iii) Allowance for Impairment of financial assets Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada jangka waktu, hubungan dengan pelanggan dan status piutang dari pelanggan berdasarkan catatan piutang pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat cadangan spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. The Company evaluate specific accounts where it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Company uses judgment, based on available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and the customer’s current receivables status based on any available third party receivables reports and known market factors, to record specific allowance for customers against amounts due to reduce its receivable amounts that the Company expected to collect. Cadangan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan kerugian penurunan nilai investasi neto pembiayaan dan cadangan piutang pembiayaan konsumen. Nilai tercatat dari investasi neto sewa pembiayaan sebelum cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 1.966.869 dan Rp 1.095.068. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5. Nilai tercatat dari piutang pembiayaan konsumen Perusahaan sebelum cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 4.047.048 dan Rp 3.716.295. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 6. These specific allowances are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment of net investments in finance lease and consumer financing receivables. The carrying amount of the Company’s net investments in finance lease before allowance for impairment losses as of 31 December 2012 and 2011 were amounted to Rp 1,966,869 and Rp 1,095,068, respectively. Further details are shown in Note 5. The carrying amount of the Company’s consumer financing receivables before allowance for impairment losses as of 31 December 2012 and 2011 were amounting to Rp 4,047,048 and Rp 3,716,295, respectively. Further details are shown in Note 6. II. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan dibawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. II. Estimates and Assumptions The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year/period are disclosed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters available when the financial statements were prepared. Existing assumptions and circumstances about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes reflected in the assumptions as they occur. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/33 Exhibit E/33 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. 2. SUMMARY OF (Continued) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) (i) Nilai wajar atas instrumen keuangan u. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) II. Estimates and Assumptions (Continued) (i) Fair value of financial instruments Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir tahun pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. The fair value of financial instruments that are actively traded in organized financial markets is determined by reference to quoted market bid prices at the close of business at the end of the reporting year. For financial instruments where there is no active market, fair value is determined using valuation techniques. Such techniques may include using recent arm’s length market transaction, reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same, discounted cash flow analysis, or other valuation models. (ii) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (ii) Allowance for impairment losses of financial assets Perusahaan telah menelaah pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus diakui dalam laporan laba rugi. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, Perusahaan membuat justifikasi tentang situasi keuangan debitur dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan cadangan perubahan kerugian penurunan nilai tersebut di masa mendatang. The Company has reviewed loans and receivables at each statements of financial positions date to assess whether impairment should be recognized in the profit or loss or not. In particular, justification by management is required to estimate the amount and timing of future cash flows when determining impairment. In the estimation of cash flows, the Company makes the justification of the financial condition of debtors and net realizable value of collateral. These estimates are based on assumptions about a number of factors and actual results may differ, as reflected in changes in reserves of changes in these impairment losses in the future. Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif mencakup kerugian kredit yang melekat pada portofolio piutang pembiayaan dengan karakteristik risiko kredit yang sejenis ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai piutang dalam portofolio tersebut. Dalam menentukan perlunya untuk membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan keadaan ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan cadangan kolektif. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5 dan 6. Allowance for impairment losses that collectively assessed includes inherent credit losses in financing receivables portfolios with similar credit risk characteristics when objective evidence of impairment exist for those portfolios. In assessing the need for collective allowances for impairment losses, management considers factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on the model assumptions and parameters used in determining collective allowances. Further details are shown in Notes 5 and 6. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/34 Exhibit E/34 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. 2. SUMMARY OF (Continued) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) (iii) Estimasi umur manfaat aset tetap Perusahaan melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas. Lihat Catatan 7 untuk jumlah tercatat aset tetap. (iv) Imbalan pasca-kerja u. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) II. Estimates and Assumptions (Continued) (iii) Useful life equipment estimate for property and The Company reviews periodically the estimated useful lives of property and equipment based on factors such as technical specification and future technological developments. Future results of operations could be materially affected by changes in these estimates brought about by changes in the factors mentioned. See Note 7 for the carrying amount of property and equipment. (iv) Post-employment benefits Nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) pensiun neto mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pasca-kerja. The present value of the post-employment benefits obligations depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. The assumptions used in determining the net cost (income) for pensions include the discount rate. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of post-employment benefits obligations. Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perusahaan mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait. The Company determines the appropriate discount rate at the end of each reporting period. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the obligations. In determining the appropriate discount rate, the Company considers the interest rates of government bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid and that have terms to maturity approximating the terms of the related post-employment benefit obligation. Asumsi kunci liabilitas imbalan pasca-kerja lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 23. Other key assumptions for post-employment benefit obligations are based in part on current market conditions. Further details are shown in Note 23. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/35 Exhibit E/35 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. 2. SUMMARY OF (Continued) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) (v) Program opsi saham karyawan Perusahaan mengukur biaya equity-settled transactions karyawan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas pada tanggal diberikan. Estimasi nilai wajar untuk pembayaran berbasis saham untuk menentukan model penilaian yang paling sesuai, tergantung pada persyaratan dan kondisi pemberian. Estimasi ini juga mengharuskan menentukan input yang paling tepat untuk valuasi model termasuk masa manfaat yang diharapkan dari opsi saham, volatilitas dan dividend yield dan membuat asumsi yang digunakan. Asumsi dan model yang digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk pembayaran berbasis saham diungkapkan dalam Catatan 15. (vi) Pajak penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 12b. (vii) Aset pajak tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 12c. u. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) II. Estimates and Assumptions (Continued) (v) Employees stock option program The Company measures the cost of equitysettled transactions with employees by reference to the fair value of the equity instruments at the date at which they are granted. Estimating fair value for share-based payment transactions requires determining the most appropriate valuation model, which is dependent on the terms and conditions of the grant. This estimate also requires determining the most appropriate inputs to the valuation model including the expected life of the share option, volatility and dividend yield and making assumptions about them. The assumptions and models used for estimating fair value for sharebased payment transactions are disclosed in Note 15. (vi) Income tax Significant judgement is involved in determining provision for corporate income tax. There are certain transaction and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due. Further details are shown in Note 12b. (vii) Deferred tax assets Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences, to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary differences. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of the future taxable profits together with future tax planning strategies. Further details are shown in Note 12c. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/36 Exhibit E/36 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 3. 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari: Cash and cash equivalents consist of the followings: 2012 Kas Bank Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk Standard Chartered Bank, Jakarta Branch PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk Lain-lain (Saldo di bawah Rp 1.000) 29.718 17.891 36.612 31.667 11.722 7.877 6.899 4.798 1.786 1.605 1.089 37.084 3.233 9.669 8.785 5.418 978 2.129 2.384 2.202 2.670 106.725 2.073 73.955 Pihak berelasi Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cash on hand Cash in banks Third parties Rupiah PT Bank Central Asia Tbk Standard Chartered Bank, Jakarta Branch PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk Others (Balances below Rp 1,000) Related party Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 444 232 Jumlah bank 107.169 74.187 Total cash in banks Jumlah kas dan bank 136.887 92.078 Total cash on hand and in banks Setara kas Deposito berjangka Pihak ketiga Rupiah PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Central Asia Tbk Pihak berelasi Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Jumlah setara kas Jumlah kas dan setara kas 12.010 15.000 5.000 32.010 - 29.618 15.000 44.618 Cash equivalents Time deposits Third parties Rupiah PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Central Asia Tbk 30.000 Related party Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 32.010 74.618 Total cash equivalents 168.897 166.696 Total cash and cash equivalents Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak menempatkan kas dan setara kasnya pada pihak berelasi. As of 31 December 2012 and 2011, the Company had no cash and cash equivalents placed at any related party. Kisaran suku bunga dari deposito berjangka diatas adalah sebagai berikut: The range of interests earned from the above time deposits is as follows: 2012 Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah 4. 2011 2011 3,75%-9,00% 4,90%-10,00% DEPOSITO BERJANGKA Pada tanggal 31 Desember 2011, akun ini merupakan deposito berjangka yang ditempatkan pada PT Bank Victoria International Tbk, pihak ketiga dengan jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan dengan tingkat suku bunga yang berkisar antara 7,5% sampai dengan 8,25% per tahun. Time deposit interest rate per annum Rupiah 4. TIME DEPOSIT As of 31 December 2011, this account represents time deposits placed at PT Bank Victoria International Tbk, third party with maturity of over 3 (three) months, earning interest of rate ranging from 7.5% to 8.25% per annum. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/37 Exhibit E/37 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 5. 5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN Rincian investasi neto sewa pembiayaan adalah sebagai berikut: 2012 Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa yang terjamin Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui Biaya transaksi yang belum diamortisasi Simpanan jaminan 2.381.283 1.050.181 ( 399.743) ( ( 14.671) ( ( 1.050.181) ( Jumlah Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai 1.966.869 ( Bersih 25.903) ( 1.940.966 Angsuran investasi neto sewa pembiayaan - bruto yang akan diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut: 2012 The details of net investments in finance lease are as follows: 2011 1.339.444 591.643 Finance lease contract receivables Guaranteed residual value 234.182) 10.194) 591.643) Unearned finance lease income Unamortized transaction costs Security deposits 1.095.068 Total 10.362) Less allowance for impairment losses 1.084.706 Net The installments of net investments in finance lease - gross, which will be collected from consumers in accordance with the due dates are as follows: 2011 Telah jatuh tempo 2012 2013 2014 2015 dan sesudahnya 66.718 1.224.526 789.241 300.798 28.894 708.197 443.672 158.681 - Past due 2012 2013 2014 2015 and thereafter Jumlah 2.381.283 1.339.444 Total Piutang sewa pembiayaan yang akan diterima berdasarkan sisa waktu dari tanggal laporan posisi keuangan sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2012 The installment of financing lease receivables, based on remaining period from financial position date to maturity date are as follows: 2011 Jangka waktu 2 (dua) tahun 3 (tiga) tahun Lebih dari 3 (tiga) tahun 181.429 1.712.464 72.976 121.363 969.884 3.821 Term of period 2 (two) years 3 (three) years More than 3 (three) years Jumlah 1.966.869 1.095.068 Total Jangka waktu kontrak sewa pembiayaan yang dibiayai oleh Perusahaan atas barang modal selama 2 (dua) tahun atau lebih. The term of finance lease contracts financed by the Company on capital goods are 2 (two) years or more. Pengelompokan investasi neto sewa pembiayaan - bruto menurut jumlah hari tunggakan adalah sebagai berikut: The classification of net investments in finance lease - gross based on days overdue is as follows: 2012 Rp 2011 Rp 2012 % 2011 % Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari Macet 2.314.565 1.310.550 97,20 97,84 24.804 7.628 2.516 31.770 6.320 1.006 295 21.273 1,04 0,32 0,11 1,33 0,47 0,08 0,02 1,59 Current Past due: 1-30 days 31-60 days 61-90 days Non-performing Jumlah 2.381.283 1.339.444 100,00 100,00 Total These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/38 Exhibit E/38 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 5. 5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE (Continued) INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan) Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai investasi neto sewa pembiayaan berdasarkan penilaian secara individual dan kolektif adalah sebagai berikut: 2012 Kolektif/ Collective Individual/ Individual Investasi sewa pembiayaan - bruto Saldo awal Penambahan cadangan tahun berjalan – bersih Penghapusan 1.363.605 1.017.678 2.381.283 9.767 595 10.362 ( 17.320 5.561) ( 6.427 2.645) ( 23.747 8.206) 21.526 4.377 25.903 2011 Kolektif/ Collective Individual/ Individual Investasi sewa pembiayaan - bruto Saldo akhir Jumlah/ Total selama Saldo akhir Saldo awal Penambahan cadangan tahun berjalan – bersih Penghapusan The movements in the allowance for impairment losses of net investments in finance lease based on individual and collective assessments are as follows: 829.725 - 6.323 5.710) - 9.767 Ending balance 1.339.444 Investment in finance lease - gross 9.154 Beginning balance Addition of allowance during the year- net Write-off selama ( Beginning balance Addition of allowance during the year- net Write-off Jumlah/ Total 509.719 9.154 Investment in finance lease - gross 595 ( 595 6.918 5.710) 10.362 Ending balance Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah investasi neto sewa pembiayaan sebesar 1,32% dan 0,95% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Percentage of the allowance for impairment losses to net investments in finance lease is 1.32% and 0.95% as of 31 December 2012 and 2011, respectively. Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya investasi neto sewa pembiayaan tersebut. The management believes that the allowance for impairment losses was sufficient to cover possible losses arising from uncollectible net investments in finance lease. Seluruh transaksi sewa pembiayaan dilakukan dengan pihak ketiga. All of the Company’s finance lease transactions were carried out with third parties. Rincian bunga kontraktual setahun untuk investasi neto sewa pembiayaan adalah sebagai berikut: The detail of contractual interest rates per annum on net investments in finance lease is as follows: Suku bunga rata-rata Suku bunga efektif (kisaran) 2012 % 2011 % 18,95 16,00 – 22,00 19,94 16,00 – 24,00 Sebagai jaminan atas investasi neto sewa pembiayaan yang diberikan, Perusahaan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) atas kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan. Jumlah keseluruhan nilai wajar jaminan tersebut sebesar Rp 3.062.752 pada tanggal 31 Desember 2012. Average interest rates Effective interest rates (range) As the collateral to the net investments in finance lease, the Company receives the Certificate of Vehicle Ownership (BPKB) of the motor vehicles financed by the Company. The fair value of the entire collateral amounted to Rp 3,062,752 as of 31 December 2012. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/39 Exhibit E/39 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 5. 5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE (Continued) INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan) Rincian investasi neto sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas efek utang yang diterbitkan dan pinjaman yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Mata uang asing Term loan – dalam negeri Term loan – luar negeri Rupiah Term loan – dalam negeri Term loan – luar negeri Pinjaman debt market Pinjaman money market Pinjaman lainnya Jumlah 6. 2011 82.187 52.655 84.431 85.815 531.237 1.381 668.328 14.963 - 114.462 1.703 178.777 32.577 Foreign currencies Term loan – domestic Term loan – foreign Rupiah Term loan – domestic Term loan – foreign Loan of debt market Loan of money market Other loan 1.350.751 497.765 Total PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES Akun ini merupakan piutang dalam Rupiah yang dikenakan bunga, yang timbul dari kegiatan pembiayaan dalam bentuk kendaraan kepada pemakai akhir dengan pembayaran angsuran secara berkala. 2012 Piutang pembiayaan konsumen – bruto: Pembiayaan sendiri: Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 24b) Jumlah pembiayaan sendiri Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse): Pihak ketiga Jumlah piutang pembiayaan konsumen – bruto Pendapatan pembiayaan yang belum diakui: Pembiayaan sendiri: Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 24) Details of net investment in finance lease pledged as collateral for debt securities issued and fund borrowings as of 31 December 2012 and 2011 are as follows: This account represents interest bearing receivables denominated in Rupiah arising from financing activities in the form of provision of vehicle to end users with periodic installment payment schedule. 2011 Consumer financing receivables – gross: Self–financing: Third parties Related parties (Note 24b) 4.838.732 - 4.533.097 19.373 4.838.732 4.552.470 Total self-financing 139.634 42.786 Joint financing (without recourse) Third parties 4.978.366 4.595.256 Total consumer financing receivables – gross Unearned interest income: Self–financing: Third parties Related parties (Note 24) ( 879.535) ( ( 837.667) 1.939) Jumlah pembiayaan sendiri ( 879.535) ( 839.606) Total self-financing Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse): Pihak ketiga ( 24.184) ( 7.814) Joint financing (without recourse) Third parties ( 903.719) ( 847.420) ( 27.599) ( 31.541) Jumlah pendapatan pembiayaan yang belum diakui Biaya transaksi yang belum diamortisasi Jumlah Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Bersih 4.047.048 ( 47.830) ( 3.999.218 3.716.295 50.432) 3.665.863 Total unearned interest income Unamortized transaction cost Total Less allowance for impairment losses Net These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/40 Exhibit E/40 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 6. 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued) PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan) Angsuran piutang pembiayaan konsumen - bruto yang akan diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut: The installments of consumer financing receivables - gross, which will be collected from customer in accordance with the due dates are as follows: 2012 2011 Telah jatuh tempo 2012 2013 2014 2015 2016 dan sesudahnya 86.975 2.842.027 1.350.638 564.760 133.966 73.542 2.600.482 1.256.826 532.280 132.126 - Past due 2012 2013 2014 2015 2016 and thereafter Jumlah 4.978.366 4.595.256 Total Pengelompokan piutang pembiayaan konsumen - bruto menurut jumlah hari tunggakan adalah sebagai berikut: The classification of consumer financing receivables - gross based on days overdue is as follows: 2012 Rp 2011 Rp 2012 % 2011 % Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari Macet 4.891.391 4.521.714 98,25 98,40 32.941 6.774 1.704 45.556 24.329 3.694 879 44.640 0,66 0,14 0,03 0,92 0,53 0,08 0,02 0,97 Current Past due: 1-30 days 31-60 days 61-90 days Non performing Jumlah 4.978.366 4.595.256 100,00 100,00 Total Jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen yang disalurkan oleh Perusahaan atas kendaraan bermotor berkisar antara 6 (enam) sampai dengan 48 (empat puluh delapan) bulan. The term of consumer financing contracts financed by the Company on vehicles are ranging between 6 (six) to 48 (forty eight) months. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen berdasarkan penilaian secara individual dan kolektif adalah sebagai berikut: The movements in the allowance for impairment losses of consumer financing receivables based on individual and collective assessments are as follows: 2012 Kolektif/ Collective Individual/ Individual Piutang pembiayaan konsumen - bruto - Saldo awal (Pemulihan) penambahan cadangan selama tahun berjalan – bersih ( Penghapusan ( Saldo akhir 4.978.366 4.978.366 382 50.050 50.432 289) 93) ( 49.602 51.822) ( 49.313 51.915) 47.830 47.830 - 2011 Kolektif/ Collective Individual/ Individual Piutang pembiayaan konsumen - bruto Saldo awal Penambahan cadangan selama tahun berjalan – bersih Penghapusan Reklasifikasi ke cadangan penurunan nilai agunan yang diambil alih Saldo akhir Jumlah/ Total 276.900 382 - ( 382 Consumer financing receivables – gross Beginning balance (Recovery) addition of allowance during the year- net Write-off Ending balance Jumlah/ Total 4.318.356 4.595.256 64.115 64.115 15.803 30.730) ( 16.185 30.730) Consumer financing receivables – gross 862 862 Beginning balance Addition of allowance during the year- net Write-off Reclassification to allowance for impairment of repossessed ollateral 50.050 50.432 Ending balance These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/41 Exhibit E/41 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 6. 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued) PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan) Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah piutang pembiayaan konsumen masing-masing sebesar 1,18% dan 1,36% pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Percentage of the allowance for impairment losses to consumer financing receivables is 1.18% and 1.36% as of 31 December 2012 and 2011, respectively. Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen tersebut. The management believes that the allowance for impairment losses was sufficient to cover possible losses arising from uncollectible consumer financing receivables. Suku bunga kontraktual setahun konsumen adalah sebagai berikut: The detail of contractual interest rates per annum on consumer financing is as follows: Kendaraan bermotor untuk pembiayaan 2012 % 2011 % 15,00 – 25,00 15,00 – 30,00 Vehicles Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang diberikan, Perusahaan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) atas kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan. Jumlah keseluruhan nilai wajar jaminan tersebut sebesar Rp 9.421.559 pada tanggal 31 Desember 2012. As the collateral to the consumer financing receivables, the Company receives the Certificate of Vehicle Ownership (BPKB) of the motor vehicles financed by the Company. The fair value of the entire collateral amounted to Rp 9,421,559 as of 31 December 2012. Rincian piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas efek utang yang diterbitkan dan pinjaman yang diterima pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Details of consumer financing receivables pledged as collateral for debt securities issued and fund borrowings as of 31 December 2012 and 2011 are as follows: 2012 2011 Mata uang asing Term loan – dalam negeri Term loan – luar negeri Rupiah Term loan – dalam negeri Term loan – luar negeri Pinjaman debt market Pinjaman money market 206.448 244.048 345.943 327.124 1.216.886 23.768 379.676 15.037 1.432.461 43.578 354.723 - Foreign currencies Term loan – domestic Term loan – foreign Rupiah Term loan – domestic Term loan – foreign Loan of debt market Loan of money market Jumlah 2.085.863 2.503.829 Total Perusahaan bekerja sama dengan beberapa perusahaan asuransi dalam menutup asuransi kendaraan bermotor konsumen yang dibiayai Perusahaan, terutama dengan PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Pan Pasific, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Umum Mega dan PT Asuransi Wahana Tata. Seluruh perusahaan asuransi yang bekerja sama tersebut tidak berelasi dengan Perusahaan. The Company engages several insurance companies, in covering the insurance on the consumers vehicles that financed by the Company, mainly with PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Pan Pasific, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Umum Mega and PT Asuransi Wahana Tata. All insurance companies that the engaged by the Company are third parties. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/42 Exhibit E/42 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 7. 7. PROPERTY AND EQUIPMENT ASET TETAP Saldo awal/ Beginning balance Biaya perolehan Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor Penambahan/ Additions 77.896 26.725 69.297 30.458 1.910 1.282 ( 29.034 ( 10.748 ( 3.681 50.270 617 ( 3.329 ( Aset dalam penyelesaian 258.327 33.250 46.920 ( 84.734 Jumlah Biaya Perolehan 291.577 131.654 ( Akumulasi penyusutan Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor Jumlah Akumulasi Penyusutan Jumlah Tercatat 5.338 41.632 10.944 507 12.751 ( 6.280 ( 2.362 27.105 499 ( 7.584 ( 87.381 27.621 ( Penambahan/ Additions 67.853 18.839 59.506 21.994 2.107 403 6.438 ( 10.796 ( 2.861 37.578 670 ( 5.420 ( Aset dalam penyelesaian 208.631 8.667 25.834 ( 56.854 Jumlah Biaya Perolehan 217.298 82.688 ( Akumulasi penyusutan Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor Jumlah Akumulasi Penyusutan Jumlah Tercatat Reklasifikasi/ Reclassifications Saldo akhir/ Ending balance 18.607 4.452 1.144 488 98.413 30.298 94.018 38.515 2.161) 5.457) 3.179) 137) 15.707) - 26.641) - 6.958 31.649 31.649) ( 26.641) 5.276) 2.329) - 126) ( 15.666) ( 23.397) 396.590 Total at Cost 3.096 11 8.941 49.118 14.895 Accumulated depreciation Building Office equipment Vehicles 58 ) 3.049 ) 2.677 Furniture and fixtures 15.974 Leasehold improvements - 2011 A Pengurangan/ Deductions 3.902 34.923 11.536 1.436 ( 7.867 ( 5.096 ( 1.890 20.075 475 ( 7.030 72.326 21.904 ( 144.972 91.605 Total Accumulated Depreciation 304.985 Carrying Amount Reklasifikasi/ Reclassifications Saldo akhir/ Ending balance 1.305 ) 6.950 ) 7.936 7.483 4.658 4.618 77.896 26.725 69.297 30.458 At cost Land Building Office equipment Vehicles 11 ) 143 ) 161 7.415 3.681 50.270 Furniture and fixtures Leasehold improvements 32.271 32.271 ) 258.327 33.250 Asset in progress 291.577 Total at Cost - 5.338 41.632 10.944 Accumulated depreciation Building Office equipment Vehicles - 2.362 27.105 Furniture and fixtures Leasehold improvements - 87.381 Total Accumulated Depreciation 204.196 Carrying Amount - 8.409 ) - ( 8.409 ) - 1.158 ) 5.688 ) - 4.161 Furniture and fixtures 44.850 Leasehold improvements Asset in progress - - At cost Land Building Office equipment Vehicles 310.255 86.335 204.196 Saldo awal/ Beginning balance Biaya perolehan Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor 2012 A Pengurangan/ Deductions 3) 6.849 ) ) These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/43 Exhibit E/43 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 7. 7. PROPERTY AND EQUIPMENT (Continued) ASET TETAP (Lanjutan) Jumlah penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah sejumlah Rp 27.621 dan Rp 21.904 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Catatan 20). Depreciation charged to operations amounted to Rp 27,621 and Rp 21,904 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively (Note 20). Pengurangan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 terdiri dari penghabusbukuan peralatan kantor dan rehabilitiasi gedung kantor, serta penjualan aset tetap kendaraan dan peralatan kantor dengan rincian keuntungan bersih yang diperoleh sebagai berikut: Deductions of property and equipment for the years ended 31 December 2012 and 2011 consisted of writen off office equipment and leasehold improvement, and sales of property and equipment - motor vehicles and office equipment with details of net gain on sales as follows: 2012 Hasil penjualan Jumlah tercatat Keuntungan bersih atas penjualan aset tetap ( 2011 5.161 3.244 ) ( 5.935 1.561) 1.917 4.374 Proceeds Carrying amount Net gains on sale of equipment Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan status Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang memiliki masa manfaat yang akan berakhir antara tahun 2014 sampai tahun 2042. Manajemen Perusahaan beryakinan bahwa tidak akan terdapat kesulitan dalam memperpanjang hak atas tanah karena tanah tersebut diperoleh secara sah dan dilengkapi dengan bukti kepemilikan yang sah. The Company owns several plots of land with “Hak Guna Bangunan” titles (“Building-Use Titles” or “HGB”) with remaining useful lives that will expire in the various years between 2014 and 2042. The management of the Company believes that there will be no difficulty in extending the land rights as the land was acquired legally and this is supported by sufficient evidence of ownership. Aset tetap berupa kendaraan sebesar Rp 5.528 dan Rp 9.423 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dijadikan jaminan atas utang pembiayaan kendaraan yang diperoleh dari PT BCA Finance (Catatan 10c). Property and equipment in the form of vehicles amounting to Rp 5,528 and Rp 9,423 as of 31 December 2012 and 2011, respectively, were pledged as collateral for the vehicles financed by PT BCA Finance (Note 10c). Seluruh aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Sinarmas, pihak ketiga, terhadap risiko kerugian kebakaran, banjir dan risiko kerugian lainnya (all risks) dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 121.373 dan Rp 105.276 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap terhadap risiko-risiko yang dipertanggungkan. All property and equipment, except for land, are covered by insurance to PT Sinarmas Insurance, third party, against losses from fire, flood and other risks (all risks) with a total sum insured amounting to Rp 121,373 and Rp 105,276 as of 31 December 2012 and 2011, respectively. The management believes that the sum insured is sufficient to cover the possible losses that may arise from the said insured risks. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat kondisi atau peristiwa yang menimbulkan indikasi penurunan nilai atas jumlah tercatat aset tetap, sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk aset tetap. The Management of the Company believes that there were no conditions or event that indicate impairment in the carrying amount of its property and equipment, and therefore an allowance for impairment losses of property and equipment was not considered necessary. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan antara nilai wajar aset tetap dengan jumlah tercatat. The Management of the Company believes that there is no significant difference between the fair value and the carrying amount of property and equipment. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/44 Exhibit E/44 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 8. 8. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS ASET KEUANGAN DERIVATIF Ikhtisar transaksi derivatif berdasarkan lawan transaksi, jenis dan underlying pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: A summary of derivative transactions by counterparty, type and underlying as of 31 December 2012 and 2011 are as follows: 2012 Lawan transaksi Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 10a) Dolar Amerika Serikat PT ANZ Panin Bank Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 10a) Dolar Amerika Serikat PT Bank Internasional Indonesia Tbk Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 10a) Dolar Amerika Serikat Nilai nosional (nilai penuh)/ Notional amount (full amount) 25.200.000 25.200.000 12.152.778 Nilai wajar/ Fair values Aset keuangan derivatif/ Derivative financial assets Rp 28.224 12.274 Counterparty 215.460 Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Foreign currency swap contract (Note 10a) United States Dollar 243.684 215.460 PT ANZ Panin Bank Foreign currency swap contract (Note 10a) United States Dollar 117.517 PT Bank Internasional Indonesia Tbk Foreign currency swap contract (Note 10a) 105.243 United States Dollar 604.885 536.163 243.684 28.224 Liabilitas keuangan derivatif/ Derivative financial liabilities Rp 68.722 2011 Lawan transaksi Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 10a) Dolar Amerika Serikat PT ANZ Panin Bank Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 10a) Dolar Amerika Serikat PT Bank Internasional Indonesia Tbk Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 10a) Dolar Amerika Serikat Nilai nosional (nilai penuh)/ Notional amount (full amount) 39.250.000 30.000.000 20.486.111 Nilai wajar/ Fair values 16.077 15.540 8.358 Aset keuangan derivatif/ Derivative financial assets Rp Liabilitas keuangan derivatif/ Derivative financial liabilities Rp Counterparty 339.842 Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Foreign currency swap contract (Note 10a) United States Dollar 272.040 256.500 PT ANZ Panin Bank Foreign currency swap contract (Note 10a) United States Dollar 185.768 PT Bank Internasional Indonesia Tbk Foreign currency swap contract (Note 10a) 177.410 United States Dollar 813.727 773.752 355.919 39.975 These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/45 Exhibit E/45 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 8. 8. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS (Continued) ASET KEUANGAN DERIVATIF (Lanjutan) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Pada tanggal 19 Juni 2008, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan berkewajiban untuk membayar sebesar Rp 158.500 dan memiliki hak untuk menerima masingmasing sebesar USD 7.000.000 (nilai penuh) dan JPY 1.080.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 19 Juni 2008 sampai dengan 19 Juni 2011. Pada tanggal 19 Juni 2011, kontrak derivatif tersebut telah diselesaikan. On 19 June 2008, the Company entered into a foreign currency swap contract with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, whereby the Company obliged to pay Rp 158,500 and had the right to receive USD 7,000,000 (full amount) and JPY 1,080,000,000 (full amount), respectively. This contract was valid since 19 June 2008 until 19 June 2011. On 19 June 2011, the derivative contracts was due and settled. Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan berkewajiban untuk membayar sebesar Rp 333.370 dan memiliki hak untuk menerima sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 22 September 2010 sampai dengan 22 Maret 2012. Pada tanggal 31 Desember 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut sebesar Rp 83.342 serta piutang derivatif sebesar USD 9.250.000 (nilai penuh) setara dengan Rp 83.879. Pada tanggal 22 Maret 2012, kontrak derivatif tersebut telah diselesaikan. On 27 August 2010, the Company entered into a foreign currency swap contract with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, whereby the Company obliged to pay Rp 333,370 and had the right to receive USD 37,000,000 (full amount). This contract was valid since 22 September 2010 until 22 March 2012. As of 31 December 2011, derivative payable arising from the contract amounted to Rp 83,342 and derivative receivable arising from the contract amounted to USD 9,250,000 (full amount) or equivalent to Rp 83,879. On 22 March 2012, the derivative contracts was due and settled. Pada tanggal 27 Juli 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan berkewajiban untuk membayar sebesar Rp 256.500 dan memiliki hak untuk menerima sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 22 September 2011 sampai dengan 15 September 2014. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut masing-masing sebesar Rp 215.460 dan Rp 339.842, serta piutang derivatif masingmasing sebesar USD 25.200.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 243.684 dan USD 30.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 355.919. On 27 July 2011, the Company entered into a foreign currency swap contract with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, whereby the Company obliged to pay Rp 256,500 and had the right to receive USD 30,000,000 (full amount). This contract was valid since 22 September 2011 until 15 September 2014. As of 31 December 2012 and 2011, derivative payable arising from the contract amounted to Rp 215,460 and Rp 339,842, respectively, and derivative receivable arising from the contract amounted to USD 25,200,000 (full amount) or equivalent to Rp 243,684 and USD 30,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 355,919, respectively. PT ANZ Panin Bank PT ANZ Panin Bank Pada tanggal 2 Agustus 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan PT ANZ Panin Bank, dengan ketentuan Perusahaan berkewajiban untuk membayar sebesar Rp 256.500 dan memiliki hak untuk menerima sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 15 September 2011 sampai dengan 15 September 2014. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut masing-masing sebesar Rp 215.460 dan Rp 256.500, serta piutang derivatif masing-masing sebesar USD 25.200.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 243.684 dan USD 30.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 272.040. On 2 August 2011, the Company entered into a foreign currency swap contract with PT ANZ Panin Bank, whereby the Company obliged to pay Rp 256,500 and had the right to receive USD 30,000,000 (full amount). This contract was valid since 15 September 2011 until 15 September 2014. As of 31 December 2012 and 2011, derivative payable arising from the contract amounted to Rp 215,460 and Rp 256,500, respectively, and derivative receivable arising from the contract amounted to USD 25,200,000 (full amount) or equivalent to Rp 243,684 and USD 30,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 272,040, respectively. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/46 Exhibit E/46 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 8. 8. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS (Continued) 9. ASET KEUANGAN DERIVATIF (Lanjutan) PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk Pada tanggal 20 April 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk, dengan ketentuan Perusahaan berkewajiban untuk membayar sebesar Rp 216.500 dan memiliki hak untuk menerima sebesar USD 25.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 20 April 2011 sampai dengan 25 Mei dan 15 Juni 2014. Pada tanggal 31 Desember 2012 and 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut masing-masing sebesar Rp 105.243 dan Rp 177.410, serta piutang derivatif masing-masing sebesar USD 12.152.778 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 117.517 dan USD 20.486.111 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 185.768. On 20 April 2011, the Company entered into a foreign currency swap contract with PT Bank Internasional Indonesia Tbk, whereby the Company obliged to pay Rp 216,500 and had the right to receive USD 25,000,000 (full amount). This contract was valid since 20 April 2011 until 25 May and 15 June 2014. As of 31 December 2012 and 2011, derivative payable arising from the contract amounted to Rp 105,243 and Rp 177,410, respectively, and derivative receivable arising from the contract amounted to USD 12,152,778 (full amount) or equivalent to Rp 117,517 and USD 20,486,111 (full amount) or equivalent to Rp 185,768, respectively. ASET LAIN-LAIN 9. OTHER ASSETS 2012 Beban dibayar dimuka Pinjaman kepada karyawan Pihak berelasi (Catatan 24c) Pihak ketiga Lain-lain Agunan yang diambil alih Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Aset lain-lain – Bersih ( 2011 18.867 12.394 2.360 14.823 5.959 2.989 4.192 15.652 42.009 35.227 10.930 38.272 2.416 43.291 49.202 45.707 8.992) ( 5.996) 40.210 39.711 82.219 74.938 Prepaid expenses Loan to employees Related parties (Note 24c) Third parties Others Repossessed collaterals Net investments in finance lease Consumer financing receivables Less: allowance for impairment losses Other assets –Net Beban dibayar dimuka terdiri dari beban sewa dibayar dimuka, beban asuransi dibayar dimuka, dan biaya transaksi untuk penggunaan dana perjanjian kerjasama penerusan pinjaman. Prepaid expenses consist of prepaid rent, prepaid insurance, and transaction costs attributable to utilization of loan channeling. Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat penjualan agunan yang diambil alih. Management believes that the allowance for impairment losses was sufficient to cover possible losses arising from sales of repossessed collaterals. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/47 Exhibit E/47 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA 10. FUND BORROWINGS Pinjaman yang diterima terdiri dari: Fund borrowings consist of the followings: 2012 Pinjaman bank (Mata uang asing) (a) Pihak ketiga Standard Chartered Bank (2012: USD 50.400.000 2011: USD 60.000.000) (1) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (2012: USD 12.152.778 2011: USD 20.486.111) (3) Standard Chartered Bank (2012: nihil 2011: USD 9.250.000) (2) Jumlah pinjaman bank Dikurangi : Biaya transaksi yang belum diamortisasi Pinjaman bank - bersih Pinjaman lainnya (c) PT BCA Finance (1) PT IFS Capital Indonesia (2) Jumlah pinjaman lainnya Jumlah ( 813.727 Total bank borrowings (Foreign currency) 544.080 117.517 185.768 604.885 Pinjaman bank (Rupiah) (b) Pihak ketiga PT Bank Pan Indonesia Tbk (1) PT Bank Permata Tbk (2) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (3) PT Bank Commonwealth (4) PT Bank DKI (5) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (6) PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (7) Bank of China Limited, Jakarta Branch (8) PT Bank Hana (9) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (10) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (11) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (12) PT Bank Victoria International Tbk (13) PT Bank Sinarmas Tbk (14) LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (15) PT Bank Central Asia Tbk (16) PT Bank CIMB Niaga Tbk (17) PT ANZ Panin Bank (18) 83.879 Bank borrowings (Foreign currency) (a) Third parties Standard Chartered Bank (2012:USD 50,400,000 2011: USD 60,000,000) (1) PT Bank International Indonesia Tbk (2012: USD 12,152,778 USD 20,486,111) (3) Standard Chartered Bank (2012: nil 2011: USD 9,250,000) (2) 487.368 - Jumlah pinjaman bank (Mata uang asing) 2011 362.500 244.634 231.945 283.442 193.787 170.278 145.059 22.699 - 94.286 93.572 83.333 82.500 80.286 80.040 33.582 171.945 77.778 64.074 63.889 35.992 211.111 162.731 113.889 69.411 22.727 8.333 6.945 - 40.909 25.000 23.611 25.000 Bank borrowings (Rupiah) (b) Third parties PT Bank Pan Indonesia Tbk (1) PT Bank Permata Tbk (2) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (3) PT Bank Commonwealth (4) PT Bank DKI (5) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (6) PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (7) Bank of China Limited, Jakarta Branch (8) PT Bank Hana (9) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (10) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (11) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (12) PT Bank Victoria International Tbk (13) PT Bank Sinarmas Tbk (14) LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (15) PT Bank Central Asia Tbk (16) PT Bank CIMB Niaga Tbk (17) PT ANZ Panin Bank (18) 2.421.326 2.322.574 Total bank borrowings 17.270) ( 26.866) Less : Unamortized transaction costs 2.404.056 2.295.708 Bank borrowings – net 2.148 5.834 14.523 Other borrowings (c) PT BCA Finance (1) PT IFS Capital Indonesia (2) 2.148 20.357 Total other borrowings 2.406.204 2.316.065 Total - These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/48 Exhibit E/48 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) Tingkat bunga tahunan (%) Mata uang Rupiah Mata uang asing 10. FUND BORROWINGS (Continued) 2012 2011 7,00-12,75 3,86-4,86 9,48-15,75 3,07–4,91 Angsuran pinjaman yang diterima menurut jatuh temponya masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: (%) Annual interest rate Rupiah currency Foreign currency Installments of loans received according to the due dates as of 31 December 2012 and 2011, respectively, are as follows: 2012 2011 < 1 tahun 1 – 3 tahun > 3 tahun 1.447.493 958.158 553 1.011.236 1.302.847 1.982 < 1 years 1 – 3 years > 3 years Jumlah 2.406.204 2.316.065 Total a. Pinjaman bank (Valuta asing) a. Bank borrowings (Foreign currency) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (1) Pada tanggal 3 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) sebesar USD 60.000.000 (nilai penuh) dengan sejumlah Bank, antara lain, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan Deutsche Bank AG., Singapore Branch yang bertindak sebagai “Mandated Lead Arrangers”, Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch sebagai Agen Jaminan (the “Security Agent”) untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Fasilitas pinjaman tersebut akan diangsur secara bertahap dalam jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal 15 Agustus 2012 sampai dengan tanggal 15 September 2014. Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar USD 60.000.000 (nilai penuh). Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). (1) On 3 August 2011, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement amounting to USD 60,000,000 (full amount) with several banks, which among others, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and Deutsche Bank AG., Singapore Branch, whose acting as the Mandated Lead Arrangers, Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited, whose acting as the Facility Agent and Standard Chartered Bank, Jakarta Branch whose acting as the Security Agent for financing working capital. The loan facility will be repaid in 24 (twenty four) monthly installments commencing from 15 August 2012 to 15 September 2014. In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to USD 60,000,000 (full amount). The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar USD 50.400.000 (nilai penuh) dan USD 60.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 487.368 dan Rp 544.080. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to USD 50,400,000 (full amount) and USD 60,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 487,368 and Rp 544,080, respectively. Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan PT ANZ Panin Bank dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 8). In respect with the above Loan Facility Agreement, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and PT ANZ Panin Bank to cover risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 8). These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/49 Exhibit E/49 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) a. Pinjaman bank (Valuta asing) (Lanjutan) 10. FUND BORROWINGS (Continued) a. Bank borrowings (Foreign currency) (Continued) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (Lanjutan) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (Continued) (2) Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) dengan sejumlah Bank, antara lain, Standard Chartered Bank, (Hong Kong) Limited yang bertindak sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch sebagai Agen Jaminan (the “Security Agent”) untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Fasilitas pinjaman tersebut akan diangsur secara bertahap dalam jangka waktu 18 (delapan belas) bulan terhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6). (2) On 27 August 2010, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement amounting to USD 37,000,000 (full amount) with several banks, which among others, Standard Chartered Bank, (Hong Kong) Limited, whose acting as the Facility Agent and Standard Chartered Bank, Jakarta Branch whose acting as the Security Agent for financing working capital. The loan facility will be repaid in 18 (eighteen) monthly installments commencing from the drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6). Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh). In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to USD 37,000,000 (full amount). Pada tahun 2012, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut dan 31 Desember 2011 saldo pinjaman tersebut sebesar USD 9.250.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 83.879. In 2012, the Company had fully repaid the outstanding loan and as of 31 December 2011, the outstanding loan amounted to USD 9,250,000 (full amount) or equivalent Rp 83,879. Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 8). In respect with the above Loan Facility Agreement, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch to cover risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 8). PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk (3) Pada tanggal 18 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan III dengan batas maksimum kredit sebesar USD 25.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 216.500 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). (3) On 18 April 2011, the Company entered into a Term Loan Credit Agreement with PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), in the form of additional credit facility of term loan III with a maximum credit limit of USD 25,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 216,500 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 48 (forty eight) months from the credit agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar USD 25.000.000 (nilai penuh). In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to USD 25,000,000 (full amount). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar USD 12.152.778 dan USD 20.486.111 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 117.517 dan Rp 185.768. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to USD 12,152,778 and USD 20,486,111 (full amount) or equivalent to Rp 117,517 and Rp 185,768, respectively. Sehubungan dengan Perjanjian Pinjaman diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan BII dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 8). In respect with the above Loan Agreement, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with BII to cover the risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 8). These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/50 Exhibit E/50 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) 10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk (1) Pada tanggal 19 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluian modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). (1) On 19 August 2011, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement (Term Loan) with PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) with a maximum credit limit of Rp 250,000 and on a “nonrevolving” basis, for financing working capital. The term of this facility was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 250.000. In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 250,000. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 148.611 dan Rp 231.945. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 148,611 and Rp 231,945, respectively. Pada tanggal 16 April 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Money Market dengan Bank Panin dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 150.000. Jangka waktu pinjaman maksimal 2 (dua) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Fasilitas tersebut tidak dijamin oleh jaminan khusus. On 16 April 2012, the Company entered into a Credit Agreement with Bank Panin in the form of Money Market with a maximum credit limit of Rp 150,000. The term of the loan was 2 (two) months from the drawdown date. The facility is not secured by specific collateral. Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 150.000. In 2012, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 150,000. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pinjaman Money Market tersebut. As of 31 December 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding Money Market loan. Pada tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Tetap sublimit pinjaman Money Market dengan Bank Panin dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Sedangkan untuk pinjaman Money Market maksimal 3 (tiga) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). Sedangkan untuk pinjaman Money Market tidak dijamin oleh jaminan khusus. On 31 August 2012, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement (Term Loan) sublimit to Money Market Facility with Bank Panin with a maximum credit limit of Rp 250,000 and on a “nonrevolving” basis, for financing working capital. The term of this facility was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. While for Money Market facility maximum 3 (three) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). While for Money Market facility is not secured by specific collateral. Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 225.000. In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 225,000. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 213.889. As of 31 December 2012, the outstanding loan amounted to Rp 213,889. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/51 Exhibit E/51 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) 10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Permata Tbk PT Bank Permata Tbk (2) Pada tanggal 15 Oktober 2010, Perusahaan dan PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit, berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “nonrevolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan fasilitas. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). (2) On 15 October 2010, the Company and PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) signed an Amendment to the Credit Agreement, in the form of additional credit facility of Term Loan facility II with a maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “nonrevolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000. In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 36.364 dan Rp 72.727. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 36,364 and Rp 72,727, respectively. Pada tanggal 27 April 2011, Perusahaan dan Bank Permata menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit, berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan III dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). On 27 April 2011, the Company and Bank Permata signed an Amendment to the Credit Agreement, in the form of additional credit facility of Term Loan facility III with a maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000. In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 54.545 dan Rp 90.909. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 54,545 and Rp 90,909, respectively. Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pemberian Fasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan dengan Bank Permata dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat “revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu penarikan fasilitas tersebut berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2012 dan jangka waktu pembayaran kembali maksimal 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). On 31 March 2010, the Company entered into a Vehicles Financing Receivables Facility Agreement with Bank Permata with a maximum financing limit of Rp 100,000 and on a “revolving” basis, for financing working capital. The drawdown period was valid until 31 March 2012, and will be due for repayment in 48 (forty eight) months from the drawdown date. The facility is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tanggal 12 Mei 2011, Perusahaan dan Bank Permata menandatangani Perubahan Perjanjian Pemberian Fasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan, dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 150.000 dan bersifat “revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 48 (empat puluh delapan) sejak tanggal penarikan fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). On 12 May 2011, the Company and Bank Permata signed an Amendment to the Vehicles Financing Receivables Facility Agreement, whereby the maximum financing limit was increased to Rp 150,000 and on a “revolving” basis, for financing working capital. The term of the facility was 48 (forty eight) months from the drawdown date. The facility is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/52 Exhibit E/52 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Permata Tbk (Lanjutan) 10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Permata Tbk (Continued) Pada tanggal 28 Maret 2012, Perusahaan dan Bank Permata menandatangani Perubahan Perjanjian Pemberian Fasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan, dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 250.000. dan bersifat “revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 48 (empat puluh delapan) sejak tanggal penarikan fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). On 28 March 2012, the Company and Bank Permata signed an Amendment to the Vehicles Financing Receivables Facility Agreement, whereby the maximum financing limit was increased to Rp 250,000 and on a “revolving” basis, for financing working capital. The term of the facility was 48 (forty eight) months from the drawdown date. The facility is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut masingmasing sebesar Rp 149.152 dan Rp 114.005. In 2012 and 2011, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 149,152 and Rp 114,005, respectively. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 153.725 dan Rp 119.806. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding facility was amounting to Rp 153,725 and Rp 119,806, respectively. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (3) Pada tanggal 22 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 200.000 Jangka waktu pencairan pinjaman tersebut selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pencairan awal kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6). (3) On 22 December 2011, the Company entered into a Working Capital Credit Facility Agreement with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) with a maximum credit limit of Rp 200,000 The term of the loan was 12 (twelve) months from the initial drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6). Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut masingmasing sebesar Rp 222.638 dan Rp 22.699. In 2012 and 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 222,638 and Rp 22,699, respectively. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 193.787 dan Rp 22.699. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 193,787 and Rp 22,699, respectively. PT Bank Commonwealth PT Bank Commonwealth (4) Pada tanggal 20 Maret 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka dengan PT Bank Commonwealth (Bank Commonwealth) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6). (4) On 20 March 2012, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement with PT Bank Commonwealth (Bank Commonwealth) with a maximum credit limit of Rp 100,000. The term of the loan was 36 (thirty six) months from the loan drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6). Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000. In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000. Pada tanggal 31 Desember 2012 saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 82.778. As of 31 December 2012 the outstanding loan amounted to Rp 82,778. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/53 Exhibit E/53 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) 10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Commonwealth (Lanjutan) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Commonwealth (Continued) Pada tanggal 9 November 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka II (Term Loan II) dengan Bank Commonwealth dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 90.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). On 9 November 2012, the Company entered into a Term Loan II Facility Agreement with Bank Commonwealth with a maximum credit limit of Rp 90,000. The term of the loan was 36 (thirty six) months from the loan drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 90.000. In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 90,000. Pada tanggal 31 Desember 2012 saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 87.500. As of 31 December 2012 the outstanding loan amounted to Rp 87,500. PT Bank DKI PT Bank DKI (5) Pada tanggal 19 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank DKI dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 175.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu fasilitas tersebut selama 42 (empat puluh dua) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). (5) On 19 December 2011, the Company entered into a Credit Agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp 175,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the facility was 42 (forty two) months from the credit agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2011, Perusahaan belum melakukan pencairan fasilitas tersebut. Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 175.000. In 2011, the Company had not yet utilized the facility. During 2012, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 175,000. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 145.059. As of 31 December 2012, the outstanding loan amounted to Rp 145,059. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (6) Pada tanggal 24 Februari 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (BPD Jabar Banten) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 25.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). (6) On 24 February 2011, the Company entered into a Working Capital Credit Agreement with PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (BPD Jabar Banten) with a maximum credit limit of Rp 25,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the credit agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 25.000. In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 25,000. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/54 Exhibit E/54 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) 10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (Lanjutan) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (Continued) Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 10.000 dan Rp 18.572. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 10,000 and Rp 18,572, respectively. Pada tanggal 27 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan BPD Jabar Banten dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 125.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal perjanjian pinjaman. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). On 27 October 2011, the Company entered into a Credit Agreement with BPD Jabar Banten with a maximum credit limit of Rp 125,000 and on a “nonrevolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the loan agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut masingmasing sebesar Rp 50.000 dan Rp 75.000. In 2012 and 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000 and Rp 75,000, respectively. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 84.286 dan Rp 75.000. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 84,286 and Rp 75,000, respectively. PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (7) Pada tanggal 14 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Modal Kerja dengan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (BPD Kalsel) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 42 (empat puluh dua) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). (7) On 14 December 2011, the Company entered into a Working Capital Agreement with PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (BPD Kalsel) with a maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 42 (forty two) months from the credit agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2011, Perusahaan belum melakukan pencairan pinjaman tersebut. Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000. In 2011, the Company had not yet utilized the loan. In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 83.333. As of 31 December 2012, the outstanding loan amounted to Rp 83,333. Bank of China Limited, Jakarta Branch Bank of China Limited, Jakarta Branch (8) Pada tanggal 5 Juli 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka dengan Bank of China Limited, Jakarta Branch (Bank of China) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 90.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). (8) On 5 July 2012, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement with Bank of China Limited, Jakarta Branch (Bank of China) with a maximum credit limit of Rp 90,000. The term of the loan was 36 (thirty six) months from the loan drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 90.000. In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 90,000. Pada tanggal 31 Desember 2012 saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 82.500. As of 31 December 2012 the outstanding loan amounted to Rp 82,500. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/55 Exhibit E/55 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) 10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Hana PT Bank Hana (9) Pada tanggal 30 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan Angsuran dengan PT Bank Hana (Bank Hana) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman selama 2 (dua) tahun sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). (9) On 30 March 2011, the Company entered into an Installment Loan Agreement with PT Bank Hana (Bank Hana) with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 2 (two) years from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut Rp 50.000. In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 8.009 dan Rp 33.582. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 8,009 and Rp 33,582, respectively. Pada tanggal 16 Maret 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Money Market dengan Bank Hana dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). On 16 March 2012, the Company entered into a Money Market Facility Agreement with Bank Hana with a maximum credit limit of Rp 100,000. The term of the loan was 3 (three) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tanggal 12 April 2012, Perusahaan dan Bank Hana menandatangani penambahan fasilitas Money Market tersebut sebesar Rp 50.000 sehingga total batas maksimum kredit menjadi sebesar Rp 150.000. On 12 April 2012, the Company and Bank Hana signed an additional Credit Facility Agreement for the Money Market amounting to Rp 50,000 with total maximum credit limit of Rp 150,000. Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 150.000. In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 150,000. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pinjaman Money Market tersebut. As of 31 December 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding Money Market loan. Pada tanggal 9 Agustus 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan Angsuran dengan Bank Hana dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman selama 2 (dua) tahun sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). On 9 August 2012, the Company entered into an Installment Loan Agreement with Bank Hana with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 2 (two) years from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000. In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 42.277. As of 31 December 2012, the outstanding loan amounted to Rp 42,277. Pada tanggal 8 November 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Money Market dengan Bank Hana dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). On 8 November 2012, the Company entered into a Money Market Facility Agreement with Bank Hana with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 3 (three) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 30.000. In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 30,000. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 30.000. As of 31 December 2012, the outstanding loan amounted to Rp 30,000. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/56 Exhibit E/56 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) 10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk (10) Pada tanggal 2 September 2010, Perusahaan dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) menandatangani Perjanjian Perubahan Akta Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan), berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat “nonrevolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 43 (empat puluh tiga) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). (10) On 2 September 2010, the Company and PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) signed an Amendment to the Term Loan Credit Agreement, in the form of additional credit facility of Term Loan II with a maximum credit limit of Rp 250,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 43 (forty three) months from the credit agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 250.000. In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 250,000. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 73.611 dan Rp 156.945. As of 31 December 2012 and 2011 the outstanding loan amounted to Rp 73,611 and Rp 156,945, respectively. Pada tanggal 18 November 2011, BII telah mengambilalih pinjaman Perusahaan kepada PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) sebesar Rp 16.428, dengan ketentuan dan persyaratan yang masih sama dengan yang dilakukan dengan Maybank sebelumnya. On 18 November 2011, BII had taken over the outstanding loan of the Company to PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) amounting to Rp 16,428, with similar terms and conditions as previously entered into with Maybank. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 6.429 dan Rp 15.000. As of 31 December 2012 and 2011 the outstanding loan amounted to Rp 6,429 and Rp 15,000, respectively. Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (11) Pada tanggal 30 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) yang terdiri dari Tranche A sebesar Rp 200.000 dan Tranche B sebesar Rp 100.000 dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch yang bertindak sebagai Kreditur Awal, Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan juga sekaligus sebagai Agen Jaminan (“Security Agent”), untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan objek jaminan fidusia atas piutang dan rekening giro yang ditempatkan pada Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). (11) On 30 March 2010, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement comprising Tranche A of Rp 200,000 and Tranche B of Rp 100,000 with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, whose acting as the Originator, the Facility Agent (the "Facility Agent") as well as the Collateral Agent (the "Security Agent"), for financing working capital. The loan will be due for repayment in 3 (three) years from the drawdown date. The loan is secured by fiduciary transfer of receivables and current account placed at Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 300.000. In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 300,000. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 77.778 dan Rp 211.111. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 77,778 and Rp 211,111, respectively. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/57 Exhibit E/57 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) 10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk (12) Pada tanggal 18 Maret 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) dengan batas maksimum kredit baru untuk Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) sebesar Rp 50.000 dan bersifat “revolving” dengan jangka waktu fasilitas maksimal 4 (empat) tahun sejak tanggal pencairan. Fasilitas ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6). (12) On 18 March 2008, the Company entered into a Term Installment Credit Agreement (KAB) with PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) with maximum credit limit of uncommitted Term Installment Credit (KAB) amounted to Rp 50,000 and on a “revolving” basis, The term of the facility was 4 (four) years from the drawdown date. This facility is secured by the consumer financing receivables (Note 6). Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut telah diubah dan diperpanjang beberapa kali. The Term Installment Credit Agreement (KAB) had been amended and extended several times. Pada tanggal 28 Desember 2010, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani perubahan Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan batas maksimum kredit Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) ditingkatkan menjadi sebesar Rp 200.000, dan jangka waktu penarikan pinjaman diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 November 2012. On 28 December 2010, the Company and Bank Danamon signed an amendment of the Term Installment Credit (KAB) Agreement with the maximum credit limit of the Uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility was increased to Rp 200,000, and the loan drawdown period was extended and will expire on 19 November 2012. Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 108.221. In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 108,221. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 58.477 dan Rp 142.049. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 58,477 and Rp 142,049, respectively. Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Bank Danamon berupa fasilitas Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 5 (lima) tahun. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan (Catatan 5). On 10 October 2006, the Company entered into a Credit Agreement with Bank Danamon in the form of uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility with a maximum credit limit of Rp 200,000 and on a “revolving” basis. The term of the loan was 5 (five) years. The loan is secured by net investments in finance lease (Note 5). Pada tanggal 11 November 2007, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit tersebut, dimana batas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 200.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 113.660. On 11 November 2007, the Company and Bank Danamon signed an amendment of the Credit Agreement, wherein the original maximum credit limit was decreased from Rp 200,000 to Rp 113,660. Perjanjian Kredit tersebut telah diubah beberapa kali. The Credit Agreement had been amended several times. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani perubahan Perjanjian Kredit dimaksud dimana batas maksimum kredit ditetapkan sebesar Rp 40.000, dan jangka waktu pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2011. On 31 December 2010, the Company and Bank Danamon signed an amendment of the Credit Agreement where maximum credit limit was set to Rp 40,000, and the term of the loan was extended and will expire on 19 November 2011. Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 25.017. In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 25,017. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 5.597 dan Rp 20.682. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 5,597 and Rp 20,682, respectively. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/58 Exhibit E/58 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) 10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Victoria International Tbk (1) Pada tanggal 14 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 150.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 39 (tiga puluh sembilan) bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). (1) On 14 March 2011, the Company entered into a Working Capital Credit Agreement with PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) with a maximum credit limit of Rp 150,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 39 (thirty nine) months. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut Rp 150.000. In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 150,000. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 63.889 dan Rp 113.889. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 63,889 and Rp 113,889, respectively. PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Sinarmas Tbk (2) Pada tanggal 9 Juli 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penambahan Fasilitas Kredit dengan PT Bank Sinarmas Tbk (Bank Sinarmas), berupa tambahan fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal awal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6). (2) On 9 July 2010, the Company entered into an Additional Credit Facility Agreement with PT Bank Sinarmas Tbk (Bank Sinarmas), in the form of an additional Term Loan facility II with a maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 35.992 dan Rp 69.411. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 35,992 and Rp 69,411, respectively. LIM Asia Special Situations Master Fund Limited LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (3) Pada tanggal 3 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka dengan Jaminan dengan LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (LIM) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan awal kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). (3) On 3 March 2011, the Company entered into a Secured Term Loan Facility Agreement with LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (LIM) with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000. In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 22.727 dan Rp 40.909. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 22,727 and Rp 40,909, respectively. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/59 Exhibit E/59 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) 10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Central Asia Tbk (4) Pada tanggal 10 Juni 2010, Perusahaan mengadakan Perjanjian Pinjaman Kredit Angsuran (Installment Loan) dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 10 Juni 2013 dengan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). (4) On 10 June 2010, the Company entered into an Installment Loan Agreement with PT Bank Central Asia Tbk (BCA) with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 3 (three) years from the signing date of the agreement and will expire on 10 June 2013 with drawdown period of 6 (six) months from the signing date of the agreement. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 8.333 dan Rp 25.000. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 8,333 and Rp 25,000, respectively. PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk (5) Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman Transaksi Khusus IV dengan PT Bank CIMB Niaga (Bank CIMB Niaga) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000 dan bersifat on liquidity basis. Jangka waktu penarikan pinjaman tersebut selama 39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 17 Juni 2013. Seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6). (5) On 15 March 2010, the Company entered into a Special Transaction Loan facility IV Agreement with PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) with a maximum credit limit of Rp 50,000 and on a liquidity basis. The term of drawndown of the loan was 39 (thirty-nine) months from the signing date of the agreement and will expire on 17 June 2013. The entire facilities are required to be utilized within 3 (three) months from the agreement date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 6.945 dan Rp 23.611. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 6,945 and Rp 23,611, respectively. PT ANZ Panin Bank PT ANZ Panin Bank (6) (6) On 18 November 2009, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement with PT ANZ Panin Bank (ANZ Panin Bank) with a maximum credit limit of Rp 100,000. The term of the loan was 30 (thirty) months from the signing date of the agreement and drawdown period of 6 (six) months from the signing date of the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6). Pada tanggal 18 November 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT ANZ Panin Bank (ANZ Panin Bank) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 30 (tiga puluh) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6). These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/60 Exhibit E/60 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT ANZ Panin Bank (Lanjutan) 10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT ANZ Panin Bank (Continued) Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 25.000. As of 31 December 2011, the outstanding loan amounted Rp 25,000. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh pinjaman tersebut. As of 31 December 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding loan. c. Pinjaman lainnya c. Other borrowings PT BCA Finance PT BCA Finance (1) Pada tanggal 26 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan PT BCA Finance (BCA Finance), untuk tujuan pengadaan 43 (empat puluh tiga) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 3.384. Jangka waktu pembayaran pembiayaan tersebut selama 3 (tiga) tahun. Fasilitas tersebut dijamin dengan kendaraan operasional Perusahaan. (1) On 26 October 2010, the Company entered into a Consumer Financing Agreement with PT BCA Finance (BCA Finance), for the acquisition of 43 (forty three) operational vehicles totaling Rp 3,384. The term of the facility was 3 (three) years. The facility is secured by operational vehicles of the Company. Pada tahun 2010, Perusahaan telah menggunakan seluruh fasilitas tersebut sebesar Rp 3.384. In 2010, the Company had fully utilized the facility amounting to Rp 3,384. Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut sebesar Rp 2.079. As of 31 December 2011, the outstanding balance of the facility amounted to Rp 2,079. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pinjaman tersebut. As of 31 December 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding loan. Pada tanggal 25 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan BCA Finance, untuk tujuan pengadaan 24 (dua puluh empat) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 3.274. Jangka waktu pembayaran pembiayaan tersebut selama 3 (tiga) tahun. Fasilitas tersebut dijamin dengan kendaraan operasional Perusahaan. On 25 March 2011, the Company entered into a Consumer Financing Agreement with BCA Finance, for the acquisition of 24 (twenty-four) operational vehicles totaling Rp 3,274. The term of the facility was 3 (three) years. The facility is secured by operational vehicles of the Company. Pada tahun 2011, Perusahaan telah menggunakan seluruh fasilitas tersebut sebesar Rp 3.274. In 2011, the Company had fully utilized the facility amounting to Rp 3,274. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 1.328 dan Rp 2.349. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding balance of the facility amounted to Rp 1,328 and Rp 2,349, respectively. Pada tanggal 25 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan PT BCA Finance. Perusahaan memperoleh pembiayaan tersebut untuk tujuan pengadaan 13 (tiga belas) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 1.823. Jangka waktu pembayaran pembiayaan ini adalah selama 3 (tiga) tahun. Fasilitas tersebut dijamin dengan kendaraan operasional Perusahaan. On 25 April 2011, the Company entered into a Consumer Financing Agreement with PT BCA Finance, for the acquisition of 13 (thirteen) operational vehicles totaling Rp 1,823. The term of the facility was 3 (three) years. The facility is secured by operational vehicles of the Company. Pada tahun 2011, Perusahaan telah menggunakan seluruh fasilitas tersebut sebesar Rp 1.823. In 2011, the Company had fully utilized the facility amounting to Rp 1,823. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/61 Exhibit E/61 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) c. Pinjaman lainnya (Lanjutan) PT BCA Finance (Lanjutan) 10. FUND BORROWINGS (Continued) c. Other borrowings (Continued) PT BCA Finance (Continued) Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 820 dan Rp 1.406. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding balance of the facility amounted to Rp 820 and Rp 1,406, respectively. Seluruh fasilitas pembiayaan tersebut dijamin dengan kendaraan yang dibiayai (Catatan 7). All the above-mentioned facilities are secured by the vehicles financed (Note 7). PT IFS Capital PT IFS Capital (2) Pada tanggal 29 November 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Anjak Piutang No. BF004D000 with recourse dengan PT IFS Capital Indonesia dengan batas maksimum sebesar Rp 50.000 yang terdiri dari batasan untuk masingmasing investasi neto sewa pembiayaan yang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80 dan maksimum sebesar Rp 3.000, dan batasan untuk masing-masing pembiayaan konsumen yang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80 dan maksimum sebesar Rp 3.000. Jangka waktu perjanjian tersebut berlaku sampai dengan tanggal 29 November 2011. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6). (2) On 29 November 2010, the Company entered into a With Recourse Domestic Factoring Agreement No. BF004D000 with PT IFS Capital Indonesia with a maximum limit of Rp 50,000 comprising the limit on each of the net investmens in direct finance lease of Rp 80 at minimum and Rp 3,000 at maximum, and limit on each of the consumer financing transferred of Rp 80 at minimum and Rp 3,000 at maximum. The term of the facility will expire on 29 November 2011. The facility is secured by consumer financing receivables (Note 6). Pada tahun 2011, Perusahaan telah menggunakan fasilitas tersebut sebesar Rp 43.497. In 2011, the Company had utilized the facility amounting to Rp 43,497. Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut sebesar Rp 14.523. As of 31 December 2011, the outstanding balance of the facility amounted to Rp 14,523. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pinjaman tersebut. As of 31 December 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding loan. Pembatasan dan Kewajiban Covenants Atas pinjaman-pinjaman yang diterima Perusahaan, umumnya para kreditur mensyaratkan adanya pembatasan-pembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi: - Menjaga rasio jumlah pencadangan kerugian penurunan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, atau - Menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada Bank selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak berakhirnya tahun buku yang bersangkutan dan laporan keuangan kuartalan paling lambat 60 hari sejak berakhirnya tiap kuartal, atau - Menjaga rasio pembagian dividen maksimum 50% dari laba bersih, atau - Menjaga rasio antara jaminan fasilitas kredit minimal 80%-100% dari outstanding pinjaman, atau - Menjaga Gearing ratio (rasio antara pinjaman dengan modal sendiri) tidak lebih besar dari 5 (lima) kali sampai dengan 10 (sepuluh) kali, atau On loans received by the Company, the creditors generally entails restrictions and certain obligation that should be met by the Company, which generally include the followings: - - Maintaining the ratio of total allowance for impairment losses as required by the Accounting Standard, or Submitting annual audited financial statements to the Bank no later than 4 (four) months subsequent to the year end and quarterly financial statements no later than 60 (sixty) days subsequent to the quarterly period end, or Maintaining the maximum dividend payout ratio of 50% of net profit, or Maintaining the security margin of at least 80%-100% of the total outstanding loan, or Maintaining Gearing ratio (debt to equity ratio) of not greater than 5 (five) to 10 (ten) times, or These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/62 Exhibit E/62 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) 10. FUND BORROWINGS (Continued) c. Pinjaman lainnya (Lanjutan) c. Other borrowings (Continued) Pembatasan dan Kewajiban (Lanjutan) Covenants (Continued) Atas pinjaman-pinjaman yang diterima Perusahaan, umumnya para kreditur mensyaratkan adanya pembatasan-pembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi: (Lanjutan) On loans received by the Company, the creditors generally entails restrictions and certain obligation that should be met by the Company, which generally include the followings: (Continued) - Menjaga Non performing Loan (NPL) tidak melebihi 5% dari piutang pembiayaan, atau - Dampak mata uang yang tidak dilindungi secara keseluruhan maksimum 25% dari jumlah nilai aset bersih berwujud secara keseluruhan, atau - Ekuitas diharuskan lebih besar dari Rp 900.000, atau melakukan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank, salah satunya apabila terdapat perubahan komposisi pemegang saham mayoritas, perubahan susunan anggota komisaris dan direksi, perubahan bidang atau jenis kegiatan usaha Perusahaan, serta apabila Perusahaan melakukan pembubaran, penggabungan usaha dan atau peleburan dengan Perusahaan lain. - Maintaining Non Performing Loans (NPL) shall not exceed 5% of financing receivables, or The impact of currency risk exposure that are not being covered/hedged shall not exceed 25% of the total net tangible assets, or Total equity should be greater than Rp 900,000, or provide a written notice to the Bank, should any of the following condition are met: changes in the compostion of the majority shareholder, changes in the composition of the board of commissioners and directors, one of them if there are changes in the composition of major shareholders, changes in the composition of the Commissioners and Directors, alter the nature of business, change the field or type of business activities, and enter into consolidation, merger, acquisitions. Pada tahun 2012, pinjaman-pinjaman tersebut di atas dikenakan tingkat suku bunga per tahun antara 7,00% - 12,75% (2011: 9,48% - 15,75%). In 2012, the above loans bear interest per annum at rates ranging from 7.00% - 12.75% per annum (2011: 9.48%15.75%). Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan atas fasilitas kredit di atas berkisar antara 100% sampai 110%, atau berkisar antara 100% sampai 110% dari jumlah outstanding pinjaman dan diikat secara fidusia. Total consumer financing receivables pledged as collateral for the above-mentioned credit facilities was ranging from 100% to 110%, or ranging from 100% to 110% of total outstanding loans and fiduciary transferred. Perusahaan telah memenuhi batasan-batasan diwajibkan dalam perjanjian pinjaman. yang The Company has complied with covenants on loan agreement. Tidak ada pembayaran pokok dan bunga pinjaman yang telah jatuh tempo namun belum dibayarkan. There are no principal and interest of loans that have been due but not yet paid. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/63 Exhibit E/63 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN a. 11. DEBT SECURITIES ISSUED Utang Obligasi Nama obligasi Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 terdiri dari: Seri A Seri B Seri C Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 terdiri dari: Seri A Seri B Seri C Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 terdiri dari: Seri A Seri B Seri C a. Tanggal jatuh tempo/ Maturity date 20 Januari 2011/ 20 January 2011 15 Juli 2011/ 15 July 2011 15 Januari 2012/ 15 January 2012 12 Juli 2012/ 12 July 2012 8 Juli 2013/ 9 July 2013 8 Juli 2014/ 8 July 2014 17 Juni 2013/ 17 June 2013 12 Juni 2014/ 12 June 2014 12 Juni 2015/ 12 June 2015 Bond Payable Tingkat bunga per tahun/ Annual interest rate 2012 2011 Nilai nominal/ Nominal value 2012 2011 Name of bonds Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 consist of: A Series - - - - - - - - B Series - 13,25% - 65.000 C Series - 90.000 Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 consist of: A Series - 9,00% 10,25% 10,25% 102.000 102.000 B Series 11,00% 11,00% 228.000 228.000 C Series Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 consist of: A Series 7,00% - 195.000 - 8,00% - 110.000 - B Series 8,50% - 270.000 - C Series 905.000 485.000 Jumlah nilai nominal Dikurangi: Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi Bersih Total nominal value Less: ( 4.514 ) ( 900.486 3.369 ) Unamortized bond issuance cost 481.631 Net Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat No. S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp 160.000, yang ditawarkan pada nilai nominal (Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi berseri yang terdiri dari Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 65.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,00% per tahun, Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 30.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,75% per tahun, dan Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 65.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 13,25% per tahun. On 8 January 2010, the Company obtained an effective statement from Bapepam-LK through its letter No. S-94/BL/ 2010 in respect with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp 160,000, offered at par (Note 1b). These bonds are series bonds consisting of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 A Series with a nominal value of Rp 65,000 bearing fixed interest rate of 12.00% per annum, Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 B Series with a nominal value of Rp 30,000 bearing fixed interest rate of 12.75% per annum, and Obligasi BFI Finance Indonesia II Bond Tahun 2009 C Series with a nominal value of Rp 65,000 bearing fixed interest rate of 13.25% per annum. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/64 Exhibit E/64 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan) a. Utang Obligasi (Lanjutan) 11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) a. Bond Payable (Continued) Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 (Lanjutan) Obligasi BFI (Continued) Finance Indonesia II Tahun 2009 Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri obligasi telah dibayarkan pada tanggal 20 Januari 2011 untuk Seri A, 15 Juli 2011 untuk Seri B dan 15 Januari 2012 untuk Seri C. Interests on these Bonds are paid on a quarterly basis starting from the issuance date. The final interest payment on the bonds as well as the principal of the bond will mature on 20 January 2011 for A Series, 15 July 2011 for B Series and 15 January 2012 for C Series, respectively. Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Pefindo No. 931/PEF-DIR/X/2009 tanggal 17 September 2009 dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Obligasi tersebut telah mendapat idA- (Single A Minus; Stable Outlook). Berdasarkan hasil tahunan pemeringkatan atas obligasi, terakhir dengan Surat No. 1237/PEFDIR/IX/2011 tanggal 27 September 2011 dari Pefindo, Obligasi tersebut mendapat peringkat idA- (Single A Minus; Stable Outlook) yang berlaku sampai dengan 15 Januari 2012. Based on the rating results on long-term debentures according to Letter No. 931/PEF-DIR/X/2009 dated 17 September 2009 of PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), these bonds were rated at idA- (Single A Minus; Stable Outlook). Based on the results of the annual rating evaluation on Bond, most recently by Letter No. 1237/PEF-DIR/IX/2011 dated 27 September 2011 of Pefindo, these bonds were rated at idA- (Single A Minus; Stable Outlook) which valid until 15 January 2012. Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang (Catatan 5 dan 6). These bonds were secured by the fiduciary transfer of the Company’s consumer financing receivables and net investments in finance lease to the third parties which categorized as current totalling 110% of the principal amount of the bonds payable. (Notes 5 and 6). Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 9 tanggal 13 Oktober 2009 beserta perubahanperubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, selaku Wali Amanat, terakhir dengan Akta notaris No. 5 tanggal 15 Januari 2010 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta. The issuance of these bonds was carried out under Deed of Trusteeship Agreement of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 9 dated 13 October 2009 and its respective amendments thereof entered into by the Company and PT Bank Mega Tbk, as a Trustee, most recently by Notarial deed No. 5 dated 15 January 2010, both of Fathiah Helmi, S.H., notary in Jakarta. Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak tanggal emisi. The Company reserves the rights to buy back a part of or the entire bonds issued provided that it carried out one year subsequent to the issuance date. Pada tanggal 20 Januari 2011 dan 15 Juli 2011, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap seri A dan seri B dengan jumlah nominal masing-masing sebesar Rp 65.000 dan Rp 30.000. On 20 January 2011 and 15 July 2011, the Company had fully repaid the outstanding principal of A Series and B Series of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap amounting to Rp 65,000 and Rp 30,000, respectively. Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap yang terutang sebesar Rp 65.000. As of 31 December 2011, the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap amounted to Rp 65,000. Pada tanggal 15 Januari 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap tersebut. As of 15 January 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/65 Exhibit E/65 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan) a. Utang Obligasi (Lanjutan) 11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) a. Bond Payable (Continued) Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Pada tanggal 28 Juni 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat No. S-7248/BL/2011 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp 450.000, yang ditawarkan pada nilai nominal (Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi berseri yang terdiri dari Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 90.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,00% per tahun, Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 102.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,25% per tahun, dan Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 228.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,00% per tahun. On 28 June 2011, the Company obtained an effective statement from Bapepam-LK through its letter No. S-7248/BL/2011 in respect with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp 450,000, offered at par (Note 1b). These bonds are series bonds consisting of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 A Series with a nominal value of Rp 90,000 bearing fixed interest rate of 9.00% per annum, Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 B Series with a nominal value of Rp 102,000 bearing fixed interest rate of 10.25% per annum, and Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 C Series with a nominal value of Rp 228,000 bearing fixed interest rate of 11.00% per annum. Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri Obligasi dibayarkan pada tanggal 12 Juli 2012 untuk Seri A, 8 Juli 2013 untuk Seri B dan 8 Juli 2014 untuk Seri C. Interests on these Bonds are paid on a quarterly basis starting from the issuance date. The final interest payment on the bonds as well as the principal of the bond will mature on 12 July 2012 for A Series, 8 July 2013 for B Series and 8 July 2014 for C Series, respectively. Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Fitch Ratings No. RC47/DIR/VI/2011 tanggal 22 Juni 2011 dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi tersebut telah mendapat peringkat A(idn) yang berlaku sampai dengan 22 Juni 2012. Based on the rating results on long-term debentures according to Letter No. RC47/DIR/VI/2011 dated 22 June 2011 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), these bonds were rated at A(idn) which valid until 22 June 2012. Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang (Catatan 5 dan 6). These bonds were secured by the fiduciary transfers of the Company’s consumer financing receivables and net investments in finance lease to the third parties which categorized as current totalling 110% of the principal amount of the bonds payable. (Notes 5 and 6). Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 1 tanggal 1 April 2011 beserta perubahanperubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, selaku Wali Amanat, terakhir dengan akta notaris No. 83 tanggal 23 Juni 2011 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta. The issuance of these bonds is covered in the Deed of Trusteeship Agreement of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 1 dated 1 April 2011 and its respective amendments thereof entered into by the Company and PT Bank Mega Tbk, as a Trustee, most recently by notarial deed No. 83 dated 23 June 2011, both of Fathiah Helmi, S.H., notary in Jakarta. Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak tanggal emisi. The Company reserves the rights to buy back a part of or the entire bonds issued provided that it carried out one year subsequent to the issuance date. Pada tanggal 12 Juli 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pokok Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri A tersebut. As of 12 July 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 A Series. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pokok Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap yang terutang masing-masing sebesar Rp 330.000 dan Rp 420.000. As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap amounted to Rp 330,000 and Rp 420,000, respectively. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/66 Exhibit E/66 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan) a. Utang Obligasi (Lanjutan) 11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) a. Bond Payable (Continued) Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 Pada tanggal 4 Juni 2012, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat No. S-6878/BL/2012 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I) dengan jumlah nominal sebesar Rp 575.000, yang ditawarkan pada nilai nominal (Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi berseri yang terdiri dari Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 195.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,00% per tahun, Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 110.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,00% per tahun, dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 270.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,50% per tahun. On 4 June 2012, the Company obtained an effective statement from Bapepam-LK through its letter No. S-6878/BL/2012 in respect with the Public Offering of Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I), at a nominal value of Rp 575,000, offered at par (Note 1b). These bonds are series bonds consisting of Obligasi Berkelanjutan I Tahap I A Series with a nominal value of Rp 195,000 bearing fixed interest rate of 7.00% per annum, Obligasi Berkelanjutan I Tahap I B Series with a nominal value of Rp 110,000 bearing fixed interest rate of 8.00% per annum, and Obligasi Berkelanjutan I Tahap I C Series with a nominal value of Rp 270,000 bearing fixed interest rate of 8.50% per annum. Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri Obligasi dibayarkan pada tanggal 17 Juni 2013 untuk Seri A, 12 Juni 2014 untuk Seri B dan 12 Juni 2015 untuk Seri C. Interests on these Bonds are paid on a quarterly basis starting from the issuance date. The final interest payment on the bonds as well as the principal of the bond will mature on 17 June 2013 for A Series, 12 June 2014 for B Series and 12 June 2015 for C Series, respectively. Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Fitch Ratings No. RC 15/DIR/II/2012 tanggal 17 Februari 2012 dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi tersebut telah mendapat peringkat A(idn) yang berlaku sampai dengan 17 Februari 2013. Based on the rating results on long-term debentures according to Letter No. RC 15/DIR/II/2012 dated 17 February 2012 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), these bonds were rated at A(idn) which valid until 17 February 2013. Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 80% (delapan puluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang (Catatan 5 dan 6). The bonds were secured by the fiduciary transfers of the Company’s consumer financing receivables and net investments in finance lease to the third parties which categorized as current totalling 80% of the principal amount of the bonds payable (Notes 5 and 6). Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 No. 25 tanggal 14 Maret 2012 beserta perubahanperubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, selaku wali amanat, terakhir dengan Akta notaris No. 74 tanggal 25 Mei 2012 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta. The issuance of these bonds is based on the Deed of Trusteeship Agreement of Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 No. 25 dated 14 March 2012 and its respective amendments thereof entered into by the Company and PT Bank Mega Tbk, as a Trustee, most recently by Notarial deed No. 74 dated 25 May 2012, both of Fathiah Helmi, S.H., notary in Jakarta. Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak tanggal emisi. The Company reserves the rights to buy back a part of or the entire bonds issued provided that it carried out one year subsequent to the issuance date. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pokok Obligasi Berkelanjutan I Tahap I yang terutang sebesar Rp 575.000. As of 31 December 2012, the outstanding principal of Obligasi Berkelanjutan I Tahap I amounted to Rp 575,000. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/67 Exhibit E/67 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan) a. Utang Obligasi (Lanjutan) 11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) a. Bond Payable (Continued) Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi mensyaratkan adanya pembatasan-pembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp 823.003 dan Rp 533.501 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Catatan 5 dan 6). Selain itu, berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan tidak diperkenankan, antara lain: The Bonds Trustee Agreements prescribe several negative covenants to the Company, entails restrictions and certain obligation that should be met by the Company, which among others collateral with fiduciary transfer of net investments in finance lease and consumer financing receivables amounting to Rp 823,003 and Rp 533,501 as of 31 December 2012 and 2011, respectively (Notes 5 and 6). Moreover, under the agreements, the Company is not allowed to, among others: a. Melakukan pembayaran kecuali pembagian dividen kepada pemegang saham pada tahun buku Perusahaan atau kepada kreditur lainnya yang utangnya tidak dijamin dengan jaminan khusus (Kreditur Preferen), selama Perusahaan lalai dalam melakukan pembayaran jumlah terutang atau Perusahaan tidak melakukan pembayaran jumlah terutang berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan Pengakuan Utang. b. Mengalihkan kekayaan atau menjadikan jaminan utang harta kekayaan Perusahaan, yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku, kecuali untuk keperluan dalam rangka pendanaan kegiatan usaha Perusahaan dan telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan. c. Melakukan penggabungan, konsolidasi dan peleburan dengan perusahaan lain kecuali sepanjang dilakukan pada bidang usaha yang sama dan tidak mempunyai dampak negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan serta tidak mempengaruhi kemampuan Perusahaan dalam melakukan Pembayaran pokok dan/atau bunga obligasi. d. Melakukan kegiatan usaha selain yang disebutkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. e. Mengadakan perjanjian manajemen atau perjanjian serupa lainnya yang mengakibatkan kegiatan usaha Perusahaan dikendalikan oleh pihak lain yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perusahaan. a. Carries out a payment except of dividend payments to shareholders during the Company’s financial year or to any other creditors whose debt are not secured by specific collateral (preferred creditors), as long as the Company fails to make payment of the payable amount or the Company does not make payments of the payable amount based on a Trustee Agreement and Acknowledgement of Debt. b. Transfer asset or pledge the assets as collateral on debts, which constitute of greater than 50% (fifty percent) of the Company’s net assets in 1 (one) transacation or more, whether its related to one another or not, that occur within 1 (one) financial year, except for the purposes of financing the Company’s operational activities and has obtained approval through the Company’s General Meeting of Shareholders c. Carries out a business combination, consolidation and merger with another company unless provided that its carried out in a similar industry and have no negative impact to the course of the Company’s operational business and does not affect the Company’s ability to pay the principal and/or interes on the bonds. d. Carries out business activities other than those set forth in the Articles of Association of the Company. e. Entered into a management agreement or other similar agreement that resulted in the Company operations being controlled by other parties that may result in a significant negative impact to the Company’s business operation. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/68 Exhibit E/68 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan) b. 11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) Medium Term Notes (MTN) Nama Medium Term Notes Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 terdiri dari: Seri A Seri B b. Tanggal jatuh tempo/ Maturity date Medium Term Notes (MTN) Tingkat bunga per tahun/ Annual interest rate 2012 25 Januari 2014/ 25 January 2014 25 Januari 2015/ 25 January 2015 Nilai nominal/ Nominal value 2012 9,50% 25.000 10,50% 200.000 Jumlah nilai nominal Dikurangi: Biaya emisi Medium Term Notes yang belum diamortisasi Bersih Name of Medium Term Notes 225.000 ( 949 ) 224.051 Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 consist of: A Series B Series Total nominal value Less: Unamortized Medium Term Notes issuance cost Net Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 Pada tanggal 25 Januari 2012, Perusahaan menerbitkan Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 (MTN I) yang terdiri dari MTN I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,50% per tahun dan MTN I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 200.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,50% per tahun. On 25 January 2012, the Company issued a Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 (MTN I) which consist of MTN I A Series with a nominal value of Rp 25,000 bearing fixed interest rate of 9.50% per annum and MTN I B Series with a nominal value of Rp 200,000 bearing fixed interest rate of 10.50% per annum. Bunga MTN I dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sesuai dengan tanggal pembayaran bunga MTN tersebut. Pembayaran Bunga MTN I terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing pada tanggal 25 Januari 2014 untuk Seri A dan 25 Januari 2015 untuk Seri B. Interests on the MTN I are paid on a quarterly basis according to the interest payment schedule of the MTN. The final interest payment on the MTN I as well as the principal will mature on 25 January 2014 for A Series and 25 January 2015 for B Series, respectively. Biaya emisi MTN I yang belum di amortisasi pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 949. Unamortized MTN I issuance cost on 31 December 2012 amounted to Rp 949. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pokok MTN I yang terutang sebesar Rp 225.000. On 31 December 2012, the outstanding principal of MTN I amounted to Rp 225,000. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/69 Exhibit E/69 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan) b. Medium Term Notes (MTN) (Lanjutan) 11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) b. Medium Term Notes (MTN) (Continued) Perjanjian Perwaliamanatan MTN I mensyaratkan adanya pembatasan-pembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp 225.001 pada tanggal 31 Desember 2012 (Catatan 5 dan 6). Selain itu, berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan tidak diperkenankan, antara lain: The MTN I Trustee Agreement prescribes several negative covenants to the Company, entails restrictions and certain obligation that should be met by the Company, which among others, collateral with fiduciary transfer of net investments in finance lease and consumer financing receivables amounting to Rp 225,001 as of 31 December 2012 (Notes 5 and 6). Moreover, under the agreement, the Company is not allowed to, among others: a. Melakukan pembayaran kecuali pembagian dividen kepada pemegang saham pada tahun buku Perusahaan atau kepada kreditur lainnya yang utangnya tidak dijamin dengan jaminan khusus (Kreditur Preferen), selama Perusahaan lalai dalam melakukan pembayaran jumlah terutang atau Perusahaan tidak melakukan pembayaran jumlah terutang berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan Pengakuan Utang. b. Mengalihkan kekayaan atau menjadikan jaminan utang harta kekayaan Perusahaan, yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku, kecuali untuk keperluan dalam rangka pendanaan kegiatan usaha Perusahaan dan telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan. c. Melakukan penggabungan, konsolidasi dan peleburan dengan perusahaan lain kecuali sepanjang dilakukan pada bidang usaha yang sama dan tidak mempunyai dampak negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan serta tidak mempengaruhi kemampuan Perusahaan dalam melakukan Pembayaran pokok dan/atau bunga MTN I. d. Melakukan kegiatan usaha selain yang disebutkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. e. Mengadakan perjanjian manajemen atau perjanjian serupa lainnya yang mengakibatkan kegiatan usaha Perusahaan dikendalikan oleh pihak lain yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perusahaan. a. Carries out a payment except of dividend payments to shareholders during the Company’s financial year or to any other creditors whose debt are not secured by specific collateral (preferred creditors), as long as the Company fails to make payment of the payable amount or the Company does not make payments of the payable amount based on a Trustee Agreement and Acknowledgement of Debt. b. Transfer asset or pledge the assets as collateral on debts, which constitute of greater than 50% (fifty percent) of the Company’s net assets in 1 (one) transacation or more, whether its related to one another or not, that occur within 1 (one) financial year, except for the purposes of financing the Company’s operational activities and has obtained approval through the Company’s General Meeting of Shareholders c. Carries out a business combination, consolidation and merger with another company unless provided that its carried out in a similar industry and have no negative impact to the course of the Company’s operational business and does not affect the Company’s ability to pay the principal and/or interes on the MTN I. d. Carries out business activities other than those set forth in the Articles of Association of the Company. e. Entered into a management agreement or other similar agreement that resulted in the Company operations being controlled by other parties that may result in a significant negative impact to the Company’s business operation. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/70 Exhibit E/70 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 12. PERPAJAKAN a. 12. TAXATIONS Utang pajak a. Taxes payable 2012 Pajak Penghasilan : Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 4 (2) – Final Taksiran pajak penghasilan badan terutang Jumlah b. 2011 12.783 335 11.375 288 252 10.576 9 8.877 432 84 6.109 651 31.142 20.629 Pajak penghasilan 2012 Laba sebelum pajak penghasilan Jumlah beda tetap Beda temporer: Gaji dan imbalan pasca-kerja Cadangan kerugian penurunan nilai investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan agunan yang diambil alih Penghapusan piutang Penyusutan aset tetap Keuntungan bersih atas penjualan aset tetap Amortisasi biaya emisi efek utang yang diterbitkan Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas pinjaman yang diterima Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas piutang pembiayaan konsumen Jumlah beda temporer Taksiran laba kena pajak (Dipindahkan) Estimated income tax payable Total b. Income taxes Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif, dengan taksiran laba kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Beda tetap: Beban sewa Pendapatan keuangan yang pajaknya bersifat final Beban lain-lain Income Taxes : Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Article 4(2) – Final A reconciliation between profit before income tax, as presented in the statements of comprehensive income, and estimated taxable profit for the years ended 31 December 2012 and 2011 are as follows: 2011 613.875 529.475 912 545 Profit before income tax ( 4.782) ( 1.320 10.307) 747 Permanent differences: Rent expenses Finance income subjected to final tax Other expenses ( 2.550) ( 9.015) Total permanent differences ( ( 50.583 46.595) ( 10.227) ( 32.897 28.180) 3.648) Temporary differences: Salaries and post-employment benefits Allowance for impairment losses of net investments in finance lease, consumer financing receivables and repossessed collaterals Writen off receivables Depreciation of property and equipment ( 108) ( 737) Net gain on sale of equipment ( 2.094) ( 2.520) Amortization of debt securities issued cost 9.596 ( 26.866) Unamortized transaction cost on fund borrowings 536 13.417 10.427 12.118 ( 623.443 5.970 9.667) 510.793 Unamortized transaction cost on consumer financing receivables Total temporary differences Estimated taxable income (Brought forward) These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/71 Exhibit E/71 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 12. PERPAJAKAN (Lanjutan) b. 12. TAXATIONS (Continued) Pajak penghasilan (Lanjutan) b. Income taxes (Continued) Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif, dengan taksiran laba kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: (Lanjutan) 2012 Taksiran laba kena pajak (Pindahan) 623.443 Beban pajak penghasilan 2012 20% x Rp 623.443 2011 20% x Rp 510.793 124.689 Beban pajak penghasilan Dikurangi: kredit pajak penghasilan pasal 25 Taksiran pajak penghasilan badan terutang A reconciliation between profit before income tax, as presented in the statements of comprehensive income, and estimated taxable profit for the years ended 31 December 2012 and 2011 are as follows: (Continued) 2011 510.793 Estimated taxable profit (Carried forward) 102.159 Estimated income tax expense 2012 20% x Rp 623,443 2011 20% x Rp 510,793 124.689 102.159 Estimated income tax expense 118.580 101.508 Less: income tax credit article 25 6.109 651 Estimated corporate income tax payable - - Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun 2012 adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada saat Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan. The corporate income tax calculation for 2012 was a preliminary estimate made for accounting purposes and its subject to revision when the Company lodged its Annual Corporate Income Tax Return. Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun 2011 sesuai dengan SPT Perusahaan. The calculation of corporate income tax for 2011 conforms with the Company’s Annual Tax Returns. Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak. Koreksi terhadap kewajiban pajak Perusahaan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan Perusahaan tersebut telah ditetapkan. Based on the Taxation Laws in Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax (DGT) may assess or amend taxes within 5 (five) years of the time the tax becomes due. Amendments to tax obligations of the Company are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the result of the appeal is determined. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/72 Exhibit E/72 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 12. PERPAJAKAN (Lanjutan) c. 12. TAXATIONS (Continued) Pajak tangguhan c. Deferred tax Pengaruh pajak tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara laporan komersial dan laporan fiskal terdiri dari: The deferred tax effects of the significant temporary differences between commercial and fiscal reporting are as follows: Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) into statements of comprehensive income 31 Desember/ December 2011 31 Desember/ December 2012 Aset (liabilitas) pajak tangguhan Deferred tax assets (liabilities) Cadangan kerugian penurunan nilai Imbalan pasca-kerja Beban yang masih harus dibayar 1.459 2.242 1.244 798 683 65 2.257 2.925 1.309 2.067 ) ( 4.909 ) 107 8.454 419 ) ( 1.093 ) Penyusutan aset tetap ( Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen Biaya emisi efek utang yang diterbitkan belum diamortisasi ( Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas pinjaman yang diterima ( 2.842 ) ( 5.373 ) 1.919 ( 3.454 ) Aset pajak tangguhan - Bersih 4.403 1.086 5.489 8.347 674 ) ( Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) into statements of comprehensive income 31 Desember/ December 2010 Deferred tax assets (liabilities) Cadangan kerugian penurunan nilai Imbalan pasca-kerja Beban yang masih harus dibayar Aset pajak tangguhan - Bersih Deferred tax assets – Net 31 Desember/ December 2011 Aset (liabilitas) pajak tangguhan Penyusutan aset tetap Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas pinjaman yang diterima Allowance for impairment losses Post-employment benefits Accrued expenses Depreciation of property and equipment Unamortized transaction cost on net investments in finance lease and consumer financing receivables Unamortizated debt securities issued cost Unamortized transaction cost on fund borrowings ( 517 2.046 246 942 196 998 1.459 2.242 1.244 1.965 ) ( 877 ) ( 2.842 ) 5.663 ( - 2.684 8.347 170 ) ( 504 ) ( 674 ) ( 5.373 ) ( 5.373 ) 1.934 ) 4.403 6.337 ( Manajemen berkeyakinan bahwa laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasikan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Allowance for impairment losses Post-employment benefits Accrued expenses Depreciation of property and equipment Unamortized transaction cost on net investments in finance lease and consumer financing receivables Unamortizated bonds issuance cost Unamortized transaction cost on fund borrowings Deferred tax assets – Net The management believes that future taxable profit will be sufficient to be compensated against the deductible of temporary differences. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/73 Exhibit E/73 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 12. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. 12. TAXATIONS (Continued) Beban Pajak Penghasilan d. Income Tax Expense Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atas laba sebelum pajak penghasilan, dengan beban pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 A reconciliation between the income tax expense calculated by applying the applicable tax rates to the profit before income tax, and the income tax expense as presented in the statements of comprehensive income for the years ended 31 December 2012 and 2011 are as follows: 2011 Laba sebelum pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif 613.875 529.475 Profit before income tax as presented in the statements of comprehensive income Beban pajak dengan tarif pajak tunggal yang berlaku 122.775 105.895 Tax expense at the applicable tax rate Pengaruh pajak penghasilan atas: beda tetap pada tarif pajak tunggal yang berlaku beda temporer pada tarif pajak tunggal yang berlaku Beban Pajak Penghasilan ( 510) ( 1.338 123.603 e. Administrasi 1.802) 104.093 Tax effects on: permanent differences at the applicable single tax rate temporary differences at the applicable single tax rate Income Tax Expense e. Administration Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2007 (“PP No. 81/2007”) tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka”. On 28 December 2007, the President of the Republic Indonesia stipulated the Government Regulation No. 81 Year 2007 (“Gov. Reg. No. 81/2007”) on “Reduction of the Rate of Income Tax on Resident Corporate Tax Payers in the Forum of Publicly-listed Companies”. PP No. 81/2007 ini mengatur perseroan terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh penurunan tarif pajak penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi pajak penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1b Undang-undang Pajak Penghasilan, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu perseroan yang saham atau efek bersifat ekuitas lainnya tercatat di Bursa Efek Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publiknya adalah 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak, masingmasing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroan terbuka dalam waktu paling singkat enam bulan dalam jangka waktu satu tahun pajak. This Gov. Reg. No. 81/2007 provides that resident publicly-listed companies in Indonesia can obtain the reduced income tax rate i.e., 5% lower than highest income tax rate Article 17 paragraph 1b of the Income Tax Law, provided they meet the prescribed criteria, i.e., companies whose shares or other equity instruments are listed in the Indonesia Stock Exchange, whose shares owned by the public is 40%, or more of the total paid shares and such shares are owned by at least 300 parties, each party owning less than 5% of the total paid up shares. These requirements should be fulfilled by the publicly-listed companies for a period of six months in one tax year. Perusahaan telah memenuhi persyaratan diatas untuk mendapatkan penurunan tarif sebesar 5%. The Company has met the requirements to obtain the reduced income tax rate of 5%. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/74 Exhibit E/74 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 13. ACCRUED EXPENSES Akun ini terdiri dari: This account consists of: 2012 2011 Bonus dan tunjangan Bunga Jasa tenaga ahli Lainnya 29.390 26.559 739 13.540 27.148 27.091 1.274 8.682 Bonus and allowance Interest Professional fees Others Jumlah 70.228 64.195 Total 14. MODAL SAHAM 14. SHARE CAPITAL Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan laporan daftar pemegang saham dari PT Sirca Datapro Perdana, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut: The composition of Shareholder of the Company based on the share register of PT Sirca Datapro Perdana, the share registrar, as of 31 December 2012 and 2011, are as follow: 2012 Pemegang saham Jumlah saham/ Number of Shares Trinugraha Capital & CO SCA The Northern Trust S/A AVFC The NT TST CO S/A Kuroto Fund, LP Lainnya (masing-masing di bawah 5%) 683.524.966 148.971.196 79.054.020 609.128.380 170.881 37.243 19.764 152.282 44,95 9,80 5,20 40.05 Trinugraha Capital & CO SCA The Northern Trust S/A AVFC The NT TST CO S/A Kuroto Fund, LP Others (each below 5%) 1.520.678.562 380.170 100,00 Total Jumlah Nilai nominal/ Amount % Shareholders 2011 Pemegang saham Jumlah saham/ Number of Shares Trinugraha Capital & CO SCA The Northern Trust S/A AVFC Lainnya (masing-masing di bawah 5%) 341.762.483 75.750.500 342.826.298 170.881 37.876 171.413 44,95 9,96 45,09 Trinugraha Capital & CO SCA The Northern Trust S/A AVFC Others (each below 5%) Jumlah 760.339.281 380.170 100,00 Total Nilai nominal/ Amount % Shareholders These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/75 Exhibit E/75 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 14. MODAL SAHAM (Lanjutan) 14. SHARE CAPITAL (Continued) Jumlah saham yang dimiliki anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan berdasarkan laporan daftar pemegang saham dari PT Sirca Datapro Perdana, biro administrasi efek, adalah sebanyak 8.327.478 dan 4.163.739 saham, yang merupakan kepemilikan sebesar 0,55% dari jumlah saham Perusahaan yang beredar pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dengan rincian sebagai berikut: Nama Anggota/ Name of Members Francis Lay Sioe Ho Cornelius Henry Kho Yan Peter Wangkar Johanes Sutrisno The number of shares held by the member of the board of commissioners and directors of the Company based on the share register of PT Sirca Datapro Perdana, the share registrar, was 8,327,478 shares and 4,163,739 shares representing 0.55% of the total outstanding shares of the Company as of 31 December 2012 and 2011 with detail as follows: Jumlah Saham/ Total Shares 2012 2011 Jabatan/ Positions Presiden Direktur/ President Director Direktur/ Director Direktur/ Director Komisaris/ Commissioner Jumlah/ Total % 2012 2011 5.648.232 2.824.116 0,37 0,37 2.461.998 217.000 248 1.230.999 108.500 124 0,16 0,02 0,00 0,16 0,02 0,00 8.327.478 4.163.739 0,55 0,55 15. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN DAN KARYAWAN BERBASIS SAHAM (MESOP) 15. MANAGEMENT AND EMPLOYEE STOCK OPTIONS PROGRAM (MESOP) Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan (RUPLSB) pada tanggal 21 Juni 2012, pemegang saham telah menyetujui penerbitan opsi saham yang akan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap. Opsi saham diberikan kepada Direksi dan karyawan pada jenjang tertentu yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam Program Opsi Saham Manajemen dan Karyawan (MESOP). Jumlah keseluruhan saham yang disetujui untuk diterbitkan adalah maksimum 5% (lima persen) dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan atau sebanyak 76.033.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 250 per saham, dalam periode 5 (lima) tahun tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham lama. Penerbitan opsi tersebut dibagi menjadi dua tahap, untuk tahap pertama sebesar maksimal 80% dari jumlah MESOP yang telah disetujui atau sebanyakbanyaknya 60.826.400 saham dengan harga eksekusi sebesar Rp 2.100 per saham dan berlaku hingga tanggal 20 Juni 2014. Sedangkan tahap kedua adalah maksimal sebesar 20% dari jumlah MESOP ditambah bagian saham tahap pertama yang belum dieksekusi, dengan harga eksekusi yang akan ditentukan kemudian sesuai ketentuan BEI. Based on resolutions passed during the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGM) convened on 21 June 2012, the shareholders resolved to approve the issuance of stock options in 2 (two) phases. Stock options will be granted to Directors and employees at certain levels, who meet certain criteria as set forth in the Management and Employee Stock Options Program (MESOP). The number of stock option granted in the MESOP are 5% (five percent) at maximum of issued and fully paid-up capital of the Company or equivalent to 76,033,000 shares with par value of Rp 250 per share, valid in 5 (five) years period without pre-emptive rights to the existing shareholders. The option issuance is divided into 2 phases, for phase-1, the maximum shares issuance was 80% of total approved MESOP or 60,826,400 shares at maximum with exercise price of Rp 2,100 per share and valid until 20 June 2014. As for phase-2, the maximum shares issuance will be amounting to 20% of the total MESOP plus unexercised portion in phase-1, where the exercise price will be determined further following the IDX regulation. Berikut ini adalah detail dari pemberian MESOP tahap pertama yang terbagi menjadi dua tahap: The followings are the details of the MESOP granted in the phase-1 which divided into two phases: Jumlah opsi saham/ Number of shares options Tanggal pemberian/Grant date Tahun eksekusi/ Exercise year Harga eksekusi (nilai penuh)/ Exercise price (full amount) Nilai wajar (nilai penuh)/ Fair value (full amount) Tahap I/ Phase I 22.809.900 7 Juli 2012/ 7 July 2012 2013 – 2014 2.100 880 Tahap II/ Phase II 38.016.500 30 Juni 2013/ 30 June 2013 2014 2.100 880 These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/76 Exhibit E/76 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 15. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN DAN KARYAWAN BERBASIS SAHAM (MESOP) (Lanjutan) 15. MANAGEMENT AND EMPLOYEE STOCK OPTIONS PROGRAM (MESOP) (Continued) Nilai wajar dari opsi yang diberikan oleh penilai independen menggunakan model penentuan harga opsi Black Scholes dengan asumsi utama yg digunakan dalam perhitungan nilai wajar opsi adalah sebagai berikut: The fair value of the options granted is determined by an independent valuer using the Black Scholes option-pricing model with key assumptions used in calculating the fair value of the options are as follows: Asumsi/ Assumption 4,60% per tahun/ per annum Tingkat suku bunga bebas risiko Periode opsi Perkiraan ketidakstabilan harga saham 2 tahun/ years 63,94% per tahun/ per annum “Beban Gaji dan imbalan kerja” yang diakui sehubungan dengan MESOP tersebut (Catatan 20) sebesar Rp 5.350 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. 16. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN 2012 Pendapatan pembiayaan konsumen Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 24d) Pendapatan pembiayaan konsumen - bersih Option period Expected volatility of the share price The amount recognized under “Salaries and employee benefits” (Note 20) amounted to Rp 5,350 for the year ended 31 December 2012. 16. CONSUMER FINANCING INCOME Rincian pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui adalah sebagai berikut: Dikurangi: Bagian pendapatan yang dibiayai bank sehubungan dengan kerjasama penerusan pinjaman dan pembiayaan bersama (Catatan 26) Free risk interest rate 1.060.244 3.451 ( 102.627 ) ( 961.068 Details of unearned consumer financing income were as follows: 2011 901.877 3.193 55.556 ) 849.514 Consumer financing income Third parties Related parties (Note 24d) Less: Portion of funds financed by banks in relation to channeling and joint financing cooperation (Note 26) Consumer financing income - net Pada tahun 2012 dan 2011, pendapatan pembiayaan konsumen mencakup amortisasi biaya transaksi piutang pembiayaan konsumen masing-masing sebesar Rp 42.757 dan Rp 48.508. In 2012 and 2011, consumer financing income includes amortization of transaction costs of consumer financing receivables amounting to Rp 42,757 and Rp 48,508, respectively. Pada tahun 2012 dan 2011, tidak terdapat pendapatan pembiayaan konsumen yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan kepada satu konsumen saja. In 2012 and 2011, the Company had no consumer financing income in excess of 10% of total revenues to a single customer. 17. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN 17. FINANCE LEASE INCOME Pada tahun 2012 dan 2011, pendapatan sewa pembiayaan mencakup amortisasi biaya transaksi investasi neto sewa pembiayaan masing-masing sebesar Rp 15.010 dan Rp 5.990. 18. PENDAPATAN KEUANGAN In 2012 and 2011, finance lease income includes amortization of transaction costs of net investments in finance lease amounting to Rp 15,010 and Rp 5,990, respectively. 18. FINANCE INCOME Akun ini merupakan pendapatan keuangan yang diperoleh dari: 2012 This account represents finance income on the followings: 2011 Deposito berjangka Jasa giro 4.280 502 10.258 207 Time deposits Current accounts Jumlah 4.782 10.465 Total These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/77 Exhibit E/77 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 19. BEBAN KEUANGAN 19. FINANCING COST Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut: The details of financing cost are as follows: 2012 2011 Beban bunga pinjaman Bunga atas efek utang yang diterbitkan (Catatan 11) Kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing Beban administrasi bank 228.552 212.922 90.423 33.805 Interest on borrowings Interest on debt securities issued (Note 11) 39.329 1.882 34.431 1.503 Foreign currency swap contract Bank administration charges Jumlah 360.186 282.661 Total Amortisasi biaya emisi obligasi untuk tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 2.876 dan Rp 849. Amortisasi biaya emisi Medium Term Notes untuk tahun 2012 sebesar Rp 391. Keduanya dicatat sebagai bagian dari beban keuangan atas efek utang yang diterbitkan. 20. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 20. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut: 2012 Gaji dan imbalan kerja Penyusutan aset tetap (Catatan 7) Perbaikan dan pemeliharaan Asuransi Komunikasi Pendidikan dan pelatihan Sewa kantor dan gudang Perjalanan dinas, jamuan dan representasi Perlengkapan kantor Program pensiun Cadangan opsi saham (Catatan 15) Honorarium tenaga ahli Iklan Registrasi saham Surat kabar dan iuran keanggotaan Lain-lain Jumlah The amortization of bonds issuance costs for the year 2012 and 2011 amounted to Rp 2,876 and Rp 849, respectively. The amortization of Medium Term Notes issuance costs for the year 2012 amounted to Rp 391. Both were recorded as part of finance cost on debt securities issued. The detail of general and administrative expenses is as follows: 2011 323.531 256.118 27.621 26.378 20.415 13.097 11.275 9.199 9.079 7.738 6.473 5.350 3.773 574 387 224 16.606 21.904 21.935 24.367 10.201 4.484 7.380 6.887 8.317 4.807 3.182 344 202 232 12.582 Salaries and employee benefits Depreciation of property and equipment (Note 7) Repairs and maintenance Insurance Communications Training and education Office and warehouse rental Travel, entertainment and representation Office supplies Pension plan Share option reserve (Note 15) Professional fees Advertising Share registration Subscriptions and membership fees Others 481.720 382.942 Total 21. PENDAPATAN LAIN-LAIN 21. OTHER INCOME Rincian pendapatan lain-lain adalah sebagai berikut: The details of other income are as follows: 2012 2011 Pendapatan administrasi Denda keterlambatan Pendapatan terminasi Keuntungan bersih atas penjualan aset tetap (Catatan 7) Rupa-rupa 130.184 89.948 27.170 113.037 69.826 31.486 Administration income Late charges Termination income 1.917 29.964 4.374 19.908 Net gain on sale of equipment (Note 7) Miscellaneous Jumlah 279.183 238.631 Total These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/78 Exhibit E/78 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 22. DIVIDEN KAS DAN SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA 22. CASH DIVIDENS EARNINGS Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 21 Juni 2012, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk tidak membagikan dividen dan menyisihkan sebesar Rp 3.000 sebagai cadangan dan sisa laba bersih untuk tahun buku 2011 sebesar Rp 422.382 dibukukan sebagai Saldo Laba. 23. IMBALAN PASCA-KERJA AND APPROPRIATION OF RETAINED Based on the resolution of the Annual and Extraordinary General Meeting of shareholders dated 21 June 2012, the shareholders of the Company agreed there were no dividends declared and set aside Rp 3,000 for the reserve and remaining balance net profit of year 2011 amounted to Rp 422,382 was recorded as Retained Earnings. 23. POST-EMPLOYMENT BENEFITS Imbalan Pasca-Kerja Post-employment Benefits Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat yang dikelola dan diadministrasikan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Seluruh iuran yang dibayarkan merupakan tanggungan dari Perusahaan, dan merupakan bagian dari program imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Besarnya iuran bulanan adalah sebesar 6% dari gaji pokok karyawan tetap setiap bulan atau maksimal iuran Rp 667.000 (nilai penuh) per bulan. Jenis investasi atas dana pensiun yang dibayarkan Perusahaan tersebut sepenuhnya ditetapkan oleh Perusahaan dan penghasilan atas hasil investasi yang diperoleh ditambahkan sebagai bagian dari cadangan imbalan pasca-kerja. The Company has defined contribution retirement plan for its qualifying permanent employees that defined and administrated by PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. All of the contribution paid is borne by the Company and forms part of the employee benefit program in accordance with Manpower Law No. 13/2003. The monthly contribution paid was 6% of the employee’s basic salary or Rp 667,000 (full amount), whichever the greater. The contribution paid is placed as investment for which type is at the option of the Company and the income resulting from the investment will be added as part of allowance for post-employment benefits. Imbalan pasca-kerja lainnya meliputi uang jasa, uang pisah, pesangon dan kompensasi lainnya dihitung oleh PT Prima Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya bertanggal 21 Januari 2013 dan 24 Januari 2012 masingmasing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh imbalan kerja tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing 3.315 dan 2.561 karyawan. Other post-employment benefits include bonuses, cash severance, severance and other compensation is calculated by PT Prima Actuary, an independent actuary, in its report dated 21 January 2013 and 24 January 2012 for the years ended 31 December 2012 and 2011, by using the "Projected Unit Credit". Number of employees entitled for the employee benefits for the years ended 31 December 2012 and 2011 was 3,315 and 2,561 employees, respectively. Rincian liabilitas atas imbalan pasca-kerja karyawan adalah sebagai berikut: The details of the liability for post-employment benefits are as follows: 2012 Nilai kini kewajiban imbalan pasti Nilai wajar aset program Keuntungan actuarial yang tidak diakui Biaya jasa lalu yang tidak diakui Imbalan pasca-kerja ( ( 2011 43.152 17.414) ( 11.112) ( ( 42.526 14.414) 13.359) 3.545) 14.626 11.208 Present value of defined benefit obligation Fair value of plan asset Unrecognized actuarial gain Unrecognized past service cost Post-employment benefits These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/79 Exhibit E/79 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 23. IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan) 23. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued) Mutasi nilai kini kewajiban imbalan pasti yang diakui pada laporan posisi keuangan sebagai berikut: 2012 Nilai kini kewajiban imbalan pasti Biaya jasa kini Biaya bunga Pembayaran imbalan Nilai kini kewajiban imbalan pasti yang diharapkan (Keuntungan) kerugian aktuarial: - Deviasi antara yang diasumsikan dengan yang terjadi - Perubahan dari asumsi ( ( Nilai kini kewajiban imbalan pasti 32.054 4.741 2.940 2.658) Present value of defined benefit obligation Current service cost Interest cost Benefit payment 46.733 37.077 Expected present value of defined benefit obligation Actuarial (gain) loss due to: 5.130) 1.549 43.152 2012 ( Nilai wajar aset program 14.626 Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut: 2012 Biaya jasa kini Biaya bunga Pengembalian aset program yang diharapkan Amortisasi atas: - Keuntungan aktuarial yang tidak diakui - Biaya jasa lalu yang tidak diakui Jumlah beban ( ( Fair value of plan asset Expected return on plan asset Contribution Actuarial gain on plan asset Fair value of plan asset Movements in the liability recognised in the statement of financial position are as follows: 2011 10.228 6.734 2.658) 3.096) 11.208 Beginning balance as of 1 January Additional provisions charged to profit or loss for the year Benefit payments Contribution to the plan Liability recognized in statements of financial position The amounts recognised in the statements of comprehensive income are as follows: 2011 3.937 2.870 973) ( 4.741 2.940 1.057) 361) ( 3.545 127) 237 9.018 Present value of defined benefit 2011 14.414 9.018 2.600) ( 3.000) ( Deviation assumed with realized Changes in ssumption - Movements in the fair value of plan asset in the statement of financial position are as follows: 17.414 11.208 Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan 42.526 11.318 1.057 3.096 1.057) 2012 ( ( 2.750 2.699 14.414 973 3.000 973) ( Mutasi liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan sebagai berikut: Saldo awal 1 Januari Penambahan cadangan yang dibebankan ke laba rugi tahun berjalan Pembayaran imbalan Pembayaran aset program 2011 42.526 3.937 2.870 2.600) ( Mutasi nilai wajar aset program yang diakui pada laporan posisi keuangan sebagai berikut: Nilai wajar aset program Pengembalian aset program yang diharapkan Kontribusi Keuntungan aktuarial aset program Movements in the present value of defined benefit obligation recognised in the statement of financial position are as follows: 6.734 Current service cost Interest cost Expected return on plan asset Amortization of: Unrecognized actuarial gain Unrecognized past service cost Total expenses These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/80 Exhibit E/80 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 23. IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan) 23. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued) Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan di atas: Key assumptions used in the above calculation: 2012 Asumsi ekonomi: - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun 10% per tahun / 10% p.a. Asumsi lainnya: - Tingkatan kematian Annual salary incremental rate Other assumptions: Mortality table - Tabel Mortalisasi Indonesia – 2011 / Indonesian Mortality table – 2011 (TMI – 2011) - Tingkat cacat - Tingkat pengunduran diri peserta Economic assumptions: Annual discount rate - 6,75% per tahun/ 6.75% p.a 5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality Table Disability rate - 10% per tahun sebelum usia 29 dan terus menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per annum before the age of 29 and linearly decreasing to 0% per annum at age of 55. - Usia pensiun normal Resignation rate - 55 tahun / 55 years old Normal retirement age - 2011 Asumsi ekonomi: - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun 12% per tahun / 12% p.a. Asumsi lainnya: - Tingkatan kematian Other assumptions: Mortality table - 5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality Table Disability rate - 10% per tahun sebelum usia 29 dan terus menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per annum before the age of 29 and linearly decreasing to 0% per annum at age of 55. - Usia pensiun normal Resignation rate - 55 tahun / 55 years old 24. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Normal retirement age - 24. RELATED PARTY TRANSACTIONS Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi-transaksi dengan pihak-pihak berelasi tertentu sebagai berikut: Pihak berelasi/ Related parties Annual salary incremental rate - Tabel Mortalisasi Indonesia – 1999 / Indonesian Mortality table – 1999 (TMI – 1999) - Tingkat cacat - Tingkat pengunduran diri peserta Economic assumptions: Annual discount rate - 9,34% per tahun / 9.34% p.a. In carrying out its business activities, the Company enters into transactions with certain related parties as the followings: Sifat hubungan/ Nature of relationship Karyawan/ Employee Personil manajemen kunci/ Key management personnel PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Pemegang saham utama yang sama/ Same ultimate shareholder Transaksi/ Transactions Piutang pembiayaan konsumen – bruto/ Consumer financing receivables – gross Pinjaman kepada karyawan/ Loans to employees Pendapatan pembiayaan konsumen/ Consumer financing income Program kompensasi manajemen dan karyawan berbasis saham/ Management and employee stock options program Penerusan pinjaman/ Chanelling These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/81 Exhibit E/81 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 24. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) 24. RELATED PARTY TRANSACTIONS (Continued) Saldo dan transaksi–transaksi kepada/dari pihak yang berelasi adalah sebagai berikut: Balances and transactions to or from a related party are as follows: a. Kas dan setara kas a. 2012 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Bank Setara kas Persentase terhadap jumlah aset Cash and cash equivalents 2011 444 232 30.000 444 30.232 0,01% 0,56% - b. Piutang pembiayaan konsumen – bruto b. 2012 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cash in banks Cash equivalents Percentage to total assets Consumer financing receivables – gross 2011 Personil manajemen kunci: Piutang pembiayaan konsumen - bruto - 19.373 Key management personnel: Consumer financing receivables – gross Persentase terhadap jumlah aset - 0,36% Percentage to total assets c. Pinjaman kepada karyawan c. 2012 Loans from employees 2011 Personil manajemen kunci: Pinjaman kepada karyawan 2.360 2.989 Key management personnel: Loans to employee Persentase terhadap jumlah aset 0,04% 0,06% Percentage to total assets d. Pendapatan pembiayaan konsumen d. 2012 Consumer financing income 2011 Personil manajemen kunci: Pendapatan pembiayaan konsumen 3.451 3.193 Key management personnel: Consumer financing income Persentase terhadap total pendapatan 0,22% 0,26% Percentage to total income e. Beban gaji dan imbalan kerja e. 2012 Salaries and employee benefits 2011 Personil manajemen kunci: Imbalan kerja jangka-pendek Pembayaran berbasis saham Imbalan pasca-kerja Persentase terhadap jumlah beban Key management personnel: 35.566 1.843 647 33.536 631 38.056 34.167 4,06% 4,75% Short-term employee’ benefits Stock plan compensation Post-employment benefits Percentage of total expenses These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/82 Exhibit E/82 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 25. INFORMASI SEGMEN 25. SEGMENT INFORMATION Segmen operasi Perusahaan dibagi berdasarkan produk: pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan. Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal yang disiapkan untuk pengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya ke segmen tertentu dan melakukan penilaian atas performanya. The Company’s operating segments are divided into products: consumer financing and finance leases. Operating segments are reported in accordance with the internal reporting provided to the chief operating decision maker, which is responsible for allocating resources to the reportable segments and assesses its performance. Ringkasan berikut menjelaskan operasi masing-masing segmen dalam pelaporan segmen Perusahaan: The following summary describes the operations in each of the Company's reportable segments. - Pembiayaan konsumen Termasuk dalam pelaporan segmen pembiayaan konsumen adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatributasikan sebagai bagian dari pembiayaan konsumen. - Consumer financing Included in consumer financing reporting are operating segments assessment indicators that can actually be attributed as a part ofconsumer financing. - Sewa pembiayaan Termasuk dalam pelaporan segmen sewa pembiayaan adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatributasikan sebagai bagian dari sewa pembiayaan. - Finance lease Included in the finance leases reporting are operating segments assessment indicators that can actually be attributed as a part of finance lease. Informasi mengenai hasil dari masing-masing pelaporan segmen disajikan di bawah ini sebagaimana dilaporkan dalam laporan internal manajemen yang direview oleh Manajemen Perusahaan. Keuntungan segmen digunakan untuk mengukur kinerja dimana manajemen berkeyakinan bahwa informasi tersebut paling relevan dalam mengevaluasi hasil segmen tersebut relatif terhadap entitas lain yang beroperasi dalam industri tersebut. Information regarding the results of each reportable segment is included below as included in the internal management reports that are reviewed by the Company's Management. Segment profit is used to measure performance of that business segment as management believes that such information is the most relevant in evaluating the results of those segments relative to other entities that operate within the industry. Sewa pembiayaan/ Finance lease Jumlah pendapatan Hasil Pendapatan segmen Beban keuangan Beban yang tidak dapat dialokasikan Cadangan kerugian penurunan nilai Laba selisih kurs – bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih Aset dan Liabilitas Aset segmen Liabilitas segmen 2012 Pembiayaan konsumen/ Tidak dapat Consumer dialokasikan/ A financing Unallocated Jumlah/ Total 355.429 1.188.520 6.869 1.550.818 Total revenues 355.429 1.188.520 58.348 6.869 301.838 1.550.818 360.186 Result Segment income Finance cost 500.786 500.786 - 23.693 1.953.746 6.805 52.363 4.029.396 31.970 ( - 85) ( 123.603 587.354 3.668.530 76.056 85) 613.875 123.603 490.272 6.570.496 3.707.305 Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal: - Aset tetap berwujud - - 131.654 131.654 Penyusutan aset tetap Beban non kas lainnya: - Gaji dan kesejahteraan karyawan - - 27.621 27.621 - - 7.096 7.096 Unallocated expenses Allowance for impairment losses Gain on foreign exchange – net Profit before income tax Income tax expense Net profit Assets and Liabilities Segment assets Segment liabilities Other Segment Information Capital expenditure: Tangible property and equipment Depreciation of property and equipment Other non – cash expense: Salaries and employee benefits These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/83 Exhibit E/83 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 25. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) 25. SEGMENT INFORMATION (Continued) Sewa pembiayaan/ Finance lease Jumlah pendapatan Hasil Pendapatan segmen Beban keuangan Beban yang tidak dapat dialokasikan Cadangan kerugian penurunan nilai Laba selisih kurs – bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih Aset dan Liabilitas Aset segmen Liabilitas segmen 2011 Pembiayaan konsumen/ Tidak dapat Consumer dialokasikan/ A financing Unallocated Jumlah/ Total 178.522 1.054.204 15.620 1.248.346 Total revenues 178.522 1.054.204 - 15.620 282.661 1.248.346 282.661 Result Segment income Finance cost 407.325 407.325 - 6.918 - 16.186 - 1.084.706 6.870 ( 3.665.862 30.580 5.907 125 ) ( 29.011 125 ) 529.474 104.092 425.382 104.092 - 554.209 2.901.095 Unallocated expenses Allowance for impairment losses Gain on foreign exchange – net Profit before income tax Income tax expense Net profit Assets and Liabilities Segment assets Segment liabilities 5.304.777 2.938.545 Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal: - Aset tetap berwujud - - 82.688 82.688 Penyusutan aset tetap Beban non kas lainnya: - Gaji dan kesejahteraan karyawan - - 21.904 21.904 - - 3.866 3.866 Segmen Geografis Other Segment Information Capital expenditure: Tangible property and – equipment Depreciation of property and equipment Other non – cash expense: Salaries and employee benefits Geographical Segments 2012 Jawa/ Java Jumlah Pendapatan Informasi Segmen Lainnya - Aset segmen Pengeluaran Modal - Aset tetap berwujud 520.346 2.399.456 69.093 Kalimantan/ Sumatera/ Borneo Sumatera 331.020 1.541.568 23.385 Sulawesi/ Celebes 366.099 Tidak dapat Dialokasikan/ Unallocated 326.559 1.354.966 1.242.667 11.770 27.406 Jumlah/ Total 6.795 1.550.819 Total Revenues 31.839 6.570.496 Other Segment Information Segment assets - 131.654 Capital expenditure Tangible property and equipment - 2011 Jawa/ Java Jumlah Pendapatan Informasi Segmen Lainnya - Aset segmen Pengeluaran Modal - Aset tetap berwujud 415.894 1.513.360 39.311 Kalimantan/ Sumatera/ Borneo Sumatera 175.206 763.202 9.473 265.236 1.165.141 21.642 Sulawesi/ Celebes Tidak dapat Dialokasikan/ Unallocated 221.484 896.635 12.262 - Jumlah/ Total 170.526 1.248.346 Total Revenues 966.439 5.304.777 Other Segment Information Segment assets - 82.688 Capital expenditure Tangible property and equipment These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/84 Exhibit E/84 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN 26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT Dalam kaitan untuk mendukung kebutuhan pendanaan untuk pengembangan usaha, Perusahaan juga melakukan berbagai kerjasama dengan perbankan, antara lain dalam bentuk perjanjian pembiayaan bersama (joint financing), penerusan pinjaman (chanelling) dan perjanjian jual beli piutang yang dibukukan secara off balance sheet. 2012 Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang (a) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (1) PT Bank Mutiara Tbk (2) PT Bank ICB Bumiputera Tbk (3) PT Bank Syariah Mandiri (4) Jumlah Perjanjian Penting dan Komitmen Dikurangi: Biaya transaksi yang belum diamortisasi Perjanjian Penting dan Komitmen - Bersih ( 2011 136.212 51.058 61.383 1.388 Channeling and Receivables Sales and Purchase (a) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (1) PT Bank Mutiara Tbk (2) PT Bank ICB Bumiputera Tbk (3) PT Bank Syariah Mandiri (4) 841.222 355.640 21.769 13.264 142.108 183.314 68.016 33.959 Joint Financing (b) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (1) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2) PT Bank DKI (3) PT Bank CIMB Niaga Tbk (4) 1.361.053 677.438 Total Significant Agreements and Commitments 100.895 14.215 13.783 265 Pembiayaan Bersama (b) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (1) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2) PT Bank DKI (3) PT Bank CIMB Niaga Tbk (4) In order to support funding needs for business expansion, the Company has also initiated cooperation with banking institutions, in the form of joint financing, chanelling and receivables sales and purchase agreements which are accounted for as “off balance sheet” transactions. 2.975 ) ( 1.358.078 a. Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang 4.346) 673.092 a. Less: Unamortized transaction costs Significant Agreements and Commitment – net Channeling and Receivables Sales and Purchase PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (1) Pada tanggal 17 Februari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without recourse”. (1) On 17 February 2010, the Company entered into a Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) with a maximum financing limit of Rp 150,000 and on a “non-revolving” and “without recourse” basis. Berdasarkan perjanjian tersebut, BRI setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen. Sebagai imbalannya, Perusahaan diperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada konsumen melebihi suku bunga yang dibayarkan Perusahaan kepada BRI. Jangka waktu perjanjian selama 12 (dua belas) bulan. Under the agreement, BRI agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion of up to 100% of the total financing. The Company is responsible for, among others, collection, administration and custody of documents. As a compensation, the Company may charge interest to the consumer exceeding the interest paid by the Company to BRI. The term of the agreement was 12 (twelve) months. Pada tanggal 13 Oktober 2010, Perusahaan dan BRI menandatangani Addendum Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut, dimana dilakukan perubahan dan penambahan beberapa ketentuan-ketentuan, salah satunya mengubah jangka waktu fasilitas pembiayaan kendaraan menjadi maksimal 4 (empat) tahun untuk mobil bekas jenis penumpang dan kendaraan niaga. On 13 October 2010, the Company and BRI signed an Amendment to the Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement to include several changes and addition of several provisions, which one of these is to change the term of the vehicles financing facility to a maximum of 4 (four) years for the used passenger cars and commercial vehicles. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/85 Exhibit E/85 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan) 26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) a. Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang (Lanjutan) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan) a. Channeling and Receivables Sales and Purchase (Continued) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Continued) Pada tanggal 27 Mei 2011, Perusahaan dan BRI menandatangani Addendum Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut di atas, dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 300.000 dan mengubah jangka waktu kerja sama menjadi maksimal 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal 27 Mei 2011. Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada BRI sebesar Rp 55.321 dan Rp 105.581 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. On 27 May 2011, the Company and BRI signed an Amendment to the Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement, whereby the maximum financing limit was increased to Rp 300,000 and to change the term of the agreements to a maximum of 24 (twenty-four) months from 27 May 2011. The total Company’s consumer financing receivables transfered to BRI amounted to Rp 55,321 and Rp 105,581 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BRI sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 100.895 dan Rp 136.212, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BRI adalah masing-masing sebesar Rp 13.814 dan Rp 16.253 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by BRI in respect with the cooperation agreement amounted to Rp 100,895 and Rp 136,212, respectively, while the total consumer financing income of BRI’s portion amounted to Rp 13,814 and Rp 16,253 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively. PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Mutiara Tbk (2) Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan PT Bank Mutiara Tbk (Bank Mutiara) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat “nonrevolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank Mutiara setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen kredit yang dibiayai oleh Mutiara kepada nasabah. Jangka waktu perjanjian tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan. (2) On 15 March 2010, the Company entered into a Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement with PT Bank Mutiara Tbk (Bank Mutiara) with a maximum financing limit of Rp 100,000 and on “non-revolving” and “without–recourse” basis. Under the Agreement, Bank Mutiara agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion up to 100% of the total financing. The Company is responsible for, among others, collection, administration and custody of the credit documents financed by Mutiara to the customers. The term of the agreement was 36 (thirty-six) months. Pada tahun 2012, Perusahaan tidak mengggunakan fasilitas pembiayaan bersama tersebut. In 2012, the Company had not yet utilized the financing facility. Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bank Mutiara sebesar Rp 73.768 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. The total Company’s consumer financing receivables transferred to Bank Mutiara amounted to Rp 73,768 for the year ended 31 December 2011. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank Mutiara sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 14.215 dan Rp 51.058 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bank Mutiara adalah sebesar Rp 4.080 dan Rp 5.076 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by Bank Mutiara in respect with the cooperation agreement amounted to Rp 14,215 and Rp 51,058, respectively, while the total consumer financing income of Bank Mutiara’s portion amounted to Rp 4,080 and Rp 5,076 for the years ended 31 December 2012 and 2011. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/86 Exhibit E/86 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan) 26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) a. Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang (Lanjutan) a. Channeling and Receivables Sales and Purchase (Continued) PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk (3) Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang dengan PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bank Bumiputera), di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutang pembiayaan konsumen milik Perusahaan kepada Bank Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil alih oleh Bank Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 510.000 dan bersifat “withoutrecourse” dengan dasar “non-revolving”. (3) On 10 October 2003, the Company entered into a Receivables Sales and Purchase Agreement with PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bank Bumiputera), whereby the Company transferred its consumer financing receivables to Bank Bumiputera with a maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera of Rp 510,000 and on a “without recourse” and “non-revolving” basis. Pada tanggal 29 September 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang dengan Bank Bumiputera, di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutang pembiayaan konsumen milik Perusahaan kepada Bank Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil alih oleh Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 50.000 dan bersifat “revolving”. On 29 September 2006, the Company entered into a Receivables Sales and Purchase Agreement with Bank Bumiputera, whereby the Company transferred its consumer financing receivables to Bank Bumiputera with a maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera of Rp 50,000 and on a “revolving” basis. Pada tanggal 11 Maret 2008, Perusahaan dan Bank Bumiputera menandatangani Perubahan Perjanjian Jual Beli Piutang dengan pokok perubahan sebagai berikut: On 11 March 2008, the Company and Bank Bumiputera signed an Amendment to the Receivables Sales and Purchase Agreement which includes the following principal changes: - Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang bersifat “non-revolving” tanggal 10 Oktober 2003, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil alih oleh Bank Bumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 510.000 dialokasikan sebesar Rp 75.000 ke Perjanjian Jual Beli Piutang “revolving” sehingga jumlah baki debet tersebut diturunkan menjadi sebesar Rp 435.000. - On the Sales and Purchase Receivables Agreement dated 10 October 2003 on a “nonrevolving” basis. The previous maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera of Rp 510,000 was allocated by Rp 75,000 to the Receivables Sales and Purchase Agreement on a “revolving” basis. Thus, the maximum financing limit was decreased to Rp 435,000. - Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang bersifat “revolving” tanggal 29 September 2006, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil alih oleh Bank Bumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 125.000. - On the Receivables Sales and Purchase Agreement dated 29 September 2006 on a “revolving” basis, the previous maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera was increased from Rp 50,000 to Rp 125,000. Perjanjian Jual Beli Piutang “non-revolving” dan “revolving” tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 21 Mei 2010, di mana jangka waktu perjanjian telah diperpanjang dan telah berakhir pada tanggal 21 Mei 2011. The Receivables Sales and Purchase Agreements on both “non-revolving” and “revolving” basis had been amended several times, most recently on 21 May 2010, whereby the term of the agreements was extended and had expired on 21 May 2011. Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bank Bumiputera masingmasing sebesar nihil dan Rp 52.992 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. The total Company’s consumer financing receivables transferred to Bank Bumiputera amounted to nil and Rp 52,992 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 13.783 dan Rp 61.383, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bank Bumiputera sebesar Rp 4.237 dan Rp 13.013 masing-masing untuk tahun yang berakhir yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. As of 31 December 2012 and 2011, the total receivables transferred by the Company in respect with the Sale and Purchase Agreement amounted to Rp 13,783 and Rp 61,383, respectively, while the total consumer financing income of Bank Bumiputera’s portion amounted to Rp 4,237 and Rp 13,013 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/87 Exhibit E/87 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan) 26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) a. Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang (Lanjutan) a. Channeling and Receivables Sales and Purchase (Continued) PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Syariah Mandiri (4) Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Secara Syariah (Chanelling) dengan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 20.000 dan bersifat “nonrevolving” dengan dasar “without recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, BSM setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. (4) On 2 October 2009, the Company entered into a Financing Cooperation Agreement Under Syariah Principles (Channeling) with PT Bank Syariah Mandiri (BSM) with a maximum financing limit of Rp 20,000 and on “non-revolving” and “without recourse” basis. Under the agreement, BSM agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion up to 100% of the total financing. Kerja sama pembiayaan tersebut dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah dalam bentuk pembiayaan Murabahah, dimana BSM bertindak sebagai pemilik dana dan Perusahaan sepenuhnya bertindak sebagai wakil Bank untuk memasarkan, mengoperasikan dan menata-usahakan pembiayaan konsumen syariah yang disalurkan. Jangka waktu perjanjian selama 4 (empat) tahun dan akan berakhir pada tanggal 2 Oktober 2013. The financing cooperation was based on the Syariah principles in the form of Murabahah financing, whereby BSM acts as the funder while the Company fully acts as a representative of the Bank to market, operate and to administrate the syariah consumer financing. The term of the agreement was 4 (four) years and will expire on 2 October 2013. Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada BSM sebesar nihil dan Rp 432 untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2012 dan 2011. The total Company’s consumer financing receivables transferred to BSM amounted to nil and Rp 432 for the years ended 31 December 2012 and 2011. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BSM sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 265 dan Rp 1.388, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BSM sebesar Rp 106 dan Rp 303 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by BSM in respect with the cooperation agreement was amounting to Rp 265 and Rp 1,388, respectively, while the consumer financing income of BSM’s portion amounted to Rp 106 and Rp 303 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively. b. Pembiayaan Bersama b. Joint Financing PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (1) Pada tanggal 25 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Bersama dengan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 1.000.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, BTPN setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 90% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 10% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian. (1) On 25 August 2011, the Company entered into a Joint Financing Cooperation Agreement with PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) with a maximum financing limit of Rp 1,000,000 and on “revolving” and “without-recourse” basis. Under the Agreement, BTPN agreed to provide financing facility with a financing portion of 90% of the total financing to the customers and the remaining 10% will be financed by the Company. The facility is valid for 3 (three) years with the drawdown period of 36 (thirty six) months from the signing date of the agreement. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/88 Exhibit E/88 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan) 26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) b. Pembiayaan Bersama (Lanjutan) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (Lanjutan) b. Joint Financing (Continued) PT Bank Tabungan (Continued) Pensiunan Nasional Tbk Pada tanggal 8 Agustus 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Bersama dan penunjukan pengelola fasilitas dengan BTPN dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 1.000.000. Berdasarkan perjanjian tersebut, BTPN setuju untuk membagi plafond ini untuk keperluan joint financing dan re-financing dengan batas maksimum masing-masing sebesar Rp 700.000 dan Rp 300.000. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku sampai dengan tanggal 25 Agustus 2014. On 8 August 2012, the Company entered into a Joint Financing Cooperation and appointment of stewards Agreement with BTPN with a maximum financing limit of Rp 1,000,000. Under the Agreement, BTPN agreed to share the financing limit for the purpose of joint financing and refinancing with a maximum limit of Rp 700,000 and Rp 300,000, respectively. The facility was valid until 25 August 2014. Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada BTPN sebesar Rp 922.924 dan Rp 146.652 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. The total Company’s consumer financing receivables financed by BTPN amounted to Rp 922,924 and Rp 146,652 for the years ended 31 December 2012 and 2011. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BTPN sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 841.222 dan Rp 142.108 serta pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BTPN masing-masing sebesar Rp 58.348 dan Rp 1.709 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by BTPN in respect with the cooperation agreement amounted to Rp 841,222 and Rp 142,108, respectively, while the total consumer financing income of BTPN’s portion amounted to Rp 58,348 and Rp 1,709 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2) Pada tanggal 10 Juni 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 125.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank Mandiri setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 5% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 18 (delapan belas) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian. (2) On 10 June 2011, the Company entered into a Cooperation Agreement in respect with the provision of Joint Financing Facility with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) with a maximum financing limit of Rp 125,000 and on “revolving” and “with-recourse” basis. Under the agreement, Bank Mandiri agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 95% of the total financing to the customers, and the remaining 5% will be financed by the Company. The facility is valid for 3 (three) years with the drawdown period of 18 (eighteen) months from the signing date of the agreement. Pada tanggal 22 September 2011, Perusahaan dan Bank Mandiri menandatangani Addendum Perjanjian Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama tersebut, dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 245.000. On 22 September 2011, the Company and Bank Mandiri signed an Amendment to the Cooperation Agreement in respect with the provision of Joint Financing Facility, whereby the maximum financing limit was increased to Rp 245,000. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/89 Exhibit E/89 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan) 26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) b. Pembiayaan Bersama (Lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan) b. Joint Financing (Continued) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Continued) Pada tanggal 6 Desember 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan Bank Mandiri dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 250.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank Mandiri setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 5% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu penarikan selama 18 (delapan belas) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian. On 6 December 2012, the Company entered into a Cooperation Agreement in respect with the provision of Joint Financing Facility with Bank Mandiri with a maximum financing limit of Rp 250,000 and on “revolving” and “withrecourse” basis. Under the agreement, Bank Mandiri agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 95% of the total financing to the customers, and the remaining 5% will be financed by the Company. The drawdown of the facility is from 18 (eighteen) months from the signing date of the agreement. Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bank Mandiri masing-masing sebesar Rp 343.008 dan Rp 223.449 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. The total Company’s consumer financing receivables transferred to Bank Mandiri amounted to Rp 343,008 and Rp 223,449 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank Mandiri sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 355.640 dan Rp 183.314 serta pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bank Mandiri adalah masingmasing sebesar Rp 22.014 dan Rp 7.623 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by Bank Mandiri in respect with the cooperation agreement amounted to Rp 355,640 and Rp 183,314, respectively, while the total consumer financing income of Bank Mandiri’s portion amounted to Rp 22,014 and Rp 7,623 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively. PT Bank DKI PT Bank DKI (3) Pada tanggal 4 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank DKI (Bank DKI) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank DKI memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 5% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian. (3) On 4 April 2011, the Company entered into a Cooperation Agreement in respect with the provision of Joint Financing Facility with PT Bank DKI (Bank DKI) with a maximum financing limit of Rp 100,000 and on “non-revolving” and “withoutrecourse” basis. Under the agreement, Bank DKI agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 95% of the total financing to the customers, and the remaining 5% will be financed by the Company. The facility is valid for 3 (three) years with the drawdown period of 6 (six) months from the signing date of the agreement. Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bank DKI sebesar nihil dan Rp 99.999 untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2012 dan 2011. The total Company’s consumer financing receivables transferred to Bank DKI amounted to nil and Rp 99,999 for the years ended 31 December 2012 and 2011. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank DKI sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 21.769 dan Rp 68.016 serta pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian PT Bank DKI adalah sebesar Rp 5.438 dan Rp 6.697 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by Bank DKI in respect with the cooperation agreement amounted Rp 21,769 and to Rp 68,016, respectively, while the total consumer financing income of Bank DKI’s portion amounted to Rp 5,438 and Rp 6,697 for the years ended 31 December 2012 and 2011, recpectively. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/90 Exhibit E/90 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan) 26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) b. Pembiayaan Bersama (Lanjutan) b. Joint Financing (Continued) PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk (4) Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank CIMB Niaga setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 90% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 10% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 1 (satu) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian. (4) On 30 September 2010, the Company entered into a Cooperation Agreement in respect with the provision of Joint Financing Facility with PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) with a maximum limit of Rp 50,000 and on “revolving” and “without recourse” basis. Under the agreement, Bank CIMB Niaga agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 90% of the total joint financing facility to the customers, and the remaining 10% will be financed by the Company. The term of the facility was valid for 1 (one) year with the drawdown period of 12 (twelve) months from the signing date of the agreement. Pada 29 November 2011, Perusahaan dan Bank CIMB Niaga menandatangani Addendum I Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama, berupa perubahan batas maksimum pembiayaan menjadi sebesar Rp 100.000 dan jangka waktu perjanjian telah diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 29 November 2012. On 29 November 2011, the Company and Bank CIMB Niaga signed an Amendment I to the Cooperation Agreement in respect with the provision of Joint Financing Facility, in the form of change in the maximum financing limit was increased to Rp 100,000 and the term of agreement was extended and will expire on 29 November 2012. Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bank CIMB Niaga masingmasing sebesar nihil dan Rp 52.858 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. The total Company’s consumer financing receivables transferred to Bank CIMB Niaga amounted to nil and Rp 52,858 for the years ended 31 December 2012 and 2011. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank CIMB Niaga sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 13.264 dan Rp 33.959 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bank CIMB Niaga masingmasing sebesar Rp 2.865 dan Rp 4.609 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by Bank CIMB Niaga in respect with the cooperation agreement amounted to Rp 13,264 and Rp 33,959, respectively, while the total consumer financing income of Bank CIMB Niaga’s portion amounted to Rp 2,865 and Rp 4,609 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively. Pada tanggal 25 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Penyaluran Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor dengan BII dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without recourse”. On 25 October 2011, the Company entered into a Distribution of Motor Vehicles Credit Facility Cooperation Agreement with BII with a maximum financing limit of Rp 150,000 on a “non-revolving” and “without recourse” basis. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan belum menggunakan fasilitas tersebut. As of 31 December 2012 and 2011, the Company had not yet utilized the facility. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/91 Exhibit E/91 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan) 26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) Perusahaan mengadakan kerjasama dengan berbagai dealer (pedagang kendaraan bermotor) di seluruh Indonesia dalam membiayai kendaraan yang dijual oleh dealer tersebut kepada konsumen yang persyaratan kredit dan administratifnya memenuhi ketentuan Perusahaan. Sifat perjanjian tersebut tidak mengikat satu sama lain, di mana dealer tidak diwajibkan untuk memberikan seluruh dan atau sebagian penjualan kreditnya untuk dibiayai Perusahaan, atau sebaliknya Perusahaan juga tidak wajib untuk membiayai seluruh dan atau sebagian aplikasi kredit yang diajukan oleh dealer tersebut. The Company entered into cooperation agreements with various dealerships (dealers of motor vehicles) throughout Indonesia in financing the vehicles sold by the dealers to costumers who meet the Company’s credit and administrative requirements. The agreements do not bind one another exclusively, whereby the dealers are not obliged to exclusively render the entire or part of the vehicles they sell to be financed by the Company, and vice versa, the Company is not obliged to exclusively finance all the credit application submitted by or through the dealers. Perusahaan mengadakan kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi seperti PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Pan Pasific, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Umum Mega dan PT Asuransi Wahana Tata untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul atas hilangnya kendaraan yang dibiayai Perusahaan dan atau atas kerusakan kendaraan sesuai dengan pilihan polis konsumen. Dalam perjanjian tersebut, Perusahaan bertindak sebagai penerima ganti rugi yang utama (preferred loss payee). The Company entered into cooperation agreements with several insurance companies such as PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Pan Pasific, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Umum Mega dan PT Asuransi Wahana Tata to cover losses that may arise from the damage and/or the loss of vehicles financed by the Company according to type of policies selected by the costumers. Under these agreements, the Company acts as the preferred loss payee. Perusahaan tidak mengadakan kerjasama dengan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM). The Company does not enter into any agreement with Sole Agents (ATPM). Fasilitas-fasilitas pembiayaan tersebut dkenakan tingkat bunga per tahun yang berkisar antara 9,50% sampai 14,50% pada tahun 2012 dan 10,50% sampai 14,50% pada tahun 2011. The above-mentioned financing facilities bear annual interest rates ranging from 9.50% to 14.50% in 2012 and 10.50% to 14.50% in 2011. Pembatasan dan Kewajiban Covenants Atas fasilitas-fasilitas yang diterima Perusahaan, umumnya para kreditur mensyaratkan adanya pembatasanpembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi: On facilities received by the Company, the creditors generally entails restrictions and certain obligation that should be met by the Company, which generally include the followings: - - - Menjaga Debt to Equity Ratio (DER) tidak melebihi atau sama dengan 10 (sepuluh) kali, atau Menjaga Current Ratio tidak boleh kurang atau sama dengan 1 (satu) kali, atau Menjaga persentase total pencadangan kerugian penurunan tidak boleh kurang dari 0,05% dari jumlah piutang pembiayaan konsumen. - Maintaining a Debt to Equity Ratio (DER) shall not exceed or equal to 10 (ten) times, or Maintaining the Current Ratio should no less than or equal to 1 (one), or Maintaining percentage of total allowance for impairment losses should no less than 0.50% of total consumer financing receivables. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/92 Exhibit E/92 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 27. LABA PER SAHAM 27. EARNINGS PER SHARE Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan ratarata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun berjalan. 2011 (Disajikan kembali/ As restated) 2012 Laba bersih untuk perhitungan laba per saham dasar Jumlah rata-rata tertimbang saham sebelum pemisahan saham Jumlah rata-rata tertimbang saham setelah pemisahan saham (disajikan kembali) Jumlah rata-rata tertimbang saham Laba bersih per saham dasar Jumlah rata-rata tertimbang saham dilusian Laba bersih per saham dilusian Earning per share is calculated by dividing net profit available to shareholders by the weighted average common shares outstanding during the year. 490.272 - 760.339.281 - 1.520.678.562 1.520.678.562 - 322 1.526.260.003 321 28. MANAJEMEN RISIKO Net profit for the computation of basic earning per shares Weighted average of shares outstanding before stock split Weighted average of shares outstanding after stock split (as restated) 425.382 The weighted average of shares outstanding 280 Basic earnings per share The weighted average of dilluted shares outstanding 280 Dilluted earnings per shares 28. RISK MANAGEMENT Pendahuluan dan gambaran umum Introduction and general description Perkembangan dunia multifinance yang disertai dengan meningkatnya kompleksitas aktivitas pembiayaan semakin mempertegas pentingnya tata kelola perusahaan yang sehat (good corporate governance) dan manajemen risiko yang dapat diandalkan. Kedua hal tersebut merupakan faktor penting yang menjadi perhatian para investor dalam penilaian pilihan target investasinya. Penerapan manajemen risiko di Perusahaan pada dasarnya sudah dilakukan sejak perusahaan berdiri, meskipun dengan cara yang masih konvensional dan berkembang sesuai dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal. The development in multifinance industry followed with the improvement in complexity of financing activity has emphasized more on the importance of good corporate governance and a reliable risk management. Such both matters are important factors, which bring the investors’ attention in assessing their investment targeting. Basically, the implementation of risk management within the Company had been carried out since the establishment of the Company, eventhough the Company was still using a conventional manner and keep improving in accordance with the recent development of internal and external circumstances. Kerangka manajemen risiko Framework of risk management Perusahaan menyadari bahwa risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari operasional Perusahaan dan dapat dikelola secara praktis dan efektif setiap hari, dengan empat tipe risiko utama: 1. Risiko kredit 2. Risiko pasar 3. Risiko pendanaan dan likuiditas 4. Risiko operasional The Company realizes that risk is an integral part of its operational activity and can be managed practically and effectively day by day, with the following four particular risks: 1. Credit risk 2. Market risk 3. Funding and liquidity risk 4. Operational risk Pengelolaan risiko di Perusahaan mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha di Perusahaan, yang didasarkan pada kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi operasional bisnis dengan pengelolaan risikonya. Dengan kebijakan dan manajemen risiko yang berfungsi baik, maka manajemen risiko akan menjadi strategic partner bagi bisnis dalam mendapatkan hasil optimal dari operasi Perusahaan. Risk management within the Company includes overall scope of business activity within the Company, which based on the necessity of balance between business operational function and its risk management thereof. By means of proper risk management and policy, thus the risk management will become a strategic partner to the business in obtaining optimal outcome from the Company’s course of operation. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/93 Exhibit E/93 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 28. RISK MANAGEMENT (Continued) Kerangka manajemen risiko (Lanjutan) Framework of risk management (Continued) Dalam rangka pengembangan manajemen risiko yang sesuai, Perusahaan terus mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen risiko dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batasan transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh aktivitas lingkup usaha. Untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan bisnis yang ada, maka evaluasi selalu dilakukan berkala sesuai dengan perubahan parameter risikonya. In the event of development of proper risk management, the Company keeps developing and improving the integrated and comprehensive framework of risk management system and internal control structure, in order that they are able to provide information as an early warning of any potential risk and accordingly, take appropriate actions to mitigate the risk. The framework of risk management is implemented under the form of policy, procedures, transactional limits, authorizations, and other rules as well as various risk management instruments applicable to entire business activity. In order to ensure that the policy and procedures is in line with the current business development, evaluation is frequently carried out in accordance with the change in its risk parameter. Dalam penerapan manajemen risiko, Perusahaan menyadari pentingnya memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan. Perusahaan bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko sebagai berikut: In the implementation of risk management, the Company realizes the importance of having an adequate mechanism to accommodate the risks faced by the Company. The Company has a mechanism that is based upon 4 (four) risk management pillars, in which could be described as follows: 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, yang mencakup: - Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala; - Menetapkan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portfolio secara berkala; - Terdapatnya Komite Audit dan Manajemen Risiko dalam melakukan fungsi pengawasan. 1. Active supervision by the Board of Commissioners and Directors, which includes: - Approving and evaluating risk management policies on a regular basis; - Establishing risk management policies and strategies, which include determining the authorization in limits and reviewing the quality of portfolio on a regular basis; - Presence of Audit Committee and Risk Management Committee in carrying out their supervisory functions. 2. Kebijakan dan penerapan batasan 2. Policy and implementation limits Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan kondisi usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar, Ketentuan Umum dan Surat Keputusan Dewan Direksi, dan disosialisasikan kepada seluruh karyawan terkait. Perusahaan juga menerapkan batasan persetujuan atau otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit. 3. Identifikasi, pengukuran, pengawasan dan sistem informasi manajemen Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko, terutama risiko kredit dan operasional melalui mekanisme pelaporan dan sistem informasi manajemen. Untuk menjamin ketersediaan data risiko yang terkini dan komprehensif, Perusahaan telah melakukan mengkonversi sistem operasi Perusahaan yang ada menjadi centralized system yang dikenal dengan CONFINS. Selain itu, Perusahaan juga melakukan implementasi sistem informasi business intelligence agar data atau informasi risiko dapat disediakan secara cepat dan akurat kepada pihak manajemen atau pihak ketiga lainnya. The Company develops policies related to risk management, which are assessed periodically and aligned constantly to fit the most recent business situation. The policy is translated into Standard Operating Procedures and Internal Memo, which are being socialized to all employees. The Company also has policies concerning the level of authority on approval or authorization for both credit and noncredit transactions. 3. Identification, measurement, management information system monitoring, and The Company has a set of tools to identify, measure, and monitor risks, particularly the credit risk and operational risk through the existing reporting and management information system mechanism. In order to ensure the availability of updated and comprehensive risk data, the Company had converted the existing operating system into a centralized system, which known as CONFINS. Moreover, the Company has also implemented business intelligence information system in order that data or risk information could be provided to the management or other third parties on a prompt and accurate manner. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/94 Exhibit E/94 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 28. RISK MANAGEMENT (Continued) Dalam penerapan manajemen risiko, Perusahaan menyadari pentingnya memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan. Perusahaan bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko sebagai berikut: (Lanjutan) In the implementation of risk management, the Company realizes the importance of having an adequate mechanism to accommodate the risks faced by the Company. The Company has a mechanism that is based upon 4 (four) risk management pillars, in which could be described as follows: (Continued) 4. Pengendalian internal 4. Perusahaan memiliki Departemen Audit Internal yang secara independen melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tanggung jawab dari Departemen Audit Internal mencakup: Internal control The Company has the Internal Audit Division in place, which independently reports on process and results of assessment to the Board of Commissioners and Directors. The responsibility of the Internal Audit Division includes: - - - - Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari proses bisnis yang ada di dalam Perusahaan; Melakukan pemeriksaan atas kepatuhan terhadap kebijakan-kebijakan risiko Perusahaan; Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian di dalam Perusahaan termasuk rekomendasi perbaikan yang potensial terhadap proses tersebut; dan Melakukan koordinasi strategis dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, hukum, sistem dan prosedur, dan audit eksternal). - - Providing assessment on the adequacy and effectiveness of the entire existing business process within the Company; Conducting examination on compliance to the Company’s risk policies; Reporting on significant issues related to the control activities within the Company, including potential improvements to these processes; and Coordinating with other controlling and supervisory functions (risk management, compliance, legal, system and procedures, and external auditor) Proses dan penilaian risiko Process and risk assessments Pada dasarnya proses manajemen risiko dilakukan oleh masing-masing unit mengingat risiko yang dihadapi merupakan risiko individual yang melekat pada produk, transaksi maupun proses pada unit yang bersangkutan. Tugas utama dari Departemen Manajemen Risiko adalah menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta melakukan serangkaian proses untuk mengumpulkan, melakukan pengukuran dan pelaporan kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Penetapan kebijakan manajemen risiko dilakukan melalui proses persetujuan Direksi. Basically, risk management processes are carried out by each unit considering that the risk faced represents individual risks which are embedded into the products, transactions, as well as process in the related unit. The primary task of Risk Management Division is to determine policies and procedures as well as doing a series of processes of collecting, measuring, and reporting to the Board of Commissioners and Directors. The determination of risk management policies is carried out through approval process by the Board of Directors. 1. Risiko Kredit 1. Credit Risk Risiko kredit adalah risiko utama perusahaan, yaitu risiko yang timbul apabila konsumen tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan. Credit risk is the main risk of the Company, that is the risk arising when the customer are unable to meet its obligation in accordance with the agreement as agreed upon between the customer and the Company. Manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan adalah sebagai berikut: Diversifikasi portofolio menurut wilayah, sektor ekonomi dan industri, merk dan tipe barang. Risk Adjusted Pricing Method, yaitu penetapan tingkat bunga pembiayaan berdasarkan risiko yang dihadapi, antara lain dinilai dari tingkat uang muka yang dibayar konsumen, usia kendaraan yang dibiayai, jenis penutupan asuransi yang dipilih dan lain sebagainya. Adanya Key Performance Indicators (KPI) sebagai “early warning system” atas suatu masing-masing produk pembiayaan maupun kantor cabang. Penanganan kontrak bermasalah yang dilakukan secara disiplin dan proaktif. Analisa atas kualitas portofolio secara periodik dan tindakan preventif dan sanksi bagi cabang-cabang yang kualitas portofolionya tidak sesuai target. Risk management that has been applied by the Company are as follows: Diversify the portfolio by region, economic sector and industry, brand and type of goods. Risk Adjusted Pricing Method, namely setting the interest rate of financing based on the risks faced by, among others, assessed based on the level of advances paid by consumers, age of vehicles financed, type of insurance coverage selected and so forth. The Key Performance Indicators (KPI) as an “early warning system” of an individual loan products as well as branch offices. Handling of problematic contracts in a discipline and proactive manner. Analysis of portfolio quality through periodic and preventive actions and sanctions for branches whose quality of its portfolio is not on target. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/95 Exhibit E/95 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 28. RISK MANAGEMENT (Continued) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan) Process and risk assessments (Continued) 1. Risiko Kredit (Lanjutan) 1. Tabel berikut menjelaskan eksposur maksimum sesuai dengan konsentrasi risiko kredit: Credit Risk (Continued) The following table illustrates the Company’s maximum exposure based on credit risk concentration: 2012 Korporasi/ Corporate Kas dan setara kas Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain Eksposur maksimum/ Maximum exposure Ritel/ Retail Lain-lain/ Others - - 168.897 1.028.614 938.255 - 1.966.869 2.098 4.044.950 - 4.047.048 17.183 - 68.722 17.183 5.000.388 - 6.268.719 168.897 68.722 - 1.268.331 Cash and cash equivalents Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets - net Other assets 2011 Korporasi/ Corporate Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain Eksposur maksimum/ Maximum exposure Ritel/ Retail Lain-lain/ Others 166.696 64.000 - - 166.696 64.000 634.017 461.051 - 1.095.068 6.341 3.709.954 - 3.716.295 7.181 - 39.975 7.181 4.178.186 - 5.089.215 39.975 911.029 - Tabel berikut menjelaskan rincian aset keuangan Perusahaan yang dibedakan antara yang mengalami penurunan nilai dan yang tidak: Cash and cash equivalents Time deposit Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets - net Other assets The following table illustrates the detail of financial assets distinguished between those which impaired and not impaired: 2012 Tidak mengalami penurunan nilai/ Not impaired Kas dan setara kas Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Mengalami penurunan nilai/ Impaired Jumlah/ Total 168.897 - 168.897 1.966.869 - 1.966.869 4.047.048 - 4.047.048 68.722 17.183 - 68.722 17.183 6.268.719 - 6.268.719 ( 73.733) 6.194.986 Cash and cash equivalents Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets - net Other assets Less: Allowance for impairment losses These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/96 Exhibit E/96 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 28. RISK MANAGEMENT (Continued) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan) Process and risk assessments (Continued) 1. Risiko Kredit (Lanjutan) 1. Tabel berikut menjelaskan rincian aset keuangan Perusahaan yang dibedakan antara yang mengalami penurunan nilai dan yang tidak: (Lanjutan) Credit Risk (Continued) The following table illustrates the detail of financial assets distinguished between those which impaired and not impaired: (Continued) 2011 Tidak mengalami penurunan nilai/ Not impaired Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain Mengalami penurunan nilai/ Impaired Jumlah/ Total 166.696 64.000 - 166.696 64.000 1.095.068 - 1.095.068 3.716.295 - 3.716.295 39.975 7.181 - 39.975 7.181 5.089.215 - 5.089.215 Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai ( 60.794) Cash and cash equivalents Time deposit Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets - net Other assets Less: Allowance for impairment losses 5.028.421 Tabel berikut menjelaskan rincian aset keuangan Perusahaan yang penilaian penurunan nilainya dibedakan antara yang dinilai secara individual dan kolektif. The following table illustrates the detail of financial assets distinguished between those assessed individually and collectively. 2012 Individual/ Individual Kas dan setara kas Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain 168.897 68.722 17.183 Jumlah/ Total - 1.165.691 1.420.493 Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Kolektif/ Collective 168.897 801.178 1.966.869 4.047.048 4.047.048 - 68.722 17.183 4.848.226 Cash and cash equivalents Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets - net Other assets 6.268.719 ( 73.733) 6.194.986 Less: Allowance for impairment losses These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/97 Exhibit E/97 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 28. RISK MANAGEMENT (Continued) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan) Process and risk assessments (Continued) 1. Risiko Kredit (Lanjutan) 1. Tabel berikut menjelaskan rincian aset keuangan Perusahaan yang penilaian penurunan nilainya dibedakan antara yang dinilai secara individual dan kolektif. (Lanjutan) Credit Risk (Continued) The following table illustrates the detail of financial assets distinguished between those assessed individually and collectively. (Continued) 2011 Individual/ Individual Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain Kolektif/ Collective 166.696 64.000 - 707.396 39.975 7.181 985.248 Jumlah/ Total 166.696 64.000 387.672 1.095.068 3.716.295 3.716.295 - 39.975 7.181 4.103.967 Cash and cash equivalents Time deposit Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets - net Other assets 5.089.215 Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai ( 60.794) Less: Allowance for impairment losses 5.028.421 2. Risiko Pasar 2. Market Risk Risiko pasar merupakan risiko yang terutama berkaitan dengan perubahan perubahan nilai suku bunga dan nilai tukar mata uang yang akan menyebabkan berkurangnya pendapatan, atau bertambahnya biaya modal Perusahaan. Market risk is the risk primarily due to changes in interest rates and exchange rates which could resulting in decrease in revenue, or increase in cost of capital of the Company. Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal. Perusahaan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan dalam bentuk maupun menggunakan mata uang asing, sementara seluruh utang Perusahaan dalam mata uang asing telah diproteksi dengan swap dalam jumlah dan tanggal jatuh tempo yang sama dengan utangnya. Dalam hal suku bunga, seluruh bunga yang dibebankan ke konsumen adalah suku bunga tetap (fixed interest rate), sementara utang yang diperoleh sebagian besar juga dalam suku bunga tetap dan hanya sebagian kecil utang dalam bentuk bunga mengambang (floating interest rate). With the pattern of business activity currently operated by the Company, the market risk of the Company is mitigated to the minimum level. The Company has neither consumer financing nor finance lease business activity that denominated in foreign currencies, while all borrowings of the Company that denominated in foreign currencies have been protected by entering into swap transactions at amount and settlement date that similar to the borrowings thereof. In terms of interest rate, all interest rate charged to the customer is fixed interest rate, while most of the borrowings received bear fixed interest rate, and only a small portion the borrowings bear floating interest rate. Manajemen risiko yang telah diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Kewajiban untuk mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing. Melakukan penelaahan atas tingkat bunga pembiayaan yang dikaitkan dengan tingkat suku bunga pinjaman. Membatasi eksposur dalam investasi yang memiliki harga pasar yang fluktuatif. Risk management that has been applied by the Company are as follows: The requirement to cover risks of foreign exchange. Performing review over the interest rate on financing associated with interest rate on borrowings. Limiting exposure in the investment that has fluctuating market prices. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/98 Exhibit E/98 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 28. RISK MANAGEMENT (Continued) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan) Process and risk assessments (Continued) 2. Risiko Pasar (Lanjutan) 2. Market Risk (Continued) Pada tanggal 31 Desember 2012, jika Rupiah melemah 0,35% terhadap mata uang asing dengan seluruh variabel lain tetap, maka laba bersih tahun berjalan lebih rendah Rp 7, terutama yang timbul sebagai akibat kerugian selisih kurs atas penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing. As of 31 December 2012, if the Rupiah had weakened by 0.35% against the foreign currency with all other variables held constant, net profit current year would have been lower Rp 7, mainly as a result of foreign exchange losses on translation of monetary assets and liabilities denominated in foreign currency. Tabel berikut menjelaskan eksposur Perusahaan atas risiko nilai tukar mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012. Termasuk didalamnya adalah instrumen keuangan Perusahaan pada nilai tercatat, dikategorikan berdasarkan jenis mata uang. The following table illustrates the Company’s exposure to foreign currency exchange rate risk as of 31 December 2012. Included in the table are financial instruments of the Company at carrying amounts, categorised by currency. Tahun 2012/ Year 2012 USD (Nilai penuh)/ Nilai (Rp)/ (Full amount) Equivalent (Rp) Liabilitas Pinjaman yang diterima Beban yang masih harus dibayar 62.552.778 209.564 604.885 2.027 Liabilities Fund borrowings Accrued expenses Jumlah liabilitas 62.762.342 606.912 Total liabilities Liabilitas bersih Kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing Eksposur bersih dalam mata uang asing 62.762.342 606.912 62.552.778) ( 604.885) Net liabilities Foreign currency swap transactions contract Net exposure in foreign currency ( 209.564 2.027 Manajemen risiko tingkat suku bunga terhadap limit perubahan tingkat suku bunga dilengkapi dengan pemantauan atas sensitivitas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan terhadap beberapa skenario suku bunga baku maupun non-baku. The management of interest rate risk against interest rate gap limits is supplemented by monitoring the sensitivity of the Company’s financial assets and liabilities to various standard and non-standard interest rate scenarios. Tabel berikut menjelaskan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap pendapatan pembiayaan konsumen bersih dan investasi neto sewa pembiayaan: The following tabel illustrates the sensitivity to a reasonably possible change in market interest rates, with all other variables held constant, of the net consumer financing income and net investments in finance lease: 2012 2011 Pendapatan pembiayaan konsumen: Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) Penurunan suku bunga 1% (100 basis point) ( 43.545 37.521 43.545) ( 37.521) Investasi neto sewa pembiayaan: Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) Penurunan suku bunga 1% (100 basis point) ( 15.229 8.078 15.229) ( 8.078) Consumer finance income: Increase in interest rate by 1% (100 basis point) Decrease in interest rate by 1% (100 basis point) Net investments in finance lease: Increase in interest rate by 1% (100 basis point) Decrease in interest rate by 1% (100 basis point) These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/99 Exhibit E/99 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 28. RISK MANAGEMENT (Continued) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan) Process and risk assessments (Continued) 2. Risiko Pasar (Lanjutan) 2. Tabel berikut menjelaskan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga: Market Risk (Continued) The following table illustrates the Company’s financial assets and liabilities at carrying amounts, categorized by the earlier of contractual repricing of maturity dates to analyze the impact of changes in interest rate: Tahun 2012/ Year 2012 Tingkat bunga mengambang/ Floating rate < 3 bulan/ months 3-36 bulan/ months Tingkat bunga tetap/ Fixed rate > 3 bulan/ months 3-12 bulan/ months 1-2 tahun/ Years > 2 tahun/ years Jumlah Total Aset keuangan Kas dan setara kas Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen 168.897 Jumlah aset keuangan 168.897 Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Efek utang yang diterbitkan Jumlah liabilitas keuangan Bersih - - - - - 168.897 Financial assets Cash and cash equivalents Net investments in finance lease Consumer financing receivables - - 321.633 696.453 672.086 276.697 1.966.869 - - 793.862 1.520.905 1.108.428 623.853 4.047.048 - 1.115.495 2.217.358 1.780.514 900.550 6.182.814 Total financial assets 403.890 810.576 622.619 116.019 2.406.204 295.982 361.027 467.528 1.124.537 Financial liabilities Fund borrowings Debt securities issued 67.830 385.270 - - - 67.830 385.270 403.890 1.106.558 983.646 583.547 3.530.741 Total financial liabilities 101.067 ( 385.270 ) 711.605 1.110.800 796.868 317.003 2.652.073 Net Tahun 2011/ Year 2011 Tingkat bunga mengambang/ Floating rate < 3 bulan/ months 3-36 bulan/ months Tingkat bunga tetap/ Fixed rate > 3 bulan/ months 3-12 bulan/ months 1-2 tahun/ years > 2 tahun/ years Jumlah Total Aset keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen 166.696 - Jumlah aset keuangan 64.000 - - - - 166.696 64.000 Financial assets Cash and cash equivalents Time deposit Net investments in finance lease Consumer financing receivables - - 173.344 398.464 376.422 146.838 1.095.068 - - 687.730 1.399.932 1.035.967 592.666 3.716.295 166.696 64.000 861.074 1.798.396 1.412.389 739.504 5.042.059 Total financial assets 254.211 603.575 817.524 361.954 2.316.065 65.000 89.463 101.175 225.993 481.631 Financial liabilities Fund borrowings Debt securities issued Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Efek utang yang diterbitkan 39.590 239.211 - - Jumlah liabilitas keuangan 39.590 239.211 319.211 693.038 918.699 587.947 2.797.696 Total financial liabilities 127.106 ( 175.211 ) 541.863 1.105.358 493.690 151.557 2.244.363 Net Bersih These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/100 Exhibit E/100 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 28. RISK MANAGEMENT (Continued) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan) Process and risk assessments (Continued) 2. Risiko Pasar (Lanjutan) 2. Tabel berikut menjelaskan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap setara kas dan pinjaman yang diterima: Market Risk (Continued) The following tabel illustrates the sensitivity to a reasonably possible change in market interest rates, with all other variables held constant, of the cash equivalents and fund borrowings: 2012 Cash equivalents: Increase in interest rate by 1% (100 basis point) Decrease in interest rate by 1% (100 basis point) Setara kas: Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) Penurunan suku bunga 1% (100 basis point) 5.021 ( 5.021) Fund borrowings: Increase in interest rate by 1% (100 basis point) Decrease in interest rate by 1% (100 basis point) Pinjaman yang diterima: Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) Penurunan suku bunga 1% (100 basis point) 21.406 ( 21.406) Rincian kisaran suku bunga efektif atas masing-masing instrumen keuangan adalah sebagai berikut: The details of the range of the effective interest rate on each of the financial instruments are as follows: 2012 2011 Aset keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen 3,75%-9,00% 16,00%-21,90% 15,00%-24,80% 4,90%-10,00% 4,90%-10,00% 16,01%-24,01% 15,02%-30,08% Financial assets Cash and cash equivalents Time deposit Net investments in finance lease Consumer financing receivables Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Efek utang yang diterbitkan 7,00%-14,50% 7,00%-11,00% 6,01%-16,34% 10,06%-13,82% Financial liabilities Fund borrowings Debt securities issued 3. Risiko Likuiditas 3. Liquidity Risk Risiko likuiditas merupakan risiko terkait dengan kemampuan sumber dana Perusahaan untuk memenuhi liabilitasnya pada jatuh tempo. Liquidity risk is the risk associated with the ability of the Company to meet its obligations when they fall due. Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Mendapatkan pinjaman dengan skedul pembayaran kembali pokok dan bunga yang sesuai dengan periode jatuh tempo piutang, sehingga tidak terjadi mis-match. Menjaga agar posisi kas dan Perusahaan selalu dalam posisi likuid untuk mendukung aktivitas pembiayaan selama minimal 7 hari. Memonitor posisi kas dan bank Perusahaan secara periodik, baik tahunan, bulanan, mingguan maupun harian, guna memastikan agar selalu terdapat surplus kas yang memadai. Menjaga agar jumlah piutang yang jatuh tempo pada periode tertentu lebih besar dibanding dengan utang yang jatuh tempo pada periode yang sama. Risk management that has been applied by the Company are as follows: Obtaining borrowings with principal and interest repayment schedule that aligns with the original maturities of receivables, in order to prevent mismatch. Maintaining the cash and bank position of the Company to remain in a liquid position in supporting the financing activities for at least 7 days. Monitoring the cash and bank position of the Company in a regular basis, whether annualy, monthly, weekly or daily, to ensure that there is always sufficient cash surplus. Manage to maintain the number of receivables due in a certain period keeps greater than the debts maturing in the same period. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/101 Exhibit E/101 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 28. RISK MANAGEMENT (Continued) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan) Process and risk assessments (Continued) 3. Risiko Likuiditas (Lanjutan) 3. Tabel berikut menjelaskan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011: Liquidity Risk (Continued) The following table illustrates the maturity gap profile of the Company’s financial assets and liabilities as of 31 December 2012 and 2011: 2012 Tidak memiliki jatuh tempo/ Don’t have maturity < 1 bulan/ month 1-3 bulan/ months >3-12 bulan/ months 1-3 tahun/ years >3 tahun/ years Jumlah Total Aset keuangan Kas dan setara kas Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain 68.722 17.183 2.575.703 144.252 6.268.719 Total financial assets 958.158 828.555 552 Financial liabilities Fund borrowings Debt securities issued - - 159.691 161.942 696.453 932.006 16.777 1.966.869 - 358.759 435.103 1.520.906 1.607.202 125.078 4.047.048 - 3.389 232 6.779 1.538 30.504 4.571 28.050 8.445 168.897 522.071 605.362 2.252.434 - 202.514 - 269.206 - 975.774 295.982 - 26.559 9.854 - 8.845 587 10 Jumlah liabilitas keuangan - 247.772 269.793 1.271.766 1.786.713 552 3.576.596 Total financial liabilities Perbedaan jatuh tempo 168.897 274.299 335.569 980.668 788.990 143.700 2.692.123 Difference in maturity Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Efek utang yang diterbitkan Beban yang masih harus dibayar Utang kepada dealer Utang premi asuransi - 2.397 168.897 Jumlah aset keuangan - Financial assets Cash and cash equivalents Net investment in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets – net Other assets - - - - 168.897 - - 2.406.204 1.124.537 - - 26.559 9.854 - - 9.442 Accrued expenses Payable to dealers Insurance premium payables 2011 Tidak memiliki Jatuh tempo/ Don’t have maturity < 1 bulan/ month 1-3 bulan/ months >3-12 bulan/ months 1-3 tahun/ Years >3 tahun/ years Jumlah Total Aset keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain Jumlah aset keuangan Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Efek utang yang diterbitkan Beban yang masih harus dibayar Utang kepada dealer Utang premi asuransi 92.078 - - 74.618 - 64.000 1.755 39.975 7.181 Financial assets Cash and cash equivalents Time deposit Net investment in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets – net Other assets 2.061.817 125.690 5.089.215 Total financial assets 1.302.847 327.168 1.983 - 2.316.065 481.631 Financial liabilities Fund borrowings Debt securities issued - 27.091 2.184 - 7.112 - - 166.696 64.000 - 75.602 97.743 398.463 523.240 20 1.095.068 - 290.073 397.657 1.399.931 1.504.719 123.915 3.716.295 - - 1.386 841 7.523 1.793 31.066 2.792 92.078 365.675 572.245 1.871.710 - 75.729 65.000 218.071 - 717.435 89.463 - 27.091 2.184 - - 28 - Accrued expenses Payable to dealers Insurance premium payables - 6.968 116 Jumlah liabilitas keuangan - 176.972 218.187 806.898 1.630.043 1.983 2.834.083 Total financial liabilities Perbedaan jatuh tempo 92.078 188.703 354.058 1.064.812 431.774 123.707 2.255.132 Difference in maturity These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/102 Exhibit E/102 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 28. RISK MANAGEMENT (Continued) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan) Process and risk assessments (Continued) 4. Risiko Operasional 4. Operational Risk Risiko operasional adalah risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian operasional karena kesalahan karyawan baik yang disengaja maupun tidak; kegagalan sistem dan proses operasional serta tidak berfungsinya sistem pengendalian internal dalam operasional Perusahaan sehari- hari. Operational risk is the risk that could potentially cause an operating loss due to employee error whether intentional or not; system failures and operational processes as well as the malfunction of the internal control system in the day-to-day operations. Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Menerapkan sistem yang tersentralisasi sehingga proses bisnis dapat dan terkontrol secara sistem dan dimonitor dari waktu ke waktu. Menyiapkan backup dan Disaster Recovery Plan yang memadai bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atas sistem aplikasi utama Perusahaan, baik dari sisi hardware dan software. Menerapkan sistem audit kepatuhan yang berkelanjutan, baik di kantor cabang maupun kantor pusat. Menerapkan aturan kerja yang jelas (SOP) dan sanksi yang tegas atas penyimpangan yang terjadi, sesuai dengan tingkat kesalahan yang ditemukan. Adanya penanaman nilai-nilai dasar Perusahaan sejak dini kepada karyawan, sehingga dapat menghindarkan/ mengurangi potensi penyimpangan. Adanya penilaian kinerja yang fair dan transparan serta adanya kesempatan untuk pengembangan karir. Risk management that has been applied by the Company are as follows: Implementing a centralized system in order that business processes can be controlled by the system and monitored from time to time. Preparing backup and Disaster Recovery Plan that is sufficient whenever unexpected event or condition occur towards the Company’s major application systems, both in terms of hardware and software. Implementing a sustainable compliance audit system, both in branch offices or headquarters. 5. Risiko Permodalan 5. Implementing a clear code of conduct (SOP) and strict sanctions for irregularities that occurred, according to level of error identified. Promoting the Company's core values to employees since the early stage, in order to avoid/reduce the potential for irregularities. Fair and transparent performance appraisal and opportunities for career development. Capital Risk Tujuan Perseroan dalam mengelola permodalannya adalah menjaga kelangsungan usaha Perseroan untuk dapat memberikan hasil kepada pemegang saham dan manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya, dan memelihara optimalisasi struktur permodalan untuk mengurangi biaya modal (cost of capital). The Company’s objectives when managing capital are to safeguard the Company’s ability to continue as a going concern in order to provide returns for shareholders and benefits for other stakeholders and to maintain an optimal capital structure to reduce the cost of capital. Dalam rangka memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, imbalan hasil modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru untuk mengurangi pinjaman. In order to maintain or adjust the capital structure, the Company may adjust the amount of dividends paid to shareholders, return capital to shareholders or issue new shares to reduce debt. Konsisten dengan pelaku industri lainnya, Perseroan memonitor permodalan berdasarkan gearing ratio. Rasio ini dihitung dari nilai bersih pinjaman (termasuk Obligasi dan Medium Term Notes) dibagi dengan jumlah modal. Jumlah modal diambil dari ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan. Consistent with others in the industry, the Company monitors capital on the basis of the gearing ratio. This ratio is calculated as net debt (including Bonds and Medium Term Notes) divided by total capital. Total capital is calculated as ‘equity’ as shown in the statements of financial position. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/103 Exhibit E/103 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 28. RISK MANAGEMENT (Continued) Proses dan penilaian risiko (Lanjutan) Process and risk assessments (Continued) 5. Risiko Permodalan (Lanjutan) 5. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tanggal 26 September 2006 tentang Entitas Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10 kali dari total modal. 2012 Capital Risk (Continued) Based on Minister of Finance of the Republic of Indonesia Regulation No. 84/PMK.012/2006 dated 26 September 2006 concerning Multi Finance Company, the maximum gearing ratio is 10 times from total capital. 2011 Pinjaman: Pinjaman yang diterima – bersih Efek utang yang diterbitkan 2.406.204 1.124.537 2.316.065 481.631 Debt: Fund borrowings – net Debt securities issued Jumlah pinjaman 3.530.741 2.797.696 Total debt Jumlah ekuitas 2.861.854 2.366.232 Total equity Gearing ratio 1,2 29. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN 1,2 Gearing ratio 29. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan Fair value of financial assets and financial liabilities Pada tabel berikut ini, instrumen keuangan telah dialokasikan berdasarkan klasifikasinya. Kebijakan akuntansi penting pada Catatan 2e menjelaskan bagaimana setiap kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian (perubahan nilai wajar instrumen keuangan) atas nilai wajar diakui. Significant accounting policies in Note 2e describes how each category of financial assets and financial liabilities are measured and how revenue and expenses, including gains and losses (changes in fair value of financial instruments) in the fair value is recognized. Pengelompokan aset keuangan telah diklasifikasikan menjadi aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Demikian halnya dengan liabilitas keuangan telah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. The classification of financial assets has been classified as financial assets measured at fair value through profit and loss, and loans and receivables. So with the financial liabilities has been classified as financial liabilities measured at amortized cost. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/104 Exhibit E/104 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 29. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan) 29. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (Continued) Tabel berikut merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011: 2012 The following table are the carrying value and fair value of financial assets and financial liabilities as of 31 December 2012 and 2011: Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya Diukur pada perolehan nilai wajar Pinjaman yang diamortisasi/ melalui laporan diberikan dan Financial Jumlah nilai laba rugi/ Fair piutang/ Loan liabilities tercatat/ value through and measured at Carrying value profit and loss receivables amortized cost amount 2012 Jumlah nilai wajar/ Fair value amount Aset keuangan Kas dan setara kas Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain Financial assets 168.897 - 168.897 168.897 - 1.940.966 - 1.940.966 1.940.966 - 3.999.218 - 3.999.218 3.999.218 17.183 - 68.722 17.183 68.722 17.183 Cash and cash equivalents Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets – net Other assets 6.126.264 - 6.194.986 6.194.986 Total - Jumlah 68.722 68.722 - Liabilitas keuangan Financial liabilities Pinjaman yang diterima Beban yang masih harus dibayar Efek utang yang diterbitkan Utang lain-lain - - 2.406.204 2.406.204 2.406.204 Fund borrowings - - 70.228 70.228 70.228 Accrued expenses - - 1.124.537 61.905 1.124.537 61.905 1.135.892 61.905 Debt securities issued Other payables Jumlah - - 3.662.874 3.662.874 3.674.229 Total These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/105 Exhibit E/105 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 29. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan) 29. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (Continued) Tabel berikut merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011: (Lanjutan) 2011 The following table are the carrying value and fair value of financial assets and financial liabilities as of 31 December 2012 and 2011: (Continued) Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya Diukur pada perolehan nilai wajar Pinjaman yang diamortisasi/ melalui laporan diberikan dan Financial Jumlah nilai laba rugi/ Fair piutang/ Loan liabilities tercatat/ value through and measured at Carrying value profit and loss receivables amortized cost amount 2011 Jumlah nilai wajar/ Fair value amount Aset keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain Financial assets - 166.696 64.000 - 166.696 64.000 166.696 64.000 - 1.084.706 - 1.084.706 1.084.706 - 3.665.863 - 3.665.863 3.665.863 7.181 - 39.975 7.181 39.975 7.181 Cash and cash equivalents Time deposit Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets – net Other assets 4.988.446 - 5.028.421 5.028.421 Total - Jumlah 39.975 39.975 - Liabilitas keuangan Financial liabilities Pinjaman yang diterima Beban yang masih harus dibayar Efek utang yang diterbitkan Utang lain-lain - - 2.316.065 2.316.065 2.316.065 Fund borrowings - - 64.195 64.195 64.195 Accrued expenses - - 481.631 44.817 481.631 44.817 481.631 44.817 Debt securities issued Other payables Jumlah - - 2.906.708 2.906.708 2.906.708 Total Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut: The following methods and assumptions are used to estimate the fair value: Nilai wajar kas dan setara kas, deposito berjangka, beban yang masih harus dibayar dan utang lain-lain mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut. The fair values of cash and cash equivalents, time deposit, accrued expenses and other payables approximate their carrying amounts largerly due to short-term maturities of these instruments. Estimasi nilai wajar terhadap pinjaman yang diterima yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga hutang baru dengan sisa jatuh tempo yang serupa. Nilai wajar pinjaman yang diterima dengan tingkat suku bunga mengambang mendekati nilai tercatatnya karena tingkat suku bunganya sering ditinjau ulang. The estimated fair value of fund borrowings not quoted in an active market is based on discounted cash flows using interest rates for new debts with similar remaining maturity. The fair value of floating rate fund borrowings approximate their carrying amounts because the interest rate is repriced frequently. Investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan aset lain-lain dinyatakan berdasarkan jumlah nilai tercatat setelah dikurangi oleh beban penurunan nilai. Estimasi nilai wajar mencerminkan jumlah diskonto dari estimasi kini dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Arus kas yang diharapkan didiskontokan pada tingkat suku bunga pasar terkini untuk menentukan nilai wajar. Net investments in finance lease, consumer financing receivables and other assets are recorded at carrying amount net of charges for impairment. The estimated fair value represents the discounted amount of estimated future cash flows expected to be received. Expected cash flows are discounted at current market rates to determine fair value. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/106 Exhibit E/106 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 29. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan) 29. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (Continued) Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut: (Lanjutan) The following methods and assumptions are used to estimate the fair value: (Continued) Nilai wajar untuk aset keuangan derivatif ditetapkan menggunakan harga pasar. The fair value for derivative financial assets is based on market rates. Nilai wajar agregat untuk efek utang yang diterbitkan dihitung berdasarkan harga pasar kuotasi. Jika informasi ini tidak tersedia, model diskonto arus kas digunakan berdasarkan kurva yield terkini yang sesuai dengan sisa periode jatuh temponya. The aggregate fair values debt securities issued is calculated based on quoted market prices. For those notes where quoted market prices are not available, a discounted cash flow model is used based on a current yield curve appropriate for the remaining term o maturity. PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” mensyaratkan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut: SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures” requires disclosure of fair value measurements by level of the following fair value measurement hierarchy: (a) harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1) input selain harga kuotasian yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (tingkat 2), dan input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3) (a) quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities (level 1) (b) inputs other than quoted prices included within level 1 that are observable for the asset or liability, either directly (as prices) or indirectly (derived from prices) (level 2), and Aset keuangan Perusahaan yang diukur dan diakui pada nilai wajar (tingkat 2) adalah aset keuangan derivatif. The Company’s financial asset that are measured and recognised at fair value (level 2) are derivative financial assets. (b) (c) 30. LITIGASI (c) inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs) (level 3) 30. LITIGATION Sebagai tindak lanjut dari Restrukturisasi Utang, Perusahaan telah melakukan eksekusi gadai saham sebanyak 210.192.912 saham yang sebelumnya dimiliki oleh PT Aryaputra Teguharta (APT) dan PT Ongko Multicorpora (OM) sebagai jaminan utang perusahaan-perusahaan Grup Ongko yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar sesuai dengan Pledge of Shares Agreement (”Perjanjian Gadai Saham”). Perusahaan selanjutnya melakukan pengalihan dan pendistribusian saham-saham tersebut kepada kreditur dan pihak ketiga lainnya berdasarkan Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), dari APT dan OM, dan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 serta Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 yang telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga Jakarta pada tanggal 19 Desember 2000 berdasarkan Surat No. 04/PKPU/ 2000/PN.Niaga.JKT.PST. Following the Debt Restructuring, the Company had executed 210,192,912 shares that previously held by PT Aryaputra Teguharta (APT) and PT Ongko Multicorpora (OM) pledged as collateral of debt of the entities under the Ongko Group that had fallen due and had not been settled according to the Pledge of Shares Agreement. The Company was then transferred and distributed those shares to its creditors and other third parties based on Consent to Transfer and Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares, both obtained from APT and OM, and the resolution of the Extraordinary General Meetings of Shareholders dated 27 January 2000 and 22 August 2000, and the Settlement Agreement dated 7 December 2000 as ratified by the Jakarta Commercial Court on 19 December 2000 based on the Letter No. 04/PKPU/2000/PN.Niaga.JKT.PST. Selanjutnya, sehubungan dengan pelaksanaan eksekusi dan pengalihan saham tersebut di atas, APT mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, Direksi Perusahaan dan beberapa perusahaan yang terlibat dalam restrukturisasi pinjaman Perusahaan yaitu The Law Debenture Trust Corporation Plc, The Chase Manhattan Bank, The Royal Bank of Scotland Plc, PT Ernst & Young dan Alwi Syahri selaku turut Tergugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam registrasi perkara No. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST tanggal 14 April 2004. APT juga mengajukan permohonan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap saham-saham Perusahaan. Moreover, in respect with the said execution and transfer of shares, APT filed a lawsuit against the Company, the Directors of the Company and other several companies involved in the debt restructuring of the Company i.e. The Law debenture Trust Corporation Plc, The Chase Manhattan Bank, The Royal Bank of Scotland Plc, PT Ernst & Young and Alwi Syahri as the Defendants to the Central Jakarta District Court which filed under case registration No. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST dated 14 April 2004. APT also applied for Confiscation (Conservatoir Beslag) of the shares of the Company. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/107 Exhibit E/107 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 30. LITIGASI (Lanjutan) 30. LITIGATION (Continued) Pada April 2003, Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berdasarkan delegasi dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melakukan Sita Jaminan atas saham-saham beberapa pemegang saham Perusahaan. In April 2003, the bailiff of South Jakarta District Court as delegated by the Central Jakarta District Court confiscated the shares of a number of shareholders of the Company. OM juga mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, The Law Debenture Trust Corporation Plc, Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dan APT selaku Turut Tergugat dalam registrasi perkara No. 517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. tanggal 9 November 2004. OM also filed a lawsuit against the Company, The Law Debenture Trust Corporation Plc, Bapepam (recently known as the Bapepam-LK) and APT as Co Defendant which filed under case registration No. 517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. dated 9 November 2004. Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM terhadap Perusahaan didasarkan pada alasan dan latar belakang yang sama yaitu sebagai berikut: 1. APT dan OM tidak pernah memberikan persetujuan sehubungan dengan pelaksanaan gadai saham Perusahaan. 2. Bahwa sejak tanggal 1 Desember 2000, jangka waktu “Pledge of Shares Agreement” antara APT dan OM serta Perusahaan telah berakhir. The lawsuit and/or the claim filed by APT and OM against the Company was based on the following reason and background: 1. APT and OM had never given a consent in respect with the execution of the pledged shares of the Company. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, APT dan OM menuntut pengembalian masing-masing sebanyak 111.804.732 dan 98.388.180 lembar saham Perusahaan, menuntut pembagian dividen masing-masing sebesar lebih kurang Rp 150.000 dan juga menuntut kerugian imaterial masingmasing sebesar USD 1 miliar (nilai penuh). Based on these reasons, APT and the OM demanded the return of 111,804,732 and 98,388,180 shares of the Company, respectively, demanding payment of dividend amounting to approximately Rp 150,000 and also demanded for immaterial compensation of USD 1 billion (full amount). APT juga telah melaporkan Direksi Perusahaan kepada Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes POLRI) dengan tuduhan melakukan tindak pidana penggelapan saham pada bulan Juni 2003 dan tuduhan melakukan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaaan surat palsu pada bulan Februari 2006. APT also reported the Board of Directors of the Company to the Headquarter of Indonesian National Police (Mabes POLRI) on charges of committing a crime of embezzlement of shares in June 2003 and charges of committing a crime and falsification or fraudulent use of a letter in February 2006. Perkembangan Kasus – APT melawan Perusahaan Case Progress – APT against the Company Pada tanggal 14 April 2004, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan APT, tetapi Perusahaan dan beberapa perusahaan yang terlibat mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. On 14 April 2004, the Central Jakarta District Court had ruled the litigation case in favour of APT, however the Company and several other companies whose involved had also filed an appeal to the Jakarta High Court against such decision. Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima Banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusan No. 302/Pdt/ 2004/PT.DKI. jo. No.123/PDT.G/2003/PN.JKT.PST tanggal 1 September 2004 yang isinya antara lain menyatakan bahwa Pengadilan Tinggi: 1. Menerima permohonan banding yang diajukan oleh Perusahaan dan beberapa pembanding lainnya. 2. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 14 April 2004, No. 123/Pdt.G/2003/ PN.JKT.PST. The DKI Jakarta High Court accepted the appeal filed by the Company through Verdict No. 302/Pdt/2004/PT.DKI. jo. No. 123/PDT.G/2003/PN.JKT.PST dated 1 September 2004 which stating, among others, that the High Court : 2. 1. 2. That since 1 December 2000, the term of “Pledge of Shares Agreement” between APT and OM and the Company had expired. Accepted the appeal filed by the Company and other parties involved. Overturned the Verdict of Central Jakarta District Court dated 14 April 2004, No. 123/ Pdt.G/2003/ PN.JKT.PST. Dalam pokok perkara, Pengadilan Tinggi menyatakan: 1. Menolak gugatan APT untuk seluruhnya. 2. Menyatakan sita jaminan yang dilaksanakan jurusita pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap sahamsaham milik beberapa pemegang saham Perusahaan tidak sah dan tidak berharga oleh karenanya diperintahkan untuk diangkat. In the principal of the case, the High Court stated that: 1. The entire lawsuit filed by APT were rejected. 2. The confiscation executed by the bailiff of the South Jakarta Disctrict Court over the pledge of shares held by several shareholders of the company was not legitimate and, accordingly, it was ordered to be cancelled. APT mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung Republic Indonesia (MA) atas Putusan Pengadilan Tinggi tersebut. APT then filed an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia (MA) against the above Verdict of the High Court. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/108 Exhibit E/108 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 30. LITIGASI (Lanjutan) 30. LITIGATION (Continued) Perkembangan (Lanjutan) Kasus – APT melawan Perusahaan Case Progress – APT against the Company (Continued) MA melalui putusan No. 677K/PDT/2005 tertanggal 20 Juli 2005 telah menolak permohonan kasasi APT tersebut dengan menguatkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004. MA through Verdict No. 677K/PDT/2005 dated 20 July 2005, rejected the appeal filed by APT and upheld the Verdict of the DKI Jakarta High Court No. 302/PDT/2004/ PT.DKI dated 1 September 2004. Selanjutnya, sebagai pelaksanaan dari Putusan MA tersebut, maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah membatalkan atau mengangkat sita jaminan (conservatoir beslag) atas sahamsaham milik beberapa pemegang saham Perusahaan, yang sebelumnya sita jaminan tersebut telah diletakkan atas permohonan pihak APT. Dengan adanya pembatalan atau pengangkatan sita jaminan (conservatoir beslag) tersebut, maka tidak ada lagi saham-saham Perusahaan yang disita jaminan sehubungan dengan kasus tersebut di atas. Moreover, as the implementation of the decision of MA, the Central Jakarta District Court and the South Jakarta District Court had cancelled the confiscation over the shares held by several shareholders of the Company, which previously applied by APT. Following the cancellation of the confiscation, there were no shares of the Company that was confiscated in respect with the above case. APT mengajukan permohonan Peninjauan Kembali kepada MA atas putusan MA dalam tingkat Kasasi tertanggal 20 Juli 2005 No. 677K/PDT/2005, yang telah menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004. APT then requested for a Judicial Review against the Verdict of MA ruling favouring BFI dated 20 July 2005 No. 677K/PDT/2005 which upheld the Verdict of the DKI Jakarta High Court No. 302/PDT/2004/PT.DKI dated 1 September 2004. MA melalui Putusan No. 20 Februari 2007 menyatakan: MA through Verdict No. 240PK/PDT/2006 dated 20 February 2007 stated that: 240PK/PDT/2006 tanggal 1. Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali, APT. 2. Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI No. 677K/Pdt/2005 tanggal 20 Juli 2005 jo. putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/Pdt/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004 jo. putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 123/ Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst tanggal 14 April 2004. 1. 2. Accepted the request for Judicial Review by APT. Overturned the Verdict of MA No. 677K/Pdt/2005 dated 20 July 2005 jo. the Verdict of the DKI Jakarta High Court No. 302/Pdt/2004/PT.DKI dated 1 September 2004 jo. the Verdict of the Central Jakarta District Court No. 123/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst. dated 14 April 2004. MA mengadili kembali yang pada pokoknya antara lain menyatakan Perusahaan dan Direksi Perusahaan dihukum untuk mengembalikan dan menyerahkan saham-saham APT kepada APT. MA reopened the trial which decided against the Company and its Directors and ordered the return of the shares to APT. Pada bulan Oktober 2007, APT telah mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk pelaksanaan Putusan PK tersebut di atas (Eksekusi). Selanjutnya Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan Surat Ketetapan No. 079/2007/EKS tanggal 5 Oktober 2007 yang mengabulkan permohonan APT dan memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melakukan Sita Eksekusi terhadap Saham-saham APT di tempat kedudukan Termohon Eksekusi yaitu Perusahaan dan Direksi Perusahaan. In October 2007, APT requested the Chief of the Central Jakarta District Court to execute the verdict of the Judicial Review. Subsequently the Chief of the Central Jakarta District Court issued Declaration No. 079/2007/EKS dated 5 October 2007 which granted APT’s request and ordered the Registrar of the Central Jakarta District Court to take over the shares of APT at the domicile of the Company and its Board of Directors. Sita Eksekusi telah dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 10 Oktober 2007 telah mengeluarkan Penetapan Nomor Daft. No. 079/2007/EKS yang menetapkan antara lain: menyatakan bahwa pelaksanaan eksekusi perkara atas putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung-RI tanggal 20 Februari 2007 No. 240/PK/ PDT/2006 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 079/2007/EKS, tidak dapat dilaksanakan (Non-executable). The confiscation had been executed by the bailiff of the Central Jakarta District Court and the bailiff of the South Jakarta District Court, and the Chief of the Central Jakarta District Court on 10 October 2007 through Declaration No. Daft. 079/2007/EKS, stated among others: The re-appeal on the Verdict of MA No. 240PK/PDT/2006 dated on 20 February 2007 under registration No. 079/2007/EKS at South Jakarta Distric Court, was Non-executable. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/109 Exhibit E/109 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 30. LITIGASI (Lanjutan) 30. LITIGATION (Continued) Perkembangan (Lanjutan) Kasus – APT melawan Perusahaan Case Progress – APT against the Company (Continued) Atas Penetapan No. 079/2007/EKS tersebut APT mengajukan kembali permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melaksanakan pembatalan Penetapan No. 079/2007/EKS dan melanjutkan eksekusi terhadap putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI No. 240PK/PD/2006 tanggal 20 Februari 2007. Atas permohonan APT tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui Suratnya No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758 VII.2009.01 tanggal 3 Juli 2009 dan Suratnya No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 tanggal 15 Juli 2009 berpendapat bahwa tidak ada alasan bagi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk membatalkan Penetapan No.079/2007 Eks tentang Non-executable. Based on the declaration No. 079/2007/EKS, APT refiled the request to the Central Jakarta District Court to execute the cancellation of the declaration No. 079/2007/EKS and to proceed with the execution toward the Verdict of appeal of the Supreme Court No. 240PK/PD/2006 dated 20 February 2007. Based on the APT appeal, the Central Jakarta District Court through its Letter No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758 VII.2009.01 dated 3 July 2009 and its Letter No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 dated 15 July 2009 had opinionated that there was no reason for the Central Jakarta District Court to cancel the declaration No.079/2007 Eks regarding the Non-executable. Terhadap tuduhan tindak pidana penggelapan saham maka melalui surat No. POL: S.Tap/37a/V/2004 tanggal 14 Mei 2004, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan karena alasan tindak pidana penggelapan dan penipuan saham yang dipersangkakan kepada Direksi Perusahaan bukan merupakan tindak pidana. Towards the allegation of charges of committing a crime of embezzlement of shares, Mabes POLRI through the Decision Letter No. POL: S.Tap/37a/V/2004 dated 14 May 2004, suspended the investigation on such case vide letter which involved the Company’s Board of Directors. Demikian pula dengan tuduhan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaan surat palsu maka melalui surat No. POL. S.Tap/61a/V/2009 tanggal 5 Mei 2009, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan karena tidak terdapat cukup bukti. Similarly, towards the allegation of charges of committing a crime of embezzlement of shares and falsification or fraudulent use of a letter, Mabes POLRI through letter No. POL. S.Tap/61a/V/2009 dated 5 May 2009, suspended the investigation as there was not sufficient evidence. Perkembangan Kasus – OM melawan Perusahaan Case Progress – OM against the Company Pada tanggal 9 November 2004, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan OM dalam Putusan No. 517/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst. On 9 November 2004, the Central Jakarta District Court had ruled the litigation case in favour of OM through Verdict No. 517/Pdt.G/ 2003/PN.Jkt.Pst. Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusan tanggal 23 Maret 2005 No. 60/PDT/2005/PT.DKI.Jo. No. 517/PDT.G/2003/ PN.JKT.PST. The DKI Jakarta High Court accepted the appeal filed by the Company through Verdict No. 60/PDT/2005/PT.DKI.Jo. No.517/PDT.G/2003/PN.JKT.PST dated 23 March 2005. MA melalui putusan No. 1478K/PDT/2005 tertanggal 27 Oktober 2005 menolak permohonan kasasi OM dengan menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.60/PDT/PT.DKI tanggal 23 Maret 2005. MA through Verdict No. 1478K/PDT/ 2005 dated 27 October 2005, rejected the appeal filed by OM and upheld the Verdict of the DKI Jakarta High Court No.60/PDT/PT.DKI dated 23 March 2005. MA melalui Putusan No. 115PK/PDT/2007 tanggal 19 Juli 2007 menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali OM. MA through Verdict No. 115PK/PDT/2007 dated 19 July 2007, rejected the request for Judicial Review by OM. Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM tersebut disebabkan oleh eksekusi gadai saham yang dijadikan jaminan atas utang-utang perusahaan Grup Ongko yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar, serta pengalihan saham yang dilakukan oleh Perusahaan berdasarkan “Pledge of Shares Agreement”, Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 yang telah disetujui oleh APT dan OM, dan Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 dalam rangka restrukturisasi utang Perusahaan yang telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga pada tanggal 19 Desember 2000. Untuk itu manajemen berpendapat, perkara tersebut tidak akan mempengaruhi kegiatan operasional Perusahaan. The above lawsuit and/or the claim filed by APT and OM was related to execution of shares pledged as collaterals of debt of the entities under the Ongko Group that had fallen due and had not been settled according to the Pledge of Shares Agreement, Consent to Transfer, Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares, the resolution of the Extraordinary General Meetings of Shareholders dated 27 January 2000 and 22 August 2000 which had been approved by APT and OM, and the Settlement Agreement dated 7 December 2000 in respect with the Company’s debt restructuring as ratified by the Jakarta Commercial Court on 19 December 2000. As such, the management is of the opinion that the above cases will have no impact to the Company’s operational activities. These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language Ekshibit E/110 Exhibit E/110 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 31. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN 31. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Fitch Ratings No. RC01/DIR/I/2013 tanggal 10 Januari 2013 dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012, Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dan Medium Term-Notes (MTN) BFI Finance Indonesia I tersebut telah mendapat peringkat A+(idn) (sebelumnya peringkat A(idn)) yang berlaku sampai dengan 10 Januari 2014. Based on the rating results on long-term debentures according to Letter No. RC01/DIR/I/2013 dated 10 January 2013 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012, BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 and Medium Term-Notes (MTN) BFI Finance Indonesia I were rated at A+(idn) (formerly rated at A(idn)) which valid until 10 January 2014. Perusahaan akan menerbitkan dan menawarkan Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2013 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap II) dengan jumlah nominal sebesar Rp 625.000, yang terdiri dari Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 100.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,50% per tahun, Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 370.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,50% per tahun, dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 155.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,00% per tahun. Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri Obligasi dibayarkan pada tanggal 1 Maret 2014 untuk Seri A, 19 Februari 2015 untuk Seri B dan 19 Februari 2016 untuk Seri C. Obligasi tersebut akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 20 Februari 2013. The Company will issue and offer Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2013 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap II) at a nominal value of Rp 625,000, consisting of Obligasi Berkelanjutan I Tahap II A Series with a nominal value of Rp 100,000 bearing fixed interest rate of 7.50% per annum, Obligasi Berkelanjutan I Tahap II B Series with a nominal value of Rp 370,000 bearing fixed interest rate of 8.50% per annum, and Obligasi Berkelanjutan I Tahap II C Series with a nominal value of Rp 155,000 bearing fixed interest rate of 9.00% per annum. Interests on these Bonds are paid on a quarterly basis starting from the issuance date. The final interest payment on the bonds as well as the principal of the bond will mature on 1 March 2014 for A Series, 19 February 2015 for B Series and 19 February 2016 for C Series, respectively. These bonds will be listed at the Indonesian Stock Exchange on 20 February 2013. Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Fitch Ratings No. RC02/DIR/I/2013 tanggal 10 Januari 2013 dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi tersebut telah mendapat peringkat A+(idn) yang berlaku sampai dengan 10 Januari 2014. Based on the rating results on long-term debentures according to Letter No. RC02/DIR/I/2013 dated 10 January 2013 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), these bonds were rated at A+(idn) which valid until 10 January 2014. 32. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan pada tanggal 20 Februari 2013. 32. COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS The management of the Company is responsible for the preparation of the financial statements that were completed on 20 February 2013.