Hanjeli dan Potensinya sebagai Bahan Pangan - 10-20

advertisement
Hanjeli dan Potensinya sebagai Bahan Pangan - 10-20-2014
BB Biogen, Bogor - http://biogen.litbang.deptan.go.id
Hanjeli dan Potensinya sebagai Bahan Pangan
Artikel - Senin, Oktober 20, 2014
http://biogen.litbang.deptan.go.id/index.php/2014/10/hanjeli-dan-potensinya-sebagai-bahan-pangan/
Hanjeli (Coix lacyma-jobi L.) merupakan sejenis tumbuhan biji-bijian tropis dari suku padi-padian atau Poaceae. Tanaman ini berasal dari Asia Timur dan
Malaya, namun sekarang telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Beberapa varietas memiliki biji yang dapat dimakan dan dijadikan sumber karbohidrat dan
juga obat. Hanjeli adalah nama popular di daerah Jawa Barat (Sunda), sedangkan nama popular Indonesia adalah Jali atau Jali-jali. Tanaman ini menyebar di
berbagai ekosistem lahan pertanian yang beragam dari daerah iklim kering, basah, lahan kering maupun lahan basah di Sumatera, Sulawesi,Kalimantan, dan
Jawa.
Ada dua varietas yang ditanam orang, yaitu Coix lacryma-jobi var. lacryma-jobi yang memiliki cangkang keras berwarna putih, bentuk oval dan dipakai untuk
manik-manik. Varietas yang lainnya adalah Coix lacryma-jobi var. mayuen yang dimakan orang dan juga menjadi bagian dari tradisi pengobatan di Tiongkok.
Jali merupakan rumpun setahun, rumpunnya banyak, batangnya tegak dan besar, tinggi 1-3 m, akarnya kasar dan sulit dicabut. Letak daunnya berseling,
helaian daun berbentuk pita, ukuran daun 8-100x1,-5 cm, ujung daun runcing, pangkalnya memeluk batang, tepinya rata. Bunga keluar dari ketiak daun dan
ujung percabangan, berbentuk bulir. Buahnya berbentuk buah batu, bulat lonjong, pada varietas mayuen berwarna putih/biru-ungu dan berkulit keras apabila
sudah tua. Jenis buah yang dibudidayakan lunak dan dapat dibuat bubur, sedangkan jenis liar keras dan dapat digunakan untuk manik-manik pada kalung.
Di Jawa Barat, tanaman ini ditanam petani masih secara konvensional sebagai tanaman langka, dan dapat
ditemukan di Punclut Kabupaten Bandung, Cipongkor, Gunung Halu, Kiarapayung, Rancakalong,
Tanjungsari Kabupaten Sumedang, Sukabumi, Garut, Ciamis dan Indramayu. Masyarakat setempat sudah
biasa menikmatinya hasil olahan hanjeli ini sebagai bubur, tape, dodol dan sebagainya.
Bagian biji dari varietas mayuen mengandung gizi setara beras, yaitu dalam 100 g bahan mengandung
karbohidrat (76,4%), protein (14,1%), serta lemak nabati (7,9%), dan kalsium (54 mg).
Sebagai bahan makanan, beberapa potensi pemanfaatan biji hanjeli adalah:
1. Sebagai campuran beras, ataupun digunakan sendiri sebagai nasi hanjeli.
2. Sebagai campuran makanan sereal lainnya, misalnya campuran havermut (oatmeal), seperti produk
yang dibuat oleh salah satu produsen makanan sereal terkemuka Taiwan (www.greenmax.com.tw).
3. Bubur hanjeli (dengan rasa manis seperti bubur kacang hijau), dan sebagai teman kolak.
4. Difermentasi seperti tape ketan. Berbeda dengan beras ketan yang bersifat lengket, hanjeli memiliki
tekstur yang kenyal namun tidak lengket, sehingga sangat berpotensi untuk diolah menjadi alternatif
makanan yang enak.
Selain sebagai sumber pangan pokok, hanjeli juga sangat potensial sebagai tanaman obat. Sebagai bahan
obat herbal, hanjeli dipercaya memiliki berbagai khasiat seperti peluruh air seni, dan antitumor (kanker).
Sumber zat aktif obat diperoleh baik dari biji maupun dari ekstrak akarnya. Khasiat sebagai antitumor
telah diteliti secara ilmiah. Zat aktif dalam hanjeli disebut coixenolide [Disarikan dari berbagai sumber].
_______________________________________________
PDF generated by BB Biogen, Bogor
page 1 / 1
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Download