seleksi * penggunaan silsilah

advertisement
SELEKSI – PENGGUNAAN
SILSILAH
1. ADALAH SELEKSI INDIVIDU SEBAGIAN ATAU
SELURUHNYA BERDASARKAN ATAS INFORMASI
NENEK MOYANGNYA.
2. INFORMASI DAPAT BERUPA CATATAN KECIL
TENTANG PRODUKSI DARI NENEK MOYANGNYA
ATAU BERUPA TAKSIRAN NILAI PEMULIAANNYA
BERDASARKAN UJI KETURUNAN.
1. BERDASARKAN PENGALAMAN, UMUMNYA PARA PEMULIA KADANGKADANG MENYALAHGUNAKAN ISTILAH SILSILAH DALAM SELEKSI.
CONTOHNYA TERLALU MEMPERHATIKAN NAMA-NAMA KETURUNAN
DARI SATU GARIS KETURUNAN DALAM SILSILAH (LIHAT GAMBAR
BERIKUT).
2. JIKA YG DIPERHATIKAN HANYA GARIS PEJANTAN SAJA , KAKEK DARI
PIHAK BAPAK (PATERNAL GRANDSIRE), KAKEK BUYUT JANTAN DARI
PIHAK BAPAK (PATERNAL GREAT GRANSIRE) DST., MAKA PADA GENERASI
KEDUA HANYA SATU MOYANG YANG DIPERHITUNGKAN DARI EMPAT
MOYANG YG MEMBERIKAN KONTRIBUSI GENETIK SAMA, DAN PADA
GENERASI KE TIGA HANYA 1 MOYANG YANG DIPERHITUNGKAN DARI 8
MOYANG YANG ADA, DST.
3. KESALAHAN INI MAKIN BERTAMBAH DENGAN ADANYA PERHATIAN
YANG SEBENARNYA TIDAK PERLU DIBERIKAN PADA SATU MOYANG YANG
JAUH YANG KONTRIBUSI GENETIKNYA TIDAK BERARTI BILA TIDAK ADA
PERKAWINAN GALUR.
GAMBAR SILSILAH DARI TERNAK
“X” MENUNJUKAN MOYANG-MOYANG YANG
DIPERHATIKAN APABILA NAMA FAMILI ATAU GALUR KETURUNAN MELALUI GALUR BAPAK
ATAU GALUR INDUK TERLALU DITEKANKAN
KAKEK BUYUT DARI PIHAK BAPAK
KAKEK DARI
PIHAK BAPAK
BAPAK
Nenek Buyut dari pihak Bapak
Kakek Buyut dari pihak Bapak
Nenek dari
pihak Bapak
X
Nenek Buyut dari pihak Bapak
Kakek Buyut dari pihak Induk
Kakek dari
pihak induk
INDUK
NENEK DARI
PIHAK INDUK
Nenek Buyut dari pihak Induk
Kakek Buyut dari pihak Induk
KAKEK BUYUT DARI PIHAK INDUK
1. BANYAK PEMULIA TERNAK SECARA TRADISI MASIH
MEMEGANG PERANAN PENTING DALAM PROSEDUR
PEMULIAAN, YG MASIH MENYALAHGUNAKAN SILSILAH
WALAUPUN SEKARANG TELAH BANYAK DIKETAHUI TENTANG
KEGUNAAN ATAUPUN KETERBATASAN INFORMASI SILSILAH.
MISALNYA PEMULIA BEBERAPA JENIS KUDA TERLALU
MEMPERHATIKAN MOYANG BETINA YANG SANGAT JAUH (TAIL
FEMALE), PEMULIA SAPI PERAH MENEKANKAN PADA FAMILIFAMILI SAPI DAN PEMULIA DARI MACAM-MACAM TERNAK
MENEKANKAN PADA INDIVIDU-INDIVIDU UNGGUL PADA
BEBERAPA GENERASI SEBELUMNYA.
2. MEREKA YG BEKERJA DENGAN PETANI ATAU PEMULIA
TERNAK DALAM PENDIDIKAN ATAU PENYULUHAN , PERLU
MENGETAHUI DENGAN JELAS KEGUNAAN MAUPUN
KETERBATASAN INFORMASI SILSILAH UNTUK PERBAIKAN
TERNAK.
1. INFORMASI SILSILAH MERUPAKAN ALAT YANG BERGUNA DALAM SELEKSI ASALKAN
INFORMASI TENTANG NENEK MOYANG ITU BENAR (MASALAH BARU AKAN MUNCUL
JIKA TERJADI PERUBAHAN PENGELOLAAN ATAU BEBERAPA INDIVIDU ATAU
GOLONGAN KELUARGA MEMPEROLEH PERLAKUAN YANG LEBIH BAIK ATAU LEBIH
JELEK DARI PADA LAINNYA).
2. UNTUK SIFAT-SIFAT YANG DAPAT DIUKUR PADA INDIVIDU SEBELUM DEWASA
KELAMIN, INFORMASI SILSILAH TDK DAPAT MEMBERIKAN DUGAAN GENOTIP SETELITI
DUGAAN GENOTIPENYA YANG DIPEROLEH DARI CATATAN INDIVIDU ITU SENDIRI.
TETAPI PENGGUNAAN OPTIMUM DARI INFORMASI SILSILAH BERSAMA-SAMA
DENGAN CATATAN INDIVIDU DAPAT MENAIKAN KETELITIAN DIBANDINGKAN JIKA
HANYA MENGGUNAKAN CATATAN INDIVIDU SAJA. APABILA TERSEDIA CATATAN
SILSILAH YANG BENAR, TAMBAHAN KETELITIAN DAPAT DIPEROLEH DENGAN BIAYA
MURAH.
3. UNTUK SIFAT-SIFAT YANG HANYA TERLIHAT PADATERNAK BETINA SAJA, INFORMASI
SILSILAH MERUPAKAN SATU-SATUNYA JALAN MEMILIH JANTAN-JANTAN UNTUK UJI
KETURUNAN. KARENA UJI KETURUNAN SANGAT MAHAL DAN MEMAKAN WAKTU,
MAKA HANYA SEBAGIAN KECIL DARI TERNAK JANTAN YANG DAPAT DI UJI
KETURUNANNYA. JADI PENTING SEKALI BAHWA TERNAK JANTAN YANG DIUJI
ADALAH TERNAK JANTAN YANG UNGGUL KEMAMPUAN PEMULIAANNYA ATAU
KEMAMPUAN MEWARISKAN. OLEH KARENA ITU MAKA METODA PENDUGAAN
DENGAN SILSILAH TELAH MENDAPAT PERHATIAN PULA DALAM USAHA MEMILIH
PEJANTAN SAPI PERAH DAN PEJANTAN AYAM PETELUR.
PRINSIP-PRINSIP UMUM UNTUK EVALUASI SILSILAH :
1. PALING HARUS DIPERHATIKAN ADALAH CATATAN DARI MOYANG TERDEKAT
HUBUNGANNYA DENGAN INDIVIDU (TETUA R = 0,50, KAKEK-NENEK R = 0,25).
JARANG SEKALI KELUARGA YANG JAUH SEPERTI KAKEK-NENEK BUYUT AKAN
DIPERHITUNGKAN.
2. APABILA HERITABILITAS RENDAH, NILAI RELATIF CATATAN TENTANG KAKEKNENEK AKAN NAIK.
3. APABILA NILAI PEMULIAAN DARI SUATU INDIVIDU TELAH DIKETAHUI HAMPIR
SEMPURNA, SEPERTI HALNYA DENGAN PEJANTAN YANG TELAH MENGALAMI
UJI KETURUNAN DENGAN KETELITIAN TINGGI, MAKA TAK ADA GUNANYA
MENGETAHUI CATATAN MOYANGNYA.
4. SELEKSI DENGAN SILSILAH MAKIN TELITI DENGAN MAKIN TINGGINYA
HERITABILITAS DAN TEORITIS MENCAPAI KETELITIAN 0,71 APABILA
HERITABILITAS MENDEKATI 1,0. TETAPI KETELITIAN SELEKSI BERDASAR
CATATAN INDIVIDU JUGA MENINGKAT DENGAN MAKIN TINGGINYA
HERITABILITAS.
5. SELEKSI DENGAN SILSILAH TIDAK BERARTI APA-APA JIKA CATATAN DARI
MOYANGNYA TIDAK TELITI ATAU BILA PERBEDAAN PEMBERIAN MAKANAN
DAN PEMELIHARAAN BERBAUR DENGAN PERBEDAAN-PERBEDAAN GENETIK.
SANGA MUDAH DIKACAUKAN PENGARUH LINGKUNGAN DENGAN PENGARUH
GENETIK.
SELEKSI – PENGGUNAAN INFORMASI
SAUDARA KOLATERAL
SAUDARA KOLATERAL ADALAH TERNAK-TERNAK YANG ADA
HUBUNGAN KELUARGA DENGAN SEEKOR INDIVIDU TETAPI
BUKAN NENEK MOYANGNYA ATAUPUN KETURUNANNYA.
SAUDARA TIRI DAN SAUDARA KANDUNG ADALAH SAUDARA
KOLATERAL YANG PALING BANYAK DIGUNAKAN DALAM
PERBAIKAN TERNAK.
TETAPI KADANG-KADANG CATATAN
TENTANG BIBI, PAMAN DAN SAUDARA SEPUPUNYA JUGA
BERGUNA.
SELEKSI FAMILI
1. BISA DIARTIKAN SEBAGAI SELEKSI YANG MENGGUNAKAN
SAUDARA SEKETURUNAN. FAMILI DIPANDANG SEBAGAI
KELOMPOK SAUDARA KOLATERAL YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN GENETIK YANG NYATA DENGAN INDIVIDU YANG
AKAN DISELEKSI ATAU DISISIHKAN.
2. PADA SAPI, KAMBING, DOMBA DAN SPECIES LAIN YANG
JUMLAH ANAKNYA SETIAP KELAHIRAN SEDIKIT, MAKA YG
DISEBUT FAMILI ADALAH KELOMPOK SAUDARA TIRI,
MASING-MASING ADALAH KETURUNAN DARI SATU
PEJANTAN, DAN MEMPUNYAI KOEFISIEN HUBUNGAN
KEKERABATAN (R) = 0,25 SATU SAMA LAIN APABILA
PERKAWINANNYA SECARA ACAK. PADA TERNAK YANG
MEMPUNYAI BANYAK ANAK TIAP PELAHIRAN DAN PADA
UNGGAS, FAMILI ADALAH KELOMPOK SAUDARA KANDUNG
DENGAN NILAI R = 0,50.
BAGAIMANA INFORMASI TENTANG FAMILI DAPAT
DIGUNAKAN DALAM SELEKSI ?????
1. DAPAT DILIHAT PADA GAMBARAN BERIKUT :
2. KITA ANGGAP ADA 4 KELOMPOK YANG TERDIRI DARI 5 SAUDARA TIRI, DAN
AKAN DIPILIH LIMA INDIVIDU (25%) UNTUK DIGUNAKAN DALAM
PEMULIAAN.
3. DENGAN SELEKSI INDIVIDU AKAN MENGHASILKAN INDIVIDU-INDIVIDU
TERPILIH B1-61, A1-55, C1-55, C2-51 DAN D1-51.
4. APABILA SELEKSI BERDASARKAN FAMILI MAKA LIMA INDIVIDU (C1 – C5)
DALAM FAMILI YANG TERBAIK YANG AKAN DIPILIH.
5. DAPAT DIGUNAKAN KOMBINASI DARI KEDUA CARA TERSEBUT. MUNGKIN
D1-51 DAPAT DICORET DARI DAFTAR INDIVIDU YANG DIPILIH BERDASARKAN
SELEKSI INDIVIDU DAN DIGANTI DENGAN C3 -49 ATAU A2-50 KARENA RATARATA FAMILINYA LEBIH UNGGUL, ATAU KOMBINASI LAIN DAPAT
DIGUNAKAN.
6. PROSEDUR SELEKSI DALAM HAL INI DIHARAPKAN MEMPERHATIKAN 3 HAL
YAITU R, HUBUNGAN GENETIK ANTAR ANGGOTA FAMILI, t, KORELASI
GENOTIP ANTAR ANGGOTA FAMILI DAN n YAITU JUMLAH INDIVIDU PER
FAMILI.
- B1-61
SKALA KEUNGGULAN
6050-
- A1-55
- A2-50
- B2-50
40-
- A3-45
- A4-42
- B3-41
- A5-38
30-
-
C1-55
C2-51
C3-49
C4-44
C5-41
- B4-33
- B5-25
20-
- D1-51
- D2-41
- D3-39
- D4-37
- D5-22
10RATA-RATA
FAMILI
46
A
42
B
C
FAMILI-FAMILI
48
38
D
SELEKSI – UJI KETURUNAN
1. UJI KETURUNAN ADALAH PENGGUNAAN CATATAN HASIL DARI
KETURUNANNYA UNTUK MEMPERKIRAKAN NP SEEKOR TERNAK.
2. UJI KETURUNAN ERAT KAITANNYA DENGAN UJI SAUDARA (PENGGUNAAN
INFORMASI SAUDARANYA DALAM SELEKSI INDIVIDU).
3. DALAM UJI SAUDARA , CATATAN HASIL DARI KETURUNAN SEEKOR
TERNAK DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMUTUSKAN APAKAH SATU ATAU
LEBIH DARI KETURUNAN DAPAT DIPILIH UNTUK DIGUNAKAN DALAM
PEMULIAAN, TANPA MEMPERPANJANG INTERVAL GENERASI.
4. DALAM UJI KETURUNAN CATTAN DARI TERNAK-TERNAK YANG SAMA
DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN APAKAH ORANG TUA DARI
KEOMPOK SAUDARA ITU HARUS DIPILIH UNTUK DITERNAKAN
SELANJUTNYA DALAM POPULASI ITU.
PERPANJANGAN INTERVAL
GENERASI TIDAK DAPAT DIHINDARKAN DALAM PROGRAM
UJI
KETURUNAN.
UJI KETURUNAN (PROGENY TEST) DIGUNAKAN DALAM TIGA HAL :
1. JANTAN-JANTAN MUDA DIKAWINKAN DENGAN BETINA-BETINA DARI
SUATU KELOMPOK PENGUJI KHUSUS DAN JANTAN-JANTAN YANG
MEMPUNYAI KETURUNAN UNGGUL KEMUDIAN DIGUNAKAN DALAM
POPULASI YANG INGIN DIPERBAIKI. DALA SISTEM INI BETINA-BETINA
PENGUJI BIASANYA ADALAH TIPE NIAGA SEDANGKAN POPULASI YANG
AKAN DIPERBAIKI UNTUK PRODUKSI TERNAK BIBIT, BIASANYA BANGSA
MURNI.
2. JANTAN-JANTAN MUDA DIKAWINKAN DENGAN BETINA-BETINA DALAM
POPULASI YANG AKAN DIPERBAIKI SEHINGGA AKAN DIHASILKAN
SEJUMLAH KETURUNAN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENGUJIAN,
KEMUDIAN KETURUNAN INI DIPELIHARA DULU SAMPAI DIPEROLEH
INFORMASI DARI HASIL UJI. TERNAK-TERNAK YANG MENGHASILKAN
KETURUNAN PALING BAIK, DIPILIH UNTUK DIGUNAKAN LEBIH LUAS.
3. JANTAN-JANTAN DALAM POPULASI YANG AKAN DIPERBAIKI MULA-MULA
DIPILIH BERDASARKAN KRITERIA-KRITERIA SELAIN UJI KETURUNAN DAN
KEMUDIAN DIGUNAKAN TERUS MENERUS. SETELAH DIPEROLEH CATATAN
KETURUNANNYA, JANTAN YANG KETURUNANNYA JELEK DISISIHKAN DAN
YANG KETURUNANNYA BAIK, TETAP DIPERTAHANKAN TERUS.
RESUME
SELEKSI
INDIVIDU
DENGAN SATU KALI
PENGAMATAN
SELEKSI INDIVIDU
SELEKSI ATAS
DASAR SATU
SIFAT
BERDASARKAN
METODENYA
DIBEDAKAN
MENJADI :
SELEKSI ATAS DASAR
PERFORMAN TETUA
ATAU MOYANGNYA
SELEKSI FAMILI
UJI ZURIAT
SELEKSI
INDIVIDU
DENGAN PENGAMATAN
BERULANG
SELEKSI
INDIVIDU
ADALAH SELEKSI ATAS
DASAR PERFORMANS
DIRINYA SENDIRI YANG
DIBANDINGKAN
DENGAN PERFORMANS
POPULASINYA.
KECERMATAN DAPAT
DITINGKATKAN
MELALUI
PENGAMATAN
BERULANG TERHADAP
PERFORMANS DIRINYA
SELEKSI
ATAS
DASAR
INFORMASI PERFORMANS
TETUA ATAU MOYANGNYA
NYA DIDASARKAN ATAS
ADANYA
KENYATAAN
BAHWA SEPARO DARI GEN
INDIVIDU BERASAL DARI
SALAH SATU TETUANYA,
SEDANGKAN
SEPARO
PASANGAN
LAINNYA
BERASAL DARI TETUA YANG
LAIN.
SELEKSI FAMILI ADALAH
SELEKSI
YANG
MENGGUNAKAN
INFORMASI
SAUDARA
KOLATERALNYA.
SAUDARA
KOLATERAL
YANG
SERING
DIGUNAKAN
ADALAH
SAUDARA
KANDUNG
ATAU SAUDARA TIRI
UJI ZURIAT MERUPAKAN BENTUK SELEKSI YANG KHAS, YAITU SELEKSI ATAS DASAR
PERFORMANS ANAK-ANAKNYA. JADI UJI ZURIAT SEBETULNYA TERMASUK DALAM
SELEKSI FAMILI, YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN SEBAGAI BAPAK – ANAK.
KEISTIMEWAAN UJI ZURIAT ADALAH KECERMATAN DARI METODA SELEKSI INI DAPAT
MELAMPAUI KECERMATAN SELEKSI INDIVIDU
TANDEM SELECTION
(SELEKSI TANDEM)
SELEKSI TERHADAP
BEBERAPA MACAM
SIFAT
INDEPENDEN CULLING
LEVEL
(SELEKSI
PENYINGKIRAN
SECARA BEBAS
INDEX
SELECTION
(SELEKSI INDEK)
1. SELEKSI TANDEM
1. PROSEDURNYA SANGAT SEDERHANA, SELEKSI MULA-MULA
DILAKUKAN TERHADAP SATU SIFAT YANG DIJALANKAN UNTUK
BEBERAPA GENERASI UNTUK KEMUDIAN SELEKSI DILAKUKAN
UNTUK KRITERIA KEDUA, JUGA UNTUK BEBERAPA GENERASI.
JADI PERBAIKAN MGT MULA-MULA DITUJUKAN TERHADAP
SIFAT PERTAMA , SETELAH MEMPEROLEH PERBAIKAN YG
CUKUP, BARU KEMUDIAN PERBAIKAN MGT DILAKUKAN UNTUK
SIFAT YANG LAIN.
2. KEJELEKAN SELEKSI MODEL INI ADALAH ADANYA KORELASI
GENETIK ANTAR SIFAT-SIFAT YG MENJADI KRITERIA SELEKSI,
KORELASI GENETIK YG NEGATIF HARUS DIHINDARI, UNTUK
MENCAPAI TUJUAN SELEKSI DIBUTUHKAN WAKTU YG RELATIF
LAMA.
2. SELEKSI PENYINGKIRAN SECARA BEBAS
1. SELEKSI DILAKUKAN UNTUK BERBAGAI MACAM SIFAT SECARA BERSAMAAN DALAM
GENERASI YANG SAMA.PELAKSANAANYA DAPAT DILAKUKAN PADA SAAT YANG SAMA
ATAU PADA SAAT YANG BERBEDA DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU YANG DISELEKSI.
2. CONTOH : SELEKSI YANG DILAKSANAKAN PADA SAAT YANG SAMA ADALAH; SAPI PADA
UMUR 1,5 TH HARUS MEMPUNYAI BERAT MINIMAL 209 KG, TINGGI GUMBA 105 CM,
PANJANG BADAN 116 CM DAN LINGKAR DADA 146 CM. MAKA TERNAK YANG PAD
UMUR TSB TIDAK MEMENUHI KRITERIA TSB AKAN DISINGKIRKAN. SEDANGKAN
SELEKSI YANG DILAKUKAN PADA SAAT YANG BERBEDA ADALAH DALAM MELAKUKAN
PEMILIHAN PEJANTAN, SEKELOMPOK TERNAK JANTAN MUDA DISELEKSI TERHADAP
KRITERIA BERAT SAPIH PADA UMUR 7 BULAN, POST WEANING GAIN DIUKUR SEJAK
DISAPIH SAMPAI 18 BULAN, SEDANGKAN DAYA TAHAN CAPLAK DAN KUALITAS SPERMA
DIUKUR PADA UMUR 20 – 24 BULAN. SEMUA TERNAK YG TIDAK MEMENUHI SYARAT
SETIAP MELAKUKAN SELEKSI TERHADAP KRITERIA TSB AKAN DISINGKIRKAN.
3. KELEMAHAN CARA SELEKSI INI ADALAH BAHWA TERNAK YANG DISINGKIRKAN KARENA
TDK MEMENUHI SALAH SATU KRITERIA SELEKSI TIDAK DAPAT MENGKOMPENSASIKAN
DENGAN KEUNGGULAN DI KRITERIA SELEKSI LAINNYA. UNTUK MENGHILANGKAN
KELEMAHAN INI BERKEMBANGLAH SELEKSI INDEKS
3. SELEKSI INDEKS
1. PADA CARA INI, SEMUA TERNAK DINILAI UNTUK SEMUA KRITERIA YG DISELEKSI.
MISALNYA TERNAK AKAN DISELEKSI TERHADAP BERAT SAPIH, BERAT POTONG,
PREWEANING DAN POST WEANING DAILY GAIN.
2. SEMUA KRITERIAN DIBERI PENILAIAN, DAN PADA SAAT TERNAK AKAN DISELEKSI,
DIBUAT SUATU INDEKS.
3. KECUALI PEMBERIAN NILAI ATAS DASAR PERFORMANSNYA, TERHADAP SETIAP
KRITERIA DAPAT PULA DIBERI BOBOT YANG BERBEDA, BERGANTUNG PADA NILAI
EKONOMISNYA ATAU ANGKA PEWARISAN DARI KRITERIA TSB.
I = b1 (X1-X1) + b2(X2-X2)+ …. Bn (Xn-Xn)
KETERANGAN :
I = Indeks
b = bobot
X = performans tiap kriteria
PEMBEDAAN NILAI b BIASANYA DIDASARKAN ATAS PERTIMBANGAN EKONOMIS,
MISAL DOMBA, BOBOT UNTUK KRITERIA WOL AKAN DIBERI LEBIH TINGGI DARI PADA
BB. NAMUN PADA SAPI POTONG, BERAT BADAN MEMPUNYAI NILAI LEBIH TINGGI.
1. SELEKSI INDEKS DAPAT DIKATAKAN SANGAT CERMAT.
2. DIBUTUHKAN KETELITIAN PERHITUNGAN DAN KOMPLEKS.
3. BUTUH BIAYA SANGAT TINGGI DAN KURANG EKONOMIS
SILANG DALAM
• ADALAH PERKAWINAN ANTARA
DUA INDIVIDU YANG MASIH
MEMPUNYAI HUBUNGAN
KEKELUARGAAN.
CONTOH PROSES SILANG DALAM
ADALAH PERISTIWA PEMBUAHAN
DIRINYA SENDIRI (SELF
FERTILIZATION) PADA TANAMAN.
• DUA INDIVIDU YANG MASIH
MEMPUNYAI HUBUNGAN
KEKELUARGAAN JIKA KEDUA
INDIVIDU TADI MEMPUNYAI SATU
ATAU LEBIH MOYANG BERSAMA
(COMMON ANCESTOR), 6 SAMPAI
8 GENERASI KE ATAS.
PERKAWINAN SAUDARA
SEKANDUNG PADA UNGGAS.
• ANAK DARI HASIL PERKAWINAN
SILANG DALAM DISEBUT INDIVIDU
YG TERSILANG DALAM (INBREED
ANIMAL).
PERKAWINAN ANTARA SAUDARA
TIRI ATAU ANTAR ANAK DENGAN
BAPAKNYA PADA TERNAK
BESAR.
SILANG DALAM AGAK LONGGAR
MISALNYA JIKA KEDUA INDIVIDU
TADI MEMPUNYAI MOYANG
BERSAMA DALAM SILSILAHNYA
SECARA GENETIK, PENGARUH SILANG DALAM MENAIKAN PERSENTASE
HOMOSIGOSTAS DAN MENURUNKAN PERSENTASE HETEROSIGOSITAS
KOEFISIEN SILANG DALAM
DUA TERNAK YANG BERKERABAT
APABILA SALING DIKAWINKAN, AKAN
MEMPUNYAI MOYANG BERSAMA.
HAL INI BERARTI BAHWA ANAK DARI
TERNAK TADI AKAN MEMPUNYAI GEN
YG BERASAL DARI MOYANG
BERSAMA TSB, BAIK MELALUI JALUR
BAPAKNYA ATAUPUN MELALUI JALUR
INDUKNYA.
ADA KEMUNGKINAN GEN TADI SAMA,
KARENA BERASAL DARI INDIVIDU YG
SAMA (MOYANG BERSAMA
TERSEBUT).
PELUANG DARI ANAK TADI UNTUK
MENDAPATKAN GEN YG SAMA
MELALUI JALUR BAPAK ATAU
INDUKNYA, DAPAT DIPAKAI SBG
UKURAN INDIVIDU YANG TERSILANG
DALAM.
OLEH KARENA ITU, KOEFISIEN
SILANG DALAM MEMPUNYAI DUA
BATASAN, TERGANTUNG DARI
MANA PENDEKATANNYA.
KOEFISIEN SILANG DALAM (F) DIDEFINISIKAN SBB :
• PERUBAHAN KENAIKAN HOMOSIGOSITAS SBG AKIBAT
ADANYA PERKAWINAN SILANG DALAM.
• PELUANG BAHWA GAMET DARI INDUK MAUPUN BAPAKNYA
MENGANDUNG GEN YG SAMA.
• KALAU DITNJAU DARI SUDUT GENNYA SENDIRI MAKA
KOEFISIEN SILANG DALAM DAPAT DIBERI BATASAN : “
peluang bahwa dua gen dari satu individu
pada satu lokus identik karena keturunan”
Fx = koefisien silang dalam
RUMUS KOEFISIEN SILANG DALAM ADALAH :
Fx = (1/2)
n1+n2+1
(1+Fa)
n1 dan n2 = jmlh generasi dari
bapak atau induk ke moyang
bersama
Fa = koefisien silang dalam
moyang bersama
PERKAWINAN ANTARA 2 INDIVIDU YG MASIH MEMPUNYAI HUBUNGAN
SAUDARA TIRI (HALF SIB) AKAN MENGHASILKAN KETURUNAN DENGAN
KOEFISIEN SILANG DALAM SEBESAR :
Fx = (1/2)
1+1=1
= 0,125 atau 12,5%
Kalau hubungannya saudara kandung :
Fx = (1/2)
1+1+1
+ (1/2)
1+1+1
=0,25 atau 25%
Perkawinan antar anak X bapak :
Fx = (1/2)
1+0+1
= 0,25 atau 25%
AGAR LEBIH JELAS PERHATIKAN ILUSTRASI BERIKUT INI :
A. HUBUNGAN ANTARA SAUDARA TIRI
D1
S
D2
B. SAUDARA KANDUNG
S
A
D
B
C
X
S
E
D
F
Y
Z
C. HUB ANTARA ANAK -BAPAK
UNTUK MENGHITUNG KOEFISIEN SILANG DALAM DARI SUATU SILSILAH,
ADA BEBERAPA TAHAPAN YG PERLU DITEMPUH, YAITU:
1. MEMBUAT ANALISIS JALUR DARI INFORMASI SILSILAHNYA
2. MENCARI MOYANG BERSAMA, DENGAN JALAN MENELUSURI
INDUKNYA
3. MENCARI KOEFISIEN SILANG DALAM DARI MASING-MASING
MOYANG BERSAMA (Fa).
4. MENCARI JALUR KETURUNAN MELALUI SETIAP MOYANG
BERSAMANYA.
5. MENGHITUNG KOMPONEN SILANG DALAM MELALUI SETIAP
JALUR MOYANG BERSAMANYA.
6. MENJUMLAH SELURUH KOMPONEN SILANG DALAM YG
DIPEROLEHNYA.
CONTOH SOAL :
Akan dihitung koefisien silang dalam dari individu X, bila diketahui silsilahnya sbb:
C
F
P
D
X
I
B
C
A
B adalah keturunan dari
pejantan A dengan induk
E. B kemudiandikawinkan
dengan pejantan F
menghasilkan keturunan
D, dan dengan bapaknya
sendiri (A) yang
menghasilkan keturunan
A
C. C dan D kemudian
saling dikawinkan,
menghasilkan anak
pertama P dan anak ke
E dua I. X adalah hasil
perkawinan antara P
dengan I
Download