Jumat, 25 Februari 2011 - 08:47:53 WIB Kurangi Kecemasan Masyarakat, Susu Akan di Uji Kembali Diposting oleh : Redaksi Foto: Ketua BPKN Tini Hadad JAKARTA (JakNewsonline) - Susu yang mengandung bakteri enterobacter sakazakii (ES) yang rencananya diumumkan Rabu (23/2) batal. Ada tudingan bahwa pemerintah tidak segera mengumumkan susu formula tercemar ES karena berpihak melindungi produsen. Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Tini Hadad, menyatakan dari pihak BPKN sulit memahami penelitian itu, namun yang penting bagi BPKN adalah dalam permasalahan hukum antara IPB (Institut Pertanian Bogor, Red) dan (MA) Mahkamah Agung, BPKN tidak akan ikut serta. Tapi kita akan membantu ataupun bekerjasama dengan IPB dan menyarankan kepada IPB untuk meminta lembaga-lembaga lain seperti lembaga peneliti,forum rector untuk dapat menerangklan kepada masyarakat, bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian lain dalam mencari bakteri. "Kita minta agar hal ini jangan hanya IPB sendiri yang bicara, dari peneliti lain yang dianggap objektif bagi masyarakat (peneliti independent)," ujarnya kepada wartawan diruang kerjanya, Kamis (24/2/2011). Tini melanjutkan, prinsip dari BPKN adalah apakah susu-susu yang sekarang beredar di masyarakat cukup aman untuk dikonsumsi bagi bayi? Dan ternyata pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menguji beberapa kali, terakhir tahun 2011 dan hasilnya ternyata aman. "Jadi sebenarnya yang diresahkan masyarakat itu apa? Sebab produknya (susu, red) memang sudah aman dan teruji kok," tegasnya. Dia menambahkan, IPB dan Kementerian Pendidikan Nasional (Diknas) akan menguji lagi semua sample dipasaran pada tahun ini, dan diharapkan hal ini akan dapat memberi kepercayaan dan rasa aman lebih serta untuk mengurangi kecemasan masyarakat mengenai susu yang diindikasi berbakteri ES tersebut. Sebelumnya juga Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyatakan kasus ini memang sulit dibuktikan. Selain itu, masa inkunasi bakteri 5 tahun. Jika ditemukan kasus yang terinfeksi, pemerintah akan me-nanggung biaya pemeriksaan dan pengobatan. Ada tudingan bahwa pemerintah tidak segera mengumumkan susu formula tercemar ES karena berpihak melindungi produsen. "Kami koordinasi terus. Agar tidak jadi isu yang tidak terkendali. Pemerintah berniat kalau ada kasusitu infeksi ES pemerintah terima pemeriksaan. Tapi sulit dibuktikan. Kostruksi pengumuman terserah mereka. Tapi ada kaidah-kaidah yang harus dipenuhi. Sepanjang kaidah tidak dilanggar akan diumumkan," paparnya. "Masyarakat tidak perlu khawatir karena penelitian sudah dilakukan tahun 2003-2006 dan hingga kini belum ada temuan kasus yang terinfeksi ES. Apalagi kasus sudah berlangsung lama," tutur mantan ketua DPR tersebut.(idris)