9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Pemasaran 2.1.1. pengertian komunikasi pemasaran Pemasaran merupakan suatu proses sosial dengan mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lain. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah5: Proses sosial dan manajerial yang dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain Definisi pemasaran menurut Masaaki Kotabe dan Cristian Helsen6 mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: Marketing is essentially a creative corporate activity involving the planning and execution of the conception, pricing, promotion, and distribution of ideas, product, and service in an exchange that not only satifies customers current needs but also anticipates and creates their future needs at a profit Artinya pemasaran adalah hal-hal yang diperlukan dalam suatu 5 Kotler, Op.Cit hal. 5 Kotabe, Masaaki and Kristian Helsen (2005), “Global Marketing Management”, John Wiley & Sons. Hal.5 6 7 10 kegiatan yang kreatif yang melibatkan perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi, dan distribusi ide, produk, dan jasa dalam suatu pertukaran yang tidak hanya memberikan kepuasan terhadap kebutuhan pelanggan, tetapi juga mengantisipasi dan menciptakan kebutuhannya di masa yang akan datang sebagai suatu keuntungan Dari definisi di atas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pemasaran adalah suatu proses atau kegiatan bisnis yang dirancang untuk memenuhi, memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang atau jasa melalui proses pertukaran. Atau kesimpulan yang lain bahwa aktivitas pemasaran merupakan suatu proses merencanakan, melaksanakan konsep harga, promosi, dan distribusi barang-barang, jasa-jasa dan ide-ide untuk menciptakan pertukaran yang sesuai target. Defenisi pemasaran tersebut bertumpu pada konsep pokok sebagai berikut: kebutuhan, permintaan, kepuasan dan pertukaran atau transaksi. Banyak akademisi dan para praktisi memdefinisikan komunikasi pemasaran adalah sebagai berikut: ”semua elemen-elemen promosi dari marketing mix yang melibatkan komunikasi antarorganisasi dan target audiens pada segala bentuknya yang ditujukan untuk bentuk pemasaran7”. 7 Prisgunanto, Ilham. (2006). Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Bogor: Ghalia Indonesia. 11 Hubungan antara pemasaran dan komunikasi merupakan hubungan yang erat. Komunikasi merupakan proses pengoperan lambang-lambanag yang diartikan sama antar individu kepada individu lain, individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok lain, dan kelompok kepada massa. Komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, artinya tidak sederhana seperti ketika kita berbincang-bincang dengan rekan atau teman. Bentuk komunikasi yang lebih rumit mendorong penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dilakukan melalui sejumlah strategi komunikasi, setelah melalui proses perencanaan yang matang. Penggabungan dari dua kajian pemasaran dan komunikasi menghasilkan kajian baru yang diberi nama komunikasi pemasaran (marketing comunication). Komunikasi pemasaran merupakan aplikasi komunikasi yang diajukan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Aplikasi ini sangat dipengaruhi oleh beberapa bentuk media yang digunakan, daya tarik dan frekuensi penyajian. Komunikasi pemasaran dapat juga dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang ditujukan untuk penyampaian pesan kepada konsumen dan pelanggan dengan menggunakan sejumlah media dan berbagai saluran yang dapat dipergunakan denganharapan terjadinya tiga tahapan yaitu: perubahan Hal.8 pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tidakan yang 12 dikehendaki. Komunikasi pemasaran adalah cara yang digunakan perusahaan untuk menginformasikan, mempersuasi dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai merek atau produk yang mereka jual. Komunikasi pemasaran mewakili suara merek adalah cara yang digunakan untuk membangun dialog dan hubungan dengan konsumen. Komunikasi pemasaran kontribusi terhadap ekuitas merek dengan menbangun merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek yang mencakup 6 komponen yaitu periklanan, promosi penjualan, event, public relations dan publisitas, pemasaran langsung dan penjualan personal 8. Aktivitas komunikasi pemasaran berkontribusi terhadap ekuitas merek dalam berbagai cara dengan menciptakan kesadaran merek (brand awareness). menghubungkan asosiasi yang benar kepada citra merek dalam ingatan konsumsi (brand image), menekan pada perasaan atau penilaian merek yang positif (brand responses). Dan memfasilitasi hubungan yang lebih kuat antara konsumen dengan merek ( brand relationship).9 8 9 Kotler. Op.Cit. Hal 496-497 Ibid 13 Dari beberapa penjelasan diatas maka disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar dan memuaskan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sedangkan untuk peranan komunikasi pemasaran adalah sebagai sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual. 2.2. Periklanan 2.2.1. Defenisi iklan Iklan pemasaran, merupakan salah satu bentuk dari komunikasi iklan, personal selling, promosi, penjualan, dan publisitas semuanya merupakan komponen promosi dalam marketing mix. Kasali mengemukakan kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani yang artinya ”mengubah jalan konsumen untuk membeli”10. Iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan barang atau jasa oleh 10 Khasali, Rhenald (1992), Manajemen Periklanan, konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafity, Jakarta. Hal.10 14 sponsor tertentu yang harus dibayar11 . Menurut Kotler iklan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran”.12 Iklan merupakan salah satu bagian dari komunikasi pemasaran, dan iklan adalah salah satu bentuk komunikasi massa yang dibiayai oleh sponsor, dalam hal ini perusahaan produsen barang dan jasa yang di dalamnya menyediakan informasi mengenai produk atau jasa yang dihasilkan. Bersifat persuasif sehingga membangkitkan minat beli dari target audience. 2.2.2. Fungsi Iklan Fungsi periklanan adalah sebagai berikut13 : a. Informing (Memberi Informasi) Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek baru mendidik mereka terhadap berbagi fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek (brand image) yang positif, karena merupakan suatu bentuk komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau khalayak luas dengan biaya yang relatif rendah. Periklanan 11 Kotler, Op.Cit Hal 277 Kotler, Op.Cit Hal 658 13 Shimp, Terence A. Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga, 2003. Hal 357 12 15 memfasilitasi pengenalan (introducing) merek- merek baru, meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek yang telah ada dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen (TOMA- top of mind awareness) untuk merek-merek yang sudah ada dalam kategori produk yang matang. b. Persuasing (mempersuasi) Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk) pelanggan untuk memcoba produk dan jasa yang diiklankan. Persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer. Yakni, menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk, lebih sering iklan berupaya untuk membangun permintaan sekunder yaitu permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik. c. Reminding ( mengingatkan) Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen Saat kebutuhan muncul yang berhubungan dengan produk yang diiklankan. Dampak periklanan di masa lalu memungkinkan merek pengiklan untuk hadir di benak konsumen sebagai suatu kandidat merek yang akan dibeli. d. Adding value ( memberikan nilai tambah) Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek 16 dipandang sebagai lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing. e. Assisting ( bantuan untuk upaya lain perusahaan) Pada saat-saat lain, peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dari proses komunikasi pemasaran. Peran penting lain dari periklanan adalah membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawali produk-produk penjualan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif. 2.2.3. Tujuan Periklanan. Secara garis besar tujuan spesifik periklanan menurut Uyung Sulaksana dikategorikan menjadi tiga, yaitu14: 1. Iklan informatif yang dimana dianggap sangat penting untuk peluncuran kategori produk baru, dengan tujuaan adalah merangsang permintaan awal. 2. Iklan persuatif yang merupakan iklan yang bertujuaan membangun preferensi pada merek tertentu. 3. 14 Iklan yang bertujuaan untuk mengingatkan yang dimana lebih Uyung Sulaksana, 2007, “Integrated Marketing Communications”, Jakarta: Pustaka Pelajar.: 91-93) 17 cocok untuk produk yang sudah memasuki tahap kedewasaan. Tujuan periklanan adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang , jasa atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Dari segi lain, periklanan yang rill adalah mengadakan komunikasi secara efektif. Periklanan juga tidak hanya untuk mempengaruhi penjualan, sebab banyak variabel yang mempengaruhi penjualan, termasuk iklan itu sendiri. Tujuan periklanan diarahkan pada tahapan-tahapan kesiapan pembeli untuk membeli produk, yaitu mengubah pelanggan dari yang tidak tahu menjadi memahami, mengambil sikap, lalu membeli. Oleh karena itu produsen harus menentukan tahap mana yang perlu digarap lewat iklan. Ada beberapa cara untuk menentukan tujuan periklanan yaitu: 1. Inventory approach Dalam pendekatan ini, tujuan pengiklan ditentukan atau diambil dari kumpulan berbagai tujuan perusahaan dilihat dari seluruh sudut pandang pemasaran perusahaan. Dengan pendekatan ini produsen dapat menyadari bahwa ada banyak tujuan berbeda yang bisa ditekankan dalam pengiklan, dan pemilihan tujuan hendaknya mempertimbangkan tujuan pemasaran lainnya. 18 2. Hierarchy Approach Pendekatan ini didasarkan pada dugaan bahwa sebelum membeli produk, pelanggan melalui tahapan-tahapan variabel psikologis. Oleh karena itu tujuan periklanan haruslah menggerakkan tahapan-tahapan tersebut dalam suatu hirarki. Tujuan periklanan seperti menarik perhatian awal pelanggan, persepsi, lalu perhatian yang lebih besar, dan minat membeli. Atau dapat pula mempengaruhi pemahaman, perasaan, emosi, motivasi, keyakinan, minat, ketulusan, citra, asosiasi, ingatan dan pengenalan pelanggan. 3. Attitudinal Approach Pendekatan ini menyarankan agar sasaran tujuan periklanan adalah mempengaruhi struktur sikap seperti15: a. Mempengaruhi kekuatan yang paling berpengaruh dalam pemilihan kriteria untuk mengevaluasi merek dari kelas produk tertentu. b. Menambah karakteristik pada hal-hal yang dianggap menonjol pada kelas produk. c. Meningkatkan atau menurunkan peringkat karakteristik kelas produk yang menonjol. d. Mengubah persepsi terhadap merek perusahaan pada beberapa karakteristik produk tertentu yang menonjol atau penting. 15 Fandy Tjiptono, (2007), Pemasaran Jasa, Malang, Bayumedia Publishing. 19 e. Mengubah persepsi terhadap pada merek-merek yang bersaing beberapa karakteristik produk tertentu yang menonjol atau penting . Menurut Swastha dan Irawan tujuan lain dari periklanan adalah16 : 1. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi lain. 2. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga penjualan ataupun salesman dalam jangka waktu tertentu. 3. Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan mencantumkan nama dan alamatnya. 4. Memperkenalkan produk baru 5. Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik pelanggan baru 6. Menambah penjualan industri 7. Mencegah tumbuhnya barang-barang tiruan 8. Memperbaiki reputasi perusahaan dengan memberikan pelayanan umum melalui periklanan. Pemasaran bertujuan memberitahu serta memberi petunjuk kepada pembeli potensial dan untuk meningkatkan penjualan. Dalam periklanan diusahakan agar dapat menarik perhatian, minat, keinginan, keyakinan serta menimbulkan tindakan membeli dengan memanfaatkan media yang 16 Basu Swastha dan Irawan. 2003. “Manajemen Pemasaran Modern”, edisi kedua cetakan ke sebelas. Yogyakarta : Liberty Offset. Hal. 252 20 tersedia seperti televisi, majalah, surat kabar dan lainya. 2.2.4 Sifat Periklanan Periklanan memiliki suatu tujuan yang ingin hendak di capai, untuk menarik perhatian khalayak mereka menggunakan pendekatan tertentu terhadap khalayak, maka dari itu perusahaan harus menentukan sifat dari periklanan. Menurut Fandy Tjiptono17 : 1. Menjangkau Masyarakat (Public Presentation) Dengan iklan baik dan tepat akan tepat mampu menjangkau masyarakat dengan cepat dan luas, serta memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan. 2. Pengulangan (Pervasiveness) Pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi. 3. Mendramatisir (Amplified Expresiveness), Iklan mempunyai kemampuan untuk mendramatisir pesan dan perusahaan melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak. 4. Kepribadian (Impersonality), Iklan merupakan komunikasi yang menolong (satu arah) sehingga tidak bersifat memaksa masyarakat untuk memperhatikan dan menanggapinya. 17 Ibid, Tjiptono Hal,225 21 Dalam prakteknya iklan terbagi menjadi beberapa jenis dan media antara lain media cetak, media elektronik dan iklan luar ruang seperti melalui billboards. 2.2.5 Teori S – O – R Teori yang relevan dalam penelitian ini adalah S-O-R yang menjadi pusat perhatian penulis adalah studi komunikasi massa yang berkaitan dengan persoalan efek komunikasi massa, yang membutuhkan saluran atau media yang efektif untuk dapat memengaruhi khalayak. Efek atau pengaruh ini menjadi pusat perhatian bagi berbagai pihak dalam masyarakat melalui pesan – pesan yang hendak disampaikan berusaha untuk menjangkau khalayak yang diinginkan. Untuk melihat bagaimana hubungan antara media massa dengan khalayak, maka Melvin De Fleur mengemukakan dalam teori SO-R. Unsur – unsur dalam teori ini adalah : 1. S ( Pesan / Stimulus ) 2. O ( Organisme / Komunikan ) 3. R ( Respone / Efek)18 Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan dan kemudian diteruskan pada proses berikutnya dimana komunikan menjadi 18 Onong Uchana Effendi, Teori dan Filsafat Komunikan, Citra Aditya Bhakti, Bandung 2000, hal 254 22 mengerti. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Proses tersebut menggambarkan “Perubahan sikap” dan bergantung pada proses yang terjadi pada Individu. Pada penelitian ini stimulus berupa iklan Kartu AS Sule yang dilihat oleh komunikan melalui tahap perhatian terlebih dahulu. Setelah memperhatikan iklan tersebut, pengertian, pengertian yang didapat oleh komunikan bersumber pada kredibilitas yang dimiliki oleh seorang endorser sewaktu ia menyampaikan pesan iklan. Kredibilitas seorang endorser dilihat dari ucapannya yang konsisten mengenai produk tersebut. Setelah dicerna melalui tahap perhatian dan pengertian maka kemudian menuju tahap penerimaan pesan iklan apakah pesan pesan iklan itu diterima atau di tolak oleh komunikan. Setelah melalui ketiga tahap tersebut ini maka akan merespon peasn iklan tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut : Stimulus Organisme Penerimaan Receiver Response (Perubahan Sikap) 23 Stimulus akan diberikan kepada komunikan apabila ditolak, maka proses selanjutnya terhenti. Ini berarti stimulus tersebut tidak efektif dalam memengaruhi komunikan, maka tidak ada perhatian (attention) dari komunikan. Akan tetapi jika stimulus diterima oleh komunikan berarti adanya komunikan dan adanya perhatian dari komunikan. Dalam hal ini stimulus adalah efektif ada reaksi. Langkah berikutnya adalah jika stimulus telah mendapat pehatian, maka proses selanjutnya adalah mengerti terhadap stimulus kemampuan dari komunikan inilah yang dapat melakukan proses berikutnya. Langkah terakhir yaitu komunikan dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesediaan untuk perubahan sikap. Dari penjelasan diatas proses perubahan sikap ini dapat terjadi atau dapat berubah, tidak hanya oleh stimulus yang diberikan benar – benar baik, akan tetapi adanya kredibilitas yang meyakinkan endorser selebritis. Ada tiga variabel yang dapat memengaruhi sikap, yaitu, perhatian, pengertian dan penerimaan. 2.2.6 Iklan Televisi Televisi adalah salah satu media yang biasa digunakan untuk pemasangan iklan. Definisi iklan televisi menurut Dirksen dan Kruger adalah pesan penjualan yang disiarkan oleh pengiklan pada program yang telah 24 disponsori atau selama break pada saat acara sedang berlangsung.19 Menurut Ries dan Trout , televisi adalah medium yang bisa menimbulkan kecanduan dan jumlah komunikasi yang disampaikan melalui televisi sangat mengagumkan.20 Televisi sebagai medium iklan memiliki kekuatan tersendiri karena menggunakan motion dan dramatic imagery. Dalam artikel Journal of Advertising, dikatakan bahwa iklan televisi lebih mampu menciptakan sikap positif terhadap produk dibandingkan dengan iklan cetak. Iklan melalui televisi mempunyai dua segmen dasar yaitu penglihatan (visual) dan (audio), misalnya kata-kata, musik, atau suara lain. Proses penciptaannya biasa dimulai dengan gambar karena televisi lebih unggul di dalam teknik gambarnya yang dapat bergerak. Disamping itu kata-kata dan suara juga harus diperhatikan. Salah satu media yang dapat digunakan antara lain adalah media televisi. Televisi dianggap sebagai salah satu media dari iklan yang mempunyai tingkat efisiensi yang tinggi dari pada media lainnya. Hal ini disebabkan televisi mempunyai keunggulan tertentu (William Wells, John Burnett, dan Sandra Moriarty, 2000:266) dari pada media lainnya yaitu mampu menciptakan kelenturan yang kreatif dengan mengkombinasikan gambar/visual, suara dan gerakan, memiliki cakupan yang paling luas dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap para konsumen akan produk yang 19 Dirksen, Charles J., Arthur Kruger, Advertising Principles and Problems, 3rd Edition, Illinois : Richard D. Irwin Inc.,1972. 20 Ries, Al, and Jack Trout., Positioning : The Battle of Your Mind, International Edition,Singapore : McGraw-Hill,1987 25 ditawarkannya. Meskipun televisi juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya membutuhkan biaya yang cukup tinggi serta penjadwalan yang kurang fleksibel (misalnya: waktu penayangan iklan yang ditayangkan tidak sesuai dengan keinginan advertiser). Iklan televisi memiliki dampak yang kuat dan menciptakan interaksi yang kuat terhadap konsumen. Media televisi juga mengandung ide-ide terbaik tentang kreatif yang fleksibel karena banyak kemungkinan adanya kombinasi penglihatan, suara, warna, gerakan, dan drama. Televisi memberikan kapasitas dramatik yang sangat luar biasa, diantaranya dapat membuat produk-produk yang sebelumnyamenjemukan menjadi penting, menyenangkan, dan menarik. Dalam kata lain, televisi dapat menciptakan asosiasi yang positif dengan sponsor atau Menurut Wells, Burnett, and Moriarty, komponen-komponen televisi yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk iklan televisi adalah21 : • Elemen video Elemen video dari iklan televisi adalah apa yang bisa dilihat pada layar televisi. Bagian visual yang ditampilkan melalui video umumnya mendominasi iklan televisi. Elemen visual ini mampu menarik perhatian konsumen sekaligus menyampaikan ide, pesan, dan image. 21 Wells, William., John Burnett., and Sandra Moriarty., Advertising Principles and Practices, 5th edition, New Jersey : Prentice Hall Inc., 2000. 26 • Elemen audio Elemen audio televisi terdiri dari musik, narasi, dan efek suara, atau kombinasi dari keseluruhan elemen tersebut. Penggunaan ketiga elemen tersebut berbeda karena harus dihubungkan dengan bagian visualnya. 2.2.7 Iklan di Televisi yang Efektif Iklan ditelevisi lebih sukar dibuat dibandingkan dengan media lainnya dan relatif memerlukan biaya yang lebih tinggi, maka pengiklan berusaha membuat iklan semenarik dan seefektif mungkin, adapun cara-cara untuk menciptakan iklan di televisi yang efektif22 : 1. Visualize the message : visualisasikan pesan yang hendak disampaikan karena menurut para ahli periklan mengatakan bahwa seseorang lebih mudah dibujuk melaui indera penglihatannya. Melui indra ini seseorang dapat melihat intensitas dari gerakan dan tindakan, sehingga mendapat suatu gambaran yang jelas. 2. Demonstrate if possible : demonstrasi merupakan suatu cara yang baik untuk menarik perhatian khalayak sasaran pada suatu produk, bahkan cara ini sangat baik pada produk yang telah mengalami kejenuhan karena dengan cara ini nilai suatu produk dapat ditingkatkan. 22 Tellis, Gerard J. (1998), Advertising and Sales Promotion Strategy, Reading, MA: AddisonWesley. Hal 253 - 255 27 3. Simplify : pesan yang hendak disampaikan haruslah dibuat sederhana mungkin kerena penonton televisi kurang memberikan perhatian pada kalimat-kalimat yang sukar dimengerti. 4. Use action where possible : buatlah suatu struktur iklan yang langsung dapat merebut perhatian penonton pada detik-detik pertama dalam suatu tayangan iklan sehingga dapat membangun perhatian konsumen dari tahap perhatian sampai tahap pembelian. 5. Use entertainment to communicate : penggunaan musik dalam iklan televisi dapat menghibur orang dan sekaligus dapat membujuk orang secara bersamaan. Penggunaan humor merupakan salah satu alternatif pemakai teknik hiburan pada iklan, dengan humor seseorang dapat mengingat, mengerti, mempercayai suatu produk dan dibujuk untuk melakukan tindakan pembelian. 6. Make commercial believe : buatlah iklan sedemikian rupa sehingga isi pesan dapat dimengerti, disenangi dan dipercaya oleh masyarakat. Khalayak biasanya tidak suka terhadap iklan yang berlebihan, bahasanya sukar dimengerti dan tidak ditunjang oleh kualitas produk yang bersangkutan. Maka dari itu perusahaan harus membuat pesan iklan yang sederhana dan tidak terlalu dilebihlebihkan. Dalam setiap iklan mengandung inti pesan yang menjadi misi yang dibawa 28 dalam mempromosikan produk yang diiklankan oleh pemasar kepada konsumen dan target konsumennya. 2.2.8 Terpaan Iklan Terpaan adalah interaksi konsumen dengan pesan dari pengiklan atau pemasar. Mereka melihat iklan majalah, mendengar iklan radio, dan menoton iklan di televisi, dan lain – lain. Terpaan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga pembeli prospektif dapat melihat (see), dengar (hear) atau baca (read) iklan tersebut (John R.Rossiter & Larry Percy, 1987, hal. 559). Terpaan terjadi ketika rangsangan yang datang berada dalam sensor penerimaan (Deel.H,Roger J, Kenneth, 2001). Petray dan Sissors mengatakan pengenaan media atau terpaan adalah “contact with a medium”. Menurut Peter & Olson (2005, hal.109), terdapat dua jenis terpaan iklan, yaitu Intentional dan Accidental Exposure.23 1. International exposure merupakan terpaan yang terjadi saat konsumen sengaja mencari informasi pemasaran tertentu untuk memecahkan masalah konsumsinya. Terpaan ini jarang terjadi karena konsumen sudah memiliki pengetahuan, pemahaman dan kepercayaan akan jenis produk tertentu dalam ingatan mereka. 23 Peter, Paul J. & Olson, Jerry C. 2005. Consumer behavior and marketing strategy. Singapore:McGraw-Hill 29 2. Accidental exposure merupakan kebetulan berinteraksi dengan iklan disela – sela interkasi dengan lingkungan atau media, terpaan terjadi secara tidak sengaja. 2.3. Celebrity Endorser 2.3.1. Pengertian celebrity endorser Keberhasilan sebuah iklan tidak terlepas dari peran bintang iklan dalam mempromosikan sebuah merek produk, terutama bila iklan tersebut di tayangkan dalam media televisi. Penggunaan bintang iklan dalam sebuah media televisi merupakan alternatif strategi yang tepat untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Selebriti yaitu pribadi (bintang film, penghibur, atau atlet) yang dikenal oleh masyarakat karena kemampuannya dalam bidang tertentu yang dapat mendukung produk yang diiklankan. Selebriti memiliki kekuatan untuk menghentikan ( stopping power) mereka dapat menarik perhatian atas pesan iklan di tengah banyaknya iklan lain24. Selebriti dapat digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili segmen pasar yang dibidik . 24 Belch, G.E. & Belch, M.A 2004. Introduction to Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective. Third Edition. Irwin, Boston. Hal.12 30 Endorser sering juga disebut direct source ( sumber langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan atau memperagakan sebuah produk atau jasa.25 Endorser juga diartikan sebagai orang yang dipilih mewakili image sebuah produk (product image). Biasanya orang yang terpilih sebagai endorser tersebut berasal dari kalangan tokoh masyarakat yang memiliki karakter menonjol dan daya tarik yang kuat. Maka keahlian yang dimiliki selebriti dengan merek produk yang diiklankan haruslah relevan . Dari konsep-konsep diatas didisimpulkan bahwa Celebrity Endorser adalah suatu iklan sebagai penyampai pesan mengenai produk terutama merek untuk lebih mengkomunikasikan produk tesebut kepada konsumen. 2.3.2. Peran selebriti Berikut ini adalah beberapa peran selebriti sebagai model iklan yang biasa digunakan perusahaan dalam sebuah iklan (Schiffman dan Kanuk dalam Mahestu Noviandra. 2006:65-74). a. Testimonial, jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut maka pihak dia bisa memberikan kesaksian akan kualitas produk atau merek yang diiklankan tersebut. 25 Ibid 31 b. Endorsement, adakalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan produk dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut. c. Actor, selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek tertentu terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program tayangan tertentu. d. Spokeperson, selebriti yang mempromosikan produk dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran spokeperson.penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek atau produk yang mereka wakili. Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan diyakini memiliki daya tarik tersendiri. Selain memiliki keuntungan publisitas dan kekuatan memperoleh perhatian dari konsumen, selebriti juga mempunyai kekuatan untuk dijadikan sebagai alat untuk membujuk, merayu dan mempengaruhi konsumen sasaran. Yaitu dengan ketenaran yang memanfaatkan ketenaran tersebut diharapkan dimilikinya. Dengan dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang diiklankan. Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan juga memiliki peranan penting dalam membentuk personaliti merek (brand personality) pada sebuah produk. Bagi perusahaan, personaliti merek ini sangatlah penting untuk membedakannya dengan merek lain. Personaliti yang demikian oleh 32 selebriti harus disesuaikan dengan image produk yang diiklankan dan kemudian personaliti tersebut ditransfer ke dalam merek produk yang diiklankan sehingga konsumen sadar akan keberadaan dari merek tersebut. Selain itu diharapkan pula dengan dibentuknya personaliti merek dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja merek produk tersebut dipasarkan. 2.3.3. Kriteria celebrity endorser Dalam mengevaluasi selebriti yang akan dijadikan endorser Amy Dyson dan Douglas Turco mengemukakan konsep FRED (Familiarity, Relevance, Esteem, Differentiation) (Michiak & Shankim)26, yaitu: a. Familiarity Merupakan komponen pertama yang penting dalam celebrity endorser, artinya khalayak sasaran harus mengenal pada sosok sang artis dan melihatnya sebagai pribadi yang tulus, menyenangkan dan bisa dipercaya. Dalam hal ini produsen kartu AS memilih Sule, Smash, dan Rianti Catwright sebagai celebrity endorser dimana mereka merupakan sosok yang sudah sangat di kenal dan familiar dimata masyarakat. Karena mereka merupakan sosok selebritis yang sering muncul di televisi. 26 Miciak A & Shanklin W (1994). Choosing celebrity endorsers. MarketingManagement. 3(3),50-59. 33 b. Relevance Artinya terdapat hubungan yang berarti (kecocokan) antara image merek yang diiklankan dengan selebriti, serta antara selebriti dengan target market. Pengiklan seringkali mencocokkan image produk, karakteristik target market, dan personalitas dari celebrity endorser. Orang-orang yang dapat dipercaya dan dianggap memiliki wawasan untuk isu tertentu, seperti kehandalan merek akan mampu meyakinkan orang lain untuk mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh Michael Jordan dipilih untuk mendukung Gatorade sejauh mana persona publiknya adalah penuh kepercayaan dan sebagai atlet dia mengetahui semua tentang manfaat minuman olahraga. c. Esteem Artinya terdapat respek dan kepercayaan yang tinggi dari konsumen terhadap selebriti. Dalam hal ini sebagai contoh, selebriti yang dipilih sebagai endorser tidak pernah tersangkut dalam tindak kriminal atau halhal yang buruk lainnya. Citra selebriti harus sesuai dengan nilai, prilaku dan kesan yang diinginkan untuk merek yang diiklankan. Contoh kasus pada artis Luna maya, yang sebelumnya dipercaya sebagai endorser di beberapa iklan, tetapi setelah kasus yang di hadapinya bersama Ariel peterpan dan Cut tari maka sejumlah iklan yang dibintanginya pun ditarik dari media. Dan karena kasus tersebut maka respect dari 34 masyarakat pun berkurang kepada sosok artis Luna maya. Dan hal itu dapat berdampak buruk pada citra sebuah produk apabila di iklankan dengan bnatuan celebrity endorser yang citranya sudah buruk di mata para konsumen ataupun konsumen. d. Differentiation Artinya konsumen melihat endorser sebagai pribadi yang unik, berbeda dan eksklusif atas produk yang diiklankannya. Ini merupakan sebuah kontribusi besar bagi efektifitas seorang endorser.