etika profesi

advertisement
1
Aturan main
RULE OF LECTURE
1. UTS = 30 %, UAS = 30 %,
kedisiplinan 10 %
 Keaktifan = 10 %,
 Tugas = 20 %
 2. Perkuliahan = pemaparan,
diskusi , aktif + aktif –
 3. Ketua Kelas = koordinator kelas
 4. Email bersama / kelas

2
Buku Rujukan
•
Etika Bisnis dan Profesi, Leonard
J.Brooks
• Pengantar Etika dan Bisnis, K.
Bertens
• Etika Bisnis, Muhammad Djakfar
• Etika profesi PNS, stan
• Dll buku etika profesi
3
Pendahuluan

Mengapa perlu mempelajari etika
profesi
4
Menanamkan / meningkatkan
kesadaran akan adanya dimensi etis
dalam bisnis / pekerjaan
 Memperkenalkan argumentasi moral
yang tepat
 Membantu dalam menentukan sikap
moral yang tepat
 Membantu keberhasilan

5
Definisi
•
Etika Profesi adalah penerapan
prinsip prinsip etika yang umum
pada suatu wilayah perilaku
manusia yang khusus (K.Bartens)
6
PENGERTIAN
Kata etika berasal dari dua kata Yunani yang hampir sama bunyinya,
namun berbeda artinya. Pertama berasal dari kata ethos yang berarti
kebiasaan atau adat, sedangkan yang kedua dari kata ethos, yang artinya
perasaan batin atau kencenderungan batin yang mendorong manusia dalam
perilakunya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen P dan K,
1988), etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti sebagai berikut.
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak);
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan/ masyarakat.
Nilai-nilai etika harus diletakkan sebagai landasan atau dasar
pertimbangan dalam setiap tingkah laku manusia termasuk kegiatan di bidang
keilmuan.
2
“Nilai" dimaksudkan kondisi atau kualitas suatu benda atau suatu
kegiatan
yang
mengejarnya
membuat
eksistensinya,
pemilikannya,
atau
upaya
menjadi sesuatu yang diinginkan oleh individu-individu
masyarakat. Nilai tidak selalu bersifat subjektif, karena ia tetap mengacu
pada konteks sosial yang membentuk individu dan yang pada gilirannya
dipengaruhi olehnya. Aspek nilai inilah yang menjadikan etika sebagai suatu
teori mengenai hubungan antar pribadi dan membedakannya dari nilai-nilai
intelektual atau estetis semata-mata. Nilai etis secara logis dapat diwujudkan
dalam hubungannya antara manusia dengan sesama manusia.
3
Pengertian Etika
Etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani)
yang berarti karakter, watak, kesusilaan atau
adat.
 Menurut Martin (1993), etika didefinisikan
sebagai “the discipline which can act as the
performance index or reference for our
control system”

4
Pengertian dan Tujuan Etika
1. Asal kata Etika




Etika = Ethos (Yunani), yang berarti kebiasaan
Kita mengenal juga kata “moral”atau “moralitas” , bahasa Latin mos
.artinya kebiasaan
Etika diartikan sebagai kebiasaan, adat istiadat
Keduanya sama-sama sebagai sistem nilai tentang bagaimana
orang/manusia harus hidup sesuai dengan kebiasaan, adat istiadat.
Pada umumya sistem nilai sebagai suatu kebiasaan diturunkan
melalui agama dan kebudayaan.
Etika ditinjau dari segi filsafat : Etika sebagai ilmu yang menyelidiki
mana yang baik dan mana yang buruk sebagai pedoman sikap dan
tingkah laku manusia sejauh berkaitan dengan norma-norma.
10


Etika Profesi merupakan kode etik yang diberlakukan
untuk profesi tertentu dalam suatu organisasi. Kode
etik berlaku untuk suatu profesi tertentu yang bertindak
secara profesional.
Profesi adalah suatu moral community (masyarakat
moral) yang memiliki cita-cita dan nilai bersama, suatu
profesi disatukan umumnya berdasarkan latar belakang
pendidikan,profesi/keahlian tertentu, yang
menunjukkan arah moral suatu profesi.
Karena itu mereka mempunyai tanggung jawab khusus.
Melalui kode etik kepercayaan masyarakat akan suatu
profesi dapat diperkuat
11
2. BEBERAPA PENGERTIAN ETIKA (ETHICS)
Etika (Ethics)dapat diartikan sebagai berikut :

Merupakan dasar moral yaitu nilai-nilai tentang apa yang baik dan
apa yang buruk, dan berkaitan dengan hak dan kewajiban.

Sebagai pedoman perilaku, sikap atau tindakan yang diterima dan
diakui sehubungan dengan kegiatan manusia atau kelompok
tertentu.

Merupakan persoalan pendidikan, memberikan contoh yang benar
dan pelayanan untuk mempraktekan perilaku moral dengan dialog
yang jujur. Dengan ini etika merupakan proses pembelajaran
mengenai benar dan salah dan kemudian melakukan hal yang
benar.

Etika dipandang sebagai ilmu tentang berperilaku mencakup
aturan dasar yang dianut dalam hidup dan kehidupan.
12
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Depdibud) :
Etika adalah :
a. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk,
b. tentang hak dan kewajiban moral (akhlak),
c. nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh
suatu golongan atau masyarkat umum.

13
Pada prinsipnya etika (ethics) :mengacu pada;
 Norma moral.
Moral berhubungan dengan suatu tindakan antara yang benar dan
salah dan mengacu pada standar yang diakui tentang sikap yang
benar dan baik.
Tindakan yang sesuai norma disebut tindakan bermoral baik, dan
sebaliknya yang tidak sesuai dengan norma tersebut bermoral
buruk atau immoral.
 Sikap dari kelompok tertentu atau seprofesi.
 Rambu-rambu prinsip moral yang menyeluruh, terutama
rambu-rambu profesi tertentu.
14

Dilihat dari sisi ilmu pengetahuan, etika
sama artinya dengan filsafat moral. Etika
adalah ilmu yang membahas tentang
moralitas atau menyelidiki perilaku moral. Di
samping itu, etika juga memperhatikan dan
mempertimbangkan perilaku manusia dalam
mengambil keputusan moral dan juga
mengarahkan atau menghubungkan
penggunaan akal budi individual dengan
objektivitas, hukum, menentukan kebenaran
atau kesalahan dari perilaku terhadap orang
lain.
Dr. Henny Tanuwidjaja, S.H, Sp.N
15
3. TUJUAN ETIKA

Mempelajari perilaku baik moral maupun in-moral dengan
tujuan membuat pertimbangan yang cukup beralasan dan
akhirnya sampai pada rekomendasi memadai.

Menilai praktek menusiawi dengan menggunakan standar
moral.

Memberikan pandangan tentang bagaimana bertindak
secara moral pada situasi tertentu atau memberi nasehat
untuk perbaikan.
16

Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self
control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan
dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu
sendiri

Perkataan etika itu identik dengan perkataan moral, karena
moral menyangkut akhlak manusia. Misalnya, perbuatan
seseorang dikatakan melanggar nilai-nilai moral dapat
diartikan pula bahwa perbuatan tersebut melanggar nilai-nilai
dan norma-norma etis yang berlaku di masyarakat.
5
FUNGSI ETIKA
Menurut Bertens, (1994)
1.
Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral
yang menjadi pegangan bagi seseorang/suatu kelompok masyarakat
dalam mengatur perilakunya.
2.
Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud disini
adalah kode etik;
3.
Etika mempunyai arti lagi: ilmu tentang yang baik atau yang buruk.
Etika disini sama artinya dengan filsafat moral.
6
Macam-macam Etika

ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang
berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan
apa yang dikejar oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika Deskriptif memberikan fakta
sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang prilaku atau sikap
yang mau diambil.
7

ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang mengajarkan
berbagai
sikap
dan
pola
prilaku
ideal
yang
seharusnya dimiliki oleh manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Etika Normatif juga memberi penilaian
sekaligus
memberi
norma
sebagai
dasar
dan
kerangka tindakan yang akan dilakukan.
8
Etika dibagi menjadi dua, yaitu etika umum dan etika
khusus.
Etika umum membahas prinsip-prinsip moral dasar, sedangkan
Etika khusus menerapkan prinsip-prinsip dasar pada masingmasing bidang kehidupan manusia.
Etika khusus ini dibagi menjadi etika individual yang memuat
kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial yang
membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat
manusia. Untuk itu dapat digambarkan skema tentang etika sebagai
berikut:
9
Etika Umum
Etika Individual
Etika
Etika Khusus
Etika Sosial
Etika Sesama
Etika Keluarga
Etika Profesi
Etika Politik
Etika Masyarakat
Etika Idiologi
BIOMEDIS
HUKUM
PENGETAHUAN
DLL
Diperjelas dengan uraian sebagai berikut :
10
Etika secara umum dibagi
menjadi dua :

ETIKA UMUM, mengajarkan tentang kondisi-kondisi &
dasar-dasar bagaimana seharusnya manusia bertindak
secara etis, bagaimana pula manusia bersikap etis, teoriteori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi
pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolok ukur
dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika
umum dapat pula dianalogkan dengan ilmu pengetahuan,
yang membahas mengenai pengertian umum dan teoriteori etika.
11
• ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan
prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan. Penerapan ini bisa berwujud :
Bagaimana seseorang bersikap dan
bertindak dalam kehidupannya dan
kegiatan profesi khusus yang dilandasi
dengan etika moral. Namun, penerapan
itu dapat juga berwujud
Bagaimana
manusia bersikap atau melakukan
tindakan dalam kehidupan terhadap
sesama.
12
ETIKA KHUSUS DIBAGI MENJADI DUA :


Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban
dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
Etika sosial, yaitu mengenai sikap dan
kewajiban, serta pola perilaku manusia sebagai
anggota bermasyarakat.
13
ETIKA SOSIAL MELIPUTI BANYAK BIDANG
ANTARA LAIN :






Sikap terhadap sesama
Etika keluarga
Etika profesi
Etika politik
Etika lingkungan
Etika idiologi
14

Dari sistematika di atas, kita dapat
melihat bahwa ETIKA PROFESI
merupakan bidang etika apa ?
27

ETIKA PROFESI merupakan bidang
etika khusus atau terapan yang
merupakan produk dari etika sosial.
28
PENILAIAN ETIKA
Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu,
adalah pada perbuatan baik atau jahat, susila atau
tidak susila.
 Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah
menjadi sifat baginya atau telah mendarah daging,
itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi
tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam
bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi suatu budi
pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari dalam
jiwa; dari semasih berupa angan-angan, cita-cita,
niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan
nyata.

15
 etika = “Akhlak” berasal dari bahasa
Arab, jamak dari “ khuluqun”, artinya
budi pekerti, tingkah laku.
Akhlak sebagai ilmu menurut Islam
adalah mengajarkan mana yang baik
dan mana yang buruk berdasarkan
Al
Qur’an dan Sunnah Rasul, yang
berlakunya universal dan komprehensif
bagi seluruh umat manusia disegala
waktu dan tempat.
Dr. Henny Tanuwidjaja, S.H, Sp.N
30
Pendapat Frans Magnis
Suseno
Menurut Frans Magnis Suseno (1991 : 70), profesi itu harus
dibedakan dalam dua jenis, yaitu profesi pada umumnya dan profesi luhur.
Profesi pada umumnya, paling tidak ada dua prinsip yang wajib ditegakkan,
yaitu:
1. Prinsip agar menjalankan profesinya secara bertanggung jawab;
dan
2. Hormat terhadap hak-hak orang lain.
Pengertian bertanggung jawab ini menyangkut, baik terhadap
pekerjaannya maupun hasilnya, dalam arti yang bersangkutan harus
menjalankan pekerjaannya dengan sebaik mungkin dengan hasil yang
berkualitas. Selain itu, juga dituntut agar dampak pekerjaan yang dilakukan
tidak sampai merusak lingkungan hidup, artinya menghormati hak orang
lain.
16
PROFESI BERSIFAT
LUHUR
Dalam profesi yang luhur (officium nobile), motivasi utamanya bukan
untuk memperoleh nafkah dari pekerjaan yang dilakukannya, di samping itu
juga terdapat dua prinsip yang penting, yaitu :
1.
Mendahulukan kepentingan orang yang dibantu; dan
2.
Mengabdi pada tuntutan luhur profesi.
Untuk melaksanakan profesi yang luhur secara baik, dituntut moralitas
yang tinggi dari pelakunya. Tiga ciri moralitas yang tinggi adalah:
1. Berani berbuat dengan bertekad untuk bertindak sesuai dengan tuntutan
profesi;
2. Sadar akan kewajibannya;
3. Memiliki idealisme yang tinggi.
17
Pengertian Profesi
PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan
berkaitan dengan keahlian khusus dalam
bidang pekerjaannya.
2. Profesi adalah suatu pekerjaan yang berkaitan
dengan bidang yang didominasi oleh
pendidikan dan keahlian, yang diikuti dengan
pengalaman praktik kerja purna waktu.
3. Dilaksanakan dengan mengandalkan
keahliannya.
1.
18
PENGERTIAN PROFESIONAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu.
Memerlukan latihan khusus dengan suatu kurun waktu.
Hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi.
Hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan
terlibat dalam suatu kegiatan tertentu sesuai keahliannya.
Memiliki pendidikan khusus, yaitu keahlian dan keterampilan dan
memiliki dasar pendidikan dan pelatihan serta pengalaman dalam kurun
waktu untuk menunjang keahliannya.
Memahami kaidah dan standard moral profesi serta etika profesi dalam
bidang pekerjaannya.
Berupaya mengutamakan kepentingan masyarakat, artinya setiap
pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah
kepentingan masyarakat.
Ada ijin khusus dari instansi yang berwenang untuk menjalankan
profesinya.
Terorganisir dalam suatu induk organisasi sebagai pengawasnya.
19
1.
2.
3.
4.
5.
SEORANG PROFESIONAL DITUNTUT MEMILIKI :
Pengetahuan;
Penerapan keahlian;
Tanggung jawab sosial;
Pengendalian diri;
Etika bermasyarakat sesuai profesinya.
Menurut Brandeis yang dikutip A. Pattern Jr.
untuk dapat disebut sebagai profesi, maka pekerjaan itu sendiri harus
mencerminkan adanya dukungan yang berupa:
1. Ciri-ciri pengetahuan (intellectual character);
2. Diabdikan untuk kepentingan orang lain;
3. Keberhasilan tersebut bukan didasarkan pada keuntungan finansial;
4. Didukung oleh adanya organisasi (association) profesi dan organisasi
profesi tersebut antara lain menentukan berbagai ketentuan yang
merupakan kode etik, serta pula bertanggung jawab dalam
memajukan dan penyebaran profesi yang bersangkutan;
5. Ditentukan adanya standard kualifikasi profesi.
20
MORALITAS MANUSIA
Nilai-nilai
moral
merupakan
kesadaran
manusia
dalam
menghadapi sesuatu, sadar akan nilai-nilai yang baik dan buruk. Penilaian
tentang yang baik dan buruk merupakan penilaian moral, karena moral
merupakan nilai yang sebenarnya bagi manusia. Hal ini berarti adanya
kesadaran moral manusia dalam bersikap dan berperilaku.
Moralitas adalah keseluruhan norma-norma, nilai-nilai, dan sikap
moral seseorang atau sebuah masyarakat. Nilai-nilai moral itu berada
dalam suatu wadah yang disebut moralitas, karena di dalamnya terdapat
unsur-unsur keyakinan dan sikap batin dan bukan hanya sekadar
penyesuaian diri dengan aturan dari luar diri manusia.
21
MORALITAS BERSIFAT INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
1. Moralitas yang bersifat intrinsik berasal dari diri manusia itu sendiri,
sehingga perbuatan manusia itu baik atau buruk terlepas atau tidak
dipengaruhi oleh peraturan hukum yang ada. Moralitas intrinsik ini esensinya
terdapat dalam perbuatan diri manusia itu sendiri.
2. Moralitas yang bersifat ekstrinsik penilaiannya didasarkan pada peraturan
hukum yang berlaku, baik yang bersifat perintah ataupun larangan. Moralitas
yang bersifat ekstrinsik ini merupakan realitas bahwa manusia itu terikat
pada nilai-nilai atau norma-norma yang diberlakukan dalam kehidupan
bersama.
22
TANGGUNG JAWAB MORAL
Tanggung jawab merupakan beban moral karena dibebankan pada
kehendak manusia yang bebas untuk melaksanakan kebaikan. Tanggung jawab
tidak dimiliki oleh makhluk hidup lain selain manusia karena hanya manusia yang
mengerti dan menyadari perbuatannya sesuai dengan tuntutan kodrat manusia.
Tanggung jawab merupakan sikap dan pendirian yang harus dimiliki
manusia karena dengan rasa tanggung jawab ini manusia itu berkembang,
menghargai sesamanya dan lingkungannya. Sikap ini merupakan beban moral,
karena seyogyanya diwujudkan dalam perilaku yang nyata, yaitu bertindak
dengan semestinya, bertindak sesuai norma dengan norma-norma yang berlaku
di masyarakat dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar dirinya. Dengan
demikian, tanggung jawab moral me-rupakan landasan dan kebijaksanaan
manusia dalam memandang kehidupan ini.
23
KESALAHAN MORAL DALAM KEHIDUPAN
1. Unsur kodrati manusia : Adalah kesalahan yang berpasangan dengan kebaikan,
merupakan unsur kodrati manusia
2. Kesalahan yang diartikan pelanggaran : kesalahan dapat diartikan sebagai
pelanggaran apabila orang yang berbuat salah itu mengerti dan memahami serta
berbuat dengan sengaja.
Ada dua sarjana yang berpendapat berbeda :
Menurut Friedrich Nietzche dalam bukunya Der Wille zurMacht, Nietzsche
berpendapat bahwa rasa salah, rasa dosa itu tidak perlu ada pada diri manusia,
karena rasa seperti itu hanya milik anak kecil dan kaum budak saja. Apabila rasa salah
atau rasa dosa yang ada dalam kehidupan ini muncul, maka itu hanyalah suatu
degenerasi atau pertumbuhan yang salah. Oleh sebab itu, seseorang atau suatu
bangsa yang bertindak sebagai bangsa yang dipertuan besar, maka baginya tidak
perlu berlaku norma-norma apapun juga.
24
Pendapat yang berkebalikan dari teori Nietzsche ini adalah dari
Max Sceler. Dalam karyanya yang berjudul: Vom Ewigen im Menschen atau
tentang yang abadi dalam manusia, Sceler menulis tentang "Reue und
Widergeburt" artinya menyesal dan lahir lagi. Dalam tulisan ini, Sceler
mengkristalisasikan pikiran-pikiran tentang manusia dan dosa atau kesalahan
moral. Reue atau penyesalan adalah gerak kodrati yang berasal dari dalam
diri manusia sendiri.
Gerak itu adalah rasa, akan tetapi rasa yang amat dalam, rasa
yang sangat fundamental, yang muncul dari dasar jiwa. Rasa seperti itu
dialami manusia atau melihat diri sendiri sebagai tak bernilai, sebagai
kekosongan. Mengalami rasa tak bernilai, rasa kekosongan itulah yang
disebut merasa bersalah, merasa berdosa.
25
Dalam kaitannya dengan kesalahan moral, maka penerapannya dapat
dilihat dalam bentuk yang konkret dalam kehidupan bersama. Sesuatu dikatakan
tidak bermoral karena memalukan masyarakat. Suatu perbuatan dikatakan
salah karena masyarakat menyalahkan. Pandangan yang semacam ini
mengandung kebenaran akan tetapi belum menunjuk akar yang terdalam dari
kesalahan moral. Baik atau buruk pada akhirnya tergantung pada pendapat
masyarakat. Jahat atau tidak, itu tidak bergantung dari tertangkapnya atau tidak
tertangkapnya oleh orang lain atau pihak yang berwajib.
Semua itu belum menunjuk pada akarnya.
Satu-satunya yang dapat menerangkan adanya kesadaran akan
kesalahan, ialah pengakuan bahwa manusia itu dalam perbuatannya menangkap
diri sendiri sebagaimana mestinya, dalam hubungannya dengan realitas yang
sebenarnya, terutama dengan Tuhan yang menciptakan (N. Drijarkara, tahun
1981 halm 28-36).
26
KAIDAH MORAL DALAM KEHIDUPAN BERSAMA
1. Nilai-nilai dalam kehidupan bersama merupakan dasar bagi normanorma yang dianut dan ditaati bersama oleh suatu masyarakat. Norma
atau kaidah ini diperlukan untuk melindungi kepentingan bersama.
2. Kaidah merupakan pedoman untuk berperilaku.
3. Kaidah sebagai pedoman bersama ini menentukan perilaku seseorang,
apakah sesuai atau tidak dengan pandangan hidup bersama dan
bagaimana seyogyanya seorang anggota masyarakat itu berperilaku.
27
Dalam perkembangannya, kaidah-kaidah yang muncul di masyarakat itu
bermacam-macam. Pada prinsipnya kaidah-kaidah tersebut terbagi
menjadi dua :
yaitu kaidah-kaidah yang berhubungan dengan aspek kehidupan individu
dan kaidah-kaidah yang berhubungan dengan orang lain.
Tata kaidah tersebut terdiri dari kaidah kepercayaan atau
keagamaan, kaidah kesusilaan, kaidah sopan santun dan kaidah
hukum, dapat dikelompokkan seperti berikut.
1. Tata kaidah dengan aspek kehidupan pribadi yang dibagi lebih lanjut
menjadi:
a. kaidah kepercayaan atau keagamaan;
b. kaidah kesusilaan.
2. Tata kaidah dengan aspek kehidupan antarpribadi yang dibagi lebih
lanjut menjadi:
a. kaidah sopan santun atau adat;
b. kaidah hukum (Sudikno-Mertokusumo, 1988:6)
28
MORAL DAN LEGALITAS
Seorang filsuf Jerman, Immanuel Kant memberikan penegasan
hubungan antara moralitas dan legalitas. Dalam metafisika kesusilaan
(Metaphysik den Sitten, 1797), Kant membuat distingsi antara legalitas dan
moralitas.
Legalitas dipahami Kant sebagai kesesuaian dan ketidaksesuaian semata-mata suatu tindakan dengan hukum atau norma lahiriah.
Kesesuaian dan ketidaksesuaian ini pada dirinya sendiri belum bernilai moral
sebab dorongan batin (triebfeder) sama sekali tidak diperhatikan. Nilai moral
baru diperoleh di dalam moralitas.
Selanjutnya oleh Kant menegaskan bahwa moralitas adalah
kesesuaian sikap perbuatan kita dengan norma atau hukum batiniah kita
yakni apa yang kita pandang sebagai kewajiban kita.
Moralitas akan tercapai apabila kita menaati hukum bukan karena hal itu
akan menguntungkan atau karena takut pada sanksinya, melainkan kita
sendiri menyadari bahwa hukum itu merupakan suatu kewajiban yang harus
ditaati.
29
Kant menegaskan pula bahwa kesungguhan
sikap moral kita baru tampak kalau kita bertindak
demi
kewajiban
itu
sendiri,
kendati
itu
tidak
mengenakkan kita ataupun memuaskan perasaan kita.
Dorongan atau motivasi lain selain kewajiban (seperti
belas kasihan, dan iba hati) memang "patut dipuji", tetapi
itu sama sekali tidak mempunyai nilai moral (bukan
amoral atau bertentangan dengan moral). Menurut Kant,
kewajibanlah yang menjadi tolok ukur atau batu uji apakah
tindakan seseorang boleh disebut tindakan moral atau
tidak.
30
MORALITAS TERBAGI MENJADI
DUA
Kant membedakan moralitas menjadi dua yaitu Moralitas Heteronom dan
Moralitas Otonom.
Moralitas Heteronom adalah sikap di mana kewajiban ditaati dan
dilaksanakan bukan karena kewajiban itu sendiri, melainkan karena sesuatu
yang berasal dari luar kehendak si pelaku sendiri, misalnya karena mau
mencapai tujuan yang diinginkan ataupun karena perasaan takut pada
penguasa yang memberi tugas kewajiban itu.
Moralitas Otonom adalah kesadaran manusia akan kewajiban yang ditaatinya
sebagai sesuatu yang dikehendakinya sendiri karena diyakini sebagai hal yang
baik.
Di dalam moralitas otonom, orang mengikuti dan menerima hukum bukan
lantaran mau mencapai tujuan yang diinginkannya ataupun lantaran takut pada
penguasa, melainkan karena itu dijadikan kewajiban sendiri berkat nilainya
yang baik.
Moralitas demikian menurut Kant disebut sebagai otonom kehendak
(autonomie des willens) yang merupakan prinsip tertinggi moralitas, sebab ia
berkaitan dengan kebebasan, hal yang hakiki dari tindakan makhluk rasional
atau manusia (terjemahan, Lili-Tjahjadi, 1991 :47-48).
31
ILMU DAN MORAL
Ilmu dan moral merupakan suatu sisi yang berbeda tetapi mempunyai
keterkaitan yang erat sekali. Pertentangan-pertentangan yang muncul antara
ilmu dan moral lebih diakibatkan oleh dikacaukannya dalam penafsirannya.
Penafsiran yang kacau tersebut lebih disebabkan karena adanya pendapat yang
mencoba memisahkan dan mempertentangkan ilmu dan moral. Moral lebih
diutamakan pada pengkajian kaidah kesusilaan yang berlaku di masyarakat dan
ini dipandang tidak ada kaitannya dengan ilmu.
Situasi etis dalam perkembangan dunia yang semakin modern ini
akan terlihat tiga ciri, sebagai berikut.
1. Adanya pluralisme moral;
2. Timbul masalah etis baru yang tidak terduga;
3. Dalam dunia modern tampak semakin jelas juga suatu kepedulian etis yang
universal.
32
PERANAN MORAL DAN ETIKA DALAM
ILMU PENGETAHUAN
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin tinggi dan pesat, maka peranan moral dan etika harus pula semakin
diperhatikan. Ilmu pengetahuan tidak dapat dilepaskan oleh tujuan ilmu
pengetahuan itu sendiri, yaitu kebenaran, karena ilmu pengetahuan merupakan
sarana untuk mencari kebenaran. Oleh sebab itu seorang ilmuwan harus
mempunyai sikap ilmiah yang antara lain meliputi:
a. Tidak mengutamakan finansial;
b. Selektif - Objektif;
c. Tidak skeptis;
d. Sikap kritis - Konstruktif;
e. Transparan.
33
PERANAN ETIKA DALAM PERKEMBANGAN ILMU
PENGENTAHUAN DAN TEKNOLOGI
Peranan Etika tersebut adalah :
a. Etika sebagai landasan berpikir dan berkarya;
b. Etika sebagai pengendali;
c.
Etika sebagai pendorong;
d. Etika sebagai penyeimbang;
e. Etika sebagai norma-norma.
34
ETIKA DAN BUDAYA
Menurut Koentjaraningrat (1985 : 5-7) bahwa kebudayaan itu mempunyai tiga
wujud, sebagai berikut.
1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, normanorma, peraturan, dan sebagainya;
2. Wujud kebudayaan sebagai kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia
dan masyarakat;
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Dengan demikian, kebudayaan mengandung unsur pola perilaku
yang normatif yang dianut dan dilaksanakan oleh anggota masyarakatnya. Pola
perilaku demikian merupakan kaidah-kaidah dan nilai-nilai kemasyarakatan yang
dianut, diyakini dan dipatuhi oleh para anggotanya.
Dalam kaidah-kaidah dan nilai-nilai inilah terdapat dimensi etika
karena etika sebagai suatu dimensi terdapat dalam semua persoalan
kemasyarakatan. Etika sesungguhnya mem-persoalkan sejauh mana
pertanggungjawaban kita sebagai manusia dalam menentukan baik buruk masa
depan kita, adil atau tidak adil (Lubis, 1987 : 73). Setiap persoalan
kemasyarakatan tidak dapat diselesaikan tanpa melibatkan nilai-nilai yang berlaku
dalam kehidupan bersama.
35
ETIKA DAN ALIH
TEKNOLOGI
Dalam menghadapi perkembangan teknologi, setiap masyarakat,
baik yang tradisional maupun yang modern mengenal nilai-nilai dan normanorma etis. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsur kemajuan
peradaban manusia yang sangat penting, karena melalui kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, manusia dapat mendayagunakan kekayaan dan
lingkungan alam dan meningkatkan kualitas kehidupannya (Penjelasan UU No.
18 Tahun 2002).
Dari konteks yang demikian, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi harus diberdayakan dan tidak hanya berhubungan dengan para
penemunya, tetapi mengandung aspek yang sangat luas dan kompleks.
Termasuk di dalamnya adalah menyangkut kepentingan negara, baik yang
menyangkut penemuannya, pemakaiannya maupun transfernya pada negara
lain.
36
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat, maka faktor lain yang muncul adalah masalah-masalah etis
baru, misalnya di bidang biomedis, seperti manipulasi genetis dengan gen-gen
manusia, kemudian reproduksi artificial seperti fertilasi in vitro, entah dengan
donor atau tanpa donor, entah dengan menyewakan rahimnya atau tidak.
Masalah situasi etis dalam dunia modern ini muncul berkaitan
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan alih teknologi. Namun demikian,
setinggi apapun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, etika sebagai
petunjuk/pedoman berperilaku baik dan benar akan tetap menjadi suatu
pertimbangan dan landasan moral bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
37
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI
1.
2.
3.
4.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pekerjaan dan pencapaian hasilnya.
Bertanggung jawab terhadap dampak karya
dari profesinya.
Menuntut kaum profesional untuk bersikap
seadil mungkin dan tidak memihak dalam
menjalankan profesinya.
Memiliki daerah kerja tertentu dan diberi
kebebasan dalam menjalankan profesinya.
38
KAIDAH HUKUM DALAM
PROFESI
Kaidah hukum merupakan ketentuan atau pedoman tentang apa yang
seyogyanya atau seharusnya dilakukan. Pada hakikatnya kaidah hukum merupakan
perumusan pendapat atau pandangan tentang bagaimana seharusny a/seyogyanya
seseorang itu bertingkah laku. Sebagai pedoman kaidah hukum itu bersifat umum
dan pasif (Mertokusumo, 1991: 16).
Kaidah hukum berisi kenyataan normatif (apa yang seharusnya dilakukan = das
sollen dan bukan berisi kenyataan ilmiah/peristiwa konkret = das sein). Dengan
kaidah hukumlah maka peristiwa konkret menjadi peristiwa hukum.
Untuk melindungi kepentingan masyarakat, perilaku individu sebagai
anggota masyarakat tidak cukup hanya diatur dan dilindungi oleh kaidah-kaidah
etika, tetapi juga diperlukan adanya kaidah-kaidah hukum. Dengan kaidah hukum
yang mempunyai sanksi yang tegas dan konkret, maka kepentingan yang diatur serta
dilindungi oleh kaidah etika dapat berlakusecaraefektif (Komalawati, 1989 : 68).
39
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
ANTARA ETIKA DAN HUKUM
Persamaan Etika dan Hukum terdapat dalam tujuan sosialnya. Sama-sama
menghendaki agar manusia melakukan perbuatan yang baik/benar. Oleh karena
itu, dapat dikatakan bahwa pelanggaran hukum merupakan perbuatan yang
tidak etis.
Perbedaannya adalah bahwa Etika itu ditujukan pada sikap batin manusia,
dan sanksinya dari kelompok masyarakat profesi itu sendiri.
Sedangkan hukum ditujukan pada sikap lahir manusia, membebani manusia
dengan hak dan kewajiban, bersifat memaksa, sanksinya tegas dan konkret
yang dilaksanakan melalui wewenang penguasa/ pemerintah.
40
PENEGAKAN HUKUM BAGI PENYANDANG PROFESI
Penegakan Hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginankeinginan hukum menjadi kenyataan. Yang disebut sebagai keinginankeinginan hukum di sini tidak lain adalah pikiran-pikiran badan pembuat
undang-undang yang dirumuskan dalam peraturan-peraturan hukum itu.
Perlunya pembicaraan mengenai proses penegakan hukum ini menjangkau
pula sampai kepada perbuatan hukum, kini sudah mulai agak jelas.
Perumusan pikiran pembuat hukum yang dituangkan dalam peraturan hukum
akan turut menentukan bagaimana penegakan hukum itu dijalankan
(Rahardjo, 1983 : 24).
Usaha Penegakan dilaksanakan sejalan dengan prinsip negara, yaitu negara
yang berdasarkan Pancasila. Tegaknya hukum merupakan suatu prasyarat
bagi sebuah negara hukum. Penegakan hukum selalu melibatkan manusiamanusia di dalamnya dan dengan demikian akan melibatkan perilaku manusia
juga.
41
KODE ETIK PROFESI
Pengertian Kode Etik dalam Profesi Hukum
Kata kode dari bahasa Latin "codex" yang berarti kumpulan. Kode berarti suatu
kumpulan peraturan dari, oleh dan untuk suatu kelompok orang yang bekerja
(berprofesi) dalam bidang tertentu. Istilah kode ('code') juga dapat diartikan
sebagai
'a complete written of law, uni-fied and promulgated by legislative
action in the Jurisdiction (sphere of authority concerned)‘.
42
Kode etik, yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
Kode Etik Profesi menguraikan peraturan-peraturan dasar perilaku yang dianggap
perlu bagi anggota profesinya untuk melaksanakan fungsinya secara jujur dan
menjaga kepercayaan masyarakat. Prinsip-prinsip itu dirumuskan dan suatu aparatur
tata tertib mengenakan sanksi atas pelanggaran yang terjadi.
Dihubungkan dengan etika suatu profesi dapat dikatakan bahwa kode
etik mencakup usaha untuk menegakkan dan menjamin etika, tetapi dimaksudkan
pula sebagai alat penopang untuk melakukan kebaikan, misalnya dengan adanya
suatu standard profesional. Kode etik menimba kekuatan dari etika, tetapi juga
memperkuatnya. Kode etik yang tertulis dapat menyumbang bagi pertumbuhan etika
dan keyakinan etis bersama. Kode etik menuntut usaha bersama untuk semakin
mengerti dan semakin melindungi nilai-nilai manusiawi dan moral profesi (A. Heuken,
1979 : 157 - 158).
43
Sanksi Pelanggaran Kode
Etik :
 Sanksi
Moral
 Sanksi terhadap Tuham YME
 Sanksi dijatuhkan dari
organisasi yang bersangkutan
44
Perbedaan Etiket dengan Etika

Etiket menyangkut cara
(tata acara) suatu
perbuatan harus
dilakukan manusia. Misal
: Ketika saya
menyerahkan sesuatu
kepada orang lain, saya
harus menyerahkannya
dengan menggunakan
tangan kanan. Jika saya
menyerahkannya dengan
tangan kiri, maka saya
dianggap melanggar
etiket.
etiket

Etika menyangkut cara
dilakukannya suatu perbuatan
sekaligus memberi norma dari
perbuatan itu sendiri. Misal :
Dilarang mengambil barang
milik orang lain tanpa izin
karena mengambil barang milik
orang lain tanpa izin sama
artinya dengan mencuri.
“Jangan mencuri” merupakan
suatu norma etika. Di sini tidak
dipersoalkan apakah pencuri
tersebut mencuri dengan
tangan kanan atau tangan kiri.
etika
60
 Etiket hanya berlaku dalam
 Etika selalu berlaku, baik
situasi dimana kita tidak seorang
kita sedang sendiri atau
diri (ada orang lain di sekitar
bersama orang lain. Misal:
kita). Bila tidak ada orang lain di
sekitar kita atau tidak ada saksi
Larangan mencuri selalu
mata, maka etiket tidak berlaku.
berlaku, baik sedang
Misal : Saya sedang makan
sendiri atau ada orang lain.
bersama bersama teman sambil
Atau barang yang dipinjam
meletakkan kaki saya di atas
selalu harus dikembalikan
meja makan, maka saya
dianggap melanggat etiket.
meskipun si empunya
Tetapi kalau saya sedang makan
barang sudah lupa.
sendirian (tidak ada orang lain),
maka saya tidak melanggar
etiket jika saya makan dengan
cara demikian.
YOUR LOGO
Etiket bersifat relatif.
Etika bersifat absolut.
Yang dianggap tidak
“Jangan mencuri”,
sopan dalam satu
“Jangan membunuh”
kebudayaan, bisa saja
merupakan prinsipdianggap sopan dalam prinsip etika yang tidak
kebudayaan lain. Misal bisa ditawar-tawar.
: makan dengan tangan
atau bersendawa
waktu makan.
YOUR LOGO
 Etiket memandang
manusia dari segi lahiriah  Etika memandang manusia
dari segi dalam. Orang
saja. Orang yang
berpegang pada etiket bisa yang etis tidak mungkin
juga bersifat munafik. Misal bersifat munafik, sebab
orang yang bersikap etis
: Bisa saja orang tampi
pasti orang yang sungguhsebagai “manusia berbulu
sungguh baik.
ayam”, dari luar sangan
sopan dan halus, tapi di
dalam penuh kebusukan.
YOUR LOGO
63
ETIKA
 etika mempunyai arti yaitu ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan
atau ilmu tentang adat kebiasaan
(K.Bertens, 2000).
 nilai dan norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.

kumpulan asas atau nilai moral.
 Yang dimaksud di sini adalah kode
etik.
 Contoh : Kode Etik Pegawai Pajak
 ilmu tentang yang baik atau buruk.
 Misalnya, jika orang berbicara
tentang etika orang Jawa, etika
agama Budha, etika Protestan dan
sebagainya, maka yang
dimaksudkan etika di sini bukan
etika sebagai ilmu melainkan etika
sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini
bisaberfungsi dalam hidup manusia
perorangan maupun pada taraf
sosial.
YOUR LOGO
64
ETIKET
Etiket (Belanda)
secarik kertas yang
ditempelkan pada
kemasan barangbarang (dagang) yang
bertuliskan nama, isi,
dan sebagainya
tentang barang itu.
Etiket (Perancis) adat
sopan santun atau tata
krama yang perlu
selalu diperhatikan
dalam pergaulan agar
hubungan selalu baik.
YOUR LOGO
65
kode etik profesi
 merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya
termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang
memiliki sangsi yang agak berat, maka masuk dalam kategori
norma hukum.
 Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara,
tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar
profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan
melindungi perbuatan yang tidak profesiona
YOUR LOGO
66
Teori Teleologi.
konsekuensialis
 bahwa nilai moral suatu tindakan ditentukan sematamata oleh konsekuensi tindakan tersebut. Benar atau
salahnya tindakan ditentukan oleh hasil atau akibat dari
tindakan tersebut.
 Maka, yang menyebabkan tindakan itu benar atau salah
adalah bukan tindakan itu sendiri melainkan akibat dari
tindakan tersebut. Akibat dalam hal ini adalah
konsekuensi baik. Oleh karena itu, kebaikan merupakan
konsep fundamental dalam teori teleleologi.
YOUR LOGO
67
Teori Teleologi.
 Egoisme Etis, Suatu tindakan benar atau salah
tergantung semata-mata pada baik buruknya akibat
tindakan tersebut bagi pelakunya.
 Altruisme Etis, Berlawanan dengan egoisme etis, bahwa
baik buruknya suatu tindakan ditentukan oleh baik
buruknya akibat tindakan tersebut terhadap orang lain,
kecuali pelaku.
 Utilitarianisme, Gabungan antara egoisme etis dan
altruisme etis, bahwa benar salahnya tindakan
tergantung pada baik buruknya konsekuensi tindakan
tersebut bagi siapa saja yang dipengaruhi oleh tindakan
tersebut.
YOUR LOGO
68
Dalam buku karangan Kusmanadji (2004, 2),
Utilitarianisme mencakup empat
prinsip, yaitu:
 1) Konsekuensialisme. Prinsip yang berpendiran bahwa kebenaran
tindakanditentukan semata-mata oleh konsekuensinya.
 2) Hedonisme. Manfaat (utility) dalam teori ini didefinisikan sebagai
kesenangan dan tidak adanya kesedihan. Hedonisme adalah prinsip
bahwa kesenangan dan hanya kesenanganlah yang merupakan
perbuatan tertinggi.
 3) Maksimalisme. Tindakan yang benar adalah tindakan yang tidak
hanya memiliki konsekuensi berupa beberapa kebaikan, tetapi juga
jumlah terbesar konsekuensi baik setelah memperhitungkan
konsekuensi buruk.
 4) Universalisme. Konsekuensi yang harus dipertimbangkan adalah
konsekuensi bagi setiap orang.
YOUR LOGO
69
Utilitarianisme Klasik dan Utilitarianisme Pluralistik
 Utilitarianisme Klasik mendefinisikan kebaikan tertinggi
adalah kesenangan (pleasure) dan keburukan tertinggi
adalah keburukan (plain) dan semua tindakan harus
dievaluasi dengan ukuran kesenangan dan kesedihan
yang dihasilkan bagi semua orang yang dipengaruhi.
 Utilitarianisme Pluralistik disebut juga utilitarianisme
dalam arti luas yaitu dengan mengartikan kebaikan
sebagai kesejahteraan umat manusia. Apapun yang
menjadikan umat manusia secara umum lebih baik atau
memberikan manfaat adalah kebaikan , dan apapun yang
menyebabkan umat manusia menjadi lebih buruk atau
menimbulkan kerugian adalah keburukan.
YOUR LOGO
70
Utilitarianisme Tindakan dan Utilitarianisme Aturan
 Utilitarianisme Tindakan berpendirian bahwa dalam semua
situasi seseorang seharusnya melakukan tindakan yang
memaksimalkan manfaat (utility) bagi semua orang yang
dipengaruhi oleh tindakan tersebut.Dapat pula dinyatakan
suatu tindakan adalah benar jika dan hanya jika tindakan itu
menghasilkan selisih terbesar dari kebaikan atas keburukan
bagi setiap orang.
 Utilitarianisme Aturan berpendirian bahwa manfaat dapat
diperhitungkan pada kelompok-kelompok tindakan, bukan
pada masing-masing tindakan secara individual.Dapat pula
dinyatakan suatu tindakan adalah benar jika dan hanya jika
tindakan itu sesuai dengan seperangkat aturan yang
keberterimaannya secara umum akan menghasilkan selisih
terbesar dari kebaikan atas keburukan bagi setiap orang.
YOUR LOGO
71
2. Teori Deontologi.
 Teori deontologi sebenarnya sudah ada sejak periode
filsafat Yunani Kuno, tetapi baru mulai diberi perhatian
setelah diberi penjelasan dan pendasaran logis oleh
filsuf Jerman yaitu Immanuel Kant. Kata deon berasal
dari Yunani yang artinya kewajiban.
 perbuatan tertentu adalah benar bukan karena manfaat
bagi kita sendiri atau orang lain tetapi karena sifat atau
hakikat perbuatan itu sendiri atau kaidah yang diikuti
untuk berbuat.
YOUR LOGO
72
Macam teori deontologi :
 a. Deontologi Tindakan, Menurut teori ini, bila seseorang
dihadapkan pada situasi dimana harus mengambil keputusan,
seseorang harus segera memahami apa yang harus dilakukan
tanpa mendasarkan pada peraturan atau pedoman.
 b. Deontologi Kaidah, Suatu tindakan benar atau salah karena
kesesuaian atau tidak sesuainya dengan suatu prinsip moral
yang benar.
 c. Deontologi Monistik, Teori ini mendukung suatu kaidah
umum seperti “the golden rule” sebagi prinsip moral tertinggi
yang menjadi dasar untuk menurunkan kaidah atau prinsip
prinsip moral lainnya.
 d. Dentologi Pluralistik, Teori ini dikemukakan oleh William
David Ross yang mengidentifikasi tujuh kewajiban moral pada
pandangan pertama (prime face).
YOUR LOGO
73
(prima face).
 1. Fidelity (kewajiban menepati janji/kesetiaan). Kita harus
menepati janji yang dibuat dengan bebas, baik eksplisit
maupun implisit, dan mengatakan kebenaran.
 2. Reparation (kewajiban ganti rugi). Kita harus memberikan
ganti rugi kepada orang yang mengalami kerugian karena
tindakan kita yang salah, kita harus melunasi hutang moril
dan materiil.
 3. Gratitude (kewajiban berterima kasih). Kita harus berterima
kasih kepada orang yang berbuat baik terhadap kita.
 4. Justice (kewajiban keadilan). Kita harus memastikan bahwa
kebaikan dibagikan sesuai dengan jasa orang yang
bersangkutan.
YOUR LOGO
74
 5. Benefience (kewajiban berbuat baik). Kita harus
membantu orang lain yang membutuhkan bantuan kita,
berbuat apa pun yang dapat kita perbuat untuk
memperbaiki keadaan oarng lain.
 6. Self-improvement (kewajiban mengembangkan diri).
Kita harus mengembangkan dan meningkatkan diri kita
dibidang keutamaan, intelegensi, dll.
 7. Non-maleficence (kewajiban tidak merugikan). Kita
tidak boleh melakukan sesuatu yang merugikan orang
lain.
YOUR LOGO
75
3. Teori Keutamaan (Virtue).
 teori yang memandang sikap atau akhlak seseorang.
 Membicarakan tentang karakter apa saja yang membuat
seseorang sebagai orang baik secara moral.
 Teori keutamaan sering juga dikatakan sebagai teori
yang membicarakan tentang karakter yang merupakan
keutamaan moral.
YOUR LOGO
76
 a. Keberanian/keteguhan, meningkatkan peluang untuk
memperoleh apa yang diinginkan.
 b. Kejujuran, mensyaratkan niat baik dan tulus untuk
menyampaikan kebenaran.
 c. Kesetiaan, tanggung jawab untuk menjunjung tinggi
dan melindungi kepentingan pihak-pihak tertentu dan
organisasi.
 d. Keandalan, berusaha secara maksimal dan masuk akal
dalam memenuhi komitmen.
 e. Moderat ( tidak ekstrim, cenderung ke dimensi pada
umumnya).
YOUR LOGO
77
 f. Pengendalian diri yang baik.
 g. Toleransi terhadap sesama.
 h. Keramahan merupakan inti kehidupan bisnis,
keramahan itu hakiki untuk setiap hubungan antar
manusia, hubungan bisnis tidak terkecuali.
 i. Loyalitas berarti bahwa seseorang tidak bekerja
semata-mata untuk mendapat gaji, tetapi mempunyai
juga komitmen yang tulus dengan perusahaan.
 j. Kehormatan adalah keutamaan yang membuat
seseorang menjadi peka terhadap suka dan duka serta
sukses dan kegagalan perusahaan.
YOUR LOGO
78
 k. Rasa malu membuat solider dengan kesalahan
perusahaan.
 l. Kesantunan.
 m. Belas kasih.
 n. Bangga (tetapi tidak arogan).
 o. Berkeadilan, memastikan bahwa manfaat atau
keuntungan dibagikan sesuai dengan jasa pihak-pihak
yang terkait dan berhak, dll.
YOUR LOGO
79
Peranan Etika Dalam Profesi.
 a. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang,
atau segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok
masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu
keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika
tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata
nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
 b. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilainilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan
kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama
anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini
sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang
mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi)
dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
YOUR LOGO
80
 c. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala
perilaku-perilaku sebagian para anggota profesi yang
tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah
disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi),
sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat
profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi
hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga
pada profesi dokter dengan pendirian klinik super
spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin
tidak mungkin menjamahnya.
YOUR LOGO
81
Prinsip-Prinsip Etika Profesi.
 a. Tanggung jawab. Tanggung jawab terhadap pelaksanaan
pekerjaan itu dan terhadap hasilnya dan tangggung jawab
terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain
atau masyarakat pada umumnya.
 b. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan
kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
 c. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional
memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan
profesinya, tetapi dibatasi tanggungjawab dan komitmen
profesional dan tidak mengganggu kepentingan umum.
 d. Prinsip integritas moral yang tinggi. Komitmen pribadi
menjaga keluhuran profesi.
YOUR LOGO
82
Urgensi Etika Profesi
untuk menjaga kepentingan masingmasing yang
terlibat agar mereka senang, tenang, tentram,
terlindung tanpa merugikan kepentingannya
serta terjamin agar perbuatannya yang tengah
dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang
berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak
asasi umumnya.
YOUR LOGO
83
Kode etik profesi merupakan produk etika terapan
karena dihasilkan berdasarkan penerapan
pemikiran etis atas suatu profesi.Kode etik profesi
dapat
berubah dan diubah seiring perkembangan
zaman.
Kode etik profesi merupakan
pengaturan diri profesi yang bersangkutan, dan ini
perwujudan nilai moral yang hakiki, yang tidak
dipaksakan dari luar.
Kode etik profesi hanya berlaku efektif apabila
dijiwai oleh cita-cita dan nilainilai yang hidup
dalam lingkungan profesi itu sendiri
84
tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan
dalam kode etik (Code of conduct) profesi
 a. Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan
tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat
pada umumnya
 b. Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam
menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka
menghadapi dilema-dilema etika dalam pekerjaan
 c. Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi
atau nama dan fungsi-fungsi profesi dalam masyarakat
melawan kelakuan-kelakuan yang jahat dari anggota-anggota
tertentu
 d. Standar-standar etika mencerminkan / membayangkan
pengharapan moral dari komunitas, dengan demikian standarstandar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan
menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya
YOUR LOGO
85
 e. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga
kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli
profesi
 f. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak
sama dengan hukum (atau undang-undang). Seorang ahli
profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima
sangsi atau denda dari induk organisasi profesinya
 g. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
 h. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
 i. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.
 j. Menentukan baku standarnya sendiri.
YOUR LOGO
86
fungsi dari kode etik profesi
 a. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi
tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.
 b. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan.
 c. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi
profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan
profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam
berbagai bidang.
YOUR LOGO
87
Sanksi Pelanggaran KodeEtik
 a. Sanksi moral
 b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi
 c. Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan
dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang
dibentuk khusus untuk itu.
YOUR LOGO
88
 Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh
suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku
sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
 Menurut UU no. 8 (pokok-pokok kepegawaian), Kode etik
profesiadalah pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalammelaksanakan tugas dan dalam
kehidupan sehari-hari.
YOUR LOGO
89
Prinsip-Prinsip Etika
 Dalam buku Adler tertuang 6 prinsip dasar yang
merupakan landasan prinsipil dari etika. Adler dalam
bukunya “The Great Ideas” menetapkan 6 prinsip dasar
tersebut merupakan 6 Ide Agung (The Six Great
Ideas) yang merupakan landasan prinsipil dari etika,
yang selanjutnya dikenal sebagai prinsip-prinsip etika.
 Prinsip-prinsip etika tersebut yang tertulis dalam
modul etika birokrasi (Supriyadi,2001) secara garis
besarnya adalah sebagai berikut.
90
YOUR LOGO
Prinsip Etika
Prinsip Keindahan (Beauty)
Prinsip Persamaan (Equality)
Prinsip Kebaikan (Goodness)
Prinsip Keadilan (Justice)
Prinsip Kebebasan (Liberty)
?
Prinsip Kebenaran (Truth)
91
YOUR LOGO
Sumber pustaka : Prajab Gol.III -2010
Hubungan Etika dengan Moral
Moral berasal dari bahasa latin “mos” artinya
adat istiadat.
Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang
menjadi pegangan seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya
dalam bermasyarakat.
Sebagai contoh: “Kepala Proyek Pengembangan
TI di perusahaan ini tidak bermoral…..” ->
melangar norma-norma etis yang berlaku dalam
kelompok atau organisasi.
92
YOUR LOGO
 Menurut Frans Magnis Suseno (1987), “moral adalah nilai-nilai
yang mengandung peraturan, perintah dan lain sebagainya yang
terbentuk secara turun temurun melalui suatu budaya tertentu
tentang bagaimana manusia harus hidup dengan baik”.
 Kesimpulan :
Etika = moral adalah pegangan tingkah laku
didalam bermasyarakat
Perbedaan moral dan etika:
- Moral menekankan pada cara menekankan
sesuatu.
- Etika menekankan pada mengapa melakukan
sesuatu harus dengan cara tersebut.
Etika
Moral
Etika-moral
93
YOUR LOGO
Hubungan Etika dengan Filsafat
Filsafat adalah bagian dari ilmu pengetahuan
yang berfungsi sebagai interpretasi tentang
hidup manusia.
Etika merupakan bagian dari filsafat, yaitu
filsafat moral.
 Filsafat moral adalah cabang dari filsafat tentang tindakan
manusia.
Kesimpulan :
 suatu ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan buruk
manusia berdasarkan kehendak dalam mengambil
keputusan yang mendasari hubungan antar sesama
manusia.
94
YOUR LOGO
Faktor-Faktor Tindakan Melanggar
Etika
Kebutuhan Individu
 Merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan tidak
etis karena tidak tercukupinya kebutuhan pribadi dalam
kehidupan.
Tidak ada pedoman
 Tidak punya penuntun hidup sehingga tidak tahu
bagaimana melakukan sesuatu.
Perilaku dan kebiasaan Individu
 Perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan faktor
lingkungan dimana individu tersebut berada.
95
YOUR LOGO
Macam-Macam Etika
Ada dua jenis yaitu:
 Etika deskriptif
 Etika yang berbicara tentang suatu fakta
 Yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan
realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.
 Etika yang menyoroti secara rasional dan kritis tentang apa yang
diharapkan manusia mengenai sesuatu yang bernilai.
 Etika normatif
 Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia
tentang bagaimana harus bertindak sesuai dengan norma yang
berlaku.
 Etika yang mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
96
YOUR LOGO
Penjelasan Selanjutnya yad ttg Etika pd Org
A. Arti Pentingnya Etika pada Organisasi
B. Unsur yg menentukan Keberhasilan
Perwujudan Etika Organisasi
1. Etos Kerja
2. Moralitas Pribadi
3. Kepemimpinan yang bermutu
4. Kondisi-kindisi yang sistemik
97
YOUR LOGO
KB 1
3.TEORI – TEORI ETIKA
1
1. Etika Deontologi
2
2. Etika Teleologi
3
4. Etika Keutamaan
5
Balik
Topik
Utama
YOUR LOGO
98
Teori-teori etika
Teori-teori etika berikut : etika
deontologi, etika teleologi, dan etika
keutamaan berkaitan langsung dengan
etika sebagai refleksi kritis sebagaimana
disebutkan dan dirinci oleh Sonny Keraf
(2002). Garis besar dari ketiga teori
tersebut adalah sebagai berikut.
YOUR LOGO
99
Etika Deontologi
 Etika Deontologi
 Deontologi berasal dari kata Yunani deon, yang berarti kewajiban.
Etika deontologi memberikan pedoman moral agar manusia
melakukan apa yang menjadi kewajiban sesuai dengan nilai-nilai
atau norma-norma yang ada. Jadi, suatu perilaku dinilai baik atau
buruk berdasarkan kewajiban yang mengacu pada nilai-nilai atau
norma-norma moral. Berderma dan membantu orang lain yang
sedang mengalami kesusahan adalah tindakan yang baik, karena
ini
merupakan kewajiban manusia untuk melakukannya. Sebaliknya,
pelecehan seksual dan korupsi adalah tindakan buruk dan
kewajiban manusia
untuk menghindarinya.
 Dari uraian di atas tampak bahwa etika deontologi tidak membahas
apa akibat atau konsekuensi dari suatu perilaku. Suatu perilaku
dibenarkan bukan karena perilaku itu berakibat baik, tetapi perilaku
itu memang baik dan perilaku itu didasarkan kewajiban yang
memang harus dilaksanakan
YOUR LOGO
10
Etika deontologi
 Etika deontologi adalah etika yang memberikan pedoman moral agar
manusia berperilaku atau bertindak sesuai dengan kewajiban atas
dasar nilai atau norma moral yang ada. Bagi etika deontologi,
memberikan sumbangan bencana alam merupakan kewajiban
sehingga hal ini harus dilakukan.
Sebaliknya, korupsi bukan merupakan kewajiban manusia sehingga
hal ini harus ditinggalkan
YOUR LOGO
10
Etika Teleologi
 Etika Teleologi
 Etika teleologi adalah etika yang tidak mementingkan
kewajiban tetapi tujuan sebagai acuan perilaku manusia.
 Dalam etika ini, suatu perilaku dinilai baik apabila
bertujuan baik. Etika ini membuka peluang timbulnya
subyektivitas, yaitu suatu tujuan dianggap baik, bagi siapa:
diri sendiri, orang lain, atau banyak orang? karena
subyektivitas ini, etika teleologi dapat dikelompokkan
menjadi egoisme etis dan utilitarianisme
YOUR LOGO
10
KB 3
Etika keutamaan
Etika keutamaan tidak mengacu pada kewajiban
atau akibat dari suatu tindakan, karena ia
memfokuskan pada pengembangan watak dan
keutamaan moral melalui keteladanan moral yang
dilakukan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam
masyarakat.
Keunggulan etika keutamaan adalah bahwa
moralitas dalam suatu masyarakat dikembangkan
melalui sejarah atau cerita, yang mengandung
pesanpesan dan nilai-nilai moral, bukan melalui
indoktrinasi, perintah, atau larangan.
YOUR LOGO
10
KB 3
Etika keutamaan
 Etika keutamaan juga mengapresiasi kebebasan dan
rasionalitas manusia. Di sini, manusia dapat
mengandalkan kebebasan dan rasionalitasnya untuk
menginternalisasi dan menyaring pesan-pesan dan
nilai-nilai moral itu.
 Sebaliknya, kelemahan etika keutamaan adalah apabila ada
berbagai kelompok masyarakat yang memunculkan
keutamaan dan nilai-nilai moral yang berbeda beda. Hal ini
dapat membingungkan.
 Kelemahan lain dari etika keutamaan adalah apabila dalam
suatu masyarakat tidak ada keteladanan moral.
 Yang ada adalah contoh-contoh buruk, seperti mencari
nafkah melalui korupsi, berbuat curang untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya.
YOUR LOGO
10
KB 3
PROFESI DAN KODE ETIK
1
1.PROFESI
2
2.CIRI CIRI PROFESI
3
4.KODE ETIK
Balik Topik
Utama
1
0
YOUR LOGO
Pengertian Profesi
 Profesi
 Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang
dilakukan sebagai nafkah hidup dan mengandalkan
keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan dengan
melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam
(Keraf 1998:35).
 Profesi dalam arti sempit adalah pekerjaan yang
dilakukan sebagai nafkah hidup dan mengandalkan
keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan melibatkan
komitmen moral yang mendalam. Dalam arti luas profesi
berarti kelompok moral yang memiliki ciri-ciri dan nilai-nilai
bersama yang harus dijunjung tinggi.
106
YOUR LOGO
Profesi
1. Profesi juga dapat dipandang secara
lebih luas, sebagai kelompok moral yang
memiliki ciri-ciri dan nilai-nilai bersama
yang harus dijunjung tinggi (Cominish
1983:48).
2. Dengan demikian orang dan kelompok
profesional adalah orang yang secara
khusus bekerja penuh (purna waktu) dan
hidup dari pekerjaan ini dengan
mengandalkan keahlian dan
ketrampilannya yang tinggi dan memiliki
komitmen pribadi yang menjunjung tinggi
YOUR LOGO
pekerjaannya. Kalau : Paranormal, Mak
107
Perbedaan ?
Profesi
1. Mengandalkan suatu
keterampilan atau keahlian
khusus.
Profesional
1. Orang yang tahu akan
keahlian dan
keterampilannya.
2. Dilaksanakan sebagai suatu
pekerjaan atau kegiatan
utama (purna waktu).
2. Meluangkan seluruh
waktunya untuk
pekerjaan atau
3. Dilaksanakan sebagai sumber
kegiatannya itu.
4. Dilaksanakan dengan
keterlibatan pribadi yang
mendalam.
3. Hidup dari situ.
4. Bangga akan
pekerjaannya.
YOUR LOGO
108
utama nafkah hidup.
Ciri-ciri Profesi

Sejalan dengan pengertian profesi di atas, profesi (orang
atau kelompok profesional) minimal memiliki enam ciri
berikut:
1) Keahlian dan ketrampilan khusus;
2) Komitmen moral yang tinggi;
3) Penghasilan yang memadai;
4) Pengabdian pada masyarakat;
5) Izin khusus untuk menjalankan profesi;
6) Anggota organisasi profesi.
109
YOUR LOGO
Ijin Khusus Profesi
•
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan izin khusus untuk
menjalani profesi.
1. Pertama, izin khusus untuk menjalani profesi perlu dikeluarkan oleh
lembaga resmi pemerintah sebagai wakil masyarakat atau bisa juga
organisasi profesi. Baik organisasi pemerintah maupun organisasi profesi
diharapkan sebagai organisasi yang laik dan kompeten untuk
mengeluarkan izin itu.
2. Kedua, karena profesi terkait dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan, seperti
keadilan, kesehatan, keselamatan, kejujuran, kenyamanan, dan
sebagainya. Izin khusus harus diberikan kepada mereka yang benar-benar
memiliki kemampuan, keahlian, dan komitmen moral yang dapat
diandalkan. Dengan ini masyarakat tidak perlu ragu dan dapat
menyerahkan semua masalah yang sedang dihadapinya pada para
profesional di bidangnya.
3. Ketiga, izin khusus ini dapat diwujudkan dalam bentuk surat izin, sertifikat,
sumpah, kaul, atau bahkan pengukuhan resmi di depan umum.
110
YOUR LOGO
Prinsip-prinsip Profesi
1. Tanggung jawab
a. Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap
hasilnya.
b. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan
orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada
siapa saja apa yang menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional
memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.
YOUR LOGO
111
SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI :
1.
Melibatkan kegiatan intelektual.
2.
Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3.
Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar
latihan.
4.
Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5.
Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
6.
Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7.
Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8.
Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.
YOUR LOGO
112
YOUR LOGO
Sumber : Modul Etika Profesi (2008)
113
Kode etik
1.
2.
3.
4.
Kode etik adalah nilai-nilai, norma-norma, atau
kaidah-kaidah untuk mengatur perilaku moral dari
suatu profesi melalui ketentuan-ketentuan tertulis
yang harus dipenuhi dan ditaati setiap anggota
profesi.
Kode etik bisa dilihat sebagai etika terapan karena
dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis pada
profesi tertentu.
Kode etik bukan merupakan pengganti pemikiran
etis, tetapi sebaliknya ia selalu didampingi dengan
pemikiran etis.
Oleh karenanya, kode etik yang sudah ada setiap
saat harus dinilai kembali dan bahkan perlu diadakan
YOUR LOGO
114
revisi atau penyesuaian.
Kode Etik (2)
• Supaya kode etik dapat berfungsi sebagaimana mestinya, minimal ada
dua syarat mutlak yang harus dipenuhi.
1) Pertama, kode etik harus dibuat oleh profesinya sendiri. Kode
etik tidak akan efektif apabila ditentukan oleh pemerintah
atau instansi di luar profesi itu, karena tidak dijiwai oleh cita-cita
dan nilai-nilai yang hidup dalam profesi itu sendiri. Supaya
dapat berfungsi dengan baik, kode etik harus merupakan hasil
pengaturan sendiri oleh suatu profesi.
2) Kedua, pelaksanaan kode etik harus diawasi secara terusmenerus. Setiap kasus pelanggaran akan dievaluasi dan diambil
tindakan oleh suatu dewan atau komisi yang khusus dibentuk
untuk itu. Di dalam kode etik antara lain juga berisi ketentuan
agar setiap anggota profesi saling mengawasi dan melaporkan
apabila teman sejawatnya melanggar kode etik. Akan tetapi
dalam praktik sering terjadi sesama teman sejawat tidak
YOUR LOGO
mengawasi dan melaporkan pelanggaran kode etik115
karena
alasan “solidaritas”. Perilaku semacam ini dapat menggagalkan
Rangkuman Kode Etik
• Kode etik adalah nilai-nilai untuk mengatur perilaku moral
dari suatu profesi yang dinyatakan secara tertulis.
• Kode etik bisa dipandang sebagai etika terapan karena
dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis pada suatu
profesi. Kode etik harus berisi tentang apa yang boleh dan
apa
yang tidak boleh dilakukan, apa yang harus
didahulukan dan apa yang boleh dikorbankan oleh profesi
ketika menghadapi situasi dilematis, tujuan, atau cita-cita
luhur profesi, dan bahkan sanksi yang akan dikenakan
kepada anggota profesi yang melanggar kode etik.
• Dua tujuan utama dari kode etik adalah melindungi
kepentingan masyarakat dari kemungkinan tindakan
pelanggaran oleh anggota profesi dan melindungi
keluhuran profesi. Supaya kode etik dapat berfungsi, dua
syarat minimal yang harus dipenuhi adalah kode etik harus
dibuat oleh profesinya sendiri dan kode etik harus diawasi
secara terus-menerus.
116
YOUR LOGO
Ragam Kode Etik
 Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan
bervariasi.
Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan
yang bersifat nasional, misalnya :
1) Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI),
2) kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia,
3) Kode Etik Jurnalistik Indonesia,
4) Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)
5) Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain.
6) Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan yang
telah memiliki kode etik.
YOUR LOGO
117
Kode Etik Profesi ?
Dengan demikian kode etik profesi adalah
sistem norma atau aturan yang ditulis
secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang apa yang baik dan tidak baik, apa
yang benar dan apa yang salah dan
perbuatan apa yang dilakukan dan tidak
boleh dilakukan oleh seorang profesional
YOUR LOGO
118
TUJUAN KODE ETIK PROFESI :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.
1
1
YOUR LOGO
Fungsi dari kode etik profesi adalah :
1
2
1.
Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan.
2.
Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan.
3.
Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
4.
Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai bidang.
YOUR LOGO
 Pengertian Bisnis
Bisnis adalah “keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh
orang atau badan secara teratur dan terus menerus,yaitu berupa
kegiatan mengadakan barang-barang atau jasa-jasa maupun
fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarakan,
ataudisewakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan
(R.B.Simatupang)
 Menurut Kamus BesarIndonesia :
“Bisnis adalah usaha dagang, usaha komersial dalam dunia
perdagangan
YOUR LOGO
121
Kesimpulkan :
Bisnis merupakan suatu kegiatan yang rutin
dilakukan, karena dikatakan sebagai suatu pekerjaan,
mata pencaharian, bahkan suatu profesi;
Bisnis merupakan aktivitas dalam perdagangan;
Bisnis dilakukan dalam rangka memperoleh
keuntungan/laba;
Bisnis dilakukan baik oleh perorangan maupun suatu
badan usaha.
YOUR LOGO
122
ETIKA BISNIS ADALAH :
1. Suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan
yang salah yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar
berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang
berkepentingan dengan tuntutan perusahaan
2. Mempelajari kualitas moral kebijaksanaan organisasi, konsep umum
dan standar untuk perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh
tanggung jawab dan bermoral.
3. Merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral yang berkaitan dengan
kegiatan bisnis suatu perusahaan.
4. Etika untuk berbisnis secara baik dan fair dengan menegakkan hukum
dan keadilan secara konsisten dan konsekuen setia pada prinsipprinsip kebenaran, keadaban dan bermartabat
YOUR LOGO
123
Mengapa Bisnis Perlu Beretika ?
1. Karena bisnis tidak hanya bertujuan untuk profit melainkan perlu
mempertimbangkan nilai-nilai manusiawi, apabila tidak akan
mengorbankan hidup banyak orang, sehingga masyarakat pun
berkepentinan agar bisnis dilaksanakan secara etis;
2. Bisnis dilakukan diantara manusia yang satu dengan manusia yang
lainnya, sehingga membutuhkan etika sebagai pedoman dan
orientasi bagi pengambilan keputusan, kegiatan, dan tindak tanduk
manusia dalam berhubungan (bisnis) satu dengan lainnya;
3. Bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang sangat ketat,
maka dalam persaingan bisnis tersebut, orang yang bersaing
dengan tetap memperhatikan norma-norma etis pada iklim yang
semakin profesional justru akan menang.
YOUR LOGO
124
 Kesimpulan
Etika dalam berbisnis ternyata diperlukan sebagai kontrol
akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri.
 Perkembangan dunia usaha kemajuan teknologi
perusahaan yang berskala produksi besar dan menyerap
banyak tenaga kerja. khususnya dengan adanya perubahan
perusahaan tersebut harus menyadari bahwa dalam
beroperasi harus memperhatikan kelestarian lingkungan
hidup.
YOUR LOGO
125
Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula
faktor lingkungan hidup
Dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan
keuangan perusahaan semata (single bottom line),
melainkan sudah meliputi aspek keuangan, aspek
sosial, dan aspek lingkungan yang biasa disebut triple
bottom line.
Lingkungan hidup dan permasalahan sosial yang
ditimbulkan semakin tegas, juga standar dan hukum
yang akan berlaku. Beberapa investor dan perusahaam
manajemen investasi telah mulai memperhatikan
kebijakan CSR(Corporate Social Responsibility)
YOUR LOGO
126
PERAN ETIKA DALAM BISNIS

Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, idealnya dimulai dari
perumusan etika yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum
aturan (hukum) perilaku dibuat dan laksanakan, atau aturan (norma)
etika tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan hukum.

Sebagai kontrol terhadap individu.pelaku dalam bisnis yaitu melalui
penerapan kebiasaan atau budaya moral atas pemahaman dan
penghayatan nilai-nilai dalam prinsip moral sebagai inti kekuatan suatu
perusahaan dengan mengutamakan kejujuran, bertanggung jawab,
disiplin, berperilaku tanpa diskriminasi.

Etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu komunitas moral, tidak
merupakan komitmen individual saja, tetapi tercantum dalam suatu
kerangka sosial;
YOUR LOGO
127
 Etika bisnis menjamin bergulirnya kegiatan bisnis dalam jangka
panjang, tidak terfokus pada keuntungan jangka pendek saja;
 Etika bisnis akan meningkatkan kepuasan pegawai yang
merupakan stakeholders yang penting untuk diperhatikan.
 Etika bisnis membawa pelaku bisnis untuk masuk dalam bisnis
internasional.
 Pengelolaan bisnis secara profesional ;
 berdasarkan keahlian dan ketrampilan khusus,
 mempunyai komitmen moral yang tinggi,
 menjalankan usahanya berdasarkan profesi/keahlian
YOUR LOGO
128
PRINSIP-PRINSIP DALAM ETIKA BISNIS
1.
Prinsip Otonomi yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan keselarasan tentang apa yang baik untuk dilakukan
dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang diambil.
2.
Prinsip Kejujuran; dalam hal ini kejujurn adalah merupakan kunci
keberhasilan suatu bisnis, kejujuran dalam pelaksanaan kontrol terhadap
konsumen, dalam hubungan kerja, dan sebagainya.
3.
Prinsip Keadilan bahwa setiap orang dalam berbisnis diperlakukan
sesuai dengan haknya masing-masing dan tidak ada yang boleh dirugikan.
4.
5.
Prinsip Saling menguntungkan; juga dalam bisnis yang kompetitif.
Prinsip integritas moral; ini merupakan dasar dalam berbisnis, harus
menjaga nama baik perusahaan tetap dipercaya dan merupakan
perusahaan terbaik.
YOUR LOGO
129
Dalam pengelolaan perusahaan yang baik
dikenal prinsip “GCG”( Good Corporate
Governance) , dengan memperhatikan prinsipprinsip bisnis : prinsip fairness, prinsip
transparancy, prinsip accountability, prinsip
responsibility.
YOUR LOGO
130
PENGERTIAN CORPORATE GOVERNANCE
Menurut FORUM for
CORPORATE GOVERNANCE
Pengertian Perusahaan
(FCGI): …
seperangkat peraturan
yang mengatur hubungan
antar pemegang,
pengurus,/pengelola
perusahaan, pihak
kreditur, pemerintah,
karyawan, serta para
pemegang kepentingan
internal dan ekternal
lainnya yang berkaitan
denagn hak-hak dan
kewajiban meraka atau
suatu sistem yang
mengedalikan perusahaan
Menurut Organization
for Economic
Cooperation and
Development(OECD)
Struktur yang oleh
pemegang
saham,komosaris,dan
manajer
menyusuntujuan-tujuan
perusahaandan sarana
untuk mencapai tujuantujuan tersebut dan
mengawasi kinerja.
Sebagai suatu sistem,
proses dan
seperangkat
peraturan yang
mengtur hubungan
antar berbagai pihak
yang
berkepentingan(stake
holders) .Dalam arti
sempit hubungan
antara pemegang
saham, dewan
komosaris,dan dewan
direksi demi
tercapainya tujuan
organisasi.
YOUR LOGO
131
Prinsip-prinsip
GCG(OECD)
Organization for
Economic
Corporation and
Development
Transparansi:yaitu ketebukaan dalam
melaksanakan prosespengambilan keputusan
dalam mengemukakan informasi materriil dan
relevan mengenai perusahaan.
Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana
perusahaan dikelola secara profesional tanpa
bentruran kepentingan dan pengaruh/tekanan
dari pihak ,manapun yang i manapun yang tidak
sesuai denag peraturan perundan-undangan
yang berlaku dan prinsip-prisip koporasi yang
sehat
Akuntabilitas yaitu kejelasan
fungsi,pelaksanaan dan pertanggungjawaban
organ sehingga pengelola prsh terlaksana
secara efektif.
Pertanggungjawaban, yaitu kesesuain di dalam
pengelolaan prsh terhadap peraturan per-uu-an
yang berlaku.
Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan di
dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang
timbul berdasarkan perjanjian dan peratutan peruu-an yang berlaku.
YOUR LOGO
132
Prinsip etika bisnis pada umumnya melihat juga bagaimana budaya yang ada
disekitarnya atau lingkungannya turut mewarisi budaya perusahaan. Seperti
halnya pada bangsa Jepang dengan budaya “Bashido” dan bisnis yang
bermula/berasal dari team work keluarga yang terus melekat pada budaya
perusahaan.
Semangat” Bashido” dilandasi; kejujuran, keberanian, keadilan, kesetiaan,
kedermawanan dan pengendalian diri.
Permasalahan yang sering kita temukan dalam kehidupan bisnis yaitu apabila
terjadi penyimpangan etika bisnis yang sudah mendarah daging, sangat sulit
diatasi dalam waktu singkat, seperti halnya budaya sogok, suap, dan
sebagainya. Oleh karena itu peranan dan penegakkan hukum sangat penting
dan diperlukan, sebagai sarana yang tepat untuk mendorong ditaatinya nilai
etis tertentu dalam bisnis.
YOUR LOGO
133
Masalah yang sering terjadi dalam kegiatan berbisnis misalnya :
 Bidang periklanan yang dilihat dari persepektif etika bisnis :
apakah ada unsur kebohongan/penipuan; Pernyataan yang
menyesatkan; bertentangan dengan moral/etika.
 pelanggaran terhadap HAKI (hak Cipta. Merk, Paten, Disain
Industri, Rahsia Dagang, dan sebagainya)
 menjalin usaha yang ilegal.
 Persaingan tidak sehat.
 Membangun bisnis untuk usaha besar, tanpa memperhitungkan
faktor/dampak lingkungan (fisik, non fisik) dan tanpa prosedur yang
benar
 Untuk memperbesar keuntungan sehingga menurunkan kualitas
produksinya.
YOUR LOGO
 Bisnis yang hanya memfokuskan pada bagian efisiensi (biaya/cost,
134
Permasalahan yang sering dihadapi adalah dalam penegakan
hukum dan etika yang memang menjadi pusat permasalahan,
serta perlunya reformasi moral melalui pemberdayaan hukum dan
upaya-upaya yang dapat dilaksanakan di bidang hukum antara lain
pemberian atau penegakan sanksi, perlindungan di bidang HAKI (Hak
Atas Kekayaan Intelektual seperti Hak Cipta, hak Paten, Merk,
Perlidungan Tahasia Dagang, Desain Industri), perlindungan hukum
bagi tenaga kerja di bidang hukum ketenagakerjaan, perlindungan
konsumen dan persaingan usaha tidak sehat, dan sebagainya).
YOUR LOGO
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
Download