Warta Tumbuhan Obat Indonesia PENGALAMAN SERTA KENDALA PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN ZI JAM LAMIn JIMAN, DKC PENDAHULUAN IMPLISIA adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat S dan belum men!zalami pen golahan apapun, dan umumnya berupa balian yang dikeringkan. Simplisia dibagi atas 3 golongan, yaitu: 1. Simplisia nabati adalah slmpl~slaberupa tanaman utuh, bagiar1 tanaman atau eksudat tanaman 2. Simph!siahewani adalah simplisia bem]pa hewan utuh, bagian hewarI utuh atau zat yang dihasilkan hewan. 3. Simplisia mineral adalah simplisia yang berasal dari bumi baik telah diolah atau belumdan tidak berupa zat kirnia mumi. Simplisia nabati merupakan yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat. Sekitar 250 jenis simplisia nabati digunakan oleh industri jamu dan perusahaan obat tradisional dan pengrajin jamu. Monografi yang ada baik dalam Materia Medika Indonesia (MMI), Farmakope Indonesia (FI), maupun 6 Ekstra Farmakope Indonesia (ElFI), baru telrcatat sekiti~ 2 3 jinis simplisia. :rsebut menlguraikan h al-hal yang Sebagian besar rr . ... . . .. . berkaitan dengan teKnlK anal~slsaan Kntena mutu suatu slmpusla, sedang hanya sebagian kecil yang membahas atau menguraikan tentang penanganan budidaya tanaman penghasil simplisia atauDun . ~eneolahanDasca panen untuk mendapatkan simplisia :ria mutu yang dipers:yaratkan. yang merr i dan pen;mganan p asca paneln tananam AspeE penghasil JllllpllJla 'ldalah sanl%atpenting: dan mendlasar untuk .. memperoleh hasil yang bermutu, yang axan sangat menauKung usaha industri obat tradisional dalam mc:mperoleh kebutuhan bahan baku atau sim plisia. .. Adanya persyaratan rmnlma~aras Danan baku ~ b atradisional, t serta sanl<at terbatasnya data agronorni atau budidaya dan penanganzm pasca panen, merupakan kendala sampai saat ini yang belum da pat diatasi oleh pikiak indust ri dalam mernenuhi kebutuhan akan bahan bakunya, karena hams mengusahakan atau membudidayakan selndiri. ; pihak incjustri atau Kondisi seperti ini telah I ... . a ~ melaKuKan perusahaan obat t r a d ~ s ~ o nuntuK penanganan aan pengendalian dalam 1pengelolaan dan pengolahan simplisia guna n bahan bakunya sec;u a kontinyu, dengan memenuhi kebutuha~ cara melakukan a) pczngendalian dalam pe:ngadaan bahan baku, b) pengendalian untuk dapat memperoleh keseragaman jenis simplisia yang digunakan, dan c) pengendlalian kuali.tas denganI cara melalukan standardisasi. Obat tradisional Indonesia (jamu) menunjuuan perKernoangan atau pr ospek yanlg sangat menggembir akan pada masa mendatang. Hia1 tersebut Idapat dirasakan dengnm semakin banyaknyaI n obat trad isional oleh masyaralrat, bahkanI telah pulaL pemakaia~ . . menarik perhatian khalayak intelektual atau masyaraat moaern dengan adanya fakta tentang khasiat dan manfaat obat tradisional dalam fungsi perawatan dan pengobatan. Perkembangan obat tradisional Indonesia tampak semakin nyata dengan adanya peraturan pemerintah, dalam ha1 ini rnelalui . Permenkes No. b s ~ l ~ e n . ~ e s . / S K / X 1 dan / 9 Permenkes No. 7601 Men.Kes.lPer/IX/91 tentang pembinaan kepada pihak industri obat tradisional menuiu "Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik" (CPOTEi),serta p erkernban:gan kearalh sediaan obat kelompok fito farmaka. Kedua pe raturan inli dijiwai oleh persyaratan min imal atas bahan baku obat tradis ional agar lebih . . .Komponen serra unrun lebih menjamin keseragaman jenls memantapkan kualitas , khasiat dan keamanan dalam pemakaiannya. Adanya kebijanan pernennlan lerseout. IIIGIIUIILUL p a d prod1usen untuk: tidak harlya menek;ankan aspc:k bentuk Y ang men?~rikserta Inudahnya pengguna: In, tetapi !relalu ben!lsaha melakukan perk~aikanproses, di samrjing rnemplerhatikan f aktor , " ... utama yang sangat berpengarun ternaaap m u t u ~ ~ u a ~ ihasil ras produksinya yaitu bahan baku. Makalah ini dibatasi lingkupnya pada pengalaman dalam pengelolaan dan pengolahan sirn~lisiasebazai bahan baku obat tradi!sional, men~ujupersyaratan mutu sebagaimana yang tersurat dalarn MMI. FI , dan EFI. ~ .. 8 A - 3 ~ - & ~ ~ , . . ~~- -~ u Penge~o~aan aan pengolanan srnpliisia Banyak faktor yang bczrpengaruhI terhadap mum srmplisia, antara lain ialah a) sumberrlya yaitu talnaman pen;ghasil simplisia, b) cara panen dan penangalnan pasca panen. yang dilakukan Upaya memperoleh balnan o a ~ produksinya u. pihak produse n untuk rnemenuhi kebutuhnIn bahan baku I (simplisia), dim~ulaidari ti hap: a) cara pengada an bahan .. . ?sku, dan b) penanganan bahan baku untuk dipakai sebaga bahan baku siap racik. 8 .. I pengadaaIn bahan b Prosedur pernt 3 PT. lamu Air Maneur. Solo ~~ >I, .,-..I--. --- dari tahap pemeriksaan makroskopis (morfologis), mikrokopis dan fitokimia serta jika perlu dilakukan pemeriksaan rnikrobiologi. Pemeriksaan tersebut juga dilakukan terhadap simplisia yang sudah masuk (dari g~ldang bahian baku), Iintuk pemc:riksaan u lang, sesu ai petunju k yang te rcantum d alam monc~grafiyang: ada. n ana an D ~ K Uslap para Proses untuk n 3han baku menjadi bahan baku siap Tujuan pen njaga tingkat kebersihan bahan baku, pakai adalah un b) memperoleh slmplls~asesuai mutu yang ditetapkan.,c), menjaga agar dalam proses produksi selanjlutnya dap:at tetap terjaga stabilitas dan homogenitas komposisi nya dan tid ak menyimIPang dari komposisi yang diinginkan. Tahapan penal~gananbalhan baku dalarn penusahaan 1 . Sortasi bahtzn baku Terhadap setiap bahan ba: ku atau simplisia -I-. ~..rL..."t.,.. yang masun uall aran dipakai untuk pt~rrvuararr obat tradisional (jamu), sebelumnya harus dilakukan seleksi atau sortasi sehingga simplisia tersebut bersih dari bahan lain yang tidak dikehendaki. 2. Pencucian dun pengeringan Sekitar 70% dari jenis bahan baku yang dipakai, melalui tahap pencucian, dengan tujuan 1. _I-- Volume 3 No. 3 5 Warta Tumbuhan Obat Indonesia agar lebih terjamin kebersihannya serta menekan adanya cemaran bahan. Untuk pencucian digunakan air yang telah dicampur dengan larutan desinfektan tertentu. Setelah proses pencucian, dilakukan proses pengeringan dan setelah itu bahan baku tersebut masuk ke dalam gudang bahan bersih, untuk menunggu giliran diproses selanjutnya. 3. Penggorengan dan vaporisasi Untuk jenis simplisia tertentu dilakukan penggorengan dan sortasi ulang. Sementara simplisia lain yang: secara alami tidak mungkin melalui pencucian, proses pembersilban d i l a klkan ~ deng,an cara vaporisasi menggun&an uap alir bertekanIan. . . - . . . . . 4. Penyimpanan bahan baku Selanjutnya bahan DaKu alslmpan di dalam gudang balian baku bt:rsih, dengan pemberian label (kode bahan baku, 1code lever2tnsir, tanggal pemasokan dan catatan kadar bahan serta kode: gudang). 5 . Standardisasi Proses standardisasi bertujuan untuk menyiapkan simplisia agar dapat memenuhi persyaratan minimal seperti keseragaman jenis, komponen aktif, serta keteoatan dan keamanan oenermnaannva sebagai bahan baku obat trad isional. -0blematika - . -. Ualam pengelolaan dan pengolahan slmpllsla, DanyaK Kenaala Ya ng dihadalpi oleh pi1~ a kproduaienlindustri obat tradisional, terutama denlgan adanya Permenk es No. 760lMen.Kes.lIX192, telntang Ketentuan Persiyaratan Minimal Simplisia yang hams .. -- . . . . . .. dipenuh~.Hal lnr hamplr t~daKmungkin dapat dilakukan oleh pihak industri atau produsen obat untuk mendapatkan simplisia yang memenuhi kriteria mutu sebagaimana yang dipersyaratkan itersebut. Beberapa faktor luar (di luar industri obat tradisional) yang sangat besir pengaruhnya terhadap mutu simplisia, antara lain adalah: a) sumber bahan baku obat tradisional atau sumber tanaman penghasil simplisia, b) terbatas atau langkanya data atau informasi tentang teknis budidaya dan penanganan pasca panen tanaman penghasil simplisia. Dalam penanganan obat tradisiona~dengan target fitofarrnaka, sebagaimana ketentuan pemerintah (dalam ha1 ini Dep.Kes. RI), telah ditetapkan tahapan, antara lain adalah: a) tahap pemilihan (seleksi), tahap uji penyaringan biologi: efek farmakologi, toksisitas, pengujian farmakodinamik, c) tahap pengembangan sediaan, dan tahap pengujian klini nya kenda la yang Ketentuan tersebut menyebe n membebani pihak semakin kompleks, yang akan menf industri dalam upaya pengembangan obat tradisional, terutama dengan keterbatasan waktu yang ditetapkan sejak diberlakukannya peraturan yang mengatur tentang ketentuan fitofarmaka. Hal tersebut, disebabkan karena: 1) Tahaparr Tahapan menuju c)bat kelonipok fitofarmaka, hampir t idak mungkin dilakukan oleh pbihak industri obat tradision a1 di Indor~esiapada umurnnya, pada kurun waktu . aloucuhkan waktu yang yang sekarang. narena a1 samplng sangat panjang, juga biaya yang relatif (:ukup besar, untuk dapat diperoleh sediaan fitofarmaka. U ~ 2) Pennasalahan bahan baku Problem -y a r r-r U C ~ dapat teratasi s,ampai saact ini terutalma untuk 1nemperoleh bahan baku (s implisia) dengan k ualitas se:bagaimanla yang ditetapk2In. *. . perangKar penaunung unrun rnenuju obat 3. nesrapan fitofarmaka, beberapa tahapan pengujian hams dilakukan oleh "Sentra Pengujian Fitofarmaka", seperti yang ditetapkan oleh r . 3 . . ~- Menteri Kesehatan. Sampai sekarang baru ada beberapa "Sentra Pengujian", biaya dirasakan cukup besar bagi kondisi industri obat tradisional yang ada, juga dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk penyelesaian pengujian yang dipercvnratkan untuk fitofarmaka (mulai dari bahan baku, produk -J-antara oroduk ruahan, sampai dengan produk jadi, setidaknya dibu~tuhkanwaktu 2 - 5 tahun untuk setiap item produk). Jum lah item PIroduk obat tradisional dibandingkan dengan jumlah sentra penguji serta batasan waktu yang ditetapkan, jelas ini perlu mendapatkan perhatiim apakah tujuan untuk tercapainya pengembangan obat tradi!rional me nuju obat kelompok ...-,..-..-.. vann diharapkan. fitofarmaka daoat tercaoai setararrrarra SARAN CIAN USUI Dalam pengelolaan dan pengolahan simplisia menuju persyaratan baku mutu simpliisia sebagaimana yan] n, maka langkah-langkah yang F)erlu diamt)il adalah: 1. Diadakan kerjasama s e arra multidi siplin i l m ~ n, biologi, dan farmasi). 2. Lebih dikembangkan teknologi budidaya dan penanganan pasca panen tanaman penghasil simplisia. 3. Adanya paket teknologi tepat guna serta penyuluhan terutama kepada petani dan oedaeang pengu!mpul, tent.ang arti dian pentingnya talnaman perlghasil sirnplisia, balik dari se kemanfaatanny'a maupun dari nilai ekonominyia. .. ... . . . 4. Menambah jumlah monografi, yang dllengkapl dengan informasi tentang teknis penanganan budidaya dan pasca panen tanaman penghasil simplisia. 5. Dibuat peta informasi tentang penyebaran populasi dan habitat tianaman penghasil simplisia. 6. Per1lu dipertimbangkan kembali batasan \Irraktu unt1~k fitofarmaka dan jika mungkin dape~tditangguhkan samp~ a i A:. ..": 1.,.-: acrrarrgus mas;alah vane menvanekut bahan b& . Auapar ularrwr, menambah jurn llah sentra Fenguji, dengan harapan dapat lebih menjamin kelancaran pro gram. 7. Daliam meme1luhi persy,aratan ilmiah, baku mutu, data .... arau . pengujlan obat kelompok titofarmaka perlu penellrlan adanya kerangka tersendiri (yang tidak hams sama seperti tahapan pengujian obat modem). - . - ,.-... - < - -~ PEINUTUP telah diuraikan pengalarnan serta kendala yalng Secr . .ooar..rraalslonal aalarn upayzI pengelola;an dihadap~p ~ n mlnausrn I I ~ ~ I~~ I ~ I c dan pengolahan simplisia. Usaha budiday,adan pena..-........ panen tanaman penghasil simplisia menupakan ha1 yang sangat penting guna mendukung tercapainya baku mu1tu simplisia, - ..- -..- - menuju persyaratan yang ditetapkan. dalarn ULNdVa mneembanean mutu obat tradisional. Hasil pengolahan simpli!ria yang diilakukm p ihak indus tri maupun pihak lain yang terkait, guna me1nperoleh siimplisia yalng .. . memenuhi syarat atau mutu untulc pembuatan Obat traalslonal akan lebih mantap lagi apabila didukung pemilihan (seleksi) simplisiadari sumbernya, yaitu tanaman obat yang sudah diusahakan atau dibudidayakan secara tepat guna, sehingga akan lebih menjamin keseragaman jenis, kualitasn) la. Sehingga dengan tekad dan kemauan yang kuat !rerta dukunIgan pemerintah serta adanya kerjasama 1yang baik (jari berbag:ai 1 1 ~ 1 1 ~ ~ hL~G l lIgL ~ ~ ~ I I I Y ~ pihak serta disiplin ilmu, akan sangat !-,-..A..L....r tujuan, khususnya tercapainya persyaratan mutu simplisia dan mutu obar tradisional yang lelbih mantapI (berkhasiat dan aman). . J.-.- J -..-. ~ ..A* . +a,n,n:n