Peluang dan Tantangan Profesi Hukum di Indonesia Dikirim oleh prasetya1 pada 24 October 2009 | Komentar : 0 | Dilihat : 6438 Abdul Wahid Masru, SH., MH. Bertempat di gedung widyaloka Universitas Brawijaya, pada Sabtu (24/10) dilangsungkan seminar bertajuk "Peluang dan Tantangan Profesi Hukum dalam Konteks Indonesia Kekininan". Acara yang digelar Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) ini dibuka oleh Dekan, Herman Suryokumoro, SH, MH dan diikuti mahasiswa baru. Hadir sebagai pembicara dalam kesempatan tersebut, Abdul Wahid Masru, SH, MH, Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia (Depkumham RI). Menurut Abdul Wahid, Hukum berada di dunia das sollen sehingga membutuhkan institusi yang diberi otoritas dan SDM yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus (professional). Melalui profesinya, pekerja di bidang hukum memiliki peran untuk menciptakan ketertiban dan keberaturan yang merupakan dasar utama dari tertib sosial yang lebih baik. Untuk mewujudkannya, maka profesi hukum membutuhkan SDM dengan kriteria yaitu mednasarkan diri pada keahlian dan ketrampilan, mendahulukan pelayanan daripada imbalan, bertanggungjawab pada diri sendiri dan masyarakat serta berkelompok dalam sebuah organisasi. Karena luasnya bidang yang ditangani, mulai urusan pribadi hingga masyarakat dan seseorang belum lahir hingga meninggal dunia, maka menurutnya peluang profesi hukum masih terbuka lebar. Mencakup hakim, jaksa, advokat, legal/legislative drafter, notaris serta negosiator, mediator, arbitor dan konsiliator. Bukan hanya peluang, tantangannya pun menurut Abdul Wahid semakin tinggi, diantaranya adalah persaingan yang ketat (dalam dan luar negeri), kepatuhan pada etika profesi, kualitas pengetahuan, integritas serta kesadaran dan kepedulian sosial. Untuk menghadapi ini semua maka diperlukan profesionalisme. Karakteristik profesionalisme tersebut adalah menghormati martabat dan rasa kemanusiaan pada orang lain, menghindari konflik kepentingan, sensitive pada perbedaan serta empati pada rekan sejawat. [nok]