SCHUMANN Profil Pemusik WEB - Goethe

advertisement
Hommage à Robert Schumann
Trio Thaleia & Kuartet Klarinet Rumah Budaya Tembi Yogyakarta
Bintang Tamu: Iskandar Widjaja-Hadar (Biola)
2 Oktober 2010, 19:30 WIB
GoetheHaus
Jalan Sam Ratulangi No. 9 – 15
Menteng, Jakarta Pusat
Trio Thaleia
Maja Pawelke - Klarinet
Heike Schuch - Cello
Miki Aoki - Piano
Nama Trio Thaleia diambil dari nama salah satu dari tiga dewi dalam mitologi Yunani. Thaleia
adalah Dewi Pesta yang dalam gambar-gambar sering ditampilkan sebagai dewi yang sedang
menari bersama saudara-saudara perempuannya di dalam lingkaran. Thaleia juga berarti
“mekar”, seperti halnya hijaunya musim semi atau bunga-bunga yang bermekaran.
Ensembel Trio Thaleia didirikan oleh mahasiswa-mahasiswa Music Academy of Cologne pada
2004. Ensembel ini dilatih oleh Anthony Spiri dan Ralph Manno. Selain itu, mereka juga mengikuti
kelas-kelas master bersama Charles Neidich, Anner Bylsma, Colin Carr, Jens - Peter Maintz dan
Pascal Devoyon.
Ketiga anggota ensembel ini telah meraih beberapa penghargaan dan beasiswa yang berbedabeda. Debut internasional trio ini terjadi pada kompetisi musik internasional bertajuk "The 2nd
International Johannes Brahms Chamber Music Competition“ di Gdansk, Polandia. Ketika itu Trio
Thaleia mendapat penghargaan kedua terbaik dan penghargaan khusus dari Johannes Brahms
Society Hamburg untuk interpretasi terbaik atas sebuah karya Johannes Brahms. Sejak saat itu
trio ini tampil di berbagai konser dan dengan berkesinambungan mengembangkan repertoar
mereka.
Maja Pawelke
Maja Pawelke baru-baru ini memenangi penghargaan terbaik kedua untuk
klarinet di Kompetisi Musik Internasional Beijing Kedua (2nd Beijing
International Music Competition) di Cina. Pada 2009 dia diundang untuk tampil
pada Festival Zermatt di Swiss bersama anggota Berlin Philharmonic dan
menampilkan pertunjukan perdana di dunia “Celestial Object II” karya Matthias
Pintscher bersama Sharoun Ensemble. Salah satu pengalaman terpentingnya
di dunia musik kontemporer adalah keikutsertaannya dalam pertunjukan
perdana dunia dan perekaman CD “Right Eyebrow Dance“ untuk klarinet,
synthesizer dan perkusi karya Karlheinz Stockhausen. Maja Pawelke adalah
anggota Young German Philharmonic dan akademi orkestra Komische Oper
Berlin musim 2006/07. Pawelke memeroleh gelar master musik dari Juilliard
School sebagai murid Charles Neidich.
Heike Schuch
Lahir pada 1983 di Neuss, Jerman, Heike Schuch mulai bermain musik ketika
berusia tujuh tahun. Sejak 2001 dia menjadi mahasiswa Sekolah Musik
Cologne (Hochschule für Musik Köln) sebagai murid Prof. Maria Kliegel. Sejak
2007 dia belajar di Mozarteum Salzburg, dibimbing oleh Enrico Bronzi.
Heike Schuch telah memenangi berbagai perhargaan di tingkat nasional dan
internasional. Dia dianugerahi penghargaan kebudayaan oleh kota asalnya
Neuss pada 1997 dan penghargaan Eropa yang sangat terhormat “Pro Europa”
pada 2002 di Berlin.
Miki Aoki
Miki mulai berlatih piano ketika berusia 4 tahun. Kemudian pada usianya yang
kesembilan dia pindah ke London untuk masuk Purcell School of Music. Dia
lulus dengan gelar Bachelor of Music dan Performer Diploma dari Indiana
University, Bloomington, dan gelar Master of Music dari Yale University. Pada
2007 Miki menyelesaikan ujian konser di Sekolah Tinggi Musik dan Teater
Hamburg dengan predikat sangat baik. Selain menerima berbagai
penghargaan Miki pun secara teratur memeroleh undangan untuk
berpartisipasi dalam kelas-kelas master dan kompetisi-kompetisi.
Kuartet Klarinet Rumah Budaya Tembi Yogyakarta
Nino Ario Wijaya - Klarinet
Oscar Artunes Ranuhandoko - Biola
Beny Permana - Biola Alto
Nandya Abror Nurmusabih – Cello
Seluruh anggota kuartet ini adalah musisi muda berbakat dari Yogyakarta yang memeroleh
pendidikan musik di Institut Seni Indonesia (ISI). Sejak 2008, Rumah Budaya Tembi mendukung
proyek-proyek pendidikan musik mereka bekerja sama dengan ART+Foundation dan GoetheInstitut Indonesia. Dalam serangkaian proyek lokakarya tahunan, khususnya yang
diselenggarakan oleh anggota-anggota Malaysia Philharmonic Orchestra (yang juga menjadi
bagian jejaring guru musik internasional ART+Foundation yang berkantor pusat di Kamboja,)
musisi-musisi berbakat ini memperoleh banyak pengalaman yang menyenangkan dalam
membuat musik sekaligus menambah kepercayaan diri mereka sebagai musisi dan
mengembangkan pencapaian akademis mereka.
Nino Ario Wijaya - Klarinet
Nino mulai belajar clarinet pada ayahnya, Suryanto Wijaya, ketika berumur 10
tahun. Selain itu, ia juga berguru pada Gempur Irianto. Nino adalah lulusan
Institut Seni Indonesia. Pengalaman internasionalnya antara lain adalah tampil
bersama Gita Bahana Nusantara (GBN) di Asia Art Festival di Chang Chun dan
Southeast Asia Youth Orchestra and Wind Ensemble (SAYOWE) di Thailand
(2004). Nino pernah mengikuti beberapa kelas master dari musisi dunia antara
lain Dr. Julianne Kirk (New York), Prof. Sarute Wijitwechakarn (Thailand),
Cassandra Fox Percival (Michigan), Arno Van Houtert (Belanda) dan Marcel
Luxen (Belgia).
Oscar Artunes Ranuhandoko - Biola
Oscar Artunes Ranuhandoko lahir pada 8 Februari 1986 di Yogyakarta. Sejak
usia 12 tahun ia telah belajar biola pada Elok Shinta. Pendidikan formal
musiknya ia dapatkan di Sekolah Menengah Musik Yogyakarta dan kemudian
di Institut Seni Indonesia dengan pembimbing Pipin Garibaldi. Oscar
menyelesaikan studinya di ISI pada 2010. Pengalaman bermusiknya antara
lain didapatnya bersama Nusantara Symphoni Orchestra, Maestro Hikotaru
Yazaki, Gita Bahana Nusantara 2003-2004, dan Jogja Philharmonic. Beberapa
kelas master yang pernah diikutinya antara lain adalah bersama Doric String
Quartet, Anton Isselhardt (kategori musik barok) dan Minguet String Quartet di
Goethe Institut pada 2009.
Beny Permana - Biola Alto
Beny Permana lahir di Temanggung pada 4 November 1988. Pendidikan
musiknya ia jalani di Yogyakarta yaitu di Sekolah Menengah Musik Yogyakarta
dan kemudian di Institut Seni Indonesia. Selama rentang 2004 sampai 2006
Beny antara lain tergabung dalam Vista Symphony Orchestra dan GITA
BAHANA NUSANTARA. Pada 2009 Beny mendapatkan kesempatan untuk
mengikuti workshop bersama Amsterdam Viola Quartet.
Nandya Abror Nurmusabih – Cello
Nandya Abror Nurmusabih lahir di Banyumas pada 30 September 1990.
Pengalaman bermusiknya antara lain ia dapatkan dengan bergabung di Jogja
Cello Ensemble, Jogja Philharmonic Orchestra, dan ikut serta di Yogyakarta
Chamber Music Festival 2010. Saat ini Nandya tinggal di Yogyakarta.
Iskandar Widjaja-Hadar (Biola)
Lahir pada 1986 di Berlin, Jerman, Iskandar mulai belajar biola sejak usia
empat tahun. Dia belajar di sekolah musik “Hanns Eisler” sebagai mahasiswa
sangat muda, 11 tahun, dibawah bimbingan Prof. Scholz dan Joachim
Hantzschk. Dia telah tampil dalam berbagai resital termasuk menjadi solois dan
menjadi bagian musik kamar di berbagai negara seperti Jerman, Swiss,
Spanyol, Belgia dan Indonesia. Pada Maret 2009 Iskandar menjadi finalis
kompetisi biola internasional “Concorso Postacchini” dan memenangi medali
emas untuk kategori Interpretasi Bach Terbaik dan penghargaan khusus untuk
Sonata Beethoven Terbaik.
Download