13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi 2.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1 Pengertian Komunikasi
Kata “komunikasi” atau “communication” dalam bahasa Inggris
berasal dari kata latin “communis” yang berarti “sama”, communico,
communication, communicare yang berarti “membuat sama” (to make
common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal
kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang
mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pemikiran, suatu makna,
atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi
kontemporernya menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara
berbagai hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “Kita berbagi pikiran”,
“kita mendiskusikan makna”, dan “kita mengirimkan pesan”. (Deddy
Mulyana, 2007: 46).
Suatu pesan yang akan disampaikan oleh seorang komunikator
harus mempunyai pengertian yang sama dengan komunikan agar dapat
dimengerti. Komunikasi menurut Shannon dan Weaver (1949) juga
merupakan suatu bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu
sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk
komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan
13
14
teknologi (Wiryanto, 2004 : 7). Definisi komunikasi menurut Everett M.
Rogers, seorang pakar sosiolog pedesaan Amerika yang telah banyak
memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal
penyebaran inovasi membuat definisi bahwa : “komunikasi adalah proses
dimana ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka” (Cangara, 2003 : 19).
Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D.Lawrence
Kinaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan
bahwa : “Suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada
gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam” (Cangara,
2003:19).
Berdasarkan pengertian komunikasi dari beberapa pakar tersebut,
penulis
dapat
menyimpulkan
bahwa
komunikasi
adalah
proses
penyampaian pesan yang berbentuk verbal untuk mendapatkan efek karena
adanya persamaan makna yang didapat dari kedua belah pihak.
Korelasi teori komunikasi dengan penelitian ini adalah seorang
praktisi Hubungan Masyarakat Kementerian Perumahan Rakyat pasti
membutuhkan ilmu komunikasi sebagai dasar dari ata cara dan pengertian
komunikasi yang menghubungkan antara satu orang dengan massa atau
perusahaan kepada masyarakat.
15
2.1.1.2 Tujuan Komunikasi
Menurut Effendy (2004: 8), ada empat (4) tujuan komunikasi,
yaitu:
1. Perubahan Sikap (Attitude Change)
Komunikan yang telah menerima pesan dari komunikator maka
akan merubah sikap, baik positif maupun negatif. Komunikator
dalam melakukan sebuah hubungan komunikasi pasti akan
berusaha mempengaruhi komunikan dan berusaha bersikap
positif sesuai yang diinginkan komunikator.
2. Perubahan Pendapat (Opinion Change)
Pada saat berkomunikasi kita berusaha menciptakan kepahaman
komunikan. Setelah dapat memahami secara cermat mengenai
pesan yang disampaikan oleh komunikator maka akan tercipta
pendapat yang berbeda-beda pada pihak komunikan.
3. Perubahan Perilaku (Behaviour Change)
Komunikasi juga memiliki tujuan untuk merubah perilaku
seseorang.
4. Perubahan Sosial (Social Change)
Di dalam proses komunikasi yang efektif akan secara tidak
sengaja dapat meningkatkan hubungan interpersonal. Dengan
membangun hubungan dan memelihara ikatan hubungan
dengan orang lain akan menghasilkan hubungan yang semakin
16
baik, ini merupakan maksud tujuan komunikasi sebagai
perubahan sosial.
Perbedaan pendapat menurut Rosmawaty H.P (2010: 31) yang
mengatakan ada empat tujuan komunikasi, yaitu:
1. Menginformasikan (To Inform)
Melalui komunikasi verbal ataupun non verbal seseorang dapat
menginformasikan sebuah informasi penting yang bertujuan
diketahui oleh si penerima pesan.
2. Membujuk (Persuasive)
Komunikasi memiliki kekuatan unutk membujuk, menarik,
mengajak
si penerima pesan untuk masuk berada dalam
lingkaran komunikasi tersebut.
3. Argumentatif
Didalam komunikasi antar pribadi memiliki tujuan lain, yaitu
untuk
dapat
berarumentasi
terhadap
sesuatu.
Misalnya
memberikan sebuah pendapat mengenai sesuatu hal.
4. Entertain
Komunikasi
memiliki
tujuan
sebagai
penghibur
dalam
menyampaikan sebuah informasi sehingga sipenerima pesan
dapat merasa terhibur. Contohnya yaitu informasi yang
disampaikan melalui sebuah media massa seperti dalam
majalah ataupun yang ditayang melalui televisi.
17
Dari pendapat kedua pakar di atas mengenai tujuan komunikasi,
penulis menarik kesimpulan bahwa komunikasi memiliki tujuan yang
ditujukan agar memudahkan setiap individu dalam melakukan sebuah
komunikasi sehari-hari dalam hidup bermasyarakat. Di dalam komunikasi
mengandung sebuah informasi yang ingin diinformasikan oleh masingmasing pribadi. Seluruh karyawan dan staf Kementerian Perumahan
Rakyat saling berkomunikasi satu-sama lain di dalam proses kerja, hampir
sebagian besar aktivitas kerja membutuhkan komunikasi sehingga dapat
keberadaannya dapat membantu dalam pencapaian tujuan bersama untuk
perusahaan.
2.1.1.3 Proses Komunikasi
Adapun beberapa proses komunikasi menurut Scott M. Cutlip dan
Allen H. Center dalam Rosmawaty H.P. (2010: 23), yaitu :
a.
Fact Finding adalah mencari dan mengumpulkan fakta yang
dapat digunakan sebagai data atau informasi untuk melakukan
kegiatan komunikasi.
b.
Planning adalah suatu upaya merencanakan atau membuat
rencana tentang beberapa hal, baik tentang isi pesan yang akan
disampaikan, cara mengkomunikasikannya, dan sebagainya.
c.
Communicating adalah kegiatan berkomunikasi baik secara
verbal maupun secara non-verbal, baik bermedia maupun secara
tatap muka (langsung).
18
d.
Evaluation adalah suatu upaya mengevaluasi, menilai, dan
menganalisis kembali kegiatan komunikasi yang telah dilakukan,
sedang dilakukan maupun sebagai evaluasi untuk kegiatan
komunikasi berikutnya. Proses evaluasi ini juga dapat berlangsung
meski kegiatan komunikasi itu sendiri sedang berlangsung.
Sedangkan menurut Effendi dalam Rosmawati H.P (2010: 20),
proses komunikasi adalah berlangsungnya penyampaian ide, informasi,
opini, kepercayaan olek komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan lambang , misalnya bahasa, gambar, warna yang merupakan
sebuah isyarat.
Gambar 2.1 Proses Komunikasi
Sumber: Peran Ilmu Komunikasi dan PeranManagemen dalam Komunikasi
(Suprapto , 2011:8).
Menurut Kadar Nurjaman & Khaerul Umam dalam “Komunikasi
dan Public Relations” menjelaskan proses komunikasi (2012: 39) yaitu
sebelum masuk dalam proses komunikasi dengan komunikan, di dalam
pikiran komunikator tejadi semacam rangsangan atau stimulus.
19
Rangsangan itu dapat terjadi karena faktor di luar dirinya
(menyampaikan pesan karena ada peristiwa di luar dirinya), atau karena
adanya faktor dari dalam dirinya (menyampaikan pesan dari dirinya
sendiri), yaitu hasil olahan pikirannya sendiri yang ada pada benaknya.
Komunikator, sebelum mengirimkan pesannya, terlebih dahulu
mengemasnya dalam bentuk yang dianggap sesuai dan dapat diterima serta
dapat dimengerti oleh komunikan. Pengemasan pesan ini disebut juga
dengan encoding. Dengan encoding itu komunikator memasukan atau
mengungkapkan perasaannya ke dalam sebuah kode atau lambang dalam
bentuk kata maupun non kata, misalnya raut wajah atau gerak-gerik tubuh.
Setelah pesan sampai kepada komunikan, apabila feedback, komunikan
akan bertindak sebagai komunikator, yaitu memasukan sebuah kode yang
disebut juga dengan decoding untuk disampaikan kembali kepada
komunikator.
Dari penjelasan beberapa pakar tersebut, penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa proses komunikasi adalah sebuah proses penyampaian
informasi berupa sebuah ide, informasi, atau kepercayaan yang hal
tersebut disampaikan secara langsung atau bermedia yang dilakukan
dengan komunikasi verbal maupun nonverbal untuk dapat mengevalusi
informasi saat itu ataupun mengevaluasi untuk kegiatan komunikasi
berikutnya.
Keterkaitannya teori ini dalam penelitian ini adalah seorang Public
Relations atau Humas harus dapat berkomunikasi dengan pihak ekternal
seperti klien dan stakeholders , karena Humas atau Public Relations
20
merupakan perantara komunikasi dari pihak Kementerian Perumahan
Rakyat kepada masyarakat sebagai sasaran utama dari programnya dan
kepada pihak lainnya yang terkait.
Oleh sebab itu diperlukan proses komunikasi yang baik sehingga
dapat membantu menginformasikan serta memaksimalkan kegiatan
sosialisasi mengenai perumahan dengan harga murah kepada pihak
masyarakat sebagai sasaran utamanya. Tidak hanya itu proses komunikasi
juga membantu dalam mengidentifikasi permasalahan perusahaan yang
ada di dalam perusahaan ataupun di luar perusahaan.
2.1.2
Komunikasi Organisasi
2.1.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia yang
terjadi dalam konteks organisasi di mana terjadi jaringan-jaringan pesan
satu sama lain yang saling bergantung satu sama lain. (Bungin, 2009: 278).
Menurut Reed H. Blake dan Edwin O.Horldsen
dalam buku
Rosmawati H.P (2010: 100), Komunikasi Organisasi adalah sebuah bentuk
komunikasi
antarpribadi,
tetapi
cirinya
merupakan
bidang
yang
sedemikian rupa bersifat khas dan signifikan. Dengan kata lain komunikasi
yang dalam batas-batas yang jelas dan berkenaan dengan pencapaian
tujuan organisasinya.
Sedangkan
menurut
Wayne
(Husein,
2002:5)
Komunikasi
Organisasi adalah “Suatu pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-
21
unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.
Suatu organisasi yang terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan
hierarki antara yang satu dan lainnya dan berfungsi dalam satu
lingkungan”.
1. Komunikasi Internal
Komunikasi internal berarti pertukaran gagasan diantara pada
administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan yang
menyebabkan terwujudnya perusahaan tersebut lengkap dengan
struktur (organisasi) yang jelas dan pertukaran gagasan secara
horizontal dan vertikal di dalam perusahaan yang menyebabkan
pekerjaan tersebut berlangsung.
a. Komunikasi Vertikal
Komunikasi
komunikasi
vertikal
dari
terdiri
atas
dari
ke
dua
bawah
jenis,
yaitu
(downward
communication) dan dari bawah ke atas (upward
communication) adalah komunikasi dari pimpinan kepada
bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal
balik (two-way traffic communication). Dalam komunikasi
vertikal,
pimpinan
memberikan
instruksi-instruksi
petunjuk, informasi-iinformasi, penjelasan-penjelasan, dan
lain sebagainya kepada bawahan. Dalam bentuk lain,
bawahan memberikan laporan-laporan, saran, pengaduan,
dan sebagainya kepada pimpinan.
22
b. Komunikasi Horizontal
Komunikasi
mendatar,
horizontal
antara
adalah
anggota
staff,
komunikasi
secara
karyawan
dengan
karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi
vertikal yang bersifat lebih formal, komunikasi horizontal
seringkali
berlangsung
tidak
formal.
Mereka
berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka
sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat, rekreasi,
atau pada saat pulang kerja. Dalam situasi komunikasi
seperti ini, suatu informasi cepat sekali menyebar dan
menjalar. Pemecahan masalah yang timbul akibat proses
komunikasi dengan jalur seperti ini adalah tugas public
relations officer (kepala hubungan masyarakat). Tugas
pekerjaan kepala Humas sebenearnya tidak hanya keluar
(eksternal), tetapi juga ke dalam (internal). Oleh karena
itu, dalam ruang lingkup kegiatan public relations atau
Humas terdapat apa yang disebut dengan internal public
relations yang diantaranya mencakup apa yang dinamakan
dengan employee relation, yaitu hubungan dengan
karyawan, Sehingga, menjadi tugas kepala Humas untuk
meluruskan, menetralisasi, atau menganalisisnya sehingga
berada dalam proposi yang tepat.
23
2. Komunikasi Eksternal
Humas memiliki kontak yang sangat luas dengan khalayak yang
menjadi target di dalam setiap wilayah praktek dan tugas
Humas. Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal
balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan
dari khalayak kepada organisasi.
a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada
umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian
rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,
setidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat
penting dalam usaha memecahkan suatu masalah jika
terjadi tanpa diduga. Dengan adanya hubungan yang baik
sebagai akibat kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh
organisasi, masalah yang dijumpai kemungkinan besar
tidak akan terlalu sulit.
b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan
umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang disebarkan
kepada khalayak itu menimbulkan efek yang bersifat
kontroversial (menyebabkan adanya pro dan kontra di
kalangan khalayak luas), maka ini disebut dengan opini
24
publik (public opinion). Opini publik ini seringkali
merugikan organisasi. Karenanya harus diusahakan agar
segera dapat diatasi dalam arti kata tidak akan
menimbulkan masalah.
Dari definisi yang di paparkan oleh pakar, penulis menarik
kesimpulan bahwa Komunikasi Organisasi adalah komunikasi yang terjadi
dalam dan di antara lingkungan yang besar dan luas.
Korelasi teori ini dengan penelitian ini adalah bahwa komunikasi
organisasi sangat dibutuhkan dalam hal melaksanakan segala bentuk
program yang dilakukan oleh perusahaan dalam merealisasikan tujuan
yang diharapkan.
2.1.3 Hubungan Masyarakat (Public Relations)
2.1.3.1 Definisi Hubungan Masyarakat (Public Relations)
Menurut Oemi S dalam Komunika Majalah Ilmiah Komunikasi
(2007 : 37), Public Relations atau Humas pada hakikatnya adalah kegiatan
komunikasi, meskipun agak lain dengan komunikasi lainnya, karena ciri
hakiki komunikasi Humas adalah komunikasi dua arah/timbal balik (two
ways communication). Arus komunikasi timbal balik harus dilakukan
dalam kegiatan Humas sehingga tercipta umpan balik yang merupakan
prinsip pokok dari Humas.
25
Definisi lainnya dari Frank Jefkins dalam buku Humas Pemerintah
(2012: 1) Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi
yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar antara suatu organisasi
dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik
yang berlandaskan pada saling pengertian.
Menurut Moore (2004 : 4), Public Relations atau Humas adalah
suatu hubungan ketergantungan antara orang dan perusahaan, pemerintah,
dan organisasi- organisasi sosial telah menciptakan kebutuhan akan suatu
filsafat dan fungsi baru dari manajemen, yang selanjutnya kita sebut
dengan hubungan masyarakat (Public Relations).
Dari penjelasan pakar-pakar diatas, penulis dapat menarik
kesimpulan, Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas yang
mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi
dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan
kerjasama, membantu manajemen memberikan penerangan dan tanggapan
dalam hubungan dengan opini publik, bertindak sebagai sistem peringatan
dini dalam membantu mendahului kecenderungan dan menggunakan
penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana
utama.
Korelasi teori dengan penelitian ini adalah Public Relations atau
Humas merupakan kunci dimana sebagai suatu fungsi untuk mengevaluasi
sikap publik tentang pandangan masyarakat mengenai suatu produk atau
jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
26
2.1.3.2 Fungsi Hubungan Masyarakat ( Public Relations )
Menurut Kriyantono (2008:21), Public Relations atau Humas
mempunyai beberapa fungsi yang menunjang tujuan perusahaan dan
menjamin kepentingan publik, garis besarnya adalah :
1.
Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan
dengan publiknya (Maintain Good Communication)
2.
Melayani kepentingan publik dengan baik (Serve Public
Interest)
3.
Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik
(Maintain Good Morals and Manners)
Dalam menjalankan fungsinya, Hubungan Masyarakat ( Public
Relations ) berperan sebagai berikut seperti yang terkutip dalam buku
Manajemen Public Relation Media Komunikasi Konsepsi dan Manajemen
(Ruslan, 2005: 27) :
1. Communicator
Kemampuan sebagai komunikator, baik secara langsung
maupun tidak langsung, melalui media cetak atau media
elektronik. Di samping itu juga bertindak sebagai mediator
dalam mewakili organisasi atau lembaga perusahaan.
2. Relationship
Kemampuan peran Public Relations membangun hubungan
yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik
internal dan eksternal. Juga, berupaya menciptakan saling
27
pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama dan toleransi
antara kedua belah pihak tersebut.
3. Back Up Management
Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan
lain, seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional,
personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama
dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan atau organisasi.
4. Good Image Maker
Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan
prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi
aktifitas Public Relations dalam melaksanakan manajemen
kehumasan membangun citra atau nama baik lembaga atau
organisasi dan produk yang diwakilinya.
Peneliti menyimpulkan bahwa public relations atau humas
mempunyai beberapa fungsi umum dalam kegiatan komunikasi dengan
publik dan juga melayani kepentingan publik dengan perilaku dan
moralitas yang baik sehingga tercipta hubungan timbal balik (feedback)
yang positif dari masyarakat.
Korelasi teori ini dengan penelitian adalah peneliti juga meneliti
dan menganalisa fungsi adanya kegiatan public relations atau humas di
dalam suatu perusahaan dan juga pengaruhnya terhadap mengelola strategi
perusahaan dan pembentukan citra (image) di masyarakat.
28
2.1.3.3 Tujuan Humas atau Public Relations
Tujuan Humas atau Public Relations menurut Widjaja (2003:55)
yaitu untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang
menyenangkan bagi lembaga atau organisasi disuatu pihak dan lembaga
publik dilain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik.
Menurut Gold (2003: 71-72) tujuan kegiatan Public Relations dari
sebuah perusahaan diantaranya adalah :
a.
Untuk mengubah umum dimata khalayak sehubungan dengan
adanya kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
b.
Untuk memperkenalkan perusahaan kepada khayalak serta
membuka pasar umum.
c.
Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan dengan
khalayaknya.
d.
Untuk menciptakan identitas atau citra perusahan yang
tentunya lebih baik dari yang sebelumnya
Jefkins (2003: 54) mendefinisikan dari sekian banyak hal yang bisa
dijadikan tujuan Humas atau Public Relations sebuah perusahaan,
beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut:
a.
Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat behubung
dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh
perusaahan.
29
b.
Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas,
serta membuka pangsa baru.
c.
Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan
masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu
peristiwa yang mengakibatkan kesangsian atau salah paham di
kalangan masyarakat terhadap niat baik perusahan.
d.
Untuk mendidik konsumen agar mereka lebih efektif dan
mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
e.
Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan
partisipasi para pimpinan perusahan organisasi dalm kehidupan
sosial sehari-sehari
Menurut beberapa tujuan yang sudah dipaparkan di atas,
penulis menarik kesimpulan bahwa tujuan Public Relations atau Humas
dalam perusahaan adalah untuk mengatur, membangun, membina,
mempublikasikan sebuah citra dan atau identitas yang baik bagi lembaga
ataupun organisasi dimata khalayak umum (eksternal) serta untuk
membina hubungan dan juga meningkatkan kualitas bobot pihak internal
perusahaan (pegawai) yang dimana usaha-usaha ini bertujuan untuk
kebaikan perusahaan.
Kaitannya teori ini dalam pembahasan adalah jika Public Relations
atau Humas suatu perusahaan dapat menerapkan dengan baik tujuan-tujuan
yang kuat dan dapat berkomitmen dengan misi tersebut maka perusahaan
30
akan berkembang kearah yang postif dan menguntungkan. Peningkatan
kualitas perusahaan tidak hanya dengan pihak eksternal tetapi juga
diterapkan di dalam (internal) perusahaan.
2.1.3.4 Fungsi Pokok Humas Pemerintah
Menurut Cutlip & Center and Canfield dalam Rosady Ruslan
(2002:20-21), fungsi Humas dapat dirumuskan sebagai penunjang aktifitas
utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada
manajemen lembaga/organisasi) :
1.
Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi
dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasaran.
2.
Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi, tanggapan
masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya ataau
sebaliknya.
3.
Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran
kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat
bersama.
4.
Menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik, dan
mengatur arus informasi, publikasi pesan dari badan/organisasi
ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra
positif bagi kedua belah pihak.
31
Selain itu, dalam buku Humas Pemerintah (2012:79), diuraikan
secara rinci fungsi dari Humas pemerintah yang berpedoman kepada two
ways communication adalah sebagai berikut :
1.
Berorientasi demi kepentingan tujuan politis dan birokratis
kepemerintahan.
2.
Memberikan penerangan dan pendidikan ke masyarakat umum
tentang kegiatan pemerintah dan pelaksanaan program kerja
pembangunan nasional.
3.
Meyakinkan
maksud
dan
masyarakat
tujuan
atau
memasyarakatkan
peraturan,
langkah-langkah
tentang
serta
kebijaksanaan pemerintah yang ada.
4.
Menyampaikan atau memonitor tentang pendapat umum agar
peraturan dan perundang-undangan itu senantiasa berdasarkan
kenyataan dan dapat diterima oleh masyarakat.
5.
Menyampaikan informasi atau pesan tentang keinginankeinginan, aspirasi, pendapat, dan persepsi masyarakat kepada
pemerintah. Memonitor tanggapan (feedback) masyarakat
sebagai input atau masukan
berguna
yang kemudian
disampaikan kepada instansi bersangkutan.
6.
Mengajak atau membujuk masyarakat umum agar lebih aktif
dalam peran sertanya menunjang program pembangunan,
perekonomian, masalah bidang-bidang sospolbud, hankamnas,
kepedulian pada lingkungan hidup dan alam, serta pariwisata.
32
7.
Turut menyukseskan lebih spesifik mengenai program
keluarga berencana, pajak, kesadaran hukum, kampanye
pemilu, pekan imunisasi nasional, cinta rupiah serta produksi
dalam negeri, hingga disiplin nasional dan lain sebagainya.
Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan, penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa fungsi pokok dari Humas pemerintah adalah
untuk melakukan komunikasi dan interaksi dengan pihak internal maupun
pihak eksternal dari perusahaan atau organisasi. Selain itu, fungsi dari
Humas pemerintah adalah sebagai penunjang aktifitas utama manajemen
dalam mencapai tujuan perusahaan ataupun tujuan yang diharapkan.
Korelasinya dengan penelitian ini adalah dengan mengetahui fungsi
pokok dari Humas pemerintah, maka kita akan mengetahui hal-hal apa saja
atau kegiatan apa saja yang seharusnya dilakukan oleh humas pemerintah
dalam melakukan suatu program dan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Definisi Strategi Hubungan Masyarakat (Public Relations)
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi, untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya (Effendy, 2009: 32).
33
Demikian pula dengan strategi hubungan masyarakat (humas) yaitu
bagaimana merancang dan mengatasi kendala-kendala yang akan dihadapi
oleh masyarakat maupun oleh instansi. Tujuan sentral Humas adalah
mengacu
kepada
kepentingan
pencapaian
sasaran
(target),
yaitu
masyarakat.
Menurut Ahmad A.Adnanputra, M.A., M.S., dalam buku Humas
Pemerintah (2012:26) mengatakan bahwa strategi adalah bagian terpadu
dari suatu rencana, sedangkan rencana merupakan suatu produk dari suatu
perencanaan, yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi
dasar dari proses manajemen.
Menurut Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek” istilah “Hubungan Masyarakat” atau yang disingkat dengan
“Humas” sebagai terjemahan dari istilah “Public Relations” (Effendy,
2009: 131). Dengan pengertian bahwa sasaran kegiatannya adalah
khalayak dalam (internal public) dan khalayak luar (external public) yang
merupakan sasaran Public Relations.
Dengan demikian di dalam suatu instansi dibutuhkan Public
Relations atau Humas yang mempunyai fungsi menjembatani antara suatu
instansi dengan publiknya.
Peran Humas yang merupakan kependekan dari Hubungan
Masyarakat kini dikenal dengan istilah Public Relations. Keberadaan
sebuah Humas disebuah lembaga, baik di dalam instansi pemerintah
maupun swasta, tampaknya membutuhkan kerja kreatif dari hari ke hari
terkait dengan ketatnya dunia persaingan.
34
Dunia bisnis adalah tempat Humas berperan dalam
menjaga
harmonis antara perusahaan atau lembaga yang dikelolanya dengan orangorang disekitarnya. Hal ini membutuhkan langkah-langkah yang efisien
guna mendukung kemajuan perusahaan atau lembaga. Inilah yang disebut
langkah-langkah dalam bentangan strategi humas yang erat hubungannya
dengan dunia komunikasi.
2.2.1.1 Tahap Perencanaan Strategi Hubungan Masyarakat (Public
Relations)
Dalam buku “Strategi Mengelola Public Relations Organisasi”,
Suryadi; (2007, 31 ) perencanaan strategi bidang Hubungan Masyarakat
(Public Relations) memberikan satu model yang lebih logis. Langkahlangkah yang perlu dilakukan dikelompokkan ke dalam empat tahap yang
bersifat deskriptif dan akurat. Model tersebut biasa disebut dengan
sembilan langkah strategi PR (Humas) :
Tahap satu : Penelitian Awal
Langkah 1 : Analisis Keadaan
Langkah 2 : Analisis Organisasi
Langkah 3 : Analisis Publik
Tahap dua : Strategi
Langkah 4 : Menentukan Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
Langkah 5 : Formulasi Tindakan dan Strategi Respon
Langkah 6 : Penggunaan Komunikasi Efektif
35
Tahap tiga : Taktik
Langkah 7 : Menentukan Taktik Komunikasi
Langkah 8 : Implementasi Rencana Strategi
Tahap empat
: Evaluasi
Langkah 9 : Evaluasi Rencana Strategi
2.2.2.2 Fungsi Strategi Hubungan Masyarakat (Humas)
Dalam buku Humas Pemerintah (2012:29) dijelaskan bahwa fungsi
dari strategi Humas adalah sebagai berikut :
1. Strategi Operasional
Melalui pelaksanaan program humas yang dilakukan dengan
pendekatan kemasyarakatan, melalui mekanisme sosial kultural
dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dari opini publik atau
kehendak masyarakat terekam pada setiap berita atau surat
pembaca dan lain sebagainya yang dimuat di berbagai media
massa.
Artinya,
pihak
humas
mutlak
bersikap
atau
berkemampuan untuk benar-benar mendengar (listening) dan
bukan hanya sekedar mendengar (hear) mengenai aspirasi yang
ada dalam masyarakat, baik mengenai etika, moral, maupun
nilai-nilai kemasyarakatan yang dianut.
2. Pendekatan Fungsi Humas
Menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik) dengan
menyebarkan informasi dari organisasi kepada pihak publiknya
yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan, maupun
36
dengan melakukan pendekatan persuasif, agar tercipta saling
pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi, dan lain
sebagainya.
3. Pendekatan Tanggung Jawab Sosial Humas
Menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai tersebut bukan ditujukan untuk
mengambil
keuntungan
sepihak
dari
publik
sasarannya
(masyarakat), namun untuk memperoleh keuntungan bersama.
4. Pendekatan Kerjasama
Berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi
dengan berbagai kalangan, baik hubungan ke dalam maupun
keluar untuk meingkatkan kerjasama. Humas berkewajiban
memasyarakatkan misi instansi yang diwakilinya agar diterima
oleh atau mendapat dukungan masyarakat (publik sasarannya).
Hal ini dilakukan dalam rangka menyelenggarakan hubungan
baik dengan publiknya dan untuk memperoleh opini publik
serta perubahan sikap yang positif bagi kedua belah pihak.
5. Pendekatan Koordinatif dan Integratif
Untuk memperluas peranan Humas di masyarakat, maka fungsi
Humas dalam arti sempit hanya mewakili lembaga/institusinya.
Tetapi, peranannya yang lebih luas adalah berpartisipasi dalam
menunjang program pembangunan nasional, dan mewujudkan
Ketahanan Nasional di bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
dan hankamnas.
37
Dari beberapa teori yang diungkapkan oleh para pakar tersebut,
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa strategi hubungan masyarakat
(public relations) adalah dapat dilakukan dengan melakukan strategi
oprasional melalui pelaksanaan program hubungan masyarakat yang
dilakukan secara pendekatan kemasyarakatan dan memperluas peranan
Humas.
Korelasinya dengan penelitian ini yaitu dengan melaksanakan
sosialisasi perumahan dengan harga murah, Humas melakukan startegi
operasional agar yang dilakukan secara kemasyarakatan agar maksud dan
tujuan dari program perumahan dengan harga murah dapat tersampaikan
kepada masyarakat yang menjadi sasaran utama dalam program tersebut.
2.2.2 Social Marketing
Menurut Edy Shahputra dan Faulina dalam buku Profesional Public
Relations (2011:142) istilah Social Marketing ditampilkan pertama kali pada
tahun 1971, juga merupakan bagian dari konsep dan strategi PR atau Humas
untuk mengubah perilaku publik.
Pada perkembangannya, social marketing kini menjadi teknologi
manajemen perubahan sosial yang terkait dengan rancangan, pelaksanaan
kegiatan, kontrol dan evaluasi dari program peningkatan penerimaan satu atau
lebih praktik sosial dalam suatu kelompok atau lebih target adopter (khalayak
penerima), yang terkait dengan :
a. Produk-produk sosial atau gagasan sosial (social idea)
b. Bentuk kepercayaan (belief) yang dianut
38
c. Sikap (attitude)
d. Nilai-nilai yang berlaku di masyarakat (value)
SOCIAL
MARKETING
Idea :
Practice :
1. Act
Tangible Object :
2. Behaviour
1. Social
Participation
1. Belief
2. Attitude
3. Value
Gambar 2.2 Gambar Social Marketing
Sumber : Edy Shahputra Sitepu dan Faulina, Profesional Public
Relations, 2011: 143
Sedangkan dalam buku Social Marketing Improving the Quality of Life
(2002:5) Philip Kotler, Ned Roberto, dan Nancy Lee, mengatakan bahwa
Social Marketing is the use of marketing principles and techniques to influence
a target audience to voluntarily accept, reject, modify, or abadon a behaviour
for the benefit of individuals, groups, or society as a whole ( Social Marketing
adalah penggunaan prinsip-prinsip pemasaran dan teknik untuk mempengaruhi
target agar secara sukarela menerima, menolak, memodifikasi, atau meng-
39
abadon perilaku untuk kepentingan individu, kelompok, atau masyarakat secara
keseluruhan).
Dengan teori-teori yang telah disebutkan, penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa Social Marketing merupakan bagian dari konsep dan
strategi PR atau Humas yang memiliki fungsi untuk mengubah perilaku dan
pola pikir publiknya. Social Marketing dibutuhkan dalam dalam hal sosialisasi
dari program yang dilakukan oleh pihak pemerintah, khususnya Kementerian
Perumahan Rakyat untuk mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat dalam
menentukan keputusan yang akan diambil dalam berpartisipasi pada program
yang dilakukan oleh pihak Kementerian Perumahan Rakyat.
Sedangkan korelasi teori ini dengan pembahasan adalah bahwa Social
Marketing dapat digunakan untuk mengubah perilaku publik dan pola pikirnya
sehingga dapat memudahkan bagi perusahaan/organisasi untuk menyampaikan
program-program yang ingin disosialisasikan atau yang ingin dilakukan.
2.2.2.1 Elemen Pelaksanaan Social Marketing
Berikut ini adalah beberapa elemen yang dapat dijadikan tolak ukur
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan social marketing dalam suatu
kampanye Public Relations atau Humas (Kotler & Roberto, dalam buku
Profesional Public Relations; 2011. 143) :
1. Cause, yaitu sasaran sosial yang dipercaya oleh agen
perubahan (agent of change) akan dapat memberikan jawaban
terhadap suatu masalah sosial atau kehidupan kemasyarakatan.
40
2. Agent of change, yaitu individu atau kelompok yang mencoba
mengadakan suatu perubahan sosial dengan melancarkan suatu
kampanye perubahan sosial.
3. Target adopters, yaitu suatu kelompok masyarakat yang
menjadi sasaran dari suatu kegiatan.
4. Channels, yaitu saluran komunikasi sebagai media atau saluran
yang dipergunakan untuk mempengaruhi opini, pandangan,
dan nilai-nilai dari kelompok sasaran (target adopters).
5. Change strategy, yaitu suatu strategi, petunjuk, atau program
yang digunakan pihak agen perubahan sosial (social marketer)
dalam menghasilkan suatu perubahan sikap dan tingkah laku
dari target sasaran tersebut.
Menurut Philip Kotler dalam buku Social Marketing Improving the
Quality of Life (2002:52), ada beberapa elemen yaitu :
1. Mengambil keuntungan dari apa yang dikenal dan telah
dilakukan sebelumnya.
2. Mulai dengan target pasar yang (sebagian besar) siap beraksi.
3. Mempromosikan tunggal, perilaku yang dapat dilakukan,
dijelaskan secara sederhana, dan menggunakan istilah yang
jelas.
4. Memahami dan mengatasi manfaat yang dirasakan dan biaya.
5. Membuat akses yang mudah.
6. Mengembangkan perhatian yang menarik dan pesan motivasi.
41
7. Menggunakan
media
yang
tepat,
menyimak,
dan
memanfaatkan peluang untuk partisipasi pendengar.
8. Mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk media dan
penjangkauan.
9. Mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk penelitian.
Dengan
beberapa
elemen
yang
telah
disebutkan,
penulis
mengambil kesimpulan bahwa elemen pelaksanaan Social Marketing
dalam dunia komunikasi dapat berguna sebagai tolak ukur keberhasilan
atau kegagalan dalam melakukan sosialisasi suatu program yang dilakukan
oleh perusahaan/organisasi. Elemen-elemen dalam Social Marketing juga
memberikan pemasukan untuk melakukan kegiatan agar kegiatan tersebut
dapat berhasil sesuai dengan apa yang ingin diraih.
Korelasinya dengan penulisan ini adalah Social Marketing dapat
digunakan untuk membantu proses sosialisasi program pemerintah agar
program tersebut dapat diterima oleh masyarakat dan pesan yang ingin
disampaikan oleh komunikator dapat tersampaikan ke audience atau
publik.
2.2.2.2 Tahapan Manajemen Pemasaran Sosial
Seperti yang dikutip dari buku Profesional Public Relations (2011 :
144), secara garis besar manajemen pemasaran sosial memiliki tiga
tahapan, yaitu :
42
1. Defining the product & marketing; mencari kecocokan ide, teori
dan praktis tentang produk, marketing hingga target adopters.
Disini dibutuhkan suatu konsep pemasaran suatu produk dan target
adopter secara tepat serta jitu.
2. Designing the product & market fit; pada tahapan ini yang
dilakukan adalah mencari jawaban atas pertanyaan “What makes
good fit?” dengan efektif sebagai cara mencari solusi bagi
kelompok target adopters. Hal ini dapat dilakukan dengan tiga
langkah, yaitu :
a.
Kesesuaian antara kebutuhan target adopters dengan ide
dan praktek sosial.
b.
Memperkuat posisi (positioning) yang dipilih, dengan
memberikan label tertentu dengan pengemasan yang tepat
dan menarik.
c.
Membangun citra dan kepercayaan tentang produksi sosial
tersebut, dalam upaya menarik simpati dan empati.
3. Delivering the product & market fit; pada posisi ini, pihak social
marketer siap untuk membawa produk sosial tersebut kepada target
adopters dengan melakukan perencanaan awal kampanye, yaitu
“adopting triggering”. Aktifitas tersebut dilakukan sebagai pemicu
untuk memotivasi dan mengadopsikan kepada target adopters-nya.
Seperti yang dikemukakan James E. Grunig dan Fred Repper yang
dikutip Rhenald Kasali dalam bukunya “Manajemen Public Relations
43
Konsep dan Aplikasinya“ (2003 : 43), ada tujuh tahapan strategic
management untuk public relations. Tiga tahapan pertama mempunyai
cakupan luas sehingga lebih bersifat analitis. Empat langkah selanjutnya
merupakan penjabaran dari tiga tahap pertama yang diterapkan pada unsur
yang berbeda-beda :
1. Tahap Stakeholder
Sebuah perusahaan atau organisasi mempunyai hubungan dengan
publiknya
bilamana
perilaku
organisasi
tersebut
memberi
pengaruh pada stakeholdersnya atau sebaliknya. Public relations
harus melakukan survei untuk terus membaca perkembangan
lingkungannya, dan membaca perilaku organisasinya serta
menganalisis konsekuensi yang akan timbul. Komunikasi yang
dilakukan secara kontinu dengan stakeholders ini membantu
organisasi untuk tetap stabil.
2. Tahap Publik
Publik terbentuk ketika perusahaan / organisasi menyadari adanya
problem tertentu. Dengan kata lain publik selalu eksis bilamana
ada problem yang mempunyai potensi akibat (konsekuensi)
terhadap mereka. Maka publik bukanlah suatu kumpulan massa
umum biasa, mereka sangat selektif dan spesifik terhadap suatu
kepentingan tertentu (problem) tertentu.
44
3. Tahap Isu
Publik yang muncul sebagai konsekuensi dari adanya problem
selalu mengorganisasi dan menciptakan ”isu”. Yang dimaksud
dengan ”isu” disini bukanlah isu dalam arti kata negatif,
melainkan suatu tema yang dipersoalkan. Mulanya pokok
persoalan demikian luas dan mempunyai banyak pokok, tetapi
kemudian akan terjadi kristalisasi sehingga pokoknya menjadi
jelas karena pihak – pihak terkait saling melakukan diskusi.
Public relations atau Humas perlu mengantisipasi dan responsif
terhadap isu – isu tersebut. Langkah ini lebih dikenal sebagai
Issues Management. Pada tahap ini media memegang peranan
sangat penting karena media akan mengangkat suatu pokok
persoalan
kepada
masyarakat
dan
masyarakat
akan
menanggapinya media mempunyai peranan yang sangat besar
dalam perluasan isu dan, bahkan membelokkan sesuai dengan
persepsinya. Media dapat melunakkan sikap publik atau,
sebaliknya, meningkatkan perhatian publik, khususnya bagi hot
issue, yakni yang menyangkut kepentingan publik yang lebih luas.
Issues management pada tahap ini perlu dilakukan secara simultan
dan cepat, dengan melibatkan komunikasi personal dan sekaligus
komunikasi dengan media massa.
45
4. Public relations perlu mengembangkan objective formal seperti
komunikasi, akurasi, pemahaman, persetujuan, dan perilaku
tertentu terhadap program – program kampanye komunikasinya.
5. Public relations harus mengembangkan program resmi dan
kampanye komunikasi yang jelas untuk menjangkau objective di
atas.
6. Public
relations,
khususnya
para
pelaksana,
memahami
permasalahan dan dapat menerapkan kebijakan kampanye
komunikasi.
7. Public relations harus melakukan evaluasi terhadap efektivitas
pelaksanaantugasnya untuk memenuhi pencapaian objective dan
mengurangi konflik yang mungkin muncul di kemudian hari.
Berdasarkan teori yang telah disebutkan, penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa tahapan manajemen pemasaran sosial harus dilakukan
oleh pihak Humas dalam melakukan pemasaran atau menginformasikan
suatu program dalam bentuk barang atau jasa dalam perusahaan atau
organisasinya. Hal ini berguna agar pesan atau informasi yang ingin
disampaikan kepada khalayak atau publik dapat tersampaikan dan berjalan
dengan baik.
Korelasinya dengan penelitian ini adalah bahwa dibutuhkannya
manajemen pemasaran sosial untuk mensosialisasikan program perumahan
dengan harga murah kepada masyarakat Indonesia yang merupakan
sasaran utama dari program ini.
46
2.2.3 Sosialisasi
2.2.3.1 Definisi Sosialisasi
Soerjono Soekanto dalam buku Sosiologi (2006:37) mendefinisikan
sosialisasi sebagai suatu proses ketika manusia mempelajari norma dan
nilai. Melalui sosialisasi, seseorang akan menjadi bagian dari masyarakat,
mengikuti kebiasaan-kebiasaan, atturan, norma, dan nilai-nilai yang ada di
dalamnya. Jadi, sosialisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang
hidup
manusia,
berkenaan
dengan
bagaimana
seorang
individu
mempelajari cara hidup, norma, dan nilai sosial.
Sosialisasi adalah penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan seseorang bertindak dan bersikap sebagai anggota
masyarakat yang efektif, yang menyebabkan ia efektif, yang menyebabkan
ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif dalam masyarakat
(Effendy, 2002:27).
Dari beberapa definisi menurut para pakar diatas, penulis
mengambil kesimpulan bahwa sosialisasi adalah salah satu fungsi
komunikasi
yang
sesuai
untuk
mengendalikan
perilaku
anggota
masyarakat dimana ia tinngal. Jadi sosialisasi dilakukan dengan
mengkomunikasikan informasi kepada anggotanya.
Kaitan teori ini adalah bahwa sosialisasi sangat dibutuhkan dalam
komunikasi dalam hal menyampaikan program-program yang dilakukan
oleh pihak pemerintah dalam hal menyejahterakan kehidupan masyarakat
dan
memberikan
kemudahan
bagi
masyarakat
pentingnya program yang diharapkan dapat terwujud.
untuk
memahami
47
2.2.3.2 Tipe Sosialisasi
Seperti yang dikutip dalam buku Sosiologi Jilid 1 Kun Maryati
(2006, 109) setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai
yang berbeda. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe
sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi adalah :
1.
Formal. Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga
yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam
negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
2.
Informal. Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau di
dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara
teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok
sosial yang ada di masyarakat.
Dalam hal ini, Humas melakukan sosialisasi dengan tipe formal,
karena sosialisasi yang dilakukan melalui lembaga pemerintah yang resmi
kepada publik atau masyarakat umum dan dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Dari beberapa jenis sosialisasi diatas, penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa dalam mensosialisasikan program yang ingin dilakukan
oleh pemerintah termasuk ke dalam tipe sosialisasi formal, karena
sosialisasi ini terjadi di dalam sebuah lembaga pemerintah yang formal.
Korelasinya dengan penelitian ini adalah bahwa sosialisasi formal
berkaitan dengan penelitian yang dibahas mengenai bagaimana cara
48
penyampaian program yang ingin dicapai oleh pihak pemerintah agar bisa
diterima oleh masyarakat.
49
2.3
Kerangka Teori
TEORI UMUM
KOMUNIKASI
1.Definisi
komunikasi
2.Tujuan
komunikasi
3.Proses komunikasi
TEORI KHUSUS
TEORI
KOMUNIKASI
ORGANISASI
1.
STRATEGI
HUBUNGAN
MASYARAKAT
Definisi
1.Idea
2.Practice
3.Tangible
Object
Social
Marketing
1.Elemen
2.Tahapan
PUBLIC RELATIONS
SOSIALISASI
(HUBUNGAN MASYARAKAT)
1. Definisi Humas
2. Fungsi Humas
3.Tujuan Humas
4.Fungsi Pokok Humas Pemerintah
1.Definisi
2.Tipe
50
2.4
Kerangka Berpikir
Strategi Hubungan Masyarakat
Informasi
Sosialisasi program
Kegiatan Hubungan Masyarakat
(Humas)
Social Marketing
Idea
Practice
Media
Massa
Tangible
Object
Goals :
1. Dapat menginformasikan mengenai Program Perumahan Dengan
Harga Murah kepada masyarakat sebagai sasaran utama dan
stakeholders lainnya.
2. Dapat menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan menjaga
citra perusahaan di mata publik.
3. Dapat melakukan fungsi dari pemerintahan, khususnya pada
bidang perumahan dan pemukiman.
4. Dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan daerah lingkungan
perumahan dan pemukiman yang kumuh.
Download