KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK PERCEPATAN AKSES ENERGI DI INDONESIA: OPSI PELUANG DAN TANTANGANNYA Jakarta, 4 Februari 2016 OUTLINE 1 PENDAHULUAN 2 KONDISI SAAT INI 3 DRAFT RUKN 2015-2034 4 PROGRAM PEMBANGUNAN 35,000 MW 5 PROGRAM LISTRIK PERDESAAN 6 KENDALA PEMBAGUNAN INFRASTRUKTUR PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK 1 PENDAHULUAN DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM SECTOR KETENAGALISTRIKAN 1 Pembangunan ketenagalistrikan ketersediaan tenaga listrik : bertujuan untuk menjamin • Dalam jumlah yang cukup • Kualitas yang baik • Harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. 2 Pemanfaatan Sumber Energi Primer • Sumber energy primer dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional untuk menjamin penyediaan tenaga listrik yang berkelanjutan • Mengutamakan sumber energi baru dan energi terbarukan • Sumber energi primer dalam negeri diutamakan untuk kepentingan ketenagalistrikan nasional DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 3 KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT MENIKMATI LISTRIK ENERGY MIX PP NO. 79 TAHUN 2014 PROGRAM PEMANFAATAN EBT PROGRAM PEMANFAATAN ENERGI FOSIL RUEN, RUKN, RUKD, & RUPTL PP NO. 14 TAHUN 2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UU NO. 30 TAHUN 2009 TENTANG KETENAGALISTRIKAN UU NO. 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI UUD 1945 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 4 PENGELOLAAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK PENGUASAAN PENGUSAHAAN BUMN* NEGARA BUMD PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH SWASTA REGULASI KEBIJAKAN STANDAR Menyediakan dana untuk: KOPERASI SWADAYA MASYARAKAT *: Prioritas Pertama • Kelompok masyarakat tidak mampu; • Pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang; • Pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan perbatasan; dan • Pembangunan listrik perdesaan. DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 5 LANDASAN HUKUM PERENCANAAN BIDANG ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN UU 30/2007 UU 30/2009 (EnergI) (Ketenagalistrikan) PP 79/2014 (Kebijakan Energi Nasional) Disusun oleh Dewan Energi Nasional kemudian ditetapkan oleh Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Rencana Umum Energi Nasional Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional Disusun oleh Pemerintah berdasarkan Kebijakan Energi Nasional kemudian ditetapkan oleh Dewan Energi Nasional. Disusun dan ditetapkan oleh Menteri berdasarkan Kebijakan Energi Nasional setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. PP 14/2012 jo PP 23/2014 (Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) [Kepmen ESDM No. 2682.K/21/MEM/2008] Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik [RUPTL PT PLN (Persero) – Kepmen ESDM No. 0074 K/21/MEM/2015] Usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dilaksanakan sesuai dengan RUK dan RUPTL. RUPTL disusun oleh memperhatikan RUK. DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Badan Usaha dengan 6 2 KONDISI SAAT INI DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 7 GAMBARAN UMUM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL TAHUN 2015 PLN 70% 54.488 MW PPU 4% IO non BBM 5% KAPASITAS TERPASANG PEMBANGKIT 54.488 MW IPP 21% KAPASITAS TERPASANG PEMBANGKIT PLN: 38.204 MW IPP: 11.519 MW PPU: 2.349 MW IO non BBM: 2.416 MW EBT 11% PRODUKSI TENAGA LISTRIK KONSUMSI TENAGA LISTRIK 283 TWh 228 TWh Gas 25% 283 TWh Batubara 50% Minyak Bumi 14% ENERGI MIX *) RASIO ELEKTRIFIKASI 88.30 % PUBLIC 6% kWh PER KAPITA 910 kWh RESIDENTIAL 38% 228 TWh INDUSTRY 40% BUSINESS 16% KONSUMSI TENAGA LISTRIK PER GOLONGAN *) *) Termasuk Non-PLN DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 8 VIETNAM 98 % THAILAND 99.3% BRUNEI 99.7 % MALAYSIA 99 % SINGAPORE 100 % RASIO ELEKTRIFIK ASI DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL INDONESIA ??? 9 RASIO ELEKTRIFIKASI 2015 INFORMASI KALTIM NAD > 70% 95,41% 94,77% SUMUT 93,15% JAMBI KALTARA GORONTALO 85,32% 73,48% 79,18% 50% - 70% < 50% KEPRI RIAU KALBAR 73,53% 89,19% SULTENG 82,38% SULUT MALUT 89,17% 94,46% 79,56% PABAR 82,70% BABEL PAPUA 99,97% 45,93% SULBAR 76,91% SUMBAR DKI JAKARTA 83,20% JATENG 99,80% 91,36% KALTENG 69,54% BENGKULU KALSEL MALUKU 86,77% 84,80% SULSEL 87,30% 88,30% SULTRA 68,84% SUMSEL 80,44% LAMPUNG INDONESIA 88,30% 84,71% JABAR 94,27% BANTEN JATIM DIY 86,27% 86,69% 72,77% BALI 58,64% 89,19% 95,64% DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NTT NTB 67.15% 2010 72.95% 2011 76.56% 2012 80.51% 2013 84.35% 2014 88.30% 2015 90.15% 92.75% 2016 2017 95.15% 2018 97.35% 2019 10 3 DRAFT RUKN 2015-2034 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 11 ASUMSI DAN PROYEKSI DRAFT RUKN 2015-2034 TAHUN URAIAN UNIT 2015 2019 2020 2024 2025 2029 2030 2031 2034 ASUMSI DAN TARGET Pertumbuhan Ekonomi*) Inflasi**) Pertumbuhan Penduduk***) Rasio Elektrifikasi HASIL PROYEKSI Kebutuhan Tenaga Listrik Konsumsi Tenaga Listrik Per Kapita Pertumbuhan Kebutuhan Tenaga Listrik Elastisitas Kebutuhan Tambahan Kapasitas (Kumulatif) TWh 239 kWh 935 1,293 1,407 1,977 2,161 2,636 2,764 2,898 3,347 % 9.3 10.0 10.1 10.0 10.3 5.7 5.6 5.6 1.6 1.3 1.3 1.3 1.3 0.8 0.7 GW 8 38 47 94 108 150 Kapasitas Pembangkit (DMN) GW 57 82 90 132 146 183 % % % % 5.7 8.0 8.0 5.0 3.5 3.5 1.3 1.2 1.1 87.35 97.35 99.35 347 381 8.0 3.5 1.0 100 8.0 3.5 0.9 100 7.6 3.5 0.8 100 7.5 3.5 0.7 100 7.4 3.5 0.7 100 7.3 3.4 0.6 100 558 616 776 819 865 1,017 RATA-RATA 2015-2024 2015-2034 7.7 3.8 1.1 7.6 3.6 0.9 5.6 9.9 7.9 0.7 0.8 1.3 1.1 161 173 211 9.4 ****) 10.6 ****) 194 204 240 Sumber: *) APBN-P 2015, RPJMN 2015-2019, KEN **) APBN-P 2015, RPJMN 2015-2019, regresi dgn pertumbuhan ekonomi ***) Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (Bappenas-BPS-United Nation Population Fund), 2013 ****) Bukan kumulatif DMN = Daya Mampu Netto DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 12 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DRAFT RUKN 2015-2034 784 TWh Sistem Non PLN IPP & Excess Power PLN PPU AND IZIN OPERASI NON BBM (10%) 395 TWh IPP AND EXCESS POWER (75%) WILAYAH USAHA PLN (90%) PLN (25%) 2015 2020 KEBUTUHAN TAMBAHAN SISTEM NON PLN KEBUTUHAN TAMBAHAN IPP & EXCESS POWER KEBUTUHAN TAMBAHAN PLN KEBUTUHAN TAMBAHAN PLN SYSTEM TOTAL KEBUTUHAN TAMBAHAN (TERHADAP 2014) DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2025 2030 2015 2 12 4 16 2016 4 28 9 37 2017 6 45 15 60 2018 8 64 21 86 2019 11 86 29 115 2020 14 110 37 147 2025 32 272 91 363 2030 44 412 137 550 2034 55 547 182 730 18 41 66 94 126 161 395 593 784 13 BAURAN ENERGI PEMBANGKIT LISTRIK EBT Minyak Bumi Gas Batubara BAURAN ENERGI FINAL (Kebijakan Energi Nasional, PP No.79/2014) 6% 23% 23% 41% 30% 30% REALISASI 2013 22% 25% TARGET 2025 BAURAN ENERGI PEMBANGKIT LISTRIK (Draft of RUKN 2015-2034) 12% 25% 24% 53% 11% REALISASI 2014 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 50% 1% 24% TARGET 2025 14 4 PROGRAM PEMBANGUNAN 35,000 MW DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 15 PROGRAM 35,000 MW Pembangunan Ketenagalistrikan 2015-2019 untuk Memenuhi Pertumbuhan Listrik dan target Rasio Elektrifikasi pada 2019 Kapasitas pembangkit saat ini RASIO ELEKTRIFIKASI DAN KAPASITAS baru dapat memenuhi KONDISI SAAT SATUAN JUMLAH kebutuhan listrik sekitar 87,88% INI rumah tangga, lebih rendah dari % 87.88 Singapore (100,0%), Brunei ELEKTRIFIKASI (99,7%), Thailand (99,3%), KAPASITAS MW 54,725 Malaysia (99,0%), dan Vietnam (98,0%) RATIO ELEKTRIFIKASI Dalam 5 (lima) tahun ke depan, 100.00 97.35% 95.15% kebutuhan listrik akan tumbuh 95.00 92.75% 90.15% rata-rata sekitar 8,7% per tahun, 90.00 87.35% dengan target rasio elektrifikasi 85.00 97,35% pada akhir tahun 2019 Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik dan target rasio elektrifikasi, diperlukan tambahan kapasitas terpasang sekitar 35.000 MW (di luar 7.400 MW yang dalam konstruksi) pada tahun 2015-2019 PROGRAM 35,000 MW 80.00 2015 2016 2017 2018 2019 FAKTOR DI LUAR CAKUPAN PROGRAM 35.000 MW NAMUN MEMPENGARUHI TUJUAN PROGRAM: 1 Perubahan asumsi yang berdampak pada perubahan kebutuhan listrik per tahun 2 Ketersediaan demand yang dapat menyerap ketersediaan listrik untuk mengembalikan investasi DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 16 SEBARAN RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK 2015-2019 KALIMANTAN SUMATERA 11.327 MW JUTA USD 76 Pembangkit 14.282 19.305 kms 210 Transmisi 3.840 32.406 MVA 398 Gardu Induk 2.475 TOTAL INDONESIA 291 Pembangkit 53.663 46.597 kms 732 Transmisi 10.893 Total 2.852 MW 40 Pembangkit 4.000 7.883 kms 68 Transmisi 1.122 3.910 MVA 115 Gardu Induk 324 SULAWESI & NUSA TENGGARA JUTA USD 4.159 MW 83 Pembangkit 5.434 7.207 kms 90 Transmisi 1.169 5.620 MVA 165 Gardu Induk 412 JUTA USD 42.940 MW 108.789 MVA JUTA USD 1.375 Gardu Induk 8.386 72.942* *belum termasuk kebutuhan dana untuk tanah, Interest During Construction (IDC) dan pajak-pajak JAWA-BALI MALUKU & PAPUA JUTA USD 23.863 MW 49 Pembangkit 28.955 739 MW 43 Pembangkit 992 11.185 kms 349 Transmisi 4.615 1.017 kms 15 Transmisi 148 66.083 MVA 672 Gardu Induk 5.114 770 MVA 25 Gardu Induk 61 Legend: DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL JUTA USD MW: Megawatt kms: Kilometer-sirkuit MVA: Mega-volt ampere 17 KEGIATAN EKONOMI PROGRAM 35,000 MW * INVESTASI : 72,942 JUTA USD** 1375 UNIT GARDU INDUK 732 SEGMEN TRANSMISI 75,000 SET TOWER 291 PEMBANGKIT 301,300 KM KONDUKTOR ALUMUNIUM 2,600 SET TRAFO 3.5 JUTA TON BAJA * ** TENAGA KERJA TKDN LANGSUNG: 650 RIBU TIDAK LANGSUNG: 3 JUTA ~40% DARI INVESTASI (~29.2 JUTA USD) Perkiraan belum termasuk kebutuhan dana untuk tanah, Interest During Construction (IDC) dan pajak-pajak DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 18 STATUS KEMAJUAN PROGRAM 35.000 MW IPP 25.070 MW 71% PLN 10.471 MW 29% KEPEMILIKAN Perencanaan 13.177 MW 37% Selesai PPA/ proses FC, Konstruksi, dan COD/SLO 14.427 MW 41% Pengadaan 7.938 MW 22% FASE PLN 2.815 MW 20% IPP 11.612 MW 80% TERKONTRAK/PPA 14.427 MW Sumber: PLN, Januari 2016 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 19 5 PROGRAM LISTRIK PERDESAAN DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 20 LISTRIK PERDESAAN DAN INSTALASI LISTRIK GRATIS BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU A. REALISASI TAHUN 2015 Pembangunan Listrik Perdesaan Tahun 2015 adalah : a. Jaringan distribusi sepanjang 11.536,69 kms tersebar di 33 Provinsi b. Gardu distribusi dengan total kapasitas 219,28 MVA tersebar di 33 Provinsi c. Instalasi listrik gratis bagi masyarakat tidak mampu sebanyak 144.777 RTS tersebar di 33 Provinsi B. RENCANA TAHUN 2016 a. Pembangunan Listrik Perdesaan sesuai kesepakatan dengan Komisi VII DPR RI pada Panja RKA-KL TA. 2016 di Cikopo, akan didanai melalui anggaran PMN atau APLN b. Untuk pembangunan instalasi listrik garis bagi masyarakat tidak mampu, Ditjen Ketenagalistrikan akan mengusulkan pemanfaatan ouput cadangan dari DIPA KESDM TA. 2016 sebesar Rp.276 M untuk 110.051 RTS di 33 provinsi. DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 21 RINCIAN PEMANFAATAN ANGGARAN OUTPUT CADANGAN UNTUK INSTALASI LISTRIK GRATIS BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU TA. 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Propinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Lampung Sumatera Selatan Kepulauan Riau Bangka Belitung Banten Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Bali NTB Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Selatan DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jumlah RTS 2.787 1.169 1.369 1.999 3.361 2.046 5.705 2.134 680 1.153 3.024 2.581 6.149 4.136 1.024 485 2.190 1.376 2.386 1.546 273 3.816 7.625 Anggaran (Ribu Rp.) 6.270.750 2.630.250 3.080.250 4.497.750 7.562.250 4.603.500 12.836.250 4.801.500 1.530.000 2.594.250 6.804.000 5.807.250 13.835.250 9.306.000 2.304.000 1.091.250 4.927.500 3.096.000 5.368.500 3.478.500 614.250 8.586.000 17.156.250 No 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Propinsi Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Gorontalo NTT Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Total Usulan RTS Jumlah RTS 4.817 2.021 4.458 3.284 4.614 11.755 3.428 4.366 6.602 5.692 110.051 Anggaran (Ribu Rp.) 10.838.250 4.547.250 10.030.500 7.389.000 10.381.500 26.448.750 7.713.000 9.823.500 14.854.500 12.807.000 247.614.750 Rp Ribu Total Anggaran 276.000.000 Anggaran RTS 247.614.750 Pengawasan dan Administrasi Kegiatan 28.385.250 22 RENCANA SEBARAN RTS TA.2016 Aceh 2.787 Kalbar 1.376 Kalteng 1.546 Kalsel 2.386 Kaltim 273 Sulteng 3.284 Sulbar 4.458 Sulsel 7.625 Sultra 4.817 Gorontalo 4.614 Sulut 2.021 Sumut 1.169 Sumbar 1.369 Riau 1.999 Kepri 680 Jambi 3.361 Babel 1.153 Jumlah: 110.051 Bengkulu 2.046 Sumsel 2.134 Lampung 5.705 Banten 3.024 Jabar 2.581 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jateng 6.149 DIY 4.136 Jatim 1.024 Bali 485 NTB 2.190 NTT 11.755 Malut 4.366 Maluku 3.428 Pabar 5.692 Papua 6.602 23 6 KENDALA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 24 KEMENTERIAN/LEMBAGA TERKAIT DALAM PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN NASIONAL KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jaminan Pemerintah Izin prinsip dan kelancaran PTSP Kebijakan dan regulasi teknis sektor Izin usaha, IMB, Rekomendasi Iziin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dan dukungan pengadaan lahan KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG Iziin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dan AMDAL Izin jetty, jalur pelayaran batubara, dan penggunaan jalur kereta api. Penerbitan Bluebook Pengadaan dan sertifikasi lahan. DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PEMERINTAH DAERAH 25 8 LANGKAH PERCEPATAN PEMBANGUNAN 35.000 MW SOLUSI PERMASALAHAN Penyediaan Lahan Penerapan UU No 2/2012 Negosiasi Harga Menetapkan Harga Patokan Tertinggi untuk IPP dan Excess Power (Permen ESDM No.3/2015 ) Proses Pengadaan dari IPP Proses Perizinan Kinerja Pengembang dan Kontraktor Manajemen Proyek Koordinasi Lintas Sektor Permasalahan Hukum DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Percepatan proses pengadaan melalui “penunjukan langsung & pemilihan langsung” untuk EBT, mulut tambang, gas marginal, ekspansi, dan & excess power (Permen ESDM No.3/2015) Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di BKPM (Permen ESDM No. 35/2014) Melakukan uji tuntas (Due Delligence) terhadap pengembang dan kontraktor, baik dari aspek teknis maupun aspek finansial (Permen ESDM No.3/2015) Membentuk Project Management Office (PMO) & menunjuk Independent Procurement Agent (Permen ESDM No. 3/2015 dan Kepmen ESDM No. 3066 K/73/MEM/2015) Membentuk Tim Nasional Lintas Kementerian (Kepmenko Bidang Perekonomian No.129/2015) Perpres Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK) 26 TERIMA KASIH DIREKTORAT HENDERAL KETENAGALISTRIKAN JL. H. R. RASUNA SAID BLOK X2 KAV 7 & 8 KUNINGAN JAKARTA TELP : (021) 5225180 FAX : 5256044 WEBSITE : WWW.DJK.ESDM.GO.ID