Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Lampiran 4 Prosedur pemeriksaan bayi baru lahir menggunakan skala ballard : 1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan dan minta persetujuan tindakan. 2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan sosial, faktor ibu, faktor perinatal, intranatal dan neonatal. 3. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril untuk menghindari torkantaminasi pada bayi baru lahir. 4. Tempatkan bayi pada tempat yang datar dan pada cahaya yang baik. 5. Pastikan bayi dalam keadaan hangat. 6. Buka bagian yang akan diperiksa. Jika bayi telanjang, pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar dan segera selimuti kembali dengan cepat untuk menghindari terjadinya hipotermi. 7. Periksa bayi secara sistematis. Lakukan pemeriksaan kematangan neuromuskular pada bayi baru lahir dengan cara: a. Sikap tubuh ( postur ) Biasanya dikaji pada saat bayi berbaring diam, kemudian lakukan penilaian derajat fleksi berikut: a) Lengan dan kaki ekstensi :0 b) Fleksi ringan atau sedang pinggul dan lutut :1 c) Fleksi penuh pinggul dan lutut :2 d) Kaki fleksi dan abduksi, lengan fleksi ringan :3 e) Fleksi penuh lengan dan kaki :4 b. Square window dapat diketahui dengan cara memfleksikan tangan bayi ke lengan bawah bagian ventral. Sudut yang dibuat oleh pergelangan tangan diukur, ( dengan Universitas Sumatera Utara cara taksiran dan mencocokannya dengan nilai sudut yang ada pada alat penilaian. Jika > 900 skor -1, 900 skor 0, 600 skor 1, 450 skor 2, 300 skor 3 dan 00 skor 4. Caranya adalah : a) Letakkan bayi terlentang b) Pegang tangan bayi dan tempelkan lengan melewati leher ke bahu yang berlawanan sejauh mungkin. c) Siku mungkin perlu diangkat melewati badan, namun kedua bahu harus tetap menempel di permukaan meja dan kepala tetap lurus. d) Amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja. c. Rekoil tangan adalah uji perkembangan fleksi. Uji ini paling baik dikaji setelah satu jam pertama kehidupan, ketika bayi telah mempunyai waktu penyesuaian dengan situasi stres kelahiran. Caranya : a) Evaluasi bayi saat telentang. b) Pegang kedua tangan bayi, kemudian fleksikan lengan bagian bawah sejauh mungkin dalam 5 detik , lalu kemudian lepaskan. Pada saat melepaskan, siku bayi cukup bulan akan membentuk sudut kurang dari 900, dan secara cepat terjadi rekoil hingga posisinya kembali ke posisi fleksi. Lengan bayi preterm mempunyai waktu rekoil lebih lambat dan membentuk sudut lebih dari 900. c) Pengkajian rekoil lengan sebaiknya dilakukan bilateral, sehingga dapat mengklarifikasi adanya kelumpuhan brakialis. Nilai reaksinya sebagai berikut : d) Tetap dalam keadaan ekstensi atau gerakan random :0 e) Fleksi tidak penuh atau sebagian :1 f) Segera kembali ekstensi penuh :2 Universitas Sumatera Utara d. Tanda scarf ditentukan dengan cara : a) Membaringkan bayi dalam posisi telentang. b) Fleksikan paha sampai ke arah abdomen atau daerah dada pada bayi baru lahir, dan letakkan jari telunjuk anda yang lain di belakang pergelangan kaki bayi untuk melebarkan tungkai bawah, hingga didapati resistensi. c) Kemudian ukur sudut yang terbetuk. Hasilnya sangat beragam, dari tidak terdapatnya resistensi pada bayi yang sangat matur, hingga didapati sudut sebesar 800 pada bayi term. Dan sudut kurang dari 900 memiliki skor 5. nilai sesuai dengan lokasi siku : e) Siku mencapai line axillaris anterior yang berlawanan :0 f) Siku diantara line axillaris anterior yang berlawanan dan garis tengah toraks : 1 g) Siku berada pada garis tengah toraks :2 h) Siku tidak mencapai garis tengah toraks :3 e. Tumit ke kuping Diperoleh dengan cara : d. Dilakukan dengan cara meletakkan bayi pada posisi terlentang. e. Secara lembut tarik kaki menuju ke telinga, tetap pada sisi yang sama, hingga didapati resistensi, baik derajat ekstensi lutut dan kedekatan kaki ketelinga perlu dikaji. f. Bila usia gestasi yang sangat kurang, memperlihatkan peningkatan resistensi pada gerakan ini. Jika bayi baru lahir sebelumnya dilahirkan dengan posisi sungsang, pengkajian ini harus ditunda hingga tungkai posisinya kembali lebih normal. Universitas Sumatera Utara Lakukan pemeriksaan kematangan fisik pada bayi baru lahir dengan cara: a. Menilai kulit bayi baru lahir, jika kulit lembab, rapuh dan transparan maka skornya -1, jika kulit merah seperti agar transparan skornya 0, jika permukaan mengelupas dengan /tanpa ruam, sedikit vena skornya 2, jika daerah pucat retak – retak , dan vena jarang skornya 3, jika kulit seperti kertas,retak lebih dalam dan tidak ada vena skornya 4, dan jika seperti kulit retak ,mengerut skornya 5. b. Menilai lanugo, jika tidak ada lanugo skornya -1, jika lanugo jarang skornya 0, lanugo banyak skornya 1, lanugo menipis skornya 2, lanugo menghilang skornya 3, dan apabila sebagian besar tidak ada lanugo skornya 4. c. Permukaan telapak kaki, tumit-jari kaki jika 40-50 mm skornya -1, <40 mm skornya -2, >50 mm lipatan tidak ada, jika tanda merah samar skornya 1, hanya terdapat lipatan – lipatan melintang di anterior skornya 2, terdapat lipatan 2/3 anterior skornya 3, dan jika lipatan tampak di seluruh telapak skornya 4. d. Menilai payudara, jika payudara tidak nampak skornya -1, jika hampir tidak nampak skornya 0, jika areola datar, tidak ada tonjolan skornya 1, jika areola seperti titik, tonjolan 1-2 mm skornya 2, jika areola lebih jelas, tonjolan 3-4 mm skornya 3, jika areola penuh, tonjolan 5-10 mm skornya 4. e. Menilai mata / telinga, kedua kelopak menyatu, jika longar skor -1, dan erat skor 2, jika kedua kelopak membuka,daun telinga datar dan terlipat skornya 0, jika daun telinga sedikit melengkung, lunak recoil lambat skor 1, lengkungan daun telinga lebih baik, lunak tapi recoil cepat skor 2, lengkungan sempurna dan kencang, recoil segera skor 3, dan kartilago tebal ,telinga kaku skornya 4. f. Menilai kelamin laki – laki, jika skrotum tidak ada rugae, halus skornya -1, jika skrotum kosong, rugae samar skor 0, jika testis belum turun, rugae jarang skor 1, jika testis turun, rugae sedikit skor 2, jika testis dibawah, rugae baik skor 3, jika testis tergantung, rugae dalam skor 4. g. Menilai kelamin perempuan, jika klitoris menonjol, labia datar skor -1, klitoris menonjol,labia minora kecil skor 0, klitoris menonjol, labia minora membesar skor 1, labia mayora dan labia minora sama – sama menonjol skor 2, labia Universitas Sumatera Utara mayora besar, labia minora kecil skor 3, dan labia mayora menutupi klitoris dan labia minora skor 4. 8. Setelah dilakukan pemeriksaan kematangan neuromuskular dan fisik pada bayi baru lahir menggunakan skala ballard, maka lakukan penjumlahan skor yang sesuai penilaian yang dilakukan, kemudian bandingkan nilai skor yang didapat dengan usia gestasi yang sesuai dengan tabel peringkat kematangan yang sudah disediakan pada lembar kerja. 9. Setelah itu maka dapat diklasifikasikan apakah bayi sesuai usia kehamilan, kecil usia kehamilan atau besar usia kehamilan. 10. Lakukan pencatatan dan beritahu kepada orang tua tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup Nama : Sri Purnamawati Tempat, tanggal lahir : Bengkalis, 16 Juni 1992 Jenis kelamin : Perempuan Alamat rumah : Jalan Bukit Batrem, Jalan Keluarga Dumai - Riau Alamat kos : Jalan Terompet 82 Padang Bulan, Medan Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia E-mail : [email protected] Riwayat Pendidikan : 1997 – 1998 : TK Pembina Kabupaten Bengkalis 1998 – 2004 : SD Binaan Khusus Kota Dumai 2004 – 2007 : SMPN 2 Dumai 2007 – 2010 : SMAN 1 Dumai 2010 – 2013 : Akademi Kebidanan Deli Husada Delitua 2013 – Sekarang : Program D-IV Bidan Pendidik USU Universitas Sumatera Utara