Tenm Tekms Fungsfonal non Penelia 2000 TEKNIK PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN SEL DARAH MERAH AYAM YANG DIFIKSASI GLUTARALDEHIDA UNTUKDETEKSI ANTIBODI HAEMOPHILUS PARAGALLINARUM SUTARMA, AGUS EFFENDI, MUL YADI, KOKO BAR&4H don ISKANDAR Balai Penefitian Veteriner, Jl. RE. Martadinata 30, Bogor 16114 . RINGKASAN Haemophilus paragallinarum adalah bakteri penyebab penyalat snot menular (coryza) pada ayam yang dapat mengakibatkan produksi telur turun 10 - 40 %. Ayam bisa tahan terhadap samngan penyakit ini bila mempunyai kekebalan (antibodi) . Titar kekebalan dapat dideteksi dengan uji hambatan haemagglutinasi (Haemagglutination-Inhibition / HI) dari senminya dengan . Antigen yang menggunakan sel dash merah yang difiksasi dengan glutaraldehida dan antigen dipakai adalah antigen H. paragallinamm 18 (2) serotipe A isolat lokal. Sampel serum yang dipenksa berasal dart 2 peternakan ayam petelur di Sukabumi, jumlahnya 376 sampel dart 2 jenis strain, yaitu strain Isa-Brown dan Hubbard. Senun diperiksa setelah 3 dan 4 minggu pasca vaksinasi ulangan (booster). Pemenksaan titar HI memberikan hasil sbb : titar 20 HI = 2 (0,53%), titan 40 HI = 11 (2,93 %), titan 80 HI = 36 (9,57%), titar 160 In = 73 (19,42 %) dan titer 320 HI = 254 (67,55 %). Kate kunci : Sel dash mesh, glutaraldeldda, antigen H . paragallmanun, serum ayam PENDAHULUAN Haemophilus paragallinarum adaU bakteri yang dapat menyebabkan penyakit snot (coryza), yaitu penyakit spesifik dan akut dari saluran pernafasan ayam bagian atas . Akibat penyakit ini dapat mengakibatkan kerugian ekonomi, karena dapat menurunkan produksi telur 10-40 %pada ayam petelur (YAMAMOTO, 1984). Ayam bisa tahun terhadap serangan penyakit ini jika mempunym kekebalan/antibodi . Untuk mengetahui apakah ayam tersebut terinfeksi atau mempunyai kekebalan terhadap penyakit snot, dilakukan uji serologi . Kekebalan dapat terjadi secara alami atau buatan yaitu dengan vaksinasi. Diagnosis secara serologi terhadap infeksi H.paragallinarum pertama kali dilaporkan oleh PAGE pads tahun 1962, yaitu dengan uji cepat aglutinasi plat . Cara ini tidak dapat mendeteksi secara penuh tipe-tipe spesifik kekebalan, karena diketahut Hparagallinarum mempunyai 3 serotipe : A, B dan C, dimana serotipe B dinyatakan sebagai serotipe yang tidak patogen (KUME dkk, 1980). Selanjutnya untuk mendeteksi kekebalan Aldbat terinfeksi secara alami atau buatan dilakukan uji hambatan haemagglutinasi (Haemagglutination- Inhibition/HI) dengan menggunakan sel-sel darah merah. Menurut KATO dkk, (1965) sel darah merah dari macam-macam spesies hewan dapat 46 Tsm Tibw FYngsiomleonPemaa 1060 dipakai untuk mendeteksi kekebalan spesifik dan serotipe A, namun tidak bisa untuk mendeteksi kekebalan spesifik serotipe C. Pada tahun 1982, SAWATA dkk melaporkan bahwa uji HI menggunakan sel darah mesh ayam yang difiksasi dengan glutataraldehida dapat mendeteksi kekebalan spesifik dari ketiga serotipe H.paragallinarum. Tulisan ini disajikan untuk memberikan informasi tentang cara pemlwatan dan penggunaan sel-sel darah merah yang diiksasi dengan glutaraldehida untuk deteksi titer antibodi terhadap Hparagalfnarum. BAHAN DAN CARA Bahan Laruton Abever D-dektrosa .. . . . . . .. . .. ... . . . 20 gram natrium sitrat .. . . . . . . . . . . ... . 12 gram asam sitrat . .. ... ... . . . . . . . ... 0,55 gram NaCl . . . ... ... .. . .. . . . . . .. ..... 4,20 gram air siding ... ... . . . . .. . .. ... ... . 1000 ml steril dengan autoclove . . ... 115 °C, 10 menit Larutan garam Na3PO4 0,15 M .. . . . . . . .. . . . 1 bagian MCI 0,15M . . . . . . ... .. . . ... 9 bagian air suling .. . . . . . . . . .. ... . . . ... 5 bagian Larutan garam glutaraldehida glutaraldehida 25% . . . . . . .. 1 bagian larutan pram . .. ... .. . . . . . . 24 bagian Sampel Sampel serum diambd dari dua peternakan ayam petelur di Kabupaten Sukabumi, sebanyak 376 sampel (Tabel 1). Cara Kerja Penyiapan sel dash merah McWui vena sayap, darah ayam diambil sebanyak 5 ml kemudian dicampur dengan 5 ml larutan alsever, lalu dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse 47 Ternu Teknis Fungsional non Peneliii 2000 berskala/berukuran . Kemudian disentrifuse 3000 putaran permenit (rpm) selama 15 menit, pada suhu 4 °C. Cairan jernihnya (supernatan) dibuang, sel-sel darah merahnya (sedimen) dicuci 3 kali dengan larutan NaCl 0,15 M, masing-masing disentrifuse 3000 rpm selama 10 menit. Sedimen kemudian di suspensikan dengan larutan garam glutaraldehida dengan konsentrasi 1-2 % (v/v). Campuran disimpan di dalam lemari es pada suhu 4 °C selama 30 menit, setiap 10 menit diaduk. Kemudian disentrifuse 2000 rpm, selama 10 menit, cairan jernih dibuang . Sedimen dicuci 5 kali dengan larutan NaCl 0,15 M, disentrifuse 2000 rpm, masing-masing 5 menit. Selanjutnya sedimen dicuci 5 kali dengan air suling, disentrifuse 2000 rpm, masing-masing 5 menit. Sendimen sel-sel darah merah diukur konsentrasinya dengan menggunakan sentrifuse haematokrit putaran 12000 rpm selama 10 menit, kemudian konsentrasinya dibuat 30 dengan air suling dan ke dalamnya ditambahkan merthiolat 0,01 % sebagai pengawet . Sel-sel darah merah dnsikan kedalarn botolfiotol kecil isinya 0,5-1,0 ml, lalu disimpan dalam tempat gelap pada suhu 4 °C selama belum/tidak dipakai. Untuk penggunaannya dipakai konsentrasi 1 % dengan penambahan 0,1 % (w/v) bovin serum albumin dan 0,01 % (w/v) gelatin. Penyiapan antigen Pupukan bakteri H.paragallinarum 18(2) isolat lokal (serotipe A) umur 20 jam dalam "Test Medium" (TS) cair menurut RUvfl..ER 1979, disentrifuse 8000 rpm pada suhu 4 °C selama 20 menit . Kemudian sedimen dicuci 2 kali dengan larutan fosfat buffer salin (PBS) . Sedimen (antigen) disuspensikan dengan PBS, kekeruhannya diukur sebanding dengan skala opasiti MC. FARLAND No. 6 (menffandung sekitar 10 11 sel/ml), lalu ke dalamnya ditambahkan merthiolat 0,01 % sebagai pengawet. Gambar 1. Uji haemsWatinasi (RA) 48 Tent Tab- Fangaiond ron Penelid 2oo0 Untuk pemeriksaan titar kekebalan (HI) diperlukan antigen yang mempunyai nilai 20 haemagglutinasi (Haemagglutination - HA), dan dapat disiapkan sbb : dengan mikropipet antigen dibuat enceran kelipatan dua dalam lubang plat Elisa yang dasarnya berbentuk U, dimulai dari enceran 1 :5, 1:10 sampai 1:1280 dengan larutan PBS, isi tiap lubang dengan 40 ~L1, lubang terakhir untuk kontrol, tidak diisi enceran antigen. Kemudian ke dalam tiap lubang ditambahkan sel darah merah 1% masing-masing 40 ~1, homogenkan, dibiarkan 15 menit pada suhu kamar. Hasil positif akan terjadi aglutinasi (pelengketan antigen pada sel darah merah), pengerjaannya dilakukan 2 ulangard 2 deret. Pemeriksaan titar kekebalan (uji HI) Serum serum yang akan diperiksa dibuat enceran kelipatan dua, dimulai dan enceran 1 :5, 1 :10 sampai dengan 1 :1280 pads plat Elisa yang lubang dasarnya berbentuk U (U-bottom) dengan larntan PBS, masing-masing hibang berisi enceran serum 40 lil, lubang terakhir untuk kontrol. Tambahkan ke dalamnya masing-masing 20 ul antigen 20 HA, terkecuali lubang kontrol, homogenkan, dibiarkan 15 menit pads suhu kamar. Kemudian ke dalam masing-masing lubang ditambahkan 40 0 sel darah mesh 1%, homogenkan, dibiarkan 45 menit pada suhu kamar. Hasil positif terjadi pengendapan sempurna dari sel-sel darah merah. Pda up HI serum negatif dan positif disertakan sebagai kontrol. Gambar 2. Uji hambstan haemagglutinasi (HI) 49 Tenw Te ms Fungsfonal non Pewhtl 2000 HASIL DAN PEMBARASAN Dan 5 ml darah ayam setelah diproses menghasilkan stok sel darah merah 30 % sebanyak 11,25 ml. Sampel serum ayam yang dipenksa berasal dari dua peteennakan ayam petelur (layer) di Sukabumi, masing-masing peternakan mempunyai strain ayam yang berbeda . Peternakan pertama strain ayamnya adalah Isa-brown, umurnya bervariasi dari umur 17 minggu (menjelang bertelur) sampai dengan umur 46 minggu (label 1), serum diperiksa 4 mmggu paska vaksnasi ulangan (booster) . Peternakan kedua strain ayamnya Hubbard, umumyapun bervariasi dari 24 sampai 37 minggu, semuanya sedang bertelur (label 1). Senmz diperiksa 3 minggu paska vaksinasi ulangan (booster) . Vaksm Hparagallinarum yang dipakai adalah serotipe A. Pada penentuan mlai HA stok antigen yang mempunyai kekeruhan 10 11 set/ml, terjadi pelengketan sel bakten pada sel darah merah sehingga terjadi aglutinasi sampai pada lubang 6/enceran 1 :160 (deret 1 dam 2 pada gambar 1). Jadi stok antigen mempunyai nilai 160 HA. Untuk membuat antigen 20 HA, stok diencerkan 8 kali, 1 bagian antigen dengan 7 bagian PBS. Deret 4 dam 5 pada gambar 1 adalah aglutinasi antigen yang mempunyai nilai 20 HA (agludnasi sampai pada lubang 3). Dalam serum terdapat zat aglutinin dam pada antigen terdapat zat aglutinogen. Jika aglutinin bertemu dengan aglutinogen yang homologus akan terjadi pengikatan dam akan terjadi aglutinasi, sehingga kalau ditambah sel darah merah akan mengendap tanpa dihambat oleh antigen yang sudah dukat (dinetralkan) oleh serum sampai pada enceran tertentu. Hambatan imlah sebagai dasar penentuan dam nilai titar HI. Pada gambar 2 deret pertama dam kedua (A dam B) serum mempunyai titar HI 160 (sampai lubang 6), deret ketiga ( C ) serum mempunyai titar 320 (sampai lubang 7), pada deret 4 dam 5 (D dam E) serum mempunyai titan 20 (sampai lubang 3), deret 6 (F) adalah kontrol serum negatif, titarnya 0, sodangkan deret 7 (G) adalah kontrol serum positif, titarnya 1280 HI (sampai lubang 9). Tabel 1. Hasil pemeriksaan titer kekebalan serum ayam dari Peternakan ayam asal Sukabumi Peternakan I II 50 Sham arm ISABROWN HUBBARD Umw (n*) 17 Jim, Sampel 2,4 24 31 37 43 46 24 25 27 29 37 15 32 15 19 15 15 52 98 29 62 376 10 20 - - 2 2 (0,53%) Tita 40 2 9 11 (2,93%) 80 - 160 6 2 7 6 10 11 3 8 8 5 9 73 (19,42%) 1 1 5 6 18 36 (9,57%) HI 320 18 8 24 19 11 37 84 24 24 254 (67,5596) Tarr Tab- FuVtiondnonPenf 2000 Serum dimlai positif mempunyai kekebalan jika mempunyai titar minimum 5 HI. Dan 376 sampel serum yang dipenksa dart dua peternakan (Tabel 1) membenkan hash sbb titan 20 = 2 sampel (0,53 %), titan 40 = 11 sampel (2,93 %), titan 80 = 36 sampel (9, 57 %), titan 160 = 73 sampel (19,42 %) dam titan 320 = 254 sampel (67,55 %). KESU"ULAN 1. Sel darah mesh ayam yang difiksasi dengan glutaraldehida dapat dip" untuk mendeteksi titan kekebalan H paraga1lina»rm dari serum Warn. 2. Semua serum yang dipenksa mempmyai titan kekebalan (antibodi) cukup bai7k (tingp), sehmgga keommgbnan besar ayam to seb t tahan terhadap serangan penyakit jika teriadi wabah peayakit soot. UCAPAN TERIMA KASIR Pada kesempatan ini pemilis mengucapkan terima kasih kepada 1bu SRI POERNOMO, BSc. atasbimbingannya sehingga tulisan ini bisa disajikan. DAFI'AR BACAAN KATO K, H. TSUBAHARA and S. OKUMA, 1965 . Ifffectious OOFM of chickens VI. Hernaggiutinating properties of Haemophilus gallinarum. Jpn. J. Vet. Sci 27; 457 . KUME K, SAWATA- A and NAKASE Y, 1980. Immunologigicc relationships between Page's and Sawata's serotype strains of Haemophilus Paragallinarirm. Am. J. Vet. Res 41 :757-760. PAGE L. A, 1962. Haemophilus infectious in.ochickens I. Characieristik of 12 Haemophilus isolates recovered from diseased chickens. Am. J.Vet. Res 23, 85-95 . RB4LER RB. 1979. Studies of the pathogenic avian Haemophili. Avian Deseases, 24 (4) : 1006-1018 . SAWATA A. K. KUME and Y. NAKASE, 1982. Hemaglutinin of Hca mophilus paragallinarum seroptype 2 organisms occurrence and immunologic properties of hemagglutinin. Am . J. Vet. Res 43 : 1311-1314 . ed. Hofstad. M.S YAMAMOTO R, 1984. Infectious coryza. In Deseases ojpoultry, 178-186. et al (eds). Iowa State University Press. Ames. Iowa e