BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia usaha di era sekarang semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman. Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh dengan semakin cepat, hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif. Seringkali ide-ide produktif yang muncul dalam kelompok terkendala implementasinya disebabkan kekurangan dana. Banyak usaha-usaha individual dan bersifat retail yang berprospek tetapi sangat terbatas sumber pembiayaannya. Belakangan ini banyak diungkapkan bahwa Usaha mikro dan usaha kecil memiliki peran penting bagi masyarakat di tengah krisis ekonomi. Dengan memupuk usaha mikro diyakini pula akan dapat dicapai pemulihan ekonomi. Usaha mikro boleh dikatakan merupakan salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan dalam menghadapi krisis yakni dengan aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal. Kredit Usaha Mikro adalah peluang usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam UU. Usaha Mikro sebagaimana dimaksud keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,Peranan Perbankan perlu ditingkatkan sesuai dengan fungsinya dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan tetap memperhatikan pembiayaan kepada usaha kecil menengah. Sejalan dengan perkembangan yang terjadi di bidang sosial dan ekonomi, perlu dilakukan penyesuaian kebijakan penyaluran Kredit Usaha Mikro (KUM) yang didasarkan pada kemampuan 1 2 masing-masing bank. Menurut Undang-Undang Negara Republik Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan menurut Kasmir (2013:12), Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Jenis-jenis Bank di Indonesia diantaranya terdiri atas bank pemerintah dan bank swasta. Bank pemerintah merupakan bank yang akta pendiriannya maupun modal sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah. Sedangkan bank swasta merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Salah satu bank yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung adalah Bank Sumsel Babel. Bank Sumsel Babel merupakan lembaga keuangan yang memberikan manfaat bagi setiap orang yang ingin membuka usaha dengan memberikan pinjaman modal dalam membuka usaha sehingga hal tersebut dapat membantu pengusaha mikro, kecil dan menengah yang kekurangan modal usaha. Tabel 1.1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kriteria Ukuran Usaha Asset Tunggal Omset Tunggal Usaha Mikro Maksimal 50 Juta Maksimal 300 Juta Usaha Kecil 50 juta – 500 juta >300 juta – 2,5 milyar Usaha Menengah >500 Juta – 10 Milyar >2,5 – 50 Milyar Sumber: BSB, 2015 Berdasarkan tabel 1.1 terdapat Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan ”Usaha 3 Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.” Terkait Pada Pasal 6 ayat (1) untuk ketentuan usaha mikro. Kredit Usaha Mikro merupakan salah satu layanan dari Bank Sumsel Babel untuk pengusaha mikro, kecil dan menengah yang melayani berbagai aktivitas usaha mikro dan kecil baik dalam pemberian pinjaman kredit maupun simpanan. Kredit adalah kegiatan operasional terpenting dalam kegiatan operasi bank, dimana perkreditan memiliki aset terbesar jika dibandingkan dengan kegiatan operasi bank yang lain. Walaupun usaha perkreditan merupakan sumber utama penghasilan bank, namun resiko kerugian sebagian besar bersumber pada usaha tersebut, maka usaha ini membutuhkan cara tersendiri dalam pengelolaannya agar bank dapat mencapai tujuan pelepaan kredit secara menguntungkan dan amanah Tabel 1.2 Jumlah Calon Debitur dan Debitur Kredit Usaha Mikro (KUM) yang di setujui tahun 2013-2015 Tahun Calon Debitur Debitur Plafond Persentase Kredit 2013 4 2 Rp. 28.666.667 53% 2014 4 3 Rp. 19.541.667 73% 2015 5 3 Rp. 24.541.667 61% Sumber: Bank Sumsel Babel, 2015 Berdasarkan tabel jumlah calon debitur dan calon debitur Kredit Usaha Mikro (KUM) pada Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai Palembang di tahun 2013, 2014 dan 2015 maka dapat disimpulkan bahwa jumlah debitur yang mengajukan KUM rata-rata 4-5 orang. Prosedur pemberian kredit pada setiap bank berbeda-beda sesuai dengan kebijakan dari bank tersebut. Kredit Usaha Mikro (KUM) ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu fleksibel dalam menentukan jangka waktu pinjaman dam sewa modal yang relatif terjangkau. Pinjaman modal untuk kriteria Kredit Usaha Mikro maksimal Rp.50.000.000,- 4 untuk asset tunggal dan Rp.300.000.000,- untuk omset tunggal. Pencairan kredit hanya dalam waktu tempo dimana saat persyaratan yang ada telah dilengkapi oleh nasabah. Berdasarkan pemberian kredit pada Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai Palembang, pada saat awal nasabah mengajukan kredit yang harus dilakukan peninjauan lokasi atau proyek kemudian dilanjutkan dengan tahap analisa kredit dan yang terakhir adalah realisasi kredit. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Prosedur Penyaluran Kredit Usaha Mikro (KUM) pada Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai Palembang". 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah prosedur pemberian kredit usaha mikro pada Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai Palembang? 2. Adakah kendala dalam prosedur pemberian kredit usaha mikro pada Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai Palembang? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Agar pembahasan dapat lebih terarah dan tidak menyimpang dari perumusan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan pada: 1. Prosedur pemberian Kredit Usaha Mikro pada Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai Palembang? 2. Kendala dalam prosedur pemberian kredit usaha mikro pada Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai Palembang? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu: 5 a. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit usaha mikro pada Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai Palembang. b. Untuk mengetahui kendala dalam prosedur pemberian kredit usaha mikro pada Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai Palembang dan bagaimana cara mengatasinya. 1.4.2 Manfaat Adapun manfaat dilakukan penelitian ini yaitu: a. Bagi penulis Untuk mengetahui bagaimana prosedur Kredit Usaha Mikro (KUM) pada Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai dan sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Diploma III (D3) pada jurusan Admnistrasi Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaya. b. Bagi Perusahaan Penulisan ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai Palembang mengenai prosedur pemberian kredit usaha mikro yang mereka lakukan. c. Bagi Pembaca Sebagai ilmu pengetahuan dan menambah wawasan umum dalam bidang ilmu Perbankan yang berhubungan dengan kredit. 1.5 METODOLOGI PENGUMPULAN DATA 1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian Pembahasan Laporan Akhir yang akan penulis buat agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ada, yaitu hanya terbatas pada “Prosedur pemberian Kredit Usaha Mikro (KUM)”. Kegiatan penelitian ini 6 dilakukan pada Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai yang beralamat di Jalan Kapten A. Rivai No. 21 Palembang. 1.5.2 Jenis dan Sumber Data Menurut Yusi dan Umiyati (2009;103) jenis dan sumber data yaitu data sekunder . Data Sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi misalnya data yang telah diolah Bank Sumsel Babel seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi. Pengumpulan data dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data informasi mengenai Kredit Usaha Mikro (KUM) yang diberikan oleh analis kredit serta data dari buku pedoman Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai Palembang dan buku-buku mengenai perbankan yang penulis jadikan sebagai landasan teori untuk pembahasan berikutnya. 1.5.3 Teknik pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data dan informasi untuk penulisan Laporan Akhir adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Menurut Sugiyono (2008:194) wawancara adalah sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. 2. Studi Kepustakaan Suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumendokumen, buku-buku, dan bahan pustaka lainnya yang berhubungan pembahasan penelitian. 1.6 Metode Analisa Dalam penyusunan Laporan Akhir ini, penulis menggunakan metode analisis data secara kualitatif deskriptif. Menurut Yusi dan Idris (2009:102), “Data 7 Kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik (angka)”. Dimana dalam penelitian ini data yang akan diukur yaitu data kualitatif yang diperoleh melalui menganalisa data berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara secara langsung pada Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai Palembang. Teknik analisa ini digunakan untuk menjelaskan data-data yang diperoleh dari penelitian dan menghubungkannya dengan teori-teori yang ada. Jadi biasanya pengumpulan data informasi melalui data kualitatif ini biasanya dengan menggunakan wawancara langsung kepada pihak yang akan di wawancarai oleh peneliti. Metode ini digunakan penulis untuk menjelaskan pembahasan mengenai prosedur penyaluran Kredit Usaha Mikro (KUM) yang diterapkan pada Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai. Data yang diperoleh dari Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rivai Palembang inilah yang akan menguatkan data-data yang diperoleh dengan cara studi kepustakaan melalui mempelajari buku-buku studi kepustakaan yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas sehingga diharapkan akan memperoleh data akurat dan tepat mengenai permasalahan yang terjadi. Adapun data-data yang diperoleh tersebut menjelaskan tentang prosedur penyaluran Kredit Usaha Mikro (KUM).