MENGENAL TANAMAN BINUANG Oleh: Ramadhani Kurnia Adhi Binuang kita kenal sebagai nama daerah di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satu daerah yang menggunakan nama Binuang adalah Kelurahan Binuang Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan. Penamaan suatu daerah oleh pada pendahulu atau pendiri biasanya didasarkan pada suatu kejadian atau karakter suatu daerah. Binuang adalah nama sebuah pohon yang mempunyai nama latin Octomeles sumatrana Miq. Tanaman ini merupakan tanaman asli Indonesia yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Tanaman ini juga ditemukan di Papua Nugini, Filipina dan kepulauan Solomon. Binuang mempunyai nama lain sesuai dengan daerahnya yaitu benuwang, binuang (Sumatra), banuang, benuang, bunuang, binuang, benuang bini (Kalimantan), benua, wenuang, winuang (Sulawesi), afu, palaka, walada (Maluku), buwar, senae (Irian). Kayu binuang dapat dimanfaatkan untuk bahan inti veneer, penutup beton, kotak korek api, kapal, kano, pertukangan, dan lain-lain. Binuang merupakan tanaman yang cepat tumbuh (fast growing) dan termasuk dalam famili Datiscaceae. Binuang tumbuh di hutan hujan dataran rendah dan hutan sekunder atau tepi jalan logging pada tanah yang kering atau kadang-kadang di tanah yang lembab atau di tepi sungai dengan tekstur tanah liat atau liat berpasir. Jenis ini menghendaki iklim yang lembab sampai agak kering dengan tipe hujan A-C dengan rata-rata curah hujan sekurang-kurangnya 1.500 mm/tahun pada ketinggian sampai 600 m dpl (Martawijaya, 1992). Tinggi pohon binuang dapat mencapai 45 meter atau lebih dengan batang bebas cabang mencapai 30 meter. Batang lurus dengan diameter mencapai 90 cm atau lebih. Dasar pohon membentuk akar papan yang dapat mencapai 3 meter. RKA - Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, 2017 1 Gambar 1. Pohon Binuang di sepanjang aliran sungai Mahakam. Kabupaten Mahakam ulu, Kalimantan Timur (By Ramadhani, Nov. 2016) Gambar 2. Perbandingan antara pohon binuang dan manusia (by Rogers, flickr.com) RKA - Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, 2017 2 Gambar 3. Dasar pohon binuang yang berbentuk akar papan (by Berniedup, picssr.com) Daun berbentuk hati. Daun tunggal tersusun secara spiral sepanjang cabang, tangkai daun sepanjang 15-30 cm dan tidak bersayap melekat pada dasar helai daun. Daun terluas di bawah tengah, 12-30 cm x 6-23 cm; berbentuk simetris, menyirip, urat sekunder terbuka. Permukaan bawah daun berwarna hijau muda atau hijau, permukaan atas hijau tua, tidak berbulu. Gambar 4. Daun binuang (by Conn & Damas, pngplants.org) RKA - Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, 2017 3 Gambar 5. Daun binuang yang tersusun secara spiral pada ranting. Bunga keluar dari ujung ranting (by Leonardo, phytoimages.siu.edu) Perbungaan aksiler, yaitu bunga pada sumbu tidak bercabang. Bunga berkelamin tunggal dengan bunga jantan dan betina pada tanaman yang berbeda. Bunga dengan banyak bidang simetri dengan panjang 2-5 mm, diameter kecil (maksimal 10 mm diameter.); mempunyai perhiasan bunga, dengan kelopak berbeda dengan lingkaran mahkota (bunga jantan) atau dengan semua kelopak dan atau mahkota yang sama (bunga betina dengan kelopak absen), bagian dalam perhiasan bunga putih (berwarna krem); beberapa atau sebagian bergabung; benang sari absen dalam bunga betina, ovarium rendah. RKA - Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, 2017 4 Gambar 6. Bunga jantan (kiri) dan bunga betina (kanan) (http://webapps.fundp.ac.be) Buah binuang berbentuk kapsul yang tersusun dalam bentuk malai tidak bercabang, panjang buah 12 mm. Buah binuang yang masak secara fisilogis mempunyai ciri-ciri kulit buah bagian luar berwarna hijau tua hingga hijau kecoklatan dengan kulit buah bagian dalam/cangkang sudah keras berwarna putih hingga putih kekuningan Setiap malai terdiri dari 75 – 200 kapsul buah. Setelah semua buah diekstraksi dapat dihasilkan 124 gram benih dari setiap kapsul buah binuang dapat dihasilkan 0,01 gram atau sekitar 1000 butir benih. Ukuran benih kurang dari 1 mm. (Yudohartono, 2012). RKA - Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, 2017 5 Gambar 7. buah binuang yang belum masak (by Leonardo, phytoimages.siu.edu) Gambar 7. Buah binuang matang yang tersusun dalam malai (by Pelser & Barcelona, phytoimages.siu.edu) RKA - Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, 2017 6 Gambar 8. Kapsul buah binuang (by Pelser & Barcelona, phytoimages.siu.edu) Gambar 8. Biji binuang (by Pelser & Barcelona, phytoimages.siu.edu) RKA - Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, 2017 7 Referensi Berniedup. 2017. Octomeles sumatrana. http://picssr.com Conn, B. and K. Damas. 2017. Guide to trees of Papua New Guinea. www.pngplants.org Fambayun, R.A. 2014. Budidaya Binuang (Octomeles sumatrana Miq.) Untuk Mendukung Pembangunan Hutan Tanaman. Informasi Teknis Vol. 12 No. 2, September 2014, 39-50 Leonardo, L. 2011. Octomeles sumatrana. http://phytoimages.siu.edu Pelser, P.B and J.F. Barcelona. http://phytoimages.siu.edu 2013. Octomeles sumatrana. Roger, H., 2009. Octomeles Sumatrana with Pikus Evino and Hery Kwila - Lower Watut River floodplain. https://c1.staticflickr.com/9/8160/7560605508_97cee23e84_b.jpg Sloover, J.R. http://webapps.fundp.ac.be/umdb/biodiveg/files/images/photos-final/ 9-Octomeles-sumatrana-62-67.jpg RKA - Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, 2017 8