BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan penting dalan perekonomian suatu negara. Adanya lembaga perbankan dapat memperlancar sistem pembayaran suatu negara. Hal ini di tunjukan dengan fungsi bank sebagai lembaga perantara ( intermediare ) antar pihak-pihak yang kelebihan dana dengan yang membutuhkan dana. Selain itu peran serta perbankan dalam kegiatan perekonomian juga dapat dilihat dalam Undangundang Nomor 10 tahun 1998 yaitu sebagai berikut : “ Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Pengertian bank tersebut menunjukan bahwa usaha pokok perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali pada masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga dimana dalam menjalankan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat untuk tetap menggunakan jasanya sehingga bank perlu memelihara tingkat kesehatannya. Salah satu pemeliharaan kesehatan yang dilakukan oleh bank yaitu dengan menjaga likuiditasnya. Untuk menjaga kelangsungan kegiatannya bank harus selalu memelihara tingkat likuiditasnya agar sistem pembayaran tetap lancar. Likuiditas adalah kemampuan bank di dalam menjamin terbayarnya utang 1 2 jangka pendek. Pengukuran tingkat likuiditas ini dilakukan dengan cara membandingkan kewajiban jangka pendek dengan alat-alat likuiditasnya. Bank membutuhkan profitabilitas yang wajar serta modal yang cukup sesuai dengan penanamannya untuk menjaga keseimbangan pemeliharaan likuiditasnya. Laba yang diperoleh akan memberikan jaminan kepada bank itu sendiri untuk tumbuh dan berkembang guna mengantisipasi pasar yang ada, serta eksis dalam menghadapi persaingan antar bank. Hal tersebut didasari oleh peranan dari proses perencanaan dan pengendalian yang efektif dan efisien terhadap kegiatan operasional yang berkaitan dengan perolehan laba bank, sebagai usaha tindak lanjut dari pihak manajemen bank dalam menjalankan usahanya. Profitabilitas suatu perusahaaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Tingkat profitabilitas akan mencerminkan kemampuan modal perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, maka dengan demikian tingkat profitabilitas yang tinggi merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula. Kegiatan operasional bank yang menghasilkan laba yang cukup besar bagi bank yaitu berasal dari bunga kredit atau sering disebut Interest Income. Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2007:25) keuntungan utama bank terutama bank konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan dengan bunga pinjaman atau kredit yang diberikan. Tingkat suku bunga kredit yang terus mengalami fluktuasi memberikan resiko yang relatif besar pada pendapatan bunga kredit. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya 3 negatif spread artinya selisih bunga kredit dengan bunga yang harus dibayar kepada nasabah menjadi negatif. Maka perbankan dituntut untuk mencari alternatif sumber pendapatan lain selain penghasilan bunga dari kredit agar bank dapat membiayai kegiatan operasionalnya. Salah satu sumber tersebut yaitu pendapatan yang bersumber dari aktivitas jasa – jasa perbankan lainnya atau sering disebut fee based income. Menurut Kasmir (2002:109), Fee based income adalah keuntungan yang didapat dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya atau selain spread based. Kegiatan Fee based income merupakan usaha-usaha yang berkaitan dengan berbagai transaksi jasa keuangan. Dimana bank akan mendapatkan fee dari hasil pemungutan jasa pelayanan yang telah dinikmati nasabah sebagai pendapatan fee based. Menurut PSAK No. 31 Lampiran 3 yang tercantum dalam format laporan laba-rugi , Fee-based income disusun sebagai bagian “ Pendapatan dan Beban lainnya”. Unsur-unsur dari Fee based income sebagai hasil dari kegiatan bank diluar penyaluran kredit ditampilkan dalam laporan laba rugi bank sebagai pos-pos pendapatan provisi dan komisi, pendapatan dari transaksi valuta asing dan pendapatan operasional lainnya. Kegiatan yang menghasilkan Fee based sebenarnya cukup luas dan beragam, mulai dari penyewaan safe deposit box sampai kepada pengelolaan dana pensiun. Keuntungan dari jasa bank saat ini semakin dibutuhkan. Bahkan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini disebabkan keuntungan dari 4 interest income semakin kecil mengingat persaingan yang semakin ketat. Saat ini semakin banyak bank yang mencari keuntungan lewat jasa – jasa bank. Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 10, No. 11, Oktober 2011, saat ini terdapat empat bank yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia yaitu Bank mandiri, Bank rakyat indonesia, Bank Negara Indonesia, dan Bank Tabungan Negara. Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Beberapa bank umum yang dimiliki pemerintah merupakan bank yang memiliki posisi 5 teratas yang memiliki jumlah asset terbesar yaitu Bank Mandiri sebesar Rp 451,102 miliar dan Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp 398.511 miliar. Hal ini menunjukan bank umum milik pemerintah menjadi salah satu bank yang paling banyak diminati oleh masyarakat indonesia serta menunjukan adanya tingkat kepercayaan masyarakat pada bank umum milik pemerintah yang tinggi. Dari Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 10, No. 11, Oktober 2011 yang ditunjukan dalam laporan laba rugi dapat dilihat bahwa pendapatan yang berasal dari pendapatan deviden dan komisi/provisi/fee pada setiap sektor bank umum, bank Persero, Bank Umum Milik Swasta (BUSN) devisa, Bank Umum Milik Swasta (BUSN) non devisa, Bank Campuran, BPD, dan Bank Asing mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 Pendapatan yang dihasilkan dari deviden dan komisi/provisi/fee memberikan kontribusi yang cukup besar, pada kelompok bank umum Rp 27,084 miliar, bank persero Rp 9,933 miliar, kelompok bank umum milik swasta (BUSN) devisa 5 Rp 10,764 miliar, Bank Umum Milik Swasta (BUSN) non devisa Rp 99 miliar, Bank Campuran Rp 1,514 miliar, BPD Rp 769 miliar, dan Bank Asing Rp 4,006 miliar. Hal ini menyatakan bahwa pendapatan komisi, provisi ( fee based income) telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian laba operasional bank. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pompong B. Setiadi (2010) ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara fee based income dengan ROA pada bank umum milik pemerintah. Namun penulis menemukan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Ade Roosani (2010) yang menghasilkan pernyataan yang berbeda, dimana tingkat hubungan fee based income terhadap ROA tidak semua bank yang termasuk dalam bank umum milik pemerintah berpengaruh positif. Tingkat hubungan fee based income terhadap ROA pada Bank Mandiri memiliki hubungan positif dengan profitabilitas. Sedangkan pada Bank BTN, BNI, BEI, dan BRI tingkat hubungannya negatif. Pada penelitian yang dilakukan oleh Eva Fujianti Yunus (2010) menyatakan bahwa fee based income berpengaruh terhadap profitabilitas dan hubungannya kuat dan searah. Dari hasil ketiga penelitian sebelumnya dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil korelasi antara hubungan fee based income dengan profitabilitas pada bank umum milik pemerintah. 6 Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian untuk menyusun tugas akhir dengan judul “ Hubungan Fee Based Income terhadap Profitabilitas ( ROA ) pada Bank Umum Milik Pemerintah Indonesia Periode 2004 - 2011”. 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan tingkat fee based income pada Bank Umum Milik Pemerintah ( Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN ) di Indonesia pada tahun 2004 -2011. 2. Bagaimana perkembangan profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Milik Pemerintah ( Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN ) di Indonesia pada tahun 2004 -2011. 3. Bagaimana hubungan antara fee based income dengan profitabilitas yang diukur dalam ROA pada Bank Umum Milik Pemerintah ( Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN ) di Indonesia pada tahun 2004 2011. 7 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perkembangan fee based income pada Bank Umum Milik Pemerintah ( Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN ) di Indonesia pada tahun 2004 - 2011. 2. Untuk mengetahui perkembangan tingkat profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Milik Pemerintah ( Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN ) di Indonesia pada tahun 2004 - 2011. 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara fee based income dengan profitabilitas yang diukur dalam ROA pada Bank umum milik pemerintah ( Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN ) di Indonesia pada tahun 2004 - 2011. 1.3.2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis : 1. Bagi penulis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis mengenai analisis laporan keuangan yang merupakan tolak ukur kinerja bank selama periode tertentu. Untuk 8 mengetahui lebih lanjut bagaimana hubungan fee based income pada tingkat profitabilitas bank. 2. Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengembangan lebih lanjut khususnya mengenai bagaimana hubungan fee based income terhadap profitabilitas pada bank umum milik pemerintah. 3. Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan, tambahan informasi, dan arahan untuk penelitian selanjutnya dalam pengembangan fee based income pada industri perbankan. 1.4 Kerangka Pemikiran Pendapatan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan karena pendapatan akan dapat menentukan maju mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharapkan dengan menggunakan segala sumber yang ada dalam perusahaan seefisien mungkin. Pendapatan menurut Hadiwijaya dan Rivai dalam Soddin dan Elyzabeth (2001) mengatakan “Pendapatan adalah imbalan dari penyerahan barang atau jasa yang disebut juga dengan penjualan”. Semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar diterima disebut Pendapatan operasional. Beberapa sumber pendapatan 9 operasional yaitu berasal dari hasil bunga kredit, provisi dan komisi dan pendapatan lainnya. Pendapatan yang saat ini sedang ramai diburu oleh industri perbankan yaitu pendapatan yang berasal dari pemberian jasa keuangan. Keuntungan dari transaksi dalam jasa-jasa bank ini dikenal dengan fee based income. Menurut Kasmir (2002:109), Fee based income adalah keuntungan yang didapat dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya atau selain spread based. Sumber lain Fee Based income yaitu pendapatan komisi dan provisi, pendapatan dari hasil transaksi valuta asing atau devisa, dan pendapatan operasional lainnya. Profitabilitas bank adalah kemampuan bank menghasilkan laba melalui sumber – sumber yang ada seperti kas, aktiva, dan modal. Profitabilitas merupakan indikator keefektifan penggunaan dana yang digunakan dalam perbankan. Setiap bank tentunya di tuntut untuk menghasilkan laba yang maksimal dari asset yang dimiliki oleh suatu bank tersebut. Dari pengelolaan asset tersebut akan muncul return earning yang menggambarkan Besarnya keuntungan yang di dapat dari hasil pengelolaan asset yang dimiliki suatu perusahaan. Kegiatan bank dalam menyalurkan dana yang dimilikinya sebagai hasil dari memanfaatkan asset yang dimilikinya sehingga dapat menghasilkan pendapatan dari hasil operasional. Hasil kegiatan operasional itu akan menghasilkan pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan utama dan kegiatan lainnya yang tercermin dalam laporan laba-rugi bank. Semua 10 pendapatan baik operasional maupun non-operasional diakumulasi yang kemudian dikurangi seluruh beban yang timbul sehingga akan menghasilkan earning before interest and tax (EBIT). Dimana EBIT ini merupakan pendapatan bunga kotor yang dapat mencerminkan tingkat profitabilitas bank yang dihasilkan. Penilaian kuantitatif terhadap profitabilitas bank tertuang dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DNDP 31 Mei 2004 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/ PBI/2004 tanggal 12 April 2004 dengan berbagai macam indikator, salah satunya adalah Return on Asset (ROA). ROA digunakan oleh Bank Indonesia sebagai alat ukur untuk menilai tingkat kesehatan suatu bank dilihat dari aspek profitabilitasnya. Nilai ROA yang mengidentifikasikan bahwa suatu bank dapat dikatakan sehat adalah lebih dari 1,5 %. Menurut Lukman Dendawijaya ( 2000 : 118) pengertian ROA yaitu : ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dari segi penggunaan asset. Hubungan antara besarnya fee based income yang di dapat dengan profitabilitas perusahaan dapat diketahui dengan cara melihat apakah pada saat fee based income naik profitabilitas bank juga akan mengalami kenaikan pula. Sementara menurut Graddy dan Spencer dalam Pompong B.S (1990:26-28) menyatakan bahwa, sumber keuangan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: (1) Sumber pendapatan utama (main sources revenue) adalah selisih suku bunga 11 (interest spread) antara suku bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dengan suku bunga yang dibayarkan kepada nasabah (girowan, penabung, deposan). (2) Sumber pendapatan lain (other sources revenue) adalah fees and other non interest income atau disebut fee based income. Pada asset total yang sama, semakin tinggi fee based income akan menghasilkan ROA yang semakin tinggi, maka hubungan fee based income dengan ROA berbanding lurus. Sehingga dapat dinyatakan bahwa untuk meningkatkan ROA dapat dilakukan dengan meningkatkan fee based income sehingga profitabilitas yang akan dihasilkan oleh suatu bank semakin baik. Skema Kerangka Pemikiran Pendapatan Non Operasional Pendapatan Bank Pendapatan Operasional Laba Fee Based Income (X) Kinerja Bank Profitabilitas (Y) Gambar 1.1 Kerangka pemikiran 12 1.5 Hipotesis Sesuai dengan uraian kerangka pemikiran yang telah dijelaskan diatas, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut : H0 : ρ = 0 ( Tidak terdapat hubungan (korelasi) antara fee based income dengan profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Milik Pemerintah (Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank BTN). H 0 : ρ ≠ 0 ( Terdapat hubungan (korelasi) antara fee based income dengan profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Milik Pemerintah (Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank BTN). Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan antara fee based income (variabel x) dengan profitabilitas (variabel y) dimana dari kerangka pemikiran dihasilkan bahwa fee based income dengan Profitabilitas memiliki hubungan yang searah, maka diperlukan suatu model hubungan yang digambarkan dalam hubungan variabel sebagai berikut : X Y Keterangan : x = fee based income y = profitabilitas Gambar 1.2 Hubungan variabel 13 1.6 Metodologi penelitian 1.6.1 Metode Penelitian Dalam penyusunan hasil penelitian, metode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis merupakan suatu metode penelitian dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan yang berhubungan dengan bahasan yang akan diteliti, kemudian penulis menganalisisnya melalui analisis korelasi dan kemudian menjelaskan secara deskriptif untuk menggambarkan fakta-fakta yang terjadi sehingga dapat ditarik kesimpulan. Sampel penelitian ini adalah bank yang termasuk dalam Bank Umum Milik Pemerintah di Indonesia, yang saat ini berjumlah 4 buah terdiri dari Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI dan Bank BTN. Periode penelitian dimulai dari tahun 2004 sampai dengan 2011, berupa laporan keuangan laba rugi yang dipublikasikan oleh masing-masing bank tersebut. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka dalam penelitian ini yang menjadi Variabel independen ( variabel X) yaitu fee based income. 2. Variabel dependen atau variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Maka dalam penelitian ini yang menjadi Variabel dependen ( variabel Y) yaitu Profitabilitas. 14 1.6.2 Data Penelitian 1.6.2.1 Jenis Data sekunder dan berupa time series, karena data yang diambil merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dan merupakan data yang telah tersedia di Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bank dan diterbitkan oleh Bank Indonesia. Data – data tersebut diambil dari masing-masing bank yang diteliti berupa data triwulan periode 2004 – 2011 dan beberapa informasi keuangan yang berasal dari Bank Indonesia. 1.6.2.2 Sumber Data Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa data pendapatan komisi dan provisi, operational lainnya, dan persentase profitabilitas (ROA) yang berasal dari laporan keuangan pertriwulan yaitu neraca dan laporan rugi - laba bank, bersumber dari website masingmasing bank yaitu yang temasuk ke dalam kelompok bank umum milik pemerintah. Alamat website masing-masing bank tersebut adalah www.bankmandiri.co.id, www.bni.co.id, www.btn.co.id, www.bri.co.id. Data yang digunakan berupa data triwulan yang diambil dari mulai tahun 2004 sampai 2011. Sebagian data ada yang didapat dari Statistik Perbankan Indonesia (SPI) tahun 2011 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia www.bi.go.id. 15 1.6.2.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Library research (penelitian kepustakaan) dan rekomendasi. Library research (penelitian kepustakaan) digunakan untuk memperoleh data yang akan digunakan sebagai landasan teoritis dari buku-buku referensi dan berbagai literature yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. 1.6.3 Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan alat analisis korelasi pearson product moment yang berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan seberapa besar kuatnya hubungan antara dua variabel dengan variabel lainnya atau mengukur kekuatan suatu hubungan linear antara dua variabel serta meliputi pengukuran arah koefisien. Data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Umum Milik Pemerintah. Bank-bank tersebut antara lain adalah : a) PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. b) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. c) PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. d) PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Data yang diperoleh penulis dari perusahaan berupa laporan keuangan, setelah data terkumpul, selanjutnya adalah melakukan pengolahan data sehingga data tersebut lebih mudah untuk dianalisis dalam rangka menjawab tujuan-tujuan penelitian. 16 Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menghitung variabel X yaitu Jumlah Fee based income (FBI) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan komisi dan provisi, dan pendapatan operasional lainnya yang diperoleh pada Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN selama periode 2004 sampai dengan 2011. FBI = pendapatan Provisi dan komisi + pendapatan operasional lainnya . 2. Menghitung variabel Y tingkat profitabilitas yang diukur melalui return on asset (ROA) pada Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN selama periode 2004 sampai dengan 2011. Rumusnya : ROA = Laba sebelum pajak x 100% Total asset 1.6.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang telah terstandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Menurut Suliyanto (2011 : 69) nilai residual tersebut dikatakan normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dependen dan variabel independent mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dengan one sampel-Kolmogorof Smirnov melalui komputerisasi 17 aplikasi software SPSS versi 18. Uji statistik non-parametrik Kolmogorov- 1.6.3.2 Korelasi Pearson Product Moment kumulatif. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika K hitung < K tabel atau nilai sig.> alpha. (Suliyanto:75) Smirnov merupakan uji normalitas menggunakan fungsi distribusi Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara fee based income dengan profitabilitas, dilakukan analisis statistik dengan menggunakan analisis korelasi pearson product moment. Korelasi pearson product moment digunakan untuk mencari hubungan dan sifat hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara 2 variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun). Menurut Sugiyono (2008) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: 18 Tabel 1.1 Kriteria Koefisien Pearson Product Moment Rentang Koefisien Kriteria 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat Pada penelitian ini, analisis korelasi pearson product moment dilakukan dengan komputerisasi aplikasi SPSS Versi 18. Hasil penelitian ini menghasilkan nilai korelasi masing-masing bank umum milik pemerintah. Teknik analisis Korelasi pearson product moment termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu, misalnya datanya dipilih secara acak (random), berdistribusi normal, berpola linear dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Jika salah satu tidak terpenuhi, analisis tidak dapat dilakukan. Rumus koefisien dalam Suharyadi dan Purwanto ( 2004 : 465) korelasi tersebut dinyatakan sebagai berikut : ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ 19 Dimana : r : Nilai koefisien korelasi ∑X : Jumlah pengamatan variabel X ∑Y : Jumlah pengamatan variabel Y ∑XY : Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y (∑X2) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X (∑X)2 : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X (∑Y2) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y (∑Y)2 : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y n : Jumlah pasangan pengamatan Y dan X Ketentuan nilai r tersebut adalah: (-1 ≤ r ≤ +1), nilai r = -1 yaitu linier sempurna negatif terjadi apabila kombinasi dari kedua variabel terletak pada satu garis lurus dengan kemiringan negatif. Kemudian nilai r = 1 disebut linier sempurna positif dan titik kombinasi terletak pada satu garis lurus dengan kemiringan positif. Nilai koefisien korelasi yang mendekati -1 atau 1 menyatakan bahwa hubungan kedua variabel adalah kuat.sebaliknya apabila nilai r mendekati 0, hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau mungkin tidak ada sama sekali. 1.6.3.3 Koefisien Determinasi Menurut Suharyadi dan Purwanto ( 2004 : 465) definisi Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel tak bebas Y ( variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang dapat diterangkan atau 20 diperhitungkan oleh keragaman variabel X ( variabel yang mempengaruhi atau independent). Jadi koefisien determinasi adalah kemampuan variabel X mempengaruhi variabel Y. Semakin besar koefisien determinasi menunjukan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Koefisien ini dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi (R2) dan dirumuskan sebagai berikut : 1.6.3.4 Pengujian Hipotesis Menggunakan Uji t Selanjutnya uji validitas koefisien korelasi, langkah-langkah pengujiannya adalah dengan melakukan uji hipotesis, menentukan uji statistik, menentukan taraf nyata α dengan derajat bebas (df) = n-k dan tingkat signifikansi 0,05, pengambilan keputusan. Uji validitas Koefisien Korelasi dilakukan dengan menentukan hipotesis terlebih dahulu yaitu apakah r sama dengan nol, H0 = Tidak ada hubungan (korelasi) antara Fee Based Income dengan profitabilitas (ROA) pada pada Bank Umum Milik Pemerintah (Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank BTN). H1 = Ada hubungan (korelasi) antara Fee Based Income dengan dengan profitabilitas (ROA) pada pada Bank Umum Milik Pemerintah (Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank BTN). 21 Uji statistik untuk koefisien korelasi (r) adalah sebagai berikut : √ Dimana : t = Nilai t-hitung √ r = nilai koefisien korelasi n = jumlah data pengamatan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada 4 (empat) bank umum milik pemerintah Indonesia yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai bulan juni 2012.