BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Bank merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan penting
dalan perekonomian suatu negara. Adanya lembaga perbankan dapat
memperlancar sistem pembayaran suatu negara. Hal ini di tunjukan dengan
fungsi bank sebagai lembaga perantara ( intermediare ) antar pihak-pihak
yang kelebihan dana dengan yang membutuhkan dana. Selain itu peran serta
perbankan dalam kegiatan perekonomian juga dapat dilihat dalam Undangundang Nomor 10 tahun 1998 yaitu sebagai berikut :
“ Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak”.
Pengertian bank tersebut menunjukan bahwa usaha pokok perbankan
adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali pada
masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga dimana dalam menjalankan
usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat untuk tetap menggunakan
jasanya sehingga bank perlu memelihara tingkat kesehatannya. Salah satu
pemeliharaan kesehatan yang dilakukan oleh bank yaitu dengan menjaga
likuiditasnya. Untuk menjaga kelangsungan kegiatannya bank harus selalu
memelihara tingkat likuiditasnya agar sistem pembayaran tetap lancar.
Likuiditas adalah kemampuan bank di dalam menjamin terbayarnya utang
1
2
jangka pendek. Pengukuran tingkat likuiditas ini dilakukan dengan cara
membandingkan kewajiban jangka pendek dengan alat-alat likuiditasnya.
Bank membutuhkan profitabilitas yang wajar serta modal yang cukup
sesuai dengan penanamannya untuk menjaga keseimbangan pemeliharaan
likuiditasnya. Laba yang diperoleh akan memberikan jaminan kepada bank
itu sendiri untuk tumbuh dan berkembang guna mengantisipasi pasar yang
ada, serta eksis dalam menghadapi persaingan antar bank. Hal tersebut
didasari oleh peranan dari proses perencanaan dan pengendalian yang efektif
dan efisien terhadap kegiatan operasional yang berkaitan dengan perolehan
laba bank, sebagai usaha tindak lanjut dari pihak manajemen bank dalam
menjalankan usahanya.
Profitabilitas suatu perusahaaan diukur dengan kesuksesan perusahaan
dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Tingkat
profitabilitas akan mencerminkan kemampuan modal perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan, maka dengan demikian tingkat profitabilitas yang
tinggi merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula.
Kegiatan operasional bank yang menghasilkan laba yang cukup besar
bagi bank yaitu berasal dari bunga kredit atau sering disebut Interest Income.
Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2007:25) keuntungan utama bank
terutama bank konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang
diberikan dengan bunga pinjaman atau kredit yang diberikan. Tingkat suku
bunga kredit yang terus mengalami fluktuasi memberikan resiko yang relatif
besar pada pendapatan bunga kredit. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
3
negatif spread artinya selisih bunga kredit dengan bunga yang harus dibayar
kepada nasabah menjadi negatif. Maka perbankan dituntut untuk mencari
alternatif sumber pendapatan lain selain penghasilan bunga dari kredit agar
bank dapat membiayai kegiatan operasionalnya.
Salah satu sumber tersebut yaitu pendapatan yang bersumber dari
aktivitas jasa – jasa perbankan lainnya atau sering disebut fee based income.
Menurut Kasmir (2002:109), Fee based income adalah keuntungan yang
didapat dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya atau
selain spread based. Kegiatan Fee based income merupakan usaha-usaha
yang berkaitan dengan berbagai transaksi jasa keuangan. Dimana bank akan
mendapatkan fee dari hasil pemungutan jasa pelayanan yang telah dinikmati
nasabah sebagai pendapatan fee based.
Menurut PSAK No. 31 Lampiran 3 yang tercantum dalam format
laporan laba-rugi , Fee-based income disusun sebagai bagian “ Pendapatan
dan Beban lainnya”. Unsur-unsur dari Fee based income sebagai hasil dari
kegiatan bank diluar penyaluran kredit ditampilkan dalam laporan laba rugi
bank sebagai pos-pos pendapatan provisi dan komisi, pendapatan dari
transaksi valuta asing dan pendapatan operasional lainnya. Kegiatan yang
menghasilkan Fee based sebenarnya cukup luas dan beragam, mulai dari
penyewaan safe deposit box sampai kepada pengelolaan dana pensiun.
Keuntungan dari jasa bank saat ini semakin dibutuhkan. Bahkan dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini disebabkan keuntungan dari
4
interest income semakin kecil mengingat persaingan yang semakin ketat. Saat
ini semakin banyak bank yang mencari keuntungan lewat jasa – jasa bank.
Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 10, No. 11, Oktober 2011, saat
ini terdapat empat bank yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia yaitu Bank
mandiri, Bank rakyat indonesia, Bank Negara Indonesia, dan Bank Tabungan
Negara. Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun
modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank
dimiliki oleh pemerintah pula. Beberapa bank umum yang dimiliki
pemerintah merupakan bank yang memiliki posisi 5 teratas yang memiliki
jumlah asset terbesar yaitu Bank Mandiri sebesar Rp 451,102 miliar dan Bank
Rakyat Indonesia sebesar Rp 398.511 miliar. Hal ini menunjukan bank umum
milik pemerintah menjadi salah satu bank yang paling banyak diminati oleh
masyarakat indonesia serta menunjukan adanya tingkat kepercayaan
masyarakat pada bank umum milik pemerintah yang tinggi.
Dari Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 10, No. 11, Oktober 2011
yang ditunjukan dalam laporan laba rugi dapat dilihat bahwa pendapatan yang
berasal dari pendapatan deviden dan komisi/provisi/fee pada setiap sektor
bank umum, bank Persero, Bank Umum Milik Swasta (BUSN) devisa, Bank
Umum Milik Swasta (BUSN) non devisa, Bank Campuran, BPD, dan Bank
Asing mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 Pendapatan
yang dihasilkan dari deviden dan komisi/provisi/fee memberikan kontribusi
yang cukup besar, pada kelompok bank umum Rp 27,084 miliar, bank
persero Rp 9,933 miliar, kelompok bank umum milik swasta (BUSN) devisa
5
Rp 10,764 miliar, Bank Umum Milik Swasta (BUSN) non devisa Rp 99
miliar, Bank Campuran Rp 1,514 miliar, BPD Rp 769 miliar, dan Bank Asing
Rp 4,006 miliar. Hal ini menyatakan bahwa pendapatan komisi, provisi ( fee
based income) telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pencapaian laba operasional bank.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Pompong B. Setiadi (2010)
ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara fee based
income dengan ROA pada bank umum milik pemerintah. Namun penulis
menemukan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Ade Roosani (2010)
yang menghasilkan pernyataan yang berbeda, dimana tingkat hubungan fee
based income terhadap ROA tidak semua bank yang termasuk dalam bank
umum milik pemerintah berpengaruh positif. Tingkat hubungan fee based
income terhadap ROA pada Bank Mandiri memiliki hubungan positif dengan
profitabilitas. Sedangkan pada Bank BTN, BNI, BEI, dan BRI tingkat
hubungannya negatif. Pada penelitian yang dilakukan oleh Eva Fujianti
Yunus (2010) menyatakan bahwa fee based income berpengaruh terhadap
profitabilitas dan hubungannya kuat dan searah.
Dari hasil ketiga penelitian sebelumnya dapat dinyatakan bahwa
terdapat perbedaan hasil korelasi antara hubungan fee based income dengan
profitabilitas pada bank umum milik pemerintah.
6
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
suatu penelitian untuk menyusun tugas akhir dengan judul “ Hubungan Fee
Based Income terhadap Profitabilitas ( ROA ) pada Bank Umum Milik
Pemerintah Indonesia Periode 2004 - 2011”.
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana perkembangan tingkat fee based income pada Bank Umum
Milik Pemerintah ( Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN ) di
Indonesia pada tahun 2004 -2011.
2. Bagaimana perkembangan profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Milik
Pemerintah ( Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN ) di
Indonesia pada tahun 2004 -2011.
3. Bagaimana hubungan antara fee based income dengan profitabilitas yang
diukur dalam ROA pada Bank Umum Milik Pemerintah ( Bank BNI,
Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN ) di Indonesia pada tahun 2004 2011.
7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perkembangan fee based income pada Bank Umum
Milik Pemerintah ( Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN )
di Indonesia pada tahun 2004 - 2011.
2. Untuk mengetahui perkembangan tingkat profitabilitas (ROA) pada
Bank Umum Milik Pemerintah ( Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI,
Bank BTN ) di Indonesia pada tahun 2004 - 2011.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara fee based income
dengan profitabilitas yang diukur dalam ROA pada Bank umum milik
pemerintah ( Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN ) di
Indonesia pada tahun 2004 - 2011.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis :
1. Bagi penulis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan bagi penulis mengenai analisis laporan keuangan yang
merupakan tolak ukur kinerja bank selama periode tertentu. Untuk
8
mengetahui lebih lanjut bagaimana hubungan fee based income pada
tingkat profitabilitas bank.
2. Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk
menambah wawasan, pengetahuan dan pengembangan lebih lanjut
khususnya mengenai bagaimana hubungan fee based income terhadap
profitabilitas pada bank umum milik pemerintah.
3. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan, tambahan
informasi, dan arahan untuk penelitian selanjutnya dalam pengembangan
fee based income pada industri perbankan.
1.4 Kerangka Pemikiran
Pendapatan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah
perusahaan karena pendapatan akan dapat menentukan maju mundurnya suatu
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin
untuk memperoleh pendapatan yang diharapkan dengan menggunakan segala
sumber yang ada dalam perusahaan seefisien mungkin.
Pendapatan menurut Hadiwijaya dan Rivai dalam Soddin dan
Elyzabeth (2001) mengatakan “Pendapatan adalah imbalan dari penyerahan
barang atau jasa yang disebut juga dengan penjualan”. Semua pendapatan
yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar
diterima disebut Pendapatan operasional. Beberapa sumber pendapatan
9
operasional yaitu berasal dari hasil bunga kredit, provisi dan komisi dan
pendapatan lainnya.
Pendapatan yang saat ini sedang ramai diburu oleh industri perbankan
yaitu pendapatan yang berasal dari pemberian jasa keuangan. Keuntungan dari
transaksi dalam jasa-jasa bank ini dikenal dengan fee based income. Menurut
Kasmir (2002:109), Fee based income adalah keuntungan yang didapat
dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya atau selain
spread based. Sumber lain Fee Based income yaitu pendapatan komisi dan
provisi, pendapatan dari hasil transaksi valuta asing atau devisa, dan
pendapatan operasional lainnya.
Profitabilitas bank adalah kemampuan bank menghasilkan laba melalui
sumber – sumber yang ada seperti kas, aktiva, dan modal. Profitabilitas
merupakan indikator keefektifan penggunaan dana yang digunakan dalam
perbankan. Setiap bank tentunya di tuntut untuk menghasilkan laba yang
maksimal dari asset yang dimiliki oleh suatu bank tersebut. Dari pengelolaan
asset tersebut akan muncul return earning yang menggambarkan Besarnya
keuntungan yang di dapat dari hasil pengelolaan asset yang dimiliki suatu
perusahaan.
Kegiatan bank dalam menyalurkan dana yang dimilikinya sebagai hasil
dari memanfaatkan asset yang dimilikinya sehingga dapat menghasilkan
pendapatan dari hasil operasional. Hasil kegiatan operasional itu akan
menghasilkan pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan utama dan
kegiatan lainnya yang tercermin dalam laporan laba-rugi bank. Semua
10
pendapatan baik operasional maupun non-operasional diakumulasi yang
kemudian dikurangi seluruh beban yang timbul sehingga akan menghasilkan
earning before interest and tax (EBIT). Dimana EBIT ini merupakan
pendapatan bunga kotor yang dapat mencerminkan tingkat profitabilitas bank
yang dihasilkan.
Penilaian kuantitatif terhadap profitabilitas bank tertuang dalam Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DNDP 31 Mei 2004 dan Peraturan
Bank Indonesia Nomor 6/10/ PBI/2004 tanggal 12 April 2004 dengan
berbagai macam indikator, salah satunya adalah Return on Asset (ROA). ROA
digunakan oleh Bank Indonesia sebagai alat ukur untuk menilai tingkat
kesehatan suatu bank dilihat dari aspek profitabilitasnya. Nilai ROA yang
mengidentifikasikan bahwa suatu bank dapat dikatakan sehat adalah lebih dari
1,5 %. Menurut Lukman Dendawijaya ( 2000 : 118) pengertian ROA yaitu :
ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA
suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut
dari segi penggunaan asset.
Hubungan antara besarnya fee based income yang di dapat dengan
profitabilitas perusahaan dapat diketahui dengan cara melihat apakah pada saat
fee based income naik profitabilitas bank juga akan mengalami kenaikan pula.
Sementara menurut Graddy dan Spencer dalam Pompong B.S (1990:26-28)
menyatakan bahwa, sumber keuangan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: (1)
Sumber pendapatan utama (main sources revenue) adalah selisih suku bunga
11
(interest spread) antara suku bunga yang diterima dari pinjaman yang
diberikan dengan suku bunga yang dibayarkan kepada nasabah (girowan,
penabung, deposan). (2) Sumber pendapatan lain (other sources revenue)
adalah fees and other non interest income atau disebut fee based income. Pada
asset total yang sama, semakin tinggi fee based income akan menghasilkan
ROA yang semakin tinggi, maka hubungan fee based income dengan ROA
berbanding lurus.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa untuk meningkatkan ROA dapat
dilakukan dengan meningkatkan fee based income sehingga profitabilitas yang
akan dihasilkan oleh suatu bank semakin baik.
Skema Kerangka Pemikiran
Pendapatan Non
Operasional
Pendapatan Bank
Pendapatan Operasional
Laba
Fee Based Income (X)
Kinerja Bank
Profitabilitas (Y)
Gambar 1.1
Kerangka pemikiran
12
1.5 Hipotesis
Sesuai dengan uraian kerangka pemikiran yang telah dijelaskan diatas,
maka dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut :
H0 : ρ = 0 ( Tidak terdapat hubungan (korelasi) antara fee based income dengan
profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Milik Pemerintah (Bank
Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank BTN).
H 0 : ρ ≠ 0 ( Terdapat hubungan (korelasi) antara fee based income dengan
profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Milik Pemerintah (Bank
Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank BTN).
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan antara fee
based income (variabel x) dengan profitabilitas (variabel y) dimana dari
kerangka pemikiran dihasilkan bahwa fee based income dengan Profitabilitas
memiliki hubungan yang searah, maka diperlukan suatu model hubungan yang
digambarkan dalam hubungan variabel sebagai berikut :
X
Y
Keterangan :
x = fee based income
y = profitabilitas
Gambar 1.2
Hubungan variabel
13
1.6 Metodologi penelitian
1.6.1
Metode Penelitian
Dalam penyusunan hasil penelitian, metode yang digunakan oleh
penulis adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis
merupakan suatu metode penelitian dengan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan yang berhubungan dengan bahasan yang akan diteliti, kemudian
penulis menganalisisnya melalui analisis korelasi dan kemudian menjelaskan
secara deskriptif untuk menggambarkan fakta-fakta yang terjadi sehingga
dapat ditarik kesimpulan.
Sampel penelitian ini adalah bank yang termasuk dalam Bank Umum
Milik Pemerintah di Indonesia, yang saat ini berjumlah 4 buah terdiri dari
Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI dan Bank BTN. Periode penelitian
dimulai dari tahun 2004 sampai dengan 2011, berupa laporan keuangan laba
rugi yang dipublikasikan oleh masing-masing bank tersebut.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka dalam
penelitian ini yang menjadi Variabel independen ( variabel X) yaitu
fee based income.
2. Variabel dependen atau variabel terikat, yaitu variabel yang
dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Maka dalam penelitian ini
yang menjadi Variabel dependen ( variabel Y) yaitu Profitabilitas.
14
1.6.2 Data Penelitian
1.6.2.1 Jenis Data
sekunder dan berupa time series, karena data yang diambil merupakan data
yang telah diolah lebih lanjut dan merupakan data yang telah tersedia di
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
bank dan diterbitkan oleh Bank Indonesia. Data – data tersebut diambil
dari masing-masing bank yang diteliti berupa data triwulan periode 2004 –
2011 dan beberapa informasi keuangan yang berasal dari Bank Indonesia.
1.6.2.2 Sumber Data
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
pendapatan komisi dan provisi, operational lainnya, dan persentase
profitabilitas (ROA) yang berasal dari laporan keuangan pertriwulan yaitu
neraca dan laporan rugi - laba bank, bersumber dari website masingmasing bank yaitu yang temasuk ke dalam kelompok bank umum milik
pemerintah. Alamat website masing-masing bank tersebut adalah
www.bankmandiri.co.id, www.bni.co.id, www.btn.co.id, www.bri.co.id.
Data yang digunakan berupa data triwulan yang diambil dari mulai tahun
2004 sampai 2011. Sebagian data ada yang didapat dari Statistik
Perbankan Indonesia (SPI) tahun 2011 yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia www.bi.go.id.
15
1.6.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik Library research (penelitian kepustakaan) dan rekomendasi.
Library research (penelitian kepustakaan) digunakan untuk memperoleh
data yang akan digunakan sebagai landasan teoritis dari buku-buku
referensi dan berbagai literature yang berhubungan dengan masalah yang
akan dibahas.
1.6.3
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan alat analisis korelasi pearson product
moment yang berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan
seberapa besar kuatnya hubungan antara dua variabel dengan variabel
lainnya atau mengukur kekuatan suatu hubungan linear antara dua variabel
serta meliputi pengukuran arah koefisien. Data dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan Bank Umum Milik Pemerintah. Bank-bank tersebut
antara lain adalah :
a) PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
b) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
c) PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.
d) PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.
Data yang diperoleh penulis dari perusahaan berupa laporan
keuangan, setelah data terkumpul, selanjutnya adalah melakukan
pengolahan data sehingga data tersebut lebih mudah untuk dianalisis
dalam rangka menjawab tujuan-tujuan penelitian.
16
Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghitung variabel X yaitu Jumlah Fee based income (FBI) yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan komisi dan provisi,
dan pendapatan operasional lainnya yang diperoleh pada Bank
Mandiri, BRI, BNI, dan BTN selama periode 2004 sampai dengan
2011.
FBI = pendapatan Provisi dan komisi + pendapatan operasional
lainnya .
2. Menghitung variabel Y tingkat profitabilitas yang diukur melalui
return on asset (ROA) pada Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN
selama periode 2004 sampai dengan 2011. Rumusnya :
ROA =
Laba sebelum pajak
x 100%
Total asset
1.6.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan
untuk menguji apakah nilai residual
yang telah terstandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau
tidak. Menurut Suliyanto (2011 : 69) nilai residual tersebut dikatakan
normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati
nilai rata-ratanya.
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
dependen dan variabel independent mempunyai distribusi normal atau
tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
normalitas dengan one sampel-Kolmogorof Smirnov melalui komputerisasi
17
aplikasi software SPSS versi 18. Uji statistik non-parametrik Kolmogorov-
1.6.3.2 Korelasi Pearson Product Moment
kumulatif. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika K hitung
< K tabel atau nilai sig.> alpha. (Suliyanto:75)
Smirnov merupakan uji normalitas menggunakan fungsi distribusi
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara fee based income
dengan profitabilitas, dilakukan analisis statistik dengan menggunakan
analisis korelasi pearson product moment. Korelasi pearson product
moment digunakan untuk mencari hubungan dan sifat hubungan antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Nilai korelasi (r) berkisar
antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan
antara 2 variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti
hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukan
hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan
hubungan terbalik (X naik maka Y turun).
Menurut Sugiyono (2008) pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi sebagai berikut:
18
Tabel 1.1
Kriteria Koefisien Pearson Product Moment
Rentang Koefisien
Kriteria
0,00-0,199
Sangat Rendah
0,20-0,399
Rendah
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Kuat
0,80-1,000
Sangat Kuat
Pada penelitian ini, analisis korelasi pearson product moment
dilakukan dengan komputerisasi aplikasi SPSS Versi 18. Hasil penelitian
ini menghasilkan nilai korelasi masing-masing bank umum milik
pemerintah.
Teknik analisis Korelasi pearson product moment termasuk teknik
statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan
persyaratan tertentu, misalnya datanya dipilih secara acak (random),
berdistribusi normal, berpola linear dan data yang dihubungkan
mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Jika
salah satu tidak terpenuhi, analisis tidak dapat dilakukan. Rumus koefisien
dalam Suharyadi dan Purwanto ( 2004 : 465) korelasi tersebut dinyatakan
sebagai berikut :
∑
√
∑
∑
∑
∑
∑
∑
19
Dimana :
r
: Nilai koefisien korelasi
∑X
: Jumlah pengamatan variabel X
∑Y
: Jumlah pengamatan variabel Y
∑XY
: Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(∑X2)
: Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(∑X)2
: Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X
(∑Y2)
: Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(∑Y)2
: Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y
n
: Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
Ketentuan nilai r tersebut adalah: (-1 ≤ r ≤ +1), nilai r = -1 yaitu
linier sempurna negatif terjadi apabila kombinasi dari kedua variabel
terletak pada satu garis lurus dengan kemiringan negatif. Kemudian nilai r
= 1 disebut linier sempurna positif dan titik kombinasi terletak pada satu
garis lurus dengan kemiringan positif. Nilai koefisien korelasi yang
mendekati -1 atau 1 menyatakan bahwa hubungan kedua variabel adalah
kuat.sebaliknya apabila nilai r mendekati 0, hubungan antara kedua
variabel sangat lemah atau mungkin tidak ada sama sekali.
1.6.3.3 Koefisien Determinasi
Menurut Suharyadi dan Purwanto ( 2004 : 465) definisi Koefisien
determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel tak bebas Y (
variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang dapat diterangkan atau
20
diperhitungkan oleh keragaman variabel X ( variabel yang mempengaruhi
atau independent). Jadi koefisien determinasi adalah kemampuan variabel
X mempengaruhi variabel Y. Semakin besar koefisien determinasi
menunjukan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Koefisien ini
dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi (R2) dan dirumuskan
sebagai berikut :
1.6.3.4 Pengujian Hipotesis Menggunakan Uji t
Selanjutnya uji validitas koefisien korelasi, langkah-langkah
pengujiannya adalah dengan melakukan uji hipotesis, menentukan uji
statistik, menentukan taraf nyata α dengan derajat bebas (df) = n-k dan
tingkat signifikansi 0,05, pengambilan keputusan.
Uji validitas Koefisien Korelasi dilakukan dengan menentukan
hipotesis terlebih dahulu yaitu apakah r sama dengan nol,
H0 = Tidak ada hubungan (korelasi) antara Fee Based Income dengan
profitabilitas (ROA) pada pada Bank Umum Milik Pemerintah (Bank
Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank BTN).
H1 =
Ada hubungan (korelasi) antara Fee Based Income dengan dengan
profitabilitas (ROA) pada pada Bank Umum Milik Pemerintah (Bank
Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank BTN).
21
Uji statistik untuk koefisien korelasi (r) adalah sebagai berikut :
√
Dimana :
t = Nilai t-hitung
√
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah data pengamatan
1.7 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan pada 4 (empat) bank umum milik pemerintah
Indonesia yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tk, PT
Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Penelitian
ini dilakukan pada bulan Maret sampai bulan juni 2012.
Download