1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Saat ini produk reksa dana saham masih menjadi salah satu alternatif
produk investasi yang diminati oleh para investor hal ini dibuktikan dengan nilai
aktiva bersih (NAB) yang meningkat setiap tahunnya, sebagaimana terlihat dalam
gambar 1.1 di bawah ini.
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (data diolah)
Gambar 1.1: Data Perkembangan NAB Reksa Dana
Sepuluh Tahun Terakhir
Data Otoritas Jasa Keuangan akhir tahun 2014 menunjukkan bahwa reksa
dana saham mengalami perkembangan paling besar dibandingkan dengan jenis
reksa dana yang lain. Hal ini ditunjukkan dengan komposisi NAB per 30 Desember
2014. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tersebut, total dana kelolaan
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
reksa dana akhir per 30 Desember 2014 mayoritas masih dikontribusi dari reksa
dana saham. Tercatat dana kelolaan reksa dana berbasis saham sebesar Rp100,625
triliun, kemudian reksa dana fixed income dengan nilai sebesar Rp343,413 triliun.
Di posisi ketiga ada reksa dana terproteksi senilai Rp41,178 triliun, selanjutnya
reksa dana campuran atau mixed sebesar Rp32,537 triliun diurutan kelima reksa
dana pasar uang sebesar Rp 20,480 triliun di urutan keenam reksa dana syariah
senilai 10,754 triliun dan diurutan terakhir reksa dana indeks senilai 0,453 triliun,
sebagaimana pada gambar 1.2.
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (data diolah)
Gambar 1.2 Komposisi Reksa Dana Per 30 Desember 2014
Ada beberapa investasi yang bisa dipilih oleh investor antara lain tabungan,
reksa dana atau jual beli saham sendiri. Menabung saat ini tidaklah menarik untuk
tujuan investasi karena tingkat pengembalian (return) yang rendah, bahkan lebih
rendah dari rata-rata inflasi tahunan. Berdasarkan data PT Bank Mandiri (Persero)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Tbk, tingkat bunga tabungan untuk tahun 2014 maksimal 2% setahun. Sedangkan
inflasi pada bulan Desember 2014 mencapai 8,36% (sumber: Bank Indonesia).
Sementara untuk bertransaksi saham, tidak semua orang memahami atau mampu.
Walau investasi saham menjanjikan keuntungan tinggi, tetapi harus dipahami juga
bahwa potensi keuntungan yang tinggi disertai resiko yang tinggi pula. Nasib
investasi ditentukan sendiri oleh pihak yang bertransaksi saham.
Reksa dana merupakan salah satu solusi investasi karena reksa dana
dikelola oleh seorang Manager Investasi (MI) yang dapat melakukan riset secara
langsung dalam menganalisa harga Efek serta mengakses informasi ke pasar
modal. Manager Investasilah yang akan memikirkan kemana investasi akan
diinvestasikan sehingga mendatangkan laba (gain). Dana dari investor yang telah
berhasil dikumpulkan tersebut akan diinvestasikan ke bermacam-macam Efek
sehingga risikonya juga tersebar. Investor tidak perlu dana yang besar untuk bisa
berinvestasi di reksa Dana.
Transparansi informasi reksa dana tinggi karena pengelola reksa dana wajib
mengumumkan NAB-nya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan
keuangan tengah tahunan atau tahunan serta prospektif secara teratur, sehingga
investor dapat memonitor perkembangan inevstasinya secara rutin. Tingkat
likuiditas reksa dana tinggi sehingga pemodal dapat mencairkan kembali saham
atau unit penyertaan setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat dan biaya reksa dana
relatif rendah karena merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal sehingga
menghasilkan efisiensi biaya transaksi.
Tumbuhnya reksa dana saham menjadikan pemilihan reksa dana dan
mengevaluasi kinerjanya menjadi cukup sulit dan menantang. Grafik pertumbuhan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
reksa dana sebagai berikut:
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (data diolah)
Gambar 1.3 Perkembangan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham
Sepuluh Tahun Terakhir
Investor membutuhkan informasi yang lebih terinci terkait reksa dana
saham yang akan dipilih, terutama kinerjanya. Investor dengan modal besar dapat
melakukan transaksi jual beli saham di bursa efek secara mandiri sendangkan
investor dengan modal kecil dapat berinvestasi dengan menyerahkan dananya ke
perusahaan reksa dana dan Manajer Investasi yang akan mengelola dana tersebut
untuk ditanamkan pada sejumlah portofolio. Menurut Rudiyanto (2015), masingmasing
manajer
investasi
dalam
pembentukan
portofolio
secara
umum
menggunakan dua pendekatan yaitu value investing (Bottom up Approach) yang
merupakan strategi pengelolaan reksa dana yang berfokus pada saham dengan
fundamental yang baik dan growth investing (Top Down Approach) yaitu strategi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
pengelolaan reksa dana yang berfokus pada saham dengan prospek pertumbuhan
yang tinggi.
Menurut Manurung (2007), terdapat beberapa aspek yang menyebabkan
reksa dana berisiko yaitu dikarenakan portofolio yang terbentuk pada reksa dana
merupakan kumpulan dana yang diperoleh dari masyarakat yang kemudian
diinvestasikan kepada portofolio efek dimana portofolio efek tersebut mempunyai
tingkat pengembalian yang sangat bervariasi. Aspek berikutnya yaitu arus kas yang
tidak menentu, yang diakibatkan adanya dana masuk saat investor membeli reksa
dana dan dana keluar saat investor menjual reksa dana. Perubahan arus kas yang
terjadi akan mempengaruhi portofolio dan mempengaruhi risiko serta return yang
tidak pasti. Keahlian manajer investasi dalam mengelola dana juga turut
mempengaruhi risiko dari portofolio. Manajer investasi yang handal setidaknya
memiliki kemampuan dalam mengalokasikan aset, kemampuan memilih alokasi
aset, dan kemampuan market timing.
1.2. Identifikasi Perumusan dan Pembatasan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Produk reksa dana baru yang bermunculan setiap tahunnya akan
menyulitkan bagi investor untuk memilih produk reksa dana yang tepat. Dalam
memilih produk reksa dana, terkadang investor hanya melihat pada return-nya saja
tanpa melihat pada faktor resiko reksa dana tersebut, padahal sebagai portofolio
efek tertentu produk reksa dana tidak lepas dari unsur risiko. Portofolio efek
tersebut sangat bervariasi sehingga masing-masing instrumen mempunyai tingkat
pengembalian yang berbeda-beda. Tingkat pengembalian dari instrumen investasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
dari portofolio efek tersebut dapat berubah-ubah setiap waktu dan mengakibatkan
tidak dapat ditentukan tingkat pengembalian portofolio secara keseluruhan.
Keahlian manajer investasi dan gaya manajer investasi dalam mengelola portofolio
juga merupakan salah satu timbulnya risiko dari portofolio dan juga kepastian
tingkat pengembaliannya. CAPM (Capital Asset Pricing Model) merupakan model
yang dapat menjelaskan dengan baik tingkat imbal hasil pada aset berisiko.
Menurut CAPM terdapat empat faktor yang mempengaruhi excess return reksa
dana yaitu excess return market, size perusahaan, book to market (B/M), dan
momentum.
Peneliti terdahulu telah melakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat
pengembalian pasar, size perusahaan dan book to market ratio terhadap
pengembalian reksa dana, akan tetapi hasilnya belum mengerucut. Kassimatis
(2008) menyimpulkan bahwa tingkat pengembalian pasar, size perusahaan dan
book to market ratio tidak berpengaruh terhadap pengembalian reksa dana.
Amaroh (2009) menyimpulkan bahwa pengembalian pasar tidak berpengaruh
terhadap pengembalian reksa dana. Sudiyatno (2011) menyimpulkan bahwa tingkat
pengembalian pasar, size perusahaan dan book to market ratio berpengaruh
terhadap pengembalian reksa dana, dan Larasati (2013) menyimpulkan bahwa
tingkat pengembalian pasar berpengaruh terhadap pengembalian reksa dana
sedangkan size perusahaan dan book to market ratio tidak berpengaruh terhadap
pengembalian reksa dana.
Peneliti berpendapat bahwa adalah penting untuk mengetahui dan
mengukur apakah empat faktor yaitu excess return market, size perusahaan, book to
market (B/M), dan momentum mempengaruhi return reksa dana saham. Dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
pengetahuan ini para investor, calon investor, manajer investasi dapat mengelola
portofolionya untuk mendapatkan hasil yang optimal.
1.2.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, secara singkat permasalahan yang ingin dikemukakan
adalah:
1.
Apakah terdapat pengaruh excess return market terhadap excess return reksa
dana saham selama periode penelitian?
2.
Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan (size) terhadap excess return
reksa dana saham selama periode penelitian?
3.
Apakah terdapat pengaruh book to market (B/M) terhadap excess return reksa
dana saham selama periode penelitian?
4.
Apakah terdapat pengaruh momentum terhadap excess return reksa dana
saham selama periode penelitian?
1.2.3 Batasan Masalah
Penelitian ini membatasi masalah sebagai berikut:
1.
Reksa dana saham yang dipilih adalah reksa dana aktif dari tahun 2010 s.d.
2014. Data yang digunakan adalah NAB/unit bulanan selama periode
penelitian.
2.
Penghitungan imbal hasil reksa dana didasarkan pada NAB dengan
mengabaikan biaya atau fee yang harus dikeluarkan oleh reksa dana
pendapatan yang diperoleh reksa dana.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
3.
Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan sebagai benchmark
untuk menghitung return pasar. Suku bunga bebas resiko yang digunakan
adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bulanan.
4.
Model yang digunakan untuk mengukur kinerja saham adalah CAPM four
factor model karena bisa mewakili penilaian kinerja terbaik.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan agar diketahui apakah terdapat pengaruh antara
excess return market, ukuran perusahaan (size), book to market (B/M), dan
momentum terhadap excess return reksa dana saham selama periode penelitian
secara parsial maupun simultan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui apakah terdapat pengaruh excess return market terhadap excess
return reksa dana saham selama periode penelitian?
2.
Mengetahui apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan (size) terhadap
excess return reksa dana saham selama periode penelitian?
3.
Mengetahui apakah terdapat pengaruh book to market (B/M) terhadap excess
return reksa dana saham selama periode penelitian?
4.
Mengetahui apakah terdapat pengaruh momentum terhadap excess return reksa
dana saham selama periode penelitian?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
1.4
Manfaat dan Kegunaan penelitian
1.4.1 Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1.
Investor
Sebagai suatu informasi bagi investor yang ingin menanamkan dana yang
dimiliki pada reksa dana saham dengan harapan dapat memberikan
pemahaman mengenai kondisi riil apakah terdapat pengaruh excess return
market, ukuran perusahaan (size), book to market (B/M), dan momentum
secara parsial terhadap excess return reksa dana saham selama periode
penelitian.
2. Manajer Investasi
Sebagai informasi tambahan bagi Manajer Investasi mengenai perilaku Manajer
Investasi dalam menanamkan dana yang dimiliki pada portofolio saham selama
periode penelitian dengan harapan produk investasi yang ditawarkan kepada
investor menghasilkan imbal hasil yang lebih baik.
3. Akademisi/peneliti selanjutnya
Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan, bahan perbandingan, maupun
sebagai bahan kajian untuk membuat penelitian selanjutnya sehingga dapat
melengkapi dan memperluas penelitian-penelitian yang berkaitan dengan
pengaruh excess return market, ukuran perusahaan (size), book to market
(B/M), dan momentum secara partial terhadap excess return reksa dana saham
selama periode penelitian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
1.4.2 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah:
1.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat yang dapat diterapkan seorang
investor dalam melakukan investasi.
2.
Penelitian ini diharapkan juga dapat digunakan untuk mengukur pembelian
reksa dana sekarang maupun dimasa yang akan datang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download