SANIMAS UPAYA MENGHILANGKAN BABS SANIMAS UPAYA MENGHILANGKAN BABS Pemerintah terus berupaya meningkatkan akses sanitasi salah satunya melalui program Sanimas (sanitasi berbasis masyarakat). Dalam rangka mempercepat pelayanan sanitasi di Indonesia, penyediaan infrastruktur tidaklah cukup. Karena, yang utama dalam pelaksanaan sanimas adalah perilaku. Mengingat, sektiar 40% atau 40 juta penduduk masih buang air besar sembarang (BABS). Demikian disampaikan Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono pada Sarasehan KSM Sanimas 2011, Kamis (6/20) di Jakarta. Pelayanan sanitasi dasar di Indonesia sudah melebihi target MDGs sebesar 68% dari jumlah penduduk yaitu 78%. Tetapi, sanitasi layak masih sektiar 51%. Sanitasi dasar dirasakan masih mecemari lingkungan karena tidak menggunakan septic tank. Dari sekitar 20% penduduk yang masih BABS, lokasi tidak hanya di daerah terpencil, tapi justru di perkotaan seperti di kota Sukabumi. Untuk itu perlu berbagai koordinasi dan manajemen pemerintah kabupaten/kota. Karena, pemerintah daerahlah yang secara langsung bersentuhan dengan masyarakat. Sementara Kementerian PU bertanggungjawab terhadap keseluruhan prasarana dasar dengan perhatian lebih dan membuat percontohan. “Sanimas yang bangun PU sebagai percontohan. Pemerintah memberikan dana sanimas dari Dana Alokasi Khusus. Dari percontohan tersebut, diharapkan masyarakat dapat mereplikasi ini,” ujar Budi Yuwono. Sementara itu, dari data BPS luas permukiman kumuh sektiar 54 ribu ha. Terdapat 11 sistem di Indonesia dengan jangkauan air minum sekitar 30% di Indonesia Lima tahun ke depan ditargetkan menjadi 16 sistem jangkauan air minum.DKI Jakarta saat ini sedang review masterplan untuk siste air minum. Ke depan. Waduk Setiabudi akan diperluas dan Waduk Pluit dimanfaatkan untuk pengolahan limbah. Direktur Perkim, Bappenas Nugroho Tri Utomo mengatakan pemerintah telah dan akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Salah satunya dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Banyak kota yang berminat meningkatkan pelayanan di bidang sanitas. Sudah banyak juga kab/kota yang telah strategi sanitasi kota. “Saat ini sudah ada sekitar 120 strategi sanitasi kota. Tahun depan akan dilaksanakan di 100 kota hingga pada 2014 diharapkan menjadi 330 kab/kota. Selain pemerintah daerah juga dibantu oleh page 1 / 2 fasilitator dan sanitarian yang membantu masyarakat,” ujar Nugroho. Fasilitator memfasilitasi masyarakat untuk memberitahu pentingnya sanitasi, menggali kebutuhan masyarakat dan menumbuhkan minat masyarakat untuk memperbaiki. Sedangkan keberadaan sanitarian terdapat di setiap puskesmas untuk mendorong masyarakat untuk mengerti bahwa BABS adalah masalah masyarakat dan mereka diharapkan mengerti untuk mau berubah dari BABS jadi menyediakan jamban di rumah. (ind) Pusat Komunikasi Publik 061011 page 2 / 2 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)