Ringkasan Khotbah - 02 Mei'10 Kisah Para Rasul 5:40–41; 4:18–21 Pdt. Andi Halim, S.Th. Minggu lalu kita belajar mengenai gereja yang benar, yaitu gereja yang memegang prinsip Sola Fide, Sola Gratia, Sola Scriptura. Ini adalah perjuangan dari Martin Luther, tokoh Reformasi. Perjuangan ini diteruskan oleh John Calvin sehingga hari ini kita boleh menikmati apa yang sudah terjadi dalam sejarah Reformasi Gereja. Hari ini kita akan belajar mengenai gereja yang benar yaitu gereja yang bukan hanya menikmati anugerah Allah yang menyenangkan. Anugerah Allah sering dimengerti sebagai sesuatu yang membuat kita bahagia, sukacita, hidup tanpa masalah. Tetapi konsep Alkitab berbeda dengan konsep manusia pada umumnya. Demikian juga orang Kristen seharusnya juga memiliki konsep yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Dunia menganggap hidup yang diberkati adalah hidup sukses, kaya, makmur, berkelimpahan materi, makin sehat. Ini adalah kekafiran dunia. Prinsip anugerah dalam iman Kristen adalah seperti yang kita baca dalam Kisah Para Rasul yaitu gereja mengalami serangan. Kita harus memiliki iman yang komprehensif. Iman yang sejati adalah iman yang mengalami serangan. Serangan ini adalah bagian dari anugerah Allah. Anugerah Allah bukan hanya yang enak-enak saja, tetapi juga penderitaan. Alkitab sudah memaparkan hal ini dari zaman Perjanjian Lama. Orang yang disertai Allah tidak selalu hidupnya lancar. Contoh: Ayub. Ayub adalah orang yang begitu taat, sungguh-sungguh, saleh tetapi ia mengalami serangan luar biasa dari iblis yang justru disuruh Tuhan untuk menggoda Ayub. Ini semua strategi iblis, tetapi berada dalam kontrol Allah. Karena itu serangan terhadap Ayub ini juga merupakan bagian dari anugerah Allah. Termasuk gereja yang diserang. Alkitab mengatakan konsep yang komprehensif adalah gandum bertumbuh bersama dengan lalang. Tidak ada gandum tumbuh sendirian. Selain itu konsep yang dinyatakan Alkitab adalah domba yang berada ditengah-tengah serigala. Inilah gambaran kekristenan. Kita justru dikasih cobaan untuk digembleng dan dilatih. Emas pun dibakar, dimurnikan dengan api. Berlian memiliki mutu yang makin berkualitas jika digosok terus. 1/4 Ringkasan Khotbah - 02 Mei'10 Para rasul dan orang-orang Kristen yang waktu itu mengabarkan Injil mengalami serangan dari Mahkamah Agama. Mahkamah Agama adalah lembaga yang sangat berkuasa pada waktu itu di kalangan Yudaisme. Meskipun orang Yahudi sedang dijajah oleh pemerintahan Romawi tetapi mereka sepertinya mendapat keistimewaan dalam menjalankan kepercayaan agama mereka. Karena itu pada waktu para rasul mengabarkan Injil (yang dianggap agama liar pada waktu itu), mereka disesah, disiksa, dilarang mengajar dalam nama Yesus. Bagaimana sikap para rasul menghadapi larangan dari satu lembaga resmi ini? Memang di satu sisi Paulus pernah mengatakan tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah, kemudian Petrus pernah mengatakan tunduklah pada lembaga-lembaga yang ada diatas kita. Ini perintah untuk kita menghormati lembaga-lembaga resmi, pemerintah, institusi, gereja, dst. Tetapi ada batasan-batasannya. Batasannya adalah jika mereka sudah masuk pada era wewenang iman Kristen, maka kita harus menentukan sikap. Misalnya: orang Kristen dilarang memberitakan Injil, memberitakan Kristus. Ini adalah larangan orang Kristen terhadap Amanat Agung. Jika seperti ini kita harus mengambil sikap tegas. Meskipun resikonya kita ditangkap, disiksa, dibunuh, inilah yang disebut hak istimewa bagi orang Kristen. Ini adalah tantangan. Apakah yang diperjuangkan kita sampai sekarang? Apakah kita hanya memperjuangkan keselamatan diri sendiri dan masalah sehari-hari? Atau kita memperjuangkan perjuangan iman? Jika kita masih meributkan masalah sehari-hari saja, kita perlu mempertanyakan apakah kita sungguh orang percaya? Hidup sebagai orang percaya adalah hidup yang dipanggil untuk melaksanakan satu perintah. Karena itu pada waktu para rasul dilarang mengabarkan Injil dan disiksa, mereka bersukacita karena bisa menderita bagi Kristus. Ini adalah kasih karunia. Berbeda sekali dengan konsep dunia. Tetapi yang terjadi adalah kita seringkali mau cari aman, tidak mau ambil resiko dan lepas tangan. Jika kita boleh menderita bagi Kristus, itu adalah anugerah, kasih karunia dari Tuhan. Karena itu konsep anugerah bukan seperti konsep duniawi. Bagaimana kehidupan kita menghadapi hal seperti ini? Adakah orientasi hidup kita ingin memberitakan Kristus? Bukan berarti orang Kristen tidak perlu bekerja. Bekerja pun harus sungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Tetapi kita dipanggil untuk memenuhi Amanat Agung Tuhan dalam segala aspek. Karena itu memiliki hidup yang seimbang tidak mudah. Dalam bekerja kita menjadi saksi, kita memberitakan siapa Kristus, menjadi berkat bagi orang lain. Inilah konsep hidup yang berintegritas, hidup sebagai murid Kristus di mana pun kita berada. Firman Tuhan mengingatkan di mana pun kita berada, kita adalah murid-Nya. Penyiksaan-penyiksaan dari zaman ke zaman terus ada sampai hari ini. Mungkin kita mengatakan bahwa zaman ini tidak ada lagi penderitaan seperti dulu. Memang tidak semua gereja sekarang mengalami penganiayaan fisik, tetapi bukan berarti gereja tidak ada tantangan. 2/4 Ringkasan Khotbah - 02 Mei'10 Apa yang menjadi tantangan dalam konteks kita sekarang? Mari baca Gal.1:6-8. ini adalah suatu kepedulian yang begitu mendalam dari rasul Paulus tentang tantangan gereja pada setiap zaman sampai sekarang. Serangan gereja bukan hanya serangan fisik. Kita sudah belajar bahwa serangan bagi gereja mula-mula bukan hanya dari Mahkamah Agama saja, tetapi juga dari pemerintah kekaisaran Romawi, kemudian sampai pada tahun 70 dimana Bait Allah dihancurkan dan setelah itu adalah masa kesengsaraan bagi Israel karena mereka tidak punya tanah air lagi. Serangan fisik justru meneguhkan iman orang Kristen karena kita makin dimurnikan. Tetapi ada serangan yang paling mengerikan dibandingkan dengan serangan-serangan fisik yang orang Kristen tidak boleh lupa. Ada tantangan yang justru membuat orang Kristen lengah, yaitu ajaran yang pelan-pelan menyimpang dan menyesatkan kita. Kekristenan tidak dapat dihancurkan dengan cara penganiayaan fisik, tetapi dengan menyerongkan ajaran di mana orang Kristen seringkali tidak lagi peduli. Jika kita sebagai orang Reformed tidak mau belajar, tidak mau mengenal prinsip-prinsip Firman Tuhan, kita tidak mungkin memiliki hidup yang berkelimpahan. Apa perbandingan gereja zaman sekarang dengan gereja mula-mula? Ciri gereja mula-mula adalah memiliki sikap yang mau belajar. Jika ia tidak mau belajar ia akan rugi karena tidak mengerti kebenaran Firman Tuhan (lihat Kis. 2:42; 17:11). Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul berarti menjadi orang yang sungguh-sungguh mau belajar. Salah satu dosa terbesar orang Kristen adalah tidak mau belajar Firman Tuhan. Dosa besar bukan hanya masalah perzinahan, membunuh, merampok, menipu, dsb. Tetapi tidak mau belajar Firman Tuhan juga termasuk dosa besar. Di zaman Reformasi, John Calvin menetapkan sistem pemerintahan dalam gereja. Gereja pun ada sistem pemerintahan yaitu ada Gembala Sidang, pengajar, penginjil, penatua, majelis, diaken, dst. Lalu apa ciri orang-orang yang menjadi majelis dan penatua? Mereka harus mengerti Firman Tuhan dan teologi yang benar. Tetapi sekarang banyak majelis yang tidak mengerti Firman. Gereja mau dibawa ke mana? Pada zaman Reformasi, majelis bisa memberi penilaian apakah Pendeta memberitakan firman yang benar. Bukan karena selera pribadi tetapi karena mereka belajar dan mengerti firman. Majelis yang tidak mau belajar dan jemaat yang mudah sekali dibodohi akan mengalami kesesatan. Gereja kita akan membentuk KTB yang mau sungguh-sungguh belajar firman. Hal ini dimulai dari pengurus. Mereka yang tidak mau belajar lebih baik tidak usah jadi pengurus. Kita harus menyadari serangan gereja dan menyadari panggilan sebagai orang Kristen. Kita harus belajar! Orang Kristen yang tidak mau belajar bukannya mempengaruhi dunia tetapi dipengaruhi oleh dunia. Kita membaca juga dari Ef. 6:11–12. Konteks jemaat Efesus ini adalah juga melawan ajaran-ajaran sesat yang mau merusak gereja. Karena itu sesungguhnya gereja berada dalam suasana perang. 3/4 Ringkasan Khotbah - 02 Mei'10 Lalu apa yang seharusnya kita perbuat? Sarana belajar bagi kita sudah begitu banyak. Buku-buku yang baik sudah tersedia. Mari kita baca dan renungkan. Jika perlu kita membentuk kelompok untuk mendiskusikan dan mempelajarinya bersama. Apa akibat majelis, pengurus dan jemaat yang tidak mau belajar? Gereja di Amerika dan Eropa memiliki jumlah jemaat yang makin merosot. Makin tahun makin berkurang jutaan orang yang menjadi Kristen. Keunikan kekristenan menjadi hilang dan menjadi sama dengan agama-agama lain yang mementingkan perbuatan-perbuatan baik. Kita harus prihatin akan hal ini. Semakin kita tidak belajar, semakin kita tidak mengerti dan ketinggalan. Sama seperti anak sekolah. Anak yang terus menyontek dan tidak mau belajar akan makin ketinggalan pelajaran dan tidak tahu apa-apa. Demikian juga orang Kristen. Jadi marilah kita punya spirit mau belajar dan mengerti iman Kristen dengan benar. Jangan mau disesatkan seperti jemaat Galatia. Mari kita bertumbuh dalam kebenaran. Belum diperiksa oleh pengkhotbah - VDP. 4/4