Model Pasar Jagung, Pakan dan Daging Ayam Ras

advertisement
VII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
7.1. Simpulan
Berdasarkan hasil pendugaan parameter dan simulasi model, maka faktorfaktor yang mempengaruhi dan keterkaitan pasar jagung, pakan dan daging ayam
ras serta dampak perubahan faktor internal dan eksternal terhadap penawaran,
permintaan dan harga jagung, pakan dan daging ayam ras serta kesejahteraan
masyarakat di Indonesia adalah:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar jagung:
a. Produksi jagung dipengaruhi oleh harga jagung domestik, luas areal panen
jagung tahun sebelumnya, tingkat suku bunga riil dan trend waktu. Dalam
jangka pendek maupun jangka panjang, produksi jagung responsif
terhadap perubahan luas areal panen jagung tahun sebelumnya.
b. Permintaan jagung industri pakan dipengaruhi dan responsif terhadap
permintaan jagung industri pakan tahun sebelumnya dan rasio harga riil
kedelai dengan harga riil kedelai tahun sebelumnya.
c. Harga riil jagung domestik dipengaruhi oleh rasio penawaran jagung tahun
sekarang dengan penawaran jagung tahun yang lalu dan harga riil jagung
domestik tahun sebelumnya. Harga riil jagung domestik responsif terhadap
rasio penawaran jagung tahun sekarang dengan penawaran jagung tahun
sebelumnya dalam jangka panjang, namun tidak responsif dalam jangka
pendek.
d. Impor jagung dipengaruhi oleh nilai tukar riil Rp/USD dan impor jagung
tahun sebelumnya. Dalam jangka pendek dan jangka panjang impor
jagung tidak responsif terhadap perubahan nilai tukar riil Rp/USD.
123
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar pakan ayam ras:
a. Produksi pakan ayam ras dipengaruhi oleh produksi pakan ayam ras tahun
sebelumnya dan harga riil pakan ayam ras domestik dipengaruhi oleh
dummy krisis moneter dan trend waktu.
b. Permintaan pakan ayam ras dipengaruhi oleh harga riil pakan ayam ras
domestik, harga riil daging ayam ras domestik, populasi ayam ras dan
permintaan pakan ayam ras tahun sebelumnya. Dalam jangka pendek dan
jangka panjang permintaan pakan ayam ras tidak responsif terhadap
perubahan harga riil pakan dan harga riil daging ayam ras domestik, tetapi
responsif terhadap perubahan populasi ayam ras dalam jangka panjang.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar daging ayam ras:
a. Produksi daging ayam ras dipengaruhi oleh populasi ayam ras, tingkat
suku bunga dan produksi daging ayam ras tahun sebelumnya. Produksi
daging ayam ras tidak responsif terhadap perubahan populasi ayam ras
dalam jangka pendek, tetapi responsif dalam jangka panjang.
b. Permintaan daging ayam ras dipengaruhi oleh harga riil daging ayam ras
domestik, harga riil ikan, harga riil sapi, pendapatan per kapita, dummy
krisis moneter dan permintaan daging ayam ras tahun sebelumnya.
Permintaan daging ayam ras responsif terhadap perubahan harga riil
daging ayam ras domestik dalam jangka pendek dan responsif terhadap
perubahan harga daging sapi dan pendapatan per kapita dalam jangka
panjang. Daging ayam merupakan barang normal bagi masyarakat
Indonesia, sedangkan telur, ikan dan daging sapi merupakan barang
substitusi dari daging ayam.
124
c. Harga riil daging ayam ras domestik dipengaruhi oleh harga riil daging
ayam ras dunia tahun sebelumnya dan harga riil daging ayam ras domestik
tahun sebelumnya. Dalam jangka pendek dan jangka panjang harga riil
daging ayam ras domestik tidak responsif terhadap perubahan harga riil
daging ayam ras dunia.
d. Ekspor daging ayam ras dipengaruhi oleh produksi daging ayam ras, harga
riil daging ayam ras dunia, rasio nilai tukar terhadap perubahan nilai tukar
dan trend waktu. Dalam jangka pendek dan jangka panjang ekspor daging
ayam ras responsif terhadap perubahan produksi daging ayam ras tetapi
tidak responsif terhadap perubahan harga riil daging ayam ras dunia dan
nilai tukar.
e. Impor daging ayam ras dipengaruhi oleh impor daging ayam ras tahun
sebelumnya, dan harga riil daging ayam ras impor dipengaruhi oleh
perubahan harga riil daging ayam ras dunia serta trend waktu. Dalam
jangka pendek dan jangka panjang harga riil daging ayam ras impor tidak
responsif terhadap perubahan harga riil daging ayam ras dunia.
4. Pasar pakan ayam ras memiliki keterkaitan yang kuat dengan pasar daging
ayam ras melalui pengaruh harga daging ayam ras terhadap permintaan pakan
ayam ras, sedangkan pasar pakan ayam ras kurang memiliki keterkaitan
dengan pasar jagung.
5. Dampak perubahan faktor internal dan faktor eksternal terhadap penawaran,
permintaan dan harga:
a. Perubahan faktor internal berupa penurunan tingkat suku bunga bank,
depresiasi rupiah, peningkatan harga jagung, pakan, DOC dan daging
125
ayam ras serta penghapusan tarif impor jagung dan daging ayam ras
berdampak terhadap perilaku pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa harga dan jumlah yang terjadi
dalam suatu pasar tidak hanya ditentukan oleh kekuatan pasar itu sendiri,
melainkan juga ditentukan secara bersama-sama oleh kekuatan pasar
lainnya. Perubahan faktor internal hanya berdampak kecil terhadap pasar
jagung dunia dan tidak berdampak terhadap pasar daging ayam ras dunia.
b. Perubahan faktor eksternal berupa peningkatan ekspor jagung USA dan
peningkatan impor jagung Jepang berdampak terhadap perilaku pasar
jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia dan pasar jagung dunia,
tetapi tidak berdampak terhadap perilaku pasar daging ayam dunia.
Perubahan faktor eksternal berupa peningkatan ekspor daging ayam USA
dan peningkatan impor daging ayam Cina dan Jepang hanya berdampak
kecil terhadap perilaku pasar daging ayam ras di Indonesia dan perilaku
pasar daging ayam ras dunia.
6. Dampak perubahan faktor internal dan faktor eksternal terhadap surplus
produsen dan surplus konsumen:
a. Perubahan faktor internal berupa peningkatan harga jagung, pakan dan
daging ayam ras berdampak pada peningkatan kesejahteraan produsen dan
konsumen jagung, pakan dan daging ayam ras, penerimaan pemerintah
dari tarif impor jagung dan daging ayam, serta peningkatan pengeluaran
devisa negara.
b. Perubahan faktor internal berupa penghapusan tarif impor jagung dan
daging ayam ras serta depresiasi rupiah berdampak pada peningkatan
126
kesejahteraan produsen dan konsumen pasar jagung dan pakan, tetapi
menurunkan kesejahteraan produsen dan konsumen pasar daging ayam ras,
serta menurunkan penerimaan pemerintah dan pengeluaran devisa negara.
c. Perubahan faktor eksternal berupa peningkatan impor daging ayam ras
Cina dan Jepang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan dan peningkatan pengeluaran devisa negara.
7.2. Implikasi Kebijakan
1. Kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga dan depresiasi rupiah
dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan surplus produsen dan konsumen
jagung, pakan dan daging ayam ras.
2. Karena kurangnya keterkaitan pasar jagung dengan pasar pakan, maka
kebijakan pemerintah melalui peningkatan harga jagung, pakan dan daging
ayam ras sebaiknya lebih banyak diarahkan pada pasar jagung dan pasar pakan
untuk dapat meningkatkan kinerja kedua pasar tersebut.
3. Luas areal panen jagung merupakan faktor yang menentukan produksi jagung
di Indonesia dibandingkan faktor harga jagung, karena produksi lebih respon
terhadap perubahan luas areal panen dibandingkan peningkatan harga jagung.
Peningkatan luas areal panen jagung sebaiknya didukung dengan kebijakan
peningkatan harga pakan dan DOC, karena kebijakan tersebut dapat
meningkatan produksi, surplus produsen dan surplus konsumen jagung, pakan
dan daging ayam ras di Indonesia.
4. Pemerintah sebaiknya mempertimbangkan kebijakan penghapusan tarif impor
jagung dan daging ayam dalam era liberalisasi perdagangan, karena kebijakan
penghapusan tarif impor hanya dapat meningkatkan produksi jagung saja,
127
tetapi menurunkan produksi pakan dan daging ayam ras. Kebijakan ini
berdampak pada peningkatan kesejahteraan pelaku pasar (produsen dan
konsumen) jagung dan pakan saja, tetapi tidak pada pelaku pasar (produsen
dan konsumen) daging ayam ras.
7.3. Saran Penelitian Lanjutan
1. Dalam penelitian selanjutnya sebaiknya juga memperhatikan pakan selain
untuk ternak ayam ras, sehingga akan terlihat lebih jelas bagaimana
keterkaitan pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia dari hulu
sampai hilir secara komprehensif lagi.
2. Perlu dilakukan disagregasi produksi daging ayam ras menurut pola
pemeliharannya (industri peternakan rakyat dan swasta) dan menurut jenisnya
(daging ayam ras dan buras) sehingga produksi daging ayam dapat diketahui
dengan jelas.
3. Perlu penelitian lanjutan untuk memperoleh gambaran perilaku konsumsi
jagung di Indonesia, sehingga pembentukan harga jagung dapat dikaji lebih
spesifik, karena pembentukan harga jagung juga dipengaruhi oleh perilaku
produksi dan konsumsi.
4. Perlu penelitian lanjutan mengenai liberalisasi perdagangan jagung dan daging
ayam ras dunia dengan memasukkan perilaku negara produsen, negara
eksportir dan negara importir utama jagung serta daging ayam ras, sehingga
dampak liberalisasi perdagangan jagung dan daging ayam ras dapat diketahui
dengan jelas.
Download