BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi bahwa Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen ini terdiri dari enam unsur (6M) yaitu: man, money, method, materials, machines, dan market. Tulisan didalam Manajemen Personalia Jilid 4 menyebutkan bahwa fungsifungsi manajemen terdiri dari: a. Perencanaan Setiap manajer pastilah menyadari arti pentingnya perencanaan. Karenanya mereka perlu mencurahkan sebagian besar waktunya untuk fungsi perencanaan ini. Untuk manajer personalia, perencanaan berarti menentukan lebih dulu program personalia yang akan membantu tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Penetapan tujuan ini akan memerlukan partisipasi aktif 6 7 dari manajer personalia, sesuai dengan pengetahuannya dibidang sumber-sumber manusia (human resources). b. Pengorganisasian Setelah apa yang dilakukan telah diputuskan, maka perlu dibuat organisasi untuk melaksanakannya. Organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Jika perusahaan telah menentukan fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh karyawan maka manajer personalia haruslah membentuk organisasi dengan merancang susunan dari berbagai hubungan antar jabatan, personalia, dan faktor-faktor fisik. Karena rumitnya hubungan yang terjadi diantara jabatan-jabatan yang ada maka banyak pimpinan perusahaan yang mengharapkan agar manajer personalia bisa memberikan saran untuk organisasi secara keseluruhan. c. Pengarahan Kalau kita sudah mempunyai rencana dan sudah mempunyai organisasi untuk melaksanakan rencana tersebut, maka sudah selayaknya kalau fungsi selanjutnya adalah melaksanakan pekerjaan tersebut. Pada definisi kita diatas, kita menemukan istilah pengarahan (directing), tapi mungkin ada pula yang menggunakan istilah lain seperti, motivasi atau pemberian perintah. Fungsi ini berarti mengusahakan agar karyawan mau bekerja sama secara efektif. 8 d. Pengawasan Sudah selayaknya kalau fungsi selanjutnya adalah pengawasan, yaitu mengamati dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana dan mengoreksinya apabila terjadi penyimpangan, atau kalau perlu menyesuaikan kembali rencana yang telah dibuat. Dengan demikian pengawasan adalah fungsi manajemen yang menyangkut masalah pengaturan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana personalia, yang dirumuskan sebagai dasar analisa dari tujuan organisasi yang fundamental. 2.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Unsur man (manusia) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang disebut Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang merupakan terjemahan dari man power management. (Malayu Hasibuan, 2007:9) Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi karena manusia menjadi perencanaan, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks karena mareka mempunyai pikirian, perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi. Tulisan didalam Manajemen Personalia terdapat pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah bagian dari manajemen yang lebih 9 memfokuskan pembahasannya mengenai pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang optimal. Pengaturan ini meliputi masalah perencanaan (human resources planning), pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian tenaga kerja untuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Menurut Drs. Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisplinan, dan pemberhentian. Dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi (2007:12) menjelaskan bahwa komponen Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) antara lain: a. Pengusaha Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut. b. Karyawan 10 Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, system, proses, dan tujuan yang ingin dicapai. Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaga) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. c. Pemimpin atau manajer Pimpimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan. Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencakup masalah-masalah sebagai berikut: a. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, job requirement,dan job evaluation. b. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the right man in the right place and the right man in the right job. c. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan pemberhentian. 11 d. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang akan datang. e. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan perusahaan pada khususnya. f. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis. g. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh. h. Melaksankana pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan. i. Mengatur mutasi karyawan baik vertical maupun horizontal. j. Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangonnya. Fungsi Manajerial Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) meliputi: a. Perencanaan Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi. c. Pengarahan 12 Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. d. Pengendalian Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) meliputi: a. Pengadaan Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. b. Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. c. Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. 13 d. Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan-kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan. e. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. f. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal.Kedisiplinan adalah kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial. g. Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini bisa disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pension, dan sebab-sebab lainnya. 14 2.3 Pengertian Pendidikan Pada dasarnya pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menurut Edgar Dalle, Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang. Penekanan pada investasi manusia diyakini merupakan basis dalam meningkatkan produktivitas faktor produksi secara total, Robert M. Solow menekankan kepada peranan ilmu pengetahuan dan investasi modal sumber daya manusia dalam memacu pertumbuhan ekonomi.Dari teori Solow ini kemudian dikembangkan teori baru pertumbuhan ekonomi yang dikenal sebagai The New Growth Theory. (H. A. R. Tilaar, 2000) Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006:76) pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawansesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. 15 Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan.Pengembangan ini dilakukan baik bertujuan karir maupun non karir bagi para karyawan (baru atau lama) melalui pelatihan dan pendidikan. Beberapa faktor yang menyebabkan perlunya mengembangkan tingkat pendidikan di dalam usaha untuk membangun suatu perekonomian, adalah : a. Pendidikan yang lebih tinggi memperluas pengetahuan masyarakat dan mempertinggi rasionalitas pemikiran mereka. Hal ini memungkinkan masyarakat mengambil langkah yang lebih rasional dalam bertindak atau mengambil keputusan. b. Pendidikan memungkinkan masyarakat mempelajari pengetahuanpengetahuan teknis yang diperlukan untuk memimpin dan menjalankan perusahaan-perusahaan modern dan kegiatan-kegiatan modern lainnya. c. Pengetahuan yang lebih baik yang diperoleh dari pendidikan menjadi perangsang untuk menciptakan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang teknik, ekonomi dan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat lainnya. 16 2.4 Pengembangan Karir Menurut Bambang Wahyudi ( 2002:162 ), menyebutkan definisi dari pengembangan karir adalah suatu kondisi yang menunjukan adanya peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Pengembangan karir sangat membantu karyawan dalam menganalisis kemampuan dan minat mereka untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan SDM sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.Pengembangan karir juga merupakan hal yang penting dimana manajemen dapat meningkatkan produktivitas, menungkatkan sikap kerja, menciptakan kepuasan kerja juga mencapai tujuan perusahaan. Menurut Veithzal Rivai (2009 : 274), bahwa : “Pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka memcapai karir yang di inginkan”. Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan karir merupakan suatu proses dalam peningkatan dan penambahan kemampuan seseorang karyawan yang dilakukan secara formal dan berkelanjutan untuk mencapai sasaran dan tujuan karirnya. 2.4.1 Tujuan dan Manfaat Pengembangan Karir Menurut Anwar Prabu Mangkunegara yang diterjemahkan dari Fubrin J.Andrew (2005: 77-78), tujuan dan manfaat pengembangan karir adalah : 17 a. Membantu dalam Pencapaian Tujuan Individu dan Perusahaan Pengembangan karir membantu pencapaian tujuan perusahaan dan tujuan individu.Seorang karyawan yang sukses dengan prestasi kerja sangat baik kemudian menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini berarti tujuan perusahaan dan tujuan invidu tercapai. b. Menunjukan Hubungan Kesejahteraan Karyawan Perusahaan merencanakan karir karyawan dengan meningkatkan kesejahteraannya agar karyawan lebih tinggi loyalitasnya. c. Membantu Karyawan Menyadari Kemampuan Potensi Mereka Pengembangan karir membantu menyadarkan karyawan akan kemampuannya untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi dan keahliannya. d. Memperkuat Hubungan antara Karyawan dan Perusahaan Pengembangan karir akan memperkuat hubungan dan sikap karyawan terhadap perusahaanya. e. Membuktikan Tanggung Jawab sosial 18 Pengembangan karir merupakan suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif dan karyawan menjadi lebih bermental sehat. f. Membantu memperkuat Pelaksanaan Program-program Perusahaan Pengembangan karir akan membantu program-program perusahaan lainnya agar tujuan perusahaan tercapai. g. Mengurangi Turn Over dan Biaya Kepegawaian Pengembangan karir dapat menjadikan turn over rendah dan begitu pula biaya kepegawaian menjadi lebih efektif. h. Mengurangi Keusangan Profesi dan Manajerial Pengembangan karir dapat menghindarkan dari keusangan dan kebosanan profesi dan manajerial. i. Menggiatkan Analisis dari Keseluruhan Karyawan Perencanaan karir dimaksudkan mengintegerasikan perencanaan kerja dan kepegawaian. j. Menggiatkan Suatu Pemikiran (Pandangan) Jarak Waktu yang Panjang Pengembangan karir berhubungan dengan jarak waktu yang pankang.Hal ini karena penempatan suatu posisi jabatan memerlukan persyaratan dan kualifikasi yang sesuai dengan posisinya. 19 2.4.2 Bentuk-bentuk Pengembangan Karir Bentuk dari pengembangan karir menurut Bambang Wahyudi (2007 : 166) ini terdiri dari : 1. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan merupakan usaha meningkatkan kemampuan kerja yang dimiliki karyawan dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilanya. Pendidikan menekankan pada penekanan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan pelatihan lebih menekankan pada peningkatan keterampilan teknik pelaksanaan karyawan. Pelatihan (training) yang diberikan kepada karyawan operasional, sedangkan pendidikan (education) diberikan kepada karyawan manajerial. 2. Mutasi Mutasi atau yang dikenal dengan mutasi personal diartikan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaantempat kerja dari seorang tenaga kerja yang dilakukan baik secara vertikal maupun horizontal. Mutasi secara vertical mengandung arti bahwa tenaga kerja yang bersangkutan dipindahkan pada posisi/jabatan/pekerjaan yang lebih tinggi dari sebelumnya, yang biasanya diikuti dengan perubahan, dari wewenang dan tanggung jawabnya, status, kekuasaan, dan pendapat baik ke tinggi yang lebih tinggi maupun tingkat yang lebih rendah. Sedangakan mutasi horizontal mengandung arti terjadinya perubahan posisi/jabatan/pekerjaan/tempat namun masih dalam level/tingkat 20 yang sama, (yang berubah hanyalah bidang tugas atau areal tempat tugasnya) yang di ikuti dengan perubahan tingkat wewenang dan tanggung jawabnya, status, kekuasaan dan pendapatannya. Sedangkan menurut Andrew J. Dubin, menyatakan bahwa Pengembangan Karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan karir masa depan mereka diperusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara maksimum. 2.4.3 Indikator Pengembangan Karir Indikator-Indikator Pengembangan Karir menurut Bambang Wahyudi ( 2002:162 ), diantaranya: a. Penilaian dan Evaluasi : penilaian dan evaluasi yang dilakukan mengenai pelaksanaan Pengembangan Karir telah berjalan efektif sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga dapat diketahui hasilnya. b. Prestasi Kerja : kegiatan paling penting untuk memajukan karir adalah prestasi kerja yang tinggi, maka kemajuan karir karyawan. c. Latar Belakang Pendidikan : latar belakang pendidikan diperhatikan oleh manajemen dalam proses kenaikan pangkat/jabatan sesuai persyaratan dan kemampuan karyawan. 21 d. Pelatihan yang telah diikuti : pelatihan yang terprogram dilaksanakan dalam rangka pengembangan karir, berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. e. Pengalaman Kerja : pengalaman kerja dijadikan dasar dalam menentukan pengembangan karir, sehingga berpengaruh terhadap pengembangan karir karyawan. f. Kesetian pada Perusahaan : kesetian pada perusahaan dijadikan dasar dalam menentukan kemajuan karir seseorang. 2.4.4 Tujuan Pengembangan Karir Tujuan pengembangan karir dikemukakan oleh Andrew J. Dubrin (1982 : 198) dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2005 : 77)adalah: a. Membantu dalam Pencapaian Tujuan Individu dan Perusahaan. Pengembangan karir membantu pencapaian tujuan tertentu. b. Menunjukkan Hubungan Kesejahteraan Pegawai. Perusahaan merencanakan karir pegawai dengan meningkatkan kesahjetraan agar pegawai lebih tinggi loyalitasnya c. Membantu Pegawai Menyadari Kemampuan Potensi Mereka. d. Memperkuat Hubungan antara Pegawai dan Perusahaan. Pengembangan karir akan memperkuat hubungan setiap pegawai terhadap perusahaanya 22 e. Membuktikan Tanggung Jawab Sosial. Pengembangan karir suatu cara menciptakan iklim yang positif dan pegawai-pegawailebih bermental sehat. f. Membantu Memperkuat Pelaksanaan Program – program Perusahaan g. Mengurangi Turnover dan Biaya Kepegawaian. Pengembangan karir dapat menjadikan turnover lebih rendah dan begitu pula kepegawain menjadi lebih efektif. h. Mengurangi Keusangan Profesi dan Manajerial. i. Menggiatkan Analisis dari Keseluruhan Pegawai. j. Menggiatkan Suatu Pemikiran (Pandangan) Jangka Waktu yang Panjang. Dalam pengembangan karir perlu dipahami dua proses, yaitu bagaimana seseorang merencanakan dan mengimplementasikan tujuan karirnya sendiri (cereer planning) dan bagaimana institusi merancang dan mengimplementasikan program pengembangan karirnya (career management). Pengembangan karir dapat dilihat dari dua perspektif ini yaitu individu dan institusi Pengembangan Karir dalam suatu organisasi dibutuhkan pengujian atas dua proses utama menurut Ambar Teguh Sulistiyani & Rosidah (2003 : 182) yang dikutip dari Mathis and Jackson (2002 : 44), yaitu : a. Career Planning. Bagaimana orang merencanakan dan mewujudkan karirnya sendiri, yaitu suatu usaha seseorang secara sengaja untuk 23 menjadi lebih sadar dan tahu akan ketrampilan sendiri, kepentingan, pilihan nilai, peluang dan hambatan untuk kepentingan tujuan yang terkait dengan karirnya. b. Career Management. Yaitu bagaimana organisasi mendisain dalam melaksanakan program karir anggotanya. Proses ini merupakan usaha formal, terorganisir dan terencana untuk mencapai keseimbangan antara keinginan karir individu dengan persyaratan tenaga kerja organisasi. Dari kedua perspektif itu muncul career development system (sistem pengembangan karir) sebagai usaha yang formal, terorganisasi dan terencana untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan karir individu dan keperluan tenaga kerja organisasi.Pengembangan karir dirancang untuk meningkatkan kepuasan karir seseorang dan efektifitas organisasi (Bernardin, 194). Komponen sistem pengembangan karir ( Bernardin 198-210 ): a. Self-Assessment Tools, alat penilaian yang digunakan untuk menentukan karir. b. Individual Counseling, yang membantu karyawan merencanakan karirnya melalui konseling. c. Information Service, tersedianya informasi dan sistem komunikasi dalam organisasi. d. Development Programs, program-program pengembangan dalam organisasi. pelatihan dan 24 e. Career Program for Special Target Group, program karir bagi pribadi-pribadi yang memiliki kekhususan. Gambar 2.1 perencanaan dan pengembangan karir (Irianto, 2001:95) 2.5 Kinerja Dessler (2009) mendefinisikan penilaian kinerja sebagai evalusi kinerja karyawan saat ini atau dimasa lalu relatf terhadap standar prestasinya. 25 Bernardin dan Russel (dalam Gomes, 2003). Peniaian kinerja adalah cara mengukur kostribusi individu (karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja. Model penilaian kinerja yang dicontohkan oleh Gary Dessler (2009) meliputi indikator sebagai berikut; a. Kualitas kerja adalah akuransi, ketelitian,dan bisa diterima atas pekerjaan yangdilakukan. b. Produktivitas adalah kuantitas dan efisiensi kerja yang dihasilkan dalam periode waktutertentu. c. Pengetahuan pekerjaan adalah keterampilan dan informasi praktis/teknis yang digunakan pada pekerjaan. d. Bisa diandalkan adalah sejauh mana seorang karyawan bisa diandalkan atas penyelesaiandan tindak lanjut tugas. e. Kehadiran adalah sejauh mana karyawan tepat waktu, mengamati periode istirahat/makanyang ditentukan dan catatan kehadiran secara keseluruhan. f. Kemandirian adalah sejauh mana pekerjaan yang dilakukan dengan atau tanpa pengawasan Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2005:67) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikanya. 26 Menurut Keith Davis dalam A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2007:13) terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: a. Faktor Kemampuan (Ability) Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemapuan potensi (IQ) dan kemapuan reality (knowledge + skill). Artinya pemimpin dan karyawanmempunyai IQ di atas rata-rata (IQ 110120) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatan yang terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mecapai kinerja maksimal. b. Faktor Motivasi Motivasi diartikan karyawanterhadap suatu situasi sikap kerja (attitude) pemimpin (situation) di dan lingkungan organisainya. Mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pemimpin, pola kepemimpinan dan kondisi kerja. Human Performance = Abiliity x Motivation Motivation = Attitude x Situation Ability = Knowledge x Skill 27 Menurut Hennry Simamora dalam A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2007:14) kinerja (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: a. Faktor individu, yang terdiri dari 1. Kemampuan dan keahlian 2. Latar Belakang ( pendidikan dan pengalaman) 3. Demografi b. Faktor Psikologis, yang terdiri dari 1.Persepsi 2.Attitude 3.Personality 4. Pembelajaran 5. motivasi c. Faktor Organisasi, yang terdiri dari: 1.Sumberdaya 2.Kepemimpinan 3.Penghargaan 4.Struktur 5.Job Design