BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang kompleks, antara lain adalah mencakup soal kurikulum, para guru, keadaan masyarakat dan kiranya juga soal politik. Walaupun kurikulumnya baik, tetapi jika guru kurang kemampuannya dalam menyampaikan ilmu kepada anak didiknya, maka kurikulum yang baik itu tidak banyak manfaatnya. Bila kurikulumnya baik para guru pun bermutu, namun jika para murid pada umumnya bersifat santai, malas belajar dan tidak disiplin, maka kedua faktor yang terdahulu pun tidak akan banyak manfaatnya. Dan mendangkalnya mutu pendidikan sekarang ini kiranya juga merupakan akibat dari politik Pemerintah yang berupa pemerataan pendidikan yang lebih mengutamakan memperbanyak materi pelajaran daripada menghidupkan kemampuan (kompetensi) anak didik. Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional telah banyak berusaha mengatasi permasalahan pendidikan yang dihadapinya terutama masalah relevansi dan kualitas pendidikan pada berbagai tingkat dan jenis pendidikan. Upaya tersebut antara lain berupa pembaharuan kurikulum dan metodologi pengajaran, pengadaan buku pelajaran dan buku bacaan berkualitas, peyelenggaraan berbagai penataran / pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, pengadaan alat peraga, peningkatan manajemen sekolah, pemberian block-grant kepada sebagian sekolah, dan berbagai macam bantuan lainnya. Cukup banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah, akan tetapi dampaknya terhadap kualitas proses dan 1 hasil belajar siswa belum optimal. Hal inilah yang membuat pemerintah terus berusaha mencari solusi yang terbaik untuk memecahkan masalah pendidikan tersebut. Salah satu wujud upaya tersebut yaitu berupa pengembangan kurikulum, model-model pembelajaran dan pendekatan atau strategi pembelajaran. Dari proses belajar mengajar dapat ditemukan fakta, siswa cenderung pasif, kurang menunjukkan gairah, minat, dan antusiasme untuk belajar. Ada indikasi munculnya kejenuhan dan kebosanan pada diri siswa untuk belajar. Interaksi memang kadang terjadi, sejauh karena diminta atau ditunjuk oleh Guru. SMA yang merupakan sekolah menengah atas yaitu lanjutan dari sekolah menengah pertama (SMP), diperlukan pendidikan yang professional, sehingga siswa dapat melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi (PT). Berdasarkan data yang diperoleh di SMAN 7 Tangsel, jumlah rata-rata kelulusan siswa/siswi untuk lima tahun terakhir sebesar 75.85 % dari jumlah seluruh murid yaitu 1.147 siswa dan jumlah rata-rata kelulusan siswa/siswi yang mengikuti test perguruan tinggi negeri (PTN) baik melalui program PMDK maupun SNMPTN sebesar 33.39 %. Mengantisipasi hal tersebut tentunya diperlukan suatu kualitas pelayanan dalam proses belajar mengajar yang baik, terarah, berkesinambungan serta kualitas proses belajar mengajar untuk mengubah siswa agar mau berpartisipasi-aktif dalam pembelajaran sehingga akan menghasilkan suatu prestasi bagi diri siswa maupun sekolah yang bersangkutan. Untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam hal kualitas pelayanan tentunya kita harus dapat mencari jenis metode yang tepat dalam penerapan penelitian ini, karena itu penulis tertarik ingin meneliti tentang “ANALISA DESAIN OPERASI PROSES BELAJAR MENGAJAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRESTASI DI SMA NEGERI 7 TANGERANG SELATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)”. Dari berbagai metode peningkatan kualitas yang ada, maka digunakan metode QFD (Quality Function Deployment) yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas sesuai dengan yang diharapkan. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana harapan siswa/siswi SMAN 7 Tangerang selatan terhadap kualitas belajar mengajar ? 2. Bagaimana menganalisis kualitas proses belajar mengajar di SMAN 7 Tangerang selatan ? 3. Bagaimana memetakan keunggulan teknis yang dimiliki SMAN 7 Tangerang Selatan ? 4. Bagaimana mendesain ulang proses belajar mengajar pada SMAN 7 Tangerang selatan ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah : 1. Menentukan harapan siswa/siswi SMAN 7 Tangerang selatan terhadap kualitas belajar mengajar. 2. Menganalisis kualitas proses belajar mengajar di SMAN 7 Tangerang selatan. 3. Memetakan keunggulan teknis yang dimiliki SMAN 7 Tangerang selatan. 4. Mendesain ulang proses belajar mengajar pada SMAN 7 Tangerang selatan. 1.4 Batasan dan Asumsi Untuk menjaga agar penelitian ini tidak keluar dari tujuan, maka di perlukan batasan dan asumsi sebagai berikut : a. Batasan : Penilitian ini hanya dilakukan pada siswa/siswi kelas X s.d. XII SMA Negeri 7 Tangerang Selatan, Banten dan melibatkan seluruh pihak sekolah yaitu guru dan para staf lainnya. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Bagi peneliti Penelitian ini merupakan kesempatan baik dalam menerapkan teori, khususnya teori di bidang kualitas pelayanan ke dalam dunia praktek yang sebenarnya dan untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian. 2) Bagi Kampus UMB Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kampus Universitas Mercu Buana Jakarta sebagai lembaga pendidikan, Penelitian dan Pengabdian masyarakat serta dapat dijadikan referensi oleh mahasiswa lain yang melakukan penelitian sejenis. 3) Bagi SMA Negeri 7 Tangerang Selatan a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi SMA Negeri 7 Tangerang Selatan yang bersangkutan dalam hubungannya dengan jasa pelayanan pendidikan. b. Sebagai input atau bahan masukan untuk perbaikan kualitas pelayanan guna memenuhi kepuasan siswa, sehingga dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya yang diambil dalam mengukur kebijaksanaan dimasa yang akan datang. c. Memberikan masukan agar proses belajar mengajar di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan, Banten lebih meningkat.