BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Pengelola sumber daya manusia yang baik dewasa ini merupakan keharusan bagi suatu perusahaan atau lembaga jika ingin tetap bertahan dalam persaingan bisnis. Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat peting di dalam pengelolaan suatu perkantoran karena pada dasarnya manusia merupakan perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi atau suksenya suatu perkantoran. Tanpa adanya peran aktif dari pegawai dalam menjalankan peralatan – peralatan canggih yang dimiliki oleh perkantoran maka perkantoran tersebut tidak dapat mewujudkan tujuan yang di inginkan. Menurut Marihot (2006;3) mendefinisikan Sumber Daya Manusia dengan: Keseluruhan penentuan dan pelaksanaan berbagai aktifitas, policy dan program yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja, pengembangan, dan pemeliharaan dalam usaha meningkatkan dukungan terhadap peningkatan efektifitas orang dengan cara yang secara etis dan sosial dapat di pertanggung jawabkan. Aktifitas berarti melakukan berbagai kegiatan, misalnya melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan analisis jabatan, rekrutmen, seleksi, orientasi, motivasi, dan lain-lain. Sedangkan menurut hasibuan (2006;10) mengemukakan manajemen sumber daya manusia adalah “Ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar lebih efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat” Kemudian menurut Veitzal Rivai (2006;1) menyatakan bahwa” Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian” Dari uraian diatas dapat di ambil suatu kesimpulan, bahwa manajemen dan memanfaatkan tenaga kerja manusia untuk mencapai tujuan organisasi dan juga untuk menjamin bahwa mereka bekerja sama secara efektif dan efisien, serta untuk memperhatikan adanya keseimbangan antara kepentingan manusia sebagai anggota organisasi dan tujuan organisasi masyarakat. 2.2 Fungsi-Fungsi Manajemen Disamping menjalankan fungsi Manajemen, seoarang manajer juga harus melakukan pengawasan terhadap orang lain yang di berikan tanggung jawab untuk melakukan tugas optimal. Menurut Soekidjo fungsi manajer di kelompokan menjadi dua, yaitu : 2.2.1 Fungsi-fungsi manajemen, yang mencakup ; 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja efektif secara efisien agar sesuai dengan ketentuan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan, perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian, program kepegawaian ini meliput pengorganisasian, pengarahan, pengintegrasian,pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian karyawan. Program kepegawaian yang baik akan membentuk tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat . 2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah keinginan untuk mengorganisasi karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi, wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam dengan bagian organisasi (organization chart). Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan yang efektif. 3. Pengarahan (Directing) Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan ini dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik. 4. Pengendalian (Controlling) Pengendalian adalah kegiataan mengendalikan semua karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalah diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, prilaku, kerjasama, pelaksanaan, pekerjaan dan menjaga situasi lingkungan kerja. 2.2.2 Fungsi Operasional, yang mencakup 1. Pengadaan tenaga kerja (Recruitment) Pengadaan adalah proses penarikan seleksi, orientasi dan induk untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan. 2. Pengembangan (Development) Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan telnis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang di berikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. 3. Integrasi (Integration) Pengintegrasian adalah keinginan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar terciptanya hubungan kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. 4. Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkankondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pension. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahtraan yang berdasarkan kebutuhan sebagaian besar karyawan serta berpedoman pada internal dan eksternal konstitusi. 5. Kompensasi (Compensasion) Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi ini adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal konstitusi. 6. Pemisahan (Separation) Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pension dan sebab-sebab lain. Pelepasan ini diatur oleh undang-undang No.12 Tahun 1964. 7. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial. Maksud dari semua kegiatan yang telah di jelaskan di atas adalah untuk membantu dalam menyelesaikan sarana-sarana dasar, sehingga arah dan tujuan yang telah ditetapkan lembaga atau perusahaan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. 2.3 Pelatihan dan Pendidikan Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Dalam suatu perusahaan karyawan baru ditempatkan untuk suatu jabatan tertentu dimana karyawan lama ditugaskan memangku jabatan baru.bila diharapkan karyawan tersebut sukses mengerjakan tugas-tugasnya, maka diperlukan suatu program pendidikan dan latihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian. Pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Penggunaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu institusi atau organisasi biasanya disatukan menjadi diklat (Pendidikan dan Pelatihan). Pendidikan didalam suatu organisasi adalah suatu pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Sedangkan pelatihan (training) sering dikacaukan penggunaanya dengan latihan (practice atau exercise) ialah merupakan bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang. Sedangkan latihan ialah salah satu cara untuk memperoleh keterampilan tertentu, misalnya, latihan mencari, latihan naik, latihan barisberbaris, dan sebagainya. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang diperlukan oleh suatu instansi atau organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Pendidikan dan pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi. Oleh karena itu setiap organisasi atau instansi yang ingin berkembang, maka pendidikan dan pelatihan bagi karyawannya harus memperoleh perhatian yang besar. Pentingnya program pendidikan dan latihan bagisuatu organisasi antara lain sebagai berikut : a. Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki jabatan tertentu dalam organisasi, belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tersebut. Oleh karna itu karyawan atau staf baru ini perlu penambahan kemampuan yang mereka perlukan. b. Dengan adanya kemajuan ilmu teknologi, jelas akan mempengaruhi suatu organisasi/instansi. Oleh sebab itu jabatanjabatan yang dulu belum diperlukan, sekarang diperlukan. Dengan demikian, maka diperlukan penambahan atau peningkatan kemampuan yang diperlukan oleh jabatan tersebut. c. Promosi dalam suatu organisasi/institusi adalah suatu keharusan, apabila organisasi itu mau berkembang. Untuk itu maka diperlukan pendidikan atau pelatihan tambahan. d. Di dalam masa pembangunan ini organisasi-organisasi atau instansi-instansi, baik pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi para karyawannya agar diperoleh efektivitas dan efisiensi kerja sesuai masa pembangunan. Pendidikan dan pelatihan bukanlah semata-mata bagi karyawan atau pegawai yang bersangkutan, tetapi juga keuntungan bagi organisasi. Karena dengan meningkatkan kemampuan atau keterampilan para karyawan, dapat meningkatkan produktivitas kerja para karyawan. Produktivitas kerja para karyawan meningkat, berarti organisasi yang bersangkutan akan memperoleh keuntungan. Menurut beberapa ahli pengertian pendidikan dan pelatihan adalah sebagai berikut: Menurut Manulang dan Marihot (2006;83) adalah “Pendidikan sifatnya lebih teoritis sedangkan latihan bersifat penerapan segera dari pada pengetahuan dan keahlian” Selain itu Heidjarachman dan Suad (2006;77) mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan pengusaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan sedangkan latihan merupakan suatu peningkatan pengetahuan dan keahlian seseorang karyawan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu. Robert L.Mathis,john H. Jackson 2006:301Pelatihan (training) adalah sebuah proses di mana orang mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan – tujuan organisasional. Karna proses ini berkaitan dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan memberikan karyawan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik dan dapat diidentifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Dengan memperhatikan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah pengembangan kemampuan dasar dan pengetahuan yang memiliki dengan metode belajar yang dilandasi dengan teori-teori oleh setiap individu. Sedangkan latihan adalah suatu proses pembinaan peningkatan kemampuan, dan tingkah laku individu melalui praktek langsung. 2.4 Tujuan dan Manfaat Serta Faktor-Faktor Pendidikan dan Pelatihan 2.4.1 Tujuan pendidikan dan pelatihan Pendidikan dan latihan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi karyawan dan sebagai jembatan untuk perkembangan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengalaman sehingga menjadi suatu stimulasi untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan tujuan perusahaan 1. Tujuan utama setiap latihan ialah agar supaya masing-masing peserta dapat melakukan pekerjaan lebih efisien. 2. Tujuan lainya ialah agar sedikit waktu pemimpin untuk pengawasan bawahan. 3. Pendidikan dan latihan bertujuan agar peserta latihan dapat cepat berkembang. 4. Menstabilisasi pegawai atau mengurangi labour trun over. Marihot Tua Efendi (2009:168) Terdapat beberapa alasan mengapa pelatihan harus dilakukan atau menjadi bagian yang sangat penting dari kegiatan manajemen sumber daya manusia : 1. Pegawai yang baru direkrut seringkali belum memahami secara benar bagaimana melakukan pekerjaan. 2. Perubahan-perubahan dalam lingkungan kerja dan tenaga kerja, perubahan disini meliputi perubahan-perubahan dalam teknologi. Dimana perusahaan harus secara proaktif menyesuaikan keterampilan pegawainya untuk dapat menggunakan teknologi tersebut. 3. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas. Dengan asumsi faktor lain seperti gaji dan lingkungan kerja berada dalam kondisi yang baik, kemampuan akan dapat meningkatkan produktivitas pegawai. 4. Menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang ada, misalnya standar pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh industry atau pemerintah, untuk menjamin kualitas produksi atau keselamatan dan kesehatan kerja. Secara lebih rinci, Wiliam B. Werther, Jr. dan Keith Davis (2009:170) mengemukakan manfaat pelatihan dan pengembangan, baik untuk organisasi maupun untuk pegawai itu sendiri. 1. Keuntungan untuk organisasi. a. Memperbaiki pengetahuan dan keterampilan di semua level organisasi. b. Memperbaiki moral tenaga kerja. c. Membantu pegawai mengidentifikasi tujuan organisasi. d. Membantu menciptakan citra perusahaan yang lebih baik. e. Meningkatkan keontetikan, keterbukaan, dan kejujuran. f. Memperbaiki hubungan antara bawahan dan atasan. g. Membantu menyiapkan pedoman kerja. h. Memperbaiki hubungan tenaga kerja dan manajemen. i. Membantu memperbaiki komunikasi organisasi. j. Membantu pegawai menyesuaikan diri dengan perusahaan. 2. Keuntungan untuk pegawai yang akhirnya akan menguntungkan organisasi. Membantu pegawai membuat keputusan yang lebih baik dan pemecahan masalah yang efektif melalui pelatihan. a. Membantu mendorong dan mencapai pengembangan diri sendiri dan kepercayaan diri. b. Memberikan informasi untuk perbaikan pengetahuan dan kepemimpinan dan keterampilan dalam berkomunikasi dan bersikap. c. Membantu seseorang meningkatkan keterampilan berbicara dan mendengar, juga kemampuan menulis bilamana pelatihanpelatihan dilakukan. d. Membantu menghilangkan ketakutan dalam mencoba tugas baru. 3. Keuntungan dalam hubungan kepegawaian, hubungan-hubungan antara kelompok dan dalam kelompok, dan pelaksanaan kebijaksanaan. a. Memperbaiki komunikasi antar kelompok dan antar individu. b. Memberikan informasi dengan kesempatan yang sama dan tindakan penyesuaian. c. Meningkatkan keterampilan hubungan antar pribadi d. Membuat organisasi tempat yang lebih baik untuk bekerja dan hidup. Sedangkan Hani Handoko (2006;103) Berpendapat bahwa tujuan pendidikan dan latihan: 1. Program-program tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam mencapai sarana kerja yang telah ditetepkan. 2. Meningkatkan kecakapan dan kemampuan karyawan. Dalam uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan dan latihan adalah untuk memperbaiki efektifitas kerja dalam mencapai tujuan perusahaan 2.4.2 Manfaat pendidikan dan latihan Sondang (2006;184) mengemukakan manfaat pendidikan dan latihan bagi karyawan suatu organisasi sebagai berikut : 1. Membantu para pegawai membuat keputusan dengan lebih baik 2. Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi 3. Terjadinya internalisasi dan oprasionalisasi factor-faktor motivasi 4. Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya 5. Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengawasi stress, frustasi dan konflik yang pada giliranya memperbesar rasa percaya pada diri sendiri 6. Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh para pegawai dalam rangka pertumbuhan masing-masing secara teknikal dan intelektual 7. Meningkatkan kepuasan kerja 8. Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang 9. Makin besarnya tekad kemampuan pekerja untuk lebih mandiri 10. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru dimasa depan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan latihan memberikan manfaat bagi karyawan yaitu dengan bertambahnya pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pekerjaan berarti peningkatan kualitas kerja karyawan. Sedangkan bagi perusahaan pendidikan dan latihan memberikan manfaat dengan diperolehnya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih dalam menangani bidang pekerjaan, meningkatkan semangat kerja karyawan dan pemeliharaan hubungan yang sesuai antara berbagai kelompok kerja dalam suatu organisasi. 2.5 Metode Pendidikan dan Pelatihan Terdapat dua metode yang digunakan dalam pendidikan dan pelatihan yaitu: 2.5.1 Metode pelatihan dalam pekerjaan ( On The Job Training ) On The Job Training adalah pendidikan untuk calon pegawai atau pegawai yang belum berpengalaman dengan menggunakan bahan, alat dan cara pakai ditempat kerja dibawah pengawasan pegawai yang berpengalaman dan terlatih. Ada empat macam metode pelatihan On The Job Training menurut Marihot (2006;186) a. Latihan Instruksi (Job Instruktion Training) Adalah pelatihan dimana ditentukan seseorang (biasanya manajer atau superpasior) bertindak sebagai pelatih untuk menginstruksikan bagaimana melakukan pekerjaan tertentu dalam proses kerja. b. Bimbingan oleh atasan (Coaching) Adalah bentuk pelatihan dan pengembangan yang dilakukan ditempat kerja oleh atasan dengan membimbing petugas melakukan pekerjaan secara informal dan biasanyatidak terencana, misalnya, bagaimana melakukan pekerjaan, bagaimana memecahkan masalah. c. Rotasi jabatan (Job Rotasion) Adalah program yang direncakan secara formal dengan cara menugaskan pegawai pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan dalam bagian yang berbeda dengan organisasi untuk menambah pengetahuan mengenai pekerjaan dalam organisasi. d. Magang (Apprentticeship) Adalah pelatihan yang mengkombinasikan antara pelajaran dikelas dengan praktek dilapangan, yaitu setelah sejumlah teori diberikan kepada peserta, peserta dibawa ke praktek lapangan. 2.5.2 Metode Pelatihan diluar Kerja (Off The Job Training) Off The Job Training adalah pelatihan yang berlangsung pada waktu pegawai yang dilatih tidak melaksanakan pekerjaan rutin. Off The Job Training dapat dilakukan ditempat pekerjaan saja atau dapat diselenggarakan diluar negri. Ada beberapa metode pelatihan Off The Job Training, yaitu: a. Kuliah (Lecture) Adalah presentasi atau ceramah yang diberikan oleh pelatih atau pelajar kepada kelompok yang cukup besar. Disini ada pola komunikasi yang terjadi padaa umumnya saru arah, pengajar dapat menggunakan berbagai alat peraga,memberikan kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi, meskipun tidak insentif, metode ini biasanya digunakan untuk memberikan pengetahuan umum kepada mereka. b. Belajar Melalui Audio Visual (Video Presentasion) Adalah presentasi atau pelajaran yang disajikan melalui film, televise, atau video tentang pengetahuan atau bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan. Ini biasanya dilakukan bila mana jumlah peserta cukup banyak dan masalah yang dijelaskan tidak begitu kompleks. c. Simulasi Pengetahuan (Vestibule training / simulation) Adalah latihan yang diberikan disebuah tempat yang khusus dirancang menyerupai tempat kerja, yang dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti ditempat kerja. d. Memainkan Peran (Role Playing) Adalah metode yyang dilakukan dengan cara, para peserta diberi peran tertentu untuk bertindak dalam situasi tertentu. Ini dimaksud agar dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain misalnya pelanggan, atasan, rekan kerja, sehingga para peserta dapat berintraksi secara baik dengan orang lain. e. Studi Kasus (Case Study) Adalah studi kasus yang dilakukan dengan memberikan beberapa kasus tertentu, kemudian peserta diminta memecahkan kasus tersebut melalui diskusi dikelompok belajar. f. Belajar Sendiri (Self – study) Adalah meminta peserta untuk belajar sendiri melalui rancangan materi yang disusun dengan baik, seperti melalui bahan bacaan, video, dan kaset. Hal ini diasanya dilakukan karena adanya hambatan-hambatan geografis, sulitnya untuk bertemu langsung, atau biaya yang sangat tinggi, bilamana para pesrta harus dikumpulkan dalam suatu tempat. g. Perencanaan Kegiatan Tugas/Pekerjaan (Program Learning) Adalah bentuk lain dari Slef Study yaitu menyiapkan seperangkat pertanyaan dan jawaban secara tertulis dalam buku atau dalam sebuah program computer. h. Pelatihan Melalui Praktek (Laboratory Training) Adalah latihan dari kemampuan hubungan antara pribadi, melalui sharing pengalaman, perasaan, dan prilaku diantaranya beberapa peserta. i. Belajar Bertindak (Action Learning) Adalah proses belajar melalui kelompok kecil dalam memecahkan berbagai persoalan dalam pekerjaan, yang dibantu oleh seorang ahli, bisa dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. 2.6 Produktivitas Kerja Secara umum produktivitas diartikan atau dirumuskan sebagai berikut: “ Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input).” A .Blunchor dan E. Kapustin mengemukakan pendapatnya seperti yang dikutip oleh Drs. Muchdarsyah Sinungan (1987:9) sebagai berikut: “ Produktivitas kadang-kadang dipandang sebagai penggunaan insentif terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja dan mesin yang diukur secara tepat dan benar-benar menunjukan suatu penampilan yang efisiensi.” Dari pandangan di atas tampaknya mereka berpegangan pada pendapat yang memisahkan produktivitas dari intensitas tenaga kerja, karena ketika produktivitas tenaga kerja mencerminkan manfaat tenaga kerja, intensitas menunjukkan jumlah atau ketegangan dan dapat di anggap sebagai “percepatan” kerja. Drs. Malayu S.P. Hasibuan,(1994:41) mengemukakan: “ Produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan system kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan dari tenaga kerjanya.” Sudah selayaknya setiap perusahaan akan selalu berusaha agar karyawannya mempunyai produktivitas yang tinggi. Sebab dengan produktivitas yang tinggi diharapkan kegairahan kerja dapat meningkat.untuk lebih jelasnya, pengertian produktivitas dapat dilihat dari pendapat para ahli, menurut Stoner (2006;261) mengemukakan bahwa “Produktivitas adalah hubungan antara keluaran berupa barang dan jasa dengan memasukan berupa sumber daya manusia atau bukan yang digunakan dalam proses produksi” Pada hakikatnya produktivitas itu pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan artinya bahwa keadaan hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian ini, akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas akan tetapi harus lebih mampu didalam mengembangkan diri. Dan meningkatkan kemampuan kerja, oleh karena itu didalam usaha mencapai apa yang diinginkan hendaknya terlebih dahulu lebih harus ada upaya yang bersifat pengorbanan sehingga didalam arti yang sederhana dan teknis. Menurut Sonny (2006;40) Pengertian produktivitas secara umum adalah ”Perbandingan antara apa yang dihasilkan yang dikeluarkan dengan sumbersumber dayanya yang ada pada kurun waktu tertentu” dan ada beberapa pengertian tentang apa yang dimaksud dengan produktivitas. a. Menurut organization for economic corporation and development (OECD) Pada dasarnya produktivitas adalah output dibagi dengan elemen produksi yang dimanfaatkannya. b. Menurut Internasional Labour Organization (ILO) Menyatakan bahwa pada prinsipnya, perbandingan antara elemen-elemen produksi dengan yang dihasilkan merupakan ukuran produktivitas elemen-elemen produksi tersebut berupa tanah, buruh capital dan organisasi. c. Menurut European Productivity Agency (EPA) Menyatakan bahwa pada prinsipnya, produktivitas adalah tingkat efektivitas manfaat setiap elemen produktivitas. d. Menurut Paul Malii “Produktivitas adalah pengukuran seberapa baik sumber daya yang digunakan bersama dalam organisasi untuk menyelesaikan suatu kumpulan hasil-hasil. e. Menurut formulasi dari national productivity board singapura. Pada prinsipnya produktivitas adalah sikap mental yang mempunyai semangat untuk bekerja keras dan berusaha untuk memiliki kebiasaan untuk melakukan peningkatan perbaikan. Seperti yang diuraikan bahwa produktivitas merupakan acuan pokok bagi pihak perusahaan menentukan upah, karena produktivitas itu sendiri adalah kemampuan menghasilkan barang atau jasa yang dihasilkan tenaga kerja manusia, mesin atau faktor produksi lainya yang dihitung berdasarkan waktu rata-rata dari tenaga tersebut dalam proses produksi. Menurut Render dan Heizer (2006;16) mengemukakan beberapa variable produktivitas antara lain: a. Tenaga kerja, peningkatan dalam konstibusi ketenagaan kerja pada produktivitas adalah hasil dari tenaga kerja yang lebih sehat, berpendidikan lebih baik, dan lebih terjamin. 1. Pendidikan dasar yang cocok bagi angkatan kerja yang efektif 2. Pengetahuan angkatan kerja 3. Pengeluaran social yang membuat tenaga kerja tersedia b. Modal, karena manusia adalah makluk yang menggunakan peralatan, maka perusahaan harus menginvestasikan modalnya untuk menyediakan peralatan. c. Manajemen adalah faktor produksi dan sumber daya ekonomi. Karena manajemen bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa tenaga kerja dan modal digunakan secara efektif untuk meningkatkan produktivitas. Dari beberapa referensi terdapat banyak sekali pengertian mengenai produktivitas menurut Muchdarsyah (2006;16) produktivitas dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu: a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah Ratio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang digunakan (input) b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada hari kemarin,dan hari esok lebih baik dari hari ini. c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial yakni: Investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset manajemen, dan tenaga kerja. Dari ketiga pengertian tersebut diatas, juga tercantum definisi umun mengenai produktivitas semata yang terdapat dalam Doctrin pada Konferensi Oslo, 1984, yaitu: 1. Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang, jasa, dan manusia dengan menggunakan sumber – sumber rill yang semakin sedikit. 2. Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk menggunakan sumber – sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas tinggi. Produktivitas mempunyai pengetian yang cukup luas dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan teknik manajemen. Yaitu sebagai suatu filosofi dan sikap mental yang timbul dari motivasi yang kuat dari masyarakat yang secara terusmenerus berusaha meningkatkan kualitas kehidupan. 2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Dalam fungsi tradisional administrasi personalia yang relevansinya paling langsung dalam meningkatkan produktivitas karyawan yaitu: 1. Selaksi Mencakup penilaian karyawan baru dan pengaturan karyawan yang sudah ada pada tempatnya yang sesuai. Pemilihan karyawan baru merupakan manajemen perolehan harta, sehingga memerlukan pertimbangan strategis yang sepadan disamping memenuhi kebutuhan jangka pendek. 2. Pengendalian tenaga kerja Usaha mengurangi faktor-faktor yang termasuk dalam penyebut dalam persamaan produktivitas, yakni jaminan orang yang jelas merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya manusia. 3. Penyempurnaan struktur organisasi Struktur organisasi merupakan wahana penyelesaian kerja perusahaan, tapi jika struktur itu merupakan wahana yang sudah tua, rumit dan sudah tidak sesuai lagi maka struktur itu bakal menghalangi pelaksanaan kerja secara efektif. Segi yang paling penting dari organisasi yang secara langsung mempengaruhi produktivitas ialah, apakah organisasi memperlancar hubungan kerja secara efektif. 4. Pengembangan sumber daya manusia Pendidikan dan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan pegawai dapat mempunyai dampak yang paling langsung terhadap produktivitas. Kegiatan pengembangan ini menjanjikan pertumbuhah produktivitas yang terus menerus. 5. Motivasi Setiap kegiatan yang mendorong gairah kerja dan mengajak karyawan untuk bekerja efektif serta meningkatkan praktek-praktek yang tidak produktif dapat merupakan bagian pokok dari usaha meningkatkan pekerjaan secara efektif. 2.8 Hubungan Diklat Pelatihan dengan Produktivitas Kerja Kegiatan pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses belajar yang lebih mengutamakan aspek pelatihan dan pengalaman belajar dilapangan. Melalui proses ini diharapkan dapat mengubah secara mendasar terhadap seseorang, sehingga dapat memperbaiki kemampuanya untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan lebih baik dan produktif. Oleh karena itu pendidikan dan pelatihan bagi pegawai merupakan proses penentu yang harus terus menerus berlangsung dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan usaha-usaha memperbaiki produktivitas kerja pegawaiserta produktivitas organisasi secara keseluruhan. Dalam pandangan manajemen modern, pegawai merupakan sumber daya manusia (Humas Resource), sekaligus merupakan aset yang paling penting,apabila diberi pelatihandan pendidikan serta lingkungan kerja yang tepat akan memberikan prestasi yang lebih baik. Sedangkan keterampilan dan intelektualisasi yang masih tersimpan masih dapat dikembangkan, maka jika dikembangkan secara benar dapat menjadi sumber daya manusia yang lebih besar bagi kepentingan organisasi. Terdapat banyak manfaat yang dapat dihasilkan dari kegiatan pendidikan dan latihan bagi organisasi perusahaan,terutama dalam kaitanya dengan proses penciptaan nilai tambah dan peningkatan produktivitas kerja. Peningkatan prestasi kerja dan produktivitas kerja yang disebabkan oleh adanya program pelatihan paling terbukti pada pegawai baru yang sepenuhnya menyadari akan cara-cara yang paling efisien dan efektif dari pelaksanaan kerjanya. Jadi jelaslah bahwa hubungan pendidikan dan pelatihan terhadap produktivitas kerja sangat besar pengaruhnya, tanpa adanya pendidikan dan latihan sumber daya manusia tidak akan mampu mengembangkan keterampilan dan intelektualis.