SIARAN PERS OJK AWASI 50 KONGLOMERASI KEUANGAN

advertisement
NO.SP-55/DKNS/OJK/06/2015
SIARAN PERS
OJK AWASI 50 KONGLOMERASI KEUANGAN
Jakarta, 26 Juni 2015: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai kewenangannya dalam
UU No. 21 tahun 2011 mengatur dan mengawasi 50 Konglomerasi Keuangan yang
telah melaporkan struktur dan anggota Konglomerasi Keuangannya kepada OJK.
Sesuai Peraturan OJK No.17/POJK.03/2014 tanggal 19 November 2014, Entitas
Utama wajib menyampaikan laporan mengenai Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang
menjadi Entitas Utama dan LJK yang menjadi anggota Konglomerasi Keuangan.
Dari 50 Konglomerasi Keuangan yang dilaporkan oleh industri,
mengklasifikasikan Konglomerasi Keuangan tersebut dalam 3 jenis, yaitu:

14 Konglomerasi Keuangan yang bersifat Vertikal

28 Konglomerasi Keuangan yang bersifat Horisontal dan

8 Konglomerasi Keuangan yang bersifat Mixed
OJK
Konglomerasi Keuangan adalah LJK yang berada dalam satu grup atau kelompok
karena keterkaitan kepemilikan dan/atau pengendalian, dan meliputi jenis LJK yaitu
bank, perusahaan asuransi dan reasuransi, perusahaan efek dan/atau perusahaan
pembiayaan.
Model Vertikal adalah Konglomerasi Keuangan dengan hubungan langsung
perusahaan induk dan perusahaan anak secara jelas dan keduanya merupakan LJK.
Model Horisontal adalah Konglomerasi Keuangan yang tidak memiliki hubungan
langsung antara LJK yang berada dalam kelompok tersebut, tetapi dimiliki atau
dikendalikan oleh pemegang saham pengendali yang sama.
Model Mixed adalah Konglomerasi Keuangan yang memiliki struktur kelompok usaha
yang bersifat vertikal dan horisontal.
50 Konglomerasi Keuangan itu terdiri dari 229 LJK dengan rincian 35 entitas utama
dari sektor perbankan, 1 entitas utama dari sektor pasar modal, 13 entitas utama
dari sektor IKNB dan 1 LJK khusus.
Total aset 50 grup Konglomerasi Keuangan itu sebesar Rp5.142 triliun atau 70,5
persen dari total aset industri jasa keuangan Indonesia sebesar Rp7.289 triliun.
Untuk melakukan pengawasan yang konsisten dan efektif terhadap konglomerasi
keuangan ini, OJK telah mempersiapkan infrastruktur pengawasan di sisi internal.
Sedangkan dari sisi eksternal, OJK telah menerbitkan peraturan-peraturan yaitu
Peraturan OJK dan Surat Edaran (SE) OJK tentang manajemen risiko terintegrasi dan
tata kelola terintegrasi terhadap Konglomerasi Keuangan kepada industri. Selain itu,
OJK tengah menyiapkan ketentuan yang mengatur tentang permodalan terintegrasi
bagi Konglomerasi Keuangan, yang direncanakan dapat diterbitkan tahun ini
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad menekankan pentingnya pola
pengawasan terintegrasi terhadap industri jasa keuangan. Saat ini perkembangan
globalisasi ekonomi, teknologi informasi, dan inovasi produk serta aktivitas lembaga
jasa keuangan telah menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis,
dan saling terkait antar masing-masing sektor jasa keuangan baik dalam produk dan
kelembagaan, maupun kepemilikan yang menyebabkan meningkatnya eksposur risiko
industri jasa keuangan.
“Dengan pelaksanaan pengawasan terintegrasi ini, diharapkan seluruh konglomerasi
keuangan dapat bersinergi, tumbuh dan berkembang dengan tetap mempertahankan
asas-asas prudential sehingga dapat mendukung pertumbuhan industri jasa
keuangan nasional secara khusus dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional
secara umum,” kata Muliaman. Penerapan pengawasan terintegrasi dimaksudkan
juga untuk menutup regulatory gap dan menghilangkan supervisory blind spot serta
memastikan pengawasan yang efektif yang timbul dari risiko aktivitas keuangan dari
entitas yang tidak diregulasi yang masuk dalam Konglomerasi secara keseluruhan.
Pengembangan pengawasan terintegrasi terhadap Konglomerasi Keuangan dilakukan
dengan menggunakan pendekatan pengawasan berdasarkan risiko. Dalam prosesnya,
pengembangan tersebut tidak saja menuntut komitmen dari otoritas tetapi juga
pemangku
kepentingan
(stakeholders)
untuk
terlibat,
terutama
pelaku
usaha/lembaga jasa keuangan, baik pemegang saham, direksi, komisaris, pejabat
eksekutif maupun karyawan. Dalam hal ini OJK sebagai Regulator memiliki
komitmen penuh untuk mengembangkan pengawasan terintegrasi terhadap
Konglomerasi Keuangan sesuai roadmap yang telah disusun
Selama tiga bulan ke depan, OJK akan mengundang para pimpinan konglomerasi
keuangan untuk memastikan kesiapan industri jasa keuangan dalam menerapkan
ketentuan OJK tentang manajemen risiko dan tata kelola terintegrasi, serta
memberikan arah kebijakan ke depan mengenai pengawasan Konglomerasi
Keuangan.
Grup Astra Financial Service dengan entitas utama PT Bank Permata Tbk mendapat
kesempatan untuk hadir dalam pertemuan dengan Dewan Komisioner OJK pada
Jumat (26/6) ini.
*****
Informasi lebih lanjut;
 Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Bank 2. Telpon 021.1500655.
Email [email protected]. www.ojk.go.id
Download