BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif / Kajian Penelitian Memilih

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perspektif / Kajian Penelitian
Memilih suatu paradigma adalah sesuatu yang wajib dilakukan
oleh seorang peneliti agar penelitiannya dapat menempuh alur berpikir
yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Melalui paradigma pula
seseorang peneliti akan memiliki cara pandang yang memandunya selama
melakukan proses penelitian. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk
memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam
sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan pada
mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.Mulyana (2003: 9)
mengatakan paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada
praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan
ekstensial dan epitimologi yang panjang.
Menurut
Neuman
(1997:
62-63)
istilah
paradigma
dapat
didefinisikan sebagai keseluruhan sistem pemikiran, yang mencakup
asumsi-asumsi dasar, pertanyaan-pertanyaan (penelitian) penting yang
harus dijawab, tehnik-tehnik penelitian yang digunakan dan contoh-contoh
penelitian ilmiah yang baik.Sementara Baxter dan Babbie (2004: 66)
berpendapat
paradigma
sebagai
model
dasar
atau
skema
yang
mengorganisasikan pandangan kita tentang realitas.Peneliti memiliki
pendapat sendiri mengenai paradigma yaitu pandangan atau anggapan
dasar tentang suatu fenomena sosial.
Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
paradigma konstuktivis.Paradigma konstruktivis, yaitu paradigma yang
hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan
objektivitas
dalam
menemukan
suatu
realitas
atau
ilmu
pengetahuan.Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis
7
Universitas Sumatera Utara
8
sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan
langsung dan terperinci terhadap perilaku sosial yang bersangkutan
menciptakan dan memelihara / mengelola dunia sosial mereka (Hidayat,
2003: 3).
Paradigma konstruktivis melihat bagaimana suatu realitas soial
dikonstruksikan.Fenomena sosial dipahami sebagai suatu realitas yang
telah dikonstruksikan. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma
konstruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas itu
dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Dalam hal ini,
komunikasi dilihat sebagai faktor konstruksi itu sendiri.
Pada intinya paradigma konstruksionis menyatakan bahwa realitas
adalah hasil konstruksi, dan pada akhirnya realitas yang ada di dunia ini
tidaklah bersifat objektif, semuanya memiliki subjektifitas dari yang
membuat maupun yang menerima realitas itu. Perspektif atau cara
pandang dalam realitas juga mempengaruhi terhadap penilaian sesuatu
realitas.
2.2 Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan
suatu
kumpulan teori dan model
literatur yang menjelaskan hubungan dalam masalah tertentu. Dalam
kerangka
teori,
secara
logis
dikembangkan,
digambarkan
dan
dielaborasikan jaringan-jaringan dari asosiasi antara variable yang
dihasilkan melaui survey dan telaah literatur (Silalahi,2009:92).
Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
9
2.2.1 Komunikasi
Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah
komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu
communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran (Wiryanto,
2004:5).
Apabila kita lihat dari segi istilah komunikasi berasal dari bahasa
latin yang berarti bersama-sama, jika kita akan mengadakan interaksi
dengan orang lain, maka kita harus menentukan terlebih dahulu suatu
sasaran sebagai dasar untuk memperoleh pengertian yang sama, baik
dalam bentuk pemberitahuan atau pertukaran informasi antara dua orang
atau lebih.
Usaha komunikasi untuk memperoleh informasi dari interaksi
antara dua orang atau lebih sehingga terdapat umpan balik yang efektif,
memerlukan proses komunikasi yang tepat. Raymond S. Ross (1983:8)
mengungkapkan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih,
dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu
pendengar membangkitkan makna atau respon dari fikirannya yang serupa
dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Proses penyampaian pesan yang berawal dari rencana yang
difikirkan, pemilihan symbol sampai pengiriman pesan yang disampaikan
oleh pengirim baik langsung atau tidak langsung dengan media yang tepat
untuk memudahkan penerima dalam menginterpretasikan sehingga terjadi
umpan balik, membuat komunikasi berjalan dengan baik, dan komunikasi
juga dapat disebut suatu bentuk penyampaian pesan baik secara lisan
maupun tertulis dengan maksud agar lawan bicara dapat mengerti dari
komunikasi yang ditransmisikan sehingga dapat mempengaruhi prilaku
lawan bicaranya dan terjadi timbal balik.
Setiap pesan yang disampaikan baik verbal maupun nonverbal
harus jelas, beretika dan mampu menyesuaikan tempat serta melihat siapa
lawan interaksi. Seperti yang diungkapkan Onong Uchjana Effendy
Universitas Sumatera Utara
10
(1993:13) komunikasi adalah proses penyampaian fikiran atau perasaan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang
yang bermakna sama bagi kedua pihak.
Terdapat berbagai bentuk komunikasi yang dapat digunakan dalam
menyampaikan buah fikiran komunikator dengan bantuan berbagai media
yang semakin lama semakin berkembang mengikuti perubahan zaman.
Semakin modern perubahan zaman maka semakin mudah manusia
menjalin komunikasi sebagai suatu hubungan untuk membangun
kebersamaan dan sangat membantu organisasi dalam menjaga koordinasi
dan kerjasama untuk mengawasi proses organisasi tersebut.
Shannon dan Weaver dalam Wiryanto (2004:7) berpendapat bahwa
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang selalu mempengaruhi
satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk
komunikasi verbal tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan
teknologi.
Ketidaksadaran dan bentuk komunikasi yang dilakukan dalam
interaksi sesama manusia tidak hanya terbatas komunikasi verbal saja
seperti yang diungkapkan Shannon dan Weaver di atas memang sangat
membantu untuk efektifnya komunikasi. Semakin banyak pesan yang
masuk, maka semakin besar pemenuhan kekurangan yang terdapat pada
individu, kelompok atau organisasi.
Tujuan Umum Komunikasi
Stanton (1982), mengatakan bahwa sekurang – kurangnya ada lima
tujuan komunikasi manusia, yaitu:
1.
Mempengaruhi orang lain.
2.
Membangun atau mengelola relasi antarpersonal.
3.
Menemukan perbedaan jenis pengetahuan.
4.
Bermain atau bergurau. (DeVito, 2001)
Universitas Sumatera Utara
11
Diluar tujuan umum komunikasi ini, maka komunikasi bertumbuh
dari motivasi untuk menghasilkan sesuatu yang diharapkan dari
komunikasi. Artinya, tujuan komunikasi perlu memerhatikan rencana
komunikasi untuk berinteraksi ataukah komunikasi dapat dijalankan secara
alamiah saja. Dengan kata lain, sedapat mungkin memperhatikan elemen –
elemen utama komunikasi, yaitu:
1.
Pengirim – orang yang mengirimkan pesan (encoder).
2.
Penerima – orang yang menginterpretasi pesan (decoder).
3.
Saluran – metode bagi seseorang untuk mengoptimalisasikan daya
guna sehingga kita dapat mengirimkan sebuah pesan secara verbal,
nonverbal, atau termediasi.
4.
Pesan – informasi yang sudah distimulasikan itu dikirim oleh
pengirim kedalam alam pikiran penerima.
5.
Umpan balik – respon yang diberikan penerima kepada pengirim.
6.
Lingkungan – dunia fisik dan nonfisik sebagai tempat terjadinya
interaksi.
7.
Gangguan – dari luar yang hanya dapat terlihat dan terasa dalam
peristiwa komunikasi.
Kategori lainmenyebutkan bahwa manusia menjalani semua bentuk
komunikasi dengan tujuan komunikasi sebagai berikut:
1.
Tujuan utama :
a.
Mengirimkan pesan
Dalam hal ini komunikator adalah pelaku sebagai orang yang
menyampaikan informasi baik kepada satu orang maupun
khalayak atau kelompok dan dapat dilakukan secara langsung
ataupun tidak langsung.
b.
Menerima pesan
Komunikan adalah orang, kelompok maupun khalayak yang
menerima informasi yang disampaikan oleh komunikator baik
secara langsung ataupun tidak langsung dan dapat berupa
informasi verbal maupun nonverbal.
Universitas Sumatera Utara
12
c.
Menginterpretasikan pesan
Pesan yang telah disampaikan oleh komunikator dan sudah
diterima oleh komunikan selanjutnya akan dimaknai dan
dipahami sebagai sebuah informasi. Hal ini penting dilakukan
sebelum mengambillangkah selanjutnya.
d.
Merespons pesan secara tepat dan jelas
Komunikasi efektifakan terjadi jika komunikan memberikan
umpan balik terhadap informasi yang diterima, dengan kata lain
komunikasi yang tercipta dua arah akan memiliki arti ideal.
e.
Bertukar pesan
Komunikator dan komunikan bertukar informasi dan saling
memberi umpan balik yang mengakibatkan penerimaan dan
pemahaman diantara keduamya.
2. Pendukung tujuan utama:
a.
Mengoreksi informasi.
b.
Memberikan
kepuasan
dan
kesenangan
berdasarkan
pesan/informasi.
Ada pula yang merumuskan tujuan komunikasi yaitu make them
SMART, artinya komunikasi dapat memenuhi:
1. Specific – membuat sasaran merasa diperhatikan secara khusus,
artinya mereka mendengarkan informasi dari sumber khusus, pesan
khusus, media khusus, dengan efek khusus dalam konteks khusus
pula.
2. Measureable – bahwa tujuan komunikasi akan dapat dicapai jika
sumber komunikasi merumuskan ukuran – ukuran bagi semua elemen
dalam proses komunikasi. Misalnya, ada indikator untuk menentukan
kelayakan sumber bagi tercapainya tujuan komunikasi, indikator atau
alat ukur bagi pesan, media sasaran, efek dan indikator bagi konteks.
3. Attainable – bahwa tujuan komunikasi adalah penetapan terhadap apa
yang seharusnya dicapai dalam suatu aktivitas komunikasi, tentukan
Universitas Sumatera Utara
13
tingkat ketercapaian tujuan komunikasi itu (dalam persentase
perubahan sikap, dan lain – lain).
4. Result-orientated - berorientasi pada hasil, bahwa tujuan komunikasi
harus berorientasi pada hasil yang telah direncanakan (planned
communication, intenstionality communication).
5. Time-limited -
komunikasi yang baik adalah komunikasi yang
memiliki batasan waktu sebagai faktor untuk menentukan tercapainya
tujuan komunikasi (Liliweri, 2011: 129).
2.2.2 Organisasi
Schein (1982) mengatakan organisasi adalah suatu koordinasi
rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui
pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung
jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik
tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian
dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk
mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Sifat tergantung
antara satu bagian dengan bagian lain menandakan bahwa organisasi yang
dimaksudkan Schein iniadalah merupakan suatu sistem.
Selanjutnya Kochler (1976) mengatakan bahwa organisasi adalah
sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu
kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi dengan
pendapat Wright (1977); dia mengatakan bahwa organisasi adalah suatu
bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau
lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Walaupun
ketiga
pendapat
mengenai
organisasi
tersebut
kelihatannya berbeda – beda perumusannya tapi ada 3 hal yang sama –
sama dikemukakan
yaitu : organisasi merupakan suatu sistem,
mengkoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum.
Dikatakan merupakan suatu sistem karena komunikasi itu terdiri dari
berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain. Bila satu bagian
terganggu maka akan ikut berpengaruh pada bagian lain.
Universitas Sumatera Utara
14
Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing – masing
bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu
bagian lainnya. Tanpa koordinasi, sulitlah organisasi itu berfungsi dengan
baik. Suatu organisasi terbentuk apabila suatu usaha memerlukan usaha
lebih dari satu orang untuk menyelesaikannya. Kondisi ini timbul mungkin
disebabkan oleh karena tugas itu terlalu besar atau terlalu kompleks untuk
ditangani satu orang. Oleh karena itu suatu organisasi dapat kecil seperti
usaha dua orang individu atau dapat sangat besar yang melibatkan banyak
orang dalam interaksi kerja sama.
Organisasi merupakan suatu struktur hubungan manusia. Struktur
ini didesain oleh manusia dan karena itu tidak sempurna. Organisasi
bertumbuh dan bertambah matang sebagian melalui suatu skema yang
didesain dan sebagian lagi melalui keadaan yang tidak diatur. Elemen
pertumbuhan yang didesain adalah suatu respons rasional terhadap tekanan
dari dalam untuk memperluas atau untuk membentuk hubungan kembali
karena diperlukan secara fungsional (Muhammad, 2009: 23 – 25).
2.2. 3 Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi (organizational communication) terjadi
dalam suatu organisasi, bersifat formal danjuga informal, dan berlangsung
dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok.
Komunikasi organisasi seringkali melibatkan
juga komunikasi diadik,
komunikasi antarpribadi dan adakalanya juga komunikasi publik.
Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni
komunikasi kebawah(downward communication), komunikasi keatas
(upward
communication)dan
komunikasi
horizontal
(horizontal
communication). Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada
struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gosip
(dalam Mulyana, 2005: 75).
Dalam kenyataannya masalah komunikasi senantiasa muncul
dalam proses organisasi. Bahkan boleh dikata, organisasi tanpa
Universitas Sumatera Utara
15
komunikasi ibarat sebuah mobil yang didalamnya terdapat rangkaian alat –
alat otomotif, yangterpaksa tidak berfungsi karena tidak adanya aliran
fungsi antara satu bagian dengan bagian yang lain. Conection komunikasi
merupakan sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan
kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi
(Panuju, 2001: 1).
Menurut perspektif ilmu komunikasi, organisasi tidak terbentuk
karena adanya surat atau dokumen persetujuan, tetapi organisasi ada sejak
adanya interaksi atau komunikasi tertentu diantara orang – orang yang
menunjukkan
bahwa
mereka
tengah
berorganisasi.
Singkatnya,
komunikasi membentuk organisasi dan komunikasi dalam organisasi atau
organisasi inilah yang menjadi perhatian atau teori komunikasi organisasi
(dalam Morissan, 2009: 25).
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi (Fajar, 2009: 125) :
• Fungsi Informatif
Organisasi
dapat
dipandang
sebagai
suatu
sistem
proses
informasi(information-processing system).Maksudnya, seluruh aggota
dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak,
lebih
memungkinkan
baik,
dan
setiap
tepat
anggota
waktu.
Informasi
organisasi
dapat
yang
didapat
melaksanakan
pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh
semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi.
Orang-orang
dalam
tataran
manajemen
membutuhkan
informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna
mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan
(bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di
samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan.
• Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada
Universitas Sumatera Utara
16
dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan
atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka
yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Disamping itu, mereka juga mempunyai kewenangan untuk
memberi instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi
kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of outhority)
supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak
bergantung pada:
-
Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah
-
Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
-
Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pimpinan
sekaligus sebagai pribadi
-
Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan
Selanjutnya, berkaitan dengan pesan.Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan
•
Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan
tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya
kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi
bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan
secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih
besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.
•
Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan
baik. Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (newsletter,bulletin) dan laporan kemajuan organisasi;
juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi
selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan
Universitas Sumatera Utara
17
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini menumbuhkan keinginan untuk
berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
2. 2. 4 Strategi Komunikasi
Semua aktifitas yang berhubungan dengan komunikasi sudah tentu
tidak asal jadi. Komunikasi manusia harus direncanakan, diorganisasikan,
ditumbuhkembangkan agar menjadi komunikasi yang lebih berkualitas,
salahsatu langkah penting adalah menetapkan “strategi komunikasi”. Dalam
banyak kasus komunikasi manusia, yang disebut strategi komunikasi yang
baik adalah strategi yang dapat menetapkan atau menempatkan posisi
seseorang secara tepat dalam komunikasinya sehingga dapat mencapai
tujuan komunikasi yang telah ditetapkan. Strategi adalah perspektif, posisi,
rencana dan pola.Strategi adalah jembatan yang menghubungkan kebijakan
dengan sasaran. Seperti yang dituangkan Liliweri bahwa strategi dan taktik
merupakan jembatan yang menghubungkan kesenjangan antara tujuan dan
alat yang dipakai untuk mencapai tujuan. Singkatnya, strategi adalah
konsep yang mengacu pada suatu jaringan yang kompleks dari pemikiran,
ide – ide, pengertian yang mendalam, pengalaman, sasaran, keahlian,
memori, persepsi dan harapan yang membimbing untuk menyusun suatu
kerangka pemikiran umum agar kita dapat memutuskan tindakan – tindakan
yang spesifik bagi tercapainya tujuan.
Keberadaan strategi tidak terlepas dari tujuan yang dicapai. Hal ini
ditunjukkan oleh suatu jaringan kerja yang membimbing tindakan yang
akan dilakukan, dan pada saat yang sama, strategi akan mempengaruhi
tindakan tersebut. Ini berarti bahwa prasyarat yang diperlukan untuk
merumuskan strategi adalah meningkatkan pemahaman tentang tujuan.
Artinya, setelah kita bersama – sama memahami hakikat dan makna suatu
tujuan, maka kita menentukan strategi untuk mencapai tujuan. Tanpa
tujuan, maka tindakan yang dibuat semata – mata sekedar suatu taktik yang
dapat meningkat cepat namun sebaliknya dapat merosot kedalam suatu
masalah lain.
Universitas Sumatera Utara
18
Contoh, setiap organisasi selalu merumuskan visi dan misi, itulah
tujuan ideal suatu organisasi. Berarti, jika organisasi tidak menetapkan
tujuan, baik secaraimplicit maupun secara eksplisit, yang tampak dalam
rumusan organisasi, maka kita juga tidak dapat merumuskan strategi untuk
mencapai tujuan yang masih samar – samar itu. Adanya tujuan
memberikankita peluang untuk merumuskan strategi yang dimulai dari
tataran operasional hingga ke tataran konseptual. Memang selalu ada resiko
jika kita merumuskan strategi yang tidak sesuai dengan tujuan, resiko
terbesar adalah kita akan kehilangan peluang dan semua usaha yang kita
lakukan akan sia – sia belaka.
Kata “strategi” berasal dari akar kata bahasa YunaniStrategosyang
secara harfiah berarti “seni umum”, kelak term ini berubah menjadi kata
sifat strategia berarti “keahlian militer” yang belakangan diadaptasikan
lagi kedalam lingkungan bisnis modern. Kata stratgeos bermakna sebagai:
1.
Keputusan untuk melakukan suatu tindakan dalam jangka panjang
dengan segala akibatnya.
2.
Penentuan tingkat kerentanan posisi kita dengan posisi para pesaing
(ilmu perang dan bisnis).
3.
Pemanfaatan
sumber
daya
dan
penyebaran
informasi
yang
menguntungkan berdasarkan analisis geografis dan topografis.
4.
Penemuan titik – titik kesamaan dan perbedaan penggunaan sumber
daya dalam pasar informasi.
Dengan demikian yang dimaksud dengan strategi komunikasi
adalah :
1.
Strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan dan mempromosikan
suatu visi komunikasi dan satuan tujuan komunikasi dalam suatu
rumusan yang baik.
2.
Startegi untuk menciptakan komunikasi yang konsisten, komunikasi
yang dilakukan berdasarkan satu pilihan (keputusan) dari beberapa
opsi komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
19
3.
Strategi berbeda dengan taktik, strategi komunikasi menjelaskan
tahapan konkret dalam rangkaian aktifitas komunikasi yang berbasis
pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi.
Adapun taktik adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu
berdasarkan startegi yang ditetapkan sebelumnya.
4.
Adalah tujuan akhir komunikasi, strategi berperan memfasilitasi
perubahan perilaku untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen
(Bank Dunia, 2001).
Karena itu, maka strategi komunikasi selalu dihubungkan dengan:
1.
Siapa saya bicara.
2.
Maksud apa saya bicara.
3.
Pesan apa yang harus disampaikan kepada seseorang.
4.
Cara bagaimana saya menyampaikan pesan kepada seseorang.
5.
Bagaimana mengukur dampak pesan tersebut.
Tujuan Strategi Komunikasi
Ketika kita membayangkan strategikomunikasi, maka pikirkanlah
tentang tujuan dan materil apa yang ingin capai dan jenis materil apa saja
yang kita pandang dapat memberikan kontribusi bagi tercapainya tujuan ini.
Dalam bukunya, Alo Liliweri menjelaskankhusus untuk setiap tujuan
tertentu yang berkaitan dengan aktifitas kita, maka tujuan komunikasi
menjadi sangat penting karena meliputi:
a.
Memberitahu (Announcing)
Tujuan pertama dari strategi komunikasi adalah announcing, yaitu
pemberitahuan tentang kapasitas dan kualitas informasi (one of the first
goals of your communications strategy is to announce the availability of
information on quality). Oleh karena itu, informasi yang akan dipromosikan
sedapat mungkin berkaitan dengan informasi utama dari seluruh informasi
yang demikian penting.
b.
Memotivasi (Motivating)
Universitas Sumatera Utara
20
Informasi yang diberikan harus jelas dan tegas serta berisi tentang
hal-hal yang dapat membangkitkan semangat penerimanya. Pemilihan katakata yang dapat menumbuhkan motivasi dan gerakan tubuh yang
menunjukkan sikap semangat serta positif akan jauh lebih baik. Intinya,
informasi yang disampaikan harus benar-benar menarik minat sehingga
pelaksanaannya dapat lebih optimal dan hasil yang dituju bisa dicapai.
c.
Mendidik (Educating)
Tujuan
strategi
komunikasi
yang
berikut
adalah
educating.Penyampaian pesan tidak hanya dapat dilakukan secara verbal
melalui kata-kata. Dapat juga diberikan melalui nonverbal berupa tindakan,
ekspresi, bahasa tubuh dan yang lainnya. Sikap yang baik, sopan santun dan
bersahaja dapat menjadi pelajaran yang dapat diikuti sekalipun tidak
diuraikan melaui perkataan dan penjelasan panjang lebar.
d.
Menyebarkan Informasi (Informating)
Salah satu strategi komunikasi adalah menyebarluaskan informasi
kepada masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran kita. Diusahakan
agara informasiyang disebarkan ini merupakan informasi yang spesifik dan
aktual, sehingga dapat digunakan konsumen. Apalagi jika informasi ini
tidak saja sekedar pemberitahuan, atau motivasi semata – mata tetapi
mengandung unsur pendidikan. Ini yang kitasebut sebagaistrategy of
informing.
e.
Mendukung Pembuatan Keputusan (Supporting Decission Making)
Strategi komunikasi terakhir adalah startegi yang mendukung
pembuatan keputusan. Dalam rangka pembuatan keputusan, maka
informasi yang dikumpulkan, dikategorisasi, dianalisis sedemikian rupa,
sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuatan keputusan.
Praktik strategi komunikasi umumnya terdiri dari tiga esensi utama,
yaitu:
1.
Strategi implementasi.
Universitas Sumatera Utara
21
2.
Strategi dukungan.
3.
Strategi integrasi.
Ketiga esensi tersebut membingkai praktik strategi komunikasi
dengan beberapa kriteria atau standar kualitas sebagaimana terlihat dalam
tabel dihalaman berikut ini :
Tabel 1.2
Strategi Komunikasi
Strategic
Communication
Quality Criteria/Standards
Practices
Identify the
vision
Choose goals and
STRATEGY
outcomes
The communication vision is aligned
with,
but
distinc
from,
the
organization’s overall mission
Goals and outcomes are well defined,
measurable, and help guide a defined
plan of action
Select
Audiences
target
general public) and include key
audien
decission makers or individuals with
ces
influence on the issue
Messages
Develop messages
are
are
specific
(not
specific,
the
clear,
persuasive, reflect audience values,
and include a solution or course of
action
Identify credible
messengers
Choose
communications
mechanism/outlets
Messengers are seen as credible by the
target audiences, and can be recruited
and available to the cause
Outlets (e.g. both in the air [media]
and on the ground) are choosen for
their access availability to target
audiences
Universitas Sumatera Utara
22
Risks and contextual variables that
Scan the context and
can affect communications success are
competition
identified and factored into planning
when possible
Develop effective
materials
Build valueable
IMPLEMENTATION
partnerships
Materials are developed in attractive,
accessible, and variets formats for
maximum exposure and visibility
Linkages exist with internal and
externl stakeholders who can help
align with and carry the mesages
Internal and external messengers are
Train messengers
trained in key messages and are
consisted in their delivery
Conduct steady
outreach
Outreach
and
dissemination
to
audiences through multiple outlets is
regular and sustained
Activities and outcomes are regularly
Monitor and evaluate
monitored and evaluated for purposes
of
accountability
and
continous
improvement
Support
Support and Integration
communication at the
leadership level
Earmark sufficient
resources
Management
supports
understands
communications
and
as
an
integral part of organizational viability
and success
Fundraising
dedicated
regularly
resources
includes
for
communication practice
Integrate
Communications is seen as integral
communications
part of every organizational project or
throughout the
strategy
organization
Involve staff at all
Communication is not seen as an
Universitas Sumatera Utara
23
levels
isolated function; most if not all staff
members
have
some
knowledge
and/or participation in communication
efforts
Tabel diatas menunjukkan strategi komunikasi dimulai dengan:
1. Mengidentifikasi visi dan misi. Visi merupakan cita – cita ideal jangka
panjang yang dapat dicapai oleh komunikasi. Rumusan visi biasanya
terdiri dari “beberapa kata” yang mengandung tujuan, harapan, cita – cita
ideal komunikasi. Dari rumusan visi itulah akan menjabarkan cita – cita
ideal ini.
2. Menentukan program dan kegiatan. Program dan kegiatan adalah
serangkaian aktivitas yang harus dikerjakan, program dan kegiatan
merupakan penjabaran dari misi.
3. Menentukan tujuan dan hasil. Setiap program atau kegiatan biasanya
mempunyai tujuan dan hasil yang akan diperoleh. Biasanya para
perumus kebijakan membuat definisi tentang tujuan dan hasil yang akan
dicapai.
4. Seleksi audiens yang menjadi sasaran. Perencana komunikasi
menetukan kategori audiens yang menjadi sasaran komunikasi.
5. Mengembangkan pesan. Kriterianya dalah semua pesan yang
dirancang sedapat mungkin memiliki isi (content) khusus, jelas,
perusasif, dan merefleksikan nilai – nilai audiens, tampilan isi yang
dapat memberikan solusi bagi masyarakat, atau menunjukkan tindakan
tertentu.
6. Identifikasi
komunikator
pembawa
antara
pesan(tampilan
lain
kredibilitas,
komunikator).
kredibilitas
Kriteria
dalam
ilmu
pengetahuan, keahlian, profesional, dan keterampilan yang berkaitan
dengan isu tertentu.
7. Mekanisme komunikasi/media. Kriterianya adalah memilih media
yang dapat memperlancar mekanisme pengiriman dan pengiriman balik,
Universitas Sumatera Utara
24
atau pertukaran informasi. Kriteria media adalah media yang mudah
diakses atau yang paling disukai audiens, misalnya melalui radio, koran
kampung, dan leaflet.
8. Scan konteks dan persaingan. Kriterianya adalah menghitung resiko
dan konteks yang akan mempengaruhi strategi komunikasi, misalnya
menghitung peluang untuk memenangkan persaingan dengan merebut
hati audiens.
Kegiatan berikutnya adalah implementasi strategi melalui lima
tahapan/jenis kegiatan, yaitu:
1. Mengembangkan materil untuk mengimplementasikan strategi.
2. Mengembangkan mitra yang bernilai.
3. Melatih para pembawa atau penyebar pesan.
4. Mengembangkan semacam tata aturan bagi kegiatan penyebarluasan
informasi kepada audiens misalnya melalui pemantauan, dan evaluasi
implementasi.
5. Mengontrol setiap tahapan/jenis kegiatan melalui kriteria dan standar
yang ada dikolom kanan dari tabel sebelumnya.
Pada bagian akhir dari strategi komunikasi organisasi tersebut terdiri
dari empat tahapan/jenis kegiatan, yaitu:
1. Mendukung komunikasi terutama pada level kepemimpinan.
2. Melengkapi sumber daya.
3. Mengintegrasikan komunikasi melalui organisasi.
4. Melibatkan staf pada semua level untuk memberikan dukungan dan
integrasi (keempat tahapan/jenis kegiatan tersebut dapat dikontrol
melalui kriteria dan standar yang ada di kolom kanan dari tabel
sebelumnya).
Strategi Sebagai Penentu Sukses
Strategi
komunikasi
sangat
menentukan
sejauh
mana
kita
mengerahkan seluruh kekuatan dan sumber daya demi tercapainya visi dan
Universitas Sumatera Utara
25
misi komunikasi.Strategi berguna sebagai pembimbing komunikasi untuk
mencapai tujuan komunikasi. Kita ambil contoh seorang PR yang ingin
menyebarluaskan
informasi
tentang
satu
kebijakan
baru
dibidang
perpajakan, maka dia akan diminta membuat strategi komunikasi bagi para
perumus dan pengambil kebijakan pemasaran. Bisnis komunikasi dan
pemasaran sangat membutuhkan strategi komunikasi, karena melalui
strategiakan tampak rumusan tentang apa – apa yang akan diproses untuk
mencapai tujuan ini.
Ketika merumuskan strategi komunikasi, maka patut diperhatikan
bahwa perusahaan memerlukan informasi yang berkaitan dengan situasi
pemasaran, yang pasti informasi yang dimaksud berisi beberapa jawaban
atas pertanyaan berikut:
1.
Apa, kapan (dan berapa banyak) kita memaksudkan dengan
berkomunikasi itu?
2.
Dimana danbagaimana kita akan berkomunikasi?
3.
Dengan media apa kita akan berkomunikasi?
4.
Siapa yang berperan dalam tim komunikasi kita itu?
Belajar dari pengalaman
1.
Review.Bagaimana kita dapat berkomunikasi di masa lalu, kini, dan
seharusnya di masa yang akan datang? Bagaimana komunikasi yang
terjadi itu efektif, bagaimana kita membuat komunikasi diterima
audiens?
2.
Objective. Apa yang diinginkan agar komunikasi diterima? Adakah
tujuan kita itu SMART?
3.
Audience. Siapa yang menjadi audiens, apakah kita mempunyai audiens
utama sebagai kelompok sasaran, atau adakah kelompok lain yang
harus dijadikan pula sebagai sasaran? Informasi seperti apakah yang
mereka butuhkan agar mereka dapat bertindak terhadap pesan kita?
Universitas Sumatera Utara
26
4.
Message.Pesan seperti apakah yang perlu dipersiapkan, apakah kita
mempunyai satu pesan untuk audiens yang begitu beragam, apakah kita
perlu pesan yang juga beragam?
5.
Basket. Jenis komunikasi seperti apakah yang akan menghasilkan
produk terbaik?
6.
Channels. Saluran apa yang digunakan untuk mempromosikan,
membagikan , dan menyebarluaskan suatu produk?
7.
Resources. Jenis anggaran yang disediakan untuk satu proyek
komunikasi, apakah anggaran ini akan mengalami perubahan dimasa
yang akan datang?
8.
Timing. Adakah batas waktu komunikasi, adakah penahapan yang perlu
dihitung dengan tepat, peristiwa spesial, atau peluang apakah yang akan
tumbuh?
9.
Brand.Semua produk komunikasi yang dihasilkan merupakan “cap”
yang akan orang berikan kepada produk kita.
10. Feedback.Bagaimana kita mengetahui kapan strategi komunikasi kita
100% berhasil, adakah kita akan mengalami perubahan, bagaimana kita
dapat memiliki semua yang kita gunakan, misalnya alat, adakah
anggaran kita itu tepat waktu, dan adakah setiap pesan berpengaruh?
(Paul Baeyaert, 2005. Developing an External Communications
Strategy.Presentation at communicating European Research, November
14, 2005.)
Prinsip – Prinsip Strategi Komunikasi
1.
Integrate. Adalah proses untuk menggabungkan (mengintegrasikan)
pelbagai aktivitas yang berkaitan dengan satu program komunikasi.
2.
Straightforward. Katakanlah ini pada semua orang, kejujuran
menyertai perjalanan kita/ Honesty goes a long way.Inilah perjuangan
masa depan.
3.
Succinct. Pesan strategis umumnya sangat pendek dan sederhana.
4.
Target-segment. Tetapkan segmen yang akan dijadikan sasaran.
Universitas Sumatera Utara
27
5.
Personalia. Bantulah pekerja untuk mengerti dampak personal,
pertanyaan yang esensi dari setiap komunikasi membutuhkan jawaban,
“What’s in it for me?” Apa yang saya dapat dari komunikasi ini?
6.
Memorable. Buatkan ukuran terhadap hasil komunikasi yang akan kita
lakukan, misalnya para pekerja dapat melakukan kegiatan komunikasi
100 kali setiap hari.
7.
Multimedia. Gunakan metode dan media yang bervariasi, departemen
pemasaran Anda dapat mengajarkan Anda tentang komunikasi dengan
media ini.
8.
Be Realistic. Hendaklah Anda realistis, tentukan dimanakah tempat
bagi orang – orang yang akan bertemu dengan Anda.
9.
Be Results. Orientasikan kerja Anda pada komunikasi efektif yang
dapat diukur, adakan Anda mempunyai ukuran sukses komunikasi
dalam suatu tempat dan waktu? (Hewitt Associates, Shell Tower-Times
Square, Causeway Bay, Hong Kong, 2009.)
Berikut inidijelaskan tentang strategi untuk mencapai komunikasi
yang efektif:
1.
Inovasi yang adaptif (Adaptive innovation). Jika Anda hendak
berkomunikasi, maka Anda diminta untuk memperbarui produk dan
mekanisme kerja yang memudahkan hubungan antara perusahaan Anda
dan pelanggan. Inovasi adalah salah satu bentuk perubahan untuk
meningkatkan kualitas komunikasi. Oleh karena itu, inovasi yang
disarankan adalah bentuk materil atau nonmateril perubahan yang dapat
diadaptasikan ke dalam perusahaan Anda. Jangan memilih bentuk
inovasi yang malah membuat produk Anda tidak terjual di pasar.
2.
Manajemen kewirausahaan (entrepreneurial). Menggambarkan suatu
bisnis yang mengorientasikan para pekerjanya bekerja dengan kekuatan
sendiri untuk mencapai keuntungan. Pada umumnya, para wirausaha
mengerti betul moto ini: be the leader you seek, Anda hendaklah
menjadi pemimpin sebagaimana yang Anda cita – citakan.
Universitas Sumatera Utara
28
3.
One Voice.Strategi komunikasi mengandalkan seluruh kerabat kerja di
perusahaan Anda harus “satu suara” untuk satu produk.
4.
Sesuaikan waktu (Showtime). Istilah yang digunakan oleh para pelaku
bisnis untuk menggambarkan semua komunikasi kita berada tepat
diatason stage. Prinsip “tetap di atas panggung” inilah yang perlu
disampaikan kepada pihak lain.
5.
Strategi mempercepat (strategic speed). istilah yang berkaitan dengan
bekerja cepat dan cerdas (working fast and smart), merupakan usaha
untuk mengisi peluang pasar.
6.
Disiplin berdialog. Istilah iniberkaitan dengan pengawasan terhadap
kata – kata yang diucapkan maupun yang dipresentasikan dalam
pertemuan bisnis.
Dalam bukunya Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, Onong
UchjanaEffendymengatakan bahwa dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi perusahaan, tentu adanya strategi yang dilakukan. Strategi
pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidakberfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah
saja,
melainkan
harus
mampu
menunjukkan
bagaimana
taktik
operasionalnya.
Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan
paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan
manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan,
dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu –
waktu bergantung pada situasi dan kondisi.
R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett dalam
bukunya, Technique for effective Communication (1979) menyatakan
bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama,
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
29
a. to secure understanding
b. to establish acceptance
c. to motivate action
Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa
komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah dapat
mengerti dan menerima, maka penerimaan itu harus dibina (to establish
acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action).
Strategi komunikasi sudah tentu bersifat makro yang dalam
prosesnya berlangsung secara vertical piramidal. Mestinya komunikasi
vertikal itu tidak hanya berlangsung dari atas ke bawah (downward
communication), tetapi juga dari bawah ke atas (upward communication).
(Onong: 1990:32)
2.2.5
Formasi Strategi Komunikasi
1. Komunikasi Kebawah
Komunikasi kebawah dalam organisasi berarti bahwa
informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada
mereka yang berotoritas lebih rendah.Biasanya kita beranggapan
bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai;
namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada
kelompok manajemen (Davis, 1967). Komunikasi organisasi
seringkali bergerak kearah komunikasi manajerial yang perhatian
utamanya adalah komunikasi kebawah, membawa informasi
melalui kelompok manajemen dan kepada kelompok operatif. Ada
dua masalah utama: (1) jenis infrormasi apa yang disebarkan dari
tingkat manajemen kepada para pegawai dan (2) bagaimana
informasi tersebut disediakan.
2.Komunikasi Keatas
Universitas Sumatera Utara
30
Komunikasi keatas dalam sebuah organisasi berarti bahwa
informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan)
ketingkat yang lebih tinggi (penyelia). Suatu permohonan
ataukomentar yang diarahkan kepada individu yang otoritasnya
lebih besar, lebih tinggi, atau lebih luas merupakan esensi
komunikasi keatas (Dalam Pace, 2005:189).
Pentingnya komunikasi keatas
Komunikasi keatas penting karena beberapa alasan, yaitu :
1.
Aliran informasi keatas memberi informasi berharga untuk
pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan
organisasi dan mengawasi kegiatan orang – orang lainnya
(Sharma, 1979).
2.
Komunikasi keatas memberitahukan kepada penyelia kapan
bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan
seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada
mereka (Planty & Machaver, 1952).
3.
Komunikasi keatas memungkinkan bahkan mendorong
omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga
penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling
dekat dengan operasi – operasi sebenarnya (Conboy,1976).
4.
Komunikasi keatas menumbuhkan apresisasi dan loyalitas
kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada
pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang
gagasan serta saran – saran mengenai operasi organisasi
(Planty & Machaver, 1952).
5.
Komunikasi keatas mengizinkan penyelia untuk menentukan
apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran
informasi kebawah (Planty & Machaver, 1952).
6.
Komunikasi keatas membantu pegawaimengatasi masalah
pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka
Universitas Sumatera Utara
31
dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut
(Harriman, 1974).
Prinsip – prinsip komunikasi keatas :
Planty danMachaver (1952) mengemukakan tujuh prinsip
sebagai pedoman program komunikasi keatas :
a.
Program komunikasi keatas yang efektif harus direncanakan
b.
Program komunikasi keatas yang efektif berlangsung secara
berkesinambungan
c.
Program komunikasi keatas yang efektif menggunakan
saluran rutin
d.
Program komunikasi keatas yang efektif menitikberatkan
kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari
tingkat yang lebih rendah
e.
Program
komunikasi
keatas
yang
efektif
mencakup
mendengarkan secara objektif
f.
Program komunikasi keatas yang efektif mencakup tindakan
untuk menanggapi masalah
g.
Program komunikasi keatas yang efektif menggunakan
berbagi media dan metode untuk menigkatkan aliran
informasi. (Dalam Pace, 2005: 184 – 194).
3.
Komunikasi Horizontal
Komunikasi Horizontal adalah pertukaran pesan diantara
orang – orang yang sama tingkatan otoritasnya didalam organisasi.
Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan
secara horizontal.Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas –
tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan
masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi.
Tujuan Komunikasi Horizontal :
Universitas Sumatera Utara
32
-
Mengkoordinasikan tugas –tugas.
-
Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas –
aktivitas. Ide dari banyak orang lebih baik daripada ide satu
orang. Oleh karena itu komunikasi horizontal sangatlah
diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik.
-
Memcahkan masalah yang timbul diantara orang – orang
yang berada dalam tingkat yang sama.
-
Menyelesaikan konflik diantara anggota yang ada dalam
bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagian
lainnya.
-
Menjamin pemahaman yang sama.
-
Mengembangkan
sokongan
interpersonal
(Dalam
Muhammad, 2009: 121).
2.2.6 Garuda Indonesia
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia
yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan
pelayanan penuh). Nama “Garuda” diberikan oleh Presiden
Soekarno dimana nama tersebut diambil dari sajak Belanda yang
ditulis oleh penyair terkenal pada saat itu., Noto Soeroto; “Ik ben
Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw
einladen”, yang artinya, “saya Garuda, burung Vishnu yang
melebarkan sayapnya tinggi diatas kepulauan Anda”.
PT Garuda Indonesia (persero) Tbk. adalah maskapai
pertama dan terbesar di Indonesia, dengan pendekatan berorientasi
“melayani”, Garuda Indonesia bertujuan menjadi penyedia layanan
terdepan bagi wisatawan dinegara ini sekaligus menyediakan
layanan pengiriman barang melalui udara. Grup Garuda Indonesia
pada saat ini memiliki lima anak perusahaan yakni PT Aerowisata,
PT GMF Aero Asia, PT Abacus Distribution System, PT Gapura
Angkasa dan PT Aero System Indonesia. Anak perusahaan adalah
Universitas Sumatera Utara
33
satu kesatuan legal independen, yang dibangun oleh perusahaan
untuk mendukung seluruh kegiatannya.
2.2.7Skytrax
Dilansir dari situs www.wikipedia.comSkytrax adalah
perusahaan
konsultanBritania
Raya
yang
melakukan
riset
mengenai maskapai penerbangan.Perusahaan ini melakukan survei
untuk menentukan maskapai, bandar udara, hiburan dalam
pesawat, staff, dan elemen perjalanan udara terbaik lainnya. Selain
survei ini, Skytrax juga memiliki forum maskapai penerbangan
tempat penumpang pesawat dapat memberikan ulasan untuk dilihat
oleh calon penumpang lain. Garuda Indonesia bergabung menjadi
salah satu anggota aliansi global SkyTeampada bulan Maret 2014
lalu. Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk
melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia
(Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea
Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran
Awak Kabin
Garuda Indonesia
Airlines
Komunikasi
Organisasi
Strategi
Komunikasi
Komunikasi
Ke bawah
(Downward
Communica
tion )
- To secure
- Komunikasi
understandi
ke
atas
ng
(Upward
- To establish
Communica
- To motivate
Utara
tion ) Universitas Sumatera action
- Komunikasi
Horisontal
(Horizontal
34
The World’s
Best Cabin Crew
2014
Sumber : Peneliti (2015)
Universitas Sumatera Utara
Download