BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif / Kajian Penelitian Memilih suatu paradigma adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh seorang peneliti agar penelitiannya dapat menempuh alur berpikir yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Melalui paradigma pula seseorang peneliti akan memiliki cara pandang yang memandunya selama melakukan proses penelitian. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.Mulyana (2003: 9) mengatakan paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan ekstensial dan epitimologi yang panjang. Menurut Neuman (1997: 62-63) istilah paradigma dapat didefinisikan sebagai keseluruhan sistem pemikiran, yang mencakup asumsi-asumsi dasar, pertanyaan-pertanyaan (penelitian) penting yang harus dijawab, tehnik-tehnik penelitian yang digunakan dan contoh-contoh penelitian ilmiah yang baik.Sementara Baxter dan Babbie (2004: 66) berpendapat paradigma sebagai model dasar atau skema yang mengorganisasikan pandangan kita tentang realitas.Peneliti memiliki pendapat sendiri mengenai paradigma yaitu pandangan atau anggapan dasar tentang suatu fenomena sosial. Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma konstuktivis.Paradigma konstruktivis, yaitu paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan.Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis 7 Universitas Sumatera Utara 8 sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap perilaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara / mengelola dunia sosial mereka (Hidayat, 2003: 3). Paradigma konstruktivis melihat bagaimana suatu realitas soial dikonstruksikan.Fenomena sosial dipahami sebagai suatu realitas yang telah dikonstruksikan. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas itu dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Dalam hal ini, komunikasi dilihat sebagai faktor konstruksi itu sendiri. Pada intinya paradigma konstruksionis menyatakan bahwa realitas adalah hasil konstruksi, dan pada akhirnya realitas yang ada di dunia ini tidaklah bersifat objektif, semuanya memiliki subjektifitas dari yang membuat maupun yang menerima realitas itu. Perspektif atau cara pandang dalam realitas juga mempengaruhi terhadap penilaian sesuatu realitas. 2.2 Kerangka Teori Kerangka teori merupakan suatu kumpulan teori dan model literatur yang menjelaskan hubungan dalam masalah tertentu. Dalam kerangka teori, secara logis dikembangkan, digambarkan dan dielaborasikan jaringan-jaringan dari asosiasi antara variable yang dihasilkan melaui survey dan telaah literatur (Silalahi,2009:92). Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 9 2.2.1 Komunikasi Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran (Wiryanto, 2004:5). Apabila kita lihat dari segi istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yang berarti bersama-sama, jika kita akan mengadakan interaksi dengan orang lain, maka kita harus menentukan terlebih dahulu suatu sasaran sebagai dasar untuk memperoleh pengertian yang sama, baik dalam bentuk pemberitahuan atau pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Usaha komunikasi untuk memperoleh informasi dari interaksi antara dua orang atau lebih sehingga terdapat umpan balik yang efektif, memerlukan proses komunikasi yang tepat. Raymond S. Ross (1983:8) mengungkapkan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari fikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. Proses penyampaian pesan yang berawal dari rencana yang difikirkan, pemilihan symbol sampai pengiriman pesan yang disampaikan oleh pengirim baik langsung atau tidak langsung dengan media yang tepat untuk memudahkan penerima dalam menginterpretasikan sehingga terjadi umpan balik, membuat komunikasi berjalan dengan baik, dan komunikasi juga dapat disebut suatu bentuk penyampaian pesan baik secara lisan maupun tertulis dengan maksud agar lawan bicara dapat mengerti dari komunikasi yang ditransmisikan sehingga dapat mempengaruhi prilaku lawan bicaranya dan terjadi timbal balik. Setiap pesan yang disampaikan baik verbal maupun nonverbal harus jelas, beretika dan mampu menyesuaikan tempat serta melihat siapa lawan interaksi. Seperti yang diungkapkan Onong Uchjana Effendy Universitas Sumatera Utara 10 (1993:13) komunikasi adalah proses penyampaian fikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna sama bagi kedua pihak. Terdapat berbagai bentuk komunikasi yang dapat digunakan dalam menyampaikan buah fikiran komunikator dengan bantuan berbagai media yang semakin lama semakin berkembang mengikuti perubahan zaman. Semakin modern perubahan zaman maka semakin mudah manusia menjalin komunikasi sebagai suatu hubungan untuk membangun kebersamaan dan sangat membantu organisasi dalam menjaga koordinasi dan kerjasama untuk mengawasi proses organisasi tersebut. Shannon dan Weaver dalam Wiryanto (2004:7) berpendapat bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang selalu mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. Ketidaksadaran dan bentuk komunikasi yang dilakukan dalam interaksi sesama manusia tidak hanya terbatas komunikasi verbal saja seperti yang diungkapkan Shannon dan Weaver di atas memang sangat membantu untuk efektifnya komunikasi. Semakin banyak pesan yang masuk, maka semakin besar pemenuhan kekurangan yang terdapat pada individu, kelompok atau organisasi. Tujuan Umum Komunikasi Stanton (1982), mengatakan bahwa sekurang – kurangnya ada lima tujuan komunikasi manusia, yaitu: 1. Mempengaruhi orang lain. 2. Membangun atau mengelola relasi antarpersonal. 3. Menemukan perbedaan jenis pengetahuan. 4. Bermain atau bergurau. (DeVito, 2001) Universitas Sumatera Utara 11 Diluar tujuan umum komunikasi ini, maka komunikasi bertumbuh dari motivasi untuk menghasilkan sesuatu yang diharapkan dari komunikasi. Artinya, tujuan komunikasi perlu memerhatikan rencana komunikasi untuk berinteraksi ataukah komunikasi dapat dijalankan secara alamiah saja. Dengan kata lain, sedapat mungkin memperhatikan elemen – elemen utama komunikasi, yaitu: 1. Pengirim – orang yang mengirimkan pesan (encoder). 2. Penerima – orang yang menginterpretasi pesan (decoder). 3. Saluran – metode bagi seseorang untuk mengoptimalisasikan daya guna sehingga kita dapat mengirimkan sebuah pesan secara verbal, nonverbal, atau termediasi. 4. Pesan – informasi yang sudah distimulasikan itu dikirim oleh pengirim kedalam alam pikiran penerima. 5. Umpan balik – respon yang diberikan penerima kepada pengirim. 6. Lingkungan – dunia fisik dan nonfisik sebagai tempat terjadinya interaksi. 7. Gangguan – dari luar yang hanya dapat terlihat dan terasa dalam peristiwa komunikasi. Kategori lainmenyebutkan bahwa manusia menjalani semua bentuk komunikasi dengan tujuan komunikasi sebagai berikut: 1. Tujuan utama : a. Mengirimkan pesan Dalam hal ini komunikator adalah pelaku sebagai orang yang menyampaikan informasi baik kepada satu orang maupun khalayak atau kelompok dan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. b. Menerima pesan Komunikan adalah orang, kelompok maupun khalayak yang menerima informasi yang disampaikan oleh komunikator baik secara langsung ataupun tidak langsung dan dapat berupa informasi verbal maupun nonverbal. Universitas Sumatera Utara 12 c. Menginterpretasikan pesan Pesan yang telah disampaikan oleh komunikator dan sudah diterima oleh komunikan selanjutnya akan dimaknai dan dipahami sebagai sebuah informasi. Hal ini penting dilakukan sebelum mengambillangkah selanjutnya. d. Merespons pesan secara tepat dan jelas Komunikasi efektifakan terjadi jika komunikan memberikan umpan balik terhadap informasi yang diterima, dengan kata lain komunikasi yang tercipta dua arah akan memiliki arti ideal. e. Bertukar pesan Komunikator dan komunikan bertukar informasi dan saling memberi umpan balik yang mengakibatkan penerimaan dan pemahaman diantara keduamya. 2. Pendukung tujuan utama: a. Mengoreksi informasi. b. Memberikan kepuasan dan kesenangan berdasarkan pesan/informasi. Ada pula yang merumuskan tujuan komunikasi yaitu make them SMART, artinya komunikasi dapat memenuhi: 1. Specific – membuat sasaran merasa diperhatikan secara khusus, artinya mereka mendengarkan informasi dari sumber khusus, pesan khusus, media khusus, dengan efek khusus dalam konteks khusus pula. 2. Measureable – bahwa tujuan komunikasi akan dapat dicapai jika sumber komunikasi merumuskan ukuran – ukuran bagi semua elemen dalam proses komunikasi. Misalnya, ada indikator untuk menentukan kelayakan sumber bagi tercapainya tujuan komunikasi, indikator atau alat ukur bagi pesan, media sasaran, efek dan indikator bagi konteks. 3. Attainable – bahwa tujuan komunikasi adalah penetapan terhadap apa yang seharusnya dicapai dalam suatu aktivitas komunikasi, tentukan Universitas Sumatera Utara 13 tingkat ketercapaian tujuan komunikasi itu (dalam persentase perubahan sikap, dan lain – lain). 4. Result-orientated - berorientasi pada hasil, bahwa tujuan komunikasi harus berorientasi pada hasil yang telah direncanakan (planned communication, intenstionality communication). 5. Time-limited - komunikasi yang baik adalah komunikasi yang memiliki batasan waktu sebagai faktor untuk menentukan tercapainya tujuan komunikasi (Liliweri, 2011: 129). 2.2.2 Organisasi Schein (1982) mengatakan organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian lain menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan Schein iniadalah merupakan suatu sistem. Selanjutnya Kochler (1976) mengatakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi dengan pendapat Wright (1977); dia mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama. Walaupun ketiga pendapat mengenai organisasi tersebut kelihatannya berbeda – beda perumusannya tapi ada 3 hal yang sama – sama dikemukakan yaitu : organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum. Dikatakan merupakan suatu sistem karena komunikasi itu terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain. Bila satu bagian terganggu maka akan ikut berpengaruh pada bagian lain. Universitas Sumatera Utara 14 Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing – masing bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian lainnya. Tanpa koordinasi, sulitlah organisasi itu berfungsi dengan baik. Suatu organisasi terbentuk apabila suatu usaha memerlukan usaha lebih dari satu orang untuk menyelesaikannya. Kondisi ini timbul mungkin disebabkan oleh karena tugas itu terlalu besar atau terlalu kompleks untuk ditangani satu orang. Oleh karena itu suatu organisasi dapat kecil seperti usaha dua orang individu atau dapat sangat besar yang melibatkan banyak orang dalam interaksi kerja sama. Organisasi merupakan suatu struktur hubungan manusia. Struktur ini didesain oleh manusia dan karena itu tidak sempurna. Organisasi bertumbuh dan bertambah matang sebagian melalui suatu skema yang didesain dan sebagian lagi melalui keadaan yang tidak diatur. Elemen pertumbuhan yang didesain adalah suatu respons rasional terhadap tekanan dari dalam untuk memperluas atau untuk membentuk hubungan kembali karena diperlukan secara fungsional (Muhammad, 2009: 23 – 25). 2.2. 3 Komunikasi Organisasi Komunikasi Organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal danjuga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan adakalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi kebawah(downward communication), komunikasi keatas (upward communication)dan komunikasi horizontal (horizontal communication). Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gosip (dalam Mulyana, 2005: 75). Dalam kenyataannya masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses organisasi. Bahkan boleh dikata, organisasi tanpa Universitas Sumatera Utara 15 komunikasi ibarat sebuah mobil yang didalamnya terdapat rangkaian alat – alat otomotif, yangterpaksa tidak berfungsi karena tidak adanya aliran fungsi antara satu bagian dengan bagian yang lain. Conection komunikasi merupakan sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi (Panuju, 2001: 1). Menurut perspektif ilmu komunikasi, organisasi tidak terbentuk karena adanya surat atau dokumen persetujuan, tetapi organisasi ada sejak adanya interaksi atau komunikasi tertentu diantara orang – orang yang menunjukkan bahwa mereka tengah berorganisasi. Singkatnya, komunikasi membentuk organisasi dan komunikasi dalam organisasi atau organisasi inilah yang menjadi perhatian atau teori komunikasi organisasi (dalam Morissan, 2009: 25). Fungsi Komunikasi dalam Organisasi (Fajar, 2009: 125) : • Fungsi Informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi(information-processing system).Maksudnya, seluruh aggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih memungkinkan baik, dan setiap tepat anggota waktu. Informasi organisasi dapat yang didapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan. • Fungsi Regulatif Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada Universitas Sumatera Utara 16 dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu, mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of outhority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: - Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah - Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi - Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pimpinan sekaligus sebagai pribadi - Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan Selanjutnya, berkaitan dengan pesan.Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan • Fungsi Persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. • Fungsi Integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter,bulletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan Universitas Sumatera Utara 17 darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. 2. 2. 4 Strategi Komunikasi Semua aktifitas yang berhubungan dengan komunikasi sudah tentu tidak asal jadi. Komunikasi manusia harus direncanakan, diorganisasikan, ditumbuhkembangkan agar menjadi komunikasi yang lebih berkualitas, salahsatu langkah penting adalah menetapkan “strategi komunikasi”. Dalam banyak kasus komunikasi manusia, yang disebut strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang dapat menetapkan atau menempatkan posisi seseorang secara tepat dalam komunikasinya sehingga dapat mencapai tujuan komunikasi yang telah ditetapkan. Strategi adalah perspektif, posisi, rencana dan pola.Strategi adalah jembatan yang menghubungkan kebijakan dengan sasaran. Seperti yang dituangkan Liliweri bahwa strategi dan taktik merupakan jembatan yang menghubungkan kesenjangan antara tujuan dan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan. Singkatnya, strategi adalah konsep yang mengacu pada suatu jaringan yang kompleks dari pemikiran, ide – ide, pengertian yang mendalam, pengalaman, sasaran, keahlian, memori, persepsi dan harapan yang membimbing untuk menyusun suatu kerangka pemikiran umum agar kita dapat memutuskan tindakan – tindakan yang spesifik bagi tercapainya tujuan. Keberadaan strategi tidak terlepas dari tujuan yang dicapai. Hal ini ditunjukkan oleh suatu jaringan kerja yang membimbing tindakan yang akan dilakukan, dan pada saat yang sama, strategi akan mempengaruhi tindakan tersebut. Ini berarti bahwa prasyarat yang diperlukan untuk merumuskan strategi adalah meningkatkan pemahaman tentang tujuan. Artinya, setelah kita bersama – sama memahami hakikat dan makna suatu tujuan, maka kita menentukan strategi untuk mencapai tujuan. Tanpa tujuan, maka tindakan yang dibuat semata – mata sekedar suatu taktik yang dapat meningkat cepat namun sebaliknya dapat merosot kedalam suatu masalah lain. Universitas Sumatera Utara 18 Contoh, setiap organisasi selalu merumuskan visi dan misi, itulah tujuan ideal suatu organisasi. Berarti, jika organisasi tidak menetapkan tujuan, baik secaraimplicit maupun secara eksplisit, yang tampak dalam rumusan organisasi, maka kita juga tidak dapat merumuskan strategi untuk mencapai tujuan yang masih samar – samar itu. Adanya tujuan memberikankita peluang untuk merumuskan strategi yang dimulai dari tataran operasional hingga ke tataran konseptual. Memang selalu ada resiko jika kita merumuskan strategi yang tidak sesuai dengan tujuan, resiko terbesar adalah kita akan kehilangan peluang dan semua usaha yang kita lakukan akan sia – sia belaka. Kata “strategi” berasal dari akar kata bahasa YunaniStrategosyang secara harfiah berarti “seni umum”, kelak term ini berubah menjadi kata sifat strategia berarti “keahlian militer” yang belakangan diadaptasikan lagi kedalam lingkungan bisnis modern. Kata stratgeos bermakna sebagai: 1. Keputusan untuk melakukan suatu tindakan dalam jangka panjang dengan segala akibatnya. 2. Penentuan tingkat kerentanan posisi kita dengan posisi para pesaing (ilmu perang dan bisnis). 3. Pemanfaatan sumber daya dan penyebaran informasi yang menguntungkan berdasarkan analisis geografis dan topografis. 4. Penemuan titik – titik kesamaan dan perbedaan penggunaan sumber daya dalam pasar informasi. Dengan demikian yang dimaksud dengan strategi komunikasi adalah : 1. Strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan dan mempromosikan suatu visi komunikasi dan satuan tujuan komunikasi dalam suatu rumusan yang baik. 2. Startegi untuk menciptakan komunikasi yang konsisten, komunikasi yang dilakukan berdasarkan satu pilihan (keputusan) dari beberapa opsi komunikasi. Universitas Sumatera Utara 19 3. Strategi berbeda dengan taktik, strategi komunikasi menjelaskan tahapan konkret dalam rangkaian aktifitas komunikasi yang berbasis pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi. Adapun taktik adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu berdasarkan startegi yang ditetapkan sebelumnya. 4. Adalah tujuan akhir komunikasi, strategi berperan memfasilitasi perubahan perilaku untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen (Bank Dunia, 2001). Karena itu, maka strategi komunikasi selalu dihubungkan dengan: 1. Siapa saya bicara. 2. Maksud apa saya bicara. 3. Pesan apa yang harus disampaikan kepada seseorang. 4. Cara bagaimana saya menyampaikan pesan kepada seseorang. 5. Bagaimana mengukur dampak pesan tersebut. Tujuan Strategi Komunikasi Ketika kita membayangkan strategikomunikasi, maka pikirkanlah tentang tujuan dan materil apa yang ingin capai dan jenis materil apa saja yang kita pandang dapat memberikan kontribusi bagi tercapainya tujuan ini. Dalam bukunya, Alo Liliweri menjelaskankhusus untuk setiap tujuan tertentu yang berkaitan dengan aktifitas kita, maka tujuan komunikasi menjadi sangat penting karena meliputi: a. Memberitahu (Announcing) Tujuan pertama dari strategi komunikasi adalah announcing, yaitu pemberitahuan tentang kapasitas dan kualitas informasi (one of the first goals of your communications strategy is to announce the availability of information on quality). Oleh karena itu, informasi yang akan dipromosikan sedapat mungkin berkaitan dengan informasi utama dari seluruh informasi yang demikian penting. b. Memotivasi (Motivating) Universitas Sumatera Utara 20 Informasi yang diberikan harus jelas dan tegas serta berisi tentang hal-hal yang dapat membangkitkan semangat penerimanya. Pemilihan katakata yang dapat menumbuhkan motivasi dan gerakan tubuh yang menunjukkan sikap semangat serta positif akan jauh lebih baik. Intinya, informasi yang disampaikan harus benar-benar menarik minat sehingga pelaksanaannya dapat lebih optimal dan hasil yang dituju bisa dicapai. c. Mendidik (Educating) Tujuan strategi komunikasi yang berikut adalah educating.Penyampaian pesan tidak hanya dapat dilakukan secara verbal melalui kata-kata. Dapat juga diberikan melalui nonverbal berupa tindakan, ekspresi, bahasa tubuh dan yang lainnya. Sikap yang baik, sopan santun dan bersahaja dapat menjadi pelajaran yang dapat diikuti sekalipun tidak diuraikan melaui perkataan dan penjelasan panjang lebar. d. Menyebarkan Informasi (Informating) Salah satu strategi komunikasi adalah menyebarluaskan informasi kepada masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran kita. Diusahakan agara informasiyang disebarkan ini merupakan informasi yang spesifik dan aktual, sehingga dapat digunakan konsumen. Apalagi jika informasi ini tidak saja sekedar pemberitahuan, atau motivasi semata – mata tetapi mengandung unsur pendidikan. Ini yang kitasebut sebagaistrategy of informing. e. Mendukung Pembuatan Keputusan (Supporting Decission Making) Strategi komunikasi terakhir adalah startegi yang mendukung pembuatan keputusan. Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang dikumpulkan, dikategorisasi, dianalisis sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuatan keputusan. Praktik strategi komunikasi umumnya terdiri dari tiga esensi utama, yaitu: 1. Strategi implementasi. Universitas Sumatera Utara 21 2. Strategi dukungan. 3. Strategi integrasi. Ketiga esensi tersebut membingkai praktik strategi komunikasi dengan beberapa kriteria atau standar kualitas sebagaimana terlihat dalam tabel dihalaman berikut ini : Tabel 1.2 Strategi Komunikasi Strategic Communication Quality Criteria/Standards Practices Identify the vision Choose goals and STRATEGY outcomes The communication vision is aligned with, but distinc from, the organization’s overall mission Goals and outcomes are well defined, measurable, and help guide a defined plan of action Select Audiences target general public) and include key audien decission makers or individuals with ces influence on the issue Messages Develop messages are are specific (not specific, the clear, persuasive, reflect audience values, and include a solution or course of action Identify credible messengers Choose communications mechanism/outlets Messengers are seen as credible by the target audiences, and can be recruited and available to the cause Outlets (e.g. both in the air [media] and on the ground) are choosen for their access availability to target audiences Universitas Sumatera Utara 22 Risks and contextual variables that Scan the context and can affect communications success are competition identified and factored into planning when possible Develop effective materials Build valueable IMPLEMENTATION partnerships Materials are developed in attractive, accessible, and variets formats for maximum exposure and visibility Linkages exist with internal and externl stakeholders who can help align with and carry the mesages Internal and external messengers are Train messengers trained in key messages and are consisted in their delivery Conduct steady outreach Outreach and dissemination to audiences through multiple outlets is regular and sustained Activities and outcomes are regularly Monitor and evaluate monitored and evaluated for purposes of accountability and continous improvement Support Support and Integration communication at the leadership level Earmark sufficient resources Management supports understands communications and as an integral part of organizational viability and success Fundraising dedicated regularly resources includes for communication practice Integrate Communications is seen as integral communications part of every organizational project or throughout the strategy organization Involve staff at all Communication is not seen as an Universitas Sumatera Utara 23 levels isolated function; most if not all staff members have some knowledge and/or participation in communication efforts Tabel diatas menunjukkan strategi komunikasi dimulai dengan: 1. Mengidentifikasi visi dan misi. Visi merupakan cita – cita ideal jangka panjang yang dapat dicapai oleh komunikasi. Rumusan visi biasanya terdiri dari “beberapa kata” yang mengandung tujuan, harapan, cita – cita ideal komunikasi. Dari rumusan visi itulah akan menjabarkan cita – cita ideal ini. 2. Menentukan program dan kegiatan. Program dan kegiatan adalah serangkaian aktivitas yang harus dikerjakan, program dan kegiatan merupakan penjabaran dari misi. 3. Menentukan tujuan dan hasil. Setiap program atau kegiatan biasanya mempunyai tujuan dan hasil yang akan diperoleh. Biasanya para perumus kebijakan membuat definisi tentang tujuan dan hasil yang akan dicapai. 4. Seleksi audiens yang menjadi sasaran. Perencana komunikasi menetukan kategori audiens yang menjadi sasaran komunikasi. 5. Mengembangkan pesan. Kriterianya dalah semua pesan yang dirancang sedapat mungkin memiliki isi (content) khusus, jelas, perusasif, dan merefleksikan nilai – nilai audiens, tampilan isi yang dapat memberikan solusi bagi masyarakat, atau menunjukkan tindakan tertentu. 6. Identifikasi komunikator pembawa antara pesan(tampilan lain kredibilitas, komunikator). kredibilitas Kriteria dalam ilmu pengetahuan, keahlian, profesional, dan keterampilan yang berkaitan dengan isu tertentu. 7. Mekanisme komunikasi/media. Kriterianya adalah memilih media yang dapat memperlancar mekanisme pengiriman dan pengiriman balik, Universitas Sumatera Utara 24 atau pertukaran informasi. Kriteria media adalah media yang mudah diakses atau yang paling disukai audiens, misalnya melalui radio, koran kampung, dan leaflet. 8. Scan konteks dan persaingan. Kriterianya adalah menghitung resiko dan konteks yang akan mempengaruhi strategi komunikasi, misalnya menghitung peluang untuk memenangkan persaingan dengan merebut hati audiens. Kegiatan berikutnya adalah implementasi strategi melalui lima tahapan/jenis kegiatan, yaitu: 1. Mengembangkan materil untuk mengimplementasikan strategi. 2. Mengembangkan mitra yang bernilai. 3. Melatih para pembawa atau penyebar pesan. 4. Mengembangkan semacam tata aturan bagi kegiatan penyebarluasan informasi kepada audiens misalnya melalui pemantauan, dan evaluasi implementasi. 5. Mengontrol setiap tahapan/jenis kegiatan melalui kriteria dan standar yang ada dikolom kanan dari tabel sebelumnya. Pada bagian akhir dari strategi komunikasi organisasi tersebut terdiri dari empat tahapan/jenis kegiatan, yaitu: 1. Mendukung komunikasi terutama pada level kepemimpinan. 2. Melengkapi sumber daya. 3. Mengintegrasikan komunikasi melalui organisasi. 4. Melibatkan staf pada semua level untuk memberikan dukungan dan integrasi (keempat tahapan/jenis kegiatan tersebut dapat dikontrol melalui kriteria dan standar yang ada di kolom kanan dari tabel sebelumnya). Strategi Sebagai Penentu Sukses Strategi komunikasi sangat menentukan sejauh mana kita mengerahkan seluruh kekuatan dan sumber daya demi tercapainya visi dan Universitas Sumatera Utara 25 misi komunikasi.Strategi berguna sebagai pembimbing komunikasi untuk mencapai tujuan komunikasi. Kita ambil contoh seorang PR yang ingin menyebarluaskan informasi tentang satu kebijakan baru dibidang perpajakan, maka dia akan diminta membuat strategi komunikasi bagi para perumus dan pengambil kebijakan pemasaran. Bisnis komunikasi dan pemasaran sangat membutuhkan strategi komunikasi, karena melalui strategiakan tampak rumusan tentang apa – apa yang akan diproses untuk mencapai tujuan ini. Ketika merumuskan strategi komunikasi, maka patut diperhatikan bahwa perusahaan memerlukan informasi yang berkaitan dengan situasi pemasaran, yang pasti informasi yang dimaksud berisi beberapa jawaban atas pertanyaan berikut: 1. Apa, kapan (dan berapa banyak) kita memaksudkan dengan berkomunikasi itu? 2. Dimana danbagaimana kita akan berkomunikasi? 3. Dengan media apa kita akan berkomunikasi? 4. Siapa yang berperan dalam tim komunikasi kita itu? Belajar dari pengalaman 1. Review.Bagaimana kita dapat berkomunikasi di masa lalu, kini, dan seharusnya di masa yang akan datang? Bagaimana komunikasi yang terjadi itu efektif, bagaimana kita membuat komunikasi diterima audiens? 2. Objective. Apa yang diinginkan agar komunikasi diterima? Adakah tujuan kita itu SMART? 3. Audience. Siapa yang menjadi audiens, apakah kita mempunyai audiens utama sebagai kelompok sasaran, atau adakah kelompok lain yang harus dijadikan pula sebagai sasaran? Informasi seperti apakah yang mereka butuhkan agar mereka dapat bertindak terhadap pesan kita? Universitas Sumatera Utara 26 4. Message.Pesan seperti apakah yang perlu dipersiapkan, apakah kita mempunyai satu pesan untuk audiens yang begitu beragam, apakah kita perlu pesan yang juga beragam? 5. Basket. Jenis komunikasi seperti apakah yang akan menghasilkan produk terbaik? 6. Channels. Saluran apa yang digunakan untuk mempromosikan, membagikan , dan menyebarluaskan suatu produk? 7. Resources. Jenis anggaran yang disediakan untuk satu proyek komunikasi, apakah anggaran ini akan mengalami perubahan dimasa yang akan datang? 8. Timing. Adakah batas waktu komunikasi, adakah penahapan yang perlu dihitung dengan tepat, peristiwa spesial, atau peluang apakah yang akan tumbuh? 9. Brand.Semua produk komunikasi yang dihasilkan merupakan “cap” yang akan orang berikan kepada produk kita. 10. Feedback.Bagaimana kita mengetahui kapan strategi komunikasi kita 100% berhasil, adakah kita akan mengalami perubahan, bagaimana kita dapat memiliki semua yang kita gunakan, misalnya alat, adakah anggaran kita itu tepat waktu, dan adakah setiap pesan berpengaruh? (Paul Baeyaert, 2005. Developing an External Communications Strategy.Presentation at communicating European Research, November 14, 2005.) Prinsip – Prinsip Strategi Komunikasi 1. Integrate. Adalah proses untuk menggabungkan (mengintegrasikan) pelbagai aktivitas yang berkaitan dengan satu program komunikasi. 2. Straightforward. Katakanlah ini pada semua orang, kejujuran menyertai perjalanan kita/ Honesty goes a long way.Inilah perjuangan masa depan. 3. Succinct. Pesan strategis umumnya sangat pendek dan sederhana. 4. Target-segment. Tetapkan segmen yang akan dijadikan sasaran. Universitas Sumatera Utara 27 5. Personalia. Bantulah pekerja untuk mengerti dampak personal, pertanyaan yang esensi dari setiap komunikasi membutuhkan jawaban, “What’s in it for me?” Apa yang saya dapat dari komunikasi ini? 6. Memorable. Buatkan ukuran terhadap hasil komunikasi yang akan kita lakukan, misalnya para pekerja dapat melakukan kegiatan komunikasi 100 kali setiap hari. 7. Multimedia. Gunakan metode dan media yang bervariasi, departemen pemasaran Anda dapat mengajarkan Anda tentang komunikasi dengan media ini. 8. Be Realistic. Hendaklah Anda realistis, tentukan dimanakah tempat bagi orang – orang yang akan bertemu dengan Anda. 9. Be Results. Orientasikan kerja Anda pada komunikasi efektif yang dapat diukur, adakan Anda mempunyai ukuran sukses komunikasi dalam suatu tempat dan waktu? (Hewitt Associates, Shell Tower-Times Square, Causeway Bay, Hong Kong, 2009.) Berikut inidijelaskan tentang strategi untuk mencapai komunikasi yang efektif: 1. Inovasi yang adaptif (Adaptive innovation). Jika Anda hendak berkomunikasi, maka Anda diminta untuk memperbarui produk dan mekanisme kerja yang memudahkan hubungan antara perusahaan Anda dan pelanggan. Inovasi adalah salah satu bentuk perubahan untuk meningkatkan kualitas komunikasi. Oleh karena itu, inovasi yang disarankan adalah bentuk materil atau nonmateril perubahan yang dapat diadaptasikan ke dalam perusahaan Anda. Jangan memilih bentuk inovasi yang malah membuat produk Anda tidak terjual di pasar. 2. Manajemen kewirausahaan (entrepreneurial). Menggambarkan suatu bisnis yang mengorientasikan para pekerjanya bekerja dengan kekuatan sendiri untuk mencapai keuntungan. Pada umumnya, para wirausaha mengerti betul moto ini: be the leader you seek, Anda hendaklah menjadi pemimpin sebagaimana yang Anda cita – citakan. Universitas Sumatera Utara 28 3. One Voice.Strategi komunikasi mengandalkan seluruh kerabat kerja di perusahaan Anda harus “satu suara” untuk satu produk. 4. Sesuaikan waktu (Showtime). Istilah yang digunakan oleh para pelaku bisnis untuk menggambarkan semua komunikasi kita berada tepat diatason stage. Prinsip “tetap di atas panggung” inilah yang perlu disampaikan kepada pihak lain. 5. Strategi mempercepat (strategic speed). istilah yang berkaitan dengan bekerja cepat dan cerdas (working fast and smart), merupakan usaha untuk mengisi peluang pasar. 6. Disiplin berdialog. Istilah iniberkaitan dengan pengawasan terhadap kata – kata yang diucapkan maupun yang dipresentasikan dalam pertemuan bisnis. Dalam bukunya Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, Onong UchjanaEffendymengatakan bahwa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi perusahaan, tentu adanya strategi yang dilakukan. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidakberfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu – waktu bergantung pada situasi dan kondisi. R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Technique for effective Communication (1979) menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu : Universitas Sumatera Utara 29 a. to secure understanding b. to establish acceptance c. to motivate action Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimaan itu harus dibina (to establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action). Strategi komunikasi sudah tentu bersifat makro yang dalam prosesnya berlangsung secara vertical piramidal. Mestinya komunikasi vertikal itu tidak hanya berlangsung dari atas ke bawah (downward communication), tetapi juga dari bawah ke atas (upward communication). (Onong: 1990:32) 2.2.5 Formasi Strategi Komunikasi 1. Komunikasi Kebawah Komunikasi kebawah dalam organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah.Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai; namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen (Davis, 1967). Komunikasi organisasi seringkali bergerak kearah komunikasi manajerial yang perhatian utamanya adalah komunikasi kebawah, membawa informasi melalui kelompok manajemen dan kepada kelompok operatif. Ada dua masalah utama: (1) jenis infrormasi apa yang disebarkan dari tingkat manajemen kepada para pegawai dan (2) bagaimana informasi tersebut disediakan. 2.Komunikasi Keatas Universitas Sumatera Utara 30 Komunikasi keatas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ketingkat yang lebih tinggi (penyelia). Suatu permohonan ataukomentar yang diarahkan kepada individu yang otoritasnya lebih besar, lebih tinggi, atau lebih luas merupakan esensi komunikasi keatas (Dalam Pace, 2005:189). Pentingnya komunikasi keatas Komunikasi keatas penting karena beberapa alasan, yaitu : 1. Aliran informasi keatas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang – orang lainnya (Sharma, 1979). 2. Komunikasi keatas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka (Planty & Machaver, 1952). 3. Komunikasi keatas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi – operasi sebenarnya (Conboy,1976). 4. Komunikasi keatas menumbuhkan apresisasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran – saran mengenai operasi organisasi (Planty & Machaver, 1952). 5. Komunikasi keatas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi kebawah (Planty & Machaver, 1952). 6. Komunikasi keatas membantu pegawaimengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka Universitas Sumatera Utara 31 dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut (Harriman, 1974). Prinsip – prinsip komunikasi keatas : Planty danMachaver (1952) mengemukakan tujuh prinsip sebagai pedoman program komunikasi keatas : a. Program komunikasi keatas yang efektif harus direncanakan b. Program komunikasi keatas yang efektif berlangsung secara berkesinambungan c. Program komunikasi keatas yang efektif menggunakan saluran rutin d. Program komunikasi keatas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah e. Program komunikasi keatas yang efektif mencakup mendengarkan secara objektif f. Program komunikasi keatas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah g. Program komunikasi keatas yang efektif menggunakan berbagi media dan metode untuk menigkatkan aliran informasi. (Dalam Pace, 2005: 184 – 194). 3. Komunikasi Horizontal Komunikasi Horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang – orang yang sama tingkatan otoritasnya didalam organisasi. Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal.Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas – tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi. Tujuan Komunikasi Horizontal : Universitas Sumatera Utara 32 - Mengkoordinasikan tugas –tugas. - Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas – aktivitas. Ide dari banyak orang lebih baik daripada ide satu orang. Oleh karena itu komunikasi horizontal sangatlah diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik. - Memcahkan masalah yang timbul diantara orang – orang yang berada dalam tingkat yang sama. - Menyelesaikan konflik diantara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagian lainnya. - Menjamin pemahaman yang sama. - Mengembangkan sokongan interpersonal (Dalam Muhammad, 2009: 121). 2.2.6 Garuda Indonesia Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Nama “Garuda” diberikan oleh Presiden Soekarno dimana nama tersebut diambil dari sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada saat itu., Noto Soeroto; “Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen”, yang artinya, “saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi diatas kepulauan Anda”. PT Garuda Indonesia (persero) Tbk. adalah maskapai pertama dan terbesar di Indonesia, dengan pendekatan berorientasi “melayani”, Garuda Indonesia bertujuan menjadi penyedia layanan terdepan bagi wisatawan dinegara ini sekaligus menyediakan layanan pengiriman barang melalui udara. Grup Garuda Indonesia pada saat ini memiliki lima anak perusahaan yakni PT Aerowisata, PT GMF Aero Asia, PT Abacus Distribution System, PT Gapura Angkasa dan PT Aero System Indonesia. Anak perusahaan adalah Universitas Sumatera Utara 33 satu kesatuan legal independen, yang dibangun oleh perusahaan untuk mendukung seluruh kegiatannya. 2.2.7Skytrax Dilansir dari situs www.wikipedia.comSkytrax adalah perusahaan konsultanBritania Raya yang melakukan riset mengenai maskapai penerbangan.Perusahaan ini melakukan survei untuk menentukan maskapai, bandar udara, hiburan dalam pesawat, staff, dan elemen perjalanan udara terbaik lainnya. Selain survei ini, Skytrax juga memiliki forum maskapai penerbangan tempat penumpang pesawat dapat memberikan ulasan untuk dilihat oleh calon penumpang lain. Garuda Indonesia bergabung menjadi salah satu anggota aliansi global SkyTeampada bulan Maret 2014 lalu. Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda). 2.3 Kerangka Pemikiran Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines Komunikasi Organisasi Strategi Komunikasi Komunikasi Ke bawah (Downward Communica tion ) - To secure - Komunikasi understandi ke atas ng (Upward - To establish Communica - To motivate Utara tion ) Universitas Sumatera action - Komunikasi Horisontal (Horizontal 34 The World’s Best Cabin Crew 2014 Sumber : Peneliti (2015) Universitas Sumatera Utara