1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini setiap perusahaan akan mencari berbagai cara agar bisa tetap bersaing mengikuti perkembangan jaman serta menjaga eksistensi dan mempertahankan hidupnya. Salah satu cara untuk dapat mewujudkan hal tersebut di atas adalah dengan menjalin hubungan yang baik dengan konsumennya yaitu dengan membangun komunikasi antara perusahaan dengan konsumennya. Oleh sebab itu dalam suatu perusahaan kegiatan komunikasi menjadi hal yang sangat penting agar perusahaan bisa berinteraksi dengan konsumen mereka. Menurut para ahli diantaranya Bernard Berelson dan Gary A. Stainley (1964) dalam bukunya , Human Behavior mengidentifikasikan komunikasi sebagai berikut : “ Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambing-lambang atau katakata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian biasanyan disebut komunikasi”1. Sehingga komunikasi merupakan suatu hal yang terpenting dalam suatu kegiatan pemasaran yang harus dilakukan oleh pemasar. 1 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Public Relations (Jakarta: PT. Raja Graffindo Persada, 2002) hal 17 1 2 Untuk membentuk komunikasi perusahaan dengan konsumen- konsumennya, para pemasar biasa menggunakan aktivitas above the line yang dapat menjangkau khalayak banyak, namun dari segi budget, aktivitas above the line terbilang cukup menguras anggaran perusahaan, oleh karena itu seiring dengan perkembangan zaman para pemasar mulai mencari cara lain yang diharapkan lebih efesien dan juga efektif dalam menyampaikan pesan ke target audiencenya, dengan cara menghubungkan elemen-elemen dari pengalaman konsumen dengan produk, yang secara keseluruhan memungkinkan konsumen berhubungan dengan brand. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan cara mengaktifkan sebuah brand untuk bisa berhubungan lebih dekat dengan target market atau yang kemudian disebut sebagai brand activation. Brand activation adalah salah satu bentuk promosi merek yang mendekatkan merek dengan penggunanya melalui berbagai aktivitas yang menarik perhatian konsumen. Saat ini, selain melakukan iklan, banyak brand juga yang memilih untuk menggunakan brand activation. Beberapa keunggulan brand activation adalah adanya interaksi langsung antara brand dengan konsumen. Hal ini tentu akan membuat hubungan konsumen terhadap brand semakin erat. Ketika hubungan sudah semakin erat maka konsumen akan dengan senang hati membeli produk dan mempromosikan produk suatu brand kepada teman-temannya. Selain itu brand activation juga biasanya dilakukan dalam suasana yang fun dan santai sehingga memudahkan brand menyampaikan pesannya kepada konsumen2. 2 https://www.maverick.co.id/brands-marketing/2010/10/ 3 Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk bersaing dengan para pesaingnya tidaklah harus selalu berbentuk pure mencari profit, tetapi sebuah perusahaan juga bisa membesarkan pasarnya dengan mengangkat isu-isu sosial yang ada di sekitarnya dengan membuat suatu aktifitas yang melibatkan target audiencenya, dan bentuk kegiatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan program sosial melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Schermerhorn mendefenisikan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara – cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal 3. Implementasi CSR yang dilakukan perusahaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Saat ini penerapan CSR dipandang tidak hanya sebagai tanggung jawab perusahaan melainkan menjadi sebuah kewajiban bagi perusahaan yang menginginkan ‘dekat’ dengan konsumennya. Saat ini di Indonesia banyak perusahaan yang melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Perusahaan yang melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah perusahaan yang tidak hanya memiliki perhatian dan kepeduliaan yang besar terhadap masyarakat tetapi sekaligus dapat dikatakan melakukan investasi sosial jangka panjang. Karena Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan wujud komitmen perusahaan 3 Edi Suharto. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007) hal 102 4 untuk ikut berkontribusi dalam membantu masyarakat dan pemerintah untuk memecahkan permasalahan sosial yang ada. Berbagai aspek kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang biasa dilakukan antara lain dalam bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan dan pemeberdayaan ekonomi. Dari sekian banyak perusahaan di Indonesia salah satu perusahaan yang dapat dikatakan cukup aktif melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah PT. Kalbe Farma, Tbk. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Kalbe Farma, Tbk bukanlah hal yang baru. Karena untuk mengatasi permasalahan sosial yang ada PT. Kalbe Farm, Tbk yang merupakan perusahaan farmasi terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, sejak tahun 2004 telah melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk salah satu brandnya. Untuk mendekatkan tiap-tiap brand yang dimilikinya tersebut dengan tidak lupa sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat, PT.Kalbe Farma, Tbk mengembangkan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi Brand Social Responsibility (BSR) dimana yang terlibat secara langsung dengan para konsumennya bukan perusahaan melainkan brand yang dimilikinya, dengan mengangkat isu-isu sosial yang ada dan sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat, dan salah satu brand PT.Kalbe Farma, Tbk yang telah melakukan kegiatan Brand Social Responsibility (BSR) adalah brand Promag, yang mana dalam penulisan kali ini akan dijadikan objek penelitian, dimana konsepnya brand Promag meluncurkan program yang dinamakan Brand Social Responsibility (BSR) Promag Mulia. Program ini berkomitmen untuk berpartisipasi dan berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5 Kegiatan Brand Social Responsibility (BSR) yang dilakukan sangatlah beralasan karena di Indonesia tingkat kesadaran masyarakat masih sangat rendah mengenai pentingnya cara menjaga kesehatan lambung. Padahal pada kenyataannya, sakit maag atau dengan istilah ilmiah dikenal dengan dispepsia ini sangat menganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja di masa sekolah dan orang dewasa yang telah bekerja. Penelitian yang dilakukan di Indonesia dan juga yang dilakukan di luar negeri menunjukkan bahwa kejadian sakit maag yang paling banyak ditemui adalah maag fungsional, yaitu mencapai 70 - 80% dari kasus sakit maag. Sakit maag fungsional adalah sakit maag yang bukan disebabkan oleh gangguan pada organ lambungnya, melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai dan juga faktor psikis atau faktor stress dan kecemasan. Faktanya adalah di Indonesia, 5 dari 10 orang pekerja berpotensi terserang sakit maag 4. Kampanye Gerakan Lambung Sehat Indonesia merupakan bagian dari kegiatan Brand Social Responsibility Promag Mulia. Kampanye ini merupakan inisiatif dari PT Kalbe Farma Tbk, yang berangkat dari fakta bahwa penyakit maag sangat umum ditemui di Indonesia. Dari survey yang dilakukan di Jakarta tahun 2007 yang melibatkan 1645 responden, diperoleh informasi bahwa pasien dengan masalah sakit maag ini mencapai angka 60 % 5. Dalam penelitian ini, penulis memilih untuk meneliti kampanye Gerakan Lambung Sehat Indonesia (GLSI) Promag yang diadakan di kota Bandung. 4 5 http://www.ahlinyalambung.com/?q=content/gerakan-lambung-sehat-indonesia http://www.ahlinyalambung.com/?q=content/gerakan-lambung-sehat-indonesia 6 Penulis tertarik meneliti program Brand Social Responsibility (BSR) Promag dalam bentuk brand activation Gerakan Lambung Sehat Indonesia (GLSI) 2011 di Bandung, dikarenakan kampanye ini berhasil mendapatkan penghargaan. Pada peringatan HUT KORPRI, pada tanggal 29 November 2011 oleh Pemkab Bandung yang diwakili langsung oleh Bupati Bandung, Dadang M Naser, menyerahkan piagam penghargaan Coorporate Social Responsibility (CSR) kepada PT Kalbe FarmaTbk, karena melalui brand-nya Promag dianggap telah berhasil menjalankan program tanggung jawab sosial kepada warga Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti strategi brand social responsibility (BSR) Promag dalam bentuk brand activation Gerakan Lambung Sehat Indonesia (GLSI) 2011. 1.2 Rumusan Masalah Setelah memahami latarbelakang yang mendasari pemikiran ini, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana strategi brand social responsibility (BSR) Promag dalam bentuk brand activation Gerakan Lambung Sehat Indonesia (GLSI) 2011?” 7 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi brand social responsibility (BSR) Promag dalam bentuk brand activation Gerakan Lambung Sehat Indonesia (GLSI) 2011. 1.4 Manfaat Penelitian Mengacu kepada latar belakang yang ada maka kegunaan dari hasil penelitian ini tergolong ke dalam signifikansi akademis dan signifikansi praktis. 1.4.1 Signifikansi Akademis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah masukan keilmuan pada civitas Ilmu Komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi bahan kajian ilmiah bagi pihak lain yang ingin menindaklanjuti penelitian ini. 1.4.2 Signifikansi Praktis : Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam menilai lebih lanjut mengenai strategi brand social responsibility (BSR) Promag dalam bentuk brand activation Gerakan Lambung Sehat Indonesia (GLSI) 2011. Secara umum dapat dijadiakan informasi untuk digunakan dalam pengembangan dan bahkan sebagai penyempurnaan dari informasi yang telah ada sebelumnya agar nantinya perusahaan dapat lebih mengembangkan strategi yang telah dilakukannya.