BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Setiap Penelitian

advertisement
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1
Kerangka Teori
Setiap
Penelitian
memerlukan
kejelasan
berfikir
dalam
memecahkan atau menyoroti masalah-masalahnya. Untuk itu perlu disusun
kerangka teori yang membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan
dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 42: 2012).
Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi, dan
proposisi untuk menerangkan suatu fenomena (sosial) secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antara konsep (Arif dkk, 14: 2001).
Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan
fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya
(Krisyantono, 42:2008).
Adapun teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini adalah
Komunikasi Massa, Teknologi Komunikasi, Berita, Televisi.
2.1.1
Komunikasi Massa
Awal perkembangan komunikasi massa berasal dari kata media of
mass communication (media massa yang dihasilkan oleh teknologi
modern) (Nurudin, 2003:2). Definisi komunikassi massa yang paling
sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni, komunikasi massa adalah
pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang.
Dari definisi ini harus diketahui bahwa komunikasi massa harus dilakukan
melalui media massa. Media massa disini adalah radio, televisi, yang
merupakan media elektronik dari teknologi modern.
Lebih rinci lagi pengertian komunikasi massa menurut Gebner
(1967) “mass comunication is the technologically and institutionally based
production and distribution of the most broadly shared continuous flow
messages in industrial societies” (komunikasi massa adalah proses
produksi dan distribusi dari teknologi danlembaga yang membawa arus
pesan secara berkelanjutan dan luas) (Elvinaro, 2004: 3). Pesan-pesan
6
Universitas sumatera utara
7
komunikasi massa bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan
selintas (khususnya media elektronik).
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, media
komunikasi massa pun semakin canggih dan kompleks serta memiliki
kekuatan yang lebih dari masa-masa sebelumnya, terutama dalam hal
menjangkau komunikan. Marshall McLuhan mengemukakan bahwa, kita
sekarang hidup dalam desa dunia (global village), karena media massa
modern memungkinkan berjuta-juta orang di seluruh dunia untuk
berkomunikasi ke hampir seluruh pelosok dunia
Bagian terpenting yang membentuk dan mendukung terjadinya
sebuah sistem adalah unsur. Dalam komunikasi diperlukan unsur-unsur
untuk mendukung kelancaran proses yang terjadi, seperti proses
pertukaran pesan antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi
massa merupakan proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa
dan untuk menyampaikan informasi tersebut kepada khalayak luas. Unsur
dalam komunikasi massa tidak sesederhana seperti unsur komunikasi
lainnya, unsur dalam komunikasi massa memiliki karakteristik tertentu
dalam setiap bagiannya. Adapun unsur-unsur tersebut sebagai berikut
(Bungin, 2006: 71):
1. Komunikator
Dalam komunikasi massa, komunikator adalah:
A. Pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi modern
untuk menyebarkan informasi, sehingga informasi tersebut dengan
cepat diterima oleh publik.
B. Komunikator
mencoba
untuk
berbagi
informasi,
pemahaman,
wawasan dan solusi dengan jutaan massa yang tersebar dimanapun dan
tidak diketahui dengan jelas keberadaan mereka.
C. Komunikator berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili
institusi yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi.
Universitas Sumatera Utara
8
2. Media Massa
Media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran
informasi secara massal dan dapat diakses secara massal pula oleh
masyarakat.
3. Informasi Massa (Pesan)
Informasi yang dikonsumsi untuk masyarakat luas, bukan
informasi yang hanya dikonsumsi pribadi.
4. Gatekeeper
Gatekeeper adalah penyeleksi informasi. Komunikasi massa
dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa, orang
inilah yang akan menentukan apakah sebuah informasi layak untuk
disiarkan atau tidak disiarkan.
5. Khalayak (publik)
Khalayak adalah massa yang menerima informasi yang disebarkan
oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar atau pemirsa
dari sebuah media massa.
6. Umpan Balik
Dalam komunikasi massa umpan balik bersifat tertunda, sedangkan
dalam komunikasi pribadi umpan balik terjadi secara langsung. Ini yang
membedakan umpan balik dalam media massa dengan umpan balik dalam
komunikasi antar pribadi. Dengan adanya perkembangan teknologi, umpan
balik yang tertunda ini semakin ditinggalkan.
Dari defenisi dan unsur komunikasi massa di atas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan proses penyampaian
pesan yang disampaikan melalui media massa (media cetak dan media
elektronik) yang dianggap sebagai komunikator kepada khalayak yang
dalam hal ini disebut sebagai audience (pendengar atau penonton). Pesan
yang disampaikan kepada audience diterima secara bersamaan dan dalam
tempo waktu yang cepat. Dengan adanya media massa sebagai alat yang
membantu proses komunikasi massa, maka hambatan dalam komunikasi
seperti ruang dan waktu dapat diminimalisir.
Universitas Sumatera Utara
9
Komunikasi massa juga memiliki gatekeeper yang mengotrol
informasi yang akan disampaikan kepada audience. Gatekeeper dianggap
sebagai penjaga nilai dari suatu media massa yang posisinya berada dalam
suatu lembaga baik dari internal pemilik media massa maupun berasal dari
eksternal.
2.1.1.1 Proses Komunikasi Massa
Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi tatap muka, karena
sifat komunikasi massa melibatkan banyak orang, maka proses
komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Menurut McQuail (1992: 33)
proses komunikasi massa terlihat dalam bentuk (Bungin, 2006: 74):
1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala yang besar.
Proses komunikasi massa dilakukan dengan mendistribusikan informasi
kemasyarakat dalam skala besar, sekali siaran, pemberitaan yang
disebarkan dalam jumlah yang luas dan diterima oleh massa yang besar
pula.
2. Proses komunikasi massa dilakukan searah, dari komunikator ke
komunikan.
Jika
terjadi
interaksi
diantara
komunikator
dengan
komunikan, itu sifatnya sangat terbatas. Dalam proses ini komunikatorlah
yang mendominasi.
3. Proses
komunikasi
massa
berlangsung
secara
asimetris,
artinya
komunikasi yang terjalin bersifat datar dan sementara, tidak berlangsung
lama dan permanen.
4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal (non-pribadi) dan
tanpa nama. Proses ini menjamin bahwa komunikasi massa akan sulit
diidentifikasi siapa yang menjadi penggerak.
5. Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubungan
kebutuhan di masyarakat. Seperti televisi dan radio yang melakukan
penyiaran, karena adanya kebutuhan masyarakat akan informasi seperti
pemberitaan yang ditunggu oleh masyarakat tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses
komunikasi massa didominasi oleh komunikator, komunikator dalam hal
ini adalah media massa tersebut. Proses komunikasi massa juga
Universitas Sumatera Utara
10
berlangsung sementara tanpa diketahui siapa penggerak dari informasi
yang diberikan kepada komunikan atau audience.
2.1.1.2 Ciri-Ciri Komunikasi Massa
Seperti yang telah di uraikan sebelumnya, kita telah mengetahui
definisi dari komunikasi massa dari berbagai ahli. Melalui definisi
tersebut, kita dapat mengetahui ciri-ciri dari komunikasi massa. Ciri-ciri
dari komunikasi massa adalah (Nurudin, 2003:19) :
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa merupakan lembaga karena
elemen utama komunikasi massa adalah media massa. Komunikator dalam
komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya,
gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam
sebuah lembaga.
2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen atau
beragam. Artinya, komunikan beragam pendidikan, umur, jenis kelamin,
status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama
atau kepercayaan yang tidak sama pula.
3. Pesannya bersifat Umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak dituju kepada satu
orang atau sekelompok masyarakat tertentu. Pesan-pesan ditujukan kepada
khalayak yang plural dan pesan-pesan yang dikemukakan juga tidak boleh
bersifat khusus.
4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah
Media cetak seperti koran, komunikasi hanya berjalan satu arah.
Kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya
(media massa yang bersangkutan), kalaupun bisa sifatnya pasti tertunda.
Misalnya, kita mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubrik
surat pembaca. Jadi, komunikasi yang berjalan satu arah akan memberi
konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak
langsung (delayed feedback).
Universitas Sumatera Utara
11
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Dalam komunikasi massa terdapat keserempakan dalam proses
penyebaran pesan-pesannya. Serempak yang berarti khalayak menikmati
media massa tersebut hampir bersamaan. Keserempakan juga sangat terasa
kalau kita mengamati media komunikasi massa lain seperti internet.
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Peralatan teknis yang dimaksud seperti pemancar untuk media
elektronik. Salah satunya yang kita ketahui adalah televisi dan radio,
televisi dan radio merupakan media massa yang tidak lepas dari pemancar.
Peralatan teknis semakin kompleks juga seperti yang dimiliki oleh
jaringan internet. Peralatan teknis merupakan sebuah keniscayaan yang
dibutuhkan oleh media massa.
7. Komunikasi Massa Dikontrol Oleh Gatekeeper
Gatekeeper merupakan orang yang sangat berperan dalam
penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi
sebagai orang yang ikut menambah, mengurangi, menyederhanakan,
mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari
komunikasi massa yakni pesan yang disampaikan oleh komunikator yang
notabene adalah media massa itu tidak berasal dari satu orang melainkan
secara kelembagaan. Pesannya juga bersifat umum, disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat yang dapat diterima oleh komunikan secara
serentak. Dan komunikasi massa juga membutuhkan alat bantu yang
membantu proses komuikasi itu sampai ke komunikan. Informasi
yangdisampaikan dari proses komunikasi massa harus melewati kelegalan
dari gatekeeper yang memperbaiki isi pesan agar sesuai dengan nilai-nilai
media massa dan mudah untuk dimengerti oleh komunikan.
2.1.1.3 Fungsi Komunikasi Massa
Robert K. Berton mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial
memiliki dua aspek yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi
nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau bersembunyi (latent
function), yaitu fungsi yang tidak diinginkan (Bungin, 2006: 78). Sehingga
Universitas Sumatera Utara
12
pada masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional. Begitu
pula dengan fungsi komunikasi massa, sebagai aktivitas sosial masyarakat,
komunikasi massa juga mengalami hal yang serupa, beberapa fungsi
komunikasi massa adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial
maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat
dilakukan untuk aktivitas preventif agar mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan. Media massa merupakan sebuah medium dimana dapat
digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada
umumnya.
2. Fungsi Social Learning
Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah
melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat.
Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan dimana komunikasi
massa itu berlangsung. Komunikasi massa digunakan agar penyampaian
bisa berlangsung secara efektif dan efisien.
3. Fungsi Penyampaian Informasi
Selain penyampaian pendidikan sosial, ada lagi fungsi utama
komunikasi massa yaitu menyampaikan informasi kepada masyarakat luas.
Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik
tersampaikan kepada masyarakat dengan luas dan dalam waktu yang cepat
sehingga fungsi informatif dapat tercapai dengan cepat dan singkat.
4. Fungsi Transformasi budaya
Fungsi informatif merupakan fungsi statis yang tidak bisa berubah,
tapi komunikasi massa memiliki fungsi lain yang bersifat statis yaitu
fungsi transformasi budaya. Fungsi transformasi budaya ini menjadi
sangat penting terkait dengan fungsi-fungsi lainnya terutama fungsi social
learning.
Komunikasi massa menjadi transformasi budaya yang dilakukan
secara bersama-sama dengan semua komponen komunikasi massa, yang
Universitas Sumatera Utara
13
didukung oleh media massa. Akan tetapi fungsi transformasi budaya lebih
kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global.
5. Fungsi Hiburan
Seirama dengan fungsi-fungsi lain komunikasi massa juga
digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa
menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada
media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.
Berdasarkan Uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Fungsi media
massa sangat berarti bagi masyarakat. Artinya informasi yang disampaikan
kepada khalayak harus dibentengi oleh fungsi tersebut.
2.1.1.4 Tujuan Komunikasi Massa
Dalam proses komunikasi pasti komunikator memiliki tujuan yang
ingin disampaikan kepada komunikan setelah mendapatkan pesan. Tujuantujuan tersebut dapat berupa perubahan persepsi, pendapat maupun sikap.
Adapun tujuan-tujuan dari komunikasi massa, yaitu (Severin dan Tankard,
2008: 13):
1. Untuk menjelaskan pengaruh-pengaruh komunikasi massa. Pengaruh ini
mungkin yang diharapkan seperti pemberitaan kepada masyarakat selama
pemilihan atau yang tidak diharapkan seperti menyebabkan peningkatan
kekerasan dalam masyarakat.
2. Untuk
menjelaskan
manfaat
komunikasi
massa
yang
digunakan
masyarakat. Melihat manfaat komunikasi massa oleh masyarakat menjadi
lebih bermakna daripada melihat pengaruhnya. Pendekatan ini mengakui
adanya peranan yang lebih aktif pada audiens komunikasi. Ada dua faktor
yang digabung untuk memberikan tekanan yang lebih besar pada aktivitas
audiens dan penggunaan komunikasi massa daripada pengaruhnya. Salah
satu faktornya adalah bidang psikologi kognitif dan pemrosesan informasi.
Faktor lain adalah perubahan teknologi dan komunikasi yang bergerak
menuju teknologi yang semakin tidak tersentralisasi, pilihan pengguna
yang lebih banyak, diversitas isi yang lebih besar dan keterlibatan yang
lebih aktif dengan isi komunikasi oleh pengguna individual.
3. Untuk menjelaskan pembelajaran dari media massa.
Universitas Sumatera Utara
14
4. Untuk menjelaskan peranan media massa dalam pembentukan pandanganpandangan dan nilai-nilai masyarakat. Para politisi dan tokoh masyarakat
sering
memahami
pentingnya
peran
komunikasi
massa
dalam
pembentukannilai-nilai dan pandangan dunia seperti mengkritik acaraacara atau film yang didasarkan oleh spekulasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proses
komunikasi massa dalam menyampaikan pesan kepada khalayak harus
memiliki tujuan. Salah satu tujuan komunikasi massa terpenting adalah
pembentukan kerangka berfikir khalayak dalam menerima pesan yang
diterima dari media massa. Hingga proses itu akan berkesinambungan
terhadap pandangan dan sikap dari khalayak tersebut.
2.1.1.5 Efek Komunikasi Massa
Pada buku Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial
yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Pada proses komunikasi, pesan dalam media
massa dapat menerpa seseorang baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Menurut Steven M. Chaffee, efek media massa dapat dilihat dari
tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang
berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan yang kedua
adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak
komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku.
Pendekatan yang ketiga adalah observasi terhadap khalayak yang dikenai
efek komunikasi massa. Pada bagian ini akan dibahas dua pendekatan saja
(Ardianto, 2004:49), yaitu :
a. Efek Kehadiran Media Massa
Mc Luhan mengemukakan the medium is the message. Media
adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah
mempengaruhi khalayak. Terdapat lima jenis efek kehadiran media massa
sebagai benda fisik, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
15
1. Efek Ekonomi
Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat
menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa
media massa. Kehadiran surat kabar yang berarti menghidupkan pabrik
yang mensuplai kertas koran. Keberadaan televisi baik pemerintah maupun
swasta dapat memberi lapangan pekerjaan bagi sarjana ilmu komunikasi.
2. Efek Sosial
Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi
sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Misalnya, kehadiran
televisi dapat meningkatkan status sosial dari pemiliknya.
3. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman
Seseorang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan
psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman.
Misalnya, untuk menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa
dan sebagainya.
4. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu
Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan
tidak nyaman kepada diri seseorang, tetapi dapat juga menumbuhkan
perasaan tertentu.
b. Efek Pesan
Pada bagian ini akan dibahas mengenai efek pesan media massa yang
meliputi efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral.
1. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
sifatnya informatif bagi dirinya. Pada efek kognitif ini akan dibahas
bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari
informasi
yang
bermanfaat
dan
mengembangkan
keterampilan
kognitifnya. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang
benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara
langsung. Media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, maka
sudah tentu media massa akan memengaruhi pembentukan citra tentang
lingkungan sosial yang timpang, bias dan tidak cermat.
Universitas Sumatera Utara
16
2.
Efek Afektif
Efek afektif ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif.
Tujuan komunikasi massa bukan saja memberitahu khalayak tentang
sesuatu, tetapi khalayak diharapkan dapat turut merasakan iba, terharu,
sedih, gembira, marah dan sebagainya.
3. Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak
dalam bentuk perilaku, tindakan. Adegan kekerasan dalam televisi akan
menyebakan orang menjadi beringas. Siaran kesejahteraan keluarga yang
banyak disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga
memiliki keterampilan baru. Pernyataan ini mencoba mengungkapkan
tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan, dan gerakan
khalayak yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.2
Media Massa
Komunikasi massa memerlukan media massa dalam prosesnya,
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai Agent of Change
(Bungin,
2006:
85),
yangmerupakan
pelopor
perubahan.
Dalam
menjalankan paradigmanya media massa berperan sebagai:
1. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media
edukasi. Media massa menjadi media yang setiap mendidik masyarakat
supaya cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat yang maju.
2. Media massa menjadi media informasi, media yang setiap saat
menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan informasi yang
terbuka dan jujur.
3. Media massa menjadi media hiburan, media massa menjadi institusi
budaya, pendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi
manusia dan mencegah budaya yang justru akan merusak peradaban
manusia dan masyarakatnya.
Pengertian lain, Media massa itu adalah alat-alat dalam komunikasi
yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada khalayak
yang luas dan heterogen (Nurudin, 9: 2007). Istilah media massa merujuk
pada alat atau cara terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka dan
Universitas Sumatera Utara
17
dalam jarak jauh kepada orang banyak (khalayak). Media massa bukan
sekedar
alatsemata-mata,melainkan
jugainstitusionalisasi
dalam
masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga
masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui kesepakatankesepakatanlain.
Media massa pada masyarakat luas saat ini dibedakan atas tiga
kelompok, meliputi media cetak, media elektronik, dan media online.
1. Media cetak merupakan media tertua dimuka bumi. Media cetak berawal
dari media yang disebut dengan acta diurnal dan acta senatus dikerajaan
Romawi. Kemudian media cetak berkembang pesat setelah Johannes
Guttenberg menemukan mesin cetak, hingga kini sudah beragam
bentuknya, seperti surat kabar (koran), tabloid, dan majalah.
2. Media elektronik muncul karena perkembangan teknologi modern yang
berhasil memadukan konsep media cetak, berupa penulisan naskah dengan
suara (audio), bahkan kemudia dengan gambar (visual) melalui layar
televisi. Maka yang disebut dengan media massa elektronik adalah radio
dan televisi.
3. Media online merupakan media yang menggunakan fitur internet. Sepintas
lalu orang akan menilai media online merupakan media elektronik, tetapi
pakar memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasannya, media
online menggabungkan proses media cetak dengan menulis informasi yang
disalurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga berhubungan dengan
komunikasi personal yang terkesan perorangan.
Berdasarkan uraian tentang media massa diatas, peneliti dapat
menyimpulkan
bahwamedia
massamerupakanpesan-pesan
darisumberkepadakhalayak(menerima)
denganmenggunakanalat-
alatkomunikasimekanisseperti
televisi,radio,
suratkabar,majalah,tabloid,buku,film,internet,dll. Media massa memiliki
peranan
yang
sangat
penting
dalam
mencari,
mengolah
dan
menyebarluaskan informasi kepada khalayak. Bungin menganggap media
massa sebagai saluran agen perubahan, artinya keberadaan media massa
Universitas Sumatera Utara
18
mampu membawa khalayak dari kegelapan menuju ke kondisi yang terang
benderang.
Kelebihan media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi
lainadalahiabisamengatasi
massamampu
hambatan
menyebarkan
ruangdanwaktu.Bahkanmedia
pesanhampirseketikapadawaktuyangtak
terbatas.
2.1.3
Televisi
Televisi berasal daridua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele
(bahasa yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre berasal dari bahas latin)
yang
berarti
penglihatan.Dengan
demikian
televisi
yang
dalam
bahasainggrisnya television diartikan dengan melihatjauh.Melihatjauh
disinidiartikandengangambardansuarayangdiproduksidisuatutempat
(studiotelevisi)dapatdilihatdaritempatlainmelaluisebuahpenerima.
Dalam buku komunikasi massa karangan Elvinaro Ardianto, M.
Si,Lukiati
semuamedia
Komala,M.Si,
komunikasi
palingberpengaruhpada
danSiti
Karlinah,M.Si,
yang
ada,
(134:
2007)dari
televisilah
kehidupanmanusia.Televisi
yang
mengalami
perkembangansecara dramatis, terutama melalui pertumbuhantelevisi
kabel.Transmisiprogramtelevisikabel
denganbantuansatelitdan
denganmenggunakan
menjangkauseluruhpelosoknegri
diterimalangsungpadalayartelevisidirumah
wirelesscableyangmembuka
tambahan
saluran
televisibagipemirsa.
Perkembangan teknologi pertelevisian sampai saat ini sudah
berkembang sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan
seolah-olah tidak ada lagi batasan antara satu negara dengan negara yang
lainnya” (Muda, 2003: 4). Televisi, di samping sebagai media yang amat
menghibur, juga menjadi saluran komunikasi dua arah yang efektif
(Kuswandi, 1996: 20). Penggunaan televisi sekarang tidak hanya dimiliki
oleh masyarakat di perkotaan saja namun juga bisa dinikmati oleh
masyarakat di pedesaan. Kelebihan yang dimiliki oleh televisi adalah
mampu mentransformasikan gambar, suara dan warna-warna yang sesuai
dengan aslinya sehingga apabila ada acara yang ditayangkan di televisi
Universitas Sumatera Utara
19
dengan mengambil setting tempat tertentu maka pemirsa sudah dapat
mengetahui tempat itu tanpa harus pergi ke sana. “Nilai-nilai lebih dari
televisi tersebut membuat daya rangsang seseorang terhadap media televisi
cukup tinggi” (Kuswandi, 1996: 2).
Siaran televisi menjadi lebih komunikatif dalam menyampaikan
pesan, dengan audio dan visual yang dimilikinya. Maka dari itu televisi
sangat berguna dalam upaya pembentukan sikap, perilaku, dan perubahan
pola pikir. Seperti halnya media massa lainnya, televisi pada pokoknya
mempunyai tiga fungsi pokok yakni sebagai berikut:
1. Fungsi penerangan (The Information Function)
Televisi mendapat perhatian yang bersar dikalangan masyarakat
karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang
sangat memuaskan. Hal ini didukung oleh 2 faktor yaitu
a. immediacy (kesegaran). Pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa
yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa
pada saat peristiwa itu berlangsung.
b. Realism (Kenyataan). Ini berarti televisi menyiarkan informasinya secara
audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera sesuai dengan
kenyataan.
2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)
Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh
untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya
begitu banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu
meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat.
3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)
Sebagai media yang melayani kepentingan masyarakat luas, fungsi
hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi
lainnya. Sebagian besar dari alokasi waktu siaran televisi diisi oleh acaraacara hiburan, seperti lagu-lagu, film cerita, olahraga, dan sebagainya.
Fungsi hiburan ini amat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan
manusia untuk mengisi waktu mereka dari aktivitas di luar rumah.
Universitas Sumatera Utara
20
Kemajuan teknologi televisi seperti sekarang ini mengagetkan
siapa saja,
yang sebenarnya tidak memperkirakan begitu cepat
perkembangannya sehingga dengan serta merta dapat menjadi jendela
dunia, media yang dapat menjadi “lubang penembus space”. Menjadikan
dunia bahkan alam jagad raya ini menjadi hanya selebar daun kelor
(Bungin, 133: 2006).
Fungsi dari televisi mendidik, menghibur, menginformasikan dan
mempengaruhi khalayak memberikan pengaruh yang dominan didalam
kehidupan kita. Berdasarkan fungsi tersebut tiap televisi saat ini telah
membuat tayangan-tayangan yang berbeda-beda. Ada televisi yang
berfokus pada tayangan-tayangan komedi, sinetron, infotainment, dsb
sebagai fungsi menghibur. Ada juga televisi yang berfokus pada tayangan
berita yang menyampaikan informasi kekinian dari tingkat daerah hingga
tingkat nasional. Dari televisi berita, televisi telah mampu mengatur
wacana atau isu-isu disuatu daerah sampai tingkat nasional.
Dari uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa televisi
merupakan salah satu bagian dari media massa yang memiliki peranan
mendidik, menghibur, menginformasikan dan mempengaruhi. Televisi
mampu memberikan informasi kepada khalayak secara serentak dengan
kualitas dan kuantitas yang baik. Televisi menjadi salah satu alat media
massa yang dapat memberikan tampilan yang baik dari segi suara (audio)
dan gambar (visual). Televisi juga mampu mengatur dan membentuk isuisu atau wacana-wacana terhadap suatu masalah yang akan diangkat oleh
media televisi, yang dapat membentuk dan mempengaruhi persepsi
khalayak.
2.1.3.1 Program Televisi
Kata “program” itusendiriberasaldari bahasainggrisprogramme
atauprogram
yangberartiacaraataurencana.Undang-undangpenyiaran
Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi
menggunakanistilah
"siaran"yangdidefinisikan
sebagai
pesanatau
rangkaianpesanyangdisajikandalamberbagaibentuk.
Universitas Sumatera Utara
21
Menurut kamusWJSPurwodarminto,pengertian program adalah
acara, sementara kamus Webster International volume 2 lebih merinci lagi,
yakni program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan
untukditindaklanjutidenganpenyusunan
"butir"siaranyangberlangsung
sepanjang siaranituberadadiudara.(Soenarto,2007:1).
Daripengertiandiatas,penelitimemahami
bahwaprogramadalah
segala hal yang ditampilkanstasiun penyiaran atau stasiun televisi untuk
memenuhi kebutuhan audience.Program atau acara yang disajikan adalah
faktor
yang
membuat
audiencetertarik
untuk
mengikuti
siaran
yangdipancarkanstasiunpenyiaranapakahitutelevisiatauradio.
2.1.3.2 Jenis Program Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program
yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Program
televisi terbagi menjadi dua bagian, yakni :
1. Program Acara Berita (news program)
Yaitu program acara yang berisikan tayangan liputan berita-berita
peristiwa terkini dan juga informasi lainnya seperti berita politik, budaya,
kriminal, lalu lintas, olahraga, dan juga perkiraan cuaca yang dimana
semua itu untuk disampaikan kepada audiens.
2. Program Acara non Berita (artistic program)
Yaitu program acara berita yang berisikan program hiburan yang
tujuannya untuk menghibur audiens. Kategori program hiburan tersebut
seperti program drama, game, show, entertainment, reality show,
infotainment, music program, talk show, film documenter, dan lain-lain.
2.1.4
Berita (News)
Menurut Dr. Willard G. Bleyer mendefinisikan berita adalah segala
sesuatu yang hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca, dan berita
yang terbaik ialah berita yang paling menarik perhatian bagi jumlah
pembaca yang paling besar. Berita (news) itu tiada lain adalah laporan atau
pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian
orang banyak (Suhandang, 103: 2004). Sedangkan Dean M. Lyle Spencer
mendefinisikan berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang
Universitas Sumatera Utara
22
dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca. Menurut Deddy
Iskandar Muda (23: 2003), dalam bukunya “Jurnalistik Televisi Menjadi
Reporter Profesional”, pengertian berita adalah suatu fakta atau ide atau
opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah
besar pembaca, pendengar maupun penonton. Dalam memilih materi
berita yang akan ditayangkan ada beberapa pertimbangan yaitu
berdasarkan kerangka memberikan informasi yang dibutuhkan audiens
(Muda, 2003: 34):
1) Consequence
Consequence artinya adalah berita tersebut berkaitan dengan segala
tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain – lain yang
memiliki dampak bagi masyarakat luas.
2) Conflict
Conflict atau konflik memiliki nilai berita yang sangat tinggi
karena konflik adalah bagian dalam kehidupan. Di sisi lain konflik sangat
berhubungan dengan peristiwa kehidupan.
3) Development
Development atau pembangungan merupakan materi berita yang
cukup menarik apabila reporter mampu mengulasnya dengan baik.
Keberhasilan dan kegagalan pembangunan melibatkan seluruh aspek
masyarakat.
4) Disaster and Crimes
Disaster and Crimes atau bencana dan kriminalitas adalah
peristiwa berita yang pasti mendapatkan tempat di hati audiens. Dalam
piramida kebutuhan Maslow, keselamatan mendapat urutan pertama. Maka
materi berita bencana dan kriminalitas memiliki daya rangsang yang cukup
tinggi bagi audiens.
5) Weather
Weather atau cuaca merupakan berita yang penting pula, karena
berkaitan dengan berbagai aspek kegiatan masyarakat. Mulai dari petani
hingga kalangan pengusaha.
6) Sport
Universitas Sumatera Utara
23
Sport atau olah raga selalu menarik bagi audiens di mana
pun.Khususnya di Indonesia berita olah raga yang paling diminati adalah
sepak bola, otomotif, basket, tenis, bulutangkis dan tinju.
7) Human Interest
Human Interest adalah kisah–kisah yang dapat membangkitkan
emosi audiens seperti lucu, sedih, dramatis, aneh dan ironis. Salah satunya
berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi pemirsa atau penonton
adalah berita mengenai bencana (disaster) dan kriminal (crimes). Dua
topik ini menjadi sangat penting karena menyangkut tentang keselamatan
manusia. Dalam pendekatan psikologi, keselamatan adalah menempati
urutan pertama bagi kebutuhan dasar manusia (basic needs), sehingga tak
heran apabila berita tersebut memiliki daya rangsang tinggi bagi
pemirsanya. Adapun televisi tidak dapat menyiarkan dengan seenaknya
terhadap korban–korban manusia
yang tampak sadis. Etika itu
dimaksudkan agar pemirsa tidak memiliki rasa takut atau trauma yang
amat besar (Muda, 36-37: 2003).
2.1.4.1 Unsur Berita
Suatu peristiwa pada dasarnya selalu melibatkan manusia dan
alam. Peristiwa alam yang tidak berkaitan dengan kehidupan manusia,
tidak penting dan tidak menarik diberitakan. Seluk beluk peran baik
manusia maupun alam dalam suatu peristiwa yang diberitakan dapat
diungkapkan melalui pertanyaan pokok jurnalistik, yaitu “5W+1H”: apa,
siapa, mengapa, di mana, bilamana dan bagaimana (Muda, 39: 2003)
Itulah yang dimaksud unsur-unsur berita, dan berikut penjabarannya:
A. What (apa): Artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian apa
yang sedang terjadi.
B. Who (siapa): Artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa itu. Siapa saja
yang terlibat.
C. Where (di mana): Artinya, di mana peristiwa atau kejadian itu
berlangsung.
D. When (kapan): Artinya, kapan peristiwa atau kejadian itu berlangsung.
E. Why (kenapa): Arinya, mengapa kejadian itu bisa terjadi.
Universitas Sumatera Utara
24
F. How (bagaimana): Artinya, bagaimana kejadian itu bisa berlangsung.
2.1.4.2 Tayangan Berita di Televisi
Berita berasal dari bahasa sansekerta “vrit” yang dalam bahasa
inggris disebut “write” yang artinya ada atau terjadi. Selain itu ada juga
yang menyebutnya dengan kata ”vritta” yang berarti kejadian atau yang
telah terjadi. Pada kamus besar bahasa Indonesia, berita merupakan cerita
atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Dalam
istilah jurnalistik, berita diberi nama “news”. Kata tersebut terbentuk dari
kata “new” yang berarti baru. Jadi, berita merupakan sesuatu yang baru
dan diinformasikan kepada khalayak banyak.
Berita yang ditayangkan oleh televisi memiliki beberapa syarat, yakni :
1. Merupakan Fakta, berita haruslah berdasarkan kejadian atau peristiwa
yang benar–benar nyata.
2. Terkini, Jarak penyiaran tayangan berita tidak terlalu jauh dengan
peristiwa tersebut.
3. Seimbang, berita harus disampaikan dengan seimbang (cover both side) ,
tidak memihak kepada salah satu pihak.
4. Lengkap, Informasi yang disampaikan pada berita harus benar – benar
lengkap. Sesuai dengan 5W + 1H.
5. Menarik, berita harus menarik minat penontonnya, berita dapat dikatakan
menarik apabila mengandung unsur empati, simpati dan bermanfaat bagi
penonton, berkaitan dengan tokoh terkenal, peristiwa penting, luar biasa,
atau bersifat konflik.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa secara ideal atau
teori informasi atau pesan yang ditayangkan oleh suatu media televisi
harus melewati beberapa syarat, yakni: Fakta, Terkini, Seimbang, Lengkap
dan menarik. Kelima syarat tersebut tidak dapat dihilangkan salah satunya
dari penayangan setiap berita di televisi. Karena syarat-syarat tersebut
yang menjadi kebutuhan masyarakat akan informasi yang diberikan oleh
media televisi.
Universitas Sumatera Utara
25
2.1.5
Persepsi
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris yaitu
perception berasal dari bahas latin yaitu perceptio; dari percipere, yang
artinya menerima atau mengambil. Persepsi (perception) dalam arti sempit
adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan
dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Sobur, 2003:445).
Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses yang terdiri dari
pengamatan seseorang terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh
orang lain yang saling berhubungan, berkomunikasi dan bekerjasama.
Setiap orang pastinya tidak terlepas dari perspesi.
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan
proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana, 2007:179). Definisi
lain mengenai persepsi adalah persepsi pengalaman tentang objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 1994:51).
Dari uraian defenisi diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
persepsi merupakan suatu proses perangsangan terhadap alat indera
manusia melalui pesan yang akan diterima, lalu pesan tersebut
diorganisasikan dalam pikiran dan membentuk pemikiran hingga sikap.
Persepsi juga tidak muncul begitu saja, faktor lingkungan, pendidikan,
pengalaman juga mempengaruhi keberadaan persepsi tersebut. hal ini yang
membuat persepsi itu bersifat subjektif, dimana setiap individu memilik
perbedaan persepsi antara satu sama lainnya.
2.1.5.1 Proses Persepsi
Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang
menghasilkan tanggapan setelah rangsangan ditetapkan kepada manusia.
Subproses psikologis lainnya adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran.
Persepsi, pengenalan, dan penalaran terkadang disebut variabel psikologis
yang muncul di antara rangsangan dan tanggapan. Dari segi psiologi
dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia
Universitas Sumatera Utara
26
memandang, oleh karena itu untuk mengubah tingkah laku seseorang
harus dimulai dari mengubah persepsinya.
Alex Sobur dalam buku Psikologi Umum (447: 2003), menjelaskan
dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama, yaitu :
1. Seleksi
Adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari
luar, intensitas, dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interpretasi
Adalah proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai
arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian dan
kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang
untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu
proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
3. Reaksi
Yaitu interpretasi dan persepsi yang kemudian diterjemahkan
dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.
Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia ini, kita
ingin mengenali dunia dan lingkungan yang mengelilinginya. Pengetahuan
adalah kekuasan, tanpa pengetahuan kita tidak dapat bertindak secara
efektif. Persepsi adalah sumber utama untuk pengetahuan itu. Definisi lain
yang dikemukakan oleh Pareek mengenai persepsi adalah sebagai proses
menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan
memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra atau data. Definisi
persepsi yang dikemukakan oleh Pareek dalam buku Psikologi Umum
(Sobur, 2003:451) tercakup beberapa segi atau proses, tiap proses tersebut
sebagai berikut :
1. Proses menerima rangsangan
Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau
data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindra.
Kitamelihat
sesuatu,
mendengar,
mencium,
merasakan
atau
menyentuhnya, sehingga kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu.
Universitas Sumatera Utara
27
2. Proses menyeleksi rangsangan
Setelah rangsangan diterima atau data diseleksi, tidaklah mungkin
untuk memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Rangsangan
tersebut akan disaring, dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut.
3. Proses pengorganisasian
Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu
bentuk.
Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan, yakni :
a. Pengelompokan
Berbagai rangsangan yang diterima dikelompokkan dalam suatu bentuk.
b. Bentuk timbul dan latar
Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecenderungan untuk
memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol,
sedangkan rangsangan atau gejala lainnya berada di latar belakang.
c. Kemantapan persepsi
Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi, dan perubahanperubahan konteks tidak mempengaruhinya.
4. Proses penafsiran
Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu
menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Persepsi pada pokoknya
memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.
5. Proses pengecekan
Sesudah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa
tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses
pengecekan ini mungkin terlalu cepat dan orang mungkin tidak
menyadarinya. Pengecekan ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk
menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan oleh data baru.
Data atau kesan-kesan tersebut dapat di cek dengan menanyakan kepada
orang lain mengenai persepsi mereka.
Universitas Sumatera Utara
28
6. Proses reaksi
Tahap terakhir dari proses perseptual ialah bertindak sehubungan dengan
apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat
suatu sehubungan dengan persepsinya.
Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai
inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi,
yang
identik
dengan
penyandian-balik
(decoding)
dalam
proses
komunikasi. Persepsi disebut juga inti komunikasi, karena jika persepsi
kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif.
Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan
pesan yang lain (Mulyana, 2007: 180).
Dari penjelasan diatas, peneliti mengambil proses persepsi dari
penjelasan soubur. Dimana ia menjelaskan bahwa proses persepsi itu
melewati tiga rangkaian yang harus dijalani satu persatu hingga terbentuk
sebuah persepsi. Pertama, Seleksi, setiap individu memiliki keleluasan
dalam menyaring atau memilih informasi pesan yang diterima. Individu
tersebut dapat menerima atau menolak atas pesan yang mereka terima.
Kedua, Interpretasi, Pesan yang telah diterima setiap individu setelah
proses penyaringan, lalu dikelola dalam pikiran individu tersebut.
Sehingga pesan tadi dapat dikelompokkan hingga muncul sebuat tafsiran
dari individu tersebut.
Ketiga, Reaksi, munculnya reaksi dari hasil penafsiran yang telah
diorganisasikan dalam pikiran individu. Reaksi dimaksud oleh soubur
lebih kepada respon individu yang mendapatkan pesan, baik itu respon
positif maupun respon negatif.
2.1.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. David Krech dan Richard S. Cruchfield dalam buku
Metodologi
Penelitian
Komunikasi
menyebutnya
sebagai
faktor
fungsional, faktor struktural, faktor situasional dan faktor personal
(Rakhmat, 50: 2013).
Universitas Sumatera Utara
29
1. Faktor Fungsional
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu
dan hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor
personal. Yang menentukan perspepsi bukan jenis atau bentuk stimuli,
tetapi karakteristik orang yang memberikan respon terhadap stimuli itu.
Dari sini Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama
yaitu : persepsi bersifat selektif. Ini berarti bahwa objek-objek yang
memenuhi tujuan yang melakukan persepsi.
2. Faktor Struktural
Faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan
efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Dari sini
Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang kedua yaitu :
medan konseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.
3. Faktor situasional
Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa non verbal. Petunjuk
proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik
adalah beberapa yang mempengaruhi faktor situasional.
4. Faktor personal
Faktor personal terdiri dari pengalaman, motivasi dan kepribadian.
Pengalaman bertambah melalui rangkaian peristiwa yang dihadapi.
Motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi stimuli yang akan
diproses. Kepribadian merupakan ragam pola tingkah laku dan pikiran
yang memiliki pola tetap dapat dibedakan dari orang lain yang merupakan
karakteristik seorang individu.
2.2
Kerangka Konsep
Kerangka Konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang
bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang
akan dicapai. Untuk itu kerangka konsep dapat berupa teori-teori baru
yang akan diuji atau pengembangan teori-teori yang sudah ada dan bahkan
berupa kemungkinan-kemungkinan implementasi hasil penelitian bagi
kehidupan nyata (Nawawi, 42: 2012). Kerangka konsep merupakan acuan
Universitas Sumatera Utara
30
dalam penelitian yang bermula dari teori-teori yang digunakan untuk
menjelaskan variabel penelitian secara empiris.
Adapun konsep yang akan diteliti dan dijelaskan dalam penelitian
ini adalah Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik
FISIP USU terhadap penayangan Media Televisi TV ONE tentang Berita
Demo Ahok.
Skema 1
Model Teoritis
Stasiun Televisi TV One
2.3
Pemberitaan tentang Demo Ahok
Variabel Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep maka dibuat suatu operasional variabel yang
berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu:
Tabel 2.1
Variabel Penelitian
Judul
Variabel Operasional
1. Pemberitaan Tentang Demo
Ahok di Stasiun Televisi TV
ONE
1. Intensitas Menonton berita
tentang Demo Ahok di TV One
2. Tayangan Pemberitaan tentang
Demo Ahok di TV One
3. Frekuensi menonton tayangan
berita tentang Demo Ahok di
TV One
2. Persepsi
Mahasiswa
Ilmu
Komunikasi
Konsentrasi
Jurnalisitik FISIP USU terhadap
penayangan Media Televisi TV
ONE tentang Berita Demo
Ahok.
3. Karakteristik Responden
1. Seleksi
2. Interpretasi
3. Reaksi
1. Jenis Kelamin
2. Stambuk
3. Umur
2.4 Definisi Operasional
Universitas Sumatera Utara
31
Operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara mengukur suatu variabel (Singarimbun, 420: 1995).
Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pemberitaan tentang Demo Ahok di Stasiun televisi TV One
•
Intensitas menonton berita tentang Demo Ahok di Stasiun televisi TV
One, maksudnya ialah lamanya menonton tayangan berita tentang
Demo Ahok yang disajikan oleh TV One.
•
Tayangan pemberitaan tentang Demo Ahok di Stasiun televisi TV
One, maksudnya ialah program acara TV One yang menjadi pilihan
selama masa Demo Ahok.
•
Frekuensi menonton tayangan berita tentang Demo Ahok di stasiun
televisi TV One, maksudnya ialah segmentasi menonton tayangan
berita yang disajikan oleh TV One mencakup keseluruhan segmen,
setengah segmen, dst.
2. Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnaslistik FISIP USU
Persepsi merupakan proses internal yang memungkinkan setiap orang
memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan
, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi memiliki tiga
komponen utama yang akan dijabarkan sebagai berikut :
•
Seleksi, merupakan proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan
dari luar. Pada variabel ini peneliti mengalaisis seleksi yang dilakukan
responden terhadap tayangan pemberitaan tentang pemilihan presiden RI
2014 di Stasiun Televisi Tv One.
•
Interpretasi, adalah proses pengorganisasian informasi sehingga memiliki
arti bagi seseorang. Pada variabel ini peneliti menganalisis interpretasi
responden terhadap tayangan pemberitaan Demo Ahok.
•
Reaksi, respon yang merupakan suatu balasan atau tanggapan dapat berupa
positif atau negatif. Respon mahasiswa terhadap tayangan pemberitaan
Demo Ahok
3. Karakteristik Responden
•
Stambuk : Stambuk dalam penelitian ini adalah stambuk 2013 dan 2014.
Universitas Sumatera Utara
32
•
Umur : Untuk mengidentifikasi rata-rata umur responden dalam penelitian
ini.
•
Jenis Kelamin : Jenis kelamin dalam penelitian ini adalah Laki-Laki dan
Perempuan.
Universitas Sumatera Utara
Download