PENGARUH TIPE PEMBELAJARAN STUDENT

advertisement
PENGARUH TIPE PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH DASAR
Kori Sundari
Email: [email protected]
ABSTRAK
“Motivasi merupakan bentuk perbuatan yang mendorong individu untuk melakukan
sesuatu guna mencapai tujuan dan mempunyai fungsi sebagai sebagai praduga,
penjelas dan prediksi tingkah laku, dengan dipengaruhi oleh kondisi tertentu”.
Sedangkan Tipe pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) adalah salah
satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model
pembelajaran yang paling baik untuk permulaan bagi pendidik yang baru menggunakan
model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran ini, siswa ditempatkan
dalam belajar yang beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran
menurut tingkat prestasi. Guru menyajikan laporan, siswa bekerja dalam tim mereka
untuk memastikan seluruh tim telah menguasai pelajaran tersebut. Penelitian
dilaksanakan di SDI Bani Saleh 6 Bekasi, dengan jumlah responden 60 siswa, terdiri dari
1 kelas eksperemen dan 1 kelas control. Dalam penelitian ini difokuskan pada pengaruh
Tipe pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap Motivasi
belajar siswa. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif yang signifikan
Motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajar dengan model pembelajaran
Student Teams Archievement Division(STAD) pada Kelas V SDI Bani Saleh 6 Bekasi.
Kata Kunci : Motivasi Belajar, Tipe Pembelajaran Student Teams Archievement
Daivision(STAD)
A. Latar Belakang Masalah.
Memiliki
pengetahuan,
keterampilan dan sikap belajar dalam
bentuk perubahan perilaku belajar yang
dialami oleh siswa adalah salah satu
tujuan dalam proses pendidikan. Belajar
mengusahakan perubahan prilaku dalam
domain-domain tersebut sehingga hasil
belajar merupakan perubahan perilaku
dalam domain kognitif, afektif dan
psikomotor. Hal ini idealnya harus
dibarengi dengan memiliki motivasi
belajar yang tinggi. Sebab bila siswa
memiliki motivasi belajar yang tinggi
dapat dipastikan adanya perubahan yang
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014
relatif menetap dalam tingkah laku dari
hasil belajar dan latihan ataupun
pengalaman..
Tujuan utama ilmu pengetahuan
sosial (IPS) adalah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap
masalah sosial yang terjadi dimasyarakat,
memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang
terjadi, dan terampil mengatasi setiap
masalah yang terjadi sehari-hari, baik
yang menimpa dirinya sendiri maupun
yang menimpa masyarakat. Pada
umumnya hal yang menjadi hambatan
selama ini dalam pembelajaran IPS adalah
47
pembelajaran IPS sulit dan membosankan
disebabkan
kurang
dikemasnya
pembelajaran pengetahuan sosial dengan
metode yang menarik, menantang, dan
menyenangkan.
identifikasi masalah diatas, maka fokus
masalah dalam penelitian ini adalah
Pengaruh Student Teams Achievement
Division (STAD) terhadap Motivasi Belajar
Siswa Sekolah Dasar.
Model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD)
adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana dan
merupakan model pembelajaran yang
paling baik untuk permulaan bagi
pendidik yang baru menggunakan model
pembelajaran kooperatif. Dalam model
pembelajaran ini, siswa ditempatkan
dalam belajar yang beranggotakan empat
atau lima orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi. Guru
menyajikan laporan, siswa bekerja dalam
tim mereka untuk memastikan seluruh
tim telah menguasai pelajaran tersebut.
D. Perumusan Masalah
Berpijak dari alasan tersebut
diatas peneliti tertarik melakukan
penelitian ini, dengan judul PENGARUH
STUDENT
TEAMS
ACHIEVEMENT
DIVISION (STAD) TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH DASAR.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah dimuka, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut
:
1. Rendahnya motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran IPS dan model
pembelajaran
yang
dominan
digunakan guru dalam proses belajar
mengajar selama ini kurang efektif
dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
C. Batasan Masalah
Karena mengingat luasnya
permasalahan yang muncul dalam
penelitian seperti yang tertera pada
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014
Berkenaan dengan identifikasi dan
pembatasan masalah tersebut di muka,
maka permasalahan yang akan dijawab
melalui penelitian ini sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh STAND
terhadap motivasi belajar siswa?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu
: ingin melihat sejauh mana pengaruh
yang akan terjadi pada motivasi belajar
siswa
ketika
menggunakan
tipe
pembelajaran STAND.
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Pengertian Motivasi Belajar
Keberhasilan seseorang dalam
belajar
sangat
dipengaruhi
oleh
keyakinan dan kepercayaan pada dirinya
sendiri. Hal ini menjadi dasar ia dalam
memotivasi dirinya untuk mengatakan “ I
can do it or I can’t do it” “saya dapat
melakukannya atau saya tidak dapat
melakukannya”.
Ketika
seseorang
mengatakan saya dapat melakukannya
(“I can do it”) berarti secara tidak
langsung
dia
telah
membantu
memotivasi dirinya untuk mendapatkan
kesuksesan, namun ketika seseorang
mengatakan
saya
tidak
dapat
melakukannya (“I can’t do it) maka
ketika itu juga ia telah gagal dalam
memotivasi dirinya untuk sukses. Hal ini
mungkin saja disebabkan tidak adanya
penguatan dan kepuasan dari dalam
48
dirinya sendiri
sekitarnya.
maupun
lingkungan
Secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu faktor
eksternal dan internal. Faktor eksternal
adalah faktor yang berada diluar diri
anak,
seperti
lingkungn
rumah,
lingkungan masyarakat dan lingkungan
sekolahnya. Sementara faktor lain yang
turut mempengaruhi adalah lingkungan
masyarakat, seperti media massa baik
cetak maupun elektronik, cara bergaul
dan
berteman,
aktivitas
dalam
masyarakat dan kondisi sosial budaya
dan tradisi dari masyarakat dimana
seorang anak tinggal, merupakan faktor
lain diluar diri anak yang turut
mempengaruhi
dalam
belajar.
Sedangkan faktor internal adalah faktorfakor yang berasal dari diri anak itu
sendiri. Faktor-faktor tersebut antara
lain kesehatan fisik, kecerdasan, minat,
bakat, kemauan, sikap dan motivasi. Dari
beberapa
faktor
internal
yang
mempengaruhi keberhasilan belajar
anak pada penelitian ini akan dibahas
faktor internal yaitu “motivasi”. Motivasi
sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi proses belajar anak perlu
mendapatkan perhatian serius dari
berbagai pihak yang terlibat dalam
proses belajar anak.
Menurut
Pintrich,
melihat
motivation berasal dari kata kerja
movere dan mengacu pada “ apa yang
membuat individu bergerak” kearah
kegiatan dan tugas tertent. Dengan
mengacu kepada asal kata itu maka
motivasi
sering
diartikan
secara
sederhana menjadi penggerak atau
pendorong. Para ahli Psikologi belajar
mencoba mendefinisikan pengertian
motivasi menurut cara pandang mereka
yang dalam pengertian tersebut terdapat
perbedaan antara para ahli yang satu
dengan yang lain sesuai dengan teori
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014
belajar
yang
dianut
dan
hasil
pengamatan dan penelitian yang
dilakukan.
Manusia
mempunyai
kebutuhan-kebutuhan
dasar
yang
merupakan bagian dari kepribadian
mereka. Motivasi yang merupakan hasil
belajar
dari
isyarat-isyarat
yang
bersesuaian dengan pengaruh atau
kondisi situasi tertentu. Menurut
Brophy; Pintrich dan Schunk, yang
dikutip Eggen, motivation is a force that
energies, substains and directs behavior
toward a goal. Dimyati dan Mujiono,
mendefinisikan
motivasi
sebagai
pendorong atau penggerak yang berasal
dari dalam diri individu untuk bertindak
kearah suatu tujuan tertentu yang
menyatakan bahwa motivasi memiliki 3
fungsi, yaitu sebagai praduga, penjelas
dan prediksi tingkah laku.
Berdasarkan teori di muka
menurut para ahli yaitu Pintrich, para
ahli Psikologi belajar, Brophy; Pintrich
dan Schunk, yang dikutip Eggen, Dimyati
dan
Mujiono,
adalah:
“motivasi
merupakan bentuk perbuatan yang
mendorong individu untuk melakukan
sesuatu guna mencapai tujuan dan
mempunyai fungsi sebagai sebagai
praduga, penjelas dan prediksi tingkah
laku, dengan dipengaruhi oleh kondisi
tertentu”.
Selanjutnya oleh David C.M
dijelaskan mengenai motivasi belajar,
yaitu motivasi belajar yang merupakan
bagian dari motivasi instrinsik seorang
manusia.
McClelland
menyatakan
bahwa:“Motivasi yang paling penting
untuk psikologi pendidikan adalah
motivasi belajar, dimana sesorang
cendrung untuk berjuang mencapai
sukses atau memilih kegiatan yang
berorientasi untuk tujuan sukses atau
gagal dalam prestasi belajarnya”. Kuat
lemahnya motivasi berprestasi yang
dimiliki individu oleh Stinger dinyatakan
sangat tergantung pada: 1) besarnya
49
harapan yang ingin dicapai, 2) kuatnya
dasar yang menimbulkan motivasi, serta
3) besarnya kepuasan yang diinginkan.
Tiga komponen ini merupakan pemicu
utama dari suatu motivasi yang dimiliki
setiap orang. Motivasi akan dimulai
dengan suatu perubahan tenaga dari
dalam diri yang dapat dilihat dari
keadaan pada diri sendiri. Situasi dalam
motivasi harus melibatkan tingkah laku
yang menunjukkan persaingan sehat
antar mahasiswa dengan standarstandar tertentu.
Berdasarkan penjelasan para ahli
antara lain Brophy; Pintrich dan Schunk,
dan McClelland dapat disintesiskan
mahasiswa yang mempunyai motivasi
belajar tinggi jika menghadapi kesulitan
dalam belajar akan berusaha keras untuk
mengatasi kesulitan tersebut, baik
melalui belajar sendiri, berdiskusi
dengan teman maupun bertanya pada
dosen, orang lain yang dapat dianggap
menguasai. Hal ini disebabkan karena
keinginan dan dorongan yang kuat dari
dalam dirinya untuk mendapatkan hasil
yang terbaik. Sebaliknya bagi mahasiswa
yang rendah motivasi belajar maka
semangat bersaing dan bekerja keras
dimungkinkan tidak akan muncul karena
lebih senang menyerah pada nasib atau
bersifat untung-untungan. Rendahnya
motivasi juga menyebabkan kurangnya
semangat dan kegigihan dalam belajar.
Hal juga dapat disebabkan karena
kurangnya keyakinan dan kepercayaan
pada dirinya sendiri sehingga ia tidak
ada keinginan dan dorongan yang kuat
dan kepuasan dari dalam dirinya, serta
kurangnya dukungan dari lingkungan
sekitarnya.
Berdasarkan uraian di muka,
peneliti dapat sintesiskan bahwa
motivasi belajar siswa adalah suatu daya
dorong dan keinginan kuat, percaya diri
dari individu dan penguatan yang berasal
dari lingkungan sekitar untuk mencapai
keberhasilan atau sukses dalam belajar
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014
dan kebutuhan untuk berbuat baik dari
orang lain,dengan indikator untuk
motivasi sebagai berikut: 1) besarnya
harapan yang ingin dicapai, 2) kuatnya
keyakinan untuk keberhasilan,
3)
Memiliki rasa percaya diri yang tinggi
serta 4) besarnya kepuasan yang ingin
dicapai. Sedangkan motivasi tidak akan
muncul apa bila terdapat indikator
sebagai berikut ada pada diri seseorang :
1) rendahnya rasa percaya diri yang
dimiliki, 2) Tidak memiliki keyakinan
yang kuat, 3) tidak memiliki kepuasan
dalam diri,
B. Pengertian
Tipe
Student
Teams
Division(STAD)
Pembelajaran
Archievement
Menurut
Slavin
(2008:
143)Student
Teams
Archievement
Division(STAD) merupakan salah satu
metode pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana, dan merupakan model
yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru yang baru menggunakan
pendekatan kooperatif.
Menurut Slavin (2007) dalam
Rusman (2011: 213) mengemukakan
bahwa tipe STAD (Student Teams
Archievement Division)merupakan variasi
pembelajaran kooperatif yang paling
banyak diteliti. Model ini juga sangat
mudah diadaptasi, telah digunakan
dalam matematika, IPA, IPS, Bahasa
Inggris, teknik dan banyak subjek
lainnya, dan pada tingkat sekolah dasar
sampai perguruan tinggi. STAD adalah
metode yang paling tepat untuk
mengajarkan materi-materi pelajaran
ilmu pasti. Langkah-langkah tipe
pembelajaran
Student
Teams
Archievement DivisionSTAD sebagai
berikut:
50
Penyampaian Tujuan dan Motivasi
siswa
yang
memproritaskan
heterogenitas (keragaman) kelas dalam
presentasi
akademik,
gender/jenis
kelamin, rasa atau etnik.
1.
Presentasi dari Guru
Guru menyampaikan materi pelajaran
dengan terlebih dahulu menjelaskan
tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pertemuan tersebut serta pentingnya
pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru
memberi motivasi siswa agar dapat
berjalan dengan aktif dan kreatif. Di
dalam proses pembelajaran guru dibantu
oleh media, demontrasi, pertanyaan
atau masalah nyata yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
2.
Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja
Tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah
dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerj
sebagi pedoman bagi kerja kelompok,
sehingga semua anggota menguasai dan
masing-masing memberikan kontribusi.
3.
Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui
pemberian kuis tentang materi yang
dipelajari dan juga melakukan penilaian
terhadap presentasi hasil kerja masingmasing kelompok. Siswa diberikan kursi
secara individual dan tidak dibenarkan
bekerja sama. Guru menetapkan skor
batas penguasaan untuk setiap soal
misalnya 60,75, 84, dan seterusnya
sesuai dengan tingkat kesulitasn siswa.
4.
Penghargaan Presentasi Tim
Setelah
pelaksanaan
kuis,
guru
memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka dengan rentang 0-100.
Berdasarkan pengertian dimuka,
dapat
disimpulkan
bahwa
model
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014
pembelajaran
Student
Teams
Archievement Division (STAD) adalah
model pembelajaran dimana siswa belajar
dalam
kelompok-kelompok
yang
heterogen (tingkat prestasi, jenis kelamin,
budaya, dan suku) yang terdiri dari 4-5
siswa. Kegiatan pembelajarannya diawali
dengan
penyampaian
tujuan
pembelajaran, penyampaian materi,
kegiatan
kelompok,
kuis,
dan
penghargaan kelompok. Ciri terpenting
dalam model pembelajaran kooperatif
STAD adalah kerja tim.
C. Penelitian Yang Relevan
Untuk menghindari duplikasi,
penulis melakukan penelusuran terhadap
penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil
penelusuran penulis terdahulu, diperoleh
beberapa masalah yang berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti, yaitu:
1. Lailatul Mufadilah (2011) telah
melakukan penelitian dengan judul
“Efektivitas
Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Division) dan TAI (Team
Assisted Individualization) Pada Materi
Pokok Operasi.
Lailatul Mufadilah
(2011) telah melakukan penelitian
dengan judul “Efektivitas Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
(Student Teams Achievement Division)
dan
TAI
(Team
Assisted
Individualization) Pada Materi Pokok
Operasi Hitung Bentuk Aljabar Siswa
Kelas VIII Semester I SMP Kristen
Terang Bangsa Semarang”.
2. Cecep Maman Hermawan ( 2011),
dengan judul tesis: Peningkatan Hasil
Belajar
IPS
Melalui
Model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Dalam
tesisnya menyimpukan, tujuan dari
penelitian
ini
adalah
untuk
mendapatkan
data
tentang
pemanfaatan model pembelajaran
51
berbasis masalah dalam hasil belajar
siswa pada matapelajaran ilmu
pengetahuan
sosial.
Penelitian ini adalah sebagai berikut 1)
meningkatkan hasil belajar
Ilmu
Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
pada siswa kelas tiga SD, 2)
meningkatkan
konsep
Ilmu
Pengetahuan Sosial pada siswa kelas
tiga,
3)
Penerapan
model
pembelajaran berdasarkan masalah
dalam Ilmu Pengetahuan Sosial pada
siswa kelas tiga. Berdasarkan hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa:
masalah model pembelajaran berbasis
dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial.
BAB III
Tahap persiapan adalah kegiatan-kegiatan
yang dilakukan sebelum penelitian
dilakukan. Tahap pelaksanaan adalah
kegiatan-kegiatan
ketika
penelitian
dilaksanakan dan tahap pengolahan data
(tahap akhir) adalah kegiatan-kegiatan
yang dilakukan setelah data penelitian
terkumpul yang kemudian diolah secara
statistik.
C. Metode Penelitian
Perlakuan yang diberikan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
tipe pembelajaran yang diterapkan
terhadap motivasi belajar siswa .Adapun
desain dalam penelitian ini adalah :
(Suharsimi Arikunto, 2009: 210)
X:O1X1O2
METODOLOGI PENELITIAN
P:O1X2O2
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDI
Bani Saleh 6 untuk mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Juli sampai dengan
Oktober 2013/2014
3. Populasi dan Sampel
Sampel yang menjadi penelitian
ini adalah siswa kelas V yaitu
Kelas VA sebanyak 30 siswa
sebagai kelas eksperimen dan VB
sebanyak 30 siswa sebagai kelas
kontrol, jumlah dari dua kelas
tersebut adalah 60 siswa dari 174
orang
B. Desain Penelitian
Desain dalam pelaksanaan
penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap,
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan
dan tahap pengolahan data (tahap akhir).
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014
Keterangan :
X
: Kelas Eksperiment
P
: kelas Kontrol
O1
: Prestest
X1
:Perlakuan
Kelas
Eksperimen
(tipe
pembelajaran
Student
Teams
Achievement
Division (STAD)
O2
: Postest
X2
: Perlakuan Kelas Kontrol
(tipe pembelajaran Picture and
Picture)
D. Instrument Penelitian
Dalam
melaksanakan
penelitian, peneliti menggunakan
beberapa instrument penelitian untuk
mendapatkan data yang diinginkan,
antara lain:
1. Pretest
52
Pretest adalah tes yang
dilakukan diawal pembelajaran
sebelum diterapkan perlakuan
(treatment).
2. Tes
Tes
digunakan
untuk
memperoleh hasil belajar siswa
pada mata pelajaran kelas V SD
BaniSaleh 6 Bekasi
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Angket (Kuesioner)
Angket ini dimaksudkan
untuk mengetahui data hasil
belajar siswa kelas V SD Bani Saleh
6 Bekasi pada mata pelajaran IPS
b. Observasi
Observasi
ini
yang
dilakukan yaitu dengan cara
mengumpulkan
keteranganketerangan
yang
diinginkan
dengan mengadakan pengamatan
secara
langsung
untuk
memperoleh suatu gambaran
tentang
pengaruh
model
pembelajaran STAD terhadap
motivasi belajar siswa.
c. Dokumentasi
Dokumentasi
digunakan
untuk untuk memperkuat data
yang
diperoleh
dari
observasi/pengamatan
di
lapangan.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah
upaya mengolah data menjadi
informasi, sehingga karateristik atau
sifat-sifat data tersebut dapat dengan
mudah dipahami dan bermanfaat
untuk menjawab masalah-masalah
yang berkaitan dengan kegiatan
peneliti.
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014
Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan teknik
analisis kuantitatif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Skor motivasi belajar siswa
diperoleh dari hasil jawaban 30
responden
sebagai
sampel
dari
penelitian ini, yang memiliki rentang
teoritik sebesar 0 sampai 20, dan
diperoleh rentang skor terendah sebesar
65,00 dan skor tertinggi sebesar 101.
Dari analisis data diketahui skor rata-rata
sebesar 76,8750, standar deviasi
9,48734, median 89,25 dan modus 85,5.
Sebaran motivasi belajar
siswa bahwa 15 orang responden atau
45 % berada di bawah rata-rata, 13
orang responden sebanyak 40 % berada
pada kelas interval skor rata-rata, dan 4
orang responden sebanyak 15 % berada
pada kelas interval skor di atas ratarata. Dari lembar motivasi dan lembar
Observasi yang digunakan untuk
mengukur motivasi belajar siswa
sebagai tolak ukur data penelitian
dalam kegiatan belajar mengajar selama
pembelajaran dengan menggunakan
Model Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD). Dilihat
dari
lembar
motivasi
diperoleh
persentasi sebesar 51,6% dari 30 siswa
mampu memahami materi dan lebih
senang dengan menggunakan tipe
pembelajaran STAD, sedangkan lembar
observasi diperoleh persentasi sebesar
48,9 % dari 30 siswa masih belum
mampu memahami materi dengan
menggunakan
tipe
pembelajaran
STAND.
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dengan demikian Ho di tolak yang
artinya HI diterima berarti
terdapat pengaruh positif yang
signifikan Motivasi belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial yang diajar
dengan model pembelajaran
Student Teams Archievement
Division(STAD) pada Kelas V SDI
Bani Saleh 6 Bekasi.
B. Saran
Pertama, untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa, sebaiknya
guru menerapkan pembelajaran aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Oleh
karena
itu
diperlukan
penggunaan metode yang tepat,
media pembelajaran yang sesuai
dengan materi ajar, sumber belajar
yang beragam, pemberian tugas yang
menantang,
dan
proses
pembelajaran yang menarik dan
bermakna sehingga tidak saja
memudahkan peserta didik untuk
belajar, tetapi menjadikan belajar
lebih bermakna.
*Kori Sundari adalah dosen PGSD FKIP Universitas Islam “45” Bekasi
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. 2008. Aplikasi dan Metode Penelitian Untuk Administrasi &Manajemen.
Bandung: Dewa Ruchi
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014
54
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014
55
Download