PENGARUH TIPE PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH DASAR Kori Sundari Email: [email protected] ABSTRAK “Motivasi merupakan bentuk perbuatan yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan dan mempunyai fungsi sebagai sebagai praduga, penjelas dan prediksi tingkah laku, dengan dipengaruhi oleh kondisi tertentu”. Sedangkan Tipe pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model pembelajaran yang paling baik untuk permulaan bagi pendidik yang baru menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran ini, siswa ditempatkan dalam belajar yang beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi. Guru menyajikan laporan, siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan seluruh tim telah menguasai pelajaran tersebut. Penelitian dilaksanakan di SDI Bani Saleh 6 Bekasi, dengan jumlah responden 60 siswa, terdiri dari 1 kelas eksperemen dan 1 kelas control. Dalam penelitian ini difokuskan pada pengaruh Tipe pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap Motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif yang signifikan Motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajar dengan model pembelajaran Student Teams Archievement Division(STAD) pada Kelas V SDI Bani Saleh 6 Bekasi. Kata Kunci : Motivasi Belajar, Tipe Pembelajaran Student Teams Archievement Daivision(STAD) A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap belajar dalam bentuk perubahan perilaku belajar yang dialami oleh siswa adalah salah satu tujuan dalam proses pendidikan. Belajar mengusahakan perubahan prilaku dalam domain-domain tersebut sehingga hasil belajar merupakan perubahan perilaku dalam domain kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini idealnya harus dibarengi dengan memiliki motivasi belajar yang tinggi. Sebab bila siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat dipastikan adanya perubahan yang PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 relatif menetap dalam tingkah laku dari hasil belajar dan latihan ataupun pengalaman.. Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Pada umumnya hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran IPS adalah 47 pembelajaran IPS sulit dan membosankan disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran pengetahuan sosial dengan metode yang menarik, menantang, dan menyenangkan. identifikasi masalah diatas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah Pengaruh Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model pembelajaran yang paling baik untuk permulaan bagi pendidik yang baru menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran ini, siswa ditempatkan dalam belajar yang beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi. Guru menyajikan laporan, siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan seluruh tim telah menguasai pelajaran tersebut. D. Perumusan Masalah Berpijak dari alasan tersebut diatas peneliti tertarik melakukan penelitian ini, dengan judul PENGARUH STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH DASAR. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dimuka, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dan model pembelajaran yang dominan digunakan guru dalam proses belajar mengajar selama ini kurang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. C. Batasan Masalah Karena mengingat luasnya permasalahan yang muncul dalam penelitian seperti yang tertera pada PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 Berkenaan dengan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di muka, maka permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian ini sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh STAND terhadap motivasi belajar siswa? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan yaitu : ingin melihat sejauh mana pengaruh yang akan terjadi pada motivasi belajar siswa ketika menggunakan tipe pembelajaran STAND. BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengertian Motivasi Belajar Keberhasilan seseorang dalam belajar sangat dipengaruhi oleh keyakinan dan kepercayaan pada dirinya sendiri. Hal ini menjadi dasar ia dalam memotivasi dirinya untuk mengatakan “ I can do it or I can’t do it” “saya dapat melakukannya atau saya tidak dapat melakukannya”. Ketika seseorang mengatakan saya dapat melakukannya (“I can do it”) berarti secara tidak langsung dia telah membantu memotivasi dirinya untuk mendapatkan kesuksesan, namun ketika seseorang mengatakan saya tidak dapat melakukannya (“I can’t do it) maka ketika itu juga ia telah gagal dalam memotivasi dirinya untuk sukses. Hal ini mungkin saja disebabkan tidak adanya penguatan dan kepuasan dari dalam 48 dirinya sendiri sekitarnya. maupun lingkungan Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berada diluar diri anak, seperti lingkungn rumah, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolahnya. Sementara faktor lain yang turut mempengaruhi adalah lingkungan masyarakat, seperti media massa baik cetak maupun elektronik, cara bergaul dan berteman, aktivitas dalam masyarakat dan kondisi sosial budaya dan tradisi dari masyarakat dimana seorang anak tinggal, merupakan faktor lain diluar diri anak yang turut mempengaruhi dalam belajar. Sedangkan faktor internal adalah faktorfakor yang berasal dari diri anak itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain kesehatan fisik, kecerdasan, minat, bakat, kemauan, sikap dan motivasi. Dari beberapa faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak pada penelitian ini akan dibahas faktor internal yaitu “motivasi”. Motivasi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar anak perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses belajar anak. Menurut Pintrich, melihat motivation berasal dari kata kerja movere dan mengacu pada “ apa yang membuat individu bergerak” kearah kegiatan dan tugas tertent. Dengan mengacu kepada asal kata itu maka motivasi sering diartikan secara sederhana menjadi penggerak atau pendorong. Para ahli Psikologi belajar mencoba mendefinisikan pengertian motivasi menurut cara pandang mereka yang dalam pengertian tersebut terdapat perbedaan antara para ahli yang satu dengan yang lain sesuai dengan teori PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 belajar yang dianut dan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan. Manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar yang merupakan bagian dari kepribadian mereka. Motivasi yang merupakan hasil belajar dari isyarat-isyarat yang bersesuaian dengan pengaruh atau kondisi situasi tertentu. Menurut Brophy; Pintrich dan Schunk, yang dikutip Eggen, motivation is a force that energies, substains and directs behavior toward a goal. Dimyati dan Mujiono, mendefinisikan motivasi sebagai pendorong atau penggerak yang berasal dari dalam diri individu untuk bertindak kearah suatu tujuan tertentu yang menyatakan bahwa motivasi memiliki 3 fungsi, yaitu sebagai praduga, penjelas dan prediksi tingkah laku. Berdasarkan teori di muka menurut para ahli yaitu Pintrich, para ahli Psikologi belajar, Brophy; Pintrich dan Schunk, yang dikutip Eggen, Dimyati dan Mujiono, adalah: “motivasi merupakan bentuk perbuatan yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan dan mempunyai fungsi sebagai sebagai praduga, penjelas dan prediksi tingkah laku, dengan dipengaruhi oleh kondisi tertentu”. Selanjutnya oleh David C.M dijelaskan mengenai motivasi belajar, yaitu motivasi belajar yang merupakan bagian dari motivasi instrinsik seorang manusia. McClelland menyatakan bahwa:“Motivasi yang paling penting untuk psikologi pendidikan adalah motivasi belajar, dimana sesorang cendrung untuk berjuang mencapai sukses atau memilih kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal dalam prestasi belajarnya”. Kuat lemahnya motivasi berprestasi yang dimiliki individu oleh Stinger dinyatakan sangat tergantung pada: 1) besarnya 49 harapan yang ingin dicapai, 2) kuatnya dasar yang menimbulkan motivasi, serta 3) besarnya kepuasan yang diinginkan. Tiga komponen ini merupakan pemicu utama dari suatu motivasi yang dimiliki setiap orang. Motivasi akan dimulai dengan suatu perubahan tenaga dari dalam diri yang dapat dilihat dari keadaan pada diri sendiri. Situasi dalam motivasi harus melibatkan tingkah laku yang menunjukkan persaingan sehat antar mahasiswa dengan standarstandar tertentu. Berdasarkan penjelasan para ahli antara lain Brophy; Pintrich dan Schunk, dan McClelland dapat disintesiskan mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi jika menghadapi kesulitan dalam belajar akan berusaha keras untuk mengatasi kesulitan tersebut, baik melalui belajar sendiri, berdiskusi dengan teman maupun bertanya pada dosen, orang lain yang dapat dianggap menguasai. Hal ini disebabkan karena keinginan dan dorongan yang kuat dari dalam dirinya untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Sebaliknya bagi mahasiswa yang rendah motivasi belajar maka semangat bersaing dan bekerja keras dimungkinkan tidak akan muncul karena lebih senang menyerah pada nasib atau bersifat untung-untungan. Rendahnya motivasi juga menyebabkan kurangnya semangat dan kegigihan dalam belajar. Hal juga dapat disebabkan karena kurangnya keyakinan dan kepercayaan pada dirinya sendiri sehingga ia tidak ada keinginan dan dorongan yang kuat dan kepuasan dari dalam dirinya, serta kurangnya dukungan dari lingkungan sekitarnya. Berdasarkan uraian di muka, peneliti dapat sintesiskan bahwa motivasi belajar siswa adalah suatu daya dorong dan keinginan kuat, percaya diri dari individu dan penguatan yang berasal dari lingkungan sekitar untuk mencapai keberhasilan atau sukses dalam belajar PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 dan kebutuhan untuk berbuat baik dari orang lain,dengan indikator untuk motivasi sebagai berikut: 1) besarnya harapan yang ingin dicapai, 2) kuatnya keyakinan untuk keberhasilan, 3) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi serta 4) besarnya kepuasan yang ingin dicapai. Sedangkan motivasi tidak akan muncul apa bila terdapat indikator sebagai berikut ada pada diri seseorang : 1) rendahnya rasa percaya diri yang dimiliki, 2) Tidak memiliki keyakinan yang kuat, 3) tidak memiliki kepuasan dalam diri, B. Pengertian Tipe Student Teams Division(STAD) Pembelajaran Archievement Menurut Slavin (2008: 143)Student Teams Archievement Division(STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Menurut Slavin (2007) dalam Rusman (2011: 213) mengemukakan bahwa tipe STAD (Student Teams Archievement Division)merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, teknik dan banyak subjek lainnya, dan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. STAD adalah metode yang paling tepat untuk mengajarkan materi-materi pelajaran ilmu pasti. Langkah-langkah tipe pembelajaran Student Teams Archievement DivisionSTAD sebagai berikut: 50 Penyampaian Tujuan dan Motivasi siswa yang memproritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam presentasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik. 1. Presentasi dari Guru Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat berjalan dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demontrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 2. Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim) Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerj sebagi pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. 3. Kuis (Evaluasi) Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masingmasing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal misalnya 60,75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitasn siswa. 4. Penghargaan Presentasi Tim Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Berdasarkan pengertian dimuka, dapat disimpulkan bahwa model PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 pembelajaran Student Teams Archievement Division (STAD) adalah model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok yang heterogen (tingkat prestasi, jenis kelamin, budaya, dan suku) yang terdiri dari 4-5 siswa. Kegiatan pembelajarannya diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Ciri terpenting dalam model pembelajaran kooperatif STAD adalah kerja tim. C. Penelitian Yang Relevan Untuk menghindari duplikasi, penulis melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penulis terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu: 1. Lailatul Mufadilah (2011) telah melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan TAI (Team Assisted Individualization) Pada Materi Pokok Operasi. Lailatul Mufadilah (2011) telah melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan TAI (Team Assisted Individualization) Pada Materi Pokok Operasi Hitung Bentuk Aljabar Siswa Kelas VIII Semester I SMP Kristen Terang Bangsa Semarang”. 2. Cecep Maman Hermawan ( 2011), dengan judul tesis: Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Dalam tesisnya menyimpukan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang pemanfaatan model pembelajaran 51 berbasis masalah dalam hasil belajar siswa pada matapelajaran ilmu pengetahuan sosial. Penelitian ini adalah sebagai berikut 1) meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar pada siswa kelas tiga SD, 2) meningkatkan konsep Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas tiga, 3) Penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dalam Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas tiga. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: masalah model pembelajaran berbasis dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. BAB III Tahap persiapan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian dilakukan. Tahap pelaksanaan adalah kegiatan-kegiatan ketika penelitian dilaksanakan dan tahap pengolahan data (tahap akhir) adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah data penelitian terkumpul yang kemudian diolah secara statistik. C. Metode Penelitian Perlakuan yang diberikan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tipe pembelajaran yang diterapkan terhadap motivasi belajar siswa .Adapun desain dalam penelitian ini adalah : (Suharsimi Arikunto, 2009: 210) X:O1X1O2 METODOLOGI PENELITIAN P:O1X2O2 A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDI Bani Saleh 6 untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013/2014 3. Populasi dan Sampel Sampel yang menjadi penelitian ini adalah siswa kelas V yaitu Kelas VA sebanyak 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan VB sebanyak 30 siswa sebagai kelas kontrol, jumlah dari dua kelas tersebut adalah 60 siswa dari 174 orang B. Desain Penelitian Desain dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data (tahap akhir). PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 Keterangan : X : Kelas Eksperiment P : kelas Kontrol O1 : Prestest X1 :Perlakuan Kelas Eksperimen (tipe pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) O2 : Postest X2 : Perlakuan Kelas Kontrol (tipe pembelajaran Picture and Picture) D. Instrument Penelitian Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian untuk mendapatkan data yang diinginkan, antara lain: 1. Pretest 52 Pretest adalah tes yang dilakukan diawal pembelajaran sebelum diterapkan perlakuan (treatment). 2. Tes Tes digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa pada mata pelajaran kelas V SD BaniSaleh 6 Bekasi E. Teknik Pengumpulan Data a. Angket (Kuesioner) Angket ini dimaksudkan untuk mengetahui data hasil belajar siswa kelas V SD Bani Saleh 6 Bekasi pada mata pelajaran IPS b. Observasi Observasi ini yang dilakukan yaitu dengan cara mengumpulkan keteranganketerangan yang diinginkan dengan mengadakan pengamatan secara langsung untuk memperoleh suatu gambaran tentang pengaruh model pembelajaran STAD terhadap motivasi belajar siswa. c. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk untuk memperkuat data yang diperoleh dari observasi/pengamatan di lapangan. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karateristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan peneliti. PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Skor motivasi belajar siswa diperoleh dari hasil jawaban 30 responden sebagai sampel dari penelitian ini, yang memiliki rentang teoritik sebesar 0 sampai 20, dan diperoleh rentang skor terendah sebesar 65,00 dan skor tertinggi sebesar 101. Dari analisis data diketahui skor rata-rata sebesar 76,8750, standar deviasi 9,48734, median 89,25 dan modus 85,5. Sebaran motivasi belajar siswa bahwa 15 orang responden atau 45 % berada di bawah rata-rata, 13 orang responden sebanyak 40 % berada pada kelas interval skor rata-rata, dan 4 orang responden sebanyak 15 % berada pada kelas interval skor di atas ratarata. Dari lembar motivasi dan lembar Observasi yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa sebagai tolak ukur data penelitian dalam kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Dilihat dari lembar motivasi diperoleh persentasi sebesar 51,6% dari 30 siswa mampu memahami materi dan lebih senang dengan menggunakan tipe pembelajaran STAD, sedangkan lembar observasi diperoleh persentasi sebesar 48,9 % dari 30 siswa masih belum mampu memahami materi dengan menggunakan tipe pembelajaran STAND. 53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dengan demikian Ho di tolak yang artinya HI diterima berarti terdapat pengaruh positif yang signifikan Motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajar dengan model pembelajaran Student Teams Archievement Division(STAD) pada Kelas V SDI Bani Saleh 6 Bekasi. B. Saran Pertama, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sebaiknya guru menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Oleh karena itu diperlukan penggunaan metode yang tepat, media pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar, sumber belajar yang beragam, pemberian tugas yang menantang, dan proses pembelajaran yang menarik dan bermakna sehingga tidak saja memudahkan peserta didik untuk belajar, tetapi menjadikan belajar lebih bermakna. *Kori Sundari adalah dosen PGSD FKIP Universitas Islam “45” Bekasi DAFTAR PUSTAKA Akdon. 2008. Aplikasi dan Metode Penelitian Untuk Administrasi &Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 54 PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 55