perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran ekspansi Produk Domestik Bruto potensial atau output nasional suatu negara yang terjadi apabila batas kemungkinan dalam melakukan produksi (Production Possibility Frontier) suatu bangsa bergeser ke luar (Samuelson dan Nordhaus 2004: 249). Sementara itu, menurut Sukirno (1994:10), pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan dalam kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di produksi pada masyarakat bertambah sehingga kemakmuran dalam masyarakat menjadi naik atau meningkat. Menurut Mankiw (2000:15-16) Salah satu indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi secara makro yaitu dengan menggunakan nilai Produk Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan nilai total pendapatan dan pengeluaran barang dan jasa yang diproduksi suatu negara atau diproduksi secara domestik dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu. PDB sering dianggap sebagai indikator terbaik dari kinerja perekonomian. Hal ini didasarkan pada tujuan PDB yaitu meringkas kegiatan ekonomi dalam nilai mata uang tunggal pada periode waktu tertentu, mengukur pendapatan total 6 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 dan pengeluaran total nasional atau arus uang output barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Alasan PDB dapat melakukan pengukuran total pendapatan dan pengeluaran dikarenakan untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan pengeluaran. Menurut Mankiw (2000:21), ada beberapa macam ukuran kemakmuran ekonomi suatu negara yang lebih baik menghitung output barang dan jasa dan tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan harga, maka para ekonom menggunakan PDB Rill atau PDB Atas Dasar Harga Konstan. Hal ini disebabkan PDB riil suatu negara bukan dipengaruhi atas perubahan harga melainkan perubahan jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam skala ekonomi yang luas. Jadi, dapat diringkas bahwa pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan perekonomian suatu negara yang dapat diukur dengan menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) atau PDB Riil. PDB ADHK atau PDB Riil dapat digunakan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakatnya. Berikut ini merupakan komponen PDB dari sisi pengeluaran (Y) dibagi atas empat komponen yaitu: konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran negara (G), dan ekspor neto (NX) (Mankiw, 2000: 24). Semua komponen PDB dapat dirumuskan sebagai berikut: π = πΆ + πΌ + πΊ + ππ Keterangan: Y = Produk Domestik Bruto (PDB) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 C = Konsumsi I = Investasi G = Pengeluaran pemerintah NX = Ekspor netto Persamaan diatas disebut identitas pos pendapatan nasional dengan penjabaran variabel-variabel persamaan sebagai berikut (Mankiw, 2000:25): 1) Konsumsi (consumption) adalah pembelanjaan barang dan jasa yang dilakukan oleh rumah tangga. 2) Investasi (investment) adalah pembelian barang-barang untuk digunakan pada masa yang akan datang. 3) Pengeluaran atau pembelian pemerintah (government purchases) mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah daerah, negara bagian, dan pusat (federal). 4) Ekspor neto (net exports) memperhitungkan perdagangan internasional (perdagangan antar negara) dengan cara pembelian produk dalam negeri oleh orang asing (ekspor) dikurangi pembelian produk luar negeri oleh warga negara (impor). Terdapat pula beberapa faktor pertumbuhan yang dapat membantu menjelaskan pertumbuhan ekonomi suatu negara yang dikenal sebagai Agregate Production Function (APF), antara lain (Samuelson dan Nordhaus, 2004:249) : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 1) Sumber daya manusia (penawaran tenaga kerja, pendidikan, disiplin dan motivasi) 2) Sumber daya alam (tanah, mineral, bahan bakar, kualitas lingkungan) 3) Pembentukan modal (mesin, pabrik, jalan) 4) Teknologi (sains, rekayasa, manajemen, kewirausahaan) APF menghubungkan total output nasional dengan teknologi dan input, dimana π = π΄πΉ (πΎ, πΏ, π ) Keterangan: Q = output K = jasa-jasa produktif modal L = input tenaga kerja R = input sumber daya alam A = tingkat teknologi dalam ekonomi F = fungsi produksi Ketika sumber daya alam, sumber daya manusia, dan modal bertambah, maka suatu negara dapat mengharapkan adanya pertambahan output. Teknologi pun merupakan salah satu faktor yang dapat menambah produktivitas output. Produktivitas sebagai rasio output terhadap rata-rata input yang tertimbang. Ketika teknologi (A) meningkat melalui invensi atau pengambilalihan teknologi dari luar negeri, maka kemajuan ini memungkinkan negara memproduksi lebih banyak output dengan tingkat yang sama dengan input. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 b. Jenis-jenis Teori Pertumbuhan Ekonomi Teori yang berkaitan dengan pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat secara jelas pada Lampiran 1 tentang Teori Pertumbuhan Ekonomi. Sementara itu, penjelasan singkatnya sebagai berikut: 1) Mankiw (2000: 72-74) menjelaskan bahwa teori Solow dan Swan menunjukkan hubungan antara tingkat tabungan dan pertumbuhan ekonomi hanya bersifat sementara, karena tabungan tidak dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Artinya kenaikan pertumbuhan yang tingkat cepat, tabungan tetapi memunculkan pertumbuhan periode mengalami perlambatan secara berangsur-angsur ketika kondisi mapan yang baru dicapai. Tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan determinan jangka panjang lain dari standar kehidupan, sehingga semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk atau angkatan kerja, semakin rendah tingkat output per tenaga kerja. 2) Menurut Todaro dan Smith (2006: 128-130), teori Harrod-Domar menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan PDB (ΔY/Y) ditentukan bersama-sama oleh rasio tabungan nasional (s) dan rasio modaloutput nasional (k), sehingga tingkat pertumbuhan pendapatan nasional berbanding lurus atau berpengaruh positif dengan rasio tabungan dan berbanding terbalik atau berpengaruh negatif dengan rasio modal-output tanpa adanya peran pemerintah. Dengan kata lain, prinsip dasar model Harrod-Domar ini adalah “pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada tingkat tabungan (saving)”, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 sehingga setiap perekonomian harus menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output total atau PDBnya karena semakin banyak tabungan dan kemudian diinvestasikan maka semakin cepat perekonomian itu akan tumbuh. 3) Menurut Arsyad (1992: 63-66), Schumpeter juga mengemukakan bahwa sistem kapitalis sangat sesuai jika diterapkan di negara berkembang yang berusaha mengejar kemajuan ekonomi (pertumbuhan output). Dalam jangka panjang sistem kapitalis akan meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat dan sekaligus distribusi pendapatannya akan lebih merata yang disebabkan oleh adanya inovasi yang akan mengarah kepada barang-barang yang di konsumsi oleh banyak orang sehingga barang-barang ini menjadi berlimpah. Kemudian Schumpeter juga mengungkapkan bahwa dalam jangka panjang sistem kapitalis akan "runtuh", karena adanya transformasi gradual di dalam sistem tersebut menuju ke arah sistem yang lebih bersifat sosialis, artinya semakin makmur atau sejahtera suatu masyarakat maka akan terjadi proses perubahan kelembagaan dan pandangan masyarakat yang semakin jauh dari sistem kapitalis semula. 4) Menurut Todaro dan Smith (2006: 141-145) pada pembahasan teori ketergantungan internasional menunjukkan bahwa model ketergantungan internasional memandang negara-negara dunia ketiga sebagai korban dari faktor kelembagaan, politik, dan ekonomi baik berskala domestik maupun internasional sehingga commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 masuk dalam perangkat ketergantungan (dependence) dan dominasi negara-negara kaya (negara maju). 5) Menurut Mankiw (2000: 111-112), gagasan teori pertumbuhan endogen dapat diaplikasikan kedalam fungsi produksi sederhana, yaitu: π = π΄πΎ Dimana Y adalah output, K adalah persediaan modal, dan A adalah konstanta yang mengukur jumlah output yang dihasilkan tiap unit modal (perhatikan fungsi produksi ini tidak memiliki pengembalian modal yang kian menurun). Satu unit modal tambahan menghasilkan sebesar A unit output tambahan berapapun modal yang ada. Ketiadaan pengembalian modal yang kian menurun atau pengembalian modal yang konstan ini merupakan perbedaan utama antara model pertumbuhan endogen ini dan model Solow. Akumulasi modal dengan persamaan yang telah digunakan: βπΎ = π π − πΏπΎ Persamaan diatas menyatakan bahwa perubahan persediaan modal (ΔK) sama dengan investasi (sY) dikurangi depresiasi (δK). Kita gabungkan persamaan ini dengan fungsi produksi dan susun ulang, maka βπ⁄π = βπΎ⁄πΎ = π π΄ – πΏ Pada saat sA lebih besar dari δ, pendapatan perekonomian tetap tumbuh selamanya (jangka pendek, menengah, dan panjang), commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 bahkan tanpa asumsi kemajuan teknologi eksogen. Dalam teori ini tabungan dan investasi dapat mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan. Sementara itu, menurut Salvatore (2014: 348) Teori pertumbuhan endogen (endogenous growth theory) juga meneliti hubungan positif antara perdagangan internasional dengan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Teori ini juga menunjukkan bahwa penurunan hambatan perdagangan akan mempercepat tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunannya dalam jangka panjang melalui cara-cara sebagai berikut: a) Perkenalan dan penyerapan teknologi kepada negara berkembang yang dikembangkan oleh negara maju pada tarif yang lebih cepat dibandingkan derajat keterbukaan yang lebih rendah. b) Penelitian dan pengembangan yang dapat meningkatkan manfaat (Research dan Development- R&D). c) Mendorong skala ekonomi (pengurangan biaya rata-rata produksi seiring peningkatan output perusahaan) produksi yang lebih besar. d) Mengurangi distorsi harga dan mendorong penggunaan sumber daya dalam negeri yang lebih efisien diseluruh sektor. e) Mendorong spesialisasi yang lebih besar dan produksi bahan baku setengah jadi yang lebih efisien. f) Mendorong pengenalan barang dan jasa yang baru yang lebih cepat. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 2. Foreign Direct Investment (FDI) a. Definisi Foreign Direct Investment (FDI) Foreign Direct Investment adalah pembelian saham yang cukup dalam suatu perusahaan untuk mendapatkan pengendalian manajemen yang signifikan (Ball, etc, 2012: 51). Sementara itu, menurut Krugman dan Obstfeld (2009: 632) menyatakan bahwa FDI merupakan aliran dana masuk (capital inflow) ke suatu negara, seperti perusahaan asing yang memperbesar cabang perusahaannya ke negara lain. b. Jenis-Jenis Investasi Asing Investasi asing diklasifikasikan menjadi dua jenis investasi, antara lain (Salvatore, 2014: 382): 1) Investasi portofolio (portofolio investment) merupakan aset keuangan yang murni seperti obligasi dalam satuan mata uang nasional suatu negara, sehingga investor dapat dengan mudah meminjamkan modal guna mendapatkan hasil yang pasti atau imbal hasil pada nilai tunai pada kisaran tertentu dari obligasi pada tanggal yang telah ditentukan sebelumnya. Pemerintah Amerika Serikat menetapkannya sebagai pembelian investasi saham portofolio meliputi kurang lebih sepuluh persen pungutan suara saham perusahaan. Investasi ini terjadi sebelum Perang Dunia I dan ada kembali sejak tahun 1960-an. 2) Investasi langsung (direct investment) merupakan investasi riil berupa pabrik, barang modal tanah, persedian, yang melibatkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 modal dan kewirausahaan dimana investor tetap memegang kendali terhadap penggunaan modal yang diinvestasikan. Investasi langsung biasanya berbentuk perusahaan besar yang membuka cabang atau mengambil alih perusahaan lain, contohnya: membeli sebagian besar saham yaitu pembelian sepuluh persen atau lebih saham perusahaan disebut investasi langsung oleh pemerintah Amerika Serikat. Dalam ranah internasional, investasi langsung adalah investasi yaang biasanya dilakukan oleh perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang manufaktur, penggalian sumber daya alam, atau jasa. Oleh karena itu, investasi ini sama pentingnya dengan investasi portofolio sebagai bentuk arus modal swasta internasional. c. Motif melakukan Foreign Direct investment (FDI) Terdapat beberapa alasan atau motif perusahaan multinasional melakukan Foreign Direct Investment (FDI), antara lain (Salvatore, 2014: 386-388): 1) Memperoleh imbal hasil yang tinggi disebabkan oleh lebih tingginya tingkat pertumbuhan diluar negeri, perlakuan pajak yang baik, atau ketersediaan infrastruktur yang lebih besar. Selain untuk memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi tersebut, perusahaan multinasional juga melakukan diversifikasi atau pembagian resiko dengan cara tidak meletakkan keseluruhan aset perusahaannya di satu tempat atau negara yang sama. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 2) Perusahaan multinasional yang besar (monopolistik dan oligopolistik) memiliki pengetahuan produksi yang khusus atau managerial skill yang dapat digunakan dengan mudah di luar negeri dan tempat perusahaan yang mempertahankan kendali langsungnya. Dimana hal ini melibatkan integrasi mendatar (horizontal integration), yaitu produksi di luar negeri dari diferensiasi produk yang juga diproduksi di dalam negeri. 3) Memperoleh kendali sumber bahan baku yang diperlukan dan menjamin pasokan tidak terganggu pada biaya atau harga serendah mungkin. Hal ini disebut pula integrasi vertikal (vertical integration), yaitu kesatuan proses produksi termasuk memanfaatkan sumber daya alam di negara sasaran (tuan rumah), Contoh: FDI di negara berkembang dan negara maju kaya tambang. 4) Menghindari tarif dan hambatan lain yang dibebankan negara terhadap impor atau untuk mengambil keuntungan dari berbagai subsidi pemerintah dengan tujuan mendorong FDI. 5) Untuk memasuki pasar oligopolistik asing, menghindari persaingan di masa datang dengan cara menambah perusahaan asing, dan untuk memperoleh pendanaan karena kemampuan khusus yang dimiliki negara investor. Negara-negara maju berperan penting dalam pembentukan FDI ke beberapa negara berkembang didunia. Berikut ini merupakan contoh negara maju yang melakukan investasi FDI ke beberapa negara berkembang, yaitu Amerika Serikat melakukan investasi FDI di Amerika Latin, Bangladesh, Pakistan, Filipina, dan Arab Saudi; FDI dari Uni commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 Eropa mengalir ke Ghana dan Maroko di Afrika, Brasil di Amerika Latin, India, Srilangka, dan Vietnam di Asia,dan bekas negara komunis di Eropa Timur; Jepang melakukan investasi FDI ke Korea Selatan, Singapura, Taiwan, dan Thailand (Salvatore, 2014: 388). d. Dampak FDI Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara Sasaran dan Negara Investor Menurut Salvatore (2014: 390-391) transfer modal memberikan pengaruh atau dampak aliran FDI pada negara sasaran dan negara investor. Berikut ini dampak aliran FDI dengan asumsi modal dan tenaga kerja dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment): 1) Memberikan total dan rata-rata imbal hasil atau pengembalian modal meningkat di negara sasaran, namun total dan rata-rata imbal hasil tenaga kerja di negara investor menurun. Sehingga, ketika negara investor memperoleh keuntungan agregat dari investasi di negara sasaran, terdapat redistribusi pendapatan dalam negeri dari tenaga kerja ke modal dengan alasan yaitu tenaga kerja yang dikelola oleh negara investor berlawanan dengan investasi yang dilakukan oleh negara investor di negara sasaran. 2) Transfer FDI mempengaruhi neraca pembayaran (mengukur total penerimaan dan pengeluaran) di negara investor dan negara sasaran. Negara investor mengalami defisit neraca pembayaran karena meningkatnya pengeluaran asing di negara investor sehingga dapat menimbulkan kerentanan atau fragility terhadap pertumbuhan ekonomi negara investor, sedangkan negara sasaran mengalami surplus atau perbaikan neraca pembayaran pada saat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 penerimaan FDI pada tahun tersebut, sehingga output nasional negara sasaran dan penyerapan tenaga kerja juga bertambah. 3) Transfer modal awal dan meningkatnya pengeluaran di luar negeri pada negara investor atau defisit neraca pembayaran negara investor dapat diredakan oleh naiknya ekspor barang modal, komponen kecil, dan produk lain di negara investor, serta melalui kelanjutan aliran keuntungan di negara investor. Estimasi pengembalian transfer modal awal antara lima sampai sepuluh tahun. 4) FDI mempengaruhi kesejahteraan di negara investor dan negara sasaran berasal dari perbedaan tingkat pajak dan penerimaan asing di berbagai negara. Contoh: pajak perusahaan di Amerika Serikat (AS) sebagai negara investor sebesar 40% dari penerimaan tetapi hanya 30% dari penerimaan di Inggris sebagai negara sasaran, maka perusahaan AS melakukan investasi di Inggris atau mengubah rute penjualan luar negeri melalui cabangnya di Inggris untuk membayar tingkat pajak yang lebih rendah. Karena sebagain negara termasuk AS merupakan penggagas perjanjian pajak berganda, (untuk menghindari pajak berganda-dengan dasar ekuitas), sehingga AS hanya memungut pajak sebesar 10% dari penerimaan luar negerinya (selisih antara tingkat pajak dalam negeri 40% dan tingkat pajak luar negeri sebesar 30%) saat penerimaan luar negeri dikembalikan. commit to user Akibatnya, terjadi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 penurunan dasar dan jumlah pajak yang dipungut di negara investor dan naik di negara sasaran. 5) FDI mempengaruhi output dan volume perdagangan di kedua negara, dan FDI juga berdampak pada kemajuan teknologi negara investor dan negara sasaran melalui perekonomian dan kemampuan mengambil kebijakan ekonomi sendiri. e. Teori Investasi Asing Teori yang berkaitan dengan FDI dapat dilihat secara jelas pada pada Lampiran 2 tentang Teori Investasi Asing. Sementara itu, penjelasan singkatnya sebagai berikut: 1) Menurut Hymer dalam Ball, et al. (2014:100), perusahaan di industri oligopolistik harus memiliki keunggulan teknis dan keunggulan lainnya diatas perusahan lokal yang berupa skala ekonomi, teknologi, atau pengetahuan superior marketing, manajemen, atau keuangan. FDI mengambil tempat karena ketidaksempurnaan produk dan faktor pasar yang memungkinkan perusahaan multinasional untuk melakukan kegiatan operasional dengan lebih menguntungkan di pasar asing daripada yang dapat dilakukan pesaing lokal (Ball et all, 2014: 100). 2) Menurut Caves dalam Ball et al. (2014:100) juga menambahkan bahwa perusahaan yang berinvestasi di luar negeri berada dalam industri yang biasanya terlibat dalam penelitian produk yang berat. Selain itu, perusahaan yang berinvestasi di luar negeri berkaitan dengan usaha marketing. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 3) Menurut Aliber dalam Ball, et al. (2014:101) pasar tidak sempurna dalam pasar valuta asing mungkin menyebabkan investasi asing. Perusahaan di negara-negara dengan mata uang yang dinilai terlalu tinggi (overvalued) tertarik untuk menanamkan modal di negaranegara yang mata uangnya nilainya terlalu rendah (undervalued). 4) Vernon (1966) menjelaskan FDI dengan menggunakan Model Siklus Produk melalui beberapa tahap, seperti pada tabel berikut: Tabel 2.1 Model Siklus Produk Tahap 1 Tahap 2 Produk yang menjadi Dewasa Produk Baru Memproduksi di Dalam Negeri Tahap 3 Produk di Standarisasi Memproduksi di Luar Negeri a. Oleh (FDI) Cabang b. Ekspor (X) Sumber: Jurnal Vernon (1966), diolah Dengan Perlisensian Impor (M) Berdasarkan tabel diatas, tahapan model siklus dijabarkan sebagai berikut: a) Tahap pertama yaitu waktu produk pertama kali diproduksi, dikembangkan, dan dipasarkan sehingga diperlukan suatu hubungan yang erat antara kelompok desain, produksi, dan marketing dari perusahaan dan pasar yang akan dilayani oleh produk itu. Untuk ini produksi didalam negeri dan penjualan dilakukan didalam negeri dan sebagian di ekspor. b) Tahap kedua pada waktu pasar di negara lain mengembangkan karakteristik yang serupa dengan dipasar dalam negeri, produk commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 tersebut diekspor keluar negeri. Perusahaan multinasioanl akan lebih unggul dari perusahaan lokal diluar negeri karena perusahaan multinasional itu telah mengadakan dan mendapatkan kembali biaya pengembangan produk. Bila perusahaan lokal dinegara tuan rumah telah mulai memproduksi produk yang bersaing, biaya produksi bagi semua perusahaan akan menjadi lebih penting. Pada saat itu perusahaan multinasional akan membangun produksi lokal dinegara tuan rumah dan melakukan investasi FDI jika hal ini menghasilkan biaya faktor produksi yang lebih rendah. c) Tahap tiga yaitu produk telah terbuat dengan baik di luar negeri dengan desain yang distandarisasi, dan bagian pasar multinasional menurun relatif terhadap perusahaan negara tuan rumah. Dalam hal ini negara tuan rumah mempunyai keunggulan biaya faktor produksi yang kuat, perusahaan multinasional akan menghentikan produksi didalam negeri dan mulai mengimpor produk dari negara tuan rumah ke dalam negeri. 5) Menurut Knickerbocker dalam Ball, et al. (2014:101) teori Follow the Leader dianggap defensif karena para pesaing berinvestasi untuk menghindari hilangnya pasar yang disediakan ekspor ketika investor awal memulai industri lokal. Mereka khawatir jika inisiator akan memperoleh beberapa keuntungan dari diversifikasi resiko yang tidak akan mereka miliki kecuali mereka masuk pasar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 juga. Selanjutnya, mencurigai bahwa inisiator tahu sesuatu yang tidak mereka ketahui akan membuat mereka lebih baik selamat daripada menyesal dikemudian hari (Ball et al, 2014:101). 6) Menurut Graham dalam Ball, et al (2014: 101) menunjukkan bahwa ada sebuah kecenderungan untuk investasi silang oleh perusahaan Eropa dan Amerika Serikat (AS) di industri oligopolistik tertentu yang akan memberikan izin kantor-kantor cabang AS dari perusahaan Eropa untuk melakukan hal yang sama di pasar dalam negeri perusahaan AS jika kantor cabang perusahaan Eropa memulai beberapa taktik agresif, seperti pemotongan harga di pasar Eropa. Adapula alasan perusahaan multinasional mengambil tempat dinegara asing, seperti mengikuti konsumen, mencari pengetahuan, dan mengambil manfaat dari stabilitas ekonomi dan politik negara tuan rumah (Ball et al, 2014:101). 7) Teori internasionalisasi yaitu sebuah perusahaan melakukan transfer pengetahuan yang luas ke kantor cabang asing daripada menjualnya di pasar terbuka. Tujuan dari teori ini yaitu untuk memperoleh return yang lebih tinggi dari investasinya (Ball et al, 2014: 102). 8) Menurut Ball et al. (2014:102) tentang pandangan kapabilitas dinamis menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah perusahaan yang melakukan FDI, antara lain: memiliki pengetahuan atau sumber daya yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 unik, perusahaan dapat menciptakan dan memanfaatkan kapabilitas dinamis yang efektif untuk penyebaran berbasis kualitas dan atau kuantitas. Sehingga faktor-faktor tersebut bisa ditransfer ke lingkungan internasional guna memproduksi keuntungan yang kompetitif. Umumnya, perusahaan mengembangkan pusat keunggulan untuk mengembangkan persaingan-persaingan khusus yang selanjutnya diterapkan pada investasi mereka di dalam negara tuan rumah. 9) Teori Eklektik Produksi Internasional menurut Dunning dalam Ball et al. (2014:102-103) menjelaskan bahwa sebuah perusahaan yang ingin berinvestasi dalam fasilitas produksi di luar negeri harus memiliki tiga keunggulan yaitu Kepemilikan Spesifik, Lokasi Spesifik, dan internalisasi. Penjelasan tiga keunggulannya diuraikan sebagai berikut: a) Kepemilikan Spesifik yaitu kepemilikan berwujud berupa aset atau tidak berwujud berupa pengetahuan atau teknologi, skala atau cakupan ekonomi, dan keuntungan monopoli yang berhubungan akses unik ke krisis input atau output, Keunggulan membangkitkan biaya-biaya yang lebih rendah dan/ atau pendapatan yang lebih tinggi. b) Lokasi spesifik, maksudnya pasar asing harus memiliki ciri-ciri yang spesifik pada bidang ekonomi, sosial, atau politik (contoh: ukuran pasar, tarif pembatas atau nontarif, biaya transportasi) yang akan mengizinkan perusahaan untuk memanfaatkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 keunggulan spesifik perusahaannya yang menguntungkan dengan menempatkan di pasar itu dari pada melayani pasar via ekspor. c) Internalisasi, maksudnya perusahaan memiliki berbagai macam alternatif untuk memasuki pasar asing, mulai dari transaksi panjang ketentuan pasar yang wajar sampai penggunaan hierarki melalui anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki. 10) Teori Robbock dan Simmonds tentang FDI melalui beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan global melalui kekuatan internal dan eksternal, pendekatan pasar yang tidak sempurna, pendekatan internalisasi, model siklus produk, produksi internasional dan model imperalisasi marxis (Pandji Anoraga, 1995: 61). 11) Menurut Kindleberger (1990:618) terdapat dorongan lain untuk meningkatkan FDI dalam pandangan penguasaan. Dorongan lain itu berupa upaya meghindari pajak pada negara lain dengan cara menerapkan tarif pajak yang rendah. 12) Menurut The Middle Path Theory (Sornarajah, 2010: 56-58) menunjukkan bahwa investasi asing memiliki manfaat dan resiko terhadap negara tuan rumah. Oleh karena itu, negara tuan rumah harus meningkatkan waspada dan bijaksana. Kewaspadaan dan kebijaksanaan dapat dilakukan dengan mengembangkan kebijakan regulasi yang adil. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 3. Ekonomi Internasional a. Definisi Ekonomi Internasional Secara umum, ekonomi internasional berkaitan dengan ketergantungan ekonomi dan keuangan antara satu negara dengan negara lain. Ekonomi internasional mempelajari bagaimana aliran barang, jasa, pembayaran, dan uang antara suatu negara dengan negara-negara lain di dunia, kebijakan-kebijakan yang dimaksudkan untuk mengatur aliran-aliran ini, dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan negara tersebut. Saling ketergantungan ekonomi dan keuangan akan mempengaruhi hubungan politik, sosial, budaya, dan militer antar negara. Sedangkan secara khusus, ekonomi berkaitan dengan hal-hal berikut (Salvatore, 2014:8): 1) Teori perdagangan internasional yaitu menganalisis landasan dan manfaat dari perdagangan. 2) Kebijakan perdagangan internasional yaitu meneliti tentang alasan dan pengaruh dari restriksi perdagangan. 3) Neraca pembayaran yaitu mengukur pendapatan dan pengeluaran total suatu negara terhadap negara-negara lain di dunia, dimana pasar valuta asing adalah kerangka institusional untuk pertukaran mata uang suatu negara dengan negara yang lain. 4) Penyesuaian neraca pembayaran yaitu ketika terjadi ketidakseimbangan (defisit atau surplus). Lebih penting lagi, perekonomian terbuka atau ekonomi internasional menganalisis hubungan antara sektor-sektor internal dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 eksternal dari perekonomian suatu negara dan bagaimana mereka saling terkait dan bergantung satu sama lain dengan perekonomian negara-negara lain yang berada dalam sistem moneter internasional yang berbeda. Ekonomi internasional dibagi menjadi dua menurut luas cakupannya, antara lain (Salvatore, 2014: 8-9): 1) Mikroekonomi dari ekonomi internasional Teori dan kebijakan perdagangan internasional adalah aspek-aspek mikroekonomi dari ekonomi internasional karena berkaitan dengan satu negara tersendiri yang diperlakukan sebagai satu unit tunggal dan dengan harga (relatif) dari satu komoditas tersendiri. 2) Makroekonomi dari ekonomi internasional Neraca pembayaran dan penyesuaiannya adalah aspek makroekonomi dari ekonomi internasional atau disebut dengan makroekonomi perekonomian terbuka (open-economy macroeconomics) dan keuangan internasional (international financial) karena neraca pembayaran berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran total, sedangkan penyesuaian dan kebijakan ekonomi lain berpengaruh terhadap tingkat pendapatan dan tingkat harga secara umum di suatu negara secara keseluruhan. Berikut ini beberapa masalah utama ekonomi internasional yang tengah dihadapi dunia pada saat ini, antara lain (Salvatore, 2014: 15) : 1) Meningkatnya proteksi perdagangan dinegara-negara industri (negara maju) 2) Volatilitas nilai tukar yang berlebihan dan tidak seimbang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27 3) Meningkatnya persaingan internasional dan ketakutan kehilangan pekerjaan 4) Pengangguran struktural yang tinggi dan pertumbuhan yang lambat di beberapa benua 5) Krisis keuangan di negara berkembang dan perekonomian transisi 6) Tantangan restrukturisasi dari perekonomian transisi masalah yang dihadapi oleh negara di benua Eropa Tengah, Timur, dan bekas Uni Soviet 7) Kemiskinan dan kesenjangan internasional yang dialami negara miskin atau berkembang di dunia. b. Teori Perdagangan Internasional Teori yang berkaitan dengan perdagangan internasional dapat dilihat secara jelas pada Lampiran 3 tentang Teori Perdagangan Internasional. Sementara itu, penjelasan singkatnya sebagai berikut: 1) Menurut teori Merkantilisme dalam Salvatore (2014:30-31) menyatakan bahwa peran pemerintah sangat diperlukan untuk mendorong ekspor, membatasi impor, mendorong output nasional dan kesempatan kerja dengan cara memanfaatkan sumber daya alam secara penuh, menjajah dan mengumpulkan logam mulia seperti emas dan perak. Dengan kata lain, suatu negara mendapatkan keuntungan dengan cara mengorbankan negaranegara lain. 2) Menurut Salvatore (1992:1), Teori murni perdagangan internasional (The Pure Theory of Trade) merupakan teori yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 membahas tentang dasar terjadinya perdagangan dan keuntungan yang diperoleh dari suatu perdagangan. Teori murni perdagangan internasional terdiri dari teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) oleh Adam Smith dan teori Keunggulan Komparatif (Hukum keunggulan Komparatif) oleh David Ricardo. 3) Teori Produksi Proporsi, Heckscher dan Ohlin (H-O) didasarkan pada sejumlah asumsi dengan tujuan menyederhanakan (sebagian hanya dibuat secara implisit oleh Hecksher dan Ohlin). Berikut ini merupakan pernyataan teori H-O (Salvatore, 2014: 120) “Suatu negara akan mengekspor komoditas yang produksinya memerlukan penggunaan intensitas faktor produksi negara yang jumlahnya relatif berlimpah dan murah dan mengimpor komoditas yang produksinya memerlukan intensitas faktor produksi negara yang jumlahnya relatif langka dan harganya mahal” Maksud dari teori diatas yaitu negara yang relatif kaya akan faktor tenaga kerja akan mengekspor komoditas yang relatif padat karya dan mengimpor komoditas yang relatif padat modal. Teori H-O didasarkan pada asumsi sebagai berikut (Salvatore, 2014: 112114): a) Ada dua negara (negara 1 dan negara 2), dua komoditas (komoditas X dan komoditas Y), dan dua faktor produksi (tenaga kerja dan modal) b) Kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam produksi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 c) Komoditas X adalah padat karya, dan komoditas Y adalah padat modal dikedua negara dengan rasio tenaga kerja-modal (L/K) lebih tinggi untuk komoditas X daripada komoditas Y pada harga faktor produksi yang relatif sama, setara dengan rasio modal-tenaga kerja (K/L) lebih rendah untuk X daripada Y di kedua negara d) Kedua komoditas yang diproduksi diukur dalam skala hasil konstan e) Spesialisasi tidak menyeluruh dalam produksi di kedua negara f) Selera yang sama dikedua negara g) Persaingan sempurna di kedua komoditas dan pasar faktor produksi di kedua negara h) Mobilitas faktor yang sempurna di dalam setiap negara, tetapi tidak ada mobilitas faktor produksi secara internasional i) Tidak ada biaya transportasi, tarif, atau penghalang lain untuk arus bebas perdagangan internasional j) Semua sumber daya sepenuhnya digunakan dikedua negara, tidak ada yang menganggur di suatu negara k) Perdagangan internasional antar dua negara seimbang, artinya total nilai ekspor masing-masing negara dan total nilai impor nasional adalah sama. 4) Menurut Salvatore (2014: 167) teori perdagangan baru (New Trade Theory) yang dikembangkan oleh Helpman, Krugman, Lancaster, Linder, dan lain-lain, perdagangan intraindustri didasarkan pada commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 diferensiasi produk dan skala ekonomi. Dengan adanya perdagangan, semua negara dapat mengambil keuntungan dari skala ekonomi pada tingkat yang sama, dan negara yang lebih kecil bisa menjual dengan harga yang lebih murah daripada negara yang besar untuk komoditas yang sama. 5) Menurut Krugman dalam Ball, et al. (2014:96) mengembangkan bahwa dengan cara menggabungkan skala ekonomi dan diferensiasi produk akan membantu menjelaskan tingkatan perdagangan antarnegara yang diamati intraindustri (dalamindustri). Produksi barang dikonsentrasikan secara geografis dan disebabkan oleh skala ekonomi. Krugman juga beralasan bahwa faktor-faktor yang berkaitan dengan keterbatasan sumber daya dan persaingan tidak sempurna menyebabkan perusahaan-perusahaan yang ada di negara-negara tersebut secara identik membuat bermacam produk yang unik untuk menghindari persaingan langsung. Elemen penting perbedaan produk ini yakni penciptaan ciri-ciri yang terpisah dari produk, melalui perbedaan yang nyata (penataan) atau gambar seperti iklan guna mendorong loyalitas merek. Karena produk dibedakan, setiap perusahaan bertindak seperti monopolis yang peduli (respect) terhadap produk unik yang dimiliki, sehingga lebih banyak keberagaman barang yang tersedia di pasar. Oleh karena perusahaan-perusahaan dari negara yang berbeda masing-masing memproduksi beragam produk yang unik, tetapi konsumen di setiap negara membeli beberapa dari setiap commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31 produk (seperti yang diprediksikan Linder), dapat dilihat perdagangan intraindustri antar negara yang identik. Keberadaan perdagangan internasional dapat menciptakan pasar lebih besar yang mengizinkan pemanfaatan skala ekonomi internal (spesifik perusahaan) oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan perdagangan. Dukungan empiris model Krugman telah ditunjukkan banyak penelitian, seperti industri mobil, kimia khusus, anggur, dan model ini membantu menjelaskan tingginya proporsi dari industri perdagangan di seluruh perdagangan internasional. 4. Trade Openness a. Definisi Trade Openness Setiap negara bergantung kepada negara lain untuk memenuhi kebutuhan domestiknya karena tidak semua komoditas dimiliki oleh setiap negara, maka terjadilah perdagangan internasional (Case and Fair, 2007: 356). Sehingga Perdagangan internasional timbul karena faktor permintaan yang berupa permintaan suatu barang atau jasa yang ditentukan oleh selera dan pendapatan serta faktor penawaran yang berupa perbedaan jumlah, jenis, kualitas, cara mengkombinasikan faktor-faktor produksi di dalam proses produksi atau perbedaan ongkos produksi yang dapat mengakibatkan perbedaan harga hasil produksi (Nopirin, 1995: 2). Dengan demikian, definisi perdagangan internasional adalah perdagangan barang dan jasa yang dilakukan antar negara di pasar dunia. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32 Menurut OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), rasio perdagangan terhadap PDB (trade-to-GDP) atau sering disebut Trade Openness ratio sering digunakan untuk mengukur pentingnya hubungan transaksi internasional terhadap transaksi domestik. Indikator ini dihitung untuk setiap negara sebagai rata-rata yang sederhana (mean) dari total perdagangan (jumlah ekspor dan impor barang dan jasa) yang berkaitan terhadap PDB. Meskipun katakata “openness” atau “keterbukaan” menimbulkan pro dan kontra, nilai rasio yang rendah tidak selalu berarti tinggi (tarif atau non tarif) hambatan perdagangan luar negeri, tetapi mungkin karena faktor seperti ukuran ekonomi dan keadaan geografis yang terpencil dari mitra dagang yang potensial. Sedangkan menurut World Bank dalam www.worldbank.org (2015), Trade Openness (TO) yang dinyatakan pada data trade (% of GDP) adalah rasio jumlah ekspor dan impor barang dan jasa dengan negara-negara lain yang diukur sebagai bagian dari Produk Domestik Bruto (PDB). b. Formula, Mekanisme, dan Penjelasan Trade Openness Berikut ini merupakan rumus atau formula Trade Openness πππππ πππππππ π = π(πΆπππ π‘πππ‘ 2005 ππ$) + π (πΆπππ π‘πππ‘ 2005 ππ$) π₯ 100% πΊπ·π (πΆπππ π‘πππ‘ 2005 ππ$) Keterangan : X (% of GDP) = Ekspor (persentase dari PDB) M (% of GDP) = Impor (persentase dari PDB) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33 Menurut penulis, mekanisme transmisi Trade Openness terhadap Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan data World Bank dalam www.worldbank.org (2015) adalah sebagai berikut (Gambar 2.1): Ekspor (% dari PDB) Trade (% dari PDB) Impor (% dari PDB) Gambar 2.1 Mekanisme Transmisi Trade Openness di Negara Anggota OKI Sumber : World Bank (2015, diolah) Atau X (+) dan M (-) Trade Openness (-) (1) X (-) dan M (+) Trade Openness (+) (2) X (+) dan M (+) Trade Openness (+) (3) X (-) dan M (-) Trade Openness (-) (4) X>M = Net Eksporter Countries M>X = Net Importir Countries Penjelasan : 1) Apabila ekspor (% dari PDB) mengalami kenaikan, sedangkan impor (% dari PDB) mengalami penurunan maka Trade Openness akan menurun dari tahun sebelumnya. 2) Apabila ekspor (% dari PDB) mengalami penurunan, sedangkan impor (% dari PDB) mengalami kenaikan maka Trade Openness akan meningkat dari tahun sebelumnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34 3) Apabila ekspor (% dari PDB) dan impor (% dari PDB) mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, maka Trade Openness akan meningkat dari tahun sebelumnya. 4) Apabila ekspor (% dari PDB) dan impor (% dari PDB) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, maka Trade Openness akan menurun dari tahun sebelumnya. 5) Apabila negara memiliki ekspor yang lebih besar dari pada impor (X > M) atau ekspor mengalami surplus (X+), berarti negara itu disebut Net Eksporter Countries. 6) Apabila negara memiliki impor yang lebih besar dari pada ekspor (X < M) atau impor mengalami surplus (M+), berarti negara itu disebut Net Importir Countries. c. Dampak Trade Openness Berikut ini merupakan dampak positif dan negatif tentang perdagangan internasional yang semakin terbuka terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara, yaitu: 1) Dampak Positif Berikut ini merupakan dampak positif perdagangan internasional yang semakin terbuka antara lain (Boediono, 1997: 137): a) Kegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan kualitas, serta terjadinya spesialisasi produksi. Spesialisasi produksi dapat terjadi antar negara. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 b) Memperluas lapangan pekerjaan; Dengan terjadinya perdagangan antarnegara yang semakin terbuka, negara pengekspor dapat menambah jumlah produksi untuk konsumsi luar negeri. Naiknya tingkat produksi ini akan memperluas kesempatan kerja. Negara yang bertindak sebagai pengimpor juga mendapat manfaat, yaitu tidak memproduksi barang yang dibutuhkan sehingga sumber daya yang dimiliki dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih menguntungkan. c) Sumber pemasukan kas negara atau devisa negara melalui bea masuk, pajak, dan biaya lain atas ekspor dan impor. d) Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri, terutama dalam bidang sektor industri dengan munculnya teknologi baru dapat membantu dalam memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang singkat. e) Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara. Kerjasama dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 2) Dampak Negatif Menurut artikel Erin (2014) yang berjudul “Perdagangan Internasional, Globalisasi Ekonomi Dan Permasalahannya” menjelaskan bahwa perdagangan internasional yang semakin terbuka akan menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara, antara lain: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36 a) Adanya ketergantungan suatu negara terhadap negara lainsalah satu contohnya yaitu munculnya ketergantungan terhadap negara-negara maju. b) Adanya persaingan yang tidak sehat dalam perdagangan internasional. Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan ekonomi suatu negara akan semakin rendah dan bertambahnya pengangguran di suatu negara. c) Banyak industri kecil yang kurang mampu bersaing yang gulung tikar. Hal ini dikarenakan barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri terutama industri kecil di suatu negara mengalami kerugian. d) Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi negara yang lebih maju. e) Terjadinya kekurangan tabungan masyarakat untuk investasi. Hal ini terjadi karena masyarakat menjadi konsumtif. f) Timbulnya penjajahan ekonomi oleh negara yang lebih maju. 5. Hubungan Antara FDI Dan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Baru (New Growth Theory) atau teori pertumbuhan endogen (Endogenous Theory) menunjukkan bahwa FDI memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini telah diuji oleh Nahidi dan Badri (2014) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37 dan Samimi, et al. (2010) bahwa FDI memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 6. Hubungan antara Trade Openness dan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Baru (New Growth Theory) atau teori pertumbuhan endogen (Endogenous Theory) menunjukkan bahwa Trade Openness memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini telah diuji oleh Nahidi dan Badri (2014) dan Samimi, et al. (2010) bahwa Trade Openness memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah positif terhadap pertumbuhan ekonomi Menurut Harberler, kontribusi perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi, antara lain (Salvatore, 2014: 347): a. Perdagangan dapat mendorong penggunaan penuh sumber daya dalam negeri yang setengah menganggur. Maksudnya negara berkembang dapat bergerak dari titik produksi yang tidak efisien di dalam batas produksinya, dengan sumber daya yang tidak digunakan akibat permintaan dari dalam yang tidak mencukupi menuju titik pada batas produksinya melalui perdagangan sehingga perdagangan menunjukkan lubang surplus (vent surplus) atau saluran keluar untuk potensi surplus komoditas pertanian dan bahan mentahnya terutama negara di benua Asia Tenggara dan Afrika Barat. b. Dengan memperluas pangsa pasar, perdagangan memungkinkan pembagian kerja dan skala ekonomi, seperti produksi perakitan lampu di negara kecil pada tahap awal pembangunan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38 c. Perdagangan internasional merupakan kendaraan bagi penyebaran ide baru, teknologi baru beserta pengelolaan baru dan keahlian lainnya. d. Perdagangan juga mendorong dan memudahkan aliran modal internasional dari negara maju ke negara berkembang. e. Impor produk manufaktur baru mendorong permintaan dalam negeri hingga produksi barang menjadi efisien. f. Perdagangan internasional merupakan senjata anti monopoli yang tangguh karena mendorong efisiensi yang lebih besar bagi produsen dalam negeri untuk mengikuti persaingan asing guna mempertahankan rendahnya biaya dan harga produk setengah jadi yang digunakan sebagai masukan produksi komoditas dalam negeri. B. Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 4 tentang Penelitian FDI Terdahulu dan Rencana Penelitian. Sementara itu, Penelitian Trade Openness Terdahulu dan Rencana Penelitian dapat dilihat pada lampiran 5. C. Kerangka Pemikiran Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan variabel Foreign Direct Investment (FDI) dan Trade Openness (TO) terhadap pertumbuhan ekonomi di 22 Negara Anggota OKI. Model analisis yang digunakan yaitu analisis Data Panel. Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39 Foreign Direct Investment (FDI) Pertumbuhan Ekonomi Trade Openness (TO) Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian Sumber: Penulis D. Hipotesis Berdasarkan penelitian Nahidi dan Badri (2014) dan Samimi, et al. (2010) dan menurut Salvatore (2014:348) tentang teori Pertumbuhan Ekonomi Baru Romer dan Lucas dapat dirumuskan penelitian ini sebagai berikut: 1. Diduga Foreign Direct investment (FDI) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di 22 Negara Anggota OKI. 2. Diduga Trade Openness memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di 22 Negara Anggota OKI. commit to user