BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pertumbuhan Ekonomi
a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran ekspansi Produk
Domestik Bruto potensial atau output nasional suatu negara yang
terjadi apabila batas kemungkinan dalam melakukan produksi
(Production Possibility Frontier) suatu bangsa bergeser ke luar
(Samuelson dan Nordhaus 2004: 249). Sementara itu, menurut Sukirno
(1994:10), pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan dalam
kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di
produksi pada masyarakat bertambah sehingga kemakmuran dalam
masyarakat menjadi naik atau meningkat.
Menurut Mankiw (2000:15-16) Salah satu indikator untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi secara makro yaitu dengan
menggunakan nilai Produk Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan
nilai total pendapatan dan pengeluaran barang dan jasa yang
diproduksi suatu negara atau diproduksi secara domestik dalam suatu
perekonomian selama kurun waktu tertentu. PDB sering dianggap
sebagai indikator terbaik dari kinerja perekonomian. Hal ini didasarkan
pada tujuan PDB yaitu meringkas kegiatan ekonomi dalam nilai mata
uang tunggal pada periode waktu tertentu, mengukur pendapatan total
6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
dan pengeluaran total nasional atau arus uang output barang dan jasa
dalam suatu perekonomian. Alasan PDB dapat melakukan pengukuran
total
pendapatan
dan
pengeluaran
dikarenakan
untuk
suatu
perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan
pengeluaran.
Menurut Mankiw (2000:21), ada beberapa macam ukuran
kemakmuran ekonomi suatu negara yang lebih baik menghitung output
barang dan jasa dan tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan harga,
maka para ekonom menggunakan PDB Rill atau PDB Atas Dasar
Harga Konstan. Hal ini disebabkan PDB riil suatu negara bukan
dipengaruhi atas perubahan harga melainkan perubahan jumlah barang
dan jasa yang diproduksi dalam skala ekonomi yang luas.
Jadi, dapat diringkas bahwa pertumbuhan ekonomi adalah
perkembangan kegiatan perekonomian suatu negara yang dapat diukur
dengan menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar
Harga Konstan (ADHK) atau PDB Riil. PDB ADHK atau PDB Riil
dapat digunakan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakatnya.
Berikut ini merupakan komponen PDB dari sisi pengeluaran (Y)
dibagi atas empat komponen yaitu: konsumsi (C), investasi (I),
pengeluaran negara (G), dan ekspor neto (NX) (Mankiw, 2000: 24).
Semua komponen PDB dapat dirumuskan sebagai berikut:
π‘Œ = 𝐢 + 𝐼 + 𝐺 + 𝑁𝑋
Keterangan:
Y
= Produk Domestik Bruto (PDB)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
C
= Konsumsi
I
= Investasi
G
= Pengeluaran pemerintah
NX
= Ekspor netto
Persamaan diatas disebut identitas pos pendapatan nasional dengan
penjabaran variabel-variabel persamaan sebagai berikut (Mankiw,
2000:25):
1) Konsumsi (consumption) adalah pembelanjaan barang dan jasa yang
dilakukan oleh rumah tangga.
2) Investasi (investment) adalah pembelian barang-barang untuk
digunakan pada masa yang akan datang.
3) Pengeluaran atau pembelian pemerintah (government purchases)
mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah daerah,
negara bagian, dan pusat (federal).
4) Ekspor
neto
(net
exports)
memperhitungkan
perdagangan
internasional (perdagangan antar negara) dengan cara pembelian
produk dalam negeri oleh orang asing (ekspor) dikurangi pembelian
produk luar negeri oleh warga negara (impor).
Terdapat pula beberapa faktor pertumbuhan yang dapat membantu
menjelaskan pertumbuhan ekonomi suatu negara yang dikenal sebagai
Agregate Production Function (APF), antara lain (Samuelson dan
Nordhaus, 2004:249) :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
1) Sumber daya manusia (penawaran tenaga kerja, pendidikan,
disiplin dan motivasi)
2) Sumber daya alam (tanah, mineral, bahan bakar, kualitas
lingkungan)
3) Pembentukan modal (mesin, pabrik, jalan)
4) Teknologi (sains, rekayasa, manajemen, kewirausahaan)
APF menghubungkan total output nasional dengan teknologi dan
input, dimana
𝑄 = 𝐴𝐹 (𝐾, 𝐿, 𝑅)
Keterangan:
Q = output
K = jasa-jasa produktif modal
L = input tenaga kerja
R = input sumber daya alam
A = tingkat teknologi dalam ekonomi
F = fungsi produksi
Ketika sumber daya alam, sumber daya manusia, dan modal
bertambah,
maka
suatu
negara
dapat
mengharapkan
adanya
pertambahan output. Teknologi pun merupakan salah satu faktor yang
dapat menambah produktivitas output. Produktivitas sebagai rasio
output terhadap rata-rata input yang tertimbang. Ketika teknologi (A)
meningkat melalui invensi atau pengambilalihan teknologi dari luar
negeri, maka kemajuan ini memungkinkan negara memproduksi lebih
banyak output dengan tingkat yang sama dengan input.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
b. Jenis-jenis Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori yang berkaitan dengan pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat
secara jelas pada Lampiran 1 tentang Teori Pertumbuhan Ekonomi.
Sementara itu, penjelasan singkatnya sebagai berikut:
1) Mankiw (2000: 72-74) menjelaskan bahwa teori Solow dan Swan
menunjukkan hubungan antara tingkat tabungan dan pertumbuhan
ekonomi hanya bersifat sementara, karena tabungan tidak dapat
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Artinya
kenaikan
pertumbuhan
yang
tingkat
cepat,
tabungan
tetapi
memunculkan
pertumbuhan
periode
mengalami
perlambatan secara berangsur-angsur ketika kondisi mapan yang
baru
dicapai.
Tingkat
pertumbuhan
ekonomi
merupakan
determinan jangka panjang lain dari standar kehidupan, sehingga
semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk atau angkatan kerja,
semakin rendah tingkat output per tenaga kerja.
2) Menurut Todaro dan Smith (2006: 128-130), teori Harrod-Domar
menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan PDB (ΔY/Y) ditentukan
bersama-sama oleh rasio tabungan nasional (s) dan rasio modaloutput nasional (k), sehingga tingkat pertumbuhan pendapatan
nasional berbanding lurus atau berpengaruh positif dengan rasio
tabungan dan berbanding terbalik atau berpengaruh negatif dengan
rasio modal-output tanpa adanya peran pemerintah. Dengan kata
lain, prinsip dasar model Harrod-Domar ini adalah “pertumbuhan
ekonomi sangat bergantung pada tingkat tabungan (saving)”,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
sehingga
setiap
perekonomian
harus
menabung
dan
menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output total atau
PDBnya karena semakin banyak tabungan dan kemudian
diinvestasikan maka semakin cepat perekonomian itu akan tumbuh.
3) Menurut Arsyad (1992: 63-66), Schumpeter juga mengemukakan
bahwa sistem kapitalis sangat sesuai jika diterapkan di negara
berkembang
yang
berusaha
mengejar
kemajuan
ekonomi
(pertumbuhan output). Dalam jangka panjang sistem kapitalis akan
meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat dan sekaligus
distribusi pendapatannya akan lebih merata yang disebabkan oleh
adanya inovasi yang akan mengarah kepada barang-barang yang di
konsumsi oleh banyak orang sehingga barang-barang ini menjadi
berlimpah. Kemudian Schumpeter juga mengungkapkan bahwa
dalam jangka panjang sistem kapitalis akan "runtuh", karena
adanya transformasi gradual di dalam sistem tersebut menuju ke
arah sistem yang lebih bersifat sosialis, artinya semakin makmur
atau sejahtera suatu masyarakat maka akan terjadi proses
perubahan kelembagaan dan pandangan masyarakat yang semakin
jauh dari sistem kapitalis semula.
4) Menurut Todaro dan Smith (2006: 141-145) pada pembahasan
teori ketergantungan internasional menunjukkan bahwa model
ketergantungan internasional memandang negara-negara dunia
ketiga sebagai korban dari faktor kelembagaan, politik, dan
ekonomi baik berskala domestik maupun internasional sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
masuk
dalam
perangkat
ketergantungan
(dependence)
dan
dominasi negara-negara kaya (negara maju).
5) Menurut Mankiw (2000: 111-112), gagasan teori pertumbuhan
endogen dapat diaplikasikan kedalam fungsi produksi sederhana,
yaitu:
π‘Œ = 𝐴𝐾
Dimana Y adalah output, K adalah persediaan modal, dan A adalah
konstanta yang mengukur jumlah output yang dihasilkan tiap unit
modal
(perhatikan
fungsi
produksi
ini
tidak
memiliki
pengembalian modal yang kian menurun). Satu unit modal
tambahan menghasilkan sebesar A unit output tambahan berapapun
modal yang ada. Ketiadaan pengembalian modal yang kian
menurun atau pengembalian modal yang konstan ini merupakan
perbedaan utama antara model pertumbuhan endogen ini dan
model Solow. Akumulasi modal dengan persamaan yang telah
digunakan:
βˆ†πΎ = π‘ π‘Œ − 𝛿𝐾
Persamaan diatas menyatakan bahwa perubahan persediaan
modal (ΔK) sama dengan investasi (sY) dikurangi depresiasi (δK).
Kita gabungkan persamaan ini dengan fungsi produksi dan susun
ulang, maka
βˆ†π‘Œ⁄π‘Œ = βˆ†πΎ⁄𝐾 = 𝑠𝐴 – 𝛿
Pada saat sA lebih besar dari δ, pendapatan perekonomian tetap
tumbuh selamanya (jangka pendek, menengah, dan panjang),
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
bahkan tanpa asumsi kemajuan teknologi eksogen. Dalam teori ini
tabungan dan investasi dapat mendorong pertumbuhan yang
berkesinambungan. Sementara itu, menurut Salvatore (2014: 348)
Teori pertumbuhan endogen (endogenous growth theory) juga
meneliti hubungan positif antara perdagangan internasional dengan
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Teori ini
juga menunjukkan bahwa penurunan hambatan perdagangan akan
mempercepat tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunannya
dalam jangka panjang melalui cara-cara sebagai berikut:
a) Perkenalan
dan
penyerapan
teknologi
kepada
negara
berkembang yang dikembangkan oleh negara maju pada tarif
yang lebih cepat dibandingkan derajat keterbukaan yang lebih
rendah.
b) Penelitian dan pengembangan yang dapat meningkatkan
manfaat (Research dan Development- R&D).
c) Mendorong skala ekonomi (pengurangan biaya rata-rata
produksi seiring peningkatan output perusahaan) produksi yang
lebih besar.
d) Mengurangi distorsi harga dan mendorong penggunaan sumber
daya dalam negeri yang lebih efisien diseluruh sektor.
e) Mendorong spesialisasi yang lebih besar dan produksi bahan
baku setengah jadi yang lebih efisien.
f) Mendorong pengenalan barang dan jasa yang baru yang lebih
cepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
2. Foreign Direct Investment (FDI)
a. Definisi Foreign Direct Investment (FDI)
Foreign Direct Investment adalah pembelian saham yang cukup
dalam suatu perusahaan untuk mendapatkan pengendalian manajemen
yang signifikan (Ball, etc, 2012: 51). Sementara itu, menurut Krugman
dan Obstfeld (2009: 632) menyatakan bahwa FDI merupakan aliran
dana masuk (capital inflow) ke suatu negara, seperti perusahaan asing
yang memperbesar cabang perusahaannya ke negara lain.
b. Jenis-Jenis Investasi Asing
Investasi asing diklasifikasikan menjadi dua jenis investasi, antara
lain (Salvatore, 2014: 382):
1) Investasi portofolio (portofolio investment) merupakan aset
keuangan yang murni seperti obligasi dalam satuan mata uang
nasional suatu negara, sehingga investor dapat dengan mudah
meminjamkan modal guna mendapatkan hasil yang pasti atau
imbal hasil pada nilai tunai pada kisaran tertentu dari obligasi pada
tanggal yang telah ditentukan sebelumnya. Pemerintah Amerika
Serikat menetapkannya sebagai pembelian investasi saham
portofolio meliputi kurang lebih sepuluh persen pungutan suara
saham perusahaan. Investasi ini terjadi sebelum Perang Dunia I dan
ada kembali sejak tahun 1960-an.
2) Investasi langsung (direct investment) merupakan investasi riil
berupa pabrik, barang modal tanah, persedian, yang melibatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
modal dan kewirausahaan dimana investor tetap memegang
kendali terhadap penggunaan modal yang diinvestasikan. Investasi
langsung biasanya berbentuk perusahaan besar yang membuka
cabang atau mengambil alih perusahaan lain, contohnya: membeli
sebagian besar saham yaitu pembelian sepuluh persen atau lebih
saham perusahaan disebut investasi langsung oleh pemerintah
Amerika Serikat. Dalam ranah internasional, investasi langsung
adalah investasi yaang biasanya dilakukan oleh perusahaan
multinasional yang bergerak dalam bidang manufaktur, penggalian
sumber daya alam, atau jasa. Oleh karena itu, investasi ini sama
pentingnya dengan investasi portofolio sebagai bentuk arus modal
swasta internasional.
c. Motif melakukan Foreign Direct investment (FDI)
Terdapat beberapa alasan atau motif perusahaan multinasional
melakukan Foreign Direct Investment (FDI), antara lain (Salvatore,
2014: 386-388):
1) Memperoleh imbal hasil yang tinggi disebabkan oleh lebih
tingginya tingkat pertumbuhan diluar negeri, perlakuan pajak yang
baik, atau ketersediaan infrastruktur yang lebih besar. Selain untuk
memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi tersebut, perusahaan
multinasional juga melakukan diversifikasi atau pembagian resiko
dengan cara tidak meletakkan keseluruhan aset perusahaannya di
satu tempat atau negara yang sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
2) Perusahaan
multinasional
yang
besar
(monopolistik
dan
oligopolistik) memiliki pengetahuan produksi yang khusus atau
managerial skill yang dapat digunakan dengan mudah di luar negeri
dan tempat perusahaan yang mempertahankan kendali langsungnya.
Dimana
hal
ini
melibatkan
integrasi
mendatar
(horizontal
integration), yaitu produksi di luar negeri dari diferensiasi produk
yang juga diproduksi di dalam negeri.
3) Memperoleh kendali sumber bahan baku yang diperlukan dan
menjamin pasokan tidak terganggu pada biaya atau harga serendah
mungkin. Hal ini disebut pula integrasi vertikal (vertical integration),
yaitu kesatuan proses produksi termasuk memanfaatkan sumber daya
alam di negara sasaran (tuan rumah), Contoh: FDI di negara
berkembang dan negara maju kaya tambang.
4) Menghindari tarif dan hambatan lain yang dibebankan negara
terhadap impor atau untuk mengambil keuntungan dari berbagai
subsidi pemerintah dengan tujuan mendorong FDI.
5) Untuk memasuki pasar oligopolistik asing, menghindari persaingan di
masa datang dengan cara menambah perusahaan asing, dan untuk
memperoleh pendanaan karena kemampuan khusus yang dimiliki
negara investor.
Negara-negara maju berperan penting dalam pembentukan FDI ke
beberapa negara berkembang didunia. Berikut ini merupakan contoh
negara maju yang melakukan investasi FDI ke beberapa negara
berkembang, yaitu Amerika Serikat melakukan investasi FDI di Amerika
Latin, Bangladesh, Pakistan, Filipina, dan Arab Saudi; FDI dari Uni
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Eropa mengalir ke Ghana dan Maroko di Afrika, Brasil di Amerika Latin,
India, Srilangka, dan Vietnam di Asia,dan bekas negara komunis di Eropa
Timur; Jepang melakukan investasi FDI ke Korea Selatan, Singapura,
Taiwan, dan Thailand (Salvatore, 2014: 388).
d. Dampak FDI Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara
Sasaran dan Negara Investor
Menurut Salvatore (2014: 390-391) transfer modal memberikan
pengaruh atau dampak aliran FDI pada negara sasaran dan negara
investor. Berikut ini dampak aliran FDI dengan asumsi modal dan
tenaga kerja dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment):
1) Memberikan total dan rata-rata imbal hasil atau pengembalian
modal meningkat di negara sasaran, namun total dan rata-rata
imbal hasil tenaga kerja di negara investor menurun. Sehingga,
ketika negara investor memperoleh keuntungan agregat dari
investasi di negara sasaran, terdapat redistribusi pendapatan dalam
negeri dari tenaga kerja ke modal dengan alasan yaitu tenaga kerja
yang dikelola oleh negara investor berlawanan dengan investasi
yang dilakukan oleh negara investor di negara sasaran.
2) Transfer FDI mempengaruhi neraca pembayaran (mengukur total
penerimaan dan pengeluaran) di negara investor dan negara
sasaran. Negara investor mengalami defisit neraca pembayaran
karena meningkatnya pengeluaran asing di negara investor
sehingga dapat menimbulkan kerentanan atau fragility terhadap
pertumbuhan ekonomi negara investor, sedangkan negara sasaran
mengalami surplus atau perbaikan neraca pembayaran pada saat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
penerimaan FDI pada tahun tersebut, sehingga output nasional
negara sasaran dan penyerapan tenaga kerja juga bertambah.
3) Transfer modal awal dan meningkatnya pengeluaran di luar negeri
pada negara investor atau defisit neraca pembayaran negara
investor dapat diredakan oleh naiknya ekspor barang modal,
komponen kecil, dan produk lain di negara investor, serta melalui
kelanjutan aliran keuntungan di negara investor. Estimasi
pengembalian transfer modal awal antara lima sampai sepuluh
tahun.
4) FDI mempengaruhi kesejahteraan di negara investor dan negara
sasaran berasal dari perbedaan tingkat pajak dan penerimaan asing
di berbagai negara. Contoh: pajak perusahaan di Amerika Serikat
(AS) sebagai negara investor sebesar 40% dari penerimaan tetapi
hanya 30% dari penerimaan di Inggris sebagai negara sasaran,
maka perusahaan AS melakukan investasi di Inggris atau
mengubah rute penjualan luar negeri melalui cabangnya di Inggris
untuk membayar tingkat pajak yang lebih rendah. Karena sebagain
negara termasuk AS merupakan penggagas perjanjian pajak
berganda, (untuk menghindari pajak berganda-dengan dasar
ekuitas), sehingga AS hanya memungut pajak sebesar 10% dari
penerimaan luar negerinya (selisih antara tingkat pajak dalam
negeri 40% dan tingkat pajak luar negeri sebesar 30%) saat
penerimaan
luar
negeri
dikembalikan.
commit to user
Akibatnya,
terjadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
penurunan dasar dan jumlah pajak yang dipungut di negara
investor dan naik di negara sasaran.
5) FDI mempengaruhi output dan volume perdagangan di kedua
negara, dan FDI juga berdampak pada kemajuan teknologi negara
investor
dan
negara
sasaran
melalui
perekonomian
dan
kemampuan mengambil kebijakan ekonomi sendiri.
e. Teori Investasi Asing
Teori yang berkaitan dengan FDI dapat dilihat secara jelas pada
pada Lampiran 2 tentang Teori Investasi Asing. Sementara itu,
penjelasan singkatnya sebagai berikut:
1) Menurut Hymer dalam Ball, et al. (2014:100), perusahaan di
industri oligopolistik harus memiliki keunggulan teknis dan
keunggulan lainnya diatas perusahan lokal yang berupa skala
ekonomi,
teknologi,
atau
pengetahuan
superior
marketing,
manajemen, atau keuangan. FDI mengambil tempat karena
ketidaksempurnaan produk dan faktor pasar yang memungkinkan
perusahaan multinasional untuk melakukan kegiatan operasional
dengan lebih menguntungkan di pasar asing daripada yang dapat
dilakukan pesaing lokal (Ball et all, 2014: 100).
2) Menurut Caves dalam Ball et al. (2014:100) juga menambahkan
bahwa perusahaan yang berinvestasi di luar negeri berada dalam
industri yang biasanya terlibat dalam penelitian produk yang berat.
Selain itu, perusahaan yang berinvestasi di luar negeri berkaitan
dengan usaha marketing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
3) Menurut Aliber dalam Ball, et al. (2014:101) pasar tidak sempurna
dalam pasar valuta asing mungkin menyebabkan investasi asing.
Perusahaan di negara-negara dengan mata uang yang dinilai terlalu
tinggi (overvalued) tertarik untuk menanamkan modal di negaranegara yang mata uangnya nilainya terlalu rendah (undervalued).
4) Vernon (1966) menjelaskan FDI dengan menggunakan Model
Siklus Produk melalui beberapa tahap, seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Model Siklus Produk
Tahap 1
Tahap 2
Produk yang
menjadi Dewasa
Produk Baru
Memproduksi di
Dalam Negeri
Tahap 3
Produk di
Standarisasi
Memproduksi di Luar Negeri
a.
Oleh
(FDI)
Cabang b.
Ekspor (X)
Sumber: Jurnal Vernon (1966), diolah
Dengan
Perlisensian
Impor (M)
Berdasarkan tabel diatas, tahapan model siklus dijabarkan sebagai
berikut:
a) Tahap pertama yaitu waktu produk pertama kali diproduksi,
dikembangkan, dan dipasarkan sehingga diperlukan suatu
hubungan yang erat antara kelompok desain, produksi, dan
marketing dari perusahaan dan pasar yang akan dilayani oleh
produk itu. Untuk ini produksi didalam negeri dan penjualan
dilakukan didalam negeri dan sebagian di ekspor.
b) Tahap kedua pada waktu pasar di negara lain mengembangkan
karakteristik yang serupa dengan dipasar dalam negeri, produk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
tersebut diekspor keluar negeri. Perusahaan multinasioanl akan
lebih unggul dari perusahaan lokal diluar negeri karena
perusahaan
multinasional
itu
telah
mengadakan
dan
mendapatkan kembali biaya pengembangan produk. Bila
perusahaan
lokal
dinegara
tuan
rumah
telah
mulai
memproduksi produk yang bersaing, biaya produksi bagi semua
perusahaan akan menjadi lebih penting. Pada saat itu
perusahaan multinasional akan membangun produksi lokal
dinegara tuan rumah dan melakukan investasi FDI jika hal ini
menghasilkan biaya faktor produksi yang lebih rendah.
c) Tahap tiga yaitu produk telah terbuat dengan baik di luar negeri
dengan
desain
yang
distandarisasi,
dan
bagian
pasar
multinasional menurun relatif terhadap perusahaan negara tuan
rumah. Dalam hal ini negara tuan rumah mempunyai
keunggulan biaya faktor produksi yang kuat, perusahaan
multinasional akan menghentikan produksi didalam negeri dan
mulai mengimpor produk dari negara tuan rumah ke dalam
negeri.
5) Menurut Knickerbocker dalam Ball, et al. (2014:101) teori Follow
the Leader dianggap defensif karena para pesaing berinvestasi
untuk menghindari hilangnya pasar yang disediakan ekspor ketika
investor awal memulai industri lokal. Mereka khawatir jika
inisiator akan memperoleh beberapa keuntungan dari diversifikasi
resiko yang tidak akan mereka miliki kecuali mereka masuk pasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
juga. Selanjutnya, mencurigai bahwa inisiator tahu sesuatu yang
tidak mereka ketahui akan membuat mereka lebih baik selamat
daripada menyesal dikemudian hari (Ball et al, 2014:101).
6) Menurut Graham dalam Ball, et al (2014: 101) menunjukkan
bahwa ada sebuah kecenderungan untuk investasi silang oleh
perusahaan Eropa dan Amerika Serikat (AS) di industri
oligopolistik tertentu yang akan memberikan izin kantor-kantor
cabang AS dari perusahaan Eropa untuk melakukan hal yang sama
di pasar dalam negeri perusahaan AS jika kantor cabang
perusahaan Eropa memulai beberapa taktik agresif, seperti
pemotongan harga di pasar Eropa. Adapula alasan perusahaan
multinasional mengambil tempat dinegara asing, seperti mengikuti
konsumen, mencari pengetahuan, dan mengambil manfaat dari
stabilitas ekonomi dan politik negara tuan rumah (Ball et al,
2014:101).
7) Teori internasionalisasi yaitu sebuah perusahaan melakukan
transfer pengetahuan yang luas ke kantor cabang asing daripada
menjualnya di pasar terbuka. Tujuan dari teori ini yaitu untuk
memperoleh return yang lebih tinggi dari investasinya (Ball et al,
2014: 102).
8) Menurut Ball et al. (2014:102) tentang pandangan kapabilitas
dinamis menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan sebuah perusahaan yang melakukan
FDI, antara lain: memiliki pengetahuan atau sumber daya yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
unik, perusahaan dapat menciptakan dan memanfaatkan kapabilitas
dinamis yang efektif untuk penyebaran berbasis kualitas dan atau
kuantitas. Sehingga faktor-faktor tersebut bisa ditransfer ke
lingkungan internasional guna memproduksi keuntungan yang
kompetitif.
Umumnya,
perusahaan
mengembangkan
pusat
keunggulan untuk mengembangkan persaingan-persaingan khusus
yang selanjutnya diterapkan pada investasi mereka di dalam negara
tuan rumah.
9) Teori Eklektik Produksi Internasional menurut Dunning dalam Ball
et al. (2014:102-103) menjelaskan bahwa sebuah perusahaan yang
ingin berinvestasi dalam fasilitas produksi di luar negeri harus
memiliki tiga keunggulan yaitu Kepemilikan Spesifik, Lokasi
Spesifik,
dan
internalisasi.
Penjelasan
tiga
keunggulannya
diuraikan sebagai berikut:
a) Kepemilikan Spesifik yaitu kepemilikan berwujud berupa aset
atau tidak berwujud berupa pengetahuan atau teknologi, skala
atau cakupan ekonomi, dan keuntungan monopoli yang
berhubungan akses unik ke krisis input atau output,
Keunggulan membangkitkan biaya-biaya yang lebih rendah
dan/ atau pendapatan yang lebih tinggi.
b) Lokasi spesifik, maksudnya pasar asing harus memiliki ciri-ciri
yang spesifik pada bidang ekonomi, sosial, atau politik (contoh:
ukuran pasar, tarif pembatas atau nontarif, biaya transportasi)
yang akan mengizinkan perusahaan untuk memanfaatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
keunggulan spesifik perusahaannya yang menguntungkan
dengan menempatkan di pasar itu dari pada melayani pasar via
ekspor.
c) Internalisasi, maksudnya perusahaan memiliki berbagai macam
alternatif untuk memasuki pasar asing, mulai dari transaksi
panjang ketentuan pasar yang wajar sampai penggunaan
hierarki melalui anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki.
10) Teori Robbock dan Simmonds tentang FDI melalui beberapa
pendekatan, yaitu: pendekatan global melalui kekuatan internal dan
eksternal, pendekatan pasar yang tidak sempurna, pendekatan
internalisasi, model siklus produk, produksi internasional dan
model imperalisasi marxis (Pandji Anoraga, 1995: 61).
11) Menurut Kindleberger (1990:618) terdapat dorongan lain untuk
meningkatkan FDI dalam pandangan penguasaan. Dorongan lain
itu berupa upaya meghindari pajak pada negara lain dengan cara
menerapkan tarif pajak yang rendah.
12) Menurut The Middle Path Theory (Sornarajah, 2010: 56-58)
menunjukkan bahwa investasi asing memiliki manfaat dan resiko
terhadap negara tuan rumah. Oleh karena itu, negara tuan rumah
harus meningkatkan waspada dan bijaksana. Kewaspadaan dan
kebijaksanaan dapat dilakukan dengan mengembangkan kebijakan
regulasi yang adil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
3. Ekonomi Internasional
a. Definisi Ekonomi Internasional
Secara
umum,
ekonomi
internasional
berkaitan
dengan
ketergantungan ekonomi dan keuangan antara satu negara dengan
negara lain. Ekonomi internasional mempelajari bagaimana aliran
barang, jasa, pembayaran, dan uang antara suatu negara dengan
negara-negara lain di dunia, kebijakan-kebijakan yang dimaksudkan
untuk
mengatur
aliran-aliran
ini,
dan
pengaruhnya
terhadap
kesejahteraan negara tersebut. Saling ketergantungan ekonomi dan
keuangan akan mempengaruhi hubungan politik, sosial, budaya, dan
militer antar negara. Sedangkan secara khusus, ekonomi berkaitan
dengan hal-hal berikut (Salvatore, 2014:8):
1) Teori perdagangan internasional yaitu menganalisis landasan dan
manfaat dari perdagangan.
2) Kebijakan perdagangan internasional yaitu meneliti tentang alasan
dan pengaruh dari restriksi perdagangan.
3) Neraca pembayaran yaitu mengukur pendapatan dan pengeluaran
total suatu negara terhadap negara-negara lain di dunia, dimana
pasar valuta asing adalah kerangka institusional untuk pertukaran
mata uang suatu negara dengan negara yang lain.
4) Penyesuaian
neraca
pembayaran
yaitu
ketika
terjadi
ketidakseimbangan (defisit atau surplus).
Lebih
penting
lagi,
perekonomian
terbuka
atau
ekonomi
internasional menganalisis hubungan antara sektor-sektor internal dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
eksternal dari perekonomian suatu negara dan bagaimana mereka
saling terkait dan bergantung satu sama lain dengan perekonomian
negara-negara lain yang berada dalam sistem moneter internasional
yang berbeda. Ekonomi internasional dibagi menjadi dua menurut luas
cakupannya, antara lain (Salvatore, 2014: 8-9):
1) Mikroekonomi dari ekonomi internasional
Teori dan kebijakan perdagangan internasional adalah aspek-aspek
mikroekonomi dari ekonomi internasional karena berkaitan dengan
satu negara tersendiri yang diperlakukan sebagai satu unit tunggal
dan dengan harga (relatif) dari satu komoditas tersendiri.
2) Makroekonomi dari ekonomi internasional
Neraca
pembayaran
dan
penyesuaiannya
adalah
aspek
makroekonomi dari ekonomi internasional atau disebut dengan
makroekonomi
perekonomian
terbuka
(open-economy
macroeconomics) dan keuangan internasional (international
financial) karena neraca pembayaran berkaitan dengan pendapatan
dan pengeluaran total, sedangkan penyesuaian dan kebijakan
ekonomi lain berpengaruh terhadap tingkat pendapatan dan tingkat
harga secara umum di suatu negara secara keseluruhan.
Berikut ini beberapa masalah utama ekonomi internasional yang
tengah dihadapi dunia pada saat ini, antara lain (Salvatore, 2014: 15) :
1) Meningkatnya proteksi perdagangan dinegara-negara industri
(negara maju)
2) Volatilitas nilai tukar yang berlebihan dan tidak seimbang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
3) Meningkatnya persaingan internasional dan ketakutan kehilangan
pekerjaan
4) Pengangguran struktural yang tinggi dan pertumbuhan yang lambat
di beberapa benua
5) Krisis keuangan di negara berkembang dan perekonomian transisi
6) Tantangan restrukturisasi dari perekonomian transisi masalah yang
dihadapi oleh negara di benua Eropa Tengah, Timur, dan bekas
Uni Soviet
7) Kemiskinan dan kesenjangan internasional yang dialami negara
miskin atau berkembang di dunia.
b. Teori Perdagangan Internasional
Teori yang berkaitan dengan perdagangan internasional dapat
dilihat secara jelas pada Lampiran 3 tentang Teori Perdagangan
Internasional. Sementara itu, penjelasan singkatnya sebagai berikut:
1) Menurut teori Merkantilisme dalam Salvatore (2014:30-31)
menyatakan bahwa peran pemerintah sangat diperlukan untuk
mendorong ekspor, membatasi impor, mendorong output nasional
dan kesempatan kerja dengan cara memanfaatkan sumber daya
alam secara penuh, menjajah dan mengumpulkan logam mulia
seperti emas dan perak. Dengan kata lain, suatu negara
mendapatkan keuntungan dengan cara mengorbankan negaranegara lain.
2) Menurut
Salvatore
(1992:1),
Teori
murni
perdagangan
internasional (The Pure Theory of Trade) merupakan teori yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
membahas tentang dasar terjadinya perdagangan dan keuntungan
yang diperoleh dari suatu perdagangan. Teori murni perdagangan
internasional terdiri dari teori Keunggulan Mutlak (Absolut
Advantage) oleh Adam Smith dan teori Keunggulan Komparatif
(Hukum keunggulan Komparatif) oleh David Ricardo.
3) Teori Produksi Proporsi, Heckscher dan Ohlin (H-O) didasarkan
pada sejumlah asumsi dengan tujuan menyederhanakan (sebagian
hanya dibuat secara implisit oleh Hecksher dan Ohlin). Berikut ini
merupakan pernyataan teori H-O (Salvatore, 2014: 120)
“Suatu negara akan mengekspor komoditas yang produksinya
memerlukan penggunaan intensitas faktor produksi negara yang
jumlahnya relatif berlimpah dan murah dan mengimpor komoditas
yang produksinya memerlukan intensitas faktor produksi negara
yang jumlahnya relatif langka dan harganya mahal”
Maksud dari teori diatas yaitu negara yang relatif kaya akan faktor
tenaga kerja akan mengekspor komoditas yang relatif padat karya
dan mengimpor komoditas yang relatif padat modal. Teori H-O
didasarkan pada asumsi sebagai berikut (Salvatore, 2014: 112114):
a) Ada dua negara (negara 1 dan negara 2), dua komoditas
(komoditas X dan komoditas Y), dan dua faktor produksi
(tenaga kerja dan modal)
b) Kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam
produksi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
c) Komoditas X adalah padat karya, dan komoditas Y adalah
padat modal dikedua negara dengan rasio tenaga kerja-modal
(L/K) lebih tinggi untuk komoditas X daripada komoditas Y
pada harga faktor produksi yang relatif sama, setara dengan
rasio modal-tenaga kerja (K/L) lebih rendah untuk X daripada
Y di kedua negara
d) Kedua komoditas yang diproduksi diukur dalam skala hasil
konstan
e) Spesialisasi tidak menyeluruh dalam produksi di kedua negara
f) Selera yang sama dikedua negara
g) Persaingan sempurna di kedua komoditas dan pasar faktor
produksi di kedua negara
h) Mobilitas faktor yang sempurna di dalam setiap negara, tetapi
tidak ada mobilitas faktor produksi secara internasional
i) Tidak ada biaya transportasi, tarif, atau penghalang lain untuk
arus bebas perdagangan internasional
j)
Semua sumber daya sepenuhnya digunakan dikedua negara,
tidak ada yang menganggur di suatu negara
k) Perdagangan internasional antar dua negara seimbang, artinya
total nilai ekspor masing-masing negara dan total nilai impor
nasional adalah sama.
4) Menurut Salvatore (2014: 167) teori perdagangan baru (New Trade
Theory) yang dikembangkan oleh Helpman, Krugman, Lancaster,
Linder, dan lain-lain, perdagangan intraindustri didasarkan pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
diferensiasi
produk
dan
skala
ekonomi.
Dengan
adanya
perdagangan, semua negara dapat mengambil keuntungan dari
skala ekonomi pada tingkat yang sama, dan negara yang lebih kecil
bisa menjual dengan harga yang lebih murah daripada negara yang
besar untuk komoditas yang sama.
5) Menurut Krugman dalam Ball, et al. (2014:96) mengembangkan
bahwa
dengan
cara
menggabungkan
skala
ekonomi
dan
diferensiasi produk akan membantu menjelaskan tingkatan
perdagangan antarnegara yang diamati intraindustri (dalamindustri). Produksi barang dikonsentrasikan secara geografis dan
disebabkan oleh skala ekonomi. Krugman juga beralasan bahwa
faktor-faktor yang berkaitan dengan keterbatasan sumber daya dan
persaingan tidak sempurna menyebabkan perusahaan-perusahaan
yang ada di negara-negara tersebut secara identik membuat
bermacam produk yang unik untuk menghindari persaingan
langsung. Elemen penting perbedaan produk ini yakni penciptaan
ciri-ciri yang terpisah dari produk, melalui perbedaan yang nyata
(penataan) atau gambar seperti iklan guna mendorong loyalitas
merek. Karena produk dibedakan, setiap perusahaan bertindak
seperti monopolis yang peduli (respect) terhadap produk unik yang
dimiliki, sehingga lebih banyak keberagaman barang yang tersedia
di pasar. Oleh karena perusahaan-perusahaan dari negara yang
berbeda masing-masing memproduksi beragam produk yang unik,
tetapi konsumen di setiap negara membeli beberapa dari setiap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
produk (seperti yang diprediksikan Linder), dapat dilihat
perdagangan intraindustri antar negara yang identik. Keberadaan
perdagangan internasional dapat menciptakan pasar lebih besar
yang mengizinkan pemanfaatan skala ekonomi internal (spesifik
perusahaan)
oleh
perusahaan-perusahaan
yang
melakukan
perdagangan. Dukungan empiris model Krugman telah ditunjukkan
banyak penelitian, seperti industri mobil, kimia khusus, anggur,
dan model ini membantu menjelaskan tingginya proporsi dari
industri perdagangan di seluruh perdagangan internasional.
4. Trade Openness
a. Definisi Trade Openness
Setiap negara bergantung kepada negara lain untuk memenuhi
kebutuhan domestiknya karena tidak semua komoditas dimiliki oleh
setiap negara, maka terjadilah perdagangan internasional (Case and
Fair, 2007: 356). Sehingga Perdagangan internasional timbul karena
faktor permintaan yang berupa permintaan suatu barang atau jasa yang
ditentukan oleh selera dan pendapatan serta faktor penawaran yang
berupa perbedaan jumlah, jenis, kualitas, cara mengkombinasikan
faktor-faktor produksi di dalam proses produksi atau perbedaan ongkos
produksi yang dapat mengakibatkan perbedaan harga hasil produksi
(Nopirin,
1995:
2).
Dengan
demikian,
definisi
perdagangan
internasional adalah perdagangan barang dan jasa yang dilakukan antar
negara di pasar dunia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Menurut OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development), rasio perdagangan terhadap PDB (trade-to-GDP) atau
sering disebut Trade Openness ratio sering digunakan untuk mengukur
pentingnya hubungan transaksi internasional terhadap transaksi
domestik. Indikator ini dihitung untuk setiap negara sebagai rata-rata
yang sederhana (mean) dari total perdagangan (jumlah ekspor dan
impor barang dan jasa) yang berkaitan terhadap PDB. Meskipun katakata “openness” atau “keterbukaan” menimbulkan pro dan kontra, nilai
rasio yang rendah tidak selalu berarti tinggi (tarif atau non tarif)
hambatan perdagangan luar negeri, tetapi mungkin karena faktor
seperti ukuran ekonomi dan keadaan geografis yang terpencil dari
mitra dagang yang potensial.
Sedangkan menurut World Bank dalam www.worldbank.org
(2015), Trade Openness (TO) yang dinyatakan pada data trade (% of
GDP) adalah rasio jumlah ekspor dan impor barang dan jasa dengan
negara-negara lain yang diukur sebagai bagian dari Produk Domestik
Bruto (PDB).
b. Formula, Mekanisme, dan Penjelasan Trade Openness
Berikut ini merupakan rumus atau formula Trade Openness
π‘‡π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘’ 𝑂𝑝𝑒𝑛𝑛𝑒𝑠𝑠 =
𝑋(πΆπ‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘ 2005 π‘ˆπ‘†$) + 𝑀 (πΆπ‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘ 2005 π‘ˆπ‘†$)
π‘₯ 100%
𝐺𝐷𝑃 (πΆπ‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘ 2005 π‘ˆπ‘†$)
Keterangan :
X (% of GDP)
= Ekspor (persentase dari PDB)
M (% of GDP)
= Impor (persentase dari PDB)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
Menurut penulis, mekanisme transmisi Trade Openness terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
berdasarkan
data
World
Bank
dalam
www.worldbank.org (2015) adalah sebagai berikut (Gambar 2.1):
Ekspor (% dari PDB)
Trade (% dari PDB)
Impor (% dari PDB)
Gambar 2.1
Mekanisme Transmisi Trade Openness di Negara Anggota OKI
Sumber : World Bank (2015, diolah)
Atau
X (+) dan M (-)
Trade Openness (-)
(1)
X (-) dan M (+)
Trade Openness (+)
(2)
X (+) dan M (+)
Trade Openness (+)
(3)
X (-) dan M (-)
Trade Openness (-)
(4)
X>M
= Net Eksporter Countries
M>X
= Net Importir Countries
Penjelasan :
1) Apabila ekspor (% dari PDB) mengalami kenaikan, sedangkan
impor (% dari PDB) mengalami penurunan maka Trade Openness
akan menurun dari tahun sebelumnya.
2) Apabila ekspor (% dari PDB) mengalami penurunan, sedangkan
impor (% dari PDB) mengalami kenaikan maka Trade Openness
akan meningkat dari tahun sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
3) Apabila ekspor (% dari PDB) dan impor (% dari PDB) mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya, maka Trade Openness akan
meningkat dari tahun sebelumnya.
4) Apabila ekspor (% dari PDB) dan impor (% dari PDB) mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya, maka Trade Openness akan
menurun dari tahun sebelumnya.
5) Apabila negara memiliki ekspor yang lebih besar dari pada impor
(X > M) atau ekspor mengalami surplus (X+), berarti negara itu
disebut Net Eksporter Countries.
6) Apabila negara memiliki impor yang lebih besar dari pada ekspor
(X < M) atau impor mengalami surplus (M+), berarti negara itu
disebut Net Importir Countries.
c. Dampak Trade Openness
Berikut ini merupakan dampak positif dan negatif tentang
perdagangan
internasional
yang
semakin
terbuka
terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu negara, yaitu:
1) Dampak Positif
Berikut ini merupakan dampak positif perdagangan
internasional yang semakin terbuka antara lain (Boediono, 1997:
137):
a) Kegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara
kuantitas dan kualitas, serta terjadinya spesialisasi produksi.
Spesialisasi produksi dapat terjadi antar negara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
b) Memperluas
lapangan
pekerjaan;
Dengan
terjadinya
perdagangan antarnegara yang semakin terbuka, negara
pengekspor dapat menambah jumlah produksi untuk konsumsi
luar negeri. Naiknya tingkat produksi ini akan memperluas
kesempatan kerja. Negara yang bertindak sebagai pengimpor
juga mendapat manfaat, yaitu tidak memproduksi barang yang
dibutuhkan sehingga sumber daya yang dimiliki dapat
digunakan untuk hal-hal yang lebih menguntungkan.
c) Sumber pemasukan kas negara atau devisa negara melalui bea
masuk, pajak, dan biaya lain atas ekspor dan impor.
d) Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
negeri, terutama dalam bidang sektor industri dengan
munculnya
teknologi
baru
dapat
membantu
dalam
memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang singkat.
e) Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar
negara. Kerjasama dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu negara.
2) Dampak Negatif
Menurut artikel Erin (2014) yang berjudul “Perdagangan
Internasional,
Globalisasi
Ekonomi
Dan
Permasalahannya”
menjelaskan bahwa perdagangan internasional yang semakin
terbuka akan menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu negara, antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
a) Adanya ketergantungan suatu negara terhadap negara lainsalah
satu contohnya yaitu
munculnya ketergantungan terhadap
negara-negara maju.
b) Adanya persaingan yang tidak sehat dalam perdagangan
internasional. Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan
ekonomi suatu negara akan semakin rendah dan bertambahnya
pengangguran di suatu negara.
c) Banyak industri kecil yang kurang mampu bersaing yang
gulung tikar. Hal ini dikarenakan barang-barang produksi
dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang
dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri
dalam negeri terutama industri kecil di suatu negara mengalami
kerugian.
d) Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi
negara yang lebih maju.
e) Terjadinya kekurangan tabungan masyarakat untuk investasi.
Hal ini terjadi karena masyarakat menjadi konsumtif.
f) Timbulnya penjajahan ekonomi oleh negara yang lebih maju.
5. Hubungan Antara FDI Dan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Baru (New Growth Theory)
atau teori pertumbuhan endogen (Endogenous Theory) menunjukkan
bahwa FDI memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hal ini telah diuji oleh Nahidi dan Badri (2014)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
dan Samimi, et al. (2010) bahwa FDI memiliki pengaruh yang signifikan
dengan arah positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
6. Hubungan antara Trade Openness dan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Baru (New Growth Theory)
atau teori pertumbuhan endogen (Endogenous Theory) menunjukkan
bahwa Trade Openness memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini telah diuji oleh Nahidi dan Badri
(2014) dan Samimi, et al. (2010) bahwa Trade Openness memiliki
pengaruh yang signifikan dengan arah positif terhadap pertumbuhan
ekonomi
Menurut Harberler, kontribusi perdagangan terhadap pertumbuhan
ekonomi, antara lain (Salvatore, 2014: 347):
a. Perdagangan dapat mendorong penggunaan penuh sumber daya dalam
negeri yang setengah menganggur. Maksudnya negara berkembang
dapat bergerak dari titik produksi yang tidak efisien di dalam batas
produksinya, dengan sumber daya yang tidak digunakan akibat
permintaan dari dalam yang tidak mencukupi menuju titik pada batas
produksinya melalui perdagangan sehingga perdagangan menunjukkan
lubang surplus (vent surplus) atau saluran keluar untuk potensi surplus
komoditas pertanian dan bahan mentahnya terutama negara di benua
Asia Tenggara dan Afrika Barat.
b. Dengan memperluas pangsa pasar, perdagangan memungkinkan
pembagian kerja dan skala ekonomi, seperti produksi perakitan lampu
di negara kecil pada tahap awal pembangunan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
c. Perdagangan internasional merupakan kendaraan bagi penyebaran ide
baru, teknologi baru beserta pengelolaan baru dan keahlian lainnya.
d. Perdagangan juga mendorong dan memudahkan aliran modal
internasional dari negara maju ke negara berkembang.
e. Impor produk manufaktur baru mendorong permintaan dalam negeri
hingga produksi barang menjadi efisien.
f. Perdagangan internasional merupakan senjata anti monopoli yang
tangguh karena mendorong efisiensi yang lebih besar bagi produsen
dalam negeri untuk mengikuti persaingan asing guna mempertahankan
rendahnya biaya dan harga produk setengah jadi yang digunakan
sebagai masukan produksi komoditas dalam negeri.
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penelitian ini dapat dilihat pada
lampiran 4 tentang Penelitian FDI Terdahulu dan Rencana Penelitian.
Sementara itu, Penelitian Trade Openness Terdahulu dan Rencana Penelitian
dapat dilihat pada lampiran 5.
C. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan variabel Foreign Direct
Investment (FDI) dan Trade Openness (TO) terhadap pertumbuhan ekonomi
di 22 Negara Anggota OKI. Model analisis yang digunakan yaitu analisis Data
Panel. Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini secara skematis
dapat digambarkan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Foreign Direct
Investment (FDI)
Pertumbuhan
Ekonomi
Trade Openness
(TO)
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian
Sumber: Penulis
D. Hipotesis
Berdasarkan penelitian Nahidi dan Badri (2014) dan Samimi, et al. (2010)
dan menurut Salvatore (2014:348) tentang teori Pertumbuhan Ekonomi Baru
Romer dan Lucas dapat dirumuskan penelitian ini sebagai berikut:
1. Diduga Foreign Direct investment (FDI) memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di 22 Negara Anggota OKI.
2. Diduga Trade Openness memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di 22 Negara Anggota OKI.
commit to user
Download