BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia saat ini masih berada pada tahap pemulihan krisis ekonomi global yang melanda dunia. Krisis ekonomi global telah membuat ratusan perusahaan mengalami permasalahan keuangan yang mengkhawatirkan, bahkan berujung pada kebangkrutan karena tidak mampu membiayai operasional perusahaan. Kondisi perekonomian di Indonesia pun hingga saat ini belum stabil terkait dengan krisis ekonomi dan ketidakstabilan politik. Ketidakstabilan ekonomi dan politik yang terjadi saat ini di Indonesia maupun di dunia, menuntut manajemen perusahaan untuk mengelola perusahaan dengan lebih baik agar tidak menghadapi permasalahan likuiditas yang menyebabkan kebangkrutan. Pihak manajemen diwajibkan untuk mampu mengambil keputusan–keputusan yang tepat dalam mengelola perusahaannya guna mencapai laba dan mampu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pencapaian laba merupakan salah satu tujuan perusahaan guna menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Pencapaian laba tersebut dapat dilihat dari profitabilitasnya. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba atau keuntungan (Raharjaputra,2009:195). Menurut Van Horne dkk (2005:222) profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas seperti, profit margin ratio, return on investment (ROI), return on asset (ROA), maupun return on equity (ROE). Penelitian ini menggunakan analisis rasio ROI sebagai proksi dari profitabilitas karena ROI menunjukkan 1 seberapa besar laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Untuk mendirikan atau menjalankan usaha, suatu perusahaan memerlukan sejumlah dana tertentu untuk membiayai pendirian, harta tetap dan harta lancar, dana yang dimaksud dalam pengertian ini adalah modal kerja. Modal kerja adalah merupakan investasi perusahaan dalam jangka pendek atau disebut juga aset lancar (current asset) diantaranya adalah kas/bank, persediaan, piutang, investasi jangka pendek dan biaya dibayar dimuka (Raharjaputra, 2009:156). Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar serta bagaimana membiayai aktiva ini. Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka kemungkinan perusahaan akan berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidir (Syamsuddin, 2007:201). Menurut Riyanto (2001:334) semakin besar tingkat perputaran modal kerja yang dimiliki perusahaan maka tingkat profitabilitas semakin tinggi, begitu pula sebaliknya semakin kecil tingkat perputaran modal kerja maka tingkat profitabilitas semakin menurun. Perputaran modal kerja dalam penelitian ini diukur dengan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi 2 kewajiban finansialnya. Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah penjualannya atau salesnya. Perbandingan antara sales dengan jumlah kas ratarata menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnover). Makin tinggi turnovernya maka makin tinggi efisiensi penggunaan kasnya sehingga akan menyebabkan profitabilitas meningkat pula. Menurut Riyanto (2001:90) piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang tergantung pada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran, berarti makin lama modal terikat pada piutang, hal ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Tinggi rendahnya receivable turnover mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin tinggi turnovernya, berarti makin cepat perputarannya yang berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang sehingga akan menyebabkan profitabilitas meningkat pula. Persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dan secara terus menerus mengalami perubahan. Tinggi rendahnya perputaran persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam persediaan. Makin tinggi turnovernya maka makin cepat perputarannya, yang berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam inventory sehingga untuk memenuhi volume sales tertentu dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil (Riyanto, 2001:73). Jadi semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka akan terjadi peningkatan profitabilitas (Raharjaputra,2009:204). 3 Penelitian empiris yang dilakukan oleh Shin dan Soenen mendukung teori yang telah dikemukakan dengan menemukan hubungan yang kuat antara aliran konversi kas perusahaan dengan kinerja perusahaan. Terdapat peningkatan keuntungan sebelum pajak sebesar 11,26 persen dengan pemendekan konversi kas selama 10 hari (Brigham dan Houston,2004:553). Raheman dan Nasr (2007) dalam International Review of Business Research Paper menemukan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan-perusahaan di Pakistan. Sebaliknya, Mufti Imaniar (2009) dalam article management menemukan bahwa secara parsial perputaran piutang dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI pada perusahaan food and beverage di BEI. Dalam penentuan kebijakan modal kerja, perusahaan dihadapkan pada masalah adanya trade off antara faktor likuiditas dan profitabilitas (Van Horne dkk, 2005:313). Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga tetapi kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun sehingga mengakibatkan profitabilitas menurun. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau saat ditagih (Raharjaputra,2009:194). Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio dan net working capital to total assets ratio. Current ratio digunakan sebagai alat ukur atas kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang dihitung dengan membagi aset lancar dengan utang lancar dan net working capital to total asset digunakan untuk mengetahui total aktiva yang bisa 4 dirubah menjadi kas dalam waktu pendek yang dihitung dengan membagi modal kerja neto dengan total aktiva. Current ratio yang tinggi berarti bahwa dana yang diinvestasikan dalam uang kas dan alat-alat likuid lainnya dalam jumlah besar sehingga mengakibatkan sebagian modalnya menjadi beku dan perputarannya lambat sekali. Hal ini dapat mengakibatkan profitabilitas menjadi turun (Sawir, 2005:8). Raheman dan Nasr (2007) dalam International Review of Business Research Paper mendukung teori yang telah dikemukakan dengan menemukan bahwa current ratio berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Ermaidiani dan Weddie (2002) dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan menemukan bahwa perhitungan rasio likuiditas PT. Kereta Api Indonesia Eksploitasi Sumatera Selatan yang terdiri dari current ratio dan net working capital to total asset ratio berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Mehmet SEN (2009) dalam International Journal of Business and Management menemukan bahwa current ratio berpengaruh negatif terhadap return on total asset. Penentuan pengelolaan modal kerja yang baik serta peningkatan rasio likuiditas sangat diperlukan pada setiap perusahaan terkait pencapaian profitabilitas yang optimal, khususnya bagi perusahaan jasa. Hotel merupakan salah satu perusahaan jasa yang memiliki kebutuhan modal kerja yang tinggi dan juga menggunakan aktiva lancar yang likuid dalam aktivitas operasionalnya. Pencapaian laba yang terus meningkat tentunya merupakan tujuan utama dari perusahaan, begitu pula yang dikehendaki Nusa Dua Beach Hotel & Spa. Pencapaian laba yang terus meningkat sulit untuk dicapai karena selama periode 5 2005 – 2009, Nusa Dua Beach Hotel & Spa memiliki Earning After Tax (EAT) yang berfluktuasi, seperti terlihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Perkembangan Earning After Tax (EAT) Nusa Dua Beach Hotel & Spa Periode 2005 - 2009 (Rupiah) Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Sumber: Lampiran 1 dan 2 EAT 3.856.643.392 1.331.649.669 53.141.192 3.719.885.654 (523.914.785) (1.127.950.760) Total Aktiva 27.565.965.761 193.117.538.505 186.076.454.039 191.231.900.113 205.657.823.904 202.036.708.179 Pada Tabel 1.1 dapat dilihat perkembangan Earning After Tax (EAT) selama periode 2005 – 2009. Tahun 2005 Nusa Dua Beach Hotel & Spa mengalami penurunan EAT menjadi sebesar Rp1.331.649.669,00 sementara permodalannya Rp193. 117.538.505,00 dan tahun 2006 menurun lagi menjadi Rp53.141.192,00 sementara permodalannya Rp186.076.454.039,00. Tahun 2007 Nusa Dua Beach Hotel & Spa mendapatkan keuntungan terlihat dari peningkatan EAT menjadi sebesar Rp3.719.885.654,00 sementara permodalannya Rp191.231.900.113,00, namun pada tahun 2008 dan 2009 Nusa Dua Beach Hotel & Spa mengalami kerugian drastis dengan EAT masing-masing sebesar Rp523.914.785 dan Rp1.127.950.760,00 sementara permodalannya masing-masing sebesar Rp205.657.823.904,00 dan Rp 202.036.708.179,00 Nusa Dua Beach Hotel & Spa merupakan salah satu hotel bintang lima di Bali yang bergerak dalam usaha jasa yaitu usaha hotel, restoran dan spa. Nusa Dua Beach Hotel & Spa memerlukan kas dan persediaan yang optimal agar mampu mendukung kegiatan operasional hotel yang sangat beragam setiap harinya. 6 Perputaran kas dan persediaan yang optimal akan mampu mendukung kegiatan operasional dengan baik. Piutang juga merupakan unsur yang sangat penting karena mayoritas pendapatan Nusa Dua Beach Hotel & Spa dibayarkan secara kredit. Hal ini dikarenakan kerjasama antara Nusa Dua Beach Hotel & Spa dengan agen perjalanan baik dari dalam maupun luar negeri, dimana pembayaran akan dilakukan satu bulan setelah tamu check out. Kesepakatan ini menimbulkan jumlah piutang yang cukup tinggi. Selain itu, likuiditas sangat diperlukan oleh perusahaan sebagai jaminan pemenuhan seluruh kewajiban jangka pendeknya. Besarnya perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, current ratio, dan net working capital to total asset ratio dan profitabilitas (return on investment) pada Nusa Dua Beach Hotel & Spa tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Current Ratio, Dan Net Working Capital To Total Asset Ratio Tahun 2005-2009 Tahun TPK (kali) 2005 0,59 2006 0,86 2007 1,09 2008 1,06 2009 0,76 Sumber: Lampiran 3 TPP (kali) 0,98 1,07 1,84 1,15 1,14 TPI (kali) 0,06 0,09 0,12 0,10 0,11 CR (%) 288,15 155,07 150,74 138,70 141,53 NWC-TA (%) 9,60 5,52 6,86 5,73 5,84 ROI (%) 0,68 0,03 1,95 -0,25 -0,56 Tabel 1.2 menunjukkan naiknya tingkat perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan tidak selalu diikuti dengan naiknya profitabilitas, hal ini dapat dilihat pada data tahun 2006. Begitu pula dengan likuiditas perusahaan, 7 penurunan current ratio dan net working capital to assets ratio tidak selalu diikuti dengan naiknya profitabilitas, hal ini dapat dilihat pada data tahun 2006. Berdasarkan uraian dan kajian empiris ternyata masih terdapat kontroversi antara teori dengan kenyataannya. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Nusa Dua Beach Hotel & Spa Periode 2005-2009” dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1) Apakah perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, current ratio, dan net working capital to total asset ratio berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas pada Nusa Dua Beach Hotel & Spa periode 2005-2009? 2) Apakah perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, current ratio, dan net working capital to total asset ratio berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas pada Nusa Dua Beach Hotel & Spa periode 2005-2009? 1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, current ratio, dan net working capital to total asset ratio secara simultan terhadap profitabilitas Nusa Dua Beach Hotel & Spa periode 20052009. 2) Untuk mengetahui pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, current ratio, dan net working capital to total asset ratio secara 8 parsial terhadap profitabilitas pada Nusa Dua Beach Hotel & Spa periode 2005-2009. 1.2.2 Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan teoritis Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan kontribusi empiris yang berkaitan dengan pengaruh perputaran modal kerja dan likuiditas terhadap profitabilitas pada Nusa Dua Beach Hotel & Spa. 2) Kegunaan praktis Penerapan teori dalam penelitian ini akan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi di Nusa Dua Beach Hotel & Spa berkaitan dengan perputaran modal kerja dan likuiditas terhadap profitabilitas. 1.4 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai susunan skripsi ini, berikut disajikan sistematika penulisan dan uraian singkat mengenai isi dari masing-masing bab. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Bab ini mengkaji landasan teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian 9 dalam skripsi ini. Bab ini juga menyajikan hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang ingin dipecahkan dalam skripsi ini. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, difinisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data atau model empiris yang digunakan untuk menguji hipotesis yang sudah dikembangkan sebelumnya. BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menyajikan gambaran umum lokasi penelitian. Bab ini juga menguraikan hasil serta pembahasan penelitian yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan tentang simpulan dan saran berdasarkan atas pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. 10