perkembangan produk domestik bruto produk domestik bruto

advertisement
PERKEMBANGAN
PRODUK DOMESTIK BRUTO
Triwulan III-2009
Pertumbuhan ekonomi pada
triwulan III-2009
secara tahunan sebesar 4,2% dan
secara triwulanan sebesar 3,9%
Perekonomian Indonesia baik secara tahunan (yoy) maupun
triwulanan (qtq) pada triwulan III-2009 tumbuh lebih tinggi
dari periode sebelumnya. Secara tahunan ekonomi tumbuh
4,2%, sedangkan secara triwulanan tumbuh 3,9%. Secara
kumulatif, pertumbuhan PDB sampai dengan triwulan III-2009
tumbuh sebesar 4,2% (ctc).
Dari sisi produksi, pertumbuhan secara tahunan didorong oleh
peningkatan pertumbuhan sektor pengangkutan & komunikasi
(18,2%) dan sektor listrik, gas dan air bersih (14,6%),
sedangkan dari sisi penggunaan didorong oleh pertumbuhan
permintaan domestik, terutama konsumsi pemerintah (10,2%).
Tanda-tanda pemulihan kondisi ekonomi dari tekanan krisis global
semakin menguat. Pada triwulan III-2009, PDB atas dasar harga berlaku
tercatat sebesar Rp.1.452,5 triliun dan PDB atas dasar harga konstan tercatat
sebesar Rp. 561,3 triliun. Secara tahunan (yoy), pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada triwulan III-2009 tercatat sebesar 4,2%, lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi pada triwulan sebelumnya (4,0%), tapi masih lebih
rendah dari pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar
6,4%. Perekonomian secara triwulanan (qtq) tumbuh sebesar 3,9%, lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (2,4%) dan
pertumbuhan
triwulan yang sama tahun sebelumnya (3,7%). Secara
kumulatif, pertumbuhan PDB sampai dengan triwulan III-2009 tumbuh
sebesar 4,2% (ctc), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDB sampai
dengan triwulan III-2008 (6,4%).
Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan III-2009 terjadi
pada hampir seluruh sektor ekonomi, kecuali sektor perdagangan, hotel &
restoran yang mengalami kontraksi (-0,6%). Pertumbuhan tertinggi terjadi
pada sektor pengangkutan dan komunikasi (18,2%), diikuti oleh sektor listrik,
gas & air bersih (14,6%) dan sektor bangunan (8,8%). Sementara itu,
peningkatan tertinggi PDB dari sisi penggunaan terjadi pada konsumsi
pemerintah (10,2%) diikuti oleh konsumsi rumah tangga (4,7%).
Grafik 1
Pertumbuhan PDB
(%)
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
-2.00
-4.00
-6.00
I
II
III
2006
IV
I
II
III
2007*
Pertumbuhan PDB (q-t-q)
IV
I
II
III
2008**
IV
I
II
III
2009***
Pertumbuhan PDB (y-o-y)
Metodologi
Statistik Produk Domestik Bruto yang dilaksanakan oleh BPS disajikan berdasarkan lapangan usaha (sektoral) dan pengeluaran (penggunaan). Data
PDB menurut lapangan usaha (sektoral) merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam negara
Indonesia selama periode tertentu, dan dibagi ke dalam sembilan sektor, sedangkan data PDB menurut pengeluaran (penggunaan) merupakan
seluruh komponen permintaan akhir, yaitu pengeluaran konsumsi, investasi, ekspor neto selama periode tertentu. Data agregat PDB dihitung dengan
Perkembangan
Indikator
Riil Terpilih
menggunakan
harga
berlakuSektor
dan harga
konstan tahun dasar 2000. Karakteristik data PDB terbagi dalam tiga sifat: data sangat sangat sementara
(***), data sangat sementara (**) dan sementara (*), serta angka tetap (tanpa bintang).
1
Produk Domestik Bruto
Grafik 2
Perkembangan PDB atas dasar harga berlaku dan konstan
(Miliar
(Miliar
1,700,000
(Miliar
1,500,000
1,300,000
1,100,000
900,000
700,000
500,000
300,000
100,000
I
II
III
IV
I
2006
II
III
IV
I
2007*
Atas Dasar Harga Berlaku
II
III
IV
2008**
I
II
III
2009***
Atas Dasar Harga Konstan
Perkembangan PDB Sektoral
Hampir seluruh sektor ekonomi
mengalami ekspansi, kecuali
sektor perdagangan, hotel &
restoran
Dari sisi lapangan usaha/sektoral, pertumbuhan ekonomi secara tahunan
(yoy) pada triwulan III-2009 terjadi pada hampir seluruh sektor ekonomi
kecuali sektor perdagangan, hotel & restoran. Pertumbuhan tertinggi terjadi
pada sektor pengangkutan & komunikasi (18,2%) yang terutama terjadi pada sub
sektor komunikasi (26,3%), diikuti oleh sektor listrik, gas & air bersih (14,6%)
terutama terjadi pada subsektor gas kota yang tumbuh sebesar 41,8%, dan
sektor bangunan (8,8%). Sementara itu, kontraksi pertumbuhan hanya terjadi
pada sektor perdagangan, hotel & restoran yaitu sebesar -0,6% yang berasal dari
subsektor perdagangan sebesar -2,2%, sedangkan pada subsektor hotel dan
subsektor restoran masih mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 2,8%
dan 8,7%.
Berdasarkan kontribusi sektoral, pertumbuhan ekonomi secara tahunan
sebesar 4,2% terutama disumbang oleh sektor pengangkutan &
komunikasi (1,4%), diikuti oleh sektor bangunan, sektor pertambangan &
penggalian, sektor jasa-jasa, sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan yang
masing-masing
berkontribusi sebesar 0,5%. Dilihat rincian subsektor,
sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan tahunan tersebut bersumber dari
subsektor komunikasi sebesar 1,2%, diikuti subsektor pertambangan tanpa
minyak & gas (0,5%), jasa swasta (0,4%) dan subsektor industri tanpa minyak
dan gas (0,4%) terutama dari makanan, minuman & tembakau (0,6%).
Sementara itu, sumbangan terbesar terhadap penurunan tahunan terjadi pada
sub sektor perdagangan besar & eceran sebesar -0,3%. Perkembangan kontribusi
sektoral, selengkapnya pada grafik 3.
Grafik 3
Kontribusi Sektor Terhadap Pertumbuhan PDB tahunan
(%)
1.5
1.3
1.1
0.9
0.7
0.5
0.3
0.1
-0.1
Pertanian
Pertambangan &
Penggalian
Industri Pengolahan
Tw III-08**
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih
Listrik, Gas & Air
bersih
Tw IV-08**
Bangunan
Tw I-09***
Perdagangan, Hotel
& Restoran
Tw II-09***
Pengangkutan &
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
Tw III-09***
2
Produk Domestik Bruto
Grafik 4
Kontribusi Subsektor Terhadap Pertumbuhan PDB
(%)
1.6
1.3
1.0
0.7
0.4
0.1
-0.2
-0.5
-0.8
Alat angkutan, mesin Makanan, minuman & Perdagangan besar & Pertambangan tanpa
& peralatannya
tembakau
eceran
migas
Tw III-08**
Tw IV-08**
Tw I-09***
Tw II-09***
Komunikasi
Bangunan
Tanaman Bahan
Makanan
Tw III-09***
Pertumbuhan ekonomi secara triwulanan (qtq) sebesar 3,9% terjadi pada
hampir seluruh sektor ekonomi, kecuali sektor jasa-jasa. Pertumbuhan
tertinggi terjadi pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan
(7,3%) diikuti oleh sektor bangunan (5,5%), sektor pertambangan & penggalian
(5,1%), sektor pengangkutan & komunikasi (5,1%) dan sektor perdagangan,
hotel & restoran (4,6%). Peningkatan yang tinggi pada sektor pertanian,
peternakan, kehutanan & perikanan terutama berasal dari subsektor tanaman
perkebunan yang meningkat sebesar 26,2% dari periode sebelumnya. Sementara
itu, peningkatan pada sektor pertambangan & penggalian didorong oleh
pertumbuhan pada subsektor pertambangan tanpa minyak dan gas (9,5%).
Kontraksi pertumbuhan terjadi pada sektor jasa-jasa sebesar -0,3% yang berasal
dari subsektor pemerintahan umum (-3,8%), sedangkan subsektor jasa swasta
masih mengalami ekspansi (2,4%).
Perkembangan PDB Penggunaan
Konsumsi masih menjadi
pendorong pertumbuhan
ekonomi.
Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi secara tahunan (yoy)
sebesar 4,2% yang bersumber dari permintaan domestik. Permintaan
domestik menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 5,1% terutama dari
konsumsi pemerintah (10,2%). Selain konsumsi domestik, pembentukan modal
tetap domestik bruto (PMTB) juga menunjukkan ekspansi sebesar 4,0%.
Sementara itu, ekspor dan impor barang/jasa pada triwulan III-2009 masih
mengalami kontraksi masing-masing sebesar -8,2% dan -18,3%. Kontraksi
ekspor dan impor barang & jasa tersebut lebih kecil dibandingkan periode
sebelumnya. Nilai ekspor barang & jasa masih lebih besar dibandingkan nilai
impor barang & jasa sehingga secara net ekspor masih menunjukkan nilai yang
positif. Pertumbuhan tahunan net ekspor pada trwulan III-2009 menunjukan
ekspansi yang cukup tinggi, yakni 39,8%, lebih tinggi dibandingkan periode
sebelumnya (22,5%). Dilihat dari sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi
secara tahunan, konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi paling tinggi
yakni sebesar 2,6%, diikuti oleh kontribusi dari komponen Pembentukan Modal
tetap Domestik Bruto (PMTB) sebesar 0,9% dan konsumsi pemerintah sebesar
0,8%.
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih
3
Produk Domestik Bruto
Grafik 5
Kontribusi PDB menurut Pengeluaran
(%)
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Konsumsi Rumah
Tangga
Tw III-08**
Belanja barang pemerintah
mengalami ekspansi tertinggi
terhadap pertumbuhan konsumsi
pada triwulan III-2009
Konsumsi Pemerintah
Tw IV-08**
Investasi (PMTB)
Tw I-09***
Net Ekspor
Tw II-09***
Tw III-09***
Konsumsi domestik secara tahunan pada triwulan III-2009 tumbuh positif
sebesar 5,1% meskipun melambat dibandingkan dengan kondisi pada triwulan
II-2009 (5,4%) dan kondisi pada triwulan I-2009 (7,2%). Berdasarkan komponen
konsumsi, pengeluaran konsumsi pemerintah dalam bentuk belanja barang
mengalami ekspansi tertinggi yaitu sebesar 13,9% disamping konsumsi rumah
tangga bukan makanan (5,8%).
Grafik 6
Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi
(%)
20
16
12
8
4
0
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I
2007*
Pengeluaran investasi secara
tahunan tumbuh
Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I
2008**
Tw II
Tw III
2009***
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Konsumsi makanan
Konsumsi bukan makanan
Pengeluaran Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) secara
tahunan pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar 4,0% atau meningkat
dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 2,6% pada triwulan sebelumnya.
Berdasarkan komposisinya, pertumbuhan PMTB tersebut terutama didorong oleh
pertumbuhan investasi bangunan (8,8%) serta pertumbuhan mesin &
perlengkapan dalam negeri (1,6%). Sementara itu, PMTB dalam bentuk mesin &
perlengkapan dari luar negeri menunjukkan penurunan terbesar yaitu -14,8%.
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih
4
Produk Domestik Bruto
Grafik 7
Pertumbuhan Pengeluaran Investasi
(%)
80
60
40
20
0
-20
-40
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
2007*
Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
2008**
Tw III
2009***
Bangunan
Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri
Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri
Alat Angkutan Dalam Negeri
Alat Angkutan Luar Negeri
Lainnya Dalam Negeri
Lainnya Luar Negeri
Ekspor barang dan jasa masih
kontraksi, namun melambat
dibandingkan periode
sebelumnya.
Perkembangan membaik pada pertumbuhan ekonomi secara umum juga
didukung oleh membaiknya kinerja neraca perdagangan meskipun masih berada
pada pertumbuhan negatif. Ekspor barang dan jasa Indonesia pada triwulan
III-2009 mengalami kontraksi sebesar -8,2% atau melambat dari periode
sebelumnya yang turun sebesar -15,5% dan dua periode sebelumnya (-18,7%).
Kontraksi nilai ekspor tersebut disebabkan oleh pertumbuhan negatif yang
terjadi baik pada komponen ekspor barang (-8,8%) maupun ekspor jasa
(-3,2%).
Grafik 8
Pertumbuhan dan Trend Pertumbuhan Ekspor Barang dan Jasa
(%)
30
Trend pertumbuhan ekspor jasa
20
10
0
Trend pertumbuhan ekspor barang
-10
-20
-30
I
II
III
IV
I
2006
III
IV
I
2007*
Ekspor Barang dan Jasa
Tren penurunan impor barang
dan jasa juga melambat
II
II
III
IV
I
2008**
Ekspor barang
II
III
2009***
Ekspor jasa
Sejalan dengan kontraksi yang terjadi pada komponen ekspor, pertumbuhan
tahunan (yoy) komponen impor barang & jasa pada triwulan III-2009 juga
mengalami kontraksi sebesar -18,3%, atau melambat dibandingkan periode
sebelumnya (-23,9%). Sumber kontraksi terjadi pada impor barang yaitu sebesar
-23,4%, sedangkan impor jasa masih menunjukkan peningkatan sebesar 1,2%.
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih
5
Produk Domestik Bruto
Grafik 9
Pertumbuhan dan Trend Pertumbuhan Impor Barang dan Jasa
(%)
30
Trend pertumbuhan impor barang
20
10
0
-10
Trend pertumbuhan impor jasa
-20
-30
-40
I
II
III
IV
I
II
2006
III
IV
II
2007*
III
IV
I
2008**
Impor barang dan jasa
Pertumbuhan ekonomi secara
triwulanan didorong oleh PMTB
I
II
III
2009***
Impor barang
Impor jasa
Pertumbuhan ekonomi secara triwulanan (qtq) sebesar 3,9% terutama
didorong oleh ekspansi yang cukup tinggi pada permintaan domestik
terutama dari investasi (6,9%). Sementara itu, pengeluaran konsumsi hanya
tumbuh 1,5% terutama dari konsumsi rumah tangga (1,8%) sebagai dampak
dari faktor musiman yaitu bulan puasa dan perayaan hari lebaran. Sebaliknya,
konsumsi pemerintah yang telah tumbuh tinggi pada triwulan sebelumnya kini
mengalami kontraksi sebesar 0,5%. Komponen ekspor dan impor barang & jasa
pada triwulan III-2009 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 8,5%
dan 8,3% atau lebih tinggi dari peningkatan pada triwulan II-2009.
Dilihat dari sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi secara triwulanan,
PMTB memberikan kontribusi paling tinggi yakni sebesar 1,5%, diikuti oleh
kontribusi dari konsumsi rumah tangga (1,1%) dan kontribusi dari net ekspor
sebesar 1,0%.
Perkembangan PDB Deflator
Pertumbuhan PDB deflator pada
triwulan III-2009 melambat secara
tahunan dan triwulanan
Perkembangan PDB Deflator sebagai cerminan dari perkembangan harga
pada triwulan III-2009 secara tahunan menunjukkan tren pertumbuhan
yang melambat, yaitu dari 7,5% pada triwulan II-2009 menjadi 4,6% pada
triwulan III-2009. Tren perlambatan pertumbuhan PDB deflator tersebut terjadi
sejak triwulan IV-2008. Di sisi lain, pertumbuhan PDB Deflator secara triwulanan
(q-t-q) yang sempat meningkat pada triwulan II-2009 sebesar 3,0%, namun
pada triwulan III-2009 kembali melambat menjadi sebesar 1,7%.
Grafik 10
Pertumbuhan PDB Deflator
(Indeks)
Pertumbuhan (%)
25.0
280
20.0
240
200
15.0
160
10.0
120
5.0
80
0.0
40
0
-5.0
I
II
III
IV
I
2006
III
IV
I
2007*
PDB Deflator
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih
II
Pertumbuhan (q-t-q)
II
III
2008**
IV
I
II
III
2009***
Pertumbuhan (y-o-y)
6
Tabel 1
Perkembangan Produk Domestik Bruto berdasarkan Lapangan Usaha
Harga Berlaku (miliar Rp)
LAPANGAN USAHA (SEKTOR)
Harga Konstan (miliar Rp)
2009***
2008**
2008**
2009***
Tw II
Tw III
Pertumbuhan
(yoy)
Kontribusi thd.
Pertumbuhan (yoy)
Pertumbuhan
(qtq)
Kontribusi thd.
Pertumbuhan (qtq)
2008**
2009***
2008**
2009***
2008**
2009***
2008**
2009***
2008**
2009***
Tw III
Tw II Tw III
Tw III
Tw II Tw III
Tw III
Tw II Tw III
Tw III
Tw II Tw III
Tw III
Tw II Tw III
Tw III
Tw II
Tw III
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan
207,518.8
214,126.3
236,725.5
79,375.6
75,928.9
81,508.0
15.6
15.6
16.3
3.4
2.5
2.7
0.5
0.4
0.4
7.2
3.5
7.3
1.0
0.5
1.0
2. Pertambangan & Penggalian
147,061.9
129,274.5
141,991.5
43,566.7
44,166.0
46,411.5
11.0
9.4
9.8
2.1
3.3
6.5
0.2
0.3
0.5
1.9
1.6
5.1
0.2
0.1
0.4
3. Industri Pengolahan
372,021.2
363,132.5
380,023.4
142,988.0
140,788.8
144,780.3
27.9
26.4
26.2
4.3
1.5
1.3
1.2
0.4
0.3
3.1
1.5
2.8
0.8
0.4
0.7
4. Listrik, Gas, & Air Bersih
Tw III
Pangsa terhadap PDB
(%)
10,513.8
11,799.9
11,878.7
3,823.1
4,314.2
4,382.8
0.8
0.9
0.8
10.4
15.4
14.6
0.1
0.1
0.1
2.3
8.1
1.6
0.0
0.1
0.0
5. Bangunan
113,414.4
135,766.4
145,324.6
33,242.7
34,276.0
36,164.9
8.5
9.9
10.0
7.6
6.4
8.8
0.5
0.4
0.5
3.2
2.5
5.5
0.2
0.2
0.3
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
183,398.0
182,420.1
193,800.2
94,361.1
89,662.3
93,778.0
13.8
13.3
13.3
8.4
(0.3)
(0.6)
1.4
(0.1)
(0.1)
4.9
2.5
4.6
0.8
0.4
0.8
7. Pengangkutan & Komunikasi
81,133.3
86,947.4
91,849.9
42,345.2
47,613.1
50,053.3
6.1
6.3
6.3
15.5
17.5
18.2
1.1
1.4
1.4
4.5
4.7
5.1
0.4
0.4
0.5
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
94,527.8
99,622.0
101,986.2
50,080.9
51,801.0
52,550.4
7.1
7.2
7.0
8.6
5.3
4.9
0.8
0.5
0.5
1.8
0.6
1.4
0.2
0.1
0.1
122,927.6
152,025.1
148,922.2
48,783.5
51,802.9
51,635.9
9.2
11.1
10.3
7.2
7.4
5.8
0.6
0.7
0.5
1.1
3.1
(0.3)
0.1
0.3
(0.0)
1,332,516.8
1,375,114.2
1,452,502.2
538,566.8
540,353.2
561,265.1
100.0 100.0 100.0
6.4
4.0
4.2
6.4
4.0
4.2
3.7
2.4
3.9
3.7
2.4
3.9
1,188,232.6
1,276,630.4
1,343,047.9
502,547.3
505,158.7
525,450.7
89.2
92.8
92.5
6.9
4.4
4.6
6.4
4.1
4.3
3.9
2.6
4.0
3.6
2.4
3.8
144,284.2
98,483.8
109,454.3
36,019.5
35,194.5
35,814.4
10.8
7.2
7.5
(0.1)
(1.0)
(0.6)
(0.0)
(0.1)
(0.0)
1.3
(0.4)
1.8
0.1
(0.0)
0.1
9. Jasa-Jasa
Produk Domestik Bruto
PDB Non Migas
PDB Migas
Sumber : BPS (diolah)
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih
7
1
7
Tabel 2
Perkembangan Produk Domestik Bruto berdasarkan Penggunaan
Harga Berlaku (miliar Rp)
KOMPONEN
1. Pengeluaran Konsumsi
2009***
2008**
Pangsa terhadap PDB
(%)
Harga Konstan (miliar Rp)
2008**
Tw III
Tw II
Tw III
Tw III
2009***
Tw II
2008**
Tw III
Tw III
2009***
Tw II
Pertumbuhan Tahunan
(yoy)
2008**
Tw III
Tw III
2009***
Tw II
Kontribusi thd. Pertumbuhan
Tahunan (yoy)
2008** 2008**
Tw III
Tw II
Tw III
Pertumbuhan Triwulanan
(qtq)
2009***
2008**
Tw II Tw III
Tw III
2009***
Tw II
Kontribusi thd. Pertumbuhan
Triwulanan (qtq)
2008** 2008**
Tw III
Tw II
Tw III
2009***
Tw II Tw III
883,140.3
944,403.1
975,648.4
343,054.0
356,239.8
361,680.4
63.7
65.9
64.4
6.3
6.3
5.4
3.6
4.0
4.0
3.5
2.3
2.8
1.5
2.4
1.5
1.8
2. Konsumsi rumah tangga
777,102.7
808,660.1
843,107.7
300,237.5
308,811.7
314,497.3
55.7
57.1
56.0
5.3
4.8
4.7
3.2
3.0
2.7
2.6
1.9
0.2
1.8
0.8
1.1
0.1
1.1
3. Konsumsi pemerintah
106,037.6
135,743.0
132,540.7
42,816.6
47,428.1
47,183.1
8.0
8.8
8.4
14.1
17.0
10.2
0.4
1.0
1.3
0.8
5.6
23.7
-0.5
1.7
0.4
1.7
0.0
373,270.0
429,181.3
462,618.1
128,764.7
125,549.0
134,177.7
23.9
23.2
23.9
9.5
3.2
4.2
2.4
2.2
0.7
1.0
5.8
5.0
6.9
0.2
1.4
1.1
1.6
369,257.7
425,102.9
457,456.5
127,126.1
123,992.4
132,149.3
23.6
22.9
23.5
12.2
2.6
4.0
2.7
2.7
0.6
0.9
5.2
2.3
6.6
0.7
1.2
0.5
1.5
4,012.2
4,078.3
5,161.6
1,638.6
1,556.6
2,028.4
0.3
0.3
0.4
-61.3
88.2
23.8
-0.2
-0.5
0.1
0.1
98.2
196.0
30.3
-0.5
0.2
0.6
0.1
4. Investasi
5. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
6. Perubahan Inventory
Diskrepansi Statistik
1.0
80,078.6
-38,659.8
-4,701.6
21,046.1
-68.2
1,519.5
3.9
0.0
0.3
-12.6
-100.5
-92.8
0.6
-0.6
-2.8
-3.6
44.4
-101.0
2,328.0
0.3
1.2
-1.3
0.3
1,256,410.2
1,373,584.4
1,438,266.5
471,818.8
481,788.8
495,858.1
87.6
89.2
88.3
7.2
5.4
5.1
6.0
6.3
4.8
4.5
3.3
3.4
2.9
2.6
2.9
3.0
2.6
8. Ekspor bersih
-3,972.8
40,189.6
18,937.3
45,702.0
58,632.6
63,887.5
8.5
10.9
11.4
9.0
22.5
39.8
-0.2
0.7
2.1
3.4
-4.5
7.1
9.0
-0.2
-0.4
0.7
1.0
9. Ekspor barang dan jasa
384,468.2
323,205.9
341,752.8
263,606.1
223,004.3
241,885.3
48.9
41.3
43.1
10.6
-15.5
-8.2
6.0
5.0
-7.9
-4.0
-0.1
7.5
8.5
1.7
-0.1
3.0
3.5
10. Impor barang dan jasa
388,441.0
283,016.3
322,815.5
217,904.1
164,371.7
177,997.8
40.5
30.4
31.7
11.0
-23.9
-18.3
6.1
4.3
-10.0
-7.4
0.8
7.7
8.3
1.9
0.3
2.2
2.5
1,332,516.1
1,375,114.2
1,452,502.2
538,566.8
540,353.2
561,265.1
100.0
100.0
100.0
6.4
4.0
4.2
6.4
6.4
4.0
4.2
3.7
2.4
3.9
2.8
3.7
2.4
3.9
7. Permintaan domestik
Produk Domestik Bruto
Sumber : BPS (diolah)
Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih
7
2
8
Download